Category Archives: Doa Hadits

Bacaan Doa Ketika Hujan Lebat dan Angin Kencang



Jakarta

Hujan lebat dan angin kencang kerap kali menimbulkan perasaan khawatir dan was-was. Ada doa yang bisa dibaca ketika hujan lebat mengguyur.

Hujan lebat sering datang beriringan dengan angin kencang dan petir. Fenomena alam ini akan membuat setiap orang baik yang tengah beraktivitas di luar ruangan maupun yang berdiam diri di rumah untuk senantiasa berhati-hati.

Cuaca yang tidak menentu akibat krisis iklim juga membuat frekuensi hujan lebih lebat dan angin yang bertiup lebih kencang. Dalam ajaran Islam, waktu hujan turun sendiri adalah salah satu waktu istijabah atau waktu mustajab untuk memanjatkan doa.


Rasulullah SAW pernah bersabda dalam haditsnya,

ثِنْتَانِ مَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِوَ تَحْتَ المَطَرِ

Artinya: “Dua doa yang tidak akan ditolak, doa ketika adzan, dan doa ketika ketika turunnya hujan.” (HR Al Hakim).

Dikutip dari buku Amalan Pembuka Rezeki Rasulullah yang disusun oleh Haris Priyatna dan Lisdy Rahayu, terdapat hadits lain yang juga menggambarkan betapa mustajabnya waktu turun hujan untuk berdoa.

“Berdoalah pada waktu doa-doa diperkenankan Tuhan, yakni pada saat berjumpa dengan pasukan musuh, ketika akan melaksanakan sholat, dan ketika turun hujan.” (HR Asy-Syafi’i).

Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW juga mengajarkan sejumlah doa saat hujan yang dapat dibaca secara spesifik seperti hujan lebat atau pun hujan disertai angin kencang seperti yang dikutip dari buku Fikih Sunnah oleh Sayyid Sabiq. Berikut bacaan doanya.

Doa ketika Hujan Lebat dan Angin Kencang Menurut Hadits

1. Doa ketika Hujan Lebat

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

Bacaan latin: Allahumma haawalaina wa laa ‘alaina. Allahumma ‘alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari.

Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkan lah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan.” (HR Bukhari).

Dikutip dari Ibnul Qayyim mengatakan, “Ketika hujan semakin lebat, para sahabat meminta Nabi SAW supaya berdoa agar cuaca kembali menjadi cerah. Akhirnya beliau membaca doa di atas.” (Zaadul Ma’ad).

2. Doa ketika Angin Kencang

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَخَيْرَ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا وَشَرِّ مَا أُرْسِلَتْ بِهِ، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا رَحْمَةً وَلَا تَجْعَلْهَا عَذَابًا، اَللَّهُمَّ اجْعَلْهَا رِيَاحًا وَلَا تَجْعَلْهَا ضَرُوْرَةً.

Bacaan latin: Allâhumma innî as’aluka khairahâ wa khairamâ fîhâ wa khairamâ ursilat bih, wa a’ûdzubika min syarrihâ wa syarrimâ fîhâ wa syarrimâ ursilat bih. Allâhummaj’alhâ rahmatan wa lâ taj’alhâ ‘adzâban. Allâhummaj’alhâ riyâhan wa lâ taj’alhâ dharûratan.

Artinya: “Wahai Tuhanku, aku minta kepada-Mu kebaikan ini angin, kebaikan barang yang ada di dalamnya, dan kebaikan barang yang diutus melaluinya. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan ini angin, kejahatan barang yang ada di dalamnya, dan kejahatan barang yang diutus melaluinya. Wahai Tuhanku, jadikan ini sebagai angin rahmat dan jangan jadikan ini sebagai angin siksa. Wahai Tuhanku, jadikan ini sebagai angin manfaat dan jangan jadikan ini sebagai angin bahaya.” (HR Muslim).

Ada bacaan lain yang bisa dibaca muslim ketika hujan turun. Dalam salah satu riwayat, istri Rasulullah SAW, Aisyah RA, juga pernah mendengar Rasulullah SAW membaca doa hujan dengan harapan hujan yang diturunkan dapat bermanfaat. Berikut bacaan doanya,

اللَّهُمَّصَيِّباًنَافِعاً

Bacaan latin: Allahumma shoyyiban nafi’an

Artinya: “Ya Allah, turunkanlah pada kami hujan yang bermanfaat.”

Doa tersebut kemudian banyak digunakan sebagian muslim sebagai doa ketika hujan dalam kehidupan sehari-hari.

Demikian bacaan doa ketika turun hujan lebat dan angin kencang. Umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak membaca dzikir dan doa. Semoga dapat bermanfaat.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Doa Ketika Bertemu Musuh atau Orang Jahat agar Terhindar dari Kezaliman



Jakarta

Dalam kehidupan sehari-hari, umat muslim tidak akan terlepas dari kemungkinan adanya bahaya-bahaya yang mengintai. Agar senantiasa terlindungi dari musuh atau kejahatan, ada doa yang bisa dipanjatkan.

Ketika bertemu musuh atau orang yang jahat, hendaknya kita memanjatkan doa kepada Allah dan memohon diberikan pertolongan dan perlindungan. Bagaimanapun, manusia adalah makhluk yang lemah dan sebagai umat muslim, wajib hukumnya berserah diri kepada Allah.

Memohon Perlindungan hanya Kepada Allah Ta’ala

Allah telah menegaskan melalui firman-Nya dalam Al-Qur’an bahwa apabila tengah dilanda kesulitan dan musibah, manusia sebagai makhluk ciptaan Allah harus memanjatkan doa kepada-Nya.


Hal ini termaktub dalam surah Al-Mukmin ayat 60 yang berbunyi,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Artinya: “Dan Rabbmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Adapun dalam Al-Qur’an surat Al Isra ayat 56, ditekankan tentang hal yang perlu diingat oleh umat muslim bahwa betapa besar kuasa Allah hingga Dia dapat menghilangkan bahaya dari setiap hamba-Nya.

قُلِ ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ فَلَا يَمْلِكُوْنَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلَا تَحْوِيْلًا

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Serulah mereka yang kamu anggap (Tuhan) selain Dia. Mereka tidak akan mampu menghilangkan bahaya darimu dan tidak (pula) mampu mengalihkannya.”

Dalam ayat tersebut, yang dimaksud diyakini mereka sebagai Tuhan, yaitu berhala, malaikat, jin, dan sebagainya.

Selain dua ayat yang telah disebutkan, Allah juga berfirman dalam Al-Qur’an surat Al A’raf ayat 197, terkait berhala-berhala yang disembah oleh penduduk zaman jahiliyah tidak dapat menolong mereka.

وَالَّذِيْنَ تَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖ لَا يَسْتَطِيْعُوْنَ نَصْرَكُمْ وَلَآ اَنْفُسَهُمْ يَنْصُرُوْنَ

Artinya: Berhala-berhala yang kamu seru selain Allah tidaklah sanggup menolongmu, bahkan tidak dapat menolong dirinya sendiri.

Bacaan Doa Ketika Bertemu Musuh atau Orang Jahat

Doa ketika bertemu musuh atau orang jahat yang dapat diamalkan oleh umat muslim didasarkan dari HR. Al-Bukhari no. 4563 5/172.

Diriwayatkan oleh Abdullah bin Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma,

حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

Arab-latin: Hasbunallah wa ni’mal wakiil.

Artinya: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung.”

Doa tersebut juga pernah dibaca oleh Nabi Ibrahim AS ketika dilemparkan ke api dan pernah dibaca oleh Nabi Muhammad SAW ketika manusia berkata kepadanya sebagaimana disebutkan dalam surat Ali Imran ayat 173.

الَّذِينَ قَالَ لَهُمُ النَّاسُ إِنَّ النَّاسَ قَدْ جَمَعُوا لَكُمْ فَاخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَانًا وَقَالُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَكِيلُ

Artinya: “(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”.

Dilansir dari laman resmi NU Online (9/3/2023), doa di atas dianjurkan untuk dibaca sejumlah 119 kali dalam sehari untuk menghadapi orang-orang yang tidak suka, orang yang memusuhi, dan sebagainya. Kemudian, apabila musuhnya genting, maka dapat dibaca 450 kali.

