Category Archives: Dewasa

Normalkah Jika Berhubungan Intim Setiap Hari? Ini Penjelasannya

Jakarta

Hubungan seksual bagi pasangan suami istri diyakini sebagai salah satu ‘obat’ mujarab untuk melepaskan stres. Hal ini karena salah satu manfaat dari bercinta adalah membuat tubuh lebih rileks dan meredakan stres.

Disebut-sebut frekuensi normal dari berhubungan seks yakni sekitar dua hingga tiga kali dalam seminggu. Lantas bagaimana jika berhubungan intim setiap hari?

Dikutip MedicineNet dan Everyday Health, berhubungan seksual setiap hari merupakan hal yang wajar. Hal ini karena seks sendiri merupakan aktivitas menyehatkan. Namun, bercinta setiap hari bukanlah sesuatu yang umum dalam pasangan.


Menurut survei tahun 2017, hanya sekitar 4 persen orang dewasa yang mengatakan mereka berhubungan seks setiap hari. Biasanya, frekuensi seks akan lebih sering pada saat pasangan masih merasakan fase bulan madu.

Hal ini juga terjadi ketika pasangan berencana untuk memiliki bayi dan ingin meningkatkan peluang mereka untuk hamil. Lalu apa saja manfaat dari rutin berhubungan seksual?

1. Mengurangi Stres

Seks dan orgasme terbukti dapat mengurangi stres dan kecemasan pada manusia. Hal ini karena seks dapat mengurangi hormon stres kortisol dan adrenalin. Seks juga dapat melepaskan endorfin dan oksitosin, yang memiliki efek menenangkan dan menghilangkan stres.

2. Tidur Lebih Nyenyak

Sebuah penelitian tahun 2019 menemukan bahwa melakukan hubungan seks dengan pasangan sebelum tidur dapat membantu seseorang tertidur lebih cepat dan lebih nyenyak.

3. Meredakan Nyeri

Endorfin dan zat kimia lain yang dilepaskan selama gairah dan orgasme adalah pereda nyeri alami yang bekerja seperti opioid. Hal ini dapat menjelaskan mengapa seks dan orgasme memberikan kelegaan cepat dari kram menstruasi, migrain , dan sakit kepala bagi sebagian orang.

4. Meningkatkan Kesehatan Jantung

Sebuah studi berbasis populasi longitudinal yang diterbitkan dalam American Journal of Cardiology menemukan pria yang berhubungan seks setidaknya dua kali seminggu memiliki risiko lebih kecil terkena penyakit kardiovaskular seperti stroke atau serangan jantung dibandingkan mereka yang berhubungan seks sebulan sekali atau kurang.

5. Mengurangi Risiko Kanker Prostat

Sebuah studi yang melibatkan 32.000 pria di Amerika Serikat menemukan fakta bahwa mereka yang mengalami ejakulasi lebih dari 21 kali per bulan, dibandingkan mereka yang melakukannya hanya empat sampai tujuh kali per bulan memiliki kemungkinan 20 persen lebih kecil terkena kanker prostat.

(dpy/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Pria Bakar Kalori Lebih Banyak Saat Bercinta, Ini Alasannya


Jakarta

Bicara soal seks, bukan orgasme saja yang timpang antara pria dan wanita. Jumlah kalori yang terbakar pun ternyata tidak sama.

Sebuah penelitian menyebut bahwa pria rata-rata membakar 101 kalori saat bercinta. Sementara itu, wanita hanya membakar 69 kalori.

Leah Millheiser, profesor kesehatan seksual dari Stanford Health, mengatakan bahwa pihak yang lebih memiliki peran aktif membakar lebih banyak kalori saat bercinta. Oleh karenanya, wanita pun bisa membakar lebih banyak kalori pada posisi women on top.


Intensitas bercinta juga berpengaruh pada jumlah kalori yang terbakar. Begitupun durasi, ada perbedaan antara quickie yang hanya 5 menit dengan seks selama berjam-jam.

