Apa Itu Bulan Haram? Ini Penjelasan dan Hikmahnya


Jakarta

Beberapa bulan dalam kalender hijriah disebut sebagai bulan haram. Dinamakan bulan haram karena peperangan diharamkan pada bulan-bulan tersebut dan hal ini sudah dikenal sejak zaman jahiliyah. Bahkan sejak zaman Nabi Ibrahim AS.

Dalam buku Tanya Jawab Islam susunan Tim PISS-KTB, Al Qodhi Abu Ya’la RA menyebut dinamakan bulan haram karena dua makna.

Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan, orang-orang jahiliyyah pun memiliki keyakinan serupa.


Kedua, pada bulan haram itu dilarang melakukan perbuatan haram karena saking mulianya bulan tersebut. Sebab, bulan tersebut merupakan waktu yang tepat dan baik untuk melakukan berbagai amalan hingga para salaf sangat suka mengerjakan puasa di bulan haram.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menjelaskan:

يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلشَّهْرِ ٱلْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَكُفْرٌۢ بِهِۦ وَٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِۦ مِنْهُ أَكْبَرُ عِندَ ٱللَّهِ ۚ وَٱلْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ ٱلْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَٰتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ ٱسْتَطَٰعُوا۟ ۚ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُو۟لَٰٓئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَٰلُهُمْ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”

Dalam buku Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab dan Sya’ban tulisan Udji Asiyah disebutkan bahwa dinamakan bulan haram dikarenakan besarnya kehormatan dan keagungan bulan-bulan tersebut.

Abdullah bin Abbas RA, berkata: “Allah mengkhususkan empat bulan yang dijadikannya sebagai bulan-bulan haram, kehormatannya sangat agung, dosa-dosa pada bulan tersebut lebih besar (dari bulan-bulan lainnya) dan Dia menjadikan amal saleh dan pahalanya (di bulan-bulan lainnya) dan Dia menjadikan amal saleh dan pahalanya (di bulan tersebut) juga lebih besar.

4 Bulan Haram dalam Islam

Terkait bulan haram ini dijelaskan dalam hadits dari Abu Bakrah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban.” (HR Bukhari Muslim)

Hikmah Bulan Haram

Dari Ibnu Abbas RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

Artinya: “Tidak ada amal yang lebih afdal dibanding amal pada hari-hari ini,” Mereka bertanya, “Tidak juga jihad?” Beliau menjawab, “Tidak pula oleh jihad, kecuali seseorang yang keluar untuk mengorbankan jiwa dan hartanya, lalu dia tidak kembali dengan sesuatu apapun.” (HR Bukhari)

Selain itu, bulan-bulan haram juga menjadi momentum pelipatgandaan amalan yang dikerjakan kaum muslimin sebagaimana termaktub dalam hadits yang berbunyi:

“Maka sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian semua haram (mulia) atas kalian seperti mulianya hari ini, di negeri ini, dan di bulan ini. Dan sesungguhnya kalian akan menghadap Tuhanmu sekalian dan Dia akan bertanya kepada kalian tentang amal perbuatkan kalian.” (HR Bukhari dan Muslim)

Imam Fakhruddin ar-Razi menjelaskan dalam tafsirnya bahwa bulan-bulan haram ini memiliki kekhususan di mana perbuatan baik mendapat pahala lebih besar, dan perbuatan buruk mendapat siksa lebih berat. Oleh karena itu, dalam tradisi Islam, bulan-bulan haram tetap diistimewakan dengan berbagai amalan dan ibadah yang dianjurkan.

(lus/aeb)



Sumber : www.detik.com

Keutamaan Puasa Tasu’a dan Asyura: Manfaat Dunia-Akhirat!


Jakarta

Puasa Tasua dan Asyura merupakan amalan yang dikerjakan bulan Muharram, tepatnya pada tanggal 9-10. Sebagaimana diketahui Muharram menjadi sebaik-baiknya bulan untuk berpuasa selain Ramadan.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa yang paling utama setelah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah Muharram. Dan salat yang paling utama setelah salat fardhu adalah salat malam.” (HR Muslim)


Puasa Tasua dan Asyura bahkan dianjurkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW. Ini menunjukkan betapa besarnya keutamaan kedua puasa tersebut.

“Sungguh, jika aku masih hidup sampai tahun depan niscaya aku akan berpuasa pada tanggal 9 dan 10.” (HR Al Khallal dengan sanad yang bagus dan dipakai hujjah oleh Ahmad)

Keutamaan Puasa Tasua dan Asyura Secara Syariat

Berikut sejumlah keutamaan dari puasa Tasua dan Asyura dari segi syariat sebagaimana dikutip dari buku Panduan Muslim Sehari-hari karya Hamdan Rasyid dan Saiful Hadi El Sutha.

1. Dihapuskan Dosanya Setahun Lalu

Rasulullah SAW melalui haditsnya menyebut bahwa muslim yang berpuasa pada hari Asyura akan dihapuskan dosanya setahun yang lalu. Beliau berkata,

“Puasa Arafah menghapus dosa dua tahun yang lalu dan yang akan datang, sementara puasa Asyura menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)

2. Membedakan dengan Bangsa Yahudi

Puasa Tasua yang dilaksanakan pada 9 Muharram menjadi pembeda dari bangsa Yahudi yang mengerjakan puasa hanya pada hari Asyura. Dari Ibnu Abbas RA berkata,

“Nabi SAW datang di Madinah, tiba-tiba beliau mendapati orang-orang Yahudi pada berpuasa Asyura (10 Muharram). Mereka berkata, ‘Ini adalah hari kemenangan Musa terhadap Firaun.’ Lalu Nabi SAW bersabda kepada sahabat-sahabatnya, “Kamu adalah lebih berhak atas Musa daripada mereka, oleh sebab itu berpuasalah’!” (HR Bukhari)

3. Puasa Terbaik Kedua

Muharram menjadi bulan yang terbaik untuk berpuasa setelah Ramadan. Ini sesuai hadits dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW suatu hari pernah ditanya,

“Salat manakah yang lebih utama setelah salat fardhu?”, kemudian Rasulullah menjawab, “Yaitu salat di tengah malam.” Lalu ada lagi yang bertanya kepadanya, “Puasa manakah yang lebih utama setelah puasa Ramadhan?”, dan Rasulullah bersabda, “Puasa pada bulan Allah yang kamu namakan bulan Muharram.” (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud)

4. Pahalanya Setara 10 Ribu Orang Berhaji

Menurut kitab Fadha ‘Ilul Quqat (Edisi Indonesia) karya Imam Baihaqi yang diterjemahkan Muflih Kamil, disebutkan bahwa salah satu keutamaan puasa Asyura adalah mendapat pahala setara 10 ribu orang berhaji.

Dari Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa berpuasa pada hari Asyura, ditulis untuknya pahala ibadah enam puluh tahun termasuk di dalamnya ibadah puasa dan salatnya; barangsiapa berpuasa pada hari Asyura akan diberi pahala sepuluh ribu malaikat; barangsiapa berpuasa di hari Asyura akan diberi pahala yang setara dengan pahala seribu orang yang haji dan umrah; barangsiapa berpuasa di hari Asyura akan diberi pahala sepuluh ribu mati syahid; barangsiapa berpuasa Asyura sesungguhnya ia seperti orang yang memberi makan seluruh orang fakir dari umat Muhammad SAW dan membuat mereka semua kenyang; barangsiapa membelai anak yatim dengan tangannya pada hari Asyura, maka akan diberikan untuknya untuk setiap rambut satu derajat di surga.”

Manfaat Puasa Tasua dan Asyura bagi Kesehatan

Mengutip dari buku 10 Formula dasar Islam: Konsep dan Penerapannya tulisan Gamar Al Haddar, berikut manfaat puasa Tasua dan Asyura bagi kesehatan muslim.

1. Menjaga Kesehatan

Puasa baik bagi tubuh karena dapat mencegah dari berbagai penyakit. Dengan demikian, muslim yang mengerjakan puasa juga berperan menjaga kesehatan tubuhnya.

2. Memperbaiki Sel yang Rusak

Menurut Dr Abdul Jawwad Ash-Shawi menyebut bahwa sel-sel tubuh bisa dibentuk kembali dan didistribusikan sesuai kebutuhannya apabila seseorang berpuasa. Dengan begitu, gugus-gugus baru untuk sel-sel menyebabkan renovasi struktur serta meningkatkan fungsional organ tubuh.

3. Membersihkan Tubuh dari Racun

Puasa bermanfaat untuk membersihkan tubuh dari racun. Saat seorang muslim berpuasa, lemak-lemak yang disimpan dalam tubuh pada jumlah besar bisa dipindahkan ke hati hingga dioksidasi dan dimanfaatkan oleh hati.

Melalui proses tersebut, banyak racun meleleh dan dikeluarkan, dibersihkan dari kotoran-kotoran tubuh. Umumnya, proses ini dikenal dengan detoksifikasi.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Kenapa Awal Tahun Hijriah Tidak Dirayakan Meriah? Ini Filosofinya


Jakarta

Awal tahun Hijriah kerap disemarakkan oleh umat Islam dengan memperbanyak ibadah sunnah, seperti membaca Al-Qur’an, salat sunnah, puasa, hingga berdoa. Mengapa momen awal tahun hijriah tidak dirayakan meriah seperti tahun baru masehi?

Alasan Awal Tahun Hijriah Tidak Dirayakan Meriah

Alasan awal tahun Hijriah tidak dirayakan secara meriah karena tidak ada dalilnya dalam Islam, baik dari ayat suci Al-Qur’an maupun hadits. Tetapi kaum muslimin menyambutnya dengan suka cita.

Menukil dari buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah oleh Siti Zamratus Sa’adah, dahulu kaum muslimin belum memiliki sistem penanggalan yang baku. Akhirnya pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab ditetapkanlah Muharram sebagai awal tahun baru Islam.


Para sahabat sepakat menentukan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah sebagai penetapan awal kalender Islam. Khalifah Umar bin Khattab RA lalu mengeluarkan keputusan bahwa tahun hijrah sang rasul adalah tahun satu, sejak saat itu kalender Islam disebut Tarikh Hijriyah.

Islam mengenal dua hari raya. Kedua hari tersebut dianjurkan untuk dimeriahkan sebagaimana termaktub dalam hadits dari Anas bin Malik RA:

“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang ke Madinah, penduduk Madinah memiliki dua hari raya untuk bersenang-senang dan bermain-main di masa jahiliyah. Maka beliau berkata, “Aku datang kepada kalian dan kalian mempunyai dua hari raya di masa Jahiliyah yang kalian isi dengan bermain-main. Allah telah mengganti keduanya dengan yang lebih baik bagi kalian, yaitu hari raya Idul Fithri dan Idul Adha (hari Nahr).” (HR An Nasai dan Ahmad)

Pendapat Ulama tentang Hukum Merayakan Tahun Baru Islam

Selain itu, diterangkan dalam buku Fikih Keseharian: Ucapan Tahun Baru Hijriyah hingga Hukum Parfum Beralkohol tulisan Hafidz Musftisany, para ulama berbeda pendapat terkait hukum merayakan awal tahun Hijriah.

1. Dilarang

Ulama yang berpendapat melarang kebanyakan dari kalangan ulama Saudi. Menurut mereka, mengucapkan tahni’ah atau selamat tahun baru Islam tidak disyariatkan dalam agama.

Tokoh yang menyuarakan pendapat ini salah satunya Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin, ulama besar dari Arab saudi. Melalui salah satu fatwanya pada kitab Mausu’ah al Liqa asy Syahri, Syaikh Al Utsaimin menyampaikan tidak dianjurkan untuk memulai ucapan selamat tahun baru. Tetapi, jika ada orang lain yang lebih dulu mengucapkannya maka tidak ada membalasnya.

“Jika seseorang mengucapkan selamat, maka jawablah. Akan tetapi, janganlah kita yang memulai.” tulisnya.

Meski begitu, Syaikh al-Utsaimin menyarankan agar balasan ucapan tidak berupa “selamat tahun baru” secara langsung. Sebagai gantinya, lebih baik menjawab dengan doa, misalnya:

“Semoga Allah menjadikan tahun ini penuh kebaikan dan keberkahan untuk Anda.”

Menurut beliau, tidak ada riwayat dari para salaf (generasi awal Islam) yang menunjukkan bahwa mereka mengucapkan selamat tahun baru pada 1 Muharram. Yang memiliki dasar dan atsar dari zaman Nabi SAW dan para sahabat hanyalah ucapan selamat pada dua hari raya, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.

