Category Archives: Dakwah

Hamba yang Tahu Diri



Jakarta

Menurut Imam Ghazali, manusia di golongkan dalam dua kelompok yaitu :

Pertama, orang yang selalu memikirkan keindahan dunia dan berangan-angan untuk dapat hidup selamanya.
Kedua, orang yang berpikiran sehat. Golongan ini selalu mengarahkan pandangannya menuju negeri akhirat. Mereka memikirkan dan bertanya, kemana ia akan kembali dan bagaimana mereka dapat berpulang ke rahmatullah dengan membawa bekal keimanan yang sempurna. Mereka juga memikirkan bekal apa yang dapat di bawah dari dunia untuk menjadi pendampingnya kelak di alam kubur. Khusus kepada pencinta dunia dan penguasa, wajib mempunyai jalan pemikiran seperti di atas. Kenapa ? Karena umumnya, mereka seringkali membuat orang lain menjadi lain dengan maksud buruk. Mereka ( pencinta dunia dan penguasa ) sering membuat panik orang banyak dan menjadikan hatinya was-was dan takut.

Dalam kehidupan sehari-hari kita telah mengenal kata “petugas” apakah itu petugas sebagai aparat keamanan, aparat sipil dan lain sebagainya. Saat ini penulis akan mengelompokkan petugas dalam dua kategori :


1. Petugas Allah SWT. yang bernama Izrail. Petugas ini mempunyai sifat, seorangpun tidak dapat berlari dan berpaling darinya. Selalu patuh atas perintah-Nya sehingga tidak pernah menyimpang. Tidak meminta bantuan atau sogokan maupun pertolongan. Tidak mengenal kompromi, jika waktunya tiba saat itu ia mengejsekusi.
3. Petugas kerajaan. Mempunyai sifat, senang meminta bantuan atau sogokan. Bisa diajak bernegosiasi, sehingga kadangkala menyimpang dari tugasnya. Petugas ini fleksibel, waktu pelaksanaan bisa dimajukan maupun diundur sesuai dengan kebutuhan.

Dikisahkan oleh seorang pemuka agama Yahudi yang telah memeluk Islam. Ia bercerita, ” Ada seorang raja yang agung dan mempunyai kekuasaan yang besar. Konon ia hendak berkeliling ke seluruh daerah kekuasaannya. Ia bersama para budak dengan pakaian kebesarannya yang mewah menaiki kuda pilihan yang bisa berlari cepat. Sang Raja begitu bangga dan besar kepala dengan kedudukan kekuasaannya. Kemudian raja terpengaruh atas bisikan iblis yang meniupkan angin kesombongan dan kecongkakan. Maka berkatalah sang raja dalam hati, “Siapakah di dunia ini yang sebesar diriku.” Inilah bentuk ketakaburan sang raja, hingga dia merasa tidak ada orang lain sebesar dirinya.

Dalam perjalanannya sang raja dihentikan oleh seseorang lelaki berpakaian lusuh dan compang camping. Lelaki itu mengucapkan salam, namun tidak dijawab sang raja. Lalu lelaki itu memegang kendali kuda sang raja. Raja berkata, “Lepaskan kedua tanganmu, kamu tidak tahu kendali siapa yang kamu pegang ini?”
“Aku ada perlu denganmu.” Tegas lelaki itu.
“Tunggu, aku turun dulu.” Sahut raja.
Lelaki itu pun berkata, “Aku memerlukanmu sekarang juga. Bukan setelah turun dari kuda.”
“Apa perlumu? Tanya raja.
Jawabnya, “Ini rahasia. Tidak dapat aku cerita kecuali aku bisikkan lewat telingamu.” Kemudian sang raja memasang telinga baik-baik untuk dapat mendengarkan keperluannya.
Orang itu berkata, “Aku adalah malaikat maut pencabut nyawa. Aku datang untuk mencabut nyawamu.”
“Tunggu!”Pinta sang raja, “Sampai aku kembali ke rumahku dan menitipkan anak-anak dan istriku.”
“Tidak. Kau tidak akan dapat kembali ke rumahmu dan tidak akan dapat melihat keluargamu untuk selama-lamanya. Karena usiamu sudah berakhir sampai disini.” Malaikat pencabut nyawa menarik sang raja yang sedang menunggang kuda itu, maka matilah dia.

Dalam kisah ini mengandung makna bahwa sang raja ini sombong karena mempunyai kekuasaan yang besar dan disebut agung. Ingatlah bahwa kekuasaan sering membuat seseorang tergelincir dan jatuh. Kekuasaan yang besar membuat dia ( sang raja ) merasa bisa melakukan apa saja, termasuk menjadikan sesuatu dan hidup mewah. Disini menjadi bahaya karena bisa ikut mengatur “Pengaturan-Nya.” Ini yang menjadikan Allah SWT. murka padanya.

Dalam surah al-Baqarah ayat 255 yang artinya, “Allah, tidak ada Tuhan ( yang berhak disembah ) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus ( makhluk-Nya ).”
Allah SWT. lah yang telah mengurus dunia dan akhirat, mengurus dunia dengan rezeki dan pemberian, mengurus akhirat dengan pahala dan pembalasan.

Jika seorang hamba mengetahui dirinya telah diurus secara total oleh-Nya, niscaya dia akan mempersembahkan kepatuhan dan kepasrahan kepada-Nya. Bukan ikut campur dalam pengurusan yang menjadi domain Sang Pencipta. Dia melepaskan dirinya di hadapan Allah SWT. seraya berserah diri dan ridha atas keputusan yang telah ditetapkan untuknya. Ingatlah perkataan sang raja meski dalam hatinya, “Siapakah di dunia ini yang sebesar diriku.” Pernyataan ini menunjukkan kesombongan yang luar biasa, seakan dia yang paling besar di dunia ini. Sombong itu seorang hamba tiadalah punya karena kesombongan itu pakaian Sang Pencipta.

Saat-saat ini, negeri tercinta ini mulai riuh rendah terjadi klaim tentang kehebatan diri, mengatur dan membuat kondisi seperti yang diharapkan, beradu strategi untuk memperoleh simpati masyarakat. Kadang segala upaya dilakukan meski kurang sepatutnya, hingga menimbulkan polarisasi di masyarakat. Ingatlah bahwa kuasa mengatur dan menjadikan seseorang mulia maupun hina hanya oleh-Nya bukan oleh makhluk. Maka hati-hatilah wahai orang-orang yang merasa jagoan berstrategi jika pada saatnya didatangi petugas Tuhan yang tidak mau diajak negosiasi, engkau pasti tidak berkutik seperti saat sang raja dicabut nyawanya.

Ya Allah, teguhkanlah iman kami dari godaan dunia agar kami tidak termasuk dalam golongan pertama, yaitu orang-orang yang mencintai keindahan dunia dan berangan ingin hidup selamanya. Mantapkan hati kami untuk bersandar pada-Mu bukan pada makhluk sebagaimana saat ini sebagian orang sesama makhluk saling bergantung dan saling mengunci.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih – Redaksi)

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com

10 Contoh Pembukaan Ceramah Islami Bahasa Indonesia dan Bahasa Arab


Jakarta

Kita sebagai umat Islam diamanahkan untuk menyebarkan kebaikan dan pengetahuan kepada masyarakat sekitar. Berdakwah kepada sesama merupakan suatu bentuk ibadah yang dianjurkan dalam agama Islam.

Dalam artikel ini, kita akan memberikan beberapa contoh pembukaan ceramah islami. Untuk penjelasan selengkapnya, simak tulisan berikut ini.

Pentingnya Ceramah Agama

Berdakwah yakni menyampaikan sebuah informasi atau ilmu baru pada orang lain merupakan sebuah kewajiban bagi umat muslim.


Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah setiap orang di antara kalian menyampaikan darinya (ilmu) sekalipun hanya satu ayat.” (HR. Bukhari).

Allah SWT pun menekankan pentingnya pengetahuan dalam Al-Qur’an, sebagaimana tercantum dalam Surah Al-Mujadila (58:11), “Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat.”

Contoh Pembukaan Ceramah Islami

Berikut ini beberapa contoh pembukaan ceramah Islami yang bisa diterapkan saat membawakan materi dakwah.

Contoh 1

Assalamu’alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَعَلَى أله وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, was sholatu wassalamu ‘ala, asyrofil ambiyaa iwal mursalin, wa a’laa alihi wa sahbihi ajmain amma ba’du.

Artinya:

“Segala puji bagi Allah Tuhan Semesta Alam. Rahmat dan keselamatan semoga terlimpah atas paling mulianya nabi dan rasul, juga atas keluarga dan para sahabat, serta kepada yang mengikuti mereka dalam kebenaran sampai hari kiamat. Adapun setelahnya.”

Pertama-tama, marilah kita semua panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT., yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua. Kita bersyukur dapat berkumpul di pagi yang cerah ini, dengan nikmat kesehatan yang masih diberikan-Nya.

Tak lupa pula salawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW, serta kepada keluarga dan sahabat-sahabatnya yang mulia.

Marilah kita bersama-sama menjelajahi petunjuk hidup yang agung ini, dengan tema yang hendak kita bahas pada kesempatan yang berbahagia ini, yaitu tentang sedekah.

Contoh 2

Assalamu’alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.

بِسْمِ اللهِ، والْحَمْدُ للهِ، الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهُ

Bismillah. Walhamdulillah. Assholaatu wassalaamu ‘ala rasuulillah. Wa’ala alihi washahbihi wamawwaalah.

Artinya: Dengan menyebut nama Allah. Segala puji bagi Allah. Shalawat dan Salam atas Rasulullah, beserta keluarga dan shahabatnya yang mengikutnya.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah, pada kesempatan yang baik ini, izinkan saya untuk membawakan sebuah ceramah yang insya Allah akan memberikan inspirasi dan wawasan baru bagi kehidupan kita.

Contoh 3

Assalamu’alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ لَقَدْ جَاءَتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُوا أَنْ تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Alhamdulillahi-lladzii hadaana lihadzaa, wama kunna linahtadiya laula an hadanallah, laqod jaa-at rusulu robbinaa bil haqqi wanuuduu an-tilkumul jannah, uuritstumuuhaa bimaa kuntum ta’maluun.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., yang dengan limpahan rahmat-Nya, memungkinkan kita berkumpul di pagi yang penuh berkah ini dalam keadaan sehat walafiat untuk menyelenggarakan acara ceramah ini. Semoga Allah senantiasa meridhai setiap langkah yang kita tempuh.

Contoh 4

Assalamu’alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

لْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ رَسُولِهِ الْـمُصْطَفَى، وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنِ اهْتَدَى، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillahi wakafaa, wassholatu wassalaamu ‘alaa rosulihil musthofaa, wa ‘alaa aalihi wasohbihi wamanih tadaa, amma ba’du.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT., yang dengan limpahan rahmat-Nya memungkinkan kita berkumpul di pagi yang penuh berkah ini dengan kesehatan untuk melaksanakan ceramah hari ini.

Contoh 5

Assalamu’alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillahi washsholatu wassalaamu ‘alaa rasulillah wa’alaa aalihi wa sohbihi wa maw waalaah. Amma ba’du.

Pertama-tama, marilah kita semua bersyukur kepada Allah SWT., yang dengan limpahan rahmat-Nya memungkinkan kita berkumpul di pagi yang penuh berkah ini dalam keadaan sehat walafiat untuk mengikuti ceramah islami kali in

Contoh 6

Assalamu’alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّينِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَـعِينَ، أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillaahi robbil ‘aalamiin, wabihi nasta’inu ‘alaa umuriddunya waddiin. Wassholatu wassalamu ‘alaa asyrofil mursaliin, wa ‘alaa aalihi wa sohbihi ajma’iin. Amma ba’du.

Artinya:

“Segala puji bagi Tuhan semesta alam. Kepada-Nya kami memohon pertolongan dalam urusan dunia dan agama. Dan semoga rahmat serta kesejahteraan dilimpahkan kepada Nabi paling mulia, serta kepada para keluarga dan semua sahabatnya.”

Hadirin yang mulia, dalam kesempatan yang berharga ini, izinkanlah saya untuk mengawali ceramah dengan membahas sebuah tema yang sangat penting dalam ajaran Islam, yaitu sedekah.

Contoh 7

Assalamu’alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِيْ أَنْعَمَنَا بِنِعْمَةِ اْلإِيْمَانِ وَاْلإِسْلاَمِ. وَنُصَلِّيْ وَنُسَلِّمُ عَلَى خَيْرِ اْلأَنَامِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

“Alhamdulillaahilladzii an’amanaa bini’matil iimani wal islaam. Wa nusholli wa nusallim ‘alaa khoiril an’ami sayyidina muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shohbihi ajma’in. Amma ba’du.

Artinya:

“Segala puji bagi Allah yang telah memberi sebaik-baik nikmat berupa iman dan islam. Salawat dan doa keselamatanku terlimpahkan selalu kepada Nabi Agung Muhammad Saw beserta keluarga dan para sahabat-sahabat Nabi semuanya.”

Saudara-saudari yang saya muliakan, pada kesempatan yang berbahagia ini, saya ingin menyampaikan sebuah tema yang sangat penting dalam kehidupan kita, yaitu tentang sedekah.

Contoh 8

Assalamu’alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا، وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ ،َأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ , وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ….

Innal hamda lillah, nahmaduhu wanasta’inuhu wanastaghfiruh, wana’udzu billahi min syururi anfusina, wamin sayyiaati a’maalinaa, mayyahdihillahu falaa mudhilla lah, wamayyudhlil falaa haadiya lah. Asyhadu alla ilaaha illallah wahdahu laa syarika lah, wa asyhadu anna muhammadan ‘abduhu warosuuluh.

Artinya:

“Sesungguhnya segala puji bagi Allah. Kami memujinya, memohon pertolongannya, dan memohon ampunannya, dan kami berlindung kepada Allah dari kejahatan kejahatan diri kita dan dari kejelekan-kejelekan amal kita.

Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak seorangpun dapat menyesatkannya. Dan barang siapa yang disesatkan oleh Allah maka tak seorangpun dapat menunjukinya.

Dan aku bersaksi bahwa tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusannya.”

Contoh 9

Assalamu’alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ، لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ وَكَفَى بِاللهِ شَهِيْدًا، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ, وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ, اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ, أَمَّا بَعْدُ

Alhamdulillahilladzi arsala rasulahu bil huda wadinil haqq, liyudzhirahu ‘aladdini kullihi, wakafa billahi syahiidaa. Asyhadu alla ilaha illallah. Wa asyhadu anna muhammadarrasulullah. Allahumma shalli ‘ala sayyidina muhammadin wa’ala alihi washahbihi ajma’in. Amma ba’du.

Artinya: Segala puji milik Allah yang telah mengutus Rasul-Nya dengan hidayah dan Agama yang benar, untuk memenangkannya atas semua agama lainnya, dan cukuplah Allah sebagai saksi.

Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa nabi Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah berikan rahmat kepada junjungan kita Nabi Muhammad serta kepada keluarga dan sahabatnya, semuanya. Adapun setelahnya.

Hari ini, dalam kesempatan yang mulia ini, kita berkumpul untuk merenungi sebuah tema yang penting dalam ajaran Islam, yaitu tentang sedekah.

Contoh 10

Assalamu’alaikum, Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim.

نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا. مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ أَمَّا بَعْدُ

“Nahmaduhuu wa nasta’iinuhuu wa nastaghfiruhu wa na’uudzu billaahi min syuruuri anfusinaa wa min sayyi’aati a’maalinaa. Man yahdihillahu falaa mudhillu lahu wa man yudhlilhu falaa hadiyalah. Allahumma sholli wa sallim ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihii ajma’iin. Amma ba’du.”

Artinya:

“Kami panjatkan segala puji pada-Nya dan kami meminta pertolongan-Nya. Seraya memohon ampun dan meminta perlindungan-Nya dari segala keburukan jiwaku dan dari kejelekan amaliahku.

Barang siapa yang telah Allah tunjukkan jalan baginya, maka tiada yang bisa menyesatkannya. Barang siapa yang telah Allah sesatkan jalannya, maka tiada yang bisa memberinya petunjuk. Ya Allah, limpahkanlah salawat dan salam bagi Muhammad Saw. beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya, semuanya.”

Ceramah kali ini akan membahas dengan lebih mendalam tentang manfaat sedekah, dan bagaimana amalan ini memberikan dampak baik dalam kehidupan kita, tidak hanya secara materi, tetapi juga secara spiritual.

Demikian beberapa contoh pembukaan ceramah Islami dalam bahasa Indonesia dan Arab yang berhasil kami rangkum. Kalimat rasa syukur di awal ceramah disebut pembukaan ceramah atau mukadimah. Semoga informasi ini membantu!

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Metode Dakwah Sunan Muria yang Mudah Diterima Masyarakat


Jakarta

Wali songo adalah sembilan ulama penyebar agama Islam di Pulau Jawa. Setiap dari mereka memiliki metode dakwah yang khas, begitu pula dengan Sunan Muria.

Daerah dakwah Sunan Muria cukup luas dan tersebar mulai lereng-lerang Gunung Muria, pelosok Pati, Kudus, Juwana, sampai pesisir utara Jawa Tengah.

Metode Dakwah Sunan Muria

Dirangkum dari buku Sejarah Islam Indonesia karya Rizem Aizid dan buku Seri Jejak Para Wali: Sunan Kalijaga karya Lilis Suryani, Sunan Muria atau Raden Umar Said adalah putra dari Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Sunan Muria mengikuti jejak ayahnya sebagai juru dakwah di tanah Jawa. Ia juga adalah penyokong Kerajaan Demak Bintara yang setia dan juga berpartisipasi dalam pembangunan Masjid Agung Demak.


Sunan Muria berdakwah dengan cara yang halus. Cara tersebut digunakannya dalam menyiarkan Islam di sekitar Gunung Muria.

Metode dakwah Sunan Muria yaitu dengan menggunakan kesenian dan tradisi kebudayaan Jawa. Misalnya adat kenduri pada hari-hari tertentu setelah kematian anggota keluarga, seperti nelung dina (tiga harian), sampai nyewu (seribu hari) yang tidak diharamkannya. Hanya tradisi yang berbau klenik seperti membakar kemenyan atau menyuguhkan sesaji diganti dengan doa atau sholawat.

Sunan Muria juga berdakwah dengan menggunakan gamelan dan wayang. Hal ini dilakukan oleh Sunan Muria sebagai upaya mempertahankan metode dakwah ayahnya terdahulu.

Selain itu, Sunan Muria juga menciptakan beberapa tembang. Tembang Sunan Muria yang terkenal adalah tembang Sinom dan Kinanthi. Melalui lagu-lagu inilah Sunan Muria mengajak masyarakat untuk mengamalkan ajaran Islam.

Cara dakwah yang dilakukan Sunan Muria tersebut membuatnya dikenal sebagai sunan yang suka berdakwah “tapa ngeli”, yaitu dengan “dengan menghanyutkan diri” dalam masyarakat.

Keterampilan Sunan Muria

Disebutkan dalam buku Seri Jejak Para Wali: Sunan Kalijaga, Sunan Muria adalah wali yang sakti dan kuat. Keterampilan yang dimiliki oleh Sunan Muria adalah bercocok tanam, berdagang, dan melaut.

Sunan Muria sering kali diminta menjadi penengah dalam konflik internal di Kesultanan Demak. Ia juga dikenal sebagai pribadi yang mampu memecahkan permasalahan yang sangat rumit sekalipun.

Ajaran Sunan Muria yang Masih Dilestarikan

Dirangkum dari buku Walisongo: Sebuah Biografi karya Asti Musman, ajaran Sunan Muria masih dilestarikan hingga saat ini. Beberapa di antaranya yaitu:

1. Bidang Kesenian

Sunan Muria menciptakan beberapa tembang. Di antara tembangnya yang terkenal yaitu tembang Kinanthi dan Sinom.

2. Tradisi Bancakan

Sunan Muria tidak menghilangkan tradisi masyarakat Jawa sebelumnya, justru ia memberikan warna Islam pada tradisi tersebut. Tradisi bancakan dan tumpeng yang biasa dipersembahkan ke tempat-tempat yang angker diubah menjadi kenduri, yaitu mengirim doa kepada leluhur.

3. Tradisi Syukuran

Colo Muria adalah salah satu tradisi syukuran sebagai bentuk rasa syukur kepada alam dan Tuhannya yang secara massal dilaksanakan oleh masyarakat Colo Muria. Tradisi tersebut ditujukan untuk menghormati dan mensyukuri dengan apa yang ada di bumi, khususnya untuk masyarakat sekitar Muria.

4. Pantangan Bekerja Tiap Kamis Legi

Pantangan bekerja setiap Kamis Legi merupakan tradisi dari masyarakat Colo yang masih berlaku hingga saat ini. Jika masyarakat Colo ingin melakukan pekerjaan atau hajat tertentu, maka mereka harus ziarah ke makam Sunan Muria dan melakukan selamatan agar tidak mendapatkan malapetaka maupun sesuatu yang tidak baik.

5. Melestarikan Lingkungan

Sunan Muria meninggalkan situs yang dikeramatkan seperti buah parijoto, kayu pakis haji, air gentong yang terdapat di lokasi pemakaman, ngebul bulusan, pohon kayu adem ati, serta pohon jati keramat.

Sampai saat ini, situs tersebut masih dipercayai oleh masyarakat. Pengeramatan situs ini sebenarnya merupakan upaya Sunan Muria untuk mendukung kelestarian lingkungan.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Islam Sebagai Agama Publik di AS



Jakarta

Islam sejak awal menjadi sebuah agama publik. Nabi Muhammad diutus bukan hanya untuk menjadi pembimbing bagi umat Islam tetapi juga untuk umat manusia secara keseluruhan, bahkan untuk segenap alam semesta, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur’an: “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (Q.S. al-Anbiya’/21:107). Lebih khusus lagi Islam sebagai agama akhir zaman dan Nabi Muhammad Saw sebagai akhir sebagai Nabi dan Rasul, sudah barang tentu Islam harus menjadi isu utama di dalam mewujudkan kemanusiaan yang lebih bermartabat.

Tantangan umat Islam selanjutnya ialah bagaimana menjadikan Islam sebagai sebuah agama publik, yang dapat dipahami dan diterima semua pihak tanpa menimbulkan ketegangan dan gesekan. Bagaimana mewujudkan Islam sebagai agama publik yang paralel dengan nilai-nilai lokal yang sudah hidup dan berkembang sebelum kedatangannya di suatu negeri. Khusus untuk AS, sebuah negara besar yang sudah memiliki karakter dan kepribadian sendiri dan dipegang teguh oleh rakyat AS. Bagaimana menjadikan Islam sebagai sebuah agama yang bisa saling mendukung antara kearifan lokal AS dan nilai-nilai dasar universal Islam.

Seperti yang pernah dijelaskan di dalam artikel terdahulu bahwa nilai-nilai dasar universal Islam tumpang tindih (overlapped) dengan karakter dan kepribadian AS yang realitas sosial masyarakatnya pluralistik. Islam juga mengakui adanya kemajemukan dan pluralitas umat manusia, di manapun dan kapan pun, sebagaimana ditegaskan dalam ayat: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. al-Hujurat/49:13).


Watak dasar masyarakat AS ialah sangat menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM), sama dengan Islam juga sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, bahkan sudah jadi mayat sampai kuburan pun Islam memberikan pengaturan. Membunuh satu nyawa sama dengan membunuh semua nyawa dan menghidupkan satu nyawa sama dengan menghidupkan semua nyawa lainnya. Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. (Q.S. al-Maidah/5:32). Allah SWT juga menegaskan bahwa semua anak manusia, anak cucu Adam (bani Adam) wajib dimuliakan, sebagaimana ditegaskan dalam ayat: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam. (Q.S. Al-Isra’/17:70).

Di dalam memilih dan menetapkan pemimpin, termasuk Kepala Negara, AS mengacu kepada sistem demokrasi, yang mengacu kepada pilihan rakyat. Siapapun yang terpilih maka dialah yang harus dihormati sebagai pemimpin. Berbeda dengan sistem monarki yang memberikan kewenangan lebih kepada raja untuk menentukan Kepala Negara. Semangat Islam sesungguhnya lebih condong ke semangat demokrasi daripada ke semangat monarki. Islam mengedepankan musyawarah dan dialog di dalam menentukan hal-hal yang prinsip, termasuk penentuan Kepala Negara, sebagaimana dijelaskan dalam ayat: Dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. (Q.S. Ali ‘Imran/3:159). Atas dasar persamaan nilai-nilai dasar ajaran Islam dan karakter masyarakat AS, maka wajar jika Islam sebagai agama sebagaimana dikatakan oleh Hillary Clinton: “Islam is the fastest growing religion in USA” (Islam adalah agama paling cepat perkembangannya di AS).

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Membandel



Jakarta

mem-ban-del itu bersikap kepala batu; tidak mau menurut (mendengar, memperhatikan) nasihat atau perintah orang lain. Sering kita jumpai seseorang bersikap kepala batu, ini terjadi karena merasa diri yakin akan sikapnya meski banyak orang telah memberikan masukan. Orang yang membandel bukan di monopoli orang yang mempunyai kekuasaan besar, ada kalanya orang awam, bisa juga akademisi. Oleh karena itu, perlunya membuka hati dengan jernih agar kita bisa menilai sesuatu dengan tepat.

Berdasarkan sifatnya, akhlak dalam Islam dapat dibagi menjadi dua yakni akhlak baik (akhlaqul-karimah) dan akhlak buruk (akhlaqul-mazmumah). Contoh akhlak buruk adalah sifat keras hati, munafik, sombong, serta keras kepala. Pembahasan kali ini akan berfokus pada sifat keras kepala menurut Islam. Adapun pengertian keras kepala adalah sikap seseorang yang menolak untuk mengubah pendirian, bahkan dengan bantuan pengaruh dan nasihat orang lain sekalipun. Sebagaimana firman-Nya dalam surah al-A’raf ayat 71 yang artinya, “Dia [Hud] berkata, ‘Sungguh, sudah pasti kamu akan ditimpa azab dan kemarahan dari Tuhanmu. Apakah kamu sekalian hendak berbantah dengan Aku tentang nama-nama [berhala] yang kamu beserta nenek moyangmu menamakannya, padahal Allah tidak menurunkan sedikit pun hujah [alasan pembenaran] untuk itu? Maka, tunggulah [azab dan kemarahan itu]! Sesungguhnya aku bersamamu termasuk orang-orang yang menunggu,”

Makna ayat di atas adalah Hud menjawab ucapan mereka dengan mengatakan, “Kalian benar-benar pantas menerima azab dan murka dari Allah. Azab itu pasti akan datang kepada kalian, bukan sesuatu yang mustahil. Apakah kalian hendak berdebat denganku tentang berhala-berhala yang kalian dan leluhur kalian sebut sebagai tuhan, padahal sebenarnya tidak nyata? Karena Allah tidak pernah menurunkan hujah yang bisa kalian jadikan landasan untuk penyebutan berhala-berhala tersebut sebagai tuhan. Maka tunggulah azab yang kalian minta itu. Dan aku pun menunggu bersama kalian. Azab itu pasti datang.”


Sikap bandel tidak hanya dialami kaum Nabi Hud as. Juga orang Quraisy pada saat naskah boikot telah dimakan rayap. Dikisahkan waktu itu Abu Thalib berada di dekat Ka’bah. Dia datang karena Allah SWT. telah memberitahu Rasul-Nya tentang naskah perjanjian itu, bahwa Allah SWT. telah mengirimkan rayap yang telah melumatkan seluruh kelaliman dan memutus silaturahmi yang terkandung di dalam naskah itu, kecuali tulisan Allah SWT. Rasulullah SAW. memberitahukan kepada pamannya, hingga sang paman menemui kaum Quraisy untuk memberitahu mereka bahwa keponakannya berkata begini dan begini. Kemudian Abu Thalub berkata, “Jika ia berdusta, kami serahkan ia kepada kalian. Tapi jika ia benar, kalian harus menghentikan upaya mengucilkan dan menzalimi kami.”
Mereka menjawab, “Tawaran yang adil.”

Kemudian terjadi dialog diantara orang-orang yang ingin merobek naskah sahifah itu. Sebelum dirobek, mereka menyaksikan rayap telah memakannya, kecuali tulisan ” Dengan nama-Mu ya Allah.” Ini menunjukkan tulisan yang mengandung nama-Nya tidak dimakan oleh rayap tersebut. Kemudian Rasulullah SAW. dan orang-orang yang bersamanya meninggalkan syi’ib. Disini kaum musyrikin telah menyaksikan salah satu bukti besar kenabian Muhammad SAW. akan tetapi mereka tetap keras kepala. Hal ini sebagaimana firman-Nya dalam surah al-Qamar ayat 2 yang artinya, “Dan jika mereka ( orang-orang musyrikin ) melihat suatu tanda ( mukjizat ), mereka berpaling dan berkata, ‘( Ini adalah ) sihir yang terus menerus.'”

Kebandelan mereka makin menjadi dan makin kafir. Adapun ide merobek naskah ini bermula dari ide mereka ( musuh-musuh Islam ). Namun, Allah SWT. berkehendak naskah itu tidak dirobek kecuali dengan sebuah mukjizat-Nya agar tak ada seorangpun yang menyimpan jasa kepada Nabi Muhammad SAW.

Hal yang sama juga tampak pada sikap Bangsa Yahudi ( Israel ) terhadap bangsa Palestina. Kebandelan mereka untuk menghabisi suku bangsa ini sudah berlangsung cukup lama dan korban yang hampir mencapai 10.000 orang pada akhir Oktober 2023. Kesombongan mereka ini semata karena ada dukungan nyata dari negara besar seperti USA dan beberapa negara Eropa, mereka lupa dan mengesampingkan kekuatan yang sangat besar pada Sang Pencipta. Memang kekuatan dan kekuasaan bisa menjadikan seorang pemimpin “merasa” dirinya bisa menjadikan/mengangkat seseorang. Hal ini sering menjadikan seseorang yang berkekuatan bersikap keras kepala, nasihat kiri dan kanan hanya angin lalu. Ujian dunia bisa lulus ( tidak terkena azab ) dan bisa juga terjerambab, namun rapor akhirat yang kekal menjadi kepastian bagi dirinya menerima hasil dari perbuatannya.

Bagaimana untuk menghadapi orang yang bersikap keras kepala menurut Islam ? Orang keras kepala sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Untuk itu, diperlukan cara yang tepat menghadapi orang yang keras kepala sehingga tidak menimbulkan permasalahan. Berikut ini cara menghadapi orang yang keras kepala menurut Islam:
1. Bersabar. Orang yang menghadapi orang yang keras kepala harus bersabar mulai menerima dan berusaha melihat lebih dulu sudut pandangnya. Setelah itu, jelaskan dengan tegas argumen yang mematahkan pendapat orang tersebut.
2. Menghindari konfrontasi. Saat menghadapi orang yang keras kepala, usahakan menghindari konfrontasi langsung. Jika dilawan secara langsung, orang keras kepala akan semakin bersikeras dengan pandangannya dan biasanya marah. 3. Berbicara jelas dan tegas. Untuk menghadapi orang yang keras kepala dengan pendapatnya, kita harus menjawab secara jelas dan tegas, disertai fakta-fakta serta argumen yang mendukung.

Semoga Allah SWT. selalu mengingatkan kita agar bersikap tahu diri, rendah hati dan jauh dari sikap keras kepala.

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih – Redaksi)

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com

3 Strategi Dakwah Sunan Gunung Jati saat Sebarkan Islam


Jakarta

Sunan Gunung Jati adalah satu dari sembilan wali songo yang berdakwah di wilayah Jawa. Setidaknya ada tiga strategi dakwah Sunan Gunung Jati yang pada akhirnya berhasil menarik minat masyarakat untuk masuk Islam.

Sunan Gunung Jati memiliki nama asli Maulana Syarif Hidayatullah. Selain itu, Sunan Gunung Jati juga memiliki nama lain yang terkenal seperti Fatahillah, Syekh Nuruddin Ibrahim bin Maulana Ismail, Said Kamil, dan Maulana Syekh Makhdum Rahmatullah, sebagaimana disebutkan dalam buku Metode Dakwah Masyarakat Multikultur karya Rosidi.

Sunan Gunung Jati memiliki jasa yang sangat besar untuk agama Islam dan Indonesia. Namanya diabadikan sebagai nama salah satu universitas, yakni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.


Perjalanan Hidup Sunan Gunung Jati

Sunan Gunung Jati merupakan seorang ulama dan kesatria yang memasuki kawasan Jawa Barat. Ia berhasil menaklukkan kerajaan Hindu Pajajaran dan mendirikan dua kerajaan Islam, yaitu Banten dan Cirebon.

Sunan Gunung Jati juga adalah pendiri dari Jayakarta, yang kini menjadi Jakarta. Ia membentuk kerajaan itu demi melawan bangsa Portugis yang menjajah Indonesia.

Saat sudah menginjak usia dewasa, Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah pergi ke Makkah untuk menimba ilmu agama Islam secara detail selama tiga tahun.

Tiga tahun kemudian, Ia merantau ke tanah Jawa, tepatnya di daerah Demak. Ia menikah dengan adik kandung Sultan Trenggono yang saat itu berkuasa dari 1521-1546.

Kala itu, Belanda berniat untuk menginvasi Jawa Barat dan melancarkan rencana ekspansinya. Hal ini pun membuat Sultan Trenggono marah. Saat itulah, Sunan Gunung Jati diutus untuk membendung pasukan Portugis.

Sunan Gunung Jati berhasil mengendalikan Sunda Kelapa pada tahun 1527. Kemudian beliau memindahkan Sunda Kelapa ke Cirebon. Kerajaan Banten diserahkan kepada putranya, Sultan Maulana Hasanuddin.

Sunan Gunung Jati kemudian menetap di Cirebon untuk berdakwah menyiarkan agama Islam hingga akhir hayatnya. Ia meninggal pada tahun 1570 di Gunung Jati. Makanya, ia dijuluki sebagai Sunan Gunung Jati.

Metode Dakwah Sunan Gunung Jati

Terdapat beberapa macam metode dakwah yang dilakukan oleh Sunan Gunung Jati. Berikut adalah metode dakwah Sunan Gunung Jati.

1. Pendekatan Budaya

Metode dakwah Sunan Gunung Jati yang pertama adalah dengan pendekatan kultural dan menghormati budaya lokal. Hal ini sebagaimana yang telah dilakukan oleh Sunan Kudus dan murid-muridnya.

Penghormatan terhadap budaya lokal dipraktikkan dengan membuat menara masjid yang menggabungkan seni arsitektur Islam dengan arsitektur budaya Jawa.

Tak hanya dari segi arsitektur, metode dakwah Sunan Gunung Jati juga merambah pada pemanfaatan kesenian tradisional seperti wayang dan gamelan sebagai salah satu sarana menyentuh hati masyarakat sehingga mereka mau menerima ajaran Islam.

Sunan Gunung Jati juga menciptakan tembang-tembang yang berisi nasihat agama yang bersumber dari kitab suci dan hadits nabi. Ada juga nasihat yang berisi etika kehidupan untuk menuju keselamatan dunia dan akhirat serta ridha Allah SWT.

Penggunakan seni budaya sebagai wasilah atau media dakwah Islam bertujuan agar masyarakat bisa menyerap ajaran Islam dengan lebih mudah dan akhirnya bisa digunakan sebagai pedoman kehidupan.

2. Toleransi Tinggi terhadap Agama Lain

Metode dakwah Sunan Gunung Jati yang kedua adalah dengan meninggikan toleransi dengan agama lain yang ada di lingkungan masyarakat. Di mana saat itu mayoritas orang Jawa beragama Hindu atau Buddha.

Sebagaimana yang telah dilakukan oleh Sunan Kudus dan murid-muridnya, Sunan Gunung Jati juga menerapkan sikap toleransi yang tinggi terhadap ajaran atau hukum-hukum yang dianut oleh agama Hindu-Buddha.

Toleransi ini ditunjukkan dengan perilaku tidak menyembelih dan memakan sapi karena sapi adalah binatang yang dihormati oleh para pemeluk Hindu.

3. Dimulai dari Lingkup Terdekat lalu Meluas

Metode dakwah Sunan Gunung Jati yang ketiga adalah dengan memulai dakwah dari lingkup terkecil hingga meluas sampai luar daerah.

Disebutkan dalam buku Islam Abangan & Kehidupannya karya Rizem Aizid, proses dakwah Sunan Gunung Jati di tanah Pasundan membutuhkan waktu yang lama.

Pada periode awal, Sunan Gunung Jati memulai dakwahnya di kawasan tempat tinggalnya saja, yakni Cirebon. Ia menyebarkan agama Islam sekaligus menjadi guru agama.

Saat itu, Sunan Gunung Jati menggantikan Syekh Datuk Kahfi sebagai guru agama dan mengambil tempat di Gunung Sembung, Pasambangan (dekat Giri Amparan Jati).

Setelah sukses, Sunan Gunung Jati pun melanjutkan dakwahnya yang berjarak sekitar tiga kilometer dari sana, yakni di Dukuh Babadan. Kemudian meluas lagi sampai daerah Banten.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Khutbah Jumat Tema 9 Alasan Umat Islam Harus Bela Palestina



Jakarta

Majelis Ulama Indonesia (MUI) minta juru dakwah sampaikan khutbah tentang peristiwa Palestina untuk membangun solidaritas umat Islam. Untuk itu, khatib Jumat bisa mengisi khutbah Jumat pekan ini dengan sederet alasan mengapa umat Islam harus membela Palestina.

Anjuran MUI tersebut disampaikan langsung oleh Ketua MUI bidang Fatwa Asrorun Niam Sholeh usai menyampaikan Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina pada 10 November 2023 lalu.

“Pesan ini harus disampaikan agar muncul sensitivitas, muncul solidaritas, dan juga muncul perasaan saling memiliki ketika saudara-saudara kita di Palestina dalam situasi duka dan kita mengalami duka yang sama,” kata Niam seperti dilansir Antara.


Niam kemudian bilang, khutbah soal Palestina harus terus digencarkan hingga kemerdekaan Palestina tercapai.

Saat ini Palestina tengah menghadapi serangan Israel yang memanas sejak 7 Oktober 2023 lalu. Belasan ribu nyawa dilaporkan melayang. Umat Islam juga kesusahan untuk menjalankan ibadah salat Jumat di Masjidil Aqsa karena penjagaan ketat dari polisi pendudukan Israel, meskipun gencatan senjata tengah diperpanjang.

Tanah Palestina sendiri menyimpan sejarah dakwah para nabi terdahulu dan keistimewaan bagi umat Islam. Masjidil Aqsa yang menjadi kiblat pertama umat Islam dan tempat awal Rasulullah SAW melakukan perjalanan suci–Isra Mi’raj– juga terdapat di bumi Palestina.

Berikut naskah khutbah Jumat tentang alasan mengapa umat Islam harus membela Palestina yang disusun oleh Ustaz Nur Rohmad, Tim Aswaja NU Center PWNU Jawa Timur, seperti dilansir NU Online, Kamis (30/11/2023).

Khutbah I

الحَمْدُ لِلّٰهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَتَابِعِيْهِ عَلَى مَرِّ الزَّمَانِ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّـدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِيْ كَانَ خُلُقَهُ الْقُرْآنُ، أَمَّا بَعْدُ، عِبَادَ الرَّحْمٰنِ، فَإنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللهِ المَنَّانِ، الْقَائِلِ فِي كِتَابِهِ الْقُرْآنِ: مِنَ الْمُؤْمِنِينَ رِجَالٌ صَدَقُوا مَا عَاهَدُوا اللّٰهَ عَلَيْهِ فَمِنْهُم مَّنْ قَضَى نَحْبَهُ وَمِنْهُم مَّنْ يَنْتَظِرُ وَمَا بَدَّلُوا تَبْدِيلا (الأحزاب: ٢٣)

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah pada siang hari yang penuh keberkahan ini, khatib berwasiat kepada kita semua untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah subhanahu wata’ala, dengan senantiasa berupaya melakukan semua kewajiban dan meninggalkan semua larangan.

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah,

Hari-hari terakhir ini, kita disuguhi tontonan yang begitu menyayat dan mengiris hati kita. Bagaimana tidak. Di era modern yang katanya penjajahan di atas muka bumi telah dihapuskan, kaum Zionis dengan leluasa seenaknya saja menjajah bumi Palestina dan menindas rakyat di sana. Serangan demi serangan terus dilancarkan kepada rakyat yang tidak berdosa. Ratusan nyawa rakyat Palestina telah menjadi korban kekejian dan kebiadaban mereka. Sebagai umat Islam tentu kita mencintai dan membela Palestina. Palestina bukanlah negeri biasa. Palestina memiliki sejarah panjang yang menjadikannya selalu bersemayam di hati setiap Mukmin. Ada sembilan alasan kenapa kita harus mencintai dan membela Palestina.

Pertama, di sana terdapat Masjid al-Aqsha, masjid tertua di dunia setelah Masjid al-Haram. Dibangun pertama kali oleh Nabi Adam ‘alaihis salam empat puluh tahun setelah beliau membangun Masjid al-Haram.

Kedua, Masjid al-Aqsha yang berada di kota Baitul Maqdis, Palestina pernah menjadi kiblat shalat selama tujuh belas bulan setelah Rasulullah shallallahu ‘alaih wasallam berhijrah dari Makkah ke Madinah.

Ketiga, Masjid al-Aqsha yang berada di kota Baitul Maqdis, Palestina adalah titik akhir perjalanan Isra’ dan titik awal perjalanan Mi’raj. Isra’ dan Mi’raj adalah salah satu mukjizat terbesar yang Allah anugerahkan kepada Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Di sanalah Baginda Nabi melakukan shalat berjamaah mengimami seluruh nabi dan rasul, mulai Nabi Adam ‘alaihis salam hingga Nabi ‘Isa ‘alaihissalam.

Keempat, Palestina adalah negeri para nabi dan rasul. Banyak sekali para nabi dan rasul yang pernah tinggal dan berdakwah menyebarkan Islam di sana. Di antaranya adalah Nabi Ibrahim, Nabi Ya’qub, Nabi Yusuf, Nabi Luth, Nabi Dawud, Nabi Sulaiman, Nabi Zakariyya, Nabi Yahya, Nabi ‘Isa dan nabi-nabi yang diutus oleh Allah untuk Bani Israil yang jumlahnya sangat banyak.

Kelima, di sana terdapat Kota Baitul Maqdis, ardhul mahsyar wal mansyar, tempat dikumpulkannya seluruh manusia menjelang hari kiamat yang masih hidup kala itu.

Keenam, di sanalah Dajjal akan terbunuh di tangan Nabi ‘Isa ‘alaihis salam.

Ketujuh, Palestina adalah bagian dari daratan Syam yang didoakan berkah oleh Baginda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam doanya:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي شَامِنَا وَفِي يَمَنِنَا

“Ya Allah, berkahilah negeri Syam dan Yaman.”

Kedelapan, banyak sekali para sahabat yang pernah berdakwah, menyebarkan dan mengajarkan Islam di sana. Di antara mereka adalah ‘Ubadah bin ash Shamit, Syaddad bin Aus, Usamah bin Zaid bin Haritsah, Watsilah bin al Asqa’, Dihyah al Kalbiy, Aus bin ash Shamit, Mas’ud bin Aus dan masih banyak lagi yang lain.

Kesembilan, Palestina telah melahirkan ribuan ulama dan tokoh-tokoh Islam terkemuka yang berkhidmah untuk Islam. Tercatat para ulama yang lahir atau pernah tinggal di Palestina adalah Imam Malik bin Dinar, Imam Sufyan ats-Tsauri, Imam Ibnu Syihab az-Zuhri, Imam asy-Syafi’I, dan masih banyak lagi yang lain.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Oleh karena itulah, Sultan Mahmud Nuruddin Zanki pernah mengucapkan sebuah perkataan yang fenomenal: “Aku malu kepada Allah untuk tersenyum sedangkan Baitul Maqdis masih terjajah.”

Sultan Abdul Hamid II bahkan pernah mengatakan: “Saya tidak akan menjual sejengkal tanah pun dari bumi Palestina.” Beliau katakan itu dengan tegas dan penuh keberanian pada saat menolak sogokan uang dalam jumlah sangat besar dari orang-orang Zionis Yahudi yang ingin menempati sebagian wilayah Palestina.

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,

Tidak kalah fenomenal adalah Sultan Shalahuddun al-Ayyubi. Didorong oleh kecintaannya yang mendalam kepada bumi Palestina, pada tanggal 27 Rajab 583 H, beliau berhasil membebaskan Baitul Maqdis, Palestina. Ketika ingin membebaskan Baitul Maqdis, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi tidak langsung menyiapkan tentara dan peralatan perang. Akan tetapi yang mula-mula beliau lakukan adalah mempersatukan umat Islam dalam satu ikatan aqidah yang benar, yaitu aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Menurut beliau, kesatuan aqidah akan melahirkan kesatuan hati. Kesatuan hati antarumat Islam adalah kekuatan dahsyat yang tidak akan dikalahkan oleh siapa pun. Salah satu upaya untuk mewujudkan hal itu, beliau memerintahkan setiap juru adzan di semua wilayah yang beliau kuasai untuk mengumandangkan aqidah Asy’ariyyah setiap hari sesaat sebelum adzan shubuh.

Hadirin jamaah shalat Jumat rahimakumullah, Sultan Shalahuddin al-Ayyubi adalah penganut mazhab Syafi’i dalam fiqih dan pengikut mazhab Asy’ari dalam aqidah. Sang sultan memiliki perhatian yang sangat besar dalam penyebaran aqidah Asy’ariyyah. Beliau adalah seorang sultan yang hafal Al-Qur’an, hafal kitab at-Tanbih, sebuah kitab yang menjelaskan tentang fiqih mazhab Syafi’i, dan hafal kitab al-Hamasah, sebuah kitab himpunan bait-bait syair. Sultan Shalahuddin, sebagaimana dijelaskan Imam as-Suyuthi dalam al-Wasa’il fi Musamarah al-Awa’il adalah seorang yang memegang teguh ajaran agama, wara’, pejuang, mujahid dan seorang yang bertakwa.

Melihat perhatian khusus Sultan Shalahuddin terhadap penyebaran aqidah Asy’ariyyah, Syekh Muhammad bin Hibatillah al-Barmaki lalu menyusun kitab yang berisi bait-bait nazham dalam ilmu aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah yang ia beri judul Hada’iq al-Fushul wa Jawahir al-Ushul. Kitab itu lalu dihadiahkan oleh pengarangnya kepada Sultan Shalahuddin al-Ayyubi. Shalahuddin lantas memerintahkan kepada semua madrasah untuk mengajarkan kitab tersebut. Sebab itu, kitab itu kemudian terkenal dengan sebutan al-‘Aqidah ash-Shalahiyyah.

Di antara yang tertulis dalam kitab tersebut adalah beberapa bait berikut ini:

وصانعُ العــالمِ لا يحويهِ # قطرٌ تعالى اللهُ عـن تشبيهِ قد كانَ موجودًا ولا مكانَا # وحكمهُ الآن على ماكـانَ سُبحانهُ جلّ عن المكـانِ # وعـزّ عن تغيُرِ الزمانِ فقد غَـلا وزادَ في الغُـلوِ # مــن خصهُ بجهةِ العـلو

Sang Pencipta Alam tidak diliputi tempat, Allah Mahasuci dari penyerupaan terhadap makhluk
Allah ada sebelum adanya tempat, dan Dia sekarang tetap seperti sedia kala, ada tanpa tempat
Mahasuci Allah dari tempat, dan Dia Mahasuci dari peredaran masa
Sungguh telah melampaui batas, orang yang mengkhususkan-Nya di arah atas

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Apa yang dapat kita lakukan untuk saudara-saudara kita di Palestina? Berjihad membantu mereka secara fisik melawan para penjajah, jelas kita tidak mampu. Yang dapat kita lakukan adalah mengulurkan bantuan dana untuk meringankan penderitaan mereka. Minimal, kita bantu mereka dengan doa. Karena doa adalah senjata seorang Mukmin.

Hadirin yang dirahmati Allah,

Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan membawa barakah bagi kita semua. Amin.

Khutbah II

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هٰذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ Khutbah II اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Mengapa Islam Begitu Menarik di AS?



Jakarta

Hasil penelitian Pew Research Center menemukan bahwa pemeluk Islam diperkirakan meningkat 70 persen dari 1,8 miliar pada 2015 menjadi tiga miliar pada 2050. Hal senada juga pernah dinyatakan oleh Menlu dan Cawapres AS, Hillary Clinton, ketika berkunjung di ndonesia menyatakan “Islam is fastest growing religion USA”. Hal senada juga pernah dibayangkan oleh Prof. John L. Esposito, Director of Center for Muslim-Critian Understanding, CMCU, Georgetown University.

Menurut Michael Lipka, Editor senior Pew Research Center, USA, ada dua faktor utama yang berpengaruh pada pertumbuhan agama Islam di AS ialah, Pertama, umat Islam memiliki lebih banyak anak daripada anggota kelompok agama lainnya. Penelitiannya menemukan di seluruh dunia, setiap perempuan Muslim memiliki rata-rata 2,9 anak, dibandingkan dengan 2,2 untuk semua kelompok agama lainnya.

Kedua, umat Islam merupakan kelompok agama termuda. Angka ini menunjukkan adanya banyak pemeluk agama Islam berusia muda dibandingkan agama-agama besar lain. Ia menemukan usia pemeluk agama Islam 24 tahun pada 2015, berarti tujuh tahun lebih muda dari usia rata-rata non-Muslim.” Lebih lanjut Pew-RS menemukan umat Islam di di dunia, khususnya di AS, berada pada usia produktif. Usia produktif bisa berkontribusi lahirnya anak-anak baru mungkin leih dari dua orang.


Pew Research Center menemukan hal ini pada 2015. Ia menyimpulkan bahwa dari sebuah fakta bahwa ada 1,8 miliar Muslim di dunia (24%) dari populasi terbesar kedua atau Islam akan menjadi agama terbesar kedua di dunia.

Populasi umat Islam di seluruh dunia (62%) tinggal di wilayah Asia Pasifik, termasuk populasi terbesar di Indonesia, lalu disusul India, Pakistan, dan Bangladesh. Indonesia saat ini merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia, namun Pew Research Center memproyeksikan bahwa India akan menjadi negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbanyak pada 2050. Tidak lama lagi India akan memiliki penduduk muslim sekitar 300 juta, meskipun agama Hindu tetap akan menjadi agama mayoritas di negeri ini.

Selain itu, Lipka menyebutkan bahwa populasi Muslim di Eropa juga tumbuh. Pew memproyeksikan jumlah Muslim di seluruh Eropa mencapai 10 persen dari keseluruhan populasi pada 2050. Ini jumlah yang sangat fantastik. Dalam temuan Pew menemukan bahwa kendati tidak mengubah populasi global, migrasi membantu meningkatkan populasi Muslim di sejumlah wilayah, termasuk Amerika Utara dan Eropa,” Lebih lanjut Pew juga melaporkan hasil survei terbaru terkait persepsi umat Islam terhadap ISIS. Hasilnya, kebanyakan orang di beberapa negara dengan populasi Muslim yang signifikan memiliki pandangan bahwa ISIS merupakan organisasi yang merugikan. Kehadiran ISIS bagi umumnya masyarakat AS lebih banyak merugikan dunia Islam.

Penemuan lainnya, hampir semua responden di Lebanon (94%) Yordania. Namun, di beberapa negara, sebagian besar penduduk tidak punya pendapat tentang ISIS, termasuk 62 persen Muslim di Pakistan. Secara umum, kebanyakan Muslim juga mengatakan bom bunuh diri dan bentuk kekerasan lainnya terhadap warga sipil atas nama Islam jarang atau tidak pernah dibenarkan.

Survei ini termasuk 92 persen di Indonesia dan 91 persen di Irak. Di beberapa negara, tindakan kekerasan ini setidaknya kadang-kadang dapat dibenarkan, termasuk 40 persen di wilayah Palestina, 39 persen di Afghanistan, 29 persen di Mesir dan 26 persen di Bangladesh. Namun, Umat Islam di seluruh dunia hampir secara universal dipersatukan oleh keyakinan. “Keyakinan satu Allah dan Nabi Muhammad SAW, serta praktik ritual keagamaan tertentu seperti puasa selama Ramadhan,”

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Kekuasaan dan Keadilan



Jakarta

Sang Pencipta memilih dua kelompok manusia. Pertama, para Nabi dan Rasu. Mereka mempunyai tugas untuk menyerukan kepada hamba-hamba-Nya untuk beribadah, memberi petunjuk untuk mengenal Allah SWT.

Kedua, Allah SWT. memilih dari hamba-hamba-Nya untuk menjadi penguasa dengan tujuan agar dapat menjaga umat manusia dari saling bermusuhan.

Penulis akan membahas pada kelompok kedua, yaitu penguasa. Hal ini sangat penting karena baik buruknya suatu negara dipengaruhi “sikap pemimpin/penguasa.”
Mu’awiyah bertanya kepada Ahnaf ibn Qais, “Hai Abu Yahya, bagaimana situasi masa kini?”


Jawabnya, “Zaman adalah engkau, jika engkau baik, zaman pun baik, jika engkau rusak, zamanpun rusak.”
Kemudian ia melanjtkan, “Sesungguhnya dunia menjadi maju karena keadilan, dan ia bisa hancur karena tindak kezaliman. Sebab cahaya keadilan itu terang, dan sinarnya dapat menjangkau jarak seribu farsakh. Sedang gelapnya aniaya dapat menggumpal dan menyelimuti perjalanan seribu farsakh.”

Fudha ibn Iyadh pun berkata, “Sekiranya do’a saya terkabul aku tak akan berdo’a kepada selain penguasa yang adil.” Penguasa yang adil itu akan mendapatkan tempat yang istimewa. Sebagaimana hadis yang diriwayatkan Ahmad dan Muslim. Rasulullah SAW. bersabda, “Orang-orang yang adil bakal duduk di mimbar kehormatan di hari kiamat.”

Sikap adil menjadi landasan utama dalam memimpin, terutama memimpin suatu negeri. Ketamakan ingin menguasai dan membumi hanguskan Gaza oleh Rezim Yahudi saat ini, adalah tindakan yang brutal dan mencederai rasa kemanusiaan. Sangat berbeda jika mereka menerapkan keadilan dalam bertetangga untuk hidup bersama.

Allah SWT. telah memilih Nabi dan Rasul serta memilih hamba-Nya untuk mewakilinya di bumi sebagai pengayom dengan posisi sebagai penguasa. Sebagaimana firman-Nya dalam surah an-Nisa ayat 59 yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan ulil al-amri di antara kamu.”
Siapakah ulil amri itu? Ulil amri artinya orang-orang yang memegang kekuasaan di antara mereka. Apabila mereka telah sepakat dalam suatu hal, maka umat muslim berkewajiban melaksanakannya. Tentunya dengan catatan bahwa keputusan mereka tidak bertentangan dengan Al Quran dan hadis. Maka setiap Muslim yang mempunyai pengetahuan agama, hendaknya ia simpati kepada para penguasa, dan wajib mematuhi segala perinta mereka. Maka yang memerintah dan yang diperintah meski menyadari bahwa kekuasaan itu diberikan oleh Allah SWT.

Ingatlah bahwa Allah SWT. mempunyai kekuasaan sepenuhnya untuk menentukan siapa yang akan dipilih menjadi ulil amri ( penguasa ), bukan makhluk yang ikut-ikutan mengatur untuk menentukan seseorang akan menjadi pemimpin. Dalam firman-Nya surah ali-Imran ayat 26 yang artinya, “Engkau memberikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau mencabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki dan Engkau menghinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”
Sebagai makhluk ciptaan-Nya yang lemah, maka janganlah menyombongkan diri atas kekuasaanmu untuk ikut campur urusan-Nya.

Jadilah penguasa yang adil. Penguasa yang berlaku adil terhadap hamba-hamba Allah SWT. dan menjauhkan diri dari kecurangan dan kerusakan. Sedangkan penguasa yang zalim adalah orang yang menimbulkan keburukan, kesengsaraan. Kekuasaan itu bersifat fana tidak kekal dan abadi, mudah berganti sekehendak-Nya sesuai ayat diatas. Kekuasaan akan berlangsung lama dan dikenang sepanjang masa tatkala penguasa tersebut menerapkan “Keadilan.”
Sebagai contoh kisah kaum Majusi. Dalam sejarah kaum ini dapat menguasai dunia selama empat abad. Kekuasaan itu tetap berada di tangan mereka saat menerapkan keadilan kepada rakyatnya dan perhatian penguasa secara merata. Mereka memandang kezaliman dan keculasan sebagai hal yang dilarang dan harus dijauhinya. Oleh karena itu, mereka ( para pemimpin Majusi ) berhasil memakmurkan negeri dengan keadilan dan berlaku jujur terhadap rakyatnya.

Jika penulis simpulkan atas kepemimpinan kaum Majusi diatas ada dua hal pokok yaitu : Pertama, mereka menjalankan pemerintahan dengan adil, sehingga rakyatnya merasakan kenikmatan dari buah keadilan. Rakyat menjadi makmur, aman dan kehidupan yang harmonis. Kedua, mereka bersikap jujur terhadap rakyatnya. Jujur ini merupakan landasan untuk menjalankan pemerintahan dengan penuh tanggung jawab dan sadar kalau kekuasaan itu dipertanggung- jawabkan.

Ingatlah selalu bahwa yang akan tinggal pada manusia setelah mereka meninggal hanya riwayat dan sejarahnya. Setiap pemimpin akan dikenang sesuai dengan apa yang telah dilakukan, dan akan disandarkan kepadanya segala yang diperbuatnya. Maksudnya adalah menjadi pemimpin itu bukan semaunya sendiri apalagi untuk kepentingan diri, keluarga dan kelompoknya. Semua tindakannya menjadi sandarannya, apakah nanti ada terkait dengan urusan hukum atau tidak. Jika yang diperbuat baik, maka harumlah namanya. Tapi jika buruk, maka buruk pula kenangan dan nama yang ditinggalkannya. Maka setiap orang wajib menanamkan benih kebaikan dan menghilangkan semua aib dan keburukan, apalagi sebagai penguasa. Penguasa yang beriman akan meninggalkan nama baik dan menghindarkan nama buruk saat ia sudah masuk liang lahat.

Kekuasaan itu mempesona, maka jadikanlah kekuasaan itu untuk membahagiakan rakyat bukan diri dan keluargamu. Tatkala rakyat bahagia, do’a mereka selalu mengalir untuk kebaikan pemimpinnya yang bersikap adil dan jujur pada rakyatnya. Dalam waktu dekat kita akan memilih pemimpin, maka pilihlah calon pemimpin yang berkeadilan dan jujur pada rakyatnya. Semoga Allah SWT. memberikan pemimpin yang membawa negeri ini makmur dan harmonis.

AR, Puri Cinere, 29.11.23

Aunur Rofiq

Ketua DPP PPP periode 2020-2025

Ketua Dewan Pembina HIPSI (Himpunan Pengusaha Santri Indonesia)

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih – Redaksi)

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Siapa Wali Songo yang Menyebarkan Agama Islam di Demak?



Jakarta

Wali yang memperluas agama Islam di Demak adalah Sunan Kalijaga. Ajarannya mudah diterima oleh masyarakat Jawa karena sangat toleran pada budaya lokal. Bagaimana cara beliau dalam menyebarkan agama Islam? Berikut ulasannya.

Kerajaan Demak dianggap sebagai kerajaan Islam pertama di tanah Jawa. Pendiri kerajaan ini adalah Raden Patah pada akhir Abad ke-15 di Bintoro,Demak. Hal ini bersumber dari buku Kanjeng Sunan Kalijaga, Jejak-Jejak Sang Legenda karya Conie Wishnu W.

Dalam mengatur Kerajaan Demak, pemerintahan dibantu oleh Dewan Penasihat yang bernama Wali Songo. Dewan ini bertugas memberikan masukan kepada raja serta menyelesaikan persoalan di masing-masing bidangnya.


Seluruh Wali Songo ini memiliki peran yang sangat besar untuk menyebarkan agama Islam di Indonesia, khususnya tanah Jawa dan Demak. Berikut nama wali yang memperluas agama Islam di Demak.

a. Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim

b. Sunan Ampel atau Raden Rahmat

c. Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim

d. Sunan Drajat atau Raden Qasim

e. Sunan Kudus atau Ja’far Shadiq

f. Sunan Giri atau Raden Paku atau Ainul Yaqin

g. Sunan Kalijaga atau Raden Sahid

h. Sunan Muria atau Raden Umar Said

i. Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah

Salah satu wali yang paling banyak dibicarakan apabila membicarakan tentang perluasan agama Islam di Demak adalah Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Kudus, dan Sunan Muria.

Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Nana Supriatna dalam bukunya yang berjudul Sejarah untuk Kelas XI SMA Program Bahasa.

Tulisan kali ini akan membahas tentang sosok Sunan Kalijaga sebagai salah satu wali yang paling berpengaruh di Demak. Lantas, bagaimana sosoknya dan cara dakwahnya?

Sosok Sunan Kalijaga

Sunan Kalijaga memiliki nama kecil Raden Said. Beliau adalah seorang wali yang namanya paling banyak disebut masyarakat Jawa. Hal ini sebagaimana dikutip dari buku Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Tsanawiyah Kelas IX oleh Murodi.

Sunan Kalijaga diperkirakan lahir pada tahun 1450 M. Ayahnya bernama Arya Wilatikta, adipati Tuban. Nama lain beliau yang banyak diketahui adalah Lokajaya, Syekh Malaya, Pangeran Tuban, dan Raden Abdurrahman.

Mengenai nama Kalijaga ada banyak versi yang menjelaskannya. Ada yang berpendapat nama ini diambil dari hobinya berendam di sungai (kungkum kali), sehingga orang-orang menyebutnya “jaga kali” atau Kalijaga.

Sebagian yang lain menyebutkan nama ini diambil dari istilah Arab “qadli dzaqa” yang menunjuk statusnya sebagai “penghulu suci” kesultanan Demak kala itu.

Menurut catatan sejarah Indonesia, Sunan Kalijaga termasuk dalam jajaran wali yang popular di kalangan masyarakat khususnya Jawa. Peran dan cara penyebaran Islam yang menggunakan pendekatan budayalah yang menjadikannya banyak dikenal oleh masyarakat.

Lantas, bagaimana cara dakwah Sunan Kalijaga sebagai wali yang memperluas agama Islam di Demak?

Dakwah Sunan Kalijaga

Salah satu wali yang memperluas agama Islam di Demak adalah Sunan Kalijaga. Dakwah yang dilakukannya tergolong mudah diterima oleh masyarakat sehingga bisa berkembang pesat.

Dalam berdakwah, Sunan Kalijaga mempunyai pola yang sama seperti guru sekaligus sahabat dekatnya, yaitu Sunan Bonang. Beliau memiliki paham keagamaan yang cenderung sufistik berbasis salaf.

Sunan Kalijaga menggunakan kesenian dan budaya lokal untuk media berdakwah. Oleh sebab itu, beliau dinilai sebagai wali yang toleran pada budaya lokal.

Sunan Kalijaga berpendapat, jika pendirian atau budaya yang sudah melekat pada mereka dihilangkan atau diserang, maka mereka tidak akan mau mempelajari agama Islam. Oleh karena itu, beliau menyebarkan ajaran Islam secara bertahap sambil terus mempengaruhi mereka.

Sunan Kalijaga menggunakan seni ukir, wayang, gamelan, serta suluk sebagai media dakwahnya. Beliau yakin, apabila masyarakat sudah mengerti tentang agama Islam, maka kebiasaan lama mereka akan hilang dengan sendirinya. Karena inilah, ajaran beliau terkesan sinikretis.

Terdapat beberapa peninggalan Sunan Kalijaga yang masih ada sampai sekarang. Beliau merupakan perancang Masjid Agung Cirebon dan Masjid Agung Demak. Tiang Tatal yang ada di masjid merupakan kreasi beliau.

Selebihnya, Sunan Kalijaga juga merupakan pencipta dari baju takwa, perayaan sekatenan, grebeg maulud, layang kalimasada, lakon wayang Petruk Jadi Raja, lanskap pusat kota berupa keratin, dan alun-alun dengan dua beringin serta masjid.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com