Category Archives: Doa Hadits

Doa Saat Perjalanan Jauh di Darat, Laut, dan Udara, Baca Kala Hendak Berlibur


Jakarta

Pada waktu liburan akhir tahun, banyak orang melakukan perjalanan baik di darat, laut, maupun udara. Berdoa sebelum dan selama perjalanan menjadi anjuran penting agar perjalanan kita senantiasa diberkahi dan dilindungi oleh Allah SWT.

Doa dalam perjalanan bukan hanya wujud permohonan perlindungan, tetapi juga pengakuan bahwa kita sepenuhnya bergantung pada kekuasaan Allah. Di tengah perjalanan, ada banyak hal yang berada di luar kendali kita, seperti cuaca, kondisi jalan, atau bahkan keselamatan alat transportasi yang kita gunakan.

Dengan berdoa, kita menyerahkan segala urusan kepada Allah dan memohon agar perjalanan kita dimudahkan serta dijauhkan dari bahaya. Tujuannya tidak hanya agar merasa lebih tenang, tetapi juga semakin menyadari pentingnya melibatkan Allah dalam setiap langkah hidup kita, termasuk saat berada dalam perjalanan.


Kumpulan Doa Saat Perjalanan Jauh di Darat, Laut, dan Udara

Doa bisa dipanjatkan dimulai dari saat hendak melakukan sebuah perjalanan agar terhindar dari marabahaya, mendapatkan perlindungan, dan mendapat keberkahan selama perjalanan. Beberapa di antaranya sebagai berikut:

1. Doa Saat Hendak Perjalanan

Pengasuh Lembaga Pengembangan Da’wah dan Pondok Pesantren Al-Bahjah Cirebon, Prof KH Yahya Zainul Ma’arif atau akrab disapa Buya Yahya, menjelaskan baiknya kita amalkan sunnah Rasulullah SAW dengan membaca Do’a Safar atau doa saat kita akan melakukan sebuah perjalanan.

“Semoga dengan berkah do’a yang kita baca, Allah SWT beri keselamatan, kelancaran dan keberkahan dalam perjalanan kita, Allah SWT jauhkan kita dari segala keburukan,” tulis Buya Yahya dalam akun X @buya_albahjah. Berikut doanya:

“Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Subhanalladzi sakkhoro lana hadza wa maa kunnaa lahu muqrinin, wa innaa ilaa robbinaa lamunqolibun, allahumma inna nas’aluka fii safarinaa haadzaa albirro wattagwa wa minal ‘amali maa tardhio. Allahumma hawwin ‘alayna safaronaa haadzaa wathwi ‘annaa bu’dahu. Allaahummaa anta as-shoohibu fissafari wal Kholiifatu fil ahli.. Allaahumma innii a-uudzubika min wa’ tsaa-issafari wa kaabatil mandkzori wa suu-il munaolabi fil maali wal ahli wal waladi. Washollallaahu ‘alaa Sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shohbihi wasallam. Yaa Salaam… (3x) Sallimnaa, Yaa Salaam… (3x) Sallim Ahlanaa, Yaa Salaam… (3x) Sallimnaa Jamii aa. Bismillah wa laa haula wa laa quwwata illaa billaah. Al-Faaatihaah (membaca Q.S. Al-Fatihah).”

2. Doa Naik Kendaraan Darat

Ketika menaiki kendaraan darat, hendaknya seorang muslim selalu mengingat Allah. Di samping itu memberikan kemudahan untuk pejalan kaki. Mengutip laman Baznas Jabar, adapun doa yang dapat dibacakan yaitu:

سُبْحَانَ الَّذِىْ سَخَّرَلَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ وَاِنَّآ اِلَى رَبّنَا لَمُنْقَلِبُوْن
“Subhaanalladzi sakhoro lana hadza wa ma kunna lahu muqrinin, wa innaa ilaa robbina lamunqolibuun.”

Artinya: “Maha suci Allah yang memudahkan ini (kendaraan) bagi kami dan tiada kami mempersekutukan bagi-Nya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”

Jika dahulu, kendaraan yang dipakai Rasulullah aalah unta, kuda atau keledai, kini ada motor, mobil, hingga kereta yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan.Mengutip buku Kumpulan Dzikir dan Doa Shohih, Tuntunan Hidup 24 Jam oleh Anshari Taslim, kita tetap dianjurkan utuk mengucap doa tersebut dengan ikhlas dan penuh keyakinan.

3. Doa Naik Kendaraan Laut

Banyak orang yang melakukan perjalanan menggunakan kapal atau perahu. Dikutip dari buku 100 Doa Harian untuk anak oleh Nurul Ihsan, Allah berfirman dalam surat Al Isra ayat 66:

رَبُّكُمُ الَّذِيْ يُزْجِيْ لَكُمُ الْفُلْكَ فِى الْبَحْرِ لِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖۗ اِنَّهٗ كَانَ بِكُمْ رَحِيْمًا
“Rabbukumulladzî yuzjî lakumul-fulka fil-baḫri litabtaghû min fadllih, innahû kâna bikum raḫîmâ.”

Artinya: “Tuhanmulah yang melayarkan kapal-kapal di lautan untukmu agar kamu mencari karunia-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penyayang terhadapmu.”

Ketika melakukan perjalanan dengan kendaraan laut dan melakukan perjalanan membelah lautan, umat muslim dituntun untuk selalu memohon rahmat, cinta dan maaf dari Allah agar selalu mendapat keselamatan. Sehingga, dalam perjalanan laut hendaknya membaca doa:

بِسْمِ اللهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبِّي لَغَفُورٌ رَحِيمٌ
“Bismillaahi majreehaa wa mursaahaa inna robbiilaghofuurur rohiim.”

Artinya: “Dengan nama Allah yang menjalankan kendaraan ini berlayar dan berlabuh. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

4. Doa Naik Kendaraan Udara

Tak hanya kendaraan darat dan laut, ada doa yang dapat dipanjatkan untuk perjalanan udara. Jadi, ketika menaiki pesawat atau helikopter, kamu bisa membaca doa berikut:

اَللّٰهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَاطْوِعَنَّابُعْدَهُ اَللّٰهُمَّ اَنْتَ الصَّاحِبُ فِى السَّفَرِوَالْخَلِيْفَةُفِى الْاَهْلِ
“Allaahumma hawwin ‘alainaa safaranaa hadzaa wathwi ‘annaa bu’dahu allaahumma anta ashshoohibu fissafari walkholiifatu fil-ahl.”

Artinya: Ya Allah, mudahkanlah kami bepergian ini dan dekatkanlah kejauhannya. Ya Allah yang menemani dalam bepergian, dan Engkau pula yang melindungi keluarga.”

5. Doa Setelah Sampai Tujuan

Setelah sampai tujuan, hendaknya kita mengucapkan doa yang berisi rasa syukur atas keselamatan yang Allah berikan. Berikut bacaan beserta artinya:

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِىْ سَلَّمَنِىْ وَالَّذِىْ آوَانِى وَالَّذِىْ جَمَعَ الشَّمْلَ بِىْ
“Alhamdulillahil ladzi sallamani wal ladzi awani wal ladzi jama’asy syamla bii.”

Artinya: “Segala puji bagi Allah, yang telah menyelamatkan aku dan yang telah melindungiku dan yang mengumpulkanku dengan keluargaku.

Nah itulah tadi tuntunan doa naik kendaraan darat, laut, dan udara yang dapat dipanjatkan untuk memohon keselamatan. Semoga perjalanan kita nanti mendapat keselamatan dan berkah dari Allah SWT.

(aau/fds)



Sumber : www.detik.com

Kumpulan Doa Sakit Gigi, Amalkan Sesuai Sunnah


Jakarta

Terkadang Allah SWT memberikan ujian berupa sakit, termasuk sakit gigi. Sakit gigi terkesan sederhana tapi rasanya menyiksa. Rasulullah SAW mengajarkan doa yang bisa dibaca ketika sakit gigi.

Seorang yang sakit tentu merasakan hal yang tidak nyaman dan ingin segera sembuh. Dalam Islam, ikhtiar menyembuhkan penyakit bisa melalui doa.

Doa adalah permohonan seorang hamba kepada Tuhannya. Doa juga menjadi cara berkomunikasi bagi seorang muslim kepada Allah SWT. Bahkan dalam hadits, Rasulullah SAW menyebut doa sebagai pokok ibadah.


“Doa itu adalah pokok ibadah.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)

Dalam kamus ‘Lisan Al-Arab’ sebagaimana dikutip dari buku Panduan Ibadah Doa dan Zikir Harian Terlengkap (Berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah) karya H. Ahmad Zacky, S., dijelaskan doa adalah permohonan dengan sungguh-sungguh kepada Allah SWT.

Ibnul Qayyim dalam kitab Bada’i al Fawaid menjelaskan bahwa doa adalah permohonan mengenai berbagai hal yang bermanfaat serta dijauhkan dari sesuatu yang mendatangkan kemudaratan. Sedangkan menurut Al-Khattabi, doa merupakan permohonan kepada Allah SWT dengan menunjukkan kefakiran kepada-Nya dan membebaskan diri dari keyakinan terhadap kekuatan selain Allah SWT.

Seorang yang berdoa pada hakikatnya sedang memohon kepada Allah SWT untuk mewujudkan keinginan, harapan atau cita-cita yang sedang diusahakan. Doa yang dipanjatkan bertujuan agar kita dipindahkan dari takdir yang kurang baik menuju takdir yang jauh lebih baik atau yang terbaik.

Ketika sakit, seorang dianjurkan untuk berdoa, sebagaimana Nabi Ibrahim AS dalam surah Asy Syu’ara ayat 80 mengatakan bahwa Allah SWT yang menyembuhkannya dari sakit,

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

Artinya: “Dan apabila aku sakit, Dialah Yang menyembuhkan aku,”

Doa Sakit Gigi

Merangkum buku Doa-doa Terbaik Sepanjang Masa karya Ust. Ahmad Zacky El-Syafa, berikut beberapa doa yang dapat diamalkan ketika mengalami sakit gigi.

1. Doa Sakit Gigi Sesuai Sunnah

Diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dari Abdullah bin Rawahah bahwa ia mengadu kepada Nabi SAW gigiya sakit, kemudian Rasulullah SAW meletakkan tangannya yang mulia ke pipi Abdullah dan berdoa sebanyak 7 kali. Maka Allah menyembuhkan sakit giginya sebelum beliau beranjak pergi dari Rasulullah SAW.

اللَّهُمَّ أَذْهِبْ عَنْهُ سُوْءَ مَا يَجدُ وفَحْشَهُ بِدَعْوَةِ نَبِيِّكَ الْمَكِيْنِ الْمُبَارَكَ عِنْدَكَ

Arab latin: Allaahumma adzhib ‘anhu suu-a maa yajidu wa fahsyahu bida’wati nabiyyikal makiinil mubaaraka ‘indaka

Artinya: “Ya Allah, dengan doa nabi-Mu yang punya kedudukan yang diberkahi di sisi-Mu, hilangkanlah keburukan dan kekejian rasa sakitnya. Allah menyembuhkannya sebelum bengkaknya membesar.” (HR Baihaqi)

2. Doa Sakit Gigi Versi Kedua

Nama Fatimah binti Khadijah dalam doa ini bisa diubah menjadi nama orang yang sedang sakit gigi. Berikut bacaannya,

بِسْمِ اللهِ وَبِاللهِ أَسأَلُكَ بِعِزَّتِكَ وَجَلَالِكَ وَقُدْرَتِكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِنَّ مَرْيَمَ لَم تَلِدْ غَيْرَ عِيْسَى مِنْ رُوْحِكَ وَكَلِمَتِكَ أَنْ تَكْشِفَ مَا تَلْقَى فَاطِمَةَ بِنْتَ خَدِيْجَةَ مِنَ الضُّرِّ كُلِّهِ

Arab latin: Bismillaahi wabillaahi as-aluka bi’izzatika wajalaalika waqudratika ‘alaa kulli syai-in fainna maryama lam talid ghaira ‘iisaa min ruuhika wakalimatika an taksyifa maa talqaa faathimata binta khadiiijata minadhdhurri kullihi

Artinya: “Dengan nama Allah, aku memohon kepada Allah. Dengan kegagahan, kemuliaan dan kekuasaan-Mu atas segala sesuatu, sesungguhnya, Maryam hanya melahirkan Isa dari Ruh dan Kalimat-Mu. Hilangkan seluruh bahaya penyakit yang dirasakan Fatimah binti Khadijah.” (HR Humaidi)

3. Surah Al An’am Ayat 98

Membaca surah Al An’am ayat 98 sambil meletakkan jarinya pada gigi yang sakit juga bisa menjadi obat sakit gigi. Berikut bacaannya.

وَهُوَ ٱلَّذِىٓ أَنشَأَكُم مِّن نَّفْسٍ وَٰحِدَةٍ فَمُسْتَقَرٌّ وَمُسْتَوْدَعٌ ۗ قَدْ فَصَّلْنَا ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍ يَفْقَهُونَ

Arab latin: Wa huwallażī ansya`akum min nafsiw wāḥidatin fa mustaqarruw wa mustauda’, qad faṣṣalnal-āyāti liqaumiy yafqahụn

Artinya: “Dan Dialah yang menciptakan kamu dari seorang diri, maka (bagimu) ada tempat tetap dan tempat simpanan. Sesungguhnya telah Kami jelaskan tanda-tanda kebesaran Kami kepada orang-orang yang mengetahui.”

4. Doa Memohon Kesembuhan

Mengutip buku Dzikir, Wirid, Doa dan Shalawat karya Sayyid M Dzikri, ada juga doa sakit gigi lainnya yang bisa diamalkan muslim. Doa ini dapat dibaca agar senantiasa diberikan kesembuhan dan kesehatan oleh Allah SWT.

بِسْمِ اللهِ وَالشَّافِي اللَّهُ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ

Arab latin: Bismillaahi wasy syaafillaahu wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil azhiim.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah. Adapun Dzat Yang Menyembuhkan hanya Allah. Tidak ada daya dan kekuatan, kecuali dengan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

3 Doa Mencari Barang Hilang dan Etika ketika Menemukannya


Jakarta

Doa mencari barang hilang bisa dibaca muslim agar diberi kemudahan menemukannya. Meski begitu, doa tetap harus diiringi dengan ikhtiar dan usaha.

Dalam Islam, Allah SWT menganjurkan hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya. Dia berfirman dalam surah Gafir ayat 60,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖࣖࣖ ٦٠


Artinya: “Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Menukil dari buku 115 Kisah Menakjubkan dalam Kehidupan Rasulullah SAW karya Fuad Abdurahman, Zaid bin Khalid Al-Juhani mengatakan bahwa Nabi SAW pernah ditanya tentang luqathah (barang temuan) berupa emas atau perak.

Rasulullah SAW menjawab, “Kenalilah ikatan dan kantongnya (ciri-cirinya), lalu umumkan selama setahun. Jika tidak ada pemilik yang datang mengambilnya, pergunakanlah, tetapi statusnya sebagai barang titipan. Jika sewaktu-waktu pemiliknya datang mencarinya, berikanlah kepadanya.”

Lalu seseorang bertanya tentang penemuan unta. Rasulullah SAW berkata, “Mengapa kau peduli dengan unta itu? Biarkan saja, karena unta itu punya kaki dan kantong air. Ia bisa mendatangi air dan makan pepohonan hingga si pemilik menemukannya.”

Lalu, seorang bertanya kepada Rasulullah SAW tentang penemuan kambing. Rasulullah SAW menjawab, “Kambing itu untukmu (jika tidak diketahui siapa pemiliknya setelah diumumkan setahun) atau untuk saudaramu yang kekurangan atau untuk serigala (jika tidak kau ambil).”

Di lain kesempatan, Rasulullah SAW bersabda, “Siapa saja yang menyembunyikan barang temuan milik orang lain maka ia sesat selama ia tidak mengumumkannya.”

Doa Mencari Barang yang Hilang

1. Doa Mencari Barang Hilang Versi Pertama

Mengutip dari buku Dahsyatnya Doa Para Nabi: Mengungkap Rahasia Kemustajaban Doa Para Nabi dan Keutamaannya untuk Diamalkan susunan Syamsuddin Noor, berikut bacaan doa mencari barang hilang yang bisa diamalkan ketika barang dicuri atau terkena tipu.

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ

Arab latin: Allażīna iżā aṣābat-hum muṣībah, qālū innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ụn.

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).”

2. Doa Mencari Barang Hilang Versi Kedua

اللهم يارب الضالة وياهاديا من الضلالة رد ضالتي

Arab latin: Allahumma ya robbana dhoollati wa yaa haadiyan minadh dholaalati rudda dhoollatii.

Artinya: “Ya Allah, Tuhan dari sesuatu yang hilang, ya Tuhan yang memberikan petunjuk dari kesesatan, kembalikanlah barangku yang hilang.”

