Rasulullah SAW Tidak Menyukai Warna Ini, Apa Alasannya?


Jakarta

Menurut sejumlah riwayat, Rasulullah SAW tidak menyukai beberapa warna karena alasan tertentu. Selain itu, ada juga warna-warna yang beliau sukai seperti hijau.

Dari Anas bin Malik RA berkata,

“Warna yang paling disukai oleh Rasulullah adalah hijau.” (Shahih Jami’ush Shaghir 4623)


Menukil dari buku Maadza Yuhibbu an Nabi Muhammad SAW wa Maadza Yukrihu susunan Adnan Tharsyah yang diterjemahkan Nur Faizah Dimyathi dkk, Nabi Muhammad SAW kerap mengenakan pakaian hijau dalam kesehariannya. Dari Abu Dawud RA, Abu Ramtsah RA berkata:

“Aku pergi menjumpai Rasulullah bersama ayahku maka setelah sampai aku melihat beliau mengenakan dua jubah berwarna hijau.”

Qatadah berkata, “Suatu hari kami pergi bersama Anas RA ke suatu tempat. Lalu ketika kami sampai di sana seseorang berujar, ‘Betapa indah kehijauan ini.’ Maka ketika itu Anas berkata, ‘Kita sudah pernah membicarakan bahwa warna yang paling disukai oleh Nabi SAW adalah hijau.”

Lantas, warna apa yang tidak disukai Rasulullah SAW?

3 Warna yang Tidak Disukai Rasulullah SAW

1. Merah

Menurut kitab Ar-Raudhah al-Bahiyyah fi Mu’jizah an-Nabi wa asy-Syaa’il Muhammadiyyah oleh Ahmad Musthafa Mutawalli terbitan Qisthi Press, Rasulullah SAW tidak menyukai warna merah. Dari Al Bara’ bin Azib berkata,

“Rasulullah SAW telah melarang kami menggunakan bantalan atau sarung pelana berwarna merah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Meski demikian, sebagian ulama berpendapat diperbolehkan mengenakan busana warna merah selama dipadukan dengan warna lain. Sebab, Nabi Muhammad SAW juga mengenakan busana merah dengan motif warna lain.

2. Oranye

Turut dijelaskan dalam buku Tsalatsuna Nahyun Syar’iyan lin-Nisa Washiat min Wahsya Rasulu SAW lin-Nisaa’ susunan Syekh Ibrahim Muhammad Al Jamal yang diterjemahkan Amrozi M Rais dkk bahwa Nabi Muhammad SAW tidak menyukai pakaian berwarna kuning kemerah-merahan atau oranye. Seorang wanita bani Asad berkata,

“Suatu hari aku bertandang ke rumah sayyidah Zainab RA istri Rasulullah SAW. Saat itu kami sedang mewarnai baju sayyidah Zainab RA dengan warna kuning kemerah-merahan. Pada saat kami sedang sibuk mewarnai kain baju, tiba-tiba Rasulullah SAW datang. Ketika melihat hal itu, beliau kembali ke luar rumah. Melihat sikap Rasulullah itu, sayyidah Zainab paham bahwa Rasulullah tidak suka warna itu. Lalu sayyidah Zainab mencuci kain itu untuk menghilangkan semua warna kemerah-merahannya. Kemudian Rasulullah kembali muncul dan ketika tidak melihat lagi warna itu, maka beliau segera masuk ke dalam rumah.” (HR Abu Dawud)

3. Kuning

Dalam sebuah riwayat disebutkan Nabi SAW tidak menyukai warna kuning. Beliau bersabda,

“Sesungguhnya pakaian yang dicelup dengan warna kuning adalah pakaian orang kafir, maka janganlah kamu memakainya lagi.” (HR Muslim)

Melalui hadits lain diceritakan suatu hari Rasulullah SAW melihat Abdullah ibnu Amr ibnul Ash RA ketika kecil mengenakan pakaian berwarna kuning. Abdullah berkata,

“Apakah ibumu yang memerintahkan kamu mengenakan pakaian ini?” Aku menjawab, “Apakah aku harus mencuci keduanya?” Nabi Muhammad SAW menjawab, “Tidak, tetapi keduanya harus dibakar.” (HR Muslim)

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Sekjen Liga Muslim Dunia Bertemu Menteri Afghanistan, Bahas Persatuan Islam



Jakarta

Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia sekaligus Ketua Organisasi Ulama Muslim, Syekh Dr Mohammed Al Issa mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan para menteri Afghanistan di Kabul. Melalui pertemuan tersebut dibahas berbagai upaya yang dilakukan pemerintah Afghanistan dalam memerangi organisasi-organisasi teroris.

Selain itu, dibahas pula beberapa topik mengenai solidaritas Islam dan kewajiban menampilkan hakikat Islam kepada seluruh orang melalui nilai-nilai keadilan, penjagaan terhadap hak-hak, prinsip moderasi dan rahmatnya bagi semesta alam.


“Disertai dengan penjelasan tentang manifestasi toleransi Islam yang terkandung dalam teks-teks Al-Quran, sunnah, dan sirah nabi yang muliah yang dampaknya harus terlihat dalam perilaku umat Islam, baik secara individu maupun kelompok.” demikian bunyi keterangan yang dikutip dari situs resmi Liga Muslim Dunia, Sabtu (26/7/2025).

Dalam pertemuan di Istana Kepresidenan dengan Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi, diskusi menyoroti pentingnya mempromosikan toleransi, kebijaksanaan dan dialog yang konstruktif. Perundingan juga membahas terkait tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan-tujuan penting mendesak, terutama dalam konteks kontemporer, salah satunnya pertentangan ijtihad dalam isu-isu umum dan penting yang seharusnya disepakati bersama.

Berkenaan dengan itu, dibahas pula isi Piagam Makkah dan Piagam Membangun Jembatan Antar Mazhab Islam. Dokumen-dokumen tersebut menggarisbawahi pentingnya persatuan antar-agama dan saling pengertian.

Dijelaskan juga mengenai peran besar dan menonjol yang dilakukan Dewan Fikih Islam di bawah naungan Liga Muslim Dunia sebagai lembaga fikih tertua. Sebagaimana diketahui, mereka memiliki peran menghimpun para mufti dan ulama besar dari seluruh dunia muslim.

Pertemuan tersebut lebih lanjut membahas tentang tantangan yang semakin besar yang ditimbulkan oleh adat istiadat budaya yang mengakar dan bertentangan dengan ajaran Islam di beberapa komunitas, menekankan perlunya meningkatkan kesadaran melalui kebijaksanaan dan wacana yang penuh hormat.

Dr. Al-Issa juga bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Afghanistan Sirajuddin Haqqani di Istana Shaharsinar, di mana mereka meninjau upaya Afghanistan yang sedang berlangsung untuk memerangi organisasi teroris.

Kedua belah pihak menegaskan konsekuensi serius dari perpecahan dan perselisihan di dunia Muslim, dan menekankan pentingnya persatuan dan kohesi dalam menjaga reputasi dan kekuatan Islam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Nama-nama Surga yang Disebutkan dalam Al-Qur’an


Jakarta

Surga digambarkan sebagai tempat yang indah bagi orang-orang yang beriman. Mereka yang menaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya akan diganjar kenikmatan surga di akhirat kelak.

Menurut kitab Hadil Arwah ila Biladil Afrah oleh Ibnul Qayyim Al Jauziyyah yang diterjemahkan Sholihin, nama-nama surga merupakan sifat yang dimiliki oleh masing-masing pintu surga dengan penghuni yang mengerjakan amal saleh tertentu.

“Nama-nama itu berbeda dilihat dari sifat-sifat surga yang berbeda antara yang satu dengan yang lain,” tulisnya.


Lantas, apa saja nama-nama surga yang disebutkan dalam Al-Qur’an?

Nama-nama Surga yang Disebutkan dalam Al-Qur’an

1. Surga Firdaus

Surga Firdaus disebutkan dalam Al-Qur’an. Diterangkan dalam buku Amalan-amalan Ringan yang Dirindukan Surga tulisan Ahmad Zacky El-Syafa, surga ini menjadi tingkatan tertinggi yang diciptakan Allah SWT dari emas.

Keberadaan surga Firdaus tercantum dalam surah Al Kahfi ayat 107,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا

Artinya: Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, untuk mereka disediakan surga Firdaus sebagai tempat tinggal.

Mereka yang menghuni surga Firdaus adalah orang-orang beriman yang khusyuk ketika salat, senantiasa menunaikan zakat dan menjaga diri dari zina.

2. Surga Adn

Surga lainnya yang tercantum dalam Al-Qur’an adalah surga Adn. Surga ini diciptakan dari intan putih dan dihuni orang-orang yang beriman serta yang selalu bersabar semasa hidupnya.

Allah SWT berfirman dalam surah As Saff ayat 12,

يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Artinya: (Jika kamu beriman dan berjihad,) niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah kemenangan yang agung.

3. Surga Na’im

Selanjutnya adalah surga Na’im. Surga ini disebut juga sebagai surga kenikmatan yang tercipta dari perak putih.

Terkait surga Na’im tertuang dalam surah Luqman ayat 8,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتُ النَّعِيمِ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, baginya surga-surga yang penuh kenikmatan.

4. Surga Ma’wa

Kata Ma’wa biasa digunakan untuk menunjukkan tempat tinggal. Akar katanya adalah awa-ya wi yang artinya menyatu dengan suatu tempat dan menetap di sana.

Ahli tafsir Atha mengatakan, surga Ma’wa disebut sebagai tempat tinggal Jibril dan para malaikat lainnya. Keberadaan surga Ma’wa disebut dalam surat An Najm ayat 15,

عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَىٰ

Artinya: Di dekatnya ada surga tempat tinggal.

Surga Ma’wa ini menjadi tempat para hambaNya yang bertakwa, beramal saleh, menahan hawa nafsu, dan meyakini kebesaran Allah SWT.

5. Surga Darussalam

Surga lain yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah surga Darussalam. Penghuni surga ini adalah orang yang beriman dan bertakwa, serta merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

Terkait surga Na’im dijelaskan dalam surah Al An’am ayat 127,

۞ لَهُمْ دَارُ السَّلَامِ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۖ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya: Bagi mereka (disediakan) tempat yang damai (surga) di sisi Tuhannya. Dialah pelindung mereka karena apa (amal kebajikan) yang mereka kerjakan.

6. Darul Muqamah

Nama surga selanjutnya adalah Darul Muqamah yang diciptakan dari permata putih. Ciri penghuninya adalah orang yang senantiasa berpegang teguh kepada iman dan Islam, para ahli syukur, dan mereka memperbanyak amal saleh.

Bukti keberadaan surga ini dijelaskan dalam surah Fatir ayat 35,

ٱلَّذِىٓ أَحَلَّنَا دَارَ ٱلْمُقَامَةِ مِن فَضْلِهِۦ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ

Artinya: (Dia) yang menempatkan kami di tempat yang kekal (surga) dengan karunia-Nya. Di dalamnya kami tidak lelah dan lesu.”

7. Maqamul Amin

Maqamul Amin adalah tingkatan ketujuh dari nama-nama surga. Mereka yang berada di dalam sini adalah orang yang betul-betul bertakwa.

Allah berfirman dalam surah Adh Dhukhan ayat 51,

إِنَّ ٱلْمُتَّقِينَ فِى مَقَامٍ أَمِينٍ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,

8. Surga Khuldi

Terakhir, surga Khuldi yang tercipta dari marjan merah dan kuning. Ciri penghuni surga Khuldi adalah mereka yang senantiasa menjalankan perintah Allah SWT.

Hal ini dijelaskan dalam surah Al Furqan ayat 15,

قُلْ أَذَٰلِكَ خَيْرٌ أَمْ جَنَّةُ الْخُلْدِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ ۚ كَانَتْ لَهُمْ جَزَاءً وَمَصِيرًا

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah (azab) seperti itu yang baik atau surga yang kekal yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa sebagai balasan dan tempat kembali bagi mereka?”

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Tasbih Malaikat Sebelum Subuh, Lengkap dengan Keutamaan dan Cara Mengamalkannya


Jakarta

Waktu sebelum subuh merupakan momen mustajab bagi muslim. Karenanya, umat Islam dianjurkan untuk membaca doa, zikir dan tasbih pada waktu tersebut.

Salah satu tasbih yang bisa dibaca muslim adalah tasbih malaikat sebelum subuh. Dengan mengamalkannya, muslim akan mendapat banyak keutamaan yang luar biasa.

Bacaan Tasbih Malaikat Sebelum Subuh

Berikut bacaan tasbih malaikat sebelum subuh yang dikutip dari buku Cara Tepat Mendapat Pertolongan Allah oleh Supriyanto.


سُبْحَانَ اللهِ الْعَلِيِّ الدَّيَانِ سُبْحَانَ اللهِ الشَّدِيدِ الأركان سُبْحَانَ مَنْ يَذْهَبُ بالليل ويأتي بالنَّهَارِ سُبْحَانَ مَنْ لاَ يُشغلُهُ شَأْنٍ عَنْ شَأن سُبْحَانَ الله الْحَنَّانِ الْمَنَّان سُبْحَانَ اللهِ الْمُسَبَّح فِي كُلِّ مَكَانٍ

Artinya: “Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi. Maha Suci Allah Yang Maha Kokoh dan kuat. Maha Suci Zat yang pergi pada malam hari dan kembali pada waktu siang. Maha Suci Zat yang mengurus segala sesuatu. Maha Suci Allah Yang Mahalembut dan Maha Pemberi. Mahasuci Allah yang senantiasa ditasbihkan di segala penjuru.”

Selain bacaan di atas, ada juga tasbih malaikat sebelum subuh dengan versi lebih singkat. Bunyinya sebagai berikut seperti dikutip dari buku Amalan-Amalan untuk Mempercepat Datangnya Rezeki karya Nasrudin dan Nasrudil Abdulrohim.

سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيم، سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، اسْتَغْفِرُ اللهِ وَآتُوبُ إلَيْهِ.

Artinya: “Maha Suci Allah Yang Maha Agung. Maha Suci Allah dengan memuji-Nya. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Nya.”

Hendaknya bacaan tersebut diamalkan 100 kali ketika memasuki waktu subuh.

Cara Mengamalkan Tasbih Malaikat Sebelum Subuh

Masih dari sumber yang sama, cara mengamalkan tasbih malaikat sebelum subuh adalah sebagai berikut:

  1. Niatkan untuk Allah SWT dan sebagai bentuk penghambaan kepada-Nya
  2. Lakukan di waktu mustajab
  3. Baca dengan khusyuk setiap kalimat yang dilantunkan
  4. Akhiri dengan doa memohon ampunan dan keberkahan dari Allah SWT

Keutamaan Tasbih Malaikat Sebelum Subuh

Terdapat keutamaan luar biasa yang bisa diperoleh muslim dari mengamalkan tasbih malaikat sebelum subuh. Berikut beberapa di antaranya:

  • Diberi rezeki yang berlimpah
  • Mendapat pahala dari Allah SWT
  • Dimintai ampunan oleh malaikat untuknya kepada Allah SWT
  • Menghapus dosa mukmin
  • Terhindar dari kesedihan dan penyakit berat
  • Memberatkan timbangan amal baik di akhirat

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Segini Tinggi Nabi Adam AS Menurut Hadits Nabi SAW



Jakarta

Dalam sejumlah hadits disebutkan terkait tinggi Nabi Adam AS, manusia pertama di bumi yang Allah SWT ciptakan. Ciri fisiknya juga digambarkan dalam beberapa riwayat.

Menukil dari Qashash Al Anbiyaa’ susunan Ibnu Katsir yang diterjemahkan Dudi Rosyadi, Adam AS diciptakan dari tanah yang diambil dari hamparan bumi dengan warna beragam. Mulai dari putih, merah dan hitam.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Sad ayat 71-71,


إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى خَٰلِقٌۢ بَشَرًا مِّن طِينٍ فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِى فَقَعُوا۟ لَهُۥ سَٰجِدِينَ

Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.”

Disebutkan dalam kitab An Na’im Al-Jinsi Li Ahli Al-Jannah susunan Syaikh Abdullah bin Qasim Al-Qasimi terjemahan H Masturi Irham Munawar dan H Malik Supar, tinggi Nabi Adam AS ialah 60 hasta. Apabila dikonversi, maka setara dengan 27,4-30 meter.

Berikut bunyi haditsnya,

“Para penduduk surga ketika masuk surga, tingginya seperti Adam, 60 dzira (hasta), tampan seperti Yusuf, di usia seperti Isa sekitar 33 tahun, memiliki lisan seperti Nabi Muhammad SAW, badan tidak berbulu, berpenampilan muda, dan bercelak.” (HR Ibnu Abid Dunya)

Dalam hadits lainnya turut dijelaskan terkait tinggi Nabi Adam AS. Dari Abu Hurairah RA berkata Nabi SAW bersabda,

“Allah telah menciptakan Adam AS berdasarkan bentuk-Nya, tingginya 60 hasta. Kemudian (Allah) berfirman, “Pergilah dan memberi salamlah kepada para malaikat itu, dan dengarkanlah mereka memberi hormat kepadamu. Itulah kehormatanmu dan keturunanmu.

Lalu, (Adam) mengucapkan, “Assalamualaikum,” maka, (para malaikat) mengucapkan, “Assalamualaika wa rahmatullah,” (para malaikat) menambahkan ‘warrahmatullahi,’

Maka, setiap orang yang masuk surga serupa dengan Adam (dalam hal perawakan/postur dan gambaran), dan manusia itu senantiasa bertambah kecil sampai sekarang” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Arab, Arti, Kandungan dan Tajwid


Jakarta

Surat Al Maidah adalah surat ke-5 dalam urutan mushaf Al-Qur’an. Surat ini menjelaskan berbagai hukum Islam, salah satunya seperti yang disebutkan dalam ayat 32.

Surat Al Maidah ayat 32 berisi hukum pembunuhan yang ditetapkan bagi bani Israil dan seluruh umat manusia. Berikut bacaan Arab, latin, terjemahan lengkap dengan isi kandungan dan hukum tajdwidnya.


Surat Al Maidah Ayat 32: Arab, Latin, dan Terjemahan

مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ ٣٢

Arab latin: Min ajli żālik(a), katabnā ‘alā banī isrā’īla annahū man qatala nafsam bigairi nafsin au fasādin fil-arḍi fa ka’annamā qatalan-nāsa jamī’ā(n), wa man aḥyāhā fa ka’annamā aḥyan-nāsa jamī’ā(n), wa laqad jā’athum rusulunā bil-bayyināt(i), ṡumma inna kaṡīram minhum ba’da żālika fil-arḍi lamusrifūn(a).

Artinya: “Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.”

Isi Kandungan Surat Al Maidah Ayat 32

Menurut Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI, surat Al Maidah ayat 32 berisi tentang ketentuan bahwa membunuh seorang manusia berarti membunuh semua manusia, seperti halnya memelihara kehidupan seorang manusia berarti memelihara semua kehidupan manusia.

Lebih lanjut ditafsirkan, surat Al Maidah ayat 32 menunjukkan keharusan adanya kesatuan umat dan kewajiban mereka untuk saling menjaga keselamatan hidup dan menjauhi hal-hal yang membahayakan orang lain.

