Category Archives: Doa Hadits

Hadits tentang Orang yang Amalnya Lebih Buruk dari Kemarin



Jakarta

Sebagai umat dari Rasulullah SAW, umat Islam diingatkan oleh Rasulullah SAW agar tiap waktunya menjadi orang yang lebih baik. Perubahan ini dilandaskan pada hadits orang yang amal usahanya lebih buruk dari hari kemarin menurut hadits nabi termasuk orang yang celaka.

Landasan hadits yang dimaksud adalah sebagai berikut. Rasulullah SAW bersabda,

من كان يومه خيرا من امسه فهو رابح. ومن كان يومه مثل امسه فهو مغبون. ومن كان يومه شرا من امسه فهو ملعون.( رواه الحاكم)


Artinya: “Barang siapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin, dialah tergolong orang yang beruntung, (dan) barang siapa yang hari ini sama dengan hari kemarin dialah tergolong orang yang merugi dan bahkan, barang siapa yang hari ini lebih buruk dari hari kemarin dialah tergolong orang yang celaka.” (HR Al Hakim)

Orang yang selalu berusaha lebih baik dianggap sebagai orang yang beruntung ini menjadi motivasi sekaligus pengingat Rasulullah SAW kepada umatnya dalam hal umur rata-rata kehidupan manusia. Rasulullah SAW menyebut umur umatnya berkisar di antara 60 hingga 70 tahun,

أَعْمَارُ أُمَّتِي مَا بَيْنَ السِّتِّينَ إِلَى السَّبْعِيْنَ وَأَقَلُّهُمْ مَنْ يَجُوزُ ذَلِكَ

Artinya: “Umur-umur umatku antara 60 hingga 70 tahun, dan sedikit orang yang mampu untuk melampaui umur tersebut.” (HR Ibnu Majah)

Hadits di atas menjadi pengingat yang secara spesifik kepada kaumnya yang mulai menyamai bahkan melebihi usia Rasulullah SAW. Dikutip dari tulisan Muhammad Taqwa Yunus dalam buku Jangan Suruh Nina Bobo bahwa kita sebagai umat Rasulullah SAW harus mulai muhasabah diri.

Muhasabah artinya adalah mengintrospeksi diri atau berkaca. Hal ini dilakukan agar kita bisa mengukur amal ibadah kita dan senantiasa merasa khawatir kalau usia kita semakin berkurang sedangkan amal kita tidak bertambah.

Hal ini juga didukung dengan selalu mengingat bahwa bisa kapan saja ruh kita dipisahkan dari raga kita dengan bagaimana cara dan waktunya. Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengingatkan kepada kita bahwa orang yang cerdas adalah orang yang selalu mengingat kematian sekaligus mempersiapkan diri untuk menghadapi kedatangannya.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Khatam Al-Qur’an: Arab, Latin, dan Artinya



Jakarta

Doa khatam Al-Qur’an merupakan bacaan yang bisa diamalkan oleh umat Islam apabila telah menyelesaikan 30 juz dalam Al-Qur’an.

Disebutkan dalam buku Mendidik Anak: Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an karya Ahmad Syarifuddin, membaca doa khatam Al-Qur’an hukumnya tidak wajib, tetapi dianjurkan. Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ خَتَمَ الْقُرْآنَ فَلَهُ دَعْوَةٌ مُسْتَجَابَةٌ


Artinya: “Barangsiapa telah khatam Al-Qur’an, maka dia memiliki doa yang mujarab.” (HR Thabrani).

Menambahkan dari buku Kumpulan Doa & Dzikir Ramadhan karya Ammi Nur Baits, terdapat riwayat yang shahih dari Anas bin Malik bahwa beliau berdoa setelah mengkhatamkan Al-Qur’an. Beliau mengumpulkan istri dan anak-anaknya kemudian berdoa.

Anjuran membaca doa setelah khatam Al-Qur’an juga diriwayatkan dari Imam Ahmad, sebagaimana keterangan dari beberapa ulama Hambali. Pendapat ini juga diakui oleh beberapa ulama kontemporer dari ketiga mazhab lainnya.

Namun, tidak diketahui adanya keterangan tentang disyariatkannya doa setelah khatam Al-Qur’an. Imam Malik meriwayatkan bahwa doa khatam Al-Qur’an hanya amalan beberapa sahabat dan bukan termasuk sunah dalam sholat malam Ramadan.

Saat khatam Al-Qur’an, umat muslim boleh berdoa dengan doa apapun untuk kebaikan dunia akhiratnya. Berikut ini terdapat beberapa bacaan doa khatam Al-Qur’an mulai dari arab, latin, dan artinya yang bisa diamalkan.

Doa Khatam Al-Qur’an Versi Pendek

Mengutip dari buku Doa dan Zikir Sepanjang Tahun oleh H. Hamdan Hamedan, salah satu bacaan doa khatam Al-Qur’an yang bisa diamalkan, yaitu sebagai berikut.

اللَّهُمَّ ارْحَمْنِي بِالْقُرْآنِ وَاجْعَلْهُ لِي إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًى وَرَحْمَةً، اللَّهُمَّ ذَكِّرْنِي مِنْهُ مَا نُسِّيتُ وَعَلِّمْنِي مِنْهُ مَا جَهِلْتُ وَارْزُقْنِي تِلَاوَتَهُ آنَاءَ اللَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ وَاجْعَلْهُ لِي حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

Latin: Allahummarhamni bil qur’an. Waj’alhu lii imaman wa nuran wa hudan wa rahmah. Allhumma dzakkirni minhu maa nasiitu wa ‘allimnii minhu maa jahiltu warzuqnii tilawatahu aana-allaili wa’atraafan nahaar waj’alhu lii hujjatan yaa rabbal ‘alamiin.

Artinya: “Ya Allah, rahmatilah aku dengan Al-Qur’an. Jadikanlah ia sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk, dan rahmat bagiku. Ya Allah, ingatkanlah aku atas apa yang terlupakan darinya. Ajarilah aku atas apa yang belum aku ketahui darinya. Berikanlah aku kemampuan membacanya sepanjang malam dan siang. Jadikanlah ia sebagai pembelaku, wahai Tuhan semesta alam.”

Doa tersebut bisa ditemukan dalam beberapa kitab, di antaranya kitab Al-Burhan di Ulum Al-Qur’an, kitab Ihya’ Ulum Ad-Din, kitab Kassyaf Al-Qina, atau kitab Ruh Al-Bayan. Meski bukan berasal dari Rasulullah SAW, doa ini tetap boleh diamalkan sebab dalam redaksi maknanya juga tidak bermasalah.

