Tag Archives: al ma

50 Kata Mutiara Kemerdekaan Islami, Penuh Makna dan Semangat Juang


Jakarta

Setiap tanggal 17 Agustus, seluruh rakyat Indonesia merayakan Hari Kemerdekaan. Momen ini bukan hanya sekadar perayaan, tetapi juga pengingat akan perjuangan para pahlawan yang telah mengorbankan jiwa dan raga.

Bagi umat Islam, kemerdekaan memiliki makna yang lebih dalam. Sejalan dengan ajaran agama yang menjunjung tinggi kebebasan, keadilan, dan persatuan.

Kata mutiara kemerdekaan Islami dapat menjadi inspirasi untuk menyemarakkan semangat nasionalisme dan keimanan. Rangkuman kata-kata ini memadukan nilai-nilai luhur Islam dengan semangat patriotisme, mengingatkan kita bahwa kemerdekaan adalah anugerah terindah dari Allah SWT yang harus disyukuri dan diisi dengan amal kebaikan.


Berikut adalah 50 kata mutiara kemerdekaan Islami yang bisa Anda bagikan di media sosial, atau menjadi renungan pribadi di hari yang bersejarah ini.

Kata Mutiara Kemerdekaan Islami jelang HUT RI ke-80

  1. Kemerdekaan adalah rahmat Allah, karunia terindah yang harus kita syukuri dengan ketaatan.
  2. Bukan sekadar bebas, kemerdekaan adalah amanah untuk membangun bangsa sesuai syariat-Nya.
  3. Berjuang untuk merdeka adalah jihad, mengisi kemerdekaan adalah ibadah.
  4. Kemerdekaan adalah nafas baru bagi umat, untuk menegakkan kebenaran dan keadilan di bumi pertiwi.
  5. Bersyukurlah atas nikmat kemerdekaan, karena dengan syukur, Allah akan menambah nikmat-Nya.
  6. Para pahlawan telah memberikan kemerdekaan, tugas kita adalah menjaganya dengan iman.
  7. Semangat kemerdekaan adalah semangat persatuan, sebagaimana umat Islam bersatu dalam satu barisan.
  8. Merdeka berarti bebas beribadah tanpa rasa takut, mewujudkan nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa.
  9. Kemerdekaan ini adalah bukti janji Allah, bahwa pertolongan-Nya akan datang kepada mereka yang berjuang di jalan-Nya.
  10. Jadikan kemerdekaan ini sebagai momentum untuk hijrah, dari kebodohan menuju ilmu, dari keterbelakangan menuju kemajuan.
  11. Darah para syuhada adalah tinta yang mengukir sejarah kemerdekaan.
  12. Jihad para pahlawan bukan hanya dengan senjata, melainkan juga dengan doa dan ketakwaan.
  13. Belajar dari para pahlawan, bahwa keikhlasan adalah kunci kemenangan.
  14. Mereka berjuang dengan kalimat tauhid, kita mengisi kemerdekaan dengan amal saleh.
  15. Kemerdekaan adalah hasil dari perjuangan yang ikhlas dan tawakal kepada Allah.
  16. Pahlawan sejati adalah mereka yang berjuang demi agama dan bangsa, hingga tetes darah terakhir.
  17. Semangat ‘Allahu Akbar’ telah menggetarkan penjajah, kini saatnya kita mengisi kemerdekaan dengan ‘Allahu Akbar’ dalam setiap langkah.
  18. Mari lanjutkan perjuangan para pahlawan, dengan membangun generasi yang berakhlak mulia.
  19. Kemerdekaan adalah karunia dari Allah, buah dari kesabaran dan perjuangan tak kenal lelah.
  20. Hiduplah dalam kemerdekaan, matilah dalam keadaan beriman. Itulah cita-cita tertinggi.
  21. Persatuan adalah kekuatan, perpecahan adalah kelemahan. Mari rawat persatuan yang telah diperjuangkan.
  22. Ukhuwah Islamiyah adalah pondasi kuat untuk membangun Indonesia yang maju dan adil.
  23. Kemerdekaan bukan hanya milik satu golongan, tetapi milik seluruh umat, dalam bingkai persatuan.
  24. Mari bersatu, sebagaimana Allah menyatukan hati-hati kaum beriman.
  25. Bangunlah negeri ini dengan tangan-tangan yang tulus, seakan-akan membangun rumah ibadah.
  26. Kemerdekaan adalah kesempatan emas untuk berlomba-lomba dalam kebaikan.
  27. Jadikan perbedaan sebagai rahmat, bukan sebagai sumber perpecahan.
  28. Dengan iman dan takwa, kita wujudkan Indonesia yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
  29. Cintai tanah airmu, sebagaimana Nabi Muhammad mencintai Madinah.
  30. Kemerdekaan ini adalah panggung dakwah terluas, di mana kita bisa menebar kebaikan tanpa batas.
  31. Kemerdekaan adalah kesempatan untuk memperbaiki diri, dari hamba nafsu menjadi hamba Ilahi.
  32. Jangan sia-siakan kemerdekaan ini dengan kemaksiatan, karena itu adalah pengkhianatan.
  33. Merdeka sejati adalah ketika hati kita bebas dari rasa dengki dan iri.
  34. Rayakan kemerdekaan dengan sujud syukur, bukan dengan pesta yang melenakan.
  35. Doa terbaik untuk Indonesia adalah doa agar negeri ini selalu dalam lindungan Allah.
  36. Kemerdekaan adalah waktu untuk berbenah, membangun pribadi yang lebih baik.
  37. Jadikan setiap langkah di bumi pertiwi ini sebagai amal ibadah yang tercatat.
  38. Semoga kemerdekaan ini membawa berkah, rahmat, dan ampunan dari-Nya.
  39. Harapan terbaik untuk kemerdekaan ini adalah terwujudnya masyarakat yang berakhlak mulia.
  40. Kemerdekaan adalah titik awal, bukan akhir dari perjuangan.
  41. “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: 11).
  42. “Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.” (QS. Al-Ma’idah: 2).
  43. “Cinta tanah air itu sebagian dari iman.” (Hadis).
  44. “Barang siapa yang berjuang di jalan Allah, maka baginya surga.” (Hadits).
  45. “Jadilah kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.” (Hadis).
  46. “Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu, hanya kepada-Ku-lah kembalimu.” (QS. Luqman: 14).
  47. “Dan sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepadamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi itu (sumber) penghidupan.” (QS. Al-A’raf: 10).
  48. “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah.” (Hadits).
  49. “Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina.” (Hadits).
  50. “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.” (Hadis).

Semoga kata-kata mutiara ini bisa menginspirasi kita semua untuk menjadi pribadi yang lebih baik dan berkontribusi nyata dalam mengisi kemerdekaan Indonesia. Dirgahayu Republik Indonesia!

(hnh/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Setelah Mandi Wajib dan Penyebabnya


Jakarta

Mandi Wajib adalah salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh umat Islam dalam kondisi tertentu. Mandi ini memiliki tujuan untuk menyucikan diri agar seseorang bisa melaksanakan ibadah lainnya, seperti sholat, dengan sah.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menyebutkan dalam surah Al-Ma’idah ayat 6 yang menunjukkan bahwa mandi wajib adalah salah satu bentuk ritual penyucian diri yang sangat penting dan diwajibkan dalam Islam. Allah SWT berfirman,

وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ


Artinya: “Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah. “

Melakukan mandi wajib tidak hanya membasahi tubuh dengan air tetapi juga menjadi wujud ketaatan terhadap perintah Allah SWT. Setelah mandi wajib, disunnahkan untuk membaca doa setelah mandi wajib sebagai bentuk pengharapan agar diri kita tetap dalam keadaan suci dan siap untuk melaksanakan ibadah lainnya.

Namun, tidak semua orang mengetahui bacaan doa setelah mandi wajib. Apa saja doa yang sebaiknya dibaca setelah melaksanakan mandi wajib? Berikut adalah penjelasan dari kaidah-kaidah mandi wajib.

Bacaan Doa Setelah Mandi Wajib

Bacaan doa setelah mandi wajib pada dasarnya sama dengan doa yang dibaca setelah wudhu, seperti yang dijelaskan oleh Fatkhur Rahman dalam bukunya Pintar Ibadah.

Berikut adalah bacaan doa setelah mandi wajib yang diambil dari buku Malaikat Pun Mengamini: Kumpulan Doa Penggapai Rida Ilahi karya Hamdan Hamedan.

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِينَ

Asyhadu allaa llaaha illallaah wahdahu laa syariika lahu, wa asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa Rasuuluhu. Allaahummaj’alnii minat-tawwabiina, waj’alnii minal- muta-thahiriina.

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Ilah (Yang berhak disembah) me-lainkan Allah, tiada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah aku termasuk orang-orang (yang senang) bersuci.”

Penyebab Harus Mandi Wajib

Setelah memahami bacaan doa setelah mandi wajib, penting untuk mengetahui apa saja yang menjadi penyebab seseorang diwajibkan untuk melakukan mandi wajib.

Menurut buku Fiqih karya Udin Wahyudin dkk., mandi wajib dilakukan ketika seseorang mengalami hadas besar. Ada beberapa kondisi yang mengharuskan seorang Muslim untuk melaksanakan mandi wajib, yaitu:

1. Hubungan suami istri

Meskipun tidak ada ejakulasi, hubungan suami istri tetap mewajibkan mandi wajib bagi keduanya.

2. Keluar mani

Setiap keluarnya mani bagi seorang peria, baik karena mimpi basah atau sengaja diharuskan untuk tetap mandi wajib.

3. Meninggal dunia

Bagi orang yang meninggal dunia, umat Islam yang masih hidup berkewajiban untuk memandikan jenazahnya, kecuali bagi seorang syuhada yang wafat dalam perjuangan di medan jihad.

4. Haid

Seorang wanita yang selesai dari masa haidnya harus mandi wajib agar bisa kembali melaksanakan ibadah seperti sholat, puasa, dan membaca Al-Qur’an.

5. Nifas

Setelah masa nifas, yaitu darah yang keluar setelah melahirkan. Wanita wajib mandi untuk kembali dalam keadaan suci.

6. Melahirkan

Setelah melahirkan baik anaknya hidup atau keguguran, seorang wanita diwajibkan mandi wajib.

Bacaan Niat Seluruh Mandi Wajib

Setelah memahami penyebab-penyebab yang mengharuskan seseorang untuk melaksanakan mandi wajib, kini saatnya kita mengetahui niat yang tepat untuk setiap kondisi tersebut.

Setiap penyebab mandi wajib memiliki niat khusus yang disyariatkan dalam Islam. Berikut adalah bacaan niat untuk masing-masing jenis mandi wajib yang telah dijelaskan sebelumnya yang dikutip dari arsip detikHikmah.

1. Bacaan niat mandi wajib setelah berhubungan intim, keluar mani, junub

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ اْلاَكْبَرِ فَرْضًا ِللهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari fardhol lillaahi ta’aala.

Artinya: “Aku berniat mandi besar untuk menghilangkan hadas besar fardhu karena Allah.”

2. Bacaan niat mandi wajib setelah haid

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ الْحَيْضِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari ‘anin haidhi lillaahi ta’aala

Artinya: “Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar yang disebabkan haid karena Allah Ta’ala.”

3. Bacaan niat mandi wajib setelah melahirkan

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ الْوِلَادَةِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari ‘anin wilaadati lillaahi ta’aala

Artinya: “Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar yang disebabkan wiladah karena Allah Ta’ala.”

4. Bacaan niat mandi wajib setelah nifas

نَوَيْتُ الْغُسْلَ لِرَفْعِ الْحَدَثِ الْأَكْبَرِ عَنِ النِّفَاسِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul ghusla liraf’il hadatsil akbari ‘anin nifaasi lillaahi ta’aala

Artinya: “Aku berniat mandi untuk menghilangkan hadats besar yang disebabkan nifas karena Allah Ta’ala.”

5. Bacaan niat mandi wajib untuk memandikan jenazah

نَوَيْتُ الغُسْلَ أَدَاءً عَنْ هُذَا الْمَيِّتِ لِلَّهِ تَعَالَى

Arab latin: Nawaitul gusla adā an ‘an hażal mayyiti lillahi ta’ālā

Artinya: ” Aku berniat untuk memandikan jenazah ini karena Allah ta’ala.”

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah di Balik 5 Pedang Milik Rasulullah SAW, Salah Satunya Peninggalan Sang Ayah


Jakarta

Selain berdakwah, Rasulullah SAW semasa hidupnya juga mengikuti berbagai perang untuk melawan musuh-musuh Islam yang memeranginya dan para pengikutnya. Karenanya, ia memiliki sejumlah pedang yang digunakan sebagai senjata.

Menukil dari buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad SAW tulisan Abdurrahman bin Abdul Karim, setidaknya ada beberapa pedang yang ia gunakan. Apa saja? Simak bahasannya berikut ini.

Kisah di Balik Pedang-pedang Rasulullah SAW

1. Pedang Dzulfikar

Pedang Dzulfikar atau Dzul Faqar cukup populer diketahui oleh muslim. Pedang ini diperoleh sang rasul dari harta rampasan Perang Badar. Menurut beberapa sumber, pedang Dzulfikar diberikan kepada Ali bin Abi Thalib, sehingga beliau dan keluarganya memiliki pedang tersebut.


Namun, pedang tersebut dikembalikan oleh Ali RA ketika Perang Uhud. Penamaan Dzulfikar sendiri berasal dari kata fiqar yang artinya pembedaan atau pembagian.

Dzulfikar merupakan pedang yang sangat tajam. Dijelaskan dalam buku Terperangkap di Dimensi Lain susunan Iyhan Samudera, pedang ini pernah digunakan Nabi Musa AS untuk membelah Laut Merah.

2. Pedang Hatf

Kedua ada pedang Hatf. Pedang ini diperoleh Nabi Muhammad SAW dari hasil rampasan Bani Qainaqa. Mulanya, pedang tersebut hasil buatan Nabi Daud AS yang diberi mukjizat melunakkan besi.

Nabi Daud AS sempat menggunakan pedang Hatf sebelum berakhir di tangan Rasulullah SAW. Kini, pedang Hatf disimpan di salah satu museum Istanbul, yaitu Museum Topkapi.

3. Pedang Al Qadib

Berbeda dengan pedang lainnya, pedang Al Qadib digunakan untuk pertahanan ketika bepergian. Jadi, pedang ini tidak digunakan untuk berperang.

Tak ada catatan sejarah yang menyebut Rasulullah SAW menggunakan pedang Al Qadib saat perang. Pedang disimpan di rumah Rasulullah SAW yang kemudian hanya digunakan oleh Khalifah Fatimid. Bentuk pedang ini tipis seperti tongkat dengan ukiran dari perak yang berbunyi kalimat syahadat.

4. Pedang Al Mikhdzam

Selanjutnya ada pedang Al Mikhdzam. Banyak perbedaan pendapat mengenai kepemilikan pendang Al Mikhdzam ini.

Sebagian mengatakan, pedang tersebut milik Rasulullah SAW yang diberikan kepada Ali bin Abi Thalib dan diteruskan kepada anak-anaknya. Pendapat lainnya menyebut pedang itu milik Ali RA sebagai hasil rampasan pada serangan yang ia pimpin di Syria.

5. Pedang Al Ma’tsur

Pedang Al Ma’tsur juga dikenal dengan nama Ma’tsur al-Fijar. Pedang milik Rasulullah SAW itu dimiliki sebelum beliau menerima wahyu pertama di Makkah.

Sebagai peninggalan dari ayahnya, dekat pegangan pedang tersebut ada tulisan Arab yang mengukir nama ayah Nabi Muhammad SAW, yaitu Abdullah bin Abdul Muthalib. Pedang Al Ma’tsur merupakan pedang yang menemaninya hijrah dari Makkah ke Madinah, sampai akhirnya dikumpulkan kembali bersama peralatan perang lain yang disimpan Ali bin Abi Thalib.

Wallahu ‘alam bishawab.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com