Category Archives: Doa Hadits

Amalan agar Tidak Disentuh Api Neraka


Jakarta

Bulan Rajab akan tiba pada tanggal 1 Januari 2025 bersamaan dengan pergantian tahun baru Masehi. Sebagai salah satu dari empat bulan Haram yang dimuliakan dalam Islam, bulan Rajab merupakan waktu yang istimewa untuk memperbanyak ibadah dan amalan sunnah.

Salah satu amalan yang sangat dianjurkan adalah membaca dzikir bulan Rajab 70 kali yang dipercaya dapat melindungi dari api neraka. Berikut bacaan dzikir bulan Rajab 70 kali beserta dzikir dan doa lainnya yang dianjurkan dibaca di bulan Rajab.

Bacaan Dzikir Bulan Rajab 70 Kali

Mengutip buku Doa & Amalan di Bulan Rajab, Sya’ban & Ramadhan yang disusun oleh Tim Zahra, Rasulullah SAW bersabda bahwa barang siapa yang beristighfar kepada Allah SWT dengan membaca dzikir bulan rajab 70 kali di siang hari dan 70 kali di malam hari selama bulan Rajab, maka jika ia wafat di bulan Rajab, ia akan meninggal dalam keadaan diridai Allah SWT dan tidak akan tersentuh api neraka.


Dalam sebuah riwayat, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa beristighfar kepada Allah dengan mengucapkan, ‘Astaghfirullaha wa atûbu ilaib(i)’ sebanyak 70 kali di siang hari dan 70 kali di malam hari pada bulan Rajab, kemudian mengangkat kedua tangannya dan berkata, ‘Allahummaghfirli wa tub ‘alayya,’ maka jika ia wafat di bulan Rajab, ia wafat dalam keadaan diridhai Allah dan tidak akan tersentuh api neraka dengan berkat bulan Rajab.”

Berikut adalah bacaan dzikir bulan Rajab 70 kali sesuai hadits Rasulullah SAW tersebut:

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَ أَتُوبُ إِلَيْهِ, اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَ تُبْ عَلَيَّ

Arab latin: Astaghfirullaha wa atûbu ilaihi, Allahummaghfirli wa tub ‘alayya

Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Allah dan aku bertobat kepada-Nya. Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah tobatku.”

Bacaan ini dianjurkan untuk diulang sebanyak 70 kali pada siang hari dan 70 kali di malam hari selama bulan Rajab. Dalam membaca dzikir ini, umat Islam dianjurkan mengangkat tangan sebagai simbol kesungguhan dalam memohon ampunan dan keridaan Allah SWT.

Amalan ini memberikan manfaat besar bagi siapa saja yang mengerjakannya dengan penuh keikhlasan. Tidak hanya mendatangkan ridha Allah SWT, dzikir ini juga menjadi sarana perlindungan dari api neraka.

Dzikir dan Doa Memasuki Bulan Rajab

Menurut riwayat yang dikutip oleh Abu al-Hasan bin Muhammad Hasan al-Khalal dari Anas bin Malik yang terdapat pada buku Hikmah Bulan Rajab dan Sya’ban tulisan Dimitri Mahayana, Rasulullah SAW ditanyakan kenapa dinamakan bulan Rajab, lalu beliau menjelaskan bahwa bulan Rajab dinamakan demikian karena mengandung banyak kebaikan yang menjadi persiapan menuju bulan Sya’ban dan Ramadhan.

Rasulullah SAW bersabda, “Karena di dalamnya banyak kebaikan untuk bulan Sya’ban dan Ramadhan.”

Selain itu, dalam kitab Mafâtih al-Jinân, disebutkan bahwa ketika Rasulullah SAW melihat hilal sebagai penanda masuknya bulan Rajab, beliau membaca doa:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا شَهْرَ رَمَضَانَ وَأَعِنَّا عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَحِفْظِ اللَّسَانِ وَغَضِ الْبَصَرِ وَلَا تَجْعَلْ حَطَّنَا مِنْهُ الْجُوعِ وَالْعَطَشَ

Arab latin: Allahumma baarik lanaa fii rajaba wa sya’baana wa ballighnaa syahra ramadhaana wa a’innaa ‘alas-shiyaami wal-qiyaami wa hifdzhil-lisaani wa ghadhlil-bashari wa laa taj’al hazzanaa minhu al-juu’a wal-‘athasya.

Artinya: “Ya Allah, berkatilah kami dalam bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan. Tolonglah kami untuk shiyam dan qiyam serta menjaga lisan dan menundukkan pandangan. Jangan jadikan bagian kami darinya hanya rasa lapar dan haus.”

Dzikir dan doa seperti ini tidak hanya menambah pahala, tetapi juga menjadi sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk mendapatkan ridha-Nya.

Keutamaan Membaca Dzikir Bulan Rajab

Ibadah yang dilakukan di bulan Rajab sangat dianjurkan karena pahala kebaikan yang dilipatgandakan, seperti membaca dzikir bulan Rajab 70 kali yang berisi istighfar sebagai bentuk permohonan ampun dan taubat atas dosa-dosa yang telah dilakukan.

Dzikir ini bukan hanya dzikir yang dibaca pada hari biasa, tetapi juga sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk mendatangkan ridha-Nya dan memanfaatkan bulan penuh keberkahan ini.

Menurut buku Menggapai Berkah di Bulan-bulan Hijriah karya Siti Zamratus Sa’adah, Rasulullah SAW sendiri menyebutkan keutamaan malam pertama bulan Rajab sebagai waktu yang mustajab untuk berdoa. Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abi Umamah, Rasulullah SAW bersabda:

خَمْسُ لَيَالِ لَا تُرَدُّ فِيهِنَّ الدَّعْوَةُ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ رَجَبَ وَلَيْلَةُ النِّصْفِ مِنَ الشَّعْبَانِ، وَلَيْلَةُ الْجُمْعَةِ، وَلَيْلَةُ الْفِطْرِ، وَلَيْلَهُ النَّحْرِ.

Artinya: “Ada Lima malam, doa-doa di situ tidak ditolak: malam pertama di bulan Rajab, malam Nisfu Sya’ban, malam Jumat, malam Idul fitri, malam Idul Adha”.

Hal ini menjadikan malam pertama bulan Rajab sebagai waktu yang sangat dianjurkan untuk berdzikir dan memohon kepada Allah SWT. Dengan memperbanyak dzikir bulan Rajab 70 kali, kita dapat memanfaatkan bulan mulia ini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan memperbaiki kualitas ibadah kita.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Kapan Waktu yang Tepat untuk Membaca Doa Akhir Tahun? Ini Bacaan Doanya


Jakarta

Sebentar lagi tahun 2024 akan segera berakhir dan kita akan menyambut tahun baru 2025. Pergantian tahun ini menjadi momen istimewa untuk merefleksikan perjalanan hidup selama setahun terakhir, mengingat pencapaian, mengevaluasi kekurangan, dan merancang harapan baru untuk masa depan.

Tak hanya itu, pergantian tahun juga menjadi waktu yang tepat bagi umat Islam untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui doa akhir tahun. Membaca doa akhir tahun adalah salah satu amalan yang dianjurkan dalam menyambut pergantian tahun.

Doa ini berisikan permohonan ampun kepada Allah SWT atas segala dosa dan kesalahan yang telah dilakukan. Selain itu, doa ini juga menjadi permohonan kepada Allah SWT untuk menerima seluruh amal kebaikan kita pada tahun ini.


Namun, kapan waktu yang tepat untuk membaca doa akhir tahun? Simak jawabannya berikut ini.

Waktu yang Tepat untuk Membaca Doa Akhir Tahun

Mengutip dari buku La Tahzan Innallaha Ma’ana oleh KH Choer Affandi, waktu yang tepat untuk membaca doa akhir tahun adalah menjelang pergantian tahun, tepatnya sebelum waktu Magrib tiba dan biasanya dibaca setelah sholat Ashar.

Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk membaca doa akhir tahun sebagai wujud ketakwaan kepada Allah, alih-alih berpesta pora yang hanya berisi kesia-siaan bahkan maksiat.

Setelah membaca doa akhir tahun, umat Islam dianjurkan untuk melanjutkan dengan membaca doa awal tahun setelah melaksanakan sholat Magrib. Kedua doa ini menjadi rangkaian yang saling melengkapi untuk memulai tahun baru dengan keberkahan dan niat yang lebih baik.

Dengan meluangkan waktu sejenak untuk berdoa di saat-saat tersebut, kita tidak hanya mengingat Allah SWT, tetapi juga memanfaatkan momen pergantian tahun untuk memperbaiki diri dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Bacaan Doa Akhir Tahun: Arab, Latin, dan Artinya

Berikut adalah bacaan doa akhir tahun yang dilansir dari arsip detikHikmah.

اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ

Latin: Allahumma ma ‘amiltu min ‘amalin fi hadzihis sanati ma nahaitani ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîha ‘alayya bi fadhlika ba’da qudratika ‘ala ‘uqubati, wa da’autani ilattaubati min ba’di jara’ati ‘ala ma’shiyatik. Fa inni astaghfiruka, faghfirli wa ma ‘amiltu fiha mimma tardha, wa wa’attani ‘alaihits tsawaba, fa’as’aluka an tataqabbala minni wa la taqtha’ raja’i minka ya karim.

Artinya: “Ya Allah, segala perbuatan yang telah aku lakukan pada tahun ini yang Engkau larang dan aku belum bertaubat darinya, sementara Engkau masih bersabar terhadapku dengan karunia-Mu padahal Engkau berkuasa untuk menghukumku, dan Engkau mengajakku untuk bertaubat setelah aku berani berbuat maksiat kepada-Mu, maka aku memohon ampunan-Mu, ampunilah aku. Dan segala perbuatan yang aku lakukan tahun ini yang Engkau ridai dan Engkau janjikan pahala atasnya, aku memohon kepada-Mu untuk menerimanya dariku. Janganlah Engkau memutuskan harapanku kepada-Mu, wahai Yang Maha Mulia.”

Keutamaan Membaca Doa Akhir Tahun

Membaca Doa Akhir Tahun memiliki keutamaan yang luar biasa bagi umat Islam. Doa ini tidak hanya menjadi bentuk introspeksi diri, tetapi juga memberikan perlindungan dari godaan setan serta pengampunan atas dosa-dosa yang dilakukan selama setahun terakhir.

Menurut buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun tulisan Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, barang siapa yang membaca doa di akhir tahun, maka ia akan dijauhkan dari tipu daya setan.

Bahkan, setan sendiri mengakui kekalahannya dengan berkata, “Hampa usaha kami di sepanjang tahun ini. Susah bagiku dan sia-sia pekerjaanku menggoda anak Adam (manusia) pada tahun ini, dan Allah membinasakanku saat ini juga. Dengan sebab membaca doa ini, Allah akan mengampuni dosanya selama setahun.”

Keutamaan lain dari membaca doa ini adalah pengampunan dosa selama satu tahun penuh. Dengan melafalkan doa akhir tahun, seorang muslim diberi kesempatan untuk memperbaiki diri, menghapus kesalahan, dan memulai tahun baru dengan lembaran yang lebih bersih.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa dan Dzikir Setelah Salat Rajab, Muslim Bisa Amalkan



Jakarta

Rajab adalah salah satu bulan mulia bagi umat Islam. Ada banyak amalan yang bisa dikerjakan termasuk doa dan dzikir setelah salat Rajab.

Ada banyak keutamaan di bulan Rajab, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW.

Dalam hadits sahih Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Bahwasanya di surga ada sebuah sungai Rajab, airnya putih melebihi susu, manis melebihi madu, siapa yang puasa sehari di bula Rajab, pasti Allah memberinya minum dari sungai tersebut.”


Selain berpuasa, ada amalan lain yang juga bisa diamalkan ketika memasuki bulan Rajab yakni berdoa dan berdzikir memuji kebesaran Allah SWT. Doa dan dzikir bisa dikerjakan setelah mendirikan salat Rajab.

Salat Rajab merupakan salat sunnah yang dapat dikerjakan saat memasuki bulan Rajab. Salat ini dikerjakan pada waktu antara Maghrib dan Isya. Dalam hadits yang diriwayatkan dari Anis Bin Malik,

“Barang siapa shalat sunnah di malam bulan Rajab sesudah shalat Maghrib, setiap rakaat setelah al Fatihah membaca surat al-Ikhlas, maka ia dan keluarga serta orang-orang yang menjadi tanggungjawabnya akan dipelihara dari malapetaka dunia dan siksa.”

Adapun bacaan niat sholat sunnah Rajab sebagai berikut:

اُصَلِّي سُنَّةً رَجَبِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab Latin: Ushallii sunnatan rajabi rak’ataini lillahi ta’ala

Artinya: ”Aku niat sholat sunah Rajab dua rakaat karena Allah ta’ala”

Doa Setelah Salat Rajab

Mengutip buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun karya Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, doa bulan Rajab merupakan sunnah Rasulullah SAW.

Dalam hadits disebutkan, “Sesungguhnya Nabi SAW apabila memasuki bulan Rajab, beliau berdoa, ‘Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Syaban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan.”

Berikut bacaan doa Rajab sesuai ajaran Rasulullah SAW:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ.

Arab latin: Allaahumma baarik lanaa fii rajaba wa sya’baana, wa ballighnaa ramadhaana.

Artinya: “Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami di bulan Ramadhan.”

Dzikir dan Tasbih Setelah Salat Rajab

Selain melantunkan doa, setelah salat Rajab juga dianjurkan membaca dzikir. Berikut yang dianjurkan dibaca sebanyak 100 kali pada bulan Rajab:

سُبْحَانَ اللَّهِ الْحَيُّ الْقَيُّمِ.

Arab latin: Subhaanallaahil hayyul qayyuum.

Artinya: “Maha Suci Allah yang hidup kekal dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya.”

Dalam kitab Mafâtih al-Jinân, disebutkan bahwa ketika Rasulullah SAW melihat hilal sebagai penanda masuknya bulan Rajab, beliau membaca doa:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا شَهْرَ رَمَضَانَ وَأَعِنَّا عَلَى الصِّيَامِ وَالْقِيَامِ وَحِفْظِ اللَّسَانِ وَغَضِ الْبَصَرِ وَلَا تَجْعَلْ حَطَّنَا مِنْهُ الْجُوعِ وَالْعَطَشَ

Arab latin: Allahumma baarik lanaa fii rajaba wa sya’baana wa ballighnaa syahra ramadhaana wa a’innaa ‘alas-shiyaami wal-qiyaami wa hifdzhil-lisaani wa ghadhlil-bashari wa laa taj’al hazzanaa minhu al-juu’a wal-‘athasya.