“Seks berbeda pada setiap orang, setiap waktu,” kata Emily Morse, seorang pakar seks, dikutip dari Nypost.

Pakar olahraga Dr Jason Karp mengatakan, seks bagaimanapun tidak pernah bisa menggantikan olahraga. Selain karena jumlah kalori yang terbakar tidak cukup banyak, durasinya juga tidak selalu bisa disamakan dengan olahraga pada umumnya.

“Meski ada peningkatan pernapasan, heart rate, dan tekanan darah saat bercinta, kelihatannya seks sebagai olahraga tidak berdampak banyak pada kardiovaskular dan manfaat pembakaran kalori dibanding jenis olahraga lain seperti lari, bersepeda, dan angkat beban,” katanya.

(up/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

4 Kesalahan yang Tak Disadari Bikin Libido Bercinta Pasutri Ngedrop

Jakarta

Bercinta bisa menjadi momen yang sangat krusial untuk pasangan suami istri. Jangan sampai momen ini rusak karena kesalahan-kesalahan yang ternyata bisa bikin gairah pasangan jadi ngedrop untuk bercinta.

Dikutip dari Practical Intimacy, berikut ini adalah beberapa kesalahan yang sering dilakukan saat bercinta dan dapat memengaruhi libido pasangan:

1. Terlalu Cepat

Bercinta bukan hanya soal penetrasi, jadi sebaiknya jangan buru-buru dan lakukan secara perlahan. Tubuh membutuhkan lebih banyak waktu untuk ‘pemanasan’ sebelum penetrasi dilakukan.


Agar istri bisa benar-benar terangsang misalnya, vagina membutuhkan waktu untuk terbuka dan terlumasi. Semua titik kenikmatan di tubuh istri harus ‘menyala’ terlebih dahulu sebelum akhirnya mulai bercinta.

Langsung melakukan penetrasi berarti mengurangi kenikmatan, dan juga dapat menyebabkan banyak rasa sakit dan ketidaknyamanan yang tidak perlu. Belum lagi kecemasan yang disebabkan oleh respons alami tubuh yang terburu-buru.

2. Hanya Bercinta saat Mood

Gairah membutuhkan upaya sadar, sehingga seseorang harus bisa menjaganya secara aktif, terutama dalam hubungan jangka panjang. Berarti, terkadang semangat itu bisa belum muncul selama melakukan foreplay dan itu adalah hal yang normal.

Jika bercinta hanya dilakukan saat ingin saja, maka frekuensi bercinta mungkin tidak terjadi sebanyak yang diinginkan.

Meski begitu, perlu diingat bahwa ini bukan berarti memaksakan diri. Sebaliknya ini adalah sebuah ‘undangan’ untuk kembali mengambil kekuatan dan belajar membangkitkan hasrat, alih-alih hanya menunggu secara pasif untuk mendapatkan gairah.

3. Terlalu Fokus pada Teknik

Bercinta itu bukan soal apa yang dilakukan, melainkan bagaimana menunjukkan diri untuk pasangan. Teknik bercinta tidak dapat menciptakan keintiman, sehingga jadilah apa adanya ketika bercinta.

Untuk menciptakan kedalaman dan keintiman dalam bercinta, pasangan harus hadir satu sama lain. Terlalu fokus pada teknik dapat mengalihkan perhatian diri dan pasangan sehingga justru membuat semakin jauh satu sama lain.

Fokuslah pada diri sendiri dan masuklah menuju kedalaman dan hubungan yang lebih baik.

4. Mengutamakan Orgasme

Terlalu fokus pada orgasme dapat menciptakan ekspektasi yang sangat besar untuk memiliki kemampuan baik di atas ranjang. Itu memberi tekanan untuk diri sendiri atau bahkan untuk pasangan.

Tekanan tersebut tidak membuat seks menjadi lebih baik. Bahkan orgasme tidak berubah menjadi lebih baik.

Memaksakan untuk mencapai orgasme jarang membantu diri sendiri mencapai orgasme. Tekanan menghambat pengalaman kenikmatan itu.

(avk/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Pasutri Catat, Lakukan 4 Hal Ini Usai Bercinta Agar Hubungan Makin Mesra

Jakarta

Beristirahat atau tidur usai bercinta adalah hal yang dilakukan oleh banyak orang. Namun, memanfaatkan waktu setelah berhubungan intim untuk melakukan aktivitas bersama ternyata dapat memberikan dampak positif pada hubungan.

Dikutip dari Medical News Today, “Sexual aftercare” atau kegiatan yang dilakukan usai berhubungan intim dapat membantu memperkuat ikatan seseorang dengan pasangan seksualnya.

Setelah melakukan aktivitas seksual apapun, seseorang mungkin merasa frustasi atau terpisah dari pasangannya. Sexual aftercare bertujuan untuk memastikan setiap orang yang terlibat dalam aktivitas seksual merasa aman dan dihargai.


Berbagi waktu intim nonseksual bersama dapat membantu seseorang terhubung kembali dengan pasangannya. Momen ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengungkapkan hal-hal yang mungkin biasanya tidak dibicarakan.

Sebuah studi pada 2014 juga menunjukkan perilaku kasih sayang setelah berhubungan seks dikaitkan dengan kepuasan seksual dan hubungan yang lebih tinggi.

Lantas, apa saja aktivitas pasca bercinta yang dapat dilakukan untuk membuat pasangan makin sayang? Berikut ulasannya.

1. Berpelukan

Cuddling, yang dalam bahasa Indonesia berarti berpelukan atau kelonan, kerap menjadi salah satu aktivitas yang dilakukan banyak pasangan usai bercinta. Ternyata, cuddling memiliki manfaat yang besar dalam meningkatkan ikatan antara pasangan.

Sebuah studi pada 2019 menemukan orang menikah yang lebih sering berpelukan melaporkan tingkat kepuasan hubungan yang lebih tinggi. Berpelukan setelah berhubungan seks dapat membantu seseorang merasa lebih dekat dengan pasangannya.

Hal ini juga membantu mereka merasa aman dan rileks.

2. Berkomunikasi

Penelitian pada 2018 meneliti jumlah pria yang merasakan disforia pasca-koitus (post-coital dysphoria/PCD). PCD terjadi saat seseorang merasa ingin menangis, sedih, atau mudah tersinggung setelah berhubungan intim.

Para peneliti menemukan 41 persen pria yang disurvei pernah mengalami PCD di beberapa titik dalam hidup mereka, dan 3-4 persen masih mengalami PCD secara teratur.

Berkomunikasi setelah berhubungan seks dapat menjadi salah satu cara untuk mengatasi PCD. Sebuah studi pada 2016 menemukan individu mengalami perbaikan suasana hati dan peningkatan keintiman saat mendiskusikan perasaannya setelah berhubungan seks.

3. Mandi atau Berendam Bersama

Menghabiskan waktu dengan mandi bersama bisa menjadi pengalaman yang sangat intim bagi pasangan. Sebagian orang mungkin menikmati bertelanjang bersama pasangannya dalam situasi nonseksual.

Selain memperkuat ikatan, membersihkan diri setelah berhubungan intim dapat membantu mencegah risiko infeksi penyakit menular seksual.

4. Bersantai Bersama

Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk melepas lelah usai bercinta, misalnya:

  • Menonton film atau acara televisi
  • Makan camilan atau minum minuman
  • Bermain game bersama
  • Menghabiskan waktu nonseksual bersama dapat membantu membangun hubungan yang lebih kuat.

(ath/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Paksu Wajib Tahu, Ini 6 Tanda Istri Mulai Tak Enjoy saat Bercinta

Jakarta

Salah satu tantangan dalam kehidupan pasangan suami istri adalah menjaga kehidupan seksual. Setelah melewati beberapa waktu, hubungan seks mungkin sudah tidak sesering saat awal menikah.

“Banyak orang memiliki kerentanan seksual dan tidak tahu bagaimana mengungkapkan bahwa seks tidak menyenangkan,” kata seorang psikolog klinis Dr Lori Lawrenz, dikutip dari Bustle.

Terkadang, seseorang merasa kehidupan seksualnya dengan pasangan baik-baik saja. Namun, ada beberapa tanda yang bisa diartikan pasangan yang mulai sudah tidak menikmati hubungan seks.


1. Tidak mencapai orgasme

Orgasme dianggap sebagai tanda bahwa pasangan menikmati saat bercinta. Namun, saat pasangan mulai tidak menikmati hubungan seks, orgasme itu semakin sulit untuk dicapai.

Lawrenz mengatakan hal ini menandakan ada sesuatu yang telah berubah. Penyebab tidak tercapainya orgasme bisa dipicu beberapa hal, termasuk rasa bosan. Jika ingin memperbaikinya, mulailah berbicara tentang hal ini dengan pasangan.

“Percakapan yang jujur, baik, dan penuh rasa ingin tahu di mana kontak seksual tidak terjadi, sehingga memfasilitasi dialog yang aman,” tuturnya.

2. Tidak tertarik untuk bercinta

Konselor seks Jonathan Bennett menjelaskan aktif dan pasif dalam hubungan seks adalah hal yang umum terjadi. Namun, saat kepasifan total terjadi, itu dapat menjadi tanda yang tidak baik dalam kehidupan seksual seseorang.

“Seks yang baik melibatkan gairah dari kedua belah pihak, yang meliputi sentuhan dan partisipasi aktif,” katanya.

Ketika ini terjadi, pasangan mungkin tidak ingin berganti posisi, tidak terbuka dengan fantasi seksnya, bahkan menatap kosong. Akan lebih baik jika menyempatkan waktu untuk berbicara agar dapat saling memahami keinginan satu sama lain.

3. Berhenti di tengah-tengah sesi bercinta

Relationship coach Anya Laeta mengungkapkan salah satu tanda pasangan sudah tidak menikmati sesi bercintanya adalah tidak fokus. Akibatnya, mereka tidak dapat menikmati diri mereka sendiri.

Hal ini dapat membuat pasangan tiba-tiba ingin berhenti saat sesi bercinta. Pasangan mungkin juga menggunakan selingan singkat ini untuk beristirahat karena merasakan sakit saat berhubungan.

Jika itu yang terjadi, sebaiknya segera berhenti berhubungan seks dan bertanya kepada mereka bagaimana perasaan mereka atau apakah ada hal yang dapat dilakukan. Ini adalah masalah yang sangat nyata yang mungkin memerlukan masukan dari dokter juga.

4. Sering tidur lebih cepat

Jika Anda dan pasangan biasanya tidur pada waktu yang berbeda, maka tidak boleh menganggapnya sebagai tanda yang samar. Namun, jika mereka memilih tidur lebih awal, mungkin ada sesuatu yang salah.

“Malam hari, bagaimanapun juga, sering kali merupakan waktu utama untuk berhubungan seks,” terapis Kimberly Hershenson, LMSW memberi tahu Bustle.

Jika hal ini sering terjadi, jangan ragu untuk bertanya apakah ada yang salah. Dari sana, Anda bahkan dapat bertanya apakah ada hal baru atau berbeda yang ingin mereka coba di tempat tidur, yang tentunya akan menyenangkan bagi Anda berdua.

5. Tidak lagi ingin bercinta

Luangkan waktu sejenak untuk memikirkan kapan terakhir kali pasangan memulai seks. Jika perubahan ini tampak tidak biasa dalam hubungan, mungkin itu pertanda dorongan seks Anda tidak sinkron. Alasan lainnya, bisa saja pasangan mulai tidak lagi menikmati seks.

6. Suara pasangan berbeda saat bercinta

Hal satu ini mungkin agak unik dan bisa saja tidak banyak disadari. Tanda pasangan mulai tidak menikmati kehidupan seksnya bisa diketahui dari suara yang dikeluarkannya.

“Kita terkadang mengeluarkan suara untuk menyenangkan pasangan dan membantu mereka mencapai orgasme,” jelas seksolog Dr Jess O’Reilly.

Suara yang kerap terdengar adalah erangan atau meneriakkan nama pasangan saat mencapai orgasme. Namun, jika hal itu tidak terjadi lagi, bisa saja pasangan merasa tidak menikmati sesi seksnya.

(sao/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

4 Alasan Ilmiah di Balik Hubungan Seks Terasa Nikmat

Jakarta

Setiap orang merasakan kenikmatan yang berbeda saat berhubungan seks. Bagi sebagian orang, seks dan kenikmatan bersifat sangat fisik, dan orgasme adalah kenikmatan tertinggi.

Orgasme juga dapat berbeda setiap kali berhubungan seks. Sebagian orang dapat meningkat perlahan dan menjadi lebih intens, sementara yang lain lebih singkat, cepat, dan tetap penuh kenikmatan.

Lantas, apa yang membuat hubungan seksual terasa nikmat?


Baik pria maupun wanita dapat merasakan kenikmatan yang luar biasa saat berhubungan seks. Penis dan vagina masing-masing memiliki jaringan yang kaya dengan ujung saraf, yang menjadi bengkak karena darah dan sangat sensitif selama gairah dan orgasme.

Namun, wanita lebih mungkin mengalami masalah mencapai orgasme karena berbagai alasan.

Meskipun seks melibatkan organ vital, kenikmatan yang sebenarnya berasal dari zat kimia otak dan indra yang meningkat. Berbagai tahap seks menyebabkan perubahan fisik yang mengaktifkan zat kimia otak dan menyebabkan sensasi yang intens.

Dikutip dari Medicinenet, baik pria maupun wanita mengalami beberapa fase. Tetapi, memang tidak selalu dengan urutan yang sama.

1. Fase desire atau hasrat

Tahap pertama seks dan kenikmatan adalah hasrat, yang juga dikenal sebagai libido. Ini adalah dorongan dan naluri alami untuk berhubungan seks, yang dapat dipengaruhi oleh suasana hati, pikiran, dan hormon.

Tubuh Anda berubah secara fisik, yang meliputi:

  • Puting payudara mengeras
  • Aliran darah ke vagina meningkat
  • Ereksi
  • Detak jantung lebih cepat
  • Pernapasan lebih cepat

2. Fase Arousal atau gairah

Selama fase ini, perubahan fisik menjadi lebih intens saat merasa bergairah. Sensitivitas indra yang ada di tubuh meningkat, dan otot-otot menegang seirama saat berusaha mencapai orgasme.

Seseorang mungkin mengalami hal berikut:

  • Detak jantung semakin cepat.
  • Tekanan darah meningkat.
  • Pernapasan menjadi lebih intens.
  • Aliran darah ke vagina semakin meningkat.
  • Klitoris menjadi sangat sensitif.
  • Testis tertarik ke dalam skrotum.
  • Kejang otot mulai terjadi di wajah, kaki, dan tangan.
  • Kelenjar mengeluarkan cairan untuk mempermudah seks.

3. Fase orgasme

Orgasme adalah puncak dari siklus seks. Itu terjadi saat otot-otot rileks setelah serangkaian kontraksi.

Biasanya hanya berlangsung beberapa detik, tetapi bisa lebih lama bagi sebagian orang dan merupakan periode kenikmatan yang paling intens. Pada fase ini, seseorang akan merasakan:

  • Kontraksi otot di vagina.
  • Kontraksi otot di pangkal penis.
  • Detak jantung dan pernapasan cepat.
  • Pelepasan ketegangan seksual yang tiba-tiba dan intens.
  • Rasa bergairah atau ruam di kulit.
  • Perasaan euforia.

4. Fase Resolusi

Selama fase ini, tubuh mulai kembali normal. Endorfin membanjiri darah, dan orang tersebut mulai merasa senang, hangat, dan terkadang mengantuk.

Beberapa wanita masih sensitif dalam fase ini dan dapat dirangsang untuk mencapai lebih banyak orgasme dan kenikmatan. Tetapi, para pria biasanya membutuhkan waktu.

Tidak semua orang mencapai orgasme setiap saat, dan orgasme bukan hanya sekedar rasa kenikmatan fisik. Saat otak melepaskan endorfin, seseorang mendapatkan sensasi alami yang memicu kondisi mental yang membahagiakan.

(sao/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Nggak Perlu Terlalu Lama, Segini Durasi Ideal Berhubungan Intim Agar Makin Bergairah

Jakarta

Durasi bercinta atau berhubungan seks yang ideal mungkin masih menjadi pertanyaan banyak pasangan suami istri. Hal ini kerap dikaitkan dengan tingkat kepuasan pasangan.

Faktanya, tingkat kepuasan dalam hubungan seksual dipengaruhi banyak faktor, salah satunya durasi. Lantas, berapa durasi yang ideal bercinta?

Terapis seks dan pakar kesehatan mental, Anu Goel, mengatakan durasi seks yang ideal umumnya tidak terlalu lama.


“Durasi waktu seks vaginal harus antara 7-15 menit agar dapat memberikan hasil yang diinginkan secara maksimal dan untuk mencapai orgasme, meskipun tidak pernah dijamin,” jelas Anu Goel yang dikutip dari Healthshot.

“Namun, seks tidak hanya dilakukan secara vaginal, tetapi juga foreplay, yang sangat penting,” sambungnya.

Berdasarkan penelitian, Goel mengatakan bahwa pria biasanya mengalami ejakulasi setelah berhubungan seks selama 5-10 menit. Penelitian yang dipublikasikan dalam The Journal of Sexual Medicine tersebut membagi seks menjadi cukup, diinginkan, terlalu pendek, dan terlalu lama.

Disebutkan bahwa hubungan seks yang berlangsung selama 3 hingga 13 menit adalah hal yang normal. Untuk seks yang berjalan selama 3-7 menit dianggap cukup, sedangkan yang berlangsung antara 7-13 menit dianggap memuaskan.

Apa yang terjadi jika terlalu lama berhubungan seks?

Meski sebagian orang menganggap hubungan seks yang lama akan semakin baik, itu mungkin saja tidak benar. Hubungan seks yang lama juga dapat menimbulkan berbagai komplikasi.

“Jika hubungan seks dilakukan terlalu lama, hal itu dapat menyebabkan infeksi vagina. Hal ini terjadi karena kontak terus-menerus antara dua manusia,” jelas Goel.

Hal itu juga dapat menyebabkan nyeri vagina dan bahkan pembengkakan. Jika pelumas mengering karena hubungan seks yang lama, aktivitas yang terus-menerus dapat menyebabkan gesekan, yang dapat menyebabkan nyeri.

“Tentu saja, ada juga risiko Infeksi Saluran Kemih atau ISK yang lebih tinggi. Hubungan seks yang terlalu lama juga dapat membuat Anda kelelahan secara fisik,” sambungnya.

(sao/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Hindari 4 Hal Ini Usai Bercinta, Bisa Rusak Keharmonisan-Ganggu Organ Intim

Jakarta

Bercinta merupakan momen yang penting untuk pasangan suami istri. Melakukannya secara rutin, bisa menjadi salah satu langkah yang baik untuk meningkatkan keharmonisan, kesehatan fisik, serta jiwa.

Dikutip dari Business Insider, berikut adalah sederet hal yang sebaiknya tidak dilakukan setelah bercinta. Bisa rusak keharmonisan hingga berdampak pada kesehatan organ reproduksi.

1. Langsung Ambil Ponsel

Setelah bercinta sebaiknya hindari untuk langsung mengambil ponsel atau menonton televisi. Momen-momen setelah bercinta menjadi waktu krusial untuk menjalin ikatan yang lebih erat dengan pasangan.


“Kehadiran bersama pasangan meningkatkan hubungan intim Anda. Salah satu hormon yang dilepaskan setelah berhubungan seks, yang disebut oksitosin, adalah hormon pengikat,” kata obgyn Dr Carolyn DeLucia.

Setelah bercinta, tubuh akan melepaskan dopamin dan oksitosin. Kedua jenis hormon tersebut menciptakan hubungan antara sistem saraf yang memproses isyarat wajah, suara, dan sistem penghargaan.

Membuka media sosial atau menonton televisi membatasi peluang untuk menikmati perasaan bahagia setelah bercinta. Jadi nikmatilah momen tersebut selagi bisa.

2. Lupa Buang Air Kecil

Buang air kecil setelah bercinta menjadi hal yang penting untuk organ reproduksi, khususnya vagina. Aktivitas seksual dapat mendorong bakteri ke uretra yang dapat meningkatkan risiko infeksi kandung kemih atau saluran kemih.

“Mengosongkan kandung kemih setelah berhubungan seks merupakan ide yang baik, karena aktivitas tersebut diketahui dapat membantu bakteri berpindah dari belakang ke depan, dari area anus ke vagina atau uretra. Buang air kecil akan membersihkan area tersebut, sehingga menurunkan risiko infeksi,” ucap DeLucia.

3. Kenakan Pakaian Ketat

DeLucia menuturkan mengenakan pakaian ketat bukanlah ide baik yang bisa dilakukan setelah berhubungan intim. Menurutnya, lebih baik pasangan tidak mengenakan apapun atau hanya mengenakan pakaian longgar setelah bercinta, sehingga tubuh dapat membersihkan dirinya sendiri secara alami.

“Karena biasanya ada kelebihan cairan tubuh dan gesekan menyebarkan bakteri, sebaiknya biarkan cairan mengalir dan udara mengalir dengan lancar,” katanya.

4. Douching

Meskipun douching atau membersihkan vagina dengan alat khusus setelah berhubungan sering dianggap aman dan sehat untuk mencegah kehamilan atau infeksi menular seksual, ahli justru kurang menyarankannya. Doching dapat mengubah flora normal vagina dan justru meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.

Selain itu, ini juga dapat meningkatkan risiko infeksi jamur serta vaginosis bakterial, kondisi yang disebabkan oleh peradangan vagina saat terjadi pertumbuhan bakteri yang berlebihan.

“Douching membasmi flora bakteri alami sehingga area tersebut menjadi rentan terhadap infeksi bakteri atau jamur,” ucap DeLucia.

(avk/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

4 Obat Alami Atasi Disfungsi Ereksi, Efeknya Tak Kalah Jos dari ‘Viagra’

Jakarta

Disfungsi ereksi (DE) menjadi masalah yang dapat menurunkan rasa percaya diri laki-laki, serta mengganggu kehidupan seksualnya. Masalah disfungsi ereksi ini umumnya disebabkan oleh faktor psikologis seperti stres atau trauma masa lalu, masalah fisik seperti diabetes atau saraf, atau efek dari penggunaan obat-obat tertentu.

Dikutip dari New York Post, banyak pria yang mengatasi masalah ini dengan pengobatan viagra. Obat ini bekerja dengan cara meningkatkan aliran darah ke penis setelah adanya rangsangan seksual. Dengan begitu, obat ini dapat memicu ereksi dan membuat ereksi bertahan lebih lama.

Namun, ada juga beberapa minuman alami yang diklaim mampu mengobati disfungsi ereksi, dengan kemampuan yang mirip seperti viagra. Apa saja bahan alami tersebut?


1. Jus Anggur Merah

Sebuah studi yang diterbitkan di Aging Male mengungkap pria yang rajin minum jus anggur merah, dapat menurunkan risiko disfungsi ereksi secara signifikan.

Para peneliti di Rumah Sakit Umum Universitas Kedokteran Tianjin di Cina Utara menemukan bahwa, mereka yang mengonsumsi jus anggur merah selama lima kali atau lebih dalam seminggu, mengalami penurunan sekitar 79 persen terkait masalah disfungsi ereksi, dibandingkan pria yang tidak meminum jus anggur merah.

Senyawa fenolik dan zat kimia bernama fenol diketahui dapat menjaga kesehatan arteri dan mencegah penyempitan yang dapat membatasi aliran darah ke penis.

2. Kopi Hitam

Sebuah penelitian dari Pusat Ilmu Kesehatan Universitas Texas di Houston menemukan kafein mengurangi kemungkinan disfungsi ereksi. Para peneliti mwnyebut pria berusia di atas 20 tahun yang mengonsumsi kafein sekitar dua hingga tiga cangkir kopi sehari cenderung tidak melaporkan masalah disfungsi ereksi dibandingkan pria yang menghindari kopi hitam.

3. Shilajit

Shilajit merupakan zat mineral alami yang berasal dari bebatuan pegunungan Himalaya. Shilajit telah lama digunakan sebagai pengobatan untuk mengobati banyak masalah kesehatan, termasuk disfungsi ereksi.

Sebuah studi klinis menemukan pria yang diobati dengan dosis shilajit dua kali sehari selama 90 hari berturut-turut mengalami peningkatan yang signifikan dalam testosteron dan dehidroepiandrosteron (keduanya diperlukan untuk pertumbuhan otot dan kinerja seksual) dibandingkan mereka yang diberi plasebo.

4. Bit Merah

Buah bit merah memang dikenal memiliki reputasi yang bagus terkait pengobatan masalah seksual. Sejak zaman Romawi, bit merah memang dipuji karena khasiat afrosidiaknya.

Meskipun bit sudah lama terkenal, hanya ada sedikit bukti ilmiah yang mendukung klaim bahwa bit dapat meningkatkan kesehatan seksual. Namun, bit diketahui dapat meningkatkan jumlah oksida nitrat dalam tubuh, yakni senyawa yang berperan penting dalam menghasilkan dan mempertahankan ereksi.

(dpy/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Seberapa Sering Pria dan Wanita Memikirkan Seks dalam Sehari?


Jakarta

Beredar sebuah mitos yang menyebut pria lebih sering memikirkan soal seks dalam hidupnya. Bahkan disebut-sebut hal itu terjadi setiap tujuh detik, atau dalam satu jam pria memikirkan seks sekitar 514 kali. Bagaimana faktanya?

Dikutip dari Men’s Health, pada tahun 2011, tim peneliti dari Ohio State University melakukan penelitian untuk mengetahui seberapa sering pria dan wanita memikirkan seks dalam satu hari.

Sampel penelitian terdiri dari 283 mahasiswa yang memikirkan soal seks, makanan, dan tidur selama seminggu. Setiap subjek uji diberikan alat yang bisa diklik, ketika masing-masing hal tersebut muncul di pikiran mereka.


Rata-rata, para pria melaporkan memikirkan seks sebanyak 19 kali sehari, sementara para wanita melaporkan memikirkannya sebanyak 10 kali sehari. Angka-angka yang dipublikasikan dalam Journal of Sex Research menunjukkan bahwa pria memikirkan seks hampir dua kali lebih banyak daripada wanita.

Namun, para peneliti juga menemukan bahwa sebenarnya tidak ada interaksi signifikan antara jenis kelamin partisipan dan jenis kognisi yang dilaporkan. Jadi, meskipun pria lebih sering memikirkan seks, mereka juga lebih sering memikirkan makanan dan tidur daripada wanita.

Pada penelitian lain di tahun 2019, telah dilakukan survei pada 2.000 orang dewasa Amerika yang aktif secara seksual, tentang seberapa sering mereka berbicara soal seks.

Sekitar 65 persen melaporkan bahwa mereka merasa nyaman berbagi kehidupan seks dengan orang lain. Bahkan, 29 persen di antaranya mengaku sangat nyaman akan hal itu.

Orang lain yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan pasangan, sahabat, teman, rekan kerja, dan teman sekamar. Sementara itu, hanya sekitar 17 persen pria yang berbagi cerita seks dengan ibu dan 20 persen dengan ayah mereka.

(dpy/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy