Tag Archives: adam

Malam Jumat Baca Al-Kahfi atau Yasin? Ini yang Paling Disunnahkan


Jakarta

Malam Jumat menjadi waktu yang memiliki banyak keutamaan dalam Islam. Umat Islam bisa memanfaatkannya untuk beribadah lebih, seperti memperbanyak sholawat, dzikir, dan membaca Al-Qur’an.

Dalam Islam, malam Jumat dianggap sebagai malam yang istimewa dan diberkahi.

Melalui hadits shahih yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Hari terbaik di mana matahari terbit adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, dimasukkan ke dalam surga dan dikeluarkan darinya. Dan tidak akan terjadi hari kiamat kecuali di hari Jumat.” (HR Muslim)


Karena keistimewaannya, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amalan ibadah di malam tersebut, termasuk membaca surat-surat dari Al-Qur’an.

Sunnah Membaca Surah Al-Kahfi

Dikutip dari buku Aktivasi Mukjizat Hari Jumat yang ditulis Rizem Aizid, waktu terbaik dalam membaca surat Al Kahfi yaitu pada malam Jumat, tepatnya hari Kamis setelah Magrib hingga hari Jumat setelah Ashar.

Dari berbagai riwayat, membaca surat Al-Kahfi pada malam atau hari Jumat merupakan sunnah yang sangat dianjurkan.

Hal ini dijelaskan melalui sebuah hadits dari Abdullah bin Umar RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda mengenai salah satu keutamaan membaca surat Al Kahfi pada hari Jumat.

Merujuk buku Fiqih Sunnah 2 oleh Sayyid Sabiq, Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ، سَطَعَ لَهُ نُورٌ مِنْ تَحْتِ قَدَمِهِ إِلَى عَنَانِ السَّمَاءِ، يُضِيءُ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ، وغُفر لَهُ مَا بَيْنَ الْجُمُعَتَيْ

Artinya: “Barang siapa yang membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, akan dibentangkan baginya cahaya mulai dari bawah telapak kakinya sampai ke langit. Cahaya itu akan memancarkan sinar baginya pada hari kiamat. Dan ia akan mendapatkan ampunan dari Allah di antara dua Jumat.” (HR Abu Bakr bin Mardawaih)

Dalam riwayat lain disebutkan, “Barang siapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, akan memancarkan cahaya untuknya di antara dua Jumat.” (HR Al-Hakim)

Bagaimana dengan Surat Yasin?

Surat Yasin juga merupakan surat yang banyak dibaca pada malam Jumat. Meski tidak ada dalil shahih yang secara khusus menyebutkan anjuran membaca surat Yasin pada malam Jumat.

Surat Yasin dikenal sebagai jantung Al-Qur’an. Dikutip dari Tafsir Ibnu Katsir Surah Yasin: Samudera Jantung Al Quran oleh Imam Ibnu Katsir, Rasulullah SAW bersabda,

إن لكل شيء قلبه، وقلب القرآن يس. ومن قرأ يس كتب الله له بقراءتها قراءة القرآن عشر مرات

Artinya: “Sesungguhnya segala sesuatu itu mempunyai kalbu (inti), dan kalbu Al-Qur’an adalah surat Yasin. Barang siapa yang membacanya, maka Allah catat baginya karena bacaan surat Yasin itu pahala membaca Al Quran sepuluh kali.”

Mana yang Paling Disunnahkan, Surat Al-Kahfi atau Yasin?

Jika dilihat dari sisi dalil dan riwayat yang shahih, surat Al-Kahfi adalah yang paling disunnahkan untuk dibaca pada malam atau hari Jumat. Namun, membaca surat Yasin tetap diperbolehkan dan berpahala jika diniatkan sebagai bagian dari ibadah.

Malam Jumat adalah waktu istimewa yang sebaiknya diisi dengan ibadah dan tilawah. Berdasarkan hadits yang shahih, membaca surat Al-Kahfi adalah amalan yang paling dianjurkan pada malam Jumat.

Meski begitu, membaca surat Yasin juga tetap baik dilakukan, selama diniatkan sebagai bentuk ibadah.

Keutamaan Surah Al-Kahfi

Merangkum buku Misteri Ashabul Kahfi karya Yanuar Arifin, dijelaskan berbagai keutamaan surat Al-Kahfi yang berdasar pada hadits Rasulullah SAW.

1. Mendatangkan Rasa Tenang dan Damai

Dari Al-Barra ibn Azib meriwayatkan,

“Ada seseorang yang membaca surah Al-Kahfi, sedang di rumahnya terdapat binatang ternak. Maka, binatang itu pun lari. Kemudian, ia memperhatikan, ternyata binatang itu telah diliputi kabut atau awan. Kemudian, ia menceritakan hal itu kepada Rasulullah SAW maka beliau bersabda, ‘Kabut itu merupakan ketenteraman yang turun di dekat Al-Qur’an atau turun untuk Al-Qur’an’.” (HR Bukhari)

Dalam riwayat lain, Al-Barra juga mengatakan,

“Ada seorang laki-laki membaca surah Al-Kahfi. Ketika itu ada seekor kuda di sisinya yang diikat dengan dua tali. Lalu, ada awan yang menutupinya, kemudian awan itu terus berputar dan mendekat, sehingga kuda itu berusaha lari menjauhinya. Keesokan harinya, laki-laki tersebut datang kepada Rasulullah SAW, kemudian ia menuturkan hal itu kepada beliau. Lalu, Rasulullah SAW bersabda, ‘Itu adalah malaikat pembawa kedamaian yang turun karena ada bacaan Al-Qur’an’.” (HR Muslim)

2. Perlindungan dari Fitnah Dajjal

Salah satu keutamaan penting dari surat Al-Kahfi adalah sebagai pelindung dari fitnah Dajjal, salah satu fitnah terbesar di akhir zaman. Hal ini ditegaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Darda RA:

“Barang siapa menghafal sepuluh ayat dari awal surat al-Kahfi, ia dilindungi dari fitnah Dajjal.” (HR Muslim)

3. Disinari Cahaya Antara Dua Jumat

Membaca surat Al-Kahfi di hari Jumat bukan hanya membawa pahala, tapi juga mendatangkan cahaya yang menyinari kehidupan seseorang hingga Jumat berikutnya.

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa membaca surat Al-Kahfi pada hari Jumat, maka Allah SWT menerangi dengan cahaya antara dua waktu Jumat.” (HR ad-Darimi)

Wallahu a’lam.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Benarkah Ghibah Bisa Menghanguskan Amal Kebaikan?


Jakarta

Ghibah atau bergunjing adalah perbuatan yang harus dihindari muslim. Orang yang melakukan ghibah diibaratkan seperti memakan daging saudaranya sendiri sebagaimana dijelaskan dalam surah Al Hujurat ayat 12.

Allah SWT berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah banyak prasangka! Sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa. Janganlah mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Bertakwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat lagi Maha Penyayang.”

Mengutip dari buku Ghibah: Sumber Segala Keburukan oleh Shakil Ahmad Khan dan Wasim Ahmad, saat ghibah maka orang yang digunjing tidak hadir dan terlibat dalam perbincangan. Karenanya, mereka tidak dapat membela diri.

Selain itu, ghibah bisa berujung fitnah apabila hal yang digunjingi ternyata bukan fakta.

Benarkah Dosa Ghibah Menghanguskan Amal Kebaikan?

Menurut buku Cermin Muslim susunan Muhammad Irfan Helmy, ghibah dapat menghapus pahala ibadah seseorang. Amal kebaikannya hangus terbakar karena perilaku ghibah.

Turut dijelaskan dalam kitab Nashaihul ‘Ibad susunan Syekh Nawawi Al Bantani terjemahan Ach Fairuzzabadi, Rasulullah SAW dalam sebuah hadits menyebut ada empat perangai yang melekat pada manusia yang bisa hilang karena empat perkara lainnya.

“Ada empat permata (perangai yang melekat) pada diri anak Adam yang dapat dihihilangkan dengan empat perkara lainnya (dari sifat tercela), yakni: akal, agama, haya’ (rasa malu), amal saleh. Kemarahan dapat menghilangkan akal (sehat). Hasud (dengki) dapat menghilangkan agama. Tamak dapat menghilangkan haya’ (rasa malu). Ghibah dapat menghilangkan amal saleh.”

Menurut buku Ramadhan Bersama Nabi Tafsir dan Hadis Tematik di Bulan Suci karya Rosidin, ghibah merupakan satu hal yang menyebabkan amal kebaikan manusia tak diterima oleh malaikat penyeleksi pada setiap pintu langit. Oleh karenanya, muslim harus menghindari ghibah agar amal kebaikan yang dilakukannya tidak sia-sia.

Adapun, jika sudah terlanjur menggunjing hendaknya segera bertobat kepada Allah SWT. Lalu, menyebut kebaikan-kebaikan orang yang dighibahkan agar dosa ghibahnya diampuni oleh Sang Khalik.

Disebutkan dalam buku Jangan Baca Buku Ini Jika Belum Siap Masuk Surga susunan Brilly El Rasheed, Al Hasan Al Bashri pernah ditanya mengenai nasib seseorang di akhirat yang berbuat dosa lalu bertaubat dan beristighfar. Beliau berkata,

“Dia akan diampuni, akan tetapi dosanya tidak akan terhapus dari catatannya sampai Allah memperlihatkan kepadanya dosa tersebut. Kemudian Allah bertanya kepadanya tentang dosa yang dia lakukan.” Kemudian Al Hasan menangis dengan terisak-isak, lalu berkata, “Jika kita tidak menangis meskipun karena rasa malu tatkala diperlihatkan dosa-dosa kita pada saat itu, maka sudah sepantasnya kita menangisi diri kita.” (Tafsir Ibnu Rajab Al Hanbali)

Dalil ‘aqlinya, apabila istighfar dan amal-amal penghapus dosa itu menghapus catatan dosa ketika kita masih di dunia, maka buku catatan amal buruk kita di akhirat kelak isinya kosong. Sebaliknya, kalau syirik, hasad, riya’, adu domba, ghibah, celaan dan amalan penghapus pahala lainnya menghapus catatan pahala di dunia, maka buku catatan amal baik di akhirat akan kosong melompong.

Bilal bin sa’ad berkata dalam Jami’ Al-‘Ulum wa Al Hikam,

“Sesungguhnya, Allah akan mengampuni semua dosa, akan tetapi tidak akan menghapusnya dari catatan amal hingga dia dihadapkan kepada pemiliknya di hari kiamat sekalipun dia telah bertobat (darinya).”

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Tata Cara Mandi Taubat dari Zina Lengkap dengan Bacaan Niatnya


Jakarta

Mandi taubat dari zina bisa diamalkan muslim sebelum melakukan sholat taubat. Sejatinya, kewajiban bertaubat disebutkan dalam sejumlah riwayat.

Rasulullah SAW bersabda,

“Setiap individu dari keturunan Adam pasti pernah melakukan kesalahan, dan orang yang terbaik adalah yang melakukan kesalahan namun kembali berbuat baik melalui taubat.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)


Sementara itu, zina adalah dosa besar yang harus dihindari setiap muslim. Diterangkan dalam buku Hadis Ahkam: Kajian Hadis Hadis Hukum Pidana Islam karya Fuad Thohari, zina artinya persetubuhan yang terjadi bukan karena ikatan pernikahan yang sah, syubhat, dan bukan pula karena kepemilikan terhadap budak perempuan.

Mengutip dari buku Cerdas Intelektual dan Spiritual dengan Mukjizat Puasa oleh Ustaz Yazid al Busthomi, taubat harus dilakukan dengan niat dan hati yang tulis. Untuk mengawali taubat, muslim bisa mengerjakan mandi taubat terlebih dahulu.

Tata Cara Mandi Taubat Zina

Mengacu pada sumber yang sama, berikut tata cara mandi taubat zina.

  1. Membaca niat mandi taubat
  2. Membasuh kedua telapak tangan
  3. Membasuh bagian kemaluan
  4. Membasuh seluruh tubuh
  5. Berwudhu seperti akan salat
  6. Membasuh sela-sela rambut dan kepala
  7. Mengguyur seluruh tubuh
  8. Membasuh dan membersihkan kaki

Niat Mandi Taubat Zina

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِتَوْبَتِي عَنْ جَمِيْعِ الذُّنُوْبِ لِلَّهِ تَعَالَى.

Nawaitul ghusla lit tobati ‘an jami’idz dzunuubi lillaahi ta’aala.

Artinya: “Saya berniat mandi besar untuk bertaubat dari semua dosa kepada Allah Yang Maha Tinggi.”

Cara Bertaubat dari Dosa Zina

Muhammad Nasrullah melalui bukunya Ibadah-Ibadah Paling Terhormat Bagi Pelaku Maksiat Agar Taubat Nasuha menjelaskan cara taubat dari dosa zina.

  1. Berhenti dari perbuatan yang menyebabkan dosa dan mulai melaksanakan perintah Allah SWT. Dalam urusan salat dan puasa, setelah bertaubat bisa mulai di-qadha jika sebelumnya sempat melalaikannya.
  2. Melakukan salat taubat dan berdoa memohon ampunan kepada Allah SWT.
  3. Menyesali sepenuhnya perbuatan dosa yang telah dilakukan.
  4. Berjanji untuk tidak mengulanginya kembali dengan sungguh-sungguh.
  5. Salat taubat dilakukan sebanyak 2, 4 rakaat dan seterusnya. Salat taubat dilakukan seperti salat biasa dan dapat dilakukan kapan saja, tetapi lebih baik dilakukan pada tengah malam setelah salat Isya.

Wallahu a’lam.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Cara Menghapus Dosa Menonton Film Dewasa


Jakarta

Menonton film dewasa dilarang dalam Islam karena termasuk zina mata. Orang yang tetap melakukannya bisa berdosa.

Larangan menonton film dewasa mengacu pada Al-Qur’an surah Al Isra ayat 32. Allah SWT berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا ٣٢


Artinya: “Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk.”

Menurut terjemahan Tafsir Ibnu Katsir, lewat surah Al Isra ayat 32 tersebut, Allah SWT melarang para hamba-Nya berbuat zina, begitu juga mendekatinya dan melakukan hal-hal yang mendorong pada zina.

Berdasarkan Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI, perbuatan mendekati zina yang disebutkan dalam ayat di atas adalah melakukan segala hal yang mengarah pada perzinaan. Contohnya pergaulan bebas, membaca konten-konten yang merangsang, pornografi, pornoaksi, dan menonton sinetron atau film yang mengumbar sensualitas perempuan (film dewasa).

Menonton film dewasa termasuk zina mata. Menurut sebuah hadits dalam kitab At-Taubah wal Inabah karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah terjemahan Abdul Hayyie al-Katani dan Uniqu Attaqi, bentuk zina mata memandang. Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنَ الزِّنَا أَدْرَكَ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ وَزِنَا اللَّسَانِ الْمَنْطِقُ وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَهِي وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ لكَ كُلَّهُ وَيُكَذِّبُهُ

Artinya: “Allah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, dia pasti mendapati bagiannya itu. Zina mata adalah memandang. Zina lidah adalah berbicara. Sedang nafsu berharap dan berkeinginan, dan kemaluan membenarkannya atau mendustakannya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA)

Cara Menghapus Dosa setelah Menonton Film Porno

Apabila terlanjur menonton film dewasa, umat Islam bisa segera bertobat. Menurut Imam al-Ghazali dalam Minhaj al-‘Abidin ila Jannah Rabbi al-‘Alamin yang diterjemahkan Rusdianto dan M Rofiq, makna tobat adalah pembersihan hati dari dosa.

Tobat menurut Imam al-Ghazali memiliki empat syarat. Pertama, seseorang harus membersihkan hatinya, yakni meninggalkan dosa dengan sekuat hati dan niat. Kedua, meninggalkan perbuatan dosa yang pernah dilakukan.

Ketiga, mengabaikan setiap kesempatan berbuat dosa yang sama, dan terakhir meluruskan niat bahwa tobat dilakukan semata karena Allah SWT bukan karena takut pada manusia atau keduniawian lainnya.

Ibnu Qayyim dalam Al-Jawab Al Kafi Li Man Sa’Ala ‘An Dawa’ Asy-Syafi terjemahan Mastur Irham dan Mujiburrohman mengatakan Allah SWT menjamin orang yang bertobat dari kesyirikan, membunuh, dan berzina bahwa Dia akan menjamin kejahatan itu dengan kebaikan. Ibnu Qayyim menyandarkan dengan firman Allah SWT dalam surah Az Zumar ayat 53,

۞ قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ ٥٣

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

5 Keutamaan Sholat Dhuha, Amalan Ringan dengan Ganjaran Besar


Jakarta

Dalam Islam, banyak ibadah sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh muslim. Salah satunya sholat dhuha, amalan dengan berbagai keutamaan.

Meskipun hukumnya tidak wajib, sholat dhuha merupakan amalan yang dicintai oleh Nabi Muhammad SAW dan dikenal sebagai salah satu kunci pembuka rezeki serta penghapus dosa.

Dikutip dari buku Keberkahan Sholat Dhuha, Raih Rezeki Sepanjang Hari: Plus Ayat & Doa-Doa Pembuka Rezeki karya Ustadz Arif Rahman, sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu pagi setelah matahari terbit dan sebelum masuk waktu dzuhur. Dalam bahasa Arab, kata “ḍuḥā” berarti waktu pagi ketika matahari mulai naik sekitar satu tombak di atas ufuk.


Sholat ini termasuk dalam kategori sholat sunnah ghairu muakkad, yaitu sunnah yang tidak terlalu ditekankan, tetapi tetap sangat dianjurkan karena banyak keutamaannya.

Anjuran mendirikan sholat dhuha dijelaskan dalam hadits. Abu Hurairah RA meriwayatkan,

“Kekasihku (Rasulullah SAW) telah berwasiat kepadaku tentang tiga perkara agar jangan aku tinggalkan hingga mati: Puasa tiga hari setiap bulan, sholat dhuha dan tidur dalam keadaan sudah melakukan sholat witir.” (HR Bukhari dan Muslim)

Keutamaan Sholat Dhuha

1. Diberi Pahala Setara Sedekah untuk Seluruh Persendian

Dari Abu Dzar, Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan sholat dhuha sebanyak 2 rakaat.” (HR Muslim)

Dikutip dari buku Sholat Dhuha Dulu, Yuk karya Imron Mustofa, hadits ini menjelaskan, dengan mengerjakan sholat dhuha dua rakaat, seorang muslim mendapatkan pahala seolah telah bersedekah untuk 360 persendian tubuh. Hal ini menunjukkan betapa besarnya pahala sholat ini.

2. Menjadi Sebab Datangnya Rezeki

Sholat dhuha juga dikenal sebagai sholat pembuka pintu rezeki. Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman,

“Wahai anak Adam, rukuklah (sholatlah) untuk-Ku di awal siang sebanyak empat rakaat, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu hingga sore hari.” (HR Tirmidzi)

3. Dicatat sebagai Ahli Ibadah

Orang yang terbiasa menjaga sholat dhuha akan dicatat sebagai hamba Allah SWT yang senantiasa beribadah.

Dari Abu Darda’ RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang menjaga sholat dhuha, niscaya dosanya akan diampuni, walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)

4. Menghapus Dosa-dosa

Sholat dhuha memiliki keutamaan sebagai penghapus dosa, sebagaimana disebutkan dalam hadits tersebut di atas. Meski dosa sebesar buih di lautan, Allah SWT akan mengampuninya melalui ibadah ini, tentu dengan keikhlasan dan ketekunan.

5. Menjadi Sholat Orang-orang yang Kembali kepada Allah (Awwabin)

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Tidak ada yang menjaga sholat dhuha kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah (awwabin), dan itu adalah sholatnya orang-orang yang awwabin.” (HR Ibn Khuzaimah dan Hakim)

Istilah awwabin adalah sebutan bagi hamba yang senantiasa kembali, taat, dan tunduk kepada Allah. Dengan rutin mengerjakan sholat dhuha, insyaallah seseorang bisa tergolong dalam golongan mulia ini.

Wallahu a’lam.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Setan Takut kepada 4 Golongan Ini, Apakah Kamu Termasuk?


Jakarta

Sejak awal penciptaan manusia, iblis sudah menyatakan permusuhannya. Ia bertekad akan menyesatkan keturunan Adam hingga mereka tertipu dan melihat kesesatan sebagai kenikmatan. Allah SWT mengabadikan sumpah Iblis ini dalam Al-Qur’an surah Al-Hijr ayat 39.

Allah SWT berfirman,

قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ


Artinya: Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, karena Engkau telah menyesatkanku, sungguh aku akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi dan sungguh aku akan menyesatkan mereka semua,

Dalam surah Al-A’raf ayat 17, iblis menjelaskan rencananya lebih jauh:

ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ

Artinya: Kemudian, pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”

Menurut Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, ayat ini menggambarkan bahwa setelah manusia diberi keinginan dan kebebasan memilih, setan bertekad menghalangi mereka dari segala arah dalam menempuh jalan lurus (Ash-Shirathal Mustaqim). Ia datang dari depan, belakang, kanan, dan kiri untuk menggoda manusia agar berpaling dari petunjuk Allah.

Penjelasan Buya Hamka menekankan bahwa kebanyakan manusia tidak bersyukur karena mereka sudah tertipu oleh tipu daya setan. Gangguan ini bukan semata dari arah fisik, melainkan juga dari arah pemikiran, perasaan, hingga tindakan, yang membuat manusia sulit menerima kebenaran atau kembali ke jalan lurus.

Golongan Orang yang Ditakuti Setan

Namun ada pula golongan manusia yang tidak hanya terhindar dari godaan, tapi bahkan ditakuti oleh setan. Hal ini dijelaskan dalam buku Mengapa Malaikat dan Setan di Rumah Kita? susunan Abu Hudzaifah Ibrahim dan Muhammad ash-Shayim. Siapa saja mereka?

1. Orang yang Memohon Perlindungan kepada Allah SWT

Ketika seseorang menghadapi kesulitan, ia berlindung hanya kepada Allah, bukan kepada makhluk lain. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-Isra ayat 56:

قُلِ ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ فَلَا يَمْلِكُوْنَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلَا تَحْوِيْلً

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Serulah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Dia. Mereka tidak akan mampu menghilangkan bahaya darimu dan tidak (pula) mampu mengalihkannya.”

Setan takut kepada orang yang tahu kepada siapa harus meminta pertolongan, karena orang ini tidak mudah tergoda oleh janji dan bisikan palsu.

2. Orang yang Senantiasa Bertaubat dan Beristighfar

Setan akan berusaha menjebak manusia dalam dosa, tetapi ia gentar kepada mereka yang segera sadar dan kembali kepada Allah. Mereka tidak tenggelam dalam kesalahan, melainkan segera bertaubat.

Firman Allah SWT dalam surah Al-A’raf ayat 201:

اِنَّ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا اِذَا مَسَّهُمْ طٰۤىِٕفٌ مِّنَ الشَّيْطٰنِ تَذَكَّرُوْا فَاِذَا هُمْ مُّبْصِرُوْنَۚ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, jika mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat (kepada Allah). Maka, seketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).

Taubat membuat manusia kembali pada fitrahnya dan membatalkan pengaruh setan yang sempat menyentuhnya.

3. Orang yang Hidup dalam Lingkungan Orang Saleh

Setan lebih mudah menggoda orang yang menyendiri dan jauh dari komunitas yang baik. Sebaliknya, mereka yang hidup dalam jemaah Muslim, akan saling mengingatkan dan menjaga.

Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang menginginkan kesenangan surga di antara kalian, hendaklah dia senantiasa bergabung dengan jemaah muslimin, karena setan itu berada di dekat orang yang sendiri dan akan tersingkir dari dua orang atau lebih.” (HR Tirmidzi)

Lingkungan yang baik adalah benteng dari godaan yang sering datang saat seseorang dalam kesendirian atau saat iman sedang lemah.

4. Orang yang Dekat dengan Al-Qur’an dan Sunnah

Orang yang membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an serta mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW, berada di bawah cahaya petunjuk. Setan akan kesulitan menembus hati yang dipenuhi ayat-ayat Allah dan sunnah Rasul-Nya.

Zikir dan Amalan Pelindung dari Godaan Setan

Selain masuk empat golongan di atas, Rasulullah SAW juga mengajarkan zikir dan amalan tertentu untuk menjauhkan diri dari godaan setan.

Dalam buku Zikir & Amalan Nabi Sehari-hari terbitan Ghadeer Foundation, disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Setan terbagi menjadi dua. Pertama, setan dari golongan jin yang akan menjauh ketika dibacakan padanya ayat Al-Qur’an. Kedua, setan dari golongan manusia, yang akan menjauh ketika dibacakan sholawat: Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa āli Muhammad.”

Imam Ja’far Ash-Shadiq juga meriwayatkan cara mencegah bisikan setan:

“Untuk mencegah bisikan setan pada dirimu, usapkan tangan ke dada sambil membaca: Bismillāh wabillāh wa bi Muhammad rasūlillāh, wa lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘Aliyyil ‘Azīm, Allāhumma amsih ‘annī mā ahdzar.

(Dengan nama Allah, dengan Allah, dan dengan Muhammad utusan Allah. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Ya Allah, hilangkanlah dariku apa yang aku khawatirkan).”

Setelah itu, tangan ditarik ke bawah sampai perut dan doa tersebut diulang sebanyak tiga kali. Insyaallah seseorang akan terhindar dari bisikan dan gangguan setan.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

Surah Ar-Rum Ayat 21 Arab, Latin dan Arti: Manusia Diciptakan Berpasangan


Jakarta

Menjalani hidup bersama pasangan adalah bagian dari fitrah manusia sebagaimana dijelaskan dalam surah Ar-Rum ayat 21. Rasa tenang, cinta, dan kasih sayang yang hadir dalam pernikahan menjadi anugerah yang sangat berarti.

Nabi Muhammad SAW pun menempatkan pernikahan sebagai bagian penting dalam kehidupan, dan menjadikannya contoh yang layak diikuti oleh umatnya.

Dikutip dari buku Seri Fikih Kehidupan susunan Ahmad Sarwat, Rasulullah SAW bersabda,


“Menikah itu bagian dari sunnahku, maka siapa yang tidak beramal dengan sunnahku, bukanlah ia dari golonganku.” (HR Ibnu Majah)

Hadits ini memperkuat kedudukan pernikahan sebagai jalan hidup yang dicontohkan Nabi, dan sejalan dengan nilai-nilai yang dijelaskan dalam Al-Qur’an. Salah satu ayat yang menyoroti makna pernikahan secara mendalam adalah surah Ar-Rum ayat 21.

Bacaan Surah Surah Ar-Rum ayat 21

وَمِنْ ءَايَٰتِهِۦٓ أَنْ خَلَقَ لَكُم مِّنْ أَنفُسِكُمْ أَزْوَٰجًا لِّتَسْكُنُوٓا۟ إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُم مَّوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِى ذَٰلِكَ لَءَايَٰتٍ لِّقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Arab latin: Wa min āyātihī an khalaqa lakum min anfusikum azwājal litaskunū ilaihā wa ja’ala bainakum mawaddataw wa raḥmah, inna fī żālika la`āyātil liqaumiy yatafakkarụn.

Artinya: “Di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah bahwa Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari (jenis) dirimu sendiri agar kamu merasa tenteram kepadanya. Dia menjadikan di antaramu rasa cinta dan kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”

Tafsir Surah Ar-Rum ayat 21

Dari Tafsir Al Azhar susunan Buya Hamka, berikut tafsir dari surah Ar-Rum ayat 21:

Salah satu tanda kebesaran Allah adalah penciptaan pasangan bagi manusia dari jenis yang sama, yakni laki-laki dan perempuan, agar hidup menjadi tenteram. Dalam penafsiran ini, dijelaskan bahwa pasangan hidup diciptakan bukan hanya untuk Adam, tetapi untuk seluruh keturunannya, dari satu jenis manusia.

Hanya Nabi Adam yang diciptakan dari tanah, dan Hawa diciptakan dari tulang rusuknya. Sementara manusia setelahnya berasal dari mani, bukan lagi dari bagian tubuh manusia lain.

Allah menyeru seluruh manusia bahwa pasangan yang diciptakan untuk mereka berasal dari diri mereka sendiri, bukan dari makhluk lain. Hal ini menjadi bukti bahwa manusia diciptakan berpasangan, dari jenis yang sama, agar dapat saling melengkapi dan melanjutkan keturunan.

Dalam sebuah hadits disebutkan:

“Sesungguhnya Allah telah menugaskan seorang malaikat di dalam rahim. Malaikat itu berkata: ‘Wahai Tuhanku, nutfahkah ini? ‘Alaqahkah ini? Mudhghahkah ini?’ Maka jika Allah menghendaki untuk menciptakannya, malaikat itu berkata lagi: ‘Apakah dia akan celaka atau bahagia? Laki-laki atau perempuan? Bagaimana rezekinya? Bagaimana ajalnya?’ Maka semuanya itu dituliskan ketika ia masih dalam rahim ibunya.” (HR Bukhari, Muslim, dan Ahmad)

Hadits ini menegaskan bahwa manusia berasal dari satu jenis, dan dari jenis itulah Allah tentukan siapa yang menjadi laki-laki dan siapa yang menjadi perempuan, agar dapat dipasangkan secara seimbang.

Pasangan diciptakan untuk memberi ketenangan. Tanpa pasangan, hidup terasa kosong dan sepi. Laki-laki mencari perempuan, dan perempuan menanti laki-laki. Pertemuan keduanya melahirkan keutuhan dan kesinambungan kehidupan.

Hubungan ini juga dilengkapi dengan cinta (mawaddah) dan kasih sayang (rahmah). Mawaddah tumbuh dari ketertarikan dan kebersamaan, termasuk dalam hubungan suami istri. Islam tidak memandang hal ini sebagai sesuatu yang tabu, bahkan menganjurkan agar suami istri saling menjaga penampilan dan membina kemesraan.

Namun cinta fisik tidak berlangsung selamanya. Seiring bertambahnya usia, dorongan syahwat akan menurun. Saat itulah rahmah mengambil peran lebih besar, kasih sayang yang tumbuh dari kedekatan batin, pengalaman bersama, dan kebersamaan membesarkan anak serta cucu. Semakin tua usia pernikahan, semakin dalam rahmah yang terbangun.

Islam tidak menganggap hubungan laki-laki dan perempuan sebagai aib atau akibat dosa. Islam mengajarkan bahwa hubungan tersebut merupakan bagian dari sistem penciptaan, dan termasuk dalam tanda-tanda kekuasaan Allah.

Karena itulah, Islam hadir untuk menjaga keteraturan hidup manusia melalui lima prinsip utama:

1. Menjaga agama, dengan melarang kemurtadan dan menegakkan pemerintahan yang adil.
2. Menjaga akal, dengan perintah mencari ilmu dan larangan atas hal-hal yang merusaknya.
3. Menjaga jiwa, dengan larangan membunuh dan aturan perlindungan nyawa.
4. Menjaga harta, dengan pengakuan hak milik dan larangan pencurian serta korupsi.
5. Menjaga keturunan, dengan perintah menikah dan larangan hubungan di luar nikah.

Manusia adalah makhluk yang dimuliakan Allah. Maka dari itu, martabatnya perlu dijaga, termasuk dengan menjaga kehormatan keturunan. Hubungan suami istri adalah bagian dari tatanan fitrah dan petunjuk Allah bagi mereka yang mau berpikir.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

5 Cara Tobat dari Kecanduan Video Porno Menurut Ajaran Islam


Jakarta

Islam melarang umatnya menonton film dewasa. Hal ini dikarenakan menonton film dewasa sama seperti melakukan perbuatan yang mendekati zina.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Isra ayat 32,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا ٣٢


Artinya: “Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk.”

Ibnu Katsir dalam tafsirnya menafsirkan bahwa surah Al Isra ayat 32 berisi larangan dari Allah SWT kepada hamba-Nya untuk berbuat zina, begitu pula mendekatinya dan melakukan hal-hal yang mendorong pada zina.

Berdasarkan Tafsir Kementerian Agama RI, perbuatan yang mendekati zina itu bisa berupa menonton film dewasa, membaca konten-konten yang merangsang, dan semacamnya. Menonton film dewasa juga termasuk perbutan zina mata.

Ibnu Qayyim Al Jauziyah melalui kitab At Taubah wal Inabah terjemahan Abdul Hayyie al Kattani dan Uniqu Attaqi menyematkan hadits terkait zina mata. Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Allah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, dia pasti mendapati bagiannya itu. Zina mata adalah memandang. Zina lidah adalah berbicara. Sedang nafsu berharap dan berkeinginan, dan kemaluan membenarkannya atau mendustakannya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA)

Turut diterangkan dalam buku Sexuality in Islam susunan Abdel Wahab Bouhdiba, menonton film dewasa dapat menghasilkan ilusi dan halusinasi dalam otak manusia. Hal ini dapat menimbulkan bangkitnya syahwat, yang sama statusnya dengan zina.

Imam Nawawi lewat Syarah Muslim-nya juga menegaskan terkait hukum haram menonton film dewasa. Beliau berkata,

“Haram lelaki melihat aurat lelaki lain, perempuan melihat aurat perempuan lain. Ini kesepakatan ulama. Begitu juga, haram lelaki melihat aurat perempuan, dan perempuan melihat aurat laki-laki. Keharamannya secara ijmak. Nabi mengingatkan keharaman lelaki melihat aurat lelaki lain dan lelaki melihat aurat perempuan. Hal itu dari segi keharaman lebih besar. Keharaman ini pada selain suami.”

Lalu, bagaimana cara bertobat dari kecanduan film dewasa jika sudah terlanjur sering menontonnya?

Cara Tobat dari Kecanduan Video Porno Menurut Ajaran Islam

Menyadur dari laman About Islam, Mufti Agungg Oman Syekh Ahmad ibn Hamad Al Khalili menjabarkan terkait cara bertobat dari kecanduan film porno. Berikut bahasannya,

1. Mengakui Hanya Allah yang Dapat Menolong dari Masalah Ini

Pertama-tama, muslim harus mengakui bahwa hanya Allah SWT yang dapat menolongnya keluar dari kecanduan film dewasa. Seseorang harus yakin dirinya ingin bertobat dan berhenti menontonnya seraya berharap pertolongan Allah SWT atas tobatnya.

2. Introspeksi Diri

Lakukan evaluasi diri dengan jujur dan tulus. Pahami bahwa yang dilakukan adalah salah, penting bagi seseorang yang ingin bertobat untuk mengintrospeksi diri dan mengetahui letak kesalahannya.

3. Tobat dengan Tulus kepada Allah SWT

Tobat harus dilakukan dengan tulus semata-mata karena Allah SWT. Tobat juga harus diiringi dengan niat yang kuat dari diri sendiri dan yakin tidak akan mengulanginya.

4. Memohon kepada Allah SWT agar Dihapuskan Dosa

Ketika bertobat dari kecanduan film dewasa, hendaknya muslim memohon dengan sungguh-sungguh agar Allah SWT menghapuskan dosa-dosa yang diperbuatnya selama melihat pornografi. Hal ini bisa membantu terulangnya dosa yang dilakukan pada masa lalu.

5. Perbanyak Doa kepada Allah SWT dan Tingkatkan Ketakwaan

Langkah lain yang dapat dilakukan muslim untuk bertobat adalah memperbanyak doa kepada Allah SWT. Upayakan kedekatan dengan Sang Khalik dan yakin bahwa Dia selalu ada di mana pun dan kapan pun, sehingga menumbuhkan rasa takut untuk mengulangi dosa karena Allah SWT selalu mengawasi.

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

7 Surat Ini Dianjurkan untuk Dibaca Hari Jumat, Amalkan Yuk!


Jakarta

Hari Jumat adalah hari istimewa dalam Islam yang disebut sebagai sayyidul ayyam atau “penghulu segala hari.” Banyak amalan sunnah yang dianjurkan dilakukan pada hari ini, termasuk membaca surat-surat dalam Al-Qur’an.

Rasulullah SAW bersabda,

“Sebaik-baik hari yang matahari terbit padanya adalah hari Jumat. Pada hari itu Adam diciptakan, pada hari itu ia dimasukkan ke surga, dan pada hari itu pula ia dikeluarkan darinya. Dan tidak akan terjadi kiamat kecuali pada hari Jumat.” (HR. Muslim)


Hari Jumat juga menjadi hari diampuninya dosa, Rasulullah SAW bersabda,

“Shalat lima waktu, dari satu Jumat ke Jumat berikutnya, dan dari satu Ramadan ke Ramadan berikutnya, menjadi penghapus dosa-dosa di antara keduanya selama dosa-dosa besar dijauhi.” (HR. Muslim)

Surat yang Dianjurkan Dibaca Hari Jumat

Surat Al-Kahfi

Dikutip dari buku Memburu Pahala di Hari Jum’at karya Abu Anas Hilmy bin Muhammad bin Ismail ar-Rasyidi, terdapat sebuah hadits yang berisi anjuran Rasulullah SAW untuk membaca surat Al-Kahfi.

Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ الْكَهْفِ لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ أَضَاءَ لَهُ مِنَ النُّورِ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْبَيْتِ الْعَتِيقِ

Artinya: “Barangsiapa yang membaca surah Al Kahfi pada malam Jumat, dia akan disinari cahaya antara dia dan Kakbah.” (Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih sebagaimana dalam Shohihul Jami’ no. 6471)

Surat As-Sajdah dan Al-Insan

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW membaca surat As Sajdah dan surat Al-Insan pada hari Jumat.

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- كَانَ يَقْرَأُ فِى الصُّبْحِ يَوْمَ الْجُمُعَةِ (الم تَنْزِيلُ) فِى الرَّكْعَةِ الأُولَى وَفِى الثَّانِيَةِ هَلْ أَتَى عَلَى الإِنْسَانِ حِينٌ مِنَ الدَّهْرِ لَمْ يَكُنْ شَيْئًا مَذْكُورًا

Artinya, “Rasulullah SAW membaca ‘alif lamim tanzil..’ (surat As-Sajdah) pada raka’at pertama shalat Subuh di hari Jum’at. Sementara pada raka’at kedua, beliau membaca ‘hal atâ ‘alal insâni…” (surat Al-Insan),” (HR Muslim).

Imam As-Suyuthi dalam Nurul Lum’ah fi Khashaish Jumat menjelaskan, “Di antara hikmah membaca kedua surat di atas ialah untuk mengingat penciptaan Adam dan kondisi hari kiamat, karena keduanya terjadi pada hari Jum’at. Ibnu Dahiyyah menjelaskan, ada pula yang berpendapat bahwa kesunahan membaca surat tersebut dikarenakan di dalamnya ada sujud sajadah. Sebab itu, Ibnu Abi Syaibah meriwayatkan dari Ibrahim An-Nakha’i bahwa kita disunahkan membaca setiap surat yang terdapat di dalamnya ayat sajadah pada Subuh hari Jum’at.”

Surah Al-Jumu’ah dan Al-Munafiqun

Zainuddin Al-Malibari dalam Fathul Mu’in menjelaskan,

ويسن للحاضر في صلاته جمعة وعشائها سورة الجمعة والمنافقون أو {سَبِّحِ} [سورة الأعلى] {وَهَلْ أَتَاكَ} [سورة الغاشية] وفي صبحها أي الجمعة إذا اتسع الوقت {الم تَنْزِيلُ} [سورة السجدة] السجدة و {هَلْ أَتَى} [سورة الإنسان] وفي مغربها الكافرون والإخلاص ويسن قراءتهما في صبح الجمعة وغيرها للمسافر

Artinya: “Disunnahkan bagi orang yang hadir (menetap) membaca surat Al-Jumu’ah dan Al-Munafiqun, atau surat Al-A’la dan surat Al-Ghasyiyah saat shalat Jumat dan shalat Isya hari Jumat.

Berikut Surat Al-Jumu’ah ayat 9 yang baik dibacakan saat hari Jumat. Khususnya pada shalat Isya.

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا نُوْدِيَ لِلصَّلٰوةِ مِنْ يَّوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا اِلٰى ذِكْرِ اللّٰهِ وَذَرُوا الْبَيْعَۗ ذٰلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ اِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ ۝٩

Arab latin: yâ ayyuhalladzîna âmanû idzâ nûdiya lish-shalâti miy yaumil-jumu’ati fas’au ilâ dzikrillâhi wa dzarul baî’, dzâlikum khairul lakum ing kuntum ta’lamûn

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, apabila (seruan) untuk melaksanakan shalat pada hari Jum’at telah dikumandangkan, segeralah mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.

Surah Al-Ghasyiyah dan Al-A’la

Al-Imam al-Nawawi menegaskan bahwa surah Al-Ghasyiyah dan Al-A’la merupakan surah yang dibaca oleh Nabi Muhammad SAW ketika mendirikan shalat Jumat. Adapun anjuran membaca surat al-A’la dan al-Ghasyiyah disebutkan dalam riwayat al-Nu’man bin Basyir:

عَنِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ، قَالَ كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقْرَأُ فِي الْعِيدَيْنِ، وَفِي الْجُمُعَةِ بِسَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى، وَهَلْ أَتَاكَ حَدِيثُ الْغَاشِيَةِ

Artinya: Dari al-Nu’man bin Basyir beliau berkata; Rasulullah membaca dalam shalat dua hari raya dan Jumat surat Sabbihismarabbikal A’la dan surat Hal Ataka Haditsul Ghasyiyah (HR. Muslim).

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

Tata Cara Mengirim Doa Yasin untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal


Jakarta

Sebagai seorang anak, salah satu wujud bakti yang tidak terputus kepada orang tua setelah mereka wafat adalah mendoakan dan menghadiahkan pahala amalan kepada mereka. Salah satu amalan yang sering dilakukan umat Islam adalah membaca surat Yasin dan menghadiahkan pahalanya kepada orang tua yang sudah meninggal.

Islam mengajarkan bahwa doa anak saleh untuk orang tua adalah amalan yang terus mengalir pahalanya, meskipun orang tua sudah meninggal. Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda,

“Apabila anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR Muslim)


Selain doa, sejumlah ulama berpendapat pahala bacaan Al-Qur’an dapat dihadiahkan kepada orang yang sudah wafat, termasuk orang tua. Membaca surat Yasin lalu mengirimkan pahalanya merupakan salah satu wujud cinta seorang anak kepada orang tua.

Membaca Yasin untuk Orang Tua yang Sudah Meninggal

Mengutip buku Ayah Ibu Kubangunkan Surga Untukmu : Amalan-amalan Dahsyat Untuk Orangtua yang sudah Meninggal karya Muhammad Abdul Hadi, Imam Ahmad berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Bacalah surat Yasin kepada orang-orang yang meninggal.” (HR Abu Dawud dan an-Nasai)

Artinya surat Yasin memilki keutamaan mendatangkan kemudahan-kemudahan bagi siapa saja yang membacanya dan juga pahalanya dapat ditujukan kepada orang-orang yang meninggal. Membaca surat Yasin untuk orang yang meninggal dunia diyakini dapat mendatangkan ampunan dari Allah SWT.

Dikutip dari buku Khutbah Jum’at 7 Menit: Tuntunan & Kumpulan Khotbah Berdasarkan Aqidah Ahlussunah Waljamaah karya KH. Marzuqi Mustamar, dalam hadits Bukhari diceritakan, “Datang seorang laki-laki kepada Rasulullah SAW. Ya Rasulullah, ibu saya telah wafat, kalau saya bersedekah lalu pahala nya saya niatkan untuk ibu, apakah ibu saya dapat pahala juga?” Nabi SAW menjawab, “Iya, ibumu mendapat pahala.”

Tata Cara Mengirim Surah Yasin untuk Orang Tua yang Telah Meninggal

Syaikh Muhammad bin Shalih At-Utsaimin dalam buku Tuntunan Tanya Jawab Aqidah, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji berikut tata cara mengirim surat Yasin untuk orang tua yang telah meninggal dunia.

1. Membaca istighfar tiga kali
2. Lanjutkan dengan membaca tawasul kepada Rasulullah SAW,

اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَاٰلِهِ وإِخْوَانِهِ مِنَ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ وَالأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمَلَائِكَةِ المُقَرَّبِيْنَ، ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ القُبُوْرِ مِنَ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا إِلَى آبَائِنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَمَشَايِخِنَا وَمَشَايِخِ مَشَايِخِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَأَسَاتِذَةِ أَسَاتِذَتِنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِمَنْ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ شَيْءٌ لِلَّهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Arab latin: Ilaa hadhratin nabiyyi shalallahu ‘alaihi wasallama wa aalihi wa ikhwanihi wa minal anbiya-i wal mursalin wal auliyaa-i wasy syuhada-i wash shalihin wash shabati wat tabi’in wal ‘ulamaa-i wal mushonnifinal mukhlashiin wa jami’il malaa-ikatil muqarrabin. Tsumma ilaa jamii’il ahlil kubur minal muslimiina wal muslimati wal mu’minina wal mu’minati min masyariqil ardhi ilaa magharibiha barrihaa wa bahriha khushuushon ila aaabaa-inaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatina wa masyaayikhana wa masyaayikhi masyaayikhinaa wa asatidzatina wa asatidzati asatidzatina wa liman ahsana ilaina wa limanij tama’naa hahunaa bisababihi, syaiul lillahi lahum Al-Fatihah.

Artinya: “Untuk yang terhormat Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga, dan saudaranya dari kalangan pada nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, sahabat, tabi’in, ulama al-amilin, ulama penulis yang ikhlas, semua malaikat Muqarrabin, kemudian semua ahli kubur Muslimin, Muslimat, Mukminin, Mukminat dari Timur ke Barat, baik di laut dan di darat, khususnya bapak kami, ibu kami, kakek kami, nenek kami, guru kami, pengajar dari guru kami, ustadz kami, pengajar ustadz kami, mereka yang telah berbuat baik kepada kami, dan bagi ahli kubur atau arwah yang menjadi sebab kami berkumpul di sini. Bacaan Al-Fatihah ini kami tujukan kepada Allah dan pahalanya untuk mereka semua, Al-Fatihah.”

3. Membaca surat Al Fatihah
4. Barulah muslim bisa mengamalkan surat Yasin

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com