Lewat ayat ini, Allah SWT menggambarkan kondisi kehidupan masa lalu dari orang-orang bani Israil yang tetap melampaui batas meski telah banyak rasul membawa keterangan yang jelas. Hingga akhirnya mereka kehilangan kehormatan, kekayaan, dan kekuasaan mereka.

Hukum Tajwid Surat Al Maidah Ayat 32

Surat Al Maidah ayat 32Surat Al Maidah ayat 32 Foto: Tangkapan Layar Al-Qur’an Digital detikHikmah

1. Qalqalah

Bertemunya huruf qalqalah yang berharakat sukun atau diwakafkan. Hukum qalqalah ada lima yaitu ba (ب), jim (ج), dal (د), tha (ط), dan qaf (ق).

Bacaan qalqalah dalam surat Al Maidah ayat 32 di atas ditandai dengan warna ungu.

Cara baca: Dibaca dengan memantulkan suara.

2. Ikhfa, Ikhfa Syafawi, Madd Jaiz Munfasil, Madd Silah Tawilah

Bertemunya nun sukun (نْ) atau tanwin (ـًـــٍـــٌ) dengan salah satu huruf ikhfa.

Bacaan ikhfa, ikhfa syafawi, madd jaiz munfasil, madd silah tawilah dalam surat Al Maidah ayat 32 di atas ditandai dengan warna hijau.

Cara baca: Tahan suara 2 harakat (ikhfa, ikhfa syafawi) dan panjangkan suara 4/5 harakat (madd jaiz munfasil, madd silah tawilah).

3. Iqlab

Bertemunya nun mati (نْ) atau tanwin (ـًـ, ـٍـ, ـٌـ) dengan huruf ba (ب) sehingga bunyi nun atau tanwin diganti menjadi mim (مْ).

Bacaan iqlab dalam surat Al Maidah ayat 32 di atas ditandai dengan warna biru (yang pertama)

Cara baca: Tahan suara 2 harakat.

4. Madd Wajib Muttasil

Bertemunya huruf mad (ا, و, atau ي) bertemu dengan huruf hamzah (ء) dalam satu kata.

Bacaan mad wajib muttasil dalam surat Al Maidah ayat 32 di atas ditandai dengan warna biru (yang kedua).

Cara baca: Panjangkan suara 4/5 harakat.

5. Idgam Bilagunnah, Idgam Mutaqaribain, Idgam Mutajanisain, Idgam Mutamasilain

Bertemunya (نْ) atau tanwin (ــًــ, ـٍــ, ـٌــ) dengan salah satu huruf idgam.

Bacaan idgam bilagunnah, idgam mutaqaribain, idgam mutajanisain, idgam mutamasilain dalam surat Al Maidah ayat 32 di atas ditandai dengan warna merah.

Cara baca: Dibaca lebur tanpa tahan suara.

6. Idgam Bigunnah, Idgam Mimi, Gunnah, Madd Lazim, Madd Farq

Bertemunya (نْ) atau tanwin (ــًــ, ـٍــ, ـٌــ) dengan salah satu huruf idgam.

Bacaan idgam bigunnah, idgam mimi, gunnah, madd lazim, madd farq dalam surat Al Maidah ayat 32 di atas ditandai dengan warna pink.

Cara baca: Tahan suara 2 harakat (idgam bigunnah, idgam mimi, gunnah) dan panjangkan suara 6 harakat (madd lazim, madd farq).

Bacaan dan info tajwid surat Al Maidah ayat 32 juga bisa dilihat di sini.

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com

Imam Al-Ghazali Ungkap 9 Tanda Seseorang Akan Meninggal Dunia


Jakarta

Kematian adalah misteri terbesar dalam hidup yang hanya diketahui oleh Allah SWT. Setiap jiwa pasti akan merasakannya.

Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Anbiya ayat 34:

وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَۗ اَفَا۟ىِٕنْ مِّتَّ فَهُمُ الْخٰلِدُوْنَ ٣٤


Artinya: “Kami tidak menjadikan keabadian bagi seorang manusia pun sebelum engkau (Nabi Muhammad). Maka, jika engkau wafat, apakah mereka akan kekal?”

Meski ajal adalah takdir Illahi, seorang ulama besar seperti Imam Al-Ghazali pernah menjelaskan beberapa tanda yang mungkin muncul pada seseorang menjelang kematiannya. Penting untuk diingat bahwa tanda-tanda ini bisa berbeda pada setiap orang.

Merujuk tulisan Kematian dalam Al-Qur’an: Perspektif Ibn Kathir oleh Abdul Basit dan Misteri Kehidupan Alam Barzakh karya Ipnu Rinto Nugroho, berikut adalah beberapa tanda mendekatnya ajal menurut Imam Al-Ghazali.

Tanda-tanda Ajal Mendekat Menurut Imam Al-Ghazali

1. Menggigil Hebat di Sore Hari

Sekitar 100 hari sebelum kematian, tepatnya setelah waktu Ashar, seseorang mungkin akan mengalami menggigil hebat di seluruh tubuhnya. Namun, tanda ini disebut tidak akan dirasakan oleh mereka yang terlalu larut dalam kenikmatan dunia dan lupa akan kematian.

2. Pusar Berdenyut

Pada waktu Ashar, sekitar 40 hari sebelum kematian, area pusar mungkin mulai terasa berdenyut. Tanda ini konon menyimbolkan gugurnya lembaran daun bertuliskan nama seorang muslim dari Arsy.

Setelah itu, Malaikat Maut akan mengambilnya dan mulai mempersiapkan kedatangan dalam wujud manusia untuk menjemput.

3. Nafsu Makan Meningkat Secara Tak Terduga

Tujuh hari sebelum kematian, terjadi perubahan pada nafsu makan. Seseorang yang sebelumnya tidak berselera makan, terutama karena sakit, bisa tiba-tiba merasakan peningkatan nafsu makan yang melonjak drastis. Ini adalah salah satu tanda bagi orang yang sedang diuji dengan penyakit.

4. Dahi Berdenyut Kencang

Tiga hari sebelum wafat, dahi bagian tengah akan terasa berdenyut kencang. Para ulama menganjurkan agar muslim yang merasakan tanda ini segera bertobat dan berpuasa.

Puasa ini bertujuan agar perut tidak banyak berisi najis. Sehingga memudahkan proses pemandian jenazah kelak.

5. Ubun-ubun Berdenyut Kuat

Sehari sebelum ajal menjemput, area ubun-ubun seseorang mungkin akan terasa berdenyut sangat kuat. Jika tanda ini muncul, konon orang tersebut tidak akan lagi bertemu waktu Ashar di hari berikutnya.

6. Nyeri di Dada dan Perut Bagian Atas

Rasa sakit pada bagian dada dan perut bagian atas juga bisa menjadi salah satu tanda mendekatnya kematian. Rasa sakit ini biasanya muncul saat masuk waktu Ashar.

Tanda lain yang mungkin terlihat adalah mata yang menjadi sayu dan kehilangan sinarnya. Selain itu, hidung akan terlihat semakin menurun atau masuk ke dalam, biasanya terlihat jelas dari sisi samping.

8. Telinga Melayu dan Kaki Sulit Digerakkan

Ketika ajal semakin dekat, telinga seseorang akan tampak melayu dan ujungnya masuk ke dalam. Bersamaan dengan itu, telapak kaki secara perlahan akan terasa kaku dan sulit digerakkan, seolah jatuh ke depan.

9. Munculnya Hawa Sejuk Misterius

Tanda terakhir yang mungkin dirasakan adalah kemunculan hawa sejuk yang merambat dari area pusar, turun ke pinggul, lalu naik hingga sekitar jakun atau pangkal leher. Hawa sejuk ini terkadang juga bisa dirasakan oleh keluarga yang berada di dekatnya.

Pada saat-saat seperti ini, seorang muslim dianjurkan untuk memperbanyak bacaan kalimat tauhid dan istighfar.

Tanda-tanda kematian di atas disusun atas pengetahuan manusia yang terbatas dan bisa saja tak terlihat pada setiap individu. Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Miris! Gaza Dikepung Kelaparan tapi Hanya 73 Truk Bantuan yang Masuk


Jakarta

Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina, semakin mengkhawatirkan. Potret memilukan warga, terutama anak-anak yang menderita kelaparan dan malnutrisi, terus beredar sehingga menuai kecaman internasional terhadap Israel. Meski tekanan dunia meningkat, bantuan yang masuk masih sangat terbatas.

Pada Sabtu (26/7/2025), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan telah membuka kembali pengiriman bantuan makanan ke Gaza melalui jalur udara.

Namun menurut laporan Kantor Media Pemerintahan di Gaza, hanya 73 truk bantuan yang berhasil masuk dalam kurun waktu 24 jam terakhir, tepatnya pada Minggu (27/7/2025). Kantor media itu juga melaporkan bahwa terdapat tiga pengiriman bantuan melalui udara, namun total muatan ketiganya hanya setara dengan dua truk bantuan.


Bantuan udara tersebut justru mendarat di “zona merah”, ini adalah area pertempuran aktif yang telah ditandai di peta militer Israel sehingga warga sipil tidak bisa mengambil bantuan secara aman. Otoritas Palestina menyatakan bahwa Gaza membutuhkan sedikitnya 600 truk bantuan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan 2,4 juta penduduknya.

Seluruh Warga Gaza Alami Krisis Pangan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa seluruh warga Gaza saat ini berada dalam kondisi krisis pangan akut, tanpa akses yang memadai terhadap makanan bergizi dan aman. Anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan terdampak kelaparan ini.

Laporan Al Jazeera menyebutkan bahwa bantuan udara yang dijatuhkan ke wilayah pengungsian di Gaza utara justru menimbulkan korban. Sebanyak 11 warga dilaporkan terluka, setelah paket bantuan jatuh langsung ke tenda-tenda pengungsi.

Pengiriman Bantuan Udara Dinilai Berbahaya dan Tidak Efektif

Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, mengkritik keras pengiriman bantuan melalui udara. Dalam wawancaranya dengan CNN, ia menyebut metode tersebut tidak efisien, mahal, dan berbahaya bagi warga sipil. Ia mendorong agar Israel membuka jalur darat kemanusiaan yang memungkinkan distribusi bantuan lebih aman dan masif.

“Pengiriman bantuan harus dilakukan lewat jalur darat, bukan udara. Itu jauh lebih efektif dan menyelamatkan nyawa,” ujar Lazzarini.

Lonjakan Kasus Malnutrisi dan Kematian Anak di Gaza

Dilansir dari The Guardian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sebanyak 74 kematian akibat malnutrisi terjadi sepanjang 2025 di Gaza. Sebanyak 63 kematian terjadi pada bulan Juli, termasuk 24 balita, seorang anak di atas usia lima tahun, serta 38 orang dewasa.

1 dari 5 anak di bawah usia 5 tahun mengalami kekurangan gizi akut. The Washington Post menambahkan bahwa anak-anak yang selamat dari gizi buruk, pengeboman, serta trauma psikologis, kemungkinan besar akan menghadapi masalah kesehatan seumur hidup.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat, hingga saat ini, aksi genosida oleh Israel telah menewaskan lebih dari 59 ribu warga Palestina dan melukai sekitar 143 ribu orang lainnya. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Jumlah korban tewas diperkirakan bisa melebihi 61 ribu jiwa, karena ribuan orang masih hilang di bawah reruntuhan bangunan yang digempur oleh militer Israel dan diduga telah meninggal dunia.

(lus/erd)



Sumber : www.detik.com

Israel Larang Mufti Yerusalem Masuk Masjid Al Aqsa usai Kecam Kelaparan Gaza



Jakarta

Israel mengeluarkan larangan bagi Mufti Agung Yerusalem dan Palestina, Syeikh Muhammad Hussein, memasuki Masjid Al Aqsa selama seminggu. Larangan bisa diperpanjang.

Laporan kantor berita WAFA, perintah larangan tersebut dikeluarkan pada Minggu (27/7/2025) waktu setempat menyusul panggilan interogasi Israel terhadap Syekh Hussein. Syekh Hussein juga mengaku telah menerima surat perintah tersebut tapi enggan menandatanganinya.


Syekh Hussein mengatakan ia dipanggil otoritas Israel buntut khutbah Jumatnya di Masjid Al Aqsa pada Jumat (25/7/2025). Dalam khutbah itu, ia mengecam kebijakan Israel yang menyebabkan krisis kelaparan di Gaza.

Departemen Wakaf Islam di Yerusalem, seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency, mengonfirmasi Syekh Hussein ditangkap di halaman masjid tak lama setelah menyampaikan khutbah Jumat yang mengecam kejahatan Israel terhadap warga Palestina.

Krisis Kelaparan di Gaza

Diketahui, Gaza tengah dilanda krisis kelaparan akibat blokade bantuan kemanusiaan yang dilakukan Israel, meski Tel Aviv menepis tuduhan itu.

Menurut sejumlah laporan, kelaparan yang terus berlanjut telah menyebabkan kematian, banyak yang datang ke rumah sakit dalam kondisi lemas akibat kurang makanan, dan banyak lainnya yang pingsan di jalan.

Lebih dari 100 organisasi kemanusiaan dalam pertanyaan bersama pada Rabu (23/7/2025) menyatakan “kelaparan massal” sedang menyebar di Gaza. Mereka mendesak pembukaan semua perlintasan di Gaza sesegera mungkin, mengakhiri pengepungan Israel, untuk memulihkan akses makanan, air bersih, bantuan medis, material tempat tinggal, bahan bakar, dan mendukung mekanisme kemanusiaan yang dipimpin PBB.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pernyataannya pada Minggu (27/7/2025) mengatakan malnutrisi di Gaza telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Kondisi tersebut, kata WHO, terbukti dengan peningkatan tajam kematian bulan ini.

WHO mengonfirmasi banyaknya kematian disebabkan blokade yang disengaja dan keterlambatan bantuan. Pihaknya juga mencatat hampir satu dari lima anak berusia di bawah lima tahun di Gaza menderita kekurangan gizi parah.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Bingung Bedanya Mandi Junub dan Wajib? Ini Penjelasan Lengkapnya


Jakarta

Sering kali kita mendengar istilah mandi junub dan mandi wajib digunakan secara bergantian, seolah keduanya adalah hal yang sama. Keduanya memang bertujuan untuk membersihkan diri dari hadas besar.