3. Doa Mencari Barang Hilang Versi Ketiga

اَللّٰهُمَّ يَا جَامِعَ النَّاسِ لِيَوْمٍ لَا رَيْبَ فِيْهِ، اِجْمَعْ بَيْنِيْ وَبَيْنَ ضَالَّتِيْ فِيْ خَيْرٍ وَعَافِيَةٍ

Arab latin: Allahumma ya jami’an nasi liyaumin la raiba fih baini wa baina dlallati fi khairin wa ‘afiyah

Artinya: “Wahai Tuhanku, wahai Tuhan yang mengumpulkan semua manusia di hari yang tiada ragu lagi padanya. Pertemukan aku dan barangku yang hilang dengan kebaikan dari afiyah.”

Etika Menemukan Barang Hilang dalam Islam

Masih dari sumber yang sama, ada sejumlah etika yang perlu dipahami muslim ketika menemukan barang hilang. Jika barang tersebut bersifat tahan lama seperti emas maka simpan dan umumkan kepada khalayak umum selama setahun.

Namun, apabila barang yang hilang tidak tahan lama contohnya seperti makanan dan minuman, diperbolehkan untuk memakannya. Tapi, jika pemiliknya mengetahui dan mencari barang tersebut maka wajib diganti.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa agar Allah Menutupi Aib dalam Bacaan Arab, Latin, dan Terjemahnya


Jakarta

Setiap manusia memiliki aib atau kekurangan yang tidak ingin diketahui oleh orang lain. Umat Islam dapat memohon agar Allah menutupi aibnya.

Jika aib diri sendiri tidak ingin diketahui orang lain, maka tidak dibolehkan untuk membuka aib sesama. Ada ganjaran yang akan diberikan Allah bagi orang-orang yang menutupi aib sesamanya.

Doa Tutup Aib

Ada doa yang bisa dibacakan agar Allah menutupi aib diri. Mengutip buku Agenda Harian Muslimah oleh Tri Maya Yulianingsih. Doa ini dibacakan Rasulullah ketika masuk waktu pagi dan sore hari.


اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَافِيةَ في الدُّنْيَا وَالآخرةِ, اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِي دِينِي وَدُنْيَايَ وَأَهْلِي وَمَالِي، اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْراتي وَآمِنْ رَوْعَاي، اللهُمَّ احْفَظْنِي مِنْ بَيْنِ يَدَيَّ وَمَنْ خَلْفِي وَعَنْ يَمِينِي وَعَنْ شِمَالِي وَمِنْ فَوْقِي وَأَعُوْذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أَغْتَالَ مِنْ تَحْتِي

Arab latin: Allahumma inna ‘as’alukal ‘afiiyati fiddunya wal akhirat, Allahumma inna ‘as’alukal ‘afwa wal ‘afiyata fidini wa dunyaa ya wa ‘ahli wa malii, Allahummastur ‘auratii waa min rau’atii, Allahummakh fathnii min baini yadayya wa man khalfii wa ‘an yamiinii wa ‘ansyimaa lii wa min fauqii wa a’udzu bi’athamatika an ‘ughtaa lamin tahti

Artinya: “Ya Allah, aku mohon kepada-Mu afiat di dunia dan akhirat, Ya Allah, aku mohon ampunan dan afiat dalam urusan agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah aibku dan berilah aku keamanan dari segala rasa takut. Ya Allah jagalah aku dari arah keamanan dari segala rasa takut. Ya Allah jagalah aku dari arah depanku, di belakangku, dari kanan dan kiriku serta di atasku. Aku berlindung dengan keagungan-Mu dari dibenamkan ke dalam bumi. (HR Ahmad dan lainnya.).

Menurut buku Para Musuh Allah: Golongan Manusia yang Menjadi Musuh Allah di Akhirat oleh Rizem Aizid, dalam ajaran Islam, sesama muslim wajib menutupi aib satu sama lain. Allah SWT tidak menyukai perbuatan menggunjing.

Hal ini dikarenakan, aib seseorang akan dibuka ketika menggunjing. Islam memerintahkan setiap muslim agar menutup aib, baik aib sendiri maupun orang lain.

لَا يَسْتُرُ عَبْدٌ عَبْدًا فِي الدُّنْيَا إِلَّا سَتَرَهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

Artinya: “Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak.” (HR Muslim).

2. Bagai Menghidupkan Bayi yang Dikubur Hidup-hidup

وعن عقبة بن عامر – رضي الله عنه – قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ” من رأى عورة فسترها كان كمن أحيا موءودة

Artinya: Dari ‘Uqbah bin Amir RA, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa melihat aib orang lain lalu menutupinya, maka seakan-akan dia menghidupkan bayi yang dikubur hidup-hidup.” (HR Abu Daud).

3. Allah Akan Tutupi Aibnya di Dunia dan Akhirat

عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قال, قال رسول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُؤْمِنٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنيَا نَفَّسَ اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ اْلقِيَامَةِ، وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى مُعَسِّرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِيْ الدُّنْيَا وَالآَخِرَةِ، وَمَنْ سَتَرَ مُسْلِمَاً سَتَرَهُ اللهُ فِيْ الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa yang menghilangkan satu kesulitan seorang mukmin yang lain dari kesulitannya di dunia, niscaya Allah akan menghilangkan darinya satu kesulitan pada hari kdiamat. Barangsiapa yang meringankan orang yang kesusahan (dalam hutangnya), niscaya Allah akan meringankan baginya (urusannya) di dunia dan akhirat. Barangsiapa yang menutupi aib seorang muslim, niscaya Allah akan menutupi aibnya di dunia dan akhirat (HR Muslim).”

Yuk, amalkan doa menutupi aib dan hindari membuka aib orang lain. Semoga Allah senantiasa menutupi aib kita.

(elk/row)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Surat Maryam Ayat 1-16 dan Keistimewaannya untuk Ibu Hamil


Jakarta

Surat Maryam dikenal punya keistimewaan untuk dibaca oleh ibu yang sedang hamil. Surat ke-19 dalam Al-Qur’an ini dinamakan sesuai dengan Maryam, ibunda Nabi Isa AS.

Maryam dikenal sebagai wanita yang memiliki simbol ketakwaan, kesabaran, dan keikhlasan. Surat Maryam sering dibaca terutama oleh ibu hamil, agar diharapkan mendapatkan keberkahan dan ketenangan.

Bagi ibu hamil, membaca Surat Maryam, khususnya ayat 1-16, memiliki makna yang mendalam. Ayat-ayat ini menceritakan tentang kisah Nabi Zakaria AS yang berdoa kepada Allah untuk dikaruniai keturunan meskipun usianya sudah lanjut.


Doanya dijawab dengan kelahiran Nabi Yahya AS, sebagai bentuk kasih sayang dan kekuasaan Allah SWT. Kisah ini mengingatkan para ibu hamil untuk senantiasa berdoa, berserah diri, dan bersyukur atas karunia kehamilan yang diberikan oleh Allah.

Bacaan Surat Maryam untuk Ibu Hamil Ayat 1-16

Para ibu hamil berharap dengan membaca surat Maryam, anak yang dikandungnya akan memiliki kecantikan hati seperti Maryam. Biasanya, ayat yang dibaca adalah surat Maryam ayat 1-16. Berikut ini adalah bacaan surat Maryam ayat 1-16:

1.

كۤهٰيٰعۤصۤ ۚ

Bacaan latinnya: Kaf Ha Ya ‘Ain Shad
Artinya: “Kāf Hā Yā ‘Ain Ṣād.”

2.

ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهٗ زَكَرِيَّا ۚ

Bacaan latinnya: Zikru raḥmati rabbika ‘abdahụ zakariyyā
Artinya: “Yang dibacakan ini adalah) penjelasan tentang rahmat Tuhanmu kepada hamba-Nya, Zakaria,”

3.

اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ نِدَاۤءً خَفِيًّا

Bacaan latinnya: Iż nādā rabbahụ nida`an khafiyyā
Artinya: “(Yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.”

4.

قَالَ رَبِّ اِنِّيْ وَهَنَ الْعَظْمُ مِنِّيْ وَاشْتَعَلَ الرَّأْسُ شَيْبًا وَّلَمْ اَكُنْۢ بِدُعَاۤىِٕكَ رَبِّ شَقِيًّا

Bacaan latinnya: Qaala rabbi innii wahanal-‘azmu minnī wasyta’alar-ra`su syaibaw wa lam akum bidu’a`ika rabbi syaqiyyaa
Artinya: “Dia (Zakaria) berkata, ‘Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku’.”

5.

