Tag Archives: Al-Quran

Kisah Sekelompok Jin Masuk Islam usai Dengar Lantunan Al-Qur’an



Jakarta

Tak jauh dari pemakaman kaum muslim di Kota Makkah, ada sebuah masjid yang menjadi saksi sekelompok jin yang memutuskan masuk Islam. Hal itu terjadi usai mendengar lantunan ayat suci Al-Qur’an.

Kisah sekelompok jin yang masuk Islam setelah mendengar lantunan ayat suci Al-Qur’an ini terjadi di sebuah masjid yang terletak di Kampung Ma’la. Masjid tersebut kini diberi nama Masjid al-Jin atau Masjid al-Bai’ah, sebab di tempat itu sekelompok jin pernah berbaiat atau menyatakan keislaman mereka kepada Rasulullah SAW untuk beriman kepada Allah SWT dan kitab-Nya.

Sekelompok Jin Berbaiat dengan Rasulullah

Dikisahkan dalam buku Situs-Situs dalam Al Quran karya Syahruddin El-Fikri, peristiwa sekelompok jin masuk Islam terjadi ketika Rasulullah SAW bersama para sahabat sedang menunaikan salat Subuh.


Kala itu, Rasulullah SAW membaca surat Ar-Rahman ayat 1-78 yang di dalamnya terdapat ayat yang berbunyi, “Maka, nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan?”

Ketika ayat tersebut dibacakan, sekelompok jin yang hadir saat itu langsung menjawabnya dengan kalimat, “Wahai Tuhan kami, sesungguhnya kami tidak mendustakan nikmat-Mu sedikit pun. Segala puji hanya bagi-Mu yang telah memberikan nikmat lahir dan batin kepada kami.”

Penyampaian sekelompok jin yang berbaiat dengan Rasulullah SAW juga termaktub dalam Al-Qur’an surah Al-Ahqaf ayat 29-32, Allah SWT berfirman,

وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ الْجِنِّ يَسْتَمِعُونَ الْقُرْءَانَ فَلَمَّا حَضَرُوهُ قَالُوا أَنصِتُوا فَلَمَّا قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِم مُنذِرِينَ

Artinya: “Dan (ingatlah) ketika Kami hadapkan serombongan jin kepadamu yang mendengarkan Al Quran, maka tatkala mereka menghadiri pembacaan (nya) lalu mereka berkata: “Diamlah kamu (untuk mendengarkannya)”. Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada kaumnya (untuk) memberi peringatan.” (QS Al Ahqaf: 29)

قَالُوا يَنقَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا كِتَبًا أُنزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوسَىٰ مُصَدِ قَالْمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِى إِلَى الْحَقِّ وَإِلَى طَرِيقِ مُسْتَقِيم

Artinya: “Mereka berkata, “Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (Al Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.” (QS Al Ahqaf: 30)

يَقَوْمَنَا أَجِيبُوا دَاعِيَ اللَّهِ وَ عَامِنُوابِهِ يَغْفِرْ لَكُم مِّن ذُنُوبِكُمْ وَيُجرَكُم مِّنْ عَذَابٍ أَلِيمٍ

Artinya: “Hai kaum kami, terimalah (seruan) orang yang menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yang pedih.” (QS Al Ahqaf: 31)

وَمَن لَّا يُجِبْ دَاعِيَ اللَّهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزِ فِي الْأَرْضِ وَلَيْسَ لَهُ مِن دُونِهِ أَوْلِيَاء أَوْلَيْكَ فِي ضَلَالٍ مُّبِينٍ

Artinya: “Dan orang yang tidak menerima (seruan) orang yang menyeru kepada Allah maka dia tidak akan melepaskan diri dari azab Allah di muka bumi dan tidak ada baginya pelindung selain Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” (QS Al-Ahqaf: 32)

Terhalangnya Berita Langit

Dalam riwayat lain yang dikutip dari buku Misteri Mukjizat Makkah & Madinah oleh Namin Asimah Asizun, Imam Bukhari dan Imam Tirmidzi dari Ibnu Abbas menerangkan bahwa peristiwa pertemuan Rasulullah SAW dengan sekelompok jin terjadi saat beliau dengan para sahabat sedang dalam perjalanan menuju pasar Ukkadz.

Sesampainya di daerah bernama Tihamah, Rasulullah SAW bersama rombongannya berhenti untuk menunaikan salat Subuh. Rupanya, salat yang dilakukan Nabi SAW dan para sahabat menyebabkan terhalangnya berita-berita langit yang biasa dicuri oleh para setan (jin yang kafir).

Bahkan para jin kafir yang sedang mencoba mencuri berita tersebut mendapat lemparan bintang-bintang sehingga terpaksa pulang kembali kepada kaumnya.

Setibanya di tempat kaumnya, para jin kafir tersebut ditanya, “Apa yang menyebabkan kalian terhalang mendapatkan berita langit?”

Para Jin kafir menjawab, “Kami terhalang mendapatkan berita langit, bahkan kami dikejar oleh bintang-bintang.”

Lantas setan itu menimpalinya, “Tidak mungkin ada halangan antara kita dengan berita langit. Pasti ini ada sebabnya!”

Pimpinan jin kafir tersebut kemudian memerintahkan sekumpulan jin untuk menyebar ke arah barat dan timur untuk mencari penghalang tersebut. Saat sekelompok jin kafir itu menyebar ke seluruh pelosok jagat, sebagian di antara mereka sampai ke daerah Tihamah, tempat Rasulullah SAW dan para sahabat berhenti menunaikan salat Subuh.

Para jin kafir tersebut mendengar dan memperhatikan dengan saksama ayat suci Al-Qur’an yang dibaca Rasulullah SAW, lalu mereka berkata, “Demi Allah, pasti inilah yang menyebabkan kita terhalang dari berita langit.”

Mereka justru sangat kagum terhadap ayat suci Al-Qur’an yang didengarnya hingga menyatakan baiatnya untuk masuk Islam kepada Rasulullah SAW.

