Tag Archives: al a

Setan Takut kepada 4 Golongan Ini, Apakah Kamu Termasuk?


Jakarta

Sejak awal penciptaan manusia, iblis sudah menyatakan permusuhannya. Ia bertekad akan menyesatkan keturunan Adam hingga mereka tertipu dan melihat kesesatan sebagai kenikmatan. Allah SWT mengabadikan sumpah Iblis ini dalam Al-Qur’an surah Al-Hijr ayat 39.

Allah SWT berfirman,

قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ


Artinya: Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, karena Engkau telah menyesatkanku, sungguh aku akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi dan sungguh aku akan menyesatkan mereka semua,

Dalam surah Al-A’raf ayat 17, iblis menjelaskan rencananya lebih jauh:

ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ

Artinya: Kemudian, pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”

Menurut Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, ayat ini menggambarkan bahwa setelah manusia diberi keinginan dan kebebasan memilih, setan bertekad menghalangi mereka dari segala arah dalam menempuh jalan lurus (Ash-Shirathal Mustaqim). Ia datang dari depan, belakang, kanan, dan kiri untuk menggoda manusia agar berpaling dari petunjuk Allah.

Penjelasan Buya Hamka menekankan bahwa kebanyakan manusia tidak bersyukur karena mereka sudah tertipu oleh tipu daya setan. Gangguan ini bukan semata dari arah fisik, melainkan juga dari arah pemikiran, perasaan, hingga tindakan, yang membuat manusia sulit menerima kebenaran atau kembali ke jalan lurus.

Golongan Orang yang Ditakuti Setan

Namun ada pula golongan manusia yang tidak hanya terhindar dari godaan, tapi bahkan ditakuti oleh setan. Hal ini dijelaskan dalam buku Mengapa Malaikat dan Setan di Rumah Kita? susunan Abu Hudzaifah Ibrahim dan Muhammad ash-Shayim. Siapa saja mereka?

1. Orang yang Memohon Perlindungan kepada Allah SWT

Ketika seseorang menghadapi kesulitan, ia berlindung hanya kepada Allah, bukan kepada makhluk lain. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-Isra ayat 56:

قُلِ ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ فَلَا يَمْلِكُوْنَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلَا تَحْوِيْلً

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Serulah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Dia. Mereka tidak akan mampu menghilangkan bahaya darimu dan tidak (pula) mampu mengalihkannya.”

Setan takut kepada orang yang tahu kepada siapa harus meminta pertolongan, karena orang ini tidak mudah tergoda oleh janji dan bisikan palsu.

2. Orang yang Senantiasa Bertaubat dan Beristighfar

Setan akan berusaha menjebak manusia dalam dosa, tetapi ia gentar kepada mereka yang segera sadar dan kembali kepada Allah. Mereka tidak tenggelam dalam kesalahan, melainkan segera bertaubat.

Firman Allah SWT dalam surah Al-A’raf ayat 201:

اِنَّ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا اِذَا مَسَّهُمْ طٰۤىِٕفٌ مِّنَ الشَّيْطٰنِ تَذَكَّرُوْا فَاِذَا هُمْ مُّبْصِرُوْنَۚ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, jika mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat (kepada Allah). Maka, seketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).

Taubat membuat manusia kembali pada fitrahnya dan membatalkan pengaruh setan yang sempat menyentuhnya.

3. Orang yang Hidup dalam Lingkungan Orang Saleh

Setan lebih mudah menggoda orang yang menyendiri dan jauh dari komunitas yang baik. Sebaliknya, mereka yang hidup dalam jemaah Muslim, akan saling mengingatkan dan menjaga.

Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang menginginkan kesenangan surga di antara kalian, hendaklah dia senantiasa bergabung dengan jemaah muslimin, karena setan itu berada di dekat orang yang sendiri dan akan tersingkir dari dua orang atau lebih.” (HR Tirmidzi)

Lingkungan yang baik adalah benteng dari godaan yang sering datang saat seseorang dalam kesendirian atau saat iman sedang lemah.

4. Orang yang Dekat dengan Al-Qur’an dan Sunnah

Orang yang membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an serta mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW, berada di bawah cahaya petunjuk. Setan akan kesulitan menembus hati yang dipenuhi ayat-ayat Allah dan sunnah Rasul-Nya.

Zikir dan Amalan Pelindung dari Godaan Setan

Selain masuk empat golongan di atas, Rasulullah SAW juga mengajarkan zikir dan amalan tertentu untuk menjauhkan diri dari godaan setan.

Dalam buku Zikir & Amalan Nabi Sehari-hari terbitan Ghadeer Foundation, disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Setan terbagi menjadi dua. Pertama, setan dari golongan jin yang akan menjauh ketika dibacakan padanya ayat Al-Qur’an. Kedua, setan dari golongan manusia, yang akan menjauh ketika dibacakan sholawat: Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa āli Muhammad.”

Imam Ja’far Ash-Shadiq juga meriwayatkan cara mencegah bisikan setan:

“Untuk mencegah bisikan setan pada dirimu, usapkan tangan ke dada sambil membaca: Bismillāh wabillāh wa bi Muhammad rasūlillāh, wa lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘Aliyyil ‘Azīm, Allāhumma amsih ‘annī mā ahdzar.

(Dengan nama Allah, dengan Allah, dan dengan Muhammad utusan Allah. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Ya Allah, hilangkanlah dariku apa yang aku khawatirkan).”

Setelah itu, tangan ditarik ke bawah sampai perut dan doa tersebut diulang sebanyak tiga kali. Insyaallah seseorang akan terhindar dari bisikan dan gangguan setan.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa sebelum Belajar di Sekolah Arab, Latin, dan Artinya


Jakarta

Ketika guru sudah mengucapkan salam pembuka, biasanya akan mengarahkan muridnya untuk bersama-sama membaca doa sebelum belajar di sekolah. Doa ini diamalkan agar murid mudah mencerna memahami pelajaran dan kegiatan menuntut ilmunya menjadi berkah.

Berikut daftar doa sebelum belajar yang bisa dipanjatkan bersama-sama siswa dan guru yang tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Kumpulan Doa sebelum Belajar dalam Islam

  • Doa sebelum Belajar Versi 1

Mengutip buku Doa Harian Pilihan untuk Anak karya Muhammad Rayhan, inilah doa pendek sebelum belajar.


رَبِّي زِدْنِي عِلْمًا وَارْزُقْنِي فَحْمًا.

Arab-latin: Robbii zidnii ‘ilman warzuqnii fahman

Artinya: “Ya Tuhanku, tambahkanlah aku ilmu dan berilah aku kepahaman.”

  • Doa sebelum Belajar Versi 2

Bersumber dari buku Doa Anak Muslim Sehari-hari karya Tim Duta, bacalah doa ini sebelum memulai pembelajaran di kelas.

رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا، وَارْزُقْنِي فَهُمَا وَاجْعَلْنِي مِنَ الصَّالِحِينَ

Arab-latin: Rabbii zidnii ‘ilmaa, warzuqnii fahmaa, waj’alnii minash-shaalihiin

Artinya: “Ya Allah tambahkanlah aku ilmu, dan berilah aku karunia untuk dapat memahaminya, dan jadikanlah aku termasuk golongannya orang- orang yang saleh.”

  • Doa sebelum Belajar Versi 3

Dilansir dari buku Al-Ma’tsurat dan Doa-doa Pilihan karya Tim Kreatif Qultum Media, inilah doa sebelum belajar yang lebih panjang dari doa-doa sebelumnya.

اللَّهُمَّ انْفَعْنِي بِمَا عَلَّمْتَنِي وَعَلَّمْنِي مَا يَنْفَعُنِي وَزِدْنِي عِلْمًا الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَأَعُوْذُ بِاللَّهِ مِنْ حَالِ أَهْلِ النَّارِ

Arab-latin: Allaahumman fa’nii bimaa ‘allamtanii wa ‘allimnii maa yanfa’unii wa zidnii ‘ilmaa, alhamdulillahi ‘ala kulli haal, wa a’uudzu billahi min haali ahlin naar

Artinya: “Ya Allah, berilah kemanfaatan, pada ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku dan ajarkanlah kepadaku akan ilmu yang dapat memberikan manfaat kepadaku, dan berikanlah tambahan ilmu pada diriku. Segala puji bagi Allah atas segala sesuatu, dan aku berlindung kepada Allah dari keadaan penghuni neraka.”

  • Doa Dilindungi dari Ilmu Tidak Bermanfaat

Mengutip buku Hafalan Doa Pendek Sehari-hari karya Ibnu Muslih Djuremi, ada 2 doa yang baik dibacakan sebelum mulai belajar.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُبِكَ مِنْ عِلْمٍ لَا يَنْفَعُ وَقَلْبٍ لا يَخْشَعُ وَدُعَاءِ لَا يُسْمَعُ.

Arab-latin: Allaahumma innii a’uudzubika min ‘ilmil laa yanfa’, wa qalbil laa yakhsya’, wa du’aa-il laa yusma’

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyuk, dan doa yang tidak didengar.”

اللَّهُمَّ زِدْنِي عِلْمًا وَلاَ تُزِغْ قَلْبِيْ بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنِي وَهَبْ لِي مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ.

Arab-latin: Allaahumma zidnii ‘ilmaa, wa laa tuzigh qalbii ba’da idzhadaitanii, wahablii mil ladunka rahmah, innaka antal wahhaab

Artinya: “Ya Allah, berilah aku tambahan ilmu dan janganlah Engkau menggeser hatiku setelah Engkau memberi petunjuk kepadaku, dan berilah aku rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya, Engkau Maha Pemberi.”

Doa setelah Belajar di Sekolah

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَوْدِعُكَ مَا عَلَّمْتَنِيْهِ فَرْدُدْهُ إِلَيَّ عِنْدَ حَاجَتِي إِلَيْهِ وَلَا تَنْسَنِيْهِ يَارَبَّ الْعَالَمِينَ.

Arab-latin: Alloohumma innii astaudi’uka maa ‘allamtaniihi fardud-hu ilayya ‘inda haajatii ilaihi wa laa tansaniihi yaa robbal’aalamiin

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku titipkan kepada-Mu atas ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku, maka kembalikanlah kepadaku ketika aku membutuhkannya. Dan janganlah Engkau lupakan ilmu itu kepadaku, wahai Tuhan semesta alam.”

Adab-adab dalam Berdoa

Mengutip buku Doa Penangkal Kejahatan karya M. Syukron Maksum, sebelum berdoa sebaiknya perhatikan adab-adabnya terlebih dahulu. Berikut adab-adab yang perlu diperhatikan.

1. Keadaan yang Mulia

Doa sebaiknya diamalkan dalam keadaan yang mulia. Beberapa di antaranya seperti, ketika sujud saat salat, waktu hujan turun, sebelum dan sesudah menunaikan salat, lalu saat jiwa sedang tenang dan bersih dari gangguan setan seperti waktu belajar.

2. Merendahkan Suara, Khusyuk dan Tadharru

Berdoa dengan rendah hati ini dijelaskan dalam surah Al-A’raf ayat 55:

اُدْعُوْا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَّخُفْيَةً ۗاِنَّهٗ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَۚ ٥٥

Artinya: Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

3. Memuji dan Memohon Ampun kepada Allah SWT

Adab selanjutnya adalah memuji dan memohonkan ampun kepada Allah SWT. Hal ini dijelaskan dalam surah An Nasr ayat 3:

فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَاسْتَغْفِرْهُۗ اِنَّهٗ كَانَ تَوَّابًا ࣖ ٣

Artinya: “Bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Penerima tobat.”

Menurut arsip detikHikmah, tafsir ayat di atas menerangkan bahwa Allah SWT menerima tobat hamba-Nya yang bertasbih memujinya dan beristigfar, dan sebelum berdoa. Sebab hakikatnya hanya Allah SWT yang akan memberikan kemudahan dan kesuksesan kepada hamba-hambanya.

Demikianlah contoh doa sebelum belajar di sekolah yang bisa dibaca oleh siswa. Semoga menuntut ilmu menjadi bekal pahala menuju surga.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

7 Doa agar Dijauhkan dari Orang Zalim, Yuk Amalkan!


Jakarta

Orang zalim adalah orang yang jauh dari sifat adil dan amanah. Orang-orang zalim ini mendatangkan kesengsaraan di dunia maupun akhirat, baik itu bagi dirinya sendiri maupun sekitarnya.

Keberadaan orang zalim termasuk salah satu tanda kecil kedatangan hari kiamat. Ini dijelaskan dalam hadits dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Jika umurmu panjang, engkau akan segera melihat satu kaum membawa cambuk (seperti ekor sapi) di tangannya, setiap pagi, dan petang mereka dilaknati Allah SWT.” (HR Muslim)


Juga dalam riwayat lain dari Abu Umamah RA yang berbunyi, “Pada akhir zaman, akan ada orang-orang yang membawa cambuk seperti ekor sapi. Mereka pergi pada pagi hari dalam kemurkaan Allah dan kembali pada sore hari dalam kemarahan Allah.”(HR Albaniy)

Ketika merasa terzalimi, umat muslim bisa membaca doa agar mendapatkan perlindungan Allah SWT. Doa agar dilindungi dari perbuatan zalim bisa dibaca setiap waktu.

Berkaitan dengan itu, ada beberapa doa yang dapat diamalkan muslim agar terhindar dari orang yang zalim. Seperti apa? Berikut bacaannya yang dinukil dari buku Indahnya Doa Rasulullah Bagiku yang ditulis Masriyah Amva dan buku Doa Ajaran Ilahi susunan Anis Masykhur & Jejen Musfah.

Doa agar Dijauhkan dari Orang Zalim

Doa dijauhkan dari orang zalim ini sekaligus berisi permohonan kepada Allah SWT agar didekatkan dengan orang-orang yang baik. Simak bacaannya berikut ini.

1. Doa Pertama

Doa pertama tercantum dalam surat Al-A’raf Ayat 47 agar terhindar dari orang zalim:

۞ وَإِذَا صُرِفَتْ أَبْصَٰرُهُمْ تِلْقَآءَ أَصْحَٰبِ ٱلنَّارِ قَالُوا۟ رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا مَعَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

Arab-Latin: Wa iżā ṣurifat abṣāruhum tilqā`a aṣ-ḥābin-nāri qālụ rabbanā lā taj’alnā ma’al-qaumiẓ-ẓālimīn

Artinya: Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu”.

2. Doa Kedua

اللَّهُمَّلَاتُسَلِّطْعَلَيْنَا-بِذُنُوْبِنَا-مَنْلَايَخَافُكَوَلَايَرْحَمُناَ

Arab latin: Allahumma lâ tusallith ‘alainâ-bidzunübinâ-man lâ yakhâfuKa walâ yarhamunâ.

Artinya: “Ya Allah ya Tuhan kami, janganlah Engkau kuasakan (jadikan pemimpin) atas kami-karena dosa-dosa kami-orang yang tidak takut kepadaMu dan tidak mempunyai belas kasihan kepada kami.

3. Doa Ketiga

Dalam satu hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah SAW berdoa agar dilindungi dari pemimpin yang zalim:

اللَّهُمَّ مَنْ وَلِيَ مِنْ أَمْرِ هَذِهِ أُمَّتِي شَيْئاً فَرَفَقَ بِهِمْ، فَارْفُقْ بِهِ. وَمَنْ شَقَّ عَلَيْهَا فَاشْفُقْ عَلَيْهِ. رواه مسلم

Artinya: “Ya Allah, siapa saja yang memimpin (mengurus) urusan umatku ini, yang kemudian ia menyayangi mereka, maka sayangilah dia. Dan siapa saja yang menyusahkan mereka, maka susahkanlah dia”. (HR. Muslim No 1828)

4. Doa Keempat

Surat Al-Qashash Ayat 21:

فَخَرَجَ مِنْهَا خَآئِفًا يَتَرَقَّبُ ۖ قَالَ رَبِّ نَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

Arab-Latin: Fa kharaja min-hā khā`ifay yataraqqabu qāla rabbi najjinī minal-qaumiẓ-ẓālimīn

Artinya: Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu”.

5. Doa Kelima

Surat Al-Mu’minun Ayat 94:

رَبِّ فَلَا تَجْعَلْنِى فِى ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

Arab-Latin: Rabbi fa lā taj’alnī fil-qaumiẓ-ẓālimīn

Artinya: “Ya Tuhanku, maka janganlah Engkau jadikan aku berada di antara orang-orang yang zalim”.

6. Doa Keenam

Doa agar terhindar dari orang zalim selanjutnya juga tercantum dalam surah Al A’raf ayat 47. Berikut bunyinya,

وَإِذَا صُرِفَتْ أَبْصَٰرُهُمْ تِلْقَآءَ أَصْحَٰبِ ٱلنَّارِ قَالُوا۟ رَبَّنَا لَا تَجْعَلْنَا مَعَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

Arab latin: Wa iżā ṣurifat abṣāruhum tilqā`a aṣ-ḥābin-nāri qālụ rabbanā lā taj’alnā ma’al-qaumiẓ-ẓālimīn

Artinya: “Dan apabila pandangan mereka dialihkan ke arah penghuni neraka, mereka berkata: “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau tempatkan kami bersama-sama orang-orang yang zalim itu.”

7. Doa Ketujuh

Doa agar terhindar dari pemimpin zalim selanjutnya dipanjatkan oleh Nabi Musa AS ketika memohon perlindungan dari Firaun. Allah SWT berfirman dalam surah Al Qashash ayat 21,

فَخَرَجَ مِنْهَا خَآئِفًا يَتَرَقَّبُ ۖ قَالَ رَبِّ نَجِّنِى مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

Arab latin: Fa kharaja min-hā khā`ifay yataraqqabu qāla rabbi najjinī minal-qaumiẓ-ẓālimīn

Artinya: “Maka keluarlah Musa dari kota itu dengan rasa takut menunggu-nunggu dengan khawatir, dia berdoa: “Ya Tuhanku, selamatkanlah aku dari orang-orang yang zalim itu.”

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

5 Kesalahan dalam Berdoa, Muslim Jangan Lakukan Ya!



Jakarta

Ada kesalahan yang kerap dilakukan seorang muslim ketika berdoa. Doa merupakan bagian dari ibadah jadi perhatikan adabnya.

Perintah berdoa termaktub dalam Al-Qur’an surat Al-Mu’min ayat 60, Allah SWT berfirman,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ٱدْعُونِىٓ أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ ٱلَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِى سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ


Artinya: Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.

Kesalahan saat Berdoa

1. Mengeraskan Suara

Surat Al-A’raf ayat 55

ٱدْعُوا۟ رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ ٱلْمُعْتَدِينَ

Artinya: Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.

Dalam buku 1001 Kesalahan Dalam Ibadah dan Muamalah karya DR Musthofa Murod disebutkan hadits Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada yang tuli dan yang tidak ada.”

2. Mendoakan Keburukan

Doa merupakan amalan yang mulia. Doa bahkan merupakan satu paket dengan ibadah, oleh karenanya dilarang berdoa untuk suatu keburukan.

Mengutip buku Agar Doa Selalu Dikabulkan Allah oleh Muhammad Syafie el-Bantanie, Rasulullah SAW melarang umat Islam berdoa untuk suatu keburukan.

3. Berdoa secara Berlebihan

Berdoa juga tidak diperbolehkan secara berlebihan. Hal ini dijelaskan dalam hadits dari Abu Na’amah dari Saad bin Abu Waqqash, ia berkata: ayahku mendengar saat aku berkata, “Ya Allah, aku memohon kepadaMu surga beserta kenikmatan dan kesenangannya dan begini begitu. Dan aku memohon perlindungan kepada-Mu dari azab neraka beserta rantai dan rasa hausya serta begini dan begitu.” Lalu ayahku berkata, “Wahai anakku, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda, “Akan datang suatu kaum yang berlebihan dalam berdoa, dan semoga kalian bukan bagian dari mereka. Sesungguhnya jika kalian diberikan surga, maka kalian akan diberikan surga beserta kebaikan yang ada di dalamnya, dan jika kalian diazab di neraka, maka akan diazab di dalamnya dengan keburukan yang ada di dalamnya pula.” (HR Abu Daud)

4. Mengandung Hal yang Dilarang

Seorang muslim dilarang berdoa untuk sesuatu yang bertentangan dengan sunnatullah. Misalnya seperti berdoa agar bisa terbang atau agar tidak menikah.

5. Menggunakan kalimat “Jika Allah Bekehendak”

Jangan berdoa dengan menggunakan kalimat “Jika Allah berkehendak.” Contohnya, “Ya Allah, ampunilah dosaku jika Engkau berkehendak mengampuninya.”

Doa seperti itu seolah-olah tidak butuh kepada Allah SWT. Hal ini menandakan kesombongan kepada Allah SWT. Doa harus disertai dengan keyakinan bahwa Allah SWT akan mendengar dan mengabulkannya.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Agar Rezeki Mengalir Setiap Hari, Yuk Amalkan Doa Ini


Jakarta

Doa adalah sarana untuk menyampaikan keinginan atas permintaan secara langsung dari hamba-Nya kepada Allah SWT. Dalam Islam, doa terbagi menjadi dua yaitu doa yang berisikan pujian kepada Allah SWT dan doa yang berisikan permohonan.

Melansir buku kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki yang ditulis KH. Sulaeman bin Muhammad Bahri mengatakan bahwa doa yang merupakan pujian, lebih kepada mengamalkan sifat-sifat Allah (Asma’ul Husna) yang merupakan nama-nama terbaik Allah SWT, sedangkan doa yang berupa permohonan adalah ungkapan permintaan secara langsung kepada Allah SWT.

Allah SWT berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 180 yang berbunyi:


وَلِلّٰهِ الْاَسْمَاۤءُ الْحُسْنٰى فَادْعُوْهُ بِهَاۖ وَذَرُوا الَّذِيْنَ يُلْحِدُوْنَ فِيْٓ اَسْمَاۤىِٕهٖۗ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ ۖ ١٨٠

Artinya: “Allah memiliki Asmaulhusna (nama-nama yang terbaik). Maka, bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut (Asmaulhusna) itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyalahartikan nama-nama-Nya. Mereka kelak akan mendapat balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-A’raf: 180)

Selain itu, dalam surah Ghafir ayat 60, Allah SWT juga berfirman tentang perintah berdoa kepada Allah SWT.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ

Artinya: Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Salah satu memohon rezeki kepada Allah, selain dengan berusaha kita juga harus berdoa. Mengutip buku Doa dan Zikir Harian Nabi oleh Imam Abu Wafa berdoa memiliki manfaat utama bagi keberlangsungan hidup manusia.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya barang siapa yang tidak memohon sesuatu kepada Allah, maka Allah akan murka kepadanya.” (HR Tirmidzi)

Mengutip buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki yang ditulis KH. Sulaeman bin Muhammad Bahri, berikut doa-doa pembuka rezeki agar Allah SWT memberikan kelancaran.

5 Doa agar Rezeki Mengalir Lancar

1. Doa agar Terpenuhi Hajat Dunia dan Akhirat

اللَّهُمَّ اكْفِنِي بِحَلَالِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَاغْنِي بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سَوَاكَ

Allaahumma ikfinii bihalaalika ‘an haraamika waghninii bifadhlika amman siwaaka
Artinya: “Ya Allah, cukupkanlah aku dengan kehalalan-Mu dari keha- raman-Mu, dan cukupkanlah aku dengan anugerah-Mu dari selain-Mu.”

Keterangan: Bacalah surat Al-Ikhlas 100 kali setelah salat Jumat, kemudian bacalah doa tersebut.

2. Doa Memohon Rezeki yang Halal dan Berkah

اللَّهُمَّ ارْزُقْنِي مَا يَكْفِيْنِي وَصْنَعْ عَنِّي مَا يُطْغَيْنِي

Allaahummarzuqnii maa yakfiinii washna’ annii maa yuthghinii

Artinya: “Ya Allah, berilah aku rezeki yang cukup dan baik, serta cegahlah diriku dari rezeki yang mencelakakan aku.”

3. Doa Pembuka Rezeki dan Kekayaan

اللَّهُمَّ يَا غَنِيٌّ يَا مُغْنِي أَغْنِنِي عَنِّى أَبَدًا وَيَا عَزِيزُ يَا مُعِزُّ أَعزَّنِي بِإِعْزَازِ عِزَّةٍ قُدْرَتِكَ وَ يَا مُيَسَّرَ الْأُمُورِ يَسْرْ لِي أُمُورَ الدُّنْيَا وَالدِّيْنِ يَا خَيْرَ مَنْ يُرْجِي يَا اللَّهُ

Allaahumma yaa ghaniyyu yaa mughnii aghninii ghinan abadan wa yaa ‘aziizu yaa mu’izzu a’izzanii bi i’zaazi ‘izzati qudratika wa yaa muyassiral umuuri yassirlii umuuraddunyaa wad diini yaa khaira man yurjaa yaa allaahu

Artinya: “Ya Allah, Dzat yang Maha Kaya dan memberikan kekayaan, berilah kekayaan kepadaku yang abadi. Wahai Dzat yang Maha Mulia yang memberikan kemuliaan, berilah kemuliaan kepadaku dengan kemuliaan kekuasaan-Mu. Wahai Dzat yang mempermudah semua urusan, berilah kemudahan kepadaku di dalam semua urusan dunia dan agama, wahai Dzat yang paling baik, ya Allah.”

Keterangan: Bacalah doa ini setelah salat fardhu, shalat Hajat, dan salat sunah Tahajjud sebanyak 3 kali.

4. Doa Perlidungan dari Kesempitan Rezeki

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي، وَاهْدِنِي وَارْزُقْنِي وَعَافِنِي وَاعْفُ عَنِّي اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ ضِيقِ الرِّزْقِ الدُّنْيَا وَضِيْقِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Allaahummaghfirlii warhamnii wahdinii wardzuqnii wa’aafinii wa’fu’annii, allaahumma innii a’udzubika min dhiqir rizqiddunyaa wadiiqi yaumil qiyaamati walhamdulillaahi rabbil ‘aalamiin

Artinya: “Ya Allah, ampunilah aku, kasihanilah aku, berilah petunjuk kepadaku, berilah rezeki kepadaku, sejahterakanlah aku, dan maafkanlah aku. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon perlindungan kepada-Mu dari kesempitan urusan dunia dan kesempitan pada hari kiamat. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

Keterangan: Bacalah doa ini sebanyak 90 kali setelah salat sunah Tahajjud.

5. Doa agar Dicukupkan Rezeki

حَسْبِيَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ عَلَيْهِ تَوَكَّلْتُ وَهُوَ رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيمِ

Hasbiyallaahu laailaahailla hua’alaihi tawakkaltu wahuwa robbul ‘arsyil azhiimi

Artinya: “Allah telah mencukupkan padaku, tiada Tuhan melainkan Engkau dan pada-Mu aku aku berserah diri, Engkau Tuhan yang menguasai arasy yang besar.”

Keterangan: Bacalah sebanyak 3 kali setiap pagi setelah salat Subuh.

(lus/inf)



Sumber : www.detik.com

Muslimah Wajib Tahu! Ini Larangan Berhias dalam Islam



Jakarta

Sebagai muslimah, ada beberapa hal yang wajib menjadi perhatian. Termasuk dalam hal berhias. Islam sangat memuliakan wanita sehingga ada aturan berhias yang harus diikuti untuk melindungi kaum Hawa.

Berhias tidaklah dilarang dalam Islam. Wanita ataupun laki-laki muslim diperbolehkan berhias asalkan tetap dalam koridor yang telah ditetapkan secara syariat.

M. Quraish Shihab dalam bukunya yang berjudul Wawasan Al-Quran: Tafsir Tematik atas Berbagai Persoalan Umat, menjelaskan bahwa berhias adalah namuri manusiawi dan hal ini tidak menyalahi ajaran Islam. Berhias yang dilarang adalah tabarruj al-jahiliyah.


Dalam Al-Qur’an surat Al-Ahzab ayat 33, Allah SWT berfirman,

وَقَرْنَ فِى بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ ٱلْجَٰهِلِيَّةِ ٱلْأُولَىٰ ۖ وَأَقِمْنَ ٱلصَّلَوٰةَ وَءَاتِينَ ٱلزَّكَوٰةَ وَأَطِعْنَ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥٓ ۚ إِنَّمَا يُرِيدُ ٱللَّهُ لِيُذْهِبَ عَنكُمُ ٱلرِّجْسَ أَهْلَ ٱلْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيرًا

Artinya: Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.

Ayat ini menegaskan bahwa tabarruj al-jahiliyah adalah segala macam cara yang dapat menimbulkan rangsangan birahi kepada selain suami istri.

Al-Qur’an memperbolakan wanita berjalan di hadapan lelaki, tetapi dingatkan agar cara berjalannya jangan sampai mengundang perhatian.

Larangan Berhias bagi Muslimah

Merangkum buku Inilah Wanita yang Paling Cepat Masuk Surga karya Ukasyah Habibu Ahmad, berikut beberapa perbuatan berhias yang tergolong tabarruj dan dilarang dalam Islam.

1. Mengenakan Pakaian Tipis

Pakaian berfungsi sebagai penutup aurat, perhiasan serta pelindung. Dalam Al-Qur’an tercatat perintah untuk mengenakan pakaian yang baik sebagaimana termaktub dalam surat Al-A’raf ayat 26,

يَٰبَنِىٓ ءَادَمَ قَدْ أَنزَلْنَا عَلَيْكُمْ لِبَاسًا يُوَٰرِى سَوْءَٰتِكُمْ وَرِيشًا ۖ وَلِبَاسُ ٱلتَّقْوَىٰ ذَٰلِكَ خَيْرٌ ۚ ذَٰلِكَ مِنْ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ لَعَلَّهُمْ يَذَّكَّرُونَ

Artinya: Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.

Wanita yang mengenakan pakaian tipis atau busana yang ketat dan merangsang termasuk dalam kategori tabarruj. Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua golongan manusia yang menajdi penghuni neraka, yang sebelumnya aku tidak pernah melihatnya. Pertama sekelompok orang yang memiliki cambuk seperti ekor sapi yang digunakan untuk menyakiti manusia. Kedua, wanita yang membuka auratnya serta berpakaian tipis merangsang, berlenggak-lenggok dan berlagak. Mereka tidak dapat masuk surga dan mencium baunya. Padahal bau surga bisa tercium dari jarak sekian.” (HR Muslim)

2. Menggunakan Wewangian di Hadapan Laki-laki

Rasulullah SAW bersabda, “Siapapun wanita yang memakai wewangian kemudian melewati suatu kaum agar mereka mencium baunya, berarti ia telah berzina.” (HR Nasai)

Menurut Ibnu Abi Najih, wanita yang keluar rumah dengan memakai wewangian termasuk kategori tabarruj jahiliyah. Oleh karena itu, seorang muslimah dilarang keluar rumah atau berada di antara laki-laki dengan mengenakan wewangian yang dominan baunya.

3. Berhias untuk Selain Suami

Seorang wanita muslim juga dilarang berhias untuk selain suaminya. Dalam hadits, Rasulullah SAW mengingatkan, “Seorang wanita dilarang berhias untuk selain suaminya.” (HR Ahmad, Abu Daud dan Nasai)

Islam mengajarkan agar seorang wanita tampil cantik di hadapan suaminya. Sebagaimana disabdakan Rasulullah SAW, sebaik-baik istri adalah yang menyenangkan ketika sang suami melihatnya.

Diperbolehkan berpakaian seksi, wangi dan tampil cantik asalkan ditujukan untuk suaminya.

4. Memasang Tato

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Bukhari dan Abu Dawud, Rasulullah SAW telah melaknat pemasang tato dan orang yang minta ditato. Dalam hadits lain yang diriwayatkan Thabrani, Rasulullah SAW juga melaknat wanita yang mentato dan minta ditato, serta mengikir gigi dan meminta dikikir giginya.

5. Merawat Rambut Tidak Sesuai Syariat

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Fatimah, adapun wanita yang akan digantung rambutnya hingga mendidih otaknya di dalam neraka adalah wanita yang di dunia tidak mau menutup rambutnya, dan ia lebih suka dilihat oleh laki-laki yang bukan mahramnya.” (HR Bukhari)

Dalam hadits lain yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Ibnu Umar meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW mengutuk orang yang menyambung rambut dan orang yang disambung rambutnya, serta orang yang membuat tahi lalat dan orang yang minta dibuatkan tahi lalat.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Sahabat Ditegur Nabi karena Baca Al Baqarah saat Salat


Jakarta

Sahabat Nabi Muhammad SAW yang ditegur adalah Muadz bin Jabal. Kala itu, Muadz mengimami salat Isya tetapi bacaan yang ia panjatkan terlalu panjang.

Dalam kisah yang diriwayatkan Jabir bin Abdullah RA, saking panjangnya bacaan Muadz menyebabkan salah seorang makmum memisahkan diri dari barisan salat berjamaah. Orang tersebut memutuskan untuk salat sendirian.

Menukil dari Shalatul Mu’min Bab Imamah susunan Dr Sa’id bin Ali bin Wahf Al-Qahthani yang diterjemahkan Abu Khadijah, Muadz membaca surah Al Baqarah ketika menjadi imam. Perginya makmum dari barisan salat yang Muadz imami sampai ke telinganya dan ia berkata, “Sungguh dia itu munafik,”


Perkataan Muadz juga sampai kepada laki-laki yang memisahkan diri dari barisan salat. Ia lantas mendatangi Rasulullah SAW dan mengadukan hal tersebut seraya berujar,

“Ya Rasulullah, sesungguhnya kami ini adalah orang yang bekerja dengan tangan kami sendiri dan kami menyirami sendiri tanah kami dengan bantuan unta, dan sesungguhnya semalam Muadz mengimami kami salat dengan membaca surah Al Baqarah, kemudian aku memisahkan diri, kemudian dia mengatakan bahwa aku munafik (bagaimana ini?)”

Menanggapi lelaki itu, sang Rasul lantas mendatangi Muadz. Rasulullah SAW menegur Muadz dengan lembut dan mengingatkannya untuk lebih mempertimbangkan kondisi makmum ketika salat.

“Wahai Muadz, apakah engkau seorang yang suka menimbulkan kesulitan kepada orang lain? Apakah engkau seorang yang suka menimbulkan kesulitan kepada orang lain? Apakah engkau seorang yang suka menimbulkan kesulitan kepada orang lain? Oleh karena itu, bacalah surat Asy-Syams dan Al-A’la atau surat lain yang kurang lebih sama panjangnya.” (HR Bukhari)

Sebagaimana diketahui, ketika menjadi imam salat hendaknya muslim membaca surah pendek. Ini dimaksudkan agar amal ibadah tidak memberatkan jemaah lainnya seperti dijelaskan oleh Imam Ahmad dalam buku Panduan Shalat Praktis & Lengkap susunan Ustaz Syaifurrahman El-Fati. Meski demikian, ukuran berat dan ringannya sesuai dengan kebiasaan imam dan makmum wilayah setempat.

Sosok Muadz bin Jabal RA

Muadz bin Jabal merupakan sahabat Rasulullah SAW yang termasuk Assabiqunal Awwalun. Dijelaskan dalam buku Akidah Akhlak susunan Harjan Syuhada, nama lengkapnya adalah Muadz bin Jabal bin Aus al-Khazraji atau sering dijuluki Abu Abdurrahman.

Muadz bin Jabal dikenal sebagai cendekiawan yang wawasannya luas. Ia bahkan memiliki ilmu pengetahuan mendalam terkait fiqih hingga Rasulullah SAW menyebutnya sebagai sahabat yang paling mengerti terkait hukum halal dan haram.

Muadz bin Jabal juga dikenal dengan keberaniannya dalam memperjuangkan Islam. Ia termasuk salah satu sosok yang diteladani pada zamannya.

Mengutip dari Nukilan Tarikh karya Hasan Zein Mahmud, Muadz bin Jabal memiliki ingatan yang kuat. Kehadirannya sebagai sosok yang mendalami ilmu fiqih dan hukum Islam menjadi teladan yang membakar semangat keingintahuan dan kecintaan terhadap pengetahuan.

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Musa Berhadapan dengan Tukang Sihir Firaun


Jakarta

Ada banyak kisah Nabi Musa AS yang diabadikan dalam Al-Qur’an. Salah satunya ketika Nabi Musa AS dihadapkan dengan tukang sihir utusan Fir’aun.

Ibnu Katsir dalam Kisah Para Nabi menceritakan Fir’aun mengumpulkan seluruh tukang sihir yang ada di negerinya. Saat itu, negeri Mesir penuh dengan tukang-tukang sihir yang ahli di bidangnya.

Mereka semua berkumpul dari berbagai penjuru negeri hingga para tukang sihir dalam jumlah besar tumpah-ruah menyatu di satu lokasi.


Salah satu sumber menyebutkan, para penyihir ini berjumlah 80.000, seperti dinyatakan Muhammad bin Ka’ab. Yang lain menyebut 70.000, seperti dinyatakan Qasim bin Abu Burdah. Lain lagi pendapat As-Suddi yang mengatakan, “Tiga puluh sekian ribu tukang sihir.” Diriwayatkan dari Abu Umamah, 19.000 tukang sihir. Muhammad bin Ishaq menyebut 15.000 tukang sihir. Ka’ab Al-Ahbar menyatakan, “Mereka berjumlah 12.000 orang.”

Kemudian Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari Ibnu Abbas, “Mereka berjumlah 70 orang.” Juga diriwayatkan dari Ibnu Abbas, “Mereka berjumlah 40 pemuda dari bani Israil. Wallahu a’lam.

Dakwah Nabi Musa AS

Di tengah kerumunan tukang sihir, datanglah Fir’aun yang menyerukan untuk menghadiri pertemuan besar ini. Mereka semua keluar dengan mengatakan, “Agar kita mengikuti para tukang sihir itu, jika mereka yang menang.”

Musa maju menghampiri para tukang sihir dan menasihati mereka, melarang mereka untuk melakukan sihir-sihir batil yang menentang ayat-ayat dan hujah Allah SWT.

Musa berkata, “Celakalah kamu! Janganlah kamu mengada-adakan kedustaan terhadap Allah, nanti Dia membinasakan kamu dengan azab.” Dan sungguh rugi orang yang mengada-adakan kedustaan. Maka mereka berbantah-bantahan tentang urusan mereka dan mereka merahasiakan percakapan (mereka).”

“Mereka (para tukang sihir) berkata, Sesungguhnya, dua orang ini adalah tukang sihir yang hendak mengusirmu (Fir’aun) dari negerimu dengan sihir mereka berdua.” Mereka berkata, “Dia (Musa) dan saudaranya, Harun, adalah dua tukang sihir ahli, mumpuni, dan mahir di bidang sihir. Keduanya bermaksud untuk mengumpulkan semua orang, menyerang raja dan para pembesarnya, selanjutnya akan melenyapkan dan memperbudak kalian dengan sihir.

“Maka kumpulkanlah segala tipu daya (sihir) kamu, kemudian datanglah dengan berbaris, dan sungguh, beruntung orang yang menang pada hari ini,” mereka menyampaikan kata-kata yang pertama itu hanya bermaksud agar mereka berpikir dan saling menyampaikan pesan satu sama lain, juga agar mereka mengerahkan semua kemampuan, tipu daya, sihir dan kebohongan yang mereka kuasai.

Nabi Musa Beradu dengan Para Penyihir

Saat para tukang sihir berbaris, sementara Musa dan Harun berdiri tepat di hadapan mereka, mereka berkata pada Musa, “Kau yang lemparkan dahulu sebelum kami, atau kami terlebih dahulu yang melempar.”

“Dia (Musa) berkata, Silakan kamu melemparkan!” Kalian yang melempar terlebih dulu.

Mereka menghampiri sejumlah tali dan tongkat, lalu mereka beri air khusus dan bahan lain yang bisa membuat tali dan tongkat-tongkat tersebut bergerak, sehingga seakan terlihat bergerak-gerak sendiri, padahal bergerak karena air atau bahan lain yang diberikan. Saat itulah mereka menyihir mata orang-orang dan membuat mereka ketakutan. Mereka melemparkan tali dan tongkat-tongkat mereka dengan mengatakan, “Demi kekuasaan Fir’aun, pasti kamilah yang akan menang.”

Allah SWT berfirman dalam surah Al-A’raf ayat 116, “Maka setelah mereka melemparkan, mereka menyihir mata orang banyak dan menjadikan orang banyak itu takut, karena mereka memperlihatkan sihir yang hebat (menakjubkan).

Allah SWT berfirman, “Maka tiba-tiba tali-tali dan tongkat-tongkat mereka terbayang olehnya (Musa) seakan-akan ia merayap cepat, karena sihir mereka. Maka Musa merasa takut dalam hatinya,” yaitu Musa takut jika orang-orang terkena fitnah sihir dan tipu daya mereka itu sebelum Musa melemparkan tongkat yang ada di tangannya, karena sebelum diperintahkan Allah, Musa tidak melakukan apa pun.

Allah kemudian mewahyukan kepada Musa di saat-saat genting, “Jangan takut! Sungguh, engkaulah yang unggul (menang). Dan lemparkan apa yang ada di tangan kananmu, niscaya ia akan menelan apa yang mereka buat. Apa yang mereka buat itu hanyalah tipu daya tukang sihir (belaka). Dan tidak akan menang tukang sihir itu, dari mana pun ia datang,” saat itu Musa melemparkan tongkatnya dan mengatakan, “Setelah mereka melempar, Musa berkata, “Apa yang kamu lakukan itu, itulah sihir, sesungguhnya Allah akan menampakkan kepalsuan sihir itu. Sungguh, Allah tidak akan membiarkan terus berlangsungnya pekerjaan orang yang berbuat kerusakan.’ Dan Allah akan mengukuhkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya.”

Kemudian Allah SWT berfirman, “Dan Kami wahyukan kepada Musa, Lemparkanlah tongkatmu!” Maka tiba-tiba ia menelan (habis) segala kepalsuan mereka. Maka terbuktilah kebenaran, dan segala yang mereka kerjakan jadi sia-sia. Mereka dikalahkan di tempat itu dan jadilah mereka orang-orang yang hina. Dan para tukang sihir itu serta merta menjatuhkan diri dengan bersujud. Mereka berkata, “Kami beriman kepada Rabb seluruh alam, (yaitu) Rabbnya Musa dan Harun’.”

Kisah ini termaktub dalam Al-Qur’an surah Al-A’raf ayat 117-122. Wallahu a’lam.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Wafatnya Rasulullah SAW di Pangkuan Istri pada 12 Rabiul Awal



Jakarta

Sejumlah riwayat mengisahkan Rasulullah SAW wafat di pangkuan salah satu istrinya yang bernama Aisyah RA. Beliau wafat di usianya yang menginjak ke-63 tahun.

Menurut Tarikh Al-Khulafa’ karya Imam As Suyuthi terjemahan Samson Rahman, Rasulullah SAW wafat pada Senin, 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriah. Duka itu menyelimuti umat Islam di Madinah hingga kesedihan mendalam bagi para sahabat seperti Umar bin Khattab RA dan Abu Bakar Ash Shiddiq RA.

Sebelum wafat, Rasulullah SAW menderita sakit selama beberapa hari. Menurut Abu Hasan Ali al-Hasani an-Nadwi dalam Sirah Nabawiyah terjemahan Muhammad Halabi Hamdi, Rasulullah SAW mulai jatuh sakit pada akhir bulan Safar tahun ke-11 Hijriah.


Berdasarkan cerita Aisyah RA, Rasulullah SAW jatuh sakit setelah mengunjungi pemakaman para sahabatnya di Baqi’ al Gharqad. Sepulang dari pemakaman, beliau menemui Aisyah RA di rumahnya.

Namun, justru Aisyah RA yang lebih dulu mengeluhkan sakit. Ia mengeluh sakit di kepalanya.

Setelahnya, Rasulullah SAW menjawab, “Bahkan, demi Allah, kepalaku lebih sakit, wahai Aisyah.” Itu merupakan keluhan pertama Rasulullah SAW terkait sakit yang dideritanya.

Nabi Muhammad SAW kemudian memanggil istri-istrinya dan meminta izin tinggal di rumah Aisyah RA selama sakit. Di rumah Aisyah RA inilah Rasulullah SAW wafat.

“Maut datang kepada Rasulullah ketika kepala Beliau berada di pangkuanku,” kata Aisyah RA.

Sebelum wafat, dikisahkan Rasulullah SAW sempat pingsan sebentar, lalu tersadar. Saat sadar pandangan beliau mengarah ke atap rumah dan berkata, “Allahumma ar-rafiqal a’la (Ya Allah Dzat yang Maha Tinggi).”

Setelah mengucapkan kalimat itu, Rasulullah SAW wafat.

Menurut riwayat, Aisyah RA kemudian mengambil bantal lalu meletakkan kepala Rasulullah SAW di bantal itu. Aisyah RA lalu mengumumkan berita duka itu dengan suara keras.

Dikutip dari Said Al-A’zhawi An-Nadawi dalam buku Aisyah yang diterjemahkan Ghozi Mubarok, ada hadits dari riwayat Imam Ahmad mengisahkan tentang hal ini.

“Rasulullah SAW meninggal dunia di atas pangkuanku. Kuperhatikan wajah Beliau. Ternyata pandangan Beliau tertuju ke atas. Kemudian kutaruh kepala Beliau di atas bantal. Aku pun menangis bersama wanita-wanita lain sambil memukul dada dan wajahku.” (HR Ahmad)

Pendapat lain mengungkapkan bahwa Rasulullah SAW wafat di pangkuan Ali bin Abi Thalib RA. Dikutip dari M Quraish Shihab dalam buku Membaca Sirah Nabi Muhammad, hal ini dikemukakan Al Waqidi yang dikutip oleh Ibnu Sa’sd dalam Thabaqat-nya meski beberapa ulama tidak menerima riwayatkan karena dikenal tidak akurat dalam periwayatannya.

Rasulullah SAW dikisahkan meminta Ali RA mendekat lalu beliau bersandar padanya.

Ali RA bercerita, “Sampai-sampai sebagian ludah beliau mengenai badanku. Tidak lama kemudian, Rasulullah SAW terjatuh memberati pangkuanku maka aku berteriak memanggil al Abbas.” Ia pun membaringkan Rasulullah SAW.

Wallahu a’lam.

(rah/kri)



Sumber : www.detik.com

Pingsannya Nabi Musa AS setelah Allah SWT Tampakkan Diri-Nya



Jakarta

Pingsannya Nabi Musa AS terjadi ketika beliau menerima wahyu di Gunung Sinai. Gunung itu terletak di Mesir, tepatnya pada Semenanjung Sinai.

Allah SWT berfirman dalam surat Al A’raf ayat 143,

وَلَمَّا جَاۤءَ مُوْسٰى لِمِيْقَاتِنَا وَكَلَّمَهٗ رَبُّهٗۙ قَالَ رَبِّ اَرِنِيْٓ اَنْظُرْ اِلَيْكَۗ قَالَ لَنْ تَرٰىنِيْ وَلٰكِنِ انْظُرْ اِلَى الْجَبَلِ فَاِنِ اسْتَقَرَّ مَكَانَهٗ فَسَوْفَ تَرٰىنِيْۚ فَلَمَّا تَجَلّٰى رَبُّهٗ لِلْجَبَلِ جَعَلَهٗ دَكًّا وَّخَرَّ مُوْسٰى صَعِقًاۚ فَلَمَّآ اَفَاقَ قَالَ سُبْحٰنَكَ تُبْتُ اِلَيْكَ وَاَنَا۠ اَوَّلُ الْمُؤْمِنِيْنَ ١٤٣


Artinya: “Ketika Musa datang untuk (bermunajat) pada waktu yang telah Kami tentukan (selama empat puluh hari) dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, dia berkata, “Ya Tuhanku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.” Dia berfirman, “Engkau tidak akan (sanggup) melihat-Ku, namun lihatlah ke gunung itu. Jika ia tetap di tempatnya (seperti sediakala), niscaya engkau dapat melihat-Ku.” Maka, ketika Tuhannya menampakkan (keagungan-Nya) pada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, “Mahasuci Engkau. Aku bertobat kepada-Mu dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.”

Menurut Qashashul Anbiya oleh Ibnu Katsir yang diterjemahkan Umar Mujtahid, Allah SWT berbicara dengan Musa AS pada hari yang sama di mana sang Khalik menyempurnakan agama Rasulullah SAW. Nabi Musa AS berbicara dengan Allah SWT dari balik tabir.

Sang Khalik memperdengarkan kata-kata kepada Musa AS, Allah SWT memanggil, berbisik dan mendekatkan Musa AS kepada-Nya. Ini adalah kedudukan tinggi dan pangkat yang mulia.

Ketika Allah SWT memberikan kedudukan dan tingkatan yang tinggi tersebut, saat Musa AS mendengar firman Allah SWT ia meminta agar Dia menghilangkan tabir penghalangnya. Ia berkata,

“Ya Rabbku, tampakkanlah (diri-Mu) kepadaku agar aku dapat melihat Engkau.”

Allah SWT lalu menjelaskan bahwa Nabi Musa AS tidak akan sanggup bertahan ketika sang Khalik menampakkan diri. Sebab, gunung yang jauh lebih kuat, besar dan teguh tidak mampu bertahan ketika Allah SWT menampakkan diri.

Karenanya, Allah SWT berfirman: “Namun, lihatlah gunung itu, jika ia tetap di tempatnya (seperti sediakala) niscaya engkau dapat melihat-Ku.”

Turut diterangkan dalam kitab-kitab kuno, Allah SWT berfirman kepada Musa, “Sungguh, tidaklah ada makhluk hidup yang melihat-Ku melainkan ia pasti mati, dan tidaklah ada benda kering (saat Aku menampakkan diri di hadapannya) melainkan ia pasti tergelincir.”

Ibnu Abbas RA berkata terkait firman Allah SWT, “Dia tidak dapat dicapai oleh penglihatan mata.” “Itulah cahaya-Nya, yang jika Ia menampakkan diri pada sesuatu, tidak akan ada apa pun yang bisa tegak berdiri di hadapan-Nya.”

Oleh karenanya, Allah SWT berfirman: “Maka ketika Tuhannya menampakkan kepada gunung itu, gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Setelah Musa sadar, dia berkata, ‘Maha Suci Engkau, aku bertobat kepada Engkau dan aku adalah orang yang pertama-tama beriman.”

Nabi Musa AS kemudian melihat gunung-gunung yang langsung hancur luluh. Menyaksikan itu, Nabi Musa AS pingsan.

As-Suddi meriwayatkan dari Ikrimah dari Ibnu Abbas RA bahwa keagungan yang Allah SWT perlihatkan kala itu hanya sedikit. Saking sedikitnya diibaratkan seukuran jari kelingking, namun sudah bisa membuat gunung hancur luluh.

Wallahu a’lam

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com