Tag Archives: al-anbiya

Keberadaan Makhluk Misterius Penghuni Bumi sebelum Nabi Adam


Jakarta

Nabi Adam AS diyakini sebagai manusia pertama yang menghuni bumi, menurut pendapat masyhur di kalangan umat Islam. Keyakinan ini bersandar pada Al-Qur’an tentang penciptaan Nabi Adam AS beserta keturunannya.

Namun, jauh sebelum penciptaan manusia, bumi sudah dihuni makhluk misterius. Para ulama dan ahli tafsir menyebutnya al-hin dan al-bin. Keterangan ini disebutkan para mufassir dalam menafsirkan dialog antara malaikat dan Allah SWT saat Dia hendak menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi.

Allah SWT berfirman dalam surah Al Baqarah ayat 30,


وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ٣٠

Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

Ulama tafsir Ibnu Katsir dalam Qashash al-Anbiya terjemahan Dudi Rosyadi mengatakan ayat tersebut merupakan pengumuman kehendak-Nya untuk menciptakan Nabi Adam AS dan keluarganya serta keturunan mereka yang berbeda-beda derajatnya. Pemberitahuan ini, kata Ibnu Katsir, karena adanya keistimewaan yang dimiliki manusia.

Kemudian, para malaikat bertanya kepada Allah SWT, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana?”

Menurut Ibnu Katsir, malaikat bertanya demikian untuk mencari tahu dan minta penjelasan agar dijadikan hikmah oleh mereka, bukan karena protes atau dengki terhadap manusia.

Terkait hal ini, Imam Qatadah mengatakan bahwa malaikat tahu hal itu (manusia berbuat kerusakan di bumi) akan terjadi karena mereka telah melihat apa yang dilakukan oleh al-hin dan al-bin di dunia sebelum penciptaan Nabi Adam AS.

Menurut Abdullah bin Amru, al-hin dan al-bin telah hidup di dunia dua ribu tahun sebelum penciptaan Nabi Adam AS dan mereka saling membunuh satu sama lain. Allah SWT kemudian mengutus malaikat untuk mengusir mereka ke pulau terpencil. Ibnu Abbas turut meriwayatkan hal serupa dari Ibnu Amru sebagaimana disebutkan Hakim dalam Al-Mustadrak.

Siapa Al-Hin dan Al-Bin?

Berdasarkan keterangan Ibnu Katsir, al-hin dan al-bin adalah sekelompok bangsa jin yang tinggal di bumi. Ada pendapat yang menyebut postur al-hin dan al-bin adalah antara bangsa jin dan manusia.

Jin yang bodoh dan lemah di kalangan mereka melakukan pertumpahan darah, termasuk anjing-anjing mereka. Kondisi ini, yang menurut salah satu pendapat, menjadi argumen malaikat menanyakan kenapa Allah SWT akan menciptakan manusia di bumi mengingat jauh sebelum Nabi Adam AS ada makhluk yang melakukan pertumpahan darah.

Sementara itu, dalam pandangan sains modern, bumi sebelum Nabi Adam AS telah dihuni oleh makhluk-makhluk purba. Hal ini terungkap dari temuan fosil-fosil manusia purba abad belakangan ini yang menunjukkan kehidupan mereka di bumi jutaan tahun lalu.

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Konferensi Ulama Dunia Angkat Isu Genosida Gaza, Ini Tujuan dan Hal-hal yang Ditekankan


Jakarta

Para ulama dari seluruh dunia menggelar konferensi internasional di Istanbul Turki. Lebih dari 150 ulama terkemuka dari seluruh negara hadir dalam konferensi tersebut.

Konferensi tersebut digelar pada 22-29 Agustus 2025. Forum dimaksudkan sebagai protes keras atas tragedi kemanusiaan di Gaza yang disebut sebagai pembantaian terbesar dalam sejarah umat manusia.

“Hal ini didasari keyakinan teguh bahwa merupakan kewajiban bagi para ulama dan seluruh umat untuk berdiri bersama Gaza dan Palestina, untuk menjunjung tinggi amanah membela perjuangan mereka yang adil, dan untuk mendukung rakyat mereka yang tertindas dengan sekuat tenaga dan tekad yang ada,” tulis pernyataan Union of Muslim Scholars (IUMS) atau Persatuan Ulama Muslim Internasional, dikutip dari situs resminya pada Minggu (24/8/2025).


Selain kejahatan genosida, Israel juga menghancurkan berbagai bangunan mulai dari gereja, rumah sakit, sekolah, hingga rumah ibadah seperti masjid dan gereja. Selain itu, baru-baru ini Israel mendeklarasikan proyek ekspansionis untuk menguasai lebih banyak tanah dari bangsa Arab dan Muslim, mengancam Yordania, Mesir dan negara-negara lain agar menjadi Israel Raya.

IUMS menyatakan bahwa genosida tersebut dibarengi dengan kejahatan pendudukan dan ekspansi kolonial, sementara hukum internasional telah kehilangan nilai-nilai mereka. Keputusan-keputusan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) telah runtuh.

“UNRWA telah dikepung dan lembaga-lembaganya telah dilenyapkan-tidak ada hukum yang harus dilindungi, tidak ada keadilan yang harus ditegakkan, dan tidak ada kemanusiaan yang harus dihormati,” bunyi pernyataan IUMS.

Mereka juga menyoroti bahwa kejahatan Israel didukung oleh sejumlah negara adidaya, utamanya Amerika Serikat yang memasok pendudukan dengan senjata-senjata mematikan dan melindungi Israel dari segi politis sekaligus diplomatis.

Tujuan Konferensi Internasional Ulama Dunia

Masih dari situs resminya, berikut sejumlah tujuan dari diadakannya konferensi pers ulama dunia di Turki.

1. Memobilisasi umat Islam dan kemanusiaan untuk menghentikan agresi, membuka koridor, dan memenuhi semua kebutuhan bagi rakyat Gaza yang terhormat.

2. Membentuk aliansi Islam untuk mencegah genosida, Nazisme, dan rasisme dengan dalih apa pun, serta menggagalkan ambisi Zionis untuk ekspansi kolonial.

3. Membentuk aliansi kemanusiaan yang berlandaskan kebajikan untuk mencegah pelanggaran berat terhadap prinsip-prinsip moral dan kemanusiaan, serta mengadili dan mengadili para pelaku dengan hukuman yang adil.

4. Menerbitkan Deklarasi Istanbul untuk membentuk aliansi kelembagaan organisasi hukum, parlemen, dan kemanusiaan di seluruh dunia, guna mencegah agresi di Gaza dan memastikannya tidak terulang.

5. Membentuk delegasi untuk mengunjungi para kepala negara guna menggalang dukungan bagi pencapaian tujuan konferensi.

6. Membentuk lembaga atau komite permanen yang kuat untuk menindaklanjuti dan mengimplementasikan resolusi-resolusi konferensi.

7. Menyampaikan pesan kepada rakyat kami di Gaza: (Kami semua bersamamu, wahai Gaza yang terhormat), dan kepada para pejuang perlawanan bahwa perlawananmu sah menurut semua hukum ilahi dan hukum internasional serta hukum kemanusiaan, dan bahwa kemenanganmu adalah kemenangan bagi nilai-nilai kebenaran, kebebasan, dan keadilan, serta perisai terhadap perluasan pendudukan.

Hal-hal yang Ditekankan dalam Konferensi Internasional Ulama Dunia

1. Umat Islam dan seluruh umat manusia menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah menerima kejahatan yang telah melewati batas dan bahkan melampaui kekejaman Hulagu dan Hitler, dan bahwa mereka tidak akan membiarkan Gaza sendirian dalam cobaannya.

2. Kita dengan yakin menyatakan bahwa kebatilan, betapapun besar dan arogannya, pasti akan binasa, sementara kebenaran pada akhirnya akan menang, sebagaimana Allah SWT berfirman:

“Sebenarnya, Kami lemparkan kebenaran kepada kebatilan, maka kebatilan itu menghancurkannya, dan tiba-tiba, kebatilan itu lenyap. Dan celakalah bagimu karena apa yang kamu perbuat.” (Al-Anbiya: 18).

Bersama rakyat kita di Gaza, terdapat janji Allah yang sejati akan kemenangan yang nyata, yang didukung oleh bangsa-bangsa dunia yang merdeka dan hidup.

3. Konferensi ini akan mengerahkan segala upaya untuk mengamankan bantuan mendesak, dan untuk memberikan tekanan rakyat dan politik agar membuka penyeberangan dan memastikan bantuan mencapai rakyat Gaza yang terkepung dan kelaparan.

4. Konferensi ini menegaskan bahwa penegakan boikot dan sanksi komprehensif terhadap pendudukan merupakan salah satu prioritas utamanya, berdasarkan teks-teks Syariah, Deklarasi Den Haag, hukum humaniter, dan resolusi-resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa yang mencakup lebih dari tujuh puluh tahun.

5. Kami tidak melupakan visi penuh harapan untuk membangun kembali Gaza, sehingga kota ini dapat berdiri sebagai saksi keteguhan, kepahlawanan, dan darah murninya, serta menjadi kota terindah yang merangkul kejayaan melalui pengorbanan dan kesabaran rakyatnya.

(aeb/inf)



Sumber : www.detik.com

3 Teks Khutbah Jumat Singkat dengan Berbagai Tema Menarik


Jakarta

Khutbah Jumat termasuk salah satu rukun sholat Jumat. Pelaksanaannya dilakukan sebelum mendirikan sholat dan terdiri dari dua khutbah yang dipisah dengan khatib duduk sejenak.

Materi khutbah Jumat tidak bisa sembarangan, melainkan rukun-rukunnya mesti terpenuhi. Mengutip buku Tata Cara Shalat Lengkap yang Dicintai Allah dan Rasulullah oleh Yoli Hemdi, rukun khutbah Jumat yaitu mengucapkan pujian terhadap Allah SWT, bersholawat kepada Rasul, menyampaikan wasiat untuk bertakwa, membaca ayat Al-Qur’an, dan memohon ampunan-Nya melalui doa.

Jika ditunjuk sebagai khatib sholat Jumat, temukan teks khutbah Jumat ringkas dengan berbagai tema menarik yang dapat dijadikan referensi di bawah ini.


Materi Khutbah Jumat Singkat Terbaru

Mengutip buku Kumpulan Lengkap dan Praktis Khutbah Jum’at & Hari Besar Islam Sepanjang Tahun karya Ustadz Much. Zaenuri Nur, berikut sejumlah khutbah Jumat singkat dengan berbagai tema yang dapat dijadikan referensi:

1. Berbakti kepada Orang Tua

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَعْطَانَا مِنَ النِّعَمِ الَّتِي لَا تُعَدُّ وَلَا تُحْصَى. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى حَمْدًا يَكُوْنُ بِهِ مُخْتَصًّا. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَكُنْ مُعَانِدًا وَلَا عَصَى. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي صَارَ بِالشَّفَاعَةِ الْعُظْمَى مُخْتَصًّا. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ مَا دَامَ اللَّيْلُ وَالنَّهَارُ. أَمَّا بَعْدُ: فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ، فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى وَخَابَ مَنْ طغَى.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Pertama-tama, marilah kita panjatkan puji dan syukur ke hadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya yang telah Allah SWT berikan kepada kita. Sehingga kita masih dapat melaksanakan shalat Jum’at berjamaah sebagai wujud rasa iman dan takwa kita kepada Allah SWT. Tidak lupa, marilah kita tingkatkan iman dan takwa kepada Allah SWT. Takwa dengan sebenar-benarnya, yakni melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya.

Sidang Jumat rahimakumullah,

Orang yang paling dekat, paling banyak, dan paling besar jasa serta pengorbanannya kepada kita adalah kedua orang tua. Jasa dan pengorbanan yang telah diberikan orang tua kepada kita tidak dapat diukur atau diganti dengan apa pun. Karena begitu besar jasa dan pengorbanan yang telah diberikan kepada kita, maka agama menempatkan kewajiban berbakti kepada orang tua di urutan kedua setelah berbakti kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Hal ini sesuai dengan firman-Nya sebagai berikut:

وَقَضٰى رَبُّكَ اَلَّا تَعْبُدُوْٓا اِلَّآ اِيَّاهُ وَبِالْوَالِدَيْنِ اِحْسٰنًاۗ اِمَّا يَبْلُغَنَّ عِنْدَكَ الْكِبَرَ اَحَدُهُمَآ اَوْ كِلٰهُمَا فَلَا تَقُلْ لَّهُمَآ اُفٍّ وَّلَا تَنْهَرْهُمَا وَقُلْ لَّهُمَا قَوْلًا كَرِيْمًا – 23

Artinya: “Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah engkau membentak keduanya, serta ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik.” (QS Al-Isra: 23)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Ayat tersebut dengan sangat jelas telah memerintahkan kepada kita untuk tidak menyekutukan Allah SWT dan tidak mendurhakai orang tua. Selain itu, juga menerangkan tentang beberapa cara berbuat baik kepada kedua orang tua kita. Kita harus mengasuhnya dengan kasih sayang, berkata dengan lemah lembut kepadanya, dan tidak menyakiti hatinya. Allah SWT sangat murka terhadap seorang anak manusia yang mendurhakai kedua orang tuanya. Bahkan, Rasulullah SAW telah bersabda:

رِضَى اللَّهُ فِي رِضَى الْوَالِدَيْنِ وَسُخْطُ اللَّهِ فِي سُخْطِ الْوَالِدَيْن.

Artinya: “Keridhaan Allah SWT tergantung pada keridhaan kedua orang tua, dan kemurkaan Allah SWT terletak pada kemarahan kedua orang tua.” (HR. Ibnu Hibban dan Hakim)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Lewat mimbar yang terhormat ini, saya berpesan kepada saya sendiri khususnya dan segenap kaum muslimin umumnya. Jika kita sekarang telah hidup berkecukupan dengan harta benda yang melimpah, kedudukan dan kehormatan yang tinggi, janganlah sombong dan melupakan kedua orang tua kita, meskipun mereka hidup di pedesaan yang sunyi dan berada di bawah garis kemiskinan. Justru, kita harus menjadikan mereka sebagai sosok yang sangat kita hormati dan patuhi. Selama tidak bertentangan dengan Allah Swt. dan Rasul-Nya, kita wajib menuruti perintah kedua orang tua.

Dan, kalau sekiranya kita telah menjadi orang kaya, ingatlah bahwa kekayaan yang kita miliki sekarang adalah karena perjuangan dan pengorbanan dari orang tua kita. Dan, kalau saat ini kita menjadi orang yang berilmu, ingatlah juga bahwa ilmu yang kita miliki didapat dengan taruhan tetesan keringat, genangan darah usaha orang tua yang telah diberikan kepada kita. Pendek kata, semua yang kita miliki sekarang tidak terlepas dari perjuangan dan pengorbanan yang telah diberikan oleh orang tua kita.

Seandainya kedua orang tua kita telah meninggal, kita tidak ada yang kita lakukan kecuali mendoakan keduanya kepada Allah SWT agar diampuni dosanya dengan cara-cara yang baik dan benar.

Saudara kaum muslimin rahimakumullah,

Dari uraian singkat ini, dapat disimpulkan bahwa menghormati dan berbakti kepada kedua orang tua dengan cara-cara yang disyariatkan adalah keniscayaan yang harus dilakukan oleh kaum muslimin.

Mudah-mudahan Allah SWT memberikan kekuatan kepada kita untuk menjadi hamba-hamba-Nya yang kuat berbakti kepada kedua orang tua. Amin.

جَعَلَنَا اللَّهُ وَإِيَّاكُمْ مِنَ الْفَائِزِينَ الْآمِنِينَ، وَأَدْخَلَنَا وَإِيَّاكُمْ فِي عِبَادِهِ الصَّالِحِينَ. فَقُلْ رَّبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ.

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِهَ الْمُشْرِكُونَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. أَرْسَلَ كَافَةً إِلَى النَّاسِ بَشِيرًا وَنَذِيرًا، وَهَادِيًا إِلَى الْحَقِّ وَسِرَاجًا مُنِيرًا. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِينَ. أَمَّا بَعْدُ: فَيَا عِبَادَ اللَّهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللَّهِ وَأَحُثُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ فِي كُلِّ وَقْتٍ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ.

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadapan Allah SWT yang sudah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya kepada kita. Sehingga, di tengah kesibukan hidup, kita masih sempat memantapkan niat dan melangkahkan kaki menuju masjid dalam rangka melaksanakan shalat Jum’at berjamaah sebagai wujud rasa iman dan takwa kita ke hadirat Allah SWT. Tidak lupa juga, marilah kita tingkatkan iman dan takwa kita ke hadirat Allah SWT dengan jalan beribadah kepada-Nya sesuai dengan tuntunan al-Qur’an dan hadits.

Sidang Jumat rahimakumullah,

Sesungguhnya, setiap manusia yang dilahirkan ke dunia sama artinya seperti seorang tentara yang telah dibekali pedang yang tajam dan terjun ke medan perang untuk berhadapan dengan lawan yang hanya ada dua kemungkinan, yaitu menang dan tetap hidup atau terkapar di medan perang. Ya, begitulah hidup ini. Kita diberikan akal dan agama oleh Allah SWT yang fungsinya seperti pedang yang tajam. Kemudian, Allah SWT menurunkan ujian dengan berbagai jenis. Hal ini sesuai dengan firman-Nya sebagai berikut:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ – 155 اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ – 156 اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ – 157

Artinya: “Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al-Baqarah: 155-157)

Dalam ayat tersebut, Allah SWT telah menyebutkan tentang berbagai cobaan yang beraneka ragam, baik yang berupa kemiskinan, kelaparan, kematian, dan lain sebagainya. Namun, di sisi lain, Allah SWT juga menyebutkan bahwa wanita, anak, juga harta kekayaan yang melimpah juga bagian dari ujian. Itu artinya bahwa ujian yang akan Allah SWT berikan kepada manusia bukan hanya berupa penderitaan. Namun, bermacam-macam kesenangan yang ada di dunia juga sebuah ujian untuk menguji keimanan seseorang. Tentang hal ini, Allah SWT berfirman:

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ وَنَبْلُوْكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً ۗوَاِلَيْنَا تُرْجَعُوْنَ – 35

Artinya: “Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian. Kami menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Kepada Kamilah kamu akan dikembalikan.” (QS Al-Anbiya: 35)

Sidang Jumat rahimakumullah,

Karena penderitaan hidup di dunia adalah ujian dari Allah SWT untuk menguji keimanan kita, maka kita harus menyambutnya dengan cara bersabar. Sebab, hanya orang- orang yang bersabar, yang akan mendapatkan pahala dan kemenangan dari Allah SWT tentang hal ini, Allah SWT berfirman:

… اِنَّمَا يُوَفَّى الصّٰبِرُوْنَ اَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ – 10

Artinya: “Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa perhitungan.” (QS Az-Zumar: 10)

Sementara itu, kesenangan dan kemewahan hidup juga harus kita hadapi dengan rasa bersyukur kepada Allah SWT dan mempergunakan sebagai sarana ibadah kehadirat-Nya. Jangan sampai kita gunakan sebagai alat untuk menyombongkan diri dan durhaka kepada Allah SWT. Sebab, itu artinya kita telah kalah di medan perang. Kita telah menjadi kafir kepada Allah SWT karena terpengaruh oleh kenikmatan dunia, sebagaimana dijelaskan oleh hadits berikut:

إِنْ صَبَرْتَ مَضَى أَمْرُ اللَّهِ وَكُنْتَ مَأْجُوْرًا وَإِنْ جَزَعْتَ قَضَى أَمْرُ اللَّهِ وَكُنْتُ مَأْزُوْرًا.

Artinya: “Bila kamu bersabar, ketentuan Allah SWT tetap berlaku, sedang kamu diberi pahala. Dan, bila kamu mengeluh, ketentuan Allah SWT tetap berlaku, sedang kamu mendapat dosa.”

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Oleh karena itu, sabar dalam menghadapi cobaan adalah sebuah kewajiban bagi orang-orang yang beriman. Semakin kuat keimanan seseorang, semakin berat pula ujian yang akan diberikan oleh Allah SWT kepadanya. Itu semua dalam rangka menguji keimanan mereka; apakah iman mereka telah benar- benar menghunjam di dalam jiwa ataukah hanya sekadar permainan belaka? Hal tersebut telah pernah dinyatakan oleh Luqman ketika memberi nasihat kepada anaknya, sebagaimana diabadikan oleh Allah SWT dalam firman-Nya sebagai berikut:

يٰبُنَيَّ اَقِمِ الصَّلٰوةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوْفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلٰى مَآ اَصَابَكَۗ اِنَّ ذٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْاُمُوْرِ – 17

Artinya: “Wahai anakku, tegakkanlah shalat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar serta bersabarlah terhadap apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk urusan yang (harus) diutamakan.” (QS Luqman: 17)

Mengakhiri khutbah ini, saya akan sampaikan pesan dari ahli bijak:

“Wahai manusia, kalian mencintai tiga perkara, sedangkan tiga perkara itu bukanlah milik kalian, yaitu kalian mencintai jiwa, sedangkan jiwa itu kepunyaan hawa nafsunya; kalian mencintai ruh, sedangkan ruh itu kepunyaan Allah SWT ; kalian mencintai harta, sedangkan harta itu kepunyaan ahli waris.”

Semoga Allah SWT menjadikan kita bagian dari orang- orang yang beriman yang senantiasa bersabar ketika diberikan cobaan berupa penderitaan hidup dan menjadi hamba Allah SWT yang pandai bersyukur ketika diberikan cobaan berupa kesenangan hidup di dunia.

بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ. وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيمِ، وَتَقَبَّلَ مِنِّي وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هذَا وَاسْتَغْفِرُهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ.

3. Bersyukur Atas Nikmat Umur

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَعْطَانَا مِنَ النِّعَمِ الَّتِي لَا تُعَدُّ وَلَا تُحْصَى. أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَتَعَالَى حَمْدًا يَكُوْنُ بِهِ مُخْتَصًّا. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، شَهَادَةَ عَبْدٍ لَمْ يَكُنْ مُعَانِدًا وَلَا عَصَى. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِي صَارَ بِالشَّفَاعَةِ الْعُظْمَى مُخْتَصًّا. فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلَامُهُ عَلَيْهِ، صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ إِلَى يَوْمِ اللِّقَاءِ. أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْكُمْ عِبَادَ اللَّهِ وَنَفْسِي بِتَقْوَى اللَّهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ اتَّقَى وَخَابَ مَنْ طَغَى.

Jamaah Jumat rahimakumullah,

Melalui mimbar yang terhormat ini, khatib berpesan kepada kita semua, marilah kita tingkatkan iman dan takwa kita kepada Allah. Takwa dalam arti yang sebenar- benarnya, yakni melaksanakan segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Sesungguhnya, dalam hidup ini banyak sekali karunia dan nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada kita. Bahkan, seandainya air laut dipakai sebagai tinta, dan pohon-pohon yang tumbuh di muka bumi digunakan sebagai pena untuk melukiskan nikmat Allah Swt., niscaya semuanya tidak akan cukup. Pantaslah kalau Allah SWT menyatakan dalam firman- Nya:

… وَاِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَتَ اللّٰهِ لَا تُحْصُوْهَاۗ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَظَلُوْمٌ كَفَّارٌ – 34

Artinya: “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat zalim lagi sangat kufur.” (QS Ibrahim: 34)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Sesungguhnya, nikmat yang paling berharga dalam hidup adalah nikmat umur, bahkan lebih berharga dari apa pun yang kita punya. Pangkat dan jabatan, harta dan kekayaan, kehormatan dan kedudukan semuanya tidak ada artinya kalau kematian sudah menjemput kita. Allah SWT berfirman:

وَلَنْ يُّؤَخِّرَ اللّٰهُ نَفْسًا اِذَا جَاۤءَ اَجَلُهَاۗ وَاللّٰهُ خَبِيْرٌۢ بِمَا تَعْمَلُوْنَ – 11

Artinya: “Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Munafiqun: 11)

Dalam ayat tersebut, Allah SWT telah menyatakan bahwa manusia tidak akan mempunyai kekuatan apa pun untuk menolak sebuah kematian. Hidup hanyalah sangat sementara. Hidup ibarat seseorang yang mampir untuk minum, lalu ia melanjutkan perjalanan kembali. Akhirnya, kita berjumpa kembali ke hadapan Allah SWT untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita selama di dunia.

Allah SWT berfirman:

قُلْ اِنَّ الْمَوْتَ الَّذِيْ تَفِرُّوْنَ مِنْهُ فَاِنَّهٗ مُلٰقِيْكُمْ ثُمَّ تُرَدُّوْنَ اِلٰى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُوْنَ – 8

Artinya: Katakanlah, “Sesungguhnya kematian yang kamu lari darinya pasti akan menemuimu. Kamu kemudian akan dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang selama ini kamu kerjakan.” (QS Al-Jumuah: 8)

Kaum muslimin rahimakumullah,

Batas umur manusia sangatlah misteri, dan hanya Allah SWT yang mengetahuinya. Manusia tidak dapat memajukan atau mengundurkan ajal. Oleh karena itu, sebagai wujud dari rasa iman dan takwa kita kepada Allah SWT, tidak ada sesuatu yang pantas dilakukan, kecuali mensyukuri nikmat Allah SWT yang telah diberikan kepada kita. Caranya adalah dengan memanfaatkan nikmat tersebut untuk beribadah kepada Allah SWT.

Ajal datang menjemput kita tanpa memberi tahu sebelum nya. Kita tidak tahu kapan datangnya, apakah nanti, besok, atau lusa. Oleh karena itu, jangan sampai kita lengah atau lupa diri. Jangan membuang-buang waktu dengan sia-sia. Mari mulai sekarang, kita bangkit. Kita menyingsingkan lengan untuk bersujud dan tunduk kepada Allah SWT.

Meskipun demikian, kita tidak harus meninggalkan dunia. Otak kita boleh Jerman, tapi hati harus tetap Makkah. Dunia kita harus sukses. Dan, di akhirat, kita harus beruntung. Jika suatu pekerjaan belum tuntas, harus segera kita selesaikan. Mana saja ibadah yang belum kita kerjakan, padahal kita telah mampu, harus segera kita kerjakan.

Kaum muslimin rahimakumullah,

Ya, umur adalah nikmat Allah SWT yang tidak ternilai harganya, dan betapa kita telah banyak menyia-nyiakannya. Kita telah lupa bahwa ajal sewaktu-waktu bisa saja datang kepada kita. Dan, setelah nyawa kita diambil oleh Allah SWT, pintu taubat telah tertutup. Sirnalah semua harta dan kekayaan serta pangkat dan jabatan yang selama ini kita bangga-banggakan. Dan terkuburlah sudah segala kesombongan yang selama ini kita tonjolkan. Lalu, berganti dengan air mata dan penyesalan karena dosa dan kemaksiatan yang selama ini kita lakukan.

Oleh karena itu, sebelum semuanya terjadi, marilah kita manfaatkan nikmat umur yang telah diberikan kepada kita dengan sebaik-baiknya. Marilah kita gunakan waktu dengan bekerja semaksimal mungkin dan beribadah kepada Allah SWT dengan sungguh-sungguh. Sungguh, kita akan menyesal selama kita hidup di dunia tidak mampu dan bahkan lalai memanfaatkan umur dengan sebaik-baiknya.

Mudah-mudahan, kita digolongkan oleh Allah SWT menjadi hamba-hamba yang pandai mensyukuri nikmat umur. Sehingga, nasib kita menjadi mujur ketika badan kita membujur dan hancur dimakan ulat di dalam kubur. Kita tetap dalam kondisi iman dan Islam yang sempurna kepada Allah SWT. Amin.

(row/row)



Sumber : www.detik.com

Doa Nabi Ayub ketika Sakit, Baca untuk Minta Kesembuhan


Jakarta

Doa Nabi Ayub AS ketika sakit dapat diamalkan muslim untuk memohon kesembuhan. Sebagaimana diketahui, Ayub AS diuji dengan penyakit yang menggerogoti tubuhnya dalam waktu cukup lama.

Menurut Qashash Al-Anbiyaa’ oleh Ibnu Katsir yang diterjemahkan Saefulloh MS, Nabi Ayub AS dikenal dengan sifatnya yang sangat dermawan. Sebelum sakit, ia dianugerahi harta yang melimpah.

Harta kekayaannya Ayub AS mencakup hewan ternak seperti kambing, sapi, unta, serta keledai. Sebagai utusan Allah SWT, Nabi Ayub AS menggunakan hartanya untuk kebaikan seperti disumbang kepada fakir miskin, membantu anak yatim, memuliakan tamu, dan lain sebagainya.


Namun, semua nikmat itu dicabut oleh Allah SWT ketika Ayub AS sakit. Saking parahnya penyakit yang diderita Nabi Ayub AS, ia hanya dapat menggunakan lidah dan hatinya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Sehari-hari, sang istri terpaksa mencari nafkah sejak Ayub AS jatuh sakit. Sebagai sosok yang setia, istri Nabi Ayub AS merawat sang nabi dengan tulus.

Doa Nabi Ayub AS ketika Sakit

Doa ketika Nabi Ayub AS sakit tercantum dalam surah Al Anbiya ayat 83, berikut bunyinya:

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥٓ أَنِّى مَسَّنِىَ ٱلضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ ٱلرَّٰحِمِينَ

Arab latin: Wa ayyụba iż nādā rabbahū annī massaniyaḍ-ḍurru wa anta ar-ḥamur-rāḥimīn

Artinya: Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika ia menyeru Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang.”

Kisah Sembuhnya Ayub AS dari Penyakit yang Diderita

Diceritakan dalam buku Mukjizat Doa-doa yang Terbukti Dikabulkan Allah karya Yoli Hemdi, alih-alih memohon kesembuhan kepada Allah SWT secara langsung, Ayub AS justru meminta Allah SWT menunjukkan bentuk Maha Penyayang-Nya. Ini menunjukkan pribadi sang nabi yang taat dan santun.

Allah SWT lantas memberi Nabi Ayub AS kesembuhan. Hal tersebut dijelaskan dalam surah Al Anbiya ayat 84,

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ

Artinya: “Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami.”

Itulah doa Nabi Ayub AS ketika sakit yang bisa diamalkan muslim. Semoga kita senantiasa selalu diberi kesehatan oleh Allah SWT, Aamiin.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Nabi Zakaria Meminta Keturunan yang Mustajab


Jakarta

Nabi Zakaria AS dikenal sebagai salah satu Nabi yang dengan penuh kesabaran dalam berdoa kepada Allah SWT agar diberikan keturunan. Doa Nabi Zakaria sering kali menjadi inspirasi bagi umat Islam yang juga berharap untuk dikaruniai anak.

Mau tahu lebih lanjut tentang bacaan doa Nabi Zakaria meminta keturunan yang mustajab? Simak selengkapnya dalam artikel ini.

Kisah Nabi Zakaria AS dalam Meminta Keturunan

Menurut buku Kisah Para Nabi tulisan Imam Ibnu Katsir yang diterjemahkan oleh Dudi Rosyadi. Salah satu ulama besar, Al-Hafizh Abul Qasim Ibnu Asakir, dalam kitabnya menyebutkan bahwa Nabi Zakaria AS adalah putra dari Berekhya, sementara nasabnya menyambung hingga Nabi Daud AS.


Nabi Zakaria AS juga dikenal sebagai bapak dari Nabi Yahya AS, keduanya berasal dari Bani Israil. Sebelum Nabi Yahya lahir, Nabi Zakaria diketahui senantiasa berdoa kepada Allah agar diberi keturunan.

Kisah Nabi Zakaria AS dalam meminta keturunan merupakan salah satu contoh kuat tentang kesabaran dan keyakinan yang tidak pernah pudar kepada Allah SWT, bahkan di tengah kondisi yang tampaknya mustahil.

Dalam Al-Qur’an, diceritakan bahwa Nabi Zakaria AS sudah lanjut usia, begitu pula istrinya yang telah berusia lanjut dan mandul. Namun, keinginan Nabi Zakaria AS untuk memiliki keturunan yang bisa meneruskan risalah Allah SWT tidak pernah padam.

Beliau terus berdoa dengan penuh keikhlasan, meminta seorang anak yang akan menjadi penerusnya dalam menjaga ajaran Allah SWT di tengah kaumnya.

Dalam salah satu doanya yang terekam di dalam sumber sebelumnya, Nabi Zakaria AS memohon kepada menjelaskan kondisi tubuhnya yang sudah tua pada masa itu menunjukkan bahwa Nabi Zakaria AS sadar akan usianya yang sudah sangat lanjut, namun keyakinannya kepada rahmat Allah SWT tetap kuat.

Ia berdoa dengan rendah hati, menyadari ketidakmampuannya secara fisik, tetapi tetap yakin bahwa Allah SWT Maha Kuasa untuk mengabulkan segala permohonan hamba-Nya, apapun kondisi mereka.

Lebih lanjut, Nabi Zakaria AS tidak pernah kecewa dalam doanya kepada Allah SWT. Bahkan, dalam setiap permohonan yang beliau panjatkan, Allah SWT selalu mengabulkan apa yang beliau mohonkan.

Ini menjadi cerminan bagi kita bahwa tidak ada yang sia-sia dalam berdoa kepada Allah SWT, asal dilakukan dengan keyakinan penuh dan hati yang bersih.

Selain itu, Nabi Zakaria AS juga menyadari bahwa kebesaran Allah SWT terlihat ketika Maryam binti Imran mendapatkan buah-buahan meski bukan musimnya.

Ini yang menjadi pemicu kuat bagi Nabi Zakaria AS untuk kembali memohon kepada Allah SWT agar dianugerahi seorang anak, meskipun secara logika manusia hal tersebut tampak mustahil.

Nabi Zakaria AS juga menyampaikan kekhawatirannya tentang kaumnya setelah ia tiada. Beliau merasa takut bahwa setelah kepergiannya, ajaran tauhid yang selama ini ia ajarkan akan dilupakan atau diabaikan oleh Bani Israil.

Oleh karena itu, Nabi Zakaria AS berdoa agar diberi seorang anak yang dapat menjaga risalah kenabiannya, seorang anak yang bukan hanya menjadi penerus nasabnya, tetapi juga menjadi penerus ajaran yang benar di kalangan Bani Israil.

Akhirnya, doa Nabi Zakaria meminta keturunan yang penuh dengan kerendahan hati dan keyakinan tersebut dikabulkan oleh Allah SWT. Meskipun beliau dan istrinya telah tua dan istrinya diketahui mandul, Allah SWT menunjukkan kekuasaan-Nya dengan menganugerahi Nabi Zakaria AS seorang anak, yaitu Nabi Yahya AS.

Anugerah ini tidak hanya menjadi jawaban atas doa Nabi Zakaria meminta keturunan, tetapi juga merupakan tanda bahwa tidak ada yang mustahil bagi Allah SWT. Nabi Yahya AS kemudian tumbuh menjadi seorang Nabi yang meneruskan ajaran tauhid dan menjadi pemimpin spiritual yang dihormati di kalangan Bani Israil.

Hikmah dari Kisah Nabi Zakaria dalam Meminta Keturunan

Kisah Nabi Zakaria AS ini memberikan banyak pelajaran penting bagi kita. Pertama, bahwa dalam kondisi apapun, kita harus tetap bersabar dan terus berdoa kepada Allah SWT, karena Allah SWT Maha Mendengar dan Maha Mengabulkan.

Kedua, bahwa memiliki keturunan yang saleh adalah salah satu anugerah terbesar yang bisa diberikan oleh Allah SWT kepada seorang hamba, terutama jika keturunan tersebut bisa meneruskan ajaran kebenaran.

Terakhir, kisah ini juga mengingatkan kita bahwa meskipun manusia memiliki keterbatasan, kuasa Allah SWT tidak mengenal batas. Apa yang tampaknya mustahil bagi manusia, sangat mungkin bagi Allah jika Ia menghendakinya.

2 Bacaan Doa Nabi Zakaria Meminta Keturunan Lengkap dengan Arab, Latin, dan Artinya

Kisah sebelumnya menjadikan inspirasi bagi pasangan yang tengah menantikan buah hati. Dalam keadaannya, Nabi Zakaria AS mengajarkan kepada kita bahwa manusia hanya perlu berdoa dengan penuh keyakinan, percaya bahwa Allah SWT tidak pernah mengecewakan hamba-Nya.

Sebagaimana tertulis dalam Al-Qur’an, Allah SWT mengabulkan doa Nabi Zakaria meminta keturunan di dua ayat, yaitu dalam surah Ali Imran ayat 38 dan surah Al-Anbiya ayat 89, di mana Nabi Zakaria meminta keturunan yang saleh dan penuh kebaikan.

Untuk mempermudah pembaca yang ingin mengikuti jejak Nabi Zakaria AS dalam berdoa, berikut ini dua bacaan doa Nabi Zakaria meminta keturunan dikutip dari buku Tadabbur Doa Sehari-Hari Berdoa dan Berzikir Dimasa saja, Kapan saja. Hati Selalu bersama Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang ditulis Jumal Ahmad lengkap dengan teks Arab, latin, dan artinya, yang bisa dibaca dalam keseharian, terutama bagi pasangan yang mendambakan buah hati.

1. Doa Nabi Zakaria Meminta Keturunan 1: Surah Ali Imran

Dalam Al-Qur’an Surah Ali Imran ayat 38.

رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيعُ الدُّعَاءِ

Latinnya: Rabbi hab li mil ladungka żurriyyatan tayyibah, innaka sami’ud-du’a`.

Artinya “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.”

2. Doa Nabi Zakaria Meminta Keturunan 2: Surah Al-Anbiya

Dalam Al-Qur’an Surah Al-Anbiya ayat 89.

رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ الْوَرِثِينَ

Latinnya: Rabbi lā tażarnī fardaw wa anta khairul-wārisin.

Artinya: “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.”

Demikianlah doa yang dipanjatkan Nabi Zakaria untuk meminta keturunan. Dalam Al-Qur’an, doa ini diabadikan sebagai bentuk keteguhan iman dan kesabaran dalam menanti karunia Allah SWT.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

7 Doa Memohon Anak Sholeh yang Dicontohkan Para Nabi


Jakarta

Setiap orang yang beriman pasti menginginkan anak yang sholeh dan sholehah, sebab ada banyak keutamaan di dalamnya. Kita bisa mengamalkan berbagai doa agar memiliki anak sholeh.

Di bawah ini ada 7 doa memohon kepada Allah agar kita mendapatkan anak yang sholeh, seperti yang dicontohkan para nabi dalam Al-Qur’an. Simak juga apa saja keutamaan memiliki anak sholeh.

Doa Agar Anak Sholeh Sesuai Al-Qur’an

Berikut 7 doa agar mendapatkan anak yang sholeh sesuai dengan Al-Qur’an, lengkap dengan bacaan arab latin dan artinya:


1. Doa Nabi Ibrahim dalam Surat Ash-Shaffat Ayat 100

Nabi Ibrahim yang sedang dalam perantauan berdoa agar dikaruniai anak yang sholeh. Doa ini dikabulkan Allah dengan menganugerahkan Ismail dari Siti Hajar dan Ishak dari Siti Sarah.

Doanya adalah sebagai berikut:

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ

Arab latin: Rabbi hab lii minash-shaalihiin(a).

Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh.” (QS Ash-Shaffat: 100)

2. Doa Nabi Ibrahim dalam Surat Ibrahim Ayat 35

Dalam doanya mengenai keamanan negeri Mekkah, Nabi Ibrahim juga berdoa agar dia dan keturunannya menjadi orang yang bertakwa pada Allah. Doanya adalah sebagai berikut:

رَبِّ اجْعَلْ هٰذَا الْبَلَدَ اٰمِنًا وَّاجْنُبْنِيْ وَبَنِيَّ اَنْ نَّعْبُدَ الْاَصْنَامَ

Arab latin: Rabbij’al haadzal-balada aaminaw wajnubnii wa baniyya an na’budal-ashnaam(a).

Artinya: “Ya Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Makkah) negeri yang aman dan jauhkanlah aku beserta anak cucuku dari penyembahan terhadap berhala-berhala.” (QS Ibrahim: 35)

Doa Nabi Ibrahim ini dikabulkan oleh Allah karena Mekkah menjadi negeri yang aman bagi orang-orang yang berada di sana, dan di sana tidak boleh menumpahkan darah, menganiaya orang, membunuh binatang, bahkan menebang tumbuh-tumbuhan yang berada di sana.

Doa Nabi Ibrahim agar anak cucunya tidak menyembah berhala juga terkabul, bahkan para nabi banyak yang merupakan keturunannya, sehingga disebut sebagai bapaknya para nabi.

3. Doa Ibunda Siti Maryam dalam Surat Ali Imran Ayat 35

Istri dari Imran berdoa kepada Allah agar dikaruniai anak yang bertakwa. Bahkan dia ingin anak yang dilahirkannya hidup hanya untuk mengabdi di jalan Allah. Maka lahirlah Siti Maryam, ibunda dari Nabi Isa AS.

Doanya adalah sebagai berikut:

رَبِّ اِنِّيْ نَذَرْتُ لَكَ مَا فِيْ بَطْنِيْ مُحَرَّرًا فَتَقَبَّلْ مِنِّيْ اِنَّكَ اَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ

Arab latin: Rabbi innii nadzartu laka maa fii bathnii muharraran fataqabbal minnii, innaka antas-samii’ul ‘aliim(u).

Artinya: “Wahai Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada-Mu apa yang ada di dalam kandunganku murni untuk-Mu (berkhidmat di Baitul Maqdis). Maka, terimalah (nazar itu) dariku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS Ali-Imran: 35)

4. Doa Ibunda Siti Maryam dalam Surat Ali Imran Ayat 36

Doa ibunda dari Siti Maryam di atas berlanjut pada ayat selanjutnya. Dia berdoa agar anaknya terlindung dari setan. Doanya adalah sebagai berikut:

وَاِنِّيْٓ اُعِيْذُهَا بِكَ وَذُرِّيَّتَهَا مِنَ الشَّيْطٰنِ الرَّجِيْمِ

Arab latin: Wa innii u’iidzuhaa bika wa dzurriyyatahaa minasy-syaithaanir-rajiim(i).

Artinya: “(Aku) memohon perlindungan-Mu untuknya dan anak cucunya dari setan yang terkutuk.” (QS Ali-Imran: 35)

5. Doa Nabi Zakaria dalam Surat Ali Imran Ayat 38

Nabi Zakaria adalah orang yang mengasuh Siti Maryam sejak bayi, tidak heran Maryam tumbuh menjadi wanita sholihah dan melahirkan anak yang kelak menjadi Nabi Isa AS.

Nabi Zakaria pun berdoa agar memperoleh anak yang sholeh. Doa yang dibaca adalah sebagai berikut:

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنْ لَّدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً اِنَّكَ سَمِيْعُ الدُّعَاۤءِ

Arab latin: Rabbi hab lii mil ladunka dzurriyyatan thayyiba(tan) innaka samii’ud-du’aa-(i).

Artinya: “Wahai Tuhanku, karuniakanlah kepadaku keturunan yang baik dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar doa.” (QS Ali-Imran: 38)

6. Doa Nabi Zakaria dalam Surat Al-Anbiya Ayat 89

Nabi Zakaria yang sudah tua belum juga dikaruniai anak. Namun akhirnya istri Nabi Zakaria melahirkan anak yang kelak menjadi Nabi Yahya AS. Doa yang dibaca Nabi Zakaria adalah sebagai berikut:

رَبِّ لَا تَذَرْنِيْ فَرْدًا وَّاَنْتَ خَيْرُ الْوٰرِثِيْنَ

Arab latin: Rabbi laa tadzarnii fardaw wa anta khairul-waaritsiin(a).

Artinya: “Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan aku hidup seorang diri (tanpa keturunan), sedang Engkau adalah sebaik-baik waris.” (QS Al-Anbiya: 89)

7. Doa Sesuai Surat Al-Furqan Ayat 74

Surat Al-Furqan ayat 74 memuat doa orang-orang yang beriman mengenai pasangan dan keturunan yang baik. Doa ini sering dibaca pada berbagai kesempatan.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَذُرِّيّٰتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَّاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا

Arab latin: Rabbanaa hab lanaa min azwaajinaa wa dzurriyyaatinaa qurrata a’yuniw waj’alnaa lil-muttaqiina imaamaa(n).

Artinya: “Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami penyejuk mata dari pasangan dan keturunan kami serta jadikanlah kami sebagai pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.”

Keutamaan Memiliki Anak Sholeh

Memiliki anak sholeh termasuk hal penting, karena hal ini adalah salah satu jalan masuk surga. Berikut ini beberapa keutamaan memiliki anak yang sholeh.

Anak Adalah Rezeki

Allah berfirman dalam surat Al-Israa’ ayat 31 bahwa kita tidak boleh takut miskin karena memiliki anak. Allah telah menjamin rezeki masing-masing anak.

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ نَّحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ

“Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut miskin. Kamilah yang akan menanggung rezeki mereka dan juga (rezeki) bagimu.” (QS Al-Israa’: 31).

Ayat tersebut berkaitan dengan masa jahiliyah. Orang-orang di masa itu memiliki kebiasaan tidak memberikan warisan kepada anak-anak perempuannya, dan bahkan membunuh anak perempuan untuk mengurangi beban.

Terus Mengalirkan Pahala

Anak yang sholeh akan terus memberikan pahala kepada orang tua, bahkan ketika sudah meninggal. Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda yang artinya:

“Apabila manusia meninggal dunia, terputuslah amalannya kecuali dari tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih yang mendoakannya.” (HR. Imam Muslim).

Itulah tadi doa-doa meminta kepada Allah agar diberikan anak yang sholeh, seperti yang dicontohkan para nabi dalam Al-Qur’an. Wallahu a’lam.

(bai/row)



Sumber : www.detik.com

Doa Nabi Isa Meminta Rezeki yang Tercantum dalam Al-Qur’an


Jakarta

Setiap manusia tentu menginginkan rezeki yang cukup dan berkah dalam hidupnya, begitu pun dengan para nabi. Meskipun mereka telah memiliki kedudukan tinggi di sisi Allah SWT, para nabi tetap senantiasa berdoa dalam segala hal, terutama untuk meminta dilimpahkan rezeki.

Seperti halnya dengan Nabi Isa AS, beliau memiliki doa meminta rezeki yang ia panjatkan secara khusus. Namun, doa ini bukan hanya untuk dirinya sendiri, tapi juga untuk para kaumnya. Berikut ini adalah bacaan doa Nabi Isa meminta rezeki.

Bacaan Doa Nabi Isa Meminta Rezeki

اللّٰهُمَّ رَبَّنَآ اَنْزِلْ عَلَيْنَا مَاۤىِٕدَةً مِّنَ السَّمَاۤءِ تَكُوْنُ لَنَا عِيْدًا لِّاَوَّلِنَا وَاٰخِرِنَا وَاٰيَةً مِّنْكَ وَارْزُقْنَا وَاَنْتَ خَيْرُ الرّٰزِقِيْنَ


Arab latin: Allaahumma rabbanaa anzil ‘alainaa maa-idatan minas samaa-i takuunu lanaa ‘iidan li-awwalinaa wa aakhirinaa wa aayatan minka, warzuqnaa wa anta khairur raaziqiin.

Artinya: “Ya Allah, ya Tuhan kami, turunkanlah kiranya kepada kami suatu hidangan dari langit (yang hari turunnya) akan menjadi hari raya bagi kami, yaitu orang-orang yang bersama kami dan yang datang sesudah kami, dan menjadi tanda bagi kekuasaan-Mu; berilah rezeki kepada kami, dan Engkau-lah pemberi rezeki yang paling utama.”

Doa Nabi Isa AS meminta rezeki tersebut terdapat dalam Al-Qur’an surah Al-Ma’idah ayat 114. Disebutkan dalam buku Kaya Melimpah Dengan Doa Para Nabi yang ditulis oleh Ustadz Ali Amrin Al-Qurawy, Nabi Isa AS memanjatkan doa tersebut setelah menunaikan salat dua rakaat.

Kisah Turunnya Doa Nabi Isa Meminta Rezeki

Dikisahkan dalam Qashash Al-Anbiya karangan Ibnu Katsir yang diterjemahkan Umar Mujtahid, turunnya doa Nabi Isa meminta rezeki yang tercantum dalam Al-Qur’an surah Al-Maidah ayat 114 bermula saat Nabi Isa AS memerintahkan para pengikut setianya berpuasa selama 30 hari.

Setelah mereka berpuasa selama itu, mereka meminta Nabi Isa AS menurunkan hidangan makanan dari langit untuk mereka makan dan agar mereka tenteram dan percaya bahwa Allah SWT menerima puasa mereka dan memenuhi apa yang mereka minta. Hal itu sekaligus sebagai hari raya bagi mereka, untuk mereka makan pada hari itu, dan cukup untuk mereka semua, baik untuk yang kaya maupun yang miskin.

Mendengar permintaan itu, Nabi Isa AS kemudian menasihati mereka. Nabi Isa AS khawatir jika mereka tidak bisa bersyukur dan tidak bisa menunaikan hak syarat-syaratnya. Namun, mereka tetap bersikeras memintanya agar diturunkan hidangan makanan, kepada Allah SWT.

Karena mereka tidak juga berhenti meminta, akhirnya Nabi Isa AS pergi ke tempat salat, mengenakan pakaian berbahan tenun dari bulu yang kasar, lalu berdiri, menundukkan kepala, dan memohon sepenuh hati kepada Allah SWT dalam doanya di atas agar permintaan kaumnya dikabulkan, hingga bercucuran air mata.

Allah SWT kemudian menurunkan hidangan makanan dari langit, dan orang-orang melihat hidangan itu turun di antara dua awan secara perlahan. Setiap kali mendekat, Nabi Isa AS memohon kepada Allah SWT agar hidangan tersebut dijadikan rahmat, bukan azab, dan dijadikan berkah serta keselamatan.

Hidangan itu terus turun hingga tepat berada di hadapan Nabi Isa AS. Hidangan makanan yang tertutup sapu tangan, kemudian dibuka oleh Nabi Isa AS seraya mengatakan, “Dengan nama Allah, sebaik-baik Pemberi rezeki.”

Ternyata, di sana ada tujuh ekor ikan dan tujuh roti. Pendapat lain menyebut tsarid, ada pula yang menyebutnya delima dan buah-buahan. Aroma jamuan makanan ini pun sangat terasa. Allah SWT berfirman, “Jadilah!” Maka jadilah jamuan makanan itu berkat doa yang dipanjatkan Nabi Isa AS di atas.

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Nabi Yunus Beserta Arab, Latin, Arti dan Kandungannya


Jakarta

Nabi Yunus AS adalah salah satu nabi yang kisah hidupnya memberikan banyak pelajaran bagi umat manusia. Ia dikenal karena mukjizat yang luar biasa, yaitu selamat usai ditelan ikan paus selama berhari-hari.

Dalam peristiwa tersebut, Nabi Yunus AS mengucapkan doa yang penuh pengakuan akan kebesaran Allah SWT dan permohonan ampunan atas kesalahan yang telah diperbuat. Doa ini tidak hanya menjadi cerminan keikhlasan dan kerendahan hati Nabi Yunus AS tetapi juga menjadi amalan penting bagi orang yang menghadapi kesulitan, ujian hidup, atau memohon rahmat Allah SWT.

Dalam buku Dahsyatnya Doa Para Nabi karya Syamsuddin Noor yang mengutip dari kitab Fathul Mu’in oleh Imam Zainuddin bin Abdul Aziz Al-Malebari, disebutkan bahwa Doa Nabi Yunus AS dapat dijadikan amalan untuk memohon petunjuk ketika menghadapi berbagai kesulitan. Selain itu, doa ini juga dapat dibaca sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT saat seseorang memiliki kebutuhan atau hajat tertentu.


Bacaan Doa Nabi Yunus: Arab, Latin dan Artinya

Doa Nabi Yunus tercantum dalam Al-Qur’an surah Al-Anbiya ayat 87. Berikut adalah bacaan Doa Nabi Yunus AS dalam bahasa Arab, latin, dan artinya.

لَّآ اِلٰهَ اِلَّآ اَنْتَ سُبْحٰنَكَ اِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظّٰلِمِيْنَ ۚ

Arab latin: lā ilāha illā anta subḥānaka innī kuntu minaẓ-ẓālimīn(a).

Artinya: “Tidak ada tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim.”

Kandungan dari Doa Nabi Yunus

Doa Nabi Yunus AS mengandung keimanan, pengakuan atas kelemahan diri, dan keyakinan penuh kepada Allah SWT sebagai satu-satunya tempat memohon pertolongan. Mengutip dari buku Doa Andalan Para Nabi tulisan Musthafa Murad, berikut adalah poin-poin penting yang terkandung dalam doa Nabi Yunus AS:

1. Hanya Allah SWT yang Dapat Memberikan Pertolongan

Doa ini menegaskan bahwa tidak ada satu pun makhluk yang mampu memberikan pertolongan, kecuali Allah SWT.

2. Allah SWT sebagai Pelindung Utama

Doa ini mengandung makna bahwa hanya Allah SWT yang bisa melindungi hamba-Nya dari bahaya, kesulitan, dan segala bentuk ancaman.

3. Sumber Keselamatan Hanya dari Allah SWT

Dalam kondisi sesulit apa pun, keselamatan hanya bisa datang dari Allah SWT.

4. Allah SWT sebagai Pemberi Jalan Keluar

Doa Nabi Yunus AS menegaskan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya yang mampu memberikan jalan keluar dari berbagai permasalahan hidup.

5. Allah SWT Mengabulkan Setiap Doa

Doa ini mengajarkan bahwa Allah SWT mendengar setiap munajat hamba-Nya dan pasti akan memberikan jawaban yang terbaik.

6. Allah SWT Penghilang Kerisauan dan Kesedihan

Doa Nabi Yunus AS menunjukkan bahwa hanya Allah SWT yang mampu menghilangkan segala bentuk kerisauan dan kesedihan yang dialami manusia.

7. Mengesakan Allah SWT

Melalui doa ini, Nabi Yunus AS memuliakan Allah SWT dengan menyebutkan keagungan dan kesucian-Nya. Tidak ada keburukan yang kembali kepada Allah SWT.

8. Hanya Allah SWT yang Layak Diseru

Doa Nabi Yunus mengajarkan bahwa memohon kepada Allah SWT adalah bentuk ibadah tertinggi dan hanya kepada-Nya semua doa pantas disampaikan.

Kisah Singkat Asal-usul Doa Nabi Yunus

Doa Nabi Yunus adalah salah satu doa yang memiliki kisah luar biasa di baliknya. Kisah ini bermula ketika Allah SWT mengutus Nabi Yunus AS untuk berdakwah kepada penduduk Niniwe, sebuah wilayah yang terletak di Moshul, Irak.

Nabi Yunus AS mengajak mereka untuk meninggalkan penyembahan berhala dan hanya menyembah Allah SWT semata. Namun, ajakan Nabi Yunus AS tidak diindahkan. Penduduk Niniwe menolak seruannya dan bahkan mendustakan ajaran yang dibawanya.

Merasa marah dan kecewa, Nabi Yunus AS meninggalkan kaumnya dan memohon kepada Allah SWT. Dalam perjalanan, ia menaiki sebuah perahu untuk melintasi lautan. Tidak lama kemudian, perahu tersebut menghadapi badai besar dan hampir tenggelam.

Para penumpang perahu sepakat untuk melakukan undian demi mengurangi beban kapal dan siapa yang terkena undian harus menceburkan diri ke laut. Undian tersebut jatuh kepada Nabi Yunus AS. Dengan segala keikhlasan, Nabi Yunus AS melompat ke laut dan tak lama kemudian ia ditelan oleh seekor ikan paus besar atas izin Allah SWT.

Di dalam kegelapan perut ikan paus, Nabi Yunus AS menyadari kesalahannya karena meninggalkan kaumnya. Dalam situasi tersebut, ia memanjatkan doa yang kini dikenal sebagai Doa Nabi Yunus AS.

Allah SWT menerima doa Nabi Yunus AS. Ikan paus tersebut kemudian memuntahkan Nabi Yunus AS di tepi pantai dalam keadaan selamat. Untuk melengkapi rahmat-Nya, Allah SWT menumbuhkan sebatang pohon labu di tempat itu sebagai perlindungan dan sumber makanan bagi Nabi Yunus AS. Setelah pulih, Nabi Yunus AS kembali diutus kepada kaumnya yang akhirnya menerima dakwahnya dengan sepenuh hati.

Wallahu a’lam.

Keutamaan Membaca Doa Nabi Yunus

Membaca doa Nabi Yunus AS secara rutin dipercaya membawa banyak keutamaan. Berikut adalah beberapa keutamaan yang dirangkum dari buku Ketika Allah Mengabulkan Doa Mereka karya Shalih bin Rasyid al-Huaimil:

1. Doanya Dikabulkan

Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, disebutkan bahwa siapa pun yang membaca Doa Nabi Yunus AS dengan tulus, maka Allah SWT akan mengabulkan permintaannya.

2. Keluar dari Kesulitan

Rasulullah SAW menjelaskan dalam sebuah hadits bahwa doa Nabi Yunus AS menjadi jalan keluar dari segala permasalahan dan membuka pintu kemudahan bagi siapa saja yang membacanya.

3. Pahala Setara Mati Syahid

Umat Islam yang membaca doa ini saat sedang sakit lalu meninggal dunia akan dijanjikan oleh Allah SWT pahala yang setara dengan orang-orang yang syahid di jalan-Nya.

4. Pengampunan Dosa

Bagi orang yang sakit dan membaca Doa Nabi Yunus AS. Apabila Allah SWT memberinya kesembuhan, maka dosa-dosanya diampuni sebagai wujud rahmat-Nya.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Zakaria yang Sabar dalam Mengharapkan Keturunan


Jakarta

Kisah Nabi Zakaria AS adalah salah satu kisah penuh hikmah dalam Al-Qur’an yang mengajarkan arti kesabaran dan keikhlasan dalam menghadapi ujian hidup. Kisahnya yang penuh dengan kesabaran dan ketulusan dalam mengharapkan keturunan diabadikan dalam beberapa ayat Al-Qur’an, di antaranya adalah surah Maryam ayat 2-15 dan surah Al-Anbiya ayat 89-90.

Dalam ayat-ayat ini, Allah SWT menceritakan bagaimana Nabi Zakaria AS meski usianya telah lanjut dan istrinya diketahui mandul, tidak pernah berhenti berharap dan berdoa kepada Allah SWT untuk mendapatkan keturunan yang saleh.

Dalam perjalanan hidupnya, Nabi Zakaria AS menunjukkan keteguhan hati dan keyakinan bahwa doa yang tulus tidak pernah sia-sia di hadapan Allah SWT. Penasaran dengan bagaimana doa dan kesabaran Nabi Zakaria AS akhirnya membuahkan hasil? Simak kisah lengkapnya dalam artikel ini.


Asal-usul Nabi Zakaria AS

Dikutip dari buku Kisah Para Nabi yang disusun oleh Ibnu Katsir dan diterjemahkan oleh Divisi Penerjemah Kantor Da’wah Al-Sulay, Nabi Zakaria AS adalah ayah dari Nabi Yahya AS, keduanya termasuk golongan nabi dari Bani Israil.

Keturunan mereka berhubungan dengan Nabi Sulaiman AS dan Nabi Daud AS, menunjukkan bahwa Nabi Zakaria AS memiliki silsilah keturunan yang mulia dan berakar kuat di antara para nabi besar.

Menariknya, Nabi Zakaria AS dikenal sebagai seorang tukang kayu, sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW yang berbunyi, “Nabi Zakaria adalah seorang tukang kayu.” (HR Muslim).

Profesi ini menjadi simbol kesederhanaan dan kerja keras beliau dalam menjalani kehidupan, sekaligus menjadi inspirasi bagi kita semua untuk hidup sederhana dan penuh kesabaran.

Kisah Nabi Zakaria AS

Nabi Zakaria AS adalah sosok nabi yang dikenal penuh kesabaran dan keteguhan dalam memohon keturunan, meski telah berusia lanjut dan istrinya mengalami kemandulan. Allah SWT menempatkan kisahnya dalam Al-Quran sebagai pelajaran bagi umat manusia agar tak pernah berputus asa terhadap rahmat-Nya.

Harapan besar Nabi Zakaria AS untuk memiliki keturunan tak hanya demi memenuhi keinginan pribadi, tetapi juga karena kekhawatiran terhadap keberlanjutan tugas mengurus Bani Israil dan menyebarkan ajaran tauhid. Ia berharap agar keturunannya kelak dapat menjadi pewaris yang menjalankan tugas kenabian dan menjaga syariat yang telah diajarkan.

Dalam doanya yang penuh kelembutan, Nabi Zakaria AS mengadukan keadaannya kepada Allah SWT. Ia menyampaikan bahwa dirinya telah tua dan istrinya mandul, tapi harapan dan keyakinannya pada kekuasaan Allah SWT tidak pernah pudar. Di dalam hatinya, Nabi Zakaria AS merasa khawatir jika tidak ada penerus yang bisa menjaga tugas kenabian di tengah umat Bani Israil.

Ia terinspirasi oleh keturunan Nabi Ya’qub AS yang Allah SWT pilih untuk menjadi pembawa cahaya kebenaran, sehingga ia pun memohon agar diberikan seorang anak yang dapat menjadi penerus dalam menyampaikan ajaran ilahi. Berikut adalah doa Nabi Zakaria AS yang tercantum pada surah Al-Anbiya Ayat 89:

رَبِّ لَا تَذَرْنِي فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ الْوَرِثِينَ

Latinnya: Rabbi lā tażarnī fardaw wa anta khairul-wārisin.

Artinya: “Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik.”

Doa yang penuh keyakinan dan keikhlasan ini tidaklah sia-sia. Allah SWT akhirnya mengabulkan permohonan Nabi Zakaria AS dan memberinya seorang putra yang kelak dikenal sebagai Nabi Yahya AS.

Namun, dengan takjub sekaligus khawatir, Nabi Zakaria AS bertanya bagaimana mungkin ia bisa memiliki anak sementara dirinya telah sangat tua, dan istrinya pun mandul. Allah SWT pun menegaskan bahwa segala sesuatu mudah bagi-Nya dan bahwa Dia telah menciptakan Nabi Zakaria AS sendiri sebelumnya dari ketiadaan.

Sebagai bentuk keyakinan, Nabi Zakaria AS memohon tanda dari Allah SWT atas janji-Nya tersebut. Allah SWT kemudian memberi tanda bahwa Nabi Zakaria AS tidak akan dapat berbicara selama tiga hari, kecuali dengan bahasa isyarat, meskipun tubuhnya dalam keadaan sehat tanpa cacat.

Dalam masa itu, Nabi Zakaria AS diperintahkan untuk terus berzikir dan memuji Allah SWT. Dengan penuh kegembiraan, ia keluar menemui kaumnya dan memberi isyarat kepada mereka untuk memperbanyak zikir kepada Allah SWT.

Kisah ini memberikan teladan tentang kekuatan doa dan keyakinan pada kuasa Allah SWT yang tak terbatas. Meskipun keadaan tampak tidak mungkin, Nabi Zakaria AS tetap berdoa dengan penuh kesabaran dan harapan, hingga akhirnya Allah SWT menjawab permohonannya dengan anugerah yang indah.

Kelahiran Anak Nabi Zakaria AS

Kisah kelahiran putra Nabi Zakaria AS, yaitu Yahya yang kelak akan menjadi nabi juga sebagai penerus ayahnya adalah salah satu bukti kekuasaan Allah SWT yang Maha Besar. Anak yang telah lama diharapkan itu lahir sebagai anugerah dari Allah SWT setelah Nabi Zakaria AS dengan penuh kesabaran dan ketulusan berdoa.

Sejak awal, Allah SWT memerintahkan Yahya untuk memegang teguh Kitab Taurat dan mempelajarinya dengan serius. Bahkan, sejak kecil, Allah SWT telah mengajarkan kebijaksanaan dan tanda-tanda kenabian kepadanya. Suatu hari, ketika teman-teman sebayanya mengajaknya bermain, Yahya dengan bijak menjawab, “Kita diciptakan bukan untuk bermain.”

Yahya dibekali oleh Allah SWT dengan berbagai sifat mulia yang membuatnya menjadi teladan bagi banyak orang. Ia memiliki sifat kasih sayang yang mendalam, khususnya kepada kedua orang tuanya.

Yahya juga dikenal dengan kelembutan hatinya kepada sesama, menghindari perbuatan dosa, dan senantiasa menjaga kesuciannya. Sifat bakti kepada kedua orang tua pun menjadi keutamaan dalam dirinya, diiringi dengan keteguhan hati yang menjauhi sifat sombong atau angkuh. Sifat-sifat inilah yang menjadikan Yahya sosok nabi yang dihormati dan disegani, serta menjadi contoh kebajikan bagi umatnya.

Meninggalnya Nabi Zakaria AS

Terdapat dua riwayat berbeda terkait wafatnya Nabi Zakaria AS. Salah satu riwayat yang disampaikan oleh Abdul-Mun’in bin Idris bin Sinan dari Wahab bin Munabbih mengisahkan bahwa Nabi Zakaria AS terpaksa meninggalkan kaumnya dan masuk ke dalam sebuah pohon untuk menyelamatkan diri.

Namun, kaumnya yang berusaha mencelakainya kemudian datang dan meletakkan gergaji di batang pohon tersebut untuk memotongnya. Ketika gergaji telah mencapai tubuh Nabi Zakaria AS dan Beliau merintih kesakitan, Allah SWT memberikan wahyu, jika Nabi Zakaria AS tidak berhenti merintih, bumi akan terbelah.

Mendengar itu, Nabi Zakaria AS menahan rintihannya, hingga akhirnya pohon tersebut dipotong dan Beliau pun terbagi menjadi dua bagian bersama pohon itu.

Sementara itu, riwayat lain yang disampaikan oleh Ishaq bin Bisyr menyebutkan bahwa yang sebenarnya masuk ke dalam pohon adalah Sya’ya, bukan Nabi Zakaria AS. Dalam riwayat ini, disebutkan bahwa Nabi Zakaria AS wafat secara wajar, tanpa mengalami kejadian tragis seperti riwayat pertama.

Wallahu a’lam, hanya Allah SWT yang Maha Mengetahui kebenarannya.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

3 Mukjizat Nabi Sulaiman AS: Bisa Mengendarai Angin


Jakarta

Nabi Sulaiman AS merupakan salah satu nabi yang dianugerahi banyak keistimewaan luar biasa oleh Allah SWT. Sebagai putra Nabi Daud AS, beliau tidak hanya dilimpahkan tahta kerajaan dan kekuasaan, tapi juga dikaruniai mukjizat-mukjizat yang menakjubkan.

Meski demikian, Nabi Sulaiman AS tidak menghendaki kerajaan atau kekuasaannya untuk bertindak sewenang-wenang, atau memperlihatkan kesombongan, serta menebarkan kerusakan.

Mengutip buku Sulaiman: Raja Segala Makhluk yang ditulis oleh Human Hasan Yusuf, kekuasaan dan kerajaan yang Nabi Sulaiman miliki hanya bertujuan untuk menyebarkan agama Allah SWT dan membawa kemakmuran bagi umat manusia di bawah naungan-Nya.


Kerajaan itu bukan untuk tujuan duniawi, melainkan sebagai sarana untuk memperlihatkan nikmat Allah SWT, mengingat-Nya, dan menyeru untuk beribadah kepada-Nya. Itulah mengapa Nabi Sulaiman AS dianugerahi keistimewaan yang berlimpah oleh Allah SWT atas ketaatan-Nya, seperti 3 mukjizat Nabi Sulaiman AS berikut ini yang Allah SWT anugerahkan khusus untuknya.

3 Mukjizat Nabi Sulaiman AS

Dari banyaknya keistimewaan yang dimiliki Nabi Sulaiman AS, inilah 3 mukjizat Nabi Sulaiman AS yang dianugerahkan Allah SWT, yang dirangkum dari Qashash Al-Anbiya Ibnu Katsir.

1. Menguasai Bahasa Hewan

Salah satu dari 3 mukjizat Nabi Sulaiman AS adalah kemampuannya dalam memahami bahasa hewan. Mukjizat ini diabadikan dalam sebuah kisah ketika Nabi Sulaiman dan pasukannya melewati lembah semut.

Dalam perjalanan tersebut, seekor semut bernama Jarsa dari kabilah Bani Syaishaban, memberikan peringatan kepada pasukannya agar tidak terinjak oleh Nabi Sulaiman AS dan pasukannya. Allah SWT berfirman dalam surah An-Naml ayat 18:

حَتّٰىٓ اِذَآ اَتَوْا عَلٰى وَادِ النَّمْلِۙ قَالَتْ نَمْلَةٌ يّٰٓاَيُّهَا النَّمْلُ ادْخُلُوْا مَسٰكِنَكُمْۚ لَا يَحْطِمَنَّكُمْ سُلَيْمٰنُ وَجُنُوْدُهٗۙ وَهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ ۝١٨

Artinya: “Hingga ketika sampai di lembah semut, ratu semut berkata, “Wahai para semut, masuklah ke dalam sarangmu agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadarinya.”

Peristiwa ini terjadi ketika Nabi Sulaiman AS sedang memimpin parade militer dengan menunggangi kendaraan, yang diikuti oleh pasukan berkuda. Kemampuan Nabi Sulaiman AS dalam memahami bahasa semut ini merupakan bukti nyata mukjizat yang Allah SWT berikan kepadanya secara khusus.

Menariknya, Nabi Sulaiman AS tidak hanya sekadar memahami bahasa hewan, tetapi juga dapat menangkap makna dari percakapan semut tersebut. Beliau tersenyum gembira melihat hal ini sebagai wujud syukur atas ilmu istimewa yang Allah SWT karuniakan kepadanya.

2. Ditundukkannya Angin sebagai Kendaraan

Mukjizat selanjutnya yang Allah SWT anugerahkan kepada Nabi Sulaiman AS adalah kemampuan menundukkan angin sebagai kendaraannya.

Mukjizat ini diberikan setelah beliau meninggalkan kuda-kudanya demi mencari rida Allah SWT. Sebagai gantinya, Allah SWT memberikan sarana transportasi yang jauh lebih cepat, lebih kuat, lebih besar, dan tidak menguras tenaga dalam penggunaannya.

Mukjizat Nabi Sulaiman AS ini diabadikan dalam firman Allah SWT surah Sad ayat 36:

فَسَخَّرْنَا لَهُ الرِّيْحَ تَجْرِيْ بِاَمْرِهٖ رُخَاۤءً حَيْثُ اَصَابَۙ ۝٣٦

Artinya: “Maka, Kami menundukkan kepadanya angin yang berhembus dengan baik menurut perintahnya ke mana saja yang ia kehendaki.”

Disebutkan pula bahwa Nabi Sulaiman AS memiliki hamparan yang terbuat dari papan, untuk menyimpan apa pun yang diperlukan, mulai dari rumah, istana, tenda, perabotan, kuda, unta, alat-alat berat, pasukan dari golongan manusia dan jin, hewan, dan juga burung.

Ketika Nabi Sulaiman AS hendak bepergian, rekreasi, atau menghadapi perang melawan raja, maupun musuh di negeri mana pun yang dikehendaki Allah SWT, beliau membawa semua itu di atas hamparan papan lebar tersebut, lalu beliau memerintahkan angin untuk membawanya terbang, dan angin pun dengan cepat menyelinap ke bawah papan dan mengangkatnya ke udara.

Setelah berada di atas langit, Nabi Sulaiman AS memerintahkan angin untuk terbang membawanya dengan cepat, lalu meletakkannya di tempat mana pun seperti yang ia kehendaki.

Seperti ketika Nabi Sulaiman AS pergi pada pagi hari dari Baitul Maqdis, angin tersebut membawanya terbang hingga ke Istakhar. Jarak yang jika ditempuh melalui perjalanan darat akan memakan waktu satu bulan.

3. Ditundukkannya Bangsa Jin untuk Bekerja

Mukjizat terakhir dari 3 mukjizat Nabi Sulaiman AS adalah kemampuan menundukkan dan memerintah bangsa jin. Berdasarkan firman Allah SWT, bangsa jin diperintahkan untuk bekerja di bawah kekuasaan Nabi Sulaiman AS dengan tanpa lelah, dan mereka tidak menyimpang dari ketaatan. Jika di antara mereka menyimpang dari perintahnya, ia akan disiksa dan dihukum.

Allah SWT berfirman dalam surah Saba ayat 12-13:

وَمَنْ يَّزِغْ مِنْهُمْ عَنْ اَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ السَّعِيْرِ ۝١٢
يَعْمَلُوْنَ لَهٗ مَا يَشَاۤءُ مِنْ مَّحَارِيْبَ وَتَمَاثِيْلَ وَجِفَانٍ كَالْجَوَابِ وَقُدُوْرٍ رّٰسِيٰتٍۗ اِعْمَلُوْٓا اٰلَ دَاوٗدَ شُكْرًاۗ وَقَلِيْلٌ مِّنْ عِبَادِيَ الشَّكُوْرُ ۝١٣

Artinya: “Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala. Mereka (para jin itu) bekerja untuk Sulaiman sesuai dengan apa yang dikehendakinya di antaranya (membuat) gedung-gedung yang tinggi,” yaitu tempat-tempat yang baik dan bagian-bagian depan majelis, “Patung-patung,” yaitu gambar-gambar di dinding. Ini dibolehkan dalam syariat dan agama mereka, “Piring-piring yang (besarnya) seperti kolam.”

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com