Contoh Susunan Acara Tirakatan Kemerdekaan RI, Lengkap dengan Doanya


Jakarta

Malam tirakatan jelang 17 Agustus merupakan salah satu tradisi yang masih lestari di berbagai daerah di Indonesia. Tradisi ini digelar dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia.

Kegiatan ini biasanya dilakukan pada malam menjelang 17 Agustus, tepatnya tanggal 16 Agustus malam, dan dihadiri oleh warga masyarakat setempat. Tradisi ini tidak hanya bersifat seremonial, tetapi juga sarat makna spiritual, kebersamaan, dan penghormatan terhadap jasa para pahlawan.


Susunan Acara Malam Tirakatan HUT RI ke-80 Tahun

Berikut contoh susunan acara malam tirakatan HUT RI ke-80 tahun:

Tanggal: 16 Agustus 2025
Waktu: 19.00 – 22.00 WIB
Tempat: Balai Warga / Lapangan RT/RW / Aula RT/RW

19.00 – 19.15 | Persiapan dan Pra-Acara

Warga berdatangan dan menempati tempat duduk.
Panitia memeriksa perlengkapan acara.
Pemutaran lagu-lagu perjuangan untuk membangun suasana.

19.15 – 19.20 | Pembukaan Acara

MC membuka acara dan mengucapkan salam.
Menyampaikan tema Malam Tirakatan tahun ini.
Menjelaskan rangkaian acara secara singkat.

19.20 – 19.30 | Menyanyikan Lagu Indonesia Raya

Seluruh peserta berdiri.
Lagu dipandu dirigen dan diiringi musik (rekaman atau live).

19.30 – 19.40 | Mengheningkan Cipta

Dipimpin oleh MC atau tokoh masyarakat.
Mengenang jasa pahlawan dan pejuang kemerdekaan.

19.40 – 19.50 | Sambutan Ketua Panitia

Laporan singkat persiapan kegiatan HUT RI.
Ucapan terima kasih kepada seluruh warga yang berpartisipasi.

19.50 – 20.00 | Sambutan Ketua RT/RW

Pesan tentang makna kemerdekaan.
Ajakan untuk menjaga persatuan, gotong royong, dan kebersamaan.

20.00 – 20.15 | Pembacaan Teks Proklamasi & Renungan Kemerdekaan

Pembacaan teks proklamasi oleh tokoh yang ditunjuk.
Renungan singkat perjuangan kemerdekaan oleh tokoh masyarakat/veteran.

20.15 – 20.30 | Doa Bersama

Doa untuk keselamatan bangsa dan negara.
Sesuai tradisi setempat (misalnya membaca Yasin & Tahlil).

20.30 – 21.00 | Pemotongan Tumpeng & Makan Bersama

Pemotongan tumpeng oleh Ketua RT/RW.
Simbol rasa syukur atas kemerdekaan dan persatuan warga.
Dilanjutkan dengan makan bersama.

21.00 – 21.30 | Hiburan Warga

Pentas seni oleh warga (puisi kemerdekaan, lagu nasional, tarian tradisional).
Diselingi kuis ringan bertema kemerdekaan.

21.30 – 21.45 | Pengumuman Pemenang Lomba & Penyerahan Hadiah

Pengumuman hasil lomba 17 Agustus tingkat RT/RW.
Penyerahan hadiah kepada para pemenang.

21.45 – 22.00 | Penutup & Ramah Tamah

MC menutup acara dengan ucapan terima kasih.
Ramah tamah dan foto bersama warga.

Doa Malam Tirakatan 17 Agustus 2025

Berikut ini beberapa contoh doa yang dapat dibaca pada malam tirakatan 17 Agustus yang dapat dibacakan jelang peringatan Hari Kemerdekaan RI:

1. Doa Malam Tirakatan 17 Agustus dalam Bahasa Arab

اللَّهُمَّ يَا رَبَّنَا الرَّحْمَنَ الرَّحِيمَ، نَحْمَدُكَ وَنَشْكُرُكَ عَلَى نِعْمَةِ الْحُرِّيَّةِ وَالِاسْتِقْلَالِ الَّتِي أَنْعَمْتَ بِهَا عَلَى بَلَدِنَا إِنْدُونِيسْيَا. فِي لَيْلَةِ التِّرَاكَاتَانِ هَذِهِ، نَجْتَمِعُ دُعَاءً وَتَضَرُّعًا، سَائِلِينَكَ أَنْ تَجْمَعَ قُلُوبَنَا عَلَى الْمَحَبَّةِ وَالْإِخْلَاصِ، وَأَنْ تُدِيمَ عَلَى شَعْبِنَا الْوَحْدَةَ وَالسَّلَامَ.

اللَّهُمَّ بَارِكْ فِي قَادَتِنَا وَرَعَايَاكَ، وَأَلْهِمْنَا حِكْمَةً وَقُوَّةً لِنَبْنِيَ هَذَا الْوَطَنَ بِالْعِلْمِ وَالْعَمَلِ وَالْإِيمَانِ. وَارْحَمْ شُهَدَاءَنَا وَمُنَاضِلِينَا، وَاجْعَلْهُمْ فِي مَقَامٍ كَرِيمٍ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ. وَصَلِّ اللَّهُمَّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Arab-Latin:

Allahumma ya Rabbanaa ar-Rahmaana ar-Rahiima, nahmaduka wa nasykuruka ‘alaa ni’matil-hurriyyah wal-istiqlal allatii an’amta bihaa ‘alaa baladinaa Induunisyaa. Fii laylati at-tiraakaataan haadzihi, najtami’u du’aa-an wa tadarru’an, saa-iliinaka an tajma’a quluubanaa ‘alal-mahabbati wal-ikhlaashi, wa an tudii-ma ‘alaa sya’binaa al-wahdata was-salaam.

Allahumma baarik fii qaadatina wa ra’aayaaka, wa alhimnaa hikmatan wa quwwatan linabniya haadzaa al-wathana bil-‘ilmi wal-‘amali wal-iimaan. Warham syuhadaaa-anaa wa munaadhiliinaa, waj’alhum fii maqaamin kariimin fii jannaatin-na’iim.

Rabbanaa aatinaa fid-dunyaa hasanah, wa fil-aakhirati hasanah, wa qinaa ‘adzaaban-naar. Wa shallallaahu wa sallama ‘alaa sayyidinaa Muhammadin, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iina, wal-hamdu lillaahi Rabbil-‘aalamiin.

Ya Allah, Tuhan kami Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami memuji dan bersyukur kepada-Mu atas nikmat kemerdekaan dan kebebasan yang telah Engkau anugerahkan kepada negeri kami, Indonesia. Pada malam tirakatan ini, kami berkumpul untuk berdoa dan memohon kepada-Mu, agar Engkau mempersatukan hati kami dalam cinta dan keikhlasan, serta senantiasa menjaga persatuan dan kedamaian bangsa kami.

Ya Allah, berkahilah para pemimpin kami dan seluruh rakyat-Mu, ilhamkanlah kepada kami kebijaksanaan dan kekuatan untuk membangun negeri ini dengan ilmu, kerja keras, dan iman. Limpahkan rahmat-Mu kepada para syuhada dan pejuang kami, tempatkan mereka pada kedudukan yang mulia di surga yang penuh kenikmatan.

Ya Tuhan kami, berikanlah kepada kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, serta lindungilah kami dari siksa neraka. Semoga shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

2. Doa Malam Tirakatan 17 Agustus Memohon Persatuan Indonesia

Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya hingga akhir zaman.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Esa,
Dengan penuh rasa syukur, kami bangsa Indonesia memanjatkan puji dan syukur ke hadirat-Mu. Engkaulah Pencipta dan Pengatur seluruh alam semesta. Hanya kepada-Mu kami berserah diri dan memohon pertolongan.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pemurah,
Atas rahmat dan karunia-Mu, malam ini kami memperingati Hari Kemerdekaan Republik Indonesia. Bimbinglah kami agar semakin dewasa dalam berpolitik, berdemokrasi, dan memajukan pembangunan. Jadikanlah negeri ini aman, bersatu, adil, dan sejahtera.

Ya Allah, Tuhan Maha Pemersatu,
Jadikan peringatan kemerdekaan ini sebagai momentum untuk mempererat persatuan dan kesatuan bangsa. Jauhkan kami dari perpecahan, fitnah, dan permusuhan. Limpahkanlah rahmat-Mu dari langit dan bumi bagi kemaslahatan negeri ini.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Bijaksana,
Perjalanan bangsa kami masih panjang. Lindungilah kami dari segala bencana dan marabahaya. Kokohkan tekad kami untuk membangun negeri ini menjadi bangsa yang beriman, bertakwa, berakhlak mulia, adil, makmur, dan sejahtera.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengampun,
Ampunilah dosa-dosa kami, dosa orang tua kami, para pemimpin, dan para pejuang bangsa ini. Terimalah amal dan perjuangan mereka sebagai amal saleh di sisi-Mu.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih,
Kabulkanlah doa kami, jadikan kami hamba-hamba-Mu yang beruntung di dunia dan di akhirat.

Rabbana atina fid-dunya hasanah wa fil-akhirati hasanah wa qina ‘adzaban-nar.
Shalallahu ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala alihi wa shahbihi ajma’in.
Walhamdulillahi Rabbil ‘alamin.

3. Doa Malam Tirakatan 17 Agustus tentang Rasa Syukur atas Kemerdekaan

أعوذ بالله من الشيطان الرجيم
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
الحمد لله رب العالمين
اللهم صل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين

(A’ūdzu billāhi minasy-syaithānir-rajīm. Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm.
Al-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn. Allāhumma ṣalli wa sallim ‘alā sayyidinā Muḥammad wa ‘alā ālihi wa ṣaḥbihi ajma’īn)

Allahumma ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat-Mu atas nikmat tak terhingga yang Engkau anugerahkan kepada kami. Atas kuasa dan pertolongan-Mu, kami dapat menjadi bangsa yang merdeka, yang telah kami nikmati hingga hari ini, bertepatan dengan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-80.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Kuasa,
Kami menyadari sepenuhnya bahwa kemerdekaan yang Engkau anugerahkan kepada bangsa kami adalah nikmat yang telah ditebus dengan pengorbanan jiwa dan raga para pahlawan kusuma bangsa. Terimalah amal bakti mereka, ampuni dosa dan kesalahan mereka, dan muliakanlah mereka di tempat terbaik di sisi-Mu.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Mulia,
Jadikanlah kami bangsa yang pandai bersyukur, yang senantiasa menghargai dan berterima kasih atas jasa para pahlawannya. Berikanlah kekuatan lahir dan batin untuk melanjutkan perjuangan para pendahulu kami. Semoga kami mewarisi semangat juang para pahlawan dan meneruskan perjuangan mereka demi terwujudnya cita-cita bangsa: menjadi bangsa yang maju, adil, dan makmur.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Melindungi,
Perjuangan bangsa kami belum usai. Perjalanan sejarah kami masih panjang. Satukan tekad kami, padukan langkah kami, tingkatkan kesadaran dan kewaspadaan kami agar tetap utuh dan bersatu. Jauhkanlah kami dari perpecahan dan permusuhan, serta lindungilah dari segala marabahaya dan bencana.

Ya Allah, Tuhan Yang Maha Pengampun,
Ampunilah dosa dan kesalahan kami, dosa dan kesalahan kedua orang tua kami, para guru kami, para pahlawan, dan para pendahulu kami. Terimalah doa dan permohonan kami. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan doa.

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

(Rabbana ātinā fid-dunyā ḥasanah wa fil-ākhirati ḥasanah wa qinā ‘adhāban-nār. Wal-ḥamdu lillāhi rabbil-‘ālamīn)

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Hadits Keutamaan Meninggal pada Hari Jumat, Benarkah Istimewa?


Jakarta

Dalam ajaran Islam, ada waktu-waktu yang memiliki kemuliaan dan keberkahan tersendiri. Hari Jumat termasuk di antaranya. Selain menjadi hari istimewa bagi umat Islam, Jumat juga memiliki berbagai keutamaan.

Ada beberapa hadits yang menjelaskan bahwa orang yang meninggal pada hari Jumat akan mendapatkan keistimewaan, di antaranya terhindar dari fitnah kubur.


Keutamaan Meninggal pada Hari Jumat

Dikutip dari buku Aktivasi Mukjizat Hari Jum’at karya Rizem Aizid, disebutkan dalam hadits dari Abdullah bin Amr, Rasulullah SAW bersabda,

“Tidaklah seorang muslim meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat, melainkan Allah akan melindunginya dari fitnah kubur.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi, dan Al-Baihaqi)

Pandangan Ulama tentang Hadits Keutamaan Meninggal Hari Jumat

Para ulama memiliki perbedaan pendapat mengenai status hadits tentang meninggal pada hari Jumat. Mayoritas menyatakan hadits tersebut hasan dan dapat diamalkan.

Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa hadits ini termasuk kabar gembira (busyra) bagi hamba yang beriman.

Namun, para ulama juga menegaskan bahwa kemuliaan meninggal di hari Jumat bukan berarti jaminan masuk surga, tetapi salah satu tanda baik (husnul khatimah) jika diiringi dengan iman, amal saleh, dan ketaatan.

Meskipun meninggal di hari Jumat memiliki keutamaan, hal yang paling penting adalah meninggal dalam keadaan husnul khatimah, yaitu wafat dalam keadaan beriman dan menjalankan ketaatan.

Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya amal itu tergantung pada penutupnya (akhir hayatnya).” (HR. Bukhari dan Muslim)

Artinya, seseorang yang wafat pada hari Jumat namun tidak membawa iman dan amal saleh tidak akan mendapatkan kemuliaan ini.

Dilansir dari laman Muhammadiyah, Jumat (15/8/2025) para ulama hadis berbeda pendapat tentang status hadis ini. Imam at-Tirmidzi (w. 360 H) sendiri yang meriwayatkan hadis ini dalam kitab Sunan at-Tirmidzi menilainya sebagai hadis gharib (karena diriwayatkan oleh satu orang saja) dan munqathi’ karena sanadnya tidak bersambung (laisa bi muttashil).

Menurutnya, tokoh yang bernama Rabiah bin Saif (w. 120 H) dari generasi tabiut tabiin yang meriwayatkan hadis ini tidak pernah bertemu dengan sahabat Nabi Abdullah bin Amr bin Ash (w. 63 H), sehingga ada satu perawi dari tingkatan tabiin yang hilang. Status gharib yang diberikan oleh at-Tirmidzi ini kemudian diteruskan oleh Ibnu Hajar al-Asqalani (w. 852 H) seorang ulama hadis yang wafat di Mesir dengan label dhaif dalam kitabnya Fathul-Bari (vol. IV/hal. 467).

Mengenai status munqathi (terputus perawi dari kalangan tabiin) pada hadis ini, berdasarkan penelitian kami ditemukan bahwa sesungguhnya Imam at-Tirmidzi dalam kitabnya yang lain, Nawadir al-Ushul (sebuah kitab hadis yang mengkompilasi hadis-hadis dhaif), meriwayatkan hadis ini secara muttashil (bersambung). Nama tokoh dari generasi tabiin yang bertemu dengan Rabiah bin Saif dan meriwayatkan hadis dari Abdullah bin Amr bin Ash yang sebelumnya hilang dalam Sunan at-Timidzi adalah Iyadh bin Aqabah al-Fihri dan Ali bin Ma’badh (at-Tirmidzi, Nawadir al-Ushul, vol. IV, hal. 161). Imam al-Qurtubhi (w. 671 H) dalam at-Tadzkirah (hal. 167) dan Ibnu Qayyim (w. 751 H) dalam ar-Ruh (hal. 161) demikian juga membantah status munqathi untuk hadits ini.

Meninggal pada hari Jumat adalah salah satu tanda kemuliaan dan kabar gembira bagi seorang muslim, sebagaimana disebut dalam hadits Nabi SAW. Keistimewaan ini berupa perlindungan dari fitnah kubur dan menjadi isyarat husnul khatimah.

Namun, kemuliaan ini tidak otomatis diraih tanpa iman dan amal saleh. Oleh karena itu, setiap muslim perlu mempersiapkan diri dengan memperbanyak ibadah, menjaga tauhid, dan menjauhi maksiat, sehingga kapan pun Allah memanggil, kita dalam keadaan terbaik.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Seorang Muslim Meninggal di Hari Jumat, Benarkah Husnul Khatimah?



Jakarta

Meninggal di hari Jumat jadi salah satu tanda-tanda husnul khatimah sebagaimana yang disebutkan para ulama. Bahkan ada yang menyebut bahwa, orang yang meninggal pada hari Jumat akan terbebas dari fitnah kubur. Begini penjelasannya.

Ust. Ahmad Zacky ElSyafa dalam buku Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun menyebutkan wafat pada hari Jumat merupakan tanda meninggal dalam keadaan husnul khatimah. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah SAW,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَمُوتُ يَوْمَ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ إِلاَّ وَقَاهُ اللَّهُ فِتْنَةَ الْقَبْرِ


Artinya: “Setiap muslim yang meninggal dunia pada hari Jumat atau malam Jumat pastilah dilindungi oleh Allah dari cobaan pertanyaan di alam kubur.” (HR Ahmad). Dalam redaksi lain dikatakan, “Allah akan melindunginya dari fitnah kubur”.

Dalam buku Taudhihul Adillah 5 tulisan M. Syafi’i Hadzami dijelaskan sebuah keterangan yang ada dalam kitab Tanqihu al-Qauli Hadits Fi Syarhi Lubabi al-Hadits karangan al-‘Allamah Muhammad bin ‘Umar Nawawî al-Bantanî sebagai berikut,

وَقَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ : مَنْ مَاتَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَتِهَا رَفَعَ عَنْهُ عَذَابُ الْقَبْرِ. وَفِي الْإِحْيَاءِ لِلْغَزَلِيِّ قَالَ رَسُوْلُ اللهِ ﷺ : مَنْ مَاتَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ أَوْ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ كَتَبَ اللَّهُ لَهُ أَجْزَءَ شَهِيْدٍ وَوُقِيَ فِتْنَةَ الْقَبْرِ أَيْ وَذَلِكَ بِشَرْطِ الْإِيْمَانِ

Artinya: Dan telah bersabda Rasulullah, “Barang siapa yang meninggal dunia pada hari Jumat atau malamnya. Diangkatlah padanya dari adzab kubur.” Dan tersebut di dalam kitab Ihya’ ‘Ulûmu ad-Din, karya Imam Ghazali, telah bersabda Rasûlullah, “Barang siapa yang meninggal dunia pada hari Jumat atau malam Jumat, niscaya Allah menulis baginya pahala Syahid, dan dia dipelihara dari adzab kubur. Dan yang demikian itu dengan Syarat Iman.”

Mengutip dalam Al-Maut wa ‘Alam Al-Barzakh tulisan Mahir Ahmad Ash-Shufiy yang diterjemahkan oleh Badruddin dkk, syarat orang yang meninggal dunia pada hari Jumat akan husnul khatimah adalah apabila ia beriman dan beramal saleh. Ini merupakan jawaban atas pertanyaan mengenai orang kafir yang meninggal pada hari Jumat atau malam Jumat.

“Meskipun meninggal dunia pada malam atau hari Jumat, tanpa keimanan dan amal saleh, ia tetap mendapat siksa kubur,” jelas Mahir Ahmad Ash-Shufiy dalam bukunya.

Keutamaan Hari Jumat

Jumat adalah hari spesial dan ada banyak keutamaan yang dapat diraih di hari Jumat. Hari Jumat adalah hari yang paling utama dari hari-hari lainnya, dan hari ini disebut sebagai sayyid al-ayyam (penghulu hari). Hal ini sebagaimana dituturkan oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah yang dikutip dari buku Aktivasi Mukjizat Hari Jum’at karya Rizem Aizid,

“Hari Jumat adalah hari ibadah. Hari ini dibandingkan dengan hari-hari lainnya dalam sepekan, laksana bulan Ramadan dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya. Waktu mustajab pada hari Jumat seperti waktu mustajab pada malam lailatul qadar di bulan Ramadan.”

Imam Nawawi mengungkapkan dalam kitabnya bahwa seseorang yang memohon sesuatu kepada Allah SWT pada hari Jumat, maka Allah SWT akan memberinya.

Dari Abu Hurairah RA bahwasanya Rasulullah SAW menyebutkan hari Jum’at, lalu beliau bersabda,

“Pada hari Jumat ada waktu yang mana tidak ada seorang muslim pun yang berdiri melaksanakan salat pada saat itu, memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Allah pasti memberinya. Beliau mengisyaratkan dengan tangannya dan menunjukkan sedikitnya saat itu. (HR Muttafaq ‘Alaih)

Dalam buku Fiqih Sunah 2 disebutkan pula bahwa hari Jumat memiliki waktu khusus dikabulkannya doa seorang muslim, yaitu saat akhir setelah asar. Rasulullah SAW bersabda,

“Hari Jumat terdiri dari dua belas saat, di antaranya terdapat satu saat di mana tidaklah seorang muslim memohon sesuatu kepada Allah SWT melainkan Allah memberikan sesuatu yang dimohonnya itu kepadanya. Berusahalah untuk menggapai saat itu di saat akhir setelah asar.” (HR an-Nasa’i, Abu Daud, dan Hakim)

Wallahu a’lam.

(lus/kri)



Sumber : www.detik.com

Sunnah-sunnah Hari Jumat yang Bisa Diamalkan Muslim


Jakarta

Hari Jumat disebut memiliki banyak keutamaan dalam Islam. Bahkan, Jumat dikatakan sebagai penghulu segala hari atau Sayyidul Ayyam.

Menukil dari buku Rahasia & Keutamaan Hari Jumat oleh Komarudin Ibnu Mikam, Jumat adalah hari raya bagi muslim. Jumat juga menjadi rajanya hari di sisi Allah SWT.

Dari Sa’ad bin Ubadah RA berkata,


“Rajanya hari di sisi Allah adalah hari Jumat. Ia lebih agung dari pada hari raya kurban dan hari raya Fitri. Di dalam Jumat ada lima keutamaan. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkan dari surga ke bumi. Pada hari Jumat Allah menciptakan Nabi Adam dan mengeluarkannya dari surga ke bumi. Pada hari Jumat pula Nabi Adam wafat. Di dalam hari Jumat terdapat waktu yang tiada seorang hamba meminta sesuatu di dalamnya kecuali Allah mengabulkan permintaannya, selama tidak meminta dosa atau memutus tali silaturahmi. Hari Kiamat juga terjadi di hari Jumat. Tiada malaikat yang didekatkan di sisi Allah, langit dan bumi, angin, gunung dan batu, kecuali ia khawatir terjadinya kiamat saat hari Jumat.” (HR Imam Syafi’i dan Ahmad)

Jumat juga menjadi hari disyariatkannya pria muslim untuk mengerjakan salat Jumat. Hal ini tertuang dalam surah Al Jumu’ah ayat 9,

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ ذَٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ

Artinya: “Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan salat Jumat, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”

Berkaitan dengan itu, ada sejumlah sunnah Rasulullah SAW yang bisa diamalkan muslim pada hari Jumat. Apa saja itu? Berikut bahasannya yang dikutip dari buku Panduan Amalan Hari Jumat susunan Mahmud Ahmad Mustafa.

Sunnah Rasulullah SAW pada Hari Jumat

1. Mengamalkan Surah Al Kahfi

Sunnah yang dapat dikerjakan pada hari Jumat adalah mengamalkan surah Al Kahfi. Terdapat keutamaan dibaliknya sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW dari Abu Sa’id Al Khudri RA,

“Barang siapa yang membaca surah Al Kahfi pada hari Jumat, maka akan ada cahaya yang meneranginya di antara dua Jumat.” (HR Al Hakim dan Baihaqi)

2. Perbanyak Amal Kebaikan

Mengerjakan amal kebaikan pada hari Jumat akan dilipatgandakan pahalanya. Oleh karenanya, muslim dianjurkan untuk perbanyak mengerjakannya.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Amal-amal kebaikan itu akan berlipat ganda (pahalanya) pada hari Jumat.” (HR At Thabrani)

3. Membaca Surah Ad Dukhan

Selain surah Al Kahfi, muslim juga bisa membaca surah Ad Dukhan. Dengan mengamalkannya, niscaya akan diampuni dosanya.

Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa membaca Há mim Ad-Dukhan (surah Ad Dukhan) pada malam Jumat, maka ia terampuni.” (HR Tirmidzi)

4. Menghadiri Majelis Taklim

Diterangkan dalam Ihya Ulumuddin oleh Imam Al Ghazali terjemahan Purwanto, salah satu sunnah lainnya pada hari Jumat adalah menghadiri majelis taklim atau ilmu agama. Hendaknya, majelis dihadiri pada pagi sebelum atau sesudah salat Jumat.

5. Sedekah

Pada hari Jumat, muslim juga dianjurkan bersedekah. Ini disebabkan pahala kebaikan pada Jumat berlipatganda, sehingga sayang jika tidak dimanfaatkan dengan cara bersedekah.

6. Ziarah Kubur ke Makam Orang Tua

Ziarah kubur dapat dilakukan kapan saja. Namun, dalam sebuah riwayat dari Abu Hurairah RA disebutkan bahwa mengunjungi makam orang tua pada Jumat akan diampuni dosanya. Nabi SAW bersabda,

“Siapa yang ziarah ke makam kedua orang tuanya atau salah satunya pada setiap hari Jumat, Allah akan mengampuni dosa-dosanya dan ia dicatat sebagai orang yang berbakti kepada orang tuanya.” (HR Hakim, At Tirmidzi, dan At Thabrani)

7. Mengamalkan Sayyidul Istighfar

Dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa pada hari Jumat masuk ke dalam masjid, lalu dia salat empat rakaat (salat sunnah), dan pada setiap rakaatnya ia membaca Al-Fatihah dan Qul huwallahu ahad (surah Al- Ikhlas) lima puluh kali hingga menjadi dua ratus kali dalam empat rakaat, maka ketika datangnya ajal dia akan melihat tempatnya di dalam surga atau (tempat itu) akan diperlihatkan kepadanya.” (HR Daraqutni Al-Khattab)

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Kapan Batas Waktu Membaca Surah Al Kahfi pada Hari Jumat?


Jakarta

Membaca surah Al Kahfi pada hari Jumat dinilai memiliki keutamaan yang luar biasa. Anjuran ini bahkan disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW.

Beliau bersabda,

“Barang siapa yang membaca surah Al Kahfi pada hari Jumat, dia akan disinari cahaya di antara dua Jumat.” (HR Hakim)


Sebagaimana diketahui, Al Kahfi merupakan surah Makkiyah yang terdiri dari 110 ayat. Dalam Al-Qur’an, surah Al Kahfi berada di urutan mushaf ke-18.

Lantas, kapan batas waktu membaca surah Al Kahfi pada hari Jumat?

Batas Waktu Membaca Surah Al Kahfi pada Jumat

Mengutip buku Aktivasi Mukjizat Hari Jumat yang ditulis Rizem Aizid, surah Al Kahfi dapat dibaca sejak malam Jumat. Tepatnya pada hari Kamis setelah terbenamnya matahari atau ba’da Maghrib hingga Jumat setelah Ashar.

Anjuran membaca pada malam Jumat disebutkan dalam hadits dari Abu Said al Khudri RA. Nabi SAW bersabda,

“Barang siapa yang membaca surah Al Kahfi pada malam Jumat, dia akan disinari cahaya antara dirinya dan Ka’bah.” (HR Ad Darimi)

Selain itu, hadits anjuran membaca surah Al Kahfi pada hari Jumat merujuk pada riwayat yang berasal dari Hakim. Berdasarkan kedua hadits itu, surah Al Kahfi dapat dibaca selama 24 jam pada hari Jumat sebagaimana diterangkan dalam buku Kita Terkadang Lupa oleh Munifah Ahmad Bagis.

Selain itu, Al Munawi dalam keterangan Al Hafidz Ibnu Hajar pada kitab Al-‘Amali mengatakan sebagai berikut,

“Anjuran membaca surah Al Kahfi ada di beberapa riwayat, ada yang menyatakan hari Jumat, dalam riwayat lain malam Jumat. Bisa kita kompromikan bahwa waktu yang dimaksud adalah siang dan malam Jumat.”

Kemudian, dianjurkan pula membaca surah Al Kahfi pada hari Jumat atau di malam harinya. Hal ini, menurut Al Munawi, ditegaskan oleh Asy-Syafi’i.

Manfaat Mengamalkan Surah Al Kahfi ketika Jumat

Berikut sejumlah manfaat yang dapat diraih muslim dari mengamalkan surah Al Kahfi seperti dikutip dari buku Misteri Ashabul Kahfi: Menguak Kebenaran 7 Sosok Pemuda yang Tertidur Selama 309 Tahun yang ditulis Yanuar Arifin.

  1. Menenangkan hati dan membuat jiwa tenteram
  2. Terlindung dari fitnah Dajjal pada akhir zaman
  3. Diterangi di antara dua Jumat

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Apa Makna Kemerdekaan Menurut Islam?


Jakarta

Kemerdekaan adalah salah satu nikmat yang patut disyukuri, terutama bagi umat Islam di Indonesia. Namun, apa sebenarnya makna kemerdekaan dari sudut pandang Islam?

Memahami hal ini akan membuka wawasan kita tentang batas-batas kebebasan yang sejalan dengan syariat.


Arti Kemerdekaan

Secara umum, Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mendefinisikan kemerdekaan sebagai kebebasan, kemampuan untuk berdiri sendiri, dan tidak lagi berada di bawah penjajahan. Dalam bahasa Arab, kemerdekaan disebut sebagai al-Hurriyah.

Makna Kemerdekaan dalam Al-Qur’an dan Syariat

Dalam Islam, kemerdekaan atau al-Hurriyah memiliki makna yang sangat luas dan mendalam. Islam sangat menghargai kemerdekaan individu, termasuk kebebasan berpikir, berbicara, bahkan kebebasan dalam memilih agama, sebagaimana dijelaskan dalam buku Al Qur’an sebagai Sumber Hukum susunan Alik Al Adhim.

Hal ini diperkuat dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 256, yang artinya:

“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Dalam buku Pemikiran dan Filsafat Hukum Islam karya Prof. Dr. Izomiddin MA, kemerdekaan adalah salah satu prinsip penting dalam penerapan hukum Islam. Agama Islam disebarkan bukan dengan paksaan, melainkan melalui penjelasan, demonstrasi, dan argumentasi yang kuat. Ini menunjukkan bahwa esensi kemerdekaan dalam Islam adalah kebebasan yang bertanggung jawab, baik secara individu maupun kelompok.

Selain al-Hurriyah, ada juga istilah al-Istiqla yang berarti “bebas dan lepas dari segala bentuk ikatan dan penguasaan pihak lain.” Namun, secara syariat, kemerdekaan bagi seorang Muslim adalah kondisi di mana ia sepenuhnya sadar dan berjuang untuk memposisikan dirinya sebagai hamba Allah SWT semata. Kemerdekaan sejati adalah ketika manusia tunduk hanya kepada Sang Pencipta, bukan kepada selain-Nya.

Dalam buku Sistem Masyarakat Islam dalam Al-Qur’an dan Sunnah karya Dr. Yusuf Qardhawi terjemahan Abdus Salam Masykur Lc, dijelaskan bahwa kemerdekaan dalam aspek kemanusiaan mencakup beberapa hal, yaitu:

  • Kebebasan Beragama: Setiap individu memiliki hak untuk memilih keyakinannya tanpa paksaan.
  • Kebebasan Berpikir: Islam mendorong umatnya untuk menggunakan akal dalam mencari kebenaran.
  • Kebebasan Berpolitik: Warga negara memiliki hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan politik.
  • Kebebasan Bertempat Tinggal: Setiap orang bebas menentukan tempat tinggalnya.
  • Segala bentuk kebebasan hakiki dalam kebenaran: Kemerdekaan yang diberikan Islam adalah kemerdekaan yang tidak melanggar syariat dan bertujuan untuk kebaikan bersama.

Dengan demikian, makna kemerdekaan dalam Islam tidak sekadar bebas dari penjajahan fisik, tetapi juga kemerdekaan dari segala bentuk penghambaan kepada selain Allah. Kemerdekaan sejati adalah ketika seorang Muslim mampu menjalankan kehidupannya sesuai dengan syariat, dengan akal dan hati yang merdeka.

Wallahu a’lam.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Surat Maryam Ayat 30-35 tentang Mukjizat Nabi Isa AS: Arab, Latin, Arti


Jakarta

Surat Maryam Ayat 30-35 menceritakan tentang mukjizat yang diberikan kepada Nabi Isa AS. Di antaranya tentang kelahirannya yang tanpa ayah, serta kemampuannya berbicara saat masih bayi. Mukjizat tersebut menegaskan kemuliaan Nabi Isa AS sekaligus membuktikan kebesaran Allah SWT.

Hal ini dijelaskan dalam buku Dua Puluh Lima Nabi Banyak Bermukjizat Sejak Adam AS hingga Muhammad SAW karya Usman bin Affan bin Abul As bin Umayyah bin Abdu Syams,

Selengkapnya, simak kandungan yang terdapat pada Surat Maryam ayat 30-35 berikut ini.


Bacaan Surat Maryam 30-35 Arab, Latin dan Artinya

قَالَ اِنِّيْ عَبْدُ اللّٰهِ ۗاٰتٰنِيَ الْكِتٰبَ وَجَعَلَنِيْ نَبِيًّا ۙ ٣٠

Arab latin: Qāla innī ‘abdullāh, ātāniyal-kitāba wa ja’alanī nabiyyā

Artinya: “Dia (Isa) berkata, “Sesungguhnya aku hamba Allah. Dia (akan) memberiku Kitab (Injil) dan menjadikan aku seorang nabi.”

وَّجَعَلَنِيْ مُبٰرَكًا اَيْنَ مَا كُنْتُۖ وَاَوْصٰنِيْ بِالصَّلٰوةِ وَالزَّكٰوةِ مَا دُمْتُ حَيًّا ۖ ٣١

Arab latin: Wa ja’alanī mubārakan aina mā kuntu wa auṣānī biṣ-ṣalāti waz-zakāti mā dumtu ḥayyā

Artinya: “Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada dan memerintahkan kepadaku (untuk melaksanakan) salat serta (menunaikan) zakat sepanjang hayatku,”

وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَتِيْ وَلَمْ يَجْعَلْنِيْ جَبَّارًا شَقِيًّا ٣٢

Arab latin: Wa barram biwālidatī wa lam yaj’alnī jabbāran syaqiyyā

Artinya: “dan berbakti kepada ibuku serta Dia tidak menjadikanku orang yang sombong lagi celaka.”

وَالسَّلٰمُ عَلَيَّ يَوْمَ وُلِدْتُّ وَيَوْمَ اَمُوْتُ وَيَوْمَ اُبْعَثُ حَيًّا ٣٣

Arab latin: Was-salāmu ‘alayya yauma wulittu wa yauma amụtu wa yauma ub’aṡu ḥayyā

Artinya: “Kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku pada hari kelahiranku, hari wafatku, dan hari aku dibangkitkan hidup (kembali).”

ذٰلِكَ عِيْسَى ابْنُ مَرْيَمَ ۚقَوْلَ الْحَقِّ الَّذِيْ فِيْهِ يَمْتَرُوْنَ ٣٤

Arab latin: żālika ‘īsabnu maryam, qaulal-ḥaqqillażī fīhi yamtarụn

Artinya: “Itulah (hakikat) Isa putra Maryam, perkataan benar yang mereka ragukan.”

مَا كَانَ لِلّٰهِ اَنْ يَّتَّخِذَ مِنْ وَّلَدٍ سُبْحٰنَهٗ ۗاِذَا قَضٰٓى اَمْرًا فَاِنَّمَا يَقُوْلُ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ ۗ ٣٥

Arab latin: Mā kāna lillāhi ay yattakhiża miw waladin sub-ḥānah, iżā qaḍā amran fa innamā yaqụlu lahụ kun fa yakụn

Artinya: “Tidak patut bagi Allah mempunyai anak. Mahasuci Dia. Apabila hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka, jadilah sesuatu itu.”

Kandungan Surat Maryam Ayat 30-35

Berdasarkan Tafsir Al-Azhar susunan Buya Hamka, Surat Maryam ayat 30-35 menceritakan bahwa ketika Nabi Isa masih bayi dalam gendongan ibunya, beliau tiba-tiba berbicara sehingga membuat semua orang terkejut. Menurut riwayat yang dikutip Al-Qurthubi, setelah mendengar ucapan orang-orang, Isa yang masih menyusu melepaskan mulutnya dari susu ibunya, mengangkat telunjuk kanan, lalu berkata, “Aku adalah hamba Allah.”

Ucapan pertama beliau adalah pengakuan bahwa dirinya hamba Allah, sama seperti makhluk lainnya. Isa melanjutkan bahwa Allah telah memberinya Al-Kitab (Injil) dan menjadikannya Nabi. Allah menetapkan baginya kebahagiaan di mana pun berada, baik bagi dirinya maupun bagi orang yang mengikuti seruannya.

Beliau juga diwajibkan melaksanakan salat dan menunaikan zakat selama hidup, serta berbakti kepada ibunya yang saleh, yang telah banyak menderita karena kelahirannya yang luar biasa. Isa menegaskan bahwa ia tidak diciptakan sebagai orang yang sombong atau berbuat kerusakan.

Isa memohon keselamatan pada tiga waktu, yaitu ketika dilahirkan, ketika wafat, dan ketika dibangkitkan kembali. Setelah itu, beliau kembali seperti bayi pada umumnya. Dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah disebutkan bahwa hanya tiga bayi yang dapat berbicara di masa buaian, salah satunya Nabi Isa.

Allah menegaskan, “Itulah Isa putra Maryam.” Kelahirannya adalah ketetapan Allah yang pasti, bukan hasil hubungan manusia, dan merupakan kebenaran yang tak terbantahkan. Namun, manusia kemudian berselisih paham.

Menurut riwayat Abdurrazzaq dari Ma’mar, dari Qatadah, ada empat macam perselisihan tentang Isa.

Pertama, golongan yang mengatakan Isa adalah Allah yang turun ke bumi lalu kembali ke langit (pendapat kaum Ya’qubiyah).
Kedua, yang mengatakan Isa adalah anak Allah (pendapat kaum Nasturiyah).
Ketiga, yang mengatakan Isa adalah yang ketiga dari yang bertiga, yaitu Allah, anak Allah, dan Ruhul Qudus.
Ada pula yang meyakini oknum ketiga itu adalah Maryam.

Ayat ini ditutup dengan pernyataan bahwa tidak pantas bagi Allah mempunyai anak. Allah Mahasuci dari anggapan itu. Dia hidup kekal, tanpa awal dan akhir, dan tidak memerlukan keturunan. Jika Dia menetapkan sesuatu, Dia hanya berfirman, “Jadilah!”, maka terjadilah hal tersebut.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

7 Surat Ini Dianjurkan untuk Dibaca Hari Jumat, Amalkan Yuk!


Jakarta

Hari Jumat adalah hari istimewa dalam Islam yang disebut sebagai sayyidul ayyam atau “penghulu segala hari.” Banyak amalan sunnah yang dianjurkan dilakukan pada hari ini, termasuk membaca surat-surat dalam Al-Qur’an.

Rasulullah SAW bersabda,

“Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu pula ia dikeluarkan darinya. Dan tidak akan terjadi kiamat kecuali pada hari Jumat.” (HR. Muslim)


Hari Jumat juga menjadi hari diampuninya dosa, Rasulullah SAW bersabda,

“Shalat lima waktu, dari satu Jumat ke Jumat berikutnya, dan dari satu Ramadan ke Ramadan berikutnya, menjadi penghapus dosa-dosa di antara keduanya selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim)

Surat yang Dianjurkan Dibaca Hari Jumat

Surat Al-Kahfi

Dikutip dari buku Memburu Pahala di Hari Jum’at karya Abu Anas Hilmy bin Muhammad bin Ismail ar-Rasyidi, terdapat sebuah hadits yang berisi anjuran Rasulullah SAW untuk membaca surat Al-Kahfi.

Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

Artinya: “Barangsiapa yang membaca surah Al Kahfi pada malam Jumat, dia akan disinari cahaya antara dia dan Kakbah.” (Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6471)

Surat As-Sajdah dan Al-Insan

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW membaca surat As Sajdah dan surat Al-Insan pada hari Jumat.

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَقْرَأُ فِى الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ (الم تَنْزِيلُ) فِى الرَّكْعَةِ الأُولَى وَفِى الثَّانِيَةِ هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا

Artinya, “Rasulullah SAW membaca ‘alif lamim tanzil..’ (surat As-Sajdah) pada raka’at pertama shalat Subuh di hari Jum’at. Sementara pada raka’at kedua, beliau membaca ‘hal atâ ‘alal insâni…” (surat Al-Insan),” (HR Muslim).

Imam As-Suyuthi dalam Nurul Lum’ah fi Khashaish Jumat menjelaskan, “Di antara hikmah membaca kedua surat di atas ialah untuk mengingat penciptaan Adam dan kondisi hari kiamat, karena keduanya terjadi pada hari Jum’at. Ibnu Dahiyyah menjelaskan, ada pula yang berpendapat bahwa kesunahan membaca surat tersebut dikarenakan di dalamnya ada sujud sajadah. Sebab itu, Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dari Ibrahim An-Nakha’i bahwa kita disunahkan membaca setiap surat yang terdapat di dalamnya ayat sajadah pada Subuh hari Jum’at.”

Surah Al-Jumu’ah dan Al-Munafiqun

Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in menjelaskan,

ويسن للحاضر في صلاته جمعة وعشائها سورة الجمعة والمنافقون أو {سَبِّحِ} [سورة الأعلى] {وَهَلْ أَتَاكَ} [سورة الغاشية] وفي صبحها أي الجمعة إذا اتسع الوقت {الم تَنْزِيلُ} [سورة السجدة] السجدة و {هَلْ أَتَى} [سورة الإنسان] وفي مغربها الكافرون والإخلاص ويسن قراءتهما في صبح الجمعة وغيرها للمسافر

Artinya: “Disunnahkan bagi orang yang hadir (menetap) membaca surat Al-Jumu’ah dan Al-Munafiqun, atau surat Al-A’la dan surat Al-Ghasyiyah saat shalat Jumat dan shalat Isya hari Jumat.

Berikut Surat Al-Jumu’ah ayat 9 yang baik dibacakan saat hari Jumat. Khususnya pada shalat Isya.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ۝٩

Arab latin: yâ ayyuhalladzîna âmanû idzâ nûdiya lish-shalâti miy yaumil-jumu’ati fas’au ilâ dzikrillâhi wa dzarul baî’, dzâlikum khairul lakum ing kuntum ta’lamûn

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila (seruan) untuk melaksanakan shalat pada hari Jum’at telah dikumandangkan, segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Surah Al-Ghasyiyah dan Al-A’la

Al-Imam al-Nawawi menegaskan bahwa surah Al-Ghasyiyah dan Al-A’la merupakan surah yang dibaca oleh Nabi Muhammad SAW ketika mendirikan shalat Jumat. Adapun anjuran membaca surat al-A’la dan al-Ghasyiyah disebutkan dalam riwayat al-Nu’man bin Basyir:

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ، قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْعِيدَيْنِ، وَفِي الْجُمُعَةِ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ

Artinya: Dari al-Nu’man bin Basyir beliau berkata; Rasulullah membaca dalam shalat dua hari raya dan Jumat surat Sabbihismarabbikal A’la dan surat Hal Ataka Haditsul Ghasyiyah (HR. Muslim).

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

BPJPH Gratiskan Sertifikasi Halal bagi Warteg, Warsun, dan Warpad



Jakarta

Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Ahmad Haikal Hasan menyatakan kini Warung Tegal (Warteg), Warung Sunda (Warsun), dan sejenisnya bisa mengurus sertifikasi halal secara gratis sebagaimana diatur dalam peraturan Kepala Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) Nomor 146/ 2025. Menurut penuturannya, sertifikasi halal gratis itu merupakan program Pemerintah Presiden Prabowo Subianto untuk satu juta pemilik Warteg, Warsun, Warpad dan sejenisnya.

“Program sertifikat halal gratis dari Presiden Prabowo. Satu juta program sertifikat (halal) gratis dari Presiden Prabowo Subianto,” ujar Haikal dalam konferensi pers di Gedung Halal, Jakarta Timur, Selasa (19/8/2025)

Pria yang akrab disapa Babe Haikal itu juga menyebut mereka yang mengajukan sertifikasi halal gratis setidaknya memiliki 30 menu yang tersedia.


“Di Warteg, Warsun dan Warpad (yang) ada 30 menu, bisa mengajukan sertifikasi halal (gratis),” sambungnya.

Tujuan dari program satu juta sertifikasi halal gratis ini dimaksudkan agar menu rumah makan lokal memiliki daya saing di tengah gempuran waralaba rumah makan asing yang menjamur di Indonesia.

“Kami ingin rumah makan berdaya saing. Ini kenapa? Karena franchise (waralaba) rumah makan dari luar negeri kini menjamur di dalam negeri,” ungkap Babe Haikal.

“Kami ingin anak-anak banyak menyukai menu Nusantara, ada soto Betawi, soto Bogor, sate, rendang dan menu lainnya. Selama ini kita perhatikan anak-anak banyak ke rumah makan franchise dari luar negeri,” sambungnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa selama ini tak sedikit Warteg dan sejenisnya yang tidak mengajukan sertifikasi halal. Dengan adanya peraturan baru tersebut, BPJPH akan mempercepat dan mempermudah proses sertifikasi halal sehingga rumah makan lokal berdaya saing.

“Dengan peraturan baru ini kami akan percepat, permudah proses sertifikasi halal. Agar mereka berdaya saing,” pungkasnya.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Niat, Tata Cara dan Waktunya


Jakarta

Sholat Rebo Wekasan merupakan amalan yang dianjurkan pada Rabu terakhir bulan Safar. Amalan ini dilakukan untuk mohon perlindungan Allah SWT.

Anjuran sholat Rebo Wekasan disebutkan dalam kitab Kanz Al-Najah Wa Al-Surur karya Syekh Abdul Hamid bin Muhammad Quds al-Maki. Dalam kitab tersebut dikatakan Allah SWT menurunkan 320 ribu bala bencana pada Rabu terakhir bulan Safar. Oleh karena itu, dianjurkan salat empat rakaat.


Menurut penelitian Rebo Wekasan Menurut Perspektif KH. Abdul Hamid Dalam Kanz Al-Najah Wa Al-Surur karya Umma Farida yang terbit dalam Jurnal THEOLOGIA Vol 30 No 2 (2019), sholat empat rakaat yang dimaksud adalah sholat sunnah mutlak. Amalan ini kemudian dikenal dengan sholat Rebo Wekasan.

Niat Sholat Rebo Wekasan

Niat sholat Rebo Wekasan dilakukan dengan niat sholat mutlak. Berikut bacaannya:

أُصَلِّيْ سُنَّةً رَكْعَتَيْنِ لِلّٰهِ تَعَالَى

Ushallî sunnatan rak’ataini lillâhi ta’âla

Artinya: “Saya niat sholat sunnah dua rakaat karena Allah ta’ala.”

Tata Cara Sholat Rebo Wekasan

Tata cara sholat Rebo Wekasan menurut keterangan Syekh Abdul Hamid dalam kitabnya dilakukan sebanyak empat rakaat. Berikut rinciannya:

  • Dilakukan empat rakaat dengan dua kali salam
  • Awali dengan niat sholat sunnah mutlak dua rakaat
  • Setelah baca surah Al Fatihah, baca surah Al Kautsar 17 kali, Al Ikhlas 5 kali, Al Falaq 1 kali dan An Nas 1 kali setiap rakaat
  • Lanjutkan sholat seperti pada umumnya
  • Salam
  • Tutup dengan doa

Waktu Pelaksanaan Sholat Rebo Wekasan

Mengacu pada Kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, Rabu terakhir bulan Safar 1447 H atau Rebo Wekasan 2025 jatuh pada Rabu, 20 Agustus 2025.

Sebagian ulama mengerjakan sholat Rebo Wekasan pada malam Rabu, sebagian lainnya pada Rabu pagi.

Hukum Sholat Rebo Wekasan

Dalil sholat Rebo Wekasan secara khusus tidak terdapat dalam hadits-hadits shahih. Pelaksanaannya juga menjadi perdebatan pandangan di kalangan ulama.

Ulama yang menganjurkan sholat Rebo Wekasan, Syekh Abdul Hamid, menegaskan pelaksanaannya dilakukan dengan niat sholat sunnah mutlak.

Syekh Abdul Hamid dalam kitabnya mengatakan, “Aku berpendapat, termasuk yang diharamkan adalah sholat Safar (Rebo Wekasan), maka barang siapa menghendaki sholat di waktu-waktu terlarang tersebut, maka hendaknya diniati sholat sunnah mutlak dengan sendirian tanpa bilangan rakaat tertentu. Sholat sunah mutlak adalah sholat yang tidak dibatasi dengan waktu dan sebab tertentu dan tidak ada batas rakaatnya.”

Kebolehan pelaksanaan sholat Rebo Wekasan dengan niat sholat sunnah mutlak juga karena mengacu pada sebuah hadits yang menepis adanya kepercayaan datangnya malapetaka bulan Safar. Berikut bunyi haditsnya,

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ إِنَّ رَسُولَ اللهِ صلى الله عليه وسلم: قَالَ لَا عَدْوَى وَلَا صَفَرَ وَلَا هَامَةَ. رواه البخاري ومسلم

Artinya: “Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, ‘Tidak ada penyakit menular. Tidak ada kepercayaan datangnya malapetaka di bulan Safar. Tidak ada kepercayaan bahwa orang mati itu rohnya menjadi burung yang terbang’.” (HR Bukhari dan Muslim)

Pandangan lain, meski dilakukan dengan niat sholat sunnah mutlak, KH Hasyim Asy’ari menghukuminya haram. Menurutnya anjuran sholat sunnah mutlak yang ditetapkan dalam hadits shahih tak berlaku untuk sholat Rebo Wekasan karena anjuran tersebut hanya berlaku untuk sholat-sholat yang disyariatkan.

Pendapat KH Hasyim Asy’ari tersebut diterangkan dalam himpunan fatwanya sebagaimana dikutip dari kumpulan Hasil Bahtsul Masail PWNU Jawa Timur, dilansir NU Online.

Pelaksanaan sholat Rebo Wekasan konon memang menjadi amalan para sufi, tapi tidak ada dasar atau nash yang bisa dijadikan hujjah untuk pelaksanaannya.

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com