Category Archives: Sehat

Kisah Remaja Cuci Darah Sejak Umur 8, Masih Berjuang Hidup Pasca Transplantasi


Jakarta

Angka transplantasi ginjal di Indonesia masih sangat rendah, jauh tertinggal dari negara-negara Asia lain. Padahal, prosedur ini dianggap terapi paling ideal untuk meningkatkan harapan hidup dan kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik.

Di tengah keterbatasan ini, kisah NF (16), seorang remaja dari Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, memberi gambaran betapa berharganya transplantasi ginjal.

NF didiagnosis gagal ginjal kronik saat usianya baru delapan tahun akibat kelainan bawaan renal agenesis. Sejak saat itu, hari-harinya dipenuhi rutinitas medis yang melelahkan.


“Sejak usia 8 tahun, anak kami sudah berjuang,” kata ibunda NF.

Cuci Darah 5 Kali Sehari

NF sempat menjalani hemodialisis (cuci darah), yang membuatnya kehilangan banyak waktu belajar dan bermain. Ia kemudian beralih ke metode CAPD (Continuous Ambulatory Peritoneal Dialysis) yang harus dilakukan lima kali sehari selama kurang lebih 13 bulan.

Titik balik hidupnya datang pada April 2019. NF menerima donor ginjal dari ayahnya di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta. Transplantasi tersebut bukan hanya menyelamatkan hidupnya, tetapi juga memberinya kesempatan untuk kembali beraktivitas: menjalani homeschooling, les biola, dan les bahasa Mandarin.

Enam tahun berselang, meskipun ia masih harus mengonsumsi obat imunosupresan seumur hidup, namun kehidupannya jauh lebih stabil dibanding masa awal sakitnya.

Masih harus minum obat seumur hidup

Pasien pascatransplantasi wajib mengonsumsi obat imunosupresan seumur hidup agar ginjal baru tidak ditolak tubuh. Di sinilah tantangan baru muncul, terutama bagi pasien di luar kota besar seperti NF di Tanjung Pinang.

Setelah transplantasi pada 2019, obat yang dibutuhkan NF sempat tidak tersedia di kotanya. Kendala distribusi pun sempat membuat keluarganya cemas.

Ibu NF mengaku khawatir jika merek obat harus diganti, karena pernah ada pasien anak pascatransplantasi di komunitas yang mengalami efek samping setelah mencoba obat baru.

“Kami khawatir perubahan ini dapat memengaruhi kondisi tubuhnya, karena di komunitas pasien anak pascatransplantasi ada yang mengalami efek samping setelah mencoba obat yang baru,” ujar ibu dari NF.

Pentingnya pemerataan layanan dan akses obat

NF juga wajib menjalani pemeriksaan kadar tacrolimus (obat utama pencegah penolakan) secara berkala, minimal dua kali dalam sebulan. Pemeriksaan ini tidak ditanggung BPJS Kesehatan di Tanjung Pinang dan biayanya lebih dari satu juta rupiah setiap kali tes.

Kisah NF menegaskan bahwa transplantasi bukan akhir perjuangan, melainkan awal perjalanan baru. Agar anak-anak seperti NF tak sekadar bertahan hidup, pemerintah perlu memastikan ketersediaan obat yang tepat, pemeriksaan, dan layanan medis tersedia hingga ke pelosok negeri.

Hidup pascatransplantasi adalah anugerah sekaligus perjuangan. Ia dan keluarganya berharap pemerintah lebih serius memastikan dua hal: ketersediaan obat imunosupresan yang stabil dan pembiayaan pemeriksaan penting seperti tacrolimus, terutama di daerah.

(kna/kna)



Sumber : health.detik.com

Neurolog Ungkap Kebiasaan yang Tak Disadari Picu Otak Menyusut


Jakarta

Risiko penyusutan otak mengintai generasi muda, terlebih banyak faktor risiko yang kerap terabaikan. Pakar saraf Prof Dr dr Yuda Turana SpS mewanti-wanti gejala ‘mudah lupa’ atau lebih lupa dari biasanya yang bisa menjadi tanda awal, baik dalam jangka waktu pendek maupun panjang.

“Secara subyektif merasa ‘kok saya jadi mudah lupa dari biasanya’, atau orang lain menilai dan mempertanyakan ‘kenapa kamu jadi sering lupa?'” tuturnya saat ditemui detikcom Selasa (7/10/2025).

Menurutnya, secara umum penyusutan otak mulai terjadi setelah usia 50 tahun, sedikitnya terjadi penyusutan satu persen setiap tahun. Namun, faktor risiko bisa mempercepat kemungkinan tersebut.


Apa saja kebiasaan yang kerap tidak disadari memicu penyusutan otak?

Pertama, terkait hipertensi. Data di Indonesia menunjukkan hipertensi sedikitnya dialami oleh 30 persen penduduk RI. Banyak yang kerap tidak menyadari hipertensi lantaran jarang menimbulkan gejala.

Hipertensi yang tidak terkontrol jelas memicu risiko peningkatan penyusutan otak lebih tinggi ketimbang mereka yang menjaga tekanan darah tetap normal.

Kondisi yang sama terjadi saat seseorang memiliki riwayat diabetes atau kadar gula darah tinggi. Mengutip sejumlah riset, Prof Yuda menekankan kadar gula darah di atas normal dalam satu dekade akan memicu pengerutan atau penyusutan otak.

“Hindari makanan yang manis-manis, termasuk karbohidrat tinggi,” saran dia.

Kesepian Tingkatkan 2-3 Kali Risiko Otak Mengecil

Bukan hanya kondisi fisik, kesehatan psikis atau mental juga berpengaruh pada penyusutan otak. Mereka yang kerap cemas dan depresi lebih berisiko mengalami kondisi ini.

Terlebih bila situasinya dibarengi dengan ‘loneliness’ atau kesepian. “Jadi bukan selalu kesepian karena secara fisik tinggal sendiri, tetapi loneliness yang termasuk terus menerus merasa sendiri, merasa terasing, tidak dihargai,” ceritanya.

“Hati-hati, itu bisa dua sampai tiga kali faktor risiko kepikunan, otak mengecil,” lanjut dia.

Aktivitas Fisik

Bukan hanya bagi mereka yang obesitas, seseorang dengan minim aktivitas fisik berisiko mengalami penyusutan otak meski berat badannya terbilang ideal. Sejumlah riset menunjukkan risiko keduanya sama besar saat kerap berada di ‘sedentary lifestyle’. Mirisnya, tren kurangnya aktivitas fisik berdasarkan hasil cek kesehatan gratis pada dewasa dan lansia bahkan mencapai lebih dari 90 persen.

“Jadi aktivitas fisik bukan semata-mata ini obesitas atau tidak, kalaupun BB-nya ideal tapi ada aktivitas fisik, tidak pernah bergerak cenderung diam meski tidak obesitas, sama risikonya dengan obesitas,” sambungnya.

Polusi Cahaya

Faktor risiko tambahan, yang juga meningkatkan risiko penyusutan otak adalah polusi cahaya. Apa maksudnya?

“Polusi cahaya itu cenderung bahwa Tuhan sudah menciptakan kok misalnya malam hari harus gelap, siang hari kita sebenarnya sudah cukup dengan matahari sebenarnya,” beber dia.

Namun, yang terjadi pada siang hari, saat ini mayoritas sudah menggunakan teknologi dengan lampu penerangan. Begitu pula saat gelap di malam hari, saat tidur Prof Yuda menyoroti banyak masyarakat justru terpapar cahaya berlebihan, yang sebenarnya secara alami lebih baik untuk waktu tidur.

“Terjadilah yang disebut dengan polusi cahaya, polusi cahaya itu kelebihan cahaya saat waktu malam hari tetapi kekurangan cahaya matahari waktu siang,” pungkasnya.

(naf/kna)



Sumber : health.detik.com

Brasil Bangun ‘Pabrik Nyamuk’, Produksi Ratusan Juta Wolbachia demi Cegah DBD


Jakarta

Brasil belum lama ini meresmikan ‘pabrik nyamuk’ wolbachia yang digunakan untuk mengatasi peredaran demam berdarah dengue (DBD). Pabrik bernama Oxitec yang terletak terletak di Campinas, negara bagian Sao Paulo Brasil dan memiliki luas 1.300 meter persegi itu dapat memproduksi sekitar 190 juta nyamuk tiap minggu.

Dalam pabrik tersebut, nyamuk aedes aegypti penyebab DBD ‘disuntikkan’ bakteri wolbachia untuk mencegah virus dengue berkembang dalam tubuh nyamuk. Mekanisme ini yang membuat DBD bisa dicegah.

Menurut data Oxitec, penurunan penularan dengue mencapai lebih dari 75 persen. Teknologi ini telah diakui secara resmi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan diadopsi oleh Kementerian Kesehatan Brasil sebagai bagian dari Program Nasional Pengendalian Dengue.


Dikutip dari Oddity Central, ketika nyamuk-nyamuk ini berkembang biak, bakteri itu akan diturunkan juga pada keturunannya.

Produksi nyamuk di pabrik Campinas dimulai dengan ribuan nampan berisi air bersuhu teratur, tempat larva berkembang. Setelah menjadi nyamuk dewasa, mereka dipindahkan ke dalam kandang dan diberi makanan favorit mereka, meliputi larutan gula dalam bola kapas untuk nyamuk jantan dan darah hewan yang disimpan dalam kantong menyerupai kulit manusia untuk nyamuk betina.

Nyamuk-nyamuk itu hidup selama 4 minggu dalam kandang. Di situ, mereka berkembang biak dan bertelur di nampak yang diletakkan di dasar kandang.

Metode wolbachia ini telah berhasil di beberapa negara lain. Namun, Brasil ingin membuat skala yang lebih luas. Ini dilakukan lantaran kasus DBD di Brasil meningkat tiap tahun. Pada tahun 2024 misalnya, Brasil mengalami wabah DBD paling parah dalam sejarah, menyumbang 80 persen kasus DBD dunia.

“Brasil telah mengalami wabah dengue yang menghancurkan dalam beberapa tahun terakhir, kebutuhan untuk bertindak tidak pernah sebesar ini. Dengan kompleks baru di Campinas, kami siap mendukung perluasan program Wolbachia dari Kementerian Kesehatan, memastikan teknologi ini menjangkau masyarakat di seluruh negeri secara efisien dan hemat biaya,” kata direktur Oxitec Brasil, Natalia Verza Ferreira.

(avk/kna)



Sumber : health.detik.com

Seringkali Samar, Ini Peringatan Awal Serangan Jantung yang Tidak Boleh Diabaikan!


Jakarta

Banyak orang yang mengaitkan serangan jantung dengan nyeri dada atau sesak yang tiba-tiba. Namun, para ahli jantung mengingatkan bahwa tanda-tandanya seringkali samar.

Ahli jantung bernama Dr Sanjay Bhojraj menekankan, banyak orang yang menganggap kelelahan yang berkelanjutan disebabkan karena stres, usia, atau kurang tidur. Tapi, kelelahan juga bisa menjadi tanda peringatan sakit jantung.

Dr Sanjay menjelaskan, kelelahan kronis, rasa lelah terus menerus dan tidak membaik dengan istirahat atau perubahan gaya hidup mungkin mencerminkan jantung yang terlalu banyak bekerja atau melemah. Sirkulasi darah yang berkurang dan peradangan bisa menguas cadangan energi tubuh dan membuat seseorang merasa lelah.


Sehingga, mengenali gejala ini sejak awal dan berkonsultasi dengan ahli jantung sangatlah membantu untuk menyelamatkan jiwa.

Serangan jantung senyap terjadi dengan gejala ringan atau tanpa disadari. Meskipun tidak disertai nyeri dada yang signifikan, serangan jantung tetap bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otot jantung, yang menyebabkan kerusakan jaringan.

Sebab gejalanya samar, seperti kelelahan atau nyeri rahang, banyak orang yang tak menyadari bahwa mereka mengalaminya sampai memeriksakan diri. Masalah jantung yang muncul diam-diam atau tahap awal seringkali menyerupai penyakit umum.

Jadi, waspadai jika gejala-gejala berikut ini menetap:

  • Kelelahan terus menerus
  • Nyeri ringan di dada, lengan, atau punggung atas
  • Ketidaknyamanan di rahang atau bahu
  • Gangguan pencernaan atau perut yang tidak nyaman
  • Sesak napas saat melakukan aktivitas rutin

Tanda-tanda ini bisa muncul beberapa hari atau bahkan beberapa minggu serangan jantung. Sehingga, penting untuk mengenali gejala awal serangan jantung untuk mencegah terjadinya masalah jantung yang serius. Pemeriksaan rutin, tes darah, dan skrining EKG bisa membantu mendeteksi tekanan awal pada jantung, sehingga memungkinkan dilakukan pencegahan melalui perubahan gaya hidup atau dengan pengobatan.

(elk/kna)



Sumber : health.detik.com

Dokter Saraf Bicara Makanan yang Bisa Cegah Penyusutan Otak


Jakarta

Pola makan tinggi gula, garam, lemak (GGL) bisa memicu risiko diabetes, hipertensi, hingga kolesterol, yang secara langsung menjadi faktor penyebab penyusutan otak. Spesifik terkait makanan, ada nggak sih yang sebenarnya bisa mencegah penyusutan otak?

Dokter spesialis saraf Prof Dr dr Yuda Turana SpS menjelaskan secara umum tidak ada makanan spesifik yang menyehatkan otak dan mencegah penyusutan. Namun, mengacu pada beberapa riset, kandungan tinggi omega-3 hingga vitamin C memang terbukti bermanfaat bagi otak.

“Memang kayak omega 3, ginkgo biloba gitu ada penelitiannya. Tetapi evidence-nya nggak kuat sebenarnya, kalau dijadikan suplemen,” jelasnya saat ditemui Selasa (7/10/2025).


“Jadi bukan itu yang ditonjolkan utama sih sebenarnya. Tapi kalau ditanya oke lah omega 3. Tapi yang disebut omega 3 ya makan ikan yang banyak, bukan dari suplementasi. Suplemen nggak bisa menggantikan nutrisi yang ada di alam,” sebutnya.

Ia juga mencontohkan manfaat vitamin C untuk otak. Saat didapatkan langsung dari jeruk, berbeda efeknya dengan pemberian suplemen.

“Vitamin C dalam dosis yang tinggi kalau suplemen, warna urine berubah. Jeruk paling banter mencret ya, tetapi urine tetap bening,” sambung dia.

“Dan yakinlah bahwa di jeruk itu nggak bicara hanya vitamin C sih. Banyak komponen lain yang belum ketemu saja menurut saya,” tutur dia.

Vitamin C bermanfaat bagi otak lantaran kaya akan antioksidan. Terlepas dari itu, Prof Yuda menekankan menjaga kesehatan otak dengan makanan cukup sederhana, yakni dengan rumus gizi seimbang.

(naf/naf)



Sumber : health.detik.com

Japanese Walking Lebih Bermanfaat dari Jogging, Bisa Bakar Lemak Lebih Banyak!


Jakarta

Japanese walking atau jalan kaki ala Jepang bisa membakar lebih banyak lemak dibanding jogging. Tren jalan kaki ini disebut juga sebagai latihan jalan interval atau Interval Walking Training (IWT) yang dikembangkan oleh para profesor di Universitas Shinshu di Jepang.

Jalan kaki ini menggabungkan jalan kaki cepat dan lambat secara bergantian. Tekniknya dilakukan dengan 3 menit jalan cepat, 3 menit jalan lambat, dan mengulang siklusnya selama 30 menit.

Dikutip dari laman Times of India, salah satu profesor yang mengembangkan metode tersebut, Dr Hiroshi Nore mengatakan, teknik ini dirancang untuk membuat jalan kaki lebih bermanfaat dalam pembakaran lemak dan kesehatan kardiovaskular, terutama bagi orang-orang dengan gaya hidup tidak banyak bergerak dan lansia.


Pergantian tempo cepat dan lambat ini membuat japanese walking istimewa. Tekniknya mengaktifkan sistem aerobik dan anaerobik, memicu konsumsi oksigen pasca-olahraga atau exercise oxygen consumption (EPOC) berlebih, dan menstimulasi aktivitas mitokondria.

Interval cepatnya bisa meningkatkan detak jantung dan membakar lemak, semenara jalan lambat memungkinkan pemulihan, tetapi menjaga metabolisme tetap tinggi. Sedangkan, EPOC berarti tubuh terus membakar kalori selama berjam-jam setelah berjalan. Sementara, mitokondria yang diaktifkan meningkatkan produksi energi, daya tahan, dan metabolisme lemak.

Apa yang Membuat Japanese Walking Lebih Baik daripada Jogging?

Menurut studi yang dilakukan di Universitas Shinshu, peserta yang berlatih jalan interval selama lima bulan kehilangan 3-5 kg lemak, sementara, mereka yang berjalan dengan kecepatan tetap mengalami perubahan yang jauh lebih kecil. Dalam studi lainnya, bagi lansia, teknik jalan interval selama 10 tahun terlindungi dari komplikasi kebugaran yang berkaitan dengan usia.

Studi dari Universitas Shinshu juga menemukan adanya laporan peningkatan VO2 maks dan penurunan tekanan darah sistolik selama beberapa bulan. Dikutip dari laman Harvard Health, VO2 maks yang tinggi berkorelasi dengan kebugaran fisik yang lebih baik dan dikaitkan dengan risiko penyakit kardiovaskular yang lebih rendah.

Japanese Walking Baik untuk Semua Orang?

Perlu atau tidaknya mencoba metode ini bergantung pada kondisi kesehatan masing-masing orang. Japanese walking memiliki dampak yang lebih ringan dibandingkan joging atau lari, sehingga umumnya aman untuk pemula, lansia, dan orang-orang dengan gaya hidup sedentari yang aktivitas fisiknya minim.

Sebaliknya, orang dengan kondisi jantung, tekanan darah tinggi yang tidak terkontrol, masalah sendi, atau masalah kesehatan lainnya sebaiknya berkonsultasi dengan tenaga kesehatan profesional sebelum melakukannya.

(elk/kna)



Sumber : health.detik.com

Kim Jong Un Disebut Bakal Hukum Berat Wanita yang Lakukan Oplas Payudara


Jakarta

Tingginya minat implan payudara di Korea Utara membuat pemerintah bertindak tegas. Presiden Korea Utara, Kim Jong Un, memerintahkan untuk menindak keras terhadap orang yang melakukan operasi pembesaran payudara.

Mereka yang melakukan operasi payudara akan menghadapi hukuman berat di kamp kerja paksa kediktatoran. Para petugas kesehatan juga dikerahkan untuk pemeriksaan fisik para perempuan yang dicurigai prosedur tersebut.

“Perempuan atau dokter swasta yang tertangkap dapat menghadapi hukuman pidana, termasuk dikirim ke kamp kerja paksa, atas tuduhan anti-sosialisme,” beber dari seorang sumber di Provinsi Hwanghae Utara, Korea Utara, dikutip dari NYPost.


Pemerintah Korea Utara mengklaim permintaan akan operasi payudara, operasi kelopak mata, dan tato alis belakangan ini meningkat. Permintaan itu datang dari perempuan berusia 20-an dan 30-an yang diklaim telah terjerumus ke dalam ideologi ‘borjuis’ atau gaya hidup menengah ke atas yang modern.

Pada pertengahan September 2025, seorang dokter diadili di depan umum bersama dua orang berusia 20-an tahun yang menjalani prosedur tersebut. Mereka berdiri dengan kepala tertunduk selama berjam-jam saat dikecam oleh jaksa.

“Perempuan yang hidup dalam sistem sosialis telah dirusak oleh adat istiadat ‘borjuis’ dan telah melakukan tindakan kapitalis yang busuk,” kata seorang jaksa yang tidak disebutkan namanya.

Jaksa mengungkapkan di persidangan bahwa kedua perempuan yang bertindak sebagai pasien tersebut sebenarnya telah menjalani pemeriksaan fisik oleh pejabat pemerintahan. Barang selundupan ilegal yang dipamerkan di persidangan termasuk silikon selundupan, peralatan medis, dan sejumlah uang yang disita oleh Biro Keamanan Provinsi Hwanghae Utara.

(sao/kna)



Sumber : health.detik.com

20 Anak di India Meninggal Kena Gagal Ginjal usai Minum Obat Batuk Beracun

Jakarta

Jumlah korban meninggal akibat keracunan sirup obat batuk Coldrif yang terkontaminasi di Madhya Pradesh (MP), India, terus bertambah. Wakil Ketua Menteri Madhya Pradesh, Rajendra Shukla, pada Selasa (7/10/2025) mengumumkan total 20 anak dari negara bagian tersebut telah meninggal dunia saat menjalani perawatan akibat gagal ginjal.

Sebelumnya, pemerintah negara bagian mengonfirmasi 16 kematian, namun dalam 24 jam terakhir, jumlahnya bertambah empat.

“Sejauh ini, 20 anak dari Madhya Pradesh telah meninggal dunia saat menjalani perawatan… Dua di antaranya meninggal dalam 24 jam terakhir,” kata Rajendra Shukla setelah mengunjungi korban yang masih dirawat dikutip dari India Express, Rabu (8/10/2025).


Penarikan Obat Massal

Tragedi ini memicu kemarahan publik dan respons cepat dari pemerintah India. Sirup Coldrif yang ditemukan mengandung racun berbahaya itu diproduksi oleh perusahaan yang berbasis di Tamil Nadu.

Dr Praveen Soni, seorang dokter di Chhindwara, telah ditangkap atas dugaan kelalaian karena meresepkan sirup Coldrif kepada sebagian besar korban. Di samping itu, Kepolisian Madhya Pradesh telah membentuk Tim Investigasi Khusus (SIT) dan mengajukan tuntutan terhadap perusahaan manufaktur Coldrif yang berbasis di Tamil Nadu.

Tingkat Kontaminasi 500 Kali Batas Aman

Menurut laporan polisi yang diajukan di negara bagian Madhya Pradesh, semua anak yang meninggal awalnya mengalami gejala flu biasa.

“Sebagian besar dari mereka diberi sirup Coldrif, setelah itu mereka menderita retensi urine dan gangguan ginjal akut,” bunyi laporan tersebut dikutip dari Reuters, Selasa (7/10).

Diethylene Glycol, zat kimia yang umumnya digunakan dalam produk anti-freeze hingga kosmetik, diketahui dapat menyebabkan muntah, sakit perut, hingga cedera ginjal akut yang berujung pada kematian.

Analisis dari otoritas di negara bagian Tamil Nadu (tempat produsen Coldrif, Sresan, berada) menemukan sirup tersebut mengandung 48,6% Diethylene Glycol, jauh melampaui batas aman yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan otoritas India, yaitu 0,1%.

(kna/kna)



Sumber : health.detik.com

Ramai Warga +62 Keluhkan Gejala Batuk-Pilek, Dokter Paru Ungkap Kemungkinan Pemicu


Jakarta

Belakangan, keluhan batuk dan pilek ramai diperbincangkan di media sosial. Banyak warganet mengaku mengalami gejala hidung tersumbat, tenggorokan gatal, hingga demam ringan yang tak kunjung membaik meski sudah berhari-hari.

“Kayaknya lagi musim batuk pilek.. suaraku jadi kaya lanang gara² batuk 🥸 jaga kesehatan gusy,” kata salah satu pengguna X, dikutip Rabu (8/10/2025).

“Puyeng banget batuk pilek gak sembuh,” ujar pengguna X lainnya.


“Capek sumpah cuaca kaya gini bawaannya batuk pilek trus ujung ujungnya engap,”kata pengguna lainnya.

Guru Besar Bidang Ilmu Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia (UI) Prof Dr dr Erlina Burhan, SpP(K) mengatakan belakangan memang banyak yang mengeluhkan dengan gejala seperti COVID, tetapi umumnya tak melakukan tes PCR.

Mengacu dari data terbatas, Prof Erlina mengatakan memang terjadi peningkatan kasus influenza dan COVID-19. Karenanya ia juga menyarankan agar protokol kesehatan, seperti memakai masker dan mencuci tangan, kembali diterapkan.

“Dari data yg terbatas memang terjadi peningkatan keduanya (flu-COVID),” ucapnya saat dihubungi detikcom, Rabu (8/10).


Sementara itu, spesialis paru dr Agus Susanto, SpP(K) mengatakan memang belakangan banyak ditemukan kasus influenza.

“Ya kalau virus influenza banyak kasus saat ini,” imbuhnya lagi.

Terkait pemicunya, dr Erlina menduga hal ini berkaitan dengan perubahan cuaca ekstrem, seperti pada musim pancaroba atau musim hujan, karena virus lebih mudah menyebar dan daya tahan tubuh menurun.

(suc/up)



Sumber : health.detik.com

4 Tanda yang Muncul di Tubuh Sebulan Sebelum Terjadi Serangan Jantung


Jakarta

Seorang dokter di Sydney, Australia, mengungkapkan tanda-tanda peringatan dini yang diberikan tubuh sebelum terjadinya serangan jantung. Dr Sandy Yang, dari Ur Family Practice, mengatakan banyak keluarga yang terkejut dengan serangan jantung yang sebenarnya bisa dideteksi lebih awal.

“Satu bulan sebelum serangan jantung, tubuh Anda memberikan tanda-tanda. Harap perhatikan baik-baik sinyal ini, yang bisa menyelamatkan hidup Anda,” terang Dr Yang yang dikutip dari Daily Mail.

“Selama bertahun-tahun, saya telah menyaksikan bagaimana serangan jantung dapat menjungkirbalikkan dunia sebuah keluarga. Tetapi, yang paling menyedihkan adalah dalam banyak kasus tubuh susah memberikan sinyal,” sambungnya.


1. Sering Mual dan Pusing

Di antara tanda-tanda bahaya yang Dr Yang soroti adalah seringnya mual dan pusing. Kebanyakan orang kerap salah artikan tanda ini sebagai panas, stres, atau kelelahan.

“Jika Anda tidak memiliki penyebab yang jelas, seperti kehamilan, pengobatan, atau infeksi, saatnya menemui dokter,” beber Dr Yang.

Menurut Yayasan Jantung, tubuh yang tidak stabil, penglihatan kabur, atau muntah tiba-tiba dapat mengindikasikan masalah sirkulasi yang mungkin mengindikasikan serangan jantung.

2. Kelelahan Ekstrem dan Sakit Kepala Terus-menerus

Tanda lain yang umum tetapi kerap diabaikan adalah kelelahan ekstrem dan sakit kepala terus menerus. Dr Yang memperingatkan bahwa ini bukanlah kelelahan biasa akibat pekerjaan atau mengasuh anak, melainkan kelelahan yang aneh yang tetap ada bahkan setelah istirahat yang cukup.

Jika disertai sakit kepala yang semakin parah seiring waktu, hal itu bisa menjadi indikator awal penyakit jantung.

3. Mati Rasa di Satu Sisi Tubuh

“Apakah Anda tiba-tiba merasa lengan, kaki, atau separuh wajah Anda mati rasa? Ini bisa jadi karena berkurangnya aliran darah atau bahkan tanda jantung Anda tidak memompa sebagaimana mestinya,” jelas Dr Yang.

Berkurangnya aliran darah ke jantung dapat menyebabkan sinyal menyatu dengan jalur saraf di lengan, sehingga menimbulkan sensasi mati rasa. Tetapi, mati rasa, terutama jika mempengaruhi satu sisi tubuh juga merupakan gejala umum stroke, yang juga diakibatkan oleh gangguan aliran darah ke otak.

4. Perubahan Penglihatan Mendadak

Perubahan penglihatan secara mendadak, seperti penglihatan ganda, pandangan kabur, atau salah satu mata tiba-tiba tidak dapat fokus, dapat mengindikasikan adanya penyumbatan pembuluh darah dan harus ditangani segera.

Perasaan ini digambarkan sebagai ‘tirai yang jatuh menutupi salah satu mata’, dan terjadi karena gangguan aliran darah membentuk gumpalan atau plak yang mempengaruhi retina atau pusat penglihatan otak.

Tanda-tanda peringatan dapat muncul sendiri atau bersamaan, dan seringkali berlangsung setidaknya 10 menit. Tetapi, beberapa orang mungkin bisa mengalami serangan jantung diam-diam atau tanpa gejala yang jelas sama sekali.

(sao/kna)



Sumber : health.detik.com