Doa Nabi Luth

Dalam buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki oleh KH. Sulaeman Bin Muhammad Bahri, disebutkan bahwa doa Nabi Luth dalam Al Qur’an surat Al Ankabut ayat 30, dapat dipraktikkan umat muslim untuk memohon pertolongan Allah.

رَبِّ انْصُرْنِيْ عَلَى الْقَوْمِ الْمُفْسِدِيْنَ

Artinya: “Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas kaum yang berbuat kerusakan itu.”

Nabi Luth meminta pertolongan kepada Allah dari kezaliman kaum sodom. Meskipun Nabi Luth telah memberi tahu bahwa perilaku mereka sesat dan tercela, kaum sodom malah menolak keras, mengancam, bahkan mengusir Nabi Luth.

Atas segala perbuatan zalim mereka kepada Nabi Luth, Allah kemudian mengabulkan doanya dengan dengan mengirimkan azab berupa gempa bumi disertai hujan batu.

Doa Nabi Musa

Adapun untuk memohon pertolongan dari Allah, umat muslim juga dapat mengamalkan doa Nabi Musa yang tercantum dalam Al-Qur’an surat Al Qasas ayat 21.

رَبِّ نَجِّنِيْ مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ

Artinya: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari kaum yang zalim.”

Pada masa itu, Nabi Musa AS keluar dari kota Fir’aun dengan diliputi rasa takut, menunggu-nunggu adanya pengejaran yang dapat menyusulnya sehingga akan dapat menangkapnya.

Maka Nabi Musa pun berdoa kepada Allah supaya berkenan menyelamatkannya dari orang-orang yang zalim dan hendak mencelakainya, yakni Firaun dan para tukang sihir suruhannya.

Surat Al Ikhlas, An Nas, dan Al Falaq

Selain doa-doa di atas, membaca surat pendek Al Ikhlas, An Nas, dan Al Falaq juga dapat menjadi bacaan untuk memohon pertolongan dari Allah SWT dari orang-orang yang jahat dan zalim.

Julukan lain untuk surat Al Falaq dan An Nas adalah surat mu’awwidzat atau surat yang berisi permohonan perlindungan kepada Allah. Ketiga surat ini biasa dibaca sebagai bagian dalam rangkaian dzikir selepas sholat fardhu, sebagaimana hadits berikut ini.

Dari ‘Uqbah bin ‘Amir, ia berkata,

أَمَرَنِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنْ أَقْرَأَ الْمُعَوِّذَاتِ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepadaku untuk membaca mu’awwidzat di akhir shalat (sesudah salam).” (HR. An-Nasa’i no. 1336 dan Abu Daud no. 1523. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Demikian bacaan doa ketika bertemu musuh atau orang jahat. Semoga dapat menjadi pengetahuan dan kita semua bisa terhindar dari sifat orang-orang yang zalim.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Cara Mengamalkan Doa Nabi Yunus saat Hadapi Kesulitan



Jakarta

Ada doa yang diamalkan Nabi Yunus AS saat dihadapi kesulitan saat ditelah paus. Muslim bisa turut mengamalkan doa ini untuk memohon jalan keluar dari Allah SWT. Bagaimana cara mengamalkannya?

Bacaan doa Nabi Yunus diabadikan dalam Surah Al Anbiya ayat 87. Berikut bacaan selengkapnya.

Doa Nabi Yunus dalam Perut Paus dan Artinya

لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ


Bacaan latin: lā ilāha illā anta sub-ḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn

Artinya: “Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”

Menurut tafsir Kemenag, dalam doa tersebut Nabi Yunus sadar atas kesalahannya yang telah dilakukannya sebagai nabi. Ia sempat merasa tidak berlapang dada saat menghadapi kekafiran kaumnya.

Dalam riwayat lain, Rasulullah juga mengungkapkan keistimewaan lain doa Nabi Yunus. Doa ini disebut dapat mengabulkan permohonan seorang muslim kepada Allah SWT.

دَعْوَةُ ذِى النُّونِ إِذْ دَعَا وَهُوَ فِى بَطْنِ الْحُوتِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّى كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ. فَإِنَّهُ لَمْ يَدْعُ بِهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ فِى شَىْءٍ قَطُّ إِلاَّ اسْتَجَابَ اللَّهُ لَهُ

Artinya: “Doa Dzun Nuun (Nabi Yunus) ketika ia berdoa dalam perut ikan paus adalah: ‘Laa ilaaha illaa anta, subhaanaka, innii kuntu minadz dzaalimiin’ Sesungguhnya tidaklah seorang muslim berdoa dengannya dalam suatu masalah, melainkan Allah kabulkan baginya.” (HR At Tirmidzi)

Cara Mengamalkan Doa Nabi Yunus

Selain dikenal sebagai doa memohon pertolongan Allah SWT di tengah kesulitan, ternyata doa Nabi Yunus yang dibacanya dalam perut ikan ini juga memiliki keutamaan sebagai doa memohon meninggal dalam keadaan syahid dan meminta kesembuhan.

Salah satunya sebagaimana diceritakan dalam satu riwayat hadits yang diceritakan oleh Sa’ad bin Abi Waqqash yang dikutip dari tulisan Ustaz Ahmad Zacky El-Syafa dalam buku Doa-doa Terbaik Sepanjang Masa.

Sa’ad berkata, Rasulullah SAW menyebut doa Nabi Yunus ini dapat dibaca sebanyak 40 kali. Berikut bunyi haditsnya,

Hadits Doa Nabi YunusHadits Doa Nabi Yunus Foto: Buku Doa-doa Terbaik Sepanjang Masa karya Ustaz Ahmad Zacky El-Syafa

Artinya: “Barangsiapa yang berdoa dengannya kepada orang yang sakit sebanyak 40 kali maka jika ia mati, ia mati dalam keadaan membawa pahala mati syahid. Jika sembuh maka sembuh dalam keadaan dosanya terampuni,” (HR Imam Hakim).

Para ulama membaca doa nabi Yunus 40 kali selesai salat Subuh. Ada pula yang membaca doa Nabi Yunus setiap jari sebanyak 1.000 kali untuk permohonan dalam pengampunan dosa.

Doa Nabi Yunus tersebut diabadikan dalam surat Al Anbiya ayat 87 berikut dengan kisahnya.

وَذَا النُّوْنِ اِذْ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ اَنْ لَّنْ نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادٰى فِى الظُّلُمٰتِ اَنْ لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ

Bacaan latin: wa żan-nụni iż żahaba mugāḍiban fa ẓanna al lan naqdira ‘alaihi fa nādā fiẓ-ẓulumāti al lā ilāha illā anta sub-ḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn

Artinya: “Dan (ingatlah kisah) Zun Nun (Yunus), ketika dia pergi dalam keadaan marah, lalu dia menyangka bahwa Kami tidak akan menyulitkannya, maka dia berdoa dalam keadaan yang sangat gelap, “Tidak ada Tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”

Berdasarkan keterangan Al-Qur’an, doa yang dipanjatkan Nabi Yunus dibacanya untuk memohon pertolongan dari Allah SWT agar diselamatkan dari ikan besar yang menelannya. Salim bin Abi al-Ja’d dalam buku Tafsir Ibnu Katsir menyebutkan, ikan besar tersebut ditelan lagi oleh ikan lainnya yang lebih besar sehingga keadaan gelapnya menjadi 2 kali lipat ditambah dengan kegelapan lautan.

Selama berada dalam perut ikan itu, Nabi Yunus mendengar suara tasbih ikan-ikan besar dan ikan-ikan lainnya di lautan. Bahkan ia mendengar suara tasbih telur ikan yang tidak terhitung jumlahnya.

Ahli-ahli tafsir lainnya pun menceritakan, Nabi Yunus sempat mengira dirinya sudah meninggal. Namun, setelah berhasil menggerakkan anggota tubuhnya, saat itu juga ia memposisikan diri dalam keadaan sujud dan berdoa kepada Allah.

Hingga atas izin Allah SWT, Nabi Yunus yang senantiasa memanjatkan doa kepada Allah SWT, diselamatkan dengan ditelan oleh ikan yang sangat besar, tetapi tidak sampai menghancurkan daging beserta tulangnya. Wallahu a’lam.

