Tag Archives: al fatihah

Doa Sholat Fajar Arab, Latin, dan Artinya Sesuai Sunnah



Jakarta

Sholat fajar merupakan ibadah sunnah yang memiliki keutamaan lebih baik daripada dunia dan seisinya. Umat Islam bisa membaca doa sholat fajar setelah mengerjakan amalan ini.

Keutamaan sholat fajar ini disebutkan dalam hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Shalat Al-Musafirin. Dari Aisyah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,

َكْعَتَا الْفَجْرِ خَيْرٌ مِنْ الدُّنْيَا وَمَا فِيهَا.


Artinya : ”Dua rakaat (sebelum) fajar lebih baik daripada dunia dan seisinya.”

Disebutkan dalam Kitab Minhajul Muslim karya Abu Bakar Jabir Al-Jazairi, sholat fajar atau sholat sunah qobliyah Subuh ini dilakukan antara terbitnya fajar dan sholat Subuh. Adapun, Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani mengatakan dalam Kitab Shalatul Mu’min, sholat fajar dikerjakan setelah azan subuh dan sebelum iqamah.

Rasulullah SAW selalu menjaga sholat fajar, sebagaimana dikatakan A.Q. Muhammad Manshur dalam buku Panduan Shalat an-Nisaa Menurut Empat Mazhab dengan bersandar pada riwayat yang berasal dari Aisyah RA,

أَنَّ النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- لَمْ يَكُنْ عَلَى شَىْءٍ مِنَ النَّوَافِلِ أَشَدَّ مُعَاهَدَةً مِنْهُ عَلَى رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ

Artinya : “Nabi SAW tidaklah menjaga sholat sunnah yang lebih daripada menjaga sholat sunnah rakaat sebelum Subuh.” (HR Muslim)

Mengenai tata cara pengerjaan sholat fajar umumnya sama dengan sholat sunah lainnya. Namun, pada sholat fajar ini memiliki perbedaan pada niat dan surah yang dibaca.

Hal tersebut dijelaskan pada buku The Secret of ⅓ Tahajud, Fajar, Subuh dan Dhuha karya Abdul Hakim El Hamidy bahwa Rasulullah selama hidupnya meringankan bacaan surah setelah surah Al Fatihah. Oleh sebab itu, sholat fajar ini juga seringkali disebut sebagai “Rak’aataini Khafifataini” (dua rakaat sholat yang ringan).

Dalam hadits juga diterangkan,

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ خَفِيْفَتَيْنِ بَيْنَ النِّدَاءِ وَالإِقَامَةِ

Artinya : “Diriwayatkan dari Aisyah RA bahwa Rasulullah SAW melaksanakan dua rakaat sholat yang ringan (sholat sunnah fajar) antara azan dan iqamat subuh.”

Dijelaskan lebih lanjut, maksud dari “meringankan bacaan” dalam hal tersebut tidak dimaksudkan bahwa akan menghilangkan rukun sholat yang bersifat bacaan (rukun qauli), misalnya saja seperti Al Fatihah dan bacaan tasyahud.

Rasulullah SAW biasanya membaca surah-surah pendek setelah Al Fatihah sehingga hal tersebutlah yang membuatnya terkesan menjadi pendek dan sholat pun cepat selesai.

Menurut buku Risalah Shalat Sunnah karya Syamsul Rijal Hamid, pada rakaat pertama Rasulullah SAW membaca surah Al-Kafirun dan Al-Ikhlas. Hal ini bersandar pada sebuah hadits yang berbunyi,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَرَأَ فِي رَكْعَتَيْ الْفَجْرِ قُلْ يَا أَيُّهَا الْكَافِرُونَ وَقُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ

Artinya : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca dalam dua rakaat sholat sunnah subuh surah Al Kafirun dan surah Al Ikhlas.” (HR Muslim)

Pada rakaat kedua, sebagaimana dikatakan Sayyid Sabiq dalam Kitab Fiqih Sunnah, Rasulullah SAW membaca surah Ali-Imran ayat 52, Ali Imran ayat 64 serta Al-Baqarah ayat 136.

Selain itu, niat bacaan sholat fajar juga berbeda dengan bacaan sholat sunnah lainnya. Berikut bacaannya,

أُصَلِّى سُنَّةَ الصُّبْحِ رَكْعَتَيْنِ قَبْلِيَةً لِلهِ تَعَالَى

Arab latin: Ushalli sunnatash-shubhi rak’ataini qabliyyatal lillahi ta’ala.

Artinya: “Aku niat sholat sunnah sebelum Subuh dua rakaat karena Allah Ta’ala.”

Doa Sholat Fajar

Setelah mendirikan sholat fajar, Rasulullah SAW biasa membaca doa. Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar turut menukil doa sholat fajar dari Kitab Ibnu Sunni melalui riwayat Amir bin Usamah. Berikut bacaan doa sholat fajar Arab, latin, dan artinya menurut hadits tersebut,

اللَّهُمَّ رَبَّ جِبْرِيلَ، وَإِسْرَافِيْلَ، وَمِيْكَائِيْلَ، وَمُحَمَّدِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، أَعُوذُ بِكَ مِنَ النَّارِ .

Arab latin: Allahumma rabbi jibrila, wa israfila, wa mikaila, wa muhammadin an nabiyyi, a’udzu bika min an-nar.

Artinya : “Ya Allah, Tuhan Jibril, Israfil, Mikail dan Tuhan Nabi Muhammad. Aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka.”

Rasulullah SAW membaca doa sholat fajar tersebut sebanyak tiga kali.

Selain itu, diriwayatkan pada Kitab Ibnu Sunni dari Anas bahwa Nabi SAW bersabda,

مَنْ قَالَ صَيْحَةَ يَوْمِ الْجُمْعَةِ، قَبْلَ صَلاَةِ الْغَدَاةِ: أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الَّذِي لَا إِلَهَ إلا هُوَ، اَلْحَيُّ الْقَيُّومُ، وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ. ثَلَاثَ مَرَاتِ، غَفَرَ اللَّهُ ذُنُوبَهُ، وَلَوْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ

Artinya: “Siapa saja yang pada pagi hari Jumat, sebelum sholat Shubuh, mengucapkan, ‘Aku memohon ampun kepada Allah yang tiada Tuhan selain Dia. Yang Hidup dan terus-menerus mengurus makhluk-Nya. Aku bertobat kepada-Nya’ sebanyak tiga kali, maka Allah mengampuni segala dosanya walaupun sebanyak buih di lautan.”

Dalam buku Misteri Kedua Belah Tangan dalam Shalat, Zikir dan Doa karya Badruddin Hasyim Subky juga menjelaskan mengenai zikir dan doa sesudah sholat fajar, berikut bacaannya:

للَّهُمَّ إِلَى أَسْتَلُكَ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِكَ تَهْدِي مَا قَلْي وَتَجْمَعُ هَا شَمْلِي وَتَلُمُ مَا شَعْنِي وَتَرُدُّ بها الفتَنُ عَنِّى وَتَصْلُحُ بها دِيْنِي وَتَحْفَظُ مَا غَائِبِي وَتَرْفَعُ مَا شَاهِدِى وَتُزَكَّى بِمَا عَمَلِي وَتَبْيَضُهَا وَجْهَى وَتُلْهِمُنِي هَارُشدِى وَتُعْصِمُنِيهَا مِنْ كُلِّ سُوْء

Artinya : “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon rahmat dari sisi-Mu. yang dapat menunjukkan hatiku, yang mengumpulkan harapan baikku, yang membersihkan rambut-rambutku (dosa) yang kotor, yang mengembalikan semua fitnah dariku, yang menyelesaikan segala urusan agamaku, yang memelihara ketika gaibku, yang mengangkat derajat ketika nampak-ku, yang membersihkan (kesalahan) amalan-amalan-ku, yang memutihkan wajahku, yang memberi ilham kepada keilmuanya, dan yang memelihara aku dari setiap kejahatan.”

أَللَّهُمَّ أَعْطِنِي إِيْمَانَا صَادِقًا وَيَقِينَا لَيْسَ بَعْدَهُ كُفْرٌ وَرَحْمَةٌ أَنَالُ بهَا شَرْفُ كَرَامَتِكَ في الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ. أَللَّهُمَّ إنِّى أسفلُكَ الْفَوْز عِنْدَ القَضَاء وَمَنَازِلَ الشُّهَدَا وَعَيْشَ السُّعَدَاء وَالنَّصْرَ عَلَى الأَعْدَاءِ وَمُرَافَقَةَ الأَنْبِيَاءِ. أَللَّهُمَّ إِنِّي أُنْزِلُ بِكَ حَاجَتِي وَإِنْ ضَعُفَ رَأْيِي وَقَلَّتْ حِيْلَتِي وَقَصْرَ عَمَلِي وَافْتَقَرَّتْ إِلَى رَحْمَتُكَ، فَأَسْتَلُ يَا كَافِي الْأُمُوْر وَيَا شَافِيَ الصُّدُورِ كَمَاتَجُرُّ بَيْنَ الْبُحُوْرِ أَنْ تُحِيْرَنِي مِنْ عَذَابِ لسَّعِيرِ وَمِنْ دَعوة التبور ومن فتنة القبور

Artinya : “Ya Allah berilah aku keimanan yang mendalam, keyakinan yang tidak diakhiri dengan kekufuran, berikanlah rahmat padaku, sehingga aku mendapat kedudukan yang amat mulia baik di dunia maupun di akhirat. Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu keberuntungan ketika aku maut (al- Qada), memohon kedudukan para syuhada, kehidupan yang membahagiakan, pertolongan untuk melawan musuh-musuh- Mu, dan memohon dikumpulkan dengan para Anbiya. Ya Allah, sesungguhnya aku telah menganugerahkan segala kemampuanku dengan sebab kekuasaan-Mu, penuhilah hajatku, meskipun lemah pendirianku, sedikit sekali usaha baikku, lalai amalanku, namun aku sangat membutuhkan rahmat-Mu. Aku memohon kepada-Mu hai Zat Yang Mencukupkan segala urusan, Wahai Zat Penyembuh hati, sebagaimana Engkau telah memelihara air di lautan, peliharalah aku dari siksa neraka sa ir, dan lindungilah aku dari doa yang sia-sia dan dari fitnah kubur.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Allahummaghfirlahu untuk Wanita dan Pria, serta Tulisan Arabnya



Jakarta

Bacaan Allahummaghfirlahu untuk wanita dan pria biasa dilantunkan saat sholat jenazah. Bacaan ini adalah doa supaya sang mayit mendapat pengampunan, maaf, berkah, dan kesejahteraan dari Allah SWT.

Dikutip dari situs Suara Muhammadiyah, bacaan dan tulisan Arab Allahummaghfirlahu untuk wanita serta pria tidak banyak berbeda. Penggunaan kata yang berbeda ditujukan untuk menandai gender jenazah.

Berikut bacaan lengkapnya disertai tulisan Arab, latin, dan artinya


Bacaan Allahummaghfirlahu untuk wanita

Allahummaghfirlahu kurang lebih bermakna permohonan doa untuk sang mayit agar doanya diampuni Allah SWT. Bacaan menggunakan kata ‘laha’ untuk menandai mayit yang berjenis kelamin perempuan.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا

Allaahummaghfirlahaa warhamhaa wa’aafihaa wa’fu ‘anhaa
Artinya: ” Ya Allah, ampunilah dia dan kasihanilah dia, sejahterakan ia dan ampuni dosa dan kesalahannya.”

Berikut versi lengkapnya:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لَهَا وَارْحَمْهَا وَعَافِهَا وَاعْفُ عَنْهَا وَأَكْرِمْ نُزُلَهَا وَوَسِّعْ مُدْخَلَهَا وَاغْسِلْهَا بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ وَنَقِّهَا مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ الأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ وَأَبْدِلْهَا دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهَا وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهَا وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهَا وَأَدْخِلْهَا الْجَنَّةَ وَأَعِذْهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ أَوْ مِنْ عَذَابِ النَّارِ

Allaahummaghfirlahaa warhamhaa wa’aafihaa wa’fu ‘anhaa wa akrim nuzulahaa, Wawassi’ mudkhalahaa waghsilhaa bil maa-i wats tsalji wal barod, Wa naqqihaa minal khothooyaa kamaa naqqoitats tsaubal abyadho minad danas, Wa abdilhaa daaron khoiron min daarihaa wa ahlan khoiron min ahlihaa, Wa zaujan khoiron min zaujihaa wa adkhilhal jannata wa a’idzhaa min ‘adzaabin qobri au min ‘adzaabin naar.

Artinya: ” Ya Allah, ampunilah dia dan kasihanilah dia, sejahterakan ia dan ampuni dosa dan kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskanlah tempat tinggalnya, bersihkanlah ia dengan air, salju, dan embun. Bersihkanlah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan gantikanlah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan gantikanlah baginya ahli keluarga yang lebih baik dari pada ahli keluarganya yang dahulu, dan peliharalah (hindarkanlah) ia dari siksa kubur, dan azab api neraka.”

Bacaan Allahummaghfirlahu untuk pria

Allahummaghfirlahu adalah doa yang dibacakan saat sholat jenazah memasuki takbir kedua. Bacaan menggunakan kata ‘lahu’ yang menandai jenazah adalah seorang pria.

اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ

Allahhummaghfirlahu warhamhu wa’aafihi wa’fuanhu
Artinya: “Ya Allah ampunilah dia, berilah rahmat dan sejahtera dan maafkanlah dia.”

Berikut versi lengkapnya:

اَللهُمَّ اغْفِرْلَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ وَاَكْرِمْ نُزُلَهُ وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرْدِ وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ اْلاَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ وَاَبْدِلْهُ دَارًاخَيْرًا مِنْ دَارِهِ وَاَهْلاً خَيْرًا مِنْ اَهْلِهِ وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ وَاَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ وَاَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَفِتْنَتِهِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ

Allahummagfir lahuu warhamhu wa’aafihi wa’fu ‘anhu wa akrim nuzulahuu wa wassi’ madhkhalahuu waghsilhu bil maa-i-wats-tsalji walbaradi wa naqqihii minal-khathaayaa kamaa yunaqqats tsaubul-abyadhu minad-danasi wa abdilhu daaran khairan min daarihii wa ahlan khairan min ahlihii wa raujan khairan min zaujihi waqihii fitnatal-qabri wa’adzaaban-naar
Artinya: “Ya Allah ampunilah dia dan kasihanilah dia, sejahterakan dia dan ampunilah dosa dan kesalahannya, hormatilah kedatangannya, dan luaskan lah tempat tinggalnya, bersihkan lah ia dengan air, salju dan embun. Bersihkan lah ia dari segala dosa sebagaimana kain putih yang bersih dari segala kotoran, dan ganti lah baginya rumah yang lebih baik dari rumahnya yang dahulu, dan ganti lah baginya ahli keluarga yang lebih baik daripada ahli keluarganya yang dahulu, dan pelihara lah ia dari siksa kubur dan azab api neraka.”

Sebagai informasi tambahan, berikut disertakan tata cara sholat jenazah lengkap

Tata Cara Sholat Jenazah

Sholat jenazah terdiri dari empat takbir tanpa ruku dan sujud. Ibadah ini bisa dilaksanakan sambil berdiri baik sendiri atau berjamaah.

Jika jenazah perempuan, maka imam berdiri di posisi pinggang sang mayit. Namun jika perempuan, imam bisa berdiri di posisi kepala. Bagi yang ingin sholat sendiri, bisa berdiri di tempat imam memimpin sholat.

Urutan takbir dalam tata cara sholat jenazah adalah:

1. Takbir pertama

Posisi ini dilakukan sambil mengucapkan niat sholat jenazah yang ikhlas karena Allah SWT. Selanjutnya surat Al Fatihah, sholawat nabi, hingga hamidum majid.

2. Takbir kedua

Setelah takbir dan tangan bersedekap, bacaan Allahummaghfirlahu bisa dilantunkan sesuai jenis kelamin mayat. Bacaan Allahummaghfirlahu biasa ditujukan untuk mayat dewasa atau bukan anak-anak.

3. Takbir ketiga

Di tahap ini, doa dilantunkan bagi semua yang masih hidup agar selalu dalam ampunan Allah SWT. Doa juga berharap agar selalu berada dalam jalan dan bimbingan Allah SWT.

4. Takbir keempat

Setelah bersedekap, imam bisa membaca salam lalu menghadapkan kepala ke kanan dan kiri.

Demikian penjelasan tentang bacaan Allahummaghfirlahu dan tuntunan sholat jenazah. Semoga kita selalu dalam ampunan, lindungan, dan rasa kasihan dari Allah SWT.

(elk/row)



Sumber : www.detik.com

Mengucap Aamiin setelah Baca Al Fatihah Bisa Hapus Dosa, Ini Haditsnya



Jakarta

Mengucap aamiin setelah membaca Al Fatihah termasuk sunnah sebagaimana dilakukan Rasulullah SAW. Menurut sebuah hadits, Allah SWT akan menghapus dosa bagi orang yang mengucapkan aamiin bersamaan dengan malaikat.

Kesunnahan mengucap aamiin setelah membaca Al Fatihah ini bersandar pada sejumlah hadits nabi. Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani mengatakan dalam kitab Sifat ash-Shalah an-Nabi, menurut hadits Bukhari dan Abu Dawud dengan sanad yang shahih, setelah selesai membaca surah Al Fatihah, Rasulullah SAW membaca aamiin dengan mengeraskan suara dan memanjangkannya.

Beliau menyuruh para jemaah yang menjadi makmum untuk membaca aamiin setelah imam selesai membacanya.


Rasulullah SAW bersabda, “Apabila imam telah sampai pada ayat ghairil maghdhuubi ‘alaihim wa laadh dhaaliin, bacalah aamiin (karena para malaikat juga membaca aamiin dan imam pun membaca aamiin).”

Ada riwayat yang menyebut bahwa mengucapkan aamiin setelah membaca Al Fatihah bisa menghapus dosa, jika ucapan tersebut bersamaan dengan aamiinnya para malaikat.

“Jika imam mengucapkan aamiin, ucapkanlah aamiin dan siapa yang bacaan aamiinnya bersamaan dengan bacaan aamiinnya para malaikat maka dosa-dosanya yang terdahulu diampuni.” (HR Bukhari, Muslim, an-Nasa’i, dan ad-Darimi)

Redaksi lainnya: “Apabila salah seorang dari kalian membaca aamiin dalam salatnya sementara para malaikat juga membaca aamiin lalu bacaan aamiin seseorang tersebut bersamaan dengan bacaan aamiinnya para malaikat, dosa-dosanya yang terdahulu diampuni.”

Al-Albani juga menyebut suatu hadits bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa bagi orang yang mengucapkan aamiin. Rasulullah SAW bersabda,

فَقُولُوا: آمين يُحبُّكُمُ الله

Artinya: “Ucapkanlah aamiin maka Allah akan mengabulkan doa kalian.”

Rasulullah SAW juga bersabda,

مَا حَسَدَتْكُمُ الْيَهُودُ عَلَى شَيْءٍ مَا حَسَدَتْكُمْ عَلَى السَّلَامِ وَالنَّا مِينِ خَلْفَ الْإِمَام)

Artinya: “Orang-orang Yahudi tidak iri kepada kalian seperti irinya mereka terhadap bacaan salam dan aamiin (di belakang imam).” HR Bukhari dalam kitab Al-Adab al-Mufrad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ahmad, dan Sirad dengan sanad shahih)

Sunnah Mengucap Aamiin setelah Al Fatihah

Sunnah mengucap aamiin setelah Al Fatihah berlaku bagi orang yang sedang salat sendirian maupun berjamaah, baik sebagai imam maupun makmum, seperti dijelaskan dalam Kitab Lengkap Panduan Shalat yang disusun M. Khalilurrahman Al-Mahfani dan Abdurrahim Hamdi.

Ulama Syafi’iyyah Sayyid Sabiq mengatakan dalam kitab Fiqh Sunnah-nya, bacaan aamiin atau yang juga dikenal dengan ta’min dikeraskan dalam salat jahriyah dan dipelankan saat salat sirriyah. Pada salat jahriyah, aamiin diucapkan imam hingga terdengar sampai shaf pertama.

Menurut Sayyid Sabiq, disukai bila mengucapkan aamiin bersamaan dengan imam, tidak mendahului atau terlambat darinya. Kata aamin ini bukan bagian dari surah Al Fatihah, namun adalah sebuah doa yang artinya, “Ya Allah, kabulkanlah.”

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Setelah Baca Al Fatihah Lengkap dengan Artinya



Jakarta

Selepas membaca surah Al Fatihah, seorang muslim dianjurkan untuk membaca sebuah doa.

Surah Al Fatihah adalah surah pertama dalam kitab suci Al-Qur’an. Disebut Al-Fatihah artinya pembukaan kitab secara tertulis dan dengan surah ini dibuka bacaan dalam salat.

Sebagaimana disebutkan dalam buku Tafsir Ibnu Katsir karya Ibnu Katsir, Ibnu Abbas, Qatadah, dan Abu Al-‘Aliyah menyebutkan bahwa surah Al Fatihah diturunkan ketika Rasulullah SAW masih menetap di Makkah. Sehingga surah ini digolongkan sebagai surah Makkiyah.


Surah Al Fatihah terdiri dari tujuh ayat, 25 kata, dan 113 huruf. Al Bukhari mengatakan surah ini disebut sebagai Ummul Kitab, yang berarti permulaan Al-Qur’an dan permulaan salat.

Selain itu, Al Fatihah juga disebut Ar-Ruqyah. Berdasarkan hadits Abu Sa’id, yaitu ketika meruqyah seseorang yang terkena sengatan, maka Rasulullah SAW bersabda, “Dari mana engkau tahu bahwa Al Fatihah itu adalah ruqyah.”

Terpisah, buku Kamus Doa yang ditulis oleh Luqman Junaedi menjelaskan bahwa kejadian itu adalah saat seorang sahabat melaporkan dirinya kepada Rasulullah SAW saat ia berhasil menyembuhkan seorang pemimpin kabilah dari sengatan kalajengking dengan membaca Al Fatihah.

Sementara itu, Imam Al Ghazali mengatakan bahwa orang yang membaca surah Al Fatihah sebanyak 100 kali, maka ia akan memperoleh segala sesuatu yang diinginkan dengan segera. Muslim tersebut juga akan terlindung dari segala perkara yang ditakuti dan terpelihara dari kezaliman.

Setelah membaca surat Al-Fatihah, muslim disunnahkan untuk membaca sebuah doa.

Doa Setelah Baca Al Fatihah Beserta Artinya

Masih diambil dari sumber yang sama, doa setelah membaca surah Al Fatihah adalah sebagaimana berikut.

الْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، حَمْدًا يَفُوقُ كُلَّ حَمْدِ الْحَامِدِينَ. حَمْدًا يَكُوْنُ رِضًا وَمَرْضِيًّا عِنْدَ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ . الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ الَّذِي دَحَى الْأَرْضَ وَالْأَقَالِيمَ، وَاخْتَصَّ مُوْسَى الْكَلِيْمَ، وَأَحْيَ الْعِظَامَ وَهِيَ رَمِيمٌ، وَسَمَّى نَفْسَهُ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ، فَهُمَا إِسْمَانِ جَلِيْلَانِ فِيْهِمَا شِفَاءٌ لِكُلِّ سَقِيْمٍ. مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ الَّذِي لَيْسَ لَهُ مُنَازِعٌ فِي الْمُلْكِ وَلَا شَرِيكٌ وَلَا قَرِيْنٌ وَلَا وَزِيرٌ وَلا وَلَا مُشِيْرٌ وَلَا مُعِيْنٌ، بَلْ كَانَ قَبْلَ الْعَوَالِمِ أَجْمَعِيْنَ. أَنْتَ الْمُحِيْطُ بِجَمِيعِ السَّلَاطِيْنِ وَالشَّيَاطِيْنِ، وَعَوْنِيْ عَلَى الْأَبْعَدِينَ وَالْأَقْرَبِيْنَ، وَوَجْهِي عَلَى الْأَجْنَاسِ الْمُخْتَلَفَةِ.

وَإِيَّاكَ نَعْبُدُ بِالْإِقْرَارِ، وَنَعْتَرِفُ بِالتَّقْصِيْرِ ، وَنَسْتَغْفِرُكَ مِنَ الذُّنُوْبِ وَنَتُوْبُ إِلَيْكَ. وَنَشْهَدُ أَنْْ لٓا إِلَهَ إِلَا أَنْتَ وَحْدَكَ لَا شَرِيكَ لَكَ، وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُكَ وَرَسُوْلُكَ، صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ. وَإِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ عَلَى كُلِّ حَاجَةٍ مِنْ حَوَائِجِ الدُّنْيَا وَالدِّينِ. يَاهَادِيَ الْمُضَلِّيْنَ، لَا هَادِيَ غَيْرَكَ.

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ. اَللَّهُمَّ يَا مَالِكَ رِقَابِ الْغَوَالِمِ كُلَّهَا، لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ. رَبِّ نَجِّنِي مِنَ الْغَمِّ يَامُنْجِيَ الْمُؤْمِنِيْنَ. فَرْجِ الْكُرَبِ عَنِّي يَا مُفَرِّجَ الْمَكْرُوبِيْنَ. يَا رَبِّ يَا غِيَاثَ الْكُرَبِ عَنِّي، يَا مُفَرِّجَ الْمَكْرُونِينَ، يَارَبِّ يَاغِيَاثَ الْمُسْتَغِيثِيْنَ، إِكْفِنِي وَنَجِّنِي مِمَّا أَخَافُ، وَأَحْذَرُ، وَسَخَّرْ لِي مَنْ أَحْوَجْتَنِيْ إِلَيْهِ، يَا مُعَيْتُ أَعْتَنِيْ.

وَذَا النُّوْن إِذْ ذَهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَنْ لَنْ نَقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ أَنْ لا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ. فَاسْتَجَابَ لَهُ وَنَجَّيْنَاهُ منَ الْغَمِّ وَكَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِيْنَ.

وَصَلَى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ الطَّاهِرِينَ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Terjemahan: Segala puji bagi Allah, Tuhan penguasa alam semesta, pujian yang mengungguli setiap pujian orang-orang yang memuji, pujian yang diridai oleh Tuhan penguasa alam semesta. Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang menghamparkan bumi beserta seluruh penjurunya. Mengkhususkan Musa sebagai nabi yang diajak bicara secara langsung. Menghidupkan tulang-belulang yang sudah hancur. Menyebut diri-Nya sebagai Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Pemurah, sebuah nama agung yang mengandung obat bagi segala macam penyakit.

Penguasa hari Pembalasan yang tak ada penentang, sekutu, teman, menteri, penasihat, atau penolong. Bahkan, Dia telah ada sebelum alam semesta ada. Engkaulah yang menguasai semua penguasa dan setan. Engkaulah penolongku terhadap musuh yang jauh dan yang dekat. Dan Engkaulah wajahku dalam menghadapi berbagai jenis manusia.

Kepada-Mu aku menyembah dengan penuh pengakuan. Mengakui kekurangan, memohon ampun atas semua dosa, dan bertobat kepada-Mu. Kami bersaksi tiada tuhan selain Engkau Yang Maha Esa lagi tidak memiliki sekutu dan Muhammad Saw. adalah hamba sekaligus utusan-Mu. Kepada-Mu kami memohon pertolongan atas setiap kebutuhan dunia dan agama. Wahai Zat yang memberikan petunjuk bagi orang-orang yang sesat, tak ada pemberi petunjuk selain diri-Mu.

Tunjukilah kami jalan yang lurus. Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai, dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat. Ya Allah, penguasa seluruh alam, tiada tuhan selain Engkau, Mahasuci Engkau, sungguh, kami termasuk orang-orang yang zalim. Ya Allah, hindarkan aku dari kesedihan, wahai Zat yang menyelamatkan kaum Mukminin. Hilangkan kesusahanku, wahai Zat yang menghilangkan kesusahan orang-orang yang susah. Ya Allah, Tuhan yang menghilangkan kesedihanku, wahai Tuhan yang menghilangkan kesusahan orang-orang yang susah. Ya Allah, Tuhan yang menolong orang-orang yang memohon pertolongan. Cukupilah aku, selamatkan aku dari sesuatu yang kutakutkan dan kukhawatirkan. Tundukkan kepadaku orang yang kubutuhkan. Wahai Tuhan Yang Maha Penolong, tolonglah aku.

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami takkan mempersempitnya (menyulitkannya), Maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, “Bahwa tiada tuhan selain Engkau. Mahasuci Engkau, sungguh, aku termasuk orang-orang yang zalim.”

Semoga kesejahteraan senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad dan keluarganya yang suci, dan juga kepada segenap sahabatnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan penguasa alam semesta.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Tata Cara Kirim Doa Yasin untuk Orang yang Sudah Meninggal Dunia


Jakarta

Surah Yasin adalah bacaan yang sering dipanjatkan untuk orang yang sudah meninggal dunia. Dari Mu’aqqal bin Yasar Ash-Shahabiy RA berkata Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Bacalah surah Yasin untuk orang-orang yang meninggal dunia!” (HR Abu Daud dan Ibnu Majah)

Menukil dari kitab Ar Ruh li Ibnil-Qayyim oleh Ibnu Qayyim Al-Jauziyah terjemahan Kathur Suhardi, bacaan surah Yasin ini juga bisa diamalkan ketika seseorang mendekati ajalnya. Perintah membaca surah Yasin sama dengan perintah untuk membacakan la ilaha illallah ketika seseorang mendekati ajalnya.


Surah Yasin terkandung kegembiraan di dalamnya bagi orang-orang yang meninggal. Allah SWT berfirman dalam surah Yasin ayat 27-28,

بِمَا غَفَرَ لِيْ رَبِّيْ وَجَعَلَنِيْ مِنَ الْمُكْرَمِيْنَ ٢٧ ۞ وَمَآ اَنْزَلْنَا عَلٰى قَوْمِهٖ مِنْۢ بَعْدِهٖ مِنْ جُنْدٍ مِّنَ السَّمَاۤءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِيْنَ ٢٨

Artinya: “(bagaimana) Tuhanku mengampuniku dan menjadikanku termasuk orang-orang yang dimuliakan. Setelah dia (dibunuh), Kami tidak menurunkan satu pasukan pun dari langit kepada kaumnya dan Kami tidak perlu menurunkannya.”

Para roh merasa senang dengan surah Yasin. Seperti diketahui, surah Yasin adalah jantung Al-Qur’an yang memiliki pengaruh khusus serta mengagumkan jika dibaca di dekat orang yang mendekati ajalnya.

Lantas, bagaimana cara mengirim doa Yasin untuk orang yang sudah meninggal dunia?

Cara Mengirim Surah Yasin untuk Orang yang Wafat

Menurut buku Tuntunan Tanya Jawab Aqidah, Shalat, Zakat, Puasa dan Haji oleh Syaikh Muhammad bin Shalih At-Utsaimin, ketika mengirim Yasin untuk orang yang sudah meninggal dunia maka didahului bacaan hadroh yang terdiri dari istighfar, tawassul, dan Al Fatihah. Perlu dipahami, tawasul adalah mencari wasilah atau perantara melalui Nabi SAW.

Berikut tata cara mengirim Yasin untuk orang yang wafat disertai bacaannya,

1. Membaca istighfar tiga kali
2. Lanjutkan dengan membaca tawasul kepada Rasulullah SAW,

اِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيهِ وَسَلَّمَ وَاٰلِهِ وإِخْوَانِهِ مِنَ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ وَالأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمَلَائِكَةِ المُقَرَّبِيْنَ، ثُمَّ اِلَى جَمِيْعِ أَهْلِ القُبُوْرِ مِنَ المُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ مِنْ مَشَارِقِ الأَرْضِ إِلَى مَغَارِبِهَا بَرِّهَا وَبَحْرِهَا خُصُوْصًا إِلَى آبَائِنَا وَأُمَّهَاتِنَا وَأَجْدَادِنَا وَجَدَّاتِنَا وَمَشَايِخِنَا وَمَشَايِخِ مَشَايِخِنَا وَأَسَاتِذَتِنَا وَأَسَاتِذَةِ أَسَاتِذَتِنَا وَلِمَنْ أَحْسَنَ إِلَيْنَا وَلِمَنْ اجْتَمَعْنَا هَهُنَا بِسَبَبِهِ شَيْءٌ لِلَّهِ لَهُمُ الْفَاتِحَةُ

Arab latin: Ilaa hadhratin nabiyyi shalallahu ‘alaihi wasallama wa aalihi wa ikhwanihi wa minal anbiya-i wal mursalin wal auliyaa-i wasy syuhada-i wash shalihin wash shabati wat tabi’in wal ‘ulamaa-i wal mushonnifinal mukhlashiin wa jami’il malaa-ikatil muqarrabin. Tsumma ilaa jamii’il ahlil kubur minal muslimiina wal muslimati wal mu’minina wal mu’minati min masyariqil ardhi ilaa magharibiha barrihaa wa bahriha khushuushon ila aaabaa-inaa wa ummahaatinaa wa ajdaadinaa wa jaddaatina wa masyaayikhana wa masyaayikhi masyaayikhinaa wa asatidzatina wa asatidzati asatidzatina wa liman ahsana ilaina wa limanij tama’naa hahunaa bisababihi, syaiul lillahi lahum Al-Fatihah.

Artinya: “Untuk yang terhormat Nabi Muhammad SAW, segenap keluarga, dan saudaranya dari kalangan pada nabi dan rasul, para wali, para syuhada, orang-orang saleh, sahabat, tabi’in, ulama al-amilin, ulama penulis yang ikhlas, semua malaikat Muqarrabin, kemudian semua ahli kubur Muslimin, Muslimat, Mukminin, Mukminat dari Timur ke Barat, baik di laut dan di darat, khususnya bapak kami, ibu kami, kakek kami, nenek kami, guru kami, pengajar dari guru kami, ustadz kami, pengajar ustadz kami, mereka yang telah berbuat baik kepada kami, dan bagi ahli kubur atau arwah yang menjadi sebab kami berkumpul di sini. Bacaan Al-Fatihah ini kami tujukan kepada Allah dan pahalanya untuk mereka semua, Al-Fatihah.”

3. Membaca surah Al Fatihah
4. Barulah muslim bisa mengamalkan surah Yasin

Keutamaan Surah Yasin

1. Meringankan Siksa Kubur

Mengutip dari buku Konseling Qur’ani karya Drs Cholil, Ad-Darimi dan Ath-Thabrani meriwayatkan hadits dari Abu Hurairah RA bahwa Nabi SAW bersabda:

“Barangsiapa membaca surah Yasin pada suatu malam karena mencari keridhaan Allah Ta’ala maka Allah akan mengampuninya.” (HR Ad-Darimi dan Ath-Thabrani)

2. Hajatnya Dimudahkan

Keutamaan lain dari membaca surah Yasin adalah hajatnya dimudahkan. Ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW dari Atha bin Abu Rabah,

“Barangsiapa membaca surah Yasin pada awal siang niscaya akan terpenuhi semua kebutuhannya.” (HR Ad Darimi)

3. Tergolong Syahid

Mengamalkan surah Yasin rutin setiap malam maka akan meninggal dalam keadaan syahid. Rasulullah SAW bersabda,

“Barangsiapa membaca surah Yasin setiap malam sampai meninggal, maka dia meninggal dalam keadaan syahid.” (HR Ath-Thabrani)

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Khususon Ila Ruhi untuk Ayah, Ibu, dan Orang Lain yang Sudah Meninggal


Jakarta

Khususon ila ruhi adalah doa untuk mereka yang sudah meninggal disertai surat Al-Fatihah. Seperti bacaannya, doa ini adalah hadiah bagi ahli kubur agar jenazah mendapat keberkahan dan ampunan dari Allah SWT.

Ajaran Islam mengingatkan umatnya untuk saling mendoakan dalam tiap kesempatan. Sesuai sabda Rasulullah SAW, doa merupakan amal yang tidak akan terputus.

Bacaan Doa Khususon Ila Ruhi

Dikutip dari NU Online, doa khususon ila ruhi disebut juga dengan hadrotin nabiyil mustofa. Doa ini biasa dibacakan saat ziarah atau ketika di rumah ketika teringat pada almarhum dan almarhumah. Berikut adalah contoh bacaan doa khususon ila ruhi yang dibacakan untuk arwah:


إِلَى حَضْرَةِ النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى سَيِّدِنَا مُحمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاٰلِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَأَوْلَادِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ الْفَــاتِحَةُ

Arab latin: Ila ḫadlratin-nabiyyil-musthafâ sayyidinâ Muḫammadin shallallahu ‘alaihi wa sallama wa âlihi wa azwâjihi wa awlâdihi wa dzurriyyâtihi al-fâtiḫah….

Artinya: “Kepada yang terhormat Nabi Muhammad ﷺ, segenap keluarga, istri-istrinya, anak-anaknya, dan keturunannya. Bacaan Al-Fatihah ini kami tujukan kepada Allah dan pahalanya untuk mereka semua. Al-Fatihah…”

ثُمَّ إِلَى حَضْرَةِ إِخْوَانِهِ مِنَ الْأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ وَالْأَوْلِيَاءِ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَالصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَالْعُلَمَاءِ الْعَامِلِيْنَ وَالْمُصَنِّفِيْنَ الْمُخْلِصِيْنَ وَجَمِيْعِ الْمَلَائِكَةِ الْمُقَرَّبِيْنَ، خُصُوْصًا إِلَى سَيِّدِنَا الشَّيْخِ عَبْدِ الْقَادِرِ الْجِيْلَانِي وَخُصُوْصًا إِلَى مُؤَسِّسِيْ جَمْعِيَّةِ نَهْضَةِ الْعُلَمَاءِ الْفَــاتِحَةُ

Arab latin: Tsumma ilâ ḫadlrati ikhwânihi minal-anbiya’i wal-mursalîn wal-auliya’i wasy-syuhadâ’i wash-shâlihîn wash-shaḫâbati wat tâbi’în wal-‘ulamâ’il-‘âmilîn wal-mushannifînal-mukhlishîn wa jamî’il-malâikatil-muqarrabîn, khusûshan ilâ sayyidinâsy-syaikh ‘abdil qâdir al-jîlânî wa khushûshan ilâ muassisî jam’iyyah Nahdlatil Ulama, al-fâtiḫah

Artinya: “Lalu kepada segenap saudara beliau dari kalangan pada nabi, rasul, wali, syuhada, orang-orang saleh, sahabat, tabi’in, ulama al-amilin (yang mengamalkan ilmunya), ulama penulis yang ikhlas, semua malaikat Muqarrabin, terkhusus kepada Syekh Abdul Qadir al-Jilani dan para pendiri organisasi Nahdlatul Ulama. Bacaan Al-Fatihah ini kami tujukan kepada Allah dan pahalanya untuk mereka semua. Al-Fatihah…”

Ragam Doa Khususon Ila Ruhi untuk Keluarga

Doa khususon ila ruhi bisa ditujukan untuk ibu, ayah, suami, atau istri yang telah meninggal dunia. Berikut contoh ragam doa khususon ila ruhi untuk anggota keluarga:

1. Doa Khususon Ila Ruhi untuk Ibu yang Sudah Meninggal

Latin: Khushuushon ilaa ruuhi ummi (sebut nama almarhumah) binti (sebut nama ayah). Allahumaghfir lahaa warhamhaa wa ‘aafihaa wa’fu ‘anhaa lahal fatihah.

Artinya: “Terkhusus untuk ruh ibuku (sebut nama almarhumah) putri dari (sebut nama ayah). Ya Allah ampunilah dia, kasihilah dia, selamatkanlah dia, dan maafkanlah dia, untuknya Al-Fatihah.”

2. Doa Khususon Ila Ruhi untuk Ayah yang Sudah Meninggal

Latin: Khushuushon ilaa ruuhi abii (sebut nama almarhum) bin (sebut nama ayah almarhum). Allahumaghfir lahu warhamhu wa ‘aafihi wa’fu ‘anhu, lahul faatihah.

Artinya: “Terkhusus untuk ruh ayahku (sebut nama almarhum) putra dari (sebut nama ayah almarhum). Ya Allah ampunilah dia, kasihilah dia, selamatkanlah dia, maafkanlah dia, untuknya Al-Fatihah.”

3. Doa Khususon Ila Ruhi untuk Istri yang Sudah Meninggal

Latin: Khushuushon ilaa ruuhi zaujatii (sebutkan nama almarhumah) binti (sebutkan nama ayah almarhumah). Allahumaghfir lahaa warhamhaa wa ‘aafiha wa’fu ‘anhaa, lahal faatihah.

Artinya: “Terkhusus untuk ruhnya istriku (sebut nama almarhumah) putri dari (sebut nama ayah almarhumah). Ya Allah ampunilah dia, kasihilah dia, selamatkanlah dia, maafkanlah dia, untuknya Al-Fatihah.”

4. Doa Khususon Ila Ruhi untuk Suami yang Sudah Meninggal Dunia

Latin: Khushuushon ilaa ruuhi zaujii (sebutkan nama almarhum) binti (sebutkan nama ayah almarhum). Allahumaghfir lahaa warhamhaa wa ‘aafiha wa’fu ‘anhaa, lahal faatihah.

Artinya: “Terkhusus untuk ruhnya suamiku (sebut nama almarhum) putra dari (sebut nama ayah almarhum). Ya Allah ampunilah dia, kasihilah dia, selamatkanlah dia, maafkanlah dia, untuknya Al-Fatihah.”

Tata Cara Mengirimkan Doa untuk Ahli Kubur

Cara mengirimkan doa bagi kerabat yang sudah meninggal bisa dilakukan melalui pelaksanaan tahlilan. Mengutip dari buku Merayakan Khilafiyah Menuai Rahmat Ilahiah oleh Zikri Darussamin dan Rahman M. Ag, berikut panduan bacaan yang harus disertakan dalam tahlilan:

  • Mengawali dengan membaca Al-Fatihah.
  • Membaca surat Yasin.
  • Membaca surat Al-Ikhlash, Al-Falaq, dan An-Nas.
  • Membaca surat al-Baqarah ayat 1-5, 163, 225 (ayat kursi), dan ayat 284.
  • Mengucapkan istighfar.
  • Mengucapkan kalimat tahlil, takbir, tasbih, dan tahmid.
  • Melantunkan shalawat Nabi Muhammad SAW.
  • Membaca asmaul husna.
  • Membaca doa.

Nah itu dia arti serta ragam bacaan doa khususon ila ruhi yang dapat kamu kirimkan untuk kerabat yang sudah wafat. Semoga artikel ini bermanfaat bagi detikers.

(row/row)



Sumber : www.detik.com

Sahabat Nabi Sembuhkan Sakit dengan Surat Al-Fatihah, Ini Kisahnya



Jakarta

Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah SWT sudah berkehendak. Ayat-ayat Al-Qur’an bahkan bisa menjadi obat dan menjadi penawar bagi racun.

Abi Said Al-Khudriyi, seorang sahabat Rasulullah SAW membuktikan bahwa surat Al-Fatihah dapat menjadi obat. Kisah ini dibagikan Muhammad Nasrulloh dalam bukunya yang berjudul Kisah-Kisah Inspiratif Sahabat Nabi. Dalam riwayat hadits Muslim, kisah ini juga mahsyur di kalangan umat muslim.

Pada masa Rasulullah SAW terdapat beberapa sahabat yang sedang melakukan perjalanan. Mereka telah membawa bekal dalam perjalanannya. Namun cuaca yang sangat terik dalam perjalanan menyusuri gurun pasir sangatlah menguras energi. Ditambah jarak yang ditempuh sangatlah jauh.


Bekal yang telah disiapkan pun habis semasa di perjalanan. Dan para sahabat merasakan kepayahan dalam perjalanannya.

Di tengah gontainya perjalanan, alangkah bahagianya mereka ketika melihat pemukiman. Mereka lekas menghampiri sebuah rumah.

Namun niat mereka agar dijamu dengan baik oleh tuan rumah sia-sia. Tuan rumah enggan menjamu mereka.

Mendapati sang pemilik rumah tidak berkenan menerima tamu, mereka lantas keluar dan meneduh tidak jauh di pinggiran pemukiman. Sayup-sayup mereka mendengar suara yang memanggil. Ternyata tuan rumah yang telah mereka kunjungi telah disengat kalajengking. Racun hewan ini menyebar dan membuat pemilik rumah merasa kesakitan.

Keluarga dan penghuni rumah kebingungan. Mereka telah berupaya mengobati namun tidak berhasil. Salah satu penghuni rumah itu mengusulkan agar meminta bantuan kepada para pengembara tadi. Siapa tahu di antara mereka ada yang dapat mengobati.

Setelah duduk perkara disampaikan pada para sahabat. Salah satu dari mereka yang bernama Abi Said al-Khudriyi berkata “Aku paham dengan rahasia pengobatan. Jika aku mampu menyembuhkan aku meminta upah atas jasaku dalam menyembuhkan tuan rumah kalian”.

Keluarga pemilik rumah ini pun sepakat. Setelah itu Abi Said al-Khudriyi menghampiri tuan rumah yang tengah kesakitan itu. la bacakan surat Al-Fatihah seraya memohon pertolongan kepada Allah SWT.

Berangsur-angsur kemudian tuan rumah pulih dan sembuh. Seluruh penghuni rumah bersyukur atas kesembuhan tuan rumah mereka.

Sebagai imbalan, para sahabat diberikan kambing satu per satu. Tentu saja imbalan ini dapat menambah perbekalan selama perjalanan.

Sepulangnya mereka dari perjalanan. Kisah tersebut disampaikan kepada Rasulullah SAW. Rasul pun bertanya bagaimana bisa Abi Said al-Khudriyi mengetahui rahasia pengobatan dalam Al-Qur’an?

Abi Said al-Khudriyi menjawab bahwa ia serasa diberi ilham oleh Allah SWT sehingga ia tergerak membacakan doa berupa surat Al-Fatihah.

Nabi SAW kemudian meminta Abi Said al-Khudriyi agar juga dibagikan resep rahasia pengobatan padanya. Beliau tersenyum karena mengetahui bahwa sahabatnya dapat mengerti rahasia-rahasia pengobatan dalam Al-Qur’an.

(dvs/nwk)



Sumber : www.detik.com

Bolehkah Wanita Haid Ziarah Kubur dan Membaca Al Fatihah?


Jakarta

Bolehkah wanita haid ziarah kubur dan membaca Al-Fatihah? Pertanyaan ini mungkin pernah terlintas di benak banyak wanita Muslim. Apalagi saat keluarga atau kerabat mengadakan ziarah kubur.

Artikel ini akan membahas pandangan ulama dan penjelasan seputar hukum ziarah kubur bagi wanita yang sedang haid.

Hukum Wanita Berziarah Kubur

Dari buku Fiqih Wanita Edisi Lengkap tulisan M. Abdul Ghoffar E.M, hukum wanita berziarah kubur dijelaskan dalam beberapa hadits. Dalam sebuah riwayat, Abdullah bin Abi Mulaikah bercerita:


“Pada suatu hari, Aisyah pernah datang dari kuburan. Lalu aku bertanya kepadanya: ‘Wahai Ummul Mukminin, dari mana engkau?’ Aisyah menjawab: ‘Dari kuburan saudaraku, Abdurahman.’ Kemudian kutanyakan lagi: ‘Bukankah Rasulullah melarang ziarah kubur?’ Aisyah menjawab: ‘Benar, beliau pernah melarang ziarah kubur, akan tetapi kemudian beliau menyuruhnya.'” (HR. Al-Hakim dan Baihaqi. Adz-Dzahabi mengatakan bahwa hadits ini shahih.)

Hadits ini menunjukkan bahwa Rasulullah SAW awalnya melarang ziarah kubur, tetapi kemudian membolehkannya. Hal ini diperkuat oleh sabda Rasulullah SAW:

“Kami pernah melarang kalian berziarah kubur, maka sekarang berziarahlah. Karena, dalam menziarahinya terdapat peringatan.” (HR. Abu Dawud)

Hadits tersebut menegaskan bahwa ziarah kubur dianjurkan karena mengingatkan manusia akan kematian dan akhirat. Jika ziarah kubur dimakruhkan, tentu Rasulullah SAW tidak akan menganjurkannya.

Namun, terdapat hadits lain yang berbunyi:

“Allah melaknat wanita-wanita yang berziarah kubur.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah, dan At-Tirmidzi)

Sebagian ulama menggunakan hadits ini untuk memakruhkan ziarah kubur bagi wanita. Menanggapi hal tersebut, Imam Al-Qurthubi menjelaskan:

“Bahwa laknat dalam hadits tersebut hanya ditujukan bagi wanita-wanita yang sering berziarah kubur. Karena, dianggap sebagai berlebih-lebihan dan bahkan mungkin hal itu akan mengakibatkan kaum wanita melupakan hak suaminya. Di sisi lain, ia lebih mengutamakan tabarruj (bersolek).”

Selain itu, hadits dari Abu Hurairah juga menjelaskan keutamaan ziarah kubur. Abu Hurairah meriwayatkan:

“Rasulullah pernah mendatangi kuburan ibunya, lalu beliau menangis. Maka orang-orang di sekitarnya pun ikut menangis. Selanjutnya beliau berkata: ‘Aku telah meminta izin kepada Allah untuk memohonkan ampun baginya, tetapi Dia tidak mengizinkan aku. Lalu aku meminta izin untuk menziarahi kuburnya, dan Dia mengizinkannya. Oleh karena itu, berziarahlah karena hal itu dapat mengingatkan kalian akan akhirat.'” (HR. Abu Dawud)

Hadits ini menunjukkan bahwa ziarah kubur memiliki manfaat penting, yaitu mengingatkan manusia akan kehidupan akhirat.

Oleh karena itu, mayoritas ulama berpendapat bahwa ziarah kubur diperbolehkan bagi wanita, asalkan dilakukan dengan niat yang benar, tidak berlebihan, dan menghindari perbuatan yang dilarang.

Bolehkah Wanita Haid Ziarah Kubur dan Membaca Al Fatihah?

Terkait dengan wanita haid yang ingin melakukan ziarah kubur dan membaca Al-Fatihah, mayoritas ulama membolehkan wanita haid untuk melakukan ziarah kubur.

Hal ini karena ziarah kubur bukanlah ibadah yang mensyaratkan kesucian seperti shalat atau thawaf. Tujuan utama dari ziarah kubur adalah untuk mengingat kematian dan akhirat, yang juga relevan bagi wanita haid.

Mengenai membaca Al-Fatihah atau ayat-ayat Al-Qur’an lainnya, Buya Yahya menjelaskan melalui kanal Youtube Al Bahjah TV, bahwa dibolehkan wanita haid membaca Al-Qur’an tanpa menyentuh mushaf, terutama jika bacaan tersebut dimaksudkan sebagai zikir.

“Selagi ayat tersebut digunakan untuk berzikir, maka diperkenankan.” ungkap Buya Yahya.

Jadi, wanita haid tetap bisa melakukan ziarah kubur dan membaca ayat Al-Qur’an seperti surah Al Fatihah sebagai bentuk zikir, perlindungan dari setan, dan pengingat akan kematian serta akhirat

Bacaan Ziarah Kubur Lainnya untuk Wanita

Selain berzikir dengan ayat-ayat suci Al-Qur’an, terdapat bacaan lain yang juga dapat diucapkan saat berziarah kubur.

Dalam buku Fiqh Wanita Empat Mazhab Fatwa-fatwa Fiqh Wanita Kontemporer susunan Dr. Muhammad Utsman al-Khasyat, bahwa Imam Muslim dan Imam Ahmad meriwayatkan hadits dimana Rasulullah SAW mengajari Aisyah mengenai ucapan saat berziarah kubur. Aisyah bertanya:

“Apa yang harus aku ucapkan kepada mereka (penghuni makam kaum Muslimin), wahai Rasulullah?”

Beliau bersabda:

“Ucapkanlah: Semoga kesejahteraan senantiasa dilimpahkan kepada para penghuni makam dari kalangan kaum mukminin dan kaum muslimin. Semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat-Nya kepada kita, baik yang wafat lebih dahulu maupun yang masih hidup. Sesungguhnya kami, insya Allah, akan menyusul kalian.”

(inf/lus)



Sumber : www.detik.com