Category Archives: Doa Hadits

3 Doa Malaikat Jibril yang Diaminkan Nabi Muhammad



Jakarta

Malaikat Jibril pernah memanjatkan doa yang diaminkan Nabi Muhammad SAW. Salah satunya tentang celakanya seorang muslim yang menjumpai bulan Ramadan, namun ia tidak mendapat ampunan dari Allah SWT.

Doa Malaikat Jibril ini disebutkan dalam sebuah riwayat yang turut dinukil M.A. Fadlan Fatazka dalam buku Jamuan Ramadhan.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, ia berkata saat Nabi Muhammad SAW pernah naik mimbar kemudian berkata, “Amin, Amin, Amin.”


Ditanyakan kepadanya, “Ya Rasulullah, engkau naik mimbar kemudian mengucapkan Amin, Amin, Amin?”

Beliau bersabda, “Sesungguhnya Jibril datang kepadaku, dia berkata, “Barang siapa yang mendapati bulan Ramadan tapi tidak diampuni dosanya maka akan masuk neraka dan akan Allah jauhkan dia, katakan ‘Amin’ maka aku pun mengucapkan Amin…” (HR Ibnu Khuzaimah, Ahmad dan Al-Baihaqi). Hadits ini shahih, asalnya terdapat dalam Shahih Muslim.

Masih di dalam buku yang sama, ada juga hadits lain yang senada yaitu Nabi SAW naik ke atas mimbar kemudian berkata, “Amin, Amin, Amin.”

Para sahabat bertanya, “Kenapa engkau berkata ‘Amin, Amin, Amin, Ya Rasulullah?”

Nabi SAW menjawab, “Telah datang malaikat Jibril dan ia berkata, ‘Hai Muhammad celaka seseorang yang jika disebut nama engkau Namun dia tidak bersholawat kepadamu dan katakanlah amin!’ maka kukatakan, ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi, ‘Celaka seseorang yang masuk bulan Ramadan tetapi keluar dari bulan Ramadan tidak diampuni dosanya oleh Allah dan katakanlah amin!’ maka aku berkata: ‘Amin’. Kemudian Jibril berkata lagi. ‘Celaka seseorang yang mendapatkan kedua orang tuanya atau salah seorang dari keduanya masih hidup tetapi justru tidak memasukkan dia ke surga dan katakanlah amin!’ maka kukatakan, ‘Amin’.” (HR Al-Bazzar, Hakim, dan Bukhari)

Makna hadits tersebut turut dijelaskan secara detail dalam buku Di Bawah Bimbingan Ilahi: Mengungkap Makna di Balik Kisah karya Sholihin dan 30 Khutbah Penggetar Hati Jilid 1 karya Bagus.

Pertama, mengenai sholawat kepada Nabi Muhammad SAW. Model manusia merugi menurut hadits tersebut ialah orang yang apabila disebut nama beliau di sisinya, namun tidak bersholawat atas beliau. Pasalnya, bersholawat atas Rasulullah SAW merupakan salah satu amalan yang dicintai oleh Allah SWT.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Al-Ahzab ayat 56,

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

Terkait hal tersebut, Rasulullah SAW juga bersabda, “Barang siapa memohonkan sholawat atasku sekali, Allah SWT bersholawat atasnya sepuluh kali.” (HR Muslim)

Kedua, datangnya bulan Ramadan harus kita sikap sebagai bulan berlimpahnya pahala dan kebaikan. Sekecil apapun kebaikan akan dilipatgandakan oleh Allah SWT karena melimpah ruahnya pahala dan balasan.

Ketiga, besarnya peran dan keberadaan orang tua terhadap anak diibaratkan sebagai kunci untuk memasuki surga Allah SWT. Menurut penjelasan dalam buku tersebut, jika ingin masuk surga maka buatlah orang tua tersenyum bahagia.

Adapun, jika orang tua bersedih dan duka karena ulah anaknya, itu pertanda anak tersebut telah jauh dari ridha Allah SWT. Allah SWT baru akan ridha jika orang tua ridha dan Allah SWT akan murka manakala orang tuanya juga tidak ridha terhadapnya.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Orang Tua Agar Anak Soleh dan Sholeha, Dapat Diamalkan Setiap Hari



Jakarta

Memiliki anak yang soleh dan sholehah adalah dambaan semua orang tua. Setiap orang tua bisa memanjatkan doa terbaik bagi anak-anaknya.

Pada masa kelahiran seorang anak, ada begitu banyak harapan-harapan dan ucapan agar sang anak tumbuh menjadi anak yang soleh dan soleha.

Tentu saja hal ini berkaitan dengan ajaran bahwa membesarkan dan mendidik anak menjadi soleh dan soleha merupakan bagian dari kebaikan dan suatu usaha melahirkan generasi muslim yang taat. Bahkan doa dan segala amalan yang dilakukan oleh anak yang soleh dan soleha pahalanya akan sampai pada orang tuanya.


Memiliki anak adalah tanggung jawab orang tua selama hidupnya. Sejak di dalam kandungan, kelahiran, masa kanak-kanak hingga dewasa, seorang anak adalah buah dari kerja keras sekaligus doa yang dipanjatkan kedua orang tuanya.

Rasulullah SAW bersabda: “Sungguh sebaik-baik (rezeki) yang dimakan oleh seorang manusia adalah dari usahanya sendiri, dan sungguh anaknya termasuk (bagian) dari usahanya.” (HR At Tirmidzi).

Kewajiban Orang Tua Mendoakan Anak

Selain merawat dengan penuh kasih sayang, mencukupi segala kebutuhannya mulai dari sandang, pangan, papan, hingga hal-hal krusial lainnya seperti pendidikan, orang tua juga perlu mendoakan anaknya agar menjadi anak yang soleh dan soleha.

Bagaimanapun, keluarga adalah madrasah pertama seorang anak. Orang tua harus membimbing buah cinta mereka dengan pengetahuan agama dan juga ajaran moral yang berlaku. Di samping itu, orang tua juga perlu mengimbangi aspek rohani anak dengan mendoakannya.

Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar), dan doa orang yang dizalimi.” (HR Abu Daud).

Mendoakan anak agar senantiasa dilimpahi berkah dan kebaikan dari Allah sangatlah penting karena doa memiliki kekuatan yang luar biasa. Bahkan, dalam hadits yang telah disebutkan, doa orang tua termasuk doa yang mustajab.

