Tag Archives: Adiwarman Karim

Lakukan Kebaikan, Sebelum Ajal Menjemput



Jakarta

Bersegera dalam melakukan kebaikan merupakan perintah Allah SWT. Kebaikan yang dilakukan di dunia akan mendapat ganjaran kebaikan pula. Lakukan kebaikan sebelum kematian menjemput, hal ini disampaikan oleh Adiwarman Karim dalam Mutiara Ramadan detikHikmah.

Allah SWT senang terhadap hamba-Nya yang berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Sebagaimana termaktub dalam Al-Qur’an surah Al Baqarah ayat 148. Allah SWT berfirman:

وَلِكُلٍّ وِّجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيْهَا فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرٰتِۗ اَيْنَ مَا تَكُوْنُوْا يَأْتِ بِكُمُ اللّٰهُ جَمِيْعًا ۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ – ١٤٨


Artinya: “Dan setiap umat mempunyai kiblat yang dia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu dalam kebaikan. Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Mahakuasa atas segala sesuatu.”

Adiwarman A. Karim selaku Praktisi Ekonomi Syariah dalam Mutiara Ramadan detikcom, Jumat (7/4/2023) menjelaskan tentang pentingnya melakukan kebaikan selama masih hidup di dunia.

“Waktu kita dalam bentuk janin, masih dalam usia 4 bulan, Allah meniupkan ruh ke dalam janin tersebut. Ada 3 hal telah selesai ditentukan takdirnya oleh Allah, pertama ajal, kemudian rezeki, dan ketiga jodoh,” kata Adiwarman.

Lebih lanjut, Adiwarman menegaskan bahwa tiga hal ini merupakan rahasia Allah SWT. Oleh karenanya, usahakan untuk bersegera dalam melakukan kebaikan. Tidak ada seorang pun yang tahu kapan ajalnya menjemput.

“Kita tidak pernah tahu kapan ajalnya. Tidak bisa ambil patokan kapan matinya, orang tua mati, anak muda mati, orang sakit mati, orang sehat mati, jangan tunda berbuat kebaikan,” jelas Adiwarman.

Selain ajal, Adiwarman mengatakan, takdir yang juga telah ditentukan oleh Allah SWT adalah rezeki. Setiap orang juga tidak tahu kapan pastinya ia berada dalam berkecukupan atau dalam keadaan kekurangan.

“Harta bisa hilang begitu saja. Dalam ilmu tasawuf disebutkan bahwa rezeki yang paling rendah itu itu adalah harta,” katanya.

Harta yang dimiliki di dunia ini hendaknya dijadikan media untuk bersedekah. Adiwarmam menyebutkan bahwa harta yang disedekahkan akan kekal di dunia dan juga di akhirat.

Surah Al-‘Asr dalam Al-Qur’an menegaskan bahwa setiap manusia berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang melakukan amal sholeh.

إِلَّا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ وَعَمِلُوا۟ ٱلصَّٰلِحَٰتِ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ
إِنَّ ٱلْإِنسَٰنَ لَفِى خُسْرٍوَٱلْعَصْرِ

Artinya: Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.

“Kita ini manusia, tidak bisa melawan waktu, kita semua merugi kalau lalai. Kecuali mereka yang beriman dan beramal sholeh. itu sebabnya kita harus segera melakukan amal perbuatan baik itu tanpa menunda-nunda,” lanjut Adiwarman.

Bagaimana memantapkan hati untuk bersegera melakukan perbuatan baik? Simak video selengkapnya di Mutiara Ramadan: Lakukan Kebaikan Sekarang Sebelum Kematian Menjemput tonton DI SINI.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Mutiara Ramadan Adiwarman Karim: Apa Itu Ekonomi Syariah?



Jakarta

Minat masyarakat pada sistem perekonomian syariah semakin meningkat. Seperti apa sebenarnya ekonomi syariah dijalankan, dan apa bedanya dengan ekonomi konvensional?

Adiwarman Karim selaku Praktisi Ekonomi Syariah dalam Mutiara Ramadan detikcom, Sabtu (8/4/2023), menjelaskan tentang ekonomi syariah dan juga cirinya.

Menurut Adiwarman, ekonomi syariah bukanlah sebuah hal yang aneh. Ada beberapa hal yang membuat sistem ekonomi syariah berbeda dengan sistem ekonomi yang dijalankan secara konvensional.


Ada tiga hal dalam sistem ekonomi syariah yang juga menjadi cirinya.

1. Halal, artinya sistem perekonomian dijalankan secara halal
2. Thayyib, artinya sistem perekonomian dijalankan secara baik dan profesional
3. Berkah, ekonomi syariah harus membawa keberkahan dan memberikan banyak manfaat

“Karena tiga hal itu, sudah sepantasnya ekonomi syariah menjadi tuan di rumahnya sendiri. Ekonomi syariah menginspirasi pelaku ekonomi Indonesia melalui 3 hal ini, InsyaAllah masyarakat akan dapat menerima ekonomi syariah dengan baik,” ujar Adiwarman.

Sistem ekonomi syariah di Indonesia sendiri sudah banyak diterapkan dalam berbagai sektor, seperti sektor finansial hingga sektor riil. Adiwarman mengatakan sekarang ini banyak sektor bank, asuransi hingga multifinance syariah. Sementara di sektor riil, ada hotel syariah, rumah sakit syariah dan lain sebagainya.

“Masyarakat ingin kepastian halal, dilakukan dengan baik, membawa keberkahan untuk dirinya dan orang sekitarnya,” lanjut Adiwarman.

Dijelaskan pula bahwa sistem ekonomi syariah mulai dijalankan di Indonesia pada tahun 1992 melalui Bank Muamalat di zaman Presiden Soeharto. Seiring perkembangan zaman, kini di masa pemerintahan Presiden Jokowi sudah ada 3 anak usaha BUMN yakni Bank Mandiri Syariah, Bank BNI Syariah dan Bank BRI Syariah yang dimerger jadi satu menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI).

“Sekarang Bank Syariah Indonesia menjadi salah satu bank terbesar di Indonesia dengan tingkat profitabilitas yang tinggi. Itu satu hal, satu sisi keberhasilan Bank Syariah Indonesia,” jelas Adiwarman.

Pemilik nama lengkap Adiwarman Azwar Karim juga menyampaikan pentingnya terbentuk ekosistem ekonomi syariah di Indonesia.

“Yang lebih penting dari itu yakni terbentuknya suatu ekosistem ekonomi syariah sehingga bukan hanya maju sendirian tapi maju bareng-bareng,” ujarnya.

Bank Syariah Indonesia juga saat ini tercatat sebagai pembayar zakat terbesar di Indonesia.

Mau tahu lebih jelas tentang sistem ekonomi syariah? Simak video selengkapnya di Mutiara Ramadan: Apa Itu Ekonomi Syariah? tonton DI SINI.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com