Category Archives: Doa Hadits

Hadits Larangan Puasa 1 Syawal bagi Umat Islam



Jakarta

Setelah satu bulan penuh melaksanakan ibadah puasa Ramadan, umat Islam dilarang untuk berpuasa pada 1 Syawal atau hari raya Idul Fitri. Hal ini dijelaskan dalam hadits larangan puasa 1 Syawal bagi umat Islam.

Mengutip dari Kitab Al-Lu’Lu wal Marjan yang disusun oleh Muhammad Fu’ad Abdul Bagi, berikut hadits larangan puasa 1 Syawal:

حَدِيثُ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: هَذَانِ يَوْمَانِ نَهى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صِيَامِهِمَا: يَوْمُ فِطْرِكُمْ مِنْ صِيَامِكُمْ وَالْيَوْمُ الآخَرُ تَأْكُلُونَ فِيهِ مِنْ نُسُكِكُمْ أخرجه البخاري في: ۳۰ كتاب الصوم: ٦٦ باب صوم يوم الفطر

Artinya: “Umar bin Khattab RA berkata: “Pada kedua hari ini Nabi SAW telah melarang orang berpuasa, yaitu pada hari raya Idul Fitri sesudah Ramadan dan hari raya Idul Adha sesudah wuquf di Arafah.” (HR Bukhari, Kitab ke-30, Kitab Shaum bab ke-66, bab shaum di hari fitri)


حَدِيثُ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَلَا صَوْمَ فِي يَوْمَيْنِ : الْفِطْرِ وَالأَضْحى أخرجه البخاري في: ٢٠ كتاب فضل الصلاة في مسجد مكة والمدينة : ٦ باب مسجد بیت المقدس

Artinya: “Abu Sa’id Al-Khudri RA berkata: “Nabi Muhammad SAW bersabda: ‘Tidak boleh berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.'” (HR Bukhari, Kitab ke-20, Kitab Keutamaan Salat di Masjid Makkah dan Madinah bab ke-6, bab Masjid Baitul Maqdis)

. حَدِيثُ ابْنِ عُمَرَ عَنْ زِيَادِ ابْنِ جُبَيْرٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى ابْنِ عُمَرَ فَقَالَ: رَجُلٌ تَذَرَ أَنْ يَصُومَ يَوْمًا قَالَ: أَظْتُهُ قَالَ: الأثنين فَوَافَقَ يَوْمَ عبد فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: أَمَرَ اللهُ بوَفَاء النذر ونهى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم عَنْ صَوم هذا اليوم أخرجه البخاري في: ٣٠ كتاب الصوم: ٦٧ باب الصوم يوم النحر

Ziyad bin Jubair berkata: “Ada seorang lelaki yang datang dan bertanya kepada Ibnu Umar RA: ‘Bagaimana bila seorang nadzar akan berpuasa hari senin, tiba-tiba bertepatan dengan hari raya?’ Ibnu Umar RA menjawab: ‘Allah menyuruh menepati janji nadzar tetapi Nabi Muhammad SAW melarang puasa pada hari raya.” (HR Bukhari, Kitab ke-30, Kitab Shaum bab ke-67, bab shaum pada hari Nahr/10 Zulhijah)

Hadits larangan puasa tanggal 1 Syawal turut disebutkan dalam Kitab Tisirul-Allam Syarh Umdatul-Ahkam karya Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam.

عَنْ أَبِي عُبَيْدٍ مَوْلَى ابْنِ أَزْهَرَ وَاسْمُهُ سَعْدُ بْنُ عُبَيْدٍ، قَالَ: شَهِدَتِ الْعِيدَ مَعَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَقَالَ: هَذَانِ يَوْمَانِ نَهَى رَسُولُ الله صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صِيَامِهمَا: يَوْمُ فِطْرِكُمْ مِنْ صِيَامِكُمْ، وَالْيَوْمُ الآخَرُ الَّذِي تَأْكُلُونَ فِيهِ مِنْ نُسُكِكُمْ

Artinya: “Dari Abu Ubaid, majikan Ibnu Azhar yang namanya Sa’ad bin Ubaid, dia berkata: ‘Aku pernah shalat ‘Id bersama Umar bin Khattab RA, lalu dia berkata, ‘Ini adalah dua hari (Idul Fitri dan Idul Adha), maka Rasulullah SAW melarang puasa pada dua hari ini, yaitu hari berbuka bagi kalian dari puasa kalian dan hari yang lain ketika kalian memakan dari hean kurban kalian'”

Masih di dalam buku yang sama juga dijelaskan mengenai makna dari hadits tersebut. Bahwasanya Idul Fitri dan Idul Adha merupakan dua hari raya bagi umat Islam, yang dijadikan sebagai hari bergembira dan bersuka ria.

Para muslim melakukan kesenangan dengan saling bersilaturahmi, makan, minum, menggunakan pakaian yang bagus dan sebagainya. Diharamkannya puasa pada dua hari raya ini karena berbuka merupakan penghentian puasa.

Hal itu disamakan artinya dengan salam yang menghentikan salat. Hikmah larangan berpuasa pada dua hari raya seperti yang diisyaratkan dalam hadits tersebut ialah, bahwa pada Idul Fitri merupakan hari berakhirnya bulan Ramadan.

Sehingga perlunya perbedaan dan harus diketahui batasan puasa yang wajib, dengan cara tidak berpuasa. Hal itu sebagaimana beliau SAW melarang puasa sehari atau dua hari sebelum Ramadan, agar terdapat perbedaan dengan yang lain.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Dalil Tentang Saling Memaafkan Kesalahan Orang Lain



Jakarta

Memaafkan orang lain merupakan salah satu sifat muslim yang terpuji. Sebagai makhluk yang tidak sempurna, manusia kerap kali berbuat khilaf. Apabila seseorang yang khilaf memiliki kemauan untuk meminta maaf dan bertaubat, maka dianjurkan untuk memaafkan.

Hal ini sebagaimana yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Beliau adalah sosok yang lemah lembut, penyayang, lagi penyabar. Rasulullah SAW tidak pernah mengutamakan emosi sesaat dan tidak menuruti nafsu amarahnya.

Mengutip buku Mutiara Hadis Qudsi oleh Ahmad Abduh Iwadh, Aisyah RA pernah ditanya mengenai akhlak Rasulullah SAW, maka ia menjawab, “Beliau tidak pernah berbuat jahat, tidak berbuat keji, tidak meludah di tempat keramaian, dan tidak membalas kejelekan dengan kejelekan, melainkan beliau selalu memaafkan dan memaklumi kesalahan orang lain.” (HR Ibnu Hibban).


Ayat Al-Qur’an Tentang Memaafkan Kesalahan Orang Lain

1. Surat Ali Imran ayat 134

Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 134 juga menyebut bahwa sikap memaafkan kesalahan orang lain merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa. Allah berfirman,

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,”

2. Surat Al A’raf ayat 199

Selain itu, sikap pemaaf yang harus dimiliki umat muslim secara tegas dijelaskan dalam firmanNya surat Al A’raf ayat 199. Berikut bacaannya,

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

Artinya: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.”