Segala usaha dan jerih payah manusia tidak akan berhasil sepenuhnya jika tidak sesuai dengan ketentuan dan juga takdir Allah. Namun, atas kekuatan sebuah doa, doa yang dipanjatkan dapat mengubah takdir. Sebagaimana sabda Rasulullah dalam hadits berikut.

“Tidak ada yang dapat menolak takdir (ketentuan) Allah Ta’ala selain doa. Dan tidak ada yang dapat menambah (memperpanjang) umur seseorang selain (perbuatan) baik.” (HR At Tirmidzi).

Doa Orang Tua untuk Anak

Menjadi orang tua yang senantiasa mengayomi dan mendoakan buah hati telah dicontohkan oleh para Nabi. Selain mengemban peran sebagai utusan Allah dalam menyebarkan ajaran tauhid, para Nabi juga menjalankan tugas mereka sebagai orang tua sebagaimana orang lain.

Dikutip dari buku Jalan Ke Surga Bagi Para Ayah: Pahala Memanjakan Istri dan Menyanyangi Anak yang disusun oleh Muhamad Sani, bukti para Nabi juga mendoakan anak-anak mereka juga tercantum dalam Al-Qur’an sebagai berikut ini.

1. Doa Nabi Ibrahim AS Meminta Anak Soleh

Doa ini tercantum Al-Qur’an surat Ash-Shaffat ayat 100,

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ

Rabbi Hab lii mina ash-shoolihiin

Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh.”

2. Doa Nabi Dzakariya AS Meminta Anak yang Baik

Doa ini tercantum dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 38,

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۚ اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ

Rabbi Hab lii milla dunka dzurriyyatan thoyyibatan innaka samii’ud du’a’i

Artinya: “Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.”

3. Doa Meminta Kebaikan Pada Anak dan Istri

Doa ini tercantum dalam Al-Qur’an surat Al Furqan ayat 74,

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

Rabbana Hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyaatinaa qurrata a’yuniw waj’alnaa lil muttaqiina imaama

Artinya: “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Anak yang Soleh dan Solehah dapat Menolong Kedua Orang Tuanya

Seorang mukmin yang selama di dunia dapat membimbing anak dan keturunannya untuk berserah diri dan beriman kepada Allah, telah dijamin pertemuan mereka kembali kelak di surga.

Allah telah berfirman dalam Al Qur’an surat At Tur ayat 21,

وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُمْ بِاِيْمَانٍ اَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَآ اَلَتْنٰهُمْ مِّنْ عَمَلِهِمْ مِّنْ شَيْءٍۚ كُلُّ امْرِئٍ ۢبِمَا كَسَبَ رَهِيْنٌ

Artinya: Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikitpun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.

Ustadz Arif Rahman dalam bukunya Amalan Kecil Berpahala Besar: Meraih Keberkahan Hidup ala Rasulullah SAW, memaparkan bahwa berdasarkan hadits Nabi, ada beberapa amalan yang tidak akan terputus bahkan saat ajal menjemput.

Pahala dari amalan tersebut akan terus mengalir hingga hari kiamat. Salah satunya yakni anak yang soleh. Seorang orang tua yang berhasil mendidik anaknya menjadi seorang yang soleh maka anak tersebut dapat mengangkat derajat orang tuanya dengan membalas mendoakan kedua orang tuanya yang telah meninggal.

Rasulullah SAW bersabda, “Di antara yang akan ditemui seorang mukmin dari amal dan kebaikannya sepeninggalnya adalah: ilmu yang diajarkan dan disebarluaskan, anak soleh yang ditinggalkannya, Al-Qur’an yang ia wariskan, masjid yang ia bangun, rumah yang ia bangun dan ia gunakan untuk fi sabilillah, sungai (mata air) yang ia gali, dan sedekah yang ia infakkan dari harta kejayaannya semasa sehatnya dan semasa hidupnya, niscaya itu akan ditemuinya sepeninggalnya.” (HR Ibnu Majah, dianggap hasan oleh al-Bani)

Demikian doa yang dapat dibaca oleh orang tua agar anak menjadi seorang yang soleh dan soleha. Doa tersebut dapat diamalkan setiap hari, termasuk juga selepas menunaikan ibadah sholat fardhu.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Doa Buka Puasa Ramadan Arab dan Artinya yang Shahih



Jakarta

Salah satu sunnah dalam berbuka puasa adalah membaca doa. Umat Islam bisa membaca doa buka puasa Ramadan Arab dan artinya yang shahih sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW.

Puasa adalah kewajiban atas setiap muslim yang mukalaf atau yang dikenai beban syariat. Perintah puasa termaktub dalam surah Al Baqarah ayat 183. Allah SWT berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”

Menurut sebuah riwayat, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk menyegerakan waktu berbuka puasa. Dari Sahl bin Said, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

لَا يَزَالُ النَّاسُ بِخَيْرٍ مَا عَجَلُوا الْفِطْرَ

Artinya: “Manusia senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan waktu berbuka.” (HR Bukhari dan Muslim)

Para ulama menyebut, waktu berbuka puasa termasuk waktu yang mustajab. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,

ثلاث لا ترد دعوتهم الصائم حتى يفطر والإمام العادل والمظلوم

Artinya: “Ada tiga doa yang tidak tertolak. Doanya orang yang berpuasa ketika berdoa, doanya pemimpin yang adil, dan doanya orang yang terzalimi.” (HR Tirmidzi)

Doa Buka Puasa Ramadan Arab dan Artinya

ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللهُ

Dzahabaz zhama’u wabtallatil ‘uruqu wa tsabatal ajru, insyaallah

Artinya: “Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah.” (HR Abu Dawud)

Bacaan doa berbuka puasa yang shahih tersebut temaktub dalam Kitab Sunan Abu Dawud yang turut dinukil Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar. Ulama Syafi’iyah ini turut meriwayatkan doa buka puasa dalam Kitab Ibnu Sunni, dari Ibnu Abbas RA, “Jika Rasulullah SAW berbuka puasa beliau membaca:

Allaahumma laka shumnaa wa ‘ala rezekika aftharnaa fataqabbal minnaa innak antas samii’ul ‘aliim

Artinya: “Ya Allah, kepada-Mu kami berpuasa dan atas rezeki-Mu kami telah berbuka, maka terimalah dari kami, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Selain doa tersebut, terdapat doa buka puasa dengan lafaz berikut,

اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa’ala rizqika afthartu. Birrahmatika yaa arhamar roohimin

Artinya:” Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dan dengan rezeki-Mu aku berbuka. Dengan rahmat-Mu wahai yang Maha Pengasih dan Penyayang.”

