Marak ‘Pil Biru’ Dijual di Pinggir Jalan, Bisa Begini Efeknya Jika Asal Dikonsumsi

Jakarta

Istilah ‘pil biru’ mungkin belakangan makin sering terdengar di kalangan masyarakat awam. Pil biru, atau yang dikenal juga dengan sebutan viagra, adalah obat yang umumnya digunakan untuk mengobati gangguan fungsi seksual pada pria, seperti disfungsi ereksi.

Kendati diperuntukkan untuk menangani gangguan fungsi seksual, tak sedikit yang memanfaatkan sebagai obat kuat untuk menunjang performa seksual. Untuk bisa mendapatkan obat tersebut, seseorang hanya bisa membelinya di apotik dengan resep yang dianjurkan oleh dokter.

Meski begitu, tak jarang Anda mendapati pedagang ‘nakal’ yang menjajakan viagra dan obat kuat lainnya di pinggir jalan saat malam hari. Lantas, boleh nggak sih kita membeli dan mengonsumsi obat-obat yang dijual oleh pedagang-pedagang tersebut?


Spesialis urologi dr Widi Atmoko, SpU(K), FECMS, FICS, mewanti-wanti masyarakat agar tidak membeli viagra maupun obat kuat dari pedagang kaki lima. Pasalnya, berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan ternyata tidak semua obat yang dijual di jalanan itu berkhasiat, bahkan ada yang palsu.

“Kita pernah melakukan penelitian, banyak sekali obat itu dalam tanda kutip palsu. Jadi hari-hati nanti untuk obat yang tidak dijual di apotik secara resmi,” ucapnya dalam konferensi pers, Jumat (22/9/2023).

Selain pedagang kaki lima, dr Widi juga mengimbau masyarakat untuk tidak sembarangan membeli obat lewat situs online.

“Bahkan yang dijual online pun banyak yang tidak resmi, tidak asli. Udah obatnya mahal, terus nggak ada efek, ya sayang,” imbuhnya.

Kenapa Harus Ada Resep Dokter?

dr Widi mengatakan meski aman dikonsumsi, penggunaan viagra atau obat kuat harus tetap berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu. Sebab, ada banyak jenis pil biru yang beredar dengan dosis yang berbeda-beda.

“Dibilang aman ya aman, tapi sesuai dosisnya. Karena banyak sekali dosisnya, ada yang kerjanya 4-6 jam, ada yang sampai 36 jam,” ujarnya.

dr Widi menambahkan pemakaian pil biru juga harus menyesuaikan dengan kebiasaan aktivitas seksual dari si pasien itu sendiri. Obat kuat atau viagra baru bisa berfungsi jika dibarengi dengan aktivitas seks.

Jika pemakaian viagra atau obat kuat dilakukan secara sembarangan, maka bisa menimbulkan gangguan pada pembuluh darah.

“Obat kuat itu berkaitan dengan masalah pembuluh darah dan tekanan darah. Sehingga nanti ada beberapa faktor indikasi, misalnya obat-obat penggunaannya secara bersamaan bisa menyebabkan tensi. Itu kita harus hati-hati. Makanya pemberian obat ini harusnya ketemu dokter tersebut dahulu,” pungkasnya.

(ath/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *