Ayat Al-Qur’an dan Surat Pendek yang Dianjurkan Dibaca sebelum Tidur


Jakarta

Waktu menjelang tidur bisa menjadi momen yang tenang untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rasulullah SAW mengajarkan berbagai kebiasaan baik sebelum tidur, salah satunya adalah membaca surat-surat pendek dari Al-Qur’an. Bacaan ini tidak hanya menenangkan hati, tapi juga membawa dapat melindungi diri kita selama terlelap.

Allah SWT berfirman dalam surat Az-Zumar ayat 42:

اَللّٰهُ يَتَوَفَّى الْاَنْفُسَ حِيْنَ مَوْتِهَا وَالَّتِيْ لَمْ تَمُتْ فِيْ مَنَامِهَا ۚ فَيُمْسِكُ الَّتِيْ قَضٰى عَلَيْهَا الْمَوْتَ وَيُرْسِلُ الْاُخْرٰىٓ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّىۗ اِنَّ فِيْ ذٰلِكَ لَاٰيٰتٍ لِّقَوْمٍ يَّتَفَكَّرُوْنَ


Arab latin: Allāhu yatawaffal-anfusa ḥīna mautihā wal-latī lam tamut fī manāmihā, fayumsikul-latī qaḍā ‘alaihal-mauta wa yursilul-ukhrā ilā ajalim musammā(n), inna fī żālika la’āyātil liqaumiy yatafakkarūn(a).

Artinya: Allah menggenggam nyawa (manusia) pada saat kematiannya dan yang belum mati ketika dia tidur. Dia menahan nyawa yang telah Dia tetapkan kematiannya dan Dia melepaskan nyawa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti-bukti (kekuasaan) Allah bagi kaum yang berpikir.

Ayat ini mengingatkan bahwa tidur adalah waktu ketika jiwa seseorang berada dalam genggaman Allah. Rasulullah SAW pun membiasakan membaca beberapa surat pendek sebelum tidur dan menganjurkannya kepada para sahabat.

Di antara surat yang sering dibaca adalah Al-Ikhlas, Al-Falaq, An-Naas, dan Al-Kafirun, yang masing-masing memiliki keutamaan dalam menjaga hati dan diri dari berbagai keburukan.

Bacaan Surat Pendek yang Dapat Dibaca Sebelum Tidur

Berikut beberapa surat pendek yang dapat dibaca sesaat sebelum tidur.

1. Surat Al-Ikhlas

Berdasarkan buku 63 Adab Sunnah karya Dr. KH. Rachmat Morado Sugiarto, Lc., M.A. al-Hafizh, Rasulullah SAW memiliki kebiasaan membaca beberapa surat pendek menjelang tidur. Di antara yang beliau baca adalah Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq, dan An-Naas.
Aisyah RA meriwayatkan:

“Apabila Nabi SAW hendak tidur setiap malam, beliau menyatukan kedua tangannya, kemudian meniup ke dalamnya dan membaca surat:

Qul Huwallahu Ahad,
Qul A’udzu birabbil-Falaq, dan
Qul A’udzu birabbin-Naas.

Lalu beliau mengusap tubuhnya dengan kedua tangan itu, dimulai dari kepala, wajah, dan bagian depan tubuhnya, sesuai kemampuannya. Beliau melakukan hal itu sebanyak tiga kali.” (HR. Bukhari)

Berikut bacaan surat Al-Ikhlas.

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ

Arab latin: qul huwallāhu aḥad

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Dialah Allah, Yang Maha Esa.”

اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ

Arab latin: allāhuṣ-ṣamad

Artinya: “Allah tempat meminta segala sesuatu.”

لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ

Arab latin: lam yalid wa lam yụlad

Artinya: “(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.”

وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Arab latin: wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad

Artinya: “Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.”

2. Surat Al-Falaq

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ

Arab latin: qul a’ụżu birabbil-falaq

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh).”

مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ

Arab latin: min syarri mā khalaq

Artinya: “dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan.”

وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ .

Arab latin: wa min syarri gāsiqin iżā waqab

Artinya: “dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita.”

وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ

Arab latin: wa min syarrin-naffāsāti fil-‘uqad

Artinya: “dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya).”

وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ

Arab latin: wa min syarri hāsidin iżā hasad.

Artinya : “dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.”

3. Surat An-Naas

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ – ١

Arab latin: Qul a’ụżu birabbin-nās

Artinya: “Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhannya manusia,”

مَلِكِ النَّاسِۙ – ٢

Arab latin: Malikin-nās

Artinya: “Raja manusia,”

اِلٰهِ النَّاسِۙ – ٣

Arab latin: Ilāhin-nās

Artinya: “Sembahan manusia,”

مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ – ٤

Arab latin: Min sharril-waswāsil-khannās

Artinya: “dari kejahatan (bisikan) setan yang bersembunyi,”

الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ – ٥

Arab latin: Allażī yuwas wisu fī ṣudụrin-nās

Artinya: “yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia,”

مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ – ٦

Arab latin: Minal-jinnati wan-nās

Artinya: “dari (golongan) jin dan manusia.”

4. Surat Al Baqarah Ayat 285-286

Selain itu, masih dari sumber sebelumnya, Rasulullah SAW juga membaca dua ayat terakhir dari Surat Al-Baqarah setiap malam. Abu Mas’ud RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:

“Barang siapa membaca dua ayat terakhir dari Surat Al-Baqarah pada malam hari, maka ayat itu akan mencukupinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Arab latin: āmanar-rasụlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih, wa qālụ sami’nā wa aṭa’nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr

lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā in nasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ ‘alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa’fu ‘annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn

Artinya: “Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali,

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”

5. Ayat Kursi (Surat Al Baqarah Ayat 255)

Nabi SAW juga menganjurkan membaca Ayat Kursi sebelum tidur. Dalam sebuah hadits disebutkan:

“…Apabila engkau pergi ke kasurmu, maka bacalah Ayat Kursi. Akan ada penjaga dari Allah yang selalu bersamamu, dan setan tidak akan mendekatimu hingga pagi.” (HR. Bukhari)

Berikut bacaan ayat kursi.

