Category Archives: Dakwah

Rendah Hati Tak Jatuhkan Reputasi



Jakarta

Rendah hati adalah lawan dari kata sombong. Setiap muslim yang beriman wajib memiliki sifat rendah hati.

Rendah hati tidak membuat seseorang terlihat lemah, bahkan Allah SWT justru melaknat orang-orang yang tinggi hati atau sombong.

Habib Ja’far dalam detikKultum detikcom, Kamis (21/3/2024), menegaskan pentingnya memiliki sifat rendah hati.


“Kita diwajibkan dalam Islam untuk rendah hati. Jangan pernah rendah diri karena kita hamba dari Allah SWT Yang Maha Segalanya,” kata Habib Ja’far.

Dalam Al-Qur’an surah At Tin ayat 4, Allah SWT berfirman,

لَقَدْ خَلَقْنَا الْاِنْسَانَ فِيْٓ اَحْسَنِ تَقْوِيْمٍۖ

Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Habib Ja’far menegaskan bahwa ayat ini sebagai bukti bahwa Allah SWT telah menciptakan manusia dalam keadaan paling baik.

“Jadi jangan percaya kalau ada orang bilang ‘eh kamu itu kurang, kamu itu ini, kamu itu begitu,’ jangan percaya, karena Tuhanmu yang menciptakanmu itu bilang, kamu itu keren,” jelas Habib Ja’far.

Lebih lanjut, Habib Ja’far juga mengingatkan untuk menjadi hamba yang tidak rendah diri.

“Jangan pernah rendah diri, karena rendah diri itu dosa. Karena tandanya kamu tidak menghargai dan mensyukuri nikmat yang Allah SWT berikan kepadamu sebagai ciptaan-Nya yang terbaik,” ujarnya.

Seorang yang memiliki sifat rendah hati bukan berarti dirinya menjatuhkan diri dan menjatuhkan reputasi serta gengsinya. Siapa pun yang rendah hatinya maka akan Allah SWT angkat dirinya dan siapa yang tinggi hatinya maka Allah SWT akan rendahkan dirinya.

Untuk memiliki sifat rendah hati, Muslimin diajarkan untuk konsisten melakukan ibadah yang melatih agar hati senantiasa merendah.

“Ibadah-ibadah yang kita lakukan itu salah satunya untuk membuat kita rendah hati, contohnya salat. Salat itu treatment untuk menjauhkan kita dari kemungkaran termasuk tinggi hati,” jelas Habib Ja’far.

Selain salat, masih banyak ibadah dan amalan lain yang melatih kita untuk menjadi orang yang rendah hati. Apa saja ibadahnya dan apakah puasa termasuk salah satunya?

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Rendah Hati Tak Jatuhkan Reputasi bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Habib Ja’far ini tayang tiap hari selama bulan Ramadan menjelang waktu berbuka puasa pukul 18.00 WIB. Jangan terlewat!

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Penuhi Masjid di 10 Malam Terakhir Ramadan



Jakarta

10 malam terakhir di bulan Ramadan menjadi hari-hari yang istimewa di antara hari lainnya. Di antaranya ialah terdapat malam Lailatulqadar.

Berkaitan dengan itu, Prof Nasaruddin Umar melalui detikKultum detikcom mengimbau agar kaum muslimin meningkatkan ibadahnya di 10 malam terakhir. Terlebih, banyak keutamaan yang terkandung pada momen itu dibanding dengan malam-malam awal Ramadan.

“Nah kita tahu bahwa semakin tua bulan suci Ramadan itu semakin Allah SWT melimpahkan pahalanya,” katanya dalam detikKultum yang tayang Jumat (22/3/2024).


Prof Nasaruddin Umar menuturkan bahwa momen 10 malam terakhir menjadi waktu yang tepat untuk melakukan berbagai amalan, terutama iktikaf. Walau begitu, pada praktiknya justru 10 malam terakhir masjid yang awalnya penuh semakin sepi mendekati akhir Ramadan.

“10 terakhir Ramadan ini seharusnya masjid itu penuh. Tapi selama ini kita bisa menyaksikan masjid justru 10 hari pertama penuh, tapi 10 keduanya mulai berkurang, 10 terakhir tinggal finalnya,” tambahnya.

