Category Archives: Doa Hadits

Doa Berlindung dari Azab dan Fitnah Kubur Sesuai Sunnah Rasulullah SAW



Jakarta

Setiap orang beriman tentu ingin merasakan ketenangan ketika masuk ke alam kubur saat telah meninggal dunia. Ada doa yang bisa diamalkan agar terhindar dari azab dan fitnah kubur.

Setiap manusia yang meninggal dunia akan memasuki alam kubur. Di sini akan ada balasan sesuai amal perbuatan.

Bagi orang-orang yang beriman akan diberi balasan kebaikan di alam kubur sampai hari akhir tiba. Namun bagi orang zalim akan mendapatkan azab kubur yang pedih.


Mengutip buku Kekalkah Kita di Alam Akhirat? oleh Rizem Aizid, dijelaskan alam kubur kerap disebut juga sebagai alam barzah, artinya pemisah antara kehidupan dunia dan akhirat. Semua manusia akan melewati fase ini usai kematian.

Doa Berlindung dari Azab Kubur

Di alam kubur, manusia akan dihampiri dua malaikat utusan Allah SWT yakni Munkar dan Nakir yang bertugas memberi pertanyaan. Jika pertanyaan ini tidak bisa dijawab maka manusia itu akan mendapatkan azab kubur.

Sebagaimana dalam hadits dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda:

“Seorang hamba, jika telah dimasukkan ke dalam kubur dan ditinggalkan oleh handai taulannya, ia dapat mendengar suara sendal mereka. Jika mereka telah pergi, dua malaikat mendatanginya, mendudukkannya dan bertanya, ‘Apa komentarmu tentang lelaki bernama Muhammad?’ Jika ia mukmin, ia berkata, ‘Aku bersaksi bahwa ia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya.’ Jika ia kafir atau munafik, ia menjawab, ‘Aku tidak tahu. Aku hanya mengatakan apa yang orang-orang katakan tentang dia’. Lalu ada seruan, ‘Kamu tidak tahu dan tidak mengikutinya.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud & an-Nasa’i)

Mengutip buku At-Tadzkirah Jilid 1 Bekal Menghadapi Kehidupan Abadi oleh Imam Syamsuddin Al-Qurthubi, ada doa yang bisa dibaca agar terhindar dari azab kubur. Doa ini diajarkan oleh Rasulullah SAW.

An-Nasat telah meriwayatkan dari Aisyah Radhiyallahu Anha, bahwa dia berkata, “Rasulullah SAW pernah masuk menemuiku. Pada waktu itu ada seorang wanita Yahudi di sisiku. Wanita itu berkata, “Sesungguhnya kalian akan mengalami fitnah dalam kubur.” Maka dengan nada ketakutan Rasulullah SAW membantah, “Bahkan orang Yahudi yang akan terkena fitnah.”

Kata Aisyah Radhiyallah Anha, “Beberapa malam kami menunggu, kemudian Rasulullah pun berkata, “Apakah kamu merasakan telah turunnya wahyu kepadaku, bahwa kalian memang akan mengalami fitnah (ujian) dalam kubur?”

Aisyah berkata, “Maka aku mendengar Rasulullah meminta perlindungan dari azab kubur.”

Para ulama terkemuka telah meriwayatkan dari Asma Radhiyallalu Anha, dari Nabi SAW bahwa beliau bersabda, “Sesungguhnya telah diwahyukan kepadaku, bahwa kamu sekalian akan mengalami fitnah (ujian) dalam kubur mendekati -atau seperti- fitnah dajjal.”

Perawi berkata, “Saya tidak tahu, mana di antara kata “mendekati” atau “seperti” yang diucapkan Asma’.

Asma berkata, “Seorang dari kamu sekalian didatangi lalu ditanya, “Apa yang kamu ketahui tentang orang ini?” Adapun orang yang beriman atau orang yang yakin, akan menjawab, “Dia adalah Muhammad Rasul Allah, dia telah datang kepada kami membawa keterangan-keterangan dan petunjuk, maka kami memenuhi dan mematuhi (seruannya),” demikianlah dia ditanya seperti itu sampai tiga kali.

Kemudian dikatakan kepadanya, “Tidurlah, kami telah tahu, bahwa kamu benar-benar beriman kepadanya, maka tidurlah baik-baik.”

Adapun orang munafik atau orang yang ragu-ragu, -kata perawi, “Saya tidak tahu mana yang diucapkan Asma’- maka dia menjawab, “Saya tidak tahu. Saya dengar orang-orang mengatakan sesuatu, lalu aku mengatakannya pula.” (Lafazh hadits ini menurut Muslim).

Al-Bukhari juga telah meriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dia berkata, “Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam telah berdoa,

اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِجَهَنَّمَ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ

Bacaan latin: Allaahumma inni a’uudzubika min ‘adzaabil qabri wa min ‘adzaabinnaari jahannama wa min fitnatil mahyaa wal mamaati wa min fitnatil masiihid dajjaal.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari azab Jahannam, azab kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, dan dari keburukan fitnah Dajjal.” (HR Bukhari dan Muslim).

Doa ini bisa dibaca setiap saat, misalnya setelah selesai sholat fardhu. Semoga kita senantiasa diberi nikmat iman Islam sehingga mendapatkan lindungan Allah dari azab dan fitnah kubur.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Zikir Hari Jumat Penuh Keutamaan yang Dianjurkan Rasulullah



Jakarta

Zikir hari Jumat merupakan salah satu amalan yang dianjurkan Rasulullah SAW. Amalan ini bisa dikerjakan mulai sebelum salat Subuh hingga menjelang salat Maghrib.

Anjuran berzikir termaktub dalam Al-Qur’an surah Al Ahzab ayat 41-42. Allah SWT berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ ٤١ وَّسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَّاَصِيْلًا ٤٢


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya dan bertasbihlah kepada-Nya pada waktu pagi dan petang.”

Dalam Kitab Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi terdapat sebuah hadits yang diriwayatkan dalam Kitab Ibnu Sunni yang menyebut anjuran berzikir pada hari Jumat. Dari Anas RA, dari Rasulullah SAW beliau bersabda,

“Siapa saja pada paginya hari Jumat, sebelum salat Subuh yang membaca:

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْه

Astaghfirullaahal adzim alladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul wayyuumu wa atuubu ilaih

‘Aku memohon ampun kepada Allah, Yang tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Yang Maha menghidupkan, dan aku bertobat kepadanya.’

Dibaca tiga kali, maka dosa-dosanya diampuni meskipun sebanyak buih lautan.”

Selain itu, Imam an-Nawawi mengatakan, disunnahkan memperbanyak berdoa pada seluruh waktu hari Jumat, mulai dari terbitnya matahari sampai terbenamnya matahari dengan harapan memperoleh waktu mustajab untuk berdoa.

Selain menganjurkan untuk zikir hari Jumat, Rasulullah SAW juga menganjurkan untuk membaca surah Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Nas pada hari Jumat. Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa setelah salat Jumat membaca ‘Qul huwallahu Ahad (Al Ikhlas), Qul a’udzu birabbil-falaq (Al Falaq), dan Qul a’udzu birabbin-nas (An Nas)’ sebanyak tujuh kali, maka Allah akan melindunginya dari keburukan hingga Jumat mendatang.”

Para ulama Syafi’iyah mengatakan hukum membaca surah Al Ikhlas, Al Falaq, dan An Nas sebanyak tujuh kali setelah Jumatan adalah sunnah.

Waktu Mustajab di Hari Jumat

Terdapat satu waktu mustajab untuk berdoa pada hari Jumat atau yang disebut sa’atul ijabah. Para ulama berbeda pendapat mengenai waktu ini.