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Arab latin: allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm

Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Mahatinggi lagi Maha Agung.”

6. Surat Al-Kafirun

Dalam buku Keutamaan Al-Qur’an dalam Perspektif Hadits karya Ahsantudhonni Ahsantudhonni disebutkan, dari Anas bin Malik RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda kepada Mu’ad.

“Bacalah surat Al-Kafirun ketika hendak tidur. Sesungguhnya surat tersebut bisa membebaskan dari perbuatan syirik.” (HR. Baihaqi)

Maka dari itu, surat ini termasuk salah satu surat pendek yang perlu dibaca sebelum tidur. Berikut bacaannya.

قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ

Arab latin: qul yā ayyuhal-kāfirụn

Artinya: “Katakanlah (Muhammad), “Wahai orang-orang kafir!”

لَا أَعْبُدُ مَا تَعْبُدُونَ

Arab latin: lā a’budu mā ta’budụn

Artinya: “aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah”.

وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ

Arab latin: wa lā antum ‘ābidụna mā a’bud

Artinya: “dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah”

وَلَا أَنَا عَابِدٌ مَا عَبَدْتُمْ

Arab latin: wa lā ana ‘ābidum mā ‘abattum

Artinya: “dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah”

وَلَا أَنْتُمْ عَابِدُونَ مَا أَعْبُدُ

Arab latin: wa lā antum ‘ābidụna mā a’bud

Artinya: “dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah.”

لَكُمْ دِيْنُكُمْ وَلِيَ دِيْنِ

Arab latin: lakum dīnukum wa liya dīn

Artinya: “Untukmu agamamu, dan untukku agamaku.”

(inf/lus)



Sumber : www.detik.com

Suleiman al-Obeid, Mantan Timnas Palestina Tewas dalam Serangan di Gaza



Jakarta

Pasukan Zionis Israel tak hentinya menunjukkan kebengisan. Serangan udara yang dilancarkan ke wilayah Gaza selatan pada Rabu (6/8) menewaskan sedikitnya 18 orang, termasuk di antaranya mantan bintang sepakbola Timnas Palestina, Suleiman al-Obeid.

Wafatnya pesepak bola legendaris yang dijuluki “Pelé Palestina” ini dikonfirmasi oleh Asosiasi Sepak Bola Palestina (PFA).

“Mantan pemain tim nasional dan bintang tim Khadamat al-Shati, Suleiman Al-Obeid, gugur setelah pasukan pendudukan (Israel) menyerang warga yang menunggu bantuan kemanusiaan di Jalur Gaza selatan pada hari Rabu,” tulis PFA dalam pernyataan resminya pada Rabu (6/8).


Mengutip Al Jazeera (7/8) julukan “Pelé Sepak Bola Palestina” disematkan padanya sebagai penghormatan atas bakat dan kontribusinya di lapangan hijau, meniru nama sang legenda sepak bola Brasil yang dianggap sebagai salah satu pemain terbaik sepanjang masa.

Menurut PFA (Palestine Football Association), al-Obeid tewas dalam serangan yang menargetkan warga sipil yang sedang mengantre bantuan kemanusiaan. Sosok berusia 41 tahun ini dikenal sebagai salah satu bintang paling bersinar dalam sejarah sepak bola Palestina, dengan torehan lebih dari 100 gol sepanjang kariernya.

Lahir pada 24 Maret 1984 di Gaza, al-Obeid memulai karier profesionalnya di klub Khadamat al-Shati. Ia juga sempat memperkuat Markaz Shabab al-Am’ari yang berbasis di Tepi Barat serta Gaza Sport. Sejak debutnya di tim nasional Palestina pada tahun 2007, al-Obeid mencatatkan 24 penampilan dan mencetak dua gol. Salah satu momen paling dikenang adalah gol akrobatiknya ke gawang Yaman dalam turnamen Federasi Sepak Bola Asia Barat 2010.

Kematian al-Obeid menambah daftar panjang atlet Palestina yang menjadi korban konflik di Gaza. PFA mencatat sedikitnya 662 atlet dan anggota keluarga mereka telah kehilangan nyawa sejak pecahnya perang. Dari jumlah tersebut, 421 merupakan pesepak bola, termasuk 103 anak-anak, sebagian besar di antaranya meninggal akibat serangan langsung maupun kelaparan.

Selain korban jiwa, infrastruktur olahraga di wilayah Palestina juga mengalami kerusakan parah. PFA melaporkan bahwa sebanyak 288 fasilitas olahraga telah rusak atau hancur, terdiri dari stadion, lapangan latihan, pusat kebugaran, hingga gedung klub. Dari total tersebut, 268 berada di Gaza dan 20 lainnya di Tepi Barat. Sekitar separuh fasilitas itu secara langsung melayani kegiatan sepak bola. Bahkan, markas besar PFA di Gaza turut menjadi sasaran serangan udara.

Tragedi ini mencerminkan dampak kemanusiaan yang semakin dalam dari konflik berkepanjangan di wilayah tersebut. Data terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 1.300 warga Palestina tewas di sekitar titik distribusi bantuan yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza sejak dibentuknya kelompok logistik gabungan yang didukung Amerika Serikat dan Israel pada akhir Mei lalu.

Suleiman al-Obeid meninggalkan seorang istri dan lima anak, serta warisan abadi dalam sejarah olahraga Palestina.

Sejak mulai beroperasi pada akhir Mei, lebih dari 1.300 warga Palestina dilaporkan tewas di sekitar lokasi distribusi bantuan yang dikelola oleh Yayasan Kemanusiaan Gaza, yang menuai kontroversi.

Pada Rabu, setidaknya 18 orang kehilangan nyawa saat berusaha mendapatkan bantuan, di tengah situasi krisis pangan yang kian memburuk akibat ketatnya pembatasan yang diberlakukan Israel terhadap aliran bantuan kemanusiaan ke wilayah Gaza, menurut sumber medis kepada Al Jazeera.