2. Diperbolehkan

Ulama yang memperbolehkan untuk merayakan tahun baru Islam salah satunya Syekh Abdul Karim Al Khudair. Ia menilai bahwa mendoakan kebaikan kepada sesama muslim seperti hari raya, hukumnya tak masalah. Selama doa dan ucapan tersebut tidak diyakini sebagai ibadah khusus dalam peristiwa tertentu.

Diterangkan dalam buku Bid’ah dalam Agama: Hakikat, Sebab, Klasifikasi, dan Pengaruhnya oleh Yusuf al-Qaradhawi, mengucapkan atau merayakan awal tahun Hijriah tidak termasuk dalam kategori bid’ah. Menurutnya, Islam memandang hal tersebut sebagai sesuatu yang positif dan patut didukung, karena dapat memperkuat identitas keislaman serta menumbuhkan semangat loyalitas terhadap ajaran Islam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Profil Calon Walkot Muslim Pertama New York yang Pro Palestina


Jakarta

Zohran Mamdani merupakan kandidat Wali Kota muslim yang pertama di New York dari Partai Demokrat. Pria berusia 33 tahun itu merupakan sosok yang sangat menentang agresi Israel terhadap Gaza, Palestina.

Mamdani merupakan seorang legislator di negara bagian New York mewakili Queens. Ia mengungguli kandidat berpengaruh yang tak lain adalah mantan Gubernur New York Andrew Cuomo dalam pemilihan pendahuluan (primary) Partai Demokrat untuk calon Wali Kota New York yang digelar Selasa (24/6/2025) lalu.

Hasil perolehan suara Mamdani jauh di atas Cuomo hingga sulit mengejarnya. Cuomo sendiri telah mengakui kekalahannya dan mengucapkan selamat kepada Mamdani.


Setelah memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Demokrat, kemenangan Mamdani ini disebut sebagai momen penting politik pro-Palestina di Amerika Serikat. Meski belum sah, Mamdani telah mendeklarasikan kemenangan dalam pidato di depan para pendukungnya.

“Malam ini, kita mencetak sejarah. Mengingat kata-kata Nelson Mandela, ini semua terlihat tidak mungkin sampai benar-benar terjadi.Teman-teman, kita telah berhasil. Saya akan menjadi kandidat Demokrat untuk Wali Kota New York,” katanya dikutip dari New York Times.

Profil Zohran Mamdani

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari situs New York State Assembly, nama lengkap calon Wali Kota Muslim di New York itu adalah Zohran Kwame Mamdani. Ia lahir dan dibesarkan di Kampala, Uganda.

Mamdani pindah ke New York bersama keluarganya saat berusia 7 tahun. Ia menempuh pendidikan di Bronx High School of Science sebelum meraih gelar di bidang Kajian Afrika dari Bowdoin College.

Sebelum terjun ke politik, ia bekerja sebagai penasihat perumahan untuk membantu warga berpenghasilan rendah mencegah penggusuran. Mamdani terpilih sebagai anggota dewan Negara Bagian New York pada 2020 dari Distrik 36 yang mencakup Astoria, Queens.

Awal tahun ini, Mamdani menikah dengan seorang seniman wanita bernama Rama Duwaij. Wanita itu merupakan keturunan Suriah yang tinggal di Brooklyn.

Lantang Kritik Agresi Israel Terhadap Gaza

Masih dari sumber yang sama, Mamdani sangat vokal dalam mengkritik agresi Israel di Gaza. Bahkan, ketika menjadi mahasiswa di kampusnya ia mendirikan cabang Students for Justice in Palestine (Solidaritas Mahasiswa untuk Palestina).

Dalam unggahannya di X pada 31 Oktober 2024 lalu, Mamdani mengkritik pendudukan Israel di Gaza. Ia menyebut yang dilakukan Israel sebagai bentuk genosida.

“Saya akan selalu jelas dalam bahasa saya dan berdasarkan fakta: Israel sedang melakukan genosida.” tulisnya.

Secara terbuka, Mamdani juga mendukung gerakan boikot, divestasi dan sanksi (BDS) terhadap entitas yang berafiliasi dengan Israel.

Melalui sesi wawancara pada Desember 2024 lalu bersama seorang jurnalis bernama Mehdi Hasan, Zohran Mamdani secara publik menyatakan akan menangkap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu jika berkunjung ke New York.

“Sebagai wali kota, saya akan menangkap Netanyahu jika datang ke New York. Ini adalah kota yang nilainya sejalan dengan hukum internasional,” ujarnya seperti dikutip dari laporan Al Jazeera.

Donald Trump Cemooh Zohran Mamdani

Kemenangan sensasional Zohran Mamdani memicu reaksi keras dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Melalui media sosialnya, ia melontarkan cemoohan terhadap calon Wali Kota Muslim New York pertama itu.

“Akhirnya terjadi, Partai Demokrat telah melewati batas. Zohran Mamdani, seorang komunis gila 100 persen,” tulis Trump dalam unggahannya di akun Truth Social pribadinya pada Kamis (25/6/2025) lalu.

“Baru saja memenangkan pemilihan pendahuluan Partai Demokrat, dan ada dalam jalur untuk menjadi Wali Kota.” tambah Trump.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

7 Perbuatan yang Diam-diam Menghapus Pahala, Banyak yang Tak Sadar


Jakarta

Terdapat beberapa perbuatan yang bisa menghapus pahala muslim tanpa disadari. Perkara-perkara ini termasuk perbuatan buruk yang harus dihindari.

Sebagai umat Islam, sudah sepantasnya kita mengerjakan amal ibadah dan kebaikan. Setelah mengerjakannya, amal kebaikan itu harus dijaga agar tidak terhapus dengan sia-sia.

Lantas, apa saja perbuatan yang diam-diam menghapus pahala seseorang?


7 Perbuatan yang Bisa Menghapus Pahala Muslim

1. Ujub

Imam Al Ghazali dalam Minhaj al-‘Abidin ila Jannah-nya yang diterjemahkan M Rofiq mendefinisikan ujub sebagai sifat merasa besar terhadap amal saleh yang dilakukan. Orang yang ujub merasa dirinya lebih mulia dan layak masuk surga dibanding manusia lainnya.