Meski demikian, Imam Besar Masjid Istiqlal itu turut menyampaikan fenomena unik mengenai salah satu masjid terbesar di Asia Tenggara tersebut. Ia menuturkan, 10 malam terakhir Ramadan banyak muslim dari berbagai daerah berbondong-bondong melakukan iktikaf di Masjid Istiqlal.

“Justru Istiqlal 10 (malam) terakhir itu penuh dengan orang sampai lantai 5. Nah jadi saya berharap InsyaAllah mudah-mudahan kesadaran beragama kita itu makin meningkat,” urainya.

Selengkapnya detikKultum Nasaruddin Umar dapat ditonton DI SINI. Kajian bersama Nasaruddin Umar ini tayang setiap hari selama Ramadan pukul 04.20 WIB.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Peran Imam di AS



Jakarta

Gelar imam di AS bukan sekedar orang yang ditunjuk sebagai imam masjid yang mengimami para makmun yang hendak melaksanakan salat berjamaah di masjid, bukan juga sekaligus menjadi khatib Jum’at yang menyampaikan nasehat dan pesan formal kepada jamaah salat Jum’at, tetapi imam di AS lebih dari sekedar itu.

Imam di AS seringkali mendapatkan beban ekstra lebih kompleks karena ia juga berfungsi sebagai representasi pemimpin umat yang mengawinkan atau mendampingi seorang wali untuk melaksanakan akad nikah sebuah perkawinan. Bahkan imam-imam di AS terkadang ditunjuk sebagai representase wali hakim bagi mereka yang tidak memiliki wali.

Selain urusan fikih ibadah dan fikih munakahah sebagaimana disebutkan tadi, imam-imam di AS juga sering mendapatkan tugas tambahan untuk mengislamkan atau menuntun dan membimbing orang-orang muallaf yang jumlahnya terus bertambah dari waktu ke waktu, khususnya dekade terakhir ini.


Selain itu, imam-imam masjid di AS sering diundang oleh pemerintah vederal dan lokal untuk interfaith meeting/dialog. Ketika penulis menjadi imam di IMAAM Center di Washington DC dan sekitarnya, meliputi Maryland dan Virginia, penulis disibukkan dengan berbagai undangan, baik dari warga jamaah maupun menjalankan joint program dengan masjid- atau Islamic Center lain.

Ketika bulan suci Ramadan, secara rutin diajak oleh beberapa komponen pemerintah untuk buka puasa bersama, termasuk imam-imam juga diundang ke Gedung Putih buka puasa Bersama di tempat itu yang dihadiri oleh Presiden AS, mulai zaman Bush, Obama, hingga belum lama ini Donald Trump juga mengundang para imam dalam acara buka puasa bersama di White House.

Jenis visa yang diberikan kepada seorang imam yang berasal dari negara lain seringkali mendapatkan visa khusus yang meningkatkan yang bersangkutan lebih longgar keluar-masuk dan bekerja di AS. Tidak sedikit di antara para imam yang tadinya pemegang visa tokoh agama ditingkatkan menjadi Green Card, bahkan Citizen, tergantung reputasi dan prestasi yang ditampilkan yang bersangkutan selama bertugas di AS. Jika prestasinya baik maka mereka direkam oleh pemerintah dengan prestasi baik.

Sebaliknya jika seorang imam melakukan kekeliruan apalagi kesalahan fatal maka biasanya yang bersangkutan tidak lagi diperpanjang visanya, bahkan pernah ada yang diusir karena melakukan kegiatan yang terlarang sebagaimana ia fahami ketika mereka diajari wawasan keamerikaan di masa-masa awal.

Tentu saja imam selain di AS harus menyampaikan kegiatannya secara reguler (tergantung kebijakan setiap negara bagian), hal ini dimaksudkan demi kelancaran kehidupan berbangsa dan bernegara di AS. Ketika pada saatnya tiba hari-hari raya keagamaan seperti Idul Fitri dan Idul Adha, atau hari-hari raya keagamaan lainnya, sebaiknya imam melaporkan kepada pemerintah setempat agar mereka tidak curiga dengan kehadiran massa yang berjumlah besar. Bagi kita, memberikan laporan kegiatan keagamaan kepada pemerintah bukanlah suatu masalah besar, karena selama ini kegiatan keagamaan atau hari raya Nasional lai seperti peringatan detik-detik Proklamasi Kemerdekaan RI, juga sebaiknya dilaporkan. Pemerintah AS jarang bahkan tidak pernah melarang umat Islam di AS untuk melaksanakan kegiatan peribadatan. Inilah keunikan AS.

