Category Archives: Doa Hadits

Doa Memotong Ayam Menurut Islam dan Tata Cara Menyembelihnya



Jakarta

Doa memotong ayam penting dibaca oleh umat Islam yang ingin menyembelihnya untuk menjaga kehalalan hewan tersebut. Jika proses penyembelihan ayam tidak sesuai dengan syariat Islam, maka daging ayam haram hukumnya.

Sementara itu, orang yang menyembelih ayam harus beragama Islam dan sudah baligh, tidak sedang dipengaruhi alkohol, dan tidak memiliki gangguan mental. Adapun doa memotong ayam menurut Islam dan tata cara menyembelihnya yang baik dan benar yaitu sebagai berikut.

Doa Memotong Ayam Menurut Islam

Hukum islam mewajibkan umatnya untuk melantunkan doa memotong ayam sebelum hewan tersebut disembelih dan diolah. Perlu diperhatikan bahwa ayam yang sebelumnya sudah mati atau telah menjadi bangkai haram hukumnya untuk dikonsumsi.

Berikut doa memotong ayam sesuai dengan syariat Islam dalam tulisan Arab dan latin beserta artinya.


1. Membaca Basmalah

Pertama-tama, awali doa memotong ayam dengan membaca basmalah:

بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Bismillahir rahmanir rahim

Artinya: “Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang,”

2. Membaca Doa Menyembelih

Kedua, baca doa memotong ayam seperti berikut ini:

بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ اَللَّهُمَّ إِنَّ هَذَا مِنْكَ وَلَكَ

Bismillaahi wallahu akbar Allahumma inna hadza minka wa laka

Artinya: “Dengan menyebut nama Allah, Allah Maha Besar, Ya Allah, sesungguhnya (sembelihan) ini dari-Mu dan untuk-Mu.”

Cara Menyembelih Ayam

Dikutip dari laman resmi UHAMKA, berikut tata cara menyembelih ayam menurut syariat islam.

1. Siapkan alat penyembelihan yang sudah tajam dan bersih, berdasarkan sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Rafi’ bin Khadij. Ia berkata:

يَا رَسُوْلُ اللهِ اِنَّا لاَقُوْا العَدُوَ غَدًا وَلَيْسَ مَعَنَا مُدًى قاَلَ ماَ اَنْهَرَ الدَمَ وَذُكِرَ اسْمُ اللهِ عَلَيْهِ فَكُلْ لَيْسَ السِنَ وَالظُفْرَ وَسَأُحَدِثُكَ أَماَ السِنُ فَعَظْمٌ وَاَمَا الظُفْرُ فَمُدَى الْحَبَشَةِ [رواه أحمد والبيهقي]

Artinya: “Ya Rasulullah sesungguhnya kami besok akan berhadapan dengan musuh dan kami tidak mempunyai pisau (untuk sembelih). Maka Nabi saw bersabda: Apa saja yang bisa mengalirkan darah dan disebutkan atasnya nama Allah, makanlah (sembelihan tersebut) apabila yang dipakai untuk penyembelihan itu bukan dengan gigi dan kuku. Dan saya akan menerangkan itu kepadamu. Adapun gigi itu adalah tulang dan adapun kuku itu adalah pisau menurut kaum Habasyah.” [HR. Ahmad dan al-Baihaqi]

2. Dilanjutkan dengan menyebutkan nama Allah atau membaca basmalah, berdasarkan firman Allah SWT dalam surat al-An’am (6):121.

وَلَا تَأْكُلُوا مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ اللَّهِ عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ وَإِنَّ الشَّيَاطِينَ لَيُوحُونَ إِلَى أَوْلِيَائِهِمْ لِيُجَادِلُوكُمْ وَإِنْ أَطَعْتُمُوهُمْ إِنَّكُمْ لَمُشْرِكُونَ [الأنعام (6): 121]

Artinya: “Dan janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. Sesungguhnya syaitan itu membisikkan kepada kawan-kawannya agar mereka membantah kamu; dan jika kamu menuruti mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-arang yang musyrik.”

3. Ikat kaki hewan, kemudian dibaringkan di atas lambung sebelah kiri, dan hadapkan leher hewan yang akan disembelih ke arah kiblat.

4. Memotong tenggorokan dan dua urat leher dalam satu gerakan.

5. Setelah hewan benar-benar mati, baru boleh dibersihkan terlebih dahulu, dan dikuliti.

Syarat Menyembelih Ayam

Adapun syarat menyembelih ayam sebelum melantunkan doa memotong ayam sebagai berikut.

  • Penyembelih beragama Islam.
  • Pastikan ayam yang disebelih dalam keadaan hidup dan sehat.
  • Alat penyembelih harus tajam dan juga bersih.
  • Penyembelihan dilakukan dengan ikhlas dan atas rasa syukur dari Allah SWT.

Itulah doa memotong ayam, cara menyembelih, dan syaratnya dalam hukum Islam. Semoga artikel ini bisa membantu detikers yang sedang belajar kaidah Islam dalam penyembelihan ayam.

(fds/fds)



Sumber : www.detik.com

Doa Jeda Salat Tarawih ‘Allahumma Innaka Afuwwun’ Lengkap



Jakarta

Salat Tarawih dikerjakan antara salat Isya sampai sebelum masuk salat Subuh pada bulan Ramadan. Salat ini umumnya dikerjakan dalam 8 atau 20 rakaat dengan diselingi doa jeda salat Tarawih setiap mencapai 4 rakaat.

Mengutip buku Adab dan Doa Sehari-hari untuk Muslim Sejati karya Thoriq Aziz Jayana, salat Tarawih bisa dikerjakan dengan 8 rakaat (4 salam), 10 rakaat (5 salam) atau 20 rakaat (10 salam) ditambah salat Witir 3 rakaat.

Imam an-Nawawi berpendapat, salat sunnah, baik siang maupun malam, lebih afdhal jika dikerjakan setiap 2 rakaat salam.


Ahmad Sarwat dalam buku Seri Fiqih Kehidupan 3: Shalat menjelaskan, para ulama sepakat bahwa di sela-sela rakaat Tarawih disyariatkan duduk untuk istirahat. Hal tersebut disesuaikan dengan nama “Trawih” yang pensyariatannya untuk duduk istirahat.

Para ulama juga menjelaskan bahwa duduk istirahat itu dilakukan pada tiap empat rakaat, meskipun salat Tarawih dilakukan dengan dua rakaat salam.

Mengenai hal tersebut hikmah dari duduk istirahat ini karena biasanya imam memperlama bacaan ayat-ayat Al-Qur’an dalam posisi berdiri. Supaya tidak terlalu lelah, setiap selesai empat rakaat disunnahkan untuk duduk istirahat.

Doa Jeda Salat Tarawih

Dalam duduk istirahat tersebut bisa diisi dengan memanjatkan doa. Doa jeda salat Tarawih berisi bacaan syahadat, istighfar, doa mohon ampun, dan doa memohon ridha dan surga Allah SWT. Berikut bacaan selengkapnya.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Asyhadu an laa ilaaha illallaahu

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah.”

أَسْتَغْفِرُ اللهَ

Astaghfirullah

Artinya: “Aku memohon ampunan Allah.”

اَلَّهُمَّ إِنِّيْ أََسْأَلُكَ ا لْجنَّةَ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ

Allaahumma innii as-alukal jannah, wa a’uudzu bika minan-naar

Artinya: “Ya Allah, aku memohon kepada-Mu surga dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka.”

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Allahumma Innaka ‘afuwwun tuhibbul afwa fa’fuanni

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan suka memberi maaf, maka maafkanlah aku.”

Disebutkan dalam sebuah hadits, doa jeda salat Tarawih dengan lafaz ‘Allahumma innaka afuwwun’ tersebut turut dibaca saat malam Lailatul Qadar. Dari Aisyah RA, ia berkata,

يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَأَيْتَ إِنْ عَلِمْتُ أَىُّ لَيْلَةٍ لَيْلَةُ الْقَدْرِ مَا أَقُولُ فِيهَا قَالَ قُولِى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّى اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Artinya: “Wahai Rasulullah, bagaimana bila aku mengetahui malam Lailatul Qadar, apa yang harus aku ucapkan?” Beliau (Rasulullah SAW) menjawab, “Ucapkanlah, Allahuma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni (Ya, Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf, dan suka memberi maaf, maka maafkanlah aku).'” (HR At-Tirmidzi)

Doa setelah Salat Tarawih

Selain membaca doa jeda salat Tarawih, dianjurkan pula membaca doa setelah salat Tarawih. Mengutip buku Panduan Lengkap Shalat Wajib dan Sunnah serta Doa Sehari-hari karya Muhammad Fakhri berikut bacaannya:

اللهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ رِضَاكَ وَالْجَنَّةَ وَنَعُوذُ بِكَ مِنْ سَخَطِكَ وَ النَّارِ. اللهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ كَرِيْمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنَّا وَ وَالِدَيْنَ وَ عَنْ جَمِيعِ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ

Allaahumma inna nas-aluka ridlaaka waljannata wana’uudzu bika min sakhatika wannaari.

Allaahumma innaka ‘afuwwun kariim tuhibbul ‘afwa fa’fu anna wa waalidainaa wa’an jamii’il mislimiina walmuslimaati birahmatika yaa ar-hamar raahimiin

Artinya: “Ya Allah kami memohon kehadirat-Mu untuk mendapatkan keridaan-Mu dan surga-Mu. Dan kami berlindung dari kemurkaan-Mu dan dari siksa neraka.

Ya Allah sesungguhnya, Engkau Maha Pengampun lagi Maha Mulia, Engkau suka mengampuni sebab itu ampunilah kami dan ampunilah kedua orang tua kami serta kaum muslimin dan muslimat dengan kasih sayang-Mu wahai Tuhan yang Maha Penyayang.”

Setelah itu membaca:

اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي كَرِيمُ

Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu anna yaa kariim (dibaca tiga kali dan diikuti oleh para jamaah)

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai permintaan maaf, maafkanlah aku yang Maha Mulia.”

Dilanjutkan dengan:

للَّهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِينَ، وَ لِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ، وَ لِلصَّلَاةِ حَافِظِيْنَ، وَ لِلزَّكَاةِ فَاعِلِينَ، وَ لِمَا عِنْدَكَ طالِبيْنَ، وَ لِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَ لِلْهُدَى مُتَمَسِّكِينَ، وَ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِينَ، وَ فِي الدُّنْيَا زَاهِدِينَ، وَ فِي الْآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَ بِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَ لِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِينَ، وَ عَلَى الْبَلَاءِ صَابِرِينَ، وَ تَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَ إِلَى الْحَوْضِ وَارِدِينَ، وَ إِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِينَ، وَ مِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ، وَ عَلَى سَرِيْرِ الْكَرَامَةِ قَاعِدِينَ، وَ مِنْ حُوْرِ الْعَيْنِ مُتَزَوجِيْنَ، وَ مِنْ سُنْدُسٍ وَ اسْتِبْرَاقٍ وَدِيْبَاجِ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَ مِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَ مِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ بِأَكْوَابٍ وَ أَبَارِيقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِيْنٍ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّنَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَ الصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُوْلَئِكَ رَفِيقًا. اللّهُمَّ اجْعَلْنَا في هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّرِيفِ الْمُبَارَكَةِ مِن السُّعَدَاءِ الْمَقْبُولِينَ وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ الْأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُودِينَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ.

Allahummaj’alnaa bil-iimaani kaamiliin, wa lil-faraa’idhi mu’addiin, wa lish-shalaati haafizhiin, wa liz-zakaati faa’iliin, wa limaa ‘indaka thaalibiin, wa li’afwika raajiin, wa lil-hudaa mutamassikin, wa ‘anil-laghwi mu’ridhiin, wa fid-dunyaa zaahidiin, wa fil-aakhirati raaghibiin, wa bil-qadhaa’I raadhiin, wa lin-na’maa’I syaakiriin, wa ‘alal-balaa’I shaabiriin, wa tahta liwaa’I muhammadin yaumal-qiyaamati saa’iriin, wa ilal-haudhi waaridiin, wa ilal-jannati daakhiliin, wa minan-naari naajiin, wa ‘alaa sariiril-karaamati qaa’idin, wa min huuril-‘aini mutazawwijiin, wa min sundusiw wastibraaqiw wa diibaajim mutalabbisiin, wa min tha’aamil-jannati aakiliin, wa mil-labaniw wa ‘asalim mushaffaa syaaribiina ni akwaabiw wa abaariqaa wa ka’sim mim-ma’iinim ma’al-ladziina an’amta’alaihim minan-nabiyyina wash-shiddiiqiina wasy-syuhadaa’i wash-shaalihiina wa hasuna ulaa’ika rafiiqaa.

Allaahummaj’alnaa fii haadzihil-lailatisy-syariifil-mubaarakati minas-su’adaa’il-maqbuuliina wa laa taj’alnaa minal-asyqiyaa’il-marduudiin, wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadiw wa aalihii wa shahbihii aima’iin, birahmatika yaa arhamar-raahimiin.

Artinya: “Ya Allah jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang menjalankan kewajiban, yang terus melaksanakan salat, yang menunaikan zakat, yang selalu bergantung pada-Mu, yang mengharap ampunan-Mu, yang berpegang teguh pada petunjuk-Mu, yang menjauhi tipu daya, yang zuhud terhadap dunia, yang mencintai akhirat, yang rida atas ketetapan-Mu, yang selalu bersyukur atas nikmat-Mu, yang tetap bersabar terhadap cobaan, yang menjalani hidup di bawah bimbingan Nabi Muhammad SAW, hingga hari kimat. Yang berkesempatan mendatangi telaga (kausar), yang masuk surga, yang selamat dari neraka, yang menduduki kemuliaan, yang mendampingi bidadari, yang berpakaian sutra serta menikmati hidangan surga, yang minum air susu dan madu dengan gelas dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari golongan para Nabi, orang-orang yang membenarkan-Mu, para syuhada, orang-orang saleh, dan orang-orang yang penuh kasih sayang.

Ya Allah jadikanlah kami pada malam yang mulia dan berkah ini termasuk orang-orang beruntung yang diterima permohonannya, dan janganlah Engkau jadikan kami termasuk orang-orang merugi yang tertolak amalnya. Semoga, salawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada pemimpin kami, Nabi Muhammad SAW, keluarga, serta para sahabatnya dengan rahmat-Mu. Wahai Zat yang Maha Pengasih dari para pengasih.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kumpulan Doa Memperoleh Rahmat Allah SWT, Yuk Panjatkan!



Jakarta

Doa memperoleh rahmat bisa dibaca oleh muslim agar mendapat rahmat dari Allah SWT. Mereka yang dirahmati Allah niscaya selamat di dunia maupun akhirat.

Sebagai seorang hamba, sudah semestinya manusia memohon perlindungan dan rahmat dari Allah. Dalam surat Al Isra ayat 57, Allah SWT berfirman:

اُولٰۤىِٕكَ الَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ يَبْتَغُوْنَ اِلٰى رَبِّهِمُ الْوَسِيْلَةَ اَيُّهُمْ اَقْرَبُ وَيَرْجُوْنَ رَحْمَتَهٗ وَيَخَافُوْنَ عَذَابَهٗۗ اِنَّ عَذَابَ رَبِّكَ كَانَ مَحْذُوْرًا


Arab latin: Ulā`ikallażīna yad’ụna yabtagụna ilā rabbihimul-wasīlata ayyuhum aqrabu wa yarjụna raḥmatahụ wa yakhāfụna ‘ażābah, inna ‘ażāba rabbika kāna maḥżụrā

Artinya: “Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti,”

Rahmat artinya kebaikan dan kasih sayang Allah yang diberikan kepada hamba yang disayangi-Nya. Doa memperoleh rahmat dapat dipanjatkan kapan pun, bahkan usai mengerjakan ibadah salat sunnah maupun wajib.

Kumpulan Doa Memperoleh Rahmat

Berikut merupakan sejumlah doa memperoleh rahmat yang bisa dibaca sebagaimana dirangkum dari buku Kumpulan Doa Makbul oleh Dra Neni Nuraeni MAg dan buku Doa Yuk! karya Abu Ihsan.

1. Doa Memperoleh Rahmat Pertama

Doa Memperoleh RahmatDoa Memperoleh Rahmat (Foto: Dok. Buku Kumpulan Doa Makbul)

Arab latin: Allahumma inni as-aluka mujibati rahmatika wa aza-ima maghfiratika was slamata min kulli itsmin wal ghanimata min kulli birrin wal fauza bil jannati wan najata minan nari

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu atas terpenuhinya rahmat-Mu, kepastian ampunan-Mu, selamat dari segala dosa, memperoleh segala kebaikan, serta keberuntungan mendapatkan surga, dan selamat dari api neraka,” (HR At-Tirmidzi).

2. Doa Memperoleh Rahmat Kedua

اللَّهمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا كَبِيْرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Arab latin: Allahumma inni zhalamtu nafsii zhulman katsiiran kabiiran, wa laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta, faghfir lii maghfirotan min ‘indika, warhamnii innaka antal ghaofuurur rohiim

Artinya: “Ya Allah! Sesungguhnya aku telah menganiaya diriku sendiri dengan aniaya yang besar. Tiada yang dapat mengampuni dosa-dosaku selain Engkau. Maka, ampunilah aku dengan keampunan dari sisi-Mu dan rahmatilah aku, sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Pemberi Rahmat,”

3. Doa Memperoleh Rahmat Ketiga

رَبِّ أَوْزِعْنِىٓ أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ ٱلَّتِىٓ أَنْعَمْتَ عَلَىَّ وَعَلَىٰ وٰلِدَىَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صٰلِحًا تَرْضَىٰهُ وَأَدْخِلْنِى بِرَحْمَتِكَ فِى عِبَادِكَ ٱلصّٰلِحِينَ

Arab latin: Robbi auzi’nii an asykuro ni’matakal latii an’amta ‘alayya wa ‘alaa waalidayya wa an a’mala shoolihan tardhoohu wa adkhilnii birohmatika fii ‘ibaadikash shoolihiin

Artinya: “Ya Tuhanku, mudahkanlah aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan kepadaku, dan kepada kedua orang tuaku dan untuk beramal shalih yang engkau meridhainya. Masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-Mu yang soleh,”

4. Doa Memperoleh Rahmat Keempat

رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا

Arab latin: rabbanā ātinā mil ladungka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadā

Artinya: “Ya Allah berikanlah kami rahmat dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami,”

Adab dalam Memperoleh Rahmat Allah SWT

Setelah mengetahui doa memperoleh rahmat yang bisa dipanjatnya, ada baiknya seorang muslim juga memperhatikan adab-adabnya. Dinukil dari buku Adab dan Doa Harian oleh Latif Ustman, berikut pembahasannya:

  • Mengerjakan salat wajib dan salat sunnah
  • Selalu senantiasa berdoa dan berdzikir kepada Allah SWT
  • Merasa ringan dan senang hati dalam melaksanakan ibadah yang diperintahkan Allah SWT
  • Cinta firman-firman Allah dengan cara membaca Al-Qur’an setiap hari

Yuk raih rahmat yang berlimpah dari Allah SWT dengan amalkan doa ini.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa setelah Adzan dan Artinya Sesuai Sunnah, Ini Keutamaannya



Jakarta

Doa setelah adzan adalah perihal yang penting untuk diketahui muslim. Hal ini lantaran adzan yang berkumandang setiap hari sebanyak lima kali sehari dan kita perlu untuk membaca doa setelahnya.

Mengutip Buku Pintar Doa dan Zikir Rasulullah oleh Abdullah Zaedan, riwayat mengenai doa setelah adzan ini disampaikan oleh Jabir bin Abdullah yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Siapapun yang membaca doa setelah ia mendengar panggilan muadzin (adzan), maka niscaya ia akan memperoleh syafaat pada hari akhir kelak.” Doa setelah adzan yang disebutkan itu adalah sebagai berikut.

Doa setelah Adzan dan Artinya Sesuai Sunnah

اَللَّهُمَّ رَبَّ هَذه الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ وَالصَّلاةِ القائمة آت مُحَمَّداً الْوَسَيْلَةَ والْفَضيلَةَ وابْعَثْهُ مَقَاماً مَحْمُوْداً الَّذِي وَعَدتَهُ


Arab latin: “Alloohumma robba hadzihid da’watittaamatit taammati was sholaatil qoo`imati aati muhammadal wasiilata wal fadhiilata wab’atshu maqoomam mahmuudal ladzii wa-‘adtahu”

Artinya: “Ya Allah, Rabb yang memiliki panggilan ini, yaitu yang sempurna juga memiliki salat yang didirikan. Berikanlah Nabi Muhammad wasilah serta keutamaan, berikut juga kemuliaan dan derajat yang tinggi, dan angkatlah ia menuju tempat yang terpuji sebagaimana yang telah Engkau janjikan.” (HR An Nasa’i)

Keutamaan Doa setelah Adzan

Selain memanjatkan doa setelah adzan, umat muslim juga harus mengetahui bahwa terdapat keutamaan jika berdoa setelah adzan dan sebelum iqamat. Melansir buku Ringkasan Fikih Sunnah Sayyid Sabiq oleh Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi, keutamaannya adalah waktu tersebut dapat menjadi waktu paling mustajab untuk seseorang memanjatkan doa.

Dalil mengenai keterangan ini adalah tertuang dari Anas Radhiyallahu anhu yang menyampaikan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ الدُّعَاءَ لاَ يُرَدُّ بَيْنَ الأَذَانِ وَالإِقَامَةِ فَادْعُوا

Artinya: “Doa yang dipanjatkan di antara adzan dan iqamat adalah tidak akan ditolak.” (HR An Nasa’i)

Selain membaca doa setelah adzan, disebutkan oleh Rasulullah SAW bahwa terdapat amalan yang bisa dilakukan ketika seseorang mendengar lantunan adzan. Rasulullah SAW bersabda melalui sebuah hadits, “Barang siapa yang mendengar muadzin mengumandangkan adzan, hendaknya ia menjawab dengan mengucapkan:

وَأَنَا أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَاَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ رَضِيْتُ بالله رَبًّا وَبِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَسُولاً وَبِالْإِسْلَامِ دِينًا

Arab Latin: “Wa anaa asyhadu anlaa ilaaha illalloohu wahdahu laa muhammadan syariikalahu ‘abduhu wa anna wa rosuuluhu rodhiitubillaahirobbaawabimuhammadin sholalloohu ‘alaihi wasallama wa bil islaami diinaa”

Artinya: “Dan aku bersaksi bahwa tiada Rabb kecuali Allah yang Maha Esa yang tidak ada sekutu bagi-Nya, juga aku bersaksi bahwa sesungguhnya Nabi Muhammad adalah hamba sekaligus utusan-Nya, aku ridha Allah sebagai Rabbku dan Nabi Muhammad SAW sebagai rasul-Nya, dan menerima Islam sebagai agamaku.’ Maka dengan itu, Allah SWT telah mengampuni dosa-dosanya.” (HR An Nasa’i)

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Baca Doa Ini Agar Lisan Terjaga dari Perkataan Buruk



Jakarta

Ada doa yang bisa dibaca untuk menjaga lisan dari perkataan buruk. Doa ini bertujuan untuk melindungi lisan agar tidak menyakiti orang lain.

Manusia diberi anugerah lisan untuk berbicara mengenai apa saja yang dirasakan dari dalam lubuk hatinya. Di antara semua nikmat Allah yang besar manfaatnya bagi manusia adalah lisan dan dua belah bibir.

Namun, lisan dapat menjadi hal yang membawa keburukan apabila manusia tidak dapat menjaga dan mengendalikannya. Sudah sepantasnya seorang muslim menjaga lisannya dari perkataan-perkataan buruk dan kotor.


Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam.” [Al-Bukhari no. 6018, 6136, 6475; Muslim no. 47; Abu Dawud no. 5154; At-Tirmidzi no. 2500. Lihat pula hadits senada dalam Shahih Al-Jami’ no. 6500, 6501]

Bacaan Doa Agar Lisan Terjaga

Berikut adalah doa yang bisa dibaca untuk menjaga lisan dari perkataan yang buruk.

اَللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ سَمْعِى، وَمِنْ شَرِّ بَصَرِى، وَمِنْ شَرِّ لِسَانِى، وَمِنْ شَرِّ قَلْبِى، وَمِنْ شَرِّ مَنِيِّى

Arab latin: Allaahumma innii a’uudzu bika min syarri sam’ii, wa min syarri bashorii, wa min syarri lisaanii, wa min syarri qolbii, wa min syarri maniyyii

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan pendengaran, penglihatan, lisan, qalbu, dan maniku.” [Sunan Abu Dawud no. 1551; Sunan At-Tirmidzi no. 3492].

Mengutip laman NU, Kamis (30/3/2023) doa berikut ini juga bisa dibaca untuk menjaga lisan. Sebagaimana disebutkan oleh Syekh Abdul Fattah Abu Ghuddah dalam komentar kitab Risâlah al-Mustarsyidîn, maka berikut doa yang dianjurkan agar Allah SWT menjaga lisan kita:

اَللَّهُمَّ اجْعَلْ صَمْتِي فِكْراً وَنُطْقِي ذِكْراً

Arab Latin: Allâhumma-j’al shamtî fikran wa nuthqî dzikran

Artinya: Wahai Allah, jadikanlah diamku berpikir, dan bicaraku berdzikir.

Imam An-Nawawi menasihatkan, “Hendaklah seseorang tidak berbicara kecuali apabila perkataannya membawa kebaikan, dan kapan saja ia ragu apakah membawa kebaikan dalam perkataannya (atau malah keburukan), maka hendaklah ia tidak berbicara.” [Syarh Riyadh Ash-Shalihin, Ibnu ‘Utsaimin, 6/155].

Asy-Syaikh Mahmud Al-Khazandar dalam Hadzihi Aklaquna menyarankan, “Perkataan yang baik dapat terjadi dengan pelatihan dan pembiasaan, demikian pula perkataan yang buruk. Lisan akan mengeluarkan kata-kata yang biasa ia ucapkan. Hanya dengan kesungguhan, lisan dapat terjaga. Sedikit saja kita lengah, maka lisan kita akan terpeleset.”

Selain membaca doa tersebut, seorang muslim yang ingin senantiasa menjaga lisannya juga dapat melantunkan bacaan-bacaan dzikir seperti istighfar. Bahkan istighfar selalu diamalkan oleh baginda Rasulullah SAW setelah selesai sholat

Dalam sebuah hadits shahih disebutkan, “Siapa yang memohon ampun (istighfar), niscaya Allah SWT akan memberikan jalan keluar kepadanya, jalan keluar dari segala kesusahannya, dan memberikan kesenangan dari segala kesempitan, serta memberinya rezeki dari arah yang tidak dia duga.” (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)

Bahaya Lisan dalam Islam

Imam As-Syafi’i menyebutkan dalam sebuah nasihat, “Lisanmu jangan pernah kau pakai untuk menyebut kekurangan orang lain karena seluruh dirimu adalah aib, sedang tiap manusia punya lisan.”

Dalam peribahasa Indonesia dikenal ‘mulutmu harimaumu’, maka dalam Islam lisan disebut lebih tajam dari sebilah pisau. Menggunakan lisan sangat membutuhkan kehati-hatian.

Oleh karenanya, sebelum mengucapkan perkataan diperlukan akal dan pikiran terlebih dahulu supaya perkataannya dapat membawa manfaat dan tidak berujung kesia-siaan lagi membuat luka bagi orang yang mendengar.

Allah telah berfirman dalam Al-Qur’an surat Al Ahzab ayat 70,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ

Yā ayyuhal-lażīna āmanuttaqullāha wa qūlū qaulan sadīdā(n).

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar.

Anjuran Menjaga Lisan

Abdullah Gymnastiar dalam bukunya Bahaya Lisan, menyebutkan betapa Rasulullah selalu mengingatkan umatnya agar senantiasa menjaga perkataan. Rasulullah SAW bersabda, “Jiwa seorang mukim bukanlah pencela, pengutuk, pembuat perbuatan keji, dan berlidah kotor.” (HR Tirmidzi).

Bahkan kepada orang kafir sekalipun, Rasulullah SAW melarang mencelanya. Dikisahkan bahwa ketika beberapa orang kafir terbunuh dalam Perang Badar, Rasulullah SAW bersabda,

“Janganlah kamu memaki mereka, dari apa yang kamu katakan, dan kamu menyakiti orang-orang yang hidup. Ketahuilah bahwa kekotoran lidah itu tercela.” (HR Nasa’i).

Dalam riwayat yang lain, suatu ketika seorang Arab Badui bertemu Rasulullah SAW, lalu beliau bersabda, “Engkau harus bertakwa kepada Allah! Jika seseorang mempermalukanmu dengan sesuatu yang ia ketahui tentang dirimu, maka janganlah mempermalukannya dengan sesuatu yang engkau ketahui tentang dirinya. Dengan begitu, celakalah dirinya, dan engkau pun mendapat pahala. Dan janganlah engkau memaki sesuatu!” (HR Bukhari, Muslim)

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Hadits Keutamaan Sahur dan Berbuka dengan Kurma



Jakarta

Ada beberapa sunnah yang bisa dikerjakan ketika menjalani ibadah puasa, seperti ketika sahur dan berbuka. Ternyata makan kurma menjadi anjuran Rasulullah SAW.

Sahur sangat dianjurkan sebelum menjalani puasa. Selain untuk mengisi energi agar kuat berpuasa seharian, sahur juga menjadi waktu yang spesial karena terdapat keberkahan di dalamnya.

Sebagian besar umat muslim akan sahur dengan mengonsumsi berbagai makanan dan minuman. Namun sebenarnya ada satu makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi ketika sahur. Bahkan Rasulullah SAW menyebut makanan ini adalah yang terbaik.


Makanan Sahur Terbaik Ala Rasulullah SAW

Mengutip buku 80 Hadits Pilihan Beserta Biografi Perawi dan Faedah Ilmiyah oleh DR. Muhammad Murtaza bin Aish disebutkan sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah SAW bersabda:

نِعْمَ سَحُورُ الْمُؤْمِنِ التَّمْرُ

Artinya: “Sebaik-baik sahurnya seorang mukmin adalah Tamar (kurma kering).” (HR Abu Dawud)

Ada beberapa makna yang terkandung dari hadits tersebut, berikut penjelasannya:

1. Disunnahkan untuk sahur dengan kurma. Ini merupakan sunnah yang banyak dilalaikan oleh masyarakat, mereka mengira kurma hanya sunnah untuk berbuka saja.

2. Kurma adalah buah yang diberkahi, dan memakannya ketika sahur merupakan keberkahan di atas keberkahan.

3. Makan sahur akan membantu dalam melakukan kewajiban dan ketaatan. Maka seorang muslim harus selalu melakukannya. Makan sahur bisa dengan makanan sedikit atau banyak sebagaimana bisa dengan hanya makan kurma, bahkan bisa dengan hanya minum air putih saja, namun sahur dengan kurma lebih utama.

Sunnah Buka Puasa dengan Kurma

Disebutkan dalam hadits riwayat Abu Dawud, Rasulullah SAW bersabda, “Apabila salah seorang di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan kurma , sebab kurma itu mendatangkan berkah. Namun apabila tidak ada, berbukalah dengan air karena air itu bersih.”

Rasulullah SAW menyebutkan bahwa kurma adalah makanan yang membawa keberkahan. Hal ini senada dengan deretan ayat Al-Qur’an yang juga menjelaskan bahwa kurma merupakan buah yang istimewa.

Disebutkan dalam Al-Qur’an surat Maryam ayat 25:

وَهُزِّىٓ إِلَيْكِ بِجِذْعِ ٱلنَّخْلَةِ تُسَٰقِطْ عَلَيْكِ رُطَبًا جَنِيًّا

Artinya: “Dan goyangkanlah pangkal pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah kurma yang masak kepadamu.”

Kemudian juga disebutkan dalam Al-Qur’an surat Al Syuara ayat 148

وَزُرُوعٍ وَنَخْلٍ طَلْعُهَا هَضِيمٌ

Artinya: “Dan tanam tanaman serta pohon pohon kurma yang mayangnya lembut.”

Keistimewaan buah kurma juga turut disebutkan dalam Al-Qur’an surat An Nahld ayat 67:

وَمِنْ ثَمَرَاتِ النَّخِيلِ وَالْأَعْنَابِ تَتَّخِذُونَ مِنْهُ سَكَرًا وَرِزْقًا حَسَنًا ۗ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَةً لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Artinya: Dan dari buah kurma dan anggur, kamu buat minuman yang memabukkan dan rezeki yang baik. Sesunggguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang memikirkan.

Kurma Buah yang Kaya Manfaat

Abdul Syukur al-Azizi dalam bukunya yang berjudul Hadits-Hadits Sains menjelaskan deretan manfaat buah kurma.

Rasulullah SAW menganjurkan untuk berbuka puasa dan sahur dengan kurma. Hal ini ternyata mempunyai manfaat yang sangat besar untuk menambah stamina sekaligus baik bagi kesehatan.

Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah penelitian, secara kimiawi dan biologis, kurma yang dimakan setara dengan 85-87% dari beratnya. Dan, itu mengandung sekitar 20-24% air, 70-75% zat gula, 2-3% protein, 8,5% serat, dan kadar lemak yang rendah, yang tentu saja sangat baik bagi kesehatan.

Di samping itu, kurma juga memiliki rasa yang manis dan enak sehingga disukai banyak kalangan.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Nabi Yunus dan Kisahnya Kala Berada di dalam Perut Paus



Jakarta

Dalam Al-Qur’an diabadikan doa-doa mustajab yang pernah para nabi dan rasul lafalkan. Di antaranya ada yang paling dikenal yakni doa Nabi Yunus AS saat dirinya berada dalam kegelapan perut ikan paus.

Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr dalam buku Fiqih Doa & Dzikir 2, menyebut Yunus AS memanjatkan doa ini ketika beliau pergi dan keluar dari kaumnya yakni penduduk Ninawa, di wilayah Maushil, Irak.

Sebelumnya, beliau telah berulang kali mengajak mereka kepada ketauhidan dan ajaran Allah SWT, tetapi mereka enggan menurutinya dan tetap memilih dalam kekufuran. Di saat beliau sudah tak tahan lagi dengan sikap kaumnya, Nabi Yunus meninggalkan mereka dengan amarah dan peringatan azab dari Allah SWT.


Kemudian ia menumpang pada perahu yang dipenuhi orang dan barang-barang. Di saat perahu itu hampir tenggelam karena kelebihan muatan, para penumpang memutuskan untuk mengundi siapa yang harus dibuang di laut untuk meringankan beban kapal itu.

Setelah beberapa kali terjadi undian, nama Yunus AS lah yang terpilih. Akhirnya ia menjatuhkan dirinya ke laut. Namun Allah SWT tak serta merta membiarkan hamba-Nya yang takwa itu tenggelam. Dia mengirim ikan besar (diduga paus) untuk menelan Nabi Yunus, tetapi tidak memakan dagingnya dan meremukkan tulangnya.

Tertelanlah Nabi Yunus ke dalam perut ikan paus yang gelap gulita. Dalam kegelapan berlapis itu, beliau menyadari serta mengakui kesalahan yang telah diperbuat terhadap kaumnya.

Lalu beliau segera bertaubat, dilanjut dengan bertasbih, bertahlil, beristighfar kepada-Nya seraya berdoa dengan bacaan yang diabadikan dalam Al-Qur’an pada Surat Al-Anbiya 87.

Allah SWT pun mendengar doa hamba-Nya itu. Kemudian Dia mengampuninya dan mengijabah doa itu dengan menyelamatkan Yunus AS keluar dari perut ikan paus tersebut.

Doa Nabi Yunus AS: Arab, Latin, dan Arti

Doa Yunus AS ini diketahui termuat dalam Surat Al-Anbiya ayat 87:

لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Latin: lā ilāha illā anta sub-ḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn

Artinya: “Tidak ada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau. Sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”

Keutamaan Doa Nabi Yunus AS

Syaikh Al-Badr dalam bukunya turut menjelaskan bahwa doa ini mengandung makna mulia, petunjuk agung, serta mengharuskan penerimaan akan pengabulan. Ibnu Al-Qayyim turut mengungkap isi sebenarnya dari doa Nabi Yunus ini,

“Adapun doa dzunnun (Yunus AS), di dalamnya terdapat kesempurnaan tauhid dan pensucian terhadap Rabb. Pengakuan hamba akan kedzalimannya dan dosanya merupakan obat paling baik dalam menawar kesusahan, kegundahan, dan kegelisahan.”

Menukil pendapat Ibnu Katsir dalam buku Fiqih Doa & Dzikir 2 menerangkan makna doa yang demikian membuat doa ini afdhal untuk dibaca pada kala tertimpa musibah, “Terutama apabila mereka berdoa dengan doa ini saat ditimpa cobaan. Sungguh telah datang anjuran memanjatkan doa ini dari penghulu para nabi.”

Ya, memang Rasulullah SAW telah menganjurkan umatnya untuk memohon dengan doa Yunus AS. Lantaran doa ini akan menjadi perantara dikabulkannya keinginan seseorang. Sebagaimana sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Saad bin Abi Waqqash:

“Doa dzunnun (Yunus AS) ketika berdoa kepada Rabbnya dan dia di perut ikan adalah, ‘tidak ada sembahan yang haq selain Engkau, Mahasuci Engkau, sungguh aku termasuk orang-orang yang zhalim, (QS Al-Anbiya: 87)’, tidaklah seorang muslim berdoa dengannya pada sesuatu pun melainkan dikabulkan untuknya.” (HR Ahmad & Tirmidzi)

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Agar Tidak Menjadi Orang Tamak, Lengkap dengan Artinya



Jakarta

Tamak adalah salah satu sifat dalam diri manusia yang muncul karena merasa tidak pernah puas. Sifat ini dapat menimbulkan penyakit hati dan pada umumnya penyebab utamanya adalah harta dan kekuasaan.

Sebagai umat muslim, kita perlu mengamalkan doa agar terhindar dari sifat tamak sehingga kita tidak termasuk ke dalam golongan orang-orang yang dibenci oleh Allah.

Doa Mohon Perlindungan dari Kefakiran, Kekurangan, dan Kehinaan

اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْفَقْرِ وَالْقِلَّةِ وَالذِّلَّةِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ أَنْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ


Arab Latin: Allahumma inni a’uudzubika minal faqi wal-qillati wadz dzillati wa a’uudzubika min an adzlima aw udzlam

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kefakiran, kekurangan, kehinaan. Aku juga memohon perlindungan kepada-Mu dari menganiaya atau dianiaya.” (HR Nasa’i).

Ust. Ahmad Zacky El-Syafa dalam bukunya Doa-Doa Terbaik Sepanjang Masa menjelaskan makna dari doa tersebut.

As-Sanadi berkata, “Maksud berlindung dari kefakiran adalah berlindung dari sifat tamak yang senantiasa memperdaya hati manusia, yang selalu menyuruhnya untuk mengumpulkan harta benda sebanyak-banyaknya tanpa pernah merasa cukup, dan berlindung dari apa saja yang dapat membawa seseorang kepada perbuatan kufur nikmat atau melupakan Sang Pemberi nikmat.”

Adapun Ath-Thayyibi menyatakan bahwa, “Maksud dari fakir di sini adalah fakir jiwa dan bukan fakir harta. Orang yang fakir jiwa tidak akan pernah qanaah atau merasa cukup dalam hidupnya, sehingga ia tidak pernah merasa puas dengan nikmat apapun yang diperolehnya.”

Tamak adalah Sifat yang Buruk dan Tercela

Rasulullah SAW selalu mengajarkan kepada umatnya tentang pentingnya memohon rasa cukup terhadap pemberian Allah SWT. Merasa cukup terhadap pemberian Allah disebut sebagai sifat qanaah. Sifat qanaah adalah ridho dan menerima setiap pemberian Allah.

Adapun kebalikan dari sifat qanaah adalah tamak. Tamak ini adalah sifat yang buruk lagi tercela, dan merupakan salah satu sifat setan yang seharusnya tidak dimiliki oleh manusia. Mengutip buku 15 Cara Nyata Memperoleh Rezeki Berlimpah oleh Abdillah Firmanzah Hasan, Rasulullah SAW pernah bersabda kepada sahabatnya Hakim bin Hizaam:

“Wahai Hakim! Sesungguhnya harta ini indah (dan) manis, maka barang siapa yang mengambilnya dengan jiwa yang baik, niscaya mendapat keberkahan, dan barang siapa yang mengambilnya dengan jiwa yang tamak, niscaya tidak mendapat keberkahan, dan ia seperti orang yang makan tetapi tidak pernah kenyang, dan tangan yang di atas (yang memberi) lebih baik dari tangan yang di bawah (yang meminta)”. (Hadits Riwayat Bukhari 7/176 dan Muslim 3/94)

Dalam hal ini Rasulullah mencoba mengingatkan Hakim bin Hizaam bahwasannya seseorang yang jiwanya sudah dilingkupi oleh sifat tamak dan rakus, maka ia tidak akan pernah mendapatkan keberkahan karena tidak pernah bisa merasakan kecukupan.

Di dalam riwayat yang lain, Rasulullah SAW pernah bersabda,

وَإِيَّاكُمْ وَالشُّحَّ، فَإِنَّ الشُّحَّ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ: أَمَرَهُمْ بِالْقَطِيعَةِ فَقَطَعُوا، وَأَمَرَهُمْ بِالْبُخْلِ فَبَخِلُوا، وَأَمَرَهُمْ بِالْفُجُورِ فَفَجَرُوا

Artinya: “Waspadalah dengan sifat ‘syuh’ (tamak lagi pelit) karena sifat ‘syuh’ yang membinasakan orang-orang sebelum kalian. Sifat itu memerintahkan mereka untuk bersifat bakhil (pelit), maka mereka pun bersifat bakhil. Sifat itu memerintahkan mereka untuk memutuskan hubungan kekerabatan, maka mereka pun memutuskan hubungan kekerabatan. Dan Sifat itu memerintahkan mereka berbuat dosa, maka mereka pun berbuat dosa.” (HR. Ahmad 2/195. Dikatakan shahih oleh Syaikh Al Arnauth).

Kedua hadits tersebut mengingatkan umat muslim untuk senantiasa bersyukur dan merasa cukup akan apa yang dimilikinya. Islam mengajarkan penganutnya untuk mencari harta untuk menafkahi dirinya selama harta tersebut mencukupi untuk menunjang kegiatan sehari-hari dan jumlahnya tidak berlebih-lebihan.

Itulah bacaan doa agar tidak menjadi orang yang tamak. Doa tersebut dapat diamalkan setiap hari. Semoga atas lindungan kita semua dapat terhindar dari sifat tamak dan rakus yang banyak membawa mudharat.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Doa Qunut Subuh Lengkap Versi Panjang dan Pendek



Jakarta

Doa qunut merupakan salah satu amalan sunnah yang dikerjakan pada saat sholat Subuh. Imam Nawawi dalam Kitab al-Adzkar menjelaskan bahwa membaca doa qunut subuh hukumnya sunnah muakkad, dalil tersebut merujuk pada sebuah hadits dari Anas bin Malik, beliau mengatakan:

“Rasulullah senantiasa membaca qunut ketika sholat Subuh sehingga beliau wafat,” (HR Ahmad).

Dalam bahasa Arab, qunut memiliki banyak arti yaitu berdiri, tunduk, taat, diam, dan doa. Sementara itu, mengutip dari buku Kupas Tuntas Qunut Subuh oleh Galih Maulana, secara istilah para ulama mengartikan qunut sebagai nama untuk doa dalam sholat pada saat tertentu ketika berdiri.


Selain dibaca ketika mengerjakan sholat fardhu, doa qunut juga bisa dibaca dalam salat sunnah. Qunut ini dilakukan pada pertengahan dari akhir bulan Ramadan tepatnya pada rakaat akhir dari sholat witir dan disebut sebagai qunut witir.

Adapun, mengenai bacaan qunut subuh biasanya dilafalkan dengan suara pelan setelah ruku sembari mengangkat kedua tangan. Imam Nawawi menerangkan bahwa doa qunut Subuh dibaca setelah i’tidal sebelum beranjak untuk posisi sujud pertama di rakaat kedua tersebut.

Keterangan ini sesuai dari sebuah riwayat, berikut bunyinya:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَنَتَ بَعْدَ الرَّكُوعِ

Artinya: “Sungguh Nabi (Muhammad) SAW membaca doa qunut setelah (bangun dari) rukuk,” (HR. Bukhari dan Muslim).

Bacaan Doa Qunut Subuh Versi Pendek dan Panjang

1. Doa Qunut Subuh Versi Pendek

Berikut ini merupakan doa qunut Subuh versi pendek yang dilengkapi dengan arab latin dan artinya sebagaimana dikutip dari buku Wajib Hafal Luar Kepala Bacaan Shalat, Doa, dan Surat-surat Pendek karya Ramadhani.

للّٰهُمَّ اهْدِنِىْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ وَعَافِنِى فِيْمَنْ عَافَيْتَ وَتَوَلَّنِىْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ وَبَارِكْ لِىْ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ فَاِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَ يُقْضٰى عَلَيْكَ وَاِ نَّهُ لاَ يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلاَ يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ

Arab latin: Allahummah dinii fii man hadaits, wa ‘aafiinii fii man ‘aafaits, wa tawallanii fii man tawallaits, wa baarik lii fii maa a’thaits, wa qi nii syarra maa qadlaits, fa innaka taqdli wa laa yuqdlaa ‘alaik, wa innahuu laa yadzillu mau waalaits, tabaarakta rabbanaa wa ta’aalaits

Artinya: “Ya Allah, berilah aku petunjuk di antara orang-orang yang Engkau beri petunjuk, berilah kesejahteraan kepadaku di antara orang-orang yang Engkau beri kesejahteraan.

Tolonglah aku di antara orang-orang yang Engkau beri pertolongan, berikanlah keberkahan kepadaku pada apa-apa yang Engkau berikan kepadaku, dan peliharalah aku dari keburukan yang Engkau putuskan.

Karena sesungguhnya Engkau memutuskan dan tidak diputuskan atas-Mu, dan tiada kehinaan kepada orang yang telah Engkau tolong, Mahasuci Engkau wahai Tuhan kami, lagi Maha Tinggi,”

2. Doa Qunut Subuh Versi Panjang

Di bawah ini merupakan doa qunut Subuh versi panjang yang dinukil dari buku Doa & Dzikir Lengkap Sunnah oleh Kustiana Mara.

اَللهُمَّ اهْدِنِيْ فِيْمَنْ هَدَيْتَ، وَعَافِنِيْ فِيْمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلَّنِيْ فِيْمَنْ تَوَلَّيْتَ، وَبَارِكْ لِيْ فِيْمَاأَعْطَيْتَ، وَقِنِيْ شَرَّمَا قَضَيْتَ، فَاِنَّكَ تَقْضِىْ وَلاَيُقْضَى عَلَيْكَ، فَاِنَّهُ لاَيَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، وَلاَيَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ، فَلَكَ الْحَمْدُ عَلَى مَاقَضَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ اِلَيْكَ، وَصَلَّى اللهَ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النَّبِيِّ اْلاُمِّيِّ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَبَارَكَ وَسَلَّمَ

Arab latin: Allahhummahdinii fiiman hadait, wa’a finii fiman ‘aafait, wa tawallanii fiiman tawal-laiit, wa baarik lii fiimaa a’thait, wa qinii syarra maa qadhait. Fainnaka taqdhii walaa yuqdha ‘alaik, wa innahu laayadzilu man walait, wa laa ya’izzu man ‘aadait, tabaa rakta rabbanaa wata’aalait. Falakalhamdu ‘alaa maaqadhait, Astaghfiruka wa’atuubu ilaik, Wasallallahu ‘ala Sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi. Wa’alaa aalihi washahbihi wasallam

Artinya: “Ya Allah tunjukkanlah padaku sebagaimana pada mereka yang telah Engkau beri petunjuk. Dan berilah padaku pengampunan sebagaimana pada mereka yang Engkau beri ampun.

Dan peliharalah aku sebagaimana pada mereka yang Engkau pelihara. Dan berilah padaku keberkatan sebagaimana yang telah Engkau karuniakan pada mereka. Dan selamatkan aku dari mara bahaya yang telah Engkau tentukan.

Maka sesungguhnya Engkaulah yang menghukum dan bukan yang kena hukum. Maka sesungguhnya tidaklah hina pada mereka orang yang Engkau pimpin, dan tidak mulia orang yang Engkau musuhi.

Maha Suci Engkau wahai Tuhan kami dan Maha Tinggi Engkau. Maka bagi Engkau segala puji atas yang Engkau hukumkan. Aku mohon ampun kepada Engkau dan aku bertaubat kepada Engkau. Dan semoga Allah mencurahkan rahmat dan kesejahteraan atas junjungan kami Nabi Muhammad, keluarga, dan para sahabatnya,”

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Kamilin Tarawih Lengkap dalam Arab, Latin, dan Artinya



Jakarta

Melaksanakan salat tarawih pada saat bulan Ramadan pasti menjadi amalan yang dilakukan banyak orang. Dalam pelaksanaannya, ada bacaan doa kamilin yang dilafalkan oleh jemaah setelah salat tarawih.

Mengutip buku Memantaskan Diri Menyambut Bulan Ramadhan karya Abu Maryam Kautsar Amru, ketika selesai melakukan rakaat salat tarawih kemudian mulai memasuki salat witir, ada jeda di antara keduanya. Jeda tersebut kemudian dipimpin oleh seorang bilal dengan membaca doa yang diikuti oleh para jemaah.

Doa yang dibaca tersebut disebut dengan doa kamilin. Berikut adalan bacaan doa kamilin yang dikutip melalui buku Doa-doa Mustajabah karya Abu Qalbina.


Bacaan Doa Kamilin Tarawih dalam Arab, Latin, dan Artinya

اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا بِالإيْمَانِ كَامِلِيْن وَلِلفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنِ وَلِلصَّلاةِ حَافِظِيْنِ وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْن وَلَمِا عِنْدَكَ طَالِبِيْنِ وَلِعَفْوكَ رَاجِيْنِ وَبِالْهُدَي مُتَمَسِّكِين وَعَن اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنِ وَفِي الدُّنْيَا زَاهِدِيْن وَفِي الآخِرَةِ رَاغِيين وبالقضَاءِ رَاضِينِ وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنِ وَعَلي البَلَاءِ صَابِريْن وَتَحْتَ لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنِ وَإِلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنِ وَإِلَى الجَنَّةِ دَاخِلِيْن وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنِ وَعَلَى سَرِيْرِ الكَرَامَةِ قَاعِدِيْنِ وَمِنْ حُوْرٍ عِينٍ مُتَزَوِّحِينِ وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاج مُتَلبِّسِيْن وَمِنْ طَعَامِ الجَنَّةِ آكِلِينِ وَمِنْ لَّبَن وَعَسَلٍ مُصَفًّى شاريين بأكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِينٍ مَعَ الَّذِي أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّين وَالصَّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِوَالصَّالِحِيْن وَحَسُنَ أُولَئِكَ رَفِيْقًا ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللَّهِ وَكَفَى بالله عَلِيْمًا اللَّهُمَّ اجْعَلْنَا فِي لَيْلَةِ هَذا الشَّهْرِ الشَّرِيفَةِ المُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ المَقْبُوْلِيْن وَلَا تَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينِ

Arab latin: “Allâhummaj’al bil îmâni kâmilîn wa lilfarâidhi muaddîn wa lishshalâti hâfidzîn wa lizzakâti fâ’ilîn wa limâ ‘indaka thâlibîn wa li’afwika râjîn wa bil hudâ mutamassikîn wa ‘anillaghwi muʼridhîn wa fid-dunyâ zâhidîn wa fîl âkhirati râghibîn wa bil gadhâ’i râdhîn wa lin-na’mâ’i syâkirîn wa ‘alâl balâ’i shâbirîn wa tahta liwâ’i Muhammadin shallallahu ‘alayhi wa sallama yawmal qiyâmati sâirin wa ilâlhawdhi wâridîn wa ilâl-jannati dâkhilîn wa minan-nâri nâjîn wa ‘alâ sarîr al-karâmati qâ’idîn wan hûrin “în mutazawwijîn wa min sundusin wastabraqin wa dîbâjin mutalabbisin wa min tha’âmil jannati âkilîn wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn bi akwâbin wa abârîqa wa kaʼsin min maʼîn ma’alladzî an’amta ‘alayhim minannabiyyîn wash-shiddîqîn wasy-syuhâdâ’ wash-shâlihîn wa hasuna ulâ’ika rafîqan dzâlikal fadhlu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîma. Allâhummaj’alnâ fî laylati hâdzasyahr syarîfatil mubârakati min al-syu’âdâ’il maqbûlîn wa lâ taj’alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ Muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma’în birahmatika ya ar-hamar-râhimîn.”

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah kami manusia yang senantiasa menyempurnakan iman kami, melaksanakan perintah menjalankan kewajiban-Mu, menjalandakan sholat, menunaikan zakat, memohon serta mengharap ampunan-Mu, yang berpegang teguh kepada petunjuk (yang Kau berikan), meninggalkan kemungkaran, hidup dengan sederhana di dunia, mengharap surga di akhirat, berpasrah pada takdir, bersyukur pada nikmat dan bersabar atas cobaan di bawah bendera syariat Muhammad SAW pada hari kiamat. Dari ajarannya kami datang, ke surga kami menuju, dan juga kami selamat dari api neraka. Kami duduk di atas kain sutra kemuliaan, kami menikahi bidadari yang cantik dan jelita. Kami memakai pakaian yang terbuat dari permadani, sutra, dan perhiasan mewah lainnya. Kami makan dari masakan yang telah tersedia di surga. Kami meminum madu dan susu dengan menggunakan gelas mewah bersama para nabi, orang jujur, syuhada, orang sholeh, dan mereka akan menjadi teman setia di surga kelak. Demikianlah keutamaan dari Allah. Allah Maha Mengetahui atas segala yang dilakukan oleh hamba-Nya. Ya Rabb, jadikan kami pada malam yang mulia dan penuh berkah ini sebagai orang-orang yang senantiasa bahagia dan engkau ampuni. Serta janganlah masukkan kami ke dalam golongan orang-orang yang senantiasa bersedih dan tertolak. Kami senantiasa bersholawat kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, dan sahabat-sahabatnya secara keseluruhan dengan rahmat-Mu, wahai Yang Maha Penyayang dari yang penyayang.”

Salat tarawih merupakan ibadah sunnah yang dilakukan selama bulan Ramadan. Rasulullah SAW bersabda bahwa orang yang mendirikan salat tarawih dengan beriman dan ikhlas, maka Allah SWT akan mengampuni dosanya yang telah lalu.

مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ

Artinya: “Barangsiapa ibadah (tarawih) di bulan Ramadan seraya beriman dan ikhlas, maka diampuni baginya dosa yang telah lampau.” (HR Bukhari, Muslim, dan lainnya). Bukhari meriwayatkan dalam Kitab Iman dengan derajat shahih.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com