Bukan Cuma ‘Turunan’, 4 Hal Ini Jadi Faktor Penentu Ukuran Mr P

Jakarta

Sebagian besar pria mungkin selalu memiliki kekhawatiran tentang ukuran Mr P alias penis. Tak jarang ukuran organ vital ini memengaruhi kepercayaan diri pria ketika di ranjang.

Padahal sangat wajar jika ukuran penis setiap pria berbeda-beda. Sebab bukan hanya karena genetik, ada banyak faktor yang memengaruhinya. Dikutip dari Medical News Today, inilah berbagai macam faktor yang memengaruhi besar kecilnya ukuran penis.

1. Genetik


Sudah menjadi rahasia umum jika genetik menjadi salah satu faktor penentu yang memengaruhi ukuran penis. Pria memiliki kromosom XY yang diwariskan dari kedua orang tua nya.

Kromosom Y yang didapat dari ayah menentukan perkembangan penis dan testis. Sementara kromosom X dari ibu memengaruhi panjang dan lingkar penis.

Banyaknya gen yang terkandung dalam kromosom memungkinkan adanya perbedaan ukuran penis, bahkan di antara saudara kandung.

2. Hormon

Seperti halnya estrogen dan progesteron yang memengaruhi karakteristik seksual wanita serta beberapa bagian tubuhnya, hormon seks pria atau androgen juga berkontribusi pada pertumbuhan testis dan penis.

Selama pubertas, kelenjar pituitari akan menghasilkan lebih banyak hormon luteinizing dan hormon perangsang folikel. Kedua hormon inilah yang memengaruhi produksi testosteron dan sperma. Tak hanya itu, kondisi langka seperti defisiensi 5 alfa reduktase dan hiperplasia adrenal kongenital juga memengaruhi kadar testosteron serta penampilan penis.

3. Polutan Lingkungan

Polutan lingkungan termasuk pestisida, plasticizer, dan bahan kimia lainnya bisa berdampak negatif pada ukuran penis. Bahan kimia tersebut dapat menjadi pengganggu endokrin dan memengaruhi gen serta hormon.

Menurut kedua studi di 2015 dan 2016, paparan prenatal terhadap bahan kimia berdampak negatif pada perkembangan genital bayi laki-laki yang baru lahir.

4. Nutrisi

Malnutrisi pada masa remaja dapat menunda pubertas normal. Seorang pria yang mengalami pubertas tertunda biasanya ditandai dengan beberapa gejala, salah satunya memiliki penis dan testis yang lebih kecil.

Sementara itu faktor lain seperti lemak tubuh dan rambut di sekitar kemaluan hanya membuat penis terlihat lebih besar ataupun kecil tanpa memengaruhi ukuran penis yang sebenarnya.

(naf/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Tak Disangka, Ternyata Ini Posisi Seks yang Bikin Orgasme Wanita Lebih ‘Jos’


Jakarta

Bukan rahasia lagi jika saat berhubungan intim, baik pria maupun wanita ingin mencapai orgasme atau klimaks. Bagi banyak orang, saat pasangan mencapai orgasme berarti mereka merasakan kenikmatan dan kesenangan dari hubungan tersebut.

Namun, seringkali wanita lebih sulit untuk mencapai klimaks saat bercinta dibandingkan pria. Untuk mencapai ‘kenikmatan’ tersebut, pasangan suami istri harus memahami posisi seks yang tepat.

Sebuah studi mengungkapkan posisi seks yang paling efektif sampai membuat wanita orgasme. Tapi, siapa sangka kalau posisi itu adalah posisi misionaris, yang kerap dianggap membosankan.


Penelitian ini dilakukan oleh klinik ginekologi swasta New H Medical di New York, Amerika Serikat. Mereka mengungkapkan bahwa posisi seks misionaris dengan meletakkan bantal di bawah pinggul dinilai paling efektif.

Dokter sekaligus kepala penelitian, Kimberley Lovie, menyebut bahwa riset yang membandingkan berbagai posisi seks dengan orgasme masih sangat terbatas.

“(Studi ini) bertujuan untuk membandingkan aliran darah klitoris sebelum dan sesudah koitus di masing-masing lima posisi, setelah periode waktu standar,” kata Lovie yang dikutip dari Independent UK.

Untuk menjalankan studi tersebut, peneliti melibatkan pasangan sukarelawan untuk dipindai menggunakan ultrasound selama mereka bercinta. Para pasangan diminta bercinta menggunakan lima posisi seks yang populer selama 10 menit.

Peneliti juga memeriksa posisi mana yang paling berhasil untuk merangsang aliran darah ke klitoris. Hasilnya, posisi seks misionaris dengan meletakkan bantal di bawah pinggul yang paling efektif membuat wanita orgasme.

