Nama-nama Surga yang Disebutkan dalam Al-Qur’an


Jakarta

Surga digambarkan sebagai tempat yang indah bagi orang-orang yang beriman. Mereka yang menaati perintah Allah SWT dan menjauhi larangan-Nya akan diganjar kenikmatan surga di akhirat kelak.

Menurut kitab Hadil Arwah ila Biladil Afrah oleh Ibnul Qayyim Al Jauziyyah yang diterjemahkan Sholihin, nama-nama surga merupakan sifat yang dimiliki oleh masing-masing pintu surga dengan penghuni yang mengerjakan amal saleh tertentu.

“Nama-nama itu berbeda dilihat dari sifat-sifat surga yang berbeda antara yang satu dengan yang lain,” tulisnya.


Lantas, apa saja nama-nama surga yang disebutkan dalam Al-Qur’an?

Nama-nama Surga yang Disebutkan dalam Al-Qur’an

1. Surga Firdaus

Surga Firdaus disebutkan dalam Al-Qur’an. Diterangkan dalam buku Amalan-amalan Ringan yang Dirindukan Surga tulisan Ahmad Zacky El-Syafa, surga ini menjadi tingkatan tertinggi yang diciptakan Allah SWT dari emas.

Keberadaan surga Firdaus tercantum dalam surah Al Kahfi ayat 107,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ كَانَتْ لَهُمْ جَنَّاتُ الْفِرْدَوْسِ نُزُلًا

Artinya: Sungguh, orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, untuk mereka disediakan surga Firdaus sebagai tempat tinggal.

Mereka yang menghuni surga Firdaus adalah orang-orang beriman yang khusyuk ketika salat, senantiasa menunaikan zakat dan menjaga diri dari zina.

2. Surga Adn

Surga lainnya yang tercantum dalam Al-Qur’an adalah surga Adn. Surga ini diciptakan dari intan putih dan dihuni orang-orang yang beriman serta yang selalu bersabar semasa hidupnya.

Allah SWT berfirman dalam surah As Saff ayat 12,

يَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَيُدْخِلْكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ۚ ذَٰلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ

Artinya: (Jika kamu beriman dan berjihad,) niscaya Allah mengampuni dosa-dosamu dan memasukkanmu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai dan ke tempat-tempat tinggal yang baik di dalam surga ‘Adn. Itulah kemenangan yang agung.

3. Surga Na’im

Selanjutnya adalah surga Na’im. Surga ini disebut juga sebagai surga kenikmatan yang tercipta dari perak putih.

Terkait surga Na’im tertuang dalam surah Luqman ayat 8,

إِنَّ الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَهُمْ جَنَّاتُ النَّعِيمِ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, baginya surga-surga yang penuh kenikmatan.

4. Surga Ma’wa

Kata Ma’wa biasa digunakan untuk menunjukkan tempat tinggal. Akar katanya adalah awa-ya wi yang artinya menyatu dengan suatu tempat dan menetap di sana.

Ahli tafsir Atha mengatakan, surga Ma’wa disebut sebagai tempat tinggal Jibril dan para malaikat lainnya. Keberadaan surga Ma’wa disebut dalam surat An Najm ayat 15,

عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَىٰ

Artinya: Di dekatnya ada surga tempat tinggal.

Surga Ma’wa ini menjadi tempat para hambaNya yang bertakwa, beramal saleh, menahan hawa nafsu, dan meyakini kebesaran Allah SWT.

5. Surga Darussalam

Surga lain yang disebutkan dalam Al-Qur’an adalah surga Darussalam. Penghuni surga ini adalah orang yang beriman dan bertakwa, serta merenungkan tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

Terkait surga Na’im dijelaskan dalam surah Al An’am ayat 127,

۞ لَهُمْ دَارُ السَّلَامِ عِنْدَ رَبِّهِمْ ۖ وَهُوَ وَلِيُّهُمْ بِمَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

Artinya: Bagi mereka (disediakan) tempat yang damai (surga) di sisi Tuhannya. Dialah pelindung mereka karena apa (amal kebajikan) yang mereka kerjakan.

6. Darul Muqamah

Nama surga selanjutnya adalah Darul Muqamah yang diciptakan dari permata putih. Ciri penghuninya adalah orang yang senantiasa berpegang teguh kepada iman dan Islam, para ahli syukur, dan mereka memperbanyak amal saleh.

Bukti keberadaan surga ini dijelaskan dalam surah Fatir ayat 35,

ٱلَّذِىٓ أَحَلَّنَا دَارَ ٱلْمُقَامَةِ مِن فَضْلِهِۦ لَا يَمَسُّنَا فِيهَا نَصَبٌ وَلَا يَمَسُّنَا فِيهَا لُغُوبٌ

Artinya: (Dia) yang menempatkan kami di tempat yang kekal (surga) dengan karunia-Nya. Di dalamnya kami tidak lelah dan lesu.”

7. Maqamul Amin

Maqamul Amin adalah tingkatan ketujuh dari nama-nama surga. Mereka yang berada di dalam sini adalah orang yang betul-betul bertakwa.

Allah berfirman dalam surah Adh Dhukhan ayat 51,

إِنَّ ٱلْمُتَّقِينَ فِى مَقَامٍ أَمِينٍ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman,

8. Surga Khuldi

Terakhir, surga Khuldi yang tercipta dari marjan merah dan kuning. Ciri penghuni surga Khuldi adalah mereka yang senantiasa menjalankan perintah Allah SWT.

Hal ini dijelaskan dalam surah Al Furqan ayat 15,

قُلْ أَذَٰلِكَ خَيْرٌ أَمْ جَنَّةُ الْخُلْدِ الَّتِي وُعِدَ الْمُتَّقُونَ ۚ كَانَتْ لَهُمْ جَزَاءً وَمَصِيرًا

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Apakah (azab) seperti itu yang baik atau surga yang kekal yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa sebagai balasan dan tempat kembali bagi mereka?”

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Tasbih Malaikat Sebelum Subuh, Lengkap dengan Keutamaan dan Cara Mengamalkannya


Jakarta

Waktu sebelum subuh merupakan momen mustajab bagi muslim. Karenanya, umat Islam dianjurkan untuk membaca doa, zikir dan tasbih pada waktu tersebut.

Salah satu tasbih yang bisa dibaca muslim adalah tasbih malaikat sebelum subuh. Dengan mengamalkannya, muslim akan mendapat banyak keutamaan yang luar biasa.

Bacaan Tasbih Malaikat Sebelum Subuh

Berikut bacaan tasbih malaikat sebelum subuh yang dikutip dari buku Cara Tepat Mendapat Pertolongan Allah oleh Supriyanto.


سُبْحَانَ اللهِ الْعَلِيِّ الدَّيَانِ سُبْحَانَ اللهِ الشَّدِيدِ الأركان سُبْحَانَ مَنْ يَذْهَبُ بالليل ويأتي بالنَّهَارِ سُبْحَانَ مَنْ لاَ يُشغلُهُ شَأْنٍ عَنْ شَأن سُبْحَانَ الله الْحَنَّانِ الْمَنَّان سُبْحَانَ اللهِ الْمُسَبَّح فِي كُلِّ مَكَانٍ

Artinya: “Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi. Maha Suci Allah Yang Maha Kokoh dan kuat. Maha Suci Zat yang pergi pada malam hari dan kembali pada waktu siang. Maha Suci Zat yang mengurus segala sesuatu. Maha Suci Allah Yang Mahalembut dan Maha Pemberi. Mahasuci Allah yang senantiasa ditasbihkan di segala penjuru.”

Selain bacaan di atas, ada juga tasbih malaikat sebelum subuh dengan versi lebih singkat. Bunyinya sebagai berikut seperti dikutip dari buku Amalan-Amalan untuk Mempercepat Datangnya Rezeki karya Nasrudin dan Nasrudil Abdulrohim.

سُبْحَانَ اللهِ الْعَظِيم، سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ، اسْتَغْفِرُ اللهِ وَآتُوبُ إلَيْهِ.

Artinya: “Maha Suci Allah Yang Maha Agung. Maha Suci Allah dengan memuji-Nya. Aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Nya.”

Hendaknya bacaan tersebut diamalkan 100 kali ketika memasuki waktu subuh.

Cara Mengamalkan Tasbih Malaikat Sebelum Subuh

Masih dari sumber yang sama, cara mengamalkan tasbih malaikat sebelum subuh adalah sebagai berikut:

  1. Niatkan untuk Allah SWT dan sebagai bentuk penghambaan kepada-Nya
  2. Lakukan di waktu mustajab
  3. Baca dengan khusyuk setiap kalimat yang dilantunkan
  4. Akhiri dengan doa memohon ampunan dan keberkahan dari Allah SWT

Keutamaan Tasbih Malaikat Sebelum Subuh

Terdapat keutamaan luar biasa yang bisa diperoleh muslim dari mengamalkan tasbih malaikat sebelum subuh. Berikut beberapa di antaranya:

  • Diberi rezeki yang berlimpah
  • Mendapat pahala dari Allah SWT
  • Dimintai ampunan oleh malaikat untuknya kepada Allah SWT
  • Menghapus dosa mukmin
  • Terhindar dari kesedihan dan penyakit berat
  • Memberatkan timbangan amal baik di akhirat

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Segini Tinggi Nabi Adam AS Menurut Hadits Nabi SAW



Jakarta

Dalam sejumlah hadits disebutkan terkait tinggi Nabi Adam AS, manusia pertama di bumi yang Allah SWT ciptakan. Ciri fisiknya juga digambarkan dalam beberapa riwayat.

Menukil dari Qashash Al Anbiyaa’ susunan Ibnu Katsir yang diterjemahkan Dudi Rosyadi, Adam AS diciptakan dari tanah yang diambil dari hamparan bumi dengan warna beragam. Mulai dari putih, merah dan hitam.

Sebagaimana firman Allah SWT dalam surah Sad ayat 71-71,


إِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَٰٓئِكَةِ إِنِّى خَٰلِقٌۢ بَشَرًا مِّن طِينٍ فَإِذَا سَوَّيْتُهُۥ وَنَفَخْتُ فِيهِ مِن رُّوحِى فَقَعُوا۟ لَهُۥ سَٰجِدِينَ

Artinya: “(Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada malaikat: “Sesungguhnya Aku akan menciptakan manusia dari tanah. Maka apabila telah Kusempurnakan kejadiannya dan Kutiupkan kepadanya roh (ciptaan)Ku; maka hendaklah kamu tersungkur dengan bersujud kepadanya.”

Disebutkan dalam kitab An Na’im Al-Jinsi Li Ahli Al-Jannah susunan Syaikh Abdullah bin Qasim Al-Qasimi terjemahan H Masturi Irham Munawar dan H Malik Supar, tinggi Nabi Adam AS ialah 60 hasta. Apabila dikonversi, maka setara dengan 27,4-30 meter.

Berikut bunyi haditsnya,

“Para penduduk surga ketika masuk surga, tingginya seperti Adam, 60 dzira (hasta), tampan seperti Yusuf, di usia seperti Isa sekitar 33 tahun, memiliki lisan seperti Nabi Muhammad SAW, badan tidak berbulu, berpenampilan muda, dan bercelak.” (HR Ibnu Abid Dunya)

Dalam hadits lainnya turut dijelaskan terkait tinggi Nabi Adam AS. Dari Abu Hurairah RA berkata Nabi SAW bersabda,

“Allah telah menciptakan Adam AS berdasarkan bentuk-Nya, tingginya 60 hasta. Kemudian (Allah) berfirman, “Pergilah dan memberi salamlah kepada para malaikat itu, dan dengarkanlah mereka memberi hormat kepadamu. Itulah kehormatanmu dan keturunanmu.

Lalu, (Adam) mengucapkan, “Assalamualaikum,” maka, (para malaikat) mengucapkan, “Assalamualaika wa rahmatullah,” (para malaikat) menambahkan ‘warrahmatullahi,’

Maka, setiap orang yang masuk surga serupa dengan Adam (dalam hal perawakan/postur dan gambaran), dan manusia itu senantiasa bertambah kecil sampai sekarang” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Wallahu a’lam.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Arab, Arti, Kandungan dan Tajwid


Jakarta

Surat Al Maidah adalah surat ke-5 dalam urutan mushaf Al-Qur’an. Surat ini menjelaskan berbagai hukum Islam, salah satunya seperti yang disebutkan dalam ayat 32.

Surat Al Maidah ayat 32 berisi hukum pembunuhan yang ditetapkan bagi bani Israil dan seluruh umat manusia. Berikut bacaan Arab, latin, terjemahan lengkap dengan isi kandungan dan hukum tajdwidnya.


Surat Al Maidah Ayat 32: Arab, Latin, dan Terjemahan

مِنْ اَجْلِ ذٰلِكَ ۛ كَتَبْنَا عَلٰى بَنِيْٓ اِسْرَاۤءِيْلَ اَنَّهٗ مَنْ قَتَلَ نَفْسًاۢ بِغَيْرِ نَفْسٍ اَوْ فَسَادٍ فِى الْاَرْضِ فَكَاَنَّمَا قَتَلَ النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَمَنْ اَحْيَاهَا فَكَاَنَّمَآ اَحْيَا النَّاسَ جَمِيْعًا ۗوَلَقَدْ جَاۤءَتْهُمْ رُسُلُنَا بِالْبَيِّنٰتِ ثُمَّ اِنَّ كَثِيْرًا مِّنْهُمْ بَعْدَ ذٰلِكَ فِى الْاَرْضِ لَمُسْرِفُوْنَ ٣٢

Arab latin: Min ajli żālik(a), katabnā ‘alā banī isrā’īla annahū man qatala nafsam bigairi nafsin au fasādin fil-arḍi fa ka’annamā qatalan-nāsa jamī’ā(n), wa man aḥyāhā fa ka’annamā aḥyan-nāsa jamī’ā(n), wa laqad jā’athum rusulunā bil-bayyināt(i), ṡumma inna kaṡīram minhum ba’da żālika fil-arḍi lamusrifūn(a).

Artinya: “Oleh karena itu, Kami menetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil bahwa siapa yang membunuh seseorang bukan karena (orang yang dibunuh itu) telah membunuh orang lain atau karena telah berbuat kerusakan di bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh semua manusia. Sebaliknya, siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, dia seakan-akan telah memelihara kehidupan semua manusia. Sungguh, rasul-rasul Kami benar-benar telah datang kepada mereka dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas. Kemudian, sesungguhnya banyak di antara mereka setelah itu melampaui batas di bumi.”

Isi Kandungan Surat Al Maidah Ayat 32

Menurut Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI, surat Al Maidah ayat 32 berisi tentang ketentuan bahwa membunuh seorang manusia berarti membunuh semua manusia, seperti halnya memelihara kehidupan seorang manusia berarti memelihara semua kehidupan manusia.

Lebih lanjut ditafsirkan, surat Al Maidah ayat 32 menunjukkan keharusan adanya kesatuan umat dan kewajiban mereka untuk saling menjaga keselamatan hidup dan menjauhi hal-hal yang membahayakan orang lain.

Lewat ayat ini, Allah SWT menggambarkan kondisi kehidupan masa lalu dari orang-orang bani Israil yang tetap melampaui batas meski telah banyak rasul membawa keterangan yang jelas. Hingga akhirnya mereka kehilangan kehormatan, kekayaan, dan kekuasaan mereka.

Hukum Tajwid Surat Al Maidah Ayat 32

Surat Al Maidah ayat 32Surat Al Maidah ayat 32 Foto: Tangkapan Layar Al-Qur’an Digital detikHikmah

1. Qalqalah

Bertemunya huruf qalqalah yang berharakat sukun atau diwakafkan. Hukum qalqalah ada lima yaitu ba (ب), jim (ج), dal (د), tha (ط), dan qaf (ق).

Bacaan qalqalah dalam surat Al Maidah ayat 32 di atas ditandai dengan warna ungu.

Cara baca: Dibaca dengan memantulkan suara.

2. Ikhfa, Ikhfa Syafawi, Madd Jaiz Munfasil, Madd Silah Tawilah

Bertemunya nun sukun (نْ) atau tanwin (ـًـــٍـــٌ) dengan salah satu huruf ikhfa.

Bacaan ikhfa, ikhfa syafawi, madd jaiz munfasil, madd silah tawilah dalam surat Al Maidah ayat 32 di atas ditandai dengan warna hijau.

Cara baca: Tahan suara 2 harakat (ikhfa, ikhfa syafawi) dan panjangkan suara 4/5 harakat (madd jaiz munfasil, madd silah tawilah).

3. Iqlab

Bertemunya nun mati (نْ) atau tanwin (ـًـ, ـٍـ, ـٌـ) dengan huruf ba (ب) sehingga bunyi nun atau tanwin diganti menjadi mim (مْ).

Bacaan iqlab dalam surat Al Maidah ayat 32 di atas ditandai dengan warna biru (yang pertama)

Cara baca: Tahan suara 2 harakat.

4. Madd Wajib Muttasil

Bertemunya huruf mad (ا, و, atau ي) bertemu dengan huruf hamzah (ء) dalam satu kata.

Bacaan mad wajib muttasil dalam surat Al Maidah ayat 32 di atas ditandai dengan warna biru (yang kedua).

Cara baca: Panjangkan suara 4/5 harakat.

5. Idgam Bilagunnah, Idgam Mutaqaribain, Idgam Mutajanisain, Idgam Mutamasilain

Bertemunya (نْ) atau tanwin (ــًــ, ـٍــ, ـٌــ) dengan salah satu huruf idgam.

Bacaan idgam bilagunnah, idgam mutaqaribain, idgam mutajanisain, idgam mutamasilain dalam surat Al Maidah ayat 32 di atas ditandai dengan warna merah.

Cara baca: Dibaca lebur tanpa tahan suara.

6. Idgam Bigunnah, Idgam Mimi, Gunnah, Madd Lazim, Madd Farq

Bertemunya (نْ) atau tanwin (ــًــ, ـٍــ, ـٌــ) dengan salah satu huruf idgam.

Bacaan idgam bigunnah, idgam mimi, gunnah, madd lazim, madd farq dalam surat Al Maidah ayat 32 di atas ditandai dengan warna pink.

Cara baca: Tahan suara 2 harakat (idgam bigunnah, idgam mimi, gunnah) dan panjangkan suara 6 harakat (madd lazim, madd farq).

Bacaan dan info tajwid surat Al Maidah ayat 32 juga bisa dilihat di sini.

(kri/inf)



Sumber : www.detik.com

Imam Al-Ghazali Ungkap 9 Tanda Seseorang Akan Meninggal Dunia


Jakarta

Kematian adalah misteri terbesar dalam hidup yang hanya diketahui oleh Allah SWT. Setiap jiwa pasti akan merasakannya.

Sebagaimana firman Allah dalam Surah Al-Anbiya ayat 34:

وَمَا جَعَلْنَا لِبَشَرٍ مِّنْ قَبْلِكَ الْخُلْدَۗ اَفَا۟ىِٕنْ مِّتَّ فَهُمُ الْخٰلِدُوْنَ ٣٤


Artinya: “Kami tidak menjadikan keabadian bagi seorang manusia pun sebelum engkau (Nabi Muhammad). Maka, jika engkau wafat, apakah mereka akan kekal?”

Meski ajal adalah takdir Illahi, seorang ulama besar seperti Imam Al-Ghazali pernah menjelaskan beberapa tanda yang mungkin muncul pada seseorang menjelang kematiannya. Penting untuk diingat bahwa tanda-tanda ini bisa berbeda pada setiap orang.

Merujuk tulisan Kematian dalam Al-Qur’an: Perspektif Ibn Kathir oleh Abdul Basit dan Misteri Kehidupan Alam Barzakh karya Ipnu Rinto Nugroho, berikut adalah beberapa tanda mendekatnya ajal menurut Imam Al-Ghazali.

Tanda-tanda Ajal Mendekat Menurut Imam Al-Ghazali

1. Menggigil Hebat di Sore Hari

Sekitar 100 hari sebelum kematian, tepatnya setelah waktu Ashar, seseorang mungkin akan mengalami menggigil hebat di seluruh tubuhnya. Namun, tanda ini disebut tidak akan dirasakan oleh mereka yang terlalu larut dalam kenikmatan dunia dan lupa akan kematian.

2. Pusar Berdenyut

Pada waktu Ashar, sekitar 40 hari sebelum kematian, area pusar mungkin mulai terasa berdenyut. Tanda ini konon menyimbolkan gugurnya lembaran daun bertuliskan nama seorang muslim dari Arsy.

Setelah itu, Malaikat Maut akan mengambilnya dan mulai mempersiapkan kedatangan dalam wujud manusia untuk menjemput.

3. Nafsu Makan Meningkat Secara Tak Terduga

Tujuh hari sebelum kematian, terjadi perubahan pada nafsu makan. Seseorang yang sebelumnya tidak berselera makan, terutama karena sakit, bisa tiba-tiba merasakan peningkatan nafsu makan yang melonjak drastis. Ini adalah salah satu tanda bagi orang yang sedang diuji dengan penyakit.

4. Dahi Berdenyut Kencang

Tiga hari sebelum wafat, dahi bagian tengah akan terasa berdenyut kencang. Para ulama menganjurkan agar muslim yang merasakan tanda ini segera bertobat dan berpuasa.

Puasa ini bertujuan agar perut tidak banyak berisi najis. Sehingga memudahkan proses pemandian jenazah kelak.

5. Ubun-ubun Berdenyut Kuat

Sehari sebelum ajal menjemput, area ubun-ubun seseorang mungkin akan terasa berdenyut sangat kuat. Jika tanda ini muncul, konon orang tersebut tidak akan lagi bertemu waktu Ashar di hari berikutnya.

6. Nyeri di Dada dan Perut Bagian Atas

Rasa sakit pada bagian dada dan perut bagian atas juga bisa menjadi salah satu tanda mendekatnya kematian. Rasa sakit ini biasanya muncul saat masuk waktu Ashar.

Tanda lain yang mungkin terlihat adalah mata yang menjadi sayu dan kehilangan sinarnya. Selain itu, hidung akan terlihat semakin menurun atau masuk ke dalam, biasanya terlihat jelas dari sisi samping.

8. Telinga Melayu dan Kaki Sulit Digerakkan

Ketika ajal semakin dekat, telinga seseorang akan tampak melayu dan ujungnya masuk ke dalam. Bersamaan dengan itu, telapak kaki secara perlahan akan terasa kaku dan sulit digerakkan, seolah jatuh ke depan.

9. Munculnya Hawa Sejuk Misterius

Tanda terakhir yang mungkin dirasakan adalah kemunculan hawa sejuk yang merambat dari area pusar, turun ke pinggul, lalu naik hingga sekitar jakun atau pangkal leher. Hawa sejuk ini terkadang juga bisa dirasakan oleh keluarga yang berada di dekatnya.

Pada saat-saat seperti ini, seorang muslim dianjurkan untuk memperbanyak bacaan kalimat tauhid dan istighfar.

Tanda-tanda kematian di atas disusun atas pengetahuan manusia yang terbatas dan bisa saja tak terlihat pada setiap individu. Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Miris! Gaza Dikepung Kelaparan tapi Hanya 73 Truk Bantuan yang Masuk


Jakarta

Situasi kemanusiaan di Jalur Gaza, Palestina, semakin mengkhawatirkan. Potret memilukan warga, terutama anak-anak yang menderita kelaparan dan malnutrisi, terus beredar sehingga menuai kecaman internasional terhadap Israel. Meski tekanan dunia meningkat, bantuan yang masuk masih sangat terbatas.

Pada Sabtu (26/7/2025), Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengumumkan telah membuka kembali pengiriman bantuan makanan ke Gaza melalui jalur udara.

Namun menurut laporan Kantor Media Pemerintahan di Gaza, hanya 73 truk bantuan yang berhasil masuk dalam kurun waktu 24 jam terakhir, tepatnya pada Minggu (27/7/2025). Kantor media itu juga melaporkan bahwa terdapat tiga pengiriman bantuan melalui udara, namun total muatan ketiganya hanya setara dengan dua truk bantuan.


Bantuan udara tersebut justru mendarat di “zona merah”, ini adalah area pertempuran aktif yang telah ditandai di peta militer Israel sehingga warga sipil tidak bisa mengambil bantuan secara aman. Otoritas Palestina menyatakan bahwa Gaza membutuhkan sedikitnya 600 truk bantuan setiap hari untuk memenuhi kebutuhan 2,4 juta penduduknya.

Seluruh Warga Gaza Alami Krisis Pangan

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa seluruh warga Gaza saat ini berada dalam kondisi krisis pangan akut, tanpa akses yang memadai terhadap makanan bergizi dan aman. Anak-anak menjadi kelompok yang paling rentan terdampak kelaparan ini.

Laporan Al Jazeera menyebutkan bahwa bantuan udara yang dijatuhkan ke wilayah pengungsian di Gaza utara justru menimbulkan korban. Sebanyak 11 warga dilaporkan terluka, setelah paket bantuan jatuh langsung ke tenda-tenda pengungsi.

Pengiriman Bantuan Udara Dinilai Berbahaya dan Tidak Efektif

Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, mengkritik keras pengiriman bantuan melalui udara. Dalam wawancaranya dengan CNN, ia menyebut metode tersebut tidak efisien, mahal, dan berbahaya bagi warga sipil. Ia mendorong agar Israel membuka jalur darat kemanusiaan yang memungkinkan distribusi bantuan lebih aman dan masif.

“Pengiriman bantuan harus dilakukan lewat jalur darat, bukan udara. Itu jauh lebih efektif dan menyelamatkan nyawa,” ujar Lazzarini.

Lonjakan Kasus Malnutrisi dan Kematian Anak di Gaza

Dilansir dari The Guardian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat sebanyak 74 kematian akibat malnutrisi terjadi sepanjang 2025 di Gaza. Sebanyak 63 kematian terjadi pada bulan Juli, termasuk 24 balita, seorang anak di atas usia lima tahun, serta 38 orang dewasa.

1 dari 5 anak di bawah usia 5 tahun mengalami kekurangan gizi akut. The Washington Post menambahkan bahwa anak-anak yang selamat dari gizi buruk, pengeboman, serta trauma psikologis, kemungkinan besar akan menghadapi masalah kesehatan seumur hidup.

Kementerian Kesehatan Gaza mencatat, hingga saat ini, aksi genosida oleh Israel telah menewaskan lebih dari 59 ribu warga Palestina dan melukai sekitar 143 ribu orang lainnya. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Jumlah korban tewas diperkirakan bisa melebihi 61 ribu jiwa, karena ribuan orang masih hilang di bawah reruntuhan bangunan yang digempur oleh militer Israel dan diduga telah meninggal dunia.

(lus/erd)



Sumber : www.detik.com

Israel Larang Mufti Yerusalem Masuk Masjid Al Aqsa usai Kecam Kelaparan Gaza



Jakarta

Israel mengeluarkan larangan bagi Mufti Agung Yerusalem dan Palestina, Syeikh Muhammad Hussein, memasuki Masjid Al Aqsa selama seminggu. Larangan bisa diperpanjang.

Laporan kantor berita WAFA, perintah larangan tersebut dikeluarkan pada Minggu (27/7/2025) waktu setempat menyusul panggilan interogasi Israel terhadap Syekh Hussein. Syekh Hussein juga mengaku telah menerima surat perintah tersebut tapi enggan menandatanganinya.


Syekh Hussein mengatakan ia dipanggil otoritas Israel buntut khutbah Jumatnya di Masjid Al Aqsa pada Jumat (25/7/2025). Dalam khutbah itu, ia mengecam kebijakan Israel yang menyebabkan krisis kelaparan di Gaza.

Departemen Wakaf Islam di Yerusalem, seperti dilansir kantor berita Anadolu Agency, mengonfirmasi Syekh Hussein ditangkap di halaman masjid tak lama setelah menyampaikan khutbah Jumat yang mengecam kejahatan Israel terhadap warga Palestina.

Krisis Kelaparan di Gaza

Diketahui, Gaza tengah dilanda krisis kelaparan akibat blokade bantuan kemanusiaan yang dilakukan Israel, meski Tel Aviv menepis tuduhan itu.

Menurut sejumlah laporan, kelaparan yang terus berlanjut telah menyebabkan kematian, banyak yang datang ke rumah sakit dalam kondisi lemas akibat kurang makanan, dan banyak lainnya yang pingsan di jalan.

Lebih dari 100 organisasi kemanusiaan dalam pertanyaan bersama pada Rabu (23/7/2025) menyatakan “kelaparan massal” sedang menyebar di Gaza. Mereka mendesak pembukaan semua perlintasan di Gaza sesegera mungkin, mengakhiri pengepungan Israel, untuk memulihkan akses makanan, air bersih, bantuan medis, material tempat tinggal, bahan bakar, dan mendukung mekanisme kemanusiaan yang dipimpin PBB.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam pernyataannya pada Minggu (27/7/2025) mengatakan malnutrisi di Gaza telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Kondisi tersebut, kata WHO, terbukti dengan peningkatan tajam kematian bulan ini.

WHO mengonfirmasi banyaknya kematian disebabkan blokade yang disengaja dan keterlambatan bantuan. Pihaknya juga mencatat hampir satu dari lima anak berusia di bawah lima tahun di Gaza menderita kekurangan gizi parah.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Bingung Bedanya Mandi Junub dan Wajib? Ini Penjelasan Lengkapnya


Jakarta

Sering kali kita mendengar istilah mandi junub dan mandi wajib digunakan secara bergantian, seolah keduanya adalah hal yang sama. Keduanya memang bertujuan untuk membersihkan diri dari hadas besar.

Namun, tahukah Anda bahwa sebenarnya ada perbedaan makna di balik kedua istilah tersebut? Mari kita ulas lebih dalam.


Apa Itu Junub dan Mandi Wajib?

Secara harfiah, junub atau janabah merujuk pada kondisi seseorang setelah mengalami keluarnya air mani atau setelah melakukan hubungan suami istri. Kondisi ini mewajibkan seseorang untuk melakukan mandi besar agar bisa kembali beribadah, seperti salat.

Dalam bahasa, janabah juga diartikan sebagai kondisi seseorang yang berada “jauh” dari tempat peribadatan salat sebelum bersuci, sebagaimana dijelaskan dalam buku Fiqh Bersuci dan Sholat sesuai Tuntunan Nabi oleh Abu Utsman Kharisman.

Perintah untuk mandi ketika dalam keadaan junub ini bahkan secara eksplisit disebutkan dalam Al-Qur’an, yaitu pada Surah Al-Maidah ayat 6:

وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ…

Artinya: “…Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah…”

Lalu, bagaimana dengan mandi wajib? Mandi wajib memiliki makna yang lebih luas. Mandi wajib adalah mandi yang disebabkan oleh berbagai kondisi yang mengharuskan seseorang bersuci dari hadas besar, seperti junub, haid, nifas, dan juga ketika seorang muslim meninggal dunia.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa mandi junub adalah salah satu jenis dari mandi wajib, yang penyebabnya adalah junub. Ini sesuai dengan pandangan Muhammad Jawad Mughniyah dalam kitab Al-Fiqh ‘ala al-madzahib al-khamsah (terjemahan Masykur A.B dkk), yang menjelaskan bahwa mandi junub termasuk mandi wajib karena disebabkan oleh keadaan junub.

Mazhab Syafi’i bahkan berpendapat bahwa keluarnya mani, baik disengaja karena syahwat maupun tidak, tetap mewajibkan mandi. Demikian pula, berhubungan suami istri meskipun tanpa keluarnya mani, tetap mengharuskan mandi wajib. Meskipun cakupan maknanya berbeda, tata cara pelaksanaan mandi junub dan mandi wajib adalah sama.

Tata Cara Mandi Wajib yang Benar

Kunci kesucian seorang muslim adalah melakukan mandi wajib dengan benar. Berikut adalah langkah-langkah mandi wajib dari awal hingga akhir, yang dinukil dari buku Fiqih Ibadah susunan Zaenal Abidin:

  1. Membaca niat mandi wajib. Niat ini diucapkan di dalam hati sesuai dengan penyebab mandi.
  2. Membersihkan kedua telapak tangan sebanyak tiga kali dengan air mengalir.
  3. Membersihkan kotoran yang tersembunyi menggunakan tangan kiri, seperti area kemaluan, dubur, bawah ketiak, pusar, dan bagian tubuh lainnya yang mungkin terdapat kotoran.
  4. Mencuci tangan kembali dengan sabun atau tanah untuk menghilangkan sisa kotoran.
  5. Berwudu seperti hendak salat.
  6. Menyela pangkal rambut dengan jari-jari tangan yang sudah dibasahi air hingga menyentuh kulit kepala. Hal ini dianjurkan bagi pria muslim, sementara bagi wanita berambut panjang tidak perlu mengurai rambutnya, cukup dengan mengguyurkan air tiga kali ke kepala.
  7. Membasuh seluruh tubuh dengan air, dimulai dari sisi kanan, kemudian dilanjutkan ke sisi kiri.
  8. Memastikan seluruh lipatan kulit dan bagian tubuh yang tersembunyi ikut terbasuh dan bersih sempurna.

Bacaan Niat Mandi Wajib Sesuai Penyebabnya

Niat adalah kunci dalam setiap ibadah. Berikut adalah bacaan niat mandi wajib sesuai dengan penyebabnya, yang dikutip dari sumber yang sama:

1. Niat Mandi Wajib Setelah Berhubungan Suami-Istri

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari fardhol lillaahi ta’aala.

Artinya: “Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardhu karena Allah Ta’ala.”

2. Niat Mandi Wajib Setelah Haid

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ الْحَيْضِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari ‘anin haidhi lillaahi ta’aala.

Artinya: “Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar yang disebabkan haid karena Allah Ta’ala.”

3. Niat Mandi Wajib Setelah Melahirkan (Wiladah)

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ الْوِلَادَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari ‘anin wilaadati lillaahi ta’aala.

Artinya: “Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar yang disebabkan wiladah karena Allah Ta’ala.”

4. Niat Mandi Wajib Setelah Nifas

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ النِّفَاسِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari ‘anin nifaasi lillaahi ta’aala.

Artinya: “Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadas besar yang disebabkan nifas karena Allah Ta’ala.”

Semoga penjelasan ini membantu Anda memahami perbedaan antara mandi junub dan mandi wajib, serta tata cara pelaksanaannya yang benar. Dengan begitu, ibadah dapat diterima dengan sempurna oleh Allah SWT.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Ini Sedekah Paling Mudah Tapi Bernilai Pahala Besar


Jakarta

Sedekah merupakan salah satu amalan ringan yang sangat dianjurkan dalam Islam dan bisa dikerjakan oleh setiap muslim. Keutamaan bersedekah telah disebutkan dalam beberapa ayat suci Al-Qur’an serta hadits Rasulullah SAW.

Lantas, apa saja bentuk sedekah yang bisa mendatangkan pahala melimpah?


Makna Sedekah dalam Islam

Bersedekah pada dasarnya adalah upaya seorang muslim untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan mengeluarkan sebagian hartanya, sebagaimana dijelaskan dalam buku 100 Kesalahan dalam Sedekah karya Reza Pahlevi Dalimuthe.

Namun, penting untuk dipahami bahwa sedekah tidak selalu terbatas pada harta benda. Ada banyak bentuk sedekah lain yang juga sangat bernilai di sisi Allah SWT.

Anjuran bersedekah pun secara tegas disebutkan dalam Al-Qur’an, salah satunya dalam Surah Al-Baqarah ayat 254:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْفِقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰكُمْ مِّنْ قَبْلِ اَنْ يَّأْتِيَ يَوْمٌ لَّا بَيْعٌ فِيْهِ وَلَا خُلَّةٌ وَّلَا شَفَاعَةٌ ۗوَالْكٰفِرُوْنَ هُمُ الظّٰلِمُوْنَ ٢٥٤

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, infakkanlah sebagian dari rezeki yang telah Kami anugerahkan kepadamu sebelum datang hari (Kiamat) yang tidak ada (lagi) jual beli padanya (hari itu), tidak ada juga persahabatan yang akrab, dan tidak ada pula syafaat. Orang-orang kafir itulah orang-orang zalim.”

Selain itu, Nabi Muhammad SAW juga menekankan pentingnya sedekah dalam berbagai hadits. Salah satu sabda beliau yang diriwayatkan oleh Hudzaifah menyebutkan:

“Setiap yang baik itu sedekah.” (HR Abu Dawud, Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Abi Syaibah. Hadits shahih, Al Albani men-shahihkan hadits ini dalam Al Misykat, Shahih at-Targhib, dan Silsilah Ahadits Ash-Shahihah)

Dua Bentuk Sedekah dengan Pahala Berlimpah

Di antara beragam bentuk sedekah, ada dua amalan yang digolongkan sebagai sunnah muakkad atau sangat dianjurkan, karena pahalanya yang berlimpah: wakaf dan salat Dhuha.

1. Wakaf: Sedekah Jariyah yang Tak Terputus Pahalanya

Wakaf dikenal sebagai sedekah jariyah. Artinya, pahala dari amalan ini akan terus mengalir meskipun seorang muslim telah wafat.

Konsep ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW dalam hadits riwayat Muslim yang dinukil dari kitab Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 3 oleh Imam Nawawi, diterjemahkan oleh Misbah:

“Apabila anak Adam (manusia) telah wafat, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang mendoakannya.” (HR Muslim)

Menurut kitab Hadyul Islami Fatawi Mu’ashirah oleh Yusuf Al-Qardhawi (terjemahan Abdul Hayyie al-Kattani), wakaf tergolong sedekah jariyah karena harta yang diwakafkan tetap digunakan untuk kebaikan umum meskipun pewakafnya telah tiada.

Pengertian wakaf sendiri adalah memberikan sesuatu dengan cara menahannya dan menjadikannya bermanfaat untuk kemaslahatan umat. Maksud “menahan” di sini adalah memastikan barang tersebut tidak diperjualbelikan, dihibahkan, digadaikan, diwariskan, disewakan, atau sejenisnya, seperti yang dijelaskan dalam buku Hukum Perwakafan di Indonesia oleh Hujriman.

Contoh wakaf sangat beragam, seperti tanah untuk pembangunan masjid, musala, pesantren, atau sekolah. Wakaf juga bisa berupa perkebunan, pertokoan, atau aset lain yang hasilnya didedikasikan untuk membiayai dakwah, pendidikan, atau sarana ibadah.

2. Salat Dhuha: Pahala Setara Ibadah Umrah

Selain wakaf, salat Dhuha juga termasuk amalan sunnah muakkad yang menjanjikan pahala melimpah. Salat sunnah ini memiliki keutamaan luar biasa, bahkan mampu mencukupi kewajiban sedekah setiap hari. Sebagaimana disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW dari Abu Dzar RA:

“Pada setiap ruas tulang seseorang di antara kalian di setiap pagi ada kewajiban sedekah. Setiap bacaan tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah sedekah, tiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah, dan mencegah kemungkaran adalah sedekah. Namun, semua itu dapat dicukupi dengan salat dua rakaat yang dikerjakan seseorang di waktu Dhuha.” (HR Muslim)

Lebih jauh lagi, salat Dhuha juga disebutkan dapat menggantikan pahala umrah. Dalam buku Amalan Pembuka Rezeki karya Haris Priyatna dan Lisdy Rahayu, dijelaskan sebuah hadits Rasulullah SAW:

“Barang siapa keluar dari rumahnya dalam keadaan suci untuk melaksanakan salat wajib, pahalanya adalah seperti pahala haji, dan barang siapa melakukan salat Dhuha, pahalanya adalah seperti pahala umrah, dan melaksanakan salat setelah salat tanpa ada kesia-siaan antara keduanya, ia akan mendapat tempat yang tinggi.” (HR Abu Dawud)

Adab dalam Bersedekah

Agar sedekah kita diterima dan berbuah pahala maksimal, penting untuk memperhatikan adab-adab bersedekah. Abdul Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada dalam Mausuatul Adab al-Islamiyyah (diterjemahkan Abu Ihsan Al-Atsari) menjelaskan beberapa adab penting ini:

  • Ikhlas bersedekah semata-mata untuk mencari rida Allah SWT.
  • Mendahulukan sedekah wajib (zakat) sebelum sedekah sunnah.
  • Tidak menunda sedekah wajib tanpa alasan syar’i.
  • Bersedekah kepada orang yang paling membutuhkan.
  • Mendahulukan sedekah kepada orang terdekat, seperti keluarga atau tetangga.
  • Memastikan sedekah berasal dari hasil yang baik dan halal.
  • Merahasiakan sedekah untuk menghindari riya’ (pamer).
  • Tidak mengungkit sedekah yang telah dikeluarkan.

Dengan memahami dan mengamalkan bentuk-bentuk sedekah serta adabnya, kita dapat meraih pahala besar yang terus mengalir, baik di dunia maupun di akhirat. Semoga Allah SWT senantiasa memudahkan kita dalam berbuat kebaikan.

Wallahu a’lam.

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Sholawat Ibrahimiyah Lengkap, Amalkan agar Mudah Meraih Keinginan


Jakarta

Sholawat Ibrahimiyah merupakan salah satu bentuk sholawat yang paling utama dalam ajaran Islam. Keistimewaannya tidak hanya terletak pada lafaz yang mulia, tetapi juga pada keutamaan yang sangat besar bagi siapa saja yang mengamalkannya dengan penuh keyakinan.

Dikutip dari buku Shalawat Populer: Esensi Shalawat Bagi Ummat Nabi Muhammad SAW karya Tuan Guru KH. Suhaidi Ghazali, M.Pd.I, sholawat ini disebut “Ibrahimiyah” karena di dalamnya terdapat pujian kepada Nabi Muhammad SAW yang disandingkan dengan Nabi Ibrahim AS, sebagaimana yang terdapat dalam bacaan tahiyat akhir dalam sholat.


Menurut beliau, Sholawat Ibrahimiyah menjadi bentuk sholawat paling utama. Ketika dibaca secara rutin, dengan istiqomah, dan disertai keyakinan yang kuat, sholawat ini mampu membuka jalan bagi kemudahan dalam mencapai berbagai keinginan, bahkan keinginan yang tampaknya mustahil dan sangat besar.

Sholawat Ibrahimiyah Lengkap

Berikut bacaan lengkap sholawat ibrahimiyah dalam tulisan Arab, latin dan artinya:

اللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ و بَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Arab latin: Allahumma shalli ‘alaa sayyidinaa muhammad wa’alaa aali sayyidinaa muhammadin kamaa shallaita ‘alaa sayyidinaa ibraahiima wa’alaa aali sayyidinaa ibrahiima, wabaarik ‘alaa aali sayyidinaa muhammadin kamaa baarakta ‘alaa sayyidinaa ‘alaa sayyidinaa ibraahima wa ‘alaa aali sayyidina ibraahima, fil ‘aalamiina innaka hamiidun majiidun.

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad dan kepada keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarga Nabi Ibrahim. Limpahkan pula keberkahan bagi Nabi Muhammad dan bagi keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau limpahkan keberkahan bagi Nabi Ibrahim dan bagi keluarga Nabi Ibrahim. Sesungguhnya di alam semesta Engkau Maha Terpuji dan Maha Agung.”

Keutamaan Sholawat Ibrahimiyah

1. Menghilangkan Rasa Takut

Salah satu manfaat penting dari membaca Sholawat Ibrahimiyah adalah menghilangkan rasa takut, terutama saat menghadapi musuh yang sangat menakutkan.

Dikutip dari buku Shalawat Populer: Esensi Shalawat Bagi Ummat Nabi Muhammad SAW yang disusun Suhaidi Ghazali dan Shabri Shaleh Anwar disebutkan apabila dibaca sebanyak tujuh kali ketika menghadapi musuh yang sangat menakutkan, niscaya perasaan takut akan hilang dan menjadi lebih berani.

Ini menjadi pengingat bahwa dzikir dan sholawat bukan sekadar rutinitas ibadah, tetapi juga dapat menjadi sumber kekuatan mental dan spiritual dalam menghadapi situasi genting.

2. Meningkatkan Kedudukan Dunia dan Akhirat

Bagi siapa saja yang mendambakan kedudukan yang lebih tinggi, baik dalam hal duniawi seperti karier, kehormatan, maupun dalam hal ukhrawi seperti derajat di sisi Allah, maka amalan ini sangat dianjurkan.

Jika kaum muslimin menginginkan kedudukan yang lebih tinggi dalam dunia atau akhirat, bacalah Sholawat Ibrahimiyah sebanyak 40 kali setiap hari secara rutin. InsyaAllah, segala yang diharapkan tercapai.

Wallahu a’lam

(dvs/inf)



Sumber : www.detik.com