Saudi, Qatar dan Mesir Serukan agar Hamas Melucuti Senjata untuk Akhiri Perang Gaza



Jakarta

Negara-negara Arab termasuk Qatar, Arab Saudi dan Mesir meminta Hamas untuk menyerahkan senjata dan mengakhiri kekuasaan di Gaza, Palestina. Seruan ini dilakukan untuk mengakhiri perang dengan cara menghidupkan solusi dua negara bagi Israel dan Palestina.

Melansir dari Arab News pada Rabu (30/7/2025), 17 negara ditambah Uni Eropa dan Liga Arab menyepakati deklarasi yang menjadi bagian dari dokumen tujuh halaman dalam konferensi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York. Deklarasi berfokus pada penghidupan kembali solusi dua negara.


“Dalam konteks mengakhiri perang di Gaza, Hamas harus mengakhiri kekuasaannya di Gaza dan menyerahkan persenjataannya kepada Otoritas Palestina, dengan keterlibatan dan dukungan internasional, sejalan dengan tujuan Negara Palestina yang berdaulat dan merdeka,” bunyi pernyataan dalam deklarasi tersebut.

Deklarasi ini menyusul seruan delegasi Palestina di PBB agar Israel dan Hamas meninggalkan Gaza yang memungkinkan otoritas Palestina mengelola wilayah pesisir tersebut. Negara Prancis yang menjadi tuan rumah konferensi bersama Arab Saudi itu menyebut deklarasi tersebut bersejarah dan belum pernah terjadi sebelumnya.

“Untuk pertama kalinya, negara-negara Arab dan Timur Tengah mengecam Hamas, mengecam serangan 7 Oktober, menyerukan pelucutan senjata Hamas, menolak keikutsertaannya dalam pemerintahan Palestina, serta menyatakan niat untuk menormalisasi hubungan dengan Israel di masa depan,” ungkap Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Noel Barrot.

Deklarasi diteken bersama oleh Prancis, Inggris, dan Kanada di antara negara-negara Barat lainnya. Mereka juga menyerukan kemungkinan pengerahan pasukan asing untuk menstabilkan Gaza setelah berakhirnya peperangan. Meski demikian, Israel dan sekutunya Amerika Serikat tidak hadir dalam pertemuan tersebut.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan, Waktu Pengucapan dan Keutamaan Mengamalkannya


Jakarta

Syahadat adalah rukun Islam pertama. Setiap muslim wajib mengucap syahadat dengan penuh keyakinan, baik ketika memeluk Islam maupun saat membacanya dalam tahiyat salat.

Allah SWT berfirman dalam surah Ibrahim ayat 27 terkait dua kalimat syahadat,

يُثَبِّتُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا بِالْقَوْلِ الثَّابِتِ فِى الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا وَفِى الْاٰخِرَةِۚ وَيُضِلُّ اللّٰهُ الظّٰلِمِيْنَۗ وَيَفْعَلُ اللّٰهُ مَا يَشَاۤءُ ࣖ ٢٧


Artinya: “Allah meneguhkan orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh dalam kehidupan di dunia dan di akhirat. Allah menyesatkan orang-orang yang zalim, dan Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”

Syahadat: Arab, Latin dan Artinya

Menurut buku Tuntunan Lengkap Rukun Islam & Doa: Kunci Beragama Secara Kaffah oleh Dr Moch Syarif Hidayatullah, terdapat dua macam syahadat, yaitu syahadat tauhid dan syahadat rasul.

1. Syahadat Tauhid

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ

Asyhadu an laa ilaaha illallaahu

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah.”

2. Syahadat Rasul

أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Asyhaduanna muhammadar rasuulullah

Artinya: “Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”

Apabila kedua syahadat di atas digabung, maka menjadi syahadatain atau dua kalimat syahadat. Berikut bacaannya jika digabungkan,

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ

Asyhadu an laa ilaaha illallaahu, wa asyhaduanna muhammadar rasuulullah

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan melainkan Allah. Dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.”

Waktu Pengucapan Syahadat

Menukil dari buku Akidah Akhlak oleh Fida’ Abdillah dan Yusak Burhanudin, berikut sejumlah waktu pengucapan syahadat yang bisa dipahami muslim.

  1. Saat azan dan iqamah bayi baru lahir
  2. Ketika menyatakan keislamannya, dalam hal ini maksudnya mualaf
  3. Saat salat fardhu dan sunnah
  4. Waktu sakaratul maut
  5. Azan dan iqamah ketika akan salat fardhu

Keutamaan Mengamalkan Syahadat

Ada sejumlah keutamaan yang didapat muslim jika mengamalkan syahadat. Berikut bahasannya yang dikutip dari buku Tidak Semua Syahadat Diterima Allah karya Badiatul Muchlisin Asti.

1. Pintu Masuk Islam

Syahadat menjadi pintu masuk atau titik tolak seseorang masuk agama Islam. Karenanya, dua kalimat syahadat dijadikan rukun Islam yang pertama.

Rasulullah SAW bersabda,

“Islam dibangun di atas lima: bersaksi bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan bahwa Muhammad adalah utusan Allah, mendirikan salat, memberikan zakat, haji ke Baitullah, dan puasa Ramadan.” (HR Bukhari dan Muslim)

2. Terlindungi Darah dan Hartanya

Dalam sebuah hadits dikatakan bahwa syahadat dapat membuat seseorang terlindungi dari darah dan hartanya. Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan bahwa Muhammad adalah Rasulullah, mereka mendirikan salat, dan menunaikan zakat. Apabila mereka telah melaksanakan itu, berarti mereka telah melindungi darah dan harta mereka dariku, kecuali dengan hak Islam, sedangkan hisab mereka menjadi wewenang Allah Ta’ala.” (HR Bukhari dan Muslim)

3. Diharamkan dari Neraka

Turut diterangkan dalam buku Ensiklopedia Amal Saleh susunan Tim AHNAF bahwa syahadat membuat seseorang diharamkan dari neraka. Rasulullah SAW bersabda dari Anas bin Malik RA berkata,

“Tak seorangpun yang bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah dengan jujur dalam hatinya, kecuali Allah mengharamkannya disentuh api neraka.” (HR Bukhari)

4. Syarat Utama Masuk Surga Allah

Dalam hadits lainnya dikatakan bahwa syarat utama masuk surga Allah SWT adalah membaca dua kalimat syahadat. Berikut bunyinya,

“Siapa yang bersaksi bahwa tidak ada sembahan yang benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan rasul-Nya, bahwa Isa adalah hamba Allah, utusan-Nya, kalimat-Nya yang disampaikan pada Maryam, dan ruh dari-Nya, juga bersaksi bahwa surga benar adanya serta neraka benar adanya, maka Allah akan memasukkannya ke dalam surga seperti apa pun amalnya.” (Muttafaq ‘Alaih)

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Mengerikan! Ini 5 Jenis Siksa Kubur Menurut Al-Qur’an dan Hadits


Jakarta

Sebelum tiba hari penghakiman di surga atau neraka, setiap jiwa akan melewati fase di alam kubur. Di sana, manusia akan merasakan nikmat kubur bagi mereka yang beriman, dan sebaliknya, siksa kubur menanti bagi orang-orang yang berbuat zalim.

Memahami jenis-jenis siksaan ini menjadi pengingat bagi kita akan pentingnya menjalani hidup sesuai ajaran Islam. Keberadaan siksa kubur ditegaskan oleh Allah SWT dalam Surah Al-Hajj ayat 7:

وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ


Artinya: “Sesungguhnya kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya dan sesungguhnya Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.” (QS. Al-Hajj: 7)

Dalam karyanya 1001 Siksa Kubur, Ustad Asan Sani ar Rafif menjelaskan bahwa siksa kubur diperuntukkan bagi golongan yang zalim, meliputi kaum munafik dan orang-orang kafir. Hal ini juga dijelaskan dalam Surah Al-An’am ayat 93:

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِىَ إِلَىَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَىْءٌ وَمَن قَالَ سَأُنزِلُ مِثْلَ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ ۗ وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّٰلِمُونَ فِى غَمَرَٰتِ ٱلْمَوْتِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ بَاسِطُوٓا۟ أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوٓا۟ أَنفُسَكُمُ ۖ ٱلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ ٱلْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ غَيْرَ ٱلْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ ءَايَٰتِهِۦ تَسْتَكْبِرُونَ

Artinya: “Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau yang berkata, “Telah diwahyukan kepadaku,” padahal tidak diwahyukan sesuatu pun kepadanya dan orang yang berkata, “Aku akan mendatangkan seperti yang diturunkan Allah.” Seandainya saja engkau melihat pada waktu orang-orang zalim itu (berada) dalam kesakitan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sembari berkata), “Keluarkanlah nyawamu!” Pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan karena kamu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.” (QS. Al-An’am: 93)

Macam-Macam Siksa Kubur yang Mengerikan

Berdasarkan buku Mengintip Alam Gaib karya Aep Saepulloh Darusmanwiati, berikut adalah beberapa bentuk siksa kubur yang akan dihadapi oleh mereka yang pantas menerimanya.

1. Lilitan Ular Berbisa

Salah satu siksaan paling mengerikan adalah kemunculan 99 ekor ular yang sangat berbisa. Ular-ular ini akan melilit seluruh tubuh, menggigit, dan terus menyuntikkan bisa mereka hingga hari kiamat tiba.

2. Terbukanya Pintu Neraka Jahanam

Pintu neraka jahanam akan dibuka, membiarkan asap dan panas apinya masuk ke dalam kubur. Siksaan ini akan menimbulkan rasa sakit yang belum pernah dirasakan di dunia.

3. Pukulan Gada Besi

Malaikat yang gagah perkasa akan memukulkan gada besi ke antara dua telinga orang yang disiksa. Kekuatan pukulan ini begitu dahsyat sehingga teriakannya bisa didengar oleh seluruh makhluk, kecuali manusia dan jin.

4. Kuburan yang Menghimpit

Kuburan akan menghimpit jenazah dengan sangat keras, meremukkan seluruh tulang-belulang.

5. Penyempitan Kuburan

Selain menghimpit, kuburan juga akan menyempit secara bertahap dan terus-menerus hingga hari kiamat tiba, menambah penderitaan bagi penghuninya.

Penyebab Siksa Kubur dan Cara Menghindarinya

Menurut buku Agar Selamat dari Azab Kubur karya Satria Nova, siksa kubur dapat disebabkan oleh dua faktor utama: sebab umum dan sebab khusus.

Sebab Umum Siksa Kubur

  • Kekafiran: Tidak beriman dan percaya kepada Allah SWT, termasuk ateis, agnostik, dan non-muslim.
  • Syirik: Menyekutukan Allah, seperti menyembah berhala atau percaya pada kekuatan lain yang setara dengan Allah.
  • Kemunafikan.
  • Berbuat maksiat.

Sebab Khusus Siksa Kubur

  • Meninggalkan salat.
  • Meninggalkan Al-Qur’an.
  • Berbohong.
  • Berzina.
  • Pelaku riba.
  • Ibu yang tidak mau menyusui anaknya tanpa alasan syar’i.
  • Tidak bersuci setelah buang air kecil.
  • Adu domba.
  • Gibah (menggunjing).
  • Mencuri.
  • Tidak puasa Ramadan tanpa uzur (alasan yang dibenarkan syariat).
  • Ratapan berlebihan dari keluarga yang ditinggalkan.

Doa Agar Terhindar dari Siksa Kubur

Rasulullah SAW telah mengajarkan doa yang bisa kita amalkan agar terhindar dari siksa kubur. Syaikh Wahbah Az-Zuhaili dalam Kitab Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 2 menyebut, doa ini dianjurkan untuk dibaca setelah membaca doa tasyahud akhir dalam salat.

Doa ini dinukil berdasarkan hadits dari Aisyah, istri Rasulullah SAW. Ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW dalam salatnya membaca doa berikut.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Bacaan latin: Allahumma inni audzubika min ‘adzabi jahannama wa min adzabil qabri wa min fitnatil mahya wal mamati, wa min syarri fitnatil masihid dajjal.

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari kejahatan fitnah al-masikh ad-Dajjal” (HR Muslim).

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Lelaki Menyerupai Perempuan, Apakah Dosa? Ini Pandangan Islam


Jakarta

Dalam dunia yang semakin berkembang dan terbuka ini semakin banyak ditemui fenomena laki-laki yang menyerupai perempuan dan juga sebaliknya. Apalagi media sosial dan juga perkembangan budaya membuat ekspresi gender semakin bebas.

Islam benar-benar konsisten untuk menerima takdir yang telah digariskan Allah SWT, termasuk urusan jenis kelamin. Menyerupai salah satu jenis kelamin dengan jenis kelamin lain tidak dibenarkan dalam Islam, baik berhubungan dengan baju atau lainnya.

Hukum Laki-laki Menyerupai Perempuan

Manusia yang menyimpang dari fitrahnya adalah bagian dari usaha iblis untuk menyesatkan umat manusia. Allah SWT menceritakan sumpah iblis di dalam Al-Qur’an surah An-Nisa’ ayat 119, Allah SWT berfirman,


وَّلَاُضِلَّنَّهُمْ وَلَاُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَاٰمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ اٰذَانَ الْاَنْعَامِ وَلَاٰمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللّٰهِۚ وَمَنْ يَّتَّخِذِ الشَّيْطٰنَ وَلِيًّا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُّبِيْنًا ۝١١٩

Artinya: “Aku benar-benar akan menyesatkan mereka, membangkitkan angan-angan kosong mereka, menyuruh mereka (untuk memotong telinga-telinga binatang ternaknya) hingga mereka benar-benar memotongnya, dan menyuruh mereka (mengubah ciptaan Allah) hingga benar-benar mengubahnya.” Siapa yang menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah sungguh telah menderita kerugian yang nyata.”

Berdasarkan firman Allah di surah An-Nisa ayat 119 tersebut, upaya untuk membuat manusia menyimpang dari fitrahnya memang merupakan tujuan iblis. Hal ini dilakukan agar manusia menjauh dari Allah SWT.

Rasulullah melarang hal tersebut bagi setiap lelaki dan perempuan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata,

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لِبْسَةَ الرَّجُلِ.

Artinya: “Rasulullah melaknati seorang laki-laki yang memakai pakaian perempuan dan perempuan yang memakai pakaian laki-laki.”

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Rasulullah melaknati perempuan yang bertingkah seperti lelaki dan lelaki yang bertingkah seperti perempuan.

Rasulullah juga bersabda, “Keluarkan mereka dari rumah kalian.” Ibnu Abbas mengatakan, “Maka Rasulullah mengeluarkan seorang lelaki (yang menyerupai perempuan) dan Umar juga melakukan hal yang sama.

Dari Ibnu Abbas, ia berkata,”Rasulullah melaknati lelaki yang menyamai perempuan, dan perempuan yang menyamai lelaki. “

Begitu pula dalam hadits Abu Hurairah disebutkan,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَعَنَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لُبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لُبْسَةَ الرَّجُلِ

Artinya: “Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita, begitu pula wanita yang memakai pakaian laki-laki” (HR Ahmad no. 8309, 14: 61)

Sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim, perawinya tsiqoh termasuk perawi Bukhari Muslim selain Suhail bin Abi Sholih yang termasuk perawi Muslim saja). Dalam hadits terakhir ini yang dilaknat adalah gaya pakaiannya. Sedangkan hadits di atas adalah mode bergaya secara umum.

Sehingga laki-laki yang berdandan menyerupai perempuan tidak diperbolehkan dalam Islam, begitu pun sebaliknya.

(lus/kri)



Sumber : www.detik.com

Daftar 147 Negara yang Mengakui Negara Palestina, Lengkap Waktu Pengakuannya



Jakarta

Negara Palestina telah mendapat pengakuan lebih dari 140 negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Terbaru, Prancis berencana mengumumkan di Majelis Umum PBB pada September mendatang.

Inggris juga akan menyusul jika Israel tak penuhi syarat: mengambil tindakan untuk mengizinkan lebih banyak bantuan ke Gaza, tak ada aneksasi Tepi Barat, dan berkomitmen pada solusi dua negara.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Sejarah Bangunan Asrama Haji Medan yang Alami Kebakaran


Jakarta

Gedung Asrama Haji Medan, Sumatera Utara mengalami kebakaran. Dikabarkan, area yang terbakar adalah gedung Madinah Al Munawwarah di area Asrama Haji Kota Medan. Bagaimana sejarah bangunan yang jadi tempat transit jemaah haji asal Sumut ini?

Kompleks Unit Pelaksana Teknis (UPT) Asrama Haji Embarkasi Medan telah mengalami berbagai transformasi sejak awal berdirinya. Fungsinya yang utama sebagai tempat singgah sementara bagi jamaah haji sebelum diberangkatkan ke Tanah Suci kini telah diperluas menjadi pusat kegiatan keislaman dan pengembangan budaya religi di Sumatera Utara.

Salah satu tonggak penting dari perkembangan ini adalah pembangunan Gedung Revitalisasi Asrama Haji yang dinamai Madinah Al-Munawwarah.


Revitalisasi Asrama Haji Medan

Dilansir dari laman Kementerian Agama (Kemenag), salah satu sudut kompleks Asrama Haji Medan kini berdiri megah sebuah gedung lima lantai yang diresmikan langsung oleh Menteri Agama saat itu, Lukman Hakim Saifuddin pada Jumat, 13 Mei 2016.

Gedung ini dibangun sebagai bagian dari upaya revitalisasi fasilitas asrama, dengan standar layanan setara hotel bintang tiga, sehingga para jamaah haji dan masyarakat umum dapat menikmati kenyamanan dan pelayanan yang maksimal.

Dalam laporannya saat peresmian, Kepala UPT Asrama Haji Medan, Sutrisno, menjelaskan bahwa pembangunan gedung ini dibiayai dari Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) dengan total anggaran sebesar Rp74 miliar. Proyek pembangunan dimulai pada tahun 2014 dan rampung pada Februari 2015.

Gedung Madinah Al-Munawwarah memiliki luas total 10.120 meter persegi dan dilengkapi berbagai fasilitas modern, termasuk 4 unit lift untuk mendukung akses vertikal. Setiap lantai dirancang untuk memenuhi kebutuhan penginapan dan kegiatan sosial keagamaan.

Detail Fasilitas Gedung Madinah Al-Munawwarah

Gedung yang terdiri dari lima lantai ini menawarkan berbagai tipe kamar dan fasilitas, sebagai berikut:

Lantai 1:

Kamar VIP (1 unit)

Superior (1 unit)

Standard (46 unit)

Ruang fitnes

Restoran

Lantai 2:

VVIP (1 unit)

VIP (2 unit)

Superior (1 unit)

Standard Plus (3 unit)

Standard (46 unit)

Lantai 3:

VIP (3 unit)

Superior (1 unit)

Standard Plus (3 unit)

Standard (47 unit)

Lantai 4:

Standard (31 unit)

Aula berkapasitas 500 orang

Lantai 5:

Aula dengan kapasitas 200 orang

Keberadaan fasilitas-fasilitas tersebut menjadikan gedung ini tidak hanya representatif untuk penginapan jamaah haji, tetapi juga cocok digunakan untuk berbagai kegiatan seperti pelatihan, seminar, dan acara keagamaan lainnya.

Dari Tempat Transit Menjadi Pusat Kegiatan Umat

Menariknya, meskipun gedung telah rampung sejak 2015, namun pada musim haji tahun itu belum dapat digunakan karena belum teraliri listrik. Baru pada awal Februari 2016, aliran listrik mulai menyuplai gedung tersebut, dan pertama kali digunakan pada 30 Maret 2016 dalam kegiatan Rapat Evaluasi Peningkatan Asrama Haji yang juga bertepatan dengan Milad Pertama UPT Asrama Haji Embarkasi Indonesia.

Menurut Sutrisno, keberadaan Asrama Haji Medan kini telah melampaui fungsinya sebagai tempat transit jamaah semata. Gedung ini telah menjadi pusat aktivitas keagamaan dan sosial, seperti pelestarian haji mabrur, syiar dakwah Islam, dan pengembangan budaya Islam di Sumatera Utara.

“Keberadaan asrama haji ini tidak hanya untuk kepentingan jamaah haji sebelum masa maupun saat operasional, tetapi juga di luar musim haji,” ujar Sutrisno.

Pusat Pengembangan Islam di Sumut

Sutrisno menaruh harapan besar agar Asrama Haji Medan menjadi pusat pengembangan Islam di Sumatera Utara. Ia juga menyampaikan bahwa peresmian Gedung Madinah Al-Munawwarah merupakan bentuk sosialisasi perubahan citra terhadap Asrama Haji Medan, dari sekadar tempat bermalam yang “ala kadarnya” menjadi fasilitas pelayanan berstandar hotel bintang tiga.

Gedung ini juga menjadi simbol perubahan pelayanan haji yang semakin profesional dan manusiawi, sejalan dengan meningkatnya jumlah jamaah dan tuntutan pelayanan yang lebih baik dari tahun ke tahun.

Gedung Madinah Al-Munawwarah, Asrama Haji Medan tidak hanya hadir sebagai tempat persinggahan bagi para tamu Allah, tetapi juga sebagai simbol kemajuan pelayanan umat Islam di bidang penyelenggaraan haji dan umrah. Tempat ini pun kini menjadi lokasi strategis untuk menyelenggarakan berbagai acara keagamaan, pelatihan, hingga pertemuan organisasi Islam.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Ruben Onsu Jadi Mualaf, Jadikan Waktu Isya untuk Curhat dengan Allah SWT



Jakarta

Keputusan berpindah keyakinan bukanlah hal mudah, apalagi jika dilakukan secara sadar, tenang, dan penuh keikhlasan. Itulah yang dirasakan oleh Ruben Onsu, publik figur yang belakangan ini terbuka mengenai keputusannya menjadi mualaf.

Dalam sebuah wawancara di kanal YouTube Comic 8 Revolution, Ruben membagikan kisah perjalanan hijrahnya dengan Ivan Gunawan.


Melalui video berjudul Ivan dan Ruben: Persahabatan Till Jannah! Butik Haji Igun jadi Saksi, Ruben menceritakan perasaan ketika ia pertama kali memantapkan diri mengucap kalimat Syahadat.

“Gue pengennya masuk Islam, jalanin aja” Ruben mengawali ceritanya dengan mengingat kembali momen ia mengucap dua kalimat syahadat di hadapan Habib Usman bin Yahya.

Ruangan itu sederhana, hanya ada Habib Usman di sana. Tapi anehnya, Ruben merasa hangat, seolah punya keluarga besar yang menyambutnya, meski secara fisik hanya berdua.

“Setelah ucapan kalimat syahadat, gue kayak punya keluarga Islam… padahal yang ada cuma Habib Usman,” kenangnya penuh haru.

Yang tak pernah ia sangka, setelah menjadi mualaf, 80 persen keluarganya yang ternyata muslim pun seolah turut hadir. Bahkan saat pertama kali ia bertemu kembali dengan keluarga besar itu, semua hanya bisa menangis. Tak ada kata-kata. Hanya pelukan dan air mata yang jadi bahasa cinta.

“Pertama kali ketemu keluarga itu nangis. Nggak ada kata apa pun… cuma nangis,” ucap Ruben.

Bagi Ruben, momen itu terasa seperti kehadiran sang ibunda yang telah tiada. Ia bahkan merasa bahwa keputusan ini adalah sesuatu yang diam-diam diimpikan oleh almarhumah mamanya.

“Cuma nangis dan bilang, ini yang mamaku impi-impikan,” ujarnya lirih.

Untuk diketahui, ibunda Ruben Onsu, Helmiah Chalifah adalah seorang muslim.

Menemukan Kedamaian dalam Salat dan Tahajud

Sebagai seorang muslim baru, Ruben tak hanya berhenti pada pengakuan lisan. Ia mulai menjalani salat lima waktu, dan menemukan ketenangan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

“Kalau lagi kesel sama orang, gue salat. (Sholat) Isya gue selalu di rumah. Jam 9-10 (malam) udah di rumah,” katanya.

Bagi Ruben, salat Isya adalah waktu untuk “menumpahkan semua”. Sedangkan saat tahajud, ia benar-benar jujur dalam doa. Menceritakan segalanya pada Allah SWT, tanpa takut ditertawakan seperti saat curhat pada manusia.

“Kalau menurut gue, cerita ke manusia nggak akan selesai, malah jadi tertawaan. Tapi kalau ke Allah, gue cerita semuanya, nanti ada solusinya,” ucap Ruben.

Dengan ikhlas, ia belajar memaafkan dan berdamai. “Dulu gue bisa marah. Sekarang nggak. Ikhlas aja, kayak, yaudah,” katanya, menggambarkan ketenangan baru yang ia temukan.

“Kalau menurut gue gini, ntar juga Allah kasih yang indah, yang baik,” ungkapnya.

Ia pun tetap dikelilingi orang-orang yang setia mendukung, termasuk sahabatnya Ivan Gunawan. Dalam momen ini, Ivan juga hadir dan menjadi saksi perubahan besar dalam hidup Ruben.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Tahukah Kamu Siapa Nabi Pertama yang Menulis Bismillahirrahmanirrahim?


Jakarta

Sering kita ucapkan saat memulai aktivitas, kalimat Bismillahirrahmanirrahim adalah doa pembuka penuh makna. Basmalah, begitu kita mengenalnya, adalah pujian kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Lebih dari sekadar ucapan, Bismillahirrahmanirrahim adalah permohonan pertolongan dari Dzat Yang Maha Agung dan Mulia. Tapi tahukah Anda, siapa nabi pertama yang menuliskan kalimat mulia ini? Jawabannya ada dalam Al-Qur’an!


Sejarah Basmalah dalam Surat-surat Rasulullah SAW

Menukil buku Dakwah bi Al-Qalam Nabi Muhammad SAW karya Mustafirin, disebutkan bahwa setiap surat Rasulullah SAW selalu diawali dengan basmalah. Menariknya, kebiasaan ini berlaku bahkan untuk surat yang ditujukan kepada orang-orang kafir, bahkan ada yang turut menyertakan ayat-ayat Al-Qur’an. Sebuah kebiasaan mulia yang kini menjadi sunnah bagi umat Islam.

Kalimat basmalah yang kita kenal sekarang tidak langsung sempurna. Menukil Suf Kasman, Al-Sya’bi menuturkan bahwa awalnya Rasulullah SAW hanya menuliskan “Bismikallahumma” (dengan menyebut asma-Mu wahai Allah). Perubahan terjadi secara bertahap seiring turunnya surat Hud ayat 41, yang berbunyi:

۞ وَقَالَ ٱرْكَبُوا۟ فِيهَا بِسْمِ ٱللَّهِ مَجْر۪ىٰهَا وَمُرْسَىٰهَآ ۚ إِنَّ رَبِّى لَغَفُورٌ رَّحِيمٌ

Artinya: “Dan Nuh berkata: “Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya”. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

Rasulullah SAW mulai menulis “Bismillahi”.

Kemudian, setelah turun surat Al Isra ayat 110,

قُلِ ٱدْعُوا۟ ٱللَّهَ أَوِ ٱدْعُوا۟ ٱلرَّحْمَٰنَ ۖ أَيًّا مَّا تَدْعُوا۟ فَلَهُ ٱلْأَسْمَآءُ ٱلْحُسْنَىٰ ۚ وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَٱبْتَغِ بَيْنَ ذَٰلِكَ سَبِيلًا

Artinya: “Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu.”

Rasulullah SAW mulai menulis “Bismillahirrahman” (dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah).

Puncaknya, setelah turun surat an-Naml ayat 30, yang berbunyi:

إِنَّهُۥ مِن سُلَيْمَٰنَ وَإِنَّهُۥ بِسْمِ ٱللَّهِ ٱلرَّحْمَٰنِ ٱلرَّحِيمِ

Artinya: “Sesungguhnya surat itu, dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya: “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.”

Barulah kalimat “Bismillahirrahmanirrahim” sempurna dan digunakan secara konsisten.

Ibnu Katsir, dalam Kitab Tafsirnya, menjelaskan bahwa Nabi Sulaiman AS adalah sosok pertama yang menulis kalimat Bismillahirrahmanirrahim secara lengkap. Kisah ini tertuang dalam surat yang ia kirimkan kepada Ratu Balqis, penguasa negeri Saba’.

Ceritanya, Nabi Sulaiman AS mengetahui keberadaan Ratu Balqis dan kaumnya melalui burung hudhud. Setelah memastikan kebenaran informasi tersebut, Nabi Sulaiman AS memerintahkan hudhud untuk membawa surat kepadanya.

Isi surat Nabi Sulaiman AS kepada Ratu Balqis dimulai dengan “Bismillahirrahmanirrahim”, dilanjutkan dengan perintah agar mereka tidak berlaku sombong dan datang kepadanya sebagai orang-orang yang berserah diri. Burung hudhud menjatuhkan surat itu tepat di hadapan Ratu Balqis, sontak membuatnya terkejut dan diliputi kebingungan. Setelah membacanya, Ratu Balqis pun akhirnya memutuskan untuk tunduk.

Jadi, meskipun penyempurnaan lafal basmalah secara bertahap terjadi pada masa Rasulullah SAW, Nabi Sulaiman AS-lah yang tercatat dalam Al-Qur’an sebagai nabi pertama yang menuliskan kalimat Bismillahirrahmanirrahim secara lengkap.

Sejak turunnya ayat tersebut, sebagaimana dirangkum dalam buku Misteri Basmallah oleh Samsurrohman Al-Kalanji, Rasulullah SAW menjadikan “Bismillahirrahmanirrahim” sebagai pembuka setiap surat-suratnya. Kebiasaan ini kemudian menjadi sunah dan teladan yang patut kita ikuti sebagai umat Islam.

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Daftar 5 Pedang Milik Rasulullah SAW, Salah Satunya Warisan dari Sang Ayah


Jakarta

Pedang merupakan salah satu senjata penting dalam sejarah perjuangan umat Islam, khususnya pada masa Rasulullah SAW. Tidak hanya berfungsi sebagai alat pertahanan atau serangan dalam peperangan, pedang-pedang yang pernah dimiliki Rasulullah SAW juga menyimpan nilai sejarah dan simbolik yang sangat besar.

Beberapa di antaranya bahkan memiliki kisah menakjubkan dan diwariskan kepada para sahabat dan keluarganya.


Dikutip dari buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW: Dari Sebelum Masa Kenabian hingga Sesudahnya karya Abdurrahman bin Abdul Karim, sebagai seorang panglima perang, Nabi Muhammad SAW tercatat memiliki beberapa buah pedang.

Pedang Milik Rasulullah SAW

1. Pedang Al Ma’tsur

Dikutip dari buku Sejarah Keteladanan Nabi Muhammad SAW: Memahami Kemuliaan Rasulullah Berdasarkan Tafsir Mukjizat Al-Qur’an karya Yoli Hemdi, pedang milik Rasulullah SAW yang pertama adalah pedang Al-Mathur atau dikenal juga sebagai Ma’thur al-Fijar.

Ini adalah pedang pertama yang dimiliki Rasulullah SAW, bahkan sebelum beliau diangkat menjadi Nabi.

Al Ma’tsur merupakan warisan dari ayah beliau, Abdullah bin Abdul Muthalib. Pada bagian dekat pegangan pedang ini, terdapat ukiran nama ayah Nabi Muhammad SAW dalam huruf Arab, yang menambah nilai sejarah dan emosional pedang tersebut.

Pedang ini menemani Rasulullah SAW dalam berbagai perjalanan penting, termasuk saat hijrah dari Makkah ke Madinah. Setelah itu, pedang ini dikumpulkan kembali bersama peralatan perang lainnya dan disimpan oleh Ali bin Abi Thalib.

2. Pedang Dzulfikar

Pedang Dzulfikar ini memiliki sejarah panjang dan menjadi simbol keberanian dan keadilan. Dzulfikar diperoleh Rasulullah SAW dari harta rampasan perang Badar, salah satu pertempuran besar pertama umat Islam.

Menurut riwayat, pedang ini kemudian diberikan kepada menantu sekaligus sepupu beliau, Ali bin Abi Thalib RA, yang dikenal sebagai sosok pemberani dalam banyak pertempuran. Pedang Dzulfikar pun kemudian melekat dengan sosok Ali RA dan keluarganya. Namun, pada masa Perang Uhud, pedang ini dikembalikan oleh Ali kepada Rasulullah SAW.

Nama Dzulfikar berasal dari kata fiqar, yang berarti “pembeda” atau “pembagian”. Hal ini menggambarkan karakteristik pedang tersebut yang memiliki dua ujung tajam atau dua belahan di bagian ujungnya, seperti simbol keadilan yang membedakan antara yang benar dan yang batil.

Dalam buku Terperangkap di Dimensi Lain karya Iyhan Samudera, bahkan disebutkan bahwa pedang ini pernah digunakan oleh Nabi Musa AS untuk membelah Laut Merah, meski tentu pernyataan ini tidak disebut dalam sumber-sumber hadis sahih, namun menjadi bagian dari legenda yang mengiringi pedang tersebut.

3. Pedang Hatf

Pedang selanjutnya yang dimiliki Rasulullah SAW adalah Hatf, pedang yang konon berasal dari zaman Nabi Daud AS. Sebagaimana diketahui dalam Al-Qur’an, Nabi Daud diberi mukjizat oleh Allah berupa kemampuan untuk melunakkan besi. Dengan mukjizat itu, beliau dapat membuat baju besi dan senjata perang, termasuk pedang.

Pedang Hatf ini kemudian menjadi rampasan perang dari Bani Qainuqa, salah satu suku Yahudi yang menentang umat Islam di Madinah, dan akhirnya dimiliki oleh Rasulullah SAW. Keberadaan pedang ini menambah kekayaan sejarah Islam yang berakar dari para nabi terdahulu.

Saat ini, pedang Hatf disimpan di Museum Topkapi, Istanbul, Turki, bersama dengan peninggalan suci Rasulullah dan para sahabat lainnya.

4. Pedang Al Qadib

Tidak semua pedang yang dimiliki Rasulullah SAW digunakan dalam medan perang. Salah satunya adalah pedang Al Qadib, yang lebih berfungsi sebagai alat pertahanan pribadi ketika bepergian, bukan untuk berperang.

Menurut catatan sejarah, tidak ditemukan riwayat yang menyebutkan pedang ini digunakan Rasulullah dalam peperangan. Pedang ini disimpan di rumah Rasulullah SAW dan kemudian digunakan oleh kalangan Khalifah Fatimiyah setelah beliau wafat.

Ciri khas dari pedang Al Qadib adalah bentuknya yang ramping seperti tongkat, serta adanya ukiran dari perak yang bertuliskan kalimat syahadat di bagian bilahnya. Hal ini menambah nilai spiritual dari senjata tersebut, sekaligus menunjukkan identitas pemiliknya sebagai seorang Muslim.

5. Pedang Al Mikhdzam

Pedang berikutnya adalah Al Mikhdzam, pedang yang memiliki riwayat berbeda-beda mengenai kepemilikannya. Sebagian sejarawan menyebut bahwa pedang ini adalah milik Rasulullah SAW, yang kemudian diberikan kepada Ali bin Abi Thalib dan diwariskan kepada keturunannya.

Namun, pendapat lain menyatakan bahwa pedang ini merupakan hasil rampasan perang yang diperoleh oleh Ali RA sendiri dalam sebuah serangan ke wilayah Syria. Karena itu, kepemilikan pedang Al Mikhdzam ini masih menjadi perdebatan di kalangan ahli sejarah.

Meskipun demikian, kehadiran pedang ini tetap menambah daftar senjata-senjata penting yang terkait dengan perjuangan Islam masa awal.

Pedang-pedang Rasulullah SAW bukanlah sekadar senjata fisik untuk berperang, namun juga simbol keteguhan, keberanian, keadilan, dan warisan spiritual. Masing-masing menyimpan kisah luar biasa yang memperlihatkan perjalanan dakwah Islam yang penuh tantangan. Melalui pedang-pedang tersebut, kita bisa memahami betapa besar perjuangan Rasulullah SAW dalam menegakkan kebenaran, serta bagaimana beliau mempersiapkan dan melindungi umatnya dengan strategi yang bijaksana.

Wallahu a’lam bishawab.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

40 Kata Bijak Abu Bakar Ash-Shiddiq, Inspirasi Hidup dari Sahabat Nabi



Jakarta

Abu Bakar Ash-Shiddiq adalah salah satu tokoh mulia dalam sejarah Islam. Nama aslinya adalah Abdullah bin Abi Quhafah, dan ia dikenal dengan gelar “Ash-Shiddiq” karena selalu membenarkan dan mempercayai Nabi Muhammad SAW, termasuk saat peristiwa Isra’ Mi’raj yang sulit diterima logika banyak orang.

Abu Bakar adalah sahabat paling dekat Rasulullah SAW, orang pertama dari kalangan laki-laki dewasa yang masuk Islam, serta pendamping setia Nabi SAW dalam berbagai peristiwa penting, termasuk saat hijrah ke Madinah.


Ia juga dikenal sebagai khalifah pertama setelah wafatnya Rasulullah SAW, memimpin umat Islam dengan bijaksana, adil, dan penuh ketakwaan.

Dikutip dari buku Biografi Abu Bakar Ash-Shiddiq karya Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi, Abu Bakar Ash Shiddiq adalah pimpinan golongan Ash Shiddiqun dan sebaik-baik orang saleh setelah para nabi dan rasul. Rasulullah SAW pernah bersabda tentang dirinya, “Seandainya aku ingin mengambil seorang khalil, niscaya Abu Bakar lah orangnya, akan tetapi ia adalah saudaraku dan sahabatku.” (HR Bukhari)

Semasa hidupnya, Abu Bakar dikenal sebagai sosok zuhud, lemah lembut namun tegas, sangat mencintai kebenaran dan rela mengorbankan hartanya demi Islam. Ia wafat pada usia 63 tahun dan dimakamkan di samping makam Rasulullah SAW di Madinah.

Kata Bijak Abu Bakar Ash-Shiddiq

Berikut 40 kata bijak Abu Bakar Ash-Shiddiq, sahabat paling dekat Rasulullah SAW sekaligus khalifah pertama. Kalimat ini penuh hikmah dan menjadi inspirasi hidup umat Islam:

  1. “Siapa yang menyembah Muhammad, maka Muhammad telah wafat. Siapa yang menyembah Allah, maka Allah Maha Hidup dan tidak akan mati.”
  2. “Kematian lebih ringan dari bulu, namun dosa lebih berat dari gunung.”
  3. “Tidak ada kebaikan dalam diam dari kebenaran, sebagaimana tidak ada kebaikan dalam bicara tanpa ilmu.”
  4. “Bertakwalah kepada Allah, karena takwa adalah perisai.”
  5. “Orang yang paling aku sukai adalah dia yang menunjukkan kesalahanku.”
  6. “Tidak ada kelebihan atas orang lain kecuali dalam takwa dan amal saleh.”
  7. “Jangan pernah putus asa dari rahmat Allah, walau dosamu sebanyak buih di lautan.”
  8. “Hendaklah setiap amal disertai dengan niat yang benar.”
  9. “Jangan memandang kecil sebuah kebaikan, karena gunung tersusun dari kerikil.”
  10. “Sungguh, aku merasa berat memikul amanah ini, tetapi aku takut kepada Allah jika menolaknya.”
  11. “Orang berilmu tanpa amal seperti pohon tanpa buah.”
  12. “Kesabaran adalah pondasi bagi segala urusan.”
  13. “Jadilah seperti pohon yang rindang, memberi manfaat meski dilempari batu.”
  14. “Kebenaran itu amanah, dan dusta itu khianat.”
  15. “Keikhlasan adalah rahasia antara Allah dan hamba-Nya.”
  16. “Tiada kebaikan pada dunia jika di dalamnya tidak ada akhirat.”
  17. “Lakukanlah kebaikan meski engkau tak dikenal, karena Allah mengenalmu.”
  18. “Orang yang paling kuat adalah yang mampu menahan amarahnya.”
  19. “Kehidupan dunia hanyalah ujian, bukan tempat untuk menetap.”
  20. “Janganlah engkau merasa aman dari makar Allah, walau kau berada di puncak kebaikan.”
  21. “Kematian datang tiba-tiba, maka persiapkan bekal sebelum ajal tiba.”
  22. “Takutlah kepada Allah saat sendiri, sebagaimana engkau takut saat dilihat manusia.”
  23. “Ilmu tanpa amal adalah kegagalan, dan amal tanpa ilmu adalah kesesatan.”
  24. “Carilah sahabat yang mengingatkanmu kepada Allah.”
  25. “Jangan sombong dengan dunia, karena ia cepat pergi dan menipu.”
  26. “Kekayaan bukanlah banyaknya harta, tapi hati yang merasa cukup.”
  27. “Lidah bisa menyelamatkanmu atau membinasakanmu, maka jagalah ia.”
  28. “Berpeganglah pada kebenaran meski sedikit orang yang mengikutinya.”
  29. “Jangan engkau sakiti orang lain, karena luka hati lebih lama sembuhnya.”
  30. “Tegakkan keadilan walau terhadap dirimu sendiri.”
  31. “Pemimpin yang baik adalah yang paling takut kepada Allah.”
  32. “Takutlah kalian terhadap doa orang yang terzalimi.”
  33. “Hiduplah dengan sederhana, meski kau mampu hidup mewah.”
  34. “Kelembutan dalam berbicara lebih tajam daripada pedang.”
  35. “Ucapkan yang baik atau diamlah.”
  36. “Ketakwaan adalah pakaian terbaik seorang mukmin.”
  37. “Manusia terbaik adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain.”
  38. “Orang yang ikhlas tidak peduli pujian atau cacian manusia.”
  39. “Jangan biarkan dunia masuk ke hatimu, biarlah ia hanya di tanganmu.”
  40. “Siapkan akhiratmu seolah mati besok, dan bekerjalah untuk duniamu seolah hidup selamanya.”

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com