Ujub dapat membuat pahala muslim terhapus. Menurut buku Dahsyatnya Ikhlas oleh Mahmud Ahmad Mustafa, Rasulullah SAW pernah menceritakan kepada para sahabat bahwasanya ada seseorang yang berkata,

“Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni si fulan.” Allah SWT berfirman, “Siapakah yang bersumpah atas nama-Ku bahwa Aku tidak mengampuni si fulan Sesungguhnya Aku telah mengampuni dosanya dan Aku telah menghapus amalmu.” (HR Muslim)

Turut dijelaskan dalam buku Wonderful Honour oleh Brilly El Rasheed, Imam Al Munawi menyebut bahwa Rasulullah SAW mengatakan ujub dapat menghapus amal shalih 70 tahun. Sesungguhnya 70 tahun bukanlah angka pasti melainkan kisaran untuk waktu yang panjang dan lama sebagaimana disebutkan dalam kitab Faidh Al Qadir.

Imam Al Munawi mengutip Syarah Imam Al Haramain yang diriwayatkan Imam Al Ghazali bahwa yang dihapus bukan pokok pahala amal selama 70 tahun, tapi hanya menghapus pelipatan pahala dari amal.

2. Syirik

Syirik adalah menyekutukan Allah SWT. Perbuatan ini tergolong dosa besar dalam Islam dan harus dihindari.

Perbuatan syirik bisa menghapus amalan seseorang. Allah SWT berfirman dalam surah Al An’am ayat 88,

ذَٰلِكَ هُدَى ٱللَّهِ يَهْدِى بِهِۦ مَن يَشَآءُ مِنْ عِبَادِهِۦ ۚ وَلَوْ أَشْرَكُوا۟ لَحَبِطَ عَنْهُم مَّا كَانُوا۟ يَعْمَلُونَ

Artinya: “Itulah petunjuk Allah, yang dengannya Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya. Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan.”

3. Zalim

Zalim adalah dosa yang merusak kehidupan atau sekelompok orang. Perbuatan ini juga membuat sengsara bagi orang yang terzalimi.

Dalam sebuah hadits diterangkan bahwa pelaku zalim akan terhapus pahala kebaikannya. Nabi Muhammad SAW bertanya kepada para sahabat,

“Apakah kalian tahu siapa orang yang bangkrut itu?” Para sahabat menjawab, “Orang yang bangkrut itu adalah yang tidak mempunyai dirham maupun harta benda.”

Rasulullah SAW bersabda,

“Orang yang bangkrut dari umatku ialah, orang yang datang pada hari kiamat membawa (pahala) salat, puasa dan zakat, namun (ketika di dunia) dia suka mencaci maki dan (salah) menuduh orang lain, makan harta orang lain, menumpahkan darah dan memukul orang lain (tanpa hak). Maka orang-orang yang terzalimi itu akan diberi pahala dari kebaikan-kebaikan pelaku zalim. Jika telah habis kebaikan-kebaikannya, maka dosa-dosa mereka akan ditimpakan kepadanya, kemudian dia akan dilemparkan ke dalam neraka.” (HR Muslim)

4. Mengungkit Sedekah yang Diberikan

Mengungkit sedekah yang sudah diberikan bisa menyakiti hati penerima sedekah. Mengutip buku 100 Kesalahan dalam Sedekah tulisan Reza Pahlevi Dalimuthe, orang yang berbuat demikian tidak akan mendapatkan ganjaran dari sedekahnya.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 264,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تُبْطِلُوا۟ صَدَقَٰتِكُم بِٱلْمَنِّ وَٱلْأَذَىٰ كَٱلَّذِى يُنفِقُ مَالَهُۥ رِئَآءَ ٱلنَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ ۖ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَأَصَابَهُۥ وَابِلٌ فَتَرَكَهُۥ صَلْدًا ۖ لَّا يَقْدِرُونَ عَلَىٰ شَىْءٍ مِّمَّا كَسَبُوا۟ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْكَٰفِرِينَ

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (tidak bertanah). Mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.”

5. Maksiat ketika Sendiri

Bermaksiat saat sendirian bahkan bisa menghapus pahala kebaikan sebesar gunung. Hal ini disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW.

Dari Tsauban RA, Nabi SAW bersabda,

“Niscaya aku mengetahui suatu kaum dari umatku yang datang pada hari Kiamat dengan membawa banyak kebaikan sebesar Gunung Tihamah yang putih, tetapi kemudian Allah menjadikannya (hancur lebur) seperti debu berterbangan.”

Tsauban bertanya, “Ya Rasulullah, jelaskanlah sifat-sifat mereka kepada kami agar kami tidak menyadarinya.”

Beliau menjawab, “Mereka masih termasuk saudara kalian sendiri. Mereka melakukan ibadah malam sebagaimana yang kalian lakukan. Akan tetapi, jika sedang sendirian mereka berani melanggar larangan-larangan Allah.” (HR Ibnu Majah)

6. Ghibah

Ghibah sama artinya dengan bergunjing. Orang yang ghibah membicarakan keburukan bahkan aib orang lain saat orang yang dighibahkan tidak ada.

Dosa ghibah dapat menghapuskan pahala atau amal kebaikan seseorang. Menurut kitab Nashaihul ‘Ibad oleh Syekh Nawawi Al Bantani yang diterjemahkan Ach Fairuzzabadi, Nabi Muhammad SAW menyebut terkait empat perangai yang melekat pada manusia dan bisa hilang karena empat perkara lainnya.

“Ada empat permata (perangai yang melekat) pada diri anak Adam yang dapat dihihilangkan dengan empat perkara lainnya (dari sifat tercela), yakni: akal, agama, haya’ (rasa malu), amal saleh. Kemarahan dapat menghilangkan akal (sehat). Hasud (dengki) dapat menghilangkan agama. Tamak dapat menghilangkan haya’ (rasa malu). Ghibah dapat menghilangkan amal saleh.”

Dijelaskan dalam buku Ramadhan Bersama Nabi Tafsir dan Hadis Tematik di Bulan Suci oleh Rosidin, ghibah menjadi satu hal yang menyebabkan amal kebaikan manusia tak diterima oleh malaikat penyeleksi pada setiap pintu langit. Dengan demikian, muslim harus menghindari ghibah agar amal kebaikan yang dilakukannya tidak sia-sia.

7. Hasad

Menurut buku Pendidikan Agama Islam Akidah Akhlak yang ditulis Masan AF, hasad sama artinya dengan dengki. Orang yang memiliki sifat ini tidak senang terhadap orang lain yang mendapat nikmat dari Allah SWT.

Biasanya, mereka yang dengki akan selalu iri hati melihat orang lain hidup senang. Hasad termasuk akhlak tercela yang dilarang oleh Allah SWT dan rasul-Nya.

Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Janganlah kamu dengki mendengki, jangan putus memutus hubungan persaudaraan, jangan benci membenci, jangan pula belakang membelakangi dan jadilah kamu semua hamba Allah seperti saudara, sebagaimana yang diperintahkan Allah kepadamu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Hasad dapat menghapus amal kebaikan atau pahala seseorang. Terkait hal ini dijelaskan juga dalam hadits Rasulullah SAW,

“Jauhkanlah dirimu dari sifat dengki, karena dengki itu memakan semua kebaikan, sebagaimana api menghanguskan kayu bakar.” (HR Abu Dawud)

Sifat hasad menjadikan hati seseorang kotor dengan perasaan seburuk-buruknya. Karena hatinya kotor, maka amal ibadah yang mereka perbuat jadi sia-sia. Sebab, semua itu terhapus oleh sifat-sifat dengkinya

Naudzubillah min dzaalik. Semoga kita dijauhi dari sifat-sifat buruk yang dapat menghapus amal kebaikan kita. Aamiin.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Promosikan Industri Halal, Maher Zain Ramaikan BSI International Expo 2025



Jakarta

Penyanyi Swedia Maher Zain kembali menyapa fans-nya di Indonesia lewat acara BSI International Expo 2025 yang digelar di JICC Senayan, Jakarta pada 26-29 Juli 2025.

Pada event ini, pelantun ‘Insha Allah’ tersebut tampil dalam segmen yang bertajuk ‘An Intimate Evening With Maher Zain’. BSI International Expo 2025 merupakan kolaborasi pertama antara Maher Zain dan Bank Syariah Indonesia (BSI).

“Ya, saya sangat tersanjung dan senang bisa berkolaborasi dengan BSI. Dan insyaallah, saya harap ini adalah pertama kalinya kita datang dan berkolaborasi bersama,” ujar Maher Zain kepada detikcom, Sabtu (28/6/2025).


“Dan mudah-mudahan, insyaallah kita akan memiliki banyak kolaborasi bersama,” sambungnya.

BSI International Expo 2025 mengusung tema ‘Engaging Indonesia in the Global Halal Industry’. Sebagai penyanyi yang kerap mengangkat tema islami, Maher mengaku visi yang dibawa event ini sejalan.

“Karena saya pikir kita harus saling mendukung dalam mempromosikan ekonomi halal. Dan mencoba untuk selalu menginspirasi orang lain melalui Islam,” kata Maher.

“Dan ini adalah sesuatu yang saya yakini BSI juga memiliki visi yang sama. Jadi ini seperti pertama kalinya dan mudah-mudahan Insyaallah kita akan memiliki banyak kolaborasi bersama di masa depan,” sambungnya.

Maher Zain pun berharap melalui event ini, industri halal global semakin berkembang. Apalagi, hingga Maret 2025 penduduk muslim di seluruh dunia mencapai 2,04 miliar orang.

“Dan menurut saya hal utama dalam hal ini adalah industri halal dan selalu berusaha menjaganya agar tetap halal. Saya berusaha menjaga musik saya, seperti dengan pesan dan mencoba menggunakan bakat yang Allah SWT berikan kepada saya untuk menggunakannya dengan cara yang baik dan mencoba menginspirasi orang (melalui musik),” sambungnya.

Dalam kesempatan tersebut, Direktur Finance & Strategy BSI Ade Cahyo Nugroho mengungkapkan alasannya menggandeng Maher Zain dalam event ini. Menurut Cahyo, kehadiran penyanyi berusia 39 tahun ini relevan dengan model bisnis dari BSI sebagai bank syariah terbesar di Indonesia.

“Kita bukan hanya ingin menghibur nasabah kita, tapi kita melihat konten-konten lagunya Maher Zain itu relevan banget dengan Bank Syariah Indonesia. Makanya kita dengan bangga mengundang Maher Zain dan kita persembahkan ini untuk seluruh nasabah tercinta BSI,” kata Cahyo.

Sementara itu, Direktur Utama BSI Anggoro Eko Cahyo berharap melalui BSI International Expo 2025 dapat meningkatkan posisi Indonesia menjadi nomor satu dalam pemain utama industri halal global. Berdasarkan data dari Global Islamic Economy Indicator (SGIE) 2023, Indonesia menempati posisi ketiga.

“Targetnya kita harus menjadi nomor satu di dunia, sebagai halal business di dunia,” kata Anggoro.

Sebagai informasi, dalam BSI International Expo 2025 BSI menghadirkan program menarik di antaranya Talenta Wirausaha BSI (TWB). Tak hanya itu, BSI juga menawarkan produk unggulan berbasis syariah seperi emas dan layanan haji atau umrah.

BSI International Expo 2025 tidak dipungut biaya alias gratis. Cukup dengan men-download aplikasi BYOND by BSI, pengunjung bisa menikmati 330 tenant hingga hiburan menarik.

Selain Maher Zain, BSI International Expo 2025 juga diramaikan oleh hiburan dari Maliq & D’Essentials, Ustaz Hilman Fauzi, hingga Denny Caknan. Segera download BYOND by BSI agar bisa menonton penampilan mereka secara langsung!

(prf/ega)



Sumber : www.detik.com

Jadwal Puasa Sunnah di Bulan Muharram & Keutamaannya


Jakarta

Umat Islam memasuki Muharram 1447 Hijriah. Ini adalah bulan yang disucikan Allah SWT dan Rasulullah SAW menganjurkan untuk berpuasa sunnah.

Di Indonesia, 1 Muharram 1447 Hijriah jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025. Tahun Baru Islam ini mungkin berbeda dengan wilayah lainnya, seperti Arab Saudi yang mengumumkan lebih dulu bahwa 1 Muharram 1447 Hijriah jatuh pada Kamis, 26 Juni 2025.

Terlepas dari perbedaan itu, ada satu amalan yang bisa dikerjakan pada bulan ini. Bahkan sayang jika dilewatkan begitu saya mengingat ada keutamaan besar di dalamnya. Amalan tersebut adalah puasa sunnah.


Puasa Sunnah Bulan Muharram

1. Puasa 9 Muharram (Tasua)

Puasa Tasua adalah puasa yang dikerjakan pada 9 Muharram. Menurut penjelasan dalam Syarah Riyadhus Shalihin Imam an-Nawawi, Rasulullah SAW menganjurkan puasa pada tanggal tersebut untuk membedakan dengan puasa orang Yahudi. Nabi SAW bersabda,

ولَئِن بَقيتُ إِلَى قَابِل لَأَصُومَنُ التَّاسِعَ

Artinya: “Seandainya aku masih hidup sampai tahun depan, niscaya aku akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharram.” (HR Muslim dari Ibnu Abbas RA)

  • Jadwal puasa Tasua 9 Muharram 1447 H: Sabtu, 5 Juli 2025

2. Puasa 10 Muharram (Asyura)

Puasa Asyura adalah puasa yang dikerjakan pada 10 Muharram. Puasa ini juga dikerjakan oleh umat nabi terdahulu dan Rasulullah SAW menganjurkannya bagi umatnya.

  • Jadwal puasa Asyura 10 Muharram 1447 H: Minggu, 6 Juli 2025

3. Puasa 11 Muharram

Dijelaskan dalam buku Panduan Terlengkap Ibadah Muslim Sehari-hari karya Muharram Habibillah, sebagian ulama berpendapat umat Islam juga disunnahkan berpuasa pada 11 Muharram. Puasa ini dianjurkan untuk mengiringi puasa Asyura, seperti halnya puasa 9 Muharram.

Dalil anjuran ini bersandar pada sabda Rasulullah SAW,

صُوْمُوْا يَوْمَ عَاشُوْرَاءَ وَخَالِفُوْا فِيْهِ الْيَهُودَ صُوْمُوْا قَبْلَهُ يَوْمًا أَوْ بَعْدَهُ يَوْمًا.

Artinya: “Puasalah pada hari Asyura (10 Muharram) dan selisilah Yahudi. Puasalah pada hari sebelumnya atau hari sesudahnya.” (HR Bukhari)

  • Jadwal puasa 11 Muharram 1447 H: Senin, 7 Juli 2025

4. Puasa Ayyamul Bidh Muharram

Puasa Ayyamul Bidh dikerjakan pada 13, 14, dan 15 Muharram. Anjuran puasa ini bersandar pada riwayat berikut,

وَعَنْ أَبِي ذَرٍ الله قَالَ: أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَنْ نَصُومَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ: ثَلَاثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ. رَوَاهُ النَّسَابِيُّ وَالتَّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ )

Artinya: Abu Dzar radhiyallaahu ‘anhu berkata, “Rasulullah SAW memerintahkan agar kami berpuasa sunnah tiga hari dalam satu bulan, yaitu tanggal 13, 14, dan 15.” (HR an-Nasa’i, at-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)

  • Jadwal puasa Ayyamul Bidh Muharram 1447 H: Rabu-Jumat, 9-11 Juli 2025

5. Puasa Senin-Kamis Muharram

Umat Islam juga bisa mengerjakan puasa Senin dan Kamis sepanjang bulan Muharram. Berikut jadwalnya:

  • Senin, 30 Juni 2025
  • Kamis, 3 Juli 2025
  • Senin, 7 Juli 2025
  • Kamis, 10 Juli 2025
  • Senin, 14 Juli 2025
  • Kamis, 17 Juli 2025
  • Senin, 21 Juli 2025
  • Kamis, 24 Juli 2025

Keutamaan Puasa Sunnah Bulan Muharram

Puasa bulan Muharram memiliki keutamaan yang tak terdapat pada bulan lainnya. Menurut sebuah hadits yang terdapat dalam Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi, puasa bulan Muharram adalah sebaik-baik puasa setelah Ramadan.

وَعَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمِ، وَأَفْضَلُ الصَّلَاةِ بَعْدَ الْفَرِيضَةِ صَلَاةُ اللَّيْلِ

Artinya: Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu ia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, ‘Sebaik-baik puasa setelah puasa Ramadan adalah puasa di bulan Allah yaitu Muharram dan sebaik-baik salat setelah salat fardhu adalah salat malam’.” (HR Muslim)

Hadits serupa terdapat dalam Sunan Ibnu Majah, dengan redaksi puasa Muharram adalah puasa paling utama setelah puasa Ramadan. Berikut bunyi haditsnya,

٧٤٠- (صَحِيحٌ) حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، قَالَ: حَدَّثَنَا أَبُو
عَوَانَةَ، عَنْ أَبِي بِشْرٍ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ الْحِمْيَرِي، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ : ((أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ شَهْرِ رَمَضَانَ، شَهْرُ اللَّهِ الْمُحَرَّمُ)). حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ حَدِيْثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ. .]إِبْنُ مَاجَهِ)) (١٧٤٢) م

Artinya: Dari Qutaibah, dari Abu Awanah, dari Abu Bisyr, dari Humaid bin Abdurrahman al-Himyari, dari Abu Hurairah, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Puasa yang paling utama setelah puasa bulan Ramadan adalah puasa bulan Muharram.”

Selain keutamaan puasa Muharram secara umum, Rasulullah SAW juga menyebutkan keutamaan puasa hari Asyura. Dikatakan, puasa pada hari tersebut bisa menghapus dosa setahun yang lalu.

وَعَنْ أَبِي قَتَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ سُئِلَ عَنْ صِيَامٍ يَوْمَ عَاشُورَاءَ، فَقَالَ: «يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ رَوَاهُ مُسْلِمٌ.

Artinya: Dari Abu Qatadah RA bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa hari Asyura. Beliau menjawab, “Puasa tersebut dapat melebur dosa setahun yang lalu.” (HR Muslim)

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Kisah Crazy Rich Arab yang Meninggalkan Dunia Demi Ibadah



Jakarta

Kisah inspiratif datang dari Sulaiman Al Rajhi, crazy rich asal Arab yang enggan menghabiskan uangnya untuk bermewah-mewahan. Seluruh hartanya justru ia sumbangkan untuk kegiatan amal.

Menurut catatan Forbes Middle East, pada 2011 kekayaan Al Rajhi mencapai USD 7,7 miliar. Dengan harta sebanyak itu, ia termasuk dalam jajaran 100 orang terkaya di seluruh dunia.

Meski memiliki harta yang berlimpah, gaya hidup Al Rajhi sangat berbeda dari miliarder pada umumnya. Harta yang dimilikinya tidak ia gunakan untuk berfoya-foya.


