Tag Archives: Al-Quran

Islam dan Budaya Saling Menguatkan



Jakarta

Di Indonesia tahun baru Islam dirayakan dengan berbagai cara. Dari Tabuik di Pariaman, tradisi Grebeg Suro di Jawa, hingga doa bersama di masjid, musala di kampung-kampung.

Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan aneka tradisi perayaan tahun baru Islam di Indonesia menunjukkan adanya kekayaan Nusantara dan Islam yang membumi.

“Di banyak daerah di Indonesia, Muharram dirayakan dengan cara yang indah. Ada Tabuik di Pariaman, Grebeg Suro di Jawa, doa bersama di kampung-kampung. Semua itu menunjukkan bahwa Islam dan budaya lokal kita tidak saling meniadakan, justru saling menguatkan,” kata Nasaruddin dalam keterangan tertulisnya Kamis 26 Juni 2025.

Beragam tradisi perayaan tahun baru Islam di sejumlah daerah di Indonesia tersebut, lanjut Menag, menandakan Islam yang membumi tanpa kehilangan kemurniannya. “Maka tugas kita hari ini bukan hanya menjaga ritual, tapi menjaga makna. Bukan hanya mengingat peristiwa hijrah, tapi menghidupkan semangat hijrah dalam kehidupan nyata, baik di ruang keluarga, pendidikan, birokrasi, maupun media sosial,” sambung Menag.


Nasaruddin Umar yang juga Imam Besar Masjid Istiqlal ini mengajak mengajak seluruh umat Islam Indonesia menyambut tahun baru hijriyah 1447 ini dengan tiga kata kunci.Pertama, bersyukur, karena kita masih diberi umur dan kesempatan. Kedua, berhijrah, karena stagnasi adalah musuh masa depan. Ketiga, berkontribusi, karena iman yang sejati harus tampak dalam tindakan.

Secara khusus Menteri Agama Nasaruddin Umar mengucapkan Selamat Tahun Baru 1447 Hijriah kepada seluruh umat Islam. Dia berharap hijrah bisa menjadi momentum tidak semata berpindah tempat dan waktu, tapi juga arah dan tujuan hidup yang lebih baik dan berkualitas.

Menag Nasaruddin mengutip Firman Allah SWT yang tercantum dalam Al-Quran, Surah At-Taubah ayat 20:

اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَهَاجَرُوْا وَجَاهَدُوْا فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ بِاَمْوَالِهِمْ وَاَنْفُسِهِمْۙ اَعْظَمُ دَرَجَةً عِنْدَ اللّٰهِۗ وَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفَاۤىِٕزُوْنَ ۝٢

Arab latin: alladzîna âmanû wa hâjarû wa jâhadû fî sabîlillâhi bi’amwâlihim wa anfusihim a’dhamu darajatan ‘indallâh, wa ulâ’ika humul-fâ’izûn

Artinya: “Orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka lebih agung derajatnya di hadapan Allah. Mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

Menurut Menag hijrah dalam Surah At-Taubah ayat 20 bukan sekadar berpindah tempat, tapi berpindah arah. “Dari gelap ke terang. Dari stagnan ke tumbuh. Dari biasa-biasa saja ke luar biasa dalam nilai dan kontribusi,” pesan Menag.

“Hari ini, mari kita tanyakan pada diri kita masing-masing. Sudah sejauh mana kita berhijrah dari rutinitas yang kering makna menuju amal yang bernilai? Sudahkah kita membawa Islam tidak hanya di kartu identitas, tapi juga dalam kejujuran, dalam kasih sayang, dalam tindakan sehari-hari?,” lanjutnya.

Sejarah tahun baru hijriah diambil dari momentum hijrahnya Nabi Muhammad Saw dari Makkah ke Madinah lebih dari 14 abad lalu. Peristiwa ini membawa makna mendalam bagi perjalanan dakwah Nabi Muhammad Saw. Islam kemudian tersebar ke berbagai penjuru dunia.

Tahun Baru Islam tidak datang dengan kemeriahan pesta. Tahun Baru Islam hadir dalam sunyi, dalam zikir, dan dalam refleksi yang hening.

Menurut Menag Nasaruddin, di situlah kekuatannya. Sebab, perubahan besar sering dimulai dari perenungan yang paling dalam.

“Selamat Tahun Baru Islam 1447 Hijriah. Semoga hijrah kita bukan hanya berpindah waktu, tapi berpindah kualitas hidup,” kata Menteri Nasaruddin.

(erd/lus)



Sumber : www.detik.com

Apa Itu Bulan Haram? Ini Penjelasan dan Hikmahnya


Jakarta

Beberapa bulan dalam kalender hijriah disebut sebagai bulan haram. Dinamakan bulan haram karena peperangan diharamkan pada bulan-bulan tersebut dan hal ini sudah dikenal sejak zaman jahiliyah. Bahkan sejak zaman Nabi Ibrahim AS.

Dalam buku Tanya Jawab Islam susunan Tim PISS-KTB, Al Qodhi Abu Ya’la RA menyebut dinamakan bulan haram karena dua makna.

Pertama, pada bulan tersebut diharamkan berbagai pembunuhan, orang-orang jahiliyyah pun memiliki keyakinan serupa.


Kedua, pada bulan haram itu dilarang melakukan perbuatan haram karena saking mulianya bulan tersebut. Sebab, bulan tersebut merupakan waktu yang tepat dan baik untuk melakukan berbagai amalan hingga para salaf sangat suka mengerjakan puasa di bulan haram.

Dalam Al-Qur’an, Allah SWT menjelaskan:

يَسْـَٔلُونَكَ عَنِ ٱلشَّهْرِ ٱلْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ وَكُفْرٌۢ بِهِۦ وَٱلْمَسْجِدِ ٱلْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِۦ مِنْهُ أَكْبَرُ عِندَ ٱللَّهِ ۚ وَٱلْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ ٱلْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَٰتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَن دِينِكُمْ إِنِ ٱسْتَطَٰعُوا۟ ۚ وَمَن يَرْتَدِدْ مِنكُمْ عَن دِينِهِۦ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُو۟لَٰٓئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَٰلُهُمْ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ وَأُو۟لَٰٓئِكَ أَصْحَٰبُ ٱلنَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَٰلِدُونَ

Artinya: “Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: “Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.”

Dalam buku Dakwah Kreatif: Muharram, Maulid Nabi, Rajab dan Sya’ban tulisan Udji Asiyah disebutkan bahwa dinamakan bulan haram dikarenakan besarnya kehormatan dan keagungan bulan-bulan tersebut.

Abdullah bin Abbas RA, berkata: “Allah mengkhususkan empat bulan yang dijadikannya sebagai bulan-bulan haram, kehormatannya sangat agung, dosa-dosa pada bulan tersebut lebih besar (dari bulan-bulan lainnya) dan Dia menjadikan amal saleh dan pahalanya (di bulan-bulan lainnya) dan Dia menjadikan amal saleh dan pahalanya (di bulan tersebut) juga lebih besar.

4 Bulan Haram dalam Islam

Terkait bulan haram ini dijelaskan dalam hadits dari Abu Bakrah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban.” (HR Bukhari Muslim)

Hikmah Bulan Haram

Dari Ibnu Abbas RA, Nabi Muhammad SAW bersabda:

Artinya: “Tidak ada amal yang lebih afdal dibanding amal pada hari-hari ini,” Mereka bertanya, “Tidak juga jihad?” Beliau menjawab, “Tidak pula oleh jihad, kecuali seseorang yang keluar untuk mengorbankan jiwa dan hartanya, lalu dia tidak kembali dengan sesuatu apapun.” (HR Bukhari)

Selain itu, bulan-bulan haram juga menjadi momentum pelipatgandaan amalan yang dikerjakan kaum muslimin sebagaimana termaktub dalam hadits yang berbunyi:

“Maka sesungguhnya darah, harta, dan kehormatan kalian semua haram (mulia) atas kalian seperti mulianya hari ini, di negeri ini, dan di bulan ini. Dan sesungguhnya kalian akan menghadap Tuhanmu sekalian dan Dia akan bertanya kepada kalian tentang amal perbuatkan kalian.” (HR Bukhari dan Muslim)

Imam Fakhruddin ar-Razi menjelaskan dalam tafsirnya bahwa bulan-bulan haram ini memiliki kekhususan di mana perbuatan baik mendapat pahala lebih besar, dan perbuatan buruk mendapat siksa lebih berat. Oleh karena itu, dalam tradisi Islam, bulan-bulan haram tetap diistimewakan dengan berbagai amalan dan ibadah yang dianjurkan.

(lus/aeb)



Sumber : www.detik.com

Ini Titik Terendah di Bumi, Disebut dalam Al-Qur’an dan Dibuktikan Sains



Jakarta

Al-Qur’an menyingkap berbagai peristiwa di masa lalu dan masa depan yang terbukti kebenarannya. Salah satunya tentang titik terendah di bumi yang kemudian dibuktikan dengan datangnya ilmu geologi.

Ayat yang dijadikan dalil sebagian ulama tentang hal ini adalah surah Ar Rum ayat 1-5. Allah SWT berfirman,

الۤمّۤ ۚ ١ غُلِبَتِ الرُّوْمُۙ ٢ فِيْٓ اَدْنَى الْاَرْضِ وَهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ غَلَبِهِمْ سَيَغْلِبُوْنَۙ ٣ فِيْ بِضْعِ سِنِيْنَ ەۗ لِلّٰهِ الْاَمْرُ مِنْ قَبْلُ وَمِنْۢ بَعْدُ ۗوَيَوْمَىِٕذٍ يَّفْرَحُ الْمُؤْمِنُوْنَۙ ٤ بِنَصْرِ اللّٰهِ ۗيَنْصُرُ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الرَّحِيْمُ ٥


Artinya: “Alif Lām Mīm. Bangsa Romawi telah dikalahkan, di negeri yang terdekat dan mereka setelah kekalahannya itu akan menang dalam beberapa tahun (lagi). Milik Allahlah urusan sebelum dan setelah (mereka menang). Pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang mukmin karena pertolongan Allah. Dia menolong siapa yang Dia kehendaki. Dia Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.”

Dr. Nadiyah Thayyarah, penulis Mausu’ah al-I’jaz al-Qur’ani (edisi Indonesia Buku Pintar Sains dalam Al-Qur’an) menjelaskan, ayat tersebut menggambarkan peristiwa perang antara Romawi dan Persia yang pada waktu itu belum terjadi. Peperangan dimenangkan oleh bangsa Romawi.

Para sejarawan sepakat kemenangan Romawi itu berlangsung di sebuah lembah Palestina, tepatnya di cekungan Laut Mati. Nadiyah Thayyarah mengatakan, tempat ini merupakan titik terendah di bumi.

Pendapat tersebut merupakan penafsiran dari kalimat adna al-aradh yang diartikan “di daerah terdekat”. Kata adna begitu istimewa karena dalam bahasa Arab, kata tersebut artinya aqrab yakni “paling dekat” atau bisa diartikan akhfadh yakni “paling rendah”. Para mufassir menafsirkan adna al-aradh sebagai “negeri terdekat”.

Keberadaan Laut Mati sebagai tempat terendah di bumi sebagaimana penafsiran firman Allah SWT dalam Al-Qur’an terbukti dengan datangnya ilmu geologi. Laut Mati terletak sekitar 400 meter di bawah permukaan laut.

“Ilmu geologi lalu datang dan memastikan bahwa cekungan Laut Mati, tempat bangsa Romawi memerangi perang melawan Persia, merupakan titik terendah yang ada di muka bumi,” tulis Dr. Nadiyah Thayyarah seperti diterjemahkan M. Zaenal Arifin dkk.

“Seandainya Allah berfirman ‘di atas permukaan bumi’ (ala sath al-ardh) dan bukan ‘di daerah paling rendah’ (adna al-ardh), maka maknanya mencakup semua permukaan bumi, baik berupa daratan maupun perairan,” sambungnya.

Ayat yang mengabarkan titik terendah di bumi itu turun jauh sebelum datangnya para ilmuwan geologi di lokasi tersebut. Para ulama menyebutnya sebagai salah satu mukjizat Al-Qur’an.

Lokasi Laut Mati, Titik Terendah di Bumi

Laut Mati terletak di antara daratan Israel dan Yordania. Menurut Encyclopedia Britannica, pantai timur milik Yordania dan separuh selatan pantai barat milik Israel. Sementara separuh utara pantai barat terletak di Tepi Barat, Palestina.

Sejak pertengahan abad ke-20, Laut Mati berada di sekitar 1.300 kaki atau 400 meter di bawah permukaan laut. Namun, mulai 1960-an, Israel dan Yordania mengalihkan sebagian besar aliran Sungai Yordan dan meningkatkan penggunaan air untuk tujuan komersial.

Hal tersebut membuat permukaan air Laut Mati mengalami penurunan tajam. Pengukuran yang dilakukan pada pertengahan 2010-an menunjukkan penurunan sekitar 30 meter. Danau terus turun sekitar 1 meter hampir setiap tahunnya.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com

Keutamaan Membaca Surah Al Mulk di Malam Hari


Jakarta

Malam hari adalah waktu yang tepat untuk merenung dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Saat dunia berangsur sunyi, ada amalan istimewa yang sangat dianjurkan sebelum tidur.

Adalah membaca Surah Al Mulk. Surah ke-67 dalam Al-Qur’an ini memiliki keistimewaan luar biasa, terutama sebagai penyelamat dari siksa kubur.

Rasulullah SAW telah banyak menyampaikan tentang keutamaan surah ini. Beliau mendorong umatnya untuk menjadikannya rutinitas harian.


Mari kita telusuri lebih dalam mengapa Surah Al Mulk begitu penting untuk diamalkan setiap malam.

Dalil Keutamaan Surah Al Mulk

Sebuah kisah menarik yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas RA, seperti dinukil dari kitab Al-Maut wa ‘Alam Al-Barzakh oleh Mahir Ahmad Ash-Shufiy, menunjukkan betapa dahsyatnya efek Surah Al Mulk. Diceritakan bahwa seorang sahabat Rasulullah SAW pernah tanpa sengaja mendirikan kemah di atas sebuah kuburan. Tiba-tiba, ia mendengar suara dari dalam kubur yang sedang membaca Surah Al Mulk hingga selesai.

Ketika melaporkan kejadian ini kepada Rasulullah SAW, beliau bersabda, “Itu surah Al Mulk yang dapat menjaga pembacanya dari siksa kubur.” (HR Tirmidzi). Hadits ini diperkuat oleh riwayat Imam At-Tirmidzi dari Abu Hurairah RA, yang juga menguatkan bahwa Surah Al Mulk adalah penyelamat dari siksa kubur.

Tak hanya itu, Abdullah bin Mas’ud RA juga meriwayatkan sabda Rasulullah SAW:

من قَرَأَ ( تبَارك الَّذِي بِيَدِهِ الْملك ) كل لَيْلَة مَنعه الله بهَا من عَذَاب الْقَبْر

Artinya: “Siapa yang membaca surah Al Mulk setiap malam, Allah SWT akan menghindarkannya dari siksa kubur dengan surah tersebut.” (HR An Nasa’i).

Ini adalah janji yang luar biasa bagi mereka yang istiqamah mengamalkannya.

Surah Al Mulk Amalan Rutin Nabi Muhammad SAW

Bukti lain betapa pentingnya Surah Al Mulk datang dari kebiasaan Rasulullah SAW sendiri. Jabir RA meriwayatkan:

ان النبي صلّى اللّه عليه وسلّم لا ينام حتى يقرأ الم تَنْزِيلُ السجدة ، وتَبارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ

Artinya: “Nabi SAW tidak tidur sampai beliau membaca Alif Lam Mim tanzil (Surah As Sajdah) dan Tabarakalladibiyadihil-mulk (Surah Al Mulk).” (HR Ahmad).

Ini menunjukkan bahwa membaca Surah Al Mulk sebelum tidur bukanlah sekadar anjuran, melainkan bagian dari sunnah Nabi yang patut kita teladani.

Lokasi Turunnya Surah Al Mulk

Surah Al Mulk adalah surah Makkiyah, yang berarti diturunkan di Makkah sebelum hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah. Surah-surah Makkiyah umumnya memiliki ayat-ayat pendek namun sarat makna, berfokus pada akidah dan tauhid.

Nama “Al Mulk” sendiri berarti “Kerajaan”. Wahbah az-Zuhaili dalam Tafsir Al Munir menjelaskan bahwa penamaan surah ini dimulai dengan pengagungan Allah SWT sebagai Pemilik mutlak seluruh kerajaan langit dan bumi. Dialah Yang Maha Berkuasa, mengelola alam semesta sesuai kehendak-Nya tanpa ada yang dapat mempertanyakan.

Allah SWT mengawali surah ini dengan firman-Nya:

وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌۙ

Artinya: “… dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS Al Mulk: 1)

Lalu dilanjutkan dengan ayat:

الَّذِيْ خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيٰوةَ

Artinya: “Yang menjadikan mati dan hidup.” (QS Al Mulk: 2).

Secara keseluruhan, Surah Al Mulk banyak mengupas tentang kekuasaan Allah SWT atas ciptaan-Nya, sebagaimana dijelaskan dalam Terjemahan dan Fadhilah Majmu’ Syarif oleh Rusdianto. Surah ini juga menekankan pentingnya takut dan taat kepada Allah SWT, baik saat sendirian maupun di hadapan banyak orang.

Rasa takut ini, menurut Tafsir al-Jalalain, adalah ketika manusia merasa diawasi Allah bahkan saat tak seorang pun melihatnya.

Kandungan lainnya mencakup tentang ihsan dalam beribadah, keimanan pada yang gaib, dan keyakinan bahwa segala sesuatu akan kembali kepada Allah SWT. Ilmu Allah yang tak terbatas juga menjadi tema sentral dalam surah ini.

Keutamaan Membaca Surah Al Mulk

Ada beberapa keutamaan yang bisa Anda raih dengan rutin membaca Surah Al Mulk, khususnya di malam hari:

1. Pemberi Syafaat di Hari Kiamat

Salah satu anugerah terbesar dari membaca Surah Al Mulk adalah kemampuannya menjadi pemberi syafaat bagi pembacanya di akhirat kelak. Dalam buku Panduan Praktis Doa dan Dzikir Sehari-hari oleh Abduh Zulfidar Akaha, hadits riwayat Tirmidzi dari Abu Hurairah RA menjelaskan:

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ جَعْفَرٍ حَدَّثَنَا شُعْبَةُ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ عَبَّاسٍ الْجُشَمِىِّ عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- قَالَ إِنَّ سُورَةً مِنَ الْقُرْآنِ ثَلاَثُونَ آيَةً شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ لَهُ وَهِىَ سُورَةُ تَبَارَكَ الَّذِى بِيَدِهِ الْمُلْكُ

Artinya: “Ada suatu surah dari Al-Quran yang terdiri dari tiga puluh ayat dan dapat memberi syafa’at bagi yang membacanya, sampai dia diampuni, yaitu: Tabaarakalladzii biyadihil mulku… (Surah Al Mulk),” (HR Tirmidzi).

2. Pelindung dari Siksa Kubur

Ini adalah keutamaan yang paling sering ditekankan. Siksa kubur adalah realitas yang menanti setiap jiwa. Dengan membaca Surah Al Mulk, kita memohon perlindungan Allah dari azab tersebut.

Hadits riwayat An-Nasa’i dari Abdullah bin Mas’ud, yang tercantum dalam buku Tafsir Ibnu Katsir karya Mahir Ahmad Ash-Shufiy, menegaskan:

عَنْ عَبْدِ اللهِ بن مَسْعُودٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: مَنْ قَرَأَ تَبْرَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ … كُلَّ لَيْلَةٍ مَنَعَهُ اللَّهُ بِهَا مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

Artinya: “Abdullah bin Mas’ud berkata, Rasulullah bersabda, ‘Siapa saja yang membaca surah Al-Mulk setiap malam, Allah akan melindunginya dari siksa kubur.'” (HR An-Nasa’i).

3. Diampuni Dosa-dosa

Keutamaan ini berkaitan erat dengan syafaat yang diberikan Surah Al Mulk. Melalui syafaatnya, Allah SWT akan mengampuni dosa-dosa pembacanya. Hadits dari Abu Hurairah RA yang diriwayatkan Abu Dawud dan Tirmidzi menyatakan:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: مِنَ القُرْآنِ سُوْرَةٌ ثَلَاثُوْنَ آيَةً شَفَعَتْ لِرَجُلٍ حَتَّى غُفِرَ لَهُ، وَهِيَ تَبْرَكَ الَّذِي بِيَدِهِ المُلْكُ …

Artinya: “Abu Hurairah berkata bahwa Rasulullah bersabda, ‘Di antara Al-Qur’an ada surah yang berisi 30 ayat yang dapat memberi syafaat kepada seseorang sampai ia diampuni, yaitu surah Al-Mulk.'” (HR Abu Dawud dan At-Tirmidzi).

Membaca Surah Al Mulk di malam hari adalah investasi spiritual yang sangat berharga. Selain mendatangkan ketenangan hati sebelum tidur, ia juga menjadi perisai dan penolong di alam kubur dan hari akhir. Jadikanlah amalan ini sebagai bagian tak terpisahkan dari rutinitas malam Anda.

Surah Al Mulk: Arab, Latin dan Artinya

Anda bisa menemukan bacaan lengkap Surah Al Mulk ayat 1-30 beserta artinya di Al Qur’an Online detikcom.

Sudahkah Anda rutin membaca Surah Al Mulk setiap malam?

Wallahu a’lam.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

Rae Lil Black Ungkap Sang Adik Tertarik Mempelajari Al-Qur’an setelah Dirinya Mualaf



Jakarta

Rae Lil Black mengungkap respon keluarganya setelah mengetahui dirinya memeluk Islam. Menurut penuturannya, kedua orang tua Rae merupakan pemeluk agama Buddha.

“Saya dari Jepang dan orang tua saya beragama Buddha. Bukan yang terlalu kuat (agamanya), tapi mereka Buddha,” kata wanita yang memiliki nama Islam Nuray Istiqbal dalam wawancara di 20Detik detikcom, Jumat (11/7/2025).

Eks bintang film dewasa itu mengatakan bahwa setelah memeluk Islam, keluarga melihat dirinya menjadi anak yang lebih baik bagi kedua orang tuanya. Hal ini terlihat dari dirinya yang kini rutin menghubungi keluarga dua sampai tiga kali setiap minggu, hingga menyempatkan pulang bertemu keduanya.


“Karena Islam mengajarkan kita untuk menghormati orang tua. Saya juga melihat banyak teman muslim saya, mereka sering menelpon orang tua mereka, pulang ke rumah, bertukar besar. Dulu waktu saya masih muda, saya tidak berbicara dengan orang tua selama setahun dan tidak pulang hingga tiga tahun,” kata Rae bercerita.

Wanita berumur 28 tahun itu menuturkan bahwa kedua orang tuanya melihat perubahan yang signifikan setelah memutuskan untuk memeluk Islam. Hal tersebut Rae lakukan sesuai dengan yang diperintahkan agama, yaitu menghormati orang tua.

“Mereka melihat perubahan di diri saya dan bilang ‘Oke kami gak ngerti paham agama kamu, tapi kamu jadi anak yang baik.’ Jadi mereka bilang bagus kami jadi orang baik,” sambung Rae.

Melalui sesi wawancara itu, perempuan kelahiran Jepang tersebut juga mengungkap bahwa kini sang adik mulai tertarik dan mempelajari Al-Qur’an. Sebab, adik Rae melihat perubahan positif dari diri sang kakak setelah memeluk Islam.

“Sebenarnya adik saya juga mulai belajar membaca Al-Qur’an karena dia melihat perubahan baik dalam diri saya. Dia bilang ‘Kenapa kamu sering banget nelfon orang tua?’ aku jawab, ‘Karena aku jadi muslim dan ini perubahan baik dalam diriku,’ lalu dia bilang ‘Menarik’,” ujar Rae.

Setelahnya, adik Rae merasa penasaran dan ingin membaca Al-Qur’an. Akhirnya, Rae mengirimkan Al-Qur’an dengan terjemah bahasa Jepang kepada adiknya.

“Jadi sikap saya yang mulai menghormati orang tua sedikit banyak mengubah dia untuk membaca Al-Qur’an. Mungkin dia masih butuh lebih banyak (bimbingan) tapi saya lihat ada perubahan kecil di banyak orang yang saya ajak bicara,” tandas Rae.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com

Rae Lil Black Jawab Tudingan Masuk Islam untuk Cari Sensasi



Jakarta

Mantan pemeran film dewasa, Rae Lil Black, menceritakan bagaimana pertemuannya dengan agama Islam. Perempuan berusia 28 tahun itu mengaku jika dirinya tidak serta-merta memilih islam untuk dia peluk. Ia menyebut butuh beberapa saat hingga akhirnya dirinya memutuskan untuk menjadi seorang mualaf.

Sejumlah tempat ia datangi untuk meredakan hatinya yang gaduh. Mulai dari Bali, Kuala Lumpur, hingga Thailand Selatan. Seluruh lokasi itu menyuguhkan satu hal, keramahan orang-orang muslim.

Keramahan ini tercermin dari cara mereka memperlakukan dirinya. Rae merasa sangat dihargai. Bahkan hanya untuk menyentuh, orang-orang yang ditemuinya harus meminta izin terlebih dahulu. Tentu saja, ini adalah hal yang baru baginya, bagi dunianya yang jelas-jelas berbeda.


“Saya bertemu dengan banyak orang yang sangat baik, sangat menghormati, dan ramah sekali. Saya pikir, ‘Wah, saya belum pernah ketemu banyak orang Muslim seperti ini dalam hidup saya.'” Kata Rae.

Pengalaman itu dirasakan terlalu dalam oleh perempuan yang bernama asli Asakura Kaede ini. Ia berniat untuk mengetahui alasan di balik kebaikan-kebaikan mereka. Rae ingin mengenal Islam.

“Sepertinya semua ini terjadi karena suatu alasan. Ada sesuatu yang mendorong saya untuk mengenal Islam. Karena saya bertemu banyak orang baik, saya merasa harus belajar Islam supaya bisa mengerti mereka. Jadi saya mulai mempelajari Islam, untuk mengerti kenapa mereka bisa begitu baik dan penuh kasih,” lanjutnya.

Ia membeli Al-Quran terjemahan bahasa Jepang. Itulah hal pertama yang ia lakukan usai menyebut dua kalimat syahadat. Ia kemudian menjerumuskan diri ke dalam kitab barunya itu. Rae menantang dirinya sendiri, membaca setidaknya 15 hingga 20 lembar halaman per hari. Hal yang tidak ia bayangkan sebelumnya, Rae Lil Black tuntas membaca Al-Quran terjemahan bahasa Jepang.

Rasa ingin tahu tentang ilmu Islam kian tumbuh dalam dirinya. Rae ingin belajar bahasa Arab. Ia mengakui, bukan hal yang mudah, bahkan hanya untuk membacanya.
“Baca bahasa Arab itu susah banget. Saya sampai bilang, ‘Wah, baca itu susah banget’. Pengucapannya susah banget, serius deh. Apalagi aku hampir 30 tahun, kan? Semua masih baru dan aku gampang lupa,”

Sepuluh bulan hidup sebagai mualaf, ada banyak perubahan di dalam dirinya. Rae Lil Black menjadi lebih bijaksana dalam melihat hidup. Kini, ia tidak mengeluh dengan kendala belajar bahasa. Sebab menurutnya, ada jalan dari seluruh kesulitan yang dihadapinya, asal hidup taat kepada sang pencipta.

“Mengikuti Islam itu artinya taat kepada Allah dan lingkungan sekitar. Kamu menyerahkan semuanya kepada Allah. Kalau kamu benar-benar menyerahkan dirimu dan taat pada-Nya, nggak ada yang sulit. Karena itu yang kita ikuti. Jadi ya, nggak ada yang terlalu berat,” akunya.

“Tentu ada banyak tantangan setiap hari, tapi itu ujian. Saya merasa, “Oke, ini ujian.” Dan bagaimana saya menerima dan merespon ujian itu, itulah yang membentuk iman saya jadi lebih kuat. Kalau saya bisa melewati, iman saya akan makin kuat. Jadi saya malah menikmati tantangan itu,” tutur Rae.

Kini ia tak lagi dekat dengan dunianya yang lama. meski banyak jejak digital di internet, Rae tidak pernah merasa jijik dengan dirinya sendiri. Sebaliknya, ia menerima dengan ikhlas hal-hal kelam yang ia lakukan di masa lalu.

Ia ingin membuka lembaran baru di atas tumpukan kisah lamanya yang usang. Ia mengganti namanya menjadi Nuray Istiqbal, yang berarti ‘cahaya bulan di awal yang baru’. Hal ini ia terima sebagai nama seseorang yang baru memulai hidup sebagai seorang muslim.

Dengan agak tersipu, Nuray menceritakan bagaimana nama tersebut ia temukan.

“Aku mencarinya lewat ChatGPT,” kata Nuray.

Bukan sekedar nama, Nuray mengakui perangainya pun berubah usai dekat dengan ilmu agama. Berbeda dengan pribadinya sebagai Rae Lil Black, Nuray lebih sering berkomunikasi dengan ibunya.

Maka, dirinya pun menampik saat seseorang menyebut jika pilihannya untuk memeluk Islam hanya untuk mencari sensasi. Namun, dengan tegas ia mengatakan jika ada hal-hal yang tidak banyak orang ketahui. Ia menanggalkan popularitasnya sebagai bintang film dewasa.

“Banyak orang tanya saya setiap hari, bilang ini cuma bisnis, cuma cari engagement, atau cuma buat dapat perhatian. Tapi kenyataannya, saya malah kehilangan followers setiap hari. Setiap hari, ribuan orang berhenti mem-follow saya. Dari analisa saya di media sosial, saya memang kehilangan followers. Saya bahkan nggak tahu kalau Islamophobia itu sebesar ini,” katanya.

Atas banyaknya kesan negatif yang ia dapatkan dari orang lain, ada satu petikan kalimat dalam Al-Quran yang terus ia tambatkan dalam hati. Baginya, kata-kata itu berpengaruh besar dalam perjalanannya selama menyelami hidup sebagai seorang muslim.

“Ayat Al-Quran yang paling berkesan buat aku, yang paling aku suka itu yang tertulis, ‘Allah itu satu-satunya yang bisa menghakimi’.”

(vys/vys)



Sumber : www.detik.com

Arab, Latin, Arti dan Tafsir


Jakarta

Surah Al Baqarah memuat berbagai hukum, takdir, hingga janji Allah SWT untuk menguji dan memperkuat keimanan setiap muslim. Seperti halnya pada ayat 155-156, Allah SWT akan memberikan berbagai ujian dan kabar gembira bagi yang bisa melewatinya.

Surah Al Baqarah ayat 155-156 berisi ujian yang akan diberikan Allah SWT kepada kaum muslimin. Ujian ini pasti terjadi. Berikut bacaan dan tafsir lengkapnya.

Surah Al Baqarah Ayat 155-156 Arab, Latin dan Artinya

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوْعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْاَمْوَالِ وَالْاَنْفُسِ وَالثَّمَرٰتِۗ وَبَشِّرِ الصّٰبِرِيْنَ ١٥٥


Arab latin: Wa lanabluwannakum bisyai’im minal-khaufi wal-jū’i wa naqaṣim minal-amwāli wal-anfusi waṡ-ṡamarāt(i), wa basysyiriṣ-ṣābirīn(a).

Artinya: “Kami pasti akan mengujimu dengan sedikit ketakutan dan kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Sampaikanlah (wahai Nabi Muhammad,) kabar gembira kepada orang-orang sabar,” (Al Baqarah: 155)

اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ ١٥٦

Arab latin: Allażīna iżā aṣābathum muṣībah(tun), qālū innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn(a).

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya hanya kepada-Nya kami akan kembali).” (Al Baqarah: 156)

Tafsir Surah Al Baqarah Ayat 155-156

Menurut Tafsir Al-Qur’an Kementerian Agama RI, surah Al Baqarah ayat 155 menjelaskan bahwa Allah SWT akan menguji kaum muslimin dengan berbagai ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan bahan makanan. Ujian ini akan menjadikan kaum muslimin sebagai umat yang kuat mental, kukuh keyakinan, tabah jiwanya, dan tahan menghadapi berbagai ujian Allah SWT.

Seorang muslim yang berhasil melewati ujian Allah SWT seperti disebutkan dalam surah Al Baqarah ayat 155 itu akan masuk golongan orang-orang yang sabar. Mereka akan mendapat kabar gembira setelah itu.

Allah SWT menjelaskan lebih lanjut melalui surah Al Baqarah ayat 156, ciri-ciri orang yang mendapat kabar gembira ini adalah mereka yang bersabar dan senantiasa mengucapkan innā lillāhi wa innā ilaihi rāji’ūn (kalimat istirja) saat mendapatkan musibah. Mereka termasuk orang-orang yang mendapat ampunan dan rahmat Allah SWT, sebagaimana firman-Nya dalam ayat selanjutnya,

اُولٰۤىِٕكَ عَلَيْهِمْ صَلَوٰتٌ مِّنْ رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۗوَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُهْتَدُوْنَ ١٥٧

Arab latin: Ulā’ika ‘alaihim ṣalawātum mir rabbihim wa raḥmah(tun), wa ulā’ika humul-muhtadūn(a).

Artinya: “Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS Al Baqarah: 157)

Ibnu Katsir dalam tafsirnya memaparkan sebuah hadits berkaitan dengan kalimat istirja yang diucapkan saat tertimpa musibah. Diriwayatkan dari Abu Salamah, ia pernah mendengar langsung dari Rasulullah SAW sebuah ucapan yang membuatnya gembira.

Nabi SAW bersabda, “Tidak sekali-kali seorang muslim tertimpa suatu musibah, lalu ia membaca istirja’ ketika musibah menimpanya, kemudian mengucapkan, “Ya Allah, berilah daku pahala dalam musibahku ini, dan gantikanlah buatku yang lebih baik daripadanya,” melainkan diberlakukan kepadanya apa yang dimintanya itu.” (HR Ahmad) Redaksi hadits ini cukup panjang.

Dalam Shahih Muslim juga terdapat hadits dari Ummu Salamah terkait keutamaan mengucapkan kalimat istirja. Rasulullah SAW bersabda,

مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ: {إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ} اللَّهُمَّ أجُرني في مصيبتي واخلف لي خيرا منها، إلا آجَرَهُ اللَّهُ مِنْ مُصِيبَتِهِ، وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا

Artinya: “Tidak sekali-kali seorang hamba tertimpa musibah, lalu ia mengucapkan, ‘Inna lillahi wainna ilaihi raji’un (Sesungguhnya kami adalah milik Allah dan sesungguhnya kami hanya kepada-Nyalah dikembalikan). Ya Allah, berilah aku pahala dalam musibahku ini, dan gantikanlah kepadaku yang lebih baik daripadanya,’ melainkan Allah akan memberinya pahala dalam musibahnya itu dan menggantikan kepadanya apa yang lebih baik daripadanya.”

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Jangan Baca Ayat Kursi di 4 Waktu Ini, Muslim Perhatikan Ya!


Jakarta

Ayat Kursi terdapat dalam surah Al Baqarah ayat 255. Banyak keistimewaan yang terkandung dari Ayat Kursi sehingga sering diamalkan oleh muslim.

Menukil dari Al Itqan fi Ulumil Qur’an yang disusun Imam Jalaluddin Al Suyuthi terjemahan Muhammad Halabi, Ayat Kursi disebut sebagai ayat yang paling agung dalam Al-Qur’an. Hal ini bersandar pada riwayat dari Ubay bin Ka’ab.

“Ayat yang paling agung dalam Kitab Allah adalah Ayat Kursi.”


Ayat Kursi bisa dibaca kapan saja, namun ada waktu-waktu terbaik untuk mengamalkannya. Begitu pula dengan waktu yang dilarang membaca Ayat Kursi.

Waktu yang Tidak Diperbolehkan Membaca Ayat Kursi

1. Saat Mengantuk

Sebaiknya muslim tidak membaca Ayat Kursi saat mengantuk. Diterangkan oleh Imam Nawawi melalui kitab At Tibyan fi Adabi Hamalatil Qur’an terbitan Mirqat, sebaiknya muslim tidak membaca Ayat Kursi saat mengantuk agar tidak salah melafalkan ayat.

Ini berlaku juga ketika muslim membaca surah lainnya dalam Al-Qur’an dalam keadaan mengantuk. Pada kondisi itu, makruh hukumnya jika tetap membaca.

Ketika muslim salah melafalkan ayat suci, maka bacaan Al-Qur’an terubah pula maknanya. Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits,

“Apabila salah satu dari kalian bangun malam sehingga bacaan Al-Qur’an-nya menjadi kacau sampai tidak sadar apa yang dia baca, hendaknya ia tidur.” (HR Ibnu Majah)

2. Ketika di Kamar Mandi

Kamar mandi atau toilet adalah tempat yang kotor. Muslim dilarang menyebut Asma Allah di dalam kamar mandi, begitu pula dengan membaca Al-Qur’an.

Membaca Al-Qur’an di kamar mandi sama seperti menghina kitab suci dan menyalahi adabnya. Sebagaimana diketahui, Al-Qur’an adalah kitab suci yang pembacaannya harus memperhatikan adab-adab tertentu.

3. Waktu Rukuk dan Sujud

Menurut buku Imam Ghazali’s Ihya Ulum-id-din Edisi Inggris terjemahan Purwanto, muslim dilarang membaca Ayat Kursi ketika rukuk dan sujud. Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Ketahuilah bahwa aku dilarang membaca Al-Qur’an saat rukuk dan sujud. Adapun saat rukuk, hendaknya kalian mengagungkan Tuhan Azza wa Jalla, adapun saat sujud, hendaknya kalian bersungguh-sungguh untuk berdoa, karena saat itu doa kalian dijamin terkabul.” (HR Muslim)

Ayat Kursi termasuk bacaan Al-Qur’an, artinya muslim tidak boleh melafalkannya ketika rukuk maupun sujud seperti diterangkan dalam hadits Rasulullah SAW.

4. Sedang Junub

Muslim dilarang membaca ayat suci Al-Qur’an dalam keadaan junub ataupun hadats besar. Hal ini tertuang dalam hadits Rasulullah SAW,

“Wanita haid dan orang yang junub tidak boleh membaca Al-Qur’an (walaupun satu ayat).” (HR Tirmidzi dan Ibnu Majah)

Kapan Waktu Terbaik Membaca Ayat Kursi?

Mengutip dari buku Ayat Kursi untuk Perlindungan Diri karya Ahmad Fathoni el-Kaysi, berikut beberapa waktu terbaik membaca Ayat Kursi.

  1. Sebelum tidur agar dilindungi dari gangguan setan hingga pagi hari
  2. Setelah salat fardhu agar dibukakan pintu surga
  3. Pagi dan petang hari agar dilindungi sepanjang hari

Ayat Kursi: Arab, Latin dan Artinya

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm

Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Hidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.” (QS Al Baqarah: 255)

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Mengapa Nonmuslim Dilarang Masuk Makkah dan Madinah?



Jakarta

Di Arab Saudi, ada rambu-rambu yang terpampang jelas bahwa nonmuslim dilarang masuk Makkah. Larangan ini juga berlaku di Madinah, khususnya kawasan Masjid Nabawi.

Aturan larangan masuk Tanah Suci bagi nonmuslim ditegakkan secara ketat. Setiap orang akan melewati pos pemeriksaan polisi di dekat Makkah. Pihak berwenang akan memverifikasi identitas agama sebelum mengizinkannya masuk.

Mengapa nonmuslim dilarang masuk Makkah dan Madinah?


Dilansir Arab News, larangan masuk Makkah tidak dibuat oleh otoritas politik atau manusia mana pun. Larangan ini ditetapkan langsung oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an surah At Taubah ayat 28. Allah SWT berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْمُشْرِكُوْنَ نَجَسٌ فَلَا يَقْرَبُوا الْمَسْجِدَ الْحَرَامَ بَعْدَ عَامِهِمْ هٰذَا ۚوَاِنْ خِفْتُمْ عَيْلَةً فَسَوْفَ يُغْنِيْكُمُ اللّٰهُ مِنْ فَضْلِهٖٓ اِنْ شَاۤءَۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ حَكِيْمٌ ٢٨

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang musyrik itu najis (kotor jiwanya). Oleh karena itu, janganlah mereka mendekati Masjidil Haram setelah tahun ini. Jika kamu khawatir menjadi miskin (karena orang kafir tidak datang), Allah nanti akan memberikan kekayaan kepadamu dari karunia-Nya jika Dia menghendaki. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Mahabijaksana.”

Larangan tersebut memberikan indikasi jelas bahwa Allah SWT ingin menjadikan Makkah sebagai kota untuk beribadah dan keamanan. Itulah mengapa kota tersebut tidak bisa dijadikan tempat wisata karena dikhawatirkan mengganggu ibadah umat Islam.

Hal yang sama juga berlaku di Madinah. Dikatakan, pembatasan nonmuslim di tempat tersebut dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW. Pendapat ini mengacu pada hadits dari Umar bin Khaththab RA yang mendengar Rasulullah SAW bersabda,

لأخرجن اليهود والنصارى من جزيرة العرب, فلا أترك فيها إلا مسلما

Artinya: “Sungguh aku akan mengeluarkan Yahudi dan Nasrani dari Jazirah Arab, tidak aku biarkan di dalamnya kecuali Muslim.” (HR At-Tirmidzi)

Para ulama menafsirkan Madinah termasuk bagian dari Jazirah Arab.

Berdasarkan keterangan-keterangan tersebut, diketahui larangan masuk Makkah dan Madinah berlandaskan pada ketentuan dalam Al-Qur’an dan sunnah.

Ada pendapat lain dari mazhab Hanafi terkait pembatasan masuk Makkah bagi nonmuslim. Menurut mazhab ini, nonmuslim dilarang masuk Makkah untuk ritual haji dan umrah tetapi boleh memasukinya untuk tujuan lain.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Waktu Terbaik Membaca Al-Qur’an agar Pahalanya Berlipat


Jakarta

Waktu terbaik membaca Al-Qur’an perlu dipahami muslim agar mendapat keutamaan yang berlimpah dari amalan tersebut. Sebagai seorang muslim, sudah sepantasnya kita membaca kitab suci agar bisa memahami dan mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari.

Rasulullah SAW bahkan mengatakan dalam haditsnya bahwa membaca Al-Qur’an termasuk ibadah yang paling baik. Dari Nu’man bin Basyir, Nabi SAW bersabda:

“Sebaik-baiknya ibadah umatku adalah membaca Al-Qur’an.” (HR Baihaqi)


Perintah membaca Al-Qur’an juga termaktub dalam surah Al Alaq ayat 1-5. Allah SWT berfirman,

اِقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِيْ خَلَقَۚ ١ خَلَقَ الْاِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍۚ ٢ اِقْرَأْ وَرَبُّكَ الْاَكْرَمُۙ ٣ الَّذِيْ عَلَّمَ بِالْقَلَمِۙ ٤ عَلَّمَ الْاِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْۗ ٥

Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan! Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah! Tuhanmulah Yang Maha Mulia, yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Kapan Waktu Terbaik Membaca Al-Qur’an?

Mengutip dari Al Adzkar min Kalam Sayyid Al Abrar oleh Imam Nawawi terjemahan Masturi Irham, berikut waktu terbaik membaca Al-Qur’an.

1. Ketika Salat

Imam Nawawi berpendapat bahwa waktu terbaik membaca Al-Qur’an adalah ketika salat. Menurut pandangan mazhab Syafi’i, memperpanjang durasi berdiri untuk membaca surah Al Qur’an lebih utama dibandingkan memperlama sujud.

2. Malam Hari

Waktu terbaik membaca Al-Qur’an selanjutnya adalah ketika malam. Muslim bisa membaca Al-Qur’an setelah salat Maghrib atau Isya.

Namun, perlu dipahami bahwa separuh terakhir malam lebih utama bagi muslim untuk membaca Al-Qur’an karena kebanyakan orang tidur pada waktu tersebut. Keutamaan membaca Al-Qur’an ketika malam bisa menjaga diri muslim dari riya dan menguatkan hati dari hal-hal yang membuat lalai.

Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 113,

لَيْسُوا۟ سَوَآءً ۗ مِّنْ أَهْلِ ٱلْكِتَٰبِ أُمَّةٌ قَآئِمَةٌ يَتْلُونَ ءَايَٰتِ ٱللَّهِ ءَانَآءَ ٱلَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ

Artinya: “Mereka itu tidak sama, di antara ahli kitab itu ada golongan yang berlaku lurus dan mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari sedang mereka juga bersujud.”

3. Hari Jumat

Imam Al Ghazali melalui kitab Bidayatul Hidayah terbitan Pustaka Media menjelaskan bahwa sebaiknya muslim memperbanyak amalan pada hari Jumat. Sebab, Jumat menjadi hari yang paling agung dibanding hari-hari lainnya.

Muslim dianjurkan membaca surah tertentu pada Jumat, contohnya seperti surah Al Kahfi. Pada Jumat, Allah SWT membuka pintu ampunan dan kasih sayang serta keberkahan bagi orang-orang yang berbuat baik, termasuk membaca Al-Qur’an.

4. Bulan Ramadan

Diterangkan dalam buku Menggapai Mulia Ramadan dengan Ilmu susunan Naser Muhammad, keutamaan membaca Al-Qur’an di bulan Ramadan adalah mendapat pahala berlipatganda. Ini sesuai dalam hadits dari Abdullah bin Mas’ud RA yang berkata Nabi SAW bersabda:

“Siapa yang membaca satu huruf dari Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dengan bacaan tersebut, satu kebaikan dilipatkan menjadi 10 kebaikan semisalnya dan aku tidak mengatakan الٓمٓ (Alif Lam Mim) satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Lam satu huruf, dan Mim satu huruf.” (HR Tirmidzi).

Hari-hari Utama Membaca Al-Qur’an

Menukil dari kitab Al Adzkar susunan Imam Nawawi terbitan Pustaka Al Kautsar, hari-hari yang diutamakan menjadi pilihan dalam membaca Al-Qur’an antara lain seperti hari Jumat, Senin, Kamis, hari Arafah, sepuluh hari pertama bulan Zulhijah dan sepuluh hari terakhir bulan Ramadan. Smeentara bulan-bulan yang paling utama membaca Al-Qur’an adalah Ramadan.

Meski demikian, muslim tetap bisa membaca Al-Qur’an setiap waktu. Hanya saja, waktu-waktu yang diutamakan ini untuk meraih keutamaan dari amalan tersebut.

(aeb/lus)



Sumber : www.detik.com