Category Archives: Khazanah

Dalil Menjaga Lisan dalam Islam, Tercatat dalam Al-Qur’an dan Hadits


Jakarta

Lisan adalah salah satu nikmat Allah SWT yang sangat berharga bagi manusia. Dengan lisan, kita bisa berbicara, berkomunikasi, dan menyampaikan kebaikan. Namun, lisan juga bisa menjadi penyebab kehancuran bila digunakan untuk keburukan, seperti berkata bohong, ghibah, fitnah, atau mencela orang lain.

Islam memberikan perhatian yang besar terhadap adab menjaga lisan. Dalam Al-Qur’an dan hadits, terdapat banyak dalil yang menekankan pentingnya mengendalikan ucapan agar selalu membawa kebaikan.


Dalam Al-Qur’an surat Qaf ayat 18, Allah SWT berfirman,

مَّا يَلْفِظُ مِن قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ

Artinya: Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.

Dikutip dari buku Tak Henti Engkau Berlari Dikejar Rezeki: Amalan-Amalan Dahsyat Sumber Kekayaan dan Kemakmuran karya Taufiq FR., ayat di atas menjelaskan betapa pentingya seorang muslim menjaga lisan. Segala ucapan yang keluar dari mulut seorang muslim akan selalu diawasi oleh malaikat, dan malaikat kelak akan menjadi saksi apa saja yang telah diucapkan manusia selama hidup di dunia.

Dalil dari Al-Qur’an tentang Menjaga Lisan

1. Larangan Mengucapkan Perkataan Buruk

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 148,

۞ لَّا يُحِبُّ ٱللَّهُ ٱلْجَهْرَ بِٱلسُّوٓءِ مِنَ ٱلْقَوْلِ إِلَّا مَن ظُلِمَ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ سَمِيعًا عَلِيمًا

Artinya: Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya. Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Ayat ini menegaskan bahwa ucapan buruk adalah sesuatu yang dibenci oleh Allah SWT. Seorang muslim dianjurkan untuk memilih kata yang baik, meski dalam kondisi marah sekalipun.

2. Ucapan Baik atau Diam

Allah SWT berfirman:

وَقُولُوا۟ لِلنَّاسِ حُسۡنٗا

Artinya: “Dan ucapkanlah perkataan yang baik kepada manusia.” (QS. Al-Baqarah: 83)

Penggalan ayat 83 surat Al Baqarah di atas memerintahkan umat Islam agar senantiasa berbicara dengan kata-kata yang baik, santun, dan bermanfaat bagi orang lain.

3. Bahaya Mengolok-olok dan Menghina

Dalam surat Al-Hujurat ayat 11, Allah SWT melarang kaum mukmin saling mencela atau memberi julukan buruk:

وَلَا تَلۡمِزُوٓا۟ أَنفُسَكُمۡ وَلَا تَنَابَزُوا۟ بِٱلۡأَلۡقَٰبِۖ

Artinya: “Dan janganlah kamu mencela dirimu sendiri dan janganlah kamu saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk…”

Ayat ini mengajarkan bahwa menjaga lisan bukan hanya tentang tidak berbohong, tetapi juga tidak menghina, merendahkan, atau menyakiti hati orang lain dengan ucapan.

Dalil dari Hadits tentang Menjaga Lisan

1. Perkataan Baik atau Diam

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ

Artinya: “Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam.” (HR Bukhari dan Muslim)

2. Menjaga Lisan dan Surga

Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ يَضْمَنْ لِي مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ وَمَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ أَضْمَنْ لَهُ الْجَنَّةَ

Artinya: “Barang siapa yang dapat menjamin apa yang ada di antara dua rahangnya (lisannya) dan apa yang ada di antara dua kakinya (kemaluannya), maka aku menjamin baginya surga.” (HR Bukhari)

3. Kebinasaan Karena Lisan

Rasulullah SAW juga memperingatkan melalui sabdanya,

وَهَلْ يَكُبُّ النَّاسَ فِي النَّارِ عَلَى وُجُوهِهِمْ إِلَّا حَصَائِدُ أَلْسِنَتِهِمْ

Artinya: “Bukankah manusia akan diseret ke neraka pada wajah-wajah mereka, kecuali karena hasil dari lisan mereka?” (HR Tirmidzi)

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

ICMI Serukan Sikap Bijak Hadapi Situasi Politik dan Gelombang Demonstrasi



Jakarta

Gelombang demonstrasi yang merebak di berbagai wilayah Indonesia, seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Makassar, dan sejumlah kota lain, pada awalnya berlangsung damai. Namun kemudian berkembang menjadi aksi anarkis, perusakan fasilitas publik, hingga jatuhnya korban jiwa. Kondisi ini menimbulkan keprihatinan mendalam dari banyak pihak, khususnya organisasi kemasyarakatan dan tokoh bangsa.

Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI) dalam pernyataannya menyerukan perlunya sikap bijak demi menjaga persatuan dan stabilitas nasional. Pihaknya minta presiden mengambil langkah cepat dan bijaksana.


“ICMI secara khusus menyerukan kepada Presiden selaku kepala negara untuk mengambil sikap tegas dan cepat dalam mengatasi situasi. Tindakan yang tangkas, cepat, dan bijaksana dari pucuk pimpinan sangat krusial untuk mencegah perpecahan dan memulihkan stabilitas politik, keamanan, dan ekonomi. Rakyat membutuhkan kepastian dan bukti nyata bahwa pemerintah hadir untuk melindungi dan mensejahterakan rakyat, bukan sekadar janji politik,” kata ICMI dalam keterangannya, Minggu (31/8/2025).

ICMI juga mendesak evaluasi kebijakan fiskal dan praktik ekonomi yang selama ini dirasa tak berpihak pada rakyat. Selain itu, ICMI mengimbau masyarakat agar tak terprovokasi pihak-pihak yang memanfaatkan momentum demonstrasi untuk memecah belah bangsa.

Sikap ICMI terhadap Situasi Politik dan Demonstrasi

Berikut adalah pernyataan sikap ICMI terhadap situasi politik dan eskalasi gelombang demonstrasi di Tanah Air selengkapnya:

1. Duka Cita dan Tuntutan Keadilan

Dengan hati yang berduka, ICMI menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya atas wafatnya korban-korban, termasuk pengemudi ojek online. Kehilangan seorang anak bangsa adalah duka bagi seluruh rakyat. Kami mendesak aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas peristiwa ini secara transparan, adil, dan tanpa pandang bulu, serta menindak tegas oknum yang bertanggung jawab.

2. Perlu Langkah Cepat dan Bijak dari Presiden

ICMI secara khusus menyerukan kepada Presiden selaku kepala negara untuk mengambil sikap tegas dan cepat dalam mengatasi situasi. Tindakan yang tangkas, cepat, dan bijaksana dari pucuk pimpinan sangat krusial untuk mencegah perpecahan dan memulihkan stabilitas politik, keamanan, dan ekonomi. Rakyat membutuhkan kepastian dan bukti nyata bahwa pemerintah hadir untuk melindungi dan mensejahterakan rakyat, bukan sekadar janji politik.

3. Perlu Empati Pejabat dan Wakil Rakyat

ICMI memandang bahwa kemarahan rakyat seringkali berakar dari kondisi ekonomi yang sulit dan kurangnya sensitivitas para pejabat. Kami mendesak para pejabat dan wakil rakyat untuk berempati, memberikan narasi-narasi kebijakan yang menyejukkan, menjauhi sikap pamer kemewahan, dan fokus pada kebijakan yang mensejahterakan rakyat. Kesadaran dan tanggung jawab ini adalah kunci untuk meredam gejolak sosial dan mengembalikan kepercayaan publik.

4. Mendesak Evaluasi Kebijakan Fiskal dan Praktik Ekonomi

ICMI mendesak pemerintah untuk melakukan evaluasi kebijakan fiskal, dan praktik ekonomi yang tidak berpihak kepada rakyat, dan bahkan menjadi beban baru bagi rakyat.

5. Mendorong Dialog dan Menghindari Kekerasan

ICMI mengingatkan bahwa demonstrasi adalah hak konstitusional, namun harus dijalankan dengan penuh tanggung jawab, damai, menghindari kekerasan, dan tindakan anarkis. Kami menyerukan kepada seluruh pihak, baik demonstran maupun aparat keamanan, untuk mengedepankan dialog dan musyawarah.

Kecendekiaan menuntut kita untuk mencari solusi melalui akal sehat, bukan dengan emosi yang berujung pada kekerasan dan perusakan fasilitas publik yang merugikan semua pihak.

6. Menjaga Persatuan dan Menolak Provokasi

ICMI mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi oleh pihak-pihak yang ingin menunggangi momentum demonstrasi untuk kepentingan politik sempit atau memecah belah bangsa. Keberagaman dan persaudaraan sesama anak bangsa adalah aset terbesar yang harus dijaga. Kita harus bersatu untuk membangun Indonesia yang lebih adil, makmur, dan beradab.

Dalam pesan yang ditandatangani Ketua Umum ICMI Arif Satria ini, ICMI juga mengajak seluruh umat dan bangsa untuk kembali pada nilai-nilai luhur Pancasila. Dengan berpegang teguh pada fondasi ini, bangsa Indonesia dapat melewati berbagai ujian dan tantangan.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Puasa Bulan Mulud: Niat, Jadwal dan Keutamaannya


Jakarta

Puasa bulan Mulud menjadi amalan sunnah yang bisa dikerjakan umat Islam. Puasa ini memiliki sejumlah keutamaan sebagaimana disebutkan dalam hadits.

Mulud merujuk pada bulan Maulid Nabi atau Rabiul Awal, bulan ketiga dalam kalender Hijriah. Sebutan Mulud ini terdapat dalam penanggalan Jawa.


Puasa Bulan Mulud

Tidak ada puasa khusus pada bulan Mulud. Namun, ada puasa-puasa sunnah yang bisa dikerjakan setiap bulannya, termasuk pada bulan Mulud. Beberapa di antaranya puasa Ayyamul Bidh, puasa Senin dan Kamis, dan puasa Daud.

Anjuran pelaksanaan puasa tersebut bersandar pada hadits-hadits shahih. Umat Islam bisa mengerjakannya begitu masuk bulan Mulud.

Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama RI, 1 Mulud atau Rabiul Awal 1447 H jatuh pada 25 Agustus 2025. Dengan demikian, jadwal puasa sunnahnya sebagai berikut.

1. Ayyamul Bidh

Puasa Ayyamul Bidh dikerjakan tiga hari setiap bulan. Dianjurkan pada 13, 14, dan 15 sebagaimana hadits berikut,

وَعَنْ أَبِي ذَرٍ الله قَالَ: أَمَرَنَا رَسُولُ اللَّهِ ﷺ أَنْ نَصُومَ مِنَ الشَّهْرِ ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ: ثَلَاثَ عَشْرَةَ وَأَرْبَعَ عَشْرَةَ وَخَمْسَ عَشْرَةَ. رَوَاهُ النَّسَابِيُّ وَالتَّرْمِذِيُّ وَصَحَّحَهُ ابْنُ حِبَّانَ )

Artinya: Abu Dzar radhiyallaahu ‘anhu berkata, “Rasulullah SAW memerintahkan agar kami berpuasa sunnah tiga hari dalam satu bulan, yaitu tanggal 13, 14, dan 15.” (HR an-Nasa’i, at-Tirmidzi, dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban)

Jadwal Puasa Ayyamul Bidh Mulud

  • Sabtu, 6 September 2025 (13 Rabiul Awal 1447 H)
  • Minggu, 7 September 2025 (14 Rabiul Awal 1447 H)
  • Senin, 8 September 2025 (15 Rabiul Awal 1447 H)

Niat Puasa Ayyamul Bidh

نَوَيْتُ صَوْمَ أَيَّامِ البَيْضِ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma ayyaamil biidhi sunnatan lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Saya niat puasa Ayyamul Bidh, sunnah karena Allah ta’ala.”

2. Senin dan Kamis

Puasa Senin dan Kamis adalah amalan yang selalu dilakukan Rasulullah SAW. Menurut sebuah riwayat dari Aisyah RA, “Rasulullah SAW sangat antusias dan bersungguh-sungguh dalam melakukan puasa pada hari Senin dan Kamis.” (HR Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, Imam Ahmad)

Jadwal Puasa Senin dan Kamis Mulud

  • Senin, 25 Agustus 2025
  • Kamis, 28 Agustus 2025
  • Senin, 1 September 2025
  • Kamis, 4 September 2025
  • Senin, 8 September 2025
  • Kamis, 11 September 2025
  • Senin, 15 September 2025
  • Kamis, 18 September 2025
  • Senin, 22 September 2025

Niat Puasa Senin

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ اْلاِثْنَيْنِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu sauma yaumal itsnaini sunnatan lillahi ta’aalaa.

Artinya: “Saya niat puasa sunnah hari Senin, sunnah karena Allah Ta’ala.”

Niat Puasa Kamis

نَوَيْتُ صَوْمَ يَوْمَ الْخَمِيْسِ سُنَّةً ِللهِ تَعَالَى

Nawaitu sauma yaumal khomiisi sunnatan lillahi ta’aalaa.

Artinya: “Saya niat puasa sunnah hari Kamis, sunnah karena Allah Ta’ala.”

3. Puasa Daud

Puasa Daud adalah puasa yang dikerjakan oleh Nabi Daud AS. Menurut sebuah hadits yang terdapat dalam kitab Shahih Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW menyebut puasa Nabi Daud adalah puasa yang paling disukai Allah SWT, tak ada yang lebih baik darinya.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِنَّ أَحَبَّ الصَّيَامِ إِلَى اللَّهِ صِيَامُ دَاوُدَ وَأَحَبَّ الصَّلَاةِ إِلَى اللَّهِ صَلَاةُ دَاوُدَ عَلَيْهِ السَّلَام كَانَ يَنَامُ نِصْفَ اللَّيْلِ وَيَقُومُ ثُلُثَهُ وَيَنَامُ سُدُسَهُ وَكَانَ يَصُومُ يَوْمًا وَيُفْطِرُ يَوْمًا

Artinya: Dari Abdullah bin Amr RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Sesungguhnya puasa (sunnah) yang paling disenangi Allah ialah puasa Nabi Daud, dan salat (sunnah) yang paling disenangi Allah adalah salat Nabi Daud AS. Nabi Daud tidur separuh malam. Lalu salat sepertiga malam, kemudian tidur lagi seperenam malam. Beliau berpuasa sehari lalu berbuka sehari. (HR Muslim)

Dalam riwayat Bukhari redaksinya cukup panjang yang penggalannya berbunyi: “Tidak ada puasa yang lebih baik dari puasa Nabi Daud AS, yaitu puasa setengah masa. Puasalah sehari dan tidak puasa sehari.” (Dikeluarkan Bukhari pada kitab ke-30, kitab Shaum)

Puasa Nabi Daud bisa dikerjakan secara selang-seling, sehari berbuka, sehari puasa. Pada bulan Mulud ini, umat Islam bisa mengerjakannya mulai 25 Agustus 2025 hingga 22 September 2025.

Niat Puasa Daud

نَوَيْتُ صَوْمَ دَاوُدَ سُنَّةً لِلَّهِ تَعَالَى

Nawaitu shauma daawuda sunnatan lillaahi ta’aalaa.

Artinya: “Aku niat puasa Daud, sunnah karena Allah Ta’ala.”

Bacaan niat puasa Ayyamul Bidh, Senin-Kamis, dan Daud di atas dinukil dari buku Dahsyatnya Puasa Wajib dan Sunah Rekomendasi Rasulullah karya Amirulloh Syarbini dan Sumantri Jamhari.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Kejadian Tak Masuk Akal Jelang Kelahiran Nabi Muhammad



Jakarta

Sejumlah peristiwa luar biasa mengiringi kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kejadiannya sulit diterima akal manusia.

Ulama kontemporer Syekh Abu Al-Hasan ‘Ali Al-Hasani An-Nadwi dalam As-Sirah An-Nabawiyyah mengatakan peristiwa di luar nalar yang terjadi menjelang kelahiran Nabi Muhammad SAW mengarah pada dimulainya era baru dalam kehidupan manusia, terutama dalam hal agama dan moral.

“Peristiwa-peristiwa di luar daya nalar manusia, yang mengarah kepada dimulainya era baru bagi alam dan kehidupan manusia, dalam hal agama dan moral; era baru dalam perjalanan kafilah manusia di dunia ini dan tempat kembalinya,” ujarnya seperti diterjemahkan Abu Firly Bassam Taqiy dkk.


Di antara peristiwa luar biasa yang terjadi menjelang kelahiran Nabi SAW adalah berguncangnya singgasana Istana Kisra dan 14 balkonnya (ada yang menyebut ruangan) berjatuhan. Kejadian aneh lainnya adalah padamnya api Persia yang menjadi sesembahan kaum Majusi. Api ini tidak pernah padam sejak seribu tahun lalu.

Berita-berita tersebut diriwayatkan al-Baihaqi dalam kitab Dalailun Nubuwwah. Ibnu Jarir dan Ibnu Asakir juga meriwayatkan dari hadits Makhzum bin Hani dari ayahnya. Mayoritas ahli sirah juga menyebutkan peristiwa tersebut.

Peristiwa-peristiwa tersebut terjadi pada malam kelahiran Nabi Muhammad SAW, seperti dijelaskan dalam buku Kontribusi Sejarah Peradaban Islam karya Tenny Sudjatnika.

Menurut pendapat masyhur, Nabi Muhammad SAW lahir pada Senin, 12 Rabiul Awal. Sementara pendapat lain menyebut Nabi SAW lahir pada 2, 8, 10, 12, 17, dan 18 Rabiul Awal. Beliau lahir pada Tahun Gajah, para sejarawan menyebut sekitar 570 atau 571 Masehi.

Ulama dan sejarawan abad ke-5 H, Ibnu Hazm al-Andalusi mengatakan dalam Jawami As-Sirah An-Nabawiyah terjemahan Indi Aunullah, Nabi Muhammad SAW adalah putra Abdullah bin Abdul Muthalib. Nasabnya sampai pada Adnan yang merupakan keturunan Nabi Ismail AS.

Nama Rasulullah SAW adalah Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib (namanya Syaibah al-Hamd) bin Hasyim (namanya Amr) bin Abdu Manaf (namanya al-Mughirah) bin Qushay (namanya Zaid) bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan. Ini adalah nasab yang shahih dan tak diragukan kebenarannya.

Adapun sang ibu, adalah Aminah binti Wahb. Nasab orang tua Rasulullah SAW bertemu pada nenek kelima dari pihak ayah yaitu Kilab bin Murrah, demikian menurut Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad karya Moenawar Chalil.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

12 Tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW di Indonesia


Jakarta

Di Indonesia, perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW tidak hanya menjadi momen spiritual, tetapi juga sarat dengan tradisi lokal yang beragam. Setiap daerah memiliki cara khas untuk mengekspresikan rasa cinta kepada Rasulullah SAW, mulai dari pembacaan sholawat hingga festival rakyat yang meriah.

Berikut adalah berbagai tradisi Maulid Nabi Muhammad SAW yang masih lestari di berbagai daerah Indonesia.


Tradisi Maulid Nabi di Indonesia

Tradisi Maulid Nabi digelar setiap 12 Rabiul Awal. Dirangkum dari arsip detikHikmah, berikut beberapa kegiatan yang dilakukan masyarakat Indonesia untuk memeriahkan momen Maulid Nabi Muhammad SAW:

1. Tradisi Meuripee dan Kuah Beulangong di Aceh

Di Aceh, perayaan Maulid Nabi dikenal dengan nama Meuripee. Tradisi ini dilakukan dengan cara masyarakat berpatungan membeli sapi yang kemudian dimasak bersama. Menu wajibnya adalah Kuah Beulangong, semacam kari daging yang dimasak dalam kuali besar.

Selain sebagai wujud syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW, tradisi ini juga mempererat silaturahmi karena seluruh warga ikut dalam prosesi masak hingga makan bersama.

2. Tradisi Bungo Lado di Sumatera Barat

Masyarakat Sumatera Barat, khususnya di Padang Pariaman, memiliki tradisi unik bernama Bungo Lado. Setiap keluarga membuat pohon hias yang diberi tanda daun merah menyerupai cabai. Pohon ini kemudian disumbangkan ke panti asuhan sebagai simbol kepedulian dan kebersamaan.

Tradisi ini mengajarkan pentingnya berbagi rezeki, terutama di hari yang penuh keberkahan seperti Maulid Nabi.

3. Grebeg Maulud di Yogyakarta dan Surakarta

Di Yogyakarta dan Surakarta, tradisi Maulid Nabi dikenal dengan Grebeg Maulud. Acara ini dipusatkan di Keraton. Nantinya sultan beserta para abdi dalem membawa gunungan berisi hasil bumi dan makanan menuju Masjid Besar Kauman.

Gunungan tersebut kemudian diperebutkan oleh masyarakat karena diyakini membawa berkah. Tradisi ini sekaligus menjadi ajang silaturahmi besar antara rakyat dengan sultan.

4. Pembacaan Kitab Al-Barzanji di Jepara

Di Jepara, Jawa Tengah, tradisi Maulid Nabi diisi dengan pembacaan kitab Al-Barzanji yang berisi syair pujian kepada Rasulullah SAW. Acara ini biasanya dilanjutkan dengan tausiyah, doa bersama, serta kegiatan sosial.

Tradisi ini menunjukkan bagaimana nilai religius tetap dipertahankan dalam perayaan Maulid Nabi di tengah masyarakat pesisir.

5. Bale Saji di Bali

Meski Bali dikenal sebagai pulau mayoritas Hindu, umat Islam di sana juga memiliki tradisi khas Maulid Nabi yang disebut Bale Saji. Dalam tradisi ini, masyarakat mengarak hiasan berbentuk telur dan bunga dari kertas warna-warni.

Telur dalam Bale Saji melambangkan kelahiran, sehingga sangat tepat dijadikan simbol untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.

6. Perayaan Rammang-Rammang di Sulawesi Selatan

Masyarakat Maros, Sulawesi Selatan, memperingati Maulid Nabi dengan cara unik: mengarak ratusan paket makanan menggunakan lebih dari 50 perahu di sepanjang sungai Rammang-Rammang.

Acara ini dilengkapi dengan hiasan ribuan telur dan bisa dinikmati gratis oleh siapa pun yang hadir. Tradisi ini sekaligus bentuk rasa syukur atas sungai yang menjadi sumber kehidupan masyarakat.

7. Tradisi Maulid di Lombok

Di Lombok, Maulid Nabi dirayakan dengan pembacaan sholawat Nabi dan syair Al-Barzanji. Selain itu, masyarakat juga mengadakan lomba serta arak-arakan mengelilingi kampung.

Perayaan ini menciptakan suasana meriah sekaligus mempererat persaudaraan antarwarga.

8. Endhog-Endhogan di Banyuwangi

Di Banyuwangi, Jawa Timur, tradisi Maulid Nabi dikenal dengan festival Endhog-endhogan. Ratusan telur ditancapkan pada batang pohon pisang (jodang) dan ancak (wadah berisi nasi serta lauk).

Setelah diarak, jodang dan ancak dibawa ke masjid untuk dibacakan doa dan sholawat, lalu dibagikan kepada masyarakat. Tradisi ini mengajarkan pentingnya berbagi rezeki dengan sesama.

9. Keresan di Mojokerto

Tradisi Maulid di Mojokerto disebut Keresan, yang berasal dari kata keres (pohon kersen). Tradisi ini mirip dengan panjat pinang, masyarakat harus memanjat pohon kersen untuk mengambil hadiah yang digantungkan.

Selain meriah, tradisi ini juga menjadi hiburan rakyat dalam rangka menyemarakkan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW.

10. Sebar Udikan di Madiun

Masyarakat Dusun Sukarejo, Madiun, memiliki tradisi unik bernama Sebar Udikan. Dalam acara ini, uang koin senilai belasan juta rupiah disebar di halaman rumah warga.

Peserta yang hadir akan berebut koin tersebut. Tradisi ini diyakini sebagai warisan nenek moyang yang mengajarkan pentingnya berbagi rezeki dengan cara yang penuh sukacita.

11. Tradisi Ketupat Sampang di Madura

Di Madura, masyarakat memperingati Maulid Nabi dengan membuat ketupat dari daun kelapa. Ketupat ini kemudian dimasak dan dibagikan kepada warga sekitar.

Selain sebagai simbol kebersamaan, ketupat juga melambangkan rasa syukur atas nikmat yang Allah berikan.

12. Baayun Maulid di Banjar, Kalimantan Selatan

Tradisi khas Banjar dalam memperingati Maulid Nabi adalah Baayun Maulid. Kata baayun berarti mengayun, sehingga tradisi ini dilakukan dengan mengayun bayi dalam buaian sambil membaca doa dan sholawat.

Makna tradisi ini adalah ungkapan syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW serta doa agar anak-anak yang ikut dalam prosesi mendapat keberkahan.

Tradisi Maulid Nabi di Indonesia tidak hanya sekadar perayaan kelahiran Rasulullah SAW, tetapi juga sarana memperkuat ukhuwah, menjaga kearifan lokal, dan menanamkan nilai berbagi. Dari Aceh hingga Papua, tradisi ini menjadi bukti nyata betapa umat Islam di Nusantara mencintai Nabinya dengan cara yang penuh kreativitas dan kebersamaan.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Silsilah Nabi Muhammad SAW dari Sisi Ayah dan Ibu


Jakarta

Nabi Muhammad SAW adalah manusia paling mulia yang pernah hidup di muka bumi. Kemuliaan beliau bukan hanya karena diangkat sebagai Rasul terakhir, tetapi juga karena berasal dari keturunan yang bersih, terhormat, dan dijaga dari hal-hal tercela.

Mengutip buku Sejarah Keteladanan Nabi Muhammad SAW: Memahami Kemuliaan Rasulullah Berdasarkan Tafsir Mukjizat Al-Qur’an karya Yoli Hemdi, soal keturunan merupakan hal yang penting bagi bangsa Arab. Bahkan mereka mampu mengingat dengan baik silsilah nenek moyang.


Dalam hadits dari Abi Ammar bin Syaddad, ia mendengar Watsilah bin Asqa’ mengatakan mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah SWT telah memilih Kianah dari keturunan Nabi Ismail dan memilih Quraisy dari keturunan Kinanah dan memilih bani Hasyim dari keturunan Quraisy dan memilihku dari keturunan bani Hasyim.”

Silsilah dari Pihak Ayah

Menurut buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW: Dari Sebelum Masa Kenabian hingga Sesudahnya karya Abdurrahman bin Abdul Karim, Nabi Muhammad SAW lahir dari keluarga besar bani Hasyim. Klan ini didirikan oleh Hasyim bin Abdi Manaf, buyut Nabi SAW yang dikenal sebagai tokoh terhormat.

Berikut silsilah dari garis ayah beliau:

Abdullah bin Abdul Muthalib
Ayah Nabi adalah Abdullah, seorang pemuda Quraisy yang terkenal karena parasnya yang tampan, akhlak mulia, dan kehormatan. Abdullah wafat di Madinah ketika Nabi SAW masih dalam kandungan, sehingga beliau lahir dalam keadaan yatim.

Abdul Muthalib bin Hasyim
Kakek Nabi, Abdul Muthalib, adalah pemimpin Quraisy yang sangat dihormati. Beliau dikenal karena berhasil menggali kembali sumur zamzam yang hilang dan keberaniannya mempertahankan Ka’bah dari serangan pasukan bergajah pimpinan Abrahah (peristiwa Tahun Gajah).

Hasyim bin Abdi Manaf
Buyut Nabi, Hasyim bin Abdi Manaf, adalah pendiri bani Hasyim. Ia dikenal dermawan, sering memberi makan orang miskin dan musafir. Hasyim pula yang memulai tradisi perjalanan dagang Quraisy ke Syam dan Yaman. Nama aslinya adalah ‘Amr, namun dijuluki Hasyim karena kebiasaannya menghancurkan roti untuk dibuat tsarid (makanan berkuah).

Abdi Manaf bin Qushay
Abdi Manaf adalah ayah dari Hasyim. Ia merupakan tokoh Quraisy yang sangat terpandang, memegang peranan penting dalam urusan Ka’bah, serta dihormati karena kepemimpinannya.

Qushay bin Kilab
Qushay adalah tokoh penting dalam sejarah Quraisy. Dialah yang menyatukan kabilah Quraisy di Makkah, mengambil alih pengelolaan Ka’bah, dan mendirikan Darun Nadwah, tempat musyawarah suku Quraisy.

Jika ditelusuri lebih jauh, nasab Nabi Muhammad SAW dari jalur ayah bersambung hingga kepada Nabi Ismail AS, putra Nabi Ibrahim AS. Rangkaian nasab tersebut antara lain:

Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muthalib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’d bin Adnan hingga Ismail AS bin Ibrahim AS.

Adnan diyakini sebagai keturunan Nabi Ismail AS, meskipun silsilah antara Adnan dan Ismail tidak terekam secara rinci.

Silsilah dari Pihak Ibu

Dikutip dari buku Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad karya Moenawar Khalil, nasab Nabi Muhammad SAW dari pihak ibu juga berasal dari Quraisy, tepatnya bani Zuhrah.

Aminah binti Wahab, ibunda Nabi Muhammad SAW adalah seorang wanita yang berakhlak tinggi dan kesunyiannya sangat dihormati di kabilahnya. Silsilahnya adalah:

Aminah binti Wahab bin Abdi Manaf bin Zuhrah bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhar bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin Adnan.

Dari jalur ini, terlihat bahwa nasab Nabi SAW dari pihak ibu bertemu dengan pihak ayah pada Kilab bin Murrah. Dari Kilab lahirlah dua keturunan, yakni Qushay (yang menurunkan Abdullah, ayah Nabi) dan Zuhrah (yang menurunkan Aminah, ibu Nabi).

Berikut beberapa tokoh penting dari jalur ibu Nabi:

Aminah binti Wahab
Ibu Nabi Muhammad SAW adalah Aminah, wanita terhormat dari bani Zuhrah. Ia dikenal lembut, santun, dan berakhlak baik. Aminah wafat saat Nabi masih berusia enam tahun, dalam perjalanan pulang dari Madinah ke Makkah, dan dimakamkan di Abwa’.

Wahab bin Abdi Manaf
Kakek Nabi dari pihak ibu adalah Wahab bin Abdi Manaf, seorang tokoh terpandang dari bani Zuhrah. Ia memiliki kedudukan terhormat di tengah masyarakat Quraisy.

Abdi Manaf bin Zuhrah
Leluhur dari jalur ibu Nabi adalah Abdi Manaf bin Zuhrah, pendiri bani Zuhrah, yang dikenal sebagai sosok terpandang dan dihormati di Makkah.

Garis keturunan Nabi Muhammad SAW baik dari pihak ayah maupun ibu sama-sama bersambung pada suku Quraisy, suku paling mulia di Makkah. Dari pihak ayah, beliau berasal dari bani Hasyim, klan terhormat yang memegang peranan penting dalam urusan Ka’bah. Dari pihak ibu, beliau berasal dari bani Zuhrah, yang juga termasuk bagian terhormat dari Quraisy.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

5 Contoh Undangan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025



Jakarta

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah. Berdasarkan kalender Hijriah 1447 H yang dirilis Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia, 12 Rabiul Awal 1447 H bertepatan dengan Jumat, 5 September 2025.

Hari besar ini menjadi momentum penting bagi umat Islam di seluruh dunia untuk mengenang kembali lahirnya Nabi Muhammad SAW, sang pembawa risalah Islam. Di hari mulia ini umat Islam di Indonesia biasanya merayakan dengan menggelar acara tabligh akbar di masjid.


Contoh Undangan Maulid Nabi Muhammad SAW 2025

1. Contoh Undangan Maulid Nabi Muhammad SAW 1

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Segala puji hanya bagi Allah SWT. Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H/2025 M, kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i untuk hadir pada:

Hari/Tanggal : Jumat, 5 September 2025
Waktu : Pukul 19.30 WIB – selesai
Tempat : Masjid … (sebutkan lokasi)

Acara akan diisi tausiyah oleh Ustaz (Sebutkan nama ustaz/ustazah).
Semoga dengan kehadiran kita, semakin bertambah cinta kepada Rasulullah SAW.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Panitia Maulid Nabi Masjid … (sebutkan nama masjid)

2. Contoh Undangan Maulid Nabi Muhammad SAW 2

UNDANGAN PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Dengan memohon rahmat Allah SWT, kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i untuk hadir dalam acara:

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H / 2025 M
Hari/Tanggal : Sabtu, 6 September 2025
Waktu : Ba’da Isya (19.30 WIB – selesai)
Tempat : Masjid … (sebutkan lokasi)

Susunan Acara:

1. Pembukaan
2. Pembacaan Maulid Simthud Durar
3. Tausiyah oleh ustaz (sebutkan nama ustaz/ustazah)
4. Doa bersama

Kehadiran Bapak/Ibu sekalian sangat kami nantikan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Panitia Maulid Nabi Masjid … (sebutkan nama masjid)

3. Contoh Undangan Maulid Nabi Muhammad SAW 3

UNDANGAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW

“Barang siapa mencintai sunnahku, maka sesungguhnya ia mencintaiku. Dan barangsiapa mencintaiku, maka ia akan bersamaku di surga.” (HR. Tirmidzi)

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H / 2025 M, kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i pada:

Hari/Tanggal : Minggu, 7 September 2025
Waktu : Pukul 19.00 WIB – selesai
Tempat : Masjid … (sebutkan lokasi)

Acara akan diisi tausiyah oleh Ustadz … (Sebutkan nama ustaz/ustazah)
Mari kita bersama meneladani akhlak Rasulullah SAW.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Panitia Maulid Nabi Masjid … (Sebutkan nama masjid)

4. Contoh Undangan Maulid Nabi Muhammad SAW

UNDANGAN PERINGATAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW 1447 H

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Alhamdulillah, dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW, kami mengajak seluruh jamaah dan masyarakat sekitar untuk hadir dalam acara:

Hari/Tanggal : Selasa, 7 Januari 2025
Waktu : Pukul 19.30 WIB – selesai
Tempat : Masjid … (sebutkan lokasi)

Acara:

1. Pembacaan Sholawat Nabi
2. Tausiyah agama oleh … (Sebutkan nama)
3. Doa penutup

Mari kita ramaikan acara ini sebagai bentuk cinta kepada Rasulullah SAW.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Panitia Maulid Nabi Masjid … (sebutkan nama masjid)

5. Contoh Undangan Maulid Nabi Muhammad SAW 5

UNDANGAN MAULID NABI MUHAMMAD SAW

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 H / 2025 M, dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu/Saudara/i untuk hadir pada:

Hari/Tanggal : Sabtu, 12 September 2025
Waktu : Pukul 19.15 WIB – selesai
Tempat : Masjid … (sebutkan lokasi)

Tausiyah akan disampaikan oleh Ustaz (Sebutkan nama ustaz/ustazah)

Semoga Allah SWT menjadikan acara ini penuh berkah dan memperkuat kecintaan kita kepada Nabi Muhammad SAW.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Panitia Maulid Nabi Masjid … (Sebutkan nama masjid)

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Hukum Puasa di Hari Maulid Nabi: Makruh, tapi Tidak Haram


Jakarta

Maulid Nabi adalah momentum yang kerap kali dirayakan umat Islam setiap tahunnya. Peringatan ini jadi wujud cinta nyata kaum muslimin terhadap Rasulullah SAW.

Maulid Nabi Muhammad SAW dimaksudkan untuk merayakan hari kelahiran Rasulullah SAW yang bertepatan pada 12 Rabiul Awal. Mengacu pada Kalender Hijriah Tahun 2025 yang diterbitkan Kementerian Agama RI, 12 Rabiul Awal 1447 Hijriah bertepatan dengan Jumat, 5 September 2025 Masehi.

Ketika Maulid Nabi, umat Islam berbondong-bondong mengadakan berbagai acara untuk memperingatinya. Misalnya seperti lomba dakwah, pawai, pengajian, dan semacamnya.


Selain itu, muslim juga mengisi Maulid Nabi dengan melantunkan sholawat kepada Rasulullah SAW, bersedekah, hingga berzikir dan membaca doa bersama. Beberapa juga ada yang mengatakan Maulid Nabi SAW bisa diisi dengan puasa sunnah.

Lantas, bagaimana pandangan hukum Islam terkait puasa pada Maulid Nabi SAW?

Makruh Hukumnya Mengkhususkan Puasa ketika Maulid Nabi SAW

Menukil dari Al Bid’ah wa Al Muhdatsat wa maa Laa Ashla Lahu susunan Hammud bin Abdullah Al Mathr terjemahan Asmuni, tidak ada amalan khusus yang dikerjakan oleh Rasulullah SAW maupun para sahabat ketika Maulid Nabi.

Selain itu diterangkan dalam Al Fiqh ‘Ala Al Madzahib Al Arba’ah oleh Syaikh Abdurrahman Al Juzairi terjemahan Shofa’u Qolbi Djabir dkk, makruh hukumnya menjalankan puasa ketika maulid Nabi SAW tapi tidak sampai kepada haram. Kemakruhan ini disetarakan dengan berpuasa pada dua hari raya karena maulid Nabi dikatakan hampir sama seperti hari id atau hari besar lainnya.

Kemudian, jumhur ulama juga mendefinisikan sebagai hukum taklifi yang berupa larangan terhadap suatu perbuatan tetapi tak ada dalil yang menunjukkan haramnya perbuatan tersebut atau juga disebut sebagai larangan karahah.

Walau begitu, muslim yang tidak mengerjakannya tetap dapat pahala karena melaksanakan perintah dan orang yang melakukannya tidak mendapat hukuman.

Ketua Komite Fatwa Al Azhar yaitu Syekh ‘Atiyyah Saqr melalui situs resminya juga menyebut tak ada ibadah khusus yang dilakukan untuk memperingati maulid Nabi SAW. Menurut pernyataannya, Rasulullah SAW berpuasa pada hari Senin dan Kamis, tak hanya pada hari lahirnya saja.

Terkait hal ini disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW dari Aisyah RA,

“Berbagai amalan dihadapkan (pada Allah) pada hari Senin dan Kamis, maka aku suka jika amalanku dihadapkan sedangkan aku sedang berpuasa.” (HR Tirmidzi)

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Maulid Simtudduror Adalah Sholawat Nabi SAW, Ini Bacaannya


Jakarta

Maulid Simtudduror adalah bacaan sholawat yang berisi kisah hidup Nabi Muhammad SAW. Bacaan maulid Simtudduror tercantum dalam kitab Simtudduror.

Mengutip buku Jaringan Habaib di Pulau Jawa Abad 20 yang ditulis Agus Permana dkk, sosok yang menyusun bacaan maulid Simtudduror adalah Al Habib Ali bin Muhammad bin Husain al-Habsyi. Ia merupakan ulama terkenal yang sangat mencintai Rasulullah SAW.

Al Habib lahir pada Jumat, 25 Syawal 1259 H atau 17 November 1843 di kota Qasam, Hadramaut, Yaman. Beliau wafat pada 20 Rabiul Akhir 1333 H atau 6 Maret 1915 M di Seiwun, Hadramaut.


Bacaan maulid Simtudduror sering dilantunkan ketika memasuki bulan kelahiran Rasulullah SAW. Biasanya, sholawat ini terdengar di banyak mushola hingga masjid.

Bacaan Maulid Simtudduror

Berikut bacaan maulid Simtudduror yang terdiri dari dua bagian seperti dikutip dari buku Kumpulan Khotbah Jumat Sepanjang Tahun Hijriyah karya Reyvan Maulid.

1. Bagian Pertama

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| مَارَاحَ فِي الْآفَاقِ نُورُ كَوْكَبٍ

Latin: Yā Rabbi ṣalli ‘alā Muḥammad mā rāḥa fī al-āfāqi nūru kawkab.

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Selama cahaya bintang bersinar di ufuk.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| الْفَاتِحِ الْخَاتِمِ الْمُقَرَّبِ

Latin: Yā Rabbi ṣalli ‘alā Muḥammad al-fātiḥ al-khātim al-muqarrab.

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Pemuka, penutup, dan hamba yang didekatkan.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| الْمُصْطَفَى الْمُجْتَبَى الْمُحَبَّبِ

Latin: Yā Rabbi ṣalli ‘alā Muḥammad al-muṣṭafā al-mujtabā al-muḥabbab

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Insan pilihan dan hamba yang terkasih.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| مَا لَاحَ بَدْرٌ وَغَابَ غَيْهَبٌ

Latin: Yā Rabbi ṣalli ‘alā Muḥammad mā lāḥa badrun wa ghāba ghayhab

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Selama bulan purnama bersinar dan kegelapan hilang.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| مَا رِيحُ نَصْرٍ بِالنَّصْرِ قَدْ هَبَّ

Latin: Yā Rabbi ṣalli ‘alā Muḥammad mā rīḥu naṣrin bi al-naṣri qad habba

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Selama angin pertolongan mengembuskan pertolongan.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| مَا سَارَتِ الْعِيسُ بَطْنَ سَبَسَبِ

Latin: Yā Rabbi ṣalli ‘alā Muḥammad mā sārati al-‘īsu baṭna sabsaba

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Selama unta masih berjalan di padang sahara.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدْ ۞ وَكُلِّ مَنْ لِلْحَبِيْبِ يُنْسَبْ

Latin: Yā Rabbi ṣalli ‘alā Muḥammad wa kulli man lil-ḥabīb yunsabu

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Dan setiap orang yang bernasab kepadanya.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| وَكُلِّ مَن لِلنَّبِيِّ يَصْحَبُ

Latin: Yā Rabbi ṣalli ‘alā Muḥammad wa kulli man lil-nabiyy yaṣḥab

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Dan setiap orang yang menjadi sahabatnya.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| وَاغْفِرْ وَسَامِحْ مَنْ كَانَ أَذْنَبُ

Latin: Yā Rabbi ṣalli ‘alā Muḥammad waghfir wa sāmih man kāna adhnab

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Dan ampunilah serta maafkanlah orang yang telah berbuat dosa.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| وَبَلِّغِ الكُلَّ كُلَّ مُطْلَبُ

Latin: Yā Rabbi ṣalli ‘alā Muḥammad wa balligh al-kulla kulla muṭlab

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Dan sampaikanlah semuanya kepada segala yang diinginkan.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| وَاسْلُكْ بِنَارَبِّ خَيْرَ مَذْهَبْ

Latin: Yā Rabbi ṣalli ‘alā Muḥammad wasluk binā robbi khayra maḏhab

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Dan tempuhkanlah untuk kami jalan yang terbaik, ya Tuhan.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| وَأَصْلِحْ وَسَهِّلْ مَا قَدْ تَصَعَّبَ

Latin: Yā Rabbi ṣalli ‘alā Muḥammad wa aṣliḥ wa sahhil mā qad taṣa”ab

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Perbaikilah dan mudahkanlah segala yang sulit.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| أَعْلَى الْبَرَايَا جَاهَا وَ أَرْحَبْ

Latin: Yā Rabbi ṣalli ‘alā Muḥammad a’lā al-barāyā jāhaan wa arḥab

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Makhluk yang tertinggi dan terluas kedudukannya.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| أَصْدَقِ عَبْدٍ بِالْحَقِّ أَغْرَبِ

Latin: Yā Rabbi ṣalli ‘alā Muḥammad aṣdaqi ‘abdin bil-ḥaqqi aghrab

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Hamba yang paling jujur yang menyampaikan kebenaran.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| خَيْرِ الْوَرَى مَنْهَجًا وَأَصْوَبِ

Latin: Yā Rabbi ṣalli ‘alā Muḥammad khayri al-warā manhajan wa aṣwab

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Manusia yang paling baik dan paling benar manhajnya.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| مَا طَيْرُ يُمْنِ غَنَّى فَأَطْرَبْ

Latin: Yā Rabbi ṣalli ‘alā Muḥammad mā thoiru yumnin ghanna fa-aṭrab

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Selama burung keberkahan berdendang dan bernyanyi.”

2. Bagian Kedua

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| أَشْرَقَ الْبَدْرُ فِي الْكَوْنِ أَشْرَقَ

Latin: Yā Rabbī ṣalli ‘alā Muḥammad, ashraqal badru fil kawni ashrāqā

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Bulan purnama termulia yang bersinar di alam.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| أَكْرَمَ دَاعٍ يَدْعُو إِلَى الْحَقِّ

Latin: Yā Rabbī ṣalli ‘alā Muḥammad, akrama dā’in yad’ū ilal ḥaqqi

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Penyeru terbaik yang mengajak kepada kebenaran.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ | الْمُصْطَفَى الصَّادِقُ الْمُصَدَّقُ

Latin: Yā Rabbī ṣalli ‘alā Muḥammad al-Muṣṭafā aṣ-Ṣādiqul Muṣaddaq

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Insan pilihan, yang benar dan dibenarkan”.

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| أَحْلَى الْوَرَى مَنْطِقًا وَأَصْدَقُ

Latin: Yā Rabbī ṣalli ‘alā Muḥammad, aḥlal warā manṭiqan wa aṣdaq

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Manusia yang paling manis dan paling benar tutur katanya.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| أَفْضَلُ مَنْ بِالتَّقْوَى تَحَقَّقَ

Latin: Yā Rabbī ṣalli ‘alā Muḥammad, afḍalu man bittaqwā taḥaqqaqa

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Orang yang paling utama yang mewujudkan ketaqwaan.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| مَنْ بِالسَّخَاوَ الْوَفَا تَخَلَّقُ

Latin: Yā Rabbī ṣalli ‘alā Muḥammad, man bissahaa walfā takhallaq

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Pemilik akhlaq dermawan dan setia.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| وَاجْمَعُ مِنَ الشَّمْلِ مَا تَفَرَّقُ

Latin: Yā Rabbī ṣalli ‘alā Muḥammad, wajma’ minash-shamli mā tafarraqa

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Dan himpunkanlah setiap yang tercerai berai dari kumpulannya.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| وَأصْلِحْ وَسَهِّلْ مَا قَدْ تَعَوَّقَ

Latin: Yā Rabbī ṣalli ‘alā Muḥammad, wa aṣliḥ wa sahhil mā qad ta’awwaqa

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Perbaikilah dan mudahkanlah segala yang terhambat.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| وَاِفْتَحْ مِنَ الْخَيْرِ كُلَّ مُغْلَقٍ

Latin: Yā Rabbī ṣalli ‘alā Muḥammad, wa iftaḥ minal-khayri kulla mughlaqin

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Bukalah segala kebaikan yang terkunci.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| وَاٰلِهِ وَمَنْ بِالنَّبِيِّ تَعَلَّقَ

Latin: Yā Rabbī ṣalli ‘alā Muḥammad, wa ālihi wa man bin-nabiyyi ta’allaqa

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Dan keluarganya serta yang cinta kepada Nabi.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| وَاٰلِهِ وَمَنْ لِلْحَبِيبِ يَعْشَقُ

Latin: Yā Rabbī ṣalli ‘alā Muḥammad, wa ālihi wa man lil-ḥabībi ya’shiqu

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Dan keluarganya serta yang merindukannya.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| وَمَنْ بِحَبْلِ النَّبِيِّ تَوَثَقُ

Latin: Yā Rabbī ṣalli ‘alā Muḥammad, wa man bihabli-nabiyya tawathaqa

Artinya: Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Dan yang berpegang dengan tali Nabi.”

يَا رَبِّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ| يَا رَبِّ صَلِّ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ

Latin: Yā Rabbī ṣalli ‘alā Muḥammad, yā Rabbī ṣalli ‘alayhi wa sallim

Artinya: “Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad SAW. Ya Tuhan, limpahkanlah rahmat dan kesejahteraan kepadanya.”

Tata Cara Membaca Maulid Simtudduror

Mengacu pada sumber yang sama, berikut tata cara membaca maulid Simtudduror.

  1. Diawali dengan pembacaan surah Al Fatihah
  2. Kembali membaca Al Fatihah untuk kedua kalinya sebagai bentuk penghormatan kepada Nabi SAW
  3. Membaca doa pembuka yang berisi permohonan agar pembaca semakin dekat dengan Allah SWT dan mendapatkan rahmat-Nya
  4. Membaca maulid Simtudduror
  5. Lanjutkan dengan pembacaan kisah-kisah Nabi Muhammad SAW yang terdapat dalam naskah maulid Simtudduror
  6. Setelah selesai, muslim bisa menutupnya dengan pembacaan doa penutup

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com