Menurut suatu pendapat sebagaimana dikatakan Imam an-Nawawi dalam Kitab Induk Doa-nya, waktu tersebut terletak sesudah fajar terbit dan sebelum matahari terbit. Ada juga yang berpendapat bahwa waktu tersebut terletak sesudah matahari tergelincir dari tengah.

Sementara itu, menurut suatu pendapat yang shahih, waktu tersebut terletak di antara imam duduk di atas mimbar hingga ia bersalam dari salatnya, sebagaimana dikatakan Imam an-Nawawi dalam Kitab Syarah Riyadhus Shalihin.

Dari Abu Hurairah RA, ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW membicarakan hari Jumat lalu beliau bersabda,

“Pada hari itu ada waktu yang apabila seorang hamba muslim menepati waktu itu dalam keadaan salat lalu ia mohon sesuatu kepada Allah, niscaya Allah mengabulkan permohonannya.” Dan beliau memberi isyarat dengan tangannya untuk menunjukkan sebentarnya waktu tersebut. (HR Muttafaq ‘Alaih)

Hal ini turut diriwayatkan Abu Burdah bin Abu Musa al-Asy’ari RA, ia berkata bahwa Abdullah bin Umar RA bertanya,

“Apakah kau pernah mendengar ayahmu menceritakan waktu yang istimewa pada hari Jumat dari Rasulullah SAW?” Abu Burdah menjawab, “Ya, aku pernah mendengar ayah berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, ‘Waktu tersebut ada di antara duduknya imam hingga selesai salat.'” (HR Muslim dalam Shahih-nya)

(kri/rah)



Sumber : www.detik.com

4 Doa Masuk Masjid, Dibaca agar Bisa Fokus Ibadah



Jakarta

Ketika seorang muslim hendak memasuki masjid, Nabi SAW ajarkan untuk membaca doa terlebih dahulu agar dapat fokus beribadah dan tak ada gangguan. Bagaimana doanya?

Telah diketahui bahwa setan memang berniat untuk mengganggu manusia dari menyembah dan beribadah kepada Allah SWT. Alangkah baiknya para hamba senantiasa memohon perlindungan-Nya dari godaan-godaan tersebut.

Seperti halnya saat seseorang pergi ke masjid untuk menunaikan ibadah seperti sholat, mengaji, hingga i’tikaf. Sudah pasti setan akan mengusiknya. Untuk itu sepatutnya dia berdoa ketika berangkat, masuk, dan saat berada di masjid.


Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam buku Fiqih Doa & Dzikir Jilid 2 mengemukakan, karena mereka yang masuk masjid ingin meraih rahmat untuk menggapai akhirat dengan berbagai ibadah yang dikerjakan, maka hendaknya ia melafalkan doa terlebih dahulu.

Menurutnya pula, setan sangat antusias terhadap manusia ketika memasuki masjid. Ia akan menghalangi orang untuk sholat, dan menjadikan berkurangnya kebaikan dari sholat itu. Serta berencana apa pun supaya rahmat Allah SWT tak didapatkan seseorang.

Sebagaimana sabda Nabi SAW, “Sungguh setan duduk untuk anak keturunan Adam di semua jalannya.” (HR Nasa’i) Maksudnya, setan akan ada di setiap jalan yang dilalui seluruh umat manusia, baik di jalan menuju kebaikan atau keburukan

Doa Masuk Masjid

Imam Nawawi dalam kitab Al-Adzkar menyebutkan sejumlah doa masuk masjid https://www.detik.com/tag/doa-masuk-masjid yang disyariatkan Rasulullah SAW.

Doa Masuk Masjid Versi Kesatu

أَعُوذُ بِاللَّهِ الْعَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ؛ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

A’uudzu billaahil ‘adzhiimi wa biwajhihil kariimi wa sulthaanihil qadiimi minasy syaithaanir rajiim, alhamdulillah, Allahumma shalli wa sallim ‘ala muhaammadin wa ‘ala aali muhammadin, Allahummaghfir lii dzunuubii waftah lii abwaaba rahmatika

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, kepada Zat-Nya Yang Maha Mulia dan kepada kekuasaan-Nya Yang Maha Dahulu dari setan yang terkutuk. Segala puji bagi Allah. Ya Allah, limpahkanlah salawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah untukku semua pintu rahmat-Mu.”

Doa Masuk Masjid Versi Kedua

اللَّهُمَّ افْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

Allahummaftah lii abwaaba rahmatika

Artinya: “Ya Allah, bukakanlah untukku semua pintu rahmat-Mu.” (HR Abu Dawud, Nasa’i, & Ibnu Majah, dari Abu Usaid)

Doa Masuk Masjid Versi Ketiga

باسْمِ اللَّهِ ، اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ

Bismillahi allahumma shalli ‘ala muhammad

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, ya Allah, limpahkanlah shalawat kepada Nabi Muhammad.” (HR Ibnu Sinni, dari Anas bin Malik)

Doa Masuk Masjid Versi Keempat

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَافْتَحْ لِي أَبْوابَ رَحْمَتِكَ

Allahummaghfir lii waftah lii abwaaba rahmatika

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku, bukakanlah untukku semua pintu rahmat-Mu.” (HR Ibnu Sinni, Tirmidzi, & Ibnu Majah, dari Abdullah bin Hasan)

Anjuran Berdzikir di Dalam Masjid

Selain berdoa saat hendak memasukinya, Imam Nawawi dalam bukunya menyebutkan dianjurkan pula untuk memperbanyak dzikir kepada Allah SWT ketika berada di dalam masjid. Dzikir yang bisa dilafalkan adalah tasbih, tahlil, tahmid, takbir, atau lainnya.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat An-Nur ayat 36: “Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan petang.”

Disunnahkan pula untuk membaca atau mengaji Al-Qur’an di dalam masjid, sesuai sabda Nabi SAW riwayat Anas bin Malik:

“Rasulullah SAW pernah bersabda kepada orang Badui yang kencing di dalam masjid, ‘Sesungguhnya masjid ini tidak layak bagi sesuatu pun dari air seni dan tidak pula bagi kotoran (lainnya). Sesungguhnya masjid-masjid ini hanyalah untuk berdzikir kepada Allah (sholat) dan membaca Al-Qur’an.” (HR Muslim)

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

15 Doa Mustajab Para Nabi yang Diabadikan dalam Al-Qur’an



Jakarta

Doa mustajab yang pernah dipanjatkan para nabi dan rasul tercantum dalam ayat-ayat Al-Qur’an, dengan begitu kaum muslim bisa dengan mudah mengamalkannya. Berikut sejumlah bacaan doanya!

Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam buku Fiqih Doa & Dzikir Jilid 2 menjelaskan mengapa Allah SWT mencatat doa para nabi dalam Al-Qur’an. Menurutnya, Dia melakukan demikian agar hamba-Nya yang beriman dapat mengetahui cara yang lurus dan benar saat berdoa dan bermunajat kepada-Nya.

Alasan lainnya supaya manusia mempelajari bacaan dan sifat doa para nabi, adab berdoa mereka, hingga kesempurnan penyandaran doa hanya kepada Allah SWT.


Lebih lanjut, Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr mengemukakan, “Barang siapa meneladani para nabi dalam hal itu, niscaya Allah SWT akan membantunya sebagaimana Dia telah membantu mereka, dan menyelamatkannya sebagaimana Dia telah menyelamatkan mereka.”

Diketahui bahwa Allah SWT mengabulkan doa-doa yang diucapkan para nabi dan rasul-Nya itu, sehingga ada baiknya bagi kaum muslim untuk mengambil hikmah bahkan mengamalkan bacaan doa mereka.

Doa-doa Para Nabi dalam Al-Qur’an

Di antara banyaknya doa para nabi dalam Al-Qur’an, berikut beberapa doa yang bisa diamalkan umat Islam sesuai keadaan dan kondisi masing-masing, yang dinukil dari buku Fiqih Doa & Dzikir Jilid 2, dan buku Tafsir dan Makna Doa-Doa susunan Syaikh Bakar Abdul Hafizh Al-Khulaifat:

1. Doa Nabi Adam AS

رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

Latin: rabbanā ẓalamnā anfusanā wa illam tagfir lanā wa tarḥamnā lanakūnanna minal-khāsirīn(a).

Artinya: “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS Al-A’raf: 23)

2. Doa Nabi Nuh AS (1)

رَبِّ اِنِّيْٓ اَعُوْذُ بِكَ اَنْ اَسْـَٔلَكَ مَا لَيْسَ لِيْ بِهٖ عِلْمٌ ۗوَاِلَّا تَغْفِرْ لِيْ وَتَرْحَمْنِيْٓ اَكُنْ مِّنَ الْخٰسِرِيْنَ

Latin: rabbi innī a’ūżu bika an as’alaka mā laisa lī bihī ‘ilm(un), wa illā tagfir lī wa tarḥamnī akum minal-khāsirīn(a).

Artinya: “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu untuk memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui (hakikatnya). Kalau Engkau tidak mengampuniku dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku termasuk orang-orang yang merugi.” (QS Hud: 47)

3. Doa Nabi Nuh AS (2)

بِسْمِ اللّٰهِ مَجْرٰ۪ىهَا وَمُرْسٰىهَا ۗاِنَّ رَبِّيْ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ

Latin: bismillāhi majrêhā wa mursāhā, inna rabbī lagafūrur raḥīm(un).

Artinya: “Dengan (menyebut) nama Allah pada waktu berlayar dan berlabuhnya! Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Hud: 41)

4. Doa Nabi Nuh AS (3)

الْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ نَجّٰىنَا مِنَ الْقَوْمِ الظّٰلِمِيْنَ

Latin: Alḥamdu lillāhil-lażī najjānā minal-qaumiẓ-ẓālimīn(a).

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari kaum yang zalim.” (QS Al-Mu’minun: 28)

5. Doa Nabi Nuh AS (4)

رَّبِّ اَنْزِلْنِيْ مُنْزَلًا مُّبٰرَكًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِيْنَ

Latin: rabbi anzilnī munzalam mubārakaw wa anta khairul-munzilīn(a).

Artinya: “Wahai Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang diberkahi dan Engkau adalah sebaik-baik pemberi tempat.” (QS Al-Mu’minun: 29)

6. Doa Nabi Ibrahim AS (1)

رَبَّنَآ اِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نُخْفِيْ وَمَا نُعْلِنُۗ وَمَا يَخْفٰى عَلَى اللّٰهِ مِنْ شَيْءٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِى السَّمَاۤءِ

Latin: Rabbanā innaka ta’lamu mā nukhfī wa mā nu’lin(u), wa mā yakhfā ‘alallāhi min syai’in fil-arḍi wa lā fis-samā'(i).

Artinya: “Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau mengetahui apa yang kami sembunyikan dan apa yang kami tampakkan. Tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang ada di bumi maupun yang ada di langit.” (QS Ibrahim: 38)

7. Doa Nabi Ibrahim AS (2)

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ وَهَبَ لِيْ عَلَى الْكِبَرِ اِسْمٰعِيْلَ وَاِسْحٰقَۗ اِنَّ رَبِّيْ لَسَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ ، رَبِّ اجْعَلْنِيْ مُقِيْمَ الصَّلٰوةِ وَمِنْ ذُرِّيَّتِيْۖ رَبَّنَا وَتَقَبَّلْ دُعَاۤءِ ، رَبَّنَا اغْفِرْ لِيْ وَلِوَالِدَيَّ وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ يَوْمَ يَقُوْمُ الْحِسَابُ

Latin: Al-ḥamdu lillāhil-lażī wahaba lī ‘alal-kibari ismā’īla wa isḥāq(a), inna rabbī lasamī’ud-du’ā'(i). Rabbij’alnī muqīmaṣ-ṣalāti wa min żurriyyatī, rabbanā wa taqabbal du’ā'(i). Rabbanagfir lī wa liwālidayya wa lil-mu’minīna yauma yaqūmul-ḥisāb(u).

Artinya: Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua(-ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (memperkenankan) doa. Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan sebagian anak cucuku orang yang tetap melaksanakan salat. Ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami, ampunilah aku, kedua orang tuaku, dan orang-orang mukmin pada hari diadakan perhitungan (hari Kiamat).” (QS Ibrahim: 39-41)

8. Doa Nabi Luth AS

رَبِّ نَجِّنِيْ وَاَهْلِيْ مِمَّا يَعْمَلُوْنَ

Latin: Rabbi najjinī wa ahlī mimmā ya’malūn(a).

Artinya: “Wahai Tuhanku, selamatkanlah aku dan keluargaku dari apa yang mereka perbuat.” (QS Asy-Syuara: 169)

9. Doa Nabi Yusuf AS

رَبِّ قَدْ اٰتَيْتَنِيْ مِنَ الْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِيْ مِنْ تَأْوِيْلِ الْاَحَادِيْثِۚ فَاطِرَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ اَنْتَ وَلِيّٖ فِى الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِۚ تَوَفَّنِيْ مُسْلِمًا وَّاَلْحِقْنِيْ بِالصّٰلِحِيْنَ

Latin: Rabbi qad ātaitanī minal-mulki wa ‘allamtanī min ta’wīlil-aḥādīṡ(i), fāṭiras-samāwāti wal-arḍ(i), anta waliyyī fid-dun-yā wal-ākhirah(ti), tawaffanī muslimaw wa alḥiqnī biṣ-ṣāliḥīn(a).

Artinya: “Tuhanku, sungguh Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebagian kekuasaan dan telah mengajarkan kepadaku sebagian takwil mimpi. (Wahai Tuhan) pencipta langit dan bumi, Engkaulah pelindungku di dunia dan di akhirat. Wafatkanlah aku dalam keadaan muslim dan gabungkanlah aku dengan orang-orang saleh.” (QS Yusuf: 101)

10. Doa Nabi Musa AS

رَبِّ اشْرَحْ لِيْ صَدْرِيْ وَيَسِّرْ لِيْٓ اَمْرِيْ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّنْ لِّسَانِيْ يَفْقَهُوْا قَوْلِيْ وَاجْعَلْ لِّيْ وَزِيْرًا مِّنْ اَهْلِيْ هٰرُوْنَ اَخِى اشْدُدْ بِهٖٓ اَزْرِيْ وَاَشْرِكْهُ فِيْٓ اَمْرِيْ كَيْ نُسَبِّحَكَ كَثِيْرًا وَّنَذْكُرَكَ كَثِيْرًا اِنَّكَ كُنْتَ بِنَا بَصِيْرًا

Latin: Qāla rabbisyraḥ lī ṣadrī. Wa yassir lī amrī. Waḥlul ‘uqdatam mil lisānī. Yafqahū qaulī. Waj’al lī wazīram min ahlī. Hārūna akhī. Usydud bihī azrī. Wa asyrik-hu fī amrī. Kai nusabbiḥaka kaṡīrā(n). Wa nażkuraka kaṡīrā(n). Innaka kunta binā baṣīrā(n).

Artinya: “Wahai Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari lidahku agar mereka mengerti perkataanku. Jadikanlah untukku seorang penolong dari keluargaku, (yaitu) Harun, saudaraku. Teguhkanlah kekuatanku dengannya, dan sertakan dia dalam urusanku (kenabian) agar kami banyak bertasbih kepada-Mu, dan banyak berzikir kepada-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Melihat (keadaan) kami.” (QS Thaha: 25-35)

11. Doa Nabi Sulaiman AS

رَبِّ اَوْزِعْنِيْٓ اَنْ اَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِيْٓ اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلٰى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضٰىهُ وَاَدْخِلْنِيْ بِرَحْمَتِكَ فِيْ عِبَادِكَ الصّٰلِحِيْنَ

Latin: rabbi auzi’nī an asykura ni’matakal-latī an’amta ‘alayya wa ‘alā wālidayya wa an a’mala ṣāliḥan tarḍāhu wa adkhilnī biraḥmatika fī ‘ibādikaṣ-ṣāliḥīn(a).

Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku (ilham dan kemampuan) untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai. (Aku memohon pula) masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS An-Naml: 19)

12. Doa Nabi Yunus AS

لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ

Latin: Lā ilāha illā anta subḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn(a)

Artinya: “Tidak ada tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.” (QS Al-Anbiya: 87)

13. Doa Nabi Muhammad SAW (1)

حَسْبِيَ اللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ ۗ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ

Latin: Hasbiyallāhu lā ilāha illā huw(a), ‘alaihi tawakkaltu wa huwa rabbul-‘arsyil-‘aẓīm(i).

Artinya: “Cukuplah Allah bagiku. Tidak ada tuhan selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan pemilik ‘Arasy (singgasana) yang agung.” (QS At-Taubah: 129)

14. Doa Nabi Muhammad SAW (2)

رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا

Latin: rabbi zidnī ‘ilmā(n)

Artinya: “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku.” (QS Thaha: 114)

15. Doa Nabi Muhammad SAW (3)

رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰحِمِيْنَ

Latin: rabbigfir warḥam wa anta khairur-rāḥimīn(a).

Artinya: “Ya Tuhanku, berilah ampunan dan rahmat. Engkaulah sebaik-baik pemberi rahmat.” (QS Al-Mu’minun: 118)

Demikian 15 doa mustajab para nabi dan rasul di antara banyaknya doa lain dalam Al-Qur’an, semoga bisa diamalkan ya!

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Agar Dijauhkan dari Sifat Pelupa, Yuk Baca Setiap Hari!



Jakarta

Manusia adalah makhluk yang lemah. Ia diciptakan dengan banyak kekurangan, di samping kesempurnaannya sebagai khalifah di muka bumi. Salah satu sifat lemahnya yakni pelupa.

Oleh karenanya, Allah SWT melimpahkan kenikmatan pada manusia dengan wujud daya ingat. Daya ingat ini yang membantu manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari mulai dari bangun tidur hingga kembali tidur.

Sayangnya, manusia tidak bisa menutupi kelemahannya. Perlu pertolongan dari Allah untuk mengurangi sifat pelupa tersebut. Ada doa yang bisa dibaca agar dijauhkan dari sifat pelupa.


Doa Dijauhkan dari Sifat Lupa

Rasulullah selalu mengajarkan pada keluarga, sahabat, dan umatnya untuk selalu memanjatkan doa pada Allah apabila menemui kesulitan karena hanya hanya Allah Sang Penolong. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits berikut ini,

Utsman ibn Abi al-Ash berkata, “Aku mendatangi Rasulullah SAW seraya mengadu, ‘Wahai Rasulullah, aku dulu termasuk orang yang memiliki ingatan paling kuat. Namun, ada sesuatu yang masuk ke dalam diriku sehingga sebagian ingatanku hilang’.

Kemudian beliau meletakkan tangannya di atas dadaku sambil mengucapkan,

اللهم أخرج عنه أصييط نة

Artinya: ‘Ya Allah, keluarkanlah setan darinya.’

Maka, Allah pun melenyapkan sifat pelupa dari diriku.”

Dikutip dari Rahasia Doa Mustajab oleh Ibn Qayyim dan Ibn Athaillah, Nabi Muhammad SAW juga mengajarkan umatnya untuk membaca doa berikut setiap hari.

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ نَفْسِيْ مُطْمَئِنَّةً، تُؤْمِنُ بِلِقَائِكَ، وَتَرْضَى بِقَضَائِكَ

Arab-Latin: Allâhumma ij’al nafsî muthmainnatan, tu’minu bi liqâika wa tardlâ bi qadlâika).

Artinya: “Ya Allah, jadikan jiwa kami menjadi tenang, beriman akan adanya pertemuan dengan-Mu, dan rela atas garis yang Engkau tentukan.”

Setelah saran dari Rasulullah tersebut dibaca tiga kali sehari, pemuda tersebut mengaku, “Setelah saya membaca itu, saya tidak pernah lupa tentang apapun.”

(Lihat Habib Zain bin Ibrâhîm bin Sumaith, Al-Manhajus Sâwî, Dârul Ilmi wad Da’wah, [Hadramaut, 2005], halaman 234).

Membaca Surat Al Baqarah Ayat 286

Selain membaca doa yang diajarkan Rasulullah SAW, bisa juga membaca surat Al-Baqarah ayat 286,

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ

Artinya: Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa,) “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah.

Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.”

Dijelaskan bahwa doa ini merupakan sebuah permohonan agar terhindar dari siksa neraka bila kita melakukan suatu perbuatan dosa tanpa unsur kesengajaan atau lupa.

Jejen Musfah dan Anis Masykhur dalam buku Doa Ajaran Ilahi memaparkan bahwa menurut riwayat Al-Baghawy, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Dua ayat terakhir dari surat Al Baqarah, apabila seseorang membacanya di malam hari, maka terpeliharalah ia dari segala macam bencana,” (Tafsir Al-Khazin, I:26).

Selain hadits tersebut, banyak sekali riwayat yang menjelaskan hikmah membaca doa dengan ayat ini. Di antaranya adalah hadits yang diriwayatkan dari Abu Dzar Al-Ghifari, ia berkata: Bahwasannya Nabi Muhammad SAW bersabda, “Dua ayat terakhir dari surat Al Baqarah diambil dari tempat bawah ‘Arasy (singgasana) Tuhan.”

Sementara dalam riwayat Al Hakim, disebutkan: “Orang yang tidak membacanya (dua ayat tersebut) selama tiga hari, maka setan akan mendekatinya.”

Adapun dalam kitab Shahihain, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Telah turun Jibril kepadaku, dan berkata dengan membawa perintah Tuhan, “Aku memberikan kabar gembira dengan adanya dua Nur yang aku berikan kepadamu dan belum pernah aku berikan kepada nabi-nabi sebelum mu. (Yakni) fatihat al-kitab dan penutup surat Al Baqarah,” (HR Bukhari dan Muslim).

Dilihat dari sisi materinya, doa ini merupakan bentuk pengakuan manusia sebagai makhluk yang pelupa, mudah melakukan kesalahan, dan makhluk yang sangat lemah.

Lupa merupakan sifat anak cucu Adam. Oleh karena itu bila kita melanggar perintah Allah, melakukan suatu dosa, mengerjakan perbuatan haram tanpa adanya unsur kesengajaan (lupa), maka kita diharuskan cepat-cepat memohon ampun kepada-Nya.

Doa ini baik dibaca di waktu pagi dan sore hari, sebab doa ini merupakan penangkal segala kekurangan manusia yang memungkinkan dapat merusak ajaran Allah.

Selain itu, doa ini merupakan bentuk permohonan agar Allah tidak memberikan beban yang berat yang kita tidak sanggup memikulnya.

Demikian bacaan doa untuk memohon dijauhkan dari sifat pelupa. Sifat pelupa ini dapat mengganggu dan menghambat kegiatan sehari-hari. Doa ini bisa menjadi amalan yang dikerjakan setiap hari.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Ziarah Kubur Lengkap Arab, Latin, dan Artinya



Jakarta

Ziarah kubur menjadi salah satu tradisi masyarakat Indonesia menjelang Ramadhan. Saat melakukan ziarah umat Islam bisa membaca doa ziarah kubur untuk kebaikan si mayat.

Mengutip buku A-Z Ziarah Kubur dalam Islam karya Firman Arifandi, secara etimologi kata ziarah berasal dari bahasa Arab zaara-yazuuru-ziyarotan yang artinya berkehendak mendatangi atau berkunjung ke suatu tempat.

Adapun, menurut istilah ziarah kubur adalah mengunjungi kuburan dari kerabat, kawan, saudara, atau siapa pun baik kuburan yang muslim atau kafir. Umumnya, ziarah kubur ini dilakukan untuk mendoakan orang yang meninggal.


Hukum Ziarah Kubur

Badruddin Hasyim Subky dalam bukunya Misteri Kedua Belah Tangan dalam Shalat, Zikir, dan Doa menjelaskan mengenai hukum dari ziarah kubur. Rasulullah SAW bersabda,

كُنتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ القُبُور، وَلكِنْ فَرُورُوها، وفى روَايَةٍ – فَمَنْ أَرَادَ أَنْ يَزُورَ القُبُورَ فَلْيَزُرْهَا فَإِنَّهَا تُذكر الأخرة

Artinya: “Aku melarang kalian berziarah kubur, tetapi sekarang silahkan ziarah kubur.” Dalam riwayat lain: “Barang siapa yang hendak ziarah kubur silahkan, karena ziarah kubur dapat mengingatkan akan akhirat.” (HR Muslim)

Masih dalam buku yang sama, dijelaskan pula bahwa ziarah kubur terdiri atas dua macam, yaitu ziarah al-syar’iyah yang dan ziarah bid’ah.

Ziarah al-syar’iyah merupakan ziarah kubur dengan cara mendoakan mayat dan tidak memiliki tujuan lain seperti menyembahnya. Sedangkan ziarah bid’ah merupakan ziarah yang biasa dilakukan oleh orang Yahudi.

Hal tersebut merujuk pada firman Allah SWT dalam surah At Taubah ayat 84,

وَلَا تُصَلِّ عَلٰٓى اَحَدٍ مِّنْهُمْ مَّاتَ اَبَدًا وَّلَا تَقُمْ عَلٰى قَبْرِهٖۗ اِنَّهُمْ كَفَرُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَمَاتُوْا وَهُمْ فٰسِقُوْنَ

Artinya: “Janganlah engkau (Nabi Muhammad) melaksanakan salat untuk seseorang yang mati di antara mereka (orang-orang munafik) selama-lamanya dan janganlah engkau berdiri (berdoa) di atas kuburnya. Sesungguhnya mereka ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik.”

Mengenai ziarah bid’ah ini Rasulullah SAW bersabda,

لَعْنَةُ الله عَلَى اليَهُودِ وَالنَّصَارَى أَتَخَدُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ

Artinya: “..Laknat Allah tertimpa kepada Yahudi dan Nashara karena mereka menjadikan kuburan para Nabi mereka sebagai masjid-masjid”. Beliau mengingatkan (kaum Muslimin) atas perbuatan mereka (Yahudi dan Nashara).”

Masih dalam buku yang sama, Imam Syafi’i juga melarang umat Islam untuk berziarah kubur apabila ada unsur musyriknya, karena khawatir menjadi petaka (fitnah) bagi si mayat di dalam kuburnya, bukan karena najisnya.

Abdurrahman Misno dalam bukunya Mari Ziarah Kubur menjelaskan mengenai hukum asal dari ziarah kubur yang mengalami perubahan. Awalnya ziarah kubur di makruhkan atau di haramkan hal tersebut jika dilakukan dengan hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam.

Namun, saat ini hukum ziarah kubur ialah sunnah untuk dilakukan selama hal tersebut sesuai dengan syariat Islam dan tidak mengandung syirik atau kemusyrikan. Rasulullah SAW bersabda,

لَا تُشَدُّ الرِّجَالُ إِلَّا إِلَى ثَلَاثَةِ مَسَاجِدَ: مَسْجِدِ الْحَرَامِ، وَمَسْجِدِ الْأَقْصَى، وَمَسْجِدِي

Artinya: “Tidakkah diikat pelana unta (tidak dilakukan perjalanan jauh safar) kecuali menuju tiga masjid: Masjidil Haram, Masjid Al-Aqsha, dan masjidku (Masjid Nabawi).” (HR Bukhari)

Disebutkan dalam buku Dialog Lintas Mazhab: Fiqh Ibadah dan Muamalah karya Asmaji Muchtar, menurut pendapat yang lebih shahih, orang yang berziarah kubur dianjurkan untuk berdoa, mengambil pelajaran, dan membaca Al-Qur’an untuk jenazah karena itu bermanfaat bagi jenazah.

Berikut bacaan selengkapnya.

Doa Ziarah Kubur Lengkap

Merangkum detikHikmah, berikut bacaan doa ziarah kubur lengkap.

1. Membaca salam

السَّلامُ عَلَيْكُمْ دَارَ قَوْمٍ مُؤْمِنينَ وَأتاكُمْ ما تُوعَدُونَ غَداً مُؤَجَّلُونَ وَإنَّا إنْ شاءَ اللَّهُ بِكُمْ لاحقُونَ

Arab-latin: Assalamu’alaìkum dara qaumìn mu’mìnîn wa atakum ma tu’adun ghadan mu’ajjalun, wa ìnna ìnsya-Allahu bìkum lahìqun

Artinya : “Assalamuallaikum, hai tempat bersemayam kaum mukmin. Telah datang kepada kalian janji Allah yang sempat ditangguhkan besok, dan kami insyaallah akan menyusul kalian.”

2. Membaca istighfar

أَسْتَغْفِرُ اللهَ العَظِيْمَ اَلَّذِي لآ إِلَهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Arab-latin: Astaghfirullah Hal Adzim Alladzi La ilaha Illa Huwal Hayyul Qoyyumu Wa atubu Ilaihi

Artinya : “Aku mohon ampun kepada Allah yang Maha Agung, yang tiada Tuhan selain Dia Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri Sendiri, dan aku bertaubat kepada-Nya.”

3. Membaca surat Al Fatihah

4. Membaca surat Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas

5. Membaca kalimat tahlil

لَا إِلَهَ إِلَّا اللهَ

Arab-latin: Laailaaha Illallah

Artinya : “Tiada Tuhan selain Allah.”

6. Membaca doa ziarah kubur

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الذُّنُوبِ والْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ

الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّار, وَافْسَحْ لَهُ فِي قَبْرِهِ، ونَوِّرْ لَهُ فِيهِ

Arab-latin: Allahummaghfìrlahu war hamhu wa ‘aafìhìì wa’fu anhu, wa akrìm nuzuulahu wawassì’ madholahu, waghsìlhu bìl maa’ì watssaljì walbaradì, wa naqqìhì, mìnaddzzunubì wal khathaya kamaa yunaqqatssaubul abyadhu mìnad danasì.

Wabdìlhu daaran khaìran mìn daarìhì wa zaujan khaìran mìn zaujìhì. Wa adkhìlhul jannata wa aìdzhu mìn adzabìl qabrì wa mìn adzabìnnaarì wafsah lahu fì qabrìhì wa nawwìr lahu fìhì.

Artinya : “Ya Allah, berilah ampunan dan rahmat kepadanya. Berikanlah keselamatan dan berikanlah maaf kepadanya. Berikanlah kehormatan untuknya, luaskanlah tempat masuknya. Mandikanlah dia dengan air, es, dan embun. Bersihkanlah dia dari kesalahan sebagaimana Engkau bersihkan baju yang putih dari kotoran.”

“Gantikanlah untuknya rumah yang lebih baik dari rumahnya, isteri yang lebih baik dari isterinya. Masukkanlah dia ke dalam surga, berikanlah perlindungan kepadanya dari azab kubur dan azab neraka. Lapangkanlah baginya dalam kuburnya dan terangilah dia di dalamnya.” (HR Muslim)

Doa Ziarah Kubur Pendek

Dalam buku Pintar Doa untuk Anak karya Abu Ezza menjelaskan mengenai doa dan adab saat ziarah kubur, berikut ini doa ziarah kubur:

السَّلامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيار منَ الْمُؤْمِنِينَ والمُسلمين وإنا إن شاء الله بكم لاحقون تَسْأَلُ الله لَنَا وَلَكُمُ الْعَافِية

Arab-latin: Assalaamu’alaikum ahlad diyaari minal mu’miniina wal muslimiin, wa innaa in syaa allaahu bikum laahiquun, nas’alullaaha lanaa wa lakumul’aafiyah

Artinya: “Keselamatan semoga tetap tercurahkan kepada para penghuni kubur dari golongan orang-orang mukmin dan orang-orang muslim, dan sesungguhnya Insya Allah kami akan menyusul kalian. Kami memohon kepada Allah keselamatan untuk kamu dan untuk kalian semua.” (HR Ibnu Majah)

Demikianlah penjelasan mengenai doa ziarah kubur.

Saksikan juga Sudut Pandang: Hati-hati, ‘Jebakan’ Subsidi

[Gambas:Video 20detik]

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa sebelum Ujian Sekolah: Arab, Latin, dan Artinya



Jakarta

Doa sebelum ujian sekolah diperlukan agar kita mendapatkan kelancaran serta hasil yang memuaskan dengan ridho Allah SWT. Doa ini hendaknya kita amalkan apalagi di bulan Maret 2023 ini sejumlah sekolah menyelenggarakan ujian.

Sebagai umat Islam, hendaknya kita selalu berdoa kepada Allah SWT entah itu di saat sedang kesusahan atau berada dalam kesenangan. Hal ini selaras dengan firman Allah SWT dalam Surah Al-Anbiya’ ayat 88, bunyinya:

فَاسْتَجَبْنَا لَهٗۙ وَنَجَّيْنٰهُ مِنَ الْغَمِّۗ وَكَذٰلِكَ نُـْۨجِى الْمُؤْمِنِيْنَ


Artinya: “Kami lalu mengabulkan (doa)-nya dan Kami menyelamatkannya dari kedukaan. Demikianlah Kami menyelamatkan orang-orang mukmin.”

Selanjutnya, bagaimanakah doa sebelum ujian sekolah yang dapat kita amalkan? Berikut adalah beberapa doa yang dilansir dari Kitab Doa Mustajab Terlengkap karya Ustadz H. Amrin Ali Al-Kasyaf yang insyaAllah dapat memudahkan kita sebelum ujian sekolah.

1. Doa Dimudahkan ketika Menghadapi Ujian

Ketika kita mengetahui jadwal ujian yang semakin mendekat, kita dapat mengucapkan doa di bawah ini,

اللَّهُمَّ الْطُّفْ بِنَا فِي تَيْسِيرِ كُلِّ عَسِيرٍ فَإِنَّ تَيْسِيرُ الْعَسِيْرِ عَلَيْكَ يَسِيرٌ وَنَسْتَلُكَ الْيَسِيرُ وَالْمُعَافَةَ فِي الدُّنيا وَالآخِرَة

Arab latin: “Allaahummalthuf binaa fii taisiiri kulli ‘asiirin fa inna taisiiral ‘asiiri ‘alaika yasiirun wa nas-alukal yasiira walmu’aafaata fiddunya wal aakhirati.”

Artinya: “Ya Allah, berilah kami taufiq dalam mempermudah segala sesuatu yang sukar, karena sesungguhnya mempermudah yang sukar amatlah mudah bagi Engkau, dan kami memohon kepada Engkau sesuatu yang mudah dan ampunan di dunia dan akhirat.”

Atau, bisa mengamalkan doa di bawah ini,

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَوْدِعُكَ مَا عَلَّمْتَنِيْهِ فَارْدُدْهُ إِلَيَّ عِنْدَ حَاجَتِي إِلَيْهِ وَلَا تَنْسِنَاهُ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

Arab latin: “Allaahumma innii astaudi’uka maa ‘allamtaniihi fardud hu ilayya ‘inda haajatii ilaihi wa laa tunsinaahu yaa rabbal ‘alaamiina.”

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku titipkan kepada-Mu apa yang Engkau telah mengajarkannya kepadaku. Maka kembalikanlah ia kepadaku sewaktu aku menghendakinya. Dan, janganlah Engkau melupakannya dariku, wahai Dzat Yang Menguasai seluruh alam.”

2. Doa Memohon Kesiapan untuk Ujian

Doa berikut membantu kita mempersiapkan tidak hanya materi ujian, namun juga mental serta kepercayaan kita bahwa hasil yang terbaik akan diberikan Allah SWT.

اللَّهُمَّ بِحُبِّ ذَاتِكَ تَحَصِّنَّ يَا اَللهُ لا إلهَ إِلَّا اللَّهُ سَيِّدُنَا مُحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّهِ حَقًّا وَصِدْقًا

Arab latin: “Allaahumma bihubbi dzaatika tahashshinna yaa allah, laa ilaaha illallahu sayyidunaa muhammadur rasuulullaahi haqqan wa sidqan.”

Artinya: “Ya Allah, dengan mencintai Dzat-Mu, kuatkanlah kami ya Allah, tiada Tuhan selain Allah, Nabi Muhammad adalah utusan Allah yang benar dan yang haq.”

3. Doa Tepat sebelum Ikut Ujian

بِسْمِ اللهِ وَسُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلا حَوْلَ وَلا قوَّةَ إِلا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيمِ الْعَزِيزِ الْعَلِيمِ عَدَدَ كُلِّ حَرْفٍ كُتِبَ وَيُكْتَبُ أَبَدَ الْأَبِدِيْنَ وَدَهْرَ الدَّاهِرِينَ

Arab latin: “Bismillaahi wa subhaanallaahi wal hamdulillaahi walaa ilaaha illallaahu wallaahu akbaru wa laa haula wa laa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil ‘azhiimil ‘aziizil ‘aliimi ‘adada kulli harfiin kutiba wa yuktabu abadal abidiina wadahrad daahiriina.”

Artinya: “Dengan menyebut asma Allah, Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar. Tiada daya dan kekuatan kecuali atas izin Allah Yang Maha Mulia, Maha Agung, Maha Perkasa, dan Maha Mengetahui bilangan huruf yang telah ditulis dan sedang serta akan ditulis sepanjang masa.”

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ لَأَعِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا وَ عَلَّمْنَا مَا يَنْفَعُنَا وَبَارِكْ لَنَا فِي مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنْتَ الْعَلِيمُ الحَكِيمُ

Arab latin: “Subhaanakallaahumma laa ‘ilma lanaa illaa maa ‘allamtanaa wa’allimnaa maa yanfa’unaa wa baarik lanaa fii maa ‘allamtanaa innaka antal ‘aliimul hakiimu.”

Artinya: “Maha Suci Engkau ya Allah, kami tidak akan memiliki ilmu kecuali Engkau mengajari kami, maka ajarilah kami ilmu yang bermanfaat bagi kami dan berkahilah kami dalam apa yang telah Engkau ajari untuk kami. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu lagi Maha Bijaksana.”

Itulah beberapa doa yang bisa kita panjatkan kepada Allah SWT sebelum kita melakukan ujian sekolah. Semoga kita selalu diberikan kelancaran dan keberkahan dalam usaha menuntut ilmu di jalan-Nya.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

4 Doa Orang Menikah agar Rumah Tangga Penuh Berkah



Jakarta

Ketika ada sepasang pengantin yang baru menikah, Nabi SAW menganjurkan umatnya untuk mendoakan mereka dengan berbagai kebaikan dan keberkahan.

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani dalam buku Tuntunan Pernikahan Islami menyebutkan bahwa mendoakan orang yang menikah merupakan sunnah nabi.

Adapun maksud mendoakan mempelai juga sebagai bentuk kepedulian seseorang atas jalinan hubungan yang baru terikat itu. Di mana keduanya akan mengarungi bahtera rumah tangga sehingga sepatutnya berdoa untuk keharmonisan dan kelanggengan hubungan tersebut.


Rasulullah SAW dalam sejumlah hadits juga kerap mencontohkan doa serta ucapan yang beliau panjatkan kepada para sahabatnya yang menikah agar kaum muslim turut mengikuti kebiasaannya itu.

Seperti halnya ketika Jabir bin Abdullah menikahi seorang janda. Nabi SAW menuturkan, “Semoga Allah memberkahi engkau.” Dalam riwayat lain beliau mengucapkan, “Semoga Allah memberikan kebaikan untukmu.” (HR Bukhari)

Kepada Ali bin Abi Thalib yang menikahi anak gadisnya, Fatimah, Rasulullah SAW tak hanya mendoakan mereka, bahkan beliau mengucapkan selamat datang kepada Ali.

Maksud ucapan selamat datang, yakni Nabi SAW menyambut hangat Ali yang bergabung dengan keluarga beliau karena pernikahannya dengan Fatimah.

Doa untuk Pasangan yang Baru Menikah

Berikut doa untuk pengantin baru yang Rasul SAW ajarkan melalui sejumlah hadits, dinukil dari buku Keutamaan Doa & Dzikir Untuk Hidup Bahagia Sejahtera oleh M. Khalilurrahman Al-Mahfani dan kitab Al-Adzkar susunan Imam Nawawi:

1. Doa untuk kedua mempelai

بَارَكَ اللهُ لَكَ وَبَارَكَ عَلَيْكَ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي الْخَيْرِ

Baarakallahu laka wa baaraka ‘alaika wa jama’a bainakuma fil khairi

Artinya: “Semoga Allah memberkahimu, semoga Allah memberkahi engkau dan semoga Allah mengumpulkan kalian berdua dalam kebaikan.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ad-Darimi, Ahmad, Baihaqi, & Hakim, dari Abu Hurairah)

2. Doa untuk pengantin pria

بَارَكَ اللهُ لَكَ

Baarakallahu laka

Artinya: “Semoga Allah memberkahimu.” (HR Bukhari & Muslim, dari Anas bin Malik)

3. Doa untuk masing-masing mempelai

بَارَكَ اللهُ لِكُلِّ وَاحِدٍ مِنْكُمَا فِي صَاحِبِهِ وَجَمَعَ بَيْنَكُمَا فِي خَيْرٍ

Baarakallaahu likulli wahidin min kumaa fii shaahibihi wa jama’a bainakumaa fii khairin

Artinya: “Semoga keberkahan Allah atas tiap-tiap dari kalian dalam perjodohannya dan semoga Allah mengumpulkan antara kalian berdua dalam kebaikan.”

4. Doa bagi orang yang menikah

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ

Allahumma innii as’aluka khairahaa wa khaira maa jabaltahaa ‘alaihi wa a’uudzu bika mn syarrihaa wa min syarri maa jabaltahaa ‘alaihi

Artinya: berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya aku mohon kepada-Mu akan kebaikannya berikut kebaikan karakternya. Dan aku berlindung kepada-Mu dari kejahatannya berikut kejahatan karakternya.” (HR Abu Dawud & Ibnu Majah)

Itulah doa untuk orang menikah yang dapat dilafalkan, semoga bermanfaat!

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Berdoa saat Hujan, Waktu Mustajab yang Dianjurkan Rasulullah SAW



Jakarta

Hujan merupakan nikmat dari Allah SWT. Ketika turun hujan, manfaatkan waktu ini untuk memanjatkan doa. Rasulullah SAW menyebutkan bahwa ketika hujan termasuk waktu mustajab untuk berdoa.

Sebagai negara tropis, Indonesia dengan letak geografisnya yang sebagian berada tepat pada garis khatulistiwa memiliki curah hujan yang tinggi dalam kurun waktu tertentu, yakni pada musim penghujan. Umumnya musim ini terjadi pada bulan September hingga April.

Hujan merupakan fenomena alam yang umum terjadi. Dengan kuantitas air yang jatuh dan menyebar di daratan, hujan telah banyak membantu kehidupan umat manusia. Mulai dari sektor perkebunan, pertanian, hingga mengairi waduk sebagai cadangan air untuk musim kemarau.


Dalam Islam, Hujan adalah Rahmat

Dalam Al-Qur’an, banyak ayat yang menjelaskan tentang peristiwa hujan. Allah SWT berfirman dalam surat An-Nahl ayat 10:

هُوَ الَّذِي أَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً ۖ لَكُمْ مِنْهُ شَرَابٌ وَمِنْهُ شَجَرٌ فِيهِ تُسِيمُونَ

Artinya: Dialah, Yang telah menurunkan air hujan dari langit untuk kamu, sebahagiannya menjadi minuman dan sebahagiannya (menyuburkan) tumbuh-tumbuhan, yang pada (tempat tumbuhnya) kamu menggembalakan ternakmu.

Berdasarkan ayat tersebut, Allah menurunkan air hujan yang membawa manfaat untuk keberlangsungan kehidupan di bumi, bukan hanya manusia tetapi juga tumbuhan dan hewan. Adapun di surat lainnya, Allah berfirman tentang hamba-Nya yang bergembira karena Ia menurunkan hujan.

Hal tersebut tercantum dalam surat Ar-Rum ayat 48:

اَللّٰهُ الَّذِيْ يُرْسِلُ الرِّيٰحَ فَتُثِيْرُ سَحَابًا فَيَبْسُطُهٗ فِى السَّمَاۤءِ كَيْفَ يَشَاۤءُ وَيَجْعَلُهٗ كِسَفًا فَتَرَى الْوَدْقَ يَخْرُجُ مِنْ خِلٰلِهٖۚ فَاِذَآ اَصَابَ بِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖٓ اِذَا هُمْ يَسْتَبْشِرُوْنَۚ

Artinya : Allah-lah yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang Dia kehendaki, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu engkau lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila Dia menurunkannya kepada hamba-hamba-Nya yang Dia kehendaki tiba-tiba mereka bergembira.

Inilah yang menjadikan hujan adalah rahmat dan karunia Allah sehingga sebagai manusia kita harus bersyukur. Adapun salah satu cara untuk mengungkapkan rasa syukur yakni dengan memanjatkan doa.

Anjuran Membaca Doa Saat Hujan

Dilansir dari arsip DetikHikmah, berdasarkan hadist riwayat Bukhari, ketika hujan deras Rasulullah SAW membaca doa berikut:

اللَّهُمّ حَوَالَيْنَا وَلَا عَلَيْنَا,اللَّهُمَّ عَلَى الْآكَامِ وَالْجِبَالِ وَالظِّرَابِ وَبُطُونِ الْأَوْدِيَةِ وَمَنَابِتِ الشَّجَرِ

Arab-latin: Allahumma haawalaina wa laa ‘alaina. Allahumma ‘alal aakami wal jibaali, wazh zhiroobi, wa buthunil awdiyati, wa manaabitisy syajari

Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan di sekitar kami, bukan untuk merusak kami. Ya Allah, turunkan lah hujan ke dataran tinggi, gunung-gunung, bukit-bukit, perut lembah, dan tempat tumbuhnya pepohonan.”

