Tag Archives: 1446 h

Teks Khutbah Jumat Tema Menyambut Bulan Rajab 1446 H


Jakarta

Bulan Rajab segera tiba. Momentum ini sangat tepat untuk menyampaikan khutbah Jumat yang mengupas tuntas keutamaan dan hikmah yang terkandung dalam bulan yang mulia ini.”

Mengacu pada kalender Hijriah Indonesia 2025 terbitan Bimas Islam Kementerian Agama RI, 1 Rajab 1446 Hijriah jatuh pada 1 Januari 2025. Terhitung tinggal 6 hari lagi menuju bulan Rajab dimulai dari hari ini.

Rajab akan berlangsung 30 hari. Sehingga, bulan Rajab jatuh pada 1-30 Januari 2025.


Banyak dalil Al-Qur’an maupun hadits yang membahas keutamaan di balik bulan Rajab. Imam Burhanudin AS, Penyuluh Agama Islam KUA Kecamatan Bobotsari, telah merangkumnya dalam sebuah naskah khutbah Jumat yang dipublikasikan Kemenag Purbalingga. Berikut teks selengkapnya.

Naskah Khutbah Jumat Menyambut Bulan Rajab 1446 H

اَلْحَمْدُ للهِ، اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ فَضَّلَنَا بِشَهْرِ رَجَبَ، وَهُوَ الَّذِيْ اصْطَفَى نَبِيَّنَا مُحَمَّدًا ﷺ الْمُجْتَبَى الْمُؤَيَّد. اَللَّهُمَّ فَصَلِّ وَسَلِّمَ وَبَارِكْ وَتَرَحَّمْ وَتَحَنَّنْ عَلَى مَنْ بِهِ تُرْجَى شَفَاعَتُهُ يَوْمَ الْمَآبِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ اِلَهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ الْعِبَادِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الْمَبْعُوْثُ إِلَى سَائِرِ الْأَعَاجِمِ وَالْعَرَب. أما بعد

فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْنِىْ نَفْسِيْ وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ، سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَاتِنَا إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

Jemaah salat Jumat rahimakumullah,

Dari atas mimbar khatib berwasiat, mengajak diri khatib dan kepada jamaah Jumat, mari kita tingkatkan takwa kita kepada Allah SWT dengan berusaha sekuat tenaga melaksanakan semua perintah-Nya serta menjauhi larangan-larangan-Nya. Puji syukur kehadirat Allah SWT, pada bulan ini kita masih berada di bulan mulia, yaitu bulan Rajab 1446 H.

Jemaah salat Jumat rahimakumullah,

Perlu kita syukuri karena Rajab termasuk bulan yang mulia. Kata Rajab berasal dari kata “tarjib” yang bermakna agung dan mulia. Allah SWT memberikan keistimewaan terhadap Rajab di antara bulan-bulan lain yang juga menyandang predikat mulia, yaitu Muharram, Dzulhijjah, Dzulqa’dah, dan Rajab.

Bulan Rajab adalah bulan yang penuh rahmat, anugerah, dan kebaikan dari Allah SWT. Telah maklum bahwa kita semua telah memasuki bulan Rajab, bulan yang mulia. Nabi Muhammad dalam memperhatikan bulan Rajab sampai memanjatkan doa yang sebagaimana diriwayatkan oleh Anas Ibn Malik dalam Musnad Ahmad:

اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَبَ وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ

Artinya: “Ya Allah, semoga Engkau memberkahi kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, semoga Engkau pertemukan kami dengan bulan Ramadan.”

Bulan Rajab menjadi tonggak dari rangkaian ibadah-ibadah penting pada bulan yang jatuh setelahnya, yaitu bulan Sya’ban dan Ramadan. Sebagian ulama berkata:

رَجَبٌ شَهْرُ الزَّرْعِ، وَشَعْبَانُ شَهْرُ السَّقْيِ، وَرَمَضَانُ شَهْرُ الْحَصَادِ

Artinya: “Rajab adalah bulan menanam, Sya’ban adalah bulan untuk menyirami, dan Ramadan adalah bulan panen.”

Menurut Syekh Abdul Qodir Al Jailani dalam kitab al-Ghuniyah, Rajab terdiri dari tiga huruf, yaitu Ra’, Jim, dan Ba’. Ra’ adalah Rahmatullâh (rahmat Allah), Jim adalah Jûdullâh (kemudahan Allah), dan Ba’ adalah Birrullâh (kebaikan Allah). Maksudnya, mulai awal hingga akhir bulan Rajab, Allah SWT melimpahkan tiga anugerah kepada hamba-hamba-Nya, yaitu limpahan rahmat, kemudahan, dan kebaikan dari Allah SWT.

Ini menunjukkan kemuliaan dan keagungan dari bulan Rajab. Maka dari itu, marilah kita gunakan bulan Rajab ini dengan sebaik-baiknya dengan memperbanyak amal saleh, istighfar, sedekah, puasa dan lain sebagainya.

Jemaah salat Jumat rahimakumullah,

Sebagaimana kisah yang telah masyhur, pada bulan Rajab juga terdapat peristiwa monumental isra dan mi’raj Nabi Muhammad SAW dari dari Masjidil Haram Makkah menuju Masjidil Aqsha Palestina. Kemudian dilanjutkan dari Masjidil Aqsa menuju Sidratil Muntaha untuk menghadap Allah SWT Sang Pencipta alam semesta. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Surat Al Isra ayat 1: https://www.detik.com/hikmah/quran-online/al-isra

سبْحانَ الَّذِىأَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلاً مِّنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ اِلَى الْمَسْجِدِ اْلأَقْصَا الَّذِى باَرَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آيَتِنَا إِنَّهُ,هُوَ السَّمِيْعُ الْبَصِيْر

Artinya: “Maha-Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS Al Isra: 1)

Peristiwa tersebut juga mendapat penjelasan dalam Shahih Bukhari juz 5 halaman 52. Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Allah SWT. Allah SWT memerintahkan Nabi SAW untuk melaksanakan salat fardhu sebanyak lima puluh rakaat setiap hari.

Nabi menerima dan kemudian kembali pulang, dalam perjalanan, Nabi Muhammad SAW bertemu dengan Nabi Musa AS. Nabi Musa mengingatkan bahwa umat Nabi Muhammad tidak akan mampu dengan perintah salat lima puluh kali sehari. Nabi Musa mengatakan, umatku telah membuktikannya. Lalu meminta kepada Nabi Muhammad untuk kembali pada Allah SWT, mohonlah keringanan untuk umatmu.

Kemudian Nabi menghadap kepada Allah dan diringankan menjadi salat sepuluh kali. Kemudian Nabi Muhammad kembali kepada Nabi Musa, dan Nabi Musa mengingatkan sebagaimana yang pertama.

Kembali Nabi menghadap Allah hingga dua kali, dan akhirnya Allah mewajibkan salat lima waktu. Nabi Muhammad kembali pada Nabi Musa, Nabi Musa tetap mengatakan bahwa umatmu tidak akan kuat wahai Nabi Muhammad, Nabi Muhammad menjawab, saya malu untuk kembali menghadap pada Allah SWT. Saya ridho dan pasrah kepada Allah SWT.

Jemaah salat Jumat rahimakumullah,

Berikut beberapa kisah yang dapat kita petik dari cerita Isra’ dan Mi’raj tersebut:

Pertama, Isra dan Mi’raj adalah perkara yang haq karena sharih (sangat jelas dan eksplisit) disebutkan dalam Al-Qur’an, sebuah kejadian yang pasti terjadi, pasti benar, tak ada keraguan sama sekali, meskipun akal manusia tidak dapat menjangkau. Semua hal aneh ini terjadi dalam rangka menguji dan mengukur ketebalan iman seseorang, sebab seseorang dapat tersesat ketika hanya mengukur sebuah kebenaran hanya bersandar pada akal semata.

Kita harus menghindari arus pemikiran yang hanya membanggakan akalnya dan mengesampingkan kemahakuasaan Allah. Tidak mustahil jika pola pikir demikian dilestarikan maka setiap ajaran dalam agama yang tidak cocok dengan akal, akan ditolak dan diingkari, na’udzubillahi min dzalik. Pola pikir yang demikian adalah cara pandang iblis. Iblis itu disifati dengan

أَوَّلُ مَنْ قَاسَ الدِّيْنَ بِرَأْيِهِ

Artinya: “(Makhluk yang pertama kali mengukur kebenaran agama dengan akalnya sendiri).”

Kedua, sebelum Nabi Muhammad SAW menghadap Allah SWT (mi’raj), beliau dibedah dadanya, dibersihkan hatinya meskipun hati Nabi sebenarnya sudah pasti bersih karena beliau ma’shum (suci dari dosa). Sebagaimana yang ditulis pengarang Simthut Durrar, Habib Ali Al Habsyi:

وَمَا أَخْرَجَ الآمْلَاكُ مِنْ قَلْبِهِ أَذًى وَلَكِنَّهُمْ زَادُوْهُ طُهْرًا عَلَى طُهْرٍ

Artinya: “Malaikat tidak menghilangkan kotoran dari hati Nabi, tetapi agar hati yang suci menjadi semakin suci.”

Pembersihan hati ini dilakukan sebelum Rasulullah menerima tugas salat lima waktu. Ini juga pelajaran bagi kita, bahwa saat akan menghadap Allah SWT hendaknya lebih dahulu kita bersihkan hati kita masing-masing. Karenanya, apabila kita salat harus dimulai dari pakaian, tempat dan hati yang suci, khusyuk hanya tertuju kepada Allah.

Peristiwa Isra dan Mi’raj yang terjadi di bulan Rajab semakin menambah terhadap kemuliaan bulan ini, lalu amalan apa yang perlu dilakukan dalam bulan Rajab yang mulia ini?

Jemaah salat Jumat rahimakumullah,

Selain amalan kesunahan berpuasa, pada Bulan Rajab ini juga merupakan momentum yang tepat untuk bertobat dari segala maksiat. Ibnu Rajab dalam kitabnya Lathaiful Ma’arif juz 1 halaman 122 menganjurkan umat manusia untuk bertobat di bulan Rajab yang mulia ini. Beliau mengatakan: “Putihkanlah lembaran hitammu di bulan Rajab, dengan amal baik yang menyelamatkanmu dari api yang melalap.”

Syekh Abdul Qadir Al-Jilani dalam Kitab al-Ghuniyah menjelaskan ada tiga syarat agar tobat kita diterima oleh Allah SWT. Pertama, menyesali kesalahan dan kemaksiatan yang telah kita perbuat. Kedua, meninggalkan setiap kesalahan di mana pun dan kapan pun. Ketiga, berjanji untuk tidak mengulang dosa dan kesalahan. Ketiga syarat tersebut harus kita laksanakan agar tobat kita benar-benar diterima oleh Allah SWT.

Jemaah salat Jumat rahimakumullah,

Akhirnya, semoga kita menjadi hamba yang terhindar dari segala kejelekan dan kemaksiatan, selalu beruntung mendapatkan ridla, kemampuan dan kesempatan, untuk melakukan amal shalih (ibadah) dan mendapatkan pahala serta keberkahan dari Allah SWT. Aamiin ya rabbal ‘alamiin.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِالْحَكِيْمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ، إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Khutbah II

اَلْحَمْدُ للهِ وَكَفَى، وَأُصَلِّيْ وَأُسَلِّمُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَهْلِ الْوَفَا. أَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلَى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ: إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اللهم ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْغَلَاءَ وَالْوَبَاءَ وَالْفَحْشَاءَ وَالْمُنْكَرَ وَالْبَغْيَ وَالسُّيُوْفَ الْمُخْتَلِفَةَ وَالشَّدَائِدَ وَالْمِحَنَ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، مِنْ بَلَدِنَا هَذَا خَاصَّةً وَمِنْ بُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Arab Saudi Rilis Pedoman Pendampingan Umrah Anak-anak



Jakarta

Musim umrah 1446 H sudah dimulai sejak 1 Muharram. Arab Saudi baru-baru ini merilis pedoman bagi orang tua atau wali yang berencana membawa anak-anak mereka untuk umrah. Ada sejumlah hal penting yang perlu menjadi perhatian jemaah.

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi dalam keterangannya, seperti dilansir Timeline Daily dari Gulf News, meminta orang tua atau wali untuk terus menjaga anaknya agar selalu di dekatnya dan tetap waspada. Kementerian meminta orang tua memastikan anaknya menggunakan gelang pelacak elektronik.

Kementerian juga mengimbau agar jemaah yang membawa anak-anak menghindari jam-jam sibuk dan tempat-tempat yang ramai. Pihaknya juga mendesak orang tua agar mendidik anak-anak mereka tentang hal-hal yang harus mereka patuhi selama berada di tempat suci.


Sejumlah media lokal melaporkan, Arab Saudi tengah menghadapi cuaca ekstrem. Wilayah Makkah dan Madinah kerap diguyur hujan deras, termasuk di area Masjidil Haram yang menjadi pusat ibadah umrah.

Pusat Meteorologi Nasional Arab Saudi pada Kamis (29/8/2024) kemarin memprediksi angin kencang akan bertiup dan hujan sedang hingga lebat serta hujan es dapat turun di beberapa wilayah Jazan, Aseer, Al-Baha, Makkah, dan Madinah.

Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi dalam beberapa unggahannya di media sosial mengimbau jemaah berhati-hati saat beribadah di tengah hujan.

Arab Saudi telah membuka musim umrah 1446 H bagi jemaah dalam dan luar Kerajaan usai berakhirnya musim haji 1445 H. Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi telah mengadakan serangkaian pertemuan dengan perusahaan dan lembaga umrah untuk mempersiapkan musim umrah ini, lapor SPA.

Wakil Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi Abdulfattah Mashat menekankan komitmen kementerian untuk memberikan program unggulannya melalui kolaborasi dengan semua mitra dan sektor.

“Fokusnya adalah pada peningkatan layanan sektor swasta dan memprioritaskan kenyamanan dan keselamatan para pengunjung dan peziarah ke Dua Masjid Suci. Kerja sama antara kementerian dan perusahaan serta lembaga umrah sangat penting untuk memastikan layanan berkualitas tinggi bagi para peziarah di seluruh dunia,” demikian seperti dilaporkan SPA pada Kamis (27/6/2024) lalu.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Biaya Haji 2025 Terbaru Kemenag dan Jadwal Pelunasan Jemaah


Jakarta

Biaya haji 2025 terbaru turun dibandingkan tahun lalu. Kementerian Agama (Kemenag) dan DPR RI telah menyepakati besarannya.

Kesepakatan biaya haji 2025 diambil dalam rapat kerja Kemenag dengan Komisi VIII DPR RI di Senayan, Jakarta, Senin (6/1/2025). Biaya haji atau Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji (BPIH) terdiri dari biaya yang harus dibayar jemaah yang disebut Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih) dan nilai manfaat yang bersumber dari hasil pengembangan keuangan haji melalui penempatan dan investasi.

Pengembangan keuangan haji ini dilakukan oleh Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).


Biaya Haji 2025 Terbaru Kemenag Rp 55,4 Juta

Berdasarkan kesepakatan Kemenag dan Komisi VIII DPR, BPIH 1446 H/2025 M untuk jemaah reguler rata-rata Rp 89.410.258,79 dengan asumsi kurs 1 USD sebesar Rp 16.000 dan 1 SAR sebesar Rp 4.266,67. Biaya ini turun sekitar Rp 4 juta dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp 93.410.286,00.

“Komisi VIII, Menteri Agama RI, dan Kepala Badan Penyelenggara Haji RI sepakat bahwa besaran rata-rata BPIH Tahun 1446 H/2025 M per jemaah haji reguler sebesar Rp 89.410.258,79, turun sebesar Rp 4.000.027,21 dari BPIH Tahun 1445 H/2024 M yang sebesar Rp 93.410.286,” ucap Ketua Komisi VIII DPR RI Marwan Dasopang membacakan kesimpulan rapat yang turut disiarkan secara daring, Senin (6/1/2025).

Dari angka tersebut, besaran biaya haji 2025 terbaru yang harus dibayar jemaah adalah Rp 55.431.750,78. Sementara dana nilai manfaat sebesar Rp 33.978.508,01. Perbandingan Bipih dan nilai manfaat 62%:38%.

Jadwal Pelunasan Biaya Haji 2025

Mengacu pada biaya haji 2025 terbaru Kemenag sebesar Rp 55,4 juta yang harus dibayar jemaah, setiap jemaah perlu menyiapkan sekitar Rp 30 juta untuk pelunasan. Mengingat, sudah ada setoran awal Rp 25 juta.

Kemenag belum merilis jadwal pelunasan biaya haji 2025. Adapun dilansir situs BSI, estimasi pelunasan haji 2025 dibagi dalam dua tahap:

  • Tahap 1: Mulai akhir Januari 2025
  • Tahap 2: Fase terakhir pelunasan pada Maret 2025

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Perpanjangan Pelunasan Biaya Haji Khusus Dibuka hingga 21 Februari 2025



Jakarta

Kementerian Agama (Kemenag) RI memperpanjang masa konfirmasi dan pelunasan biaya haji khusus hingga 21 Februari 2025. Ditjen Penyelenggara Haji dan Umrah (PHU) Kemenag mengumumkan masih ada sisa 1.838 kuota yang belum terisi.

“Karena masih ada sisa kuota, kita buka perpanjangan konfirmasi keberangkatan dan pelunasan Bipih khusus, dari 17 sampai 21 Februari 2025,” terang Direktur Bina Umrah dan Haji Khusus Nugraha Stiawan dalam keterangannya, seperti dikutip pada Minggu (16/2/2025).

Tahap pertama konfirmasi keberangkatan serta pembayaran setoran lunas Bipih Khusus 1446 H/2025 M telah dibuka sejak 24 Januari hingga 7 Februari 2025 pukul 15.00 WIB. Sampai penutupan, setidaknya terdapat 11.232 jemaah yang melakukan konfirmasi keberangkatan serta pembayaran setoran lunas. Nugraha juga menyebut ada 3.235 jemaah yang melakukan pelunasan dengan status cadangan.


“Sebanyak 3.235 jemaah haji khusus yang awalnya berstatus cadangan saat melunasi Bipih, telah ditetapkan statusnya menjadi masuk kuota Jemaah Haji Khusus 1446 H/2025 M. Sehingga, sisa kuota Haji Khusus menjadi 1.838 Jemaah,” tambahnya.

Lebih lanjut, Nugraha menerangkan terkait Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2025 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pengisian Kuota Haji Khusus Tahun 1446 H/2025 M. Pada tahap perpanjangan, pengisian sisa kuota haji khusus diperuntukkan bagi:

  • Jemaah haji khusus yang saat konfirmasi dan pelunasan pengisian kuota mengalami kegagalan sistem
  • Pendamping haji khusus lanjut usia
  • Jemaah haji khusus yang terpisah dari mahram atau keluarga
  • Jemaah haji khusus penyandang disabilitas dan pendampingnya
  • Jemaah haji khusus pada urutan berikutnya

“Konfirmasi dan pembayaran setoran lunas Bipih Khusus tahap perpanjangan ini dibuka pada 17-21 Februari 2025 mulai pukul 08.00 sampai 15.00 WIB pada Bank Penerima Setoran (BPS) Bipih Khusus tempat setoran awal,” lanjut Nugraha Stiawan.

Jemaah haji khusus yang masuk dalam daftar berhak konfirmasi dan pembayaran setoran lunas khusus, lanjutnya, tetapi tak terdaftar pada PIHK yang izinnya dinyatakan tak berlaku maka pelunasan Bipih khusus dilakukan pada PIHK yang izinnya aktif.

Pelunasan itu dilakukan melalui proses perpindahan PIN antar PIHK sesuai pilihan jemaah haji khusus pada Kantor Wilayah Kemenag Provinsi domisili jemaah.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Dzikir Bulan Rajab: Arab, Latin, dan Terjemahannya


Jakarta

Umat Islam dianjurkan memperbanyak dzikir di bulan Rajab. Karena bulan ini adalah salah satu bulan mulia dalam kalender Hijriah.

Mengutip buku 12 Bulan Mulia-Amalan Sepanjang Tahun oleh Abdurrahman Ahmad, dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik RA bahwasanya Rasulullah bersabda, “Kelebihan bulan Rajab di atas bulan yang lain adalah seperti kelebihan Al-Qur’an di atas perkataan yang lain.”

Sebagai bulan yang mulia dan memiliki kedudukan istimewa, umat Islam dianjurkan memperbanyak amal saleh dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa di sepanjang bulan ini. Allah SWT berfirman dalam surah At-Taubah ayat 36,


اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ ٣٦

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauh Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”

Bulan ke-7 dalam kalender hijriyah ini merupakan momentum yang tepat untuk meningkatkan kualitas ibadah kita kepada Allah. Salah satu cara untuk beribadah di bulan Rajab adalah dengan memperbanyak dzikir.

Dzikir Bulan Rajab

Dzikir bulan Rajab dibagi menjadi tiga bagian, yakni bacaan 10 hari pertama (1-10 Rajab), 10 hari kedua (11-20 Rajab) dan 10 hari ketiga (21-30 Rajab) sebagaimana yang dijelaskan dalam Buku Kalender Ibadah Sepanjang Tahun yang disusun oleh Ust. Abdullah Faqih Ahmad Abdul Wahid. Berikut ini adalah lafaz dari dzikir bulan Rajab:

1. Dzikir 10 Hari Pertama Bulan Rajab

Bacaan dzikir yang dapat dilantunkan pada 1-10 Rajab 1446 H, yakni:

سُـبْحَان الله الْحَيِّ الْقَيُّوْمِ

Arab Latin: Subhaanallaahil hayyul Qayyum.

Artinya: Maha Suci Allah yang hidup kekal dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya.

Dzikir ini sebaiknya dibaca minimal 100 kali.

2. Bacaan Dzikir 10 Hari Kedua Bulan Rajab

سُبْحَانَ اللهِ اَحَدِ الصَّمَدْ

Arab Latin: Subhaanallaahil ahadush shamad.

Artinya: “Maha Suci Allah yang Maha Esa, dan semua tergantung kepada-Nya.”

Dzikir ini juga dibaca sebanyak 100 kali.

3. Bacaan Dzikir 10 Hari Ketiga Bulan Rajab

سُبْحَانَ اللهُ الرَّؤُوْفُ

Arab Latin: Subhaanallaahir-ro’ufir-rahiimm.

Artinya: “Maha suci Allah Yang Maha Belas Kasihan.”

Baca dzikir di atas sebanyak 100 kali. Kemudian lanjutkan dengan surah al-Ikhlas di bawah ini sebanyak 11 kali.

قُلۡ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌ

Arab Latin: Qul huwal laahu ahad.

Artinya: Katakanlah (Muhammad), Dialah Allah, Yang Maha Esa.

اَللّٰهُ الصَّمَدُ

Arab Latin: Allah hus-samad.

Artinya: Allah tempat meminta segala sesuatu

لَمۡ يَلِدۡ ۙ وَلَمۡ يُوۡلَدۡ

Arab Latin: Lam yalid wa lam yuulad.

Artinya: “(Allah) tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.”

وَلَمۡ يَكُنۡ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ

Arab Latin: Wa lam yakul-lahu kufuwan ahad.

Artinya: Dan tidak ada sesuatu yang setara dengan Dia.

Amalan Lain di Bulan Rajab

Selain memperbanyak dzikir, ada pula amalan lain yang dianjurkan untuk dilakukan selama bulan Rajab. Berikut ini adalah amalan-amalan lainnya selama bulan Rajab:

1. Memperbanyak Istighfar dan Memohon Ampun

Menukil buku Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab dan Sya’ban karya Dra. Hj. Udji Asiyah, M.Si., para ulama mengatakan bulan Rajab adalah bulan istighfar dan bulan Syaban adalah bulan salawat atas Nabi dan bulan Ramadan adalah bulan Al-Qur’an. Dalam sebuah hadits dikatakan Rasulullah SAW beristighfar lebih dari 70 kali setiap harinya.

Lantas, dari mana muncul angka 70 sebagai patokan jumlah bacaan istighfar tersebut? Hal itu dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari berikut:

وقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ رضي الله عنه : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : ( وَاللَّهِ إِنِّي لاَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ فِي الْيَوْمِ أَكْثَرَ مِنْ سَبْعِينَ مَرَّةً ) رواه البخاري

Artinya: “Dan Abu Hurairah R.A. berkata: “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda “Demi Allah, sesungguhnya aku meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam sehari lebih dari tujuh puluh kali.”

Dalam riwayat lain yang dinukil dari buku Doa & Amalan di Bulan Rajab, Sya’ban & Ramadhan karya Tim Zahra, Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa beristighfar kepada Allah dengan mengucapkan, ‘Astaghfirullaha wa atûbu ilaih(i)’ sebanyak 70 kali di siang hari dan 70 kali di malam hari pada bulan Rajab, kemudian mengangkat kedua tangannya dan berkata, ‘Allahummaghfirli wa tub ‘alayya,’ maka jika ia wafat di bulan Rajab, ia wafat dalam keadaan diridhai Allah dan tidak akan tersentuh api neraka dengan berkat bulan Rajab.”

Berikut ini bacaan istighffar 70 kali yang dibaca oleh Rasulullah SAW:

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ وَ أَتُوبُ إِلَيْهِ, اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَ تُبْ عَلَيَّ

Arab latin: Astaghfirullaha wa atûbu ilaihi, Allahummaghfirli watub ‘alayya

Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Allah dan aku bertobat kepada-Nya. Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah tobatku.”

2. Sholat Sunnah Bulan Rajab

Mengutip buku Panduan Sholat Nifsyu Sya’ban, Rajab, Muharram, Asyura, Lailatul ‘Arafah karya Ibnu Watiniyah, sholat Sunnah Rajab adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada awal malam bulan Rajab, untuk menyambut kemuliaan bulan Rajab. Dalam sebuah sabda Rasulullah SAW disebutkan,

“Setiap mukmin laki-laki dan perempuan yang mengerjakan sholat 30 rakaat di bulan Rajab, lalu di setiap rakaatnya membaca surah al-Fatihah dan surah al-Ikhlas 13 kali, dilanjutkan dengan surah al-Kafirun tiga kali, maka Allah akan menghapus dosa-dosanya, memberikan pahala seperti orang yang berpuasa sebulan penuh, menjadi orang yang mengerjakan sholat hingga tahun depan, dan mengangkat amalnya sebagai amal seorang syahid. Jika dia berpuasa sebulan penuh dan mengerjakan sholat dengan cara tersebut, maka Allah menyelamatkannya dari neraka dan memastikannya masuk surga.”

3. Puasa Sunnah Bulan Rajab

Puasa sunnah di bulan Rajab merupakan amalan yang dianjurkan. Menukil buku Nasihat Langit Penenteram Jiwa karya Syaikh Ash-Shafuri, Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang berpuasa pada hari pertama bulan Rajab, maka neraka Jahanam menjauh darinya sejauh langit dan bumi.”

Selain itu, Allah SWT juga menjanjikan pengampunan untuk 70 dosa besar setiap hari dan pengabulan hajat yang berlimpah, baik ketika di dunia maupun di akhirat. Beberapa diantaranya adalah Allah SWT mengabulkan 70 hajat saat menghadapi sakaratul maut, 70 hajat di alam kubur, 70 hajat saat catatan amal diterbangkan, 70 hajat ketika timbangan amal, dan 70 hajat saat melewati jembatan siratal mustaqim.

Wallahu ‘alam.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com