Category Archives: Doa Hadits

Adab dan Doa ketika Memejamkan Mata Jenazah



Jakarta

Salah satu sunnah terhadap orang yang baru meninggal dunia adalah memejamkan matanya. Rasulullah SAW telah mencontohkan adab dan doa ketika memejamkan mata jenazah.

Anjuran memejamkan mata jenazah ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Syaddad bin Aus sebagaimana dinukil Imam Syamsuddin Al-Qurthubi dalam Kitab At-Tadzkirah. Dikatakan, mata jenazah mengikuti perginya roh.

Rasulullah SAW bersabda,


“Apabila kamu menghadiri orang yang telah meninggal dunia di antara kamu sekalian, maka pejamkanlah matanya, karena sesungguhnya mata itu mengikuti (perginya) roh. Dan berkatalah yang baik-baik, karena para malaikat mengamini apa yang dikatakan oleh keluarga si mayit.” (HR Ibnu Majah dan dinilai hasan dalam Shahih Al-Jami’ dan Ash-Shahihah)

Menurut hadits yang diriwayatkan dari Ummul Hasan, ketika dia berada di sisi Ummu Salamah, datanglah seseorang seraya berkata, “Fulan sedang menghadapi maut.” Ummu Salamah menyeru, “Berangkatlah, jika dia telah meninggal, maka ucapkanlah:

اَلسَّلَامُ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Assalaamu ‘alal mursaliin, wal hamdulillaahi rabbil ‘alamiin

Artinya: “Salam sejahtera atas pada utusan Allah, dan segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.”

Doa memejamkan mata jenazah turut ditakhrij Al-Kharaithi dari sebuah hadits Sufyan Ats-Tsauri, dari Sulaiman At-Taimi, dari Bakr bin Abdullah Al-Muzanni, dia berkata, “Apabila kamu memejamkan mata orang mati, maka ucapkan,

بِسْمِ اللَّهِ وَعَلَى مِلَّةِ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Bismillahi wa ‘ala millati rasulillahi shallallahu alaihi wasallam

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, dan (aku melakukan ini) menuruti tuntunan Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.”

Sesudah itu bacalah tasbih.

Kemudian, Sufyan membacakan firman Allah SWT, “Dan para malaikat bertasbih serta memuji Tuhan mereka.” (QS Asy-Syura: 5)

Imam Syamsuddin Al-Qurthubi menjelaskan lebih lanjut dalam kitabnya, menurut Abu Dawud, memejamkan mata orang mati itu dilakukan setelah rohnya benar-benar telah keluar.

“Saya telah mendengar Muhammad bin Ahmad Al-Muqri, dia berkata, Saya telah mendengar Abu Maisarah–seorang ahli ibadah–berkata, Aku telah memejamkan mata Fa’far Al-Mu’allim. Dia adalah orang yang tetap berakal saat menghadapi kematiannya. Maka saya bertemu dengannya dalam mimpiku, di mana dia berkata, ‘Hal terberat yang saya rasakan ialah, kamu memejamkan mataku sebelum aku benar-benar mati,'” tulis Imam Syamsuddin Al-Qurthubi.

Selain memejamkan mata, dianjurkan juga mendoakan jenazah dengan perkataan yang baik. Salah satu doa sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW adalah sebagai berikut,

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَلَهُ وَأَعْقِبْنِي مِنْهُ عُقْبَى حَسَنَةً

Allahummaghfirli wa la hu (ha) wa’qibni min hu (ha) ‘uqbaa hasanah

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku dan dia, dan berilah aku ganti yang lebih baik darinya.”

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Kumpulan Doa Nabi Nuh AS beserta Manfaatnya



Jakarta

Doa Nabi Nuh AS bisa dipanjatkan dalam kehidupan sehari-hari umat muslim. Nabi Nuh merupakan satu dari 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui.

Disebutkan dalam buku Kisah Bapak dan Anak dalam Al-Qur’an karangan Adil Musthafa Andul Halim, nama lengkap Nabi Nuh ialah Nuh bin Laamik bin Mutawasylikh bin Khanuuh (Idris) bin Yarid bin Mahlaabil bin Qaniin bin Anusy bin Syiits bin Adam AS.

Nabi Nuh juga merupakan rasul yang diutus oleh Allah SWT, ini dikatakan dalam Kitab Shahih Bukhari Bab Syafaat yang diriwayatkan dalam salah satu hadits Rasulullah SAW dari sahabat Abu Hurairah RA, seperti dikutip dari buku Dahsyatnya Doa Para Nabi oleh Syamsuddin Noor SAg.


Nabi Nuh merupakan keturunan dari Nabi Idris. Ia berjuang di jalan Allah sejak usianya 40 tahun hingga 950 tahun di negerinya yang dinamai Armenia.

Meski berdakwah dengan waktu yang sangat panjang, tidak banyak orang yang beriman dan mengikuti dakwahnya. Kebanyakan kaum dari Nabi Nuh justru membangkang dan berbuat zalim hingga mengancam untuk membunuhnya.

Saking membangkangnya, Nabi Nuh akhirnya memohon bantuan Allah SWT untuk menurunkan azab untuk menghancurkan jiwa dan seluruh harta kaum tersebut.

Di dalam Al-Qur’an perjalanan tentang Nabi Nuh banyak dikisahkan dan tentunya mengandung hikmah. Seperti pada surat Al A’raaf dan Huud, lalu ada juga surat Nuh.

Kumpulan Doa Nabi Nuh AS

Berikut ini merupakan kumpulan doa Nabi Nuh AS yang bisa dipanjatkan dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana dikutip dari sumber yang sama.

1. Doa Nabi Nuh AS Memohon Turun Hujan

فَقُلْتُ ٱسْتَغْفِرُوا۟ رَبَّكُمْ إِنَّهُۥ كَانَ غَفَّارًا

Arab latin: Fa qultustagfirụ rabbakum innahụ kāna gaffārā

Artinya: “Maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun,’ (QS Nuh: 10).

يُرْسِلِ ٱلسَّمَآءَ عَلَيْكُم مِّدْرَارًا

Arab latin: Yursilis-samā`a ‘alaikum midrārā

Artinya: “Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,” (QS Nuh: 11).

وَيُمْدِدْكُم بِأَمْوَٰلٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّٰتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَٰرًا

Arab latin: Wa yumdidkum bi`amwāliw wa banīna wa yaj’al lakum jannātiw wa yaj’al lakum an-hārā

Artinya: “Dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai,” (QS Nuh: 12).

Mengenai faedah ayat sebagai doa meminta hujan, beberapa mufasir menerangkan seperti yang dijelaskan oleh Imam Qatadah, ia berkata: https://www.detik.com/tag/doa

“Dari ayat ini, tahulah bahwasanya kaum Nabi Nuh AS itu adalah orang-orang yang amat cinta dunia. Kemudian, Nabi Nuh AS berseru kepada kaumnya yang sedang dilanda kemarau, ‘Kembalilah kalian kepada ketaatan, kepada Allah SWT. Sesungguhnya, dengan taat kepada Allah SWT, maka dunia dan akhirat akan mengikuti kalian (dimudahkan),’ Dan dari keterangan ayat ini jelaslah, bahwasanya istighfar itu akan mendatangkan rezeki dan hujan,” tulisnya seperti dikutip dari Dahsyatnya Doa Para Nabi karya Syamsuddin Noor SAg.

Doa ini bisa diamalkan ketika terjadi kemarau panjang. Rasulullah SAW memberi petunjuk kepada umat muslim untuk banyak berdoa agar hujan turun bahkan disunnahkan juga melakukan sholat istisqa atau memohon hujan.

