Tag Archives: al mu

Doa ketika Merasa Senang, Yuk Baca Saat Menang Lomba 17 Agustus!



Jakarta

Bersyukur adalah bentuk ucapan terima kasih atas nikmat yang diberikan Allah SWT. Bersyukur juga patut diucapkan saat mendapat rezeki.

Saking pentingnya mengucap syukur, Allah SWT memerintahkan setiap hamba-Nya untuk bersyukur. Hal ini termaktub dalam Al-Qur’an surat Lukman ayat 12,

وَلَقَدْ اٰتَيْنَا لُقْمٰنَ الْحِكْمَةَ اَنِ اشْكُرْ لِلّٰهِۗ وَمَنْ يَّشْكُرْ فَاِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهٖۚ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ حَمِيْدٌ ۝١٢


Artinya: Sungguh, Kami benar-benar telah memberikan hikmah kepada Luqman, yaitu, “Bersyukurlah kepada Allah! Siapa yang bersyukur, sesungguhnya dia bersyukur untuk dirinya sendiri. Siapa yang kufur (tidak bersyukur), sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.”

Kemudian dalam surat Al-Mu’minun ayat 28, Allah SWT berfirman,

فَإِذَا ٱسْتَوَيْتَ أَنتَ وَمَن مَّعَكَ عَلَى ٱلْفُلْكِ فَقُلِ ٱلْحَمْدُ لِلَّهِ ٱلَّذِى نَجَّىٰنَا مِنَ ٱلْقَوْمِ ٱلظَّٰلِمِينَ

Artinya: Apabila kamu dan orang-orang yang bersamamu telah berada di atas bahtera itu, maka ucapkanlah: “Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkan kami dari orang-orang yang zalim”.

Mengutip buku Psikologi Syukur oleh Mohammad Takdir dijelaskan dalam Al-Qur’an, kata syukur identik dengan makna hamdalah. Artinya ucapan terima kasih yang dimanifestasikan dalam bentuk ucapan dan perbuatan sebagai bentuk ketaatan kepada sang pencipta.

Ungkapan syukur juga bisa diucapkan saat merasa senang. Termasuk ketika mendapatkan gelar juara pada perlombaan di momen 17 Agustus.

Doa saat Merasa Senang

Merangkum buku Kamus Doa yang disusun Luqman Junaedi, disebutkan doa yang bisa dibaca saat merasa senang. Doa ini diriwayatkan dari kitab Ibnu Majah dan Ibnu Sunni dari ‘Aisyah RA, dia berkata: Jika Rasulullah SAW melihat sesuatu yang disukai, beliau membaca:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ

Arab-latin: Alhamdulillahillazi bini’matihi tatimmus sholihat.

Artinya: Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat-Nya semua kebaikan akan menjadi sempurna (HR. Ibnu Majah)

Selain itu, dari Aisyah RA juga meriwayatkan sebuah hadits,

“Rasulullah SAW apabila melihat sesuatu yang disukai, beliau mengucapkan, ‘Segala puji bagi Allah yang dengan nikmat pemberian-Nya dapat sempurnalah yang baik-baik’. Jika beliau melihat sesuatu yang dibencinya, beliau mengucapkan, ‘Segala puji bagi Allah terhadap segala keadaan yang bagaimanapun. Ya Tuhan, aku berlindung kepada-Mu dari kelakuan ahli neraka.'”

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Simpanan Pahala bagi Orang yang Berdoa tapi Tak Kunjung Dikabulkan


Jakarta

Allah SWT memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa dan Dia akan mengabulkan setiap permintaan. Janji Allah SWT ini disebutkan dalam Al-Qur’an.

Allah SWT berfirman dalam surah Gafir ayat 60,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖࣖࣖ ٦٠


Artinya: Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Menurut Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, melalui surah Gafir (Al Mu’min) ayat 60 Allah SWT menyeru agar berdoa dan memohon kepada-Nya. Dalam berdoa, ada sejumlah adab yang perlu dijaga.

Pertama, kata Buya Hamka, hendaklah ikhlas hati kepada-Nya. Kedua, percaya bahwa permohonan niscaya akan dikabulkan. Ketiga, menanamkan kepercayaan penuh bawa tawajjuh berdoa adalah taufik atau bimbingan dari Allah SWT yang keuntungannya adalah mendekatkan diri kepada-Nya. Adapun apabila terkabul itu adalah karunia kedua.

Namun, tak semua doa langsung dikabulkan, ada kalanya itu menjadi simpanan pahala di akhirat. Imam Bukhari dalam kitab Shahih Adabul Mufrad yang ditakhrij Syekh Al-Albani dan diterjemahkan Abu Ahsan memaparkan sejumlah riwayat yang menerangkan hal ini.

Diriwayatkan Abu Said Al-Khudri, dari Nabi SAW,

مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو لَيْسَ بِإِثْمٍ وَلَا بِقَطِيْعَةِ رَحِمٍ إِلَّا أَعْطَاهُ إِحْدَى ثَلَاثٍ إِمَّا أَنْ يَعْجَلَ لَهُ دَعْوَتَهُ وَإِمَّا أَنْ يُدَخِّرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ وَإِمَّا أَنْ يَدْفَعَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلِهَا قَالَ إِذَا يُكَفِّرُ قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ

Artinya: “Tiada seorang muslim yang berdoa, selagi tidak untuk berbuat dosa atau memutuskan silaturrahim, kecuali Allah akan memberinya salah satu dari tiga hal: Adakalanya doanya dikabulkan segera. Adakalanya doa itu sebagai simpanannya untuk besok di akhirat. Adakalanya Allah akan menolak kejelekan sebesar permintaannya.” Abu Said berkata, “Jika demikian, maka kita perbanyak doa!” Nabi menjawab, “Allah lebih banyak.”

Hadits tersebut shahih. Terdapat dalam kitab Takhrijut-Targhibi juga diriwayatkan at-Tirmidzi dalam kitab Ad-Da’awaah dari Ubadah bin Shamit.

Doa yang tak segera dikabulkan dan adakalanya menjadi simpanan di akhirat juga diterangkan melalui hadits yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, dari Nabi Muhammad SAW yang bersabda,

مَا مِنْ مُؤْمِنٍ صَبَّ وَجْهَهُ إِلَى اللهِ يَسْأَلَهُ مَسْأَلَةً إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهَا إِمَّا عَجَّلَهَا لَهُ فِي الدُّنْيَا وَإِمَّا ذَخَرَهَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مَا لَمْ يَعْجَلْ قَالُوا يَا رَسُولُ اللَّهِ وَمَا عَجَلْتُهُ قَالَ يَقُوْلُ دَعَوْتُ وَدَعَوْتُ وَلَا أَرَاهُ يُسْتَجَابُ لِي

Artinya: “Tiada seorang mukmin yang mengangkat mukanya kepada Allah seraya memohon, kecuali Allah pasti akan mengabulkannya. Adakalanya dikabulkan dengan disegerakan-Nya di dunia, dan adakalanya dijadikan simpanan baginya besok di akhirat selama ia tidak tergesa-gesa.” Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan tergesa-gesa itu?” Nabi menjawab, “Dia berkata, ‘Saya telah berdoa, dan berdoa tapi tidak pula dikabulkan-Nya’.”

Hadits tersebut shahih dari sumber yang sama. Selain Bukhari, Abu Daud dan Muslim juga meriwayatkannya.

Waktu Mustajab Berdoa

Berdoa bisa dilakukan kapan saja. Namun, ada sejumlah waktu yang disebut mustajab atau besar kemungkinan doa yang dipanjatkan akan dikabulkan. Salah satu waktu mustajab ini adalah di sepertiga malam terakhir.

Hal tersebut mengacu pada sabda Rasulullah SAW, “Pada setiap malam Tuhan kami Tabaraka wa Ta’ala turun (ke langit dunia), ketika tinggal sepertiga malam yang akhir Dia berfirman, ‘Barang siapa yang menyeru-Ku, akan Aku perkenankan seruannya. Barang siapa yang meminta kepada-Ku, Aku perkenankan permintaannya. Dan barang siapa yang meminta ampunan kepada-Ku, Aku ampuni dia’.” (HR Bukhari dan Muslim)

Wallahu a’lam.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com