Selain itu, penelitian ini juga mengungkap posisi seks yang ternyata kurang efektif untuk mencapai klimaks. Posisi yang kurang efektif membuat wanita orgasme yakni doggy style.

“Posisi berlutut atau masuk melalui arah belakang, seperti doggy style, membuat kontak langsung klitoris yang paling sedikit. Itu juga menghasilkan peningkatan aliran darah yang tidak signifikan dibandingkan posisi tatap muka (misionaris),” lanjutnya.

Tak hanya itu, studi ini juga membuktikan bahwa erangan yang keluar saat pasangan bercinta bukanlah bagian dari orgasme. Temuan ini cukup berbeda dengan beberapa studi yang dilakukan sebelumnya.

Dari hasil studi yang dipublikasikan di The Journal of Sexual Medicine itu, peneliti merekomendasikan untuk menghilangkan erangan atau moaning dari kriteria orgasme.

(sao/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

6 Bau Tak Normal Pada Miss V yang Wajib Diwaspadai


Jakarta

Normalnya, vagina memiliki aroma yang khas dan dapat berubah-ubah sebagai respons terhadap seks, menstruasi, serta kehamilan. Namun, perlu diwaspadai, jika vagina mengeluarkan bau tidak sedap yang kuat dengan disertai keluarnya cairan, bisa menjadi tanda masalah kesehatan.

Bau vagina seringkali bergantung pada tingkat pH, karena pH yang tepat mencegah terjadinya infeksi yang bisa mengakibatkan bau tidak sedap pada vagina. Di sisi lain ketidakseimbangan flora vagina menyebabkan area kewanitaan ini berbau amis, apek, dan umumnya tidak sedap. Dikutip dari Cleveland Clinic, berikut jenis bau vagina yang dikatakan normal dan abnormal.

1. Bau agak asam atau tajam

Vagina dengan bau agak asam atau tajam ini tergolong normal dan menjadi tanda bahwa tingkat pH pada flora vagina sedikit lebih asam daripada biasanya. Aroma ini dikaitkan dengan bakteri baik di area kewanitaan.


Sebagian orang menggambarkan baunya seperti ragi mirip dengan roti.

2. Bau sedikit manis atau pahit

Bau vagina normal lainnya yakni aroma yang sedikit manis atau pahit seperti roti jahe. Kondisi ini menjadi tanda bahwa tingkat pH telah berubah, sehingga mengeluarkan aroma yang sedikit manis.

3. Bau bahan kimia

Terkadang vagina bisa memiliki bau yang mirip dengan bahan kimia seperti amonia. Vagina yang berbau seperti amonia bisa saja menjadi tanda ada penumpukan sisa urine di alat kelamin atau vulva. Selain itu, bau ini juga dapat menjadi tanda dehidrasi.

4. Bau badan

Pada beberapa kasus, bisa saja aroma vagina sama seperti bau badan. Bau seperti ini biasanya dialami ketika seseorang mengalami stres, karena kondisi ini menghasilkan cairan atau keringat berlebih.

5. Bau amis

Bacterial vaginosis (BV) dan trikomoniasis, bertanggung jawab atas bau amis yang ada di vagina. Bau ini mungkin semakin kuat setelah berhubungan seks.

Gejala umum lainnya yang harus diwaspadai yakni keputihan berwarna putih keabu-abuan dan keluarnya cairan berwarna kuning kehijauan.

6. Bau busuk

Ketika seseorang lupa melepas tampon hingga beberapa hari, akan tercium bau seperti daging busuk pada vagina. Selain menimbulkan bau busuk, kondisi ini juga bisa menyebabkan iritasi dan juga infeksi pada area kewanitaan.

Area kewanitaan setiap orang memiliki aroma yang unik dan itu sangat normal. Namun, vagina dengan bau tidak sedap hingga berhari-hari dengan disertai gejala lainnya, menjadi tanda dari masalah kesehatan yang cukup serius.

(naf/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

3 Makanan Ini Bikin Libido Anjlok, Kurang-kurangi jika Ingin ‘On Fire’ di Ranjang


Jakarta

Tak heran, banyak pasangan menjajal cara ini-itu untuk meningkatkan performa bercinta. Sebab terlepas dari kenikmatannya, kehidupan seks yang berkualitas dapat meningkatkan kerekatan hubungan suami-istri.

Sudah banyak yang tahu, asupan makanan dan minuman tertentu dapat mempengaruhi kualitas seks. Pasalnya, seksualitas seseorang memang tak terlepas dari faktor gaya hidup.

“Masalah yang mempengaruhi kinerja seksual, seperti disfungsi ereksi, bisa dikaitkan dengan makanan. Menerapkan pola makan seimbang adalah salah satu hal terbaik yang dapat Anda lakukan untuk menjaga kehidupan seks yang sehat,” kata dr Neel Patel dikutip dari The Sun, Kamis (4/1/2024).


Nyatanya menurut ahli, ada sejumlah makanan yang sebaiknya dihindari jika pasutri ingin menjaga gairah bercinta. Sebab, makanan-makanan ini dipercaya dapat menurunkan gairah bercinta, yang nantinya berpengaruh terhadap penurunan kualitas aktivitas seks.

Lantas, apa saja makanan yang dimaksud? Berikut penjelasannya:

1. Minuman beralkohol

“Konsumsi berlebihan dapat membatasi aliran darah ke penis sehingga menyebabkan disfungsi ereksi,” ujar dr Patel seraya menjelaskan, baik pria maupun wanita bisa mengalami penurunan sensitivitas setelah minum alkohol.

Bahkan lebih lanjut, kebiasaan mengkonsumsi alkohol dalam jumlah banyak dapat menyebabkan masalah seksualitas pada pria berupa penyusutan testis, pengecilan ukuran penis, hilangnya rambut kemaluan dan tubuh , serta kondisi lain seperti komplikasi sirosis (penyakit hati) dan pembesaran payudara.

Sementara pada wanita, penelitian menemukan bahwa wanita yang minum alkohol memiliki kemungkinan 74 persen lebih tinggi mengalami disfungsi seksual, seperti penurunan hasrat dan gairah bercinta.

2. Makanan berlemak

“Kolesterol tinggi dan obesitas merupakan dua faktor yang berkontribusi terhadap berkembangnya aterosklerosis, arteri menjadi keras dan sempit akibat penumpukan plak,” terang dr Patel. Imbas kondisi tersebut, aliran darah ke penis berkurang dan pria berisiko kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi.

Seiring itu, ahli gizi dr Pamela Mason menjelaskan, asupan makanan olahan yang banyak dapat menyebabkan penambahan berat badan dan seseorang menjadi cepat lelah. Imbasnya, baik pria atau wanita berisiko mengalami penurunan gairah seks.

“Makan berlebihan dalam bentuk apa pun akan mengurangi gairah seks dan penambahan berat badan merupakan faktor risiko utama menurunnya libido.” tuturnya.

3. Makanan manis

“Asupan gula yang tinggi juga dapat mempengaruhi kinerja seksual, karena dapat menyebabkan diabetes yang dapat mempengaruhi saraf dan pembuluh darah Anda,” ungkap dr Patel.

Juga menurut Diabetes UK, pria dengan penyakit diabetes memiliki risiko tiga kali lebih tinggi untuk kesulitan mendapatkan atau mempertahankan ereksi. Karena itulah, asupan makanan yang terlalu banyak dikhawatirkan bisa memicu disfungsi ereksi dan mengurangi gairah seks.

(vyp/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Tinggi Badan Berkaitan dengan Ukuran Mr P, Mitos atau Fakta? Nih Risetnya


Jakarta

Banyak orang meyakini ukuran penis bisa diperkirakan dari tinggi badan seseorang. Padahal, hal tersebut tidak sepenuhnya benar.

Dalam sebuah riset, terlihat jelas dari perbandingan dua orang dalam keadaan non-ereksi. Pria kurus dengan tinggi badan 170 cm memiliki panjang penis 14 sentimeter, sementara pria lain dengan tinggi 180 sentimeter mempunyai penis berukuran enam sentimeter.

Bukti kasus tersebut jelas mematahkan anggapan banyak orang, dipastikan ukuran penis yang konon berkaitan dengan tinggi badan hanyalah mitos belaka.


David Veale, dari King’s College London dan South London dan Maudsley NHS Foundation Trust di Inggris, menilai banyak pria terlalu mengkhawatirkan ukuran penis mereka.

“Pria mungkin datang ke ahli urologi atau klinik pengobatan seksual karena khawatir dengan ukuran penis mereka, meskipun ukurannya berada dalam kisaran normal,” sebutnya, dikutip dari Medical News Today, Kamis (4/1/2023).

“Beberapa pria yang terlalu sibuk dan sangat tertekan dengan ukuran penis mereka mungkin juga didiagnosis mengidap gangguan dismorfik tubuh (BDD), di mana keasyikan, kesadaran diri yang berlebihan, dan tekanan terfokus pada ukuran atau bentuk penis mereka.”

BDD diperkirakan mempengaruhi sekitar satu persen populasi Amerika, dan orang yang didiagnosis dengan kondisi ini juga lebih mungkin mengidap gangguan obsesif-kompulsif (OCD), gangguan kecemasan sosial, depresi, dan gangguan makan.

Meskipun penelitian sebelumnya telah mengukur ukuran penis dalam berbagai sampel, Dr. Veale dan rekannya mencatat bahwa belum pernah ada tinjauan sistematis formal mengenai pengukuran penis.

Mereka kemudian meninjau 17 penelitian tentang pengukuran penis yang melibatkan 15.521 pria berusia 17 tahun ke atas dengan menggunakan prosedur standar, semua pria diukur panjang dan lingkar, atau ketebalan, penis mereka oleh profesional kesehatan saat penis mereka dalam keadaan non-ereksi dan ereksi.

Hasilnya menunjukkan rata-rata panjang penis saat tidak ereksi adalah 9,16 sentimeter dan 13,24 sentimeter saat diregangkan. Saat ereksi, rata-rata panjang penis adalah 13,12 sentimeter.

Karenanya, bisa disimpulkan tidak ada kaitan antara ukuran penis dengan tinggi badan.

(naf/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

8 Makanan Agar Miss V Gampang ‘Basah’, Penetrasi Jadi Lebih Mudah

Jakarta

Vagina terlalu kering adalah salah satu masalah pada kesehatan alat kelamin wanita. Hal ini berdampak pada beberapa hal, salah satunya rasa tidak nyaman saat melakukan hubungan seksual.

Masalah ini dapat ditangani, antara lain dengan mengkonsumsi makanan yang membantu vagina memproduksi pelumas alami.

Simak artikel ini untuk mengetahui 8 makanan agar vagina gampang basah sehingga penetrasi bisa jadi lebih mudah.


Makanan Penghasil Pelumas Alami

Berikut ini 8 makanan sehat yang membantu vagina menghasilkan pelumas alami:

1. Ikan Laut

Dikutip dari Pathway Medicine, ikan tidak hanya baik untuk kesehatan otak, tetapi juga baik untuk kesehatan vagina. Misalnya ikan salmon dan ikan tuna yang kaya akan asam lemak omega-3 dan memberikan pelumasan alami yang sangat baik.

2. Kacang-kacangan

Dalam situs The Health Site, dijelaskan bahwa kacang-kacangan mengandung asam lemak esensial yang tinggi dan banyak nutrisi penting. Asam lemak esensial diperlukan untuk memproduksi air mata pada mata, juga untuk pelumasan pada alat kelamin.

3. Biji-bijian Utuh

Masalah hormonal juga bisa menyebabkan vagina kering. Serat pada biji-bijian utuh membantu mengatur ketidakseimbangan hormon sehingga membuat vagina sehat dan kembali memproduksi pelumas alami secara optimal. Biji-bijian utuh meliputi biji rami atau gandum utuh.

4. Lidah Buaya

Lidah buaya sudah terkenal dapat menyehatkan kulit dengan cara mengoleskan gelnya. Ini juga bisa dioleskan ke vagina agar lembap sekaligus menjadi pelumas alami.

Selain dioles, daging lidah buaya juga bisa dijus untuk diminum. Jus ini bermanfaat untuk meningkatkan lubrikasi pada vagina.

5. Apel

Sejumlah buah juga baik untuk kesehatan vagina, salah satunya apel yang kaya akan fitoestrogen atau senyawa yang meniru aksi estrogen sintetis. Mengkonsumsi 1-2 apel dalam sehari dapat mengurangi gejala menopause, termasuk vagina kering.

6. Alpukat

Dikutip dari Healthline, alpukat adalah buah super yang mengandung lemak sehat, vitamin B6, dan kalium, sehingga meningkatkan libido dan lubrikasi alami. Selain memakan alpukat secara langsung, kamu juga bisa memanfaatkan minyaknya.

7. Kedelai

Selanjutnya ada kedelai yang juga mengandung fitoestrogen. Ini bermanfaat untuk meningkatkan kesehatan vagina, terutama pada orang yang mengalami penurunan kadar estrogen.

Pilih kedelai yang dimasak alami atau olahan kedelai yang diproses secara minimal seperti edamame, tempe, dan tahu. Produk tersebut memungkinkan tubuh menahan lebih banyak air sehingga menjaga kelembapan.

8. Sayuran

Terakhir adalah sayuran, terutama yang berdaun hijau gelap. Sayuran mengandung antioksidan, vitamin E, magnesium, dan kalsium yang baik untuk kesehatan vagina. Sayuran ini misalnya kangkung, sawi, bayam, dan lobak.

