Jakarta –
Kondom atau pil kb kerap menjadi pilihan pasangan yang sedang menunda kehamilan. Meski begitu, ada pula pasangan yang lebih memilih untuk ‘keluar di luar’ saat berhubungan seksual. Faktanya, precum yang keluar tetap dapat menyebabkan kehamilan.
Precum atau pra-ejakulasi adalah cairan yang terkadang muncul di ujung penis sebelum ejakulasi. Ini bisa terjadi kapan saja selama muncul gairah seksual.
Dikutip dari Flo, precum memiliki fungsi untuk membantu uretra bersiap mengeluarkan air mani. Cairan ini dapat membuat uretra dan vagina menjadi lebih ramah bagi sel sperma yang sedang dalam perjalanan untuk membuahi sel telur. Selain itu, precum juga memberikan pelumas untuk membantu sperma dalam perjalanannya sekaligus membuat ujung penis licin dan siap untuk berhubungan.
Meskipun mirip, precum berbeda dengan air mani. Precum diproduksi di kelenjar Cowper dan terdiri dari enzim dan lender. Jadi, dalam bentuknya yang paling murni, precum sebenarnya tidak mengandung sel sperma hidup sama sekali, Namun, precum sering terkontaminasi dengan sperma saat bergairah.
Maka dari itu, precum dapat menyebabkan kehamilan. Meskipun memang secara alami tidak mengandung sperma, jika seorang pria baru saja mengalami ejakulasi maka sisa sperma dapat tetap berada di dalam uretra.
Sebuah studi pada 2013 menemukan bahwa jejak sperma hidup 41 persen orang yang melakukan survey memiliki jejak sperma hidup di precum mereka. Ingatlah bahwa hanya dibutuhkan satu sperma untuk membuahi sel telur dan memulai kehamilan.
Meskipun tidak mungkin mengetahui apakah precum pasangan mengandung sperma, yang jelas adalah metode ‘keluar di luar’ sangat berisiko dalam hal mencegah kehamilan. Faktanya, sebuah studi pada 2017 menemukan bahwa 20 persen orang yang mengandalkan penarikan untuk kontrasepsi berakhir dengan kehamilan yang tidak diinginkan.
Penting juga untuk diketahui bahwa meskipun pasangan menarik penis keluar dari vagina sebelum ejakulasi, beberapa air mani masih bisa berakhir di dekat vagina dan sperma bisa berenang ke saluran vagina.
Jika tidak berencana untuk hamil, lebih baik menggunakan metode kontrasepsi yang lebih aman. Metode pengendalian kelahiran berikut terbukti lebih efektif daripada ‘keluar di luar’, seperti:
Kehamilan juga bukan satu-satunya risiko yang datang dengan metode penarikan. Precum juga dapat menyebarkan infeksi menular seksual (IMS). Menurut WHO, IMS biasanya menyebar melalui kontak seksual. HIV, klamidia, hepatitis B, dan gonore dapat menyebar melalui cairan, termasuk precum.
(vyp/vyp)
Image : unsplash.com/ Spacejoy