Selain itu, Rasulullah SAW menganjurkan kita juga untuk membaca doa berikut:

اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوْبَتِكَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْكَ، لَا أُحْصِيْ ثَنَاءَ عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ

Arab-Latin: Allaahumma innii a’uudzu bi ridhaaka min sakhathik, wa bi mu’aafaatika min ‘uquubatik, wa a’uudzu bika minka, laa ahshii tsanaa’a ‘alaika anta kamaa atsnaita ‘alaa nafsik

Artinya: “Ya Allah aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka-Mu dan dengan penyelamatan-Mu dari siksa-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari-Mu, aku tidak bisa menghitung pujian untuk-Mu, Engkau sebagaimana engkau menyanjung diri-Mu”.

Waktu Mustajab Dikabulkannya Doa

Ketika turun hujan adalah waktu yang mustajab untuk berdoa karena penuh dengan rezeki dan rahmat. Selain membaca bacaan doa turun hujan, kita sebagai umat muslim juga diperkenankan untuk memanjatkan doa tentang hajat dan keinginan kita.

Hal ini didasarkan oleh hadits Imam Syafi’i yang dikutip dari buku Amalan Pembuka Rezeki oleh Karya Haris Priyatna dan Lisdy Rahayu,

“Berdoalah pada waktu doa-doa diperkenankan Tuhan, yakni pada saat berjumpa dengan pasukan musuh, ketika akan melaksanakan sholat, dan ketika turun hujan.” (HR. Syafi’i).

Adapun Nor Kholish Reefani dalam bukunya Agar Doa Dikabulkan Allah, juga menjelaskan hadits dari Sahl bin Sa’ad RA, bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Dua doa yang tidak pernah ditolak, yaitu doa pada waktu azan dan doa pada waktu hujan.” (HR. Hakim, disahihkan oleh Adz-Dzahabi 1/113-114).

Demikian penjelasan dari anjuran berdoa saat hujan berdasarkan Al-Qur’an dan hadits. Semoga bermanfaat.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Doa Sholat Taubat: Bacaan, Niat, dan Keutamaannya



Jakarta

Doa sholat taubat penting diketahui umat Islam. Sholat taubat termasuk ke dalam sholat sunnah yang dikerjakan ketika seorang muslim menyadari dosa yang telah diperbuat.

Dalam Kitab Mukhtashar Riyadhus Shalihin karya Imam Nawawi yang diterjemahkan Abu Khodijah Ibnu Abdurrohim, mengatakan bahwa bertaubat dari setiap dosa yang dilakukan ialah wajib, ini didasarkan dari jumhur ulama.

Ketika seseorang melakukan sholat taubat, maka dia berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Anjuran untuk bertaubat tersemat dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 135 dengan bunyi sebagai berikut.


وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا۟ فَٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ ذَكَرُوا۟ ٱللَّهَ فَٱسْتَغْفَرُوا۟ لِذُنُوبِهِمْ وَمَن يَغْفِرُ ٱلذُّنُوبَ إِلَّا ٱللَّهُ وَلَمْ يُصِرُّوا۟ عَلَىٰ مَا فَعَلُوا۟ وَهُمْ يَعْلَمُونَ

Arab latin: Wallażīna iżā fa’alụ fāḥisyatan au ẓalamū anfusahum żakarullāha fastagfarụ liżunụbihim, wa may yagfiruż-żunụba illallāh, wa lam yuṣirrụ ‘alā mā fa’alụ wa hum ya’lamụn

Artinya: “Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui,”

Bacaan Doa Sholat Taubat

Seusai sholat taubat, maka melafalkan bacaan istighfar sebagai berikut.

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْم الَّذِي لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

Arab latin: Astaghfirullaahal’adziim, alladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qayyuumu wa atuubu ilaiih

Artinya: “Saya mohon kepada Allah Yang Maha Agung, Dzat yang tiada Tuhan melainkan hanya Dia Yang Maha Hidup lagi Berdiri Sendiri. Aku bertaubat kepada-Nya,”

Kemudian, dianjurkan juga membaca doa setelah sholat taubat yang berbunyi:

اللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لآاِلهَ اِلَّااَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَناَ عَبْدُكَ وَأَناَ عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوْذُ بِكَ من شَرِّمَاصَنَعْتَ. اَبُوْءُلَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَي وَأَبُوْءُ بِذَنْبِي فَاغْفِرْلِي فَإِنَّهُ لاَيَغْفِرُ الذُّنُوْبَ اِلاَّ اَنْتَ

Arab latin: Allaahumma anta rabbii laa ilaaha illaa anta khalaqtanii wa ana’abduka wa ana’alaa ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu a’uudzubika min syarri maa shana’tu. abuu ulaka bini’matika ‘alayya wa abuu u bidzanbi fahghfirlii fa innahu laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta.

Artinya: “Wahai Tuhan, Engkau adalah Tuhanku, tiada yang patut disembah melainkan hanya Engkau, Engkaulah yang menjadikan aku dan aku adalah hamba-Mu, dan aku dalam ketentuan dan janji-Mu yang Engkau limpahkan kepadaku dan aku mengakui dosaku, karena itulah ampunilah aku, sebab tidak ada yang dapat memberi ampunan melainkan Engkau wahai Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan apa yang telah aku perbuat,”

Niat Sholat Taubat

Adapun, bacaan niat sholat taubat yaitu:

أُصَلِّى سُنَّةَ التَّوْبَةِ رَكْعَتَيْنِ ِللهِ تَعَالَى

Arab latin: Ushallii sunnatat-taubati rak’ataini lillaahi ta’aalaa

Artinya: “Saya niat sholat sunnah taubat dua rakaat karena Allah Ta’ala.

Keutamaan Sholat Taubat

Mengutip dari buku Tuntunan Shalat Lengkap dan Benar yang ditulis oleh Neni Nuraeni, Abu Bakar RA meriwayatkan hadits sebagai berikut:

“Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Tiada seorang pun yang berdosa, kemudian ia berwudhu, lalu sholat serta memohon ampun kepada Allah, melainkan ia diampuni-Nya,” Selanjutnya beliau membaca ayat: Orang-orang yang mengerjakan keburukan atau menganiaya diri sendiri, lalu ingat kepada Allah serta memohon ampun atas dosa-dosanya, dan siapa lagi yang kuasa mengampuni dosa-dosa itu selain Allah, mereka tidak terus menerus berbuat dosa, setelah mereka mengetahui. Maka untuk mereka ini disediakan balasan pahala ampunan dari Tuhannya, serta surga yang mengalir beberapa sungai di bawahnya, mereka tetap berdiam di sana untuk selama-lamanya,” (HR Abu Dawud, an-Nasa’i, Ibnu Majah, Baihaqi dan At-Tirmidzi yang berkata hadits ini adalah hasan).

Sementara itu, dalam buku Tuntunan Shalat Terlengkap oleh Sayyid M Dzikri H diterangkan juga mengenai keutamaan dari sholat taubat, antara lain sebagai berikut:

  1. Diampuni segala dosa yang telah dilakukan sebelumnya
  2. Pelaku sholat taubat akan menemukan dirinya yang sesungguhnya di hadapan Allah SWT
  3. Allah akan menjaga jasmani dan rohaninya dari dosa
  4. Pelaku sholat taubat akan diberi kelembutan hati sehingga mudah memaafkan orang lain
  5. Pelaku sholat taubat akan mudah mengendalikan emosinya dengan baik
  6. Allah akan mengalungkan cahaya pada jasmani dan rohani pelaku sholat taubat

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com