وَاِنِّيْ خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِنْ وَّرَاۤءِيْ وَكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا فَهَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ وَلِيًّا ۙ

Bacaan latinnya: Wa innii khiftul-mawaaliya miw waraa`ii wa kaanatimra`atii ‘aqiran fa hab lii mil ladungka waliyyaa
Artinya: “Dan sungguh, aku khawatir terhadap kerabatku sepeninggalku, padahal istriku seorang yang mandul, maka anugerahilah aku seorang anak dari sisi-Mu”

6.

يَّرِثُنِيْ وَيَرِثُ مِنْ اٰلِ يَعْقُوْبَ وَاجْعَلْهُ رَبِّ رَضِيًّا

Bacaan latinnya: Yariṡunii wa yariṡu min aali ya’qụba waj’al-hu rabbi raḍiyyaa
Artinya: “Yang akan mewarisi aku dan mewarisi dari keluarga Yakub; dan jadikanlah dia, ya Tuhanku, seorang yang diridai.”

7.

يٰزَكَرِيَّآ اِنَّا نُبَشِّرُكَ بِغُلٰمِ ِۨاسْمُهٗ يَحْيٰىۙ لَمْ نَجْعَلْ لَّهٗ مِنْ قَبْلُ سَمِيًّا

Bacaan latinnya: Yaa zakariyya innaa nubasysyiruka bigulaaminismuhụ yaḥyaa lam naj’al lahụ ming qablu samiyyaa
Artinya: “(Allah berfirman), ‘Wahai Zakaria! Kami memberi kabar gembira kepadamu dengan seorang anak laki-laki namanya Yahya, yang Kami belum pernah memberikan nama seperti itu sebelumnya.’

8.

قَالَ رَبِّ اَنّٰى يَكُوْنُ لِيْ غُلٰمٌ وَّكَانَتِ امْرَاَتِيْ عَاقِرًا وَّقَدْ بَلَغْتُ مِنَ الْكِبَرِ عِتِيًّا

Bacaan latinnya: Qaala rabbi annaa yakụnu lii gulāmuw wa kānatimra`atī ‘āqiraw wa qad balagtu minal-kibari ‘itiyyaa
Artinya: “Dia (Zakaria) berkata, ‘Ya Tuhanku, bagaimana aku akan mempunyai anak, padahal istriku seorang yang mandul dan aku (sendiri) sesungguhnya sudah mencapai usia yang sangat tua?’

9.

قَالَ كَذٰلِكَۗ قَالَ رَبُّكَ هُوَ عَلَيَّ هَيِّنٌ وَّقَدْ خَلَقْتُكَ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ تَكُ شَيْـًٔا

Bacaan latinnya: Qaala każālik, qaala rabbuka huwa ‘alayya hayyinuw wa qad khalaqtuka ming qablu wa lam taku syai`aa
Artinya: “(Allah) berfirman, ‘Demikianlah.’ Tuhanmu berfirman, ‘Hal itu mudah bagi-Ku; sungguh, engkau telah Aku ciptakan sebelum itu, padahal (pada waktu itu) engkau belum berwujud sama sekali’.”

10.

قَالَ رَبِّ اجْعَلْ لِّيْٓ اٰيَةً ۗقَالَ اٰيَتُكَ اَلَّا تُكَلِّمَ النَّاسَ ثَلٰثَ لَيَالٍ سَوِيًّا

Bacaan latinnya: Qaala rabbij’al lī aayah, qāla aayatuka allaa tukalliman-nāsa ṡalāṡa layālin sawiyyaa
Artinya: “Dia (Zakaria) berkata, ‘Ya Tuhanku, berilah aku suatu tanda.’ (Allah) berfirman, ‘Tandamu ialah engkau tidak dapat bercakap-cakap dengan manusia selama tiga malam, padahal engkau sehat.’

11.

فَخَرَجَ عَلٰى قَوْمِهٖ مِنَ الْمِحْرَابِ فَاَوْحٰٓى اِلَيْهِمْ اَنْ سَبِّحُوْا بُكْرَةً وَّعَشِيًّا

Bacaan latinnya: Fa kharaja ‘alā qaumihī minal-miḥrābi fa auḥaa ilaihim an sabbiḥụ bukrataw wa ‘asyiyyā
Artinya: “Maka dia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu dia memberi isyarat kepada mereka; bertasbihlah kamu pada waktu pagi dan petang.”

12.

يٰيَحْيٰى خُذِ الْكِتٰبَ بِقُوَّةٍ ۗوَاٰتَيْنٰهُ الْحُكْمَ صَبِيًّاۙ ١٢

Bacaan latinnya: Yã yahya khuzil-kitäba biquwwah(tin), wa ātainähul-hukma sabiyyā(n).
Artinya: “(Allah berfirman,) ‘Wahai Yahya, ambillah (pelajarilah) Kitab (Taurat) itu dengan sungguh-sungguh.’ Kami menganugerahkan hikmah kepadanya (Yahya) selagi dia masih kanak-kanak.”

13.

وَّحَنَانًا مِّنْ لَّدُنَّا وَزَكٰوةً ۗوَكَانَ تَقِيًّا ۙ

Bacaan latinnya: Wa hanănam mil ladunnã wa zakäh(tan), wa kãna taqiyyā(n).
Artinya: “(Kami anugerahkan juga kepadanya) rasa kasih sayang (kepada sesama) dari Kami dan bersih (dari dosa). Dia pun adalah seorang yang bertakwa.”

14.

وَّبَرًّاۢ بِوَالِدَيْهِ وَلَمْ يَكُنْ جَبَّارًا عَصِيًّا

Bacaan latinnya: Wa barram biwälidaihi wa lam yakun jabbäran ‘asiyyā(n).
Artinya: “(Dia) orang yang berbakti kepada kedua orang tuanya dan dia bukan orang yang sombong lagi durhaka. “

15.

وَسَلٰمٌ عَلَيْهِ يَوْمَ وُلِدَ وَيَوْمَ يَمُوْتُ وَيَوْمَ يُبْعَثُ حَيًّا ࣖ

Bacaan latinnya: Wa salāmun ‘alaihi yauma wulida wa yauma yamütu wa yauma yub’asu hayyã(n).
Artinya: “Kesejahteraan baginya (Yahya) pada hari dia dilahirkan, hari dia wafat, dan hari dia dibangkitkan hidup kembali.”

16.

وَاذْكُرْ فِى الْكِتٰبِ مَرْيَمَۘ اِذِ انْتَبَذَتْ مِنْ اَهْلِهَا مَكَانًا شَرْقِيًّا ۙ

Bacaan latinnya: Wazkur fil-kitäbi maryam(a), izintabazat min ahlihã makãnan syarqiyyà(n).
Artinya: “Ceritakanlah (Nabi Muhammad) kisah Maryam di dalam Kitab (Al-Qur’an), (yaitu) ketika dia mengasingkan diri dari keluarganya ke suatu tempat di sebelah timur (Baitulmaqdis).”

Keutamaan Membaca Surat Maryam

Surat Maryam terdiri dari 98 ayat dan merupakan surat ke-19 dalam Al-Qur’an. Surat ini diturunkan di Makkah, sehingga termasuk ke dalam golongan surat Makkiyah.

Dikutip dari buku Panduan Hamil Sehat & Syar’i oleh Ustadzah Sa’idatul Nafisah, dijelaskan bahwa ketika seorang wanita mengandung, dianjurkan untuk membaca Al-Qur’an terutama surat Maryam dan surat Yusuf. Sebab surat Maryam dipercaya dapat memudahkan persalinan serta mendapatkan anak yang cantik, sabar, shalihah, dan taat seperti halnya Siti Maryam.

Diceritakan dalam surat itu, kisah hidup Siti Maryam adalah ibu dari Nabi Isa AS. Maryam adalah keturunan Nabi Daud AS dan dikenal sebagai sosok yang tekun dalam beribadah.

Surat ini menceritakan kisah ajaib saat Maryam melahirkan Isa AS. Maryam sebelumnya belum pernah bergaul dengan seorang laki-laki, apalagi berhubungan suami-istri. Kelahiran Isa AS tanpa ayah merupakan suatu bukti kekuasaan Allah SWT.

Pada surat ini, diawali dengan kisah kejadian ajaib lainnya, yaitu dikabulkannya doa Nabi Zakaria AS oleh Allah SWT. Ia ingin dianugerahi seorang putra sebagai pewaris dan pelanjut cita-cita dan kepercayaannya, sedangkan usianya sudah sangat tua dan istrinya adalah wanita yang mandul.

Sementara dalam Buku Lengkap Fiqih Kehamilan dan Melahirkan karya Rizem Aizid, disebutkan bahwa Surat Maryam diyakini memiliki banyak manfaat bagi janin. Umumnya, ketika seorang muslimah hamil rutin membaca surat ini, diyakini anak yang dilahirkan akan dianugerahi kecantikan, baik secara fisik maupun spiritual, mirip dengan sosok Maryam binti Imran yang dikisahkan dalam surat tersebut.

Mugi Rizkiana Halalia dalam bukunya yang berjudul Menyiapkan Anak Jenius sejak Dalam Kandungan, menjelaskan memang tidak ada dalil yang secara langsung dan sahih yang menyatakan bahwa membaca surat Maryam bagi ibu hamil adalah sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW untuk membuat anaknya berparas cantik.

Namun, isi dari surat ini menceritakan kisah Maryam sebAgai wanita yang taat kepada Allah SWT, bisa dipetik dan menjadi tambahan amalan bagi sang ibu. Wallahua’lam.

Itulah tadi bacaan ayat 1-16 surat Maryam. Semoga membantu dan menambah amalan kita.

(aau/fds)



Sumber : www.detik.com

3 Bacaan Doa Iftitah, Lengkap dengan Maknanya


Jakarta

Doa Iftitah adalah doa yang dibaca setelah takbiratul ihram sebagai pembukaan dalam salat. Meskipun tidak wajib, doa ini sangat dianjurkan karena maknanya yang mendalam.

Sebagaimana diterangkan Rasulullah SAW dalam sabdanya,

“Tidak sempurna shalat seseorang sebelum dia bertakbir, memuji Allah azza wa jalla, menyanjungnya, dan membaca ayat-ayat Al-Quran yang dihafalnya.” (HR. Abu dawud dan Hakim.)


Doa iftitah bukan hanya sekadar lafaz yang dihafal dan dibaca setiap kali setelah takbiratul ihram, tetapi juga harus dipahami kedalaman maknanya, sebagai renungan dalam setiap ibadah salat. Berikut adalah bacaan doa iftitah dan artinya.

Bacaan Doa Iftitah

Dikutip dari kitab Khasiat Zikir dan Doa karya Imam Nawawi terjemahan Bahrun Abu Bakar, berikut beberapa bacaan doa iftitah dan artinya.

Doa Iftitah Versi 1

اللهُ أَكْبَرَ كَبِيراً وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلاً، وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا مُسْلِماً وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ وَبِذَالِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ

Arab Latin: Allaahu akbar kabiiraw wal hamdu lillaahi katsiiraa, wa subhaanal- laahi bukrataw wa ashiilaa, wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas samaawaati wal ardla haniifam muslimaw wamaa ana minal musyrikiin, inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaati lillaahi rabbbil ‘aalamiin, laa syariikalahu wa bidzalika umirtu wa ana minal muslimiin.

Artinya: “Allah Mahabesar dengan sebesar-besarnya, dan segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya. Mahasuci Allah pagi dan petang. Aku menghadapkan diriku kepada Tuhan Yang telah menciptakan langit dan bumi dengan meluruskan ke- taatan kepada-Nya dan berserah diri, dan aku bukan termasuk orang-orang yang musyrik. Sesungguhnya salatku, semua ibadahku, hidup dan matiku hanyalah bagi Allah, Rabb semesta alam; tiada sekutu bagi-Nya. Dan dengan demikianlah aku diperintahkan, dan aku adalah termasuk orang-orang yang muslim. Ya Allah, Engkau adalah Raja, tiada Tuhan selain Engkau. Engkau adalah Rabbku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah berbuat aniaya terhadap diriku sendiri dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah segala dosaku; tiada seorang pun yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Berilah aku petunjuk kepada akhlak yang paling baik, tiada seorang pun yang dapat memberikan petunjuk kepada akhlak yang paling baik kecuali Engkau, dan palingkanlah diriku dari akhlak yang buruk, tiada seorang pún yang dapat memalingkan dari akhlak yang buruk kecuali Engkau. Aku penuhi seruan-Mu dan aku merasa bahagia dengan menjalankan seruan-Mu. Semua kebaikan berada di tangan kekuasaan-Mu, dan kejahatan itu bukan bersumber dari-Mu, aku memohon pertolongan kepada-Mu dan berserah diri kepada-Mu, Mahaagung lagi Mahatinggi Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu dan bertobat kepada-Mu.”

Doa Iftitah Versi 2

Seorang muslim juga bisa membaca doa iftitah berikut.

اللهم باعد بينِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَا عَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ تقْنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنقى الثوبُ الْأَرْضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ

Arab Latin: Allahumma baa’id bainii wa baina khathaayaaya kamaa baa’adta bainal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii minal khathaayaa kamaa yunaqqatsawbul abyadlu minaddanasi. Allahummaghsil khathaayaaya bil maai watstsalji walbaradi.

Artinya: Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dan dosa-dosaku, seba- gaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari dosa-dosaku sebagaimana baju putih dibersihkan dari kotorannya. Ya Allah, cucilah diriku dari dosa-dosaku dengan salju, air, dan embun.”

Doa Iftitah Versi 3

Selain doa iftitah dan artinya tersebut, ada pula doa iftitah lain yang dapat dibaca berdasarkan hadits riwayat Imam Baihaqi, dari Umar RA, yang mengatakan bahwa,

انَّهُ كَبَّرَ ثُمَّ قَالَ : سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ ، تَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ ، وَلَا إِلَهَ غَيْرُكَ.

“Beliau SAW melakukan takbiratul ihram, lalu mengucapkan doa berikut, ‘Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu, Maha Agung asma-Mu dan Maha Tinggi keagungan-Mu, tidak ada Tuhan selain Engkau’.”

Disunnahkan untuk menggabungkan semua bacaan doa iftitah bagi orang yang salat sendirian, juga bagi imam, apabila para makmum menyetujuinya. Jika para makmum tidak menyetujui membaca gabungan semua doa iftitah, imam tidak boleh memperpanjang salat bersama mereka, melainkan cukup dengan sebagian dari doa iftitah tersebut.

Tetapi sudah cukup baik jika ia meringkas bacaannya hanya pada, “Aku menghadapkan diriku hingga termasuk orang-orang muslim.” Demikian pula bagi orang yang salat sendirian, jika ia memilih memperpendek bacaan iftitahnya.

Makna Doa Iftitah

Doa Iftitah, menurut buku Berdzikirlah! Pasti Hatimu akan Tenang karya Nurul Qamariyah, mengandung beberapa makna yang bisa direnungkan oleh umat Islam. Salah satunya adalah pujian kepada Allah SWT.

Doa yang dibaca setelah takbiratul ihram ini dimulai dengan pujian yang mengagungkan-Nya, yakni “Allaahu akbar kabiiraw wal hamdu lillaahi katsiraw wa subhaanallaahi bukrataw wa ashilaa” (Allah Mahabesar dengan sebesar-besarnya, dan segala puji bagi Allah dengan sebanyak-banyaknya.)

Dengan memuji Allah SWT melalui kalimat ini, seorang muslim senantiasa mengagungkan-Nya.

Selain itu, doa ini juga menunjukkan penyerahan sepenuhnya kepada Allah SWT. Ini adalah janji seorang muslim dengan tulus untuk mengikuti petunjuk-Nya. Kalimat “Wamaa ana minal musrykiin” (dan aku tidak termasuk orang-orang yang mempersekutukan-Nya) menunjukkan ketundukan dan kepatuhan yang mendalam kepada Allah SWT.

Dengan mengucapkan kalimat ini, muslim menegaskan bahwa dia telah sepenuhnya menyerahkan diri kepada-Nya, sehingga tidak ada kekhawatiran dalam menjalani kehidupan.

Selanjutnya, seorang muslim menegaskan kembali penyerahan dirinya dengan kalimat, “Innasshalaatii, wa nusukii, wa mahyaaya, wa mamaati, lillaahi rabbil ‘aalamiin” (Sesungguhnya, shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanya bagi Allah semata, Tuhan Penguasa Semesta Alam). Kalimat ini menggambarkan penyerahan total yang jarang direnungkan dalam salat.

Terakhir, setelah menyerahkan diri sepenuhnya, muslim berjanji untuk tidak menyekutukan Allah SWT dengan ucapan: “Laa syariikalahu” (Tiada sekutu bagi-Nya). Kalimat ini adalah seorang muslim untuk hanya mengabdi dan berserah diri kepada Allah SWT.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Simpanan Pahala bagi Orang yang Berdoa tapi Tak Kunjung Dikabulkan


Jakarta

Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa dan Dia akan mengabulkan setiap permintaan. Janji Allah SWT ini disebutkan dalam Al-Qur’an.

Allah SWT berfirman dalam surah Gafir ayat 60,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖࣖࣖ ٦٠


Artinya: Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Menurut Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, melalui surah Gafir (Al Mu’min) ayat 60 Allah SWT menyeru agar berdoa dan memohon kepada-Nya. Dalam berdoa, ada sejumlah adab yang perlu dijaga.

Pertama, kata Buya Hamka, hendaklah ikhlas hati kepada-Nya. Kedua, percaya bahwa permohonan niscaya akan dikabulkan. Ketiga, menanamkan kepercayaan penuh bawa tawajjuh berdoa adalah taufik atau bimbingan dari Allah SWT yang keuntungannya adalah mendekatkan diri kepada-Nya. Adapun apabila terkabul itu adalah karunia kedua.

Namun, tak semua doa langsung dikabulkan, ada kalanya itu menjadi simpanan pahala di akhirat. Imam Bukhari dalam kitab Shahih Adabul Mufrad yang ditakhrij Syekh Al-Albani dan diterjemahkan Abu Ahsan memaparkan sejumlah riwayat yang menerangkan hal ini.

Diriwayatkan Abu Said Al-Khudri, dari Nabi SAW,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو لَيْسَ بِإِثْمٍ وَلَا بِقَطِيْعَةِ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ إِحْدَى ثَلَاثٍ إِمَّا أَنْ يَعْجَلَ لَهُ دَعْوَتَهُ وَإِمَّا أَنْ يُدَخِّرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَدْفَعَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلِهَا قَالَ إِذَا يُكَفِّرُ قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ

Artinya: “Tiada seorang muslim yang berdoa, selagi tidak untuk berbuat dosa atau memutuskan silaturrahim, kecuali Allah akan memberinya salah satu dari tiga hal: Adakalanya doanya dikabulkan segera. Adakalanya doa itu sebagai simpanannya untuk besok di akhirat. Adakalanya Allah akan menolak kejelekan sebesar permintaannya.” Abu Said berkata, “Jika demikian, maka kita perbanyak doa!” Nabi menjawab, “Allah lebih banyak.”

Hadits tersebut shahih. Terdapat dalam kitab Takhrijut-Targhibi juga diriwayatkan at-Tirmidzi dalam kitab Ad-Da’awaah dari Ubadah bin Shamit.

Doa yang tak segera dikabulkan dan adakalanya menjadi simpanan di akhirat juga diterangkan melalui hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad SAW yang bersabda,

مَا مِنْ مُؤْمِنٍ صَبَّ وَجْهَهُ إِلَى اللهِ يَسْأَلَهُ مَسْأَلَةً إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهَا إِمَّا عَجَّلَهَا لَهُ فِي الدُّنْيَا وَإِمَّا ذَخَرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مَا لَمْ يَعْجَلْ قَالُوا يَا رَسُولُ اللَّهِ وَمَا عَجَلْتُهُ قَالَ يَقُوْلُ دَعَوْتُ وَدَعَوْتُ وَلَا أَرَاهُ يُسْتَجَابُ لِي

Artinya: “Tiada seorang mukmin yang mengangkat mukanya kepada Allah seraya memohon, kecuali Allah pasti akan mengabulkannya. Adakalanya dikabulkan dengan disegerakan-Nya di dunia, dan adakalanya dijadikan simpanan baginya besok di akhirat selama ia tidak tergesa-gesa.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa itu?” Nabi menjawab, “Dia berkata, ‘Saya telah berdoa, dan berdoa tapi tidak pula dikabulkan-Nya’.”

Hadits tersebut shahih dari sumber yang sama. Selain Bukhari, Abu Daud dan Muslim juga meriwayatkannya.

Waktu Mustajab Berdoa

Berdoa bisa dilakukan kapan saja. Namun, ada sejumlah waktu yang disebut mustajab atau besar kemungkinan doa yang dipanjatkan akan dikabulkan. Salah satu waktu mustajab ini adalah di sepertiga malam terakhir.

Hal tersebut mengacu pada sabda Rasulullah SAW, “Pada setiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun (ke langit dunia), ketika tinggal sepertiga malam yang akhir Dia berfirman, ‘Barang siapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaannya. Dan barang siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia’.” (HR Bukhari dan Muslim)

Wallahu a’lam.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Dzikir setelah Sholat Fardhu Lengkap Latin dan Artinya


Jakarta

Umat Islam disunnahkan untuk selalu mengingat Allah SWT melalui dzikir. Berdzikir merupakan salah satu amal mulia, yang memiliki kedudukan tinggi di antara amalan-amalan lainnya.

Dalam kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi terjemahan Bahrun Abu Bakar, diriwayatkan sebuah hadits oleh Imam Tirmidzi dan Sunan Ibnu Majah, dari Abu Darda RA, bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِخَيْرِ أَعْمَالِكُمْ وَأَزْكَاهَا عِنْدَ مَلِيكِكُمْ وَارْفَعِهَا فِي دَرَجَاتِكُمْ، وَخَيْرِ لَكُمْ مِنْ إِنْفَاقِ الذَّهَبِ وَالْوَرِقِ، وَخَيْرٍ لَكُمْ مِنْ أَنْ تَلْقَوْا عَدُوَّكُمْ فَتَضْرِبُوا أَعْنَاقَهُمْ وَيَضْرِبُوا أَعْنَاقَكُمْ : قَالُوا : بَلَى، قَالَ: ذِكرُ اللَّهِ تَعَالَى


Artinya: “Maukah kuceritakan kepada kalian tentang amal perbuatan yang paling baik buat kalian, paling suci (berharga) di sisi kalian, dan paling banyak mengangkat derajat (pahala) kalian; dan lebih baik bagi kalian daripada menginfakkan emas dan perak, serta lebih baik bagi kalian daripada perang menghadapi musuh kalian, lalu kalian memukul leher mereka dan mereka memukul leher kalian!’ Mereka menjawab, ‘Tentu saja kamu mau.’ Nabi SAW bersabda, ‘Berzikir kepada Allah SWT’.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Ada banyak waktu dan kondisi muslim dianjurkan untuk berdzikir. Namun, salah satu waktu yang paling utama adalah setelah melaksanakan sholat fardhu. Dzikir setelah sholat fardhu merupakan waktu yang paling baik untuk memperbanyak ibadah dan mengingat Allah SWT.

Dalam hadits lain, Imam Tirmidzi meriwayatkan dari Abu Umamah RA yang menceritakan,

قِيلَ لَرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : أَيُّ الدُّعَاءِ اسْمَعُ ؟ قَالَ : جوفَ اللَّيْلِ الْآخِرِ، وَدُبُرَ الصَّلَوَاتِ المَكْتُوبَاتِ

Artinya: “Ditanyakan kepada Rasulullah SAW, ‘Bilakah doa lebih diperkenankan?’ Beliau SAW menjawab, ‘Di bagian malam terakhir dan sehabis sholat fardhu’.” (HR Tirmidzi)

Oleh karena itu, setelah menunaikan sholat fardhu, umat Islam dianjurkan untuk tidak terburu-buru dan segera bergegas, melainkan mengakhirinya dengan membaca doa dan dzikir kepada Allah SWT.

Dzikir setelah Sholat Fardhu

Berikut bacaan-bacaan dzikir setelah sholat fardhu sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW yang dapat dibaca setelah salam. Dzikir-dzikir ini dikutip dari buku Panduan Sholat Wajib & Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah SAW yang disusun oleh Ustadz Arif Rahman.

1. Bacaan Dzikir Pertama

أَسْتَغْفِرُ اللهَ أَسْتَغْفِرُ الله أَسْتَغْفِرُ الله اللهم أنتَ السَّلامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ تَبَارَكْتَ يَا ذَا الجلال والإكرام

Arab latin: Astaghfirullaah. Astaghfirullaah. Astaghfirullaah. Allahumma antassalaam, wa mingkassalaam, tabarakta ya dzaljalaali wal ikraam.

Artinya: “Saya memohon ampun kepada Allah. (3x) Ya Allah Engkau Maha Sejahtera, dan dari-Mu lah kesejahteraan, Maha Suci Engkau wahai Rabb pemilik Keagungan dan Kemuliaan.”

2. Bacaan Dzikir Kedua

لا إله إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ اللَّهُمَّ لَا مانِعَ لِمَا أَعْطَيْتَ وَلا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا يَنْفَعُ ذَا الْجَدِ مِنْكَ الْجَدُّ

Arab latin: Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qadiir. Allahumma laa maani’a limaa a’thayta, wa laa mu’thiya limaa mana’ta, wa laa yamfa’u dzaljaddi min kaljaddu.

Artinya: “Tidak ada llah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah tidak ada yang dapat mencegah apa yang Engkau beri, dan tidak ada yang dapat memberi apa yang Engkau cegah. Tidak berguna kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya dari (siksa)-Mu.”

3. Bacaan Dzikir Ketiga

لا إله إلا الله وحده لا شريكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ، لَا حَوْلَ ولا قوة إلا بالله ، لا إله إلا الله ولا نعبد إلا إيَّاهُ، لَهُ النِعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ. لا إِلَهَ إِلَّا اللهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Arab latin: Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qadiir. Laa hawla wa laa kuwwata illa billaah, laa ilaaha illallaah, walaa na’budu illaa iyyaahu, lahunni’matu walahul fadhlu walahuts tsanaaul hasanu, laa ilaaha illallaah mukhlishiyna lahuddiyn walaw karihal kaafiruun.

Artinya: “Tidak ada llah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Tidak ada daya dan kekuatan kecuali (dengan pertolongan) Allah. Tidak ada llah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah. Kami tidak beribadah kecuali kepada-Nya. Baginya nikmat, anugerah, dan pujian yang baik. Tidak ada llah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah, dengan memurnikan ibadah hanya kepada-Nya, meskipun orang-orang kafir tidak menyukainya.”

4. Bacaan Dzikir Keempat

لا إله إلا الله وحدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِي وَيُمِيتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قدير

Arab latin: Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, yuhyiy wa yumiytu wahuwa ‘ala kulli syay-in qadiir.

Artinya: “Tidak ada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian. Dialah yang menghidupkan (orang yang sudah mati atau memberi ruh janin yang akan dilahirkan) dan yang mematikan. Dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (Dibaca 10x setiap selesai sholat maghrib dan shubuh).”

5. Bacaan Dzikir Kelima

اللَّهُمَّ أَعِنِّي عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Arab latin: Allahumma a-‘inniy ‘ala dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatika.

Artinya: “Ya Allah, tolonglah aku untuk berdzikir kepada-Mu, bersyukur kepada-Mu, serta beribadah dengan baik kepada-Mu.”

6. Dzikir Khusus setelah Sholat Subuh

Setelah melaksanakan sholat Subuh, disunnahkan membaca dzikir berikut:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَرِزْقًا طَيْبًا وَعَمَلاً مُتَقَبَّلاً

Arab latin: Allahumma inniy as-aluka ‘ilman naafi’an, wa rizqon toyyiban, wa’amalan mutaqobbalan.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu ilmu yang bermanfaat, rezeki yang baik, dan amalan yang diterima.”

Bacaan Tasbih, Tahmid, Takbir setelah Sholat Fardhu

1. Bacaan Tasbih

سُبْحَانَ الله

Arab Latin: Subhaanallaah

Artinya: “Maha suci Allah” (Dibaca 33x)

2. Bacaan Tahmid

الْحَمْدُ لِلَّهِ

Arab Latin: Alhamdulillah

Artinya: “Segala puji bagi Allah” (Dibaca 33x)

3. Bacaan Takbir

الله أكبر

Arab Latin: Allahu Akbar

Artinya: “Allah Maha Besar” (Dibaca 33x)

Kemudian, dialnjutkan dengan membaca doa berikut, untuk melengkapinya menjadi 100.

لا إله إلا اللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Arab latin: Laa ilaaha illallaah wahdahu laa syarikalah, lahul mulku, walahul hamdu, wahuwa ‘ala kulli syay-in qadiir.

Artinya: “Tidak ada llah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Allah Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya kerajaan dan bagi-Nya segala pujian dan Dialah Yang Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Bacaan Surah-surah Pendek setelah Sholat Fardhu

1. Membaca Surah Al-Ikhlas

بسم الله الرحمن الرحيم قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ اللهُ الصَّمَدُ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدُ وَلَمْ يَكُن لَّهُ كُفُوًا أَحَد

Arab latin: Bismillahirrahmanirrahim. Qul huwallaahu ahad. Allaahusshamad. Lam yalid walam yuulad. Walam yakullahu kufuwan ahad.

Artinya: “Katakanlah: ‘Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah tempat bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia’.

2. Membaca Surah Al-Falaq

بسم الله الرحمن الرحيم قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ مِن شَرِّ مَا خَلَقَ حوَمِن شَرِّ غَاسِقٍ إِذَا وَقَبَ وَمِن شَرِّ النفاثات في العُقَدِ وَمِن شَرِّ حَاسِدٍ إِذَا حَسَدَ

Arab latin: Bismillahirrahmanirrahim. Qul a’uudzu birabbil falaq. Min syarri maa khalaq. Wamin syarri ghaasiqin idzaa waqaba. Wamin syarrin naffaatsaati fii al’uqadi. Wamin syarri haasidin idzaa hasada.

Artinya: “Katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Robb Yang Menguasai waktu subuh, dari kejahatan apa-apa (mahluk) yang diciptakan-Nya. Dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buhul-buhul, dan dari kejahatan orang-orang yang dengki apabila ia dengki’.”

3. Membaca Surah An-Nas

بسم الله الرحمن الرحيم قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ مَلِكِ النَّاسِ >> إله النَّاسِ مِن شَرِّ الْوَسْوَاسِ الْخَنَّاسِ»» الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَ النَّاسِ

Arab latin: Bismillahirrahmanirrahim. Qul a’uudzu birabbin naas. Malikin naas. Ilaahin naas. Min syarril waswaasil khannaas. Alladzii yuwaswisu fii shuduurin naas. Minal jinnati wannaas.

Artinya: “Katakanlah: ‘Aku berlindung kepada Robb (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi, yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.”

4. Membaca Ayat Kursi

الله لا إله إلا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ، لاَ تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلا نَوْمٌ، لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِي يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ، يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ، وَلَا يُحِيطُونَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلا بِمَا شَاء وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ، وَلَا يَئُودُهُ حِفْظُهُمَا، وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيمُ

Arab latin: Allaahu laa ilaaha illaa huu, al hayyul qoyyum, la ta’khudzuhuu sinatuw walaa naum. Lahuu maa fissamaawaati wa maa fil ardh. Man djalladjii yasyfa’u ‘indahuu illa bi idjnih. Ya’lamu maa bayna aydiihim wa maa kholfahum. Wa laa yuhiithuuna bi syay-im min ‘ilmihii illa bi maa syaa-a. Wasi’a kursiiyyuhussamaawaati wal ardh. Walaa ya- uuduhuu hifzhuhumaa. Wa huwal’aliiyul ‘azhiim.

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Allah tidak ada llah (yang berhak diibadahi dengan benar) melainkan Dia. Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa-apa yang ada di langit dan apa-apa yang ada di bumi. Siapakah yang dapat memberi syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya. Allah mengetahui apa- apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Dan Kursi Allah meliputi langit dan bumi, dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Itulah beberapa bacaan dzikir setelah sholat fardhu yang dapat diamalkan.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa setelah Baca Surah Yasin: Arab, Latin dan Terjemahan


Jakarta

Surah Yasin dikenal sebagai jantung Al-Qur’an. Dari banyaknya keutamaan dan manfaat, surah Yasin sering dibaca oleh umat Islam dalam berbagai kesempatan, seperti untuk kesehatan, keselamatan, dan memohon rezeki.

Selain membaca surah Yasin, dianjurkan pula untuk membaca doa setelahnya, dengan harapan agar Allah SWT mengabulkan segala permohonan dan meraih semua keistimewaan yang terkandung dalam surah Yasin. Berikut dipaparkan doa setelah baca surah Yasin yang dapat diamalkan.

Doa setelah Baca Surah Yasin

Berikut adalah bacaan doa setelah baca Yasin yang dikutip dari buku Doa Harian Pengetuk Pintu Langit yang disusun oleh H.HamdanHamedan.


اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْتَحْفِظُكَ وَنَسْتَوْدِعُكَ أَدْيَانَنَا وَأَبْدَانَنَا وَأَنْفُسَنَا وَأَهْلَنَا وَأَوْلَادَنَا وَأَمْوَالَنَا وَكُلَّ شَيْءٍ أَعْطَيْتَنَا.

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا وَإِيَّاهُمْ فِي كَنَفِكَ وَأَمَانِكَ وَعِيَادِكَ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ مَرِيْدٍ وَجَبَّارٍ عَنِيدٍ وَدِي بَغْيِ وَدِي حَسَدٍ وَمِنْ شَرِكُلِّ ذِي شَرٍ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.

اللَّهُمَّ جَمِلْنَا بِالْعَافِيَةِ وَالسَّلَامَةِ وَحَقَّقْنَا بِالتَّقْوَى وَالْإِسْتِقَامَةِ وَأَعِذْنَا مِنْ مُوْجِبَاتِ النَّدَامَةِ إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِينَا وَأَوْلَادِنَا وَمَشَايِخِنَا وَإِخْوَانِنَا فِي الدِّيْنِ وَأَصْحَابِنَا وَلِمَنْ أَحَبَّنَا فِيكَ وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ يَارَبَّ الْعَالَمِينَ.

وَصَلِّ اللَّهُمَّ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَسَلَّمَ وَارْزُقْنَا كَمَالَ الْمُتَابِعَةِ لَهُ ظَاهِرًا وَبَاطِنَا فِي عَافِيَةٍ وَصَحْبِهِ وَسَلَامَةٍ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

Allahumma innaa nastahfizhuka wa nastaudi’uka adyaananaa wa abdaananaa wa anfusanaa wa ahlanaa wa awlaadanaa wa amwaalana wa kulla syai-in a’thaitanaa.

Allahummaj’alnaa wa iyyaahum fii kanafika wa amaanika wa ‘iyaadzika min kulli syaithanim mariidin wa jabbaarin ‘aniidin wazii baghyin wadzii hasadin wa min kulli zii syarrin innaka ‘alaa kulli syai-in qadiir.

Allahumma jammilnaa bil ‘aafiyati was salaamati, wa haqqiqnaa bit taqwaa wal istiqaamati wa ‘aizna min muujibaatin nadaamati innaka samii’ud-du’a’.

Allahummaghfirlanaa wa liwaalidiinaa wa awlaadinaa wa masyaayikhinaa wa ikhwaaninaa fiddiini wa ashhaabinaa wa liman ahabbana fiika wa liman ahsana ilainaa wal mukminiina wal mukminaati wal muslimiina wal muslimaati yaa rabbal ‘aalamiin.

Wa shallillahumma ‘alaa ‘abdika wa rasuulika sayyidinaa wa mawlaanaa muhammadin wa ‘alaa aalihi wa sallam, war zuqnaa kamaalal mutaabi’ati lahuu zhaahiran wa baathinan fii ‘aafiyatin washahbihi salaamatin birahmatika yaa arhamar raahimiina.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya kami mohon pemeliharaan-Mu dan kami menyerahkan kepada-Mu agama kami, diri kami, keluarga kami, anak-anak kami, harta-harta kami, dan segala yang telah Engkau berikan kepada kami.

Ya Allah, jadikanlah kami dan juga mereka berada di dalam pemeliharaan-Mu, keamanan-Mu, dan perlindungan-Mu dari setiap gangguan setan pendurhaka, orang-orang takabur yang keras kepala, orang yang mempunyai pandangan jahat, kezaliman dan dari kejahatan setiap orang yang mempunyai kejahatan. Sesungguhnya Engkau Maha Berkuasa atas segala sesuatu.

Ya Allah, perindahkanlah kami dengan kesehatan dan keselamatan. Karuniakanlah kepada kami ketakwaan dan istikamah. Lindungilah kami dari perkara-perkara yang dapat mendatangkan penyesalan. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami, kedua orang tua kami, anak-anak kami, guru-guru kami, saudara-saudara seagama kami, sahabat-sahabat karib kami, orang-orang yang mencintai kami karena Engkau, orang-orang yang pernah berbuat baik kepada kami, dari kaum mukminin dan mukminat, muslimin dan muslimat, wahai Tuhan seluruh alam.

Ya Allah, curahkanlah rahmat dan keselamatan kepada hamba-Mu dan utusan-Mu, junjungan kami dan tuan kami Nabi Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya. Karuniakanlah kepada kami kesempurnaan mengikuti ajarannya, secara lahir dan batin, di dalam kesejahteraan dan keselamatan dengan kasih sayang-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Pengasih sebaik-baik yang mengasihi.”

Mengutip buku Doa dan Zikir Mustajab susunan Wira Kautsari Wijayanti, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk membaca surah Yasin secara rutin pada pagi dan malam hari. Beliau bersabda,

“Barang siapa membaca surah Yasin dari pagi hari, maka pekerjaan di hari itu dimudahkan dengan keberhasilan, dan jika membacanya di akhir hari maka tugasnya hingga pagi hari berikutnya akan dimudahkan juga.” (HR Ad-Darimi)

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang membiasakan membaca Yasin setiap malam maka tanpa terduga dia menemui ajalnya, maka matinya dalam keadaan syahid.” (HR Thabrani)

Selain itu, Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk membacakan surah Yasin pada orang meninggal atau orang yang sakaratul maut. Dalam Kitab Fikih Sehari-Hari Mazhab Syafi’i, Shohibul Ulum mengutip sebuah riwayat dari Ma’qil bin Yasar RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Bacakanlah surah Yasin pada orang yang hampir mati di antara kalian.” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, an-Nasa’i)

detikers juga bisa membaca surah Yasin di sini.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

3 Doa Nabi Muhammad Ketika Mengalami Kesulitan


Jakarta

Nabi Muhammad SAW adalah teladan umat Islam dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam menghadapi kesulitan dan ujian. Ketika Rasulullah SAW mengalami tantangan berat, beliau senantiasa bersandar kepada Allah SWT melalui doa.

Doa menjadi salah satu cara untuk memohon pertolongan, kekuatan, dan ketenangan hati. Berikut beberapa doa yang dilafalkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika menghadapi kesulitan.

Doa Rasulullah SAW Ketika Mengalami Kesulitan

Doa ini diajarkan Rasulullah SAW untuk menguatkan hati dan memohon pertolongan Allah SWT dalam situasi yang sulit. Doa ini disebut sebagai doa qurb.


Menukil buku Syamsuddin Noor yang berjudul Dahsyatnya Doa Para Nabi, berikut bacaan doa qurb lengkap dengan arab, latin dan terjemahannya.

**لَا إِلَهَ إِلََا اللهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لاْ إِلَهَ إِلََا اللهُ رَبُّ العَرْشِ الْعَظِيْمِ، لاْ إِلَهَ إِلََا اللهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَرَبُّ الْأَرْضِ وَرَبُّ العَرْشِ الْكَرِيْمِ**

Bacaan latin: Laa ilaaha illallahul ‘adzhiimul haliim, laa ilaaha illallaahu rabbil ‘arsyil ‘adzhiim, laa ilaaha illallaahu rabbus samaawaati wa rabbul ardhi wa rabbul ‘arsyil kariim.

Artinya: “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah Yang Maha Agung lagi Maha Penyantun, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai Arsy yang agung, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, Tuhan langit dan bumi serta Tuhan Arsy yang mulia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Doa Nabi Muhammad SAW saat Menghadapi Masalah Hidup

Selain doa qurb, ada banyak lagi doa-doa indah yang bisa kita panjatkan saat menghadapi kesulitan. Salah satunya adalah doa sapu jagat yang sangat populer.

Dalam buku Al-Adzkar karya Imam Nawawi, kita juga menemukan doa-doa lainnya yang bisa menenangkan hati dan mendekatkan diri pada Allah SWT.

Tak hanya doa qurb, masih ada sejumlah doa yang bisa dilafalkan ketika seseorang mengalami masalah hidup dan kesulitan. Berikut bacaannya yang dikutip dari Al-Adzkar: Buku Induk Doa dan Zikir karya Imam Nawawi.

1. Doa Sapu Jagat

رَبّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَة وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَة وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Arab latin: Rabbanaa aatinaa fiddunyaa hasanah. Wafil aakhirati hasanah, waqinaa ‘adzaabannaar

Artinya: “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka,” (Riwayat dari Anas bin Malik, HR Bukhari & Muslim).

2. Doa Menghadapi Kesulitan

لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ الكَرِيمُ العَظِيمُ، سُبْحَانَهُ تَبَارَكَ اللَّهُ رَبُّ العَرْشِ الْعَظِيْمِ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Arab latin: Laa ilaaha illallaahul kariimul ‘adzhiim, subhaanahu tabaarakallaahu rabbul ‘arsyil ‘adzhiim, Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin

Artinya: “Tidak ada Tuhan selain Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung, Maha Suci Dia, maha Berkah Allah, Rabb Arasy yang Agung, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam,” (Riwayat dari Ali bin Abi Thalib, HR Nasa’i & Ibnu Sinni).

3. Doa ketika Diterpa Permasalahan

يَا حَيُّ يَا قَيُّومُ، بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ

Arab latin: Yaa hayu yaa qayyuumu birahmatika astaghiits

Artinya: “Wahai Yang Hidup Abadi, wahai yang mengurus makhluk-Nya secara terus menerus, aku memohon pertolongan dengan rahmat-Mu,” (Riwayat dari Anas bin Malik, HR Tirmidzi).

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com