Gejala Vagina Kering

Berikut ini gejala-gejala vagina kering yang dilansir dari NHS:

  • Rasa ingin buang air kecil lebih sering dari biasanya
  • Terasa perih atau gatal di dalam dan di sekitar vagina
  • Nyeri atau ketidaknyamanan saat berhubungan seks
  • Sering mengalami infeksi saluran kemih (ISK)

Penyebab Vagina Kering

Selain gejala, ketahui pula penyebab vagina kering. Antara lain sebagai berikut:

  • Mengalami menopause
  • Menyusui
  • Minum pil kontrasepsi atau antidepresan
  • Menjalani pengangkatan rahim
  • Sedang menjalani perawatan kanker, seperti kemoterapi
  • Tidak terangsang saat berhubungan seks
  • Menggunakan sabun wangi, sabun pencuci atau douche di dalam dan di sekitar vagina
  • Mengalami diabetes atau sindrom Sjögren

Itulah tadi 8 makanan yang dapat dikonsumsi untuk meningkatkan produksi pelumas alami pada vagina.

(bai/inf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

6 Tanda Wanita Pura-pura ‘Klimaks’, Salah Satunya Bisa Terlihat di Wajah

Jakarta

Orgasme merupakan fase puncak yang selalu ingin dicapai oleh pria maupun wanita saat berhubungan intim. Saat keduanya mencapai titik orgasme, maka tingkat keintiman dalam hubungan seks bisa meningkat.

Namun, ada kalanya wanita berpura-pura merasakan orgasme saat sedang bercinta. Apa sih alasannya?

Ada banyak hal yang membuat wanita berpura-pura orgasme saat bercinta. Misalnya, untuk menyenangkan perasaan pasangan, atau ingin cepat-cepat mengakhiri sesi bercinta.


Padahal, berpura-pura orgasme dapat menimbulkan dampak negatif baik terhadap pasangan maupun diri sendiri. Lantas, seperti apa ciri-ciri wanita yang pura-pura orgasme saat berhubungan intim?

Tanda Wanita Pura-pura Orgasme

Tanda wanita berpura-pura orgasme dapat dilihat dari gestur tubuh. Dikutip dari berbagai sumber, berikut ciri-ciri wanita yang berpura-pura orgasme:

1. Tidak ada kontraksi vagina

Saat wanita mengalami orgasme, otot-otot vagina akan mengalami kontraksi dan ‘mencengkram’ penis. Dikutip dari laman Healthsite, wanita yang akan mencapai orgasme bisa mengalami 10 hingga 15 kali kontraksi vagina.

Jika wanita mengalami orgasme tanpa adanya kontraksi vagina, maka pria harus hati-hati. Bisa jadi itu artinya wanita berpura-pura orgasme.

2. Puting payudara tidak membesar

Saat merasakan rangsangan seksual, tubuh wanita akan mengalami sejumlah perubahan. Misalnya, perubahan ukuran pada puting payudara.

Sekilas hal ini memang tidak terlalu terlihat. Namun pada wanita yang terangsang secara seksual, apalagi sampai mencapai orgasme, maka puting payudaranya akan tampak sedikit ‘mancung’ dan mengeras.

Jika perubahan ini tidak terjadi, artinya pasangan wanita tidak merasakan rangsangan seksual yang dibutuhkan untuk bisa mencapai orgasme, atau malah sama sekali tidak merasakan rangsangan seksual apapun.

3. Tubuh tidak bergetar

Sama seperti pria, tubuh wanita juga akan sedikit bergetar saat mengalami orgasme. Hal ini terjadi akibat kontraksi otot saat mencapai klimaks. Karenanya, orgasme yang tidak disertai ‘getaran’ bisa menjadi tanda kalau pasangan wanita pura-pura orgasme.

4. Menghindari kontak mata

Saat orgasme, tubuh wanita akan melepaskan hormon oksitosin yang membuatnya ingin bermesraan dengan pasangan pria, misalnya dengan menatap wajah pasangan.

Namun, wanita yang pura-pura orgasme cenderung menghindari melakukan hal tersebut. Biasanya, hal ini disebabkan oleh rasa bersalah karena sudah membohongi pasangannya. Jadi, jika pasangan wanita menghindari kontak mata setelah seks, maka hal itu bisa menjadi tanda kalau dia baru saja berpura-pura orgasme.

5. Napas teratur

Seiring mencapai orgasme, irama napas biasanya akan semakin bertambah cepat. Saat sudah mencapai orgasme, biasanya butuh waktu sekitar satu menit agar napas bisa kembali normal.

Namun pada orgasme palsu, irama napas wanita dapat kembali normal dalam waktu yang sangat singkat. Bahkan, wajahnya tidak terlihat seperti orang yang baru saja tersengal.

6. Wajah dan tubuh tidak memerah

Saat mengalami orgasme, wajah dan tubuh wanita akan menunjukkan gejala berupa kemerahan. Hal ini disebabkan oleh peningkatan detak jantung dan tekanan darah yang mencapai titik puncaknya saat sedang orgasme. Kondisi ini dikenal juga dengan istilah ‘sex flush’.

Pada wanita, sex flush biasanya akan muncul di sekitar payudara dan kemudian menyebar ke area seperti dada, wajah, tangan, hingga telapak kaki. Sex flush juga bisa membuat klitoris berubah warna menjadi merah gelap.

Jika gejala-gejala kemerahan di atas tidak terjadi setelah orgasme, maka besar kemungkinan pasangan wanita pura-pura orgasme saat bercinta.

(ath/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Cairan Miss V Tertelan saat Seks Oral, Bahaya Nggak Sih? Ini Penjelasannya

Jakarta

Saat orgasme, wanita juga mengeluarkan cairan ejakulasi dari vaginanya. Cairan ini disebut dengan air mani.

Meski memiliki tekstur yang mirip, tapi air mani yang keluar dari vagina tidaklah sama dengan cairan semen laki-laki. Air mani wanita biasanya kental dan tampak seperti susu, serta dihasilkan oleh kelenjar paraurethral atau skene di uretra.

Sedangkan semen merupakan campuran sperma dan cairan dari prostat, vesikula seminalis, dan kelenjar bulbouretral. Cairan ini membantu sperma melakukan perjalanan ke sel telur untuk pembuahan.


Namun jika wanita mencapai klimaks lalu mengeluarkan air mani ketika seks oral, apakah berbahaya saat pasangannya menelan cairan tersebut? Dan apakah ada efeknya atau bahaya bagi kesehatan akibat itu?

Tentang Cairan Vagina

Dilansir laman Medical News Today, ejakulasi atau keluarnya air mani wanita dari uretra terjadi ketika orgasme. Adapun uretra merupakan saluran yang membawa urin dari kandung kemih ke luar tubuh.

Yang disebut air mani perempuan terdapat dua jenisnya:

  1. Cairan kental yang tampak seperti susu mirip dengan semen pria. Cairan ini diproduksi oleh saluran skene atau yang kadang disebut prostat wanita. Analisis menunjukkan bahwa cairan ejakulasi wanita mengandung asam prostat fosfatase (PSA), yakni enzim yang ada dalam air mani pria yang membantu motilitas sperma. Selain itu, air mani ini biasanya juga mengandung fruktosa, salah satu bentuk gula.
  2. Cairan encer tidak berwarna dan tak berbau yang berasal dari kandung kemih. Cairan ini keluarnya dengan cara memancar dan kerap disamakan dengan urine, tapi keduanya berbeda, ya. Namun, beberapa penelitian kecil ada yang menemukan bahwa air mani jenis ini mengandung sedikit urine.

Wanita mengeluarkan cairan ini dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan air mani jenis yang kental. Dan cairan ini juga bisa mengandung PSA.

Selain itu, air mani wanita yang sehat umumnya pula mengandung berbagai komponen, termasuk asam sitrat, asam amino bebas, senyawa mineral, probiotik, elektrolit, protein, seng, lemak, kolesterol, dan vitamin B12.

Cairan yang keluar saat wanita orgasme adalah hal yang normal. Volume cairan yang dikeluarkan juga dapat berbeda tiap orangnya.

Apakah Aman Menelan Cairan Vagina?

Mengutip dari Man Matters, air mani wanita relatif aman jika tertelan. Cairan ini juga mengandung sejumlah komponen seperti probiotik hingga protein.

Namun perlu diingat, walau terdapat bakteri baik Lactobacillus di area miss V yang berfungs menjaga tingkat keasaman atau pH normal, ada pula bakteri jahat yang dikenal sebagai bakteri anaerob. Bakteri anaerob dalam konsentrasi tinggi di vagina yang tidak terjaga kebersihannya bisa menyebabkan penyakit vaginosis bakterial.

Dokter spesialis Obstetri dan Ginekologi, dr Hari Nugroho, SpOG, juga menyebutkan bahwa bakteri baik di vagina belum tentu tetap baik jika sampai di rongga mulut. Karena bisa saja berubah menjadi bakteri yang tidak baik.

Begitu juga dengan bakteri di mulut. Bakteri yang baik mungkin berubah dan menjadi berbahaya jika berkembang di miss V.