Sekelompok jin itu kembali kepada kaumnya dan menyampaikan kejadian yang mereka alami. Kaum mereka pun langsung menerima dan mengimani ajaran yang dibawa tersebut.

Peristiwa tersebut turut menjadi sebab turunnya surah Al-Jin ayat 1 yang memberi petunjuk kepada Nabi Muhammad SAW mengenai peristiwa alam gaib yang terjadi di sekelilingnya dan para sahabat kala itu. Firman Allah SWT dalam surah Al-Jin ayat 1 tersebut berbunyi:

قُلْ أُوحِىَ إِلَىَّ أَنَّهُ ٱسْتَمَعَ نَفَرٌ مِّنَ ٱلْجِنِّ فَقَالُوٓا۟ إِنَّا سَمِعْنَا قُرْءَانًا عَجَبًا

Artinya: “Katakanlah (hai Muhammad): “Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan.”

Setelah menerima wahyu, Rasulullah SAW lantas menyampaikan pemberitahuan Allah SWT tersebut kepada para sahabat dan umat Islam lainnya. Wallahu ‘alam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Ashabul Qaryah, Kaum yang Dibinasakan karena Enggan Beriman



Jakarta

Kisah Ashabul Qaryah merupakan satu dari sekian banyak kisah yang diabadikan dalam Al-Qur’an. Kisah tentang kaum yang enggan beriman ini termaktub dalam surah Yasin.

Dikutip dari buku 13 Kaum yang Binasa tulisan Sahrulazmi Sidek, dijelaskan bahwa Ashabul Qaryah mengacu pada penduduk sebuah kampung. Secara harfiah, kata “qaryah” berarti kampung. Namun, dalam konteks Al-Qur’an, istilah “kampung” sering kali merujuk pada sebuah kota atau perkotaan, dan dapat pula diterjemahkan sebagai sebuah negara.

Siapa Ashabul Qaryah?

Menurut para ahli tafsir, Ashabul Qaryah mengacu pada penduduk Anthakiyah. Ini merupakan pandangan yang dikenal dan disampaikan oleh banyak ulama salaf dan khalaf, yang mengidentifikasi negeri yang dimaksud sebagai Anthakiyah.


Sementara itu, Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menyebut bahwa penduduk suatu negeri dalam kisah Ashabul Qaryah ini bukanlah negeri Anthakiyah. Syaikh Muhammad Al-Utsaimin juga menyebut bahwa daerah Anthakiyah tidak pernah dihancurkan dan penduduknya tidak kena azab. Wallahu a’lam.

Kisah Ashabul Qaryah ini diceritakan dalam surah Yasin ayat 13-19. Allah SWT berfirman,

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَّثَلًا اَصْحٰبَ الْقَرْيَةِۘ اِذْ جَاۤءَهَا الْمُرْسَلُوْنَۚ ١٣

Artinya: Buatlah suatu perumpamaan bagi mereka (kaum kafir Makkah), yaitu penduduk suatu negeri, ketika para utusan datang kepada mereka, (QS Yasin: 13)

اِذْ اَرْسَلْنَآ اِلَيْهِمُ اثْنَيْنِ فَكَذَّبُوْهُمَا فَعَزَّزْنَا بِثَالِثٍ فَقَالُوْٓا اِنَّآ اِلَيْكُمْ مُّرْسَلُوْنَ ١٤

Artinya: (yaitu) ketika Kami mengutus kepada mereka dua orang utusan, lalu mereka mendustakan keduanya. Kemudian Kami menguatkan dengan (utusan) yang ketiga. Maka, ketiga (utusan itu) berkata, “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang diutus kepadamu.” (QS Yasin: 14)

قَالُوْا مَآ اَنْتُمْ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُنَاۙ وَمَآ اَنْزَلَ الرَّحْمٰنُ مِنْ شَيْءٍۙ اِنْ اَنْتُمْ اِلَّا تَكْذِبُوْنَ ١٥

Artinya: Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Kamu tidak lain hanyalah manusia seperti kami. (Allah) Yang Maha Pengasih tidak (pernah) menurunkan sesuatu apa pun. Kamu hanyalah berdusta.” (QS Yasin: 15)

قَالُوْا رَبُّنَا يَعْلَمُ اِنَّآ اِلَيْكُمْ لَمُرْسَلُوْنَ ١٦

Artinya: Mereka (para rasul) berkata, “Tuhan kami mengetahui bahwa sesungguhnya kami benar-benar para utusan(-Nya) kepadamu. (QS Yasin: 16)

وَمَا عَلَيْنَآ اِلَّا الْبَلٰغُ الْمُبِيْنُ ١٧

Artinya: Adapun kewajiban kami hanyalah menyampaikan (perintah Allah) yang jelas.” (QS Yasin: 17)

قَالُوْٓا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْۚ لَىِٕنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَابٌ اَلِيْمٌ ١٨

Artinya: Mereka (penduduk negeri) menjawab, “Sesungguhnya kami bernasib malang karenamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami merajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.” (QS Yasin: 18)

قَالُوْا طَاۤىِٕرُكُمْ مَّعَكُمْۗ اَىِٕنْ ذُكِّرْتُمْۗ بَلْ اَنْتُمْ قَوْمٌ مُّسْرِفُوْنَ ١٩

Artinya: Mereka (para rasul) berkata, “Kemalangan kamu itu (akibat perbuatan) kamu sendiri. Apakah karena kamu diberi peringatan, (lalu kamu menjadi malang)? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.” (QS Yasin: 19)

Lebih lanjut, dijelaskan dalam buku yang sama tulisan Sahrulazmi Sidek, bahwa Allah SWT mengutus tiga rasul kepada Ashabul Qaryah, namun mereka enggan beriman.

Beberapa tindakan kejam yang mereka lakukan antara lain:

1. Mereka mengingkari rasul-rasul yang diutus dengan alasan bahwa rasul-rasul juga manusia seperti mereka.

2. Mereka sangat tidak senang dengan kehadiran ketiga rasul tersebut. Bahkan mereka melampaui batas dengan mengancam untuk menyakiti dan melukai para rasul. Mereka melampaui batas karena enggan menerima kebenaran dan sebenarnya tidak menginginkan kebenaran itu, sebagaimana ditafsirkan oleh Ibnu Katsir.

3. Mereka membunuh seorang lelaki yang beriman dan mengajak mereka kembali kepada Allah SWT.

Diceritakan dalam buku Situs-situs dalam Al Quran karya Syahruddin El-Fikri, akibat dari perbuatan kaum yang mendustakan utusan tersebut, akhirnya Allah SWT menyiksa dan memusnahkannya.

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Nama-nama Nabi dan Rasul, Kisah Singkat, dan Mukjizatnya


Jakarta

Sebagai umat islam, kita patut untuk mengenal 25 nama-nama Nabi dan Rasul. Setiap nabi dan rasul memiliki mukjizat yang Allah berikan.

Bagaimana kisah singkat dari 25 Nabi dan Rasul yang diutus Allah SWT? Apa saja mukjizat yang mereka miliki?

Nama-Nama Nabi dan Rasul beserta Mukjizatnya

Nama-nama Nabi dan Rasul adalah mulai dari Nabi Adam, Idris, Nuh, Hud hingga Muhammad SAW. Simak kisah singkat dan mukjizatnya berikut ini.


1. Nabi Adam

Nabi Adam merupakan manusia dan khalifah pertama yang diciptakan Allah SWT dari segumpal tanah. Menurut buku Menengok Kisah 25 Nabi & Rasul oleh Ahmad Fatih, S.Pd, sebelumnya, Nabi Adam tinggal di surga bersama Hawa.

Namun, karena bujukan Iblis, Nabi Adam dan Hawa memakan buah khuldi yang telah dilarang Allah SWT. Meski bertaubat, Allah SWT memerintahkan mereka turun ke bumi. Beberapa mukjizat nabi Adam adalah:

  • Menjadi khalifah pertama di bumi
  • Diajarkan oleh Allah segala hal tentang nama benda beserta makhluk di bumi
  • Memiliki tinggi 60 hasta
  • Memiliki umur yang panjang dan memberikan 40 tahun untuk Nabi Daud
  • Dikaruniai keturunan kembar berpasang-pasangan.

2. Nabi Idris

Nabi Idris adalah nabi yang terkenal dengan kecerdasannya. Selama berdakwah, Nabi Idris memberi pesan untuk menjadikan sholat jenazah sebagai penghormatan, menasihati untuk selalu bersyukur, menghindari hasad dan dengki, melarang menumpuk harta yang tak bermanfaat dan mematuhi perintah Allah dengan ikhlas. Adapun mukzjizat Nabi Idris adalah:

  • Memiliki kecerdasan dalam mengamati fenomena alam dan mengartikan wahyu Allah SWT
  • Menjadi manusia pertama yang bisa membaca dan menulis
  • Menjadi manusia pertama yang bisa menjahit pakaian
  • Pernah merasakan sakaratul maut dan dihidupkan kembali oleh Allah SWT
  • Pernah melihat surga dan neraka.

3. Nabi Nuh

Semasa dakwahnya, Nabi Nuh menerima banyak tantangan dan penolakan. Bahkan anak dan istrinya menganggapnya gila. Saat kaumnya bertindak dzalim, Allah mendatangkan banjir besar. Mukjizat nabi Nuh adalah membuat bahtera atau perahu dengan panjang 300 hasta dan 50 hasta Setiap manusia atau binatang yang naik ke perahu selamat dari banjir.

4. Nabi Hud

Nabi Hud ada di tengah kaum ‘Ad yang ahli membuat menara, tapi suka menghamburkan harta. Saat berdakwah, Nabi Hud menerima banyak rasa iri dan dengki dari kaumnya. Mereka terus megingkari dakwahnya hingga Allah menurunkan badai dengan awan yang penuh petir.

Kejadian itu pun membinasakan kaum ‘Ad yang dzalim. Mukzijat Nabi Hud adalah:

  • Mampu menurunkan hujan atas izin Allah
  • Selamat dari badai petir yang dahsyat.

5. Nabi Shaleh

Nabi Shaleh berdakwah di tengah kaum Tsamud yang masih keturunan kaum ‘Ad. Meski Nabi Shaleh sudah mengingatkan kaum Tsamud bahwa Allah SWT adalah pencipta langit dan bumi, namun mereka tetap bersikeras dan menyombongkan diri.

Kaumnya bahkan ingkar ketika berjanji akan beriman setelah melihat mukjizat Nabi Sholeh. Hingga pada akhirnya azab Allah SWT turun. Salah satu mukjizatnya adalah memunculkan unta betina yang hamil 10 bulan dari batu besar yang terbelah.

6. Nabi Ibrahim

Menurut buku Akidah Akhlak Madrasah Tsanawiyah Kelas VII, Nabi Ibrahim AS memiliki dua putra, Ismail dan Isha1 yang juga menjadi nabi dan rasul Allah. Beliau pernah diuji oleh Allah melalui perintah dalam mimpi untuk menyembelih anaknya.

Nabi Ibrahim tak henti menyampaikan dakwah kepada kaumnya tentang kesesatan yang mereka lakukan. Namun, kaumnya sangat keras kepala dan tidak mau menerima bukti-bukti kekuasaan Allah.

Nabi Ibrahim pernah memperoleh hukuman dibakar hidup-hidup karena menghancurkan berhala dan tak mengakui Raja Namrud sebagai Tuhan. Adapun mukjizat Nabi Ibrahum adalah tetap hidup meskipun dibakar dengan api

7. Nabi Luth

Mengutip buku Kisah Menakjubkan 25 Nabi dan Rasul karya Nuruh Ihsan, Allah SWT mengutus Nabi Luth AS untuk mengingatkan kaum sodom yang bermukin di negeri Gharzaghar agar menyembah Allah. Akan tetapi,mereka bersikap tak acuh, bahkan bersikap menjadi-jadi. Allah SWT pun mendatangkan azab bencana hujan batu.

Mengutip buku Dua Puluh Lima Nabi Banyak Bermukjizat Sejak Adam A.S hingga Muhammad SAW, mukjizat nabi Luth adalah diselamatkan dari azab yang menimpa kaum sodom.

8. Nabi Ismail

Nabi Ismail merupakan putra dari Nabi Ibrahim dan Siti Hajar. Nabi Ismail dengan rela menyerahkan diri kepada Nabi Ibrahim untuk disembelih karena perintah Allah SWT. Namun pada akhirnya Allah SWT menggantikannya dengan seekor kambing untuk disembelih.

Menurut buku Khasiat air Zam-zam oleh Taufiqurrohman, mukjizat Nabi Ismail adalah muncul mata air zam-zam di bawah hentakan kakinya. Kemudian mukjizat selanjutnya adalah selamat dari penyembelihan.

9. Nabi Ishaq

Nabi Ishaq adalah anak Nabi Ibrahim dan Siti Sarah. Beliau lahir 14 tahun setelah Nabi Ismail dari ibu yang sudah sangat tua.

Nabi Ishaq berdakwah di Kan’an (Palestina) dan Syam. Beliau dikenal dengan sikapnya yang lemah lembut dan suka menolong kaumnya.

Menurut buku Kisah dan Mukjizat Nabi dan Rasul oleh Alfa Syah, Mukjizat Nabi Ishaq adalah memiliki anak dari istri yang tua an mandul. Kemudian Allah mengaruniai mereka dua anak kembar.

10. Nabi Ya’qub

Nabi Ya’qub adalah salah satu putra Nabi Ishaq. Nabi Ya’qub berdakwa kepada Bani Israil di Syam. Dia memiliki kembaran bernama Ishu yang selalu merasa sakit hati dengan apa yang dicapainya. Mukjizat nabi Yaqub adalah menang berperang melawan pasukan Raja Saljam yang berjumlah banyak.

11. Nabi Yusuf

Nabi Yusuf dikenal sebagai nabi yang berwajah tampan, baik hati dan lemah lembut. Ayahnya, Nabi Ya’qub sangat menyayanginya, sehingga membuat saudara-saudaranya iri.

Hingga pada suatu ketika nabi Yusuf dibuang ke dalam sumur oleh saudara-saudaranya. Namun pada akhirnya, saudara-saudara Yusuf meminta maaf dan menyesali perbuatan mereka. Mukjizat Nabi Yusuf adalah:

  • Mampu menafsirkan mimpi
  • Memiliki paras yang tampan, bahkan membuat para wanita mengiris jari karena terpesona akan ketampanannya.

12. Nabi Ayyub

Nabi Ayyub adalah nabi yang mempunyai banyak harta, keturunan dan akhlak yang mulia. Allah SWT memberi cobaan berupa kehilangan harta, anak dan menderita penyakit kulit. Beberapa mukjizat Nabi Ayyub adalah:

  • Kesabaran luar biasa
  • Mampu mengeluarkan air dari tanah yang menyembuhkan penyakitnya.

13. Nabi Syuaib

Nabi Syuaib diutus Allah kepada kaum Madyan yang suka menipu dan membangkang. Allah pun memberikan badai panas, mendatangkan awan hitam hingga gempa bumi yang membinasakan. Mukjizat Nabi Syu’aib adalah diberi gelar Khatibul Anbiya yang artinya ahli pidato dari kalangan Nabi.

14. Nabi Musa

Nabi Musa lahir di wilayah Mesir dan memerangi raja Fir’aun yang tamak. Beliau memimpin Bani Israil agar menyembah Allah. Berbagai mukjizat yang dimiliki Nabi Musa adalah:

  • Mampu menghidupkan orang mati
  • Memiliki tongkat yang bisa berubah menjadi ular
  • Mampu membelah laut merah.

15. Nabi Harun

Nabi Harun adalah saudara kandung Nabi Musa. Beliau tumbuh menjadi pemuda yang pandai dan fasih berbicara. Nabi Harun diamanatkan Nabi Musa untuk menyebarkan dakwah kepada Bani Israil. Mukjizat Nabi Harun adalah memiliki kepandaian dalam berbicara dan berdebat

16. Nabi Zulkifli

Nabi Zulkifli terkenal karena sering bertindak sebagai hakim yang adil dalam memutuskan sebuah permasalahan. Dalam kisahnya, ada seorang yang tengah mencari penggantinya dengan tiga syarat, puasa pada siang hari, sholat pada malam hari dan tidak marah. Nabi Zulkifli benar-benar mematuhi tiga syarat tersebut.

Mukjizat yang dimiliki Nabi Zulkifli pernah menang melawan pemberontak yang lebih banyak pasukannya. Tak ada satu pun pasukan Nabi Zulkifli yang tewas.

17. Nabi Daud

Nabi Daud masih keturunan Nabi Yaqub. Saat muda, beliau berhasil mengalahkan Raja Jalut hingga kemudian diangkat menjadi panglima perang. Allah pun memberikannya kitab suci Zabur sbeagai pedomanya. Mukjizat yang dimiliki Nabi Daud adalah:

  • Dapat berbicara dengan burung
  • Dapat melunakkan besi
  • Memiliki suara merdu.

18. Nabi Sulaiman

Nabi Sulaiman adalah putra Nabi Daud. Nabi Sulaiman memiliki bala tentara yang terdiri dari manusia, jin dan para hewan. Sehingga, beliau bisa memahami bahasa hewan dan berbicara dengan mereka. Mukjizat Nabi Sulaiman adalah:

  • Mengerti bahasa hewan
  • Para jin mematuhinya
  • Menjadi orang terkaya dengan jumlah harta terbanyak
  • Dapat mengatur arah mata angin.

19. Nabi Ilyas

Nabi Ilyas diutus Allah untuk berdakwah kepada kaumnya yang menyembah berhala, yaitu Ba’i. Sebagian dari mereka beriman, namun sebagian lainnya tidak.

Nabi Ilyas pernah bahkan diancam akan dibunuh jika terus berdakwah. Beliau pun bersembunyi dalam gua selama 10 tahun hingga raja yang berkuasa wafat. Adapun mukjizat Nabi Ilyas adalah:

  • Dapat membuat kayu menjadi terbakar dengan air
  • Setiap rumah yang didatangi Nabi Ilyas akan menghasilkan banyak makanan.

20. Nabi Ilyasa

Nabi Ilyasa menjadi sosok menerus dakwah Nabi Ilyas. Mengutip dari buku Hikmah Kisah Nabi dan Rasul yang ditulis oleh Ridwan Abdullah Sani dan Muhammad Kadri, Nabi Ilyasa berdakwah setelah Nabi Ilyas wafat. Beliau berpegang teguh pada metode Nabi Ilyas ketika berdakwah. Mukjizat Nabi Ilyasa adalah menghidupkan orang mati

21. Nabi Yunus

Nabi Yunus adalah Nabi yang diutus Allah untuk berdakwah di kota Ninawa. Namun, kaumnya yang membangkang membuat Nabi Yunus putus asa dan meninggalkannya.

Saat dalam perjalanan. Kapal Nabi Yunus diterpa ombak besar dan mengharuskan salah satunya keluar. Nabi Yunus akhirnya terpilih dan menjatuhkan diri ke laut.

Allah mengutus ikan paus besar untuk menelan Nabi Yunus. Nabi Yunus pun memohon ampun kepada Allah. Atas izin Allah, Ikan paus pun memuntahkan Nabi Yunus.

22. Nabi Zakariya

Nabi Zakariya adalah keturunan Nabi Daud dan Nabi Sulaiman. Sama seperti Nabi Ibrahim dan Nabi Ishaq, Nabi Zakaria mendapat keturunan di usianya yang tak lagi muda. Mukjizat Nabi Zakariya adalah dapat bersembunyi di dalam batang pohon saat dikejar oleh pasukan Raja Herodes, seorang raja yang zalim.

23. Nabi Yahya

Nabi Yahya adalah anak dari Nabi Zakariya, Nabi Yahya sangat rajin dan gemar membaca. Allah menganugerahi Nabi Yahya dengan kemampuan mengetahui syariat.

Nabi Yahya selalu ikut berdakwah dengan ayahnya. Dia sanga berni menegakkan kebenaran dan hukum agama secara tegas. Mukjizat Nabi Yahya adalah disegani oleh hewan-hewan buas. Tak ada hewan buas yang berani mengganggunya.

24. Nabi Isa

Nabi Isa adalah nabi yang tidak memiliki ayah dan lahir dari wanita suci bernama Maryam. Kelahirannya menyebabkan munculnya tuduhan-tuduhan yang mengatakan bahwa ibunya berbuat hal tidak baik.

Namun tuduhan itu dijawab langsung oleh Nabi Isa yang masih bayi. Semua yang mendengarnya pun takjub.Beberapa mukjizat Nabi Isa adalah:

  • Bisa berbicara saat bayi
  • Menghidupkan burung dari tanah liat
  • Menghidupkan orang yang sudah mati
  • Menyembuhkan orang yang sudah mati
  • Menyembuhkan orang buta dan penyakit kulit
  • Menurunkan hidangan dari langit
  • Dianugerahi kitab Injil.

25. Nabi Muhammad SAW

Nabi Muhammad merupakan Nabi terakhir, sekaligus penutup. Saat kelahirannya, banyak peristiwa besar yang terjadi, seperti runtuhnya berhala dekat Kakbah dan padamnya api yang disembah kaum majusi.

Nabi Muhammad diutus oleh Allah untuk berdakwah kepada penduduk Mekkah yang merupakan penyembah berhala. Berbagai siksaan dihadapi Nabi Muhammad dan pengikutnya. Mukjizat dari Nabi Muhammad adalah:

  • Kitab suci Al Qur’an
  • Mampu membelah bulan
  • Mengalirkan air dari jemari tangannya
  • Mampu menurunkan hujan
  • Di atasnya selalu dinaungi awan
  • Melakukan perjalanan ke Sidratul Muntaha saat Isra Mi’raj.

Itulah nama-nama nabi dan rasul yang patut umat islam ketahui. Yuk, teladani akhlak para Nabi agar kita senantiasa menjadi hamba yang taat kepada Allah SWT!

(elk/row)



Sumber : www.detik.com

Sahabat Nabi Sembuhkan Sakit dengan Surat Al-Fatihah, Ini Kisahnya



Jakarta

Tidak ada yang tidak mungkin jika Allah SWT sudah berkehendak. Ayat-ayat Al-Qur’an bahkan bisa menjadi obat dan menjadi penawar bagi racun.

Abi Said Al-Khudriyi, seorang sahabat Rasulullah SAW membuktikan bahwa surat Al-Fatihah dapat menjadi obat. Kisah ini dibagikan Muhammad Nasrulloh dalam bukunya yang berjudul Kisah-Kisah Inspiratif Sahabat Nabi. Dalam riwayat hadits Muslim, kisah ini juga mahsyur di kalangan umat muslim.

Pada masa Rasulullah SAW terdapat beberapa sahabat yang sedang melakukan perjalanan. Mereka telah membawa bekal dalam perjalanannya. Namun cuaca yang sangat terik dalam perjalanan menyusuri gurun pasir sangatlah menguras energi. Ditambah jarak yang ditempuh sangatlah jauh.


Bekal yang telah disiapkan pun habis semasa di perjalanan. Dan para sahabat merasakan kepayahan dalam perjalanannya.

Di tengah gontainya perjalanan, alangkah bahagianya mereka ketika melihat pemukiman. Mereka lekas menghampiri sebuah rumah.

Namun niat mereka agar dijamu dengan baik oleh tuan rumah sia-sia. Tuan rumah enggan menjamu mereka.

Mendapati sang pemilik rumah tidak berkenan menerima tamu, mereka lantas keluar dan meneduh tidak jauh di pinggiran pemukiman. Sayup-sayup mereka mendengar suara yang memanggil. Ternyata tuan rumah yang telah mereka kunjungi telah disengat kalajengking. Racun hewan ini menyebar dan membuat pemilik rumah merasa kesakitan.

Keluarga dan penghuni rumah kebingungan. Mereka telah berupaya mengobati namun tidak berhasil. Salah satu penghuni rumah itu mengusulkan agar meminta bantuan kepada para pengembara tadi. Siapa tahu di antara mereka ada yang dapat mengobati.

Setelah duduk perkara disampaikan pada para sahabat. Salah satu dari mereka yang bernama Abi Said al-Khudriyi berkata “Aku paham dengan rahasia pengobatan. Jika aku mampu menyembuhkan aku meminta upah atas jasaku dalam menyembuhkan tuan rumah kalian”.

Keluarga pemilik rumah ini pun sepakat. Setelah itu Abi Said al-Khudriyi menghampiri tuan rumah yang tengah kesakitan itu. la bacakan surat Al-Fatihah seraya memohon pertolongan kepada Allah SWT.

Berangsur-angsur kemudian tuan rumah pulih dan sembuh. Seluruh penghuni rumah bersyukur atas kesembuhan tuan rumah mereka.

Sebagai imbalan, para sahabat diberikan kambing satu per satu. Tentu saja imbalan ini dapat menambah perbekalan selama perjalanan.

Sepulangnya mereka dari perjalanan. Kisah tersebut disampaikan kepada Rasulullah SAW. Rasul pun bertanya bagaimana bisa Abi Said al-Khudriyi mengetahui rahasia pengobatan dalam Al-Qur’an?

Abi Said al-Khudriyi menjawab bahwa ia serasa diberi ilham oleh Allah SWT sehingga ia tergerak membacakan doa berupa surat Al-Fatihah.

Nabi SAW kemudian meminta Abi Said al-Khudriyi agar juga dibagikan resep rahasia pengobatan padanya. Beliau tersenyum karena mengetahui bahwa sahabatnya dapat mengerti rahasia-rahasia pengobatan dalam Al-Qur’an.

(dvs/nwk)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi yang Paling Sabar saat Derita Penyakit Menahun


Jakarta

Salah satu nabi yang paling sabar adalah Nabi Ayyub AS. Beliau adalah nabi yang memiliki kekayaan luar biasa dan seketika diterpa beragam ujian oleh Allah SWT namun tetap bersabar.

Dikutip dari buku Qashash Al-Anbiyaa’ (Kisah para Nabi) tulisan Ibnu Katsir, nama lengkap Nabi Ayyub AS adalah Ayyub bin Mushin bin Rezah bin Esau bin Ishaq bin Ibrahim. Nabi Ayyub AS berasal dari negeri Romawi.

Pandangan ulama lain menyebutkan bahwa Nabi Ayyub AS bernama lengkap Ayyub bin Mushin bin Ragel bin Esau bin Ishaq bin Ya’qub.


Ibnu Asakir meriwayatkan bahwa ibu Nabi Ayub adalah anak perempuan dari Nabi Luth. Sebab, Nabi Ayyub AS memang memiliki keturunan dari Nabi Ibrahim AS seperti tercatat dalam Al-Qur’an, “Dan di antara keturunannya (Ibrahim) ada yang Kami beri petunjuk, yaitu Daud, Sulaiman, Ayub, Yusuf, Musa, dan Harun.” (Al-An’am: 84)

Kisah Kesabaran Luar Biasa Nabi Ayyub AS

Ulama tafsir, pakar biografi, dan ulama lainnya menyatakan bahwa Nabi Ayyub AS adalah seseorang yang memiliki kekayaan melimpah, mencakup berbagai aset mulai dari budak, hewan peliharaan, hingga tanah luas yang terletak di daerah Batsniya di negeri Hawran.

Ibnu Asakir dalam riwayatnya menyatakan bahwa seluruh wilayah tersebut menjadi milik Nabi Ayyub AS. Dan juga disebutkan bahwa Nabi Ayyub AS memiliki istri dan keturunan yang cukup banyak.

Namun, dikisahkah, seketika seluruh kenikmatan dan kekayaan di atas sirna dari diri Nabi Ayyub AS. Bahkan ia diuji dengan berbagai penyakit menahun yang merusak tubuhnya, sehingga tidak ada lagi bagian tubuhnya yang sehat, kecuali hati dan mulutnya saja–keduanya tetap digunakan beliau untuk mengingat Allah SWT.

Walaupun dalam kondisi seperti itu, Nabi Ayyub AS tetap bersabar, melakukan introspeksi diri, dan menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT. Ia terus-menerus mengingat Allah SWT pada siang, malam, sore, dan pagi hari.

Penyakit menahun tersebut belakang diketahui melalui sebuah riwayat. Riwayat tersebut berasal dari Mujahid yang menyebutkan, bahwasanya Nabi Ayyub AS adalah orang pertama yang terjangkit penyakit kusta.

Dalam satu riwayat yang diceritakan oleh Humaid, disebutkan bahwa Nabi Ayyub AS menderita penyakit yang sangat langka pada masanya selama delapan belas tahun. As-Suddi juga menuturkan bahwa penyakit tersebut menghancurkan seluruh tubuhnya, sampai-sampai hanya tersisa tulang dan urat-uratnya saja.

Pada masa itu, satu-satunya yang merawat dan setia berada di sisi Nabi Ayyub AS adalah istrinya. Setiap hari, sang istri menaburkan pasir di bawah tubuh Nabi Ayyub AS.

Setelah waktu yang cukup lama berlalu, istri Nabi Ayyub AS berkata, “Wahai suamiku, mengapa kamu tidak berdoa kepada Allah untuk disembuhkan dari penyakit ini?”

Mendengar pertanyaan itu, Nabi Ayyub AS menjawab dengan bijak, “Aku telah merasakan hidup sehat selama tujuh puluh tahun. Jadi, jika aku harus mengalami penyakit selama tujuh puluh tahun pula, apakah aku tidak mampu bersabar?”

Jawaban Nabi Ayyub AS ini membuat istri Nabi Ayyub AS kagum dan merasa bangga akan kesabaran suaminya.

Bersamaan dengan itu, istri Nabi Ayyub AS dengan tulus rela berkorban untuk membantu suaminya. Ia bersedia bekerja sebagai pelayan dengan upah yang rendah, hanya demi memberi makan kepada Nabi Ayyub AS.

Namun, situasi berubah ketika masyarakat enggan mempekerjakannya karena takut tertular penyakit Nabi Ayyub AS.

Hingga akhirnya, istri Nabi Ayyub AS menjual salah satu ikatan rambutnya kepada seorang anak perempuan dari keluarga tuan rumah yang kemudian memberinya makanan sebagai alat tukarnya. Setelah makanan itu habis dan istrinya tetap belum mendapatkan pekerjaan, ia menjual ikatan rambut terakhirnya untuk mendapatkan makanan.

Nabi Ayyub AS menolak pada awalnya. Namun, pada akhirnya Nabi Ayyub AS setuju untuk makan setelah istrinya mengungkapkan kenyataan bahwa ia harus menjual ikat rambutnya untuk mendapatkan makanan.

Kejadian ini pun menyadarkan Nabi Ayyub AS hingga akhirnya memanjatkan doa kepada Allah SWT dan terabadikan dalam surah Al Anbiya ayat 83, “Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Tuhan Yang Maha Penyayang di antara semua yang penyayang.”

Terlihat dari doa Nabi Ayyub AS yang tidak langsung meminta kesembuhan pada Allah. Sebaliknya, menurut buku Mukjizat Doa-doa yang Terbukti Dikabulkan Allah karya Yoli Hemdi, ia meminta untuk diperlihatkan bentuk Maha Penyayangnya Allah SWT.

Kesabaran dan kesantunan dalam doa Nabi Ayyub agar sembuh dari penyakit tersebut kemudian didengar oleh Allah SWT. Kisah ini tercantum dalam surah Al Anbiya ayat 84 yang berbunyi,

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ ۖ وَآتَيْنَاهُ أَهْلَهُ وَمِثْلَهُمْ مَعَهُمْ رَحْمَةً مِنْ عِنْدِنَا وَذِكْرَىٰ لِلْعَابِدِينَ

Artinya: “Maka Kami kabulkan (doa)nya, lalu Kami lenyapkan penyakit yang ada padanya dan Kami kembalikan keluarganya kepadanya, dan (Kami lipat gandakan jumlah mereka) sebagai suatu rahmat dari Kami, dan untuk menjadi peringatan bagi semua yang menyembah Kami,”

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Syuaib dan Mukjizatnya saat Dakwah pada Kaum Madyan



Jakarta

Nabi Syuaib AS adalah seorang yang memiliki julukan “Khatib al-Anbiya” atau juru bicaranya para nabi. Ia memiliki kisah terkait mukjizatnya ketika melaksanakan perintah Allah SWT untuk membimbing kaumnya yaitu Madyan.

Dikutip dari Qashash al-Anbiyaa tulisan Ibnu Katsir, dijelaskan bahwa masyarakat Madyan merupakan suku Arab yang menetap di Madyan, sebuah kota yang terletak di wilayah Mu’an tepatnya di perbatasan negeri Syam dan Hijaz. Wilayah ini berdekatan dengan danau kaum Luth.

Ibnu Katsir menjelaskan, Madyan adalah nama sebuah kabilah keturunan dari Madyan bin Madyan bin Nabi Ibrahim. Nabi yang diutus kepada mereka adalah Syuaib bin Misykal bin Yasyjan, seperti yang dikatakan Ibnu Ishaq.


Kisah Nabi Syuaib dan Mukjizatnya

Masih dalam sumber yang sama diceritakan, penduduk Madyan adalah orang-orang kafir yang memiliki kebiasaan buruk. Mereka gemar merampok di tengah jalan dan menakut-nakuti orang yang sedang dalam perjalanan.

Mereka adalah contoh kelompok masyarakat dengan karakter yang paling buruk dalam interaksi sosial. Mereka melakukan kecurangan dalam jual beli, seperti mengurangi timbangan dan mengambil tambahan ketika membeli.

Kaum Madyan menyembah sebatang pohon yang dikelilingi kebun-kebun yang dikenal dengan Aikah. Allah SWT mengutus seorang laki-laki dari kalangan mereka, yakni Nabi Syuaib AS. Dia mengajak kaum Madyan untuk hanya menyembah Allah dan tidak menyekutukan-Nya.

Nabi Syuaib AS juga melarang perbuatan keji dan tercela. Sebagian dari kaumnya beriman, tetapi kebanyakan tetap dalam kekafiran. Hingga akhirnya Allah SWT menimpakan azab yang sangat pedih kepada kaum Madyan.

Berkaitan dengan ini, Allah SWT berfirman,

“Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, yaitu Syuaib. Ia berkata: ‘Wahai kaumku, sembahlah Allah. Tidak ada Tuhan bagi kalian selain Dia. Sesungguhnya, telah datang kepada kalian bukti yang nyata dari Tuhan kalian.'” (QS Al-A’râf: 85)

Ibnu Katsir menjelaskan, melalui ayat tersebut Allah SWT telah memberikan bukti kebenaran melalui mukjizat yang diberikan kepada Nabi Syuaib AS. “Walaupun berita tentang mukjizat beliau tidak sampai kepada kita secara detail, ayat di atas telah membuktikan adanya mukjizat itu meskipun bersifat umum,” lanjut Ibnu Katsir.

Diceritakan dalam buku Mukjizat Isra Mi’raj dan Kisah 25 Nabi-Rasul karya Winkanda Satria Putra, kaum Madyan tidak mengindahkan peringatan Nabi Syuaib AS bahkan mencemoohnya. Mereka menganggap Nabi Syuaib AS sudah gila dan perkataannya dusta belaka. Mereka juga menantang Nabi Syuaib AS agar Allah SWT menyegerakan azab-Nya seperti yang dikisahkan oleh Nabi Syuaib AS.

Kemudian, Nabi Syuaib AS berdoa kepada Allah SWT agar menurunkan azab kepada kaum Madyan. Akhirnya, Allah SWT mengabulkan doa tersebut dan menurunkan azab yang pedih kepada kaum Madyan sebagai balasan atas dosa dan keingkaran mereka.

Dikatakan, azab tersebut mulanya diturunkan dalam beberapa tahap, seperti hembusan udara panas yang kering dan membuat mereka dahaga, terjadinya gempa dahsyat, hingga akhirnya membinasakan kaum Madyan.

Sementara itu, Nabi Syuaib AS dan orang-orang yang beriman diberi perlindungan oleh Allah SWT, sebagaimana dijelaskan dalam firman-Nya,

“Ketika putusan Kami tiba, Kami selamatkan Syuaib dan orang-orang yang beriman bersamanya dengan rahmat Kami. Sementara orang-orang yang berbuat zalim dihancurkan oleh suara yang menggelegar, sehingga mereka mati berserakan di rumahnya, seolah-olah mereka belum pernah tinggal di sana. Ingatlah, begitulah binasa penduduk Madyan, dan seperti yang telah terjadi pada kaum Tsamud juga.” (QS Hud: 94-95)

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Nabi Idris AS Meninggalkan Sandalnya di Surga


Jakarta

Salah seorang nabi dikisahkan pernah merasakan kenikmatan surga hingga tanpa sengaja meninggalkan sandalnya. Nabi tersebut adalah Nabi Idris AS. Bagaimana kisah Nabi Idris AS meninggalkan sandalnya di surga?

Nabi Idris AS adalah salah satu nabi dan rasul yang memiliki mukjizat atau kejadian luar biasa. Salah satunya, Nabi Idris AS menjadi satu-satunya nabi yang diangkat ke langit keempat untuk melihat indahnya surga.

Allah SWT berfirman dalam surah Maryam ayat 57,


وَّرَفَعْنٰهُ مَكَانًا عَلِيًّا

Arab Latin: Wa rafa’nāhu makānan ‘aliyyā

Artinya: “Kami telah mengangkatnya ke tempat (martabat) yang tinggi.”

Ibnu Katsir menjelaskan, ayat tersebut menjelaskan tentang ketinggian martabat Nabi Idris AS. Hal ini turut disebutkan dalam Ash-Shahihain tentang hadits Isra Miraj, bahwasannya Rasulullah SAW pernah bertemu dengan Nabi Idris AS di langit keempat.

Kisah Nabi Idris AS Meninggalkan Sandal di Surga

Kisah Nabi Idris AS ini diceritakan dalam buku Sejarah Terlengkap 25 Nabi yang ditulis oleh Rizem Aizid.

Pada suatu ketika, malaikat Izrail sangat mengagumi Nabi Idris AS karena ketaatannya kepada Allah SWT dan kepandaiannya. Malaikat Izrail berkeinginan untuk menemui Nabi Idris AS agar lebih mengenal dirinya.

Malaikat Izrail lantas meminta izin kepada Allah SWT untuk turun ke bumi. Secara diam-diam Malaikat Izrail menyamar menjadi laki-laki yang tampan dan bertamu ke rumah Nabi Idris AS.

Nabi Idris AS pun mempersilahkan tamunya yang mengetuk pintu rumahnya untuk masuk ke dalam rumah. Sesampainya di dalam rumah, Malaikat Izrail mengungkapkan kepada Nabi Idris bahwa dirinya ingin mengenal lebih dekat.

Nabi Idris AS lantas mengajak Malaikat Izrail untuk menginap dirumahnya. Kegiatan di dalam rumah tidak banyak dihabiskan untuk berbincang, melainkan dihabiskan untuk terus beribadah kepada Allah SWT.

Malaikat Izrail pun diajak untuk makan oleh Nabi Idris AS yang kemudian dia tolak dengan alasan dirinya ingin melanjutkan untuk beribadah kepada Allah SWT. Hal yang sama terjadi ketika Nabi Idris AS mengajaknya untuk tidur karena sudah malam, namun tamunya tersebut tetap menolak dan ingin melanjutkan ibadahnya.

Keesokan harinya, kejadian yang sama berulang yang membuat Nabi Idris AS terheran-heran. Lantas Nabi Idris AS pun bertanya-tanya tentang siapa sebenarnya tamunya itu. Dengan hati-hati, beliau pun menanyakan hal itu.

“Saya adalah malaikat maut,” kata sang tamu.

Nabi Idris AS pun sangat kaget mendengar pernyataan Malaikat Izrail. Ia mengira malaikat itu datang untuk mencabut nyawanya namun dibantah oleh Malaikat Izrail karena tujuannya datang adalah untuk mengenal Nabi Idris AS lebih jauh.

Setelah itu Malaikat Izrail dibuat kaget dengan permintaan Nabi Idris AS yang menyatakan bahwa dirinya ingin merasakan dicabut nyawanya. Lalu atas izin Allah SWT, nyawa Nabi Idris AS pun dicabut oleh Malaikat Izrail dengan selembