12 Rabiul Awal 2025 Tanggal Merah Apa? Cek di Sini



Jakarta

12 Rabiul Awal dalam kalender hijriah adalah tanggal peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Perayaan Maulid Nabi dijadikan sebagai tanggal merah nasional.

Perayaan Maulid Nabi di Indonesia diperingati dengan berbagai acara. Mulai dari bersholawat bersama, mendengarkan ceramah hingga momen makan bersama.

Sejarah Maulid Nabi


Dalam sejarahnya, tradisi Maulid Nabi pertama kali ada pada masa pemerintahan Shalahuddin al-Ayyubi yang diperkenalkan oleh Abu Said al-Qakburi, Gubernur Irbil, Irak.

Maulid Nabi sampai saat ini masih dirayakan dan tercatat sebagai warisan budaya umat Islam. Dikutip dari buku Anna Mutmainah yang berjudul Shalahuddin Al-Ayyubi & Kisah Perjuangannya, Sejumlah sejarawan Barat mengatakan bahwa pembawa tradisi Maulid Nabi berasal dari pendiri Dinasti Fatimiyah yang saat itu mengikuti aliran Islam Syiah Ismailiyah. Tokoh yang menjadi dalang penyebutan Dinasti Fatimiyah sebagai pembawa tradisi Maulid Nabi adalah sejarawan dan ilmuwan yang bernama Al-Qalqashandi.

Tanggal Merah Maulid Nabi 2025

Tahun ini, 12 Rabiul Awal 1447 Hijriah bertepatan dengan tanggal 5 September 2025. Lalu, apakah tanggal tersebut termasuk tanggal merah?

Ketentuan tanggal merah tahun 2025 telah diatur dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri terbaru, Nomor 933 Tahun 2024, Nomor 1 Tahun 2024, dan Nomor 3 Tahun 2024 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025.

12 Rabiul Awal 2025: Tanggal Merah

Mengacu SKB 3 Menteri terbaru, tanggal 5 September 2025 ditetapkan sebagai hari libur nasional dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Penetapan ini dilakukan agar masyarakat dapat memperingati hari besar keagamaan dengan nyaman dan tertib.

Karena bertepatan dengan hari Jumat sehingga berdekatan dengan libur akhir pekan, maka libur Maulid Nabi 2025 bisa menjadi periode libur panjang selama 3 hari berturut-turut. Durasi libur juga bisa diperpanjang dengan mengambil 1-2 hari cuti tambahan untuk pribadi.

Berikut rincian tanggalnya:

Kamis, 4 September 2025: Rekomendasi cuti

Jumat, 5 September 2025: Libur nasional Maulid Nabi SAW

Sabtu, 6 September 2025: Libur akhir

pekan

Minggu, 7 September 2025: Libur akhir pekan

Senin, 8 September 2025: Rekomendasi cuti.

(lus/inf)



Sumber : www.detik.com

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW dan Hukum Memperingatinya



Jakarta

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan hari lahir Rasulullah SAW yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah. Bagaimana sejarah peringatan hari ini dan hukumnya secara syariat?

Peringatan ini dipahami sebagai bentuk kecintaan umat Islam kepada Rasulullah SAW dengan mengenang perjalanan hidup, perjuangan, serta ajaran beliau.


Sejarah Peringatan Maulid

Dikutip dari buku Ahlussunnah Wal Jamaah (Edisi Revisi 2022): Islam Wasathiyah, Tasamuh, Cinta Damai karya A. Fatih Syuhud, Nabi Muhammad SAW sendiri tidak pernah mengadakan perayaan khusus untuk kelahirannya. Di masa para sahabat pun tidak ada yang merayakan hari kelahiran Rasulullah SAW.

Meski demikian, Rasulullah SAW menunjukkan rasa syukur atas kelahiran itu dengan berpuasa setiap hari Senin. Dalam hadits riwayat Muslim, beliau bersabda,

ذَاكَ يَوْمٌ وُلِدْتُ فِيهِ، وَأُنْزِلَ عَلَيَّ فِيهِ

Artinya: “Pada hari itu aku dilahirkan, dan pada hari itu pula aku diutus atau diturunkan wahyu kepadaku.” (HR Muslim)

Hadits ini sering dijadikan dasar bahwa memperingati hari kelahiran Nabi dalam bentuk ibadah atau syukur adalah sesuatu yang memiliki pijakan.

Beberapa catatan menyebutkan bahwa tradisi ini mulai dikenal luas pada masa Dinasti Abbasiyah, khususnya melalui pengaruh Khaizuran binti ‘Atha. Ia mendorong masyarakat untuk memperingati kelahiran Nabi di Madinah maupun Makkah. Sementara itu, Dinasti Fatimiyah di Mesir juga dikenal sebagai salah satu pihak yang secara resmi mengadakan perayaan Maulid.

Selain itu, Salahuddin al-Ayyubi (w. 1193 M) juga disebut berperan dalam mempopulerkan Maulid untuk membangkitkan semangat umat Islam melawan Perang Salib, dengan mengingat kembali perjuangan Rasulullah SAW.

Makna Maulid Nabi Muhammad SAW

Mengutip buku Kisah Maulid Nabi Muhammad SAW: Awal Muhammad Akhir Muhammad Jilid 1 yang ditulis Abu Nur Ahmad al-Khafi Anwar bin Shabri Shaleh Anwar, peringatan Maulid Nabi SAW bukanlah sekadar perayaan lahiriah, melainkan momentum untuk memperdalam kecintaan kepada Rasulullah SAW.

Dengan membaca sholawat, tilawah Al-Qur’an, serta mendengarkan kisah perjalanan hidup beliau, umat Islam diingatkan untuk meneladani akhlak mulia Nabi Muhammad SAW.