2. Doa Nabi Nuh Memohon Pertolongan

قَالَ رَبِّ ٱنصُرْنِى بِمَا كَذَّبُونِ

Arab latin: Qāla rabbinṣurnī bimā każżabụn

Artinya: Nuh berdoa: “Ya Tuhanku, tolonglah aku, karena mereka mendustakan aku,” (QS Al Mukminun: 26).

Rintangan yang dihadapi Nabi Nuh dalam berdakwah sangat berat. Ia meminta kaumnya untuk kembali beriman kepada Allah SWT, tetapi ajakannya justru ditanggapi dengan ejekan. Dengan demikian, Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh untuk tetap sabar menghadapi kaumnya.

Segala seruan Nabi Nuh AS kepada kaumnya tidak digubris sama sekali. Karena pembangkangan itu, akhirnya Nabi Nuh AS berdoa kepada Allah dalam surat Al Mukminun ayat 26.

Lantas, Allah SWT memerintahkan Nabi Nuh AS untuk membuat perahu besar. Hingga saatnya tiba, maka Allah SWT akan menurunkan azab berupa air bah yang sangat dahsyat.

Apabila air bah itu diturunkan, orang-orang yang beriman dan keluarganya, serta pasangan dari tiap jenis binatang dievakuasi ke dalam perahu tersebut.

Doa ini dapat dibaca kapan saja atau bila keadaan kita sedang terancam oleh musuh, baik yang terlihat maupun tidak terlihat.

3. Doa Nabi Nuh Memohon Keselamatan Diri dan Orang-orang Beriman

رَّبِّ ٱغْفِرْ لِى وَلِوَٰلِدَىَّ وَلِمَن دَخَلَ بَيْتِىَ مُؤْمِنًا وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَٱلْمُؤْمِنَٰتِ وَلَا تَزِدِ ٱلظَّٰلِمِينَ إِلَّا تَبَارًۢا

Arab latin: Rabbigfir lī wa liwālidayya wa liman dakhala baitiya mu`minaw wa lil-mu`minīna wal-mu`mināt, wa lā tazidiẓ-ẓālimīna illā tabārā

Artinya: Ya Tuhanku! Ampunilah aku, ibu bapakku, orang yang masuk ke rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan perempuan. Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang zalim itu selain kebinasaan,” (QS Nuh: 28).

Nabi Nuh AS berdoa kepada Allah agar dirinya, keluarganya, dan pengikutnya yang beriman diberikan ampunan dan keselamatan dari azab-Nya di akhirat kelak.

Doa ini bisa dibaca untuk orang tua, saudara-saudara dan merupakan doa yang tidak ditolak oleh Allah SWT.

4. Doa Nabi Nuh Memohon Ditempatkan di Lingkungan yang Baik

وَقُل رَّبِّ أَنزِلْنِى مُنزَلًا مُّبَارَكًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْمُنزِلِينَ

Arab latin: Wa qur rabbi anzilnī munzalam mubārakaw wa anta khairul-munzilīn

Artinya: “Dan berdoalah: Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkati, dan Engkau adalah sebaik-baik Yang memberi tempat,” (QS Mukminun: 29).

Ketika berlayar, Nabi Nuh beserta penumpang kapal terapung-apung dalam waktu yang lama. Mereka tidak mengetahui arah dan tujuan yang pasti kapal hendak berlabuh.

Setelah air bah mulai surut, maka kapal menepi di suatu tempat. Nabi Nuh AS tidak mengetahui apakah tempat itu baik atau buruk. Oleh karenanya, beliau berdoa dan memohon kepada Allah SWT agar kapalnya berlabuh di tempat yang aman, baik dan diberkati.

Doa ini mengajarkan kita untuk berhati-hati di tempat asing. Segala kemungkinan buruk bisa terjadi kapan saja di mana saja. Hanya Allah SWT yang dapat menunjukkan dan menentukan baik tidaknya tempat yang kita pijak.

Maka, bacalah doa di atas agar tempat yang akan menjadi kediaman kita tergolong sebagai tempat yang mendatangkan berkah. Alangkah baiknya ketika hendak menempati suatu rumah, gedung baru, atau daerah, pastikan apakah keadaannya betul-betul baik.

5. Doa Keselamatan dan Kesejahteraan bagi Nabi Nuh

سَلَٰمٌ عَلَىٰ نُوحٍ فِى ٱلْعَٰلَمِينَ

Arab latin: Salāmun ‘alā nụḥin fil-‘ālamīn

Artinya: “Kesejahteraan dilimpahkan atas Nuh di seluruh alam,”

Untuk menghindari sengatan atau bahaya binatang buas, doa di atas bisa dipanjatkan ketika memasuki hutan yang rawan dengan gangguan binatang buas. Selain itu, bisa juga ketika kita akan membuka sebuah pemukiman baru di tempat yang terpencil.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Sholat Fajar Arab, Latin, dan Artinya Sesuai Sunnah



Jakarta

Sholat fajar merupakan ibadah sunnah yang memiliki keutamaan lebih baik daripada dunia dan seisinya. Umat Islam bisa membaca doa sholat fajar setelah mengerjakan amalan ini.

Keutamaan sholat fajar ini disebutkan dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shalat Al-Musafirin. Dari Aisyah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

َكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا.


Artinya : ”Dua rakaat (sebelum) fajar lebih baik daripada dunia dan seisinya.”

Disebutkan dalam Kitab Minhajul Muslim karya Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, sholat fajar atau sholat sunah qobliyah Subuh ini dilakukan antara terbitnya fajar dan sholat Subuh. Adapun, Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani mengatakan dalam Kitab Shalatul Mu’min, sholat fajar dikerjakan setelah azan subuh dan sebelum iqamah.

Rasulullah SAW selalu menjaga sholat fajar, sebagaimana dikatakan A.Q. Muhammad Manshur dalam buku Panduan Shalat an-Nisaa Menurut Empat Mazhab dengan bersandar pada riwayat yang berasal dari Aisyah RA,

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- لَمْ يَكُنْ عَلَى شَىْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مُعَاهَدَةً مِنْهُ عَلَى رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ

Artinya : “Nabi SAW tidaklah menjaga sholat sunnah yang lebih daripada menjaga sholat sunnah rakaat sebelum Subuh.” (HR Muslim)

Mengenai tata cara pengerjaan sholat fajar umumnya sama dengan sholat sunah lainnya. Namun, pada sholat fajar ini memiliki perbedaan pada niat dan surah yang dibaca.

Hal tersebut dijelaskan pada buku The Secret of ⅓ Tahajud, Fajar, Subuh dan Dhuha karya Abdul Hakim El Hamidy bahwa Rasulullah selama hidupnya meringankan bacaan surah setelah surah Al Fatihah. Oleh sebab itu, sholat fajar ini juga seringkali disebut sebagai “Rak’aataini Khafifataini” (dua rakaat sholat yang ringan).

Dalam hadits juga diterangkan,

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ خَفِيْفَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالإِقَامَةِ

Artinya : “Diriwayatkan dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW melaksanakan dua rakaat sholat yang ringan (sholat sunnah fajar) antara azan dan iqamat subuh.”

Dijelaskan lebih lanjut, maksud dari “meringankan bacaan” dalam hal tersebut tidak dimaksudkan bahwa akan menghilangkan rukun sholat yang bersifat bacaan (rukun qauli), misalnya saja seperti Al Fatihah dan bacaan tasyahud.

Rasulullah SAW biasanya membaca surah-surah pendek setelah Al Fatihah sehingga hal tersebutlah yang membuatnya terkesan menjadi pendek dan sholat pun cepat selesai.

Menurut buku Risalah Shalat Sunnah karya Syamsul Rijal Hamid, pada rakaat pertama Rasulullah SAW membaca surah Al-Kafirun dan Al-Ikhlas. Hal ini bersandar pada sebuah hadits yang berbunyi,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ فِي رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

Artinya : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca dalam dua rakaat sholat sunnah subuh surah Al Kafirun dan surah Al Ikhlas.” (HR Muslim)

Pada rakaat kedua, sebagaimana dikatakan Sayyid Sabiq dalam Kitab Fiqih Sunnah, Rasulullah SAW membaca surah Ali-Imran ayat 52, Ali Imran ayat 64 serta Al-Baqarah ayat 136.

Selain itu, niat bacaan sholat fajar juga berbeda dengan bacaan sholat sunnah lainnya. Berikut bacaannya,

أُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَةً لِلهِ تَعَالَى

Arab latin: Ushalli sunnatash-shubhi rak’ataini qabliyyatal lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku niat sholat sunnah sebelum Subuh dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

Doa Sholat Fajar

Setelah mendirikan sholat fajar, Rasulullah SAW biasa membaca doa. Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar turut menukil doa sholat fajar dari Kitab Ibnu Sunni melalui riwayat Amir bin Usamah. Berikut bacaan doa sholat fajar Arab, latin, dan artinya menurut hadits tersebut,

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيلَ، وَإِسْرَافِيْلَ، وَمِيْكَائِيْلَ، وَمُحَمَّدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ .

Arab latin: Allahumma rabbi jibrila, wa israfila, wa mikaila, wa muhammadin an nabiyyi, a’udzu bika min an-nar.

Artinya : “Ya Allah, Tuhan Jibril, Israfil, Mikail dan Tuhan Nabi Muhammad. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka.”

Rasulullah SAW membaca doa sholat fajar tersebut sebanyak tiga kali.

Selain itu, diriwayatkan pada Kitab Ibnu Sunni dari Anas bahwa Nabi SAW bersabda,

مَنْ قَالَ صَيْحَةَ يَوْمِ الْجُمْعَةِ، قَبْلَ صَلاَةِ الْغَدَاةِ: أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إلا هُوَ، اَلْحَيُّ الْقَيُّومُ، وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ. ثَلَاثَ مَرَاتِ، غَفَرَ اللَّهُ ذُنُوبَهُ، وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Artinya: “Siapa saja yang pada pagi hari Jumat, sebelum sholat Shubuh, mengucapkan, ‘Aku memohon ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain Dia. Yang Hidup dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya. Aku bertobat kepada-Nya’ sebanyak tiga kali, maka Allah mengampuni segala dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.”

Dalam buku Misteri Kedua Belah Tangan dalam Shalat, Zikir dan Doa karya Badruddin Hasyim Subky juga menjelaskan mengenai zikir dan doa sesudah sholat fajar, berikut bacaannya:

للَّهُمَّ إِلَى أَسْتَلُكَ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ تَهْدِي مَا قَلْي وَتَجْمَعُ هَا شَمْلِي وَتَلُمُ مَا شَعْنِي وَتَرُدُّ بها الفتَنُ عَنِّى وَتَصْلُحُ بها دِيْنِي وَتَحْفَظُ مَا غَائِبِي وَتَرْفَعُ مَا شَاهِدِى وَتُزَكَّى بِمَا عَمَلِي وَتَبْيَضُهَا وَجْهَى وَتُلْهِمُنِي هَارُشدِى وَتُعْصِمُنِيهَا مِنْ كُلِّ سُوْء

Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon rahmat dari sisi-Mu. yang dapat menunjukkan hatiku, yang mengumpulkan harapan baikku, yang membersihkan rambut-rambutku (dosa) yang kotor, yang mengembalikan semua fitnah dariku, yang menyelesaikan segala urusan agamaku, yang memelihara ketika gaibku, yang mengangkat derajat ketika nampak-ku, yang membersihkan (kesalahan) amalan-amalan-ku, yang memutihkan wajahku, yang memberi ilham kepada keilmuanya, dan yang memelihara aku dari setiap kejahatan.”

أَللَّهُمَّ أَعْطِنِي إِيْمَانَا صَادِقًا وَيَقِينَا لَيْسَ بَعْدَهُ كُفْرٌ وَرَحْمَةٌ أَنَالُ بهَا شَرْفُ كَرَامَتِكَ في الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. أَللَّهُمَّ إنِّى أسفلُكَ الْفَوْز عِنْدَ القَضَاء وَمَنَازِلَ الشُّهَدَا وَعَيْشَ السُّعَدَاء وَالنَّصْرَ عَلَى الأَعْدَاءِ وَمُرَافَقَةَ الأَنْبِيَاءِ. أَللَّهُمَّ إِنِّي أُنْزِلُ بِكَ حَاجَتِي وَإِنْ ضَعُفَ رَأْيِي وَقَلَّتْ حِيْلَتِي وَقَصْرَ عَمَلِي وَافْتَقَرَّتْ إِلَى رَحْمَتُكَ، فَأَسْتَلُ يَا كَافِي الْأُمُوْر وَيَا شَافِيَ الصُّدُورِ كَمَاتَجُرُّ بَيْنَ الْبُحُوْرِ أَنْ تُحِيْرَنِي مِنْ عَذَابِ لسَّعِيرِ وَمِنْ دَعوة التبور ومن فتنة القبور

Artinya : “Ya Allah berilah aku keimanan yang mendalam, keyakinan yang tidak diakhiri dengan kekufuran, berikanlah rahmat padaku, sehingga aku mendapat kedudukan yang amat mulia baik di dunia maupun di akhirat. Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keberuntungan ketika aku maut (al- Qada), memohon kedudukan para syuhada, kehidupan yang membahagiakan, pertolongan untuk melawan musuh-musuh- Mu, dan memohon dikumpulkan dengan para Anbiya. Ya Allah, sesungguhnya aku telah menganugerahkan segala kemampuanku dengan sebab kekuasaan-Mu, penuhilah hajatku, meskipun lemah pendirianku, sedikit sekali usaha baikku, lalai amalanku, namun aku sangat membutuhkan rahmat-Mu. Aku memohon kepada-Mu hai Zat Yang Mencukupkan segala urusan, Wahai Zat Penyembuh hati, sebagaimana Engkau telah memelihara air di lautan, peliharalah aku dari siksa neraka sa ir, dan lindungilah aku dari doa yang sia-sia dan dari fitnah kubur.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

7 Doa agar Dimudahkan Segala Urusan dan Persoalan



Jakarta

Dalam menjalani hidup, tentu saja setiap orang menghadapi berbagai persoalan yang menimpa dirinya. Supaya kaum muslim mampu melewati itu semua, Nabi SAW mengajarkan sejumlah doa yang bisa dipanjatkan umatnya.

Mengutip buku Keutamaan Doa & Dzikir untuk Hidup Bahagia Sejahtera oleh M. Khalilurrahman Al-Mahfani, dan buku Fiqih Doa & Dzikir Jilid 2 susunan Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, berikut sejumlah doa agar dimudahkan segala urusan sesuai sunnah:

Doa versi kesatu

اللَّهُمَّ لاَ سَهْلَ إِلَّا مَا جَعَلْتَهُ سَهْلًا وَأَنْتَ تَجْعَلُ الْحَزْنَ إِذَا شِئتَ سَهْلاً


Allaahumma laa sahla illaa maa ja’altahu sahlan wa anta taj’alul hazna idzaa syi-ta sahlaa

Artinya: “Ya Allah, tidak ada kemudahan kecuali apa yang Engkau menjadikannya mudah, dan jika Engkau menghendaki, maka kesedihan dapat Engkau jadikan kemudahan.” (HR Ibnu Sunni, dari Anas bin Malik)

Doa versi kedua

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Laa ilaaha illa anta subhaanaka innii kuntu minadzh dzhaalimiin

Artinya: “Tidak ada sembahan yang haq kecuali Engkau, Mahasuci Engkau, sunnguh aku termasuk orang-orang yang dzhalim.” (HR Tirmidzi, dari Said bin Abu Waqqash)

Doa versi ketiga

اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو، فَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنتَ

Allahumma rahmataka arjuu falaa takilnii ilaa nafsii tharfata ‘ainin wa ashlih lii sya’nii kullahu, laa ilaaha illa anta

Artinya: “Ya Allah, rahmat-Mulah yang aku harapkan, janganlah Engkau serahkan aku pada diriku sekejap mata pun, dan perbaiki untukku urusanku seluruhnya, tidak ada sembahan yang haq kecuali Engkau.” (HR Abu Dawud, dari Abu Bakrah)

Doa versi keempat

رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِي يَفْقَهُوا قَوْلِي

Rabbisy rahlii shadrii wa yassirlii amrii wahlul ‘uqdatam mil lisaanii yafqahu qawli

Artinya: “Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku, supaya mereka mengerti perkataanku.”

Doa versi kelima

رَبَّنَاۤ اٰتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَّفِى الْاٰ خِرَةِ حَسَنَةً وَّ قِنَا عَذَا بَ النَّا رِ

Rabbanaa aatinaa fiddunya hasanataw wa fil aakhirati hasanataw waqinaa ‘adzaaban naar

Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat, dan lindungilah kami dari azab neraka.” (QS Al-Baqarah: 201)

Doa versi keenam

اللَّهُمَّ اِنِّي أعُوذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ

Allaahumma innii a’uudzubika minal hammi wal hazani wal ‘ajzi wal kasali wal bukhli wa dhala’id daini wa ghalabatir rijaal

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari penderitaan, kesedihan, kelemahan (pikun), kemalasan, kekikiran, banyak hutang, dan dari penguasaan seseorang.” (HR Tirmidzi, dari Anas bin Malik)

Doa versi ketujuh

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْتَخِيْرُكَ بِعِلْمِكَ، وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ، وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ، فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلاَ أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلاَ أَعْلَمُ، وَأَنْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ. اَللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ خَيْرٌ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاقْدُرْهُ لِيْ وَيَسِّرْهُ لِيْ ، وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا اْلأَمْرَ شَرٌّ لِيْ فِيْ دِيْنِيْ وَمَعَاشِيْ وَعَاقِبَةِ أَمْرِيْ فَاصْرِفْهُ عَنِّيْ وَاصْرِفْنِيْ عَنْهُ وَاقْدُرْ لِيَ الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ أَرْضِنِيْ بِهِ

Allaahumma innii astakhiiruka bi ‘ilmika wa astaqdiruka bi qudratika wa as-aluka min fadhlikal ‘azhiimi fa-innaka taqdiru walaa aqdiru wa ta’lamu wa laa a’lamu wa anta ‘allaamul ghuyuub. Allaahumma in kunta ta’lamu anna haadzal amra khairun lii fii diinii wa ma’aasyii wa ‘aaqibati amrii faqdurhu lii wa yassirhu lii. wa in kunta ta’lamu anna haadzal amra syarrun lii fii diinii wa maa’aasyii wa ‘aaqibati amrii fashrifhu ‘annii fashrifnii ‘anhu waqdur liyal khaira haitsu kaana tsumma ardhinii bihi

Artinya: “Ya Allah, aku memohon agar Engkau memilihkan mana yang baik menurut pengetahuan-Mu, dan aku memohon kepada-Mu agar memberikan kepastian dengan kepastian-Mu Yang Mahaagung, karena sesungguhnya Engkau Maha memastikan sedang aku tidak dapat memastikan dan Engkau Maha mengetahui sedang aku tidak mengetahui, dan sungguh Engkau Maha mengetahui segala yang ghaib. Ya Allah, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini baik bagiku, dalam agamaku, dan dalam penghidupanku serta baik pula akibatnya bagiku, maka berikanlah perkara ini kepadaku dan mudahkanlah bagiku, kemudian berikanlah keberkahan bagiku di dalamnya. Wahai Tuhanku, jika Engkau mengetahui bahwa perkara ini tidak baik bagiku, maka jauhkanlah perkara ini dari padaku dan jauhkanlah aku darinya, dan berikanlah kebaikan di mana saja aku berada, kemudian jadikanlah aku orang yang ridha atas pemberian-Mu itu.” (HR Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah, & Baihaqi, dari Jabir bin Abdullah)

Itulah ketujuh doa agar dimudahkan segala urusan kepada Allah SWT. Semoga Allah SWT senantiasa mengabulkan doa kita ya detikers!

(rah/lus)



Sumber : www.detik.com

Mustajab! Doa Orang Tua agar Anak Pintar, Sholeh dan Sukses



Jakarta

Salah satu upaya untuk mendidik anak, yaitu dengan cara mendoakan anak. Berdoa untuk kebaikan anak juga menjadi gambaran kasih sayang orang tua kepada anaknya.

Doa orang tua untuk anak termasuk salah satu doa yang mustajab atau mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Hal ini sebagaimana dalam hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ يُسْتَجَابُ لَهُنَّ لَا شَكٍّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْمُمَظْلُومِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ لِوَلَدِهِ


Artinya: “Tiga doa yang mustajab dan tidak diragukan lagi, yaitu doa orang yang dizalimi, doa orang yang berpergian (safar) dan doa baik orang tua pada anaknya.” (HR Ibnu Majah).

Dalam buku Doa-Doa Mustajab Orang Tua untuk Anaknya karya Aulia Fadhli, dikatakan bahwa hadits ini menegaskan doa orang tua untuk anaknya merupakan doa yang pasti dikabulkan Allah SWT. Untuk itu dianjurkan agar para orang tua mendoakan hal-hal baik bagi anaknya.

Bacaan Doa Supaya Anak Pintar Sholeh dan Sukses

Berikut ini adalah beberapa doa supaya anak pintar sholeh dan sukses yang dirangkum dari berbagai sumber:

1. Doa Anak Sholeh dalam Al-Qur’an

Dalam buku Indahnya Pernikahan & Rumahku, Surgaku karya H. Ade Saroni, doa anak sholeh dalam Al-Qur’an tertuang dalam surat Al-Furqan ayat 74 dan Surat Ibrahim ayat 40.

Bacaan Al-Qur’an surat Al-Furqan ayat 74

وَالَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

Latin: walladzîna yaqûlûna rabbanâ hab lanâ min azwâjinâ wa dzurriyyâtinâ qurrata a’yuniw waj’alnâ lil-muttaqîna imâmâ

Artinya: “Dan, orang-orang yang berkata, “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Bacaan Al-Quran surat Ibrahim ayat 40

رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاۤءِ

Latin: rabbij’alnî muqîmash-shalâti wa min dzurriyyatî rabbanâ wa taqabbal du’â’

Artinya: “Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan sebagian anak cucuku orang yang tetap melaksanakan sholat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.” (QS Ibrahim: 40)

2. Doa agar Anak Pintar dan Sukses

Berdasarkan buku Kitab Doa Mustajab Terlengkap karya Ustadz H. Amrin Ali Al-Kasyaf, berikut bacaan doa supaya anak pintar dan sukses.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَلُكَ خَيْرُ الْمَسْئَلَةِ وَخَيْرُ الدُّعَاءِ وَخَيْرُ النَّجَاحِ وَخَيْرُ الْعَمَلِ وَخَيْرُ الثَّوَابِ وَخَيْرُ الْحَيَاةِ وَخَيْرُ الْمَمَاتِ ثَبِّتْنِي وَثَقِّلْ مَوَازِيْنِي وَحَفِّفْ إِيْمَانِي وَارْفَعْ دَرَجَاتِي وَتَقَبَّلْ صَلَوَاتِي وَاغْفِرْ خَطِيئَتِي وَاسْتَلُكَ الدَّرَجَاتِ الْعُلْيَ فِي الْجَنَّةِ.

Latin: Allahumma inni as-aluka khairal mas-alati wa khairad du’aa-i, wa khairan najaahi, wa khairal ‘amali, wa khairats tsawaabi, wa khairal hayaati, wa khairal mamaati, tsabbitnii wa tsaqqil mawaaziinii, wa haffif iimaanii warfa’ darajaatii, wa taqabbal shalawaatii waghfir khathii-ati, wa as-alukad darajaatil ‘ulyaa fil jannah.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu sebaik-baik permohonan, sebaik-baik doa, sebaik-baik keberhasilan, sebaik-baik amal perbuatan, sebaik-baik pahala, sebaik-baik kehidupan, dan sebaik-baik kematian. Tetaplah padaku serta perberatlah timbangan amal kebaikanku, kokohkan keimananku, tinggikanlah derajatku, terimalah shalat-shalatku, dan ampunilah kesalahanku. Dan, aku mohon kepada-Mu untuk mendapatkan tingkat tertinggi di dalam surga.”

3. Doa Supaya Dikaruniai Anak yang Cerdas

Mengutip dari buku Risalah Doa & Zikir Keluarga karya Tim Madinatul Ilmi, berikut doa supaya dikaruniai anak yang cerdas:

أَللَّهُمَّ اجْعَلْ أَوْلَادِيْ وَذُرِّيَّاتِي مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ وَأَهْلِ الْخَيْرِ وَلَا تَجْعَلْنِي وَإِيَّاهُمْ مِنْ أَهْلِ السُّوْءِ وَأَهْلِ الضَّيْرِ وَارْزُقْنِي وَإِيَّاهُمْ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا وَاسِعًا وَخُلْقًا حَسَنًا وَالتَّوْفِيقَ لِطَّاعَةِ وَفَهُم النَّبِيِّينَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ

رَبِّ الْعَالَمِين

Latin: Allahummaj’al aulaadii wa dzurriyyatii min ahlil ‘ilmi wa ahlil khoiri walaa taj’alnii waiyyaahum min ahlissuu-I wa ahlidh dhoiri warzuqnii wa iyyaahum ‘ilman naafi’an wa rizqon waasi’an wa khuluqon hasanan wat taufiqo liththoo’ati wa fahman nabiyyiina wal hamdulillahi robbil ‘aalamin

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah aku dan anak-anakku serta cucu-cucuku termasuk golongan dari ahli ilmu dan ahli kebaikan dan jangan jadikan kami sebagai ahli kejahatan dan ahli kerusakan. Berilah aku rezeki dan berilah mereka ilmu yang bermanfaat serta rezeki yang luas, tubuh yang baik, petunjuk untuk taat serta pemahaman sebagaimana pemahaman para nabi. Segala puji bagi Allah Tuhan sekalian alam.”

Orang Tua Dilarang Mendoakan Anak dengan Doa Tidak Baik

Ketika mendoakan anak, orang tua juga perlu berhati-hati untuk menghindari doa yang tidak baik. Hal ini dikarenakan bisa jadi doa yang dipanjatkan bertepatan dengan waktu terkabulnya doa sehingga doa tidak baik untuk anak akan terkabul.

Dalam buku Fikih Pendidikan Anak karya Syaikh Musthafa al-‘Adawy, Rasulullah pun telah melarang para orang tua supaya jangan mendoakan yang tidak baik untuk anaknya.

Hal ini diriwayatkan dalam Shahih Muslim, sebuah hadits panjang dari Jabir bahwasannya ada seseorang yang mengutuk untanya, “Semoga Allah SWT melaknatmu!”. Kemudian Rasulullah SAW pun bertanya, “Siapa yang melaknat untanya ini?” Orang tersebut menjawab, “Aku, wahai Rasulullah.” Kemudian Rasulullah SAW bersabda, “Turunlah! Jangan ada sesuatu yang terlaknat bersama kami! Janganlah kalian berdoa tidak baik untuk diri kalian sendiri! Jangan mendoakan tidak baik untuk anak-anak kalian! Jangan mendoakan harta kalian dengan doa tidak baik dan bertepatan dengan waktu (mustajab) yang jika kalian meminta di waktu itu akan dikabulkan!” (HR Muslim).

Itulah beberapa bacaan doa supaya anak pintar, sholeh dan sukses yang dapat diamalkan oleh para orang tua. Semoga para orang tua selalu mendoakan anaknya dengan doa-doa yang baik.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Doa untuk Orang Sakit, Amalan Sahih dari Rasulullah SAW



Jakarta

Sakit merupakan ujian yang diberikan Allah SWT kepada umatnya. Ketika kita mendengar orang lain atau orang terdekat kita sakit tentu kita ingin mendoakan kesembuhannya. Beberapa doa untuk orang sakit dan amalan telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam sejumlah hadis.

Sakit merupakan berkah yang Allah SWT berikan kepada umatnya. Hal ini terkandung dalam hadits berikut,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيْبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضٍ فَمَا سِوَاهُ إِلاَّ حَطَّ اللهُ بِهِ سَيِّئَاتِهِ كَمَا تَحُطُّ


Artinya: “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa- dosanya seperti pohon yang menggugurkan daun- daunnya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sakit menggugurkan dosa-dosa pengidapnya. Selain itu, sakit juga membuat hamba Allah untuk mengingat selalu nikmat sehat yang tidak akan disadari jika tidak ada sakit. Sakit sebagai berkah juga sebaiknya harus diusahakan kesembuhannya agar tidak berlarut-larut.

Bacaan Doa untuk Orang Sakit

Dalam riwayat yang disahihkan oleh Imam Nawawi dalam buku Zikir yang Berkaitan dengan Sakit dan Mati menjelaskan bahwa Rasulullah SAW meruqyah orang yang sakit sembari membaca sebuah doa. Berikut bacaan doa untuk orang sakit yang dibaca Rasulullah SAW,

إِلَّا لَهُ كَاشِفَ لَا الشّفَاءُ، بِيَدِكَ النَّاسِ ، رَبَّ الْبَأْسَ امْسَحِأَنْتَ

Artinya: “Hapuskanlah segala penyakit, wahai Rabb semua manusia, dengan tangan (kekuasaan)Mu; tiada yang dapat menyembuhkannya kecuali hanya Engkau.”

Abu Dawud dan At-Tirmidzi juga meriwayatkan doa lain dari Rasulullah SAW untuk kesembuhan orang lain. Doa ini dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk dibacakan sebanyak tujuh kali di hadapan orang yang sakit. Berikut bacaan doanya:

أَسْأَلُ اللهَ العَظِيْمَ رَبَ العَرْشِ العَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ

Artinya: “Aku memohon kepada Allah yang agung, Tuhan arasy yang megah agar menyembuhkanmu,”

Doa paling mudah untuk diingat juga telah diriwayatkan oleh Imam Muslim ketika Rasulullah SAW menjenguk Sa’ad bin Abi Waqqash. Doa ini bisa mudah kita ingat karena langsung meminta kesembuhan kepada-Nya sembari juga menyebut orang yang kita doakan agar sembuh, bunyinya,

اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا، اللَّهُمَّ اشْفِ سَعْدًا

Bacaan latin: Allāhummasyfi Sa’dan. Allāhummasyfi Sa’dan. Allāhummasyfi Sa’dan.

Artinya: “Tuhanku, sembuhkan Sa’ad. Tuhanku, sembuhkan Sa’ad. Tuhanku, sembuhkan Sa’ad,”

Doa tersebut juga dapat diaplikasikan muslim. Nama Sa’ad dalam doa di atas bisa disesuaikan dengan nama orang yang sedang sakit dan hendak didoakan.

Di samping itu, Rasulullah SAW juga mengajarkan muslim yang sakit untuk memohon kesembuhan dirinya sendiri. Doa tersebut diriwayatkan di dalam Kitab Shahih Bukhari dan Shahih Muslim melalui Siti Aisyah melalui Buku Zikir yang Berkaitan dengan Sakit dan Mati oleh Imam Nawawi menyampaikan,

“Rasulullah SAW apabila sedang sakit beliau menggabungkan kedua telapak tangannya, lalu meniup keduanya dengan membacakan kedua tangannya surah Al-Ikhlas, Surah Al-Falaq, dan Surah An-Nas. Kemudian, Rasulullah SAW mulai mengusapkan kedua telapak tangannya ke seluruh tubuhnya dimulai dari kepala, wajah, lalu ke bagian depan dari tubuhnya. Hal ini beliau sebanyak tiga kali.”

Hal ini dilakukan Rasulullah SAW secara mandiri ketika beliau mengidap penyakit. Siti Aisyah berkata, “Ketika beliau sakit, beliau (Rasulullah SAW) memerintahkan aku untuk melakukan hal tersebut kepada Rasulullah SAW”. Perihal perintah Rasulullah SAW kepada Siti Aisyah ini dilandasi Rasulullah SAW yang sedang mengidap penyakit berat sehingga susah baginya melakukan doa tersebut.

Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Nabi Muhammad SAW membacakan ta’awudz atau doa untuk sebagian keluarganya dengan mengusapkan tangan kanannya. Bacaan doa yang dilafalkannya adalah sebagai berikut.

شفاء لا الشافي، أنتَ اهْفِ الْبَأْسَ ، أَذَهِبِ النَّاسِ رَبَّ اللَّهُمْ سَقَماً يُغَادِرُ لَا شِفَاءٌ شِفَاؤُكَ إِلَّا

Artinya: “Ya Allah, Rabb manusia (semuanya), lenyapkanlah segala penyakit; sembuhkanlah, Engkaulah Tuhan Yang menyembuhkan; tiada, kesembuhan kecuali kesembuhan-Mu, yaitu kesembuhan yang tidak meninggalkan suatu penyakit pun.”

Beberapa doa untuk orang sakit dan amalan di atas merupakan hadis yang meriwayatkan Rasulullah SAW ketika mengalami sakit maupun mendoakan orang sakit. Semoga kebaikan serta limpahan rahmatnya juga dapat kita dapatkan sebagai umatnya di hari akhir kelak.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Setelah Tayamum Lengkap: Arab, Latin, dan Artinya



Yogyakarta

Dalam menjalankan ibadah, umat muslim perlu mensucikan dirinya terlebih dahulu. Ada beberapa cara bersuci dalam Islam, antara lain mandi, berwudhu, dan tayamum.

Mandi adalah cara bersuci bagi yang terkena hadas besar, dan apabila terkena hadas kecil cukup berwudhu atau tayamum. Tayamum adalah cara bersuci bilamana orang yang hendak berwudhu tidak menemukan air setelah diusahakan dan sudah masuk waktu sholat.

Dikutip dari buku 125 Masalah Thaharah karya Muhammad Anis Sumaji, Syekh Ibnu Utsaimin berkata, “Thaharah dengan tayamum ditetapkan oleh Allah SWT untuk memberikan keringanan dan kemudahan kepada hamba-hamba-Nya. Hal ini berbeda dengan thaharah ketika menggunakan air. Dalam tayamum tidak wajib mengusapkan debu ke seluruh wajah dan kedua tangan. Bahkan, dimaafkan jika ada bagian yang tidak sampai terusap karena harus menempuh kesulitan untuk mengusapnya, seperti pangkal rambut. Tidak wajib menyapukan debu ke pangkalnya meskipun rambut itu tipis. Adapun dalam wudhu, jika rambut itu tipis, wajib menyampaikan air ke pangkal rambut tersebut.”


Dalil Perintah Tayamum

Perintah dari Allah SWT untuk bersuci terlebih dahulu sebelum melaksanakan sholat termaktub dalam firman-Nya di Al-Qur’an surat Al-Maidah ayat 6.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila kamu berdiri hendak melaksanakan sholat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku serta usaplah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki. Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah. Jika kamu sakit, dalam perjalanan, kembali dari tempat buang air (kakus), atau menyentuh) perempuan, lalu tidak memperoleh air, bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menjadikan bagimu sedikit pun kesulitan, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu agar kamu bersyukur.

Niat Tayamum

نَوَيْتُ التَّيَمُّمَ لِاسْتِبَاحَةِ الصَّلَاةِ للهِ تَعَالَى

Arab-Latin: Nawaytu tayammuma li istibaakhati sholati lillahi ta’ala

Artinya: “Aku berniat tayamum agar diperbolehkan salat karena Allah ta’ala.”

Adapun tayamum untuk melaksanakan ibadah lainnya seperti misalnya membaca Alquran yang harus dalam keadaan suci, maka niatnya hanya perlu diganti sesuai dengan tujuan untuk apakah tayamum tersebut.

Doa Setelah Tayamum

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ، وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِيْنَ، وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِيْنَ وَاجْعَلْنِي مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ سُبْحَانَكَ اَللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

Arab-latin: Asyhadu an laa Ilaaha illalloh wahdahu laa syariika lahu. Wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa rasuuluhu. Allahummaj’alni minat tawwaabiina, waj’alni minal mutatohhirina, waj’alni min ‘ibaadikas sholihiina. Subhanaka allahumma wa bihamdika astaghfiruka wa atuubu ilaika.

Artinya: “Aku bersaksi tiada Tuhan selain Allah semata yang tiada sekutu bagi-Nya. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang bertobat, jadikanlah aku sebagai orang-orang yang bersuci, dan jadikanlah aku sebagai hamba-hamba-Mu yang saleh. Mahasuci Engkau, ya Allah. Dengan kebaikan-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau. Dan dengan kebaikan-Mu, aku memohon ampunan dan bertaubat pada-Mu”

Itulah bacaan doa setelah tayamum, dari Arab, Latin, dan juga artinya yang perlu diketahui dan diamalkan oleh umat muslim. Semoga bermanfaat ya, detikers!

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Masuk Masjid Nabawi, Perhatikan saat Berkunjung



Jakarta

Masjid Nabawi adalah masjid kedua yang dibangun oleh Nabi Muhammad SAW setelah Masjid Quba ketika dalam perjalanan hijrah dari Makkah ke Madinah. Masjid Nabawi menjadi tempat istimewa bagi umat muslim, bahkan ada doa ketika masuk ke dalamnya.

Terletak di Kota Madinah, Masjid Nabawi menjadi tempat bersejarah yang ditinggali Nabi Muhammad SAW ketika memimpin umat Islam selama bertahun-tahun.

M. Irawan dalam bukunya yang berjudul Keajaiban Masjid Nabawi menjelaskan bahwa di Masjid Nabawi terdapat makam Rasulullah SAW dan para sahabat-sahabat Nabi. Masjid ini juga menjadi salah satu tujuan utama para jamaah haji dan umroh untuk melakukan ibadah.


Sebelum berkunjung ke Masjid Nabawi, pahami bacaan doa masuk Masjid Nabawi dan adab yang harus dilakukan berikut.

Bacaan Doa Masuk Masjid Nabawi

Mengutip dari buku Fiqih Sunnah 3 karya Sayyid Sabiq berikut bacaan doa masuk Masjid Nabawi:

أَعُوْذُ بِاللهِ العَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيْمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلهِ. أَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوْبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Latin: A’udzu billahil-‘azhimi wa bi wajhihil-karimi wa sulthanihil-qadimi min asy-syaithani ar-rajimi, bismillahi Allahumma shalli ‘ala Muhammadin wa alihi wa sallim. Allahumma igfir li dzunubi wa-ftah li abwaba rahmatika.

Artinya: “Hamba berlindung kepada Allah yang Maha Agung, kepada wajah-Nya yang Mulia, dan kepada kekuasaan-Nya yang Mahadahulu, dari setan yang terkutuk. Dengan menyebut nama Allah; ya Allah, curahkanlah shalawat dan salam kepada Muhammad beserta keluarga Beliau. Ya Allah, ampunilah dosa-dosa hamba dan bukakanlah pintu-pintu rahmat-Mu untuk hamba.”

Doa ini juga dianjurkan untuk dibaca setiap masuk masjid-masjid yang lainnya.

Adab Masuk Masjid Nabawi

Masjid Nabawi memiliki keistimewaan dari masjid-masjid lainnya sehingga ketika hendak masuk ke dalam masjid perlu memperhatikan adab-adabnya. Berikut ini adalah adab masuk Masjid Nabawi berdasarkan buku Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq karya Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi:

1. Tenang dan Tidak Tergesa-Gesa

Adab pertama ketika memasuki Masjid Nabawi yaitu usahakan dalam keadaan tenang dan tidak tergesa-gesa. Dianjurkan pula untuk memakai wewangian serta pakaian yang bagus. Kemudian masuk ke dalam masjid dengan mendahulukan kaki sebelah kanan.

2. Membaca Doa Masuk Masjid

Ketika kaki masuk ke dalam masjid, baca doa masuk Masjid Nabawi dengan bacaan yang telah disebutkan di atas.

3. Melakukan Sholat Tahiyatul Masjid

Setelah membaca doa masuk Masjid Nabawi, dianjurkan untuk datang ke Raudhah Asy-Syarif terlebih dahulu kemudian melakukan sholat tahiyatul masjid di sana dengan rasa tenang dan khusyu.

4. Menuju Makam Rasulullah SAW dan Sahabat Nabi

Setelah melakukan sholat tahiyatul masjid, bisa dilanjutkan dengan mendatangi makam Rasulullah SAW dan sahabat Nabi. Ketika sampai ke makam, hadaplah ke makam, lalu mengucapkan salam kepada Rasulullah SAW.

Kemudian bergeser ke sebelah kanan dan mengucapkan salam kepada Abu Bakar As-Shiddiq RA. Selanjutnya bergeser lagi dan mengucapkan salam kepada Umar bin Khattab RA.

5. Menghadap Kiblat dan Berdoa

Setelah mengunjungi makam Rasulullah SAW dan sahabatnya, kemudian menghadap ke arah kiblat dan berdoa untuk dirinya, kekasih, saudara, dan umat Islam pada umumnya. Bagi yang berziarah, hendaknya tidak mengeraskan suara kecuali hanya sekadar dapat didengar oleh dirinya sendiri.

Tak hanya itu, tidak dianjurkan pula untuk mengusap makam dan menciumnya karena hal tersebut termasuk perbuatan yang dilarang oleh Rasulullah SAW.

Itulah bacaan doa masuk Masjid Nabawi dan adab-adab yang harus dilakukan. Dengan membaca doa dan memperhatikan adab-adab saat berkunjung di Masjid Nabawi, umat muslim insyaAllah akan mendapatkan keberkahan dan manfaat dari ibadah yang dilakukannya. Semoga artikel ini dapat menjadi manfaat bagi detikers yang berencana untuk berkunjung ke Masjid Nabawi.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Berdoa saat Sujud dalam Sholat, Benarkah Mustajab?



Jakarta

Diperbolehkan berdoa saat sujud dalam sholat, bahkan hal ini menjadi anjuran Rasulullah SAW. Tapi, benarkah berdoa ketika sujud menjadi salah satu doa yang mustajab?

Dalam hadits, dijelaskan sujud merupakan keadaan dimana seorang berserah diri kepada Allah SWT yang telah menciptakannya. Dengan bersujud, Allah SWT akan mengangkat derajat hamba-Nya.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW bersabda: “Kalian harus memperbanyak sujud kepada Allah SWT. Ketika kalian bersujud, Allah akan angkat derajat kalian, dan Allah akan menghapus satu dosa kalian.”


Dikutip dari buku Sifat Shalat Nabi Muhammad oleh Nashiruddin al-Albani, Rasulullah SAW melarang membaca Al-Qur’an ketika ruku dan sujud. Namun, beliau menyuruh untuk bersungguh-sungguh dan memperbanyak doa waktu sujud.

Melansir dari situs NU Online, Kamis (23/2/2023), berdoa ketika sujud dianjurkan untuk seseorang yang tengah melaksanakan sholat sendiri atau munfarid, bukan bagi imam yang tengah memimpin sholat berjamaah.

Anjuran Berdoa saat Sujud dalam Sholat

Sholat adalah amalan manusia yang akan dihisab pertama kali. Berdoa dalam sujud merupakan hal yang diperbolehkan karena sujud merupakan momentum dimana posisi seorang hamba sangat dekat dengan Rabbnya. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاء

Artinya: “Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, ‘Momentum terdekat seorang hamba dan Tuhannya adalah ketika sujud. Oleh karena itu, perbanyaklah doa saat itu,'” (HR Muslim, Abu Dawud, An-Nasa’i).

Rasulullah SAW juga mewajibkan umatnya untuk mengikuti cara beliau dalam mendirikan sholat, sesuai dengan sabdanya,

عَنْ مَالِكِ بْنِ الْحُوَيْرِثِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي»، رَوَاهُ البُخَارِيُّ

Artinya: “Sholatlah sebagaimana kalian melihatku sholat.” [HR. Bukhari, no. 628 dan Ahmad, 34:157-158]

Lamanya Rasulullah SAW melakukan sujud sama dengan beliau melakukan ruku’. Bahkan, lebih lama lagi jika beliau sedang menghadapi masalah yang muncul tiba-tiba, sebagaimana yang dikatakan oleh seorang sahabat,

“Sesungguhnya Rasulullah SAW suatu kali melakukan sholat kemudian ketika beliau melakukan sujud, maka Hasan dan Husain melompat dan kemudian naik ke atas punggung beliau. Ketika para sahabat hendak mencegah keduanya, maka Rasulullah mengisyaratkan agar membiarkan keduanya. Setelah sholat, Rasulullah meletakkan keduanya di pangkuannya, dan Rasulullah bersabda, ‘Barangsiapa mencintaiku, maka hendaklah mencintai kedua anakku (cucuku) ini.'”

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam Kitab Shahih-nya dengan sanad yang hasan dari Ibnu Mas’ud dan al-Baihaqi secara mursal (terputus sanadnya) tidak sampai ke Rasulullah SAW) (halaman 2/236).

Ibnu Khuzaimah memberikan judulnya dengan bab penjelasan dalil bahwa memberikan isyarat dalam sholat-dengan sesuatu yang dapat dipahami dari orang yang memberikan isyarat-tidak memutuskan sholat dan membatalkannya.

Bacaan Doa ketika Sujud dalam Sholat

Setelah menempatkan kepala sejajar dengan kaki, di dalam sujud ini Rasulullah SAW memanjatkan doa. Doa ini bisa seperti bacaan sebagaimana doa ketika sujud pada sholat, bisa juga digantikan dengan bacaan lain sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW.

Dalam buku Menyelami Makna Bacaan Shalat oleh Fajar Kurnianto, Jabir bin Abdullah pernah mendengar Rasulullah SAW membaca doa berikut dalam sujudnya:

اللهُمَّ لَكَ سَجَدْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَلَكَ أَسْلَمْتُ، سَجَدَ وَجْهِي لِلَّذِي خَلَقَهُ، وَصَوَّرَهُ، وَشَقَّ سَمْعَهُ وَبَصَرَهُ، تَبَارَكَ اللهُ أَحْسَنُ الْخَالِقِينَ

Arab-Latin: Allahumma laka sajad-tu, wa bika aamantu, wa laka aslam-tu. Sajada wajhii lilladzii khala-qohuu, wa shawwa-rohuu, wa syaqqo sam’ahuu wa basharahuu, tabaarokallahu ahsanul kholiqiin.

Artinya: Ya Allah, kepada-Mu lah aku bersujud, kepada-Mu aku beriman dan kepada-Mu lah aku menyerahkan diriku. Dan Engkaulah Rabb-ku. Wajahku bersujud kepada Dzat yang telah menciptakan dan membentuknya, maka baikkanlah bentuknya. Dan Yang telah menjadikan diriku mendengar dan melihat. Maka Maha Suci Allah, sebaik-baiknya pencipta. (HR. An-Nasa’i).

Adapun Siti Aisyah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW memperbanyak doa berikut ini ketika rukuk dan sujud.

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

Arab-latin: Subhānakallāhumma rabbanā wa bi hamdik. Allāhummaghfir lī.

Artinya: “Maha Suci Engkau ya Allah, Tuhan kami. Segala puji bagi-Mu wahai Tuhanku. Ampunilah dosaku.”

Sahabat Abu Hurairah RA mengatakan bahwa Rasulullah SAW berdoa dalam sujudnya sebagai berikut:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ وَجِلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ

Arab-latin: Allâhummaghfirlî dzanbî kullah, diqqahû wa jillah, wa awwalahû wa âkhirah, wa ‘alâniyatahû wa sirrah.

Artinya, “Tuhanku, ampunilah aku dari segala dosa baik kecil maupun besar, awal maupun akhir, dan dosa yang terang-terangan maupun yang tersembunyi.”

Demikian bacaan doa ketika sujud dalam sholat. Sunnah ini bisa diamalkan ketika mengerjakan sholat fardhu maupun sholat sunnah. Semua semata-mata diniatkan untuk mendapatkan ridho dari Allah SWT.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa sebelum Tidur Arab, Latin, dan Artinya Sesuai Sunnah



Jakarta

Setiap ingin melakukan aktivitas, umumnya umat Islam dianjurkan untuk membaca doa terlebih dahulu. Tidak terkecuali sebelum tidur. Berikut bacaan doa sebelum tidur yang diajarkan Rasulullah SAW.

Disebutkan dalam Kitab Syarah Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi, doa sebelum tidur menjelaskan mengenai makna dari “mati”. Di sini dijelaskan bahwa saat manusia tertidur, tidak bisa berbuat macam-macam.

Artinya kita tidak bisa melawan atau menghindari jika sedang ada marabahaya. Karena pada saat kita tertidur keadaan kita menjadi tak berdaya. Pada saat itu, mungkin saja banyak gangguan yang terjadi.


Rasulullah SAW yang menyadari terkait ketidakberdayaan dan lemahnya manusia ketika tertidur pun menganjurkan umatnya untuk berdoa terlebih dahulu sebelum tidur. Fungsi dari doa ini sendiri ialah sebagai bentuk penjagaan diri dari berbagai macam gangguan, tidak terkecuali mimpi buruk.

Allah SWT berfirman,

اِنَّ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَاخْتِلَافِ الَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الْاَلْبَابِۙ ١٩٠ الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ١٩١

Artinya: “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Maha Suci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.” (QS Ali ‘Imran: 190-191).

Doa sebelum Tidur

Dari Hudzaifah dan Abu Dzar RA, ia mengatakan bahwa doa sebelum tidur yang dibaca Rasulullah SAW adalah sebagai berikut,

بِاسْمِكَ اللهُمَّ أَحْيَا وَأَمُوْتُ

Bacaan latin: Bismika Allâhumm ahyâ wa amût.

Artinya: “Ya Allah! Dengan nama-Mu, aku hidup dan dengan nama-Mu pula aku mati.” (HR Bukhari)

Selain doa tersebut, masih terdapat satu lagi doa sebelum tidur yang lebih panjang. Berikut bacaannya,

للَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسى إِلَيْكَ وَوَجَّهْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِى إِلَيْكَ وَأَلْجَأْتُ ظَهْرى إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلَا مَنْحَى مِنْكَ إِلا إِلَيْكَ، أَمَنْتُ بكتابكَ الَّذِي أَنْزَلْتَ وَبَسَيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْت

Bacaan latin: Allahuma aslamtu ilaika wawajjahtu wajhii ilaika, wafawwadhtu amrii ilaika waalja’tu dzahrii ilaika raghbatan wa raghbatan ilaika laa maljaa walaa manjaa minka illa ilaika amantu bikitaabikalladzii anzaita wa binabiyyikalladzii arsalta

Artinya : “Ya Allah, aku berserah diri kepada-Mu. Aku menghadapkan wajahku kepada-Mu. Aku menyerahkan segala urusanku kepada-Mu. Aku menyandarkan punggungku kepada-Mu lantaran mengharap dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari (ancaman)-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang engkau turunkan juga (aku beriman) kepada nabi-Mu yang Engkau utus.” (HR. Bukhari, Muslim, dan Abu Dawud)

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW menganjurkan untuk membaca takbir 33 kali, tasbih 33 kali, dan tahmid 33 kali sebelum tidur. Beliau SAW bersabda,

“Apabila kamu hendak tidur atau kamu sudah berada di tempat tidur, maka bacalah takbir tiga puluh tiga kali, bacalah tasbih tiga puluh tiga kali, dan bacalah tahmid tiga puluh tiga kali.” Dalam riwayat lain dikatakan, “Tasbih tiga puluh empat kali.” Dalam riwayat lain dikatakan, “Takbir tiga puluh empat kali.” (Muttafaq ‘Alaih)

Hadits tersebut diriwayatkan Imam Bukhari dalam Kitab Nafkah bab Pekerjaan Wanita di Rumah Suaminya dan Kitab Doa-doa bab Takbir dan Tasbih sebelum Tidur. Adapun, Imam Muslim meriwayatkannya dalam Kitab Dzikir dan Doa bab Tasbih di Pagi Hari dan Menjelang Tidur.

Anjuran Wudhu sebelum Tidur

Selain menganjurkan umatnya untuk membaca doa sebelum tidur, Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk berwudhu sebelum tidur. Dari Umar RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa tidur di malam hari dalam keadaan suci (berwudhu), maka malaikat akan tetap mengikuti, kemudian pada saat ia bangun niscaya malaikat itu akan berucap ‘Ya Allah ampunilah hamba-Mu si fulan, karena ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci.” (HR Ibnu Hibban)

Hadits tersebut termaktub dalam Kitab Tanqih al-Qand al-Hatsis karya Syekh Muhammad bin Umar an-nawawi al-mantany. Selain itu, dalam riwayat yang berasal dari Umar bin Harits, Rasulullah SAW juga bersabda,

“Barang siapa tidur dalam keadaan berwudhu, maka jika mati di saat tidur maka matinya dalam keadaan syahid di sisi Allah SWT.”

Itulah tadi terkait doa sebelum tidur, serta beberapa anjuran dari Rasulullah SAW.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com