(rah/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Istighosah, Memohon Pertolongan pada Allah SWT



Jakarta

Acara doa bersama atau istighosah seringkali digelar di kalangan masyarakat menuju hari-hari penting tertentu atau ketika ada bencana. Pada dasarnya, istighosah merupakan salah satu usaha manusia dalam memohon pertolongan dari Allah agar hajatnya terkabulkan dan terhindar dari marabahaya.

Apa makna istighosah dan bagaimana bacaan doa istighosah itu?

Pengertian Istighosah

Dikutip dari buku Surat Yaasiin Tahlil dan Istighosah oleh K. Zainuri Ihsan, S.Ag., Ust. H. Mochtar Hidayat, S.H., kata istighosah berasal dari al-ghouts yang berarti pertolongan. Dalam tata bahasa Arab, kalimat yang mengikuti pola (wazan) “istaf’ala” atau “istif’al” menunjukkan arti permintaan atau permohonan.


Istighosah disebutkan dalam salah satu hadits Rasulullah SAW, “Matahari akan mendekat ke kepala manusia di hari kiamat, sehingga keringat sebagian orang keluar hingga mencapai telinganya, ketika mereka berada pada kondisi seperti itu mereka beristighosah (meminta pertolongan) kepada Nabi Adam, kemudian kepada Nabi Musa kemudian kepada Nabi Muhammad.” (HR Bukhari).

Jenis-Jenis Istighosah

Istighosah dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Istighosah yang diperintahkan

Yang termasuk dalam istighosah yang diperintahkan yaitu istighosah kepada Allah.

Adapun dalil yang menunjukkan hal tersebut ada dalam firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al An’am ayat 40-41,

قُلْ اَرَءَيْتَكُمْ اِنْ اَتٰىكُمْ عَذَابُ اللّٰهِ اَوْ اَتَتْكُمُ السَّاعَةُ اَغَيْرَ اللّٰهِ تَدْعُوْنَۚ اِنْ كُنْتُمْ صٰدِقِيْنَ ٤٠

بَلْ اِيَّاهُ تَدْعُوْنَ فَيَكْشِفُ مَا تَدْعُوْنَ اِلَيْهِ اِنْ شَاۤءَ وَتَنْسَوْنَ مَا تُشْرِكُوْنَ ࣖ ٤١

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Terangkanlah kepadaku (bahwa) jika siksaan Allah sampai kepadamu (di dunia) atau hari Kiamat sampai kepadamu, apakah kamu (tetap) akan menyeru (Tuhan) selain Allah, jika kamu (merasa) orang yang benar?”

Tidak! Hanya kepada-Nya kamu menyeru. Maka, jika Dia menghendaki, Dia hilangkan apa (bahaya dan siksa) yang (karenanya) kamu memohon kepada-Nya, dan (karena dahsyatnya keadaan) kamu tinggalkan apa yang kamu persekutukan (dengan Allah).

Dan juga dalam Al-Qur’an surat Al Anfal ayat 9,

اِذْ تَسْتَغِيْثُوْنَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ اَنِّيْ مُمِدُّكُمْ بِاَلْفٍ مِّنَ الْمَلٰۤىِٕكَةِ مُرْدِفِيْنَ

Artinya: (Ingatlah) ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu Dia mengabulkan(-nya) bagimu (seraya berfirman), “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu berupa seribu malaikat yang datang berturut-turut.”

2. Istighosah yang diperbolehkan

Istighosah yang diperbolehkan yaitu istighosah (meminta bantuan) kepada seseorang yang mempunyai sifat hayyun (hidup), hadir (ada di hadapan), qadir (mampu).

Allah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al Qashash ayat 15.

وَدَخَلَ الْمَدِيْنَةَ عَلٰى حِيْنِ غَفْلَةٍ مِّنْ اَهْلِهَا فَوَجَدَ فِيْهَا رَجُلَيْنِ يَقْتَتِلٰنِۖ هٰذَا مِنْ شِيْعَتِهٖ وَهٰذَا مِنْ عَدُوِّهٖۚ فَاسْتَغَاثَهُ الَّذِيْ مِنْ شِيْعَتِهٖ عَلَى الَّذِيْ مِنْ عَدُوِّهٖ ۙفَوَكَزَهٗ مُوْسٰى فَقَضٰى عَلَيْهِۖ قَالَ هٰذَا مِنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ عَدُوٌّ مُّضِلٌّ مُّبِيْنٌ

Artinya: Dia (Musa) masuk ke kota ketika penduduknya sedang lengah. Dia mendapati di dalam kota itu dua orang laki-laki yang sedang berkelahi, seorang dari golongannya (Bani Israil) dan seorang (lagi) dari golongan musuhnya (kaum Firʻaun). Orang yang dari golongannya meminta pertolongan kepadanya untuk (mengalahkan) orang yang dari golongan musuhnya. Musa lalu memukulnya dan (tanpa sengaja) membunuhnya. Dia berkata, “Ini termasuk perbuatan setan. Sesungguhnya dia adalah musuh yang jelas-jelas menyesatkan.”

Dijelaskan bahwa ayat tersebut berkenaan dengan orang berada di Bani Israil yang beristighosah kepada Musa untuk mengalahkan musuhnya dari Fir’aun.

Maka beristighosah kepada orang yang sudah meninggal, yang gaib (jin dan lain sebagainya atau manusia yang tidak ada di hadapannya) atau orang yang tidak mempunyai kemampuan, seperti menurunkan hujan, dan lainnya adalah syirik besar.

Doa adalah ibadah, sedangkan istighosah adalah lebih khusus dan rinci peruntukannya daripada doa. Adapun memalingkan doa kepada selain Allah adalah perbuatan syirik. Orang yang musyrik tidak akan diampuni selama tidak bertaubat kepada Allah dengan taubat nasuha

3. Istighosah yang dilarang

Ada istighosah yang dilarang yaitu istighosah kepada selain Allah yang tidak mempunyai sifat hayyun (hidup), hadir (ada di harapan), dan qadir (mampu)

Bacaan Doa Istighosah Arab Latin dan Terjemah

Berikut ini adalah doa-doa yang dibaca dalam istighosah, sebagaimana dilansir melalui laman resmi NU Online (10/3/2023).

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillaahir rahmaanir rahiim

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.”

الفَاتِحَة

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيْمِ ﴿١﴾ الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَٰلَمِينَ ﴿٢﴾ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيْمِ ﴿٣﴾ مَٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ ﴿٤﴾ إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ ﴿٥﴾ اِهْدِنَا الصِّرَٰطَ الْمُسْتَقِيْمَ ﴿٦﴾ صِرَٰطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآلِّيْنَ ﴿٧﴾

Bismillaahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin. Ar rahmaanir rahiim. Maaliki yaumiddin. Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin. Ihdinash shiraathal mustaqiim. Shiraathal ladziina an’amta ‘alaihim ghoiril maghdhuubi’alaihim waladhaalliin.

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi maha penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah. Dan hanya kepada Engkaulah pula kami memohon pertolongan. Tunjukkanlah kami ke jalan yang lurus, yaitu jalan orang orang yang telah Engkau anugerahi nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat, semoga engkau kabulkan permohonan kami.”

أَسْتَغْفِرُ ٱللّٰهَ الْعَظِيْمَ

Astaghfirullahal’adzhiim. (3x)

Artinya: “Saya mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung.”

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِا للّٰهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘alayyil ‘adziim. (3x)

Artinya: “Tiada daya untuk menjauhi maksiat kecuali dengan pemeliharaan Allah dan tiada kekuatan untuk melakukan ketaatan kecuali dengan pertolongan Allah.”

أللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ

Allaahumma shalli ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aali sayyidinaa Muhammad (x3)

Artinya: “Ya Allah. Limpahkanlah rahmat dan kemuliaan kepada junjungan kami Nabi Muhammad beserta keluarganya.”

لَا إلهَ إلَّا أنْتَ سُبْحَانَكَ إنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ

Laa ilaaha illa anta subhanaka inni kuntu mina dzoolimiin (40x)

Artinya: “Tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau, Maha Suci Engkau, Sungguh aku termasuk orang-orang yang telah berbuat zalim.”

يَا اَللّٰهُ يَا قَدِيْمُ

Yaa Allah Yaa Qodiim. (33x)

Artinya: “Wahai Allah, wahai Dzat yang ada tanpa permualaan.”

يَا سَمِيْعُ يَا بَصِيْرُ

Yaa Samii’u Yaa Bashiir (33x)

Artinya: “Wahai Allah, wahai Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.”

يَا مُبْدِعُ يَا خَالِقُ

Yaa Mubdi’u Yaa Khooliqu (33x)

Artinya: “Wahai Dzat yang mewujudkan sesuatu dari tidak ada, wahai Dzat Yang Maha Pencipta.”

يَا حَفِيْظُ يَا نَصِيْرُ يَا وَكِيْلُ ياَ اللّٰهُ

Yaa Haafidzu Yaa Nashiiru Yaa Wakiilu Yaa Allah (33x)

Artinya: “Wahai Dzat yang memelihara dari keburukan dan kebinasaan, wahai Dzat Yang Maha Menolong, wahai Dzat yang menjamin rizki para hamba dan mengetahui kesulitan-kesulitan hamba, ya Allah.”

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ

Yaa Hayyu Yaa Qoyyuumu birohmatika astaghiitsu (33x)

Artinya: “Wahai Dzat Yang Hidup, yang terus menerus mengurus makhluknya, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan-MU”

يَا لَطِيْفُ

Yaa Lathiif (41x)

Wahai Dzat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang

أسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ إنَّهُ كَانَ غَفَّارًا

Astaghfirullaahal ‘adziim innahu kaana ghoffaaroo (33x)

Artinya: “Aku mohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung, sungguh Allah Dzat Yang Maha Pengampun.”

أللَّهُمَّ صَلِّي عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ قَدْ ضَاقَتْ حِيْلَتِي أدْرِكْنِي يَا اَللّٰهُ يَا اَللّٰهُ يَا اَللّٰهُ

Allahumma sholli ‘ala sayyidina Muhammadin qod dhooqot hiilatii adriknii, Ya Allah Ya Allah Ya Allah

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat dan kemuliaan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, sungguh telah habis daya dan upayaku maka tolonglah kami, Ya Allah Ya Allah Ya Allah.”

أللّهُمَّ صَلِّي صَلَاةً كَامِلَةً وَسَلِّمْ سَلَامًا تَامًّا عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الَّذِي تَنْحَلُّ بِهِ الْعُقَدُ وَتَنْفَرِجُ بِهِ الْكُرَبُ وَتُقْضَى بِهِ الْحَوَائِجُ وَتُنَالُ بِهِ الرَّغَائِبُ وَحُسْنُ الْخَوَاتِمِ وَيُسْتَسْقَى الْغَمَامُ بِوَجْهِهِ الْكَرِيْمِ وَعَلٰى آلِهِ وَصَحْبِهِ فِيْ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ بِعَدَدِ كُلِّ مَعْلُوْمٍ لَكَ

Allahumma Sholi Sholaatan Kaamilatan Wasallim Salaaman Taamman ‘Alaa Sayyidina Muhammadinil Ladzii Tanhallu Bihil ‘Uqodu Wa Tanfariju Bihil Kurobu Wa Tuqdhoo Bihil Hawaa-Iju Wa Tunaalu Bihir-Roghoo-Ibu Wa Husnul Khowaatimi Wa Yustasqol Ghomaamu Bi Wajhihil Kariimi Wa ‘Alaa Aalihii Wa Shohbihii Fii Kulli Lamhatin Wa Nafasin Bi ‘Adadi Kulli Ma’Luumin Laka.

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah shalawat yang sempurna dan curahkanlah salam kesejahteraan yang penuh kepada junjungan kami Nabi Muhammad, yang dengan sebab beliau semua kesulitan dapat terpecahkan, semua kesusahan dapat dilenyapkan, semua keperluan dapat terpenuhi, dan semua yang didambakan serta husnul khatimah dapat diraih, dan berkat dirinya yang mulia hujanpun turun, dan semoga terlimpahkan kepada keluarganya serta para sahabatnya, di setiap detik dan hembusan nafas sebanyak bilangan semua yang diketahui oleh Engkau.”

يَا بَدِيْعُ

Yaa badii’u (41x)

Artinya: “Wahai Dzat yang menciptakan makhluk tanpa ada contoh sebelumnya.”

حَسْبُنَا اللّٰهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ

Hasbunallahu wani’mal wakiil (33x)

Artinya: “Cukup bagi kami Allah, dan Dia sebaik-baik penolong.”

Demikian bacaan doa istighosah yang lazim dipakai dalam beragam acara, akan tetapi doa di dalamnya juga dapat diganti sesuai dengan hajat yang diinginkan. Sementara itu, untuk menutup doa istighosah biasa dilanjutkan bacaan tahlil dan juga doa tahlil.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Apa Arti Syafakillah dan Syafakallah? Bisa jadi Doa ketika Menjenguk Orang Sakit



Jakarta

Tatkala menjumpai bahwa orang terdekat baik kenalan, teman, saudara, kerabat, dan anggota keluarga yang sakit maka kerap kali kita mengucapkan ‘syafakillah‘ atau ‘syafakallah’. Ungkapan ini bermakna doa bagi kesembuhan.

Ungkapan syafakillah dan syafakallah terbilang familier di masyarakat, bahkan semakin populer. Hal ini tentu menjadi tren yang positif karena mendoakan sesama saudara muslim adalah amalan yang terpuji di mata Allah.

Lantas, apa sebenarnya arti dan makna dari syafakillah dan syafakallah?


Anjuran Menjenguk Orang Sakit

Imam Muslim meriwayatkan beberapa hadits tentang keutamaan menjenguk orang yang sedang sakit. Hadits tersebut berbunyi: “Sesungguhnya seorang Muslim ketika menjenguk saudaranya sesama muslim, maka dia senantiasa berada di khurfah surga hingga ia kembali.”

Khurfah surga yang dimaksud dalam hadits tersebut maksudnya adalah kebun, sebagaimana dijelaskan dalam buku Adab Menjenguk Orang Sakit yang ditulis oleh Hafidz Muftisany, seseorang yang menjenguk orang sakit akan mendapat pahala yang banyak seperti halnya orang yang berada di kebun surga Allah SWT.

Mengutip buku Fiqih Ibadah Bagi Orang Sakit dan Bepergian oleh Enang Hidayat, M.Ag. dijelaskan menurut Ibnu Taimiah, menjenguk orang sakit yang beragama Islam hukumnya fardhu kifayah, artinya wajib dilakukan tetapi apabila sudah dilakukan oleh muslim yang lain maka gugur kewajiban tersebut.

Sedangkan Ibnu Hazm berpendapat, menjenguk orang sakit beragama Islam hukumnya fardhu, sekalipun hanya sekali. Akan tetapi, beliau tidak menjelaskan lebih lanjut terkait hukum fardhu tersebut, apakah fardhu ‘ain atau fardhu kifayah.

Namun, berdasarkan kesepakatan para ulama (ijma’), hukum menjenguk orang sakit hukumnya sunnah. Hal ini didasarkan pada anjuran Rasulullah yang selalu mendoakan orang sakit karena menurut beliau, banyak sekali manfaat yang didapat apabila kita menjenguk orang yang sakit.

Bagi orang yang menjenguk, dapat mengambil hikmah dan pelajaran atas sakit yang diderita oleh orang yang sakit. Adapun bagi orang yang sakit, dapat menjadi penghiburan sehingga orang tersebut mendapat kekuatan untuk melawan penyakitnya tersebut.

Bahkan, meskipun terkesan sepele, menjenguk orang yang sakit juga dapat menjaga tali silaturahmi yakni dengan mengirimkan dukungan dan doa kepada orang lain.

Arti Syafakillah dan Syafakallah

Syafakillah atau syafakallah diambil dari hadits shahih yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim.

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ مُذْهِبَ الْبَاسِ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِى لاَ شَافِىَ إِلاَّ أَنْتَ ، شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

Arab-latin: “Allahumma rabban naas mudzhibal ba’si isyfi antasy-syaafii laa syafiya illaa anta syifaa’an laa yughaadiru saqoman.”

Artinya: “Ya Allah Wahai Tuhan segala manusia, hilangkanlah penyakitnya, sembuhkanlah ia. (Hanya) Engkaulah yang dapat menyembuhkannya, tidak ada kesembuhan melainkan kesembuhan dariMu, kesembuhan yang tidak kambuh lagi.” (HR. Bukhari, no. 5742; Muslim, no. 2191).

Dikutip dari buku Menulis Buku, Alternatif bagi Guru oleh Ardhi Aditya, syafakallah (شفاك الله) merupakan ucapan doa bagi orang yang sakit, yang artinya “Semoga Allah menyembuhkanmu.”

Jika orang yang sakit itu perempuan, maka ucapan itu berubah menjadi syafakillah. Jadi, yang membedakan keduanya hanya kepada siapa doa tersebut ditujukan, tergantung subjeknya.

Untuk orang ketiga aturannya secara kebahasaan berbeda lagi. Misalnya, dalam kasus ada kabar bahwa seorang saudara jauh sedang sakit. Maka kalimat yang dikatakan adalah syafahullah jika yang sakit laki-laki dan syafahallah jika yang sakit perempuan.

Kedua kalimat berikut berarti, “Semoga Allah menyembuhkannya.”

Doa Menjenguk Orang Sakit

Selain doa singkat syafakillah dan syafakallah, kita juga dapat memanjatkan doa agar orang yang sakit segera diangkat penyakit serta dosa-dosanya oleh Allah SWT.

Ini juga dapat menjadi bentuk dukungan dalam kebaikan, sebagaimana doa yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW ketika menjenguk orang sakit.

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقْمًا

Arab latin: Allahumma rabban naasi, adzhibil ba’sa. Isyfi. Antas syaafi. Laa syaafiya illā anta syifaa’an lā yughaadiru saqaman.

Artinya: “Tuhanku, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit. Berikanlah kesembuhan karena Kau adalah penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkan penyakit kecuali Kau dengan kesembuhan yang tidak menyisakan rasa nyeri.”

Dalam menjenguk, hendaknya juga memperhatikan adab seperti misalnya menutup aurat, membawakan buah tangan dengan ikhlas meski sederhana, dan juga berkata baik karena perkataan tersebut dapat menjadi doa, utamanya akan kesembuhan.

Hal ini sebagaimana diriwayatkan oleh Ummu Salamah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda:

“Apabila kalian menghadiri orang yang sakit atau mayit maka ucapkanlah ucapan yang baik karena sesungguhnya malaikat mengaminkan atas apa yang kalian ucapkan.”

Demikian penjelasan dari syafakillah dan syafakallah yang banyak digunakan orang untuk mendoakan orang sakit. Semoga dapat menjadi amalan saat menjenguk keluarga atau kerabat yang sakit.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

7 Doa untuk Orang Tua, Termasuk yang Sudah Meninggal



Jakarta

Salah satu wujud berbakti kepada orang tua atau birrul walidain adalah mendoakan keduanya. Doa untuk orang tua ini terdiri dari beberapa versi, beberapa di antaranya terdapat dalam Al-Qur’an.

Perintah untuk berbakti kepada orang tua dan tidak berkata kasar kepadanya termaktub dalam Al-Qur’an surah Al Isra’ ayat 23. Allah SWT berfirman,

۞ وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا


Artinya: “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.”

Salah satu cara berbakti kepada orang tua adalah mendoakan keduanya. Dalam sebuah hadits disebutkan, doa anak saleh termasuk amal jariyah yang tidak terputus sekalipun orang tersebut telah meninggal dunia. Rasulullah SAW bersabda,

إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: “Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau doa anak yang saleh.” (HR Muslim)

Doa untuk Orang Tua Arab, Latin, dan Artinya

Merangkum detikHikmah, berikut kumpulan doa untuk orang tua Arab, latin, dan artinya:

1. Doa untuk Orang Tua

اَللّهُمَّ اغْفِرْلِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَاكَمَارَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا

Allohummaghfirlii waliwaalidayya war hamhumaa kamaa rabbayanii shaghiraa

Artinya: “Wahai Tuhanku, ampunilah aku dan kedua orang tuaku (Ibu dan Bapakku), sayangilah mereka seperti mereka menyayangiku di waktu kecil.”

2. Doa untuk Orang Tua Singkat

رَّبِّ ٱرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيرً

Rabbir-ḥam-humā kamā rabbayānī ṣagīrā

Artinya: “Wahai Tuhanku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua (menyayangiku ketika) mendidik aku pada waktu kecil.”

3. Doa untuk Orang Tua agar Panjang Umur

اَللهُمَّ اغْفِرْلِىْ ذُنُوْبِىْ وَلِوَالِدَىَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِىْ صَغِيْرًا. وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، َاْلاَحْيَآءِ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ، وَتَابِعْ بَيْنَنَا وَبَيْنَهُمْ بِالْخَيْرَاتِ، رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُالرَّاحِمِيْنَ، وَلاَحَوْلَ وَلاَقُوَّةَ اِلاَّبِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Allaahummaghfirlii dzunuubii waliwaalidayya warhamhumaa kamaa robbayaanii shoghiiron. Walijamii’il muslimiina walmuslimaati, walmu’miniina wal mu’minaati al ahyaa’I minhum wal amwaati, wataabi’ bainanaa wa bainahum bil khoiraati, robbighfir warham wa annta khoirur raahimiina, walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil adhiimi

Artinya: “Ya Allah, berikanlah ampunan kepadaku atas dosa-dosaku dan dosa-dosa kedua orang tuaku, dan kasihanilah keduanya itu sebagaimana beliau berdua merawatku ketika aku masih kecil, begitu juga kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat, semua orang yang beriman, laki-laki maupun perempuan yang masih hidup maupun yang sudah meninggal dunia, dan ikutkanlah diantara kami dan mereka dengan kebaikan. Ya Allah, berilah ampun dan belas kasihanilah karena Engkaulah Tuhan yang lebih berbelas kasih dan tiada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan-Mu.”

4. Doa untuk Orang Tua pada Hari Kiamat

رَبَّنَا اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ ࣖ

Rabbanagfir lī wa liwālidayya wa lil-mu`minīna yauma yaqụmul-ḥisāb

Artinya: “Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan orang-orang mukmin pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat).” (QS Ibrahim: 41)

5. Doa untuk Orang Tua yang sedang Sakit

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ اَذْهِبِ الْبَاْسَ وَاشْفِهُ وانْتَ الشَّافِى لاَ شِفَاءَ اِلاَّ شِفَاؤُكَ شِفَاءً لاَ يُغَادِرُ سَقَمًا

Allahumma Rabbannaasi Adzhibil Ba’sa Wasy Fihu, Wa Antas Syaafi, Laa Syifaa-a Illa Syfaauka, Syifaan Laa Yughaadiru Saqaama

Artinya: “Ya Allah, Rabb Manusia, hilangkanlah penyakit dan berikanlah dia kesembuhan, Engkau Dzat Yang Maha Menyembuhkan. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit lain.”

6. Doa untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الْاَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا، خُصُوْصًا إِلَى آبَاءِنَا وَاُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَمُعَلِّمِيْنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِأَصْحَابِ الحُقُوْقِ عَلَيْنَا

Allāhummaghfir lil muslimīna wal muslimāt, wal mukminīna wal mukmināt, al-ahyā’i minhum wal amwāt, min masyāriqil ardhi ilā maghāribihā, barrihā wa bahrihā, khushūshan ilā ābā’inā, wa ummahātinā, wa ajdādinā, wa jaddārinā, wa asātidzatinā, wa mu’allimīnā, wa li man ahsana ilainā, wa li ashhābil huquqi ‘alaynā

Artinya: “Ya Allah, ampunilah mukminin, mukminat, muslimin, muslimat, yang masih hidup, yang telah wafat, yang tersebar dari timur hingga barat, di darat dan di laut, khususnya bapak, ibu, kakek, nenek, ustadz, guru, mereka yang telah berbuat baik terhadap kami, dan mereka yang masih memiliki hak terhadap kami.”

7. Doa untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal Lengkap

رَبِّ اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَارْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِيْ صَغِيْرَا. رَبَّنَا آتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، سًبْحَانَ رَبَّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ، وَصَلَّى اللهُ علَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَلَمِيْنَ. اَلْفَاتِحَةْ.

Rabbighfir lī, wa li wālidayya, warham humā kamā rabbayānī shaghīrā. Rabbanā ātina fid duniā hasanah, wa fil ākhirati hasanah, wa qinā ‘adzāban nār. Subhāna rabbika rabbil ‘izzati ‘an mā yashifūna, wa salāmun ‘alal mursalīna, wa shallallāhu ‘alā sayyidinā Muhammadin, wa ‘alā ālihī, wa shahbihī, wa sallama, wal hamdulillāhi rabbil ‘alamīn. Al-Fatihah

Artinya: “Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil. Tuhan kami, berikanlah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Lindungi kami dari siksa api neraka. Maha suci Tuhanmu, Tuhan pemilik kemuliaan, dari segala yang mereka gambarkan. Semoga kesejahteraan melimpah untuk para rasul. Semoga Allah melimpahkan shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan sekalian alam.” Al-Fatihah.

Doa untuk orang tua yang sudah meninggal versi lengkap tersebut terdiri dari doa sapu jagad, sholawat, dan surah Al Fatihah.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

5 Doa Khusus Orang Meninggal, Dibaca untuk Mohon Ampunan



Jakarta

Mendoakan orang yang telah meninggal dunia dikatakan sebagai bentuk kerinduan kita terhadap mereka yang terkasih. Lantas, doa apa yang bisa dipanjatkan?

Berdoa untuk orang yang sudah meninggal merupakan hal yang dianjurkan dalam Islam. Hal ini terlihat dari apa yang dilakukan Rasul SAW ketika berziarah ke kuburan para sahabatnya yang telah lebih dulu menghadap Ilahi.

Hal itu dikatakan Ibnu Qayyim sebagaimana dilansir dari buku Fiqih Doa & Dzikir Jilid 2 karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, “Biasanya apabila beliau (Nabi SAW) mengunjungi makam sahabat-sahabatnya, maka beliau mendoakan mereka, meminta rahmat bagi mereka, dan memohon ampunan untuk mereka.”


Dalam Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 2 juga disebutkan sebuah hadits yang menunjukkan bahwa Rasulullah SAW menganjurkan kaum muslim untuk mendoakan sesamanya yang sudah wafat.

كَانَ النَّبِيُّ ﷺ يُعَلِّمُهُمْ إِذَا خَرَجُوا إِلَى الْمَقَابِرِ أَنْ يَقُولَ قَائِلُهُم: السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحِقُونَ، أَسْأَلُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ

Artinya: “Nabi SAW mengajarkan kepada mereka berziarah ke kubur supaya mengucapkan, ‘Semoga keselamatan senantiasa tercurah pada kalian, hai para penghuni perkampungan kaum mukmin dan muslim. Sesungguhnya kami insya Allah akan menyusul kalian. Aku memohon afiyah kepada Allah SWT untuk kami dan untuk kalian.”

Melalui sabdanya di atas pula, Rasulullah SAW mengucapkan bacaan permohonan keselamatan dan ampunan bagi orang yang meninggal dunia. Sehingga telah jelas bahwasanya mendoakan orang yang wafat disyariatkan oleh beliau dan memang akan sampai kepada orang tersebut.

Doa untuk Orang Meninggal

Melalui sejumlah hadits, Nabi SAW mengajarkan doa yang bisa dipanjatkan untuk orang yang telah meninggal dunia. Mengutip buku Fiqih Doa & Dzikir Jilid 2 dan Kitab Al-Adzkar oleh Imam an-Nawawi, berikut beberapa doanya:

Doa Orang Meninggal Versi Pertama

السَّلَامُ علَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ المُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وَيَرْحَمُ اللَّهُ المُسْتَقْدِمِينَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِينَ، وإنَّا إنْ شَاءَ اللَّهُ بكُمْ لَلَاحِقُونَ

Assalaamu ‘ala ahlid diyaari minal mu’miniina wal muslimiin wa yarhamullahu almustaqdimiina minna wal musta’khiriina wa innaa in syaa Allahu bikum lalahiquun

Artinya: “Salam atas penghuni pemukiman yang terdiri dari orang-orang Mukminin dan Muslimin. Semoga Allah merahmati orang-orang terdahulu dari kita dan orang-orang belakangan. Sungguh kami insya Allah benar-benar akan menyusul kamu.” (HR Muslim, dari Aisyah)

Doa Orang Meninggal Versi Kedua

السَّلَامُ عَلَيْكُم دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنِيْنَ، وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ

Assalaamu ‘alaikum daara qaumin mu’miniin wa innaa in syaa’allaahu bikum laahiquun

Artinya: “Semoga keselamatan terlimpahkan kepada kalian, wahai penghuni kuburan dari kaum mukmin, dan insya Allah kami akan menyusul kalian.” (HR Abu Dawud, Nasa’i, Ibnu Majah, dari Abu Hurairah)

Doa Orang Meninggal Versi Ketiga

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ يَا أَهْلَ القُبُورِ يَغْفِرُ اللَّهُ لَنَا وَلَكُمْ، أَنْتُمْ سَلَفْنَا وَنَحْنُ بِالْأَثَرِ

Assalaamu ‘alaikum yaa ahlal qubuur yaghfirullaahu lanaa wa lakum antum salafnaa wa nahnu bil atsar

Artinya: “Semoga keselamatan terlimpah kepada kalian, wahai ahli kubur. Semoga Allah SWT mengampuni kami dan kalian, kalian adalah pendahulu kami dan kami akan menyusul kalian.” (HR Tirmidzi, dari Ibnu Abbas)

Doa Orang Meninggal Versi Keempat

السَّلَامُ عليْكم علَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ المُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وإنَّا إنْ شَاءَ اللَّهُ بكُمْ لَلَاحِقُونَ، وَ أسألُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُم العَافِيَةَ

Assalaamu ‘alaykum ‘ala ahlid diyaari minal mu’miniina wal muslimiin wa innaa in syaa Allahu bikum lalahiquun wa asalu Allahu lanaa wa lakumul ‘aafiyah

Artinya: “Salam atas kamu wahai penghuni pemukiman yang terdiri dari kaum Mukminin dan kaum Muslimin, dan sungguh kami Insya Allah benar-benar akan menyusul kamu. Aku mohon kepada Allah untuk kami dan kamu afiat.” (HR Muslim, dari Buraidah)

Doa Orang Meninggal Versi Kelima

السَّلَامُ عليْكم علَى أَهْلِ الدِّيَارِ مِنَ المُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ، وإنَّا إنْ شَاءَ اللَّهُ بكُمْ لَلَاحِقُونَ أنْتُمْ لَنَا فَرَطٌ، وَنَحْنُ لَكُمْ تَبَعٌ

Assalaamu ‘alaykum ‘ala ahlid diyaari minal mu’miniina wal muslimiin wa innaa in syaa Allahu bikum lalahiquun, antum lanaa farathun wa nahnu lakum taba’un

Artinya: “Salam atas kamu wahai penghuni pemukiman yang terdiri dari kaum Mukminin dan kaum Muslimin, dan sungguh kami Insya Allah benar-benar akan menyusul kamu. Kalian adalah pendahulu kami, dan kami akan mengikuti kalian.” (HR Nasa’i dan Ibnu Majah)

Itulah lima doa untuk orang meninggal yang dapat dipanjatkan untuk memohonkan ampunan dan rahmat Allah SWT.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa yang Dibaca Nabi Ibrahim Ketika Dibakar Hidup-hidup



Jakarta

Terdapat sebuah doa yang dibacakan oleh Nabi Ibrahim AS ketika beliau dibakar hidup-hidup seusai menghancurkan berhala-berhala. Kala itu, berhala tersebut dijadikan sembahan oleh masyarakat Babilonia.

Melihat berhala-berhala mereka hancur berantakan, sang raja yang bernama Namrud sangat murka. Ia lantas meminta prajurit membawa Nabi Ibrahim ke pengadilan, seperti dikisahkan dalam buku Kisah Teladan & Menakjubkan 25 Nabi oleh Ariany Syurfah M Hum M Ag.

