Kronologi Bentrokan Acara Habib Rizieq Versi PWI LS



Jakarta

Setelah Front Persatuan Islam (FPI), kini giliran kubu Perjuangan Walisongo Indonesia Laskar Sabilillah (PWI LS) yang angkat bicara mengenai bentrokan acara Habib Rizieq di Pemalang. Begini kronologinya.

Menurut Koordinator Komunikasi Antarwilayah DPP PWI LS, Andi Rustono, mereka bukan pihak yang memulai keributan. Bentrokan terjadi karena mereka diserang terlebih dahulu oleh FPI.

“Kami tidak bawa senjata tajam. Kalau pun ada yang bawa kayu, itu hanya pentungan untuk jaga diri karena di pinggir sawah banyak balok kayu. Tapi serangan awal itu dari kubu yang berpakaian putih, mereka melempar batu duluan, lalu terjadi chaos,” kata Andi, dilansir detikJateng, Kamis (24/7/2025).


Padahal, PWI LS datang ke acara ceramah Habib Rizieq karena ingin menyampaikan aspirasi secara damai. Mereka berjumlah 4.000 orang dari berbagai daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Alasannya, peringatan awal untuk tidak mendatangkan Habib Rizieq ke acara pengajian tidak didengarkan sebelum acara dimulai. Hal itu juga sudah disampaikan saat pertemuan bersama Kesbangpol pada 16 Juli lalu.

“Sudah ada peringatan dari berbagai pihak, termasuk para kiai lokal yang mendesak Bupati agar HRS tidak dihadirkan. Bahkan, sempat ada pertemuan dengan Dandim dan Polres bersama pengurus pusat, yang menyepakati secara informal bahwa HRS tidak akan berceramah. Tapi kesepakatan itu gagal ditegakkan,” kata Andi saat ditemui detikJateng, Kamis (24/7/2025).

Andi meminta aparat memproses semua pihak yang terlibat dalam kericuhan tersebut. Ia juga mendesak pemerintah untuk bersikap tegas terhadap tokoh maupun kelompok yang menurutnya menyebarkan provokasi dan memecah belah masyarakat melalui ceramah-ceramah keagamaan.

“Kami sedang mempertanyakan kembali ke-Indonesia-an kita. Ini bukan soal acara pengajian semata, ini soal ceramah yang selalu provokator, ujar kebencian, pembelokan sejarah dan budaya yang dilakukan secara masif dan struktural oleh mereka. Negara tidak boleh absen,” tukasnya.

Akibat bentrokan FPI dan PWI LS, 15 orang mengalami luka. Empat di antaranya adalah polisi.

“Korban terdiri dari empat personel Polri, sembilan anggota PWI LS, dan dua dari FPI. Sebagian besar mengalami luka di bagian kepala akibat lemparan batu atau benda tumpul lainnya. Empat anggota polisi sudah pulang dan menjalani rawat jalan,” ujar Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Artanto dalam keterangannya, Kamis (24/7/2025) di Mapolres Pemalang.

Bentrok sendiri terjadi sekitar 50 meter dari panggung utama pengajian, yang berada di kawasan padat penduduk. Meski sempat terjadi kericuhan, acara ceramah tetap berlangsung hingga selesai sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.

“Kami bersama Kodim dan unsur terkait berhasil meredam insiden ini. Kami tengah mendalami penyebab bentrokan. Penyelidikan dilakukan oleh Polres Pemalang dibantu Polda Jateng,” tegasnya.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

Astaghfirullah atau Astaghfirullahaladzim, Mana Bacaan yang Tepat?


Jakarta

Kalimat istighfar adalah salah satu bentuk dzikir paling utama dalam Islam. Umat Islam dianjurkan untuk mengucapkannya setiap saat sebagai bentuk permohonan ampun kepada Allah SWT.

Sebagian muslim terkadang mengucap kalimat istighfar “Astaghfirullah” sementara sebagian lainnya mengucap “Astaghfirullahaladzim.” Mana kalimat yang benar dan tepat?

Kedua lafal ini memang sering digunakan secara bergantian dalam kehidupan sehari-hari. Lantas, apakah keduanya sama?


Mengenal Kalimat Istighfar

Dikutip dari buku Istighfar karya Hafidz Muftisany, istighfar merupakan salah satu bagian dari dzikir atau mengingat Allah SWT dengan kalimat astaghfirullah.

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,

“Seluruh umatku diampuni (dosanya) kecuali mujahirun (orang yang terang-terangan berbuat dosa). Dan termasuk bentuk mujaharah (terang-terangan dalam berbuat dosa) ialah seseorang yang berbuat dosa pada malam hari, kemudian pada pagi hari dosanya telah ditutup Allah, (namun) ia berkata, ‘Wahai Fulan, semalam aku telah melakukan seperti ini dan ini (menceritakan dosanya)’. Padahal ketika ia tidur (pada malam hari), Allah telah menutupi perbuatannya, tetapi pada pagi harinya ia membuka kembali dosa yang telah ditutup oleh Allah tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim)

Merujuk buku Ya Allah, Mudahkan Rezeki dan Jodohku! karya Ustadz Ahmad Sobiriyanto bacaan istighfar menjadi sarana untuk meraih ampunan Allah SWT. Umat Islam zaman dulu amat gemar membaca istighfar sebagaimana yang dipraktikkan oleh Rasulullah SAW.

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, aku sungguh beristighfar pada Allah dan bertaubat pada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR Bukhari)

Al-Aghar al-Muzanni RA menuturkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ketika hatiku malas, aku beristighfar pada Allah dalam sehari sebanyak 100 kali.” (HR Muslim)

Dua hadits tersebut menegaskan bahwa Rasulullah SAW mengamalkan dzikir istighfar dalam setiap harinya.

Bacaan Astaghfirullah dan Astaghfirullahaladzim

1. Astaghfirullah

Kalimat “Astaghfirullah” (أستغفر الله) secara harfiah berarti: “Aku memohon ampun kepada Allah.”

Ini adalah bentuk istighfar singkat yang diajarkan langsung oleh Rasulullah SAW dan sangat sering diucapkan dalam berbagai momen, termasuk setelah sholat.

Dalam hadits yang diriwayatkan Tsauban, ia berkata, “Jika Rasulullah SAW selesai sholat beliau beristighfar tiga kali, lalu membaca Allahumma antas salam wa minkas salam tabarokta ya dzal jalali wal ikrom.” Al-Walid (salah satu perawi hadits) bertanya kepada al-Auza’i, “Bagaimanakah istighfar beliau?” “Astaghfirullah, astaghfirullah,” jawab Al-Auza’i. (HR Muslim)

2. Astaghfirullahaladzim

Kalimat “Astaghfirullahaladzim” (أستغفر الله العظيم) memiliki arti: “Aku memohon ampun kepada Allah Yang Maha Agung.”

Dikutip dari buku Shihab dan Shihab Edisi Ramadhan karya Quraish Shihab, kalimat astaghfirullahaladzim, selain memohon ampun, terdapat kata tambahan Al Adzim yang merupakan sifat Allah SWT dan memiliki arti “yang Maha Agung”. Kalimat ini menunjukkan pengagungan terhadap kebesaran Allah SWT dalam permohonan ampunan kita.

Dalam hadits dijelaskan, “Siapa mengucapkan “Astaghfirullahal azhim alladzi la ilaha illah huwal hayyul qoyyum wa atubu ilaih” niscaya akan diampuni walaupun lari dari medan perang.” (HR Tirmidzi)

Apakah Keduanya Benar?

Ya, kedua lafal istighfar tersebut sama-sama benar dan sah diucapkan. Perbedaan hanya terletak pada panjang pendeknya kalimat dan penekanan makna. Keduanya sama-sama menunjukkan permohonan ampun kepada Allah SWT.

Kedua kalimat istighfar tersebut dapat dibaca kapan saja, baik dalam keadaan berdiri, duduk, berbaring, saat berkendara, setelah sholat atau menjelang tidur. Tidak ada waktu khusus yang membatasi kita untuk beristighfar.

Bahkan dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,

“Demi Allah, sungguh aku beristighfar kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari 70 kali.” (HR Bukhari)

Padahal, beliau adalah manusia yang ma’shum (terjaga dari dosa).

Kalimat “Astaghfirullah” dan “Astaghfirullahaladzim” keduanya benar, sah, dan sama-sama dianjurkan dalam Islam. Meskipun berbeda lafal, mereka memiliki makna yang sama, yaitu memohon ampunan kepada Allah, dengan “Al-Adzim” menambahkan sifat agung Allah SWT dalam doa.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Negara-negara Islam Kecam Rencana Israel Caplok Tepi Barat



Jakarta

Negara-negara Arab dan Islam termasuk yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam persetujuan yang diberikan Parlemen Israel atau Knesset untuk aneksasi Tepi Barat.

Dilansir Al Jazeera dan Al Arabiya, Jumat (25/7/2025), pemungutan suara pada Rabu waktu setempat yang disetujui oleh lebih dari 70 anggota Knesset menyerukan “penerapan kedaulatan Israel atas Yudea, Samaria, dan Lembah Yordan,” sebutan mereka untuk wilayah Tepi Barat.

Dikatakan, pencaplokan Tepi Barat akan “memperkuat negara Israel, keamanannya, dan mencegah pertanyaan apa pun soal hak dasar orang Yahudi untuk mendapatkan perdamaian dan keamanan di tanah air mereka.”

Mosi tersebut diajukan oleh koalisi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Menyusul keputusan tersebut, negara-negara Arab dan Islam dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan Arab Saudi, Bahrain, Mesir, Indonesia, Yordania, Nigeria, Palestina, Qatar, Turki, Uni Emirat Arab, negara-negara Liga Arab, dan OKI, mengecam keras upaya Knesset Israel.

“Mengutuk keras persetujuan Knesset Israel atas deklarasi yang menyerukan penerapan apa yang disebut “kedaulatan Israel” atas Tepi Barat yang diduduki,” demikian bunyi pernyataan bersama yang dibagikan Kementerian Luar Negeri Arab Saudi lewat X, Kamis (24/7/2025).

Para pihak itu menganggapnya sebagai pelanggaran hukum internasional terang-terangan dan tidak dapat diterima, melanggar resolusi Dewan Keamanan PBB.

Negara-negara Islam menegaskan lagi bahwa Israel tidak punya hak atas kedaulatan wilayah Palestina yang diduduki. “Tindakan Israel ini tidak punya kekuatan hukum dan tidak bisa mengubah status wilayah Palestina yang diduduki, terutama Yerusalem Timur, yang tetap menjadi bagian integral dari wilayah Palestina yang diduduki,” tegas pernyataan itu.

Mereka juga menegaskan usulan soal solusi dua negara berdasarkan legitimasi internasional dan Inisiatif Perdamaian Arab, dan untuk terwujudnya negara Palestina yang merdeka sesuai garis yang ditetapkan pada 4 Juni 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya.

OKI, seperti dilaporkan WAFA, turut menyeru masyarakat internasional untuk memenuhi tanggung jawabnya dan mengambil langkah-langkah politik serta hukum guna mendukung hak-hak rakyat Palestina.

Selain OKI, Liga Muslim Dunia (MWL) yang beranggotakan negara-negara Islam dari berbagai mazhab mengutuk keras persetujuan Knesset Israel atas pencaplokan Tepi Barat. MWL menilai upaya Israel telah merenggut hak-hak hidup dan bernegara rakyat Palestina.

“Pemerintah ekstremis ini (red-Israel), melalui perilaku kriminalnya, telah menjadi hambatan utama bagi tercapainya perdamaian yang adil dan komprehensif serta stabilitas yang dicita-citakan semua pihak di kawasan,” bunyi pernyataan yang dikeluarkan Sekretariat Jenderal MWL yang dibagikan dalam situsnya, Kamis (24/7/2025).

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Prancis Akan Akui Negara Palestina, Saudi-Yordania Puji Macron



Jakarta

Presiden Prancis Emmanuel Macron memutuskan negaranya akan mengakui kemerdekaan Palestina. Langkah bersejarah ini menuai pujian dari Arab Saudi dan Yordania.

Dilansir detikNews, Macron mengumumkan rencana tersebut pada Kamis (24/7/2025) waktu setempat. Prancis akan mengakui negara Palestina di Majelis Umum Perserikatan Banga-Bangsa (PBB) pada September mendatang.

“Sesuai dengan komitmen historisnya untuk perdamaian yang adil dan abadi di Timur Tengah, saya telah memutuskan bahwa Prancis akan mengakui Negara Palestina. Saya akan membuat pengumuman resmi di Majelis Umum PBB pada bulan September,” tulis kepala negara Prancis tersebut di media sosial X dan Instagram.


Keputusan Macron itu menuai pujian dari Arab Saudi. Kerajaan menegaskan konsensus internasional tentang hak Palestina untuk mendirikan negara merdeka.

“Kerajaan memuji keputusan bersejarah ini, yang menegaskan kembali konsensus komunitas internasional tentang hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan mendirikan negara merdeka mereka di perbatasan tahun 1967, dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya,” kata Kementerian Luar Negeri Saudi dalam pernyataan, dilansir dari Al Arabiya, Jumat (25/7/2025).

“Kerajaan menggarisbawahi pentingnya upaya berkelanjutan oleh negara-negara untuk menerapkan resolusi internasional dan menegakkan hukum internasional,” imbuh pernyataan itu.

Arab Saudi juga menyerukan semua negara yang belum mengakui kemerdekaan Palestina untuk mengambil langkah positif seperti yang dilakukan Prancis. Pihaknya juga minta negara-negara lain untuk mendukung perdamaian dan hak-hak sah rakyat Palestina.

Selain Arab Saudi, Yordania juga mengapresiasi keputusan Macron. “Ini adalah langkah ke arah yang benar menuju terwujudnya solusi dua negara dan berakhirnya pendudukan,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Yordania, Sufian Qudah, dalam sebuah pernyataan.

Status kenegaraan Palestina kini telah mendapat pengakuan oleh 142 negara, termasuk Prancis yang tengah berencana mengumumkan pada September. Sementara Israel dan Amerika Serikat sangat menentang pengakuan tersebut.

Berita selengkapnya baca di sini.

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com

Pria Membonceng Teman Kantor Perempuan Bukan Mahram, Ini Hukumnya dalam Islam



Jakarta

Di zaman sekarang, berboncengan motor dengan lawan jenis sudah menjadi pemandangan yang biasa. Alasannya pun beragam, mulai dari alasan kepraktisan, efisiensi waktu, hingga kebutuhan mendesak seperti menggunakan jasa ojek online. Bahkan, tak jarang kita melihat rekan kerja pulang bareng dengan motor meskipun bukan mahram.

Namun, di balik kebiasaan ini, muncul pertanyaan penting: bagaimana sebenarnya hukum wanita berboncengan dengan laki-laki yang bukan mahram dalam Islam?

Pada dasarnya dalam Islam, seorang muslim dituntut untuk menjaga diri dari perbuatan yang mendekatkan pada zina. Selain itu, berkhalwat atau berduaan dengan lawan jenis yang berpotensi menimbulkan syahwat juga tidak diperbolehkan.


“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, janganlah sekali-sekali berduaan dengan perempuan yang tidak disertai mahram darinya karena sesungguhnya pihak ketiganya adalah setan.” (HR. Ahmad).

Berboncengan dengan yang Bukan Mahram

Hj Badriyah Fayumi, MA selaku pengasuh Pondok Pesantren Mahasina, Bekasi yang dikutip dari detikNews pada Jumat (25/7/2025) mengatakan bahwa jika ada niat atau motif yang tidak diinginkan atau ada tujuan yang tidak baik, jelas itu haram.

“Kecuali kalau misalnya boncengannya, kita memang perlu pergi ke suatu tempat. Harus ke tempat kerja, harus ke sekolah atau harus ke rumah sakit dan kemudian memang hanya itu sarana transportasi yang bisa kita pakai. Kalau ini misalnya abang ojek, yang tidak ada motif apa-apa silahkan saja boncengan, tapi tetap menjaga koridor-koridor syariat,” ujar Badriyah.

Berboncengan dengan Ojol yang Bukan Mahram

Hukum berboncengan dengan yang bukan mahram tergantung pada motif dari keduanya. Hukumnya diperbolehkan, asalkan tidak ada motif tertentu dan juga diperbolehkan jika tujuannya bermuamalah.

Menurut Kemenag, ketika bermuamalah (seperti jual-beli, bekerja dan bergaul) maka laki-laki diperkenankan memandang dan berboncengan dengan perempuan yang bukan mahram yang menjadi lawan muamalahnya.

Hal ini juga berlaku dalam konteks driver ojol yang membonceng penumpangnya. Sebagaimana disebutkan dalam dalam Kitab al-Taqrib karya Abu Syuja’:

والسادس النظر للشهادة أو للمعاملة فيجوز إلى الوجه خاصة

Artinya: “Yang keenam adalah memandang perempuan bukan mahram dalam rangka kesaksian dan muamalah. Maka pada kondisi itu, diperbolehkan (bagi laki-laki) memandang wajah perempuan bukan mahram.”

Diperbolehkan juga jika interaksinya bukan khalwat atau tidak berpotensi menimbulkan fitnah, dan dari hal-hal yang tidak diinginkan.

Sebagaimana dijelaskan dalam kitab Al-Majmu’ Syarah al Muhadzab, jilid IV, hal 350:

اخْتِلَاطَ النِّسَاءِ بِالرِّجَالِ إذَا لَمْ يَكُنْ خَلْوَةً لَيْسَ بِحَرَامٍ

Artinya: “Percampuran antara wanita dan pria asalkan tidak terjadi khalwat tidak diharamkan”.

Rasulullah SAW Pernah Memboncengi Asma binti Abu Bakar RA

Ternyata, boncengan antara laki-laki dan perempuan pernah terjadi sejak masa Rasulullah SAW. Farid Nu’man dalam buku Fiqih Perempuan Kontemporer menceritakan bahwa Rasulullah SAW pernah memboncengi Asma binti Abu Bakar RA.

Dari Asma binti Abu Bakar RA, ia berkata, “Aku menikah dengan Zubair, sedangkan ia tidak memiliki apa-apa. Tidak memiliki pelayan, harta, dan sebagainya, selain seekor kuda. Oleh karena itu, akulah yang memberi makan kuda, merawat, dan melatihnya. Aku pula yang menumbuk biji kurma untuk dimakan, menyediakan makan dan minumnya, serta menjahit dan memasak. Namun, aku tidak pandai membuat roti. Oleh karena itu, roti kami dibuatkan oleh tetangga kami, orang-orang Anshar.

Mereka adalah perempuan yang baik. Selanjutnya, aku juga menjunjung buah kurma di kepalaku dari kebun yang dijatahkan Rasulullah SAW kepada Zubair, membawanya sejauh dua farsakh. Pada suatu hari, aku membawa buah kurma yang kujunjung di kepalaku. Di tengah jalan, aku bertemu dengan Rasulullah SAW beserta beberapa orang sahabatnya.

Rasulullah SAW berkata, ‘Ikh! Ikh!’ untuk menghentikan dan menyuruh untanya berlutut, untuk memboncengku di belakangnya. Setelah itu (Asma berkata ketika bercerita kepada suaminya), ‘Namun, aku malu dan aku tahu bahwa kamu pencemburu.’ Zubair menjawab, ‘Demi Allah, sesungguhnya bebanmu menjunjung buah kurma di kepalamu bagiku terasa lebih berat daripada kamu membonceng dengannya.’ Kemudian, (Asma) berkata, ‘Akhirnya, sesudah kejadian itu, Abu Bakar (ayahku) mengirim seorang pelayan untuk kami. la mengambil alih pemeliharaan kuda untuk menggantikanku. Rasanya seolah-olah aku terbebas dari beban dan kerja berat.” (HR Muslim)

Imam Nawawi, dalam kitab Syarah an-Nawawi ‘ala Muslim, memberi penjelasan soal hadits ini dimana terdapat kebolehan membonceng seorang wanita yang bukan mahramnya, hal itu jika wanita yang ditemukan di jalan dalam keadaan lelah, terlebih lagi bersama kumpulan laki-laki saleh, maka tidak ada keraguan dalam kebolehan masalah seperti itu.

(lus/erd)



Sumber : www.detik.com

Tata Cara Sholat Tahajud, Waktu dan Jumlah Rakaatnya


Jakarta

Sholat tahajud memiliki kedudukan istimewa karena dilakukan di sepertiga malam terakhir, saat kebanyakan manusia masih terlelap tidur. Tidak hanya membawa keberkahan dan ampunan dari Allah SWT, sholat tahajud juga menjadi jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Sholat tahajud adalah sholat sunnah malam yang dilakukan setelah tidur, meskipun hanya sebentar. Ia termasuk bagian dari qiyamul lail, tetapi tidak semua qiyamul lail adalah tahajud.

Sholat ini dicontohkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW dan termasuk ibadah yang sangat dianjurkan dalam Al-Qur’an dan Hadis.


Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Sholat yang paling utama setelah sholat fardhu adalah sholat malam.” (HR Muslim)

Bacaan Niat Sholat Tahajud

Dikutip dari buku Panduan Shalat Wajib dan Sunnah Sepanjang Masa Rasulullah Saw karya Arif Rahman, berikut adalah bacaan niat shalat tahajud:

اُصَلِّى سُنَّةً التَّهَجُّدِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Arab latin: Ushalli sunnatat tahajjudi rak’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku berniat sholat sunnah tahajud dua rakaat, menghadap kiblat, karena Allah ta’ala.”

Tata Cara Sholat Tahajud

Pelaksanaan sholat tahajud secara umum tidak jauh berbeda dengan sholat lainnya. Berikut adalah tata cara sholat tahajud:

  1. Membaca niat sholat tahajud
  2. Takbiratul ihram
  3. Membaca doa iftitah dan surah Al-Fatihah
  4. Membaca salah satu surat pendek dalam Al-Qur’an
  5. Rukuk
  6. Iktidal
  7. Sujud pertama pada rakaat pertama
  8. Duduk antara dua sujud
  9. Sujud kedua pada rakaat pertama
  10. Berdiri, lalu lakukan rakaat kedua dengan gerakan dan bacaan yang sama seperti rakaat pertama sampai sujud kedua
  11. Duduk dan membaca doa tahiyat akhir
  12. Salam

Waktu Pelaksanaan Sholat Tahajud

Mengutip buku Shalat Tahajud dan Shalat Hajat karya Mahmud asy-Syafrowi, sholat tahajud adalah sholat yang dikerjakan pada malam hari. Hal ini berdasar pada dalil dalam Al-Qur’a surah Al Isra ayat 79,

وَمِنَ ٱلَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِۦ نَافِلَةً لَّكَ عَسَىٰٓ أَن يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَّحْمُودًا

Artinya: “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.”

Tahajud adalah sholat yang dilakukan setelah tidur di malam hari. Adapun waktu sholat tahajud ditetapkan sejak waktu isya hingga waktu subuh (sepanjang malam). Meskipun demikian, ada waktu-waktu yang utama, yaitu:

  • Sangat utama: sepertiga malam yang pertama (Setelah isya sampai pukul 22.00)
  • Lebih utama : sepertiga malam yang kedua (pukul 22.00 sampai pukul 01.00)
  • Paling utama: sepertiga malam yang terakhir (pukul 01.00 sampai Subuh)

Menurut keterangan yang sahih, saat ijabah (dikabulkannya doa) itu adalah sepertiga malam yang terakhir.

Diriwayatkan dari Abu Muslim RA, ia pernah bertanya kepada sahabat Abu Dzar, “Di waktu manakah yang lebih utama kita mengerjakan sholat malam?” Sahabat Abu Dzar menjawab, “Aku telah bertanya kepada Rasulullah SAW sebagaimana engkau tanyakan kepadaku ini. Rasulullah SAW bersabda, “Perut malam yang masih tinggal adalah sepertiga yang akhir. Sayangnya sedikit sekali orang yang melaksanakannya.” (HR Ahmad)

Jumlah Rakaat Sholat Tahajud

Mengutip buku The Miracle Of Night Shalat Tahajjud karya Ustadz Hasan Albany, jumlah rakaat sholat tahajud tidak ada batasan maksimal, tetapi umumnya dilakukan 2 hingga 12 rakaat dan ditutup dengan sholat witir.

Dalam hadits disebutkan bahwasanya Rasulullah SAW biasa sholat malam sebanyak 11 atau 13 rakaat termasuk witir.

“Sholat malam itu dua rakaat-dua rakaat. Jika salah seorang dari kalian khawatir masuk waktu Subuh, hendaklah ia sholat satu rakaat sebagai witir.” (HR Bukhari dan Muslim)

Doa Setelah Sholat Tahajud

Ada doa yang dapat diamalkan setelah melaksanakan sholat tahajud. Doa ini diajarkan oleh Rasulullah SAW sebagaimana diriwayatkan Bukhari dan Muslim. Berikut bacaan lengkapnya:

اَللهُمَّ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ واْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ نُوْرُ السَّمَوَاتِ وَاْلاَرْضِ وَمَنْ فِيْهِنَّ. وَلَكَ الْحَمْدُ اَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاءُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّوْنَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ. اَللهُمَّ لَكَ اَسْلَمْتُ وَبِكَ اَمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَاِلَيْكَ اَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَاِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْلِيْ مَاقَدَّمْتُ وَمَا اَخَّرْتُ وَمَا اَسْرَرْتُ وَمَا اَعْلَنْتُ وَمَا اَنْتَ اَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. اَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَاَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَاِلَهَ اِلاَّ اَنْتَ. وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ اِلاَّ بِاللهِ

Arab latin: Allâhumma rabbana lakal hamdu. Anta qayyimus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta malikus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu anta nûrus samâwâti wal ardhi wa man fî hinna. Wa lakal hamdu antal haq. Wa wa’dukal haq. Wa liqâ’uka haq. Wa qauluka haq. Wal jannatu haq. Wan nâru haq. Wan nabiyyûna haq. Wa Muhammadun shallallâhu alaihi wasallama haq. Was sâ’atu haq. Allâhumma laka aslamtu. Wa bika âmantu. Wa alaika tawakkaltu. Wa ilaika anabtu. Wa bika khâshamtu. Wa ilaika hâkamtu. Fagfirlî mâ qaddamtu, wa mâ akhkhartu, wa mâ asrartu, wa mâ a’lantu, wa mâ anta a’lamu bihi minnî. Antal muqaddimu wa antal mu’akhkhiru. Lâ ilâha illâ anta. Wa lâ haula, wa lâ quwwata illâ billâh.

Artinya: “Ya Allah, Tuhan kami, segala puji bagi-Mu, Engkau penegak langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau penguasa langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau cahaya langit, bumi, dan makhluk di dalamnya. Segala puji bagi-Mu, Engkau Maha Benar. Janji-Mu benar. Pertemuan dengan-Mu kelak itu benar. Firman-Mu benar adanya. Surga itu nyata. Neraka pun demikian. Para nabi itu benar. Demikian pula Nabi Muhammad SAW itu benar. Hari Kiamat itu benar. Ya Tuhanku, hanya kepada-Mu aku berserah. Hanya kepada-Mu juga aku beriman. Kepada-Mu aku pasrah. Hanya kepada-Mu aku kembali. Karena-Mu aku rela bertikai. Hanya pada-Mu dasar putusanku. Karenanya ampuni dosaku yang telah lalu dan yang terkemudian, dosa yang kusembunyikan dan yang kunyatakan, dan dosa lain yang lebih Kau ketahui ketimbang aku. Engkau Yang Maha Terdahulu dan Engkau Yang Maha Terkemudian. Tiada Tuhan selain Engkau. Tiada daya upaya dan kekuatan selain pertolongan Allah.”

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

5 Sahabat Nabi yang Tajir Melintir, Segini Daftar Kekayaannya


Jakarta

Nabi Muhammad SAW memiliki sahabat yang memiliki kekayaan berlimpah. Mereka tak hanya sukses secara materi, tetapi juga terkenal akan kedermawanannya dalam membantu dakwah dan umat Islam.

Meski bergelimang harta, para sahabat ini tak segan menghabiskan kekayaan mereka di jalan Allah SWT. Lantas, siapa saja sahabat Nabi yang terkenal kaya raya dan berapa jumlah kekayaan yang pernah mereka miliki?


Daftar Kekayaan Sahabat Nabi

Beberapa sahabat Nabi ini bukan hanya dikenal sebagai pribadi yang saleh, tetapi juga memiliki kekayaan dunia yang memungkinkan mereka menyumbangkan hartanya untuk kepentingan Islam. Berikut ini adalah sahabat Nabi yang tajir melintir dan daftar kekayaannya.

1. Abdurrahman bin Auf

Abdurrahman bin Auf merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal memiliki harta melimpah dan sifat dermawan.

Dalam buku Di Balik Takdir karya Afsheena Moon, disebutkan bahwa Rasulullah SAW pernah menyatakan Abdurrahman termasuk orang yang akan terlambat masuk surga karena hartanya yang sangat banyak akan diperiksa terlebih dahulu.

Ia senantiasa terlibat dalam setiap peperangan dan tak pernah lalai menyumbangkan hartanya demi kepentingan Islam.

Abdurrahman bin Auf wafat pada usia 72 tahun, meninggalkan warisan sebesar 3.200.000 dinar. Harta warisan yang ditinggalkan Abdurrahman bin Auf mencakup 1.000 ekor unta, 100 ekor kuda, dan 3.000 ekor kambing yang berada di wilayah Baqi’.

2. Zubair ibn Awwam

Zubair ibn Awwam memiliki nama lengkap Abu Abdullah Zubayr ibn al-Awwam ibn Khuwaylid ibn Asad ibn Abdul Uzza ibn Qusay. Lahir pada 594 Masehi.

Ia dikenal sebagai seorang pedagang yang sukses, dan Allah SWT menganugerahinya rezeki yang melimpah. Kekayaannya terus meningkat seiring dengan kebiasaannya membelanjakan harta demi kepentingan dakwah Islam.

Dalam buku Kisah-kisah Terpuji Asmaul Husna karya Kak Adib, Zubair digambarkan sebagai orang yang sangat kaya, tetapi tidak pernah membawa hartanya pulang ke rumah.

Az-Zubair meninggal dunia tanpa meninggalkan uang tunai, baik berupa dinar maupun dirham, melainkan hanya berupa aset properti. Berdasarkan riwayat dalam Shahih Bukhari, aset-aset tersebut mencakup tanah di Ghabah, sebuah wilayah sekitar 6 km barat laut dari Madinah dan 11 rumah di Madinah, 2 rumah di Bashrah, dan masing-masing 1 rumah di Kufah dan Mesir. Jumlah kekayaan yang ditinggalkannya pun terbilang sangat besar.

3. Utsman bin Affan

Utsman bin Affan RA merupakan salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW yang dikenal memiliki kekayaan melimpah. Ia berasal dari keluarga bangsawan kaya, dan kemampuannya dalam berdagang membuat hartanya terus bertambah.

Meski bergelimang harta, Utsman RA tetap hidup dengan sederhana. Menukil Ensiklopedia Ulama Ushul Fiqh Sepanjang Masa karya Abdullah Musthafa Al-Maraghi, Utsman disebut sebagai orang terkaya pada masanya.

Selain kaya, Utsman RA juga terkenal sangat dermawan dan kerap menyumbangkan hartanya untuk kepentingan dakwah Islam. Bahkan hingga kini, kekayaan Utsman RA masih terus berkembang berkat wakaf sumur yang dahulu ia berikan, yang kini dikelilingi kebun kurma yang produktif.

Berbagai literatur sejarah Islam menyebutkan jumlah kekayaan yang dimiliki oleh Utsman bin Affan RA. Salah satunya tertulis di buku Membuat Uang Bersujud di Kaki Anda karya Muhammad Rofiq.

Dalam buku tersebut dijelaskan bahwa Utsman RA memiliki simpanan sebesar 151 ribu dinar, yang jika dikonversikan mencapai ratusan miliar rupiah, ditambah dengan 1.000 dirham.

Selain itu, ia juga mewariskan wilayah Aris dan Khaibar, serta beberapa sumur dengan nilai total sekitar 200 ribu dinar.

4. Sa’ad bin Abi Waqqash

Sa’ad bin Abi Waqqash merupakan sahabat sekaligus paman Nabi Muhammad SAW dari garis keturunan ibu. Ia lahir di Kota Makkah pada 595 Masehi.

Dikenal sebagai ahli panah yang handal, Sa’ad kerap berada di garis depan dalam setiap pertempuran melawan musuh-musuh Islam.

Menurut catatan Ibnu Katsir, total kekayaan yang dimiliki Sa’ad mencapai 250 ribu dirham.

5. Thalhah bin Ubaidillah

Thalhah bin Ubaidillah memiliki nama lengkap Thalhah bin Ubaydillah bin Utsman bin Amru bin Ka’ab bin Sa’ad bin Ta’im bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah Al-Quraisy At-Ta’imi Al-Makki Al-Madani. Ia dikenal memiliki bakat dalam dunia bisnis sejak usia muda.

Ia dikaruniai kekayaan yang melimpah, tetapi tetap rendah hati dan jauh dari sifat sombong.

Dalam buku Sirah 60 Sahabat Nabi Muhammad SAW karya Ummu Ayesha, disebutkan bahwa Thalhah pernah menerima kekayaan sebesar 700 ribu dirham dari Hadramaut, sebuah wilayah di Yaman. Atas saran istrinya, Su’da binti Auf, Thalhah membagikan seluruh harta tersebut kepada fakir miskin hingga tak menyisakan sepeser pun.

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Berkunjung ke Katedral, Menag Ajak Toleransi dan Pelajari Agama dengan Benar



Jakarta

Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, mengajak seluruh umat beragama untuk kembali mendekat pada ajaran agamanya masing-masing. Ajakan ini disampaikan saat kunjungannya ke Gereja Katedral Makassar pada Kamis, 24 Juli 2025. Dalam kunjungan tersebut, ia didampingi oleh Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Sulawesi Selatan, Ali Yafid.

Dilansir dari laman resmi Kementerian Agama (kemenag.go.id) dan Kanwil Kemenag Sulsel, Menag menyampaikan bahwa saat ini masih ada umat yang merasa jauh dari nilai-nilai agamanya.


Hal ini dinilai bisa memunculkan berbagai masalah sosial, seperti sikap saling curiga, mudah terprovokasi, bahkan kekerasan atas nama agama. Oleh karena itu, ia mengajak para tokoh agama dan pemimpin umat untuk membantu mendekatkan kembali masyarakat dengan ajaran agama yang benar.

“Kita mengimbau kepada semua umat beragama, mari mengajak pemeluknya untuk lebih akrab dengan agamanya sendiri. Jangan sampai agama dengan pemeluknya berjarak,” ucap Nasaruddin kepada awak media seperti dilansir laman sulsel.kemenag.go.id.

Ia menjelaskan bahwa Kementerian Agama terus berupaya memperkuat hubungan antara umat dan nilai-nilai keagamaan melalui pendekatan yang ramah, mencerahkan, dan menyentuh hati. Menurutnya, ketika agama diajarkan dengan cara yang baik dan menyenangkan, maka umat akan merasa lebih dekat dan nyaman dalam menjalankannya.

Menag juga mengingatkan bahwa semua agama mengajarkan cinta dan kasih sayang. Jika ada ajaran yang justru memicu kebencian terhadap kelompok lain, maka hal itu bertentangan dengan tujuan utama agama.

“Kalau ada orang mengajarkan agama tetapi mendoktrinkan kebencian dengan agama lain, itu bukan mengajarkan agama. Itu mengajarkan kebalikan agama,” tegasnya.

Selain itu, ia mendorong agar rumah ibadah menjadi tempat yang memberi ketenangan dan menyatukan umat, bukan sebaliknya. Ia berharap para tokoh agama bisa menyampaikan ajaran dengan cara yang mengundang, bukan membuat orang menjauh. “Dakwah itu harus mengait orang, bukan mengusir orang,” lanjutnya.

Pesan ini menjadi bagian dari upaya memperkuat moderasi beragama di tengah masyarakat Indonesia yang beragam. Dengan kembali memahami dan menjalankan ajaran agama secara utuh, diharapkan umat dapat hidup rukun dan saling menghargai satu sama lain.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Rasulullah SAW Tidak Menyukai Warna Ini, Apa Alasannya?


Jakarta

Menurut sejumlah riwayat, Rasulullah SAW tidak menyukai beberapa warna karena alasan tertentu. Selain itu, ada juga warna-warna yang beliau sukai seperti hijau.

Dari Anas bin Malik RA berkata,

“Warna yang paling disukai oleh Rasulullah adalah hijau.” (Shahih Jami’ush Shaghir 4623)


Menukil dari buku Maadza Yuhibbu an Nabi Muhammad SAW wa Maadza Yukrihu susunan Adnan Tharsyah yang diterjemahkan Nur Faizah Dimyathi dkk, Nabi Muhammad SAW kerap mengenakan pakaian hijau dalam kesehariannya. Dari Abu Dawud RA, Abu Ramtsah RA berkata:

“Aku pergi menjumpai Rasulullah bersama ayahku maka setelah sampai aku melihat beliau mengenakan dua jubah berwarna hijau.”

Qatadah berkata, “Suatu hari kami pergi bersama Anas RA ke suatu tempat. Lalu ketika kami sampai di sana seseorang berujar, ‘Betapa indah kehijauan ini.’ Maka ketika itu Anas berkata, ‘Kita sudah pernah membicarakan bahwa warna yang paling disukai oleh Nabi SAW adalah hijau.”

Lantas, warna apa yang tidak disukai Rasulullah SAW?

3 Warna yang Tidak Disukai Rasulullah SAW

1. Merah

Menurut kitab Ar-Raudhah al-Bahiyyah fi Mu’jizah an-Nabi wa asy-Syaa’il Muhammadiyyah oleh Ahmad Musthafa Mutawalli terbitan Qisthi Press, Rasulullah SAW tidak menyukai warna merah. Dari Al Bara’ bin Azib berkata,

“Rasulullah SAW telah melarang kami menggunakan bantalan atau sarung pelana berwarna merah.” (HR Bukhari dan Muslim)

Meski demikian, sebagian ulama berpendapat diperbolehkan mengenakan busana warna merah selama dipadukan dengan warna lain. Sebab, Nabi Muhammad SAW juga mengenakan busana merah dengan motif warna lain.

2. Oranye

Turut dijelaskan dalam buku Tsalatsuna Nahyun Syar’iyan lin-Nisa Washiat min Wahsya Rasulu SAW lin-Nisaa’ susunan Syekh Ibrahim Muhammad Al Jamal yang diterjemahkan Amrozi M Rais dkk bahwa Nabi Muhammad SAW tidak menyukai pakaian berwarna kuning kemerah-merahan atau oranye. Seorang wanita bani Asad berkata,

“Suatu hari aku bertandang ke rumah sayyidah Zainab RA istri Rasulullah SAW. Saat itu kami sedang mewarnai baju sayyidah Zainab RA dengan warna kuning kemerah-merahan. Pada saat kami sedang sibuk mewarnai kain baju, tiba-tiba Rasulullah SAW datang. Ketika melihat hal itu, beliau kembali ke luar rumah. Melihat sikap Rasulullah itu, sayyidah Zainab paham bahwa Rasulullah tidak suka warna itu. Lalu sayyidah Zainab mencuci kain itu untuk menghilangkan semua warna kemerah-merahannya. Kemudian Rasulullah kembali muncul dan ketika tidak melihat lagi warna itu, maka beliau segera masuk ke dalam rumah.” (HR Abu Dawud)

3. Kuning

Dalam sebuah riwayat disebutkan Nabi SAW tidak menyukai warna kuning. Beliau bersabda,

“Sesungguhnya pakaian yang dicelup dengan warna kuning adalah pakaian orang kafir, maka janganlah kamu memakainya lagi.” (HR Muslim)

Melalui hadits lain diceritakan suatu hari Rasulullah SAW melihat Abdullah ibnu Amr ibnul Ash RA ketika kecil mengenakan pakaian berwarna kuning. Abdullah berkata,

“Apakah ibumu yang memerintahkan kamu mengenakan pakaian ini?” Aku menjawab, “Apakah aku harus mencuci keduanya?” Nabi Muhammad SAW menjawab, “Tidak, tetapi keduanya harus dibakar.” (HR Muslim)

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Sekjen Liga Muslim Dunia Bertemu Menteri Afghanistan, Bahas Persatuan Islam



Jakarta

Sekretaris Jenderal Liga Muslim Dunia sekaligus Ketua Organisasi Ulama Muslim, Syekh Dr Mohammed Al Issa mengadakan pertemuan tingkat tinggi dengan para menteri Afghanistan di Kabul. Melalui pertemuan tersebut dibahas berbagai upaya yang dilakukan pemerintah Afghanistan dalam memerangi organisasi-organisasi teroris.

Selain itu, dibahas pula beberapa topik mengenai solidaritas Islam dan kewajiban menampilkan hakikat Islam kepada seluruh orang melalui nilai-nilai keadilan, penjagaan terhadap hak-hak, prinsip moderasi dan rahmatnya bagi semesta alam.


“Disertai dengan penjelasan tentang manifestasi toleransi Islam yang terkandung dalam teks-teks Al-Quran, sunnah, dan sirah nabi yang muliah yang dampaknya harus terlihat dalam perilaku umat Islam, baik secara individu maupun kelompok.” demikian bunyi keterangan yang dikutip dari situs resmi Liga Muslim Dunia, Sabtu (26/7/2025).

Dalam pertemuan di Istana Kepresidenan dengan Menteri Luar Negeri Afghanistan Amir Khan Muttaqi, diskusi menyoroti pentingnya mempromosikan toleransi, kebijaksanaan dan dialog yang konstruktif. Perundingan juga membahas terkait tantangan yang dihadapi dalam mencapai tujuan-tujuan penting mendesak, terutama dalam konteks kontemporer, salah satunnya pertentangan ijtihad dalam isu-isu umum dan penting yang seharusnya disepakati bersama.

Berkenaan dengan itu, dibahas pula isi Piagam Makkah dan Piagam Membangun Jembatan Antar Mazhab Islam. Dokumen-dokumen tersebut menggarisbawahi pentingnya persatuan antar-agama dan saling pengertian.

Dijelaskan juga mengenai peran besar dan menonjol yang dilakukan Dewan Fikih Islam di bawah naungan Liga Muslim Dunia sebagai lembaga fikih tertua. Sebagaimana diketahui, mereka memiliki peran menghimpun para mufti dan ulama besar dari seluruh dunia muslim.

Pertemuan tersebut lebih lanjut membahas tentang tantangan yang semakin besar yang ditimbulkan oleh adat istiadat budaya yang mengakar dan bertentangan dengan ajaran Islam di beberapa komunitas, menekankan perlunya meningkatkan kesadaran melalui kebijaksanaan dan wacana yang penuh hormat.

Dr. Al-Issa juga bertemu dengan Menteri Dalam Negeri Afghanistan Sirajuddin Haqqani di Istana Shaharsinar, di mana mereka meninjau upaya Afghanistan yang sedang berlangsung untuk memerangi organisasi teroris.

Kedua belah pihak menegaskan konsekuensi serius dari perpecahan dan perselisihan di dunia Muslim, dan menekankan pentingnya persatuan dan kohesi dalam menjaga reputasi dan kekuatan Islam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com