Namun, tahukah Anda bahwa sebenarnya ada perbedaan makna di balik kedua istilah tersebut? Mari kita ulas lebih dalam.


Apa Itu Junub dan Mandi Wajib?

Secara harfiah, junub atau janabah merujuk pada kondisi seseorang setelah mengalami keluarnya air mani atau setelah melakukan hubungan suami istri. Kondisi ini mewajibkan seseorang untuk melakukan mandi besar agar bisa kembali beribadah, seperti salat.

Dalam bahasa, janabah juga diartikan sebagai kondisi seseorang yang berada “jauh” dari tempat peribadatan salat sebelum bersuci, sebagaimana dijelaskan dalam buku Fiqh Bersuci dan Sholat sesuai Tuntunan Nabi oleh Abu Utsman Kharisman.

Perintah untuk mandi ketika dalam keadaan junub ini bahkan secara eksplisit disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu pada Surah Al-Maidah ayat 6:

وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ…

Artinya: “…Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah…”

Lalu, bagaimana dengan mandi wajib? Mandi wajib memiliki makna yang lebih luas. Mandi wajib adalah mandi yang disebabkan oleh berbagai kondisi yang mengharuskan seseorang bersuci dari hadas besar, seperti junub, haid, nifas, dan juga ketika seorang muslim meninggal dunia.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa mandi junub adalah salah satu jenis dari mandi wajib, yang penyebabnya adalah junub. Ini sesuai dengan pandangan Muhammad Jawad Mughniyah dalam kitab Al-Fiqh ‘ala al-madzahib al-khamsah (terjemahan Masykur A.B dkk), yang menjelaskan bahwa mandi junub termasuk mandi wajib karena disebabkan oleh keadaan junub.

Mazhab Syafi’i bahkan berpendapat bahwa keluarnya mani, baik disengaja karena syahwat maupun tidak, tetap mewajibkan mandi. Demikian pula, berhubungan suami istri meskipun tanpa keluarnya mani, tetap mengharuskan mandi wajib. Meskipun cakupan maknanya berbeda, tata cara pelaksanaan mandi junub dan mandi wajib adalah sama.

Tata Cara Mandi Wajib yang Benar

Kunci kesucian seorang muslim adalah melakukan mandi wajib dengan benar. Berikut adalah langkah-langkah mandi wajib dari awal hingga akhir, yang dinukil dari buku Fiqih Ibadah susunan Zaenal Abidin:

  1. Membaca niat mandi wajib. Niat ini diucapkan di dalam hati sesuai dengan penyebab mandi.
  2. Membersihkan kedua telapak tangan sebanyak tiga kali dengan air mengalir.
  3. Membersihkan kotoran yang tersembunyi menggunakan tangan kiri, seperti area kemaluan, dubur, bawah ketiak, pusar, dan bagian tubuh lainnya yang mungkin terdapat kotoran.
  4. Mencuci tangan kembali dengan sabun atau tanah untuk menghilangkan sisa kotoran.
  5. Berwudu seperti hendak salat.
  6. Menyela pangkal rambut dengan jari-jari tangan yang sudah dibasahi air hingga menyentuh kulit kepala. Hal ini dianjurkan bagi pria muslim, sementara bagi wanita berambut panjang tidak perlu mengurai rambutnya, cukup dengan mengguyurkan air tiga kali ke kepala.
  7. Membasuh seluruh tubuh dengan air, dimulai dari sisi kanan, kemudian dilanjutkan ke sisi kiri.
  8. Memastikan seluruh lipatan kulit dan bagian tubuh yang tersembunyi ikut terbasuh dan bersih sempurna.

Bacaan Niat Mandi Wajib Sesuai Penyebabnya

Niat adalah kunci dalam setiap ibadah. Berikut adalah bacaan niat mandi wajib sesuai dengan penyebabnya, yang dikutip dari sumber yang sama:

1. Niat Mandi Wajib Setelah Berhubungan Suami-Istri

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari fardhol lillaahi ta’aala.

Artinya: “Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardhu karena Allah Ta’ala.”

2. Niat Mandi Wajib Setelah Haid

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ الْحَيْضِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari ‘anin haidhi lillaahi ta’aala.

Artinya: “Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar yang disebabkan haid karena Allah Ta’ala.”

3. Niat Mandi Wajib Setelah Melahirkan (Wiladah)

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ الْوِلَادَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari ‘anin wilaadati lillaahi ta’aala.

Artinya: “Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar yang disebabkan wiladah karena Allah Ta’ala.”

4. Niat Mandi Wajib Setelah Nifas

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ النِّفَاسِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari ‘anin nifaasi lillaahi ta’aala.

Artinya: “Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar yang disebabkan nifas karena Allah Ta’ala.”

Semoga penjelasan ini membantu Anda memahami perbedaan antara mandi junub dan mandi wajib, serta tata cara pelaksanaannya yang benar. Dengan begitu, ibadah dapat diterima dengan sempurna oleh Allah SWT.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com