Category Archives: Sehat

Cemaran Dietilen Glikol di Balik Obat Batuk Sirup Maut Renggut Nyawa Anak India


Jakarta

Kementerian Kesehatan India mengonfirmasi bahwa sirup obat batuk merek ‘Coldrif’ mengandung dietilen glikol (DEG) melebihi batas yang diizinkan. Cemaran ini memicu setidaknya 16 anak-anak meninggal dunia.

“Sampel-sampel tersebut ditemukan mengandung DEG melebihi batas yang diizinkan,” menurut pernyataan kementerian tersebut dikutip dari NDTV, Senin (6/10/2025).

Hasil uji laboratorium pemerintah di Chennai menunjukkan, produk tersebut mengandung dietilen glikol yang sngat tinggi, berisiko merusak ginjal dan sistem saraf jika tertelan.


Apa itu Dietilen glikol (DEG)?

Dietilen Glikol (DEG) adalah pelarut industri yang digunakan dalam antibeku, cat, minyak rem, dan plastik. Keduanya tidak ditujukan untuk obat-obatan. Terkadang, keduanya mencemari bahan farmasi seperti gliserin, seringkali karena pengawasan yang buruk atau pemasok yang menggunakan bahan kelas industri yang lebih murah.

DEG tidak berwarna dan seperti sirup, sehingga mudah disalahartikan sebagai eksipien yang sah jika pengujian laboratorium yang ketat diabaikan.

Mengapa berbahaya?

Ketika tertelan, baik DEG maupun EG terurai menjadi senyawa toksik yang menyebabkan kerusakan ginjal, hati, dan sistem saraf yang parah. Gejala pada anak-anak dimulai dengan mual, sakit perut, dan berkurangnya frekuensi buang air kecil. Pada kasus yang parah, kondisi ini dapat berkembang dengan cepat menjadi gagal ginjal akut, kejang, dan kematian.

Anak-anak sangat rentan karena bahkan dalam jumlah kecil yang relatif terhadap berat badan mereka pun dapat berakibat fatal.

Insiden fatal sempat terjadi

Insiden sebelumnya menunjukkan betapa mematikannya hal ini: Di Gambia, setidaknya 70 anak meninggal pada tahun 2022 setelah mengonsumsi sirup obat batuk yang terkontaminasi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berulang kali memperingatkan tentang sirup obat batuk yang terkontaminasi DEG dan EG, yang menghubungkannya dengan lebih dari 300 kematian anak di seluruh dunia sejak tahun 2022.

Untuk membantu regulator, WHO telah mengembangkan metode pengujian dua tingkat baru, yang mencakup kromatografi lapis tipis (TLC) untuk skrining awal, diikuti oleh kromatografi gas untuk konfirmasi.

(kna/kna)



Sumber : health.detik.com

Terobosan Medis! Ilmuwan AS Ciptakan Embrio Bayi dari Sel Kulit Manusia


Jakarta

Para ilmuwan di Amerika Serikat untuk pertama kalinya berhasil menciptakan embrio manusia tahap awal dengan memanipulasi DNA dari sel kulit manusia dan kemudian membuahinya dengan sperma.

Teknologi ini berpotensi menjadi solusi bagi masalah infertilitas akibat faktor usia atau penyakit, karena memungkinkan hampir setiap jenis sel tubuh digunakan sebagai awal kehidupan.

Namun, para ahli menegaskan teknik ini masih memerlukan penyempurnaan signifikan, yang bisa memakan waktu hingga satu dekade sebelum layak diterapkan di klinik fertilitas.


Meski disebut sebagai terobosan ilmiah yang mengesankan, para pakar mengingatkan perlunya diskusi terbuka dengan masyarakat tentang batas dan arah kemajuan ilmu ini.

Sebelumnya, proses reproduksi manusia sederhana terjadi karena sperma pria bertemu sel telur wanita, lalu terbentuk embrio, dan sembilan bulan kemudian lahirlah bayi.

Namun, para ilmuwan kini mengubah cara pandang tentang awal kehidupan. Dalam eksperimen terbaru ini, prosesnya justru dimulai dari sel kulit manusia.

Tim peneliti dari Oregon Health and Science University (OHSU) mengambil inti sel (nukleus) dari sel kulit, bagian yang menyimpan seluruh kode genetik tubuh manusia, lalu memasukkannya ke dalam sel telur donor yang sudah dihapuskan materi genetiknya.

Tahapan ini mirip dengan teknik yang dulu digunakan untuk menciptakan Dolly the Sheep, mamalia pertama di dunia hasil kloning yang lahir pada tahun 1996.

Namun, sel telur hasil proses ini belum siap dibuahi oleh sperma, karena sudah memiliki satu set lengkap kromosom. Biasanya, setiap manusia mewarisi 23 kromosom dari masing-masing orang tua, sehingga totalnya menjadi 46 kromosom. Sel telur hasil manipulasi ini sudah memiliki semua 46 kromosom, sehingga tidak bisa langsung dibuahi.

Langkah berikutnya adalah membuat sel telur membuang setengah dari kromosomnya, melalui proses yang disebut peneliti sebagai ‘mitomeiosis’, gabungan dari dua istilah, mitosis dan meiosis, yakni dua cara utama sel membelah diri.

Penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature Communications ini menunjukkan bahwa para ilmuwan berhasil menghasilkan 82 sel telur fungsional dari proses tersebut. Sel-sel telur itu kemudian dibuahi dengan sperma, dan sebagian berhasil berkembang hingga tahap awal pembentukan embrio. Namun, tidak ada yang dikembangkan melebihi tahap enam hari.

“Kami berhasil melakukan sesuatu yang sebelumnya dianggap mustahil,” ujar Prof. Shoukhrat Mitalipov, Direktur Pusat Terapi Sel Embrionik dan Gen Terapan di OHSU, dikutip dari BBC.

Meski begitu, teknik ini masih jauh dari sempurna. Sel telur yang dihasilkan secara acak membuang sebagian kromosom, sehingga tidak selalu menghasilkan 23 pasang kromosom normal seperti yang dibutuhkan untuk mencegah kelainan genetik. Akibatnya, ada sel yang memiliki kromosom ganda atau bahkan kehilangan beberapa kromosom sama sekali.

Selain itu, tingkat keberhasilannya masih rendah, sekitar 9 persen, dan kromosom belum menjalani proses penting yang disebut crossing over, yakni pertukaran materi genetik yang memastikan stabilitas DNA.

“Kami masih harus menyempurnakan teknik ini. Namun pada akhirnya, saya yakin ke sanalah arah masa depan, karena semakin banyak pasien yang tidak bisa memiliki anak secara alami.” Prof Mitalipov, yang dikenal sebagai salah satu pionir dunia dalam bidang penelitian sel embrionik.

Teknologi ini merupakan bagian dari bidang penelitian yang berkembang pesat bernama in vitro gametogenesis, yakni upaya menciptakan sel sperma dan sel telur di luar tubuh manusia.

Pendekatan ini masih berada pada tahap penemuan ilmiah, belum untuk penggunaan klinis. Namun, tujuannya adalah membantu pasangan yang tidak dapat menjalani program bayi tabung (IVF) karena tidak memiliki sel sperma atau sel telur yang bisa digunakan.

Metode ini berpotensi memberi harapan bagi perempuan lanjut usia yang sudah tidak memiliki sel telur sehat, pria dengan jumlah sperma rendah, atau pasien yang menjadi infertil akibat pengobatan kanker.

Lebih jauh lagi, teknologi ini juga mengubah batasan tradisional tentang asal-usul genetik dan konsep orang tua biologis. Sel kulit yang digunakan dalam teknik ini tidak harus berasal dari perempuan, bisa juga dari laki-laki.

(suc/kna)



Sumber : health.detik.com

10 Tebak Gambar Mengasah Otak, Buktikan Kalau Kamu Jenius!


Jakarta

Tebak gambar tak hanya jadi permainan yang seru, tapi juga menjadi cara yang menyenangkan untuk mengasah otak. Salah satu yang menarik untuk dicoba adalah tebak gambar nama penyakit.

Dalam permainan ini, pemain harus menebak nama penyakit dari gambar-gambar dan huruf tertentu. Tertarik mencobanya?


Tebak Gambar Nama Penyakit

Buktikan bahwa kamu pintar. Jawab soal-soal tebak gambar nama penyakit berikut ini.

1. Penyakit ini bisa membuat orang yang merasakannya merasa lemas, bahkan bisa dehidrasi jika dibiarkan.

tebak gambar asah otak adeliatebak gambar asah otak adelia Foto: Adelia Putri/detikHealth

2. Sering dialami oleh banyak orang. Rasanya bisa nyeri atau berdenyut.

tebak gambar asah otak adeliatebak gambar asah otak adelia Foto: Adelia Putri/detikHealth

3. Mudah sekali nih untuk menjawabnya. Penyakit ini bisa dialami anak-anak hingga orang dewasa

tebak gambar asah otak adeliatebak gambar asah otak adelia Foto: Adelia Putri/detikHealth

4. Penyakit yang disebabkan oleh hewan kecil.

tebak gambar asah otak adeliatebak gambar asah otak adelia Foto: Adelia Putri/detikHealth

5. Jika punya penyakit ini harus menghindari banyak makan daging

Seru-seruan Tebak Nama Penyakit, Tunjukkan Seberapa Luas Wawasan Kamu!Seru-seruan Tebak Nama Penyakit, Tunjukkan Seberapa Luas Wawasan Kamu! Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

6. Bisa terjadi jika kamu tidak menjaga kebersihan mulut.

Seru-seruan Tebak Nama Penyakit, Tunjukkan Seberapa Luas Wawasan Kamu!Seru-seruan Tebak Nama Penyakit, Tunjukkan Seberapa Luas Wawasan Kamu! Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

7. Penyakit ini dapat menyebabkan gejala masalah pencernaan. Bisa jawab cepat tandanya kamu hebat.

Seru-seruan Tebak Nama Penyakit, Tunjukkan Seberapa Luas Wawasan Kamu!Seru-seruan Tebak Nama Penyakit, Tunjukkan Seberapa Luas Wawasan Kamu! Foto: Firdaus Anwar/detikHealth

8. Penyakit kulit yang bisa mengganggu penampilan. Apa ya?

Tebak gambar berikut kamu akan ditantang menyebutkan nama-nama penyakit. Apakah kamu bisa menjawab semuanya?Tebak gambar berikut kamu akan ditantang menyebutkan nama-nama penyakit. Apakah kamu bisa menjawab semuanya? Foto: detikhealth/Tasya Kania Azzahra

9. Masih berkaitan dengan penyakit kulit. Seringkali dialami oleh anak-anak.

Tebak gambar berikut kamu akan ditantang menyebutkan nama-nama penyakit. Apakah kamu bisa menjawab semuanya?Tebak gambar berikut kamu akan ditantang menyebutkan nama-nama penyakit. Apakah kamu bisa menjawab semuanya? Foto: detikhealth/Tasya Kania Azzahra

10. Penyakit ini bisa disebabkan karena faktor genetik.

asah otak detikHealthasah otak detikHealth Foto: Jieffa Nurhaliza/detikHealth

Jawaban Tebak Gambar Nama Penyakit

Bisa menjawab semuanya? Pastikan jawabanmu benar ya.

1. Muntaber ( muntah dan berak)
2. Sakit kepala
3. Batuk
4. Demam berdarah
5. Asam urat


6. Gigi berlubang
7. Radang usus
8. Panu
9. Cacar air
10. Jantung bocor

(elk/suc)



Sumber : health.detik.com

Menkes Ungkap Kondisi 9 Pasien di RS Fatmawati yang Terpapar Radioaktif di Cikande


Jakarta

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut 9 pasien yang terkena paparan zat radioaktif cesium-137 di Cikande, Banten, berangsur membaik. Mereka semula menjalani pengobatan di RS Fatmawati.

Menkes mengklaim kadar cemaran radioaktif cesium-137 yang ditemukan pada 9 pasien tersebut relatif rendah.

“Sekarang sudah membaik. Itu kan ada ambang batasnya. Mereka belum sampai di taraf yang membahayakan,” sebut Menkes saat ditemui di Gedung BPOM RI, Jakarta Pusat, Senin (6/10/2025).


“Jadi boleh dikasih obat saja cukup dan bisa pulang. Jadi nggak ada yang perlu dirawat,” tandasnya.

Pemerintah menyediakan program pemeriksaan kesehatan gratis bagi warga sekitar yang berada di zona berisiko tinggi yakni Cikande, Banten, Jawa Barat. Karenanya, ia mengimbau masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas tersebut demi melihat kemungkinan paparan.

“Imbauan-nya untuk masyarakat yang ada di sekitar melakukan program cek kesehatan gratis dengan alat itu ada namanya Geiger Muller untuk cek radiasinya.”

Alat tersebut disebutnya bisa memantau eksposure seseorang terhadap radiasi.

(naf/kna)



Sumber : health.detik.com

BPOM RI Sebut Udang-Cengkeh RI Aman, Kontaminasi Radioaktif Sangat Rendah

Jakarta

Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Prof Taruna Ikrar memastikan bahwa kadar cesium-137 yang ditemukan pada sejumlah produk ekspor asal Indonesia masih berada di bawah ambang batas aman yang ditetapkan secara internasional.

Isu ini mencuat setelah US Food and Drug Administration (FDA) atau Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat mengeluarkan alert terkait dugaan kontaminasi radioaktif pada beberapa komoditas dari Indonesia yakni udang hingga rempah cengkeh.

“Kita tahu bahwa awal dari masalah ini berasal dari pengumuman atau alert yang dikeluarkan oleh US FDA. Sebelum mereka publikasikan, sebetulnya sudah ada pemberitahuan resmi kepada kami melalui kerja sama antar-lembaga,” ujar Taruna di Jakarta, Senin (6/10/2025).


Ditemukan Hanya pada 4 Kontainer, Nilainya Sangat Rendah

Taruna menjelaskan hasil pemeriksaan menunjukkan hanya 4 dari 400 kontainer yang terdeteksi mengandung cesium-137.

“Itu pun dalam kadar sangat rendah, hanya sekitar 68 becquerel (Bq),” tegas Taruna.

Sebagai perbandingan, ambang batas yang ditetapkan US FDA adalah 1.200 Bq, sementara standar Indonesia jauh lebih ketat, hanya 500 Bq.

“Artinya kadar yang ditemukan masih di bawah ambang batas nasional maupun internasional. Tapi karena sifatnya kehati-hatian, US FDA tetap mengeluarkan peringatan,” jelasnya.

Namun, dampak dari alert tersebut disebutnya cukup luas. Sejumlah negara ikut menerapkan blokir terhadap beberapa produk ekspor Indonesia, termasuk udang segar dan rempah-rempah yang dikirim ke Amerika Serikat dan negara Timur Tengah.

“Buktinya Saudi Arabia sudah melarang udang-udang segar yang mau dikirim ke sana,” sesalnya.

Bentuk Satgas

BPOM kini bekerja bersama Satuan Tugas (Satgas) di bawah koordinasi Kementerian Koordinator Bidang Pangan untuk menelusuri sumber kontaminasi dan memperbaiki tata kelola distribusi produk ekspor.

“Tugas kami pertama adalah meyakinkan US FDA bahwa kadar sesium yang ditemukan berada di bawah ambang batas. Kedua, mengembalikan reputasi Indonesia di mata dunia,” tegas Taruna.

Langkah yang ditempuh antara lain melakukan Joint Assessment dengan USFDA dan menerbitkan dokumen bersama untuk menegaskan komitmen kedua pihak. Selain itu, Satgas telah mengambil tindakan tegas di lapangan, termasuk dekontaminasi wilayah terdampak dan isolasi area produksi tertentu.

Taruna mencontohkan, penanganan isu radioaktif memerlukan pendekatan ilmiah dan kesabaran. Ia menyinggung kasus Fukushima di Jepang pada 2011, ketika semua produk laut Jepang sempat terindikasi terpapar radiasi pasca bencana nuklir.

“Jepang butuh waktu hampir 10 tahun untuk meyakinkan dunia bahwa produknya aman. Kita tidak mau seperti itu. Karena itu kita harus meyakinkan bukan dengan debat, tapi dengan data ilmiah,” ujarnya.

Kemungkinan Kontaminasi dari Bahan Impor

Selain investigasi domestik, BPOM juga menemukan adanya indikasi bahwa sebagian kecil bahan baku logam yang digunakan dalam proses industri di Indonesia ternyata terkontaminasi dari bahan besi impor asal Filipina.

“Sebagian cesium itu berasal dari bahan baku pembuatan besi yang diimpor. Karena itu, bahan tersebut telah kita re-impor kembali,” kata Taruna.

Menurut Taruna, komunikasi antara BPOM RI dan US FDA saat ini mulai berjalan. Ia berharap bisa menyelesaikan persoalan ini secara ilmiah tanpa saling menyalahkan.

“Kita tidak sedang bertengkar, tapi membangun reputasi. Walaupun dosis radiasinya jauh di bawah ambang batas, kita tetap serius. Ini soal kredibilitas bangsa,” tegasnya.

Meski begitu, Taruna tak menutup kemungkinan adanya unsur politik dagang di balik munculnya isu ini. Namun, ia menegaskan bahwa BPOM tidak akan berspekulasi dan akan tetap fokus pada verifikasi data dan bukti ilmiah.

Taruna juga menekankan BPOM bersama seluruh kementerian dan lembaga terkait berkomitmen mengembalikan reputasi produk pangan Indonesia di pasar global melalui langkah profesional, saintifik, dan transparan.

“Kita lakukan semua dengan cara profesional, terukur, dan berbasis sains. Karena yang kita pertaruhkan bukan hanya produk, tapi reputasi bangsa,” pungkasnya.

(naf/kna)



Sumber : health.detik.com

Menkes Update Data Keracunan MBG, Soroti Kasus di NTT yang Menimpa Bayi-Bumil


Jakarta

Pemerintah memperbaiki sistem pelaporan keracunan makanan bergizi gratis (MBG) agar terintegrasi, demi memantau setiap kasus. Langkah ini dilakukan untuk memastikan penanganan lebih cepat dan tepat di lapangan.

Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, sejak libur panjang beberapa waktu lalu, kasus baru sempat berhenti muncul. Namun, data terbaru pada 4 Oktober 2025 mencatat dua kejadian baru yang dilaporkan resmi ke Kementerian Kesehatan.

“Sekarang tiap hari kita lihat. Karena liburan jadi nggak ada. Tapi tanggal 4 kemarin saya dapat laporan. Satu di Soe, NTT, dan satu lagi di Jakarta. Dua-duanya tidak ada yang fatal, anak-anaknya sudah dirawat,” kata Budi di Jakarta, Senin (6/10/2025).


Ia menambahkan, laporan tersebut kini tidak hanya berasal dari media sosial seperti pada awal pelaksanaan program, tetapi juga langsung dari dinas kesehatan daerah yang sudah dilibatkan secara aktif.

“Sekarang laporan itu sudah terintegrasi. Dinas kesehatan di daerah sudah mengisi laporan secara resmi. Kalau ada di media sosial, kita langsung cocokkan agar penanganannya lebih cepat,” jelas Budi.

Melalui sistem baru ini, Kemenkes dapat segera memberikan umpan balik ke Badan Gizi Nasional (BGN) sebagai pelaksana program MBG. Nantinya, BGN bersama dinas kesehatan akan turun langsung melakukan audit tata kelola dan prosedur implementasi di lapangan.

“BGN sedang membangun infrastruktur di daerah, memang belum lengkap semua. Tapi dengan laporan dari dinas kesehatan, kita bisa cepat feedback ke BGN. Mereka akan turun bersama untuk memperbaiki tata kelola dan prosedur implementasinya di satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG),” ujar Budi.

Langkah ini, menurutnya, mirip dengan sistem pelaporan COVID-19 yang dilakukan secara real-time. Data kasus kini diperbarui setiap hari, memungkinkan pengawasan lebih akurat terhadap potensi kejadian luar biasa (KLB) pangan di berbagai daerah.

“Iya, datanya sekarang tiap hari kita masuk. Mirip seperti COVID-19 dulu,” kata Budi.

Meski tidak menyebut angka pasti, Budi mengatakan bahwa jumlah anak terdampak di dua lokasi terakhir mencapai ratusan orang.

Kementerian Kesehatan memastikan, selain memberikan perawatan bagi anak-anak yang terdampak, pemerintah juga memprioritaskan evaluasi sistem penyediaan dan distribusi makanan. Audit bersama BGN diharapkan dapat mengidentifikasi titik rawan, mulai dari bahan baku, penyimpanan, hingga proses distribusi makanan bergizi gratis ke sekolah-sekolah.

Program MBG sendiri merupakan salah satu program prioritas pemerintah untuk meningkatkan status gizi dan ketahanan pangan anak-anak sekolah dasar dan menengah. Namun, beberapa kali laporan dugaan keracunan di sejumlah daerah memicu evaluasi serius terhadap mekanisme pengawasan pangan di tingkat daerah.

“Yang tahu duluan kan daerah. Dengan keterlibatan dinas kesehatan, kita bisa langsung tangani dan perbaiki,” tegas Budi.

Sebelumnya diberitakan, Korban keracunan usai menyantap makan bergizi gratis (MBG) di Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) bertambah menjadi 384 dari sebelumnya 331 orang.
Kepala Dinas Kesehatan TTS, dr. R.A. Karolina Tahun mengatakan korban diduga keracunan MBG bertambah sebanyak 53 orang pada Sabtu (4/10).

“Iya ada tambahan hari kedua (Sabtu 4/10) jadi 384 orang,” kata Karolina, dikutip dari CNNIndonesia.

Korban yang terdampak termasuk seorang ibu hamil dan tiga orang balita berusia 1,6 tahun, 2,7 tahun dan 2 tahun 10 bulan serta satu bayi berusia sembilan bulan.

(naf/kna)



Sumber : health.detik.com

BPOM RI Pantau Ketat Kematian Anak di India akibat Obat Sirup: Kita Tak Mau Terulang


Jakarta

Geger laporan 16 anak di India meninggal pasca mengonsumsi obat sirup dengan kontaminasi dietilen glikol (DEG) di atas batas aman. Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) memastikan tengah memantau ketat laporan kasus terkait.

Kepala BPOM RI Prof Taruna Ikrar menegaskan tak ingin mengulang insiden ratusan anak terkontaminasi cemaran DEG dalam obat sirup. Sejak tiga tahun lalu, pengawasan di dalam negeri maupun produk yang diimpor termasuk dari India, sudah diperketat.

“Kita sangat besar atensi kita yang berhubungan dengan yang dari India itu. Kami sudah koordinasikan dengan Kedeputian I, Kedeputian II, termasuk ke pusat pengujian obat,” ujar Taruna saat ditemui di Jakarta, Senin (6/10/2025).


Indonesia menghadapi kasus gangguan ginjal akut progresif atipikal (GGAPA) yang menyebabkan ratusan anak meninggal dunia akibat cemaran ethylene glycol (EG) dan diethylene glycol (DEG) pada obat sirup di 2022 lalu.

“Kita betul-betul hati-hati karena kita punya pengalaman tiga tahun yang lalu. Kita tidak mau itu terulang lagi,” tegasnya.

Taruna menjelaskan, kasus di India juga diduga berkaitan dengan kandungan cemaran yang sama.

“Salah satunya, kita tingkatkan yang disebut dengan surveillance khusus terkait EG dan DEG. Karena di India, penyebabnya juga diduga ethylene glycol dari minuman sirup,” kata Taruna.

BPOM saat ini mewajibkan uji laboratorium ketat pada produk obat sirup sebelum mendapatkan izin edar.

“Khusus yang impor dari India, kita sangat berhati-hati. Kita tidak akan keluarkan izin sertifikat impornya kalau belum dinyatakan benar-benar aman,” ujar Taruna.

Taruna menekankan, semua langkah pengawasan dilakukan secara saintifik, transparan, dan sesuai standar internasional agar masyarakat mendapat jaminan keamanan.

“Kita tidak boleh lengah. Semua obat yang beredar harus melewati pengujian yang ketat, apalagi jika menyangkut anak-anak,” tegasnya.

(naf/kna)



Sumber : health.detik.com

Studi Ungkap Pecinta Kopi Hitam Pahit Bisa Jadi Tanda Psikopat, Ini Penjelasannya

Jakarta

Kopi hitam pahit menjadi salah satu minuman pagi hari yang menjadi kegemaran banyak orang. Namun, siapa sangka bahwa satu penelitian membuktikan, mereka yang doyan makanan atau minuman pahit, seperti kopi, cenderung lebih psikopat atau sadis.

Dikutip dari Times of India, studi yang dilakukan oleh Innsbruck University di Austria menemukan suatu klaim yang cukup ekstrem. Pada penelitian tersebut, dinyatakan bahwa orang yang menyukai kopi hitam cenderung memiliki sifat sadis atau psikopat.

Studi ini menyurvei sekitar 1.000 orang dewasa tentang preferensi kopi mereka dan juga melakukan tes kepribadian berdasarkan tipe-tipe kepribadian machiavellianisme, yakni sifat kepribadian yang ditandai dengan kecenderungan manipulatif, sinis, egois, dan licik untuk mencapai tujuan pribadi.


Para peneliti menemukan hubungan yang ganjil antara preferensi kopi pahit dan ciri-ciri kepribadian psikopat. Tepatnya, kondisi ini terjadi pada mereka yang menyukai makanan atau minuman pahit.

Di sisi lain, mereka yang menyukai kopi susu atau kopi manis cenderung menjadi pribadi yang lebih menyenangkan. Mereka cenderung memiliki simpati yang lebih baik.

Diklaim Dapat Lebih Parah

Para peneliti mengklaim makanan atau minuman pahit dan kecenderungan psikopat ini dapat menjadi kronis dan lebih serius seiring waktu.

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesukaan seseorang terhadap makanan dan minuman pahit berkaitan erat dengan seberapa gelap kepribadian mereka,” tulis para peneliti Christina Sagiogloua dan Tobias Greitemeyerb.

Namun, studi ini masih memiliki banyak ‘lobang’, sehingga perlunya penelitian lebih lanjut untuk dapat benar-benar menentukan pola kepribadian dan perilaku makan seseorang dengan sifat yang mungkin ditemukan.

(dpy/suc)



Sumber : health.detik.com

Obat Sirup India Kembali Makan Korban, Apa yang Sebenarnya Terjadi?


Jakarta

Kasus obat sirup beracun yang melibatkan produk buatan India kembali menggemparkan dunia. Setelah sebelumnya menewaskan puluhan anak di Gambia dan Uzbekistan, kini tragedi serupa terjadi di dalam negeri India.

Pada tahun 2022, dunia dikejutkan oleh laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang mengungkapkan bahwa lebih dari 66 anak di Gambia tewas setelah mengonsumsi sirup batuk yang diproduksi oleh Maiden Pharmaceuticals, perusahaan farmasi India.

Obat ini terkontaminasi dengan dietilen glikol, zat beracun yang dapat merusak ginjal dan menyebabkan gagal organ. Kasus serupa juga terjadi di Uzbekistan, dengan 18 anak meninggal setelah mengonsumsi obat sirup yang sama.


Terjadi Juga di Tahun 2023

Pada tahun 2023, kasus obat sirup beracun juga menghantam India. Beberapa anak dilaporkan keracunan setelah mengonsumsi sirup batuk yang terkontaminasi dengan zat berbahaya. Dalam kasus ini, meskipun tidak ada laporan kematian, gejala yang dialami anak-anak yang terkontaminasi serupa dengan yang terjadi di Gambia dan Uzbekistan.

Obat-obatan yang diproduksi oleh Norris Medicines terkontaminasi dietilen glikol (DEG) atau etilen glikol (EG), kontaminan yang sama yang ditemukan dalam sirup obat batuk yang menyebabkan kematian 114 anak di Gambia, Uzbekistan, dan Kamerun sejak pertengahan tahun 2022.

Produk Trimax Expectorant yang diedarkan mengandung 0,118 persen EG, sementara obat alergi Sirup Sylpro Plus mengandung 0,171 persen EG dan 0,243 persen DEG. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan batas aman, berdasarkan standar yang berlaku secara internasional, tidak lebih dari 0,10 persen.

Ditemukan Lagi Cemaran DEG di Obat Batuk Sirup

India kembali menghadapi kasus kematian anak akibat pemberian sirup obat batuk. Hingga Sabtu kemarin, tercatat 16 anak meninggal dunia setelah mengonsumsi sirup obat batuk merek Coldrif.

Menyusul kabar tersebut, kepolisian setempat menangkap dr Praveen Soni, dokter yang meresepkan sirup obat batuk terkontaminasi dietilen glikol (DEG) di luar ambang batas yang ditolerir.

Pemerintah Madhya Pradesh pada hari Sabtu melarang penjualan dan distribusi sirup obat batuk Coldrif setelah tes mengonfirmasi adanya zat beracun dalam sampel yang dikumpulkan dari batch yang sama terkait dengan kematian 16 anak, sembilan sebelumnya dan dua lainnya dilaporkan kemudian, di Chhindwara.

Keamanan Obat-obatan India Dipertanyakan

Diberitakan BBC, banyak yang percaya bahwa India selalu berjuang melawan banjir obat palsu, yang sebagian besar dijual di kota-kota kecil dan desa-desa.

Namun, para analis mengatakan bahwa dokter dan pasien mungkin mencampuradukkan obat-obatan di bawah standar dengan apa yang mereka anggap sebagai obat palsu. Laboratorium pengujian obat milik negara di banyak negara bagian kekurangan dana, kekurangan staf, dan peralatan yang buruk.

Catatan resmi pemerintah mengungkapkan bahwa antara tahun 2007 dan 2020, lebih dari 7.500 obat yang diambil sampelnya hanya di tiga dari 28 negara bagian dan tiga wilayah persatuan di India telah gagal dalam uji mutu dan dinyatakan sebagai obat ‘tidak berkualitas standar’.

(kna/kna)



Sumber : health.detik.com

Terobosan Transplantasi Ginjal, Peneliti China Ubah Golongan Darah A Jadi O


Jakarta

Peneliti di China melakukan terobosan besar dalam proses transplantasi ginjal. Mereka berhasil merubah golongan darah organ ginjal yang ditransplantasikan dari A ke O, yang dikenal menjadi golongan darah universal.

Proses transplantasi ginjal cukup rumit. Seringkali pasien yang membutuhkan transplantasi kesulitan mendapatkan ginjal yang cocok karena perbedaan golongan darah.

Orang dengan golongan darah A atau B memiliki antigen yang tidak terdapat pada darah satu sama lain. Sedangkan, golongan darah O tidak memiliki antigen itu sama sekali. Selama antigen lain tidak bertentangan, misalnya antigen rhesus yang menentukan positif atau negatif golongan darah, maka golongan darah O dapat diberikan pada orang golongan A dan B tanpa masalah.


2 tahun lalu, peneliti dari Cambridge University melaporkan berhasil menggunakan enzim seperti ‘gunting molekuler’ yang menghilangkan antigen B dari ginjal manusia. Ini secara efektif mengubahnya menjadi ginjal bergolongan darah O, yang juga dapat ditransplantasikan pada penerima golongan darah A dan B.

Keberhasilan serupa juga telah dilakukan pada organ paru-paru, dan beberapa tim lain melakukan penelitian lanjutan pada ginjal.

“Ini seperti menghapus cat merah dari mobil dan menampakkan lapisan dasar netralnya. Setelah itu dilakukan, sistem kekebalan tubuh tidak lagi mengenali organ tersebut sebagai benda asing,” ujar Dr Steve Withers, salah satu peneliti pengembangan enzim tersebut, dikutip dari IFLScience, Senin (6/10/2025).

Terbaru, ilmuwan dari China berhasil melakukan hal serupa pada ginjal bergolongan darah A, yang kemudian ditransplantasikan ke tubuh pasien yang sudah mati otak sebagai penelitian. Ini untuk menguji apakah ada tanda-tanda penolakan dari organ tersebut.

Menggunakan metode yang sama, mereka berhasil menghapus antigen A dari ginjal dan tidak menemukan tanda-tanda masalah dalam uji coba ex vivo, atau luar tubuh. Ginjal yang sudah diubah golongan darahnya lalu ditanamkan ke pasien mati otak dengan antibodi anti-A tinggi, dan prosedurnya berhasil. Peneliti tidak menemukan adanya tanda-tanda penolakan yang berarti.

“Tidak ditemukan penolakan hiperakut. Organ diterima dengan baik, tanpa tanda-tanda penolakan yang dimediasi antibodi selama 2 hari,” tulis peneliti.

Beberapa reaksi imun mulai muncul pada hari ketiga. Namun, peneliti menyatakan data yang mereka peroleh dapat membantu merancang protokol klinis untuk mengatasi hal tersebut, jika prosedur serupa dilakukan pada pasien hidup.

Setelah transplantasi, pasien tetap memerlukan obat imunosupresan seumur hidup untuk mencegah penolakan, bahkan bila organ yang ditransplantasikan sangat cocok sekalipun. Tim juga menemukan bukti akomodasi, yaitu fenomena ketika organ donor menjadi tahan terhadap gangguan meski sistem kekebalan penerima tetap bereaksi.

“Inilah hasil nyata ketika penelitian dasar selama bertahun-tahun akhirnya tersambung dengan perawatan pasien. Melihat penemuan kami makin dekat ke dampak dunia nyata adalah hal yang membuat kami terus bersemangat,” tandas Steve.

(avk/kna)



Sumber : health.detik.com