Tag Archives: 1 syawal

Bacaan Doa Takbiran Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya



Jakarta

Sebentar lagi umat muslim di seluruh dunia akan merayakan Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada 1 Syawal 1444 H. Saat malam 1 Syawal atau sering disebut malam takbiran, umat muslim dianjurkan untuk membaca doa takbir.

Doa takbir saat Idul Fitri dibaca sejak malam 1 Syawal sampai keesokan paginya, tepatnya saat imam sholat Idul Fitri membaca takbiratul ihram. Sejumlah pendapat lain mengatakan, batas akhir membaca doa takbir sampai waktu dianjurkannya sholat Idul Fitri.

Lalu, seperti apa bacaan doa takbiran saat Idul Fitri? Simak secara lengkap beserta latin dan artinya dalam artikel berikut ini.


Bacaan Takbir Idul Fitri

Dilansir situs Nahdlatul Ulama, bacaan doa takbir saat Idul Fitri terbagi ke dalam dua jenis, yakni doa takbir singkat dan lengkap. Agar lebih jelas, simak selengkapnya di bawah ini.

1. Doa Takbir Idul Fitri Singkat

Doa takbir singkat sering dibaca oleh masyarakat dari malam takbiran hingga keesokan paginya, tepatnya sampai sholat Idul Fitri dilaksanakan. Berikut bacaan doanya:

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Latin: Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillahil hamdu.

Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan selain Allah yang Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya.

2. Doa Takbir Idul Fitri Lengkap

Sedikit informasi, doa takbir lengkap merupakan penggabungan antara dzikir serta takbir yang dibaca oleh Rasulullah SAW ketika di Bukit Shafa. Simak bacaan doanya sebagai berikut:

اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ اللهُ أَكْبَرُ لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِـيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ إِلَّا إِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الكَافِرُوْنَ، لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْدَهُ وَنَصَرَ عَبْدَهُ وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ، لَا إلٰهَ إِلَّا اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَلِلّٰهِ الْحَمْدُ

Latin: Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar. La ilaha illallahu wallahu akbar. Allahu akbar wa lillahil hamdu.

Allahu akbar kabira, walhamdu lillahi katsira, wa subhanallahi bukratan wa ashila, la ilaha illallahu wa la na’budu illa iyyahu. Mukhlishina lahud dina wa law karihal kafirun, la ilaha illallahu wahdah, shadaqa wa’dah, wa nashara ‘abdah, wa a’azza jundahu wa hazamal ahzaba wahdah, la ilaha illallahu wallahu akbar.

Allahu akbar walillahil hamdu.

Artinya: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Tiada tuhan selain Allah yang Maha Besar. Allah Maha Besar, segala puji bagi-Nya.

Allah Maha Besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan sebanyak-sebanyak puji, dan Maha suci Allah sepanjang pagi dan sore, tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan kami tidak menyembah selain kepada-Nya, dengan memurnikan agama Islam, meskipun orang-orang kafir, orang-orang munafiq, orang-orang musyrik membencinya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dengan keesaan-Nya, Dia dzat yang menepati janji, dzat yang menolong hamba-Nya dan memuliakan bala tentara-Nya dan menyiksa musuh dengan keesaan-Nya. Tiada Tuhan (yang wajib disembah) kecuali Allah dan Allah Maha Besar.

Allah Maha Besar dan segala puji hanya untuk Allah.

Jenis-jenis Takbir

Secara umum, bacaan doa takbir terbagi ke dalam dua jenis, yaitu takbir muqayyad dan takbir mursal. Apa yang membedakan?

Takbir muqayaad adalah takbir yang dianjurkan dibaca setiap setelah sholat, baik itu sholat fardu ataupun sunah. Sementar itu, takbir mursal merupakan takbir yang dibaca kapan saja dan di mana saja.

Anjuran Membaca Doa Takbir

Bagi umat muslim dianjurkan untuk membaca doa takbir setiap saat, terlebih menjelang Hari Raya Idul Fitri. Allah SWT telah berfirman dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 185, yang isinya sebagai berikut:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Artinya: “Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.”

Lalu, Ibn Abi Syaibah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW keluar rumah menuju lapangan, kemudian beliau terus bertakbir sampai tiba di lapangan. Kemudian beliau tetap bertakbir sampai sholat selesai. Setelah menyelesaikan sholat, beliau kemudian menghentikan takbir (H.R Ibn Abi Syaibah dalam Mushannaf 5621).

Nah, itu dia penjelasan mengenai bacaan doa takbir lengkap dengan bahasa Arab, latin, dan artinya. Semoga artikel ini dapat membantu detikers yang ingin membaca doa takbir saat malam 1 Syawal.

(ilf/fds)



Sumber : www.detik.com

Hadits Larangan Puasa 1 Syawal bagi Umat Islam



Jakarta

Setelah satu bulan penuh melaksanakan ibadah puasa Ramadan, umat Islam dilarang untuk berpuasa pada 1 Syawal atau hari raya Idul Fitri. Hal ini dijelaskan dalam hadits larangan puasa 1 Syawal bagi umat Islam.

Mengutip dari Kitab Al-Lu’Lu wal Marjan yang disusun oleh Muhammad Fu’ad Abdul Bagi, berikut hadits larangan puasa 1 Syawal:

حَدِيثُ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: هَذَانِ يَوْمَانِ نَهى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صِيَامِهِمَا: يَوْمُ فِطْرِكُمْ مِنْ صِيَامِكُمْ وَالْيَوْمُ الآخَرُ تَأْكُلُونَ فِيهِ مِنْ نُسُكِكُمْ أخرجه البخاري في: ۳۰ كتاب الصوم: ٦٦ باب صوم يوم الفطر

Artinya: “Umar bin Khattab RA berkata: “Pada kedua hari ini Nabi SAW telah melarang orang berpuasa, yaitu pada hari raya Idul Fitri sesudah Ramadan dan hari raya Idul Adha sesudah wuquf di Arafah.” (HR Bukhari, Kitab ke-30, Kitab Shaum bab ke-66, bab shaum di hari fitri)


حَدِيثُ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: وَلَا صَوْمَ فِي يَوْمَيْنِ : الْفِطْرِ وَالأَضْحى أخرجه البخاري في: ٢٠ كتاب فضل الصلاة في مسجد مكة والمدينة : ٦ باب مسجد بیت المقدس

Artinya: “Abu Sa’id Al-Khudri RA berkata: “Nabi Muhammad SAW bersabda: ‘Tidak boleh berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.'” (HR Bukhari, Kitab ke-20, Kitab Keutamaan Salat di Masjid Makkah dan Madinah bab ke-6, bab Masjid Baitul Maqdis)

. حَدِيثُ ابْنِ عُمَرَ عَنْ زِيَادِ ابْنِ جُبَيْرٍ قَالَ جَاءَ رَجُلٌ إِلَى ابْنِ عُمَرَ فَقَالَ: رَجُلٌ تَذَرَ أَنْ يَصُومَ يَوْمًا قَالَ: أَظْتُهُ قَالَ: الأثنين فَوَافَقَ يَوْمَ عبد فَقَالَ ابْنُ عُمَرَ: أَمَرَ اللهُ بوَفَاء النذر ونهى النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم عَنْ صَوم هذا اليوم أخرجه البخاري في: ٣٠ كتاب الصوم: ٦٧ باب الصوم يوم النحر

Ziyad bin Jubair berkata: “Ada seorang lelaki yang datang dan bertanya kepada Ibnu Umar RA: ‘Bagaimana bila seorang nadzar akan berpuasa hari senin, tiba-tiba bertepatan dengan hari raya?’ Ibnu Umar RA menjawab: ‘Allah menyuruh menepati janji nadzar tetapi Nabi Muhammad SAW melarang puasa pada hari raya.” (HR Bukhari, Kitab ke-30, Kitab Shaum bab ke-67, bab shaum pada hari Nahr/10 Zulhijah)

Hadits larangan puasa tanggal 1 Syawal turut disebutkan dalam Kitab Tisirul-Allam Syarh Umdatul-Ahkam karya Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam.

عَنْ أَبِي عُبَيْدٍ مَوْلَى ابْنِ أَزْهَرَ وَاسْمُهُ سَعْدُ بْنُ عُبَيْدٍ، قَالَ: شَهِدَتِ الْعِيدَ مَعَ عُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَقَالَ: هَذَانِ يَوْمَانِ نَهَى رَسُولُ الله صلى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صِيَامِهمَا: يَوْمُ فِطْرِكُمْ مِنْ صِيَامِكُمْ، وَالْيَوْمُ الآخَرُ الَّذِي تَأْكُلُونَ فِيهِ مِنْ نُسُكِكُمْ

Artinya: “Dari Abu Ubaid, majikan Ibnu Azhar yang namanya Sa’ad bin Ubaid, dia berkata: ‘Aku pernah shalat ‘Id bersama Umar bin Khattab RA, lalu dia berkata, ‘Ini adalah dua hari (Idul Fitri dan Idul Adha), maka Rasulullah SAW melarang puasa pada dua hari ini, yaitu hari berbuka bagi kalian dari puasa kalian dan hari yang lain ketika kalian memakan dari hean kurban kalian'”

Masih di dalam buku yang sama juga dijelaskan mengenai makna dari hadits tersebut. Bahwasanya Idul Fitri dan Idul Adha merupakan dua hari raya bagi umat Islam, yang dijadikan sebagai hari bergembira dan bersuka ria.

Para muslim melakukan kesenangan dengan saling bersilaturahmi, makan, minum, menggunakan pakaian yang bagus dan sebagainya. Diharamkannya puasa pada dua hari raya ini karena berbuka merupakan penghentian puasa.

Hal itu disamakan artinya dengan salam yang menghentikan salat. Hikmah larangan berpuasa pada dua hari raya seperti yang diisyaratkan dalam hadits tersebut ialah, bahwa pada Idul Fitri merupakan hari berakhirnya bulan Ramadan.

Sehingga perlunya perbedaan dan harus diketahui batasan puasa yang wajib, dengan cara tidak berpuasa. Hal itu sebagaimana beliau SAW melarang puasa sehari atau dua hari sebelum Ramadan, agar terdapat perbedaan dengan yang lain.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com