Sidang tersebut dilakukan secara terbuka dan disaksikan oleh banyak orang. Raja Namrud lalu bertanya kepada Nabi Ibrahim, “Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini terhadap Tuhan-tuhan kami, hai Ibrahim?”


Nabi Ibrahim menjawab dengan tenang, “Sebenarnya patung yang besar itulah yang melakukannya. Tanyalah kepadanya jika ia dapat berbicara,”

Jawaban Nabi Ibrahim menyinggung Namrud. Ia lalu semakin murka dan berkata, “Bagaimana mungkin kami bertanya kepada berhala itu. Ia tidak dapat berbicara!”

Dengan demikian, Nabi Ibrahim menimpali Namrud dengan jawaban yang membuat semua orang terdiam, “Maka, mengapa kalian menyembah berhala yang bisu dan tidak dapat memberikan sesuatu apa pun?”

Namrud yang murka segera meminta prajuritnya menghukum Nabi Ibrahim dengan cara dibakar. Kemudian, dibakarlah hidup-hidup Nabi Ibrahim.

Terjadi sebuah peristiwa yang luar biasa pada saat itu. Api yang membakar Nabi Ibrahim mendadak jadi dingin, ini menjadi mukjizat yang diberikan Allah SWT kepada beliau.

Doa yang Dibaca Nabi Ibrahim Ketika Dibakar Hidup-hidup

Dalam sebuah riwayat dijelaskan bahwa ada doa yang dilafalkan Nabi Ibrahim saat dilemparkan ke dalam api secara hidup-hidup. Berikut bunyi haditsnya:

“Kalimat terakhir yang diucapkan Nabi Ibrahim ketika dilemparkan ke dalam api adalah, ‘Hasbunallahu wa nikmal wakil’,” (HR Bukhari).

ﺣﺴﺒﻨﺎ اﻟﻠﻪ ﻭﻧﻌﻢ اﻟﻮﻛﻴﻞ

Arab latin: Hasbunallahu wa nikmal wakil

Artinya: “Cukuplah Allah bagi kami, karena Dia sebaik-baiknya penolong,”

Dalam buku Doa Ajaran Rasul tulisan Anis Masykhur, doa tersebut dibaca Nabi Ibrahim karena pasrah dan yakin kepada Allah. Karena, tidak ada lagi yang bisa dimintai pertolongan selain Allah, setelahnya api tersebut mendadak berubah menjadi dingin.

Merangkum arsip detikcom, kisah mengenai pembakaran Nabi Ibrahim secara hidup-hidup ini diabadikan dalam surat Al Anbiya ayat 69.

قُلْنَا يٰنَارُ كُوْنِيْ بَرْدًا وَّسَلٰمًا عَلٰٓى اِبْرٰهِيْمَ ۙ

Arab latin: Qulnā yā nāru kụnī bardaw wa salāman ‘alā ibrāhīm

Artinya: “Kami (Allah) berfirman, “Wahai api, jadilah dingin dan keselamatan bagi Ibrahim!”

Dalam riwayat lain yang dikutip dari tulisan Syaikh Muhammad Al-Utsaimin pada Syarah Riyadush Shalihin, kalimat hasbunallah wanikmal wakil ternyata juga pernah dilafalkan oleh Nabi Muhammad SAW dan pengikutnya saat berhadapan dengan kaum kafir Quraisy hingga memenangkan Perang Uhud.

Ibnu Abbas RA berkata,

“Hasbunallah wanikmal wakil, kalimat ini pernah dibaca oleh Nabi Ibrahim AS ketika beliau dilemparkan ke dalam api dan juga dibaca oleh Nabi Muhammad SAW ketika orang-orang kafir mengatakan,

‘Sesungguhnya orang-orang Quraisy telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kalian. Oleh karena itu, takutlah kalian kepada mereka,’

Akan tetapi, perkataan itu malah menambah keimanan mereka serta mengucapkan hasbunallah wanikmal wakil,” (HR Bukhari).

Doa yang dilafalkan Nabi Ibrahim tersebut juga terdapat dalam potongan surat Ali Imran ayat 173, berikut bunyinya:

ٱلَّذِينَ قَالَ لَهُمُ ٱلنَّاسُ إِنَّ ٱلنَّاسَ قَدْ جَمَعُوا۟ لَكُمْ فَٱخْشَوْهُمْ فَزَادَهُمْ إِيمَٰنًا وَقَالُوا۟ حَسْبُنَا ٱللَّهُ وَنِعْمَ ٱلْوَكِيلُ

Arab latin: Allażīna qāla lahumun-nāsu innan-nāsa qad jama’ụ lakum fakhsyauhum fa zādahum īmānaw wa qālụ ḥasbunallāhu wa ni’mal-wakīl

Artinya: “(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: “Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka”, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: “Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung,”

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

4 Hadits Memaafkan Sesama, Bentuk Iman yang Paling Utama



Jakarta

Beberapa hadits dari sabda Rasulullah SAW menekankan pentingnya memaafkan kesalahan orang lain. Terutama mendekati awal bulan Ramadhan, muslim biasanya memanfaatkan momen tersebut untuk saling memohon maaf kepada keluarga, kerabat, maupun orang-orang sekitar.

Meski menurut Wawan Shofwan Sholehuddin dalam buku Risalah Shaum, tidak ada syariat ataupun dalil khusus yang memerintahkannya, tujuan bermaaf-maafan jelang Ramadhan ditujukan untuk menghilangkan segala penyakit hati, khususnya selama melaksanakan shaum atau puasa. Lebih dari itu, bermaafan dan saling memaafkan merupakan akhlak yang mulia menurut ajaran Islam.

Rasulullah SAW telah banyak mendorong umat muslim untuk bersikap pemaaf pada orang lain melalui contoh perbuatannya semasa hidup. Dikisahkan dari istri Rasulullah SAW, Aisyah, pernah ditanya tentang akhlak Rasulullah SAW, maka dia menjawab,


“Beliau tidak pernah berbuat jahat, tidak berbuat keji, tidak meludah di tempat keramaian, dan tidak membalas kejelekan dengan kejelekan. Melainkan beliau selalu memaafkan dan memaklumi kesalahan orang lain,” (HR Ibnu Hibban).

Selain itu, sikap pemaaf yang harus dimiliki umat muslim secara tegas dijelaskan dalam firman-Nya surah Al A’raf ayat 199. Berikut bacaannya,

خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ

Artinya: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.”

Selain dalil-dalil yang telah dijelaskan di atas, ada beberapa hadits tentang memaafkan sesama yang disadur dari buku Hadis Ahkam karangan Fuad Thohari, buku Orang-orang yang Mendapat Rahmat karangan Thaha Abdullah Al Afifi, dan Tafsir Al Azhar Jilid 4 karya Hamka. Simak di sini daftar haditsnya berikut dengan terjemahannya,

4 Hadits tentang Memaafkan Sesama

1. HR Muslim

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رضي الله عنه، عن رَسُولَ اللَّهِ صلّى الله عليه وسلّم قَالَ : مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ، وَمَا زادَ اللهُ عَبْداً بعَفْوٍ إِلاَّ عِزّاً، وَمَا تَوَاضَعَ أحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ. رواه مسلم وغيره

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah sedekah itu mengurangi harta, dan tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya (kepada saudaranya) kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat), serta tidaklah seseorang merendahkan diri karena Allah kecuali Dia akan meninggikan (derajat)nya (di dunia dan akhirat).”

2. HR Bukhari dan Ad Dailami

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله وعلى آله وصحبه أجمعين، أما بعد. قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : (( أفضل الإيمان الصبر و السماحة )) (صحيح) (فر،تخ،حم)

Artinya: Rasulullah SAW bersabda, “Iman yang paling utama adalah sabar dan pemaaf atau lapang dada,”

3. HR At Thabrani

اسمحوا يسمح لكم

Artinya: “Maafkanlah, niscaya kamu akan dimaafkan (oleh Allah),”

4. HR Al Anshari

“Orang yang paling penyantun di antara kalian adalah orang yang bersedia memberi maaf walaupun ia sanggup untuk membalasnya,”

Istilah memaafkan dalam bahasa Arab adalah Al ‘Afwu. Artinya secara bahasa adalah melewatkan, membebaskan, meninggalkan pemberian hukuman, menghapus, dan meninggalkan kekasaran perilaku.

Sementara itu, secara istilah Al ‘Afwu juga dapat bermakna menggugurkan (tidak mengambil) hak yang ada pada orang lain. Hal ini menjadi bukti mulianya sikap pemaaf, sebagaimana dilansir dari buku Berdakwah dengan Hati yang ditulis oleh Syaikh Ibrahim bin Shalih bin Shabir Al-Maghdzawi.

Allah SWT dalam surat Ali Imran ayat 134 juga menyebut bahwa sikap memaafkan kesalahan orang lain merupakan salah satu ciri orang yang bertakwa. Allah berfirman,

الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya: “(yaitu) orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan,”

Melalui informasi ini, semoga kita semua bisa sama-sama mulai melatih diri menjadi orang yang pemaaf sesuai dengan hadits tentang memaafkan kesalahan orang lain dan dalil Al-Qur’an lainnya ya, sahabat hikmah. Aamiin.

(rah/lus)



Sumber : www.detik.com

5 Doa Kesembuhan untuk Orang Sakit Sesuai Sunnah Nabi SAW



Jakarta

Saat mendengar keluarga, kerabat terdekat atau orang lain terjangkit penyakit, ada baiknya bagi kita untuk mendoakan kesembuhan bagi mereka. Nabi SAW bahkan mengajarkan sejumlah doa yang bisa dipanjatkan untuk orang sakit melalui sabdanya.

Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam buku Fiqih Doa & Dzikir Jilid 2 menyebutkan perhatian yang dapat dilimpahkan terhadap orang yang sedang sakit, di antaranya dengan menjenguk serta mendoakan kepulihan baginya.

Hal seperti ini Rasulullah SAW katakan dalam riwayat Abu Hurairah sebagai salah satu hak seorang muslim dari muslim lainnya. Beliau SAW bersabda:


“Hak seorang muslim atas Muslim lainnya ada enam; Apabila engkau bertemu dengannya berilah salam atasnya, apabila dia mengundangmu maka penuhi undangannya, apabila dia minta nasihatmu maka nasihatilah dia, apabila dia bersin dan memuji Allah SWT maka doakanlah, apabila dia sakit maka jenguklah, dan apabila dia meninggal maka ikuti jenazahnya.” (HR Muslim)

Setidaknya, menjenguk menjadi cara untuk menunjukkan rasa empati, menenagkan dan meringankan sebagian urusan mereka. Di sisi lain, mendatangi orang yang sakit memiliki keutamaan sebagaimana yang Nabi SAW tuturkan dalam hadits dari Abu Hurairah:

“Barang siapa menjenguk orang sakit atau mengunjungi saudaranya karena Allah SWT, niscaya akan diseru oleh penyeru, ‘Sungguh engkau telah baik dan baik pula perjalananmu, dan engkau telah menyiapkan tempat di surga.” (HR Tirmidzi)

Adab Muslim terhadap Orang yang Sakit

Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar mengemukakan adab yang dicontohkan Rasul SAW dan para sahabat kepada orang yang sakit, yakni mendoakan mereka.

Ibnu Abbas meriwayatkan sebuah hadits, ia berkata: “Sesungguhnya Nabi SAW masuk ke rumah seorang Arab Badui untuk menjenguknya. Adapun beliau apabila masuk ke tempat orang sakit untuk menengoknya, maka beliau mengucapkan, ‘ Tidak mengapa, pembersih insya Allah.’

Lelaki Badui mengatakan, ‘Engkau mengatakan pembersih? Sekali-kali tidak, bahkan ia adalah demam yang menggoncang pada orang tua renta yang hampir masuk kubur.’ Maka Nabi SAW berkata, ‘Baiklah kalau begitu,” (HR Bukhari)

Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr menjelaskan makna ‘pembersih’ yang Rasulullah SAW katakan, maksudnya penyakit menjadi pembersih bagi seseorang atas dosa-dosanya.

Selain itu, adab lain terhadap orang sakit ketika menjenguknya adalah dengan menyanjung kebaikannya agar timbul prasangka baik kepada Allah SWT.

Sebagaimana dalam sebuah atsar, Ibnu Abbas pernah mengatakan suatu hal kepada Umar bin Khaththab yang kala itu menjabat khalifah dan tertimpa sakit karena ditikam. Ibnu Abbas berkata:

“Wahai Amirul Mukminin, tiada beban atas hal tersebut, sesunggunya engkau telah menemani Rasulullah SAW dan ternyata engkau menemaninya dengan baik, kemudian beliau berpisah denganmu dalam keadaan ridha kepadamu.

Lanjut Ibnu Abbas, “Kemudian engkau menemani kaum muslim dan ternyata engkau perlakukan mereka dengan baik. Jikalau engkau meninggalkan mereka, engkau benar-benar meninggalkan mereka dalam keadaan ridha kepadamu, (hingga akhir)”

Umar bin Khaththab menjawab, “Hal tersebut merupakan anugerah dari Allah SWT.”

Doa untuk Orang Sakit

Masih dalam kitab Al-Adzkar, Imam Nawawi menyebutkan sejumlah doa untuk orang sakit yang pernah Nabi SAW panjatkan:

Doa untuk Orang Sakit Versi Kesatu

اللَّهُمَّ رَبِّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِ ، أَنْتَ الشَّافِيْ لَا شِفَاءَ إِلَّا شِفَاؤُكَ شِفَاء لَا يُغَادِرُ سَقَماً

Allaahuma rabbin naas, adzhibil ba’sasyfii, antasy syaafi laa syifaa-a illaa syifaa-uka syifaa-an laa yughaadiru saqamaa

Artinya: “Ya Allah, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakit ini, sembuhkanlah. Engkaulah Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan selain kesembuhan-Mu, kesembuhan yang tidak meninggalkan penyakit.”

Doa untuk Orang Sakit Versi Kedua

اللَّهُمَّ اشْفِ عَبْدَكَ يَنْكَأُ لَكَ عَدُوّاً أَوْ يَمْشِيْ لَكَ إِلَى صَلَاةٍ

Allaahummasy fii ‘abdaka yanka-u laka ‘aduwwan au yamsyii laka ilaa shalaatin

Artinya: “Ya Allah, sembuhkanlah hamba-Mu ini, sehingga dia bisa menyembuhkan musuh untuk-Mu atau dapat berjalan untuk menunaikan shalat.”

Doa untuk Orang Sakit Versi Ketiga

اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ أَجَلِيْ قَدْ حَضَرَ فَأَرِحْنِي وَإِنْ كَانَ مُتَأَخِّراً فَارْفَعْنِيْ وَإِنْ كَانَ بَلَاء فَصَبِّرْنِي

Allaahumma in kaana ajalii qad hadlara fa arihnii wa in kaana mutaakhkhiran far fa’nii wa in kaana balaa-an fashabbirnii

Artinya: “Ya Allah, jika ajalku telah tiba, maka senangkanlah aku, jika ajalku masih lama, maka angkatlah penyakit ini, dan jika memang ini adalah sebuah musibah, maka anugerahkanlah kesabaran untukku.”

Doa untuk Orang Sakit Versi Keempat

أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ أَنْ يَشْفِيَكَ (٧x)

As’alullaaha al-‘adzhiima rabbal ‘arsyil ‘adzhiimi an yasyfiyaka (7x)

Artinya: “Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Rabb Arsy yang Agung, untuk menyembuhkanmu.”

Doa untuk Orang Sakit Versi Kelima

بِسْمِ اللهِ تُرْبَةُ أَرْضِنَا بِرِيْقَةِ بَعْضِنَا، يُشْفَى سَقِيْمُنَا، بِإِذْنِ رَبِّنَا

Bismillahi turbatu ardhinaa biriiqati ba’dhinaa yusyfaa saqiimunaa bi-idzni rabbinaa

Artinya: “Dengan nama Allah, tanah bumi kita, dengan ludah sebagian kita disembuhkan orang sakit kita dengan izin Rabb kita.”

Demikian 5 bacaan doa untuk orang sakit agar lekas sembuh, semoga bermanfaat!

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com