Tag Archives: ahmad

Doa Tahiyat Akhir Lengkap Sampai Salam Arab-Latin dan Artinya


Jakarta

Doa tahiyat akhir lengkap sampai salam dan tata caranya harus dipahami muslim. Sebab, bacaan ini dipanjatkan ketika salat wajib.

Diterangkan dalam buku Kitab Lengkap panduan Shalat yang disusun M Khalilurrahman Al-Mahfani dkk, doa tasyahud ini berisi tahiyat atau ucapan penghormatan kepada Allah SWT serta salam kepada Rasulullah SAW dan dua kalimat syahadat. Membaca doa ini termasuk rukun salat yang tidak boleh tertinggal sebagaimana dikatakan oleh ulama mazhab Syafi’i.

Lantas, bagaimana doa tahiyat akhir sampai salam yang bisa dilafalkan?


Bacaan Doa Tahiyat Akhir Lengkap Sampai Salam Arab-Latin

1. Doa Tahiyat Akhir

Berikut doa tahiyat akhir sampai salam yang bisa dibaca muslim seperti dinukil dari buku Pedoman dan Tuntunan Shalat Lengkap oleh Abdul Kadir Nuhuyanan dkk.

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله

اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَي مُحَمّدْ وعلى آلِ مُحَمَّد كَمَا صَلَّبْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلعَلَي مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد

اَلْلَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ القَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ المَسِيْحِ الدَجَّالِ

Arab latin: Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibatul lillaah, Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh, Assalaamu’alainaa wa’alaa ‘ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, Waasyhadu anna Muhammadar rasuulullaah.

Allahhumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shallaita ‘alaa Ibraahim, wa ‘alaa aali Ibraahim. Wabaarik ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa baarakta ‘alaa Ibraahim, wa ‘alaa aali Ibraahim. Fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid.

Allaahumma innii a’uudzubika min ‘adzaabi jahannama wamin ‘adzaabil qabri wamin fitnatil mahyaa wamamaati wamin fitnatil masiihid dajjaal.

Artinya: “Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah, salam, rahmat, dan berkah-Nya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam keselamatan semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang saleh-saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad. Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia di seluruh alam.

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahanam dan siksa kubur serta dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari kejahatan fitnahnya Dajjal.”

2. Bacaan Salam

Adapun, bacaan salam berbunyi sebagai berikut:

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Arab latin: Assalaamu alaikum wa rahmatullah.

Artinya: “Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu.”

Posisi Duduk Tahiyat Akhir yang Benar

Mengutip dari buku Sifatu Wudhui An-Nabi karya Syaikh Muhammad Fahd dan Syaikh bin Baz yang diterjemahkan Geis Umar Bawazier, Nabi Muhammad SAW duduk tawarruk ketika tahiyat akhir. Sebagaimana sabdanya dalam sebuah hadits,

“Beliau (Nabi SAW) duduk tawarruk pada tasyahudnya yang terakhir.” (HR Bukhari)

Sementara itu posisi tawarruk yang benar disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Abu Dawud, “Untuk cara duduk tawaruk yang benar sesuai sunnah Rasulullah SAW sendiri dirincikan dalam hadits: ‘Beliau meletakkan pinggulnya ke tanah, yaitu membebankan pada pinggul kirinya, dan menjulurkan setengah telapak kaki kirinya dari bawah betis yang kanan sekedarnya’.” (HR Abu Dawud)

Selain itu, turut diterangkan dalam riwayat Ahmad bahwa Nabi Muhammad SAW membentangkan hasta tangannya di atas tangan kanan. Berikut bunyi haditsnya,

“Nabi SAW membentangkan hasta tangan kanannya di atas paha yang kanan dan tidak memalingkan (menjauhkan) darinya, sehingga batas sikunya berada di pangkal paha. Lalu beliau menggenggam dua jarinya, yaitu jari kelingking dan jari manisnya serta melingkarkan jari tengah dan jempolnya seraya berdoa.” (HR Ahmad dan Ahlu Sunan)

Pada riwayat lainnya dari Muslim, tangan kiri Rasulullah SAW pada jemarinya terbuka di atas paha kiri, “Adapun tangan yang kiri, jari jemarinya terbuka di atas paha kiri. Beliau menghadapkan jari-jarinya ke kiblat dalam tasyahud, mengangkat tangan, rukuk serta sujud. Juga di dalam sujudnya, beliau menghadapkan jari-jari kakinya ke kiblat.” (HR Muslim)

Itulah doa tahiyat akhir lengkap sampai salam disertai posisi duduknya yang benar. Jangan sampai terlewat ya!

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com

Hukum Menyegerakan Berbuka Puasa Dijelaskan melalui Hadits Rasulullah SAW



Jakarta

Menyegerakan berbuka puasa menjadi salah satu sunnah yang dianjurkan. Setiap muslim yang berpuasa, baik puasa wajib maupun puasa sunnah, diperintahkan untuk segera berbuka saat matahari telah terbenam.

Hukum menyegerakan berbuka puasa merupakan sunnah yang dilakukan Rasulullah SAW semasa hidup. Beliau juga menjelaskannya melalui beberapa hadits.

Dalam Syarah Hadits Pilihan Bukhari-Muslim, Abdullah bin Abdurrahman Alu Bassam menjelaskan hadits yang berisi anjuran menyegerakan berbuka puasa.


Dari Sahl bin Sa’ad As Sa’idi RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Manusia senantiasa dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berbuka.”

Dalam riwayat Ahmad, “Dan mengakhirkan sahur.”

Hadits ini menegaskan bahwa Rasulullah SAW menjelaskan terbenamnya matahari sebagai waktu berbuka bagi orang yang berpuasa. Beliau memerintahkan untuk segera berbuka pada awal waktu dan mengabarkan, “Manusia senantiasa dalam kebaikan selagi mereka menyegerakan berbuka.” Dengan begitu, mereka tetap memelihara as sunnah.

Dalam hadits lain dari Umar bin Khattab RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Jika waktu malam tiba dari arah sana dan waktu siang berlalu dari arah sana, berarti orang yang berpuasa telah berbuka.”

Mengutip buku Ramadhankan Dirimu oleh Ishaq Subu, Rasulullah SAW tidak sekedar menganjurkan kepada umatnya, tetapi beliau juga memberi contohnya.

Dari Anas bin Malik, ia berkata, “Sungguh Rasulullah SAW tidak menunaikan salat maghrib sampai beliau berbuka walau hanya dengan seteguk air.” (HR Tirmidzi)

Makna Hadits Menyegerakan Berbuka Puasa

Hadits yang menerangkan anjuran untuk menyegerakan berbuka puasa ini berlaku bagi setiap muslim yang berpuasa.

Menyegerakan berbuka puasa berlaku ketika matahari telah terbenam. Sebelum berbuka puasa, harus dipastikan dahulu wujud datangnya malam.

Hadits ini menjelaskan bahwa waktu puasa menurut ketetapan syariat ialah semenjak terbit fajar hingga matahari terbenam. Karena itulah Rasulullah SAW memberikan pengertian kepada umatnya bahwa jika waktu malam mulai terlihat di arah timur dan siang hari berlalu di arah barat, artinya terbenamnya matahari, berarti orang yang berpuasa telah memasuki waktu berbuka, yang tidak seharusnya ditunda-tunda.

Bahkan orang yang menunda berbuka puasa layak dicela, karena mengikuti perintah syariat dan mewujudkan ketaatan serta membedakan antara waktu ibadah dan selain ibadah, serta memberikan hak kepada jiwa untuk menikmati kehidupan yang mubah.

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

Sakit Disebut sebagai Penggugur Dosa, Begini Haditsnya


Jakarta

Sakit bukan hanya sebuah musibah atau ujian dari Allah SWT, tetapi juga bisa menjadi peringatan, serta bentuk nikmat dan anugerah dari-Nya. Diriwayatkan pula sakit dapat berfungsi sebagai penggugur dosa.

Sebagian muslim mungkin memandang sakit sebagai ujian untuk mengukur iman dan ketakwaan, dan mereka menanggapinya dengan sabar, berikhtiar, dan berdoa. Ada juga yang melihat sakit sebagai nikmat dan anugerah dari Allah SWT, menyikapinya dengan sabar dan keridaan.

3 Hadits Sakit sebagai Penggugur Dosa

Mengutip buku Bimbingan Orang Sakit susunan Saiful Hadi El-Sutha, ketika menderita sakit, seorang muslim sebaiknya menyikapi sakit yang dialaminya dengan cara introspeksi, bertobat, berdoa, dan terus berikhtiar untuk sembuh. Niscaya sakit yang dialami bisa menjadi berkah dan rahmat.


Hal tersebut telah ditegaskan oleh Rasulullah SAW melalui sabda-sabdanya berikut ini:

1. Sakit Menggugurkan Dosa

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يُصِيبُهُ أَذًى مِنْ مَرَضِ إِلَّا حَطَّ اللَّهُ بِهِ سَيِّئَاتُهُ كَمَا تَحَطَّ الشَّجَرَةُ وَرَقَهَا. (رواه البخاري ومسلم)

Artinya: “Tidaklah seorang muslim ditimpa suatu musibah berupa sakit atau lainnya, melainkan Allah akan menggugurkan dosa-dosanya dengan sakitnya itu, sebagaimana sebatang pohon yang menggugurkan daun-daunnya.” (HR Al Bukhari dan Muslim)

2. Sakit Menghapuskan Kesalahan

ما يَصِيْبُ الْمُسْلِمَ مِنْ نَصَبٍ وَلَا وَصَبٍ وَلَا هَمْ وَلَا حُزْنٍ وَلَا أَذًى وَلَا غَم حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشأَكُهَا إِلَّا كَفَّرَ الله بها مِنْ خطاياه. (رواه البخاري)

Artinya: “Tidaklah menimpa seorang muslim suatu keletihan, penyakit, kecemasan, kesedihan, kesulitan, kesedihan, kesakitan, dan kepedihan, bahkan hingga duri yang menusuknya, melainkan dengan semua itu Allah akan menghapuskan segala kesalahannya.” (HR Al Bukhari)

3. Sakit Menjadi Ladang Pahala

إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مقيما صحيحًا . (رواه البخاري )

Artinya: “Apabila seorang hamba mengalami sakit atau sedang dalam perjalanan, maka akan dicatat baginya pahala perbuatannya seperti pahala perbuatan yang dilakukannya ketika tidak bepergian atau tidak sakit.” (HR Al Bukhari)

Masih merujuk sumber sebelumnya, untuk itu, muslim sepatutnya tidak merasa putus asa ketika menghadapi penyakit yang dialaminya. Ia harus tetap berusaha mencari kesembuhan dan terus berikhtiar. Sebab, Allah SWT tidak pernah menurunkan penyakit tanpa menyediakan obatnya.

Bahkan para nabi, yang merupakan hamba-hamba pilihan dan tercinta di sisi Allah SWT, juga mengalami ujian berupa penyakit, bahkan penyakit yang sangat berat. Ini menunjukkan bahwa ujian dalam bentuk sakit tidak hanya dialami oleh orang biasa, tetapi juga oleh mereka yang paling dekat dengan Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya manusia yang paling berat cobaannya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang setingkat di bawah mereka, kemudian orang- orang yang setingkat di bawah mereka, kemudian orang-orang yang setingkat di bawah mereka.” (HR Ahmad, An-Nasa’i dan Al-Hakim)

Doa Mengharap Kesembuhan

Orang yang sedang sakit dapat berharap mendapatkan doa untuk kesembuhan dari mereka yang datang menjenguknya. Dilansir dari Kitab Al-Adzkar karya Imam Nawawi terjemahan Abu Firly Bassam Taqiy, ketika Rasulullah SAW menjenguk kerabat yang sedang sakit, beliau mendoakan agar mereka diberikan kesembuhan dengan berbagai doa.

Salah satu doanya diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim dari Aisyah RA yang berbunyi:

اللَّهُمَّ رَبَّ النَّاسِ أَذْهِبِ الْبَأْسَ اشْفِ أَنْتَ الشَّافِي لَا شَافِيَ إلَّا أَنْتَ شِفَاءً لَا يُغَادِرُ سَقْمًا

Arab latin: Allāhumma rabban nāsi, adzhibil ba’sa isyfi antas syāfi lā syāfiya illā anta syifā’an lā yughādiru saqaman.

Artinya: “Tuhanku, Tuhan manusia, hilangkanlah penyakitnya. Berikanlah kesembuhan karena kau adalah penyembuh. Tiada yang dapat menyembuhkan penyakit kecuali Kau dengan kesembuhan yang tidak menyisakan rasa nyeri.”

Doa ini adalah bentuk kepedulian dan harapan akan kesembuhan dari orang yang menjenguk. Dengan doa ini, diharapkan orang yang sakit merasakan dukungan dan perhatian dari mereka yang menjenguk, serta merasa tenang dan berharap pada kekuatan doa untuk mendapatkan kesembuhan dari Allah SWT.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Jangan Pernah Meminta Kematian, Ini Penjelasan Haditsnya


Jakarta

Allah SWT sudah memberikan takdir masing-masing untuk setiap makhluk hidup di dunia ini. Hidup dan mati makhluk juga sudah ditentukan oleh Allah SWT.

M Quraish Shihab mengatakan dalam bukunya Kematian Adalah Nikmat, “Orang banyak yang tidak mengetahui bahwa dalam satu butir tumbuhan terdapat kehidupan dan dia berpotensi untuk berkembang. Orang seringkali tidak menyadari perbedaan antara hidup dan potensi hidup,” tulisnya.

Untuk itu manusia yang masih hidup pasti akan berguna untuk manusia yang lain. Meskipun dalam hidup penuh dengan cobaan dan tantangan, kita sebagai muslim harus tetap menjalani kehidupan dengan beribadah dan berusaha.


Dijelaskan dalam kitab An Nihayah fi al-Fitan wa al-Malahim yang ditulis Ibnu Katsir dan diterjemahkan Ali Nurdin, kita tidak boleh meminta kematian kepada Allah SWT. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam hadits menurut riwayat Ahmad dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,

لَا يَتَمَنَّى أَحَدُكُمُ الْمَوْتَ وَلَا يَدْعُ بِهِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَهُ إِنَّهُ إِذَا مَاتَ أَحَدُكُمُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ وَإِنَّهُ لَا يَزِيدُ الْمُؤْمِنَ عُمْرُهُ إِلَّا خَيْرًا.

Artinya: “Janganlah sekali-kali seorang dari kamu sekalian menginginkan mati. Dijelaskan hendaknya manusia jangan berdoa meminta mati sebelum datang waktunya. Dan sesungguhnya apabila orang itu telah mati, maka terputus amalnya. Padahal umur seorang mukmin itu sesungguhnya justru akan menambah kebaikan kepadanya.”

Larangan Mengharap Kematian

Ahmad berkata, “Hasan menuturkan kepada kami, Ibnu Lahi’ah bercerita kepada kami, Ibnu Yunus mengisahkan kepada kami dari Abu Hurairah dari Rasulullah bahwasanya beliau bersabda:

“Janganlah sekali-kali di antara kalian mengharap kematian dan tidak boleh memohon kematian sebelum menimpanya, kecuali jika sudah percaya dengan amalnya. Pasalnya, jika seseorang meninggal dunia, terputuslah amalnya. Sesungguhnya, bertambahnya umur seorang mukmin itu membawa kebaikan’.” (HR. Ahmad)

Dalil mengenai dibolehkannya meminta kematian saat timbul fitnah adalah hadis yang diriwayatkan Ahmad dalam Musnad-nya dari Mu’adz bin Jabal dalam hadis tentang mimpi yang panjang.

Dalam hadist tersebut dituturkan: “Ya Allah, aku memohon kepadamu perbuatan baik, meninggalkan kemungkaran, mencintai orang miskin, Engkau memberikan ampunan untukku dan merahmatiku, dan jika Engkau hendak menimpakan fitnah kepada satu kaum, matikanlah aku tanpa ada fitnah. Ya Allah, aku memohon berikan cinta-Mu, cinta orang yang mencintai-Mu, dan cinta pada semua amal yang mendekatkanku pada cinta-Mu.” (HR. Ahmad)

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

15 Golongan Orang yang Doanya Mustajab dan Tidak Akan Ditolak, Siapa Saja?


Jakarta

Doa yang mustajab sesungguhnya adalah doa yang dipanjatkan dengan tulus, penuh harapan, dan disertai keyakinan akan kekuasaan Allah SWT.

Selain terdapat waktu, dan tempat yang mustajab dalam berdoa, ada hal lain yang perlu diperhatikan agar doa seseorang diterima dan dikabulkan oleh Allah SWT, yaitu kekuatan dari golongan orang yang doanya mustajab. Siapakah golongan orang-orang itu?

15 Golongan Orang yang Doanya Mustajab

Inilah 15 orang istimewa yang doanya mustajab, dikutip dari buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki dan Kesuksesan yang ditulis oleh Deni Lesmana.


1. Doa Orang yang Sedang Berpuasa

Doa dari orang yang berpuasa, yang melakukannya dengan ikhlas karena Allah SWT lebih dari sekadar menahan lapar dan dahaga, serta menjaga seluruh anggota tubuhnya dari yang terlarang, sangat istimewa di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,

“Ada tiga doa yang tidak diragukan lagi akan dikabulkan oleh Allah, yaitu doa imam yang adil, doa orang yang berpuasa sampai ia berbuka, dan doa orang yang teraniaya.” (HR. Ahmad, Tarmudzi, dan Ibnu Majah)

2. Doa Pemimpin yang Adil

Memiliki pemimpin yang adil adalah impian setiap rakyat, karena ia menjadi pelindung di tengah kesulitan dalam negaranya. Ia merupakan teladan yang baik, mendukung yang lemah, serta memperbaiki keadaan yang buruk.

Pemimpin seperti ini akan senantiasa dirahmati oleh Allah SWT dan didoakan oleh rakyatnya karena keadilan dan kebijaksanaannya. Bahkan menurut riwayat, pemimpin yang adil akan ditempatkan di surga bersama dengan para nabi dan orang-orang saleh.

3. Doa Orang yang Dianiaya atau Dizalimi

Orang yang zalim akan mendapatkan balasan dari Allah SWT di dunia maupun di akhirat. Sementara itu, mereka yang dizalimi memiliki posisi yang istimewa di hadapan Allah SWT, dan doa mereka dianggap sangat mustajab di sisi-Nya.

Hal ini berdasarkan salah satu pesan Nabi SAW kepada sahabatnya, Mu’adz bin Jabal RA saat diutus untuk berdakwah ke Yaman, beliau bersabda,

“Dan waspadalah terhadap doa orang yang terzalimi. Karena tidak ada hijab/penghalang antara doanya dengan Allah.” (HR. Bukhari)

4. Doa Orang yang Sedang Ditimpa Sakit

Saat mengunjungi orang yang sakit, seringkali orang yang menjenguk berdoa agar mereka cepat sembuh. Di samping itu, orang sakit juga istimewa di sisi Allah SWT, dan doa mereka sangat mustajab.

Maka saat menjenguk orang sakit, selain mendoakannya, jangan sungkan untuk minta didoakan. Hal ini berdasarkan sabda Nabi SAW,

“Jika engkau menjenguk orang sakit, mintalah kepadanya agar ia berkenan mendoakanmu, karena doanya seperti doa malaikat.” (HR. Ibnu Majah)

5. Doa Orang Tua kepada Anaknya

Doa dari orang tua, terutama ibu, untuk anaknya adalah sesuatu yang sangat mustajab. Dalam suatu riwayat pun disebutkan, bahwa rida Allah SWT kepada anak bergantung pada rida kedua orang tuanya.

Sehingga, doa yang satu ini diyakini tidak ada tandingannya di sisi Allah SWT. Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Ada tiga doa yang diterima oleh Allah secara langsung, yaitu doa orang yang dianiaya, doa seorang musafir, dan doa orangtua kepada anaknya.” (HR. Turmudzi, Ahmad, dan Abu Daud)

6. Doa Anak Saleh untuk Orang Tuanya

Seorang anak yang saleh selalu mendoakan orang tuanya, baik yang masih hidup maupun yang telah wafat. Selain berdoa saat orang tuanya telah wafat, ia pun senantiasa bersedekah, membuat amal kebajikan, dan mendoakan keduanya.

Oleh karena itu, doa anak yang saleh ini mustajab di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,

“Apabila seseorang meninggal, maka terputuslah (pahala) amalnya, kecuali tiga amal, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak saleh yang mendoakannya.” (HR. Muslim)

7. Doa Anak Yatim

Anak yatim memiliki posisi yang sangat istimewa dalam Islam. Seorang muslim pun dianjurkan untuk menghormati dan menyayangi mereka.

Sebab, doa anak yatim merupakan salah satu doa yang mustajab. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

“Ada seorang laki-laki yang datang kepada Rasulullah SAW dan mengeluhkan kekerasan hatinya. Nabi pun bertanya, ‘Sukakah kamu jika hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu terpenuhi? Kasihilah anak yatim, usaplah wajahnya, dan berilah makan dari makananmu, niscaya hatimu menjadi lunak dan kebutuhanmu akan terpenuhi.” (HR. Ath-Thabrani)

8. Doa yang Dilakukan secara Berjamaah

Ibadah yang dilakukan secara bersama-sama memiliki keutamaan yang tinggi. Sebagaimana salat yang dilaksanakan berjamaah akan mendapatkan pahala 27 derajat.

Oleh karena itu, doa yang dipanjatkan secara berjamaah, sudah pasti akan mustajab. Rasulullah SAW bersabda,

“Tidaklah berkumpul sekelompok orang (muslim) kemudian sebagian dari mereka berdoa dan diamini oleh sebagian yang lain kecuali Allah mengabulkannya.” (HR. Hakim)

9. Doa Orang yang Berhaji dan Umrah

Doa yang dipanjatkan oleh orang yang berhaji atau umrah termasuk doa yang istimewa. Karena, keistimewaan orang yang berhaji dan umrah juga setara dengan orang yang sedang berperang di jalan Allah SWT.

Di antara keistimewaan itu adalah mustajabnya doa yang dipanjatkan. Rasulullah SAW bersabda,

“Orang yang berperang di jalan Allah, orang yang menunaikan ibadah haji dan umrah, mereka adalah tamu Allah SWT. Allah telah menyeru mereka, dan mereka pun menyambutnya. Jika mereka meminta kepada Allah, Allah SWT pun akan memperkenankan permohonannya.” (HR. Ibnu Majah)

10. Doa Penghafal Al-Qur’an

Al-Qur’an adalah mukjizat terbesar bagi umat Islam. Dan mereka yang belajar, mengajar, dan penghafalnya memiliki kedudukan istimewa di sisi Allah SWT, seperti halnya dengan hafidzul Qur’an yaitu orang-orang yang menghafalkan Al-Qur’an.

Maka tidak diragukan lagi doa dari seorang penghafal Al-Qur’an termasuk doa yang mustajab. Rasulullah SAW bersabda,

“Penghafal Al-Qur’an mempunyai doa yang ketika dibaca akan dikabulkan.” (HR. Baihaqi)

11. Doa Orang yang Banyak Berzikir

Dalam buku Dahsyatnya Puasa Sunah karya Amirulloh Syarbini, Allah SWT sangat mencintai hamba-Nya yang sering berzikir dengan menyebut nama-Nya. Oleh karena itu, doa mereka tidak akan ditolak. Rasulullah SAW bersabda,

“Ada tiga orang yang tidak ditolak doanya oleh Allah SWT, yaitu (1) Orang yang banyak berdzikir kepada Allah, (2) Doa orang yang dianiaya, dan (3) Doa pemimpin yang adil.” (HR. Baihaqi)

12. Doa Orang yang dalam Perjalanan

Allah SWT mengasihi orang yang sedang dalam perjalanan dengan mengijabah doa-doanya. Sesuai sabda Rasulullah SAW,

“Ada tiga doa yang mustajab tanpa diragukan lagi, yaitu (1) Doa orang yang dianiaya, (2) Doa orang yang dalam perjalanan, dan (3) Doa kedua orang tua kepada anak-anaknya.” (HR. Bukhari dan Tirmidzi)

13. Doa Saudara dari Tempat yang Jauh

Meskipun jarak sering kali menghalangi pertemuan keluarga, mereka tetap dapat saling mendoakan satu sama lain, karena doa seorang saudara yang jauh sangat mustajab. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW,

“Sesungguhnya doa orang Islam bagi saudaranya di tempat yang jauh adalah mustajab, di dekat kepalanya terdapat malaikat yang bertugas, setiap saat ia berdoa yang baik untuk saudaranya, malaikat membaca amin (semoga terkabulkan apa yang engkau ucapkan) dan bagimu seperti apa yang engkau ucapkan.” (HR. Bukhari dan Ahmad)

14. Doa Orang yang Tertimpa Cobaan

Orang yang tertimpa musibah atau cobaan sesungguhnya adalah orang yang diberi keuntungan oleh Allah SWT. Salah satu keuntungan tersebut adalah mustajabnya doa yang mereka panjatkan.

Rasulullah SAW bersabda, “Ambillah keuntungan dari doa orang yang menderita karena mendapat cobaan.” (HR. Sai’id ibn Mansur)

15. Doa Orang yang Sering Memberikan Pertolongan

Seseorang yang memiliki sikap peduli yang tinggi dan sering memberi pertolongan kepada orang lain, doanya juga akan mustajab di sisi Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa yang berkehendak doanya mustajab, dan kesedihannya terhapus, maka hendaklah membantu orang yang sedang dalam kesukaran.” (HR. Ahmad)

Itulah 15 golongan orang yang doanya mustajab dan tidak akan ditolak di sisi Allah SWT. Jika bertemu 15 golongan orang-orang ini, jangan lupa minta didoakan ya!

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa setelah Sholat Dhuha, Amalan Pembuka Rezeki


Jakarta

Doa setelah sholat Dhuha merupakan amalan pembuka rezeki. Sholat Dhuha sendiri merupakan ibadah sunnah yang dianjurkan pada pagi hari, Rasulullah SAW bersabda:

“Siapapun yang melaksanakan sholat Dhuha dengan langgeng, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)

Menukil dari buku Keberkahan Sholat Dhuha: Raih Rezeki Sepanjang Hari Plus Ayat & Doa-Doa Pembuka Rezeki tulisan Ustaz Arif Rahman, sholat Dhuha dilakukan ketika matahari terbit sampai menjelang waktu Dzuhur. Sholat Dhuha bisa dikerjakan sekitar jam 7 pagi.


Jumlah rakaat sholat Dhuha adalah dua, namun yang lebih utama yaitu empat rakaat. Diterangkan melalui buku Fasholatan Lengkap: Tuntunan Sholat Lengkap oleh Cepi Burhanudin, terkait jumlah rakaat tercantum dalam hadits Nabi Muhammad SAW.

“Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman: Wahai anak Adam, janganlah engkau tinggalkan empat raka’at sholat di awal siang. Maka itu akan membuatmu cukup di akhir siang.” (HR Ahmad)

Doa setelah Sholat Dhuha: Arab, Latin dan Arti

1. Doa setelah Sholat Dhuha Versi Pertama

Setidaknya terdapat dua versi doa sholat Dhuha. Bacaan pertama ini dinukil dari buku Bertambah Kaya & Berkah dengan Shalat Dhuha susunan Ustaz Khalillurahman El-Mahfani.

اَللّٰهُمَّ اِنَّ الضُّحَآءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَاءُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ

اَللّٰهُمَّ اِنْ كَانَ رِزْقِى فِى السَّمَآءِ فَأَنْزِلْهُ وَاِنْ كَانَ فِى اْلاَرْضِ فَأَخْرِجْهُ وَاِنْ كَانَ مُعَسَّرًا فَيَسِّرْهُ وَاِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَاِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَاءِكَ وَبَهَاءِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِىْ مَآاَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

Arab latin:

Allahumma innad-duhaa’a duhaa’uka wal bahaa’a bahaa’uka wal jamaala jamaaluka wal quwwata quwwatuka wal-qudrota qudratuka wal ‘ismata ‘ismatuka.

Allaahumma in kaana rizqii fis-samaa’i fa anzilhu, wa in kaana fil ardi fa akhrijhu, wa in kaana mu’assiran fa yassirhu, wa in kaana haraaman fa tahhirhu wa in kaana ba’iidan fa qarribhu bi haqqi duhaa’ika wa bahaa’ika wa jamaalika wa quwwatika wa qudratika, aatinii maa ataita ‘ibaadakash-shalihiin.

Artinya :

“Ya Allah, bahwasanya waktu dhuha itu waktu dhuha, kecantikan ialah kecantikan-Mu, keindahan itu keindahan-Mu, kekuatan itu kekuatan-Mu, kekuasaan itu kekuasaan-Mu, dan perlindungan itu, perlindungan-Mu.”

“Ya Allah, jika rezekiku masih di atas langit, turunkanlah dan jika ada di dalam bumi, keluarkanlah, jika sukar mudahkanlah, jika haram sucikanlah, jika masih jauh dekatkanlah, berkat waktu dhuha, keagungan, keindahan, kekuatan dan kekuasaan-Mu, limpahkanlah kepada kami segala yang telah Engkau limpahkan kepada hamba-hamba-Mu yang saleh.”

2. Doa setelah Sholat Dhuha Versi Kedua

Selain doa di atas, muslim juga bisa mengamalkan doa sholat Dhuha berikut yang dikutip dari buku Keberkahan Sholat Dhuha, Raih Rezeki Sepanjang Hari Plus Ayat & Doa-Doa Pembuka Rezeki oleh Ustaz Arif Rahman.

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَتْ‏:‏ صَلَّى رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم الضُّحَى ثُمَّ قَالَ‏:‏ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي، وَتُبْ عَلَيَّ، إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ، حَتَّى قَالَهَا مِئَةَ مَرَّةٍ

Artinya: Aisyah berkata, “Rasulullah SAW melaksanakan sholat dhuha, kemudian beliau mengucapkan: Allahummaghfirli wa tub ‘alayya innaka antat tawwabur rohim (Ya Allah, ampuni dosa saya dan terimalah taubat saya. Sesungguhnya Engkau maha penerima taubat dan Maha Pengampun), hingga 100 kali.” (HR Bukhari)

Keistimewaan Mengamalkan Doa setelah Sholat Dhuha

Berikut beberapa keistimewaan yang dapat diraih muslim jika mengamalkan doa setelah sholat Dhuha sebagaimana diterangkan dalam buku Ampuhnya Fadhilah Dzikir & Doa setelah Shalat Fardhu & Sunnah oleh H M Amrin Ra’uf.

  • Dimudahkan segala urusannya oleh Allah SWT
  • Tubuh menjadi sehat
  • Rezekinya dilancarkan oleh Allah SWT
  • Pintu rezeki dibukakan
  • Dijauhkan dari segala tipu daya dunia

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

Saat Nabi Isa Salat Berjamaah Bersama Imam Mahdi


Jakarta

Menjelang datangnya hari kiamat, Nabi Isa AS akan turun dari langit untuk menyelesaikan misinya di bumi. Disebutkan pula dalam beberapa hadits, Nabi Isa AS akan salat berjamaah bersama Imam Mahdi. Ia sebagai makmum.

Menurut penjelasan dalam buku Dua Puluh Lima Nabi Banyak Bermukjizat sejak Adam A.S Hingga Muhammad SAW karya Usman bin Affan bin Abul As bin Umayyah bin Abdu Syams, Nabi Isa AS akan mengenakan pakaian dua lapis berwarna merah ketika turun ke bumi.

Sebagaimana yang diterangkan pada sebuah hadits berikut. Rasulullah SAW bersabda,


“Tidak ada seorang Nabi pun antara aku dan Isa AS. Sesungguhnya, ia benar-benar akan turun dari langit. Ketika kamu melihatnya, ketahuilah bahwa ia adalah seorang pria dengan tubuh berperawakan sedang dan kulit putih kemerah-merahan. Ia akan turun mengenakan dua lapis pakaian yang dicelup berwarna merah, dan kepalanya terlihat seperti meneteskan air meskipun sebenarnya tidak basah.” (HR Abu Dawud)

Nabi Isa AS Jadi Makmum Imam Mahdi

Masih merujuk buku yang sama, turunnya Nabi Isa AS ke bumi untuk menyerukan manusia agar mengikuti ajaran Rasulullah SAW. Bahkan disebutkan dalam sebuah hadits bahwa hal pertama yang dilakukan Nabi Isa AS setelah turun dari langit ialah menunaikan salat.

Nabi Isa AS akan melaksanakan salat yang dipimpin oleh Imam Mahdi. Sebagaimana yang dijelaskan oleh hadits-hadits berikut.

Rasulullah SAW bersabda, “Sekelompok dari umatku akan terus berperang demi kebenaran secara terang-terangan hingga hari kiamat. Saat Isa Ibn Maryam turun, pemimpin mereka (Al Mahdi) akan berkata, ‘Datanglah dan pimpinlah salat kami.’ Namun, Isa akan menjawab, ‘Tidak, sesungguhnya sebagian dari kalian adalah pemimpin bagi sebagian yang lain, sebagai kehormatan yang diberikan Allah kepada umat ini (umat Islam)’.” (HR Muslim dan Ahmad)

Lalu, diterangkan dalam hadits serupa yang berbunyi,

“Tiba-tiba Isa AS sudah berada di antara mereka dan panggilan salat dikumandangkan. Kemudian, seseorang berkata kepadanya, ‘Majulah dan pimpinlah salat, wahai ruh Allah.’ Isa menjawab, ‘Biarlah pemimpin kalian yang maju dan mengimami salat’.” (HR Muslim & Ahmad)

Kedua hadits tersebut menunjukkan bahwa Nabi Isa AS menolak menjadi imam salat dan mempersilahkan Imam Mahdi memimpin salat karena kemuliaan yang diberikan Allah SWT kepadanya.

Misi Nabi Isa AS di Bumi

Ustaz Khalillurrahman El-Mahfani dalam buku Kemunculan Dajjal & Imam Mahdi Semakin Dekat menjelaskan bahwa misi Nabi Isa AS turun ke bumi ialah untuk membunuh Dajjal dan menumpas Ya’juj dan Ma’juj.

Setelah misi tersebut tuntas, Nabi Isa AS akan tetap tinggal di bumi selama empat puluh tahun. Sebagaimana riwayat dari Abu Hurairah berikut,

Rasulullah SAW bersabda, “Para nabi bersaudara karena beberapa alasan. Agama mereka sama, tetapi ibu mereka berbeda-beda. Aku adalah orang yang lebih berhak bersaudara dengan Isa bin Maryam karena tidak ada nabi di antara aku dan ia, dan ia akan turun. Jika kalian melihatnya, kenalilah bahwa ia memiliki tubuh sedang, kulitnya kemerah-merahan, berambut lurus, seolah-olah kepalanya meneteskan air meskipun tidak basah, dan mengenakan pakaian berwarna kekuning-kuningan. Ia akan menghancurkan salib, memusnahkan babi, menghapuskan pajak, dan mengajak orang-orang masuk dalam agama Islam.

Pada zaman Isa, Allah akan menghapuskan semua agama selain Islam. Ia juga akan membunuh Al-Masih Dajjal. Dunia akan menjadi aman dan tenteram sehingga unta bisa hidup berdampingan dengan singa, harimau dengan sapi, serigala dengan domba, dan anak-anak bisa bermain dengan ular tanpa bahaya. Isa akan tinggal di bumi selama empat puluh tahun sebelum meninggal, dan umat muslim akan menyalati jenazahnya.” (HR Ahmad dalam musnadnya)

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Mukjizat Nabi Yusuf, Benarkah Mampu Menafsirkan Mimpi?


Jakarta

Nabi Yusuf AS adalah salah satu dari 25 nabi dan Rasul disebut dalam Al-Qur’an dan wajib kita ketahui. Ia adalah putra dari Nabi Yakub AS dan merupakan keturunan Nabi Ibrahim AS melalui garis keturunan Nabi Ishaq AS, putra Nabi Ibrahim AS.

Nabi Yusuf AS adalah salah satu manusia yang paling mulia. Hal ini mengacu pada salah satu sabda Nabi Muhammad SAW.

Dalam hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar, Rasulullah SAW bersabda, “Seorang yang mulia, anak dari seorang yang mulia, cucu dari seorang yang mulia, cicit dari seorang yang mulia, yaitu Yusuf bin Yakub bin Ishaq bin Ibrahim.” (HR Bukhari & Ahmad)


Nabi Yusuf AS dikenal memiliki sejumlah mukjizat yang menunjukkan kebesaran dan kuasa Allah SWT. Mukjizat-mukjizat tersebut menjadi bukti nyata keistimewaan beliau sebagai seorang nabi dan menjadi pelajaran berharga bagi umat manusia sepanjang masa.

Mukjizat Nabi Yusuf

Nabi Yusuf AS dianugerahi beberapa mukjizat yang mencerminkan keagungan dan keajaiban dari Allah SWT. Keberadaan mukjizat-mukjizat ini menegaskan kedudukannya sebagai seorang nabi.

1. Wajah yang Tampan

Dikutip dari buku Kisah dan Mukjizat 25 Nabi dan Rasul oleh Aifa Syah, salah satu mukjizat Nabi Yusuf AS adalah memiliki wajah yang sangat tampan. Ketampanan Nabi Yusuf AS tersebut dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam surat Yusuf ayat 31,

فَلَمَّا سَمِعَتْ بِمَكْرِهِنَّ اَرْسَلَتْ اِلَيْهِنَّ وَاَعْتَدَتْ لَهُنَّ مُتَّكَـاً وَّاٰتَتْ كُلَّ وَاحِدَةٍ مِّنْهُنَّ سِكِّيْنًا وَّقَالَتِ اخْرُجْ عَلَيْهِنَّ ۚ فَلَمَّا رَاَيْنَهٗٓ اَكْبَرْنَهٗ وَقَطَّعْنَ اَيْدِيَهُنَّۖ وَقُلْنَ حَاشَ لِلّٰهِ مَا هٰذَا بَشَرًاۗ اِنْ هٰذَآ اِلَّا مَلَكٌ كَرِيْمٌ ٣١

Artinya: “Maka, ketika dia (istri al-Aziz) mendengar cercaan mereka, dia mengundang wanita-wanita itu dan menyediakan tempat duduk bagi mereka. Dia memberikan sebuah pisau kepada setiap wanita (untuk memotong-motong makanan). Dia berkata (kepada Yusuf), “Keluarlah (tampakkanlah dirimu) kepada mereka.” Ketika wanita-wanita itu melihatnya, mereka sangat terpesona (dengan ketampanannya) dan mereka (tanpa sadar) melukai tangannya sendiri seraya berkata, “Mahasempurna Allah. Ini bukanlah manusia. Ini benar-benar seorang malaikat yang mulia.” (QS Yusuf: 31)

Menurut buku Takdir dan Mukjizat Manusia Tertampan Yusuf Alaihi Salam yang ditulis oleh Sulistyawati Khairu, Nabi Yusuf AS memulai dakwahnya saat berada di penjara. Ia dipenjara oleh majikannya, Al-Aziz, karena memiliki paras tampan.

Ketampanan Nabi Yusuf AS membuat Al-Aziz merasa terganggu. Sebab, banyak wanita Mesir datang ke rumahnya hanya untuk melihat wajah Nabi Yusuf AS.

Bahkan Siti Zulaikha, seorang wanita yang sudah bersuami, pun tergoda oleh ketampanan Nabi Yusuf AS. Rasulullah SAW pernah menggambarkan keindahan Nabi Yusuf AS seolah mencakup setengah dari keindahan seluruh alam semesta, sedangkan setengahnya lagi dibagikan kepada semua manusia di bumi.

2. Mampu Menafsirkan Mimpi

Allah SWT memberikan mukjizat kepada Nabi Yusuf AS dengan kemampuannya dalam menafsirkan mimpi. Mukjizat Nabi Yusuf AS ini diceritakan Allah dalam surat Yusuf ayat 43,

وَقَالَ الْمَلِكُ اِنِّيْٓ اَرٰى سَبْعَ بَقَرٰتٍ سِمَانٍ يَّأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَّسَبْعَ سُنْۢبُلٰتٍ خُضْرٍ وَّاُخَرَ يٰبِسٰتٍۗ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَاُ اَفْتُوْنِيْ فِيْ رُءْيَايَ اِنْ كُنْتُمْ لِلرُّءْيَا تَعْبُرُوْنَ٤٣

Artinya: “Raja berkata (kepada para pemuka kaumnya), “Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi yang kurus serta tujuh tangkai (gandum) yang hijau (dan tujuh tangkai) lainnya yang kering. Wahai para pemuka kaum, jelaskanlah kepadaku tentang mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkannya!

Dalam buku Takdir dan Mukjizat Manusia Tertampan Yusuf Alaihi Salam yang ditulis oleh Sulistyawati Khairu, dijelaskan bahwa Nabi Yusuf AS memanfaatkan mukjizatnya untuk berdakwah. Beliau mengajarkan kepada orang-orang yang meminta tafsir mimpinya untuk beribadah hanya kepada Allah SWT.

Mukjizat ini diceritakan digunakan dalam penafsiran mimpi Raja Mesir. Awalnya, Nabi Yusuf AS menafsirkan mimpi Raja Mesir kepada dua mantan pelayan kerajaan yang juga menjadi tahanan, dan mereka mendengarkan dengan penuh perhatian dan rasa kagum.

Penjelasan Nabi Yusuf AS mengejutkan kedua tahanan tersebut karena beliau memperkenalkan ajaran agama Nabi Ibrahim AS dan mengajak mereka untuk tidak menyekutukan Allah SWT.

Karena berita tentang kemampuan tafsir mimpi Nabi Yusuf AS menyebar di kalangan istana, Raja Mesir memanggilnya untuk menjelaskan mimpi-mimpinya yang terkait angka tujuh. Nabi Yusuf AS menafsirkan bahwa tujuh sapi gemuk melambangkan masa kemakmuran dan kesuburan, sedangkan tujuh sapi kurus melambangkan masa kemalangan dan kekeringan.

Nabi Yusuf AS menafsirkan mimpi itu sebagai tanda tujuh tahun masa panen melimpah yang akan diikuti oleh tujuh tahun kekeringan panjang.

Selain itu, biji gandum dalam mimpi tersebut melambangkan hasil pertanian. Nabi Yusuf AS menyarankan agar selama tujuh tahun masa panen, pemerintah dan rakyat menabung sebagian hasil pertanian untuk menghadapi tujuh tahun kekeringan yang akan datang.

Mendengar tafsiran ini, Raja Mesir segera memerintahkan pembuatan lumbung untuk menyimpan cadangan pangan yang cukup untuk menghadapi tujuh tahun kekeringan seperti yang diramalkan Nabi Yusuf AS.

Berkat tafsirannya yang tepat, Nabi Yusuf AS akhirnya dibebaskan dari penjara dan diangkat sebagai bendahara kerajaan Mesir.

3. Baju Nabi Yusuf Membuat Nabi Yakub Bisa Melihat

Kembali mengutip dari buku Kisah dan Mukjizat 25 Nabi dan Rasul oleh Aifa Syah, mukjizat Nabi Yusuf AS yang lainnya adalah bajunya yang bisa membuat ayahnya Nabi Yakub AS bisa melihat kembali setelah kehilangan penglihatannya.

Pada masa itu, Nabi Yusuf AS disingkirkan oleh saudara-saudaranya yang merasa iri dan dengki terhadapnya. Hal ini disebabkan karena Nabi Yusuf AS adalah putra kesayangan Nabi Yakub AS dan istrinya.

Saudara-saudaranya kemudian merencanakan jebakan dengan mengajak Nabi Yusuf AS pergi berburu ke hutan. Setibanya di sana, mereka menanggalkan pakaiannya dan melemparkan Nabi Yusuf AS ke dalam sumur yang kering.

Ketika kembali ke rumah, mereka membawa pakaian Nabi Yusuf AS yang sudah dilumuri dengan darah domba. Mereka berbohong kepada Nabi Yakub AS dengan mengatakan bahwa Nabi Yusuf AS telah dimangsa serigala, sambil menunjukkan pakaian berlumuran darah itu sebagai bukti.

Karena sangat berduka, Nabi Yakub AS terus menangisi kepergian Nabi Yusuf AS hingga menjadi buta. Namun, kesedihannya berubah menjadi kegembiraan ketika ia mengetahui bahwa Nabi Yusuf AS masih hidup.

Dengan izin Allah SWT, ketika Nabi Yakub mengusap wajahnya dengan baju Nabi Yusuf AS, penglihatannya kembali pulih. Peristiwa ini tercatat dalam Surah Yusuf ayat 96.

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Penciptaan Nabi Adam yang Diceritakan dalam Al-Qur’an


Jakarta

Nabi Adam adalah Nabi pertama dan sekaligus manusia pertama yang diciptakan oleh Allah SWT. Dalam Al- Qur’an diterangkan bahwa proses penciptaan Nabi Adam terbuat dari tanah menunai pro dan kontra di kalangan makhluk-makhluk Allah yang lain. Ada makhluk Allah yang menolak penciptaan Adam, dan ada yang menerima.

Mengutip buku Rizem Aizid dalam buku Inilah Cerita Nabi SAW tentang Para Nabi, Sahabat, Dajjal, Imam Mahdi & Umat Terdahulu menjelaskan bahwa makhluk yang menolak penciptaan Adam itu adalah iblis.

Salah satu alasan penolakan Iblis adalah karena Allah menjadikan Adam lebih mulia daripada dirinya (iblis). Setelah Adam diciptakan, Allah memerintahkan Malaikat dan Iblis untuk sujud kepada Adam.


Tapi, Iblis yang merasa dirinya lebih mulia karena diciptakan dari api menolak perintah Allah tersebut. Akibatnya, iblis pun mendapat murka Allah SWT dan Allah menempatkannya sebagai penghuni neraka.

Cerita tentang penciptaan Nabi Adam oleh Allah SWT ini diabadikan dalam Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat 30 sampai 39. Allah berfirman dalam ayat-ayat tersebut sebagai berikut:

وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلَائِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الْأَرْضِ خَلِيفَةً قَالُوا أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاءَ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُونَ * وَعَلَّمَ ءَادَمَ الْأَسْمَاءَ كُلَّهَا ثُمَّ عَرَضَهُمْ عَلَى الْمَلَائِكَةِ فَقَالَ أَنْتُونِي بِأَسْمَاءِ هَؤُلَاءِ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ قَالُوا سُبْحَانَكَ لَا عِلْمَ لَنَا إِلَّا مَا عَلَّمْتَنَا إِنَّكَ أَنتَ الْعَلِيمُ الْحَكِيمُ قَالَ يَادَمُ أَنْبِتْهُم بِأَسْمَابِهِمْ فَلَمَّا أَنْبَأَهُم بِأَسْمَابِهِمْ قَالَ أَلَمْ أَقُل لَّكُمْ إِنِّي أَعْلَمُ غَيْبَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَأَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا كُنتُمْ تَكْتُمُونَ ) وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ

مِنَ الْكَافِرِينَ * وَقُلْنَا يَتَادَمُ اسْكُنْ أَنتَ وَزَوْجُكَ الْجَنَّةَ وَكُلَا مِنْهَا رَغَدًا حَيْثُ شِئْتُمَا وَلَا تَقْرَبَا هَذِهِ الشَّجَرَةَ فَتَكُونَا مِنَ الظَّالِمِينَ ) فَأَزَلَّهُمَا الشَّيْطَانُ عَنْهَا فَأَخْرَجَهُمَا مِمَّا كَانَا فِيهِ وَقُلْنَا اهْبِطُوا بَعْضُكُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ وَلَكُمْ فِي الْأَرْضِ مُسْتَقَرٌّ وَمَتَاعُ إِلَى حِينٍ فَتَلَقَّى ءَادَمُ مِن رَّبِّهِ كَلِمَاتٍ فَتَابَ عَلَيْهِ إِنَّهُ هُوَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ قُلْنَا اهْبِطُوا مِنْهَا جَمِيعًا فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَايَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا

هُمْ يَحْزَنُونَ ( وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِعَلَيْنَا أُوْلَبِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ

فِيهَا خَالِدُونَ )

Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’

Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’. Dan Dia mengajarkan kepada Adam dam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: ‘Sebutkanlah kepada-Ku nama benda- benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!’.

Mereka menjawab: ‘Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana’. Allah berfirman: ‘Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nата benda ini.

Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: ‘Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?’.

Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam,’ maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. Dan Kami berfirman: ‘Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim.

Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan’.

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

Kami berfirman: ‘Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati’. Adapun orang- orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al Baqarah [2]; 30-39)

Demikianlah cerita tentang penciptaan Nabi Adam yang terdapat dalam Al-Qur’an, dari mulai awal penciptaan hingga diperintahkan oleh Allah SWT turun ke bumi karena melanggar perintah-Nya, yaitu memakan buah khaldi (pohon yang dilarang Allah didekati dalam ayat tersebut).

Kesan Rasulullah Terhadap Nabi Adam AS

Rasulullah SAW adalah utusan Allah yang ditugaskan untuk menyempurnakan akhlak umat manusia. Beliau adalah Nabi dan Rasul terakhir yang diutus Allah. Sebagai Rasul Allah, ucapan atau perkataan beliau tentang sesuatu hal merupakan penguat dari firman Allah SWT dalam Al-Qur’an.

Karena itu, hadits (perkataan) Nabi SAW adalah sumber hukum atau rujukan kedua dalam Islam setelah Al-Qur’an. Termasuk cerita Nabi SAW tentang Nabi Adam ini adalah penguat dan penjelas dari firman Allah SWT tentang penciptaan Nabi Adam.

Rasulullah SAW bercerita tentang Nabi Adam tidak secara utuh dari awal sampai akhir. Tapi, beliau menceritakan sosok Nabi Adam dalam segmen-segmen singkat.

Berikut adalah cerita Rasulullah SAW tentang sosok Nabi Adam sebagaimana tercatat dalam hadits shahih, di antaranya:

Yahya dan Muhammad bin Ja’far bercerita kepada kami, Auf bercerita kepadaku, dari Abu Musa, dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Sungguh, Allah menciptakan Adam dari suatu genggaman yang Dia ambil dari seluruh bumi, lalu keturunan Adam muncul sepenuh bumi, di antaranya ada yang berkulit putih, merah, hitam, dan campuran antara semua warna itu, ada yang butuk dan ada yang baik, ada yang berwatak lembut dan ada yang berwatak keras, juga ada yang wataknya campuran di antara keduanya.” (HR. Ahmad)

Dari Haudzah bin Aur, dari Qasamah bin Zuhair, aku mendengar Al-Asy’ari mengatakan: Rasulullah SAW bersabda, “Sungguh, Allah menciptakan Adam dari suatu genggaman yang la ambil dari seluruh bumi, lalu keturunan Adam muncul sepenuh bumi, diantaranya ada yang berkulit putih, merah, hitam dan campuran antara semua warna itu, ada yang berwatak lembut dan menurut, dan ada yang berwatak keras, juga ada yang wataknya campuran di antara keduanya, ada yang buruk dan ada yang baik, ada juga campuran di antara keduanya.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, At-Tirmidzi dan Ibnu Hibban dalam kitab Shahih-nya)

(lus/erd)



Sumber : www.detik.com

Kisah Malaikat Datangi Orang-orang Pilihan Allah dalam Wujud Manusia



Jakarta

Para malaikat dikisahkan pernah mendatangi orang-orang pilihan Allah SWT untuk menjalankan tugasnya. Mereka biasa menampakkan diri dalam wujud manusia.

Kisah tersebut diceritakan dalam ‘Alam al-Mala’ikah al-Abrar dan Alam al-Jinn wa asy-Syayathin karya Umar Sulaiman Abdullah Al-Asyqar yang diterjemahkan Kaserun AS. Rahman. Manusia pilihan ini berasal dari kalangan para nabi.

Dikisahkan, Nabi Ibrahim AS pernah didatangi beberapa malaikat dalam wujud manusia. Beliau tidak mengetahui sosok tersebut sampai akhirnya para malaikat menjelaskan jati dirinya.


Menurut riwayat dari Sa’id bin Jubair, As-Suddi, Qatadah, dan Muhammad bin Ishaq yang dinukil Ibnu Katsir dalam Qashash al-Anbiyaa, kala itu Nabi Ibrahim AS terus mendesak para malaikat yang datang ke rumahnya dengan berbagai pertanyaan.

“Apakah kalian mau menghancurkan suatu negeri yang di dalamnya masih ada orang-orang yang beriman, tiga ratus orang mungkin?” tanya Nabi Ibrahim AS.

Para malaikat menjawab, “Tidak sampai sebanyak itu.”

Nabi Ibrahim AS bertanya lagi, “Empat puluh orang mungkin”

“Tidak sampai sebanyak itu,” jawab malaikat.

Nabi Ibrahim AS terus bertanya, “Empat belas orang mungkin?”

Para malaikat menjawab, “Tidak sampai sebanyak itu.”

Menurut Ibnu Ishaq, Nabi Ibrahim AS terus bertanya tentang jumlah orang beriman dalam negeri itu. Kaum dari suatu negeri yang dimaksud dalam percakapan Nabi Ibrahim AS dan malaikat itu adalah kaum Nabi Luth AS.

Para malaikat juga pernah mendatangi Nabi Luth AS dalam wujud pemuda-pemuda tampan. Kedatangan mereka membuat Nabi Luth AS gelisah dan khawatir takut akan diganggu kaumnya. Diketahui, kaum Nabi Luth AS adalah kaum yang jahat dan gemar melakukan hubungan sesama jenis.

Hal tersebut diceritakan dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surah Hud ayat 77,

وَلَمَّا جَاۤءَتْ رُسُلُنَا لُوْطًا سِيْۤءَ بِهِمْ وَضَاقَ بِهِمْ ذَرْعًا وَّقَالَ هٰذَا يَوْمٌ عَصِيْبٌ ٧٧

Artinya: Ketika para utusan Kami (malaikat) itu datang kepada Lut, dia merasa gundah dan dadanya terasa sempit karena (kedatangan) mereka. Dia (Lut) berkata, “Ini hari yang sangat sulit.”

Ibnu Katsir mengatakan dalam Al-Bidayah wa an-Nihayah, para malaikat itu menampakkan diri dalam wujud pemuda tampan. Kedatangan mereka untuk menghancurkan kaum Nabi Luth AS. Setelah itu, Allah SWT menimpakan hukuman pada kaum itu.

Selain mendatangi Nabi Ibrahim AS dan Nabi Luth AS, para malaikat juga mendatangi Nabi Muhammad SAW. Ini terjadi berkali-kali dan dalam wujud beragam.

Malaikat Jibril pernah mendatangi manusia dalam wujud Dihyah bin Khalifah al-Kalbi, seorang sahabat yang begitu tampan. Kala itu, Aisyah RA melihat Rasulullah SAW meletakkan tangan pada kuda Dihyah al-Kalbi dan berbicara padanya. Ketika Aisyah RA bertanya tentang orang itu, Rasulullah SAW menjawab, “Ia adalah Jibril dan ia menyampaikan salam kepadamu.” (HR Ahmad dalam Musnad)

Terkadang Jibril mendatangi Rasulullah SAW dalam rupa seorang Badui. Banyak sahabat yang melihat ketika Jibril datang dalam wujud manusia. Dalam Shahih Bukhari dan Muslim terdapat hadits yang berasal dari Umar bin Khaththab, ia menceritakan melihat laki-laki berpakaian putih dan berambut hitam. Laki-laki itu duduk di dekat Rasulullah SAW dan bertanya tentang suatu hal.

“Ketika kami sedang duduk di sisi Rasulullah SAW, muncullah seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih dan berambut sangat hitam. Pada dirinya tidak tampak bekas melakukan perjalanan dan tidak seorang pun dari kami yang mengenalnya. Laki-laki itu duduk di dekat Rasulullah, menyandarkan kedua lututnya pada lutut beliau dan meletakkan kedua telapak tangan di atas paha beliau. Laki-laki itu berkata, ‘Wahai Muhammad, beri tahukanlah aku tentang Islam’.”

Dalam hadits tersebut, malaikat yang menyamar manusia itu menanyakan perihal iman, ihsan, dan kiamat beserta tanda-tandanya. Setelah itu, Rasulullah SAW memberitahu para sahabat bahwa orang yang bertanya itu adalah Malaikat Jibril yang bertujuan mengajarkan agama pada para sahabat.

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com