3. Surat Al Hijr ayat 85

وَمَا خَلَقْنَا السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ وَمَا بَيْنَهُمَآ اِلَّا بِالْحَقِّۗ وَاِنَّ السَّاعَةَ لَاٰتِيَةٌ فَاصْفَحِ الصَّفْحَ الْجَمِيْلَ

Artinya: Kami tidak menciptakan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, melainkan dengan benar. Sesungguhnya kiamat pasti akan datang. Maka, maafkanlah (mereka) dengan cara yang baik.

4. Surat As Syura ayat 40

وَجَزٰۤؤُا سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِّثْلُهَا ۚفَمَنْ عَفَا وَاَصْلَحَ فَاَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الظّٰلِمِيْنَ

Artinya: Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim.

5. Surat As Syura ayat 43

وَلَمَنْ صَبَرَ وَغَفَرَ اِنَّ ذٰلِكَ لَمِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ ࣖ

Artinya: Akan tetapi, sungguh siapa yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (patut) diutamakan.

Hadits Tentang Memaafkan Kesalahan Orang Lain

1. HR Muslim

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عن رَسُولَ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ : مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ. رواه مسلم وغيره

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya,) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat).”

2. HR Al Anshari

“Orang yang paling penyantun di antara kalian adalah orang yang bersedia memberi maaf walaupun ia sanggup untuk membalasnya.” (HR Al Anshari)

Istilah memaafkan dalam bahasa Arab sendiri adalah Al ‘Afwu. Artinya secara bahasa adalah melewatkan, membebaskan, meninggalkan pemberian hukuman, menghapus, dan meninggalkan kekasaran perilaku.

Sementara itu, secara istilah Al ‘Afwu juga dapat bermakna menggugurkan (tidak mengambil) hak yang ada pada orang lain. Hal ini menjadi bukti mulianya sikap pemaaf, sebagaimana dilansir dari buku Berdakwah dengan Hati yang ditulis oleh Syaikh Ibrahim bin Shalih bin Shabir Al-Maghdzawi

3. HR Bukhari dan Ad Dailami

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( أفضل الإيمان الصبر و السماحة )) (صحيح) (فر،تخ،حم)

Artinya: Rasulullah SAW bersabda, “Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada.”

4. HR At Thabrani

اسمحوا يسمح لكم

Artinya: “Maafkanlah, niscaya kamu akan dimaafkan (oleh Allah).”

Demikian dalil-dalil yang menjelaskan dan juga menganjurkan seorang muslim untuk menjadi sosok yang bersabar dan mau memaafkan kesalahan orang lain. Rasulullah SAW sebagai suri tauladan telah mencontohkan akhlak baik tersebut untuk diikuti oleh para umatnya.

Mumpung masih dalam suasana Idul Fitri, manfaatkan momen ini sebagai ajang meminta maaf dan juga memaafkan.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Ziarah Kubur Singkat Beserta Arab, Latin, dan Artinya



Jakarta

Ada tradisi khusus yang wajib dilakukan oleh umat muslim di Indonesia menjelang bulan Ramadhan, yakni ziarah kubur. Tak hanya sebelum Ramadhan, ziarah kubur sering kali dilakukan menjelang Lebaran atau 1 Syawal.

Dilansir situs an-nur.ac.id, ziarah kubur adalah mengunjungi kuburan dengan maksud untuk mengambil pelajaran terkait dengan kematian dan kehidupan akhirat. Selain itu, kamu juga bisa mendoakan orang yang telah tiada agar dosa-dosa di dunia dapat diampuni oleh Allah SWT.

Ketika melaksanakan ziarah kubur, ada sejumlah doa yang dibacakan kepada orang yang telah meninggal, baik itu orang tua, sanak saudara, atau keluarga terdekat. Lalu, seperti apa bacaan doa ziarah kubur singkat? Simak pembahasannya dalam artikel berikut ini.


Bacaan Doa Ziarah Kubur Singkat Beserta Artinya

Sebenarnya, ada banyak doa yang bisa kamu baca ketika berziarah kubur. Dalam artikel ini, detikHikmah akan membagikan bacaan doa ziarah kubur singkat beserta artinya yang dikutip dari buku 100 Doa Harian untuk Anak oleh Nurul Ihsan.

1. Doa Ziarah Kubur Singkat

السَّلَامُ علَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ المُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَيَرْحَمُ اللَّهُ المُسْتَقْدِمِينَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِينَ، وإنَّا إنْ شَاءَ اللَّهُ بكُمْ لَلَاحِقُونَ

Latin: Assalaamu ‘ala ahlid diyaari minal mu’miniina wal muslimiin wa yarhamullahu almustaqdimiina minna wal musta’khiriina wa innaa in syaa Allahu bikum lalahiquun

Artinya: “Salam atas penghuni pemukiman yang terdiri dari orang-orang Mukmin dan Muslimin. Semoga Allah merahmati orang-orang terdahulu dari kita dan orang-orang belakangan. Sungguh kami insya Allah benar-benar akan menyusul kamu.” (HR Muslim, dari Aisyah)

2. Doa Ziarah Kubur Singkat

السَّلَامُ عليْكم علَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ المُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وإنَّا إنْ شَاءَ اللَّهُ بكُمْ لَلَاحِقُونَ، أسألُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُم العَافِيَةَ

Latin: Assalaamu ‘alaikum ‘ala ahlid diyaari minal mu’miniina wal muslimiin wa innaa in syaa Allahu bikum lalahiquun wa asalu Allahu lanaa wa lakumul ‘aafiyah

Artinya: Salam atas kamu wahai penghuni pemukiman yang terdiri dari kaum Mukminin dan kaum Muslimin, dan sungguh kami Insya Allah benar-benar akan menyusul kamu. Aku mohon kepada Allah untuk kami dan kamu afiat.” (HR Muslim, dari Buraidah)

3. Doa Ziarah Kubur Singkat

السَّلَامُ عليْكم علَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ المُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وإنَّا إنْ شَاءَ اللَّهُ بكُمْ لَلَاحِقُونَ أنْتُمْ لَنَا فَرَطٌ، وَنَحْنُ لَكُمْ تَبَعٌ

Latin: Assalaamu ‘alaikum ‘ala ahlid diyaari minal mu’miniina wal muslimiin wa innaa in syaa Allahu bikum lalahiquun, antum lanaa farathun wa nahnu lakum taba’un

Artinya: “Salam atas kamu wahai penghuni pemukiman yang terdiri dari kaum Mukminin dan kaum Muslimin, dan sungguh kami Insya Allah benar-benar akan menyusul kamu. Kalian adalah pendahulu kami, dan kami akan mengikuti kalian.” (HR Nasa’i & Ibnu Majah).

4. Doa Ziarah Kubur Singkat

السَّلَامُ عَلَيْكُم دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِيْنَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ

Latin: Assalaamu ‘alaikum daara qaumin mu’miniin wa innaa in syaa’allaahu bikum laahiquun

Artinya: “Semoga keselamatan terlimpahkan kepada kalian, wahai penghuni kuburan dari kaum mukmin, dan insya Allah kami akan menyusul kalian.” (HR Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)

5. Doa Ziarah Kubur Singkat

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ القُبُورِ يَغْفِرُ اللَّهُ لَنَا وَلَكُمْ، أَنْتُمْ سَلَفْنَا وَنَحْنُ بِالْأَثَرِ

Latin: Assalaamu ‘alaikum yaa ahlal qubuur yaghfirullaahu lanaa wa lakum antum salafnaa wa nahnu bil atsar

Artinya: “Semoga keselamatan terlimpah kepada kalian, wahai ahli kubur. Semoga Allah SWT mengampuni kami dan kalian, kalian adalah pendahulu kami dan kami akan menyusul kalian.” (HR Tirmidzi, dari Ibnu Abbas)

Dasar Hukum Ziarah Kubur

Dalam Islam, ziarah kubur bagi laki-laki hukumnya adalah sunah, sedangkan bagi perempuan hukumnya adalah mubah. Awalnya, Rasulullah SAW sempat melarang melakukan ziarah kubur, akan tetapi larangan tersebut mansukh (diubah) menjadi suatu perbuatan yang diperbolehkan.

Nabi Muhammad SAW pernah bersabda dalam suatu hadist, yakni sebagai berikut:

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا

Artinya: “Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian.” (HR. Muslim).

Lalu, dalam hadits yang diriwayatkan dari sahabat Buraidah Radhiyallahu’anhu, Nabi Muhammad SAW pernah bersabda:

قَدْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ القُبُورِ، فَقَدْ أُذِنَ لِمُحَمَّدٍ فِي زِيَارَةِ قَبْرِ أُمِّهِ، فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الآخِرَ

Artinya: “Saya pernah melarang kalian berziarah kubur. Sekarang telah diizinkan untuk Muhammad SAW menziarahi makam ibunya, maka berziarahlah, karena (berziarah kubur itu) dapat mengingatkan akhirat.” (HR. Tirmidzi no. 1054, dinilai sahih oleh Al-Albani).

Hikmah dari Ziarah Kubur

Adapun sejumlah hikmah yang bisa didapat setelah melakukan ziarah kubur, yakni sebagai berikut:

  1. Mengingatkan manusia dengan kematian.
  2. Dapat bersikap zuhud (menjauhkan diri dari sifat keduniawian).
  3. Selalu ingin berbuat baik kepada manusia saat masih hidup di dunia, agar bisa mengumpulkan pahala untuk bekal di alam kubur dan hari akhir.
  4. Mendoakan orang yang telah meninggal agar diampuni dosa-dosanya.
  5. Menyadarkan diri sendiri bahwa suatu saat kita akan meninggal dunia dan meninggalkan segala harta serta orang yang kita cintai.

Nah, itu dia penjelasan mengenai bacaan doa ziarah kubur singkat beserta bahasa Arab, latin, dan artinya. Semoga artikel ini dapat membantu detikers yang ingin melakukan ziarah kubur.

(ilf/fds)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa untuk Orang yang Memberikan Makan



Jakarta

Mendoakan orang yang memberi makan merupakan sunnah Rasulullah SAW. Doa untuk orang yang memberi makan ini disebutkan dalam sejumlah hadits.

Memberi makan orang lain memiliki sejumlah keutamaan. Salah satunya seperti dijelaskan oleh Imam Nawawi dalam Syarah Riyadhus Shalihin, yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Kitab Iman bab “Memberi makan”

وَعَنْ عَبْد الله بن عَمْرُو بْن الْعَاصِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا أَن رَجُلاً سَأَلَ رَسُول الله : أَي الإسلام خَيْرٌ؟ قَالَ: «تُطْعِمُ الطَّعَامَ وَتَقْرَأُ السَّلَامَ عَلَى مَنْ عرفت ومَنْ لَمْ تَعرف متفق عليه


Artinya: “Dari Abdullah bin Amr bin ibnul Ash RA bahwa ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah SAW. “Amalan Islam apa yang paling baik?” Beliau bersabda, “Engkau memberikan makanan, serta mengucapkan salam kepada orang yang kau kenal dan yang tidak kau kenal.” (Muttafaq’alaih)

وَعَنْ أُمّ عَمَّارَةَ الْأَنْصَارِيَةِ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا أَنْ النبي ﷺ دَخَلَ عَلَيْهَا، فَقَدِّمَتْ إِلَيْهِ طَعَامًا، فَقَالَ: «كُلي» فَقَالَتْ: إِنِّي صَالِمَةٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ «إنّ الصَّالِمَ تُصَلَّى عَلَيْهِ الْمَلائِكَةُ إذا أكل عِنْدَهُ حَتَّى يَفْرَعُوا

Artinya: Dari Ummu Umarah al-Anshariyah RA bahwa Nabi Muhammad SAW datang ke rumah Ummu Umarah lalu ia menghidangkan makanan untuk beliau. kemudian beliau bersabda, “Makanlah, ya Ummu Umarah.” Ia menjawab, “Aku sedang berpuasa.” Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya orang yang berpuasa itu didoakan oleh malaikat, jika ada orang makan di tempatnya sampai selesai makan.” Atau beliau bersabda, “Sampai orang yang makan itu merasa kenyang.” (HR At-Tirmidzi. Dan menurutnya hadits ini hasan shahih)

Doa untuk Orang yang Memberi Makan

Mengutip Kitab adz-Dzikru wa ad-Du`a` fi Dhau`il Kitab wa as-Sunnah karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al Badr, di antara doa-doa yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya, dari Al-Miqdad RA dia berkata, “Aku datang bersama dua orang sahabatku, sementara pendengaran dan penglihatan kami telah hilang karena kelelahan, maka kami datang kepada Nabi Muhammad SAW, disebutkan hadits lengkapnya, dan di dalamnya dikatakan, “Sungguh Nabi SAW berdoa:

اللَّهُمَّ أَطْعِمْ مَنْ أَطْعَمَنِي وَاسْقِ مَنْ سَقَانِي

Arab latin: Allahumma ath’im man ath’amanii wasqi man saqaa-nii

Artinya: ‘Ya Allah, berilah makan orang yang memberiku makan, dan berilah minum orang yang memberiku minum.'” (Shahih Muslim, no 2055)

Di antaranya pula apa yang diriwayatkan Abdullah bin Busr RA beliau berkata, “Rasulullah SAW singgah pada bapakku…” Beliau berkata, “Kami mendekatkan kepadanya makanan dan wathbah (yakni sejenis makanan yang terbuat dari kurma, keju, dan samin), lalu beliau memakan sebagian di antaranya. Kemudian didatangkan kurma, maka beliau memakannya dan membuang bijinya di antara kedua jarinya seraya mengumpulkan jari telunjuk dan jari tengah. Setelah itu didatangkan minuman dan beliau meminumnya. Kemudian beliau memberikan kepada orang yang ada di kamarnya.” Beliau berkata, “Bapakku berkata sambil memegang kekang hewan tunggangannya, ‘Doakanlah kepada Allah SWT untuk kami.’ Beliau berdoa:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي مَا رَزَقْتَهُمْ وَاغْفِرْهُمْ وَارْحَمْهُمْ

Arab latin: Allahumma baarik lahum fii maa razaqtahum, waghfir lahum, warhamhum

Artinya: ‘Ya Allah, berkahilah untuk mereka pada apa yang Engkau karuniakan bagi mereka, dan ampunilah mereka, serta rahmatilah mereka.'” (Shahih Muslim, No 2042)

Riwayat tentang mendoakan orang yang memberi makan turut disebutkan dalam Kitab Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi. Ulama Syafi’iyah ini menukil riwayat dalam Kitab Sunan Abi Dawud dengan sanad shahih mengenai hadits tentang doa untuk orang yang memberi makan. Dari Anas RA, ia berkata,

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ جَاءَ إِلَى سَعْدِ بْنِ عِبَادَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، فَجَاءَ بِخَيْرِ وَزَيْتٍ فَأَكَلَ، ثُمَّ قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْطَرَ عِنْدَكُمُ الصَّائِمُونَ، وَأَكَلَ طَعَامَكُمُ الْأَبْرَارُ، وَصَلَّتْ عَلَيْكُمُ المَلَائِكَةُ

Artinya: “Nabi SAW datang kepada Sa’d ibn Ubadah RA, lalu Sa’d menghidangkan roti dan minyak. Maka beliau makan, kemudian bersabda, “Telah berbuka pada kalian orang-orang yang puasa, dan telah memakan makanan kalian orang-orang yang bertakwa, serta telah mendoakan kalian para malaikat.”