Siapapun yang yang bertugas menjadi salah satu imam di AS langka yang sebaiknya dilakukan pertama ialah menyampaikan segenap program kerja tahunan dan kemungkinannya membutuhkan pengawalan atau pengamanan dari pihak keamanan. Semoga kerjasama umat Islam dari berbagai kalangan bisa bersambung rasa secara positif dengan komunitas masyarakat AS lainnya.

***

Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A.

Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta.

Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggung jawab penulis. (Terima kasih – Redaksi)

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Kitab Suci



Jakarta

Sayyid Qutb dalamTafsir Fi Zhilalil Qur’an yang menyebut alasan Nabi Muhammad SAW. melakukan uzlah. Menurutnya, hal itu dalam rangka memfokuskan pikiran untuk merenungkan alam semesta, memperhatikan fenomena-fenomena keindahan, dan ruhnya bertasbih bersama ruh alam wujud, berpelukan dengan keindahan dan kesempurnaan, bergaul dengan hakikat yang agung, dan latihan bergaul dengannya dengan penuh pengertian dan pemahaman. Menurutnya pilihan Nabi Muhammad SAW. melakukan uzlah rupanya sudah menjadi skenario Allah SWT. untuk mempersiapkan beliau menantikan urusan yang agung.

Imam Bukhari meriwayatkan dari Sayyidah Aisyah r.a. hadis yang menceritakan permulaan turunnya wahyu. Aisyah r.a. Bercerita : Yang mula-mula dialami Rasulullah SAW. adalah mimpi yang wajar. Ketika memimpikan sesuatu, akan menjadi kenyataan bagaikan sinar fajar. Beliau melakukan uzlah dan memilih tempat Gua Hira. Beliau beribadah selama bermalam-malam, lalu pulang pada keluarganya, hal ini berulang beberapa kali akhirnya beliau didatangi malaikat yang kemudian berkata, “Bacalah !” Beliau menjawab, “Aku tidak bisa membaca.”

Setelah malaikat Jibril mendekap Rasulullah SAW. kemudian melepaskan seraya berkata, “Bacalah dengan ( menyebut ) Tuhanmu yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar ( manusia ) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.'”


Akhirnya Rasulullah SAW. pulang menemui Istrinya Khadijah r.a. dan berkata, “Selimuti aku. Selimuti aku. Setelah kegelisahannya hilang beliau berkata, “Aku sungguh mengkhawatirkan diriku,” Kemudian Khadijah menukas, “Sama sekali tidak. Demi Allah, selamanya Allah tidak akan menghinamu. Engkau selalu menjalin kekerabatan, memikul beban, menolong orang yang tidak punya, memuliakan tamu, dan membantu pihak yang benar.” Kemudian diantarkannya beliau kepada saudara sepupu Khadijah yaitu Waraqah bin Naufal bin Asad bin Abdul Uza. Dia adalah penganut Nasrani dan telah mencatat Alkitab dalam bahasa Ibrani, mencatat banyak Injil ke dalam bahasa Ibrani. Usia sudah lanjut dan matanya telah buta.

Setelah Rasulullah SAW. menceritakan maka Waraqah berkata, “Itu adalah an-namus ( artinya Jibril atau wahyu ) yang turun kepada Musa. Aduhai seandainya aku masih muda dan kuat, dan andai saja aku masih hidup ketika kaummu mengusirmu.” Rasulullah SAW. bertanya, “Apakah mereka akan mengusirku?” Dia menjawab, “Ya. Setiap kali seseorang membawa apa yang kau bawa, pastilah dia dimusuhi. Apabila masamu itu kualami, niscaya aku akan menolongmu sekuat tenaga.” Tidak lama kemudian, Waraqah meninggal dunia.

Jika kita membayangkan seorang pemuda yang berusia 40 tahun yang tidak bisa membaca dan menulis menerima wahyu dari Tuhan, betapa shocknya ? Oleh karena itu, ketika sampai di rumah Beliau minta diselimuti dan ditenangkan oleh Istrinya. Wahyu yang turun pertama adalah perintah “membaca.” Inilah perintah yang revolusioner, karena dengan membaca maka terbukalah cakrawala dunia. Dengan membaca akan membuka pemikiran dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Maka penguasaan iptek ini akan membentuk peradaban.

Dikisahkan satu-satunya manusia yang tidak pernah menderita atau mengalami sakit adalah Fir’aun, Raja Mesir. Karena itulah, ia menjadi sombong dan takabur dan berbangga diri. Hatinya menjadi keras melebihi batu, dia ingkar pada Pencipta-Nya. Dia berkonfrontasi secara terang-terangan dengan cara mengangkat diri sebagai tuhan. Tantangan ini dijawab oleh Allah SWT. dengan mudahnya dihancurkannya dia dengan hina ( mati tenggelam bersama bala tentaranya di lautan ). Kemudian Allah SWT. berkenan melemparkan jasadnya ke daratan untuk menjadi pelajaran berharga bagi generasi yang datang kemudian. Hal ini sebagaimana dalam firman-Nya surah Yunus ayat 92 yang artinya, “Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu, dan sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.”

Kebenaran Al-Qur’an misalnya terangkum dalam ayat-ayat penciptaan (kauniyah) yang di masa selanjutnya selaras dengan temuan teknologi dan sains. Karena itu, tidak sedikit para ilmuwan yang memeluk Islam setelah meneliti ayat-ayat kauniyah di dalam Kitab-Nya.
Salah satu ilmuwan yang memutuskan memeluk agama Islam adalah pakar bedah berkebangsaan Prancis, Dr. Maurice Bucaille. Setelah masuk Islam, namanya tersohor sebagai intelektual muslim berpengaruh di dunia.Beliau sebagai pimpinan yang meneliti jenazah Fir’aun, ada temuan pasir laut di jenazah tersebut yang kemudian dia telusuri dan berakhir dengan bersyahadat. Hal ini menujukkan bahwa Kitab ini asli dari Tuhan bukan karangan atau tulisan manusia. Isi surah Yunus ayat 92 jelas bahwa sangat sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadikan seorang hamba Maurice Bucaille bersujud pada-Nya.

Kebenaran isi Al-Qur’an telah menuntun seorang Doktor Neurologi di sebuah rumah sakit di Amerika Serikat yang bernama Dr Fidelma. Dia terpukau saat melakukan kajian terhadap syaraf-syaraf di otak manusia. Singkat cerita, dia menemukan beberapa urat syaraf di otak manusia yang tidak dimasukin darah, padahal otak manusia memerlukan suplai darah. Akhirnya dia menemukan kenyataan bahwa urat-urat syaraf di otak itu tidak dimasuki darah kecuali seseorang sedang shalat, yakni ketika dalam posisi sujud. Maha Besar Engkau dengan hidayah-Mu akhirnya sang doktor bersujud pada-Mu.

Inilah sebagian kecil bukti keaslian kitab Al-Qur’an sebagai wahyu dari-Nya. Tiadalah mungkin seorang buta huruf menulis suatu kitab suci dan yang lebih menguatkan isinya tidak berkonfrontasi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Ya Allah, hanya Engkau yang berkuasa di langit dan bumi, semoga umat-Mu taat menjalankan perintah-Mu sesuai Kitab yang Engkau turunkan dan Sunah Rasulullah SAW. agar bisa hidup menjaga kelestarian alam semesta dan rukun dengan sesama.

Aunur Rofiq
Ketua DPP PPP periode 2020-2025
Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih – Redaksi)

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

Ciri-ciri Perempuan yang Dirindukan Surga



Jakarta

Perempuan menjadi sosok yang mulia dalam pandangan Islam. Perempuan bisa menjadi hebat dengan sifat dan sikapnya.

Berkaitan dengan perempuan, Habib Ja’far menjelaskan tentang pentingnya peran perempuan dalam kehidupan. Semua dibahas dalam detikKultum detikcom, Jum’at (22/3/2024).

Perempuan adalah makhluk Allah SWT yang pada dirinya termanifestasi sifat-sifat yang feminim. Perempuan adalah simbol keindahan sehingga ia menjadi simbol kehormatan bagi siapa saja yang membersamainya.


“Ketika ia belum menikah, ia menjadi simbol kehormatan bagi ayah dan ibunya serta saudara-saudaranya. Ketika ia sudah menikah ia menjadi simbol kehormatan bagi suami dan anak-anaknya,” jelas Habib Ja’far.

Saking pentingnya peran perempuan, Habib Ja’far bahkan mengatakan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang dibangun oleh perempuan-perempuan terbaik.

“Jika kita mau menghancurkan peradaban maka hancurkan wanitanya karena wanita adalah madrasah atau sekolah pertama bagi anaknya dan wanita adalah yang melahirkan anak-anaknya. Sehingga kualitas ia menjadi penentu kualitas generasi yang selanjutnya. Jika ia buruk maka akan mengancam generasi selanjutnya, dan jika ia baik maka akan menjadi investasi bagi generasi selanjutnya,” beber Habib Ja’far.

Perempuan Mulia dalam Islam

Islam memberikan perhatian yang sangat besar terhadap perempuan. Jauh sebelum datangnya Islam, perempuan tidak pernah dihargai, perempuan dianggap bukan hanya objek tapi dianggap hina dan pembawa sial.

Kemudian Islam datang dan membuat menyetarakan derajat perempuan sebagaimana laki-laki, meskipun keduanya memiliki perbedaan. Laki-laki dan perempuan menjadi sosok yang saling melengkapi.

Habib Ja’far menyebutkan ada empat perempuan mulia yang disebutkan Rasulullah SAW sebagai penghuni surga, “Ia adalah Sayyidah Khadijah, Sayyidah Mariam, Sayyidah Asiyah, dan Sayyidah Fatimah mereka memiliki kemuliaan masing-masing.”

Setiap perempuan yang dijanjikan surga ini memiliki keutamaan masing-masing. Semasa hidupnya mereka menghabiskan waktu dengan menjadi hamba yang sabar dan taat kepada Allah SWT.

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Ciri-ciri Perempuan yang Dirindukan Surga bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Habib Ja’far ini tayang tiap hari selama bulan Ramadan menjelang waktu berbuka puasa pukul 18.00 WIB. Jangan terlewat!

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Dahsyatnya Pahala Salat Subuh Berjemaah



Jakarta

Banyak keutamaan yang terkandung dari salat Subuh berjemaah. Nabi Muhammad SAW bersabda dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah RA, “Salat berjemaah lebih utama dibanding salatnya salah seorang dari kalian dengan sendirian dengan dua puluh lima bagian. Dan, para malaikat malam dan malaikat siang berkumpul pada salat fajar (Subuh).”

Kemudian Abu Hurairah RA menambahkan, “Jika mau, silahkan baca, ‘Sesungguhnya bacaan (salat) fajar disaksikan (oleh para malaikat)’.” (HR Bukhari dan Muslim)

Prof Nasaruddin Umar melalui detikKultum detikcom turut menyampaikan hal serupa. Ia mengajak umat Islam melakukan salat Subuh berjemaah, terlebih pada bulan suci Ramadan.


“Kita bergegas pergi ke masjid (untuk) salat berjamaah. Pahalanya dapat 27 kali di luar Ramadan, tentu berlipat ganda lagi kalau kita salat Subuh (berjamaah) di bulan Ramadan,” ungkapnya dalam detikKultum yang tayang Sabtu (23/3/2024).

Apabila kaum muslimin ingin lebih meraih berkah waktu Subuh, maka sebelum melangsungkan salat Subuh berjemaah bisa dimulai dengan salat tahiyatul masjid dan dilanjut qobliyah Subuh. Selain itu, ada juga anjuran Nabi SAW agar melewati jalan yang berbeda sewaktu berangkat dan pulang salat Subuh.

Bukan tanpa alasan, terdapat keistimewaan yang luar biasa dari anjuran ini. Disampaikan oleh Prof Nasaruddin Umar, seluruh pohon bersholawat dan mendoakan kita.

“Kenapa kita harus pulang (dengan jalur) berbeda? Supaya banyak yg mendoakan kita, banyak yang jadi saksi untuk kita. Nah, itulah maksud (anjuran) Rasulullah SAW,” terang Imam Besar Masjid Istiqlal itu.

Selengkapnya detikKultum Nasaruddin Umar: Keutamaan Sholat Subuh Berjemaah dapat disaksikan DI SINI. Jangan lewatkan kajian bersama Nasaruddin Umar ini yang tayang setiap hari selama Ramadan pukul 04.20 WIB.

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com

Ini Kewajiban Suami dalam Rumah Tangga



Jakarta

Terdapat beberapa kewajiban seorang suami terhadap istrinya. Kewajiban ini dijelaskan dalam ajaran Islam dan wajib dilakukan bagi muslim beriman.

Kewajiban-kewajiban seorang suami terhadap istrinya dijelaskan dalam banyak dalil, baik melalui Al-Qur’an ataupun dijelaskan dalam hadits Rasulullah SAW.

Habib Ja’far dalam detikKultum detikcom, Sabtu (23/3/2024), menjelaskan kewajiban-kewajiban yang harus dipenuhi suami terhadap istrinya.


“Yang paling berhak atas kebaikan kita adalah orang-orang terdekat kita, dan orang terdekat kita adalah keluarga kita. Bagi seorang pria dewasa yang sudah menikah, keluarga terdekat adalah istrinya. Bahkan ketimbang keluarga sebelumnya, yaitu ayahnya, ibunya, saudara-saudaranya, karena istri adalah tanggung jawab suami,” kata Habib Ja’far.

Habib Ja’far juga menegaskan, suami memiliki kewajiban atas istrinya dan istri memiliki hak atas suaminya.

Kewajiban seorang suami muslim, dijelaskan melalui sabda Rasulullah SAW. Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Sebaik-baiknya kalian adalah (suami) yang paling baik terhadap keluarganya dan Aku adalah yang paling baik terhadap keluargaku.” (HR Tirmidzi)

“Intinya dari hadits ini adalah Nabi Muhammad adalah yang terbaik bagi keluarganya,” jelas Habib Ja’far.

Hadits ini sekaligus menganjurkan setiap laki-laki untuk menjadi sosok terbaik bagi istrinya dan ayah terbaik bagi anak-anaknya.

Habib Ja’far juga menjelaskan bahwa seorang suami memiliki kewajiban yang tidak bisa diganggu gugat kepada istrinya. Secara umum kewajiban suami kepada istri itu ada dua yang pertama kewajiban lahiriyah dan kedua kewajiban batiniah.

Di antara kewajiban lahiriah yakni membelikan kebutuhan yang sifatnya materil. Termasuk diantaranya yakni mahar pernikahan sebagai simbol nafkah, memberikan tempat berlindung, kebutuhan makan, minum dan sebagainya. Termasuk kebutuhan pakaian, make up dan segala keperluan istri dalam batas wajar.

“Istri juga berhak mendapatkan bantuan dalam mengurus rumah tangga. Urusan rumah tangga itu bukan hanya urusan istri. Menyapu, ngepel, bikin teh, bersih-bersih, bukan kewajiban istri tapi kewajiban bersama, suami dan istri,” tegas Habib Ja’far.

Bahkan Rasulullah SAW mencontohkannya semasa hidup. Beliau sering menjahit sepatunya, menjahit pakaiannya, membuat minuman dan makanan sendiri. Itu semua sebagai contoh kewajiban seorang suami terhadap istrinya.

“Banyak ulama mengatakan, jika seorang suami tidak bisa membantu istrinya di rumah maka ia berkewajiban menyediakan keringanan untuk istrinya di rumah berupa mesin cuci misalnya atau pembantu rumah tangga untuk membantu istrinya,” lanjut Habib Ja’far.”

Selain kewajiban lahiriyah, ada juga kewajiban batiniyah yang harus dipenuhi seorang laki-laki terhadap istrinya. Apa saja yang termasuk dalam kewajiban batiniyah?

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Ini Kewajiban Suami dalam Rumah Tangga bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Habib Ja’far ini tayang tiap hari selama bulan Ramadan menjelang waktu berbuka puasa pukul 18.00 WIB. Jangan terlewat!

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

detikKultum Nasaruddin Umar: Cegah Musibah dengan Bersedekah



Jakarta

Pada dasarnya, sedekah merupakan amalan yang paling dicintai Allah SWT. Bahkan, sedekah jariyah termasuk ke dalam satu dari tiga amalan yang tidak terputus pahalanya meski seseorang telah wafat.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 245,

مَنْ ذَا الَّذِيْ يُقْرِضُ اللّٰهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضٰعِفَهٗ لَهٗٓ اَضْعَافًا كَثِيْرَةً ۗوَاللّٰهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُۣطُۖ وَاِلَيْهِ تُرْجَعُوْنَ ٢٤٥


Artinya: “Siapakah yang mau memberi pinjaman yang baik kepada Allah? Dia akan melipatgandakan (pembayaran atas pinjaman itu) baginya berkali-kali lipat. Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki). Kepada-Nyalah kamu dikembalikan.”

Dalam detikKultum detikcom yang tayang pada Minggu (24/3/2024), Prof Nasaruddin Umar mengatakan bahwa sedekah dapat mencegah musibah. Sebagaimana sabda Nabi SAW yang berbunyi,

“Bersegeralah kamu bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah.” (HR Imam Baihaqi)

Karenanya, ia mengimbau agar kaum muslimin bersedekah sedini mungkin. Hal ini bisa dilakukan dengan cara sedekah Subuh.

“Jadi kalau ingin mencegah musibah, lakukanlah sedekah sedini mungkin. Sepagi mungkin. Supaya musibah yang akan tadinya turun ke kita itu tidak jadi turun,” ujar Prof Nasaruddin Umar.

Sedekah tidak hanya bermanfaat bagi orang lain, melainkan juga diri sendiri. Selain membantu fakir miskin yang membutuhkan, kebaikan sedekah juga berbalik kepada diri kita.

“Selain mendapat pahala, (sedekah) juga berfungsi sebagai proteksi terhadap musibah yang akan menimpa kita,” terang Imam Besar Masjid Istiqlal itu.

Selengkapnya mengenai fadhilah sedekah dapat disaksikan DI SINI. Jangan lewatkan detikKultum Nasaruddin Umar ini yang tayang setiap hari selama Ramadan pukul 04.20 WIB.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Golongan Orang yang Punya Iman Menakjubkan



Jakarta

Keimanan seseorang memang hanya Allah SWT yang mengetahui. Namun, orang yang beriman bisa menunjukkan perilaku yang baik.

Habib Ja’far dalam detikKultum detikcom, Minggu (24/3/2024), menjelaskan sebuah hadits Rasulullah SAW tentang orang-orang yang memiliki keimanan menakjubkan.

Di suatu subuh zaman Nabi Muhammad SAW, ketika nabi Muhammad SAW bersama para sahabat hendak salat Subuh kemudian ada satu kondisi yang menyebabkan sahabat melihat mukjizat Nabi Muhammad SAW yakni mengeluarkan air dari jari-jemarinya.


Para sahabat melihat itu dengan mata yang penuh ketakjuban, seperti para sahabat Nabi Musa AS ketika melihat Nabi Musa AS membelah lautan sehingga lolos dari kejaran Fir’aun dan pasukannya.

Mukjizat Nabi Muhammad SAW yang utama adalah literasi dalam bentuk Al-Qur’an bukan sesuatu yang sifatnya supranatural. Rasulullah SAW mengajarkan umatnya untuk takjub pada sesuatu yang sifatnya ilmu pengetahuan.

Setelah salat Subuh Nabi Muhammad bertanya pada sahabat, “Wahai sahabat, iman siapa yang paling menakjubkan?”

Maka para sahabat berkata, “Tentu adalah imannya para malaikat.”

Nabi Muhammad SAW berkata, “Kenapa? Sedangkan malaikat hidup di langit bersama Allah SWT.”

Para sahabat lantas menjawab lagi, “Iman para nabi dan rasul.”

Nabi Muhammad SAW mengatakan, “Bukankan para nabi dan rasul mendapatkan wahyu dari Allah SWT? Jadi bagaimana kalian menilai iman mereka?”

Kemudian sahabat berkata, “Mungkinkah iman tersebut iman kami?”

Nabi Muhammad SAW tidak juga membenarkan jawaban para sahabat ini, “Bagaimana kalian menyebut iman kalian paling menakjubkan sementara kalian setiap hari bersamaku.”

Maka kemudian para sahabat bertanya, “Lalu iman siapa yang paling menakjubkan?”

Nabi Muhammad SAW menjawab, “Iman orang-orang setelahku. Mereka tidak pernah bertemu denganku. Mereka hanya membaca Al-Qur’an namun kemudian ia beriman dalam sebaik-baiknya dan semurni-murninya beriman kepada Allah SWT dan kepada rasulnya.”

Habib Ja’far menjelaskan, hadits ini bukan berarti Nabi Muhammad SAW bermaksud membandingkan keimanan seseorang. “Nabi ingin mengajarkan bahwa iman yang paling menakjubkan adalah iman dari seseorang yang tidak pernah melihat langsung orang yang diimaninya yaitu Nabi Muhammad. Tidak melihat dzat yang diimaninya, yaitu Allah SWT,” jelas Habib Ja’far.

Lebih lanjut, Habib Ja’far menjelaskan keimanan yang menakjubkan adalah yang bersandar pada Al-Qur’an. “Takjub kepada ilmu Allah yang tertuang dalam Al-Qur’an. Iman dengan ilmu. Iman yang berbasis kepada ilmu,” lanjut Habib Ja’far.

Sebagai tanda keimanan seseorang terbilang menakjubkan adalah melalui aksi dan tindakannya. Karena dalam Al-Qur’an dijelaskan iman kerap kali digandengkan dengan amal saleh.

Iman yang menakjubkan itu harus nyata dalam aksi dan tindakan. Dalam Al-Qur’an iman kerap kali digandengkan dengan amal saleh.

Seperti apa iman yang ditunjukkan dengan perbuatan?

Selengkapnya detikKultum Habib Ja’far: Golongan Orang yang Punya Iman Menakjubkan bisa disaksikan DI SINI. Kajian bersama Habib Ja’far ini tayang tiap hari selama bulan Ramadan menjelang waktu berbuka puasa pukul 18.00 WIB. Jangan terlewat!

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Tadabur Al-Qur’an di Momen Nuzulul Qur’an



Jakarta

Peristiwa turunnya Al-Qur’an dikenal dengan istilah Nuzulul Qur’an. Secara bahasa, Nuzulul Qur’an terdiri dari dua kata.

Pertama, nazzala-yunazzilu dengan makna konotatif turun secara berangsur-angsur. Kedua, dari kata anzala-yunzilu dengan makna denotatif menurunkan.

Prof Nasaruddin Umar melalui detikKultum turut mendefinisikan Nuzulul Qur’an secara istilah. Menurutnya, Nuzulul Qur’an adalah peristiwa turunnya Al-Qur’an dari lauhul mahfuz ke bumi melalui Malaikat Jibril.


Waktu pertama kali diturunkannya itu ketika Nabi Muhammad SAW berada di Gua Hira. Saat itu, usia beliau menginjak 40 tahun.

“Karena Al-Qur’an itu kan turun dua kali. Turun dari Allah transit di file raksasa di Lauhul Mahfuz. Kemudian dari lauhul mahfuz itu dicicil turun ke bumi melalui jibril selama 23 tahun,” kata Prof Nasaruddin Umar dalam detikKultum detikcom yang tayang Senin (25/3/2024).

Surah sekaligus wahyu pertama yang diturunkan pada waktu itu adalah surah Al Alaq ayat 1-5. Peristiwa ini juga menjadi awal kenabian Nabi Muhammad SAW.

Beliau bersabda dalam sebuah hadits,

“Itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan hari di mana aku diutus atau diturunkan (wahyu) atasku.” (HR Muslim, Ahmad, Baihaqi, dan Al-Hakim)

Berkaitan dengan momen Nuzulul Qur’an itu, Imam Besar Masjid Istiqlal itu mengajak agar umat Islam memaknai peristiwa mulia tersebut.

“Semoga kita lebih mencintai Al-Qur’an lebih dalam. Jangan hanya baca Arabnya, baca terjemahnya. Jika tidak paham artinya insyaallah kita akan dapat hakekatnya, kenapa? Karena Al-Qur’an itu menyimpan segudang rahasia,” ujar Prof Nasaruddin Umar.

Selengkapnya detikKultum Nasaruddin Umar: Tadabur Al-Qur’an di Momen Nuzulul Qur’an saksikan DI SINI. Jangan lewatkan detikKultum Nasaruddin Umar ini yang tayang setiap hari selama Ramadan pukul 04.20 WIB.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com