Dalam waktu 24 jam terakhir, rumah sakit-rumah sakit di Gaza juga melaporkan empat kematian baru akibat kelaparan dan kekurangan gizi. Data dari Kementerian Kesehatan setempat mencatat total 197 kematian terkait kelaparan sejak dimulainya serangan Israel ke Gaza pada Oktober 2023. Dari jumlah tersebut, 96 di antaranya adalah anak-anak. Mayoritas kasus kematian ini terjadi dalam beberapa pekan terakhir, mencerminkan memburuknya kondisi kemanusiaan di wilayah tersebut.

(lus/inf)



Sumber : www.detik.com

Penumpang Muslim Protes ke Singapore Airlines usai Disuguhi Olahan Babi


Jakarta

Penumpang muslim Singapore Airlines (SIA) protes usai dirinya disuguhi hidangan olahan babi dalam penerbangan dari Singapura ke New York. Imbas dari hal itu, pihak SIA meminta maaf atas kesalahannya.

Menurut laporan Mothership yang dilansir dari Malay Mail pada Jumat (8/8/2025), kesalahan tersebut terjadi karena kru kabin tidak mengetahui bahwa prosciutto adalah produk olahan babi. Insiden ini dialami oleh Jey, penumpang kelas bisnis dalam penerbangan SQ24 yang merupakan warga lokal Singapura.


Jey mengatakan dirinya memesan makanan muslim untuk layanan minuman, tetapi memilih opsi Book the Cook (Pesan Juru Masak) untuk makan siangnya. Pada salah satu sesi makan, ia disuguhi hidangan berlabel “Grilled Mediteranean Salad with Prosciutto.”

Mulanya, Jey sempat bertanya kepada kru kabin apakah prosciutto merupakan daging babi. Kru menjawab bukan dan meyakinkan hidangan tersebut aman dikonsumsi.

Lalu, setelah mencicipi makanan yang menurut Jey asing, ia lantas melakukan pencarian informasi dan menemukan bahwa prosciutto adalah irisan tipis daging babi yang diawetkan.

“Saya benar-benar terkejut,” kata Jey sambil menyebut dirinya telah menjadi muslim selama lebih dari tiga dekade.

Kemudian, saat Jey mengonfirmasi kepada kru kabin mereka berdalih staf yang melayani salah dengar dan merupakan anggota junior. Staff tersebut tidak mengetahui bahwa prosciutto adalah olahan daging babi.

Imbas dari hal itu, Jey kemudian mengajukan keluhan kepada pihak maskapai. Ia sempat ditawari kompensasi berupa voucher KrisShop seharga SG$10.000 atau sekitar Rp 127 juta.

Jey lalu meminta agar maskapai lebih serius menangani sensitivitas makanan terkait kepercayaan. Melalui sebuah email, perwakilan layanan pelanggan SIA mengakui bahwa kru kabin awalnya tak yakin apakah prosciutto mengandung babi dan menyajikannya tanpa melakukan verifikasi lebih lanjut.

Usai menyadari kesalahan tersebut, kru itu langsung meminta maaf dan menawarkan hidangan alternatif namun ditolak oleh Jey. Juru bicara Singapore Airlines mengonfirmasi terkait adanya kesalahan, maskapai lalu menyampaikan permintaan maaf.

“Ketika awak kabin kami menyadari bahwa pelanggan tersebut tidak mengonsumsi daging babi, mereka segera meminta maaf, menyingkirkan hidangan tersebut, dan menawarkan alternatif,” ungkap juru bicara SIA melalui keterangan tertulis yang dilansir dari Malay Mail.

Dengan kejadian ini, pihak maskapai telah melakukan pelatihan pada awak kabin dan memperbaiki prosedur layanan serta menyarankan seluruh penumpang dengan pantangan agama atau diet tertentu agar memesan makanan khusus untuk setiap sesi makanan dalam penerbangan jauh.

Hukum Mengonsumsi Daging Babi bagi Muslim

Umat Islam diharamkan untuk mengonsumsi babi dan produk turunannya. Larangan tersebut diterangkan dalam surah Al Baqarah ayat 173,

اِنَّمَا حَرَّمَ عَلَيْكُمُ الْمَيْتَةَ وَالدَّمَ وَلَحْمَ الْخِنْزِيْرِ وَمَآ اُهِلَّ بِهٖ لِغَيْرِ اللّٰهِ ۚ فَمَنِ اضْطُرَّ غَيْرَ بَاغٍ وَّلَا عَادٍ فَلَآ اِثْمَ عَلَيْهِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Artinya: “Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan (daging) hewan yang disembelih dengan (menyebut nama) selain Allah. Akan tetapi, siapa yang terpaksa (memakannya), bukan karena menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Ibnu Katsir melalui kitab Tafsir Al-Qur’an al-Azim Jilid 1 yang diterjemahkan M Abdul Ghoffar menjelaskan bahwa babi diharamkan tak hanya sebatas pada daging dan lemaknya, namun termasuk kulit, rambut, tulang, lemak, dan anggota tubuh lainnya. Begitu juga memakan daging babi, baik yang mati dengan cara disembelih maupun mati dalam keadaan tak wajar.

Menurut Tafsir Al Azhar Jilid 1 yang disusun Buya Hamka, keharaman babi disebabkan binatang tersebut termasuk jenis hewan yang paling kotor dan najis.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

5 Cara Tobat dari Kecanduan Video Porno Menurut Ajaran Islam


Jakarta

Islam melarang umatnya menonton film dewasa. Hal ini dikarenakan menonton film dewasa sama seperti melakukan perbuatan yang mendekati zina.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Isra ayat 32,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا ٣٢


Artinya: “Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk.”

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menafsirkan bahwa surah Al Isra ayat 32 berisi larangan dari Allah SWT kepada hamba-Nya untuk berbuat zina, begitu pula mendekatinya dan melakukan hal-hal yang mendorong pada zina.

Berdasarkan Tafsir Kementerian Agama RI, perbuatan yang mendekati zina itu bisa berupa menonton film dewasa, membaca konten-konten yang merangsang, dan semacamnya. Menonton film dewasa juga termasuk perbutan zina mata.

Ibnu Qayyim Al Jauziyah melalui kitab At Taubah wal Inabah terjemahan Abdul Hayyie al Kattani dan Uniqu Attaqi menyematkan hadits terkait zina mata. Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Allah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, dia pasti mendapati bagiannya itu. Zina mata adalah memandang. Zina lidah adalah berbicara. Sedang nafsu berharap dan berkeinginan, dan kemaluan membenarkannya atau mendustakannya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA)

Turut diterangkan dalam buku Sexuality in Islam susunan Abdel Wahab Bouhdiba, menonton film dewasa dapat menghasilkan ilusi dan halusinasi dalam otak manusia. Hal ini dapat menimbulkan bangkitnya syahwat, yang sama statusnya dengan zina.

Imam Nawawi lewat Syarah Muslim-nya juga menegaskan terkait hukum haram menonton film dewasa. Beliau berkata,

“Haram lelaki melihat aurat lelaki lain, perempuan melihat aurat perempuan lain. Ini kesepakatan ulama. Begitu juga, haram lelaki melihat aurat perempuan, dan perempuan melihat aurat laki-laki. Keharamannya secara ijmak. Nabi mengingatkan keharaman lelaki melihat aurat lelaki lain dan lelaki melihat aurat perempuan. Hal itu dari segi keharaman lebih besar. Keharaman ini pada selain suami.”

Lalu, bagaimana cara bertobat dari kecanduan film dewasa jika sudah terlanjur sering menontonnya?

Cara Tobat dari Kecanduan Video Porno Menurut Ajaran Islam

Menyadur dari laman About Islam, Mufti Agungg Oman Syekh Ahmad ibn Hamad Al Khalili menjabarkan terkait cara bertobat dari kecanduan film porno. Berikut bahasannya,

1. Mengakui Hanya Allah yang Dapat Menolong dari Masalah Ini

Pertama-tama, muslim harus mengakui bahwa hanya Allah SWT yang dapat menolongnya keluar dari kecanduan film dewasa. Seseorang harus yakin dirinya ingin bertobat dan berhenti menontonnya seraya berharap pertolongan Allah SWT atas tobatnya.

2. Introspeksi Diri

Lakukan evaluasi diri dengan jujur dan tulus. Pahami bahwa yang dilakukan adalah salah, penting bagi seseorang yang ingin bertobat untuk mengintrospeksi diri dan mengetahui letak kesalahannya.

3. Tobat dengan Tulus kepada Allah SWT

Tobat harus dilakukan dengan tulus semata-mata karena Allah SWT. Tobat juga harus diiringi dengan niat yang kuat dari diri sendiri dan yakin tidak akan mengulanginya.

4. Memohon kepada Allah SWT agar Dihapuskan Dosa

Ketika bertobat dari kecanduan film dewasa, hendaknya muslim memohon dengan sungguh-sungguh agar Allah SWT menghapuskan dosa-dosa yang diperbuatnya selama melihat pornografi. Hal ini bisa membantu terulangnya dosa yang dilakukan pada masa lalu.

5. Perbanyak Doa kepada Allah SWT dan Tingkatkan Ketakwaan

Langkah lain yang dapat dilakukan muslim untuk bertobat adalah memperbanyak doa kepada Allah SWT. Upayakan kedekatan dengan Sang Khalik dan yakin bahwa Dia selalu ada di mana pun dan kapan pun, sehingga menumbuhkan rasa takut untuk mengulangi dosa karena Allah SWT selalu mengawasi.

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Kompetisi Internasional Al-Qur’an Digelar di Masjidil Haram, Diikuti 128 Negara



Jakarta

Kompetisi Internasional Raja Abdulaziz ke-45 untuk hafalan, tilawah, dan tafsir Al-Qur’an akan resmi dimulai pada Sabtu, (9/8/2025) besok. Kompetisi ini digelar di Masjidil Haram, Makkah.

Dilansir dari Arab News, ajang bergengsi ini diselenggarakan dan diawasi langsung oleh Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan Arab Saudi.


Tahun ini menjadi catatan sejarah, dengan kehadiran peserta dari 128 negara di seluruh dunia. Angka ini merupakan jumlah terbanyak sejak kompetisi ini pertama kali digelar lebih dari 45 tahun lalu.

Menteri Urusan Islam, Dakwah, dan Bimbingan, Syekh Abdullatif bin Abdulaziz Al Al-Sheikh, menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan kepada Raja Salman bin Abdulaziz dan Putra Mahkota Mohammed bin Salman atas dukungan penuh mereka terhadap syiar Al-Qur’an.

“Kementerian merasa terhormat menyelenggarakan kompetisi ini, yang termasuk salah satu ajang Al-Qur’an internasional paling bergengsi. Kompetisi ini memiliki kedudukan tinggi dan menegaskan peran kepemimpinan Kerajaan dalam memelihara Al-Qur’an,” ujar Syekh Abdullatif.

Lebih lanjut, ia menambahkan, ajang ini setiap tahun mempertemukan para penghafal Al-Qur’an terbaik dari berbagai penjuru dunia di tempat tersuci di bumi, dalam suasana yang penuh kehormatan.

“Ini adalah wujud misi Kerajaan (Saudi) untuk melayani Islam serta menyebarkan nilai-nilai moderasi dan keseimbangan,” pungkasnya.

Kompetisi ini tidak hanya menjadi ajang silaturahmi para hafidz dan qari dari seluruh dunia, tetapi juga memperkokoh peran Arab Saudi sebagai pusat pengembangan dan pemeliharaan Al-Qur’an di tingkat global.

(dvs/inf)



Sumber : www.detik.com

Surat Al-Jumu’ah Lengkap, Dianjurkan Dibaca Pada Hari Jumat


Jakarta

Surat Al Jumuah menjadi salah satu surat yang dianjurkan dibaca pada hari Jumat. Surat ini membahas tentang kewajiban sholat Jumat hingga keutamaan hari Jumat.

Surat Al-Jumu’ah adalah surat ke-62 dalam Al-Qur’an. Surat ini terdiri dari 11 ayat dan termasuk golongan surat Madaniyah karena diturunkan setelah Rasulullah SAW hijrah ke Madinah.

Dikutip dari buku Kajian Dasar Praktik Fikih Ibadah: Salat Jamaah, Salat Jumat dan Salat Musafir dalam Al-Qur’an dan Hadis karya Muhammad Sholeh, nama Al-Jumu’ah diambil dari kata al-jumu’ah yang berarti hari Jumat, sebagaimana disebut dalam ayat ke-9 surat ini.


Secara keseluruhan, surat ini membahas tentang keutamaan hari Jumat, kewajiban sholat Jumat, serta peringatan kepada umat Islam agar mengutamakan ibadah daripada urusan dunia saat adzan Jumat dikumandangkan. Dalam surat ini juga ditegaskan perintah Allah SWT tentang kewajiban meninggalkan jual beli saat adzan Jumat, dan peringatan untuk menuntut ilmu.

Dalam buku Seri Fiqih Kehidupan 3 : Shalat karya Ahmad Sarwat, disebutkan hadits yang menganjurkan umat Islam membaca surat Al Jumuah setiap hari Jumat. Disunnahkan bagi imam untuk membaca dua surat pada hari Jumat, yaitu surat Al Jumuah pada rakaat pertama da surat Al-Muafiqun pada rakaat kedua.

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah RA,

Abu Hurairah mengimami kami sholat Jumat dan beliau membaca surat Al Jumuah pada rakaat yang pertama dan pada rakaat yang kedua membaca idza jaa-akal munafiqun. Ketika usai sholat, Aku mendatanginya dan bertanya, “Ya Aba Hurairah, Anda membaca dua surat seperti yang dibaca oleh Ali bin Abi Thalib di Kufah.” Abu Hurairah menjawab, “Aku telah mendengar Rasulullah SAW membaca kedua surat itu pada hari Jumat.” (HR Muslim)

Surat Al-Jumu’ah

Berikut bacaan lengkap surat Al-Jumuah dalam tulisan Arab, latin dan artinya:

يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَمَا فِى ٱلْأَرْضِ ٱلْمَلِكِ ٱلْقُدُّوسِ ٱلْعَزِيزِ ٱلْحَكِيمِ

Arab-Latin: yusabbiḥu lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍil-malikil-quddụsil-‘azīzil-ḥakīm

Artinya: 1. “Senantiasa bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Raja, Yang Maha Suci, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

هُوَ ٱلَّذِى بَعَثَ فِى ٱلْأُمِّيِّۦنَ رَسُولًا مِّنْهُمْ يَتْلُوا۟ عَلَيْهِمْ ءَايَٰتِهِۦ وَيُزَكِّيهِمْ وَيُعَلِّمُهُمُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحِكْمَةَ وَإِن كَانُوا۟ مِن قَبْلُ لَفِى ضَلَٰلٍ مُّبِينٍ

huwallażī ba’aṡa fil-ummiyyīna rasụlam min-hum yatlụ ‘alaihim āyātihī wa yuzakkīhim wa yu’allimuhumul-kitāba wal-ḥikmata wa ing kānụ ming qablu lafī ḍalālim mubīn

Artinya: 2. “Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata,”

وَءَاخَرِينَ مِنْهُمْ لَمَّا يَلْحَقُوا۟ بِهِمْ ۚ وَهُوَ ٱلْعَزِيزُ ٱلْحَكِيمُ

wa ākharīna min-hum lammā yal-ḥaqụ bihim, wa huwal-‘azīzul-ḥakīm

Artinya: 3. “Dan (juga) kepada kaum yang lain dari mereka yang belum berhubungan dengan mereka. Dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

ذَٰلِكَ فَضْلُ ٱللَّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَآءُ ۚ وَٱللَّهُ ذُو ٱلْفَضْلِ ٱلْعَظِيمِ

żālika faḍlullāhi yu`tīhi may yasyā`, wallāhu żul-faḍlil-‘aẓīm

Artinya: 4. “Demikianlah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah mempunyai karunia yang besar.”

مَثَلُ ٱلَّذِينَ حُمِّلُوا۟ ٱلتَّوْرَىٰةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ ٱلْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًۢا ۚ بِئْسَ مَثَلُ ٱلْقَوْمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِ ٱللَّهِ ۚ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلظَّٰلِمِينَ

maṡalullażīna ḥummilut-taurāta ṡumma lam yaḥmilụhā kamaṡalil-ḥimāri yaḥmilu asfārā, bi`sa maṡalul-qaumillażīna każżabụ bi`āyātillāh, wallāhu lā yahdil-qaumaẓ-ẓālimīn

Artinya: 5. “Perumpamaan orang-orang yang dipikulkan kepadanya Taurat, kemudian mereka tiada memikulnya adalah seperti keledai yang membawa kitab-kitab yang tebal. Amatlah buruknya perumpamaan kaum yang mendustakan ayat-ayat Allah itu. Dan Allah tiada memberi petunjuk kepada kaum yang zalim.”

قُلْ يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ هَادُوٓا۟ إِن زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَآءُ لِلَّهِ مِن دُونِ ٱلنَّاسِ فَتَمَنَّوُا۟ ٱلْمَوْتَ إِن كُنتُمْ صَٰدِقِينَ

qul yā ayyuhallażīna hādū in za’amtum annakum auliyā`u lillāhi min dụnin-nāsi fa tamannawul-mauta ing kuntum ṣādiqīn

Artinya: 6. Katakanlah: “Hai orang-orang yang menganut agama Yahudi, jika kamu mendakwakan bahwa sesungguhnya kamu sajalah kekasih Allah bukan manusia-manusia yang lain, maka harapkanlah kematianmu, jika kamu adalah orang-orang yang benar”.

وَلَا يَتَمَنَّوْنَهُۥٓ أَبَدًۢا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ ۚ وَٱللَّهُ عَلِيمٌۢ بِٱلظَّٰلِمِينَ

wa lā yatamannaunahū abadam bimā qaddamat aidīhim, wallāhu ‘alīmum biẓ-ẓālimīn

Artinya: 7. “Mereka tiada akan mengharapkan kematian itu selama-lamanya disebabkan kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri. Dan Allah Maha Mengetahui akan orang-orang yang zalim.”