Bukan hanya itu, di dalam Kitab Sunan Abi Dawud melalui seorang lelaki dari Jabir RA yang menceritakan:

صَنَعَ أَبُو الْهَيْثَمِ بْنُ التَيَهَانِ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَعَاماً، فَدَعَا النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَصْحَابَهُ، فَلَمَّا فَرَغْوا، قَالَ: أَيْبُوا أَخَاكُمْ. قَالُوا: يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَا إِثَابَتُهُ؟ قَالَ: إِنَّ الرَّجُلَ إِذَا دُخِلَ بَيْتُهُ فَأُكِلَ طَعَامُهُ وَشُرِبَ شَرَابُهُ، فَدَعَوْا لَهُ، فَذَلِكَ إِثَابَتُه

Artinya: Abu Haitsam ibnu Taihan membuat jamuan makan untuk Nabi Muhammad SAW. Lalu ia mengundang Nabi SAW dan para sahabatnya. Ketika mereka selesai makan, Nabi SAW bersabda, “Balaslah jasa saudara kalian!” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah SAW, bagaimana cara membalasnya?” Nabi Muhammad SAW bersabda, “Sesungguhnya seorang lelaki apabila rumahnya dikunjungi, lalu makanannya dimakan dan minumannya diminum, kemudian mereka mendoakan untuknya, maka itulah balasan jasanya.”

Sementara itu, Ibn Hajar Al-Asqalani dalam Bulughul Maram menjelaskan mengenai hadits yang berkaitan dengan hal tersebut.

Dituturkan dari Abu Sa’id Al-Khudri RA bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda,

أَيُّمَا مُسْلِمٍ كَسَا مُسْلِمًا تَوْبًا عَلَى عُرْيِ كَسَاهُ اللَّهُ مِنْ خُضْرِ الجَنَّةِ وَأَيُّمَا مُسْلِمٍ أَطْعَمَ مُسْلِمًا عَلَى جُوْعِ أَطْعَمَهُ اللَّهُ مِنْ ثِمَارِ الْجَنَّةِ وَأَيُّمَا مُسْلِمٍ سَقَى مُسْلِمًا عَلَى ظَمَا سَقَاهُ اللهُ مِنَ الرَّحِيقِ المختوم

Artinya: “Siapa saja Muslim yang memberi pakaian Muslim lainnya yang tidak memiliki pakaian, niscaya Allah SWT akan memberinya pakaian dari hijaunya surga. Siapa saja Muslim yang memberi makan Muslim lainnya yang kelaparan, niscaya Allah SWT akan memberinya makanan dari buah-buahan surga. Dan siapa saja Muslim yang memberi minum Muslim lainnya yang kehausan, niscaya Allah akan memberi minuman dari minuman suci yang tertutup.” (HR Abu Daud dan dalam sanadnya ada kelemahan).

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Buka Puasa Syawal Sesuai Sunnah Rasulullah SAW



Jakarta

Puasa Syawal dilaksanakan selama enam hari pada bulan Syawal. Puasa Syawal boleh dikerjakan secara berturut-turut setelah hari raya Idul Fitri. Namun, boleh juga dikerjakan secara tidak berurutan, yang penting dilakukan selama enam hari pada bulan Syawal.

Bacaan Doa Buka Puasa Syawal

Dirangkum dari data DetikEdu, terdapat dua versi doa berbuka puasa yang secara universal dapat dibaca baik untuk puasa wajib maupun puasa sunnah sebagaimana puasa syawal. Doa berikut dapat dibaca sebelum berbuka puasa.

1. Doa Buka Puasa Syawal Menurut HR Bukhari dan Muslim

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ


Latin: Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa’ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin.

Artinya:” Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dan dengan rezekiMu aku berbuka. Dengan rahmat-Mu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang.”

2. Doa Berbuka Puasa Syawal Menurut HR Abu Daud

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Latin: Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah.

Artinya: “Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah.”

Keutamaan Puasa Bulan Syawal

Dalam Islam, puasa Syawal hukumnya sunnah, boleh dikerjakan dan boleh tidak. Namun, orang yang melaksanakannya (setelah melakukan puasa wajib di bulan Ramadan), maka pahalanya (puasa Ramadan ditambah puasa Syawal) sama dengan berpuasa satu tahun.

Mengutip buku Rahasia Puasa Sunah oleh Ahmad Syahirul Alim, sebagian ulama berkesimpulan bahwa berpuasa Ramadan dilanjutkan dengan enam hari Syawal pahalanya sama dengan berpuasa wajib selama setahun penuh. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW,

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ الدَّهْر

Artinya: “Barangsiapa berpuasa Ramadan, kemudian melanjutkannya dengan enam hari di bulan Syawal, maka ia seakan berpuasa sepanjang tahun.” (HR Muslim, Abu Daud, dan Tizmidzi).

Adapun dalam riwayat Ibnu Majah disebutkan bahwa Allah melipatgandakan pahala seseorang yang berpuasa pada bulan Syawal.

حَدَّثَنَا هِشَامُ بْنُ عَمَّارٍ، حَدَّثَنَا بَقِيَّةُ، حَدَّثَنَا صَدَقَةُ بْنُ خَالِدٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ الْحَارِثِ الذِّمَارِيُّ، قَالَ سَمِعْتُ أَبَا أَسْمَاءَ الرَّحَبِيَّ، عَنْ ثَوْبَانَ، مَوْلَى رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ أَنَّهُ قَالَ ‏”‏ مَنْ صَامَ سِتَّةَ أَيَّامٍ بَعْدَ الْفِطْرِ كَانَ تَمَامَ السَّنَةِ

Artinya: Seperti dinarasikan dari Thawban, seorang budak yang dibebaskan Rasulullah, Nabi SAW berkata, “Siapa saja yang puasa enam hari setelah Idul Fitri akan berpuasa selama satu tahun tersebut, dengan satu kebaikan dihargai 10 kebaikan serupa.”

Berbuka adalah Waktu Mustajab untuk Berdoa

Dr. Raghib As-Sirjani dalam bukunya 354 Sunnah Nabi Sehari-Hari menyebutkan bahwa terdapat sebuah doa yang dikabulkan tatkala dibaca ketika menjelang berbuka puasa. Puasa tidak terbatas pada puasa wajib, berlaku juga ketika seseorang berpuasa sunnah.

Diriwayatkan dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash berkata, “Aku mendengar Rasulullah bersabda: Sesungguhnya bagi orang yang berbuka puasa ketika ia berbuka; doa yang tidak akan ditolak.” [Ibnu Majah, Kitab Ash-Shiyam, Bab; Fi Ash Sha’im Laa Turaddu Daw’watuhu (1753). Berkata Al-Bushiri, “sanadnya shahih,”]

Adapun Abdullah bin Amru, yang meriwayatkan hadits di atas disebutkan bahwa jika ia hendak berbuka puasa, maka ia akan memanggil keluarga dan anak-anaknya, lalu berdoa dengan mengucapkan,

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِرَحْمَتِكَ الَّتِي وَسِعَتْ كُلَّ شَيْئٍ أَنْ تَغْفِرَ لِي

“Allahumma inni as’aluka birahmatika allati wasi’at kulla sya’i an taghfira lii.”

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu dengan rahmat-Mu yang meliputi segala sesuatu agar Engkau mengampuni aku.”

Hal itu juga diriwayatkan dari Abdullah bin Umar Bin Khattab RA bahwa ia mengucapkan, “Sesungguhnya setiap mukmin memiliki doa yang tidak tertolak ketika ia hendak berbuka puasa; dengan dipercepat untuknya di dunia atau ditabung untuknya di akhirat kelak.”

Itulah doa berbuka puasa Syawal yang dapat dibaca oleh umat muslim sesuai dengan anjuran sunnah. Dengan berakhirnya bulan Ramadan, bukan berarti berakhir juga ibadah-ibadah yang dilaksanakan di bulan Ramadan. Dengan melanjutkan amalan puasa di bulan Syawal, maka dapat menjadi tanda rasa syukur kepada Allah SWT.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

7 Hadits tentang Berbuat Baik Kepada Tetangga



Jakarta

Berbuat baik dengan sesama adalah perintah Allah SWT yang tercantum dalam Al-Qur’an. Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk berbuat baik kepada tetangga.

Dalam surat Al Isra ayat 7, Allah SWT berfirman:

اِنْ اَحْسَنْتُمْ اَحْسَنْتُمْ لِاَنْفُسِكُمْ ۗوَاِنْ اَسَأْتُمْ فَلَهَاۗ فَاِذَا جَاۤءَ وَعْدُ الْاٰخِرَةِ لِيَسٗۤـُٔوْا وُجُوْهَكُمْ وَلِيَدْخُلُوا الْمَسْجِدَ كَمَا دَخَلُوْهُ اَوَّلَ مَرَّةٍ وَّلِيُتَبِّرُوْا مَا عَلَوْا تَتْبِيْرًا


Artinya: Jika berbuat baik, (berarti) kamu telah berbuat baik untuk dirimu sendiri. Jika kamu berbuat jahat, (kerugian dari kejahatan) itu kembali kepada dirimu sendiri. Apabila datang saat (kerusakan) yang kedua, (Kami bangkitkan musuhmu) untuk menyuramkan wajahmu, untuk memasuki masjid (Baitulmaqdis) sebagaimana memasukinya ketika pertama kali, dan untuk membinasakan apa saja yang mereka kuasai.

Ayat ini menegaskan pentingnya berbuat baik terhadap sesama karena dampaknya akan kembali lagi ke diri kita. Untuk itu, usahakan setiap waktu untuk berbuat baik dan menghindari perbuatan zalim.

Hadits tentang Berbuat Baik pada Tetangga

Mengutip buku Syarah Hadits Arba’in yang diterjemahkan Salafuddin Abu Sayyid dijelaskan setiap umat muslim wajib memuliakan tetangga. Setiap tetangga mempunyai hak tersendiri. Para ulama mengatakan, “Jika tetangga itu muslim sekaligus kerabat maka dia mempunyai tiga hak: Hak ketetanggaan, hak keislaman, dan hak kekerabatan. Jika dia seorang muslim yang bukan kerabat maka dia mempunyai dua hak. Dan, jika dia seorang kafir yang bukan kerabat maka ia mempunyai satu hak, yaitu hak ketetanggan.”

Melansir laman NU Online, ada beberapa hadits yang menjelaskan tentang tetangga. Pentingnya menjaga hubungan yang harmonis dengan orang-orang terdekat seperti tetangga.

1. Muliakan tetangga

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:

ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جارَهُ، ومَن كانَ يُؤْمِنُ باللَّهِ والْيَومِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ

Artinya: “Siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya, dan siapa pun yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Muslim).

2. Tetangga seperti keluarga

Diriwayatkan dalam riwayat Imam al-Bukhari:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا زَالَ يُوصِينِي جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ. رواه البخاري

Artinya: “Dari Aisyah RA, dari Nabi SAW beliau bersabda, “Jibril terus mewasiatkanku perihal tetangga. Hingga aku menyangka bahwa tetangga akan menjadi ahli waris.” (Hadis riwayat Al-Bukhari)

3. Jangan menyakiti tetangga

Nabi Saw bersabda:

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ يَقُولُ: قِيْلَ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ وَفِي لِسَانُهَا شَيْءٌ يُؤْذِي جِيرَانَهَا سَلِيطَةٌ قَالَ: لاَ خَيْرَ فِيهَا هِيَ فِي النَّارِ وَقِيلَ لَهُ: إِنَّ فُلاَنَةَ تُصَلِّي الْمَكْتُوبَةَ وَتَصُومُ رَمَضَانَ وَتَتَصَدَّقُ بِالأَثْوَارِ وَلَيْسَ لَهَا شَيْءٌ غَيْرُهُ وَلاَ تُؤْذِي أَحَدًا قَالَ: هِيَ فِي الْجَنَّةِ. رواه الحاكم

Artinya, “Dari Abu Hurairah ra ia berkata, ‘Dikatakan kepada Rasulullah saw: ‘Wahai Rasulullah Saw, Fulanah selalu salat malam dan puasa di siang harinya. akan tetapi, ia sering mencela tetangganya.’ Rasulullah saw bersabda: ‘Ia tidak baik, ia masuk neraka.’ Disebutkan kepada Rasulullah saw bahwa Fulanah hanya melaksanakan shalat wajib, puasa Ramadhan, dan bersedekah hanya secuil keju. Akan tetapi ia tidak pernah menyakiti tetangganya.’ Rasulullah Saw bersabda: ‘Ia masuk surga’.” (HR al-Hakim).

4. Berbuat baik pada tetangga

Rasulullah SAW bersabda:

عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنه، أن النبي ﷺ يقول: خيرُ الأصحابِ عند اللهِ خيرُهم لصاحبِه، وخيرُ الجيرانِ عند اللهِ خيرُهم لجارِه”. أخرجه الترمذي

Artinya, “Dari Abdullah bin Amr ra, bahwa Nabi Saw bersabda, “Sebaik-baik sahabat di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada sahabatnya, dan sebaik-baik tetangga di sisi Allah adalah mereka yang paling baik kepada tetangganya.” (HR at-Tirmidzi).

5. Anjuran berbagi makanan dengan tetangga

Rasulullah SAW mengajarkan kepada kaum muslimin di masa beliau, hendaknya apabila memasak makanan yang berkuah, agar diperbanyak kuahnya supaya bisa dibagikan kepada tetangganya. Beliau bersabda:

إذا طبخت مرقة فأكثر ماءها وتعاهد جيرانك. أخرجه مسلم

Artinya, “Jika kamu memasak kuah, maka perbanyaklah airnya dan berikan sebagian pada para tetanggamu”. (HR Imam Muslim).

6. Menghargai tetangga

Nabi Saw pernah bersabda:

عن أبي هُرَيْرَةَ ـ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ـ قالَ: كَانَ النَّبِيُّ ـ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ـ يَقُوْلُ: يَا نِسَاءَ المُسْلِمَاتِ لا تَحْقِرَنَّ جَارَةٌ لِجَارَتِهَا وَلَوْ فِرْسَنَ شَاةٍ. رواه البخاري ومسلم

Artinya, “Dari Abu Hurairah ra, beliau berkata, Rasulullah Saw pernah bersabda, “Wahai perempuan-perempuan muslimah, janganlah seorang tetangga yang meremehkan hadiah tetangganya meskipun berupa ujung kaki kambing.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

7. Bersikap baik kepada tetangga

Rasulullah SAW bersabda:

رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: “لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئاً، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ.” أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ

Artinya, “Dari Abu Dzar ra, beliau berkata: Rasulullah SAW pernah bersabda: “Sungguh janganlah kamu memandang rendah suatu kebaikan pun, meski kamu sekedar bertemu saudaramu dengan wajah yang berseri-seri.” (HR Muslim)

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

7 Hadits tentang Kasih Sayang yang Patut Diteladani Seluruh Umat Muslim



Jakarta

Kasih sayang merupakan fitrah setiap umat manusia. Islam mengajarkan pemeluknya untuk selalu menebarkan kasih sayang kepada segala ciptaan Allah SWT.

Dikatakan dalam buku Pendidikan Karakter oleh Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, kata “kasih sayang” termasuk salah satu dari nama-nama Allah, yaitu Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Sebagaimana dijelaskan melalui ayat pertama surat Al-Fatihah, Allah SWT berfirman:

بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ


Latin: Bismillāhir-raḥmānir-raḥīm.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS Al-Fatihah: 1).

Selain dari ayat tersebut, ajaran tentang kasih sayang dalam Al-Qur’an juga termaktub dalam surat Al-Balad ayat 17, Allah SWT berfirman:

ثُمَّ كَانَ مِنَ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْمَرْحَمَةِ

Artinya: “Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.” (QS Al-Balad: 17).

Rasulullah SAW pun kerap menganjurkan kaumnya untuk saling menebarkan kasih sayang. Dalam artikel ini, akan dijelaskan beberapa hadits tentang kasih sayang yang dapat menjadi teladan.

Kumpulan Hadits tentang Kasih Sayang

Berikut hadits tentang kasih sayang yang dirangkum dari buku 60 Hadits Shahih karya Faqihuddin Abdul Kodir dan buku Nabi Sang Penyayang karya Raghib As-Sirjani.

1. Hadits Pertama

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda,

مَنْ لَا يَرْحَمْ لَا يُرْحَمْ

Artinya: “Barangsiapa yang tidak menyayangi, niscaya ia tidak akan disayangi.” (HR Al-Bukhari No. 328, dalam Kitab Al-Tayamum).

Maksud dari hadits tersebut menegaskan secara mutlak bahwa orang yang tidak menyayangi hamba-hamba Allah SWT, maka ia juga tidak akan disayang oleh pencipta-Nya.

2. Hadits Kedua

Rasulullah SAW mengajarkan kepada umatnya untuk menyayangi siapapun yang ada di muka bumi. Sebagaimana sabda beliau,

ارْحَمُوا مَنْ فِي الْأَرْضِ يَرْحَمُكُمْ مَنْ فِي السَّمَاءِ.

Artinya: “Sayangilah siapa yang ada di muka bumi, niscaya kamu akan disayangi oleh siapa saja yang ada di langit” (HR At-Tirmidzi no. 1924).

3. Hadits Ketiga

Rasulullah SAW pernah mengajarkan umatnya untuk menyayangi orang yang lebih muda, termasuk anak kecil. Hal ini sebagaimana dikatakan dalam hadits,

عن أنين ، قال : قال رسول الله صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : يَا أَنسُ وَقَر الكبير وَارْحَمِ الصَّغِيرَ تُرَافِقْنِي فِي الْجَنَّةِ

Artinya: Dari Anas, ia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Wahai Anas, hormati yang lebih tua dan sayangi yang lebih muda, maka kau akan menemaniku di surga.'” (HR Baihaqi).

4. Hadits Keempat

Orang yang tidak memiliki rasa kasih sayang kepada sesamanya dapat dikatakan bahwa dirinya termasuk orang yang celaka dan sengsara. Dikatakan dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,

لا تَنْزَعُ الرَّحْمَةُ إِلَّا مِن شَقِيَ

Artinya: “Tidaklah kasih sayang itu dicabut kecuali dari orang yang sengsara.” (HR Abu Dawud No. 4942).

5. Hadits Kelima

Dalam kitab Al-Baqiyatus Shalihat oleh Rabi’ Abdul Rauf Az-Zawawi disebutkan bahwa kasih sayang antar sesama muslim layaknya kebersamaan dalam satu tubuh. Rasulullah SAW bersabda,

مَثَلُ الْمُؤْمِنِينَ فِي تَوادِهِمْ، وتَراحُمِهِمْ ، وتَعَاطْفِهِمْ مَثَلُ الْجَسَدِ إِذا اشْتَكَى مِنهُ عُضْقَ تَداعَى لَهُ سَائِرُ الجَسَدِ بِالسَّهَرِ والحُمّى

Artinya: “Perumpamaan sesama kaum mukminin dalam menjaga hubungan kasih sayang dan kebersamaan seperti satu tubuh, jika satu anggota merasakan sakit, maka akan membuat seluruh tubuhnya terjaga dan merasakan demam.” (HR Muslim No. 2586).

6. Hadits Keenam

Rasa kasih sayang juga diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada binatang. Ketika seseorang menyembelih binatang, hendaknya penyembelihannya tersebut didasari dengan kasih sayang. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda:

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسَنُوا الديح وليحدٌ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ.

Artinya: “Sesungguhnya Allah menentukan kebaikan terhadap segala sesuatu. Jika kalian membunuh, maka hendaknya membunuh dengan baik. Jika kalian menyembelih, maka hendaknya menyembelih dengan baik, hendaknya kalian menajamkan pisaunya dan senangkanlah binatang itu pada saat disembelih.” (HR Muslim).

7. Hadits Ketujuh

Anjuran Rasulullah SAW untuk menebarkan kasih sayang kepada binatang juga disebutkan dalam suatu riwayat, bahwa ada seorang wanita yang masuk neraka karena ia pernah membunuh kucing semasa hidupnya. Sebagaimana sabda beliau,

“Ada seorang wanita masuk ke dalam neraka karena seekor kucing yang diikatnya dan tidak diberi makan, serta tidak membiarkannya makan rerumputan yang tumbuh di bumi.” (HR Al-Bukhari).

Itulah beberapa hadits tentang kasih sayang yang patut diteladani seluruh umat muslim kepada seluruh makhluk hidup ciptaan Allah SWT.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Panjatkan Doa Ini agar Rumah Tangga Harmonis dan Bahagia



Semua orang tentu mengharapkan memiliki rumah tangga yang harmonis. Namun, dalam perjalanannya pasangan suami istri mungkin saja melewati beberapa permasalahan.

Oleh sebab itu, agar terhindar dari masalah apalagi perceraian hendaknya kita selalu memanjatkan doa dan meminta perlindungan dari Allah SWT.

Dikutip dari Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki & Kesuksesan oleh Deni Lesmana, di bawah ini merupakan beberapa doa yang bisa diamalkan untuk membuat rumah tangga harmonis.


Doa agar Rumah Tangga Harmonis dan Bahagia

Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Furqan Ayat 74:

وَٱلَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَٰجِنَا وَذُرِّيَّٰتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَٱجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Wallażīna yaqụlụna rabbanā hab lanā min azwājinā wa żurriyyātinā qurrata a’yuniw waj’alnā lil-muttaqīna imāmā

Artinya:

“Wahai Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa”.

Doa agar Tidak Bertengkar

لاَاِلَهَ اِلاَّاللهُ الْحَلِيْمُ الْحَكِيْمُ، سُبْحَانَ اللهِ رَبِّ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ وَرَبِّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لاَاِلَهَ اِلَّااَنْتَ عَزَّجَارُكَ وَجَلَّ ثَنَآؤُكَ

La ilaaha illalloohul haliimul hakiimu subhaanalloohi robbis samaawaatis sab’i wa robbil ‘arsyil ‘adziimi laa ilaaha illaa anta ‘azza jaaruka wa jalla tsanaa uka.

Artinya:

“Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Kasih dan Maha Bijaksana, Maha Suci Allah Tuhan yang memelihara tujuh langit dan ‘Arsy yang besar. Tiada Tuhan melainkan Engkau, sangat kuat perlindungan-Mu dan Maha tinggi Perlindungan-Mu.”

Doa Jika Terjadi Pertengkaran Suami Istri

Doa pertengkaran dalam rumah tangga ini sebaiknya diamalkan saat pasangan suami istri sedang terlibat pertengkaran atau masalah. Berikut doanya:

اللَّهُمَّ لَا تُشْمِتْ بِي عَدُوِّي ، وَلَا تَسُؤْ بِي صَدِيْقِي ، وَلَا تَجْعَلْ مُصِيْبَتِي فِي دِيْنِي ، وَلَا تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّي ، وَلَا تُسَلِّطْ عَلَيَّ مَنْ لَا يَرْحَمُنِي ، يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ.

Allahumma la tusymit bii ‘aduwwi wala tasu’ bi sadiqi wala taj’al mushibatii fii dini wala taj’alid-dunya akbara hammi walaa tusalith ‘alayya man la yarhamunii ya hayyu ya qoyyum.

Artinya:

“Ya Allah, jadikanlah musuhku gembira karena kesusahanku, dan jangan jadikan temanku membuat kejahatan terhadapku, dan jangan jadikan kemalanganku dalam urusan agamaku, jangan jadikan kepentingan dunia menjadi pusat perhatianku, dan jangan jadikan orang yang tidak berbalas kasihan merajalela atasku, wahai Tuhan yang berdiri sendiri.”

Doa Saat Marah Kepada Pasangan

اَللَّهُمَّ رَبَّ النَّب ِيِّ مُحَمَّ دٍ اغْفِرْ ل ِيْ ذَنْبِيْ ، وَأَذْهِب ْ غَيْظَ قَل ْبِيْ ، وَأَ جِرْنِيْ مِن ْ مُضِلَّاتِ الفِتَنِ

Allahumma rabban nabiyyi muhammadin, ighfirli dzanbi, wa azhib ghaidha qalbi, wa ajirni min mudlillatil fitani.

Artinya:

“Aku berlindung kepada Allah dari setan yang terkutuk. Ya Allah ampunilah dosaku dan hilangkanlah kepanasan hatiku dan lepaskanlah aku dari setan yang terkutuk.”

Itu tadi beberapa doa agar rumah tangga harmonis, bahagia, serta langgeng. Jangan lupa untuk mengamalkannya, ya detikers! Semoga Allah SWT senantiasa membuat rumah tangga kita menjadi sakinah mawaddah warahmah.

(khq/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Saat Cuaca Panas dan Terik, Bisa Dibaca Hari Ini



Jakarta

Doa saat cuaca panas dan terik dapat diamalkan oleh seluruh umat muslim. Doa ini berisi permohonan agar Allah SWT senantiasa mencurahkan perlindungan kepada umat-Nya ketika dilanda suatu cobaan berupa cuaca panas.

Suhu udara yang panas dan terik tengah dirasakan masyarakat Indonesia. Fenomena ini terjadi secara alami, tidak hanya di Indonesia tetapi juga di berbagai wilayah di Asia.

Melansir laman CNN, Rabu (26/4/2023) Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan ada lima penyebab utama terjadinya suhu panas di Indonesia sepekan terakhir.
Kepala Pusat Layanan Iklim Terapan BMKG Ardhasena Sopaheluwakan memperkirakan suhu panas akan mencapai 36-37 derajat di beberapa wilayah di Tanah Air.


Doa saat Cuaca Panas

Pada zaman Rasulullah SAW, pernah terjadi cuaca panas dan musim kemarau yang melanda. Melansir laman NU, Rabu (26/4/2023) ada beberapa bacaan doa yang dipanjatkan Rasulullah SAW ketika mengalami cuaca panas.

Doa pertama

Berikut ini adalah doa yang dikutip dari pembukaan khutbah Shalat Istisqa Rasulullah SAW

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ اَلْعَالَمِينَ, اَلرَّحْمَنِ اَلرَّحِيمِ, مَالِكِ يَوْمِ اَلدِّينِ, لَا إِلَهَ إِلَّا اَللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ, اَللَّهُمَّ أَنْتَ اَللَّهُ, لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ, أَنْتَ اَلْغَنِيُّ وَنَحْنُ اَلْفُقَرَاءُ, أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ, وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ عَلَيْنَا قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ

Arab Latin: Alhamdulillāhi rabbil ālamīn. Arrahmānir rahīm. Māliki yaumid dīn. Lā ilāha illallāhu yaf’alu mā yurīd. Allahumma antallāhu. Lā ilāha illā anta. Antal ghaniyyu wa nahnul fuqara`. Anzil ‘alainal ghaitsa waj’al mā anzalta ‘alainā quwwatan wa balaghan ilā hīn.

Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam, Maha Pemurah, Maha Penyayang. Yang menguasai hari Pembalasan. Tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Allah. Dia melakukan apa saja yang dikehendaki. Ya Allah, Kau adalah Allah. Tidak ada tuhan yang layak disembah kecuali Engkau. Kau Maha Kaya. Sementara kami membutuhkan-Mu. Maka turunkanlah hujan kepada kami. Jadikanlah apa yang telah Kauturunkan sebagai kekuatan dan bekal bagi kami sampai hari yang ditetapkan,” (HR Abu Dawud).

Doa kedua

Berikut ini doa yang dibaca Rasulullah SAW saat sedang khutbah Jumat. Seorang sahabat datang ke dalam masjid menceritakan bencana kekeringan dan meminta Rasulullah yang sedang khutbah Jumat untuk berdoa kepada Allah.

اَللَّهُمَّ أَغِثْنَا, اَللَّهُمَّ أَغِثْنَا

Arab Latin: Allāhumma agitsnā, allāhumma agitsnā.

Artinya: “Ya Allah, tolonglah kami. Ya Allah, tolonglah kami,” (HR Muttafaq Alaih).

Doa ketiga

Berikut ini adalah lafal doa istisqa yang pernah dibaca oleh Rasulullah menurut riwayat Abu Awanah dari Sahabat Sa’ad ra.

اَللَّهُمَّ جَلِّلْنَا سَحَابًا, كَثِيفًا, قَصِيفًا, دَلُوقًا, ضَحُوكًا, تُمْطِرُنَا مِنْهُ رَذَاذًا, قِطْقِطًا, سَجْلًا, يَا ذَا اَلْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ

Arab Latin: Allāhumma jallilnā saḥāban, katsīfan, qashīfan, dalūqan, dhaḥūqan, thumthirunā minhu radzādzan, qith-qithan, sajlan, yā dzal jalāli wal ikrām.

Artinya, “Ya Allah ratakanlah hujan di bumi kami, tebalkanlah gumpalan awannya, yang petirnya menggelegar, dahsyat, dan mengkilat; sebuah awan darinya Kauhujani kami dengan tetesan deras hujan yang kecil, rintik-rintik, yang menyirami bumi secara merata, wahai Dzat yang Maha Agung lagi Maha Mulia,” (HR Abu Awanah).

Demikian bacaan doa ketika mengalami dan merasakan cuaca panas. Semua doa ini dapat dipanjatkan dengan niat semata-mata memohon ridho dan pertolongan Allah SWT.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Melupakan dan Mengikhlaskan Seseorang yang Kita Cintai



Hidup manusia terkadang tak lepas dari persoalan hati, misalnya jatuh cinta dan sakit hati. Namun ketika seseorang merasa patah hati, ia mungkin akan berusaha untuk melupakan orang yang dicintainya.

Misalnya, teman yang jahat kepada kamu atau seorang mantan suami/istri. Cara melupakan seseorang yang kita cintai yaitu bisa dengan bantuan doa.

Dengan doa, bisa membuat rasa sakit atau kenangan di masa lalu memudar dan memohon agar kita senantiasa dilindungi dari perbuatan dosa.


Doa Melupakan Seseorang

Sejatinya, doa melupakan seseorang tidak disebutkan secara khusus dalam Al-Qur’an dan sunnah. Namun, doa di bawah ini mungkin bisa menjadi cara sederhana untuk meminta pada Allah agar bisa melupakan seseorang agar kita tetap bisa melanjutkan hidup.

Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Ali Imran Ayat 16:

اَلَّذِيْنَ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَآ اِنَّنَآ اٰمَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا ذُنُوْبَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِۚ

Artinya:

Orang-orang yang berdoa, “Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami benar-benar beriman, maka ampunilah kesalahan kami dan lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali Imran:16).

Doa melupakan seseorang berfokus untuk niat kita dalam mengalihkan perhatian atau emosi negatif serta menciptakan perubahan positif dalam diri kita.

Doa agar Hati Tenang

Perasaan sakit hati mungkin akan membuat kamu diselimuti duka dan lara, sehingga membuat hidup merasa tak semangat lagi. Tapi, jangan terlarut menggalau karena Allah selalu ada di dalam hati kita.

Dikutip dari buku 99 Doa dan Zikir Harian untuk Muslimah karya Wulan Mulya Pratiwi, berikut merupakan doa yang bisa dipanjatkan agar hati tenang.

Rasulullah SAW bersabda:

اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِي كُلَّهُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ

Allahumma rahmataka arju fala takilni ila nafsi tharfaka ainin ashlihli sya’nii kullahu laa ilaha illa anta

Artinya:

“Ya Allah, dengan rahmat-Mu aku berharap, janganlah Engkau sandarkan urusanku pada diriku walaupun sekejap mata, perbaikilah segala urusanku seluruhnya, tidak ada Ilah yang berhak disembah selain engkau.” (Hr. Abu daud)

Doa Hati yang Sedang Gelisah untuk Meminta Petunjuk

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ ٱلْوَهَّابُ

Rabbanā lā tuzig qulụbanā ba’da iż hadaitanā wa hab lanā mil ladungka raḥmah, innaka antal-wahhāb

Artinya:

Mereka berdoa, “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong pada suatu kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk pada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkau-lah yang Maha Pemberi (karunia)”. (QS: Ali ‘Imran: 8)

Doa untuk Mengikhlaskan Seseorang

Allah berfirman dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah Ayat 25:

وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ ۖ كُلَّمَا رُزِقُوا۟ مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِّزْقًا ۙ قَالُوا۟ هَٰذَا ٱلَّذِى رُزِقْنَا مِن قَبْلُ ۖ وَأُتُوا۟ بِهِۦ مُتَشَٰبِهًا ۖ وَلَهُمْ فِيهَآ أَزْوَٰجٌ مُّطَهَّرَةٌ ۖ وَهُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Wa basysyirillażīna āmanụ wa ‘amiluṣ-ṣāliḥāti anna lahum jannātin tajrī min taḥtihal-an-hār, kullamā ruziqụ min-hā min ṡamaratir rizqang qālụ hāżallażī ruziqnā ming qablu wa utụ bihī mutasyābihā, wa lahum fīhā azwājum muṭahharatuw wa hum fīhā khālidụn

Artinya:

“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman serta berbuat baik, bahwa kepada mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiapnya diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (QS. Al Baqarah:25).

Tata Cara dan Langkah Berdoa untuk Melupakan Seseorang
Dilansir laman Islam Nuskhe, berikut merupakan langkah-langkah yang perlu diperhatikan ketika ingin berdoa untuk melupakan seseorang:

  • Membaca “Astaghfirullah” sebanyak 120 kali setelah wudu
  • Mengucapkan “Bismillahirrahmanirrahim” sebanyak 20 kali
  • Minum air zamzam dan ucapkan selawat sebanyak 11 kali
  • Melakukan niat sebelum dan sesudah memanjatkan doa
  • Mengucapkan bacaan tasbih sebanyak 130 kali atau diakhiri dengan kata “Amin”

Terjebak dalam ingatan seseorang yang sangat kamu sayangi merupakan situasi yang menantang dan berat bagi sebagian orang. Sehingga, banyak orang mencoba untuk meninggalkan kenangan pahit di masa lalu dan fokus untuk masa depan.

Memang tidak mudah untuk keluar dari hubungan yang gagal. Ketika dirasa seseorang tersebut bukan jodoh kita, biasanya kita akan melakukan cara untuk berhenti memikirkan seseorang.

Doa dan langkah di atas bisa kita lakukan sebagai usaha untuk berusaha melupakan seseorang. Sebagaimana sabda Rasulullah yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah menyebutkan bahwa Allah turun ke langit terindah dan berkata:

“Siapakah yang memanggil Aku, sehingga aku dapat menjawabnya? Siapakah yang meminta sesuatu dari Aku agar Aku dapat memberikan kepadanya?” (HR. Bukhari & Muslim)

Selain diiringi dengan doa melupakan seseorang, kita juga perlu senantiasa untuk selalu sabar, bersyukur dan jangan putus asa. Yakinlah bahwa Allah akan memberi kedamaian dalam hati dan pikiran kita.

(khq/lus)



Sumber : www.detik.com