Artinya: “Ya Allah, berkatilah kami dalam bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadhan. Tolonglah kami untuk shiyam dan qiyam serta menjaga lisan dan menundukkan pandangan. Jangan jadikan bagian kami darinya hanya rasa lapar dan haus.”

Lanjutkan dengan mengamalkan bacaan tasbih sebanyak 100 kali, berikut bacaannya:

سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنْبَغِي التَّسْبِيحُ إِلَّا لَهُ، سُبْحَانَ الْأَعَزَّ الأَكْرَمِ، سُبْحَانَ مَنْ لَبِسَ الْعِزَّ وَهُوَ لَهُ أَهْلُ.

Arab latin: Subhaana man laa yanbaghit tasbiihu illaa lahuu, subhaanal a’azzal akraam, subhaana man labisal ‘izza wahuwa lahu ahlun.

Artinya: “Maha Suci Dzat yang hanya kepada-Nya tasbih dipanjatkan. Maha Suci Dzat Yang Perkasa lagi Mulia. Maha Suci Dzat yang menyandang keperkasaan, dan hanya Dia-lah yang memang pantas menyandangnya.”

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun: Arab, Latin dan Artinya



Jakarta

Ada doa yang dapat dibaca saat momen pergantian tahun. Mengamalkan doa ini sebagai bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT di tahun kemarin sekaligus permohonan agar dilindungi di tahun berikutnya.

Doa adalah perintah dari Allah SWT yang ditegaskan dalam surat Al-Mu’min ayat 60. Allah SWT berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ


Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.

Mengutip buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun karya Ustadz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid dijelaskan, barang siapa membaca doa akhir tahun, maka ia akan terhindar dari godaan dan tipu daya setan dan diampuni dosanya setahun sebelumnya.

Doa akhir tahun dibaca setelah salat Ashar atau sebelum masuk waktu Maghrib. Doa akhir dan awal tahun ini biasanya dilafalkan ketika pergantian tahun Hijriyah.

Bacaan Doa Akhir Tahun

Melansir laman NU Online yang merujuk kitab Maslakul Akhyar karya Habib Utsman bin Yahya, berikut bacaan doa akhir tahun,

اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ

Arab Latin: Allâhumma mâ ‘amiltu min ‘amalin fî hâdzihi sanati mâ nahaitanî ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîhâ ‘alayya bi fadhlika ba’da qudratika ‘alâ ‘uqûbatî, wa da’autanî ilat taubati min ba’di jarâ’atî ‘alâ ma’shiyatik. Fa innî astaghfiruka, faghfirlî wa mâ ‘amiltu fîhâ mimmâ tardhâ, wa wa’attanî ‘alaihits tsawâba, fa’as’aluka an tataqabbala minnî wa lâ taqtha’ rajâ’î minka yâ karîm.

Artinya: “Tuhanku, aku meminta ampun atas perbuatanku di tahun ini yang termasuk Kau larang-sementara aku belum sempat bertobat, perbuatanku yang Kau maklumi karena kemurahan-Mu-sementara Kau mampu menyiksaku, dan perbuatan (dosa) yang Kau perintahkan untuk tobat-sementara aku menerjangnya yang berarti mendurhakai-Mu. Tuhanku, aku berharap Kau menerima perbuatanku yang Kau ridhai di tahun ini dan perbuatanku yang terjanjikan pahala-Mu. Janganlah kau membuatku putus asa. Wahai Tuhan Yang Maha Pemurah.”

Bacaan Doa Awal Tahun

Selain doa akhir tahun, terdapat juga doa awal Tahun Baru Hijriah. Berikut bacaannya,

اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

Arab Latin: Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘alâ fadhlikal ‘azhîmi wa karîmi jûdikal mu’awwal. Hâdzâ ‘âmun jadîdun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithâni wa auliyâ’ih, wal ‘auna ‘alâ hâdzihin nafsil ammârati bis sû’I, wal isytighâla bimâ yuqarribunî ilaika zulfâ, yâ dzal jalâli wal ikrâm.

Artinya: “Tuhanku, Kau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Atas karunia-Mu yang besar dan kemurahan-Mu yang mulia, Kau menjadi pintu harapan. Tahun baru ini sudah tiba. Aku berlindung kepada-Mu dari bujukan Iblis dan para walinya di tahun ini. Aku pun mengharap pertolongan-Mu dalam mengatasi nafsu yang kerap mendorongku berlaku jahat. Kepada-Mu, aku memohon bimbingan agar aktivitas keseharian mendekatkanku pada rahmat-Mu. Wahai Tuhan Pemilik Kebesaran dan Kemuliaan.”

Hukum Membaca Doa Akhir Tahun

Dalam buku Fiqih Do’a dan Dzikir Jilid 1 karya Syaikh Abdurrazaq Bin Abdul Muhsin Al-Badr, dijelaskan bahwa doa adalah ibadah, sedangkan ibadah dibangun di atas taufiq (wahyu) dan ittiba (mengikuti Rasul). Bukan di atas hawa nafsu dan ibtida (mengada-ada).

Tidak diperkenankan bagi muslim untuk berpegang dengan doa-doa rutin atau yang khusus dilafalkan pada waktu-waktu tertentu atau sifat-sifat tertentu, selain yang diriwayatkan tentang hal itu dalam sunnah Rasulullah SAW.

Adapun doa yang sifatnya spontanitas, yaitu yang terjadi pada seorang muslim karena perkara-perkara tertentu, maka boleh baginya meminta pada Allah SWT pada kondisi itu semaunya, selama tidak bertentangan dengan syariat.

Secara syariat, tidak ada dalil yang menjelaskan secara khusus tentang doa akhir dan awal tahun masehi. Doa ini disebutkan dalam kitab yang berisi kumpulan doa, sebagaimana dicantumkan pula doa akhir dan awal tahun dalam kitab Maslakul Akhyar oleh Habib Utsman bin Yahya dan kitab Majmu’ Syarif karya Ibnu Watiniyah.

Adapun hukum membaca doa akhir dan awal tahun saat pergantian tahun Hijriah dan Masehi dibolehkan, asal tidak meyakininya sebagai sunnah yang bersumber dari Rasulullah SAW pada momen tersebut. Melainkan mempercayainya sebagai permohonan doa secara umum di waktu kapan saja.

Waallahu a’lam.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Dzikir Bulan Rajab: Arab, Latin, dan Terjemahannya


Jakarta

Umat Islam dianjurkan memperbanyak dzikir di bulan Rajab. Karena bulan ini adalah salah satu bulan mulia dalam kalender Hijriah.

Mengutip buku 12 Bulan Mulia-Amalan Sepanjang Tahun oleh Abdurrahman Ahmad, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA bahwasanya Rasulullah bersabda, “Kelebihan bulan Rajab di atas bulan yang lain adalah seperti kelebihan Al-Qur’an di atas perkataan yang lain.”