Sejak lahir, Al Rajhi terpaksa menelan pahitnya kehidupan. Al Rajhi kecil menghadapi kemiskinan yang mengharuskannya bekerja sebagai porter saat usianya 9 tahun.

Selain itu ia juga sempat menjadi pengepul kurma dan penjaga toko. Titik baliknya bermula saat Al Rajhi bekerja di money changer dan membuatnya naik kelas menjadi orang kaya.

Pada 1970, dia membangun bisnis money changer sendiri yang dalam waktu singkat berkembang jadi 30 gerai di seluruh Arab Saudi. Bahkan, sudah berhasil melakukan ekspansi ke Mesir dan Lebanon.

Besarnya jaringan bisnis membuat Sulaiman bersama saudara-saudaranya membentuk perusahaan induk money changer. Belakangan, perusahaan induk ini berubah arah dan memilih terjun di dunia perbankan, khususnya bank syariah lewat Al Rajhi Bank.

Dari situlah, Sulaiman Al Rajhi menjadi orang kaya. Al Rajhi Bank menjadi bank syariah terbesar di dunia dan membuat kekayaan Al Rajhi meroket dengan fantastis.

Meski menjadi miliarder, Al Rajhi tidak memiliki mobil mewah atau pesawat pribadi. Untuk bepergian, ia menggunakan pesawat kelas ekonomi.

Hal ini ia lakukan karena takut akan dosa. Al Rajhi enggan jika kekayaannya tak bisa dipertanggungjawabkan di hadapan Allah SWT.

Karenanya, Al Rajhi selalu menggunakan harta untuk kegiatan bermanfaat, termasuk kegiatan amal. Dirinya selalu totalitas dalam beramal.

Sebagai sosok yang pernah terjerat kemiskinan, Al Rajhi tahu bahwa hidup miskin tidak enak. Ia enggan orang lain merasakan yang ia rasa, karenanya Al Rajhi terus membagikan uang kepada yang membutuhkan.

Puncaknya pada 2015 lalu, Al Rajhi membagikan seluruh harta kepada masyarakat yang tidak mampu di Arab Saudi. Dia bahkan mengalihkan kepemilikan sahamnya di Al Rajhi Bank ke beberapa lembaga amal.

Tindakan Al Rajhi ini menyebabkan hartanya lenyap dan hanya menyisakan sedikit untuk dana abadi serta warisan anak. Atas dasar inilah, Forbes tak lagi memasukkan nama Al Rajhi ke jajaran orang terkaya di dunia.

“Segala harta milik Allah, dan kita hanyalah orang-orang yang diberi amanah (oleh Allah) untuk menjaganya,” kata Al Rajhi dalam wawancara bersama Arab News.

Ia juga mengatakan bahwa dirinya sangat waspada terhadap pemborosan. Menurutnya, Allah SWT tidak menganugerahkan kekayaan kepada manusia untuk disombongkan.

“Saya bukan orang kikir. Saya orang yang waspada dengan pemborosan dengan keyakinan bahwa Allah menganugerahkan kekayaan kepada kita bukan untuk menunjukkan kesombongan atau pemborosan tetapi untuk menangani kekayaan sebagai harta yang dipercaya,” lanjutnya.

Al Rajhi juga menceritakan dirinya pernah diundang dalam konferensi investasi dari pemerintah Saudi. Pada sela-sela konferensi, ia diundang untuk jamuan makan malam.

Tetapi, saat dirinya datang di acara makan malam ternyata ada hiburan yang bertentangan dengan agamanya. Ia tidak menjelaskan lebih lanjut hiburan apa yang dimaksud.

“Saya segera keluar dari tempat itu dan Abdul Aziz Al-Ghorair dari UEA juga bergabung dengan saya. Segera menteri yang berkuasa penuh mendatangi kami bertanya. Kami menjelaskan kepadanya bahwa hiburan yang ditampilkan bertentangan dengan tradisi Islam kami. Jadi dia memberi tahu kami bahwa pesta rekreasi akan dibatalkan. Ketika mereka membatalkan pesta itu, kami ikut serta dalam makan malam,” ujarnya bercerita.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Ciri-ciri Rumah Seret Rezeki, Begini Penjelasannya Menurut Islam


Jakarta

Rumah yang dikatakan seret rezeki tidak ditentukan oleh arah bangunan atau lokasinya, tetapi lebih kepada perilaku dan kondisi spiritual para penghuninya. Dalam pandangan Islam, keberkahan dalam rumah tangga tidak hanya berasal dari usaha lahiriah seperti kerja keras suami, tetapi juga dari keharmonisan yang dijaga oleh pasangan suami istri.

Perilaku dan dosa-dosa kecil yang kerap dianggap sepele bisa menjadi penghalang turunnya rezeki dalam keluarga. Oleh karena itu, penting bagi setiap anggota rumah tangga untuk mengevaluasi kembali sikap dan amalan mereka.

Rezeki Sudah Ditentukan, Tapi Bisa Terhalang

Dalam buku Menjemput Rezeki dengan Berkah, Abdullah Gymnastiar menjelaskan bahwa Allah SWT telah menetapkan rezeki setiap manusia sejak ia berada di dalam kandungan, tepatnya setelah empat bulan. Namun, bagaimana rezeki itu datang baik atau buruk bergantung pada cara manusia menjemputnya. Jika seseorang mendapat rezeki dengan cara yang tidak diridhai, hal itu termasuk rezeki yang buruk.


Contohnya, pohon yang tidak bisa bergerak tetap memperoleh makanan karena Allah SWT mendekatkan sumber makanannya lewat akar. Anak singa yang belum bisa berburu pun diberikan rezeki melalui air susu induknya. Ketika dewasa, ia pun dibekali kekuatan untuk mencari makanan sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa Allah SWT telah menjamin rezeki seluruh makhluk-Nya, sebagaimana ditegaskan dalam surah Hud ayat 6:

“Tidak satu pun makhluk yang melata di bumi melainkan Allah-lah yang menjamin rezekinya. Dia mengetahui tempat berdiam dan penyimpanannya. Semua tertulis dalam Kitab yang nyata.”

