Tag Archives: akhlak tercela

Hadits tentang Bahaya Riya, Salah Satunya Dapat Membatalkan Amal Saleh


Jakarta

Riya atau pamer adalah perbuatan tercela yang harus dihindari oleh manusia. Kata riya berasal dari bahasa Arab ra’a-yara-ruyan-wa ru’yatan yang artinya melihat.

Menukil Syarah Riyadhush Shalihin Jilid 4 tulisan Syaikh Muhammad al-Utsaimin, riya dalam Islam identik dengan mereka yang beribadah kepada Tuhannya agar dilihat orang lain dan menuai pujian. Mereka yang riya tidak ikhlas semata mengharap ridha Allah SWT dalam mengerjakan amalnya.

Padahal, Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk beribadah dengan hati yang tulus sebagaimana dikatakan dalam surah Al Bayyinah ayat 5,


وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ

Artinya: “Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).”

Adapun, terkait larangan riya juga disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 264 dengan bunyi sebagai berikut,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, jangan membatalkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia, sedangkan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir.”

Selain surah Al-Qur’an, ada juga sejumlah dalil dari Al-Hadits yang menyebutkan tentang riya. Ini menunjukkan betapa bahayanya riya bagi umat manusia.

Hadits tentang Bahaya Riya

Mengutip buku Kumpulan Hadits Qudsi Pilihan oleh Syaikh Fathi Ghanim, berikut sejumlah hadits yang membahas tentang riya.

1. Hadits Riya Lebih Bahaya dari Fitnah Dajjal

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW menyebut bahwa riya lebih berbahaya ketimbang fitnah dajjal. Beliau berkata,

“Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih tersembunyi di sisiku atas kalian daripada Masih ad Dajjal?” Dia berkata, “Kami mau,” maka Rasulullah berkata, yaitu syirkul khafi; yaitu seseorang shalat, lalu menghiasi (memperindah) shalatnya, karena ada orang yang memperhatikan shalatnya.” (HR Ibnu Majah)

2. Hadits Riya Adalah Perbuatan yang Merusak

Perbuatan riya dikatakan lebih merusak daripada serigala menyergap domba. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW yang berbunyi,

“Tidaklah dua ekor serigala yang lapar dan dilepaskan di tengah sekumpulan domba lebih merusak daripada ketamakan seorang kepada harta dan kedudukan bagi agamanya.” (HR Ahmad, Tirmidzi, Darimi, dan yang lainnya dari Ka’ab bin Malik)

3. Hadits Riya Dapat Menghapus dan Membatalkan Amal Saleh

Riya dapat menghapus hingga membatalkan amal saleh yang telah dikerjakan oleh seorang muslim. Salat mereka dikatakan tidak akan diganjar pahala oleh Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda,

“Aku adalah sekutu yang Maha Cukup, sangat menolak perbuatan syirik. Barangsiapa yang mengerjakan suatu amal yang dicampuri dengan perbuatan syirik kepada-Ku, maka Aku tinggalkan dia dan (Aku tidak terima) amal kesyirikannya.” (HR Muslim dan Ibnu Majah)

Bagaimana Cara Menghindari Perbuatan Riya?

Mengutip buku Aqidah Akhlak tulisan Taofik Yusmansyah, berikut sejumlah cara yang dapat dilakukan untuk menghindari sifat riya.

  • Selalu berbuat baik di hadapan orang banyak maupun tidak ada orang sama sekali. Yakin bahwa Allah SWT Maha Mengetahui
  • Meminta perlindungan dan selalu berdoa kepada Allah agar dijauhkan dari sifat riya
  • Jangan merasa bangga dengan kelebihan yang dimiliki, jadikan hal tersebut sebagai alasan untuk lebih bersyukur kepada Allah SWT
  • Berbuat sewajarnya dalam berbagai hal, tidak dilebih-lebihkan ataupun dikurangi
  • Tidak membicarakan perbuatan yang pernah dilakukan kepada orang lain, terlebih jika hanya ingin mendapat pujian

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

4 Hadits yang Membahas Perbuatan Curang, Bukan Termasuk Golongan Umat Nabi SAW


Jakarta

Perbuatan curang sama dengan tidak jujur. Dalam Islam, perilaku ini termasuk ke dalam akhlak yang tidak terpuji.

Menukil dari buku At-Tadzkir susunan Tim Genta Hidayah, perbuatan curang sangat dibenci oleh Allah SWT. Setiap manusia yang berbuat curang akan diadili dengan seadil-adilnya di akhirat kelak.

Terkait perbuatan curang dalam Al-Qur’an tercantum dalam surah Al Mutaffifin ayat 1-4,


1. وَيْلٌ لِّلْمُطَفِّفِينَ

Arab latin: wailul lil-muṭaffifīn

Artinya: “Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang.”

2. ٱلَّذِينَ إِذَا ٱكْتَالُوا۟ عَلَى ٱلنَّاسِ يَسْتَوْفُونَ

Arab latin: allażīna iżaktālụ ‘alan-nāsi yastaufụn

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain mereka minta dipenuhi.”

3. وَإِذَا كَالُوهُمْ أَو وَّزَنُوهُمْ يُخْسِرُونَ

Arab latin: wa iżā kālụhum aw wazanụhum yukhsirụn

Artinya: “dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi.”

4. أَلَا يَظُنُّ أُو۟لَٰٓئِكَ أَنَّهُم مَّبْعُوثُونَ

Arab latin: alā yaẓunnu ulā`ika annahum mab’ụṡụn

Artinya: “Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan.”

Dijelaskan dalam jurnal Fraud dalam Perspektif Islam Volume 5 Nomor 1 susunan Safuan dan Ismartaya, kecurangan terbagi atas beberapa jenis, yaitu taghrir (menipu), ghabn (menjual dengan harga sangat tinggi), gharar (melakukan transaksi yang tidak jelas), ghulul (korupsi), risywah (suap), dan ihtikar (menimbun).

Hadits tentang Perbuatan Curang

1. Hadits Pelaku Curang Tidak Termasuk Golongan Rasulullah SAW

Dalam hadits riwayat Muslim, Rasulullah bersabda bahwa orang-orang yang berbuat curang tidak termasuk dari golongannya. Nabi SAW bersabda,

“Siapa saja menipu (berbuat curang) maka dia bukan dari golonganku.” (HR Muslim)

Hadits tersebut menyebutkan segala bentuk kecurangan adalah perbuatan tercela. Orang-orang yang berbuat curang tidak dianggap sebagai golongan nabi.

2. Hadits tentang Pemimpin Curang

Jika seorang pemimpin curang dan berkhianat kepada rakyatnya, kemudian dia meninggal dalam keadaan belum bertaubat, maka Allah SWT akan mengharamkan surga baginya. Ketetapan tersebut dijelaskan dalam sebuah hadits yang berbunyi:

“Barangsiapa diberi beban oleh Allah untuk memimpin rakyatnya lalu mati dalam keadaan menipu, niscaya Allah mengharamkan surga atasnya.” (HR Muslim)

3. Hadits tentang Menerima dan Memberi Suap

Islam melarang umatnya untuk berbuat curang dengan cara menerima dan memberi suap. Hal ini termaktub dalam hadits Rasulullah SAW, ia bersabda:

“Allah melaknat penyuap dan penerima suap.” (HR Ibnu Majah)

4. Hadits Berbuat Curang dengan Mengambil yang Bukan Haknya

Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa dari kalian yang aku angkat atas suatu amal, kemudian dia menyembunyikan dari kami (meskipun) sebuah jarum atau sesuatu yang lebih kecil daripada itu, maka hal itu termasuk ghulul (pencurian) yang pada hari kiamat akan ia bawa.” (HR Muslim)

Hadits tersebut menjadi peringatan bagi orang yang diberi amanah kemudian mengambil yang bukan haknya maka dapat dikatakan sebagai korupsi atau mencuri.

Itulah sejumlah hadits yang membahas tentang perbuatan curang. Semoga kita senantiasa bukan termasuk di antaranya, naudzubillah min dzaalik.

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com