Doa Khatam Al-Qur’an Versi Panjang

صَدَقَ اللهُ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ وَصَدَقَ رَسُوْلُهُ النَّبِيُّ الْكَرِيمُ وَنَحْنُ عَلَى ذَلِكَ مِنَ الشَّاهِدِينَ وَالشَّاكِرِينَ وَالْحَمْدُ اللَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ. رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إنَّكَ أَنتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ اللهُمَّ ارْزُقْنَا بِكُلِّ حَرْفِ مِنَ الْقُرْآنِ حَلَاوَة وبكل جزء مِنَ الْقُرْآنِ جَزاء، اللهُمَّ ارْزُقْنَا بِالْأَلِفِ أَلْقَة، وَبِالْبَاءِ بَرَكَة وَبِالتَاءِ تَوْبَةٌ. وَبِالشَّاءِ ثَوَابًا. وَبِالْجِيْمِ جَمَالًا، وَبِالْحَاءِ حِكْمَةٌ. وَبِالْخَاءِ خَيْرًا. وَبِالدَّالِ دَلِيْلًا. وَبِالنَّالِ ذَكَاءً. وَبِالرَّاءِ رَحْمَةٍ. وَبِالزَّايِ زَكُوةً. وَبِالسَيْنِ سَعَادَةٌ. وَبِالشَّيْنِ شِفَاء. وَبِالصَّادِ صِدْقًا. وَبِالصَّادِ ضِيَاء وَبِالطَّاءِ طَرَاوَةً. وَبِالظَّاءِ ظَفَرًا. وَبِالْعَيْنِ عِلْمًا. وَبِالْغَيْنِ غِنِّى وَبِالْفَاءِ فَلَاحًا. وَبِالْقَافِ قُرْبَةٌ. وَبِالْكَافِ كَرَامَةً. وَبِاللَّامِ لُطْفًا، وَبِالْمِيْمِ مَوْعِظَةً. وَبِالنُّوْنِ نُوْرًا. وَبِالْوَاءِ وُصْلَةٌ. وَبِالْهَاءِ هِدَايَةً. وَبِالْيَاءِ يَقِينًا. اللَّهُمَّ انْفَعْنَا بِالْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ وَارْفَعْنَا بِالْآيَاتِ وَالذِكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنَّا قِرَانَتَنَا.

Latin: Shadaqallaahul ‘aliyyul ‘azhiim. Wa shadaqa rasuuluhun nabiyyul kariim. Wa nahnu ‘alaa dzaalika minasy syaahidin wasy syaakirin. Walhamdulillahi rabbil ‘aalamiin. Rabbanaa taqabbal minnaa innaka antas samii’ul ‘aliim. Allaahummar zuqnaa bi-kulli harfin minal qur’aani halaawatan. Wa bikulli juz-in minal qur’aani jazaa-an. Allahummar zuqnaa bil alifi ulfatan. Wa bil baa-i barakatan. Wa bit taa-i taubatan. Wa bits tsaa-i tsawaaban wa bil jiimi jamaalan. Wa bil haa-i hikmatan wa bil khaa-i khairan wa bid daali daliilan. Wa bidz dzaali dzakaa-an. Wa bir raa-i rahmatan wa biz zaayi zakaatan wa bis siini sa’aadatan. Wa bisy syiini syifaa-an wa bish shaadi shidqan wa bidh dhaa-i dhiyaa-an wa bith thaa-i tharaawatan. Wa bizh zhaa-i zhafaran wa bil ‘aini ilman wa bil ghaini ghinan wa bil faa-i falaahan wa bil qaafi qurbatan wa bil kaafi karaamatan wa bil laami luthfan wa bil miimi mau’izhatan. Wa bin nuuni nuuran wa bil waawi wushlatan wa bil haa-i hidaayatan wa bil yaa-I yaqiinan. Allahumman fa’na bil qur’aanil ‘azhiimi war fa’naa bil aayaati wadz dzikril hakiimi wa taqabbal qiraa-atana.

Artinya: “Mahabenar Allah yang Mahatinggi dan Maha Agung. Dan Mahabenar utusan Allah. Nabi yang mulia. Kami termasuk orang-orang yang bersaksi dan bersyukur atas kemahabenaran Allah dan utusan-Nya. Segala puji milik Allah, Penguasa semesta alam. Wahai Tuhan kami, terimalah (bacaan Al-Qur’an) dari kami. Karena sesungguhnya Engkau Maha Mendengar dan Maha Mengetahui. Berilah kami rezeki berupa manisnya hidup dengan setiap huruf dari Al-Qur’an. Dan balasan yang indah dari setiap juz Al-Qur’an. Ya Allah berilah kami rezeki berupa kelembutan dengan huruf alif. Berkah hidup dengan huruf ba’. Taubat dengan huruf ta’. Pahala dengan huruf tsa’. Keindahan dengan huruf jim. Kebijaksanaan dengan huruf ha’, kebaikan dengan huruf kha’. Petunjuk dengan huruf dal. Kecerdasan dengan huruf dzal. Kasih sayang dengan huruf ra’. Kesucian jiwa dengan huruf zay. Kebahagiaan dengan huruf sin. Kesembuhan dengan huruf syin. Kejujuran dengan huruf shad. Cahaya hidup dengan huruf dhad. Kesantunan dengan huruf tha’. Prestasi dengan huruf zha’. Ilmu pengetahuan dengan huruf ‘ain. Kekayaan dengan huruf ghain. Kemakmuran dengan huruf fa’. Kedekatan dengan Allah dengan huruf qaf. Kemuliaan dengan huruf kaf. Keramahan dengan huruf lam. Peringatan dengan huruf mim. Bias cahaya dengan huruf nun. Koneksi/hubungan baik dengan huruf wawu. Petunjuk dengan huruf ha’. Dan keyakinan dengan huruf ya’. Ya Allah, berikan kami manfaat Al-Qur’an yang agung. Angkat setinggi-tingginya reputasi dan prestasi kami dengan ayat-ayat dan zikir yang kokoh. Dan terimalah bacaan kami.”

Itulah bacaan doa khatam Al-Qur’an yang bisa diamalkan setelah selesai membaca hingga juz ke-30, semoga bermanfaat!

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Hukum Baca Doa Qunut Saat Witir di Pertengahan Ramadan, Begini Penjelasannya



Jakarta

Doa qunut biasa dibacakan oleh imam saat sholat witir dalam rangkaian sholat tarawih di pertengahan Ramadan. Ada beberapa dalil yang menjelaskan hal ini.

Kumandang azan magrib hari ini akan menjadi pertanda puasa hari ke-15 Ramadan 1444 Hijriah. Artinya sudah setengah perjalanan bulan Ramadan. Malam pertengahan Ramadan termasuk istimewa, salah satu amalan yang bisa dikerjakan yakni membaca doa qunut ketika sholat witir.

Doa qunut saat witir setelah sholat tarawih tidak dibacakan pada malam-malam awal Ramadan. Ada banyak dalil yang bisa dijadikan sebagai dasar pembacaan doa qunut ini.


Hukum Membaca Doa Qunut Saat Sholat Witir

Dilansir dari laman NU Online, Kamis (6/4/2023) amalan ini disebutkan melalui atsar atau perkataan sahabat Nabi berikut:

1. Hadits Riwayat Abu Dawud

أن عمر بن الخطاب جمع الناس على أبي بن كعب فكان يصلي لهم عشرين ليلة ولا يقنت الا في النصف الباقى من رمضان. رواه أبو داود

Artinya, “Sesungguhnya Umar Ibn Khattab berinisiatif mengumpulkan masyarakat agar shalat tarawih bersama (dengan imam) Ubay Ibn Ka’b, maka beliau shalat tarawih bersama mereka selama 20 malam, dan beliau tidak berdoa qunut kecuali dalam separuh yang kedua (malam 16 Ramadhan hingga seterusnya).” (HR. Abu Dawud).

2. Imam asy-Syafii

Berikutnya, dijelaskan pula di dalam kitab Ma’rifatus Sunan wal Atsar (4/44) dengan mengutip pendapat Imam asy-Syafii yang mengatakan bahwa pada separuh terakhir Ramadhan umat Muslim membaca doa Qunut. Hal ini pernah dilakukan oleh Ibnu Umar dan Mu’adza al-Qari.

قال الشافعي: ويقنتون في الوتر في النصف الآخر من رمضان، وكذلك كان يفعل ابن عمر، ومعاذ القاري
Artinya, “Mereka berqunut di dalam shalat Witir pada pertengahan akhir bulan Ramadan, seperti itulah yang dilakukan oleh Ibnu ‘Umar dan Mu’adz al-Qari.”

3. Imam an-Nawawi

Imam an-Nawawi dalam al-Adzkar (67) menegaskan hal serupa. Menurut an-Nawawi, ulama kalangan madzhab Syafii menganjurkan pembacaan doa Qunut pada separuh terakhir di bulan Ramadhan. Selain itu, dia juga memaparkan beberapa versi anjuran ini. Akan tetapi, pendapat yang paling kuat menurutnya adalah Qunut dibaca pada separuh terakhir Ramadan.

ويستحب القنوت عندنا في النصف الأخير من شهر رمضان في الركعة الأخيرة من الوتر، ولنا وجه: أن يقنت فيها في جميع شهر رمضان، ووجه ثالث: في جميع السنة، وهو مذهبُ أبي حنيفة، والمعروف من مذهبنا هو الأوّل

Artinya: “Menurut kami, disunnahkan Qunut di akhir witir pada separuh akhir Ramadhan. Ada juga dari kalangan kami (Syafiiyyah) yang berpendapat, disunnahkan Qunut di sepanjang Ramadhan. Kemudian ada pula yang berpendapat bahwa disunnahkan Qunut di seluruh shalat sunnah. Ini menurut madzhab Abu Hanifah. Namun, yang baik menurut madzhab kami adalah model yang pertama, yaitu Qunut pada separuh akhir Ramadhan.”

Mengutip buku Ramadan Bersama Rasul: Panduan Ibadah di Bulan Suci Ramadan oleh Alvian Iqbal Zahasfan, dijelaskan bahwa ada perbedaan pendapat tentang membaca doa qunut saat sholat witir dari imam mazhab.

Pertama, Imam Abu Hanifah berpendapat wajib hukumnya qunut witir sebelum rukuk sepanjang tahun. Sementara menurut kedua muridnya, Abu Yusuf (w. 182 H) dan Muhammad Asy-Syaibani (w. 189 H), hukumnya sunnah.

Kedua, menurut pendapat Malikiyah yang masyhur hukumnya adalah makruh, tetapi dalam satu riwayat di kitab Al-Muwatha’ disebutkan bahwa Imam Malik ber-qunut di separuh terakhir Ramadan (sebelum rukuk). Pada praktiknya, mayoritas Malikiyah di Maroko tidak qunut di separuh Ramadan.

Ketiga, pendapat Syafiiyah yang paling unggul hukumnya adalah mustahab (sunnah) khususnya qunut witir di separuh terakhir Ramadan (setelah rukuk). Sebagian Syafiiyah menilai tidak ada qunut di bulan Ramadan.

Keempat, Al-Hanabilah berpendapat hukumnya sunnah sepanjang tahun setelah rukuk.

Kelima, menurut Imam Thowus, qunut witir adalah bid’ah.

Wallahu ‘alam.

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Masuk dan Keluar Kamar Mandi: Arab, Latin dan Artinya



Jakarta

Doa masuk dan keluar dari kamar mandi menjadi salah satu amalan yang dianjurkan dan telah dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Doa masuk kamar mandi dibaca dengan tujuan meminta kepada Allah SWT agar terhindar dari segala keburukan dan kejahatan yang mungkin terdapat di dalam kamar mandi.

Dalam sebuah riwayat Rasulullah SAW pernah mengatakan sebelum masuk kamar mandi adalah batas antara jin dan manusia. Diceritakan dari Ali RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

سِتْرُ ما بَيْنَ أَعْيُنِ الْجِنِّ وَبَيْنَ عَوْرَاتِ بَنِي آدَمَ ، إِذَا خَلَعَ الرَّجُلُ ثَوْبَهُ أَنْ يَقُولَ : بِسْمِ


Artinya: “Pembatas antara jin dengan aurat bani Adam (manusia) manakala seorang di antara mereka masuk ke kamar mandi, adalah agar ia mengucapkan ‘Bismillah’,” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Berikut ini adalah bacaan doa masuk dan keluar kamar mandi dikutip dari buku Doa dan Dzikir Sepanjang Tahun yang disusun oleh Adi Tri Eka.

Doa Masuk Kamar Mandi

اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِك من الْخُبْثِ وَالْخَبَائِثِ

Bacaan latin: Allahumma innii a’uudzubika minal khubutsi wal khabaaitsi

Artinya: “Sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari (godaan) setan laki-laki dan setan perempuan.”

Dinukil dari buku Dahsyatnya Amalan 24 Jam Rosululloh oleh Abu Najib Abdillah, disebutkan bahwa doa masuk kamar mandi dibaca dengan keras, yaitu sampai terdengar suaranya oleh orang lain.

Hal ini didasarkan dari hadits Imam As-Shan’ani, ia berkata, “Lahiriah hadits Anas bahwa Nabi mengeraskan zikir ini, maka bagusnya membacanya dengan keras.” [Sulubus Salam, 1/174]

Doa Keluar Kamar Mandi

غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ ِللهِ الَّذِىْ اَذْهَبَ عَنّى اْلاَذَى وَعَافَانِىْ

Bacaan latin: Ghufranaka. Alhamdulillahilladzi adzhaba ‘annil adzaa wa’aafaanii

Artinya: “Dengan mengharap ampunan-Mu, segala puji milik Allah yang telah menghilangkan kotoran dari badanku dan yang telah mensejahterakan.”

Adab Berada di Kamar Mandi

Mengutip buku Buku Pintar 50 Adab Islam yang ditulis oleh Arfiani, terdapat beberapa adab yang harus diperhatikan di kamar mandi.

1. Niat yang benar. Niatkan mandi untuk membersihkan diri, menyembuhkan penyakit, dan sebagainya.

2. Membaca basmalah. Menyebut nama Allah sebelum masuk kamar mandi termasuk adab berpegang teguh kepada Allah. Menyebut nama Allah dapat menghalangi pandangan jin untuk melihat aurat kita.

3. Masuk kamar mandi dengan kaki kiri

4. Tidak telanjang dan tidak menunjukkan aurat kepada orang lain. Seseorang wajib menutup auratnya dari manusia bila sedang mandi, apalagi jika berada di tempat pemandian umum.

Dalam riwayat, ada seorang laki-laki bertanya: “Wahai Rasulullah, bagaimana menurutmu jika sejumlah orang berkumpul bersama-sama dengan sebagian lainnya?” Rasulullah menjawab: “Jika engkau mampu untuk tidak menunjukkan (aurat), maka janganlah engkau menunjukkannya.”

5. Wanita dilarang untuk memasuki tempat-tempat pemandian umum. Perempuan dilarang pergi ke pemandian umum karena dikhawatirkan akan menimbulkan fitnah.

6. Tidak berlama-lama di kamar mandi. Setelah selesai dengan keperluan dan urusan di kamar mandi, segeralah untuk keluar dari kamar mandi.

7. Keluar dengan mendahulukan kaki kanan. Jika saat masuk harus dengan kaki kiri, maka saat keluar kaki kananlah yang didahulukan.

Adapun selain yang disebutkan di atas, haram hukumnya menghadap atau membelakangi arah kiblat apabila buang air di tempat terbuka. Apabila dilakukan di tempat tertutup yang disediakan khusus untuk buang air semisal toilet, maka hukumnya makruh.

Itulah bacaan doa masuk dan keluar kamar mandi yang dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Hadits Bersyukur, Salah Satu Sifat Orang Beriman



Jakarta

Bersyukur merupakan salah satu sifat orang beriman. Perintah untuk mensyukuri nikmat Allah SWT termaktub dalam Al-Qur’an dan hadits.

Allah SWT berfirman,

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ ٧


Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (QS Ibrahim: 7)

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, ayat tersebut menjelaskan bahwa sesungguhnya jika kita mensyukuri nikmat yang telah Allah SWT berikan, Dia akan menambahkan nikmat itu.

Adapun, firman-Nya “dan jika kalian mengingkari (nikmat-Ku) sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras” maksudnya adalah Allah SWT akan mencabut nikmat-nikmat yang telah Dia berikan dan Allah SWT menyiksa orang yang tidak bersyukur itu.

Para nabi dan rasul telah memberikan teladan mengenai sifat-sifat syukur yang dimilikinya, salah satunya Nabi Nuh AS. Disebutkan dalam Kitab Qashash Al-Anbiyaa karya Imam Ibnu Katsir, terdapat riwayat yang menyebut bahwa Nabi Nuh AS selalu mengucapkan rasa syukurnya kepada Allah atas makanan, minuman, pakaian, dan segala hal terkait dirinya.

Imam Ahmad meriwayatkan dalam Musnad-nya dari Abu Usamah, dari Zakaria bin Abi Zaidah, dari Said bin Abu Burdah, dari Anas bin Malik RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya Allah meridhai seorang hamba yang mengucapkan syukur setelah memakan sesuatu dan mengucapkan syukur setelah meminum sesuatu.”

Imam Muslim, Tirmidzi, dan An-Nasa’i turut meriwayatkan hadits serupa melalui Abu Usamah. Masing-masing termaktub dalam Kitab Shahih dan Sunan.

Hadits tentang Syukur

Ada sejumlah hadits lain yang memuat perintah maupun keutamaan bersyukur. Berikut di antaranya.

1. Hadits Allah Menulis Syukur Hamba-Nya

Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Tidaklah Allah menganugerahkan nikmat kepada seorang hamba kemudian ia mengetahui nikmat tersebut berasal dari Allah, melainkan Allah menulis syukur untuknya sebelum ia mensyukuri nikmat tersebut. Tidaklah seorang hamba berbuat dosa kemudian ia menyesalinya, melainkan Allah menulis ampunan baginya sebelum ia meminta ampunan kepada-Nya.” (HR Al Hakim)

2. Hadits Bersyukur ala Nabi Musa

Al-Kharaithi dalam Fadhilatusy Syukr meriwayatkan hadits dari Abu Amr Asy-Syaibani bahwa Musa AS berkata,

“Tuhanku, jika aku salat, maka karena-Mu. Jika aku bersedekah, maka karena-Mu. Jika aku menyampaikan risalah-Mu, maka karena-Mu. Oleh karena itu, bagaimana cara aku bersyukur kepada-Mu?” Allah berfirman, “Engkau sekarang telah bersyukur kepada-Ku.”

3. Hadits Bersyukur dengan Mengucap Alhamdulillah

Dari Anas bin Malik RA, dari Nabi SAW yang bersabda,

“Tidaklah Allah memberikan nikmat kepada seorang hamba kemudian ia mengatakan, ‘Alhamdulillah’ melainkan apa yang ia berikan itu lebih baik daripada yang ia ambil.” (HR Ibnu Majah)

Dalam riwayat lain, Bakr bin Abdullah berkata, “Seorang hamba tidak mengucapkan ‘Alhamdulillah’ sekali, melainkan ia wajib mendapatkan nikmat dengan ucapannya, ‘Alhamdulillah.’ Apa balasan perkataannya tersebut? Balasannya ialah ia bisa mengucap ‘Alhamdulillah’ kemudian datanglah nikmat yang lain. Nikmat-nikmat Allah tidak pernah habis.” (HR Ibnu Abu Ad-Dunya dalam Asy-Syukr)

4. Hadits Bersyukur Adalah Sifat Orang Beriman

Rasulullah SAW bersabda,

“Seorang mukmin itu sungguh menakjubkan, karena setiap perkaranya itu baik. Namun tidak akan terjadi demikian kecuali pada seorang mukmin sejati. Jika ia mendapat kesenangan, ia bersyukur, dan itu baik baginya. Jika ia tertimpa kesusahan, ia bersabar, dan itu baik baginya.” (HR Muslim)

detikers jangan lupa ucap rasa syukur hari ini di Alhamdulillah Challenge ya! Ada hadiah menanti untuk kamu dapatkan.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Malam Lailatul Qadar sesuai Sunnah Nabi, Ini Bacaannya



Jakarta

Islam mengenal sejumlah malam mulia dalam setahun, yang mana salah satunya adalah lailatul qadar. Nabi SAW menganjurkan kaum muslim berdoa pada malam istimewa itu, tetapi bacaan doa apa yang bisa dibaca?

Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin dalam bukunya Majalis Syahri Ramadhan mengemukakan lailatul qadar terjadi di malam Ramadan, bukan pada bulan lainnya.

Hal ini dapat dipastikan karena Allah SWT nyatakan dalam surat Al-Qadar ayat 1 bahwa telah menurunkan Al-Qur’an pada malam lailatul qadar itu. Dan melalui surat Al-Baqarah ayat 185, Dia juga ungkapkan bahwa Al-Qur’an turun pada Ramadan. Sehingga, kata Syekh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, secara jelas bisa diketahui bahwa lailatul qadar bertepatan di bulan Ramadan.


Rasulullah SAW juga kemukakan lailatul qadar terdapat pada bulan Ramadan dalam sebuah hadits, di mana Abu Dzar bertanya kepada beliau,

“Wahai Rasulullah, terangkanlah kepadaku tentang lailatul qadar, apakah ia terdapat pada bulan Ramadan atau juga pada bulan lainnya?” Beliau menjawab: “Hanya pada bulan Ramadan.”

Dia bertanya lagi, “Apakah ia (lailatul qadar) hanya ada bersama nabi-nabi selama mereka masih hidup, sehingga jika mereka telah meninggal dunia lantas tidak ada lagi lailatul qadar, ataukah ia tetap ada sampai datangnya hari kiamat?” Beliau menjawab: “Sampai hari kiamat ….” (HR Ahmad dan an-Nasa’i)

Meski lailatul qadar terjadi di bulan Ramadan, tetapi tak ada yang tahu pasti kapannya. Melalui hadits pun Nabi SAW hanya memerintahkan kaum muslim untuk mencari malam mulia itu di 10 malam ganjil akhir bulan Ramadan.

Dalam riwayat Aisyah contohnya, beliau SAW bersabda,

تَحَرَّوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْوِتْرِ مِنَ الْعَشْرِ الْأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

Artinya: “Carilah lailatul qadar pada malam ganjil dari sepuluh malam terakhir dari bulan Ramadan.” (HR Bukhari)

Syekh Al-Utsaimin dalam buku Tuntunan Tanya Jawab Akidah, Salat, Zakat, Puasa, dan Haji menyebutkan bahwa sejumlah hadits mengenai lailatul qadar yang bersumber dari Rasul SAW seperti di atas menunjukkan lailatul qadar tidak terjadi tetap pada satu malam. Karena demikian, beliau menganjurkan kaum muslim untuk mencarinya di malam-malam terakhir dengan memperbanyak ibadah dan doa.

Lebih lanjut, Syekh Al-Utsaimin mengatakan, “Lailatul qadar itu berpindah-pindah turunnya, dari satu malam kepada malam yang lain dan tidak terjadi pada malam tertentu setiap tahunnya.”

Tanda-tanda Lailatul Qadar

Bukan hanya mengabarkan waktu lailatul qadar di 10 malam terakhir Ramadan meski tak ada yang tahu pastinya, Nabi SAW melalui sabdanya juga menjelaskan ciri-ciri malam mulia itu. Sehingga muslim yang mendapati sejumlah tandanya, kemungkinan benar mendapati lailatul qadar.

Ciri malam lailatul qadar termuat dalam hadits riwayat Ubadah bin Shamit, yang dinukil dari buku Khutbah Nabi oleh Muhammad Khalil Khathib. Di mana Rasulullah SAW bersabda,

“Sesungguhnya tanda-tanda datangnya lailatul qadar adalah bahwa pada malam itu langit benar-benar cerah dan terang seakan-akan ada rembulan yang sedang memancarkan cahayanya.

Suasana malam itu begitu tenang, hening, dan memiliki corak yang lain (ketimbang biasanya). Dan pada malam itu udara tidak terasa dingin dan tidak juga terasa panas, serta (di angkasa) tidak terlihat bintang-bintang jatuh (meteor) sampai pagi tiba.

Dan ciri- ciri lain darinya adalah bahwa pada keesokan harinya, matahari di pagi hari itu akan terbit dengan cahaya yang bersinar sedang. Matahari tidak memancarkan sinar yang terlalu panas (terang) dan hanya akan bersinar seperti bulan, karena pada pagi hari itu setan tidak diperbolehkan keluar bersamaan dengan terbitnya matahari itu.” (HR Ahmad dalam Majma’ az-Zawaid, dan tokoh-tokohnya dianggap semuanya tsiqah.)

Doa Malam Lailatul Qadar: Arab, Latin & Arti

Kaum muslim yang menemukan malam pada bulan Ramadan bertanda seperti dalam hadits di atas, memungkinkan bahwa benar itu adalah lailatul qadar. Dan mereka yang mendapati malam mulia itu hendaknya membaca sebuah doa dari Nabi SAW dan memperbanyaknya..

Menukil Kitab Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq, berikut bacaan doa malam lailatul qadar sesuai sunnah:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عُفُوٌّ كَرِيمٌ، تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Latin: Allahumma innala ‘afuwwun kariim, tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf dan Mulia. Engkau senang memberi maaf, maka maafkanlah aku.” (HR Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad, dari Aisyah)

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Penutup Majelis Sesuai Sunnah, Arab, Latin dan Artinya



Yogyakarta

Doa penutup majelis adalah sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW melalui berbagai dalil. Saat kita mengikuti suatu majelis ilmu tentunya ustaz atau pemimpin majelis akan mengajak kita semuanya untuk mengucapkan doa penutup majelis sebelum kita meninggalkannya.

Melalui sebuah hadis riwayat Tirmidzi, dari Abu Hurairah Radhiallahu anhu menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Barang siapa duduk di dalam suatu majelis, kemudian banyak bergurau yang tidak bermanfaat, lalu sebelum berdiri meninggalkan majelis ia melafalkan doa yang artinya ‘Maha Suci Engkau, ya Allah dan saya mengucapkan puji-pujian pada-Mu. Saya menyaksikan sesungguhnya tiada Tuhan melainkan Engkau, saya mohon ampun serta bertaubat pada-Mu,’ melainkan ia pasti diampuni dari dosa yang diperolehnya di majelis itu.” (HR. Tirmidzi).


Bacaan Doa Penutup Majelis

Setiap sebelum meninggalkan majelis, disunnahkan untuk membaca doa penutup majelis sebagai berikut:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ.

Arab Latinnya: “Subhaanakallaahumma wa bi-ḥamdika, asyhadu allaa Ilaaha illaa anta, astaghfiruka wa atuubu ilayka.”

Artinya: “Mahasuci Engkau, ya Allah, aku menyanjung-Mu. (dan) Aku bersaksi bahwa tiada AIlah (Yang berhak disembah) kecuali Engkau, aku minta ampun dan bertobat kepada-Mu.”

Hadist Tirmidzi menyampaikan bahwa Rasulullah SAW menjelaskan, “Barangsiapa yang menghadiri suatu majelis yang di dalamnya terdapat banyak perkataan yang tidak berguna (omong kosong), kemudian ia membaca doa ini (doa di atas), maka keburukan yang dia lakukan di majelis tersebut akan diampuni.” (HR. Tirmidzi)

Doa Penutup Majelis Sekaligus Memohon Keselamatan

Melalui buku Doa Harian Pengetuk Pintu Langit karya H. Hamdan Hamedan, MA disebutkan doa penutup majelis sekaligus memohon keselamatan sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُولُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعْصِيَتِكَ وَمِنْ طَاعَتِكَ مَا تُبَلِّغُنَابِهِ جَنَّتَكَ وَمِنَ ٱلْيَقِينِ مَا تُهَوَنُ بِهِ عَلَيْنَا مَصَائِبَ الدُّنْيَا. اَللَّهُمَّ مَتِّعْنَا بِأَسْمَاعِنَا وَأَبْصَارِنَا وَقُوَّتِنَا مَا أَحْيَيْتَنَا وَاجْعَلْهُ الْوَارِثَ مِنَّا وَاجْعَلْهُ فَأَرَنَا عَلَى مَنْ عَادَانَا وَلَا تَجْعَلْ مُصِيبَتَنَا فِي دِينِنَا وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمَنَا وَلَا مَبْلَغَ عِلْمِنًا وَلَا تُسَلَّطَ عَلَيْنَا مَنْ لَا يَرْحَمْنَا.

Arab Latinnya: “Allahummaqsim lanaa min khasy-yatika maa tahuulu bihii bainanaa wa baina ma’shiyyatika wa min thaa’atika maa tuballighuna bihii jannataka wa minal yaqiini maa tuhawwinu bihii ‘alainaa mashaa-ibad dunya.

Allahumma matti’naa bi asmaa’inaa wa abshaarinaa wa quwwatinaa ma ahyaytanaa waj’alhul waaritsa minnaa waj’alhu tsa’ranaa ‘alaa man ‘aadaanaa wa laa taj’al mushiibatanaa fii diininaa wa laa taj’alid dunya akbara hamminaa wa laa mablagha ‘ilminaa wa laa tusallith ‘alainaa man laa yarhamunaa.”

Artinya: “Ya Allah, anugerahkanlah untuk kami rasa takut kepada-Mu, yang dapat menghalangi antara kami dan perbuatan maksiat kepada-Mu, dan (anugerahkanlah kepada kami) ketaatan kepada-Mu yang akan menyampaikan Kami ke surga-Mu dan (anugerahkanlah pula) keyakinan yang akan menyebabkan ringannya bagi kami segala musibah dunia ini.”

“Ya Allah, anugerahkanlah kenikmatan kepada kami melalui pendengaran kami, penglihatan kami, dan dalam kekuatan kami selama kami masih hidup, dan jadikanlah ia warisan dari kami. Jadikanlah balasan atas orang-orang yang menganiaya kami, dan tolonglah kami terhadap orang yang memusuhi kami, dan janganlah Engkau jadikan musibah kami dalam urusan agama kami, dan janganlah Engkau hadirkan dunia ini sebagai cita-cita terbesar kami dan puncak dari ilmu kami, dan jangan Engkau jadikan orang-orang yang tidak menyayangi kami berkuasa atas kami.”

Melalui hadis Tirmidzi Ibnu Umar Radhiallahu anhu menyampaikan “Jarang Rasulullah SAW berdiri dari majelis kecuali beliau berdoa dengan doa-doa ini untuk para sahabatnya. Selain itu, doa ini juga mencakup banyak hal, termasuk permohonan agar kita senantiasa selamat dunia dan akhirat. (HR. Tirmidzi)

Di bulan Ramadan ini, tentu muslim banyak yang menghadiri majelis ilmu. Dan sebaiknya doa penutupan majelis sesuai sunnah ini dibaca agar kita senantiasa diberikan keselamatan.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

7 Doa Mendatangkan Rezeki Tak Terduga dari Segala Penjuru, Wajib Amalkan!



Jakarta

Rizq dalam bahasa Arab atau rezeki dalam bahasa Indonesia tidak dapat diprediksi. Terkadang, rezeki datang dari sumber yang tidak diketahui dan dalam bentuk yang berbeda-beda.Kekayaan, kesehatan, bahkan rambut yang beruban adalah rezeki dari Allah.

Dikutip dari Buku Doa-doa Terbaik Sepanjang Masa oleh Ust. Ahmad Zacky El-Syafa, berikut Kumpulan Doa untuk mendatangkan rezeki tak terduga yang bisa kamu amalkan:

Doa Memperoleh Rezeki yang Tidak Terduga dari Segala Penjuru


1. الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي رَزَقَنِي هَذَا مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنٌ وَلَا قُوَّةٍ، اللَّهُم

Arab latin: Alhamdulillaahilladzii razaqanii hadzaa min ghairi haulim minnii walaa quw- watin, allaahumma baarik lii fiihi

Artinya: “Segala puji bagi Allah, Zat yang telah memberikan rezeki ini de- ngan tanpa mengeluarkan daya dan kekuatan. Ya Allah… berikan- lah berkah dalam rezeki yang telah Engkau berikan kepadaku itu.”

2. اَللَّهُمَّ إِنَّهُمْ حُفَاةٌ فَاحْمِلْهُمْ، اَللَّهُمَّ إِنَّهُمْ عُرَاةٌ فَاكْسُهُمْ اللَّهُمإِنَّهُمْ حِيَاعٌ فَأَشْعُهُمْ

Arab latin: Allaahuma innahum hufaatun fahmilhum, allaahumma innahum ‘uraatun faksuhun, allaahumma innahum jiyaa’un fa asybi’hum

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya mereka telanjang kaki, maka bawalah me- reka. Ya Allah, sesungguhnya mereka telanjang badan, maka beri- lah mereka pakaian. Ya Allah, sesungguhnya mereka lapar, maka kenyangkanlah mereka.” (HR. Abu Dawud dan Baihaqi).

3. اللَّهُمَّ اجْعَلْ رِزْقُكَ عَلَى عِنْدَ كِبَرِ سِنِى وَانْقِطَاعِ عُمْرِي

Arab latin: Allaahummaj’al rizquka ‘alayya inda kibari sinii wangi-thaa’i’umrii

Artinya: “Ya Allah…jadikanlah rezeki-Mu selalu ada padaku sampai ketika aku sudah tua atau umurku sudah terputus (meninggal dunia).” (HR. Thabrani)

4. اللهم إلى استقلك رزقا طيباً وَعِلْمًا نَّافِعًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Arab latin: Allaahumma innii as-aluka rizqan thayyiban wa ‘ilman naafi’an wa ‘amalan mutaqabbalan

Artinya: “Ya Allah…sesungguhnya aku memohon kepada-Mu rezeki yang baik, Ilmu yang bermanfaat dan amal yang diterima.” (HR. AI-Mustaghfiri).

5. اللهُمَّ يَا غَنِيٌّ يَا حَمِيدُ يَا مُبْدِءُ يَا مُعِيْدُ يَا رَحِيمُ يَا وَدُوْدُ أَغْنى بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَبِطَاعَتِكَ عَنْ مَعْصِيَتِكَ وَبِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Arab latin: Allaahumma yaa ghaniyyu yaa hamiidu ya mubdi-u yaa mu’iid yaa rahiimu ya waduudu aghninii bihalalika ‘an haraamika wa bithaa’atika ‘an ma’shiyatika wa bifadlika anman siwaaka

Artinya: “Ya Allah…Duhai Zat Yang Mahakaya, Zat Yang Maha Terpuji, Zat Yang Maha Memulai, Zat Yang Maha Mengembalikan, Zat Yang Maha Belas Kasih, berilah kekayaan kepadaku dengan rezeki yang halal, jauhkan dari rezeki yang haram, dan dengan ketaatan kepa- da-Mu, jauhkan dari tindak maksiat kepada-Mu dan dengan karu- nia-Mu jauhkanlah siapa saja yang selain Engkau.”

6. اللَّهُمَّ إِلى أَسْفَلْكَ عَنْ تَرْزُقَنِي رِزْقاً حَلالاً وَاسِعاً طَيِّبًا مِنْ غَيْرِ تَعَب وَلَا مَشَقَّةٍ وَلَا ضَيْرٍ وَلَا نَصَبٍ إِنَّكَ عَلَى كُلِّشَيْءٍ قَدِيرٌ

Arab latin: Allaahumma innii as-aluka an tarzuqanii rizqan halaalan waasi’an thayyiban min ghairi ta’abin wa laa masyaqqatin wa laa dhairin wa laa nashabin innaka ‘alaa kulli syaiin qadiirun

Artinya: “Ya Allah…sesungguhnya aku memohon kepada-Mu rezeki yang ha- lal, luas, baik, tanpa payah, sulit, membahayakan dan meletihkan dalam memperolehnya. Sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa atas segala sesuatu.”

7. مَنْ قَالَ لَا حَوْلَ وَلا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ مِائَةَ مَرَّةٍ فِي كُلِّ يَوْمٍ لَمْ يُصِبْهُ فَقْرًا اَبَدًا

Arab latin: Man qaala laa haula walaa quwwata illaa billahil ‘aliyyil ‘adziimi miata marra- tin fii kulli yaumin lam yushibhu faqran abadan

Artinya: “Barangsiapa yang membaca laa haula walaa quwwata illaa billahil ‘aliyyil ‘adziimi (Tiada daya dan kekuatan hanyalah berasal dari Allah Zat Yang Mahatinggi lagi Mahaagung) sebanyak seratus kali dalam setiap hari, maka ia tidak akan terkena kefakiran selama- nya.” (HR. Ibnu Abid Dunya).

Beberapa ulama menerjemahkan Rizq sebagai ‘rezeki’, ‘rizki’ dan ada juga yang menyebutnya ‘berkah’. Rezeki juga dapat dilihat sebagai sesuatu yang membawa manfaat atau sesuatu yang menolak bahaya.

Perlu diketahui, rezeki setiap umat manusia sudah ditetapkan oleh Allah SWT. Namun, umat muslim diperintahkan untuk tetap mengiringi ikhtiarnya dengan doa agar rizki bisa diperoleh dengan cara yang baik.

Nah Detikers, itu dia kumpulan doa untuk mendatangkan rezeki tak terduga yang bisa kamu amalkan sehari-hari. Doa ini bisa kamu baca sehabis sholat wajib maupun sunnah. Semoga bermanfaat ya.

(row/row)



Sumber : www.detik.com

Tulisan Arab Bismillahirrahmanirrahim Beserta Arti dan Keutamaan



Jakarta

Lafaz bismillahirrahmanirrahim selalu diucapkan umat Islam sebelum melakukan suatu aktivitas yang baik. Mari kita kenali tulisan Arab “bismillahirrahmanirrahim” yang benar agar bisa menulis dan membacanya dengan tepat.

Selain mengenal beberapa jenis tulisan Arab bismillahirrahmanirrahim, kita akan ulas pula arti dari bismillahirrahmanirrahim. Selain itu, Anda harus mengetahui keutamaan membaca basmalah yang begitu fundamental bagi kaum Muslimin.

Beberapa Jenis Tulisan Arab Bismillahirrahmanirrahim

Bismillahirrahmanirrahim dapat ditulis dalam tulisan Arab dengan beberapa bentuk. Berikut ini 4 tulisan Arab bismillahirrahmanirrahim yang umum digunakan.


1. Bismillahirrahmanirrahim dengan Harakat

ِبِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْم

2. Bismillahirrahmanirrahim tanpa Harakat (Arab Gundul)

بسم الله الرحمن الرحيم

3. Bismillahirrahmanirrahim Bentuk Memanjang

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

4. Bismillahirrahmanirrahim Huruf Unicode

Arti Bismillahirrahmanirrahim

Dilansir dari situs Kementerian Agama Kalimantan Timur, “bismillahirrahmanirrahim” bisa dibagi menjadi tiga bagian. Tiga bagian ini adalah “bismillah”, “arrahman”, dan “arrahim”.

Frasa “bismillah” terdiri dari tiga kata, yaitu “bi”, “ismi”, dan “Allah. Bi berarti dengan, ismi atau asma berarti nama, kemudian Allah. Dengan demikian, arti dari bismillah yaitu dengan nama Allah atau diterjemahkan menjadi dengan menyebut nama Allah.

Kata selanjutnya adalah “arrahman” yang berarti sifat Allah yang Maha Pengasih. Kemudian “arrahim” yang berarti sifat Allah yang Maha Penyayang.

Jika diterjemahkan secara utuh, maka arti bismillahirrahmanirrahim adalah dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Keutamaan Membaca Bismillahirrahmanirrahim

Dikutip dari nu.or.id, dijelaskan bahwa bismillah mengandung keberkahan. Sebagian ulama mewajibkan melafalkan bismillah ketika hendak beraktivitas dan berkata. Hal ini berdasarkan tafsir dari Imam Ibnu Katsir.

Bismillah dilafalkan antara lain ketika memulai khotbah, mengawali wudu, hendak masuk toilet, hendak berhubungan suami istri, hendak makan, minum, berdiri, duduk, salat, berkendara, tidur, hingga menyembelih hewan.

Berikut ini beberapa keutamaan bismillahirrahmanirrahim berdasarkan hadis dan tafsir dari para ulama.

1. Jarak Allah dengan Asma-Nya Sangat Dekat

Dalam tafsir Ibnu Abi Hatim, diriwayatkan dari Ibnu Abbas tentang pertanyaan Sayyidina Usman tentang bismillah kepada Rasulullah.

Rasulullah menjawab, “Itu (bismillah) adalah salah satu asma Allah. Jarak Allah dan asma-Nya yang maha besar itu hanya sebatas jarak hitam mata dan putih mata saking dekatnya,” (Ibnu Abi Hatim dan HR Al-Hakim).

2. Kisah Nabi Isa AS Menulis Bismillah

Ibnu Murduwiyah meriwayatkan dari Abu Sa’id, Rasulullah bercerita bahwa Nabi Isa AS pernah belajar menulis kepada seorang guru.

Gurunya berkata, “Tulislah.” “Apa yang harus kutulis?” kata Nabi Isa. “Bismillah,” kata gurunya. “Apa itu bismillah?” tanya Nabi Isa. “Aku sendiri tidak tahu,” kata gurunya.

Nabi Isa menjawab, “Ba-nya itu baha’ullah (keelokan Allah). Sin-nya sana’uhu (keagungan-Nya). Mim-nya mamlakatuhu (kekuasaan-Nya). Allah ilahul alihah (Tuhan para tuhan). Ar-rahman rahmanud dunya (pengasih dunia). Ar-rahim rahimul akhirah (pengasih akhirat).”

3. Ayat Al Quran

Ibnu Murduwiyah dari hadits Yazid bin Khalid, dari Sulaiman bin Buraidah, dalam sebuah riwayat Abdul Karim Abi Umayyah, dari ayahnya, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sebuah ayat diturunkan kepadaku, ayat yang tidak pernah diturunkan kepada seorang nabi selainku kecuali Sulaiman bin Dawud. Ayat itu berbunyi bismillahirrahmanirrahim,” (Ibnu Murduwiyah dan HR At-Thabarani).

4. Mendapat Keberkahan

Diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah, ketika ayat “bismillahirrahmanirrahim” turun, awan bergerak ke timur, angin menjadi tenang, laut bergelombang, dan setan dilempari di langit. Allah bersumpah dengan kebesaran dan keagungan-Nya bahwa sesuatu yang dinamai dengan nama-Nya niscaya mendapat keberkahan-Nya, (HR Abu Ya’la, Al-Hakim, dan Al-Bazzar).

5. Setan Mengecil

Diriwayatkan dari Ashim, ia mendengar Abu Tamimah bercerita tentang boncengan Rasulullah. Ketika hewan yang dikendarai oleh nabi tergelincir, ia berkata, “Celaka setan.” Rasulullah menegurnya, “Jangan bilang ‘celaka setan’, karena ia (setan) akan membesar (hingga sebesar rumah [HR Ahmad, Ibnu Murduwiyah, dan An-Nasa’i]) dan berkata, ‘Demi kekuatanku, aku akan gulingkan dia.’ Tetapi jika kau bilang, ‘Bismillah,’ maka setan akan mengecil hingga sebesar lalat,” (HR Ahmad).

6. Terlindung dari Setan

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda, “Seandainya salah seorang dari kalian mendatangi istrinya lalu membaca ‘Bismillah. Allahumma jannibnas syaithana wa jannibis syaithana ma razaqtana,’ niscaya jika ditakdirkan keturunan dari hubungan tersebut, maka setan tidak membahayakan anak itu selamanya,” (HR Bukhari dan Muslim).

Demikian tadi ulasan mengenai tulisan Arab bismillahirrahmanirrahim beserta artinya. Ada banyak keutamaan membaca bismillahirrahmanirrahim yang telah dijelaskan di atas. Wallahu a’lam bishawab.

(bai/inf)



Sumber : www.detik.com

Allahumma Innaka Afuwwun Lengkap, Doa Malam Lailatul Qadar



Jakarta

Malam lailatul qadar merupakan malam yang penuh akan kemuliaan. Sebagai umat Islam kita dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh termasuk dengan membaca doa malam lailatul qadar yang diawali dengan lafaz allahumma innaka afuwwun.

Kabar mengenai datangnya malam lailatul qadar ini disampaikan dalam Al-Qur’an dan hadits. Allah SWT berfirman dalam surah Al Qadr,

اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ ١ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِۗ ٢ لَيْلَةُ الْقَدْرِ ەۙ خَيْرٌ مِّنْ اَلْفِ شَهْرٍۗ ٣ تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ ٤ سَلٰمٌ ۛهِيَ حَتّٰى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ࣖ ٥


Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Qur’an pada malam lailatul qadar, tahukah engkau apakah malam lailatul qadar itu ? Malam lailatul qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu turunlah malaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk membawa) segala urusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar.” (QS Al Qadr: 1-5)

Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menjelaskan, malam lailatul qadar sebagaimana disebutkan dalam surah di atas adalah malam yang penuh keberkahan. Keberkahan malam lailatul qadar ini juga dijelaskan dalam firman-Nya yang lain,

إِنَّا أَنْزَلْناهُ فِي لَيْلَةٍ مُبارَكَةٍ

Artinya: “Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi (Lailatulqadar).” (QS Ad Dukhan: 3)

Malam lailatul qadar ini terdapat pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadan, tepatnya pada malam ganjil. Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,

تَحَرَّوْا وفي رواية : الْتَمِسُوْا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِيْ الْوِتْرِ مِنْ الْعَشْرِ

Artinya: “Carilah malam lailatul qadar di (malam ganjil) pada sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan.” (HR Bukhari dan Muslim)

Dalam riwayat lain juga disebutkan, Rasulullah SAW menganjurkan agar membaca doa malam lailatul qadar. Menurut riwayat yang berasal dari Aisyah RA, doa tersebut diawali dengan lafaz allahumma innaka afuwwun. Berikut selengkapnya.

Doa Malam Lailatul Qadar

Mengutip Kitab Al Adzkar karya Imam an-Nawawi, berikut bacaan doa malam lailatul qadar Arab, latin, dan artinya:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu’anni

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun dan suka mengampuni. Karena itu, ampunilah aku.”

Imam an-Nawawi menukil doa tersebut dari riwayat dengan sanad shahih dalam Kitab At-Tirmidzi, Kitab An-Nasa’i, dan Kitab Ibnu Majah. Imam At-Tirmidzi berkata, “Hadits ini adalah hasan shahih.”

Para ulama mazhab berpendapat bahwa, dianjurkan memperbanyak doa ini dalam malam tersebut. Dianjurkan pula membaca Al-Qur’an, semua zikir, dan doa-doa yang dianjurkan dalam tempat-tempat yang suci dan terhormat.

Amalan Malam Lailatul Qadar: Salat

Salah satu amalan yang dikerjakan pada malam lailatulqadar adalah salat. Syaikh Yusuf Al-Qaradhawi dalam Kitab Fi Rihabis Sunnah mengatakan bahwa salat yang dikerjakan pada malam lailatul qadar merupakan sebaik-baik ibadah yang nilainya lebih baik dari 1000 bulan.

Jika dihitung 1000 bulan sama dengan 83 tahun 4 bulan, hal tersebut merupakan waktu dan membutuhkan umur yang panjang.

Allah SWT menganugerahkan umat Rasulullah SAW sebuah malam yang lebih dari umur yang panjang, malam ini berulang setiap tahun di bulan Ramadan. Ini adalah malam pelipat ganda pahala.

Imam Asy-Syafi’i berkata, “Dianjurkan bersungguh-sungguh beribadah pada siang-siangnya sebagaimana pada malam-malamnya.”

Bukan hanya itu, pada malam ini juga dianjurkan untuk memperbanyak doa-doa tentang kemaslahatan umat Islam secara umum. Hal ini menunjukkan tanda dan simbol hamba-hamba Allah SWT yang baik dan ahli ma’rifat. Hanya kepada Allah SWT kita memohon pertolongan.

Dalam Kitab Bulughul Mahram karya Ibn Hajar Al-Asqalani terdapat sejumlah hadits yang menyebut bahwa orang yang melakukan ibadah pada malam Ramadan dengan sungguh-sungguh, Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.

Hadits ini diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

من قام ليلة القدر ايمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

Artinya: “Barang siapa melakukan ibadah Ramadan karena iman dan mengharap ridha-Nya, maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”

Dalam hadits lain, Aisyah RA mengatakan,

كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ العَشْرُ – أَي الْعَشْرُ الْأَخِيرَةُ مِنْ رَمَضَانَ – شَدَّ مِنْزَرَهُ وَأَحْيَا لَيْلَمُ وَ أَيْقَظَ أَهْلَهُ

Artinya: “Rasulullah SAW apabila memasuki sepuluh hari, yakni sepuluh hari bulan Ramadan, mengencangkan kain sarungnya, menghidupkan malamnya, dan membangunkan keluarganya.” (HR Bukhari dan Muslim)

Hadits Malam Lailatul Qadar Terletak pada 7 Malam Terakhir

Ada sebuah hadits yang menyebut bahwa malam lailatul qadar terletak pada tujuh malam terakhir. Hadits ini diriwayatkan Imam Bukhari dan Muslim.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَنَّ رِجَالًا مِنْ أَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أُرُوا لَيْلَةَ الْقَدْرِ فِي الْمَنَامِ فِي السَّبْعِ الْأَوَاخِرِ فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَرَى رُؤْيَاكُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِيهَا فَلْيَتَحَرَّهَا فِي السَّبْعِ الأَوَاخِرِ

Artinya: “Dituturkan dari Ibn Umar RA beberapa sahabat Nabi Muhammad SAW, melihat lailatul qadar dalam mimpi pada tujuh malam terakhir (dari bulan Ramadan). Lalu Rasulullah SAW bersabda, “Aku ditunjukkan kebenaran mimpimu. Maka barang siapa mencarinya, hendaknya ia mencari pada tujuh malam terakhir.”

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com