قُلْ إِنَّ ٱلْمَوْتَ ٱلَّذِى تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُۥ مُلَٰقِيكُمْ ۖ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَىٰ عَٰلِمِ ٱلْغَيْبِ وَٱلشَّهَٰدَةِ فَيُنَبِّئُكُم بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ

qul innal-mautallażī tafirrụna min-hu fa innahụ mulāqīkum ṡumma turaddụna ilā ‘ālimil-gaibi wasy-syahādati fa yunabbi`ukum bimā kuntum ta’malụn

Artinya: 8. Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”.

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

yā ayyuhallażīna āmanū iżā nụdiya liṣ-ṣalāti miy yaumil-jumu’ati fas’au ilā żikrillāhi wa żarul baī’, żālikum khairul lakum ing kuntum ta’lamụn

Artinya: 9. “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

fa iżā quḍiyatiṣ-ṣalātu fantasyirụ fil-arḍi wabtagụ min faḍlillāhi ważkurullāha kaṡīral la’allakum tufliḥụn

Artinya: 10. “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”

وَإِذَا رَأَوْا۟ تِجَٰرَةً أَوْ لَهْوًا ٱنفَضُّوٓا۟ إِلَيْهَا وَتَرَكُوكَ قَآئِمًا ۚ قُلْ مَا عِندَ ٱللَّهِ خَيْرٌ مِّنَ ٱللَّهْوِ وَمِنَ ٱلتِّجَٰرَةِ ۚ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلرَّٰزِقِينَ

Arab-Latin: wa iżā ra`au tijāratan au lahwaninfaḍḍū ilaihā wa tarakụka qā`imā, qul mā ‘indallāhi khairum minal-lahwi wa minat-tijārah, wallāhu khairur-rāziqīn

Artinya: 11. Dan apabila mereka melihat perniagaan atau permainan, mereka bubar untuk menuju kepadanya dan mereka tinggalkan kamu sedang berdiri (berkhotbah). Katakanlah: “Apa yang di sisi Allah lebih baik daripada permainan dan perniagaan”, dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki.

Asbabun Nuzul (Sebab Turunnya Ayat)

Surat ini diturunkan berkenaan dengan kebiasaan sebagian kaum muslimin pada masa Rasulullah SAW di Madinah. Ketika adzan Jumat dikumandangkan, sebagian sahabat keluar dari masjid meninggalkan khutbah dan sholat untuk menyambut kafilah dagang yang datang.

Dikutip dari buku Asbabun Nuzul: Sebab Turunnya Ayat Al-Quran karya Jalaluddin As-Suyuti, dalam Riwayat Jabir bin Abdillah, disebutkan:

“Ketika Nabi SAW sedang berkhutbah pada hari Jumat, datanglah kafilah dagang dari Syam. Maka orang-orang pun bergegas menuju kafilah itu dan meninggalkan beliau. Hanya tersisa 12 orang di masjid. Allah lalu menurunkan ayat, ‘Dan apabila mereka melihat perdagangan atau permainan, mereka segera menuju kepadanya…'” (HR Bukhari dan Muslim)

Kejadian ini menjadi sebab turunnya ayat 11 dari surat Al-Jumu’ah sebagai teguran agar umat Islam mengutamakan sholat Jumat daripada urusan dagang.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Israel Setuju Caplok Gaza, Pindah Paksa Warga Palestina



Jakarta

Kabinet politik-keamanan Israel menyetujui rencana pencaplokan Kota Gaza. Rencana tersebut melibatkan evakuasi warga Palestina dan serangan darat.

Dilansir Reuters, Jumat (8/8/2025), persetujuan tersebut tercapai beberapa jam setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan Israel akan mengambil alih kendali militer atas seluruh Jalur Gaza.

“IDF akan bersiap untuk menguasai Kota Gaza sambil memberikan bantuan kemanusiaan kepada penduduk sipil di luar zona pertempuran,” kata kantor Netanyahu dalam sebuah pernyataan, merujuk pada Pasukan Pertahanan Israel.


Reporter Axios Barak Ravid, mengutip seorang pejabat Israel, mengatakan di X rencana tersebut melibatkan evakuasi warga sipil Palestina dari Kota Gaza dan melancarkan serangan darat di sana.

Sebelumnya, Netanyahu dalam sebuah wawancara di Fox News Channel pada Kamis (7/8/2025) mengatakan “bermaksud” mengambil alih kendali militer seluruh Gaza.

“Kami bermaksud demikian,” kata Netanyahu ketika ditanya apakah Israel akan mengambil alih seluruh wilayah pesisir tersebut.

Netanyahu mengatakan Israel ingin menyerahkan pemerintahan atas wilayah tersebut kepada pasukan Arab. Namun, dia tidak merinci tata kelola atau negara mana saja yang kemungkinan terlibat.

“Kami tidak ingin mempertahankannya. Kami ingin memiliki perimeter keamanan. Kami tidak ingin mengaturnya. Kami tidak ingin berada di sana sebagai badan pemerintahan,” ujarnya.

Menanggapi hal tersebut, Hamas menyebut pernyataan Netanyahu itu sebagai “kudeta terang-terangan” terhadap proses negosiasi.

“Rencana Netanyahu untuk memperluas agresi menegaskan tanpa keraguan bahwa ia berusaha menyingkirkan tawanannya dan mengorbankan mereka,” kata Hamas dalam pernyataannya, dilansir Reuters.

Sementara itu, sumber resmi Yordania mengatakan negara-negara Arab hanya akan mendukung apa yang diputuskan dan disetujui oleh Palestina. Sumber tersebut juga mengatakan keamanan di Gaza harus ditangani melalui “lembaga-lembaga Palestina yang sah.”

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Niat Sholat Qobliyah Jumat 2 Rakaat dan Tata Caranya



Jakarta

Salah satu amalan sunnah yang dapat dilakukan oleh seorang muslim pada hari Jumat adalah melaksanakan sholat qobliyah Jumat. Sholat ini dianjurkan sebagai pengganti sholat rawatib yang biasa dilakukan sebelum Dzuhur.

Di hari Jumat, terdapat beberapa ibadah yang dianjurkan untuk dilakukan. Salah satunya adalah sholat sunnah qabliyah (sebelum) dan ba’diyah (setelah) Jumat.

Dalam buku “Panduan Shalat Sunnah Lengkap” karya KH. Muhammad Sholikhin, disebutkan bahwa sholat sunnah qobliyah Jumat dapat dilaksanakan dua hingga empat rakaat, sebagaimana sholat sunnah sebelum Dzuhur.


Sholat qobliyah Jumat merupakan ibadah sunnah yang dilakukan sebelum pelaksanaan sholat Jumat, dengan jumlah rakaat minimal dua.

Niat Sholat Qobliyah Jumat

Berikut bacaan niat sholat qobliyah Jumat 2 rakaat

أُصَلِّيْ سُنَّةَ الجُمُعَةِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَّةً لِلهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatal jumu’ati rak’ataini qabliyyatan lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku menyengaja sembahyang sunah qobliyah Jumat dua rakaat karena Allah ta’ala.”

Tata Cara Sholat Qobliyah Jumat 2 Rakaat

Rakaat pertama:

Berdiri tegak menghadap kiblat dan membaca niat sholat qobliyah Jumat
Membaca niat
Takbiratul ihram
Membaca doa Iftitah
Membaca surat Al-Fatihah
Membaca surat pendek Al Quran
Rukuk
Iktidal
Sujud pertama
Duduk di antara dua sujud
Sujud kedua
Duduk untuk tasyahud awal
Bangkit untuk masuk ke rakaat kedua

Rakaat kedua:

Membaca surat Al Fatihah
Membaca surat pendek Al Quran
Rukuk
Iktidal
Sujud pertama
Duduk di antara dua sujud
Sujud kedua
Duduk untuk tasyahud akhir
Salam

Hukum Pelaksanaan Sholat Qobliyah Jumat

Dalam sebuah riwayat hadits disebutkan bahwa sebelum sholat Jumat, seseorang dibolehkan melaksanakan sholat sunnah mutlak, yaitu sholat tanpa batasan rakaat tertentu yang bisa dikerjakan kapan saja, termasuk sebelum khatib naik mimbar.

Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa mandi di hari Jumat, lalu datang ke masjid dan melaksanakan sholat semampunya, kemudian diam mendengarkan khutbah hingga selesai dan ikut sholat bersama imam, maka dosanya akan diampuni antara Jumat tersebut dan Jumat berikutnya, ditambah tiga hari.” (HR Muslim no. 587)

Hadits-hadits lain dalam Sahih Bukhari dan Sunan Abu Dawud juga menyebutkan adanya sholat sunnah qobliyah Jumat seperti halnya sholat sunnah qobliyah Dzuhur, yang dikerjakan dua atau empat rakaat.

Hal ini juga didukung oleh pendapat Imam Syafi’i dalam Kitab Al-Umm, yang menjelaskan bahwa sholat sunnah sebelum Jumat telah umum dilaksanakan sejak masa Khalifah Umar bin Khattab RA. Beliau menjelaskan bahwa sholat sunnah qobliyah Jumat pada dasarnya adalah sholat sunnah yang dilakukan antara adzan dan iqamah sebelum khutbah dimulai.

(lus/kri)



Sumber : www.detik.com

Hukum Mencukur Alis dalam Islam, Apa Kata Ulama?


Jakarta

Mencukur alis kerap kali dilakukan oleh wanita untuk merias diri. Islam tidak melarang muslimah untuk merias wajah, namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan.

Rasulullah SAW melarang seseorang untuk mencukur sebagian atau seluruh alis. Terkait hal ini disebutkan dalam hadits berikut yang berasal dari Ibnu Abbas RA,

“Dilaknat: orang yang menyambung rambut, yang disambung rambutnya, orang yang mencabut alisnya dan yang minta dicabut alisnya, orang yang mentato dan yang minta ditato, selain karena penyakit.” (HR Abu Daud)


Menukil dari buku Hukum Kawat Gigi dalam Islam susunan Arya Brahmanta dan Ali Ramis Bachmid, terdapat hadits lainnya mengenai larangan mencukur alis dari Ibnu Mas’ud RA,

“Rasulullah SAW melarang orang mencukur alis, mengikir gigi, menyambung rambut dan mentato, kecuali karena penyakit.” (HR Ahmad)

Hukum Mencukur Alis dalam Islam Adalah Haram

Masih dari sumber yang sama, ulama besar Yaman yang bernama Imam Asy Syaukani mengatakan bahwa sabda Rasulullah SAW pada hadits-hadits tersebut menunjukkan bahwa hukum mengerjakan larangan yang telah disebutkan itu adalah haram. Status keharamannya ini mengacu jika tindakan yang dilakukan bertujuan mempercantik diri, bukan karena alasan darurat seperti penyakit atau cacat.

“Sabda Nabi SAW, ‘kecuali karena penyakit’ menunjukkan bahwa keharaman yang disebutkan, jika tindakan tersebut dilakukan untuk tujuan memperindah penampilan, bukan untuk menghilangkan penyakit atau cacat, karena semacam ini tidak haram.” (Al Syaukani dalam Nailul Authar)

Turut diterangkan dalam buku Fikih Muslimah Praktis susunan Hafidz Muftisany, para ulama menyebut bahwa mencukur atau mencabut alis haram jika untuk perawatan kecantikan.

Wallahu a’lam.

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

2 Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah: Arab, Latin, dan Terjemahannya


Jakarta

Surat Al-Baqarah ayat 285-286 adalah dua ayat terakhir dalam surah tersebut. Ayat-ayat ini mengandung berbagai makna penting, seperti pengertian iman, ketawakalan, Islam, permohonan ampun, serta rahmat dari Allah.

Kedua ayat ini juga dikenal dengan sebutan ‘kafaatahu’, yang berarti dua ayat yang cukup atau mencukupi. Istilah “cukup” di sini merujuk pada pemenuhan rezeki atau kebutuhan bagi setiap muslim yang membaca ayat tersebut.

Bagaimana Bunyi 2 Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah?

Dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah, yaitu ayat 285 dan 286, berikut ini adalah teks lengkapnya beserta tulisan latin dan terjemahannya.


آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ

لَا يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا ۚ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِينَا أَوْ أَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ ۖ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا ۚ أَنْتَ مَوْلَانَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ

Bacaan latin: āmanarrrasụlu bimā unzila ilaihi mirrabbihī wal-mu`minụn, kullun āmana billāhi wa malā`ikatihī wa kutubihī wa rusulih, lā nufarriqu baina aḥadimmirrusulih, wa qālụ sami’nā wa aṭa’nā gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr

lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu`ākhiżnā innasīnā au akhṭa`nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣrang kamā ḥamaltahụ ‘alallażīna ming qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih, wa’fu ‘annā, wagfir lanā, war-ḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal-qaumil-kāfirīn

Artinya: “Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur’an) dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), “Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.” Dan mereka berkata, “Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat (kami) kembali,” (Al-Baqarah:285)

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir.”, (Al-Baqarah:286)

Keutamaan 2 Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah

Berdasarkan buku Tafsir dan Makna Doa-Doa dalam Al-Qur’an karya Syaikh Bakar Abdul Hafizh Al-Khulaifat, seorang muslim yang rutin membaca dua ayat terakhir surat Al-Baqarah akan memperoleh berbagai keutamaan.

Ibnu Katsir dalam karyanya juga mengutip beberapa hadits Nabi Muhammad SAW yang menjelaskan keistimewaan dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah tersebut.

1. Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud bahwasanya ia berkata, “Rasulullah
bersabda, “Barangsiapa yang membaca dua ayat terakhir dari Surat Al-Baqarah pada malam hari, maka itu cukup baginya.”

2. Diriwayatkan dari Abu Dzarr bahwasanya ia berkata, “Rasulullah bersabda, “Aku diberikan (ayat-ayat) akhir dari Surat Al-Baqarah dari sebuah perbendaharaan yang terletak di bawah Arsy yang tidak diberikan kepada satupun Nabi sebelumku.”

3. Diriwayatkan dari Hudzaifah bahwasanya ia berkata, “Rasulullah bersabda, Allah mengutamakan kita dari seluruh manusia dengan tiga hal. Aku diberikan ayat-ayat terakhir dari Surat Al-Baqarah dari sebuah perbendaharaan yang terletak di bawah Arsy yang tidak diberikan kepada seseorang sebelumku dan setelahku.”

4. Diriwayatkan dari Nu’man bin Basyir dari Nabi bahwasanya beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah telah menulis kitab (Lauh Mahfuzh) dua ribu tahun sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Dia menurunkan dua ayat dari kitab tersebut yang menjadi akhir Surat Al-Baqarah dan tidaklah seseorang membacanya di dalam rumah selama tiga malam kecuali setan tidak akan memasukinya.”

5. Diriwayatkan dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas berkata, “Ketika Nabi Muhammad duduk di hadapan Jibril, maka beliau mendengar suara menggelegar dari atas kepalanya, kemudian beliau mengangkat kepalanya, maka Jibril berkata, “Ini adalah salah satu pintu langit yang telah dibuka hari ini, tidak pernah dibuka kecuali hari ini” Turunlah darinya seorang malaikat. Maka disebutkan, “Ini adalah malaikat yang turun ke bumi, dan tidak pernah turun sebelumnya kecuali hari ini.” Maka malaikat tersebut mengucapkan salam dan mengatakan, “Bergembiralah dengan dua cahaya yang diberikan kepadamu dan tidak ada seorang Nabi pun yang pernah diberikan dua cahaya ini, yaitu; Al-Fatihah dan akhir-akhir dari Surat Al-Baqarah. Tidaklah engkau membaca satu huruf pun di antara dua surat tersebut kecuali akan diberikan kepadamu.”

6. Diriwayatkan dari Ali bahwasanya ia berkata, “Saya tidak melihat orang yang memahami Islam kecuali ia akan membaca sebelum ia tidur ayat kursi dan akhir-akhir Surat Al-Baqarah, karena sesungguhnya Surat Al-Baqarah ia diturunkan untuk Nabi kalian dari perbendaharaan yang terletak di bawah Arsy.

7. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas berkata, “Ketika Rasulullah membaca akhir Surat Al-Baqarah dan ayat kursi, maka ia tersenyum sambil berkata, “Sesungguhnya keduanya diturunkan dari perbendaharaan Allah yang terletak di bawah Arsy.”

Dua ayat terakhir Surat Al-Baqarah memiliki keutamaan yang sangat besar karena dianggap sebagai pemberian khusus dari Allah yang tidak diberikan kepada nabi lain sebelumnya.

Ayat-ayat ini berasal dari perbendaharaan yang terletak di bawah Arsy, sehingga membacanya memberikan perlindungan dari gangguan setan dan menjadi cahaya serta berkah bagi yang membacanya secara rutin.

Kapan 2 Ayat Terakhir Surat Al-Baqarah Dibaca?

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk membaca ayat-ayat ini dari Surah Al-Baqarah karena keutamaannya yang besar.

“Siapa yang membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqarah pada malam hari, maka ia akan diberi kecukupan,” (HR Bukhari dan Muslim).

Dua ayat terakhir surat Al-Baqarah sangat dianjurkan untuk dibaca pada malam hari karena saat itu merupakan waktu yang penuh ketenangan dan kesempatan untuk bermunajat serta mendekatkan diri kepada Allah.

Membacanya di malam hari juga diyakini membawa keberkahan dan kecukupan bagi pembacanya, seperti yang disebutkan dalam hadits.

Namun, pada dasarnya ayat-ayat ini boleh dibaca kapan saja selama niatnya untuk mendekatkan diri kepada Allah dan memohon rahmat serta perlindungan-Nya. Jadi, waktu membaca bukanlah halangan utama, melainkan kesungguhan hati dalam menghayati maknanya yang paling penting.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com