Kebiasaan yang Menghalangi Rezeki

Mengutip penjelasan dalam situs resmi Kemenag dan Kitab Ta’lim al-Muta’allim karya Syekh az-Zarnuji, terdapat sejumlah kebiasaan yang bisa menjadi penghambat rezeki, di antaranya:

  1. Melakukan dosa, terutama berdusta
  2. Tidur berlebihan, khususnya setelah subuh
  3. Tidur dalam keadaan telanjang
  4. Buang air kecil tanpa mengenakan pakaian
  5. Makan ketika masih dalam keadaan junub
  6. Makan sambil berbaring
  7. Mengabaikan makanan yang jatuh
  8. Menyapu rumah dengan kain
  9. Membiarkan sarang laba-laba di rumah
  10. Menyepelekan salat
  11. Terburu-buru meninggalkan masjid usai subuh
  12. Memakai celana sambil berdiri
  13. Tidak mendoakan orang tua
  14. Mendoakan keburukan untuk anak
  15. Bersikap kikir

Dosa Rumah Tangga yang Membuat Rezeki Tertutup

Beberapa dosa yang dilakukan dalam rumah tangga bisa menjadi penyebab rezeki tersendat. Berikut beberapa di antaranya:

1. Kurangnya Ketaatan kepada Allah

Dalam buku 29 Dosa yang Menghalangi Datangnya Rezeki karya Ibnu Mas’ad Masjhur, disebutkan bahwa dosa paling besar yang dapat menghalangi rezeki adalah ketidaktaatan kepada Allah SWT. Firman-Nya dalam surah Fatir ayat 3 menyebutkan:

“Wahai manusia, ingatlah nikmat Allah kepadamu! Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepadamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan selain Dia. Lalu, bagaimana kamu dapat dipalingkan?”

2. Melupakan Orang Tua

Doa dari orang tua memiliki kekuatan luar biasa dalam memperlancar rezeki. Sebaliknya, jika seorang anak mengabaikan orang tuanya, hal itu bisa menjadi penghalang datangnya keberkahan. Allah SWT mengingatkan hal ini dalam surah Luqman ayat 14:

“Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Ku kamu akan kembali.”

3. Suami Berkhianat kepada Keluarga

Suami yang tidak mengelola rezekinya dengan benar, seperti menggunakan uang untuk berjudi atau bersenang-senang di luar rumah, termasuk dalam bentuk pengkhianatan terhadap keluarga. Rasulullah SAW bersabda,

“Tidaklah engkau memberikan nafkah karena mengharap ridha Allah, kecuali engkau akan mendapat pahala, termasuk makanan yang kau berikan kepada istrimu.” (HR Bukhari)

4. Istri Tidak Jujur kepada Suami

Meskipun harta istri secara syariat adalah miliknya sendiri, namun transparansi dalam keluarga tetap penting. Jika seorang istri menyembunyikan sesuatu dari suaminya, itu dapat mengganggu keharmonisan dan bahkan menghambat rezeki, sebagaimana dijelaskan Ibnu Mas’Ad dalam buku Magnet Rezeki Suami Istri. Suami yang tidak mengetahui kondisi keuangan rumah tangga juga sulit menjalankan tanggung jawabnya dengan baik.

(lus/kri)



Sumber : www.detik.com

Bagaimana Ulama Menentukan 1 Muharram? Ini Metodenya


Jakarta

Tahun Baru Islam jatuh pada 1 Muharram. Penentuan 1 Muharram menggunakan beberapa metode, hal ini memungkinkan adanya perbedaan di sejumlah wilayah.

Kerajaan Arab Saudi menetapkan 1 Muharram 1447 H jatuh pada Kamis, 26 Juni 2025. Sementara itu, Indonesia baru memasuki Tahun Baru Islam pada Jumat, 27 Juni 2025.

“Mahkamah Agung hari ini mengeluarkan pernyataan yang mengumumkan bahwa Kamis, 26 Juni 2025, akan menandai hari pertama Muharram 1447 H,” lapor SPA, Rabu (25/6/2025).


Cara Ulama Menentukan 1 Muharram

Secara garis besar, ada dua metode yang digunakan dalam menentukan awal bulan Hijriah, termasuk 1 Muharram. Para ulama menggunakan metode hisab dan rukyat. Berikut penjelasannya.

1. Menggunakan Metode Hisab

Metode hisab adalah metode penentuan awal bulan berdasarkan perhitungan astronomi. Dijelaskan dalam buku Hisab & Rukyat karya Riza Afrian Mustaqim, penganut hisab bersandar pada surah Ar Rahman ayat 5 dan Yunus ayat 5 bahwa Allah SWT menahkikkan benda langit seperti Bulan dan Matahari berotasi pada orbitnya secara tetap sesuai ketentuan-Nya. Para ahli hisab memandang peredaran benda langit dapat diperhitungkan secara pasti dan memiliki akurasi yang baik.

Selain itu, penggunaan metode hisab juga mengacu hadits nabi yang memerintahkan penggenapan (istikmal) 30 hari.

Metode hisab digunakan dalam menyusun kalender Hijriah. Beberapa di antaranya Kalender Ummul Qura yang digunakan di Arab Saudi dan Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT) yang resmi digunakan PP Muhammadiyah mulai tahun ini.

2. Menggunakan Metode Rukyat

Para ulama juga menggunakan metode rukyat untuk menentukan awal bulan Kamariah. Dalam ilmu falak, rukyat merujuk pada pengamatan hilal setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). Proses rukyatul hilal dilakukan secara langsung baik dengan mata telanjang maupun alat bantu optik.

Dalil penggunaan metode rukyat mengacu pada sejumlah hadits, salah satunya sabda Rasulullah SAW,

صُومُوا لِرُؤْيَتِهِ وَأَفْطِرُوا لِرُؤْيَتِهِ فَإِنْ عُبِيَ عَلَيْكُمْ فَأَكْمِلُوا عِدَّةَ شَعْبَانَ ثَلَاثِينَ

Artinya; “Berpuasalah (Ramadan) karena melihat tanggal (1 Ramadan). Dan berbukalah (mengakhiri puasa Ramadan) karena melihat tanggal (1 Syawal). Apabila kamu terhalangi, sehingga tidak dapat melihatnya maka sempurnakanlah bilangan Sya’ban tiga puluh hari”. (HR Bukhari Muslim dari Abu Hurairah)

Pemerintah Indonesia menggunakan metode ini dalam menentukan awal bulan Hijriah dengan tetap mempertimbangkan data hisab. Metode rukyat juga digunakan Lembaga Falakiyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LF PBNU).

(kri/dvs)



Sumber : www.detik.com