Menurut penelusuran detikHikmah, doa berbuka puasa tersebut tidak termuat dalam kitab hadits shahih. Namun, ada sejumlah hadits yang menyebut doa yang mirip dengan lafaz itu tapi dengan redaksi yang lebih pendek.

Terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai waktu membaca doa berbuka puasa. Sejumlah ulama mengatakan, doa berbuka puasa dibaca setelah berbuka atau pertama kali membatalkan puasa dengan air, kurma, atau semacamnya.

Pendapat tersebut bersandar pada kata yang tertera dalam doa buka puasa sebagaimana diriwayatkan Abu Dawud, yang artinya, “Telah hilang rasa haus, dan urat-urat telah basah serta pahala telah tetap, insya Allah.”

Sementara itu, pendapat lain menyebut, umat Islam bisa membaca doa buka puasa sebelum berbuka, sedangkan pendapat lain tidak menetapkan waktu dalam membacanya.

Disebutkan dalam buku Mempercepat Datangnya Rezeki dengan Ibadah Ringan karya Mukhlis Aliyudin dan Enjang, membaca doa berbuka puasa tersebut sebaiknya diiringi oleh doa sebelum bersantap menu berbuka. Lalu, ketika berbuka, bisa membaca doa-doa lainnya untuk keselamatan, kesuksesan, dan kelapangan rezeki di dunia dan akhirat.

Terkait waktu berbuka sendiri, jumhur ulama sepakat bahwa puasa dilakukan hingga terbenamnya matahari atau memasuki waktu salat Maghrib. Untuk jadwal buka puasa sendiri, detikers bisa lihat melalui LINK INI, ya!

Kultum Prof. Nasaruddin Umar, MA Bulan Ramadan, Bulan Penyelamat:

[Gambas:Video 20detik]

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Makan Sahur Puasa Ramadan agar Penuh Berkah



Jakarta

Umat Islam bisa membaca doa makan sahur, baik sebelum menyantap makanan maupun setelahnya. Menurut sebuah riwayat, waktu sahur merupakan waktu mustajab untuk berdoa.

Anjuran untuk makan sahur bersandar pada hadits yang diriwayatkan dari Anas RA sebagaimana termaktub dalam Kitab Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً


Artinya: “Makan sahurlah kamu semua, karena sesungguhnya di dalam sahur itu terdapat berkah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Menurut riwayat lain, orang makan sahur akan mendapat sholawat dari malaikat. Dari Abu Sa’id Al Khudri, ia berkata bahwa Nabi SAW bersabda,

السُّحُورُ أَكْلُهُ بَرَكَةٌ فَلاَ تَدَعُوهُ وَلَوْ أَنْ يَجْرَعَ أَحَدُكُمْ جَرْعَةً مِنْ مَاءٍ فَإِنَّ اللَّهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى الْمُتَسَحِّرِينَ

Artinya: “Makan sahur adalah makan penuh berkah. Janganlah kalian meninggalkannya walau dengan seteguk air karena Allah dan malaikat-Nya bersholawat kepada orang yang makan sahur.” (HR Ahmad)

Abu Maryam Kautsar Amru menjelaskan dalam buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadan, maksud sholawat para malaikat kepada orang yang makan sahur pada hadits di atas adalah doa para malaikat untuk memohonkan keberkahan dan doa memohonkan ampunan bagi orang yang sahur.

Makan sahur juga menjadi pembeda antara umat Islam dan umat terdahulu. Sebagaimana Amr bin ‘Ash meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

فَصْلُ مَا بَيْنَ صِيَامِنَا وَصِيَامِ أَهْلِ الْكِتَابِ أَكْلَةُ السَّحَرِ

Artinya: “Sesungguhnya perbedaan antara puasa kita dan puasa ahli kitab adalah makan sahur.” (HR Muslim)

Dalam Kitab Syarah Riyadhus Shalihin karya Imam an-Nawawi yang disyarah oleh Musthafa Dib al-Bugha dkk disebutkan, dianjurkan mengakhirkan makan sahur selama tidak dikhawatirkan terbitnya fajar shadiq dan menyegerakan berbuka. Sebab, Imam Bukhari dan Muslim meriwayatkan, “Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” Imam Ahmad menambahkan, “Dan mengakhirkan sahur.”

Menurut Imam an-Nawawi, mengakhirkan sahur itu lebih menguatkan tubuh untuk beribadah.

Doa Makan Sahur

Umat Islam bisa membaca doa makan sahur dengan bacaan doa sebelum makan sebagaimana hadits yang diriwayatkan dalam Kitab Ibnu Sunni dari Abdullah bin Amru bin ‘Ash RA dari Nabi SAW. Berikut bacaan doa makan sahur,

للَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيمَا رَزَقْتَنَا، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، بِسْمِ اللَّهِ

Allaahumma baarik lanaa fiimaa razaqtanaa wa qinaa ‘adzaaban naar, bismillah.

Artinya: “Ya Allah, anugerahkan keberkahan kepada kami pada apa yang Engkau berikan, dan jauhkanlah kami dari siksaan api neraka, dengan menyebut nama Allah.”

Doa tersebut juga termuat dalam Kitab Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi.

Sesudah makan sahur, umat Islam bisa memperbanyak bacaan istighfar. Dalam Kitab Manaqib Imam Asy-Syafi’i karya Imam Fakhruddin Ar-Razi dikatakan, seseorang yang beristighfar di waktu sahur memiliki keutamaan yang besar. Hal ini dinyatakan dalam firman Allah SWT yang berbunyi,

وَبِالْاَسْحَارِ هُمْ يَسْتَغْفِرُوْنَ ١٨

Artinya: “Dan pada akhir malam mereka memohon ampunan (kepada Allah).” (QS Az Zariyat: 18)

Allah SWT juga berfirman,

اَلصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْمُنْفِقِيْنَ وَالْمُسْتَغْفِرِيْنَ بِالْاَسْحَارِ ١٧

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang sabar, yang benar, yang tetap taat, yang menafkahkan hartanya (di jalan Allah), dan yang memohon ampun di waktu sahur.” (QS Ali Imran: 17)

Imam Fakhruddin Ar-Razi menjelaskan, ayat tersebut adalah pujian bagi orang-orang yang beriman yang memiliki sifat-sifat tersebut dan menjadikan beristighfar pada waktu sahur sebagai penutup dari sifat-sifat tersebut.

Berikut bacaan istighfar yang bisa dipanjatkan,

أَسْتَغْفِرُ الله

Astaghfirullah

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah.”

Dalam versi yang lebih panjang bisa membaca bacaan berikut,

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِي لاَ إِلهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ وَ أَتُوبُ إِلَيْه

Astaghfirullahal’adzim, alladzi la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atuubu ilaih

Artinya: “Aku memohon ampun kepada Allah, Dzat yang tidak ada sesembahan kecuali Dia. Yang Mahahidup lagi Maha Berdiri Sendiri. Dan aku bertaubat kepada-Nya.”

Keutamaan Baca Doa ketika Sahur

Keutamaan berdoa pada waktu sahur disebutkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah RA. Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الآخِرُ يَقُولُ مَنْ يَدْعُونِى فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِى فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِى فَأَغْفِرَ لَهُ

Artinya: “Rabb kita tabaroka wa ta’ala turun ke langit dunia ketika tersisa sepertiga malam terakhir. Lantas Dia berfirman: “Siapa saja yang berdoa kepada-Ku, maka akan Aku kabulkan. Siapa yang meminta kepada-Ku, maka akan Aku beri. Siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, maka akan Aku ampuni.” (HR Bukhari dan Muslim)

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Masuk Masjid Arab dan Artinya Sesuai Sunnah



Jakarta

Sebagai umat Islam ketika hendak melakukan sesuatu kita juga dianjurkan untuk berdoa terlebih dahulu, begitu pula saat hendak masuk masjid. Berikut bacaan doa masuk masjid lengkap dengan artinya.

Masjid merupakan tempat suci yang berfungsi untuk melakukan berbagai kegiatan spiritual dan ibadah seperti salat, iktikaf, zikir, dan sebagainya.

Thoriq Aziz Jayana dalam buku Adab dan Doa Sehari-hari untuk Muslim Sejati menukil sebuah riwayat mengenai kisah Rasulullah SAW saat hendak memasuki masjid. Ketika masuk masjid, kita harus berakhlak dan menggunakan adab-adab yang baik, sebagaimana sabda dari Rasulullah SAW,


“Apabila kamu hendak masuk masjid, jika kamu melihat kotoran atau najis pada kedua sandalmu, bersihkanlah terlebih dahulu” (HR Abu Dawud)

Bukan hanya itu saja, dalam hadits lain juga disebutkan,

“Rasulullah SAW memerintahkan untuk membangun masjid di kampung-kampung, membersihkan dan diharumkannya. (HR Ahmad)

Menurut sejumlah riwayat, Rasulullah SAW juga membaca doa ketika masuk masjid. Berikut bacaan selengkapnya.

Doa Masuk Masjid

Mengutip Kitab Al-Adzkar karya Imam an-Nawawi, berikut bacaan doa masuk masjid sesuai sunnah,

أَعُوذُ بِاللَّهِ الْعَظِيْمِ وَبِوَجْهِهِ الْكَرِيمِ وَسُلْطَانِهِ الْقَدِيمِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ، اَلْحَمْدُ لِلَّهِ ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلَّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ ؛ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُوبِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ رَحْمَتِكَ

A’uudzu billaahil ‘adzhiimi wa biwajhihil kariimi wa sulthaanihil qadiimi minasy syaithaanir rajiim, alhamdulillah, Allahumma shalli wa sallim ‘ala muhaammadin wa ‘ala aali muhammadin, Allahummaghfir lii dzunuubii waftah lii abwaaba rahmatik.

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah Yang Maha Agung, kepada Zat-Nya Yang Maha Mulia dan kepada kekuasaan-Nya Yang Maha Dahulu dari setan yang terkutuk. Segala puji bagi Allah. Ya Allah, limpahkanlah sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad dan keluarganya. Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku dan bukakanlah untukku semua pintu rahmat-Mu.”

Setelah membaca doa masuk masjid kemudian membaca basmalah dan melangkahkan kaki kanan pada saat masuk.

Imam an-Nawawi juga menukil riwayat dalam Kitab Ibnu Sunni dari Anas RA, dia berkata bahwa jika Rasulullah SAW memasuki masjid, beliau membaca: Bismillah, Allaahumma shalli ‘ala Muhammad

dan ketika keluar masjid Rasulullah SAW membaca: Bismillaahi allaahumma shalli ‘ala Muhammad.

Selain kedua lafaz tersebut, Rasulullah SAW juga membaca doa dengan lafaz yang lebih singkat sebagaimana diriwayatkan dalam Kitab Ibnu Sunni dari Abdullah bin Hasan, dari ibunya, dari neneknya.

Dikatakan, ketika memasuki masjid Rasulullah SAW bertahmid kemudian membaca doa masuk masjid sebagai berikut,

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَافْتَحْ لِي أَبْوابَ رَحْمَتِكَ

Allaahummagh fir lii waftahlii abwaaba rahmatik

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku, bukakanlah untukku semua pintu rahmat-Mu.”

Doa Perjalanan Menuju Masjid

Dalam buku Adab dan Doa Sehari-hari untuk Muslim Sejati karya Thoriq Aziz Jayana juga terdapat doa ketika keluar rumah menuju masjid. Berikut bacaannya,

بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Bismillahi tawakaltu ‘alallahi laa hawla wa laa quwwata illa billahi

Artinya: “Dengan nama Allah SWT aku bertawakal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali Allah SWT.”

Ketika berada dalam perjalanan menuju masjid, kita dapat membaca doa,

اللَّهُمَّ اجْعَلْ فِي قَلْبِي نُورًا، وَفِى لِسَانِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي سَمْعِي نُورًا، وَاجْعَلْ فِي بَصَرِي نُورًا وَاجْعَلْ مِنْ خَلْفِي نُورًا وَمِنْ أَمَامِي نُورًا، وَاجْعَلْ مِنْ فَوْقِي نُورًا، وَمِنْ تَحْتِي نُورًا، اللهم أعطنى نُورً

Allahummaj’al fiy qolbiy, wa fiy lisaaniy nuuran, waj’al-niy fiy sam’iy nuuran, waj’alniy fiy bashoriy nuuran waj’alniy min khalfiy nuuran wa min amaamiy nuuran, waj’alniy min fauqiy nuuran, wa min tahtiy nuuran, Allahumma a’thiniy nuuran

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah dalam hatiku cahaya, dan dalam lisanku cahaya. Jadikanlah dalam pendengaranku cahaya, dan jadikanlah dalam penglihatanku cahaya. Jadikanlah cahaya dari belakangku, dan dari depanku cahaya. Ya Allah berilah aku cahaya.”

Adab saat Pergi ke Masjid

Masih di dalam buku yang sama dijelaskan mengenai adab saat pergi ke masjid, di antaranya:

  • Hadirkan dalam hati tentang rasa bahwa sedang menghadiri seruan Allah SWT dan senantiasa penuh harapan dengan panggilan itu. Hadirkan rasa hubb (cinta) yang tiada tara, bahwa Allah SWT satu-satunya yang berhak mendapatkan cinta.
  • Berjalanlah ke masjid tanpa tergesa-gesa.
  • Pastikan berangkat ke masjid sudah dalam keadaan suci dari hadas kecil maupun besar.
  • Pakailah pakaian yang sopan, bersih dan suci, karena kita akan bertamu ke rumah Allah SWT.
  • Jangan bertelanjang baik keseluruhan tubuh maupun sebagian tubuh.
  • Disunnahkan untuk memakai wangi-wangian (minyak wangi). Namun bagi wanita, disunahkan tidak memakai wangi-wangian dan jangan berdandan yang mencolok.
  • Sepanjang perjalanan perbanyaklah berzikir dan bersholawat.
  • Saat sampai masjid, masuklah dengan keadaan tenang, dan dahulukan kaki kanan.

Selain itu, disunnahkan membaca doa masuk masjid sebagaimana yang diajarkan Rasulullah SAW.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Sholat Tahajud: Arab, Latin dan Artinya



Jakarta

Sholat tahajud menjadi salah satu amalan sholat malam yang dianjurkan Rasulullah SAW. Usai mendirikan sholat tahajud, sempatkan diri untuk membaca doa yang diajarkan Rasulullah SAW.

Sholat tahajud merupakan amalan yang dapat ditunaikan sebagai ungkapan rasa syukur, mempertebal keimanan ataupun sebagai cara untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Anjuran sholat tahajud bahkan disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al-Isra Ayat 79


وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِۦ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا

Artinya: Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.

Doa Sholat Tahajud

Dalam Kitab Super Lengkap Panduan Belajar Shalat, Doa & Zikir oleh Ustaz A Solihin As Suhaili, dijelaskan doa yang bisa dibaca usai sholat tahajud. Doa ini rutin dibaca Rasulullah SAW.

اَللّٰهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَالِكُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ مُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ

اَللّٰهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ، اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ

Arab latin: Allahumma lakal hamdu Anta qayyimus sawamati wal ardhi wa man fihinn. Wa lakal hamdu anta malikus samawati wal ardhi wa man fihin. Wa lakal hamdu anta nurussamawati wal ardhi wa man fahihin wa lakal hamdu antal haqq wa wa’dukal haq, wa liqauka haqq, wa qauluka haq, wal jannatu haqq, wan naru haqq, wannabiyyuna haqq, Muhammadun shallalahu ‘alahi wa sallama haqq, wassa’atu haqq.

Allahuma laka aslamtu wa bika amantu wa ‘alaika tawakkaltu, wa ilaika anabtu, wa bika khashamtu wa ilaikan hakamtu, faghfirli, ma qaddamtu, wama akkhartu, wama asrartu, wama a’lantu, wama anta a’lamu bihi minni, antal muqaddimu wa antal muakhiru, la ilaha illa anta, wala hawla wala quwwata illa billah.

Artinya: “Ya Allah! Bagi-Mu segala puji, Engkau cahaya langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala segala puji, Engkau yang mengurusi langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji, Engkau Tuhan yang menguasai langit dan bumi serta seisinya. Bagi-Mu segala puji Bagi-Mu kerajaan langit dan bumi serta seisi-nya.

Bagi-Mu segala puji Engkau (Allah) benar, janji-Mu benar, firman-Mu benar, bertemu dengan-Mu benar, surga adalah benar, neraka adalah benar, para nabi adalah benar, Muhammad adalah benar, hari kiamat adalah benar.

Ya Allah, kepada-Mu aku pasrah, kepada-Mu aku bertawakal, Kepada-Mu aku beriman, kepada-Mu aku kembali (bertaubat), dengan pertolongan-Mu aku berdebat (kepada orang-orang kafir), kepada-Mu (dan dengan ajaran-Mu), aku menjatuhkan hukum.

Ampunilah dosaku yang telah lalu dan yang akan datang. Engkaulah yang mendahulukan dan mengakhirkan, tiada Tuhan yang hak disembah kecuali Engkau, Engkau adalah Tuhanku, tidak ada Tuhan yang disembah kecuali Engkau.”

Pada dasarnya sholat malam, termasuk sholat tahajud boleh dikerjakan pada awal malam yaitu setelah salat isya, atau pertengahan atau akhir malam sesuai dengan kesanggupan dan kondisi setiap muslim. Akan tetapi yang lebih utama adalah dilakukan pada
sepertiga akhir malam.

Manfaatkan momen ini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Niatkan secara ikhlas semata-mata hanya mengharapkan ridho Allah SWT.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Qunut Witir 15 Malam Terakhir Ramadan



Jakarta

Salat Witir bulan Ramadan umumnya dikerjakan usai salat Tarawih. Ulama Syafi’iyah menganjurkan untuk membaca doa qunut Witir saat memasuki pertengahan akhir Ramadan.

Mengutip buku Dialog Lintas Mazhab: Fiqh Ibadah dan Muamalah karya Asmaji Muchtar, mazhab Syafi’i berpendapat bahwa salat Witir hukumnya sunnah muakkad dengan jumlah rakaat paling sedikit satu rakaat dan paling banyak sebelas rakaat.

Jika dilakukan lebih dari sebelas rakaat dengan sengaja tahu, salat tambahan tersebut tidak sah. Adapun jika melakukannya karena tidak tahu atau lupa, salatnya tidak batal dan menjadi salat sunah mutlak.


Waktu salat Witir dimulai setelah salat Isya sampai terbit fajar. Disunahkan untuk membaca doa qunut dalam rakaat terakhir di setengah dari bulan Ramadan.

Bacaan Doa Qunut Witir

Imam an-Nawawi dalam Kitab Al Adzkar mengatakan melakukan qunut pada pertengahan akhir dari bulan Ramadan, tepatnya dalam rakaat terakhir salat Witir. Ulama Syafi’iyah lainnya ada yang berpendapat melakukan qunut pada semua salat Witir pada bulan Ramadan.

Bacaan doa qunut Witir pada 15 malam terakhir Ramadan termaktub dalam hadits yang diriwayatkan dalam Kitab Sunan Abu Dawud, At-Tirmidzi, an-Nasa’i, Ibnu Majah, al-Baihaqi, dan kitab lainnya dengan sanad yang shahih dari al-Hasan bin Ali RA. Berikut bacaannya:

للّٰهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضٰى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ
مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَا قَضَيْتَ وَاَسْتَغْفِرُكَ وَاَتُوْبُ اِلَيْكَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدَنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ

Arab latin: Allaahumah dinii fii man hadaits, wa ‘aafiinii fii man ‘aafaits, wa tawallanii fii man tawallaits, wa baarik lii fii maa a’thaits, wa qi nii syarra maa qadlait, fa innaka taqdli wa laa yuqdlaa ‘alaik, wa innahuu laa yadzil-lu mau waalaits, tabarakta rabbanaa wa ta’aaits

Artinya: “Ya Allah, berilah aku petunjuk di antara orang-orang yang Engkau beri petunjuk, berilah kesejahteraan kepadaku di antara orang-orang yang Engkau beri kesejahteraan, tolonglah aku di antara orang-orang yang Kau beri pertolongan, berikanlah keberkahan kepadaku pada apa-apa yang Engkau berikan kepadaku, dan peliharalah aku dari keburukan yang Engkau putuskan, karena sesungguhnya Engkau memutuskan dan tidak diputuskan atas-Mu, dan tiada kehinaan kepada orang yang telah Engkau tolong, Mahasuci Engkau wahai Tuhan kami, lagi Maha tinggi.”

Dijelaskan dalam buku Meneladani Solat Sunat yang Diajarkan Rasulullah karya Syihabudin Ahmad, doa qunut ketika salat witir dibaca pada rakaat yang terakhir setelah membaca surah dan sebelum rukuk.

Hal tersebut bersandar pada sebuah riwayat dari Ubay bin Ka’ab, dia berkata,

“Bahwasanya Rasulullah SAW mengerjakan Witir lalu membaca qunut sebelum rukuk.” (HR Ibnu Majah dalam Sunan-nya, Kitab Iqaamatush Sholaah was Sunnah Fiiha)

Dijelaskan pula bahwa menurut Syaikh Sayyid Sabiq dalam Kitab Fiqih Sunnah bahwa pandangan ini bersandarkan pada riwayat dari Abu Dawud bahwa Umar bin Khattab RA mengumpulkan orang ramai untuk melaksanakan salat Tarawih dengan berimamkan kepada Ubay bin Ka’ab RA.

Selama dua puluh hari Ubay bin Ka’ab menjadi imam kepada mereka dan tidak pernah mengerjakan qunut melainkan pada pertengahan akhir pada bulan Ramadan.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Para Nabi ketika Dilanda Kesusahan dan Kesedihan



Jakarta

Para nabi senantiasa memanjatkan doa ketika dilanda kesusahan dan kesedihan. Doa para nabi tersebut juga dikabulkan oleh Allah SWT.

Beberapa nabi yang memanjatkan doa lantas dikabulkan tersebut adalah Nabi Adam AS ketika bertobat, Nabi Yaqub AS ketika dilanda kesedihan karena kehilangan putranya, dan Nabi Ayyub AS ketika mendapat cobaan berupa penyakit kulit belasan tahun.

Selain itu, Rasulullah SAW sebagai nabi terakhir juga memanjatkan doa kepada Allah SWT ketika dilanda kesedihan, kegelisahan, dan kesusahan. Berikut doa para nabi selengkapnya.


1. Doa Nabi Adam AS

رَبَّنَا ظَلَمْنَآ اَنْفُسَنَا وَاِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخٰسِرِيْنَ

Rabbanā ẓalamnā anfusana wa il lam tagfir lanā wa tar-ḥamnā lanakụnanna minal-khāsirīn

Artinya: “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan tidak merahmati kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.” (QS Al A’raf: 23)

Menurut Imam Ibnu Katsir dalam Qashash al-Anbiyaa, doa Nabi Adam AS tersebut merupakan suatu bentuk pengakuan dan upaya untuk kembali kepada-Nya, merendahkan diri di hadapan-Nya, dan sangat butuh kepada-Nya.

Nabi Adam AS membaca doa tersebut karena sedih dan merasa bersalah usai mendekati buah larangan Allah SWT ketika di surga. Doa tersebut juga dikenal sebagai doa tobat Nabi Adam AS.

2. Doa Nabi Yaqub AS

اَشْكُوْا بَثِّيْ وَحُزْنِيْٓ اِلَى اللّٰهِ وَاَعْلَمُ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

asykụ baṡṡī wa ḥuznī ilallāhi wa a’lamu minallāhi mā lā ta’lamụn

Artinya: “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Yusuf: 86)

Melansir detikHikmah, Nabi Yaqub AS terkenal atas kesabaran dan kasih sayangnya kepada anak-anaknya. Ia pernah mendapatkan musibah berupa kehilangan putranya, Yusuf AS. Dalam kesedihannya itu, Nabi Yaqub AS lantas berdoa kepada Allah SWT.

Doa Nabi Yaqub AS saat dilanda kesedihan tersebut termaktub dalam surah Yusuf ayat 86. Surah tersebut juga memuat kisah Nabi Yaqub AS kehilangan Nabi Yusuf AS.

3. Doa Nabi Ayyub AS

أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

Annī massaniyaḍ-ḍurru wa anta ar-ḥamur-rāḥimīn

Artinya: “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.” (QS Al Anbiya: 83)

Nabi Ayyub AS mendapat cobaan dari Allah SWT berupa penyakit kulit yang menyebabkan orang-orang menjauhinya. Menurut buku Mukjizat Doa-Doa yang Terbukti Dikabulkan Allah karya Yoli Hemdi, Nabi Ayyub as tidak langsung meminta kesembuhan pada Allah, melainkan ia meminta untuk diperlihatkan bentuk Maha Penyayangnya Allah SWT.

Doa Nabi Ayyub yang penuh sopan santun tersebut dikabulkan oleh Allah SWT. Hal ini dikisahkan dalam surah Al Anbiya ayat 84,

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ

Artinya: “Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami,”

4. Doa Nabi Muhammad SAW

Dalam Kitab Jami’ al-Tirmidzi terdapat hadits dari Abu Hurairah RA bahwa ketika Nabi SAW risau dalam sebuah persoalan, beliau menengadah ke langit dan berdoa dengan sungguh-sungguh, beliau SAW mengucap

يَاحَيُّ يَا قَيُّومُ

Ya Hayy ya Qayyum

Artinya: “Wahai Sang Mahahidup dan Sang Mahamandiri.”

Masih dalam kitab yang sama, Anas bin Malik RA juga meriwayatkan bahwa apabila Nabi SAW sedang risau, beliau mengucapkan,

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ

Ya hayyu ya qoyyum bi rahmatika astaghiits

Artinya: “Wahai Sang Mahahidup, wahai Sang Mahamandiri, dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan.”

Selain doa tersebut, Nabi Muhammad SAW juga memanjatkan doa qurb ketika dilanda kesusahan dan kesedihan. Berikut bacaan doanya,

لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَرَبُّ اْلأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ

Laa ilaaha illallahul ‘adzhiimul haliim, laa ilaaha illallaahu rabbil arsyil ‘adzhiim, laa ilaaha illallaahu rabbus samaawaati wa rabbul ardhi wa rabbul arsyil kariim.

Artinya: “Tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah, Tuhan Yang Maha Agung dan Mahasantun, tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai Arsy yang agung, tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai langit dan bumi dan menguasai Arsy yang agung.” (HR Bukhari dan Muslim)

detikers jangan lupa ucap rasa syukur hari ini di Alhamdulillah Challenge. Hadiah menanti untuk kamu dapatkan.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Perjalanan Jauh Naik Mobil agar Selamat sampai Tujuan



Jakarta

Lebaran 2023 akan tiba kurang dari tiga pekan lagi. Bagi umat Islam yang hendak mudik, bisa membaca doa perjalanan jauh agar selamat sampai tujuan.

Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar menukil sebuah riwayat dari Abdullah bin Sarjis RA yang menceritakan bahwa Rasulullah SAW meminta perlindungan kepada Allah SWT dari beratnya perjalanan hingga buruknya pandangan ketika menempuh perjalanan jauh.

“Jika Rasulullah SAW melakukan perjalanan beliau meminta perlindungan dari beratnya perjalanan, buruknya tempat kembali dan kebengkokan setelah lurus, doanya orang-orang yang dizalimi, serta buruknya pandangan ada pandangan dan harta.” (HR Muslim dalam Shahih-nya)


Dalil berdoa ketika melakukan perjalanan jauh juga bersandar pada firman Allah SWT,

وَالَّذِيْ خَلَقَ الْاَزْوَاجَ كُلَّهَا وَجَعَلَ لَكُمْ مِّنَ الْفُلْكِ وَالْاَنْعَامِ مَا تَرْكَبُوْنَۙ لِتَسْتَوٗا عَلٰى ظُهُوْرِهٖ ثُمَّ تَذْكُرُوْا نِعْمَةَ رَبِّكُمْ اِذَا اسْتَوَيْتُمْ عَلَيْهِ وَتَقُوْلُوْا سُبْحٰنَ الَّذِيْ سَخَّرَ لَنَا هٰذَا وَمَا كُنَّا لَهٗ مُقْرِنِيْنَۙ

Artinya: “(Dialah) yang menciptakan semua makhluk berpasang-pasangan dan menjadikan kapal laut untukmu serta hewan ternak untuk kamu tunggangi. Agar kamu dapat duduk di atas punggungnya. Kemudian jika kamu sudah duduk (di atas punggung)-nya, kamu akan mengingat nikmat Tuhanmu dan mengucapkan, “Maha Suci Zat yang telah menundukkan (semua) ini bagi kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya.” (QS Az-Zukhruf: 12-13)

Doa Perjalanan Jauh Arab, Latin, dan Artinya

Ketika perjalanan jauh naik kendaraan Rasulullah SAW membaca takbir sebanyak tiga kali, kemudian membaca doa berikut:

سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

Arab latin: Subhaanalladzii sakhkhara lana hadzaa wamaa kunnaa lahuu muqriniin, wa innaa ilaa rabbinaa lamunqalibuun

Artinya: “Mahasuci Engkau, sungguh aku benar-benar telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang dapat memberikan mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau.”

Kemudian membaca:

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ في سَفَرِنَا هَذَا الْبِرَّ وَالتَّقْوَى وَمِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى. اللَّهُمَّ هَوَ عَلَيْنَا سَفَرَنَا هَذَا وَأَطُو عَنَا يُعْدَهُ

Arab latin: Allaahumma innaa nas-aluka fii safarinaa haadzal birra wattak-waa, wa minal amali maa tardlaa, allaahuma hawwin ‘alainaa safaranaa haazaa wa athwi ‘anna bu’dahu

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu dalam perjalanan kami, perjalanan yang dalam kebaikan dan ketakwaan, dan termasuk amal yang engkau ridhai, ya Allah permudahlah perjalanan kami ini dan dekatkanlah atas kami yang jauh.”

Lalu membaca:

اللَّهُمَّ أَنتَ الصَّاحِبُ في السَّفَرِ وَالخَلِيفَةُ في أأَهْلِ ، اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ وَعْتَاءِ السَّفَرِ وَكَابَةِ المَنْظَرِ وَسُوءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَالْأَهْلِ

Arab latin: Allaahumma anta shaahibu fis safari wal khalifatu fii ahlii, allaahumma innii a’udzubika min wa’tsaais safari wa kaabbatil mandhari wa suual munqalabi fil maali wal ahli

Artinya: “Ya Allah, Engkau menyertai dan pengganti keluarga dalam perjalanan, ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari beratnya perjalanan ini dan buruknya pemandangan serta jeleknya tempat kembali pada keluarga dan hamba yang aku tinggalkan.”

Doa tersebut diriwayatkan dalam Kitab Sahih Muslim pada Kitab al-Manasik, dari Abdullah bin Umar RA.

Dalam riwayat lain yang termuat dalam Kitab Sunan Abu Dawud, at-Tirmidzi, dan an-Nasa’i dengan sanad yang sahih, dari Ali bin Rabi’ah, sahabat Ali bin Abi Thalib membaca basmalah ketika naik kendaraan. Lalu, ketika telah duduk, dia membaca:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِيْنَ، وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

Arab latin: Alhamdulillaahilladzii sakhkhara lanaa haadzaa wa maa kunnaa lahuu muqriniin, wa innaa ilaa rabbinaa lamunqalibuun

Artinya: “Segala puji bagi Allah, yang menundukkan semua ini kepada kami, padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”

Kemudian dia membaca takbir sebanyak tiga kali, dan membaca:

سُبْحَانَكَ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي فَاغْفِرْ لِي إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلا أَنْتَ

Arab latin: Subhaanala innii dhalamtu nafsii fagfirlii fa innahuu laa yaghfirudh dhunuuba illaa anta

Artinya: “Mahasuci Engkau, sungguh aku benar-benar telah menzalimi diriku sendiri, maka ampunilah aku, sesungguhnya tidak ada yang dapat memberikan mengampuni dosa-dosaku kecuali engkau.”

Doa Perjalanan Jauh Mustajab

Dalam Kitab Mausu’ah Al-Huquq Al-Islamiyah karya Syaikh Sa’ad Yusuf Mahmud Abu Aziz dikatakan, doa yang dipanjatkan ketika melakukan perjalanan jauh termasuk doa mustajab.

Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa salah satu yang menyebabkan terkabulnya doa seseorang ialah melakukan perjalanan jauh.

Dari Abu Hurairah RA, dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda, “Tiga doa yang pasti akan dikabulkan: doa orang teraniaya, doa orang yang selalu bepergian, dan orang tua kepada anaknya.” (HR Abu Dawud dan lainnya)

Dijelaskan lebih lanjut, perjalanan panjang membuat semakin dekat kepada dikabulkannya doa karena merupakan tempat tercapainya kesedihan jiwa dan keterasingan dari Tanah Air, serta menanggung kesulitan. Kesedihan inilah yang merupakan salah satu penyebab dikabulkannya doa.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa ketika Mengalami Kesusahan, Pernah Dipanjatkan Nabi Yaqub dan Nabi Muhammad



Jakarta

Setiap manusia pasti pernah mengalami kesusahan dalam hidupnya, tapi bukan berarti langsung pasrah. Ada doa yang bisa dipanjatkan untuk memohon kekuatan dan kesabaran, sebagaimana yang dilakukan Nabi Yaqub serta dicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Allah SWT memberikan cobaan kepada hamba-Nya sebagai bentuk kasih sayang. Siapa yang sabar dalam menghadapi cobaan ini maka akan mendapatkan pahala berlipat.

Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 155, Allah SWT berfirman,


وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya: “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”

Doa ketika Mengalami Kesusahan

Doa Nabi Yaqub

Nabi Yaqub AS terkenal atas kesabaran dan kasih sayangnya kepada anak-anaknya. Ia pernah memanjatkan doa untuk memohon kesabaran dan pertolongan ketika mendapat musibah.

Doa Nabi Yaqub AS tersebut dipanjatkan tatkala ia kehilangan putranya, Yusuf AS. Disebutkan dalam buku Doa Harian yang Dianjurkan Para Nabi dan Orang Saleh susunan Tim Lentera Hati, saat itu beliau sangat bersedih. Sebagaimana firman-Nya:

وَتَوَلّٰى عَنْهُمْ وَقَالَ يٰٓاَسَفٰى عَلٰى يُوْسُفَ وَابْيَضَّتْ عَيْنٰهُ مِنَ الْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيْمٌ ٨٤

Artinya: “Dia (Ya’qub) berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata, “Alangkah kasihan Yusuf,” dan kedua matanya menjadi putih karena sedih. Dia adalah orang yang sungguh-sungguh menahan (amarah dan kepedihan).” (QS Yusuf: 84)

Dalam ayat selanjutnya Allah SWT menceritakan jawaban Nabi Yaqub AS kepada anak-anaknya dengan penuh kesabaran. Perkataan ini yang kemudian disebut sebagai doa Nabi Yaqub AS.

Bacaan Doa Nabi Yaqub AS

اَشْكُوْا بَثِّيْ وَحُزْنِيْٓ اِلَى اللّٰهِ وَاَعْلَمُ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ٨٦

asykụ baṡṡī wa ḥuznī ilallāhi wa a’lamu minallāhi mā lā ta’lamụn

Artinya: “Hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku. Aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Yusuf: 86)

Disebutkan dalam sebuah riwayat, tatkala Sayyidina Abu Bakar tengah salat Subuh dan membaca ayat ini, seketika itu ia pun menangis dan jemaahnya juga ikut menangis. Hal ini juga terjadi pada masa Sayyidina Umar setelah dinobatkan sebagai khalifah menggantikan Abu Bakar Ash Shiddiq.

Namun, riwayat tersebut banyak diperdebatkan oleh para ulama.

Doa Nabi Muhammad SAW

Doa Qurb merupakan doa yang dibaca oleh Rasulullah SAW ketika bersedih hati dan mengalami kesulitan dalam hidup. Kesulitan merupakan suatu hal yang kerap dihadapi manusia serta termasuk ke dalam ujian yang Allah SWT berikan.

Mengutip dari buku Dahsyatnya Doa Para Nabi yang disusun oleh Syamsuddin Noor SAg, berikut merupakan bacaan doa qurb disertai arab latin dan artinya.

لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ الْعَظِيْمُ الْحَلِيْمُ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، لاَ إِلَـٰهَ إِلاَّ اللَّهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَرَبُّ اْلأَرْضِ وَرَبُّ الْعَرْشِ الْكَرِيْمِ

Arab latin: Laa ilaaha illallahul ‘adzhiimul haliim, laa ilaaha illallaahu rabbil arsyil ‘adzhiim, laa ilaaha illallaahu rabbus samaawaati wa rabbul ardhi wa rabbul arsyil kariim.

Artinya: “Tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah, Tuhan Yang Maha Agung dan Mahasantun, tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai Arsy yang agung, tiada Tuhan yang wajib disembah selain Allah, Tuhan yang menguasai langit dan bumi dan menguasai Arsy yang agung,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Doa Memohon Perlindungan

Mengutip buku Kisah Teladan dan Inspiratif 25 Nabi & Rasul, ada juga doa yang bisa dibaca untuk meminta perlindungan Allah SWT:

اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ مِنْ خَيْرِ مَا سَأَلَكَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا اسْتَعَاذَ مِنْهُ نَبِيُّكَ مُحَمَّدٌ وَأَنْتَ المُسْتَعَانُ وَعَلَيْكَ البَلَاغُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ

Allaahumma innaa nas’aluka min khairi maa sa’alaka minhu nabiyyuka muhammadun wa na’uudzu bika min syarri maas ta’aadza minhu nabiyyuka muhammadun wa antal musta’aanu wa ‘alaikal balaaghu, wa laa haula wa laa quwwata illaabillahi.

Artinya: “Ya Allah, kami memohon di antara kebaikan apa yang diminta Nabi-Mu Muhammad, dan kami berlindung dari keburukan yang Nabi-Mu Muhammad meminta perlindungan kepadanya. Engkau tempat meminta pertolongan dan Engkaulah tempat mengadu, dan tidak ada daya serta kekuatan kecuali karena pertolongan-Mu.”

Semoga Allah SWT senantiasa memberi kemudahan dalam setiap langkah hamba-Nya yang beriman.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com