Selain itu, harus tetap berhati-hati karena jika wanita mengidap penyakit menular seksual (PMS) atau infeksi saluran kemih (ISK) maka penyakit itu dapat tertular melalui cairan dari kelaminnya.

Bukan cuma itu, seseorang juga bisa alergi air mani. Ini terjadi ketika sistem imun tubuh bereaksi terhadap protein di dalamnya. Kondisi ini disebut dengan Human Seminal Plasma Hypersensitivity (HSP).

Jadi, selama pasangan sehat yaitu tidak terkena PMS atau ISK, juga selama kamu tidak HSP maka menelan cairan ejakulasi wanita masih bisa dikatakan aman.

Nah, bagaimana nih buat kamu para pria yang sebelumnya kebingungan tentang efek menelan air mani perempuan, sekarang sudah paham bukan penjelasannya?

(fds/fds)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

4 Kebiasaan Sehari-hari yang Rupanya Bikin Anjlok Gairah Bercinta


Jakarta

Kualitas hubungan seks bukan hanya mempengaruhi kenikmatan, melainkan juga kerekatan hubungan suami dan istri. Maka dari itu, penting untuk menjaga gaya hidup sehari-hari, agar performa di ranjang senantiasa terjaga.

Nyatanya, secara medis gaya hidup termasuk yang berkenaan dengan aktivitas fisik, termasuk pola makan. Ada sejumlah makanan yang bisa mempengaruhi gairah bercinta. Salah satu yang sudah banyak diketahui masyarakat, terlalu banyak minum minuman beralkohol dapat menurunkan libido seseorang.

“Ada banyak hal yang jelas berkontribusi terhadap penurunan gairah seks, seperti terlalu banyak stres dan terlalu sedikit tidur, namun ada beberapa hal lain yang patut dipikirkan dalam kehidupan kita sehari-hari,” kata seksolog klinis Lawrence Siegel dikutip dari HuffPost, Minggu (7/1/2024).


Lantas di samping itu, apa saja kebiasaan yang secara tak disadari seringkali menurunkan gairah bercinta seseorang? Berikut penjelasannya:

1. Kebanyakan main handphone

Siapa sangka, terlalu banyak ‘scrolling’ media sosial sehari-hari bisa menurunkan gairah bercinta. Pasalnya, kebiasaan ini bisa membuat seseorang kesulitan ‘terhubung’ dengan tubuh sendiri.

Terlebih lagi, menurut terapis seks dan psikolog klinis Kelifen Pomeranz, kebiasaan terlalu banyak bermain handphone malam hari bisa menghambat interaksi tatap muka dan mengganggu keakraban hubungan pasutri.

“Meskipun interaksi online dapat memberikan tingkat kenyamanan, penting untuk mengalokasikan waktu offline untuk membina hubungan yang lebih dalam dengan mitra saat ini atau untuk mengeksplorasi potensi koneksi baru,” katanya.

Menurutnya, terlalu banyak bermain media sosial bisa membuat seseorang terisolasi secara sosial, serta berisiko mengalami stres dan kecemasan terus-menerus. Karena itulah, dorongan dan hasrat untuk bercinta menjadi anjlok.

“Media sosial juga dapat menjadikan keintiman dan ketertarikan terhadap pasangan sebagai korban dengan membandingkannya dengan gambar-gambar yang tidak realistis dan palsu yang mereka lihat, yang pada akhirnya mengakibatkan berkurangnya ketertarikan dan hasrat terhadap mereka,” katanya.

2. Terlalu banyak duduk

Sudah banyak yang mengetahui, aktivitas fisik yang terlalu minim sehari-hari bisa mendatangkan berbagai penyakit seperti masalah jantung dan diabetes. Namun, di samping itu, gaya hidup serba mager alias males gerak atau ‘sedentary lifestyle’ juga bisa menurunkan hasrat seks.

“Penelitian menunjukkan bahwa ada korelasi langsung antara peningkatan aktivitas fisik dan peningkatan kesehatan dan fungsi seksual. Selain itu, ketidakaktifan dapat berdampak buruk pada suasana hati, harga diri, dan persepsi pasangan,” beber Pomeranz.

Lebih lanjut menurut seksolog Goody Howard, kurang gerak fisik dapat membatasi aliran darah ke alat kelamin, yang merupakan kunci dari performa seks. Selain itu, duduk lama sepanjang hari dapat memicu ketegangan pada punggung bagian bawah, pinggul, glutes, dan otot dasar panggul.