Allah SWT menegaskan dalam Al-Qur’an:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِيْ رَسُوْلِ اللّٰهِ اُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنْ كَانَ يَرْجُوا اللّٰهَ وَالْيَوْمَ الْاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيْرًاۗ ٢١

Artinya: “Sungguh, pada (diri) Rasulullah benar-benar ada suri teladan yang baik bagimu, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat serta yang banyak mengingat Allah.” (QS Al-Ahzab: 21)

Dengan demikian, inti dari peringatan Maulid adalah meneguhkan syukur atas diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai rahmat bagi seluruh alam, serta menghidupkan kembali semangat untuk meneladani beliau.

Perbedaan Pandangan Ulama tentang Hukum Maulid

Para ulama memiliki pandangan yang beragam mengenai hukum memperingati Maulid Nabi.

Pendapat yang Membolehkan (Bid’ah Hasanah)

Sebagian besar ulama, khususnya dari kalangan Ahlussunnah wal Jama’ah, membolehkan peringatan Maulid selama diisi dengan amalan yang baik. Imam Jalaluddin As-Suyuthi dalam al-Hawi lil Fatawi fil Fiqh wa ‘Ulumit Tafsir wal Hadits wal Ushul wa Sairil Funun menegaskan:

“Hukum asal pelaksanaan Maulid Nabi, yang mana perayaan ini adalah berkumpulnya manusia, membaca Al-Qur’an, membaca kisah-kisah Nabi Muhammad pada permulaan perintah nabi, serta kejadian-kejadian luar biasa saat beliau dilahirkan, kemudian mereka menikmati hidangan yang disajikan dan kembali pulang ke rumah masing-masing tanpa ada tambahan lainnya merupakan perbuatan baru (bid’ah) yang dinilai baik (hasanah). Orang yang merayakannya akan mendapatkan pahala, karena di dalamnya terdapat pemuliaan terhadap keagungan nabi dan menunjukkan kebahagiaan atas kelahirannya yang mulia.”

Pendapat yang Menolak

Sebagian ulama lain menolak Maulid dengan alasan tidak pernah dilakukan oleh Rasulullah SAW maupun para sahabat. Mereka berpegang pada kaidah bahwa setiap perkara baru dalam agama adalah bid’ah yang sesat, sebagaimana hadits Nabi SAW:

كُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ

Artinya: “Setiap bid’ah adalah sesat.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi)

Menurut kelompok ini, cinta kepada Nabi cukup diwujudkan dengan melaksanakan sunnah-sunnahnya, tanpa perlu membuat acara khusus yang tidak pernah dicontohkan.

Tradisi Maulid di Nusantara

Di Indonesia, peringatan Maulid Nabi berkembang menjadi bagian dari tradisi keagamaan dan budaya. Setiap daerah memiliki cara khas, seperti Sekaten di Yogyakarta dan Surakarta, Muludan di Cirebon, serta Baayun Maulid di Kalimantan Selatan. Tradisi-tradisi tersebut memadukan nilai keagamaan dengan budaya lokal, sehingga memperkuat ikatan sosial masyarakat muslim.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Hukum Tidur Setelah Salat Subuh Menurut Islam


Jakarta

Pagi hari, khususnya setelah salat Subuh, memiliki kedudukan istimewa dalam Islam. Waktu ini sering dianggap sebagai momen produktif dan penuh berkah.

Namun, banyak muslim yang masih terbiasa tidur kembali setelah menunaikan salat Subuh. Lantas, bagaimana pandangan Islam mengenai kebiasaan ini?


Tidur Setelah Subuh: Hukum dan Alasannya

Tidur setelah salat Subuh dalam Islam tidak dianjurkan dan hukumnya makruh. Makruh berarti perbuatan tersebut tidak dilarang secara mutlak, namun sangat tidak disarankan untuk dilakukan, kecuali dalam kondisi darurat atau ada alasan yang dibenarkan.

Hukum ini didasari pada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi, di mana Rasulullah SAW pernah berdoa:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لأُمَّتِى فِى بُكُورِهَا

Artinya: “Ya Allah, berkahilah umatku di waktu paginya.”

Dengan tidur di waktu pagi, seseorang berisiko tidak mendapatkan keberkahan dari doa Rasulullah SAW tersebut.

Para ulama, termasuk Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah, juga menjelaskan mengapa tidur setelah Subuh itu tidak baik. Beliau berkata:

وَنَوْمُ الصُّبْحَةِ يَمْنَعُ الرِّزْقَ؛ لِأَنَّ ذَلِكَ وَقْتٌ تَطْلُبُ فِيهِ الْخَلِيقَةُ أَرْزَاقَهَا، وَهُوَ وَقْتُ قِسْمَةِ الْأَرْزَاقِ، فَنَوْمُهُ حِرْمَانٌ إِلَّا لِعَارِضٍ أَوْ ضَرُورَةٍ،

Artinya: “Tidur setelah subuh mencegah rezeki, karena waktu subuh adalah waktu mahluk mencari rezeki mereka dan waktu dibagikannya rezeki. Tidur setelah subuh suatu hal yang dilarang (makruh) kecuali ada penyebab atau keperluan.”

Dikutip dari buku Rahasia Berdoa ketika Subuh oleh Saiful Anwar Al Batawy, beberapa kerugian lain dari tidur setelah Subuh meliputi:

  • Kehilangan Keberkahan: Waktu pagi adalah waktu turunnya berkah, yang bisa terlewatkan jika kita kembali tidur.
  • Melemahkan Badan: Kebiasaan ini bisa membuat tubuh terasa malas dan tidak bersemangat untuk memulai aktivitas.
  • Menyelisihi Kebiasaan Salaf: Para pendahulu yang saleh membenci tidur di waktu ini dan lebih memilih untuk beribadah atau beraktivitas.
  • Menghalangi Rezeki: Waktu pagi adalah saat rezeki dibagikan, sehingga tidur bisa menjadi penghalang datangnya rezeki.
  • Melewatkan Ibadah: Ada risiko tidak bangun lagi dan melewatkan salat Subuh.

Manfaatkan Waktu Subuh dengan Hal Bermanfaat

Sebagai muslim, alangkah baiknya jika waktu setelah salat Subuh digunakan untuk kegiatan yang lebih bermanfaat. Hal ini sejalan dengan firman Allah SWT dalam surah Ar-Rum ayat 17:

فَسُبْحٰنَ اللّٰهِ حِيْنَ تُمْسُوْنَ وَحِيْنَ تُصْبِحُوْنَ

Artinya: “Maka bertasbihlah kepada Allah pada petang hari dan pada pagi hari (waktu subuh).”

Ayat ini menyerukan umat Islam untuk memuji dan memanfaatkan waktu-waktu salat, termasuk waktu subuh, sebagai momen untuk bertasbih dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan memanfaatkan waktu ini untuk kebaikan, insyaallah rezeki yang kita dapatkan juga akan semakin bertambah.

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Siapa Sosok Pertama yang Rayakan Maulid Nabi Muhammad SAW?


Jakarta

Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi tradisi yang dijalankan umat Islam sejak zaman dahulu. Setiap tahun, umat Islam memperingati kelahiran Nabi dengan doa, dzikir, majelis ilmu, dan kegiatan yang meningkatkan kecintaan kepada beliau.

Tahun ini, Maulid Nabi jatuh pada Jumat, 5 September 2025, menjadi momen istimewa untuk mengenang kelahiran Rasulullah SAW.

Meskipun menjadi kegiatan rutin setiap tahunnya di Indonesia, perayaan Maulid Nabi sebenarnya tidak pernah dilakukan pada masa Nabi Muhammad SAW begitu pun para sahabat beliau. Lantas, siapa sosok pertama yang memprakarsai perayaan Maulid Nabi? Simak penjelasannya berikut ini.


Sosok Pertama yang Merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW

Berdasarkan buku Tanya Jawab Islam terbitan Daarul Hijrah Technology, sosok pertama yang tercatat merayakan Maulid Nabi adalah Raja Mudhaffar Abu Said Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin, penguasa Irbil yang mengikuti ajaran ahlus sunnah wal jama’ah. Imam Suyuti menuliskan

وَأَوَّلُ مَنْ أَحْدَثَ فِعْلَ ذَلِكَ صَاحِبُ اِرْبِل الَملِكُ الْمُظَفَّر أَبُوْ سَعِيْد كُوْكْبَرِي بِنْ زَيِنِ الدِّيْنِ عَلِي اِبْنِ بَكْتَكينْ أَحَدُ الْمُلُوْكِ الْأَمْجَادِ وَالكُبَرَاءِ الْأَجْوَادِ وَكَانَ لَهُ آثَارٌ حَسَنَةٌ، وَهُوَ الَّذِي عَمَّرَ الجَامِعَ الْمُظَفَّرِي بِسَفْحِ قَاسِيُوْنَ

Artinya: “Orang yang pertama kali mengadakan seremonial (merayakan maulid nabi) itu adalah penguasa Irbil, yaitu Raja Mudhaffar Abu Said Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin, salah seorang raja yang mulia, agung, dan dermawan. Ia juga memiliki rekam jejak yang bagus. Dan, dia lah yang meneruskan pembangunan Masjid al-Mudhaffari di kaki gunung Qasiyun.”

Menurut Al Hafizh Ibnu Katsir dalam Al Bidayah wa Annihayah, Raja Mudzaffar mengadakan perayaan Maulid Nabi yang meriah pada bulan Rabi’ul Awal. Perayaannya sangat besar dan istimewa. Raja Mudzaffar dikenal sebagai raja yang cerdas, pemberani, bijaksana, alim, dan adil.

Al Hafizh juga menyebutkan bahwa Syeikh Abul Khaththab Ibnu Dihyah menulis sebuah kitab tentang Maulid yang berjudul At-Tanwir fii Maulidil Basyiirinnazhiir. Sebagai penghargaan, Raja Mudzaffar memberinya hadiah 1.000 dinar.

Masa pemerintahan Raja Mudzaffar berlangsung lama hingga wafat ketika sedang mengepung kota Akkaa dari pasukan Eropa pada tahun 630 H. Beliau dikenal sebagai pemimpin yang baik dan terpuji.

Perbedaan Pendapat tentang Orang Pertama yang Merayakan Maulid

Meski banyak ulama sepakat bahwa Raja Mudhaffar Abu Said Kuukuburi bin Zainuddin Ali ibn Buktitin adalah sosok pertama yang memprakarsai perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, sejarah mencatat adanya versi lain. Tidak semua catatan sepakat mengenai siapa yang pertama kali menyelenggarakan peringatan kelahiran Nabi.

Mengutip dari buku Ritual dan tradisi Islam Jawa oleh Muhammad Sholikhin, bahwa menurut al-Sundubi dalam karyanya Tarikh al-ikhtilaf fi al-Maulid al-Nabawi, al-Mu’izz li-Dinillah, penguasa Dinasti Bani Fatimah di Mesir dianggap sebagai pihak pertama yang melaksanakan perayaan Maulid.

Hal ini diperkuat oleh Syekh Hasan as-Sandubi yang menulis bahwa inisiatif merayakan Maulid Nabi muncul pertama kali dari Dinasti Fatimiyah yang didirikan oleh Ubaid al-Mahdi.

لَقَدْ دَلَّنِي البَحْثُ عَلَى أَنَّ الْفَاطِمِيِّيْنَ هُمْ أَوَّلُ مَنْ اِبْتَدَعَ فِكْرَةَ الْاِحْتِفَالِ بِذِكْرَى الْمَوْلِدِ النَّبَوِي

Artinya: Dinasti Bani Fatimah merupakan kelompok pertama yang mewujudkan gagasan untuk memperingati kelahiran Nabi Muhammad (Hasan as-Sundawi, Tarikhul Ihtifal bil Maulidin Nabawi)

Di sisi lain, Raja Mudhaffar Abu Said Kuukuburi memang tercatat bukan yang pertama secara keseluruhan. Namun, beliau memiliki peran penting karena menjadi orang pertama yang mengadakan perayaan Maulid dengan skala besar dan tersusun rapi. Inisiatif Raja Mudhaffar membuat tradisi ini dikenal luas dan menjadi teladan bagi umat Islam di berbagai wilayah.

Perbedaan pendapat mengenai sosok pertama merayakan Maulid tidak mengurangi makna dari peringatan ini. Yang paling penting adalah bagaimana umat Islam memahami perayaan ini dengan menumbuhkan kecintaan kepada Nabi Muhammad SAW, meneladani akhlaknya, dan memperbanyak amal kebaikan.

(inf/lus)



Sumber : www.detik.com

50 Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW Penuh Doa dan Makna



Jakarta

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan hari lahir Rasulullah yang jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah. Tradisi ini banyak diperingati umat Islam di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Masyarakat muslim Indonesia biasa merayakan Maulid Nabi SAW dengan beragam kegiatan seperti pembacaan sholawat, doa bersama, ceramah agama, hingga pembacaan sirah Nabi.


Sejarah Singkat Maulid Nabi

Dikutip dari buku Ahlussunnah Wal Jamaah (Edisi Revisi 2022): Islam Wasathiyah, Tasamuh, Cinta Damai karya A. Fatih Syuhud, peringatan maulid Nabi Muhammad SAW tidak pernah dilakukan pada era Rasulullah. Pada masa para sahabat pun tidak digelar perayaan Maulid Nabi SAW.

Peringatan Maulid Nabi diperkirakan mulai berkembang pada masa pemerintahan Dinasti Fatimiyah di Mesir sekitar abad ke-4 Hijriah. Dari sana, tradisi ini menyebar ke berbagai negeri muslim dengan bentuk dan cara perayaan yang berbeda.

Di Indonesia, Maulid Nabi diperingati dengan acara keagamaan, seperti pembacaan Barzanji, Simthud Durar, Burdah, atau dzikir dan shalawat bersama. Semua bertujuan untuk memperbanyak ingatan kepada Rasulullah SAW serta mengambil teladan dari kehidupannya.

Salah satu cara yang juga kerap dilakukan untuk mengenang hari kelahiran Rasulullah SAW ini juga dengan membagikan ucapan penuh doa dan makna.

Ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW

Berikut beberapa ucapan Maulid Nabi Muhammad SAW yang dapat dibagikan kepada sesama muslim sebagai bentuk doa.

  1. Selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, semoga kita senantiasa meneladani akhlaknya, menegakkan sunnahnya, dan kelak mendapatkan syafaatnya di hari akhir.
  2. Ya Allah, jadikanlah peringatan Maulid Nabi ini sebagai momentum untuk memperbaharui iman kami, membersihkan hati kami, dan menumbuhkan rasa cinta yang mendalam kepada Rasulullah SAW.
  3. Dengan penuh rasa syukur kami memperingati Maulid Nabi, semoga cahaya Islam senantiasa menerangi keluarga kita, membawa keberkahan dalam hidup, dan keselamatan di dunia serta akhirat.
  4. Selamat Maulid Nabi, semoga kita diberi kekuatan untuk menebarkan kasih sayang, kejujuran, dan kebaikan sebagaimana Rasulullah menebarkannya kepada seluruh umat manusia.
  5. Ya Allah, tanamkanlah dalam hati kami cinta yang tulus kepada Nabi Muhammad SAW, sehingga kami mampu mengikuti jejak langkahnya dalam setiap aspek kehidupan.
  6. Selamat memperingati kelahiran Rasulullah SAW, semoga doa dan shalawat kita menjadi penghubung yang mendekatkan kita dengan beliau di dunia hingga di akhirat kelak.
  7. Ya Allah, karuniakanlah kepada kami akhlak yang mulia sebagaimana akhlak Nabi-Mu, agar kami menjadi umat yang selalu membawa rahmat bagi sesama.
  8. Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW, semoga kita senantiasa diberi kekuatan untuk istiqamah dalam iman, sabar dalam ujian, dan ikhlas dalam beribadah.
  9. Di hari penuh berkah ini, mari kita memperbanyak shalawat kepada Nabi Muhammad SAW agar hati kita selalu terang, hidup kita penuh berkah, dan akhir hidup kita dalam ridha Allah.
  10. Ya Allah, jadikanlah Maulid Nabi ini sebagai pengingat bagi kami untuk terus memperbaiki diri, mendekatkan hati kepada-Mu, dan memperbanyak amal saleh.
  11. Selamat memperingati Maulid Nabi, semoga kita senantiasa tergolong umat yang dicintai Rasulullah dan kelak mendapatkan syafaatnya di hari perhitungan.
  12. Ya Allah, izinkan kami hidup dalam cahaya Al-Qur’an dan sunnah Nabi-Mu, mati dalam keadaan husnul khatimah, dan dikumpulkan bersama beliau di surga-Mu.
  13. Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW, mari kita jadikan hari ini sebagai titik awal untuk memperbaiki amal, memperkuat ibadah, dan memperbanyak doa.
  14. Semoga cinta kita kepada Rasulullah membimbing kita menuju jalan kebaikan, menjauhkan kita dari keburukan, dan mendekatkan kita kepada Allah SWT.
  15. Ya Allah, jadikanlah shalawat yang kami panjatkan sebagai penolong kami di hari kiamat, penerang di dalam kubur, dan jalan menuju surga-Mu.
  16. Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW, semoga setiap langkah hidup kita selalu mengikuti teladan Rasulullah yang penuh kasih, sabar, dan keadilan.
  17. Ya Allah, jadikanlah peringatan Maulid Nabi ini sarana bagi kami untuk semakin bersyukur atas nikmat Islam dan iman yang Engkau anugerahkan.
  18. Selamat Maulid Nabi, semoga kita selalu istiqamah menjaga shalat, memperbanyak dzikir, dan menebarkan kebaikan dalam kehidupan sehari-hari.
  19. Mari kita peringati Maulid Nabi dengan memperbanyak shalawat, karena shalawat adalah tanda cinta kita kepada Rasulullah sekaligus doa bagi keselamatan hidup kita.
  20. Ya Allah, dekatkanlah kami dengan Rasulullah SAW, baik di dunia dengan meneladani sunnahnya, maupun di akhirat dengan berkumpul bersama beliau di surga-Mu.
  21. Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW, semoga kita senantiasa menjadi umat yang jujur, amanah, dan selalu menebarkan kebaikan.
  22. Ya Allah, bukakanlah pintu hati kami untuk mencintai Rasulullah dengan sepenuh jiwa, agar kami mampu meneladani beliau dalam akhlak dan ibadah.
  23. Selamat memperingati Maulid Nabi, semoga kita diberi keberkahan dalam usia, kesehatan, rezeki, serta keberlimpahan rahmat dari Allah SWT.
  24. Ya Allah, jadikanlah Maulid Nabi sebagai pengingat untuk selalu menjaga lisan kami dari keburukan, serta menghiasinya dengan doa dan shalawat.
  25. Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW, semoga kehidupan kita dipenuhi cahaya Islam, ketenangan iman, dan kemuliaan akhlak.
  26. Ya Allah, jadikanlah kami bagian dari umat yang setia kepada Rasulullah, selalu menjaga shalat, zakat, dan amal kebaikan.
  27. Selamat memperingati Maulid Nabi, mari kita hidupkan sunnah beliau dalam kehidupan sehari-hari, sekecil apapun amalan itu.
  28. Semoga dengan peringatan Maulid Nabi, Allah SWT memberikan keberkahan dalam keluarga, anak-anak yang saleh, serta hati yang selalu bersyukur.
  29. Ya Allah, masukkan kami ke dalam golongan umat Nabi Muhammad yang Engkau cintai, Engkau ampuni dosanya, dan Engkau muliakan di surga.
  30. Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW, semoga kita kelak dipertemukan dengan Rasulullah di telaga kautsar.
  31. Ya Allah, jadikanlah shalawat yang kami panjatkan malam ini sebagai tabungan amal yang mendekatkan kami pada rahmat-Mu.
  32. Selamat memperingati Maulid Nabi, semoga hati kita semakin lembut, jiwa kita semakin tenang, dan hidup kita semakin penuh keberkahan.
  33. Ya Allah, karuniakanlah kepada kami kekuatan untuk selalu sabar dalam ujian sebagaimana sabarnya Rasulullah dalam berdakwah.
  34. Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW, mari kita tingkatkan rasa cinta kepada sesama sebagai wujud cinta kita kepada Rasulullah.
  35. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan kasih sayang-Nya kepada kita berkat doa dan syafaat Rasulullah.
  36. Ya Allah, jadikanlah peringatan Maulid Nabi ini sebagai momen untuk mendidik hati kami agar selalu ikhlas, sabar, dan tawakal.
  37. Selamat memperingati Maulid Nabi, semoga kita mampu menjadi pribadi yang selalu memberi manfaat bagi orang lain.
  38. Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah, sebagaimana Rasulullah membangun rumah tangganya dengan penuh kasih.
  39. Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW, semoga kita dapat menjadi umat yang selalu membawa kebaikan di manapun kita berada.
  40. Ya Allah, karuniakanlah keberkahan dalam hidup kami berkat kecintaan kami kepada Nabi-Mu.
  41. Selamat Maulid Nabi, semoga Allah melindungi kita dari segala fitnah, musibah, dan keburukan zaman.
  42. Ya Allah, jadikanlah hati kami cinta kepada Al-Qur’an, rindu kepada sunnah, dan selalu tenang dengan mengingat-Mu.
  43. Selamat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, semoga hidup kita dipenuhi rasa syukur dan sabar.
  44. Ya Allah, kuatkan iman kami agar selalu istiqamah sampai ajal menjemput.
  45. Selamat Maulid Nabi, semoga kita diberi husnul khatimah dan dipertemukan dengan Rasulullah di akhirat.
  46. Ya Allah, jauhkanlah kami dari sifat iri, dengki, dan sombong, serta hiasi hati kami dengan akhlak mulia sebagaimana Rasulullah.
  47. Selamat memperingati Maulid Nabi, mari kita jadikan Rasulullah sebagai teladan utama dalam kehidupan sehari-hari.
  48. Ya Allah, rahmatilah keluarga kami, berkahilah rezeki kami, dan kuatkan langkah kami dalam meneladani sunnah Rasulullah.
  49. Selamat Maulid Nabi Muhammad SAW, semoga cahaya shalawat menerangi hati, rumah tangga, dan kehidupan kita.
  50. Ya Allah, jadikanlah cinta kami kepada Rasulullah sebagai pengantar menuju cinta-Mu yang hakiki.

(dvs/inf)



Sumber : www.detik.com

3 Peristiwa Penting di Bulan Rabiul Awal dalam Sejarah Islam


Jakarta

Rabiul Awal merupakan bulan ketiga dalam kalender Hijriah yang memiliki kedudukan istimewa bagi umat Islam. Banyak peristiwa penting dalam sejarah Islam terjadi pada bulan ini, terutama yang berkaitan dengan Nabi Muhammad SAW.

Tidak mengherankan bila umat Islam di seluruh dunia menaruh perhatian khusus pada Rabiul Awal, karena di dalamnya terdapat peristiwa kelahiran, hijrah, hingga wafatnya Rasulullah SAW.

Mengutip buku Mengenal Nama Bulan dalam Kalender Hijriyah karya Ida Fitri Shohibah, Rabiul Awal berawal dari kata Rabi’ yang artinya musim bunga dan kata Awal yang artinya pertama. Bulan Rabiul Awal adalah bulan saat bermulanya musim bunga bagi tanaman.


Peristiwa Penting di Bulan Rabiul Awal

1. Kelahiran Nabi Muhammad SAW

Dikutip dari buku Sejarah Lengkap Rasulullah Jilid 1 yang ditulis Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi, peristiwa paling agung yang terjadi di bulan Rabiul Awal adalah kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Beliau lahir pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun Gajah (570 Masehi) di Kota Makkah. Tahun tersebut dikenal sebagai ‘Amul Fil (Tahun Gajah) karena bertepatan dengan peristiwa penyerangan Ka’bah oleh pasukan bergajah pimpinan Abrahah.

Kelahiran Nabi Muhammad SAW menjadi anugerah besar bagi seluruh alam, sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an:

وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ

Artinya: “Dan tidaklah Kami mengutus engkau (Muhammad) melainkan sebagai rahmat bagi seluruh alam.” (QS. Al-Anbiya: 107)

2. Hijrah Nabi Muhammad SAW ke Madinah

Rabiul Awal menjadi saksi perjalanan hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Setelah mendapat tekanan berat di Makkah, Rasulullah hijrah bersama para sahabat menuju Madinah. Peristiwa ini menjadi titik balik dalam sejarah Islam, sebab di Madinah Islam berkembang pesat, berdiri masyarakat muslim yang kuat, dan lahirnya tatanan kehidupan Islami.

Dalam perjalanan hijrah, Rasulullah sempat bersembunyi di Gua Tsur bersama Abu Bakar Ash-Shiddiq selama tiga hari. Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur’an:

إِذْ يَقُولُ لِصَاحِبِهِ لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا

“Ketika dia (Nabi) berkata kepada sahabatnya: Janganlah engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita.” (QS. At-Taubah: 40)

3. Wafatnya Nabi Muhammad SAW

Selain kelahiran dan hijrah, bulan Rabiul Awal juga menjadi bulan duka bagi umat Islam. Pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 H, Rasulullah SAW wafat di Madinah pada usia 63 tahun.

Faisal Ismail dalam bukunya yang berjudul Sejarah & Kebudayaan Islam Periode Klasik, kisah wafatnya Rasulullah SAW merupakan ujian besar bagi kaum muslimin. Banyak sahabat yang tidak percaya dan terpukul. Namun, Abu Bakar Ash-Shiddiq meneguhkan hati mereka dengan ucapannya yang masyhur:

“Barangsiapa yang menyembah Muhammad, maka ketahuilah Muhammad telah wafat. Barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Hidup dan tidak akan pernah mati.”

Peristiwa wafatnya Rasulullah SAW menegaskan bahwa Islam bukan bergantung pada sosok pribadi, melainkan pada ajaran Allah SWT yang abadi.

(dvs/inf)



Sumber : www.detik.com

2 Kalimat Syahadat, Dasar Utama Keislaman dan Landasan Ibadah


Jakarta

Syahadat adalah dua kalimat kesaksian yang menjadi dasar utama keislaman seseorang. Kalimat ini menjadi pintu masuk ke dalam agama Islam sekaligus rukun Islam yang pertama. Tanpa syahadat, ibadah seperti shalat, puasa, zakat, dan haji tidak memiliki landasan yang sah.

Hal ini ditegaskan dalam firman Allah surah Muhammad ayat 19,

فَاعْلَمْ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْۢبِكَ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِۚ وَاللّٰهُ يَعْلَمُ مُتَقَلَّبَكُمْ وَمَثْوٰىكُمْ ࣖ


Arab latin: Fa’lam annahū lā ilāha illallāhu wastagfir liżambika wa lil-u’minīna wal-u’mināt(i), wallāhu ya’lamu mutaqallabakum wa maṡwākum.

Artinya: Ketahuilah (Nabi Muhammad) bahwa tidak ada Tuhan (yang patut disembah) selain Allah serta mohonlah ampunan atas dosamu dan (dosa) orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Allah mengetahui tempat kegiatan dan tempat istirahatmu.

Lafadz Dua Kalimat Syahadat

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Arab latin: “Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah”.

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah”.

Hukum Mengucapkan Syahadat

Menurut buku Panduan Muslim Sehari-hari karya DR. KH. M. Hamdan Rasyid, MA, dan Saiful Hadi El-Sutha, syahadat berarti kesaksian. Karena itu, bagi seseorang yang memeluk Islam, mengucapkan syahadat adalah kewajiban. Keislaman tidak cukup hanya diyakini dalam hati, melainkan juga harus dinyatakan dengan ucapan dan dibuktikan dalam perbuatan.

Sebagaimana iman, tidak cukup hanya dengan keyakinan batin, tetapi harus diikrarkan melalui lisan serta diwujudkan dalam tindakan nyata. Dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, keimanan dan keislaman seseorang menjadi jelas, sehingga seluruh hak dan kewajibannya sebagai seorang muslim berlaku.

Hal ini sejalan dengan rukun Islam lainnya, seperti shalat, zakat, puasa, dan haji, yang pelaksanaannya dilakukan secara terbuka.

Makna Kalimat Syahadat

Dalam buku Fiqih Sunnah untuk Anak karya DR. Hamid Ahmad Ath-Thahir, syahadat bermakna pengakuan hati dan lisan bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan, dan Muhammad adalah hamba sekaligus utusan-Nya. Dengan ucapan ini, seorang muslim menegaskan bahwa tidak ada ilah selain Allah dan menolak segala sesuatu yang dianggap tuhan selain-Nya.

Seorang muslim juga meyakini bahwa Nabi Muhammad adalah nabi terakhir, penutup para rasul, dan Islam adalah agama yang menyempurnakan agama-agama sebelumnya. Karena itu, keyakinan ini menjadi pondasi utama bagi setiap amal dalam Islam.

(inf/lus)



Sumber : www.detik.com

Hukum Makan Kodok Swike Menurut 4 Mazhab dan MUI


Jakarta

Kodok adalah hewan amfibi yang kerap kali dijadikan menu masakan. Swike merupakan hidangan yang berbahan dasar dari kaki kodok dan terkenal di sejumlah wilayah Indonesia.

Bagaimana Islam memandang hukum terkait konsumsi kodok swike? Sebagaimana diketahui, muslim harus memperhatikan apakah makanan yang dikonsumsi halal atau tidak. Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 168,

يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ كُلُوْا مِمَّا فِى الْاَرْضِ حَلٰلًا طَيِّبًا ۖوَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْنٌ


Artinya: “Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata.”

Merujuk pada pendapat jumhur ulama, hukum memakan daging kodok dalam Islam adalah haram. Ahmad Sarwat dalam bukunya Halal atau Haram: Kejelasan Menuju Keberkahan, Rasulullah SAW sendiri melarang muslim membunuh kodok.

Dari Abdurrahman bin Utsman Al-Quraisy berkata,

“Seorang tabib bertanya kepada Rasulullah SAW tentang kodok yang digunakan dalam campuran obat. Maka Rasulullah SAW melarang membunuhnya.” (HR Ahmad, Al-Hakim, Abu Dawud, dan An-Nasa’i)

Hewan-hewan yang diperintahkan untuk dibunuh hukumnya haram meski tidak disebutkan hewan itu najis atau haram. Begitu pula dengan hewan-hewan yang dilarang untuk dibunuh, mereka haram dimakan meski tak ada keterangan apakah dagingnya najis atau haram dimakan.

Menurut pendapat para ulama, seandainya boleh dikonsumsi tentu tidak akan ada larangan membunuh hewan tersebut. Keterangan ini disebutkan dalam Kitab Al-Lubab Syarhil, kitab Takmilatul Fathi, Kitab Mughni Al-Muhtaj, dan Kitab Al-Muhazzab.

Menurut Syarah Al-Muhazzab yang dinukil M Syafi’i Hadzami dalam buku Taudhihul Adillah, hadits tentang larangan membunuh kodok diriwayatkan oleh Abu Dawud dengan sanad yang hasan dan diriwayatkan oleh An Nasa’i dengan sanad yang shahih.

Kodok haram dimakan karena habitatnya yang hidup di dua alam. Keharaman ini ditegaskan Ar Ramli, salah satu ulama besar mazhab Syafi’i dahulu, pendapat tersebut juga diikuti Ar-Rafi’i dan An-Nawawi. Sebagai penegas, ini dimaksudkan bagi hewan yang hidup di dua alam, yakni kodok, buaya, kura-kura, dan kepiting.

Tetapi, mazhab Maliki memiliki pendapat yang berbeda. Mereka menilai bahwa hukum memakan daging kodok adalah halal karena tidak ada nash yang jelas tentang pengharamannya. Menurut ulama Malikiyah, perkara dinashkan haram oleh syara dan dianggap jijik oleh manusia tidak menjadi haram.

Fatwa MUI terkait Konsumsi Kodok

Berikut bunyi fatwa MUI,

MEMUTUSKAN:

1. Membenarkan adanya pendapat Mazhab Syafi’i/Jumhur Ulama tentang tidak halalnya memakan daging kodok dan membenarkan adanya pendapat Imam Maliki tentang halalnya daging kodok tersebut.

2. Membudidayakan kodok hanya untuk diambil manfaatnya, tidak untuk dimakan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa terkait hukum mengonsumsi daging kodok dan membudidayakannya. Pada fatwa yang dikeluarkan tahun 1984 itu, MUI membenarkan pendapat mazhab Syafi’i atau jumhur ulama terkait tidak halalnya memakan daging kodok. Selain itu, MUI juga membenarkan pendapat Imam Malik tentang kehalalan daging kodok.

Namun, MUI menetapkan bahwa membudidayakan kodok untuk diambil manfaatnya dan bukan untuk dimakan tidak bertentangan dengan ajaran Islam.

Dalam menetapkan fatwa itu MUI memperhatikan beberapa hal, di antaranya ayat-ayat-Al-Qur’an dan hadits, kebolehan memanfaatkan kulit bangkai selain anjing dan babi melalui proses penyamakan, hukum binatang yang hidup kecuali anjing dan babi tidak najis, pendapat di kalangan ulama terkait memakan daging koddok, dan mengacu pada keterangan tenaga ahli dari Institut Pertanian Bogor terkait kandungan racun kodok.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Lirik Tombo Ati Versi Sholawat dan Makna Mendalamnya


Jakarta

Lagu religi Tombo Ati dikenal luas di Indonesia sejak dibawakan Opick dalam album Istighfar pada 2005. Namun, syairnya sudah ada sejak lama dan dinisbatkan kepada Sunan Bonang, salah satu Walisongo yang berdakwah lewat tembang.

Secara bahasa, Tombo Ati berarti “obat hati”. Liriknya berisi pesan sederhana tentang cara menenangkan hati dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Lirik Tombo Ati Versi Sholawat

Berikut lirik Tombo Ati yang sering dilantunkan dalam irama sholawat:


Allahumma sholli wa salim ‘ala
Sayyidina wa Maulana Muhammad
Adam dama bismillahi sholawatan
Daimatan bidawami mulkilahi
Tombo ati iku limo perkorone

Kaping pisan moco Qur’an lan maknane
Kaping pindo sholat wengi lakonono
Kaping telu wong kang sholeh kumpulono
Kaping papat kudu weteng ingkang luwe
Kaping limo dzikir wengi ingkang suwe

Salah sijine sopo iso ngelakoni
Mugi-mugi Gusti Allah ngijabahi

Obat hati ada lima perkaranya
Yang pertama, baca Qur’an dan maknanya
Yang kedua, sholat malam dirikanlah
Yang ketiga, berkumpullah dengan orang sholeh
Yang keempat, perbanyaklah berpuasa
Yang kelima, dzikir malam perpanjanglah
Salah satunya siapa bisa menjalani
Moga-moga Gusti Allah mencukupi

Makna Lirik Tombo Ati

Menurut buku Islam Abangan & Kehidupannya karya Rizem Aizid, syair Tombo Ati merupakan nasihat Sunan Bonang yang merangkum lima resep agar hati manusia senantiasa dekat dengan Tuhannya.

1. Membaca Al-Qur’an dan merenungkan maknanya

Al-Qur’an bukan hanya dibaca, tetapi juga direnungi isinya agar menjadi petunjuk hidup.

2. Mendirikan sholat malam

Qiyamul lail menjadi salah satu amalan yang memperkuat hubungan dengan Allah SWT.

3. Berkumpul dengan orang saleh

Lingkungan yang baik akan mempengaruhi hati dan membimbing seseorang menuju kebaikan.

4. Memperbanyak puasa

Menahan diri dari hawa nafsu melatih kesabaran serta membersihkan jiwa.

5. Memperbanyak dzikir di malam hari

Dzikir adalah salah cara menenangkan hati dan mengingat Allah dalam kesunyian.

Pesan yang terkandung dalam tembang ini tidak hanya berlaku pada masa Sunan Bonang, melainkan tetap relevan hingga kini. Lirik Tombo Ati mengingatkan manusia bahwa ketenangan sejati hanya bisa diraih dengan mendekat kepada Allah SWT.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

Viral Zionis Kencingi Masjid di Abu Ghosh dan Unggah Videonya ke TikTok



Jakarta

Baru-baru ini video seorang pemukim Yahudi Israel mengencingi dinding Masjid Abu Ghosh ramai diperbincangkan di media sosial. Atas tindakannya itu, pria berusia 20 tahun yang berasal dari Yerusalem tersebut ditangkap pada Kamis (28/8/2025) malam.

Dilansir dari situs Yemen News Agency SABA, Komite Rakyat di Abu Ghosh, Ein Rafa dan Ein Naquba sebelah barat Qud memperingatkan bahwa aksi tersebut merupakan pelanggaran terhadap tempat-tempat suci Islam. Peringatan itu muncul setelah aksi seorang pemukim yang buang air kecil di dinding luar Masjid Al-Uzair di Abu Ghosh, sebuah kota Arab sebelah barat Yerusalem.


Video tersebut dibagikan melalui akun TikTok. Pelaku menodai masjid dengan merekam dirinya sendiri sedang buang air kecil di dinding masjid.

Melalui sebuah pernyataan, komite mengutuk tindakan tersebut sebagai kejahatan keji dan serius terhadap tempat-tempat suci Islam. Aksi yang dilakukan pria itu menunjukkan penghinaan terhadap martabat dan cerminan dari pengabaian yang nyata terhadap tempat-tempat suci.

Komite menekankan bahwa kecaman saja tak cukup dan menuntut langkah-langkah konkret, dimulai dengan meminta pertanggungjawaban hukum pelaku dan memastikan diambilnya langkah serius demi melindungi tempat-tempat suci Islam dari pelanggaran lainnya di masa mendatang.

“Membungkam atau meremehkan insiden semacam itu dengan pernyataan yang lemah merupakan bentuk keterlibatan yang tidak dapat diterima. Komite menegaskan kesiapannya untuk bergabung dengan semua inisiatif dalam membela tempat-tempat suci dan, jika perlu, mengambil langkah-langkah sendiri untuk mengimbangi beratnya kejahatan tersebut.” tulis pernyataan tersebut.

Komite menegaskan pihaknya tak akan membiarkan kejahatan semacam itu berlalu tanpa perlawanan. Menurutnya, kesucian dari tempat-tempat suci adalah garis merah sehingga pelanggaran yang terjadi harus ditindak secara serius.

Dikutip dari laman Ynet, seorang warga Abu Ghosh mengatakan kepada situs berita tersebut bahwa hal itu merupakan tindakan memalukan yang dilakukan oleh pemuda rasis.

“Jika seorang Arab melakukan hal ini di sinagoge, dia akan segera ditangkap dan seluruh negeri akan berdiri. Harus ada protes keras terhadap tindakan ini yang merusak semua tempat suci,” terangnya.

Sementara itu, Kegubernuran Al Quds menyatakan kemarahan mendalam atas kejahatan yang dilakukan oleh seorang pemukim Zionis di kota Abu Ghosh, di dalam wilayah Al-Quds yang diduduki.

Mereka menekankan serangan terhadap Masjid Abu Ghosh adalah serangan terhadap identitas dan martabat seluruh rakyat Palestina. Rakyat Palestina akan tetap teguh mempertahankan tempat-tempat suci mereka meskipun ada upaya penodaan dan provokasi.

Dalam beberapa tahun terakhir, telah terjadi banyak insiden serangan dan perusakan terhadap situs-situs keagamaan non-Yahudi di seluruh negeri dan di Tepi Barat, termasuk gereja dan masjid, yang oleh para pejabat agama disalahkan kepada para ekstremis dan pemukim Yahudi.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com