Sebagai bulan yang mulia dan memiliki kedudukan istimewa, umat Islam dianjurkan memperbanyak amal saleh dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa di sepanjang bulan ini. Allah SWT berfirman dalam surah At-Taubah ayat 36,


اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ٣٦

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”

Bulan ke-7 dalam kalender hijriyah ini merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah. Salah satu cara untuk beribadah di bulan Rajab adalah dengan memperbanyak dzikir.

Dzikir Bulan Rajab

Dzikir bulan Rajab dibagi menjadi tiga bagian, yakni bacaan 10 hari pertama (1-10 Rajab), 10 hari kedua (11-20 Rajab) dan 10 hari ketiga (21-30 Rajab) sebagaimana yang dijelaskan dalam Buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun yang disusun oleh Ust. Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid. Berikut ini adalah lafaz dari dzikir bulan Rajab:

1. Dzikir 10 Hari Pertama Bulan Rajab

Bacaan dzikir yang dapat dilantunkan pada 1-10 Rajab 1446 H, yakni:

سُـبْحَان الله الْحَيِّ الْقَيُّوْمِ

Arab Latin: Subhaanallaahil hayyul Qayyum.

Artinya: Maha Suci Allah yang hidup kekal dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya.

Dzikir ini sebaiknya dibaca minimal 100 kali.

2. Bacaan Dzikir 10 Hari Kedua Bulan Rajab

سُبْحَانَ اللهِ اَحَدِ الصَّمَدْ

Arab Latin: Subhaanallaahil ahadush shamad.

Artinya: “Maha Suci Allah yang Maha Esa, dan semua tergantung kepada-Nya.”

Dzikir ini juga dibaca sebanyak 100 kali.

3. Bacaan Dzikir 10 Hari Ketiga Bulan Rajab

سُبْحَانَ اللهُ الرَّؤُوْفُ

Arab Latin: Subhaanallaahir-ro’ufir-rahiimm.

Artinya: “Maha suci Allah Yang Maha Belas Kasihan.”

Baca dzikir di atas sebanyak 100 kali. Kemudian lanjutkan dengan surah al-Ikhlas di bawah ini sebanyak 11 kali.

قُلۡ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ

Arab Latin: Qul huwal laahu ahad.

Artinya: Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa.

اَللّٰهُ الصَّمَدُ

Arab Latin: Allah hus-samad.

Artinya: Allah tempat meminta segala sesuatu

لَمۡ يَلِدۡ ۙ وَلَمۡ يُوۡلَدۡ

Arab Latin: Lam yalid wa lam yuulad.

Artinya: “(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.”

وَلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Arab Latin: Wa lam yakul-lahu kufuwan ahad.

Artinya: Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.

Amalan Lain di Bulan Rajab

Selain memperbanyak dzikir, ada pula amalan lain yang dianjurkan untuk dilakukan selama bulan Rajab. Berikut ini adalah amalan-amalan lainnya selama bulan Rajab:

1. Memperbanyak Istighfar dan Memohon Ampun

Menukil buku Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab dan Sya’ban karya Dra. Hj. Udji Asiyah, M.Si., para ulama mengatakan bulan Rajab adalah bulan istighfar dan bulan Syaban adalah bulan salawat atas Nabi dan bulan Ramadan adalah bulan Al-Qur’an. Dalam sebuah hadits dikatakan Rasulullah SAW beristighfar lebih dari 70 kali setiap harinya.

Lantas, dari mana muncul angka 70 sebagai patokan jumlah bacaan istighfar tersebut? Hal itu dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari berikut:

وقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ رضي الله عنه : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : ( وَاللَّهِ إِنِّي لاَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً ) رواه البخاري

Artinya: “Dan Abu Hurairah R.A. berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Demi Allah, sesungguhnya aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.”

Dalam riwayat lain yang dinukil dari buku Doa & Amalan di Bulan Rajab, Sya’ban & Ramadhan karya Tim Zahra, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa beristighfar kepada Allah dengan mengucapkan, ‘Astaghfirullaha wa atûbu ilaih(i)’ sebanyak 70 kali di siang hari dan 70 kali di malam hari pada bulan Rajab, kemudian mengangkat kedua tangannya dan berkata, ‘Allahummaghfirli wa tub ‘alayya,’ maka jika ia wafat di bulan Rajab, ia wafat dalam keadaan diridhai Allah dan tidak akan tersentuh api neraka dengan berkat bulan Rajab.”

Berikut ini bacaan istighffar 70 kali yang dibaca oleh Rasulullah SAW:

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَ أَتُوبُ إِلَيْهِ, اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَ تُبْ عَلَيَّ

Arab latin: Astaghfirullaha wa atûbu ilaihi, Allahummaghfirli watub ‘alayya

Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Allah dan aku bertobat kepada-Nya. Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah tobatku.”

2. Sholat Sunnah Bulan Rajab

Mengutip buku Panduan Sholat Nifsyu Sya’ban, Rajab, Muharram, Asyura, Lailatul ‘Arafah karya Ibnu Watiniyah, sholat Sunnah Rajab adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada awal malam bulan Rajab, untuk menyambut kemuliaan bulan Rajab. Dalam sebuah sabda Rasulullah SAW disebutkan,

“Setiap mukmin laki-laki dan perempuan yang mengerjakan sholat 30 rakaat di bulan Rajab, lalu di setiap rakaatnya membaca surah al-Fatihah dan surah al-Ikhlas 13 kali, dilanjutkan dengan surah al-Kafirun tiga kali, maka Allah akan menghapus dosa-dosanya, memberikan pahala seperti orang yang berpuasa sebulan penuh, menjadi orang yang mengerjakan sholat hingga tahun depan, dan mengangkat amalnya sebagai amal seorang syahid. Jika dia berpuasa sebulan penuh dan mengerjakan sholat dengan cara tersebut, maka Allah menyelamatkannya dari neraka dan memastikannya masuk surga.”

3. Puasa Sunnah Bulan Rajab

Puasa sunnah di bulan Rajab merupakan amalan yang dianjurkan. Menukil buku Nasihat Langit Penenteram Jiwa karya Syaikh Ash-Shafuri, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa pada hari pertama bulan Rajab, maka neraka Jahanam menjauh darinya sejauh langit dan bumi.”

Selain itu, Allah SWT juga menjanjikan pengampunan untuk 70 dosa besar setiap hari dan pengabulan hajat yang berlimpah, baik ketika di dunia maupun di akhirat. Beberapa diantaranya adalah Allah SWT mengabulkan 70 hajat saat menghadapi sakaratul maut, 70 hajat di alam kubur, 70 hajat saat catatan amal diterbangkan, 70 hajat ketika timbangan amal, dan 70 hajat saat melewati jembatan siratal mustaqim.

Wallahu ‘alam.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Sholawat Rajab beserta Dzikirnya Lengkap Arab, Latin, dan Artinya


Jakarta

Sholawat Rajab dan dzikir bulan Rajab merupakan amalan yang dapat ditunaikan di bulan Rajab, selain berpuasa dan sholat sunnah.

Menurut kalender Hijriah yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI, 1 Rajab 1446 Hijriah dimulai pada hari Rabu, 1 Januari 2025, dan berakhir pada Kamis, 30 Januari 2025.

Di bulan yang mulia ini, muslim dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah, salah satunya adalah dengan membaca sholawat Rajab dan berdzikir.


Bacaan sholawat Rajab: Arab, Latin, dan Terjemahan

Dikutip dari buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun susunan Ustaz Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid, berikut adalah bacaan sholawat Rajab yang bisa diamalkan.

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Arab Latin: Allaahumma baarik lanaa fii rajaba wa sya’baana, wa ballighnaa ramadhaana

Artinya: “Ya Allah, berkahi kami di bulan Rajab dan Syakban, dan sampaikan kami di bulan Ramadan.”

Selain itu, ada juga sholawat yang bisa dibaca setelah salam terakhir pada sholat sunnah malam Jumat pertama bulan Rajab. Sholawat ini dibaca sebanyak 70 kali.

Berikut bacaan sholawatnya:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدِ النَّبِيِّ الْأُتِيَ وَعَلَى أَلِهِ وَسَلَّمَ

Arab Latin: Allaahumma shalli ‘alaa muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihiwasallam.

Artinya: “Ya Allah, semoga rahmat atas nabi Muhammad, nabi yang ummi, serta atas semua keluarga.”

Dzikir Bulan Rajab

Selain sholawat Rajab, ada juga dzikir khusus yang dapat diamalkan selama bulan Rajab, yang dibagi menjadi tiga bagian berdasarkan 10 hari pertama, kedua, dan ketiga. Berikut bacaannya yang dikutip dari sumber sebelumnya.

1. Dzikir 10 Hari Pertama Bulan Rajab

سُـبْحَان الله الْحَيِّ الْقَيُّوْمِ

Arab Latin: Subhaanallaahil hayyul Qayyum.

Artinya: Maha Suci Allah yang hidup kekal dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya.

Dzikir ini dapat dibaca sebanyak 100 kali.

2. Dzikir 10 Hari Kedua Bulan Rajab

سُبْحَانَ اللهِ اَحَدِ الصَّمَدْ

Arab Latin: Subhaanallaahil ahadush shamad.

Artinya: “Maha Suci Allah yang Maha Esa, dan semua tergantung kepada-Nya.”

Dzikir ini juga dibaca sebanyak 100 kali.

3. Dzikir 10 Hari Ketiga Bulan Rajab

سُبْحَانَ اللهُ الرَّؤُوْفُ

Arab Latin: Subhaanallaahir-ro’ufir-rahiimm.

Artinya: “Maha suci Allah Yang Maha Belas Kasihan.”

Setelah membacanya 100 kali, lanjutkan dengan membaca surah Al-Ikhlas sebanyak 11 kali.

Demikian bacaan sholawat Rajab dan dzikirnya yang dapat diamalkan.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa Buka Puasa Rajab: Arab, Latin, dan Artinya


Jakarta

Doa buka puasa Rajab adalah doa yang dapat dibaca oleh umat Islam setelah menyelesaikan puasa satu hari penuh di bulan Rajab. Puasa merupakan salah satu amal yang dianjurkan di bulan Rajab, sebagai bagian dari bulan-bulan Haram yang penuh keberkahan.

Berdasarkan buku Dahsyatnya Puasa Wajib & Sunah Rekomendasi Rasulullah karya Amirulloh Syarbini, puasa di bulan-bulan haram, termasuk bulan Rajab dianjurkan oleh Rasulullah SAW bagi mereka yang ingin dan mampu melakukannya.

Rasulullah SAW pernah didatangi oleh seorang lelaki dari suku Bahilah yang memintanya agar diizinkan untuk berpuasa sepanjang tahun, kemudian beliau bersabda,


صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ صُمْ مِنْ الْحُرُمِ وَاتْرُكْ وَقَالَ بِأَصَابِعِهِ الثَّلَاثَةِ فَصَمَّهَا ثُمَّ أَرْسَلَهَا

“Maka puasalah dari bulan haram lalu tinggalkan! Puasalah dari bulan haram lalu tinggalkan! Puasalah dari bulan haram lalu tinggalkan! Rasulullah mengatakan tiga kali dengan (menggerakkan) tangannya, mengepalkan lalu merentangkannya.” (HR. Abu Daud, Ibnu Majah, dan An- Nasa’i)

Imam Nawawi menjelaskan bahwa perkataan Rasulullah SAW tersebut merupakan anjuran untuk berpuasa di bulan Haram, dan juga untuk tidak memaksakan diri berpuasa di luar bulan-bulan tersebut.

Ini dimaksudkan agar seorang muslim tidak melemahkan fisiknya dengan berpuasa di luar bulan-bulan Haram, dan bagi mereka yang sanggup, berpuasa di bulan-bulan Haram seperti bulan Rajab merupakan suatu keutamaan. Lalu, bagaimana bacaan doa buka puasa Rajab?

Bacaan Doa Buka Puasa Rajab

Untuk mengamalkan doa buka puasa Rajab, umat Islam dapat mengamalkan beberapa doa buka puasa Ramadhan yang sesuai dengan sunnah Rasulullah SAW. Doa-doa ini dikutip dari kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi yang diterjemahkan oleh Bahrun Abu Bakar.

Dalam kitab Sunan Abu Daud dan kitab Sunan Nasai, Ibnu Umar RA menceritakan bahwa Nabi SAW apabila berbuka mengucapkan doa berikut,

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Arab Latin: Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insya Allah.

Artinya: “Dahaga telah lenyap dan tenggorokan telah basah serta pahala telah tetap bila Allah SWT menghendaki.”

Dalam kitab Sunan Abu Daud, diriwayatkan sebuah hadits dari Mu’adz ibnu Zahrah yang menceritakan bahwa Nabi SAW apabila berbuka mengucapkan doa berikut,

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ

Arab Latin: Allahumma laka shumtu wa’alaa rizqika afthartu.

Artinya: “Ya Allah, karena Engkaulah aku puasa, dan berkat rezeki-Mu-lah aku berbuka.”

Dalam kitab Ibnu Sinni, diriwayatkan sebuah hadits dari Ibnu Abbas RA yang menceritakan bahwa Nabi SAW apabila berbuka mengucapkan doa berikut,

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْنَا وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْنَا، فَتَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Arab Latin: Allaahumma laka shumnaa wa ‘ala rizqika aftharnaa fataqabbal minnaa innaka antas samii’ul ‘aliim.

Artinya: “Ya Allah, karena Engkaulah kami puasa, dan atas rezeki-Mu-lah kami berbuka, maka terimalah dari kami, sesungguhnya Engkau adalah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Doa-doa berbuka puasa ini dapat diamalkan oleh seorang muslim sebagai doa buka puasa Rajab.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Tahlil Singkat Lengkap dengan Keutamaan Mengamalkannya


Jakarta

Bacaan tahlil singkat bisa diamalkan muslim dalam berbagai acara keagamaan. Contohnya untuk mendoakan orang yang meninggal ketika malam Jumat atau setelah membeli rumah baru agar mendapat berkah dari Allah SWT.

Di Indonesia, membaca tahlil sering disebut sebagai acara tahlilan. Amalan sunnah ini memang dianjurkan secara syariat.

Menurut buku Hidangan Ilahi oleh M Quraish Shihab, tahlil berisi kumpulan doa yang bersumber dari ayat suci Al-Qur’an serta hadits Nabi Muhammad SAW.


Bacaan Tahlil Singkat: Arab, Latin dan Artinya

Berikut bacaan tahlil singkat yang dikutip dari Kitab Lengkap Shalat, Shalawat, Zikir, dan Doa Yasin, Tahlil, Doa Haji & Umrah susunan Ibnu Watiniyah.

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ حَمْدًا يُوَافِي نِعَمَهُ وَيُكَافِئُ مَزِيْدَهُ. يَا رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِي لِجَلَالِ وَجْهِكَ سُلْطَانِكَ. سُبْحَانَكَ لَا تُحْصِي ثَنَاءَ عَلَيْكَ أَنْتَ وَعَظِيمٍ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ فَلَكَ الْحَمْدُ قَبْلَ الرّضَى وَلَكَ الْحَمْدُ بَعْدَ الرّضَى وَلَكَ الْحَمْدُ إِذَا رَضِيْتَ عَنَّا دَابِما أَبَدًا

Arab latin: Alhamdu lillaahi rabbil ‘aalamiin hamday yuwaafii ni-amahu wa yukaafi-u maziidah. Yaa rabaanaa lakal hamdu kamaa yambaghii lijalaali wajhika wa ‘azhiimi sulthaanik. Subhaanaka laa nuhshii tsanaa-a ‘alaika anta kamaa atsnaita ‘alaa nafsika falakal hamdu qablar ridha wa lakal hamdu badar ridha wa lakal hamdu idzaa radhiita annaa daa-iman abadaa.

Artinya: “Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam, sebagaimana orang-orang yang bersyukur dan orang yang memperoleh nikmat sama memuji, dengan pujian yang sesuai dengan nikmatnya dan memungkinkan di tambah nikmatnya. Tuhan kami, hanya bagi-Mu segala puji sebagaimana pujian yang layak bagi kemuliaan dan keagungan kekuasaan-Mu.”

Susunan Bacaan Tahlil

Merujuk pada sumber yang sama, berikut susunan bacaan tahlil yang dapat diamalkan muslim.

1. Membaca surah Al Fatihah
2. Membaca surah Al Ikhlas tiga kali
3. Membaca surah Al Falaq
4. Membaca surah An Nas
5. Kembali membaca surah Al Fatihah
6. Membaca surah Al Baqarah ayat 1-5,

الۤمّۤ ۚ – 1 ذٰلِكَ الْكِتٰبُ لَا رَيْبَ ۛ فِيْهِ ۛ هُدًى لِّلْمُتَّقِيْنَۙ – 2 الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ – 3 وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ – 4 اُولٰۤىِٕكَ عَلٰى هُدًى مِّنْ رَّبِّهِمْ ۙ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُفْلِحُوْنَ – 5

Arab latin: Alif lām mīm. Żālikal-kitābu lā raiba fīh(i), hudal lil-muttaqīn(a). Al-lażīna yu’minūna bil-gaibi wa yuqīmūnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqūn(a). Wal-lażīna yu’minūna bimā unzila ilaika wa mā unzila min qablik(a), wabil-ākhirati hum yūqinūn(a). Ulā’ika ‘alā hudam mir rabbihim wa ulā’ika humul-mufliḥūn(a).

Artinya: “Alif Lām Mīm. Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan di dalamnya; (ia merupakan) petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang beriman pada yang gaib, menegakkan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka, dan mereka yang beriman pada (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Nabi Muhammad) dan (kitab-kitab suci) yang telah diturunkan sebelum engkau dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat petunjuk dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

7. Membaca surah Al Baqarah ayat 163,

وَاِلٰهُكُمْ اِلٰهٌ وَّاحِدٌۚ لَآاِلٰهَ اِلَّا هُوَ الرَّحْمٰنُ الرَّحِيْمُ –

Arab latin: Wa ilāhukum ilāhuw wāḥid(un), lā ilāha illā huwar-raḥmānur-raḥīm(u).

Artinya: “Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa. Tidak ada tuhan selain Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

8. Membaca Ayat Kursi,

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ – 255

Arab latin: Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm.

Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”

9. Membaca surah Al Baqarah ayat 284-286,

لِلّٰهِ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِ ۗ وَاِنْ تُبْدُوْا مَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اَوْ تُخْفُوْهُ يُحَاسِبْكُمْ بِهِ اللّٰهُ ۗ فَيَغْفِرُ لِمَنْ يَّشَاۤءُ وَيُعَذِّبُ مَنْ يَّشَاۤءُ ۗ وَاللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ – 284 اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِنْ رَّبِّهٖ وَالْمُؤْمِنُوْنَۗ كُلٌّ اٰمَنَ بِاللّٰهِ وَمَلٰۤىِٕكَتِهٖ وَكُتُبِهٖ وَرُسُلِهٖۗ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُّسُلِهٖ ۗ وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَاَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ – 285 لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ -286

Arab latin: Lillāhi mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ(i), wa in tubdū mā fī anfusikum au tukhfūhu yuḥāsibkum bihillāh(u), fayagfiru limay yasyā’u wa yu’ażżibu may yasyā'(u), wallāhu ‘alā kulli syai’in qadīr(un). Āmanar-rasūlu bimā unzila ilaihi mir rabbihī wal-mu’minūn(a), kullun āmana billāhi wa malā’ikatihī wa kutubihī wa rusulih(ī), lā nufarriqu baina aḥadim mir rusulih(ī), wa qālū sami’nā wa aṭa’nā, gufrānaka rabbanā wa ilaikal-maṣīr(u). Lā yukallifullāhu nafsan illā wus’ahā, lahā mā kasabat wa ‘alaihā maktasabat, rabbanā lā tu’ākhiżnā in nasīnā au akhṭa’nā, rabbanā wa lā taḥmil ‘alainā iṣran kamā ḥamaltahū ‘alal-lażīna min qablinā, rabbanā wa lā tuḥammilnā mā lā ṭāqata lanā bih(ī), wa’fu ‘annā, wagfir lanā, warḥamnā, anta maulānā fanṣurnā ‘alal qaumil-kāfirīn(a).

Artinya: “Milik Allahlah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Jika kamu menyatakan apa yang ada di dalam hatimu atau kamu menyembunyikannya, niscaya Allah memperhitungkannya bagimu. Dia mengampuni siapa saja yang Dia kehendaki dan mengazab siapa pun yang Dia kehendaki. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Rasul (Muhammad) beriman pada apa (Al-Qur’an) yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang mukmin. Masing-masing beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata,) ‘Kami tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya.’ Mereka juga berkata, ‘Kami dengar dan kami taat. Ampunilah kami, wahai Tuhan kami. Hanya kepada-Mu tempat (kami) kembali.’ Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa,) ‘Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.”

10. Melantunkan istighfar sebanyak tiga kali,

اَسْتَغْفِرُاللهَ الْعَظِيْمَ

Arab latin: Astaghfirullaahal ‘adzhiim

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah yang Maha Agung.”

11. Lanjutkan dengan bacaan berikut,

اَفْضَلُ الذِّكْرِ فَاعْلَمْ اَنَّهُ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ، حَيٌّ مَوْجُوْدٌ

Arab latin: Afdhaludz dzikri fa’lam annahu laa ilaaha illallaah, hayyun maujuud

Artinya: “Sebaik-baik dzikir-ketahuilah-adalah lafal ‘La ilāha illallāh’, tiada tuhan selain Allah, Dzat yang hidup dan ujud.”

لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ، حَيٌّ مَعْبُوْدٌ

Arab latin: Laa ilaaha illallaahu hayyun ma’buud.

Artinya: “Tiada tuhan selain Allah, dzat yang hidup dan disembah.”

لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ، حَىٌّ بَاقٍ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ

Arab latin: Laa ilaaha illallaahu hayyun baaqil ladzii laa yamuut.

Artinya: “Tiada tuhan selain Allah, dzat kekal yang takkan mati.”

Membaca kalimat tahlil seratus kali,

لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ

Arab latin: Laa ilaaha illallaah

Artinya: “Tiada tuhan selain Allah.”

Lanjutkan dengan membaca dua kalimat syahadat,

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَّسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Arab latin: Laa ilaaha illallaahu muhammadar rasuulullahi shallallaahu ‘alaihi wa sallama.

Artinya: “Tiada tuhan selain Allah, Nabi Muhammad SAW adalah utusan-Nya.”

12. Melantunkan sholawat nabi sebanyak tiga kali,

اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

Arab latin: Allahumma shalli ‘ala sayyidinaa muhammad, Allahumma shalli ‘alaihi wa sallim.

Artinya, “Ya Allah, limpahkan sholawat untuk Sayyidina Nabi Muhammad SAW. Ya Allah, limpahkan sholawat dan salam untuknya (Nabi Muhammad SAW).”

اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، يَا رَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

Arab latin: Allahumma shalli ‘ala sayyidinaa muhammad yaa rabbi shalli ‘alaihi wa sallim.

Artinya, “Ya Allah, limpahkan sholawat untuknya (Nabi Muhammad SAW). Tuhanku, limpahkan sholawat dan salam untuknya (Nabi Muhammad SAW).”

13. Lanjutkan dengan bacaan tasbih sepuluh kali,

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

Arab latin: Subhaanallaahi wa bihamdihi subhaanallaahi wa bihamdihi.

Artinya: “Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya. Maha suci Allah dan dengan memuji-Nya.”

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيْمِ وَبِحَمْدِهِ

Arab latin: Subhaanallaahi wa bihamdihi, subhaanallaahil ‘adzhiimi wa bihamdihi.

Artinya: “Maha suci Allah dan dengan memuji-Nya. Maha suci Allah yang maha agung dan dengan memuji-Nya.”

14. Kembali melantunkan sholawat nabi tiga kali,

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى حَبِيْبِكَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ اَجْمَعِيْنَ

Arab latin: Alahumma shalli ‘alaa habiibika sayyidinaa muhammad wa ‘alaa aalihi wa shahbihi wa sallim ajma’iin.

Artinya: “Ya Allah, tambahkanlah rahmat dan kesejahteraan untuk kekasih-Mu, yaitu pemimpin kami, Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya semua.”

15. Memanjatkan bacaan tahlil singkat

Keutamaan Membaca Tahlil bagi Muslim

Ada beberapa keutamaan yang terkandung dari mengamalkan doa tahlil, berikut bahasannnya yang dinukil dari buku Agar Terhindar dari Kemiskinan tulisan Atiqah Hamid

  • Mendapat syafaat dari Rasulullah SAW
  • Terbebas dari api neraka
  • Termasuk salah satu kunci pintu surga jika diamalkan secara rutin
  • Sebagai bentuk sedekah

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Urutan Lengkap Doa Istighosah: Arab, Latin dan Artinya


Jakarta

Doa istighosah biasa diamalkan umat Islam ketika memohon pertolongan atau mengharap perlindungan dari Allah SWT. Berikut bacaan lengkapnya!

Istighosah menjadi amalan yang bisa dikerjakan umat Islam ketika mengharapkan pertolongan Allah SWT. Istighosah juga umum dibacakan sebagai sebuah usaha untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Doa istighosah berisi kalimat-kalimat dalam Al-Qur’an dan doa-doa yang diajarkan Rasulullah SAW.


Merangkum buku Bingkai Pembiasaan Anak Saleh karya Muhtarudin, istighosah menurut bahasa artinya menolong atau pengharapan pertolongan dan kemenangan. Sementara menurut istilah adalah kumpulan doa-doa yang dibaca sengan menghubungkan diri pribadi kepada Allah SWT dan berisikan kehendak serta permohonan kepada Allah SWT.

Istighosah ditujukan hanya kepada Allah SWT dan hanya terkhusus pada hal-hal yang hanya mampu dilakukan oleh Allah SWT semata.

Merujuk buku Mempertajam Mata Batin dengan Amalan Puasa Ya Man Huwa karya Dr. Halimatussa’diyah, tujuan dari istighosah adalah sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT dan untuk menambah keimanan. Istighosah menjadi cara untuk mengharapkan ridho dari Allah SWT agar mengijabah doa-doa hamba-Nya yang memohon pertolongan kepada-Nya.

Kallista Adnin Rizkia Putri dalam bukunya yang berjudul Kisah Hidup Syekh Abdul Qadir Al-Jailani: Biografi Mendalam Tentang Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dan Warisannya Yang Abadi, menyebutkan zikir istighosah merupakan suatu doa yang dipanjatkan kepada Allah SWT untuk memohon kesejahteraan, keselamatan dan kedamaian di dunia serta meminta kebaikan di akhirat.

Doa Istighosah

Berikut urutan doa istighosah yang dapat dibaca, lengkap dengan tulisan Arab, latin dan artinya.

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيْمِ

Bacaan latin: Bismillaahir rahmaanir rahiim

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

Surah Al-Fatihah

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيْمِ ﴿١﴾ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَٰلَمِينَ ﴿٢﴾ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيْمِ ﴿٣﴾ مَٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ ﴿٤﴾ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ ﴿٥﴾ اِهْدِنَا الصِّرَٰطَ الْمُسْتَقِيْمَ ﴿٦﴾ صِرَٰطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآلِّيْنَ ﴿٧﴾

Bacaan latin: Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. Ar rahmaanir rahiim. Maaliki yaumiddin. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghoiril maghdhuubi’alaihim waladhaalliin.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah. Dan hanya kepada Engkaulah pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang orang yang telah Engkau anugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat, semoga engkau kabulkan permohonan kami,”

Bacaan Istighfar

أَسْتَغْفِرُ ٱللّٰهَ الْعَظِيْمَ

Bacaan latin: Astaghfirullahal’adzhiim. (3x)

Artinya: “Saya mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung.”

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِا للّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Bacaan latin: Laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘alayyil ‘adziim. (3x)

Artinya: “Tiada daya untuk menjauhi maksiat kecuali dengan pemeliharaan Allah dan tiada kekuatan untuk melakukan ketaatan kecuali dengan pertolongan Allah,”

أللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Bacaan latin: Allaahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad (3x)

Artinya: “Ya Allah. Limpahkanlah rahmat dan kemuliaan kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya,”

لَا إلهَ إلَّا أنْتَ سُبْحَانَكَ إنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ

Bacaan latin: Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu mina dzoolimiin (40x)

Artinya: “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau, Maha Suci Engkau, Sungguh aku termasuk orang-orang yang telah berbuat zalim,”

يَا اَللّٰهُ يَا قَدِيْمُ

Bacaan latin: Yaa Allah yaa qodiim. (33x)

Artinya: “Wahai Allah, wahai Dzat yang ada tanpa permulaan,”

يَا سَمِيْعُ يَا بَصِيْرُ

Bacaan latin: Yaa samii’u yaa bashiir (33x)

Artinya: “Wahai Allah, wahai Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat,”

يَا مُبْدِعُ يَا خَالِقُ

Bacaan latin: Yaa mubdi’u yaa kooliqu (33x)

Artinya: “Wahai Dzat yang mewujudkan sesuatu dari tidak ada, wahai Dzat Yang Maha Pencipta,”

يَا حَفِيْظُ يَا نَصِيْرُ يَا وَكِيْلُ ياَ اللّٰهُ

Bacaan latin: Yaa haafidzu ya nashiiru yaa wakiilu Yaa Allah (33x)

Artinya: “Wahai Dzat yang memelihara dari keburukan dan kebinasaan, wahai Dzat Yang Maha Menolong, wahai Dzat yang menjamin rizki para hamba dan mengetahui kesulitan-kesulitan hamba, ya Allah,”

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ

Bacaan latin: Yaa hayyu yaa qoyyuumu birohmatika astaghiitsu (33x)

Artinya: “Wahai Dzat Yang Hidup, yang terus menerus mengurus makhluknya, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan-Mu,”

يَا لَطِيْفُ

Bacaan latin: Yaa lathiif (41x)

Artinya: “Wahai Dzat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang,”

أسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ إنَّهُ كَانَ غَفَّارًا

Bacaan latin: Astaghfirullaahal ‘adziim innahu kaana ghoffaaroo (33x)

Artinya: “Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, sungguh Allah Dzat Yang Maha Pengampun,”

أللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَدْ ضَاقَتْ حِيْلَتِي أدْرِكْنِي يَا اَللّٰهُ يَا اَللّٰهُ يَا اَللّٰهُ

Bacaan latin: Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammadin qod dhooqot hiilatii adriknii, Ya Allah Ya Allah Ya Allah

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kemuliaan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, sungguh telah habis daya dan upayaku maka tolonglah kami, Ya Allah Ya Allah Ya Allah,”

أللّهُمَّ صَلِّي صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Bacaan latin: Allahumma sholi sholaatan kaamilatan wasallim salaaman taamman ‘alaa sayyidina muhammadinil ladzii tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil kurobu wa tuqdhoo bihil hawaa-iju wa tunaalu bihir-roghoo-ibu wa husnul khowaatimi wa yustasqol ghomaamu bi wajhihil kariimi wa ‘alaa aalihii wa shohbihii fii kulli lamhatin wa nafasin bi ‘adadi kulli ma’luumin laka.

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah sholawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau,”

يَا بَدِيْعُ

Bacaan latin: Yaa badii’u (41x)

Artinya: “Wahai Dzat yang menciptakan makhluk tanpa ada contoh sebelumnya,”

حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

Bacaan latin: Hasbunallahu wani’mal wakiil (33x)

Artinya: “Cukup bagi kami Allah, dan Dia sebaik-baik penolong.”

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

3 Malam Istimewa Bulan Rajab yang Disebut Waktu Mustajabnya Doa


Jakarta

Rajab termasuk bulan haram atau yang disucikan Allah SWT. Pada bulan tersebut, ada beberapa malam yang diyakini mustajab untuk berdoa.

Kesucian bulan Rajab dijelaskan melalui firman Allah SWT dalam surah At Taubah ayat 36. Allah SWT berfirman,

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ٣٦


Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”

Menurut Tafsir Al Azhar Buya Hamka, ayat tersebut menjelaskan bilangan bulan menurut edaran bulan, bukan matahari. Setelah bangsa Arab memeluk agama tauhid, agama hanif yang juga disebut Islam, yang disampaikan oleh Nabi Ibrahim dan Ismail, diadakanlah empat bulan yang dihormati. Empat bulan itu adalah Zulkaidah, Zulhijah, Muharram, dan Rajab.

“Dihormati itu karena pada keempat bulan itu tidak boleh berperang dan tidak boleh balas dendam,” jelas Buya Hamka dalam tafsirnya.

Rajab adalah bulan ke-7 yang terletak di antara Jumadil Akhir dan Syakban. Hujjatul Islam Imam al-Ghazali dalam kitabnya Ihya ‘Ulumuddin yang diterjemahkan Purwanto, menyebutkan ada tiga malam bulan Rajab yang memiliki keutamaan.

Tiga Malam Istimewa Bulan Rajab

1. Malam Pertama Bulan Rajab

Menurut kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Bimas Islam Kementerian Agama RI, 1 Rajab 1446 H jatuh pada Rabu, 1 Januari 2025. Sehingga, malam 1 Rajab dimulai dari Selasa, 31 Desember 2024 ba’da Maghrib.

2. Malam Tanggal 15 Bulan Rajab

Tanggal 15 Rajab 1446 H bertepatan dengan Rabu, 15 Januari 2025. Sehingga, malam pertengahan Rajab akan berlangsung mulai Selasa, 14 Januari 2025 selepas Maghrib.

3. Malam Tanggal 27 Bulan Rajab

Malam 27 Rajab disebut malam Isra Miraj. Pada malam ini, Rasulullah SAW diperjalankan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa dan berlanjut ke Sidratul Muntaha untuk kemudian menerima perintah salat 5 waktu langsung dari Allah SWT. Demikian menurut riwayat yang shahih.

Mengacu kalender Hijriah, 27 Rajab 1446 H jatuh pada Senin, 27 Januari 2025. Sehingga, malam 27 Rajab bisa dimulai dari Minggu, 26 Januari 2025 setelah Maghrib.

Imam al-Ghazali menjelaskan, beribadah pada malam-malam hari yang punya keutamaan hukumnya sunnah. Malam itu, kata Imam al-Ghazali, adalah ‘masa’ untuk beramal dan waktu terbaik berniaga dalam perkara agama.

“Barang siapa lalai dan lengah pada masa tersebut, dia tidak akan menuai laba,” kata Imam al-Ghazali dalam kitabnya.

Waktu Mustajab Malam Hari untuk Berdoa

Malam hari, tepatnya di sepertiga malam yang akhir atau waktu sahur, adalah waktu mustajab untuk berdoa. Hal ini mengacu pada firman Allah SWT dalam surah Adz-Dzariyat ayat 18,

وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ ١٨

Artinya: “dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).”

Keterangan tersebut diperkuat dengan hadits yang menyebut keutamaan berdoa pada sepertiga malam terakhir. Rasulullah SAW bersabda,

يَنزِلُ اللهُ تَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى سَمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلْتُ اللَّيْلِ الْأَخِيرُ فَيَقُولُ عَزَّ وَجَلَّ: مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيْبَ لَهُ، مَنْ يَسْأَلُنِي فَأَعْطِيْهِ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرْ لَهُ

Artinya: “Allah SWT akan turun (rahmat-Nya) setiap malam ke langit dunia tatkala tersisa sepertiga malam terakhir. Allah berfirman, ‘Barang siapa berdoa kepada-Ku, maka Aku akan mengabulkan doanya. Barang siapa meminta kepada-Ku, maka Aku akan memberinya. Barang siapa memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA)

Wallahu a’lam.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com