NEXT: Terlalu banyak memikirkan pekerjaan

3. Terlalu banyak memusingkan pekerjaan

Tak hanya berisiko memicu stres dan menimbulkan masalah kesehatan, kecenderungan terlalu banyak bekerja di malam hari juga bisa mengganggu kualitas hubungan seks. Sebab, seringkali gegara dipusingkan dengan beban pekerjaan sepanjang hari, seseorang menjadi tak ada waktu untuk terpikir perihal nikmatnya momen bercinta.

“Jika pikiran tidak terbuka terhadap kesenangan atau masih fokus pada hari itu, akan sulit bagi sebagian orang untuk masuk ke dalam tubuh mereka, tidak peduli seberapa bagus sensasinya,” kata seksolog Luna Matatas.

Baca juga:

4. Kurang minum air putih

“Hidrasi merupakan bagian terpenting dari gairah, fungsi, orgasme, dan kesenangan,” kata Howard. Seraya ia menjelaskan, gairah seks dipengaruhi oleh kelancaran aliran darah yang juga dipengaruhi langsung kadar asupan air putih.

Selain itu menurut Howard, beberapa manfaat dari mengkonsumsi air putih adalah pelumasan vagina yang lebih baik, ereksi lebih kencang, peningkatan stamina, dan orgasme yang lebih baik.

(vyp/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Rekomendasi Bahan Celana Dalam Wanita ala Dokter Obgyn, Jangan Salah Pilih!


Jakarta

Memilih jenis celana dalam tak banyak disadari dapat berefek pada kesehatan organ reproduksi. Mengenakan pakaian dalam salah tidak hanya dapat menyebabkan selip, namun juga bisa menyebabkan infeksi.

“Secara umum pakaian dalam yang pas, dapat mengatur suhu, dan terbuat dari bahan alami adalah pakaian dalam yang paling ideal,” ucap Dr Somo Javaid dari HerMD, dikutip dari NY Post, Senin (8/1/2023).

Ia menambahkan bahwa pakaian dalam yang dimaksud adalah yang berbahan natural, menyerap keringat, sejuk, dan dapat mengatur suhu serta memberikan kenyamanan dan menjaga kesehatan vagina.


“Ini benar-benar ada hubungannya dengan ‘kemampuan bernapas’ pada kain tersebut. Pakaian dalam harus lembut dan tidak licin,” ujar spesialis kandungan bersertifikat di Atlanta, Dr Andrea Braden menambahkan.

Beberapa jenis kain alami yang baik digunakan sebagai bahan celana dalam seperti katun rami, bambu, dan linen. Tipe kain tersebut lebih baik dibandingkan dengan bahan sintetis seperti nilon, poliester, dan satin.

“Bagi wanita penting bagi kesehatan vulva untuk memiliki sirkulasi udara yang baik,” jelas Braden.

Manfaat kain katun atau jenis kain apapun memiliki manfaat yang bisa berbeda-beda. Semua itu tergantung pada jenis serat, jenis tenunan, dan keadaan.

“Saat keringat semakin banyak, kain katun dapat menahan terlalu banyak kelembapan. Ini dapat menyebabkan pertumbuhan bakteri dan jamur yang berlebihan,” ucap Dr Scott D Miller, direktur medis dari Wellstar Urology di Atlanta.

Dalam kondisi ini, Scott menyarankan kain dengan kombinasi katun dan serat sintetis. Menurutnya kain polyester murni merupakan pilihan yang buruk untuk pakaian dalam.

“Meskipun bahan ini paling ringan, bahan ini tidak mudah menyerap keringat dan tidak terlalu sejuk. Namun, daya tahannya membuatnya menjadi tambahan yang bagus karena sebagian kecil dari campuran kain,” sambung Scott.

Jenis Tenunan Juga Penting

Tenunan pakaian dalam juga menjadi sebuah faktor penting untuk memilih pakaian dalam. Spesialis kandungan di Pediatrix Medical Group Denver, Dr Suzy Lipinski menuturkan jenis rajutan dapat dapat membatasi sejauh mana kain bisa ‘bernapas’.

Setelah menemukan jenis tenunan katun yang tepat, menentukan jenis potongan yang tepat dapat dilakukan sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pribadi.

“Kuncinya adalah ukuran yang nyaman dan tidak menyempit atau membuat lecet. Ini berarti pakaian dalam bisa berbeda untuk setiap tipe tubuh. Coba tanyakan pada diri Anda, apakah pakaian dalam tersebut terasa nyaman atau sempit?” ujar Suzy.

“Apakah celana dalam terangkat atau menyebabkan lecet? Bahkan dua pasang pakaian dalam dengan potongan yang sama tetapi dari merek yang berbeda dapat terasa berbeda,” pungkasnya.

(avk/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy