Tag Archives: al ghazali

Cara Menghapus Dosa Menonton Film Dewasa


Jakarta

Menonton film dewasa dilarang dalam Islam karena termasuk zina mata. Orang yang tetap melakukannya bisa berdosa.

Larangan menonton film dewasa mengacu pada Al-Qur’an surah Al Isra ayat 32. Allah SWT berfirman,

وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنٰىٓ اِنَّهٗ كَانَ فَاحِشَةً ۗوَسَاۤءَ سَبِيْلًا ٣٢


Artinya: “Janganlah kamu mendekati zina. Sesungguhnya (zina) itu adalah perbuatan keji dan jalan terburuk.”

Menurut terjemahan Tafsir Ibnu Katsir, lewat surah Al Isra ayat 32 tersebut, Allah SWT melarang para hamba-Nya berbuat zina, begitu juga mendekatinya dan melakukan hal-hal yang mendorong pada zina.

Berdasarkan Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI, perbuatan mendekati zina yang disebutkan dalam ayat di atas adalah melakukan segala hal yang mengarah pada perzinaan. Contohnya pergaulan bebas, membaca konten-konten yang merangsang, pornografi, pornoaksi, dan menonton sinetron atau film yang mengumbar sensualitas perempuan (film dewasa).

Menonton film dewasa termasuk zina mata. Menurut sebuah hadits dalam kitab At-Taubah wal Inabah karya Ibnu Qayyim al-Jauziyah terjemahan Abdul Hayyie al-Katani dan Uniqu Attaqi, bentuk zina mata memandang. Rasulullah SAW bersabda,

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ حَظَّهُ مِنَ الزِّنَا أَدْرَكَ ذَلِكَ لَا مَحَالَةَ فَزِنَا الْعَيْنِ النَّظَرُ وَزِنَا اللَّسَانِ الْمَنْطِقُ وَالنَّفْسُ تَمَنَّى وَتَشْتَهِي وَالْفَرْجُ يُصَدِّقُ لكَ كُلَّهُ وَيُكَذِّبُهُ

Artinya: “Allah menetapkan atas anak Adam bagiannya dari zina, dia pasti mendapati bagiannya itu. Zina mata adalah memandang. Zina lidah adalah berbicara. Sedang nafsu berharap dan berkeinginan, dan kemaluan membenarkannya atau mendustakannya.” (HR Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA)

Cara Menghapus Dosa setelah Menonton Film Porno

Apabila terlanjur menonton film dewasa, umat Islam bisa segera bertobat. Menurut Imam al-Ghazali dalam Minhaj al-‘Abidin ila Jannah Rabbi al-‘Alamin yang diterjemahkan Rusdianto dan M Rofiq, makna tobat adalah pembersihan hati dari dosa.

Tobat menurut Imam al-Ghazali memiliki empat syarat. Pertama, seseorang harus membersihkan hatinya, yakni meninggalkan dosa dengan sekuat hati dan niat. Kedua, meninggalkan perbuatan dosa yang pernah dilakukan.

Ketiga, mengabaikan setiap kesempatan berbuat dosa yang sama, dan terakhir meluruskan niat bahwa tobat dilakukan semata karena Allah SWT bukan karena takut pada manusia atau keduniawian lainnya.

Ibnu Qayyim dalam Al-Jawab Al Kafi Li Man Sa’Ala ‘An Dawa’ Asy-Syafi terjemahan Mastur Irham dan Mujiburrohman mengatakan Allah SWT menjamin orang yang bertobat dari kesyirikan, membunuh, dan berzina bahwa Dia akan menjamin kejahatan itu dengan kebaikan. Ibnu Qayyim menyandarkan dengan firman Allah SWT dalam surah Az Zumar ayat 53,

۞ قُلْ يٰعِبَادِيَ الَّذِيْنَ اَسْرَفُوْا عَلٰٓى اَنْفُسِهِمْ لَا تَقْنَطُوْا مِنْ رَّحْمَةِ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ جَمِيْعًا ۗاِنَّهٗ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ ٥٣

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Wahai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas (dengan menzalimi) dirinya sendiri, janganlah berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Niat dan Bentuk Sedekah untuk Orang yang Sudah Meninggal Dunia


Jakarta

Seorang muslim sudah sepatutnya bersedekah kepada mereka yang membutuhkan. Dalam Islam, sedekah menjadi amalan yang dianjurkan sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an.

Allah SWT berfirman dalam surah Ali ‘Imran ayat 92,

لَنْ تَنَالُوا الْبِرَّ حَتّٰى تُنْفِقُوْا مِمَّا تُحِبُّوْنَ ۗوَمَا تُنْفِقُوْا مِنْ شَيْءٍ فَاِنَّ اللّٰهَ بِهٖ عَلِيْمٌ ٩٢


Artinya: “Kamu sekali-kali tidak akan memperoleh kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. Apa pun yang kamu infakkan, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui tentangnya.”

Menukil dari buku Hidup Berkah dengan Sedekah susunan Ustaz Masykur Arif, kata sedekah berasal dari bahasa Arab yaitu shadaqa yang artinya benar atau jujur. Dengan kata lain, sedekah menjadi bukti pembenar bagi keimanan muslim.

Dari Abu Malik Al-Harits bin Ashim Al-As’ariy RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Suci adalah sebagian dari iman, membaca alhamdulillah dapat memenuhi timbangan. Subhanallah dan alhamdulillah dapat memenuhi semua yang ada di antara langit dan bumi. Salat adalah cahaya, sedekah itu adalah bukti iman, sabar adalah pelita dan Al-Qur’an untuk berhujjah terhadap apa yang kamu sukai ataupun terhadap yang tidak kamu sukai. Semua orang pada waktu pagi menjual dirinya, kemudian ada yang membebaskan dirinya, dan ada pula yang membinasakan dirinya.” (HR Muslim)

Sedekah untuk Orang yang Sudah Meninggal

Selain dilakukan oleh orang yang masih hidup, sedekah juga bisa dikerjakan atas nama orang yang telah meninggal dunia. Hal ini tidak bertentangan dengan hadits Rasulullah SAW sebagaimana dikutip dari buku 37 Masalah Populer: Untuk Ukhuwah Islamiyah susunan Abdul Somad.

Nabi Muhammad SAW bersabda, “Apabila manusia meninggal dunia, maka putuslah amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shaleh yang mendoakannya.” (HR Muslim)

Menurut penjelasan dalam buku tersebut, makna dari ‘amal mayat itu terputus’ bukan berarti amal orang lain yang terputus kepada dirinya. Sebagai contoh, doa anak saleh masih terus mengalir sebagai amalan ketika seseorang wafat. Dengan demikian, tidak ada larangan bersedekah untuk orang yang sudah meninggal dunia atau pun atas namanya.

Turut disebutkan dalam hadits dari Ibnu Abbas RA terkait hukum sedekah atas nama orang yang sudah meninggal,

(صَحِيحٌ) حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، قَالَ: حَدَّثَنَا رَوْحُ بْنُ عُبَادَةَ، قَالَ: حَدَّثَنَا زَكَرِيَّا بْنُ إِسْحَاقَ، قالَ: حَدَّثَنِي عَمْرُو بْنُ دِينَارٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَجُلًا قَالَ : يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنَّ أُمِّي تُوُفِّيَتْ أَفَيَنْفَعُهَا إِنْ تَصَدَّقْتُ عَنْهَا؟ قَالَ: ((نَعَمْ)). قَالَ: فَإِنَّ لِي مَخْرَفًا فَأُشْهِدُكَ أَنِّي قَدْ تَصَدَّقْتُ بِهِ عَنْهَا. هَذَا حَدِيْثٌ حَسَنٌ. وَبِهِ يَقُوْلُ أَهْلُ الْعِلْمِ، يَقُوْلُوْنَ: لَيْسَ شَيْءٌ يَصِلُ إِلَى الْمَيِّتِ إِلَّا الصَّدَقَةُ وَالدُّعَاءُ. وَقَدْ رَوَى بَعْضُهُمْ هَذَا الْحَدِيثَ عَنْ عَمْرِو بْنِ دِينَارٍ، عَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ النَّبِيِّ ﷺ مُرْسَلًا. قَالَ: وَمَعْنَى قَوْلِهِ إِنَّ لِي مَخْرَفًا يَعْنِي: بُسْتَانًا. [((صَحِيحُ أَبِي دَاوُد)) .]٦٥٦٦): خ

Artinya: “(Shahih) Dari Ahmad bin Mani, dari Rauh bin Ubadah, dari Zakariya bin Ishaq, dari Amr bin Dinar, dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah SAW., “Wahai Rasulullah, ibuku telah meninggal dunia, lalu apakah akan berguna baginya jika saya bersedekah atas namanya?” Rasulullah SAW. menjawab, “Ya, itu berguna baginya.” Laki-laki itu berkata lagi, “Sesungguhnya, saya mempunyai sebidang kebun, maka saya persaksikan dirimu bahwa saya menyedekahkannya atas nama ibuku.”

Selain itu, dalam hadits lainnya disebutkan bahwa pahala sedekah atas nama orang yang sudah meninggal akan sampai kepadanya. Dari Aisyah RA mengatakan bahwa seorang laki-laki berkata kepada Nabi Muhammad SAW:

“Ibu saya mati mendadak, dan saya yakin seandainya dia bisa bicara, dia bersedekah, apakah ibu saya mendapat pahala, seandainya saya bersedekah untuk ibu saya? Rasulullah menjawab, “Ya ada pahala bagi ibumu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Niat Sedekah untuk Orang yang Meninggal Dunia

Tim detikHikmah belum menemukan dalil terkait bacaan niat sedekah untuk orang yang sudah meninggal dunia. Meski demikian, menukil dari buku Jalan ke Hadirat Allah tulisan Syamsul Rijal Hamid ada lafal yang bisa dibaca muslim ketika bersedekah untuk orang tua yang sudah meninggal dunia.

“Ya Allah, aku berniat menghadiahkan pahala sedekahku ini kepada almarhum bapakku atau almarhumah ibuku.”

Mengacu pada buku Hidup Berkah dengan Sedekah, niat dalam Islam menjadi ukuran bagi amalan yang dikerjakan muslim. Ini sesuai dengan hadits Rasulullah SAW,

“Sesungguhnya, segala amal itu hendaklah dengan niat.” (HR Bukhari dan Muslim)

Niat yang benar dalam sedekah adalah niat untuk mengeluarkan sedekah semata-mata karena Allah SWT, bukan karena yang lain. Niat sangat berhubungan dengan motivasi dalam diri seseorang untuk mengerjakan sesuatu.

Mengutip dari kitab Ad-Da’awat Al-Mustajabah wa Mafatih Al-Faraj oleh Imam Al Ghazali yang ditahqiq Muhammad Utsman Al-Khuyst terjemahan Masturi Irham, ada doa yang bisa diamalkan muslim ketika melakukan sedekah. Berikut bacaannya,

رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

Arab latin: Rabbanā taqabbal minnā innaka antas samī’ul ‘alīmu.

Artinya: “Tuhan kami, terimalah persembahan dari kami. Sungguh Engkau maha mendengar lagi maha mengetahui.”

Bentuk Sedekah untuk Orang yang Sudah Meninggal Dunia

Diterangkan dalam Buku Saku Terapi Bersedekah yang disusun Manshur Abdul Hakim, sedekah jariyah menjadi bentuk sedekah yang paling baik untuk orang yang sudah meninggal dunia. Seperti diketahui, sedekah jariyah merupakan sedekah yang pahalanya terus mengalir meski orang tersebut sudah wafat.

Bentuk atau sarana dari sedekah jariyah itu antara lain membangun masjid, membantu dalam pengembangan ilmu pengetahuan, memberi makan orang mukmin sampai kenyang, memberi minum dan menggali sumur.

Dari Abu Hurairah RA, Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Sesungguhnya yang didapati oleh orang yang beriman dari amalan dan kebaikan yang ia lakukan setelah ia mati adalah, ilmu yang ia ajarkan dan sebarkan, anak saleh yang ia tinggalkan, mushaf Al-Qur’an yang ia wariskan, masjid yang ia bangun, rumah bagi ibnu sabil (musafir yang terputus perjalanan) yang ia bangun, sungai yang ia alirkan, sedekah yang ia keluarkan dari harta ketika ia sehat dan hidup, semua itu akan dikaitkan dengannya setelah ia mati.” (HR Ibnu Majah)

Wallahu a’lam.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Malam Asyura 10 Muharram Baca Apa? Ini Amalan Doanya


Jakarta

Malam Asyura atau malam 10 Muharram termasuk waktu yang memiliki keutamaan. Ada bacaan yang bisa dipanjatkan umat Islam untuk mengisi waktu tersebut.

Keutamaan malam Asyura ini dijelaskan Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya ‘Ulumuddin yang diterjemahkan Purwanto. Sang Hujjatul Islam memasukkan malam Asyura dalam malam-malam khusus bersama malam 1 Muharram, malam 1 Rajab, malam 15 Rajab, dan malam 27 Rajab.

Imam al-Ghazali kemudian memaparkan hadits yang menyebut keutamaan mengerjakan amal kebajikan pada malam tersebut.


“Siapa saja yang mengerjakan amal kebajikan pada malam-malam ini, niscaya ia akan memperoleh kebaikan seratus tahun.” (HR Muslim dengan redaksi sedikit berbeda)

Terkait amal kebajikan seorang hamba, Allah SWT berfirman dalam surah Al Bayyinah ayat 7,

اِنَّ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ اُولٰۤىِٕكَ هُمْ خَيْرُ الْبَرِيَّةِۗ ٧

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah sebaik-baik makhluk.”

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, ayat tersebut menjelaskan keadaan orang-orang yang berbakti, yakni hatinya beriman dan badan mereka mengamalkan perbuatan yang saleh. Mereka ini adalah sebaik-baiknya makhluk Allah SWT. Abu Hurairah dan segolongan ulama menyimpulkan firman Allah SWT dalam surah Al Bayyinah ayat 7 itu adalah orang-orang yang beriman dari kalangan manusia lebih utama daripada para malaikat.

Anjuran Berdoa pada Malam 10 Muharram

Umat Islam dianjurkan memperbanyak doa pada malam Asyura atau 10 Muharram. Sebab, menurut hadits, doa pada malam tersebut tidak akan tertolak. Hadits ini terdapat dalam buku Tuntunan Lengkap 99 Salat Sunah karya Ibnu Watiniyah.

Rasulullah SAW bersabda, “Lima waktu yang doa tidak ditolak, yaitu pada malam Jumat, malam 10 Muharram, malam Nisfu Syaban, malam Idul Fitri dan malam Idul Adha.” (HR Bukhari dan Muslim)

Doa Malam Asyura 10 Muharram

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

Arab latin: Hasbunallah wani’mal wakiil ni’mal maulaa wani’man-nashiir

Artinya: “Allah-lah yang mencukupi kami, Dia-lah sebaik-baik tempat berserah diri, sebaik-baik Pelindung, dan sebaik-baik Penolong.”

Doa tersebut dibaca sebanyak 70 kali. Setelah itu dilanjutkan dengan membaca doa berikut sebanyak 7 kali,

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيمِ سُبْحَانَ اللهِ مِلْأَ الْمِيزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَزِنَةَ الْعَرْشِ لَامَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنَ اللَّهِ إِلَّا إِلَيْهِ سُبْحَانَ اللَّهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ كُلِّهَا . نَسْتَلُكَ السَّلَامَةَ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِينَ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ. وَهُوَ حَسْبُنَا وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيرُ وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ أَجْمَعِيْنَ.

Arab latin: Bismillaa hirrahmaa nirrahiim, subhaanallaahi mil’al-miizaani wamuntahal ‘ilmi wamablaghar ridhaa wazinatal’arsyi. laa malja’a walaa manja minallaahi illaa ilaiih, subhaanallaahi ‘adadasy syaf’i wal watri wa ‘adada kalimaatillaahit taammaati kullihaa, nas’alukas salaamata birahmatika yaa arhamar raahimiin. walaa haula walaa quwwata illaa billaahil ‘aliyyil azhiim, wa huwa hasbunaa wa nimal wakiil ni’mal maulaa wa ni’man nashiir, wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa muhammadin wa ‘alaa aalihii washahbihii wasallama ajma’iin

Artinya: “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Maha Suci Allah sepenuh timbangan, puncak ilmu, dan keridhaan-Nya, serta seberat timbangan ‘Arasy. Tidak ada tempat berlindung dan keselamatan dari Allah selain kepada-Nya. Maha Suci Allah sebanyak bilangan yang genap dan ganjil, serta seluruh bilangan kalimat-kalimat-Nya yang sempurna. Kami memohon rahmat-Mu, wahai sebaik-baik Penyayang dari para penyayang. Tak ada daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah yang Maha Luhur lagi Maha Agung. Dialah Allah yang mencukupi kami, sebaik-baik tempat berserah diri, sebaik-baik Pelindung, dan sebaik-baik Penolong. Rahmat dan keselamatan semoga tetap tercurahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya semuanya.”

Doa malam Asyura atau 10 Muharram tersebut terdapat dalam buku Doa-doa dalam Acara Resmi, Keagamaan dan Kemasyarakatan karya M Ali Chasan Umar.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Hari Asyura 10 Muharram yang Bisa Diamalkan Muslim


Jakarta

Hari Asyura jatuh pada 10 Muharram. Membaca doa dan dzikir bisa menjadi amalan di hari Asyura.

Muharram adalah salah satu bulan yang mulia. Pada bulan pertama dalam kalender Hijriah ini, disunnahkan mengerjakan amalan puasa pada 9, 10 dan 11. Tepat pada tanggal 10 Muharram, disebut sebagai hari Asyura yang memiliki banyak keutamaan.

Dalam kitab Mukasyafatul Qulub karya Imam al-Ghazali yang diterjemahkan Jamaluddin dijelaskan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ketika Nabi tiba di Madinah, beliau menemukan orang Yahudi berpuasa pada hari Asyura.


Beliau bertanya kepada mereka tentang puasa itu. Mereka menjawab, “Hari ini adalah hari di mana Nabi Musa dan bani Israil menang kepada kaum Firaun. Jadi, kami berpuasa sebagai bentuk pengagungan kepada Nabi Musa.”

Lalu Nabi bersabda, “Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian.” Lalu beliau memerintahkan berpuasa pada hari Asyura.

Kemudian Rasulullah SAW memerintahkan untuk berpuasa sebelum dan sesudah hari Asyura untuk membedakan dengan orang-orang Yahudi.

“Selisihilah orang-orang Yahudi, puasalah pada hari kesembilan dan kesepuluh Muharam.”

Asyura merupakan hari yang istimewa. Pada hari Asyura, Nabi Adam AS diterima tobatnya, penciptaan Nabi Adam AS dan dimasukkan ke dalam surga pada hari Asyura. Penciptaan Arsy, kursi, langit, matahari, bulan, dan bintang pada hari Asyura.

Kemudian Nabi Ibrahim AS dilahirkan pada bulan Asyura. Begitu juga dia selamat dari api, terjadi pada bulan Asyura. Selamatnya Nabi Musa AS dan kaumnya, tenggelamnya Firaun dan para pengikutnya juga terjadi pada hari Asyura.

Hari Asyura juga menjadi momen kelahiran Nabi Isa dan hari diangkatnya ke langit. Nabi Idris AS diangkat ke tempat yang tinggi, perahu Nabi Nuh AS berlabuh di Gunung al-Judi, Nabi Sulaiman AS diberikan kerajaan yang besar, Nabi Yunus AS dikeluarkan dari perut ikan, penglihatan Nabi Yaqub AS dikembalikan, Nabi Yusuf AS dikeluarkan dari sumur, Nabi Ayyub AS disembuhkan dari penyakit, dan hujan pertama yang turun dari langit ke bumi, semua itu terjadi pada hari Asyura. Wallahu a’lam.

Doa Hari Asyura

Berdoa menjadi satu amalan yang dapat dikerjakan kapan pun, termasuk di hari Asyura. Melansir NU Online, berikut doa yang bisa dibaca pada hari Asyura 10 Muharram.

سُبْحَانَ اللهِ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَعَدَدَ النِّعَمِ وَزِنَةَ الْعَرْشِ

Arab-latin: Subḫânallâhi mil-al mîzani wa muntahal ‘ilmi wa mablaghar ridlâ wa adadan ni’ami wa zinatal ‘arsyi.

Artinya: “Mahasuci Allah sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan, sejumlah nikmat-nikmat, dan sebesar timbangan ‘arsy.”

وَالْحَمْدُ ِللّٰهِ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَعَدَدَ النِّعَمِ وَزِنَةَ الْعَرْشِ

Arab-latin: Walḫamdulillâhi mil-al mizani wa muntahal ‘ilmi wa mablaghar ridlâ wa adadan ni’ami wa zinatal ‘arsyi.

Artinya: “Segala puji bagi Allah sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan, sejumlah nikmat-nikmat, dan sebesar timbangan ‘arsy.”

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَعَدَدَ النِّعَمِ وَزِنَةَ الْعَرْشِ

Arab-latin: Lailahaillallâhu mil-al mizani wa muntahal ‘ilmi wa mablaghar ridlâ wa adadan ni’ami wa zinatal ‘arsyi.

Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan, sejumlah nikmat-nikmat, dan sebesar timbangan ‘arsy.”

اَللهُ أَكْبَرُ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَعَدَدَ النِّعَمِ وَزِنَةَ الْعَرْشِ

Arab-latin: Allâhu Akbaru mil-al mizani wa muntahal ‘ilmi wa mablaghar ridha wa adadan ni’ami wa zinatal ‘arsyi.

Artinya: “Allah Mahabesar sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan, sejumlah nikmat-nikmat, dan sebesar timbangan ‘arsy.”

لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ مِلْءَ الْمِيْزَانِ وَمُنْتَهَى الْعِلْمِ وَمَبْلَغَ الرِّضَا وَعَدَدَ النِّعَمِ وَزِنَةَ الْعَرْشِ

Arab-latin: Lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhi mil-al mîzâni wa muntahal ‘ilmi wa mablaghar ridlâ wa ‘adadan ni’ami wa zinatal ‘arsyi.

Artinya: “Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah sepenuh timbangan, sesempurna ilmu, sepenuh keridhaan, jumlah nikmat-nikmat dan timbangan ‘arsy.”

لَا مَلْجَأَ وَلَا مَنْجَا مِنَ اللهِ إِلَّا إِلَيْهِ

Arab-latin: Lâ malja-a wa lâ manjâ minallâhi illâ ilaih.

Artinya: “Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari Allah, kecuali hanya kepada-Nya.”

سُبْحَانَ اللهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ

Arab-latin: Subḫanallâhi ‘adadasy syaf’i wal watri wa ‘adada kalimatillâhit tâmmâti.

Artinya: “Mahasuci Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna.”

اَلْحَمْدُ ِللّٰهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ

Arab-latin: Alḫamdulillâhi ‘adadasy syaf’i wal watri wa ‘adada kalimatillâhit tâmmâti.

Artinya: “Segala puji bagi Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna.”

لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ

Arab-latin: Lâ ilâha illallâh ‘adadasy syaf’i wal watri wa ‘adada kalimatillâhit tâmmâti.

Artinya: “Segala puji bagi Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna.”

اَللهُ أَكْبَرُ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ

Arab-latin: Allâhu akbar ‘adadasy syaf’i wal watri wa ‘adada kalimâtillâhit tâmmâti.

Artinya: “Allah Mahabesar sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna.”

لَاحَوْلَ وَلَاقُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ عَدَدَ الشَّفْعِ وَالْوَتْرِ وَعَدَدَ كَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ

Arab-latin: Lâ haula wa lâ quwwata illâ billâhi ‘adadasy syaf’i wal watri wa ‘adada kalimatillâhit tâmmâti.

Artinya: “Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah sebanyak bilangan genap dan ganjil, dan sebanyak kalimat Allah yang sempurna.”

حَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ اْلوَكِيْلُ نِعْمَ الْمَوْلَى وَنِعْمَ النَّصِيْرُ

Arab-latin: Hasbunallâhu wa ni’mal wakîl ni’mal maulâ wa ni’man nashîr.

Artinya: “Allah yang mencukupi kami, sebaik-baik Pelindung, sebaik-baik kekasih, dan sebaik-baik Penolong.”

وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

Arab-latin: Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muḫammadin wa ‘alâ âlihi wa shaḫbihi wa sallama tasliman katsira(n).

Artinya: Semoga rahmat dan salam Allah tetap tercurahkan kepada junjungan kami Nabi Muhammad, kepada keluarga dan sahabat beliau dengan keselamatan yang berlimpah.

Bacaan doa hari Asyura 10 Muharram tersebut ditulis Syekh Sulaiman al-Jalam dalam Hasyiyah Al-Jamal ‘Ala Syarhil Manhaj, Juz II: 348.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Keluar Kamar Mandi dan Artinya, Yuk Amalkan!


Jakarta

Doa keluar kamar mandi dan artinya diamalkan muslim agar terhindar dari godaan setan dan iblis. Selain itu, perintah berdoa kepada Allah SWT tertuang dalam surat Al Gafir ayat 60,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖࣖࣖ ٦٠

Artinya: Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”


Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin-nya yang diterjemahkan Achmad Sunarto menuliskan bahwa kamar mandi termasuk salah satu tempat yang banyak dinaungi setan dan iblis. Oleh sebab, itu muslim hendaknya membaca doa ketika keluar maupun masuk ke dalam kamar mandi.

Dalam sebuah hadits dari Abu Umamah, Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Sesungguhnya pada saat iblis turun ke permukaan bumi, ia berkata, ‘Wahai Rabbku, Engkau telah menurunkan aku ke bumi, dan telah menjadikan aku terkutuk, maka jadikanlah untukku sebuah rumah.’ Allah SWT berfirman, ‘Rumahmu adalah kamar mandi’…” (HR Thabrani)

Selain itu, kamar mandi disebut sebagai batas antara manusia dan jin. Ini tercantum dalam hadits Rasulullah SAW dari Ali RA,

“Pembatas antara jin dengan aurat bani Adam (manusia) manakala seorang di antara mereka masuk ke WC, adalah agar ia mengucapkan ‘Bismillah’.” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Bacaan Doa Keluar Kamar Mandi dan Artinya

Berikut bacaan doa keluar kamar mandi dan artinya dikutip dari buku Kumpulan Doa Sehari-hari terbitan Kementerian Agama RI.

غُفْرَانَكَ الْحَمْدُ للهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنِى الْأَذَى وَعَافَانِي

Arab latin: Ghufraanaka alhamdulillaahil ladzii adzhaba annil aadza wa aafaanii

Artinya: “Segala Puji bagi Allah yang telah menghilangkan apa yang menyakitkan aku dan menyisakan apa yang bermanfaat bagiku.”

Adab ketika Berada di Kamar Mandi

Menukil dari Buku Pintar 50 Adab Islam susunan Arfiani, berikut beberapa adab yang perlu diperhatikan muslim ketika berada di kamar mandi.

  • Membaca doa masuk dan keluar kamar mandi
  • Mendahulukan kaki kiri ketika masuk
  • Mendahulukan kaki kanan ketika keluar
  • Tidak berlama-lama di dalam kamar mandi
  • Tidak menyebut nama Allah SWT di dalam kamar mandi
  • Tidak membuang-buang air di kamar mandi
  • Tidak bernyanyi di dalam kamar mandi

Itulah doa keluar kamar mandi dan artinya yang bisa diamalkan muslim beserta adab yang perlu diperhatikan. Jangan lupa diamalkan ya!

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com

Kisah Amalan Sederhana Imam Ghazali Lewat Seekor Lalat



Jakarta

Ada amalan sederhana yang dilakukan ulama besar Abu Hamid Muhammad bin Muhammad ath-Thusi asy-Syafi’i al-Ghazali atau yang masyhur dikenal dengan Imam Ghazali. Amalan sederhana ini menjadi bekalnya saat menghadap Allah SWT yang dikabarkan lewat mimpinya.

Kisah ini termaktub dalam Nashaihul ‘Ibad karangan Syekh Nawawi Al Bantani yang diterjemahkan A R Shohibul Ulum. Imam Ghazali menceritakan mimpinya menerima deretan pertanyaan tentang keimanannya.

Hingga akhirnya sang ahli tasawuf ini ditanyai bekal apa yang dibawanya sebelum menghadap Allah SWT. Ia pun ini lantas menyebutkan seluruh amal kebaikan yang pernah diperbuatnya selama di dunia.


Pengarang kitab Ihya’ Ulumuddin mengatakan ternyata amalan-amalan tersebut tertolak Allah SWT sampai ia menyebutkan satu amal sederhana yang pernah dilakukannya. Amalan itu adalah menolong seekor lalat.

M Ghofur Al Lathif dalam buku Hujjatul Islam Al Ghazali menjelaskan, pertolongan yang dimaksud kepada lalat tersebut adalah tidak membunuh hewan itu saat hewan itu sedang minum.

Saat itu, Imam Ghazali tengah menulis sebuah kitab. Tiba-tiba ada seekor lalat yang hinggap di ujung pena yang digunakannya untuk menulis.

Imam Ghazali lantas menghentikan kegiatannya. Ia menunggu dan membiarkan lalat tersebut hingga benar-benar puas meminum dan menyerap isi tinta miliknya.

“Al Ghazali pun merasa kasihan lantas berhenti menulis untuk memberi kesempatan si lalat melepas dahaga dari tintanya,” demikian keterangan buku terbitan Araska tersebut.

Berkenaan dengan hal ini, Rasulullah SAW menganjurkan umatnya untuk menyayangi hewan. Orang-orang yang menyayangi hewan pada posisi yang mulia di sisi Allah SWT.

Landasan ini bersumber dari Abdullah bin Umar bahwa Rasulullah SAW bersabda,

اَلرَّاحِمُوْنَ يَرْحَمُهُمُ الرَّحْمَنُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى اِرْحَمُوْا مَنْ فِى الْأَرْضِ يَرْحَمْكُمْ مَنْ فِى السَّمَآءِ

Artinya: “Orang-orang yang ada rasa Rahim akan dirahmati oleh Tuhan yang maha Rahman, yang memberikan berkat dan Mahatinggi, sayangilah makhluk yang ada di muka bumi, niscaya engkau akan disayangi makhluk yang ada di langit.” (HR Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, dan al Hakim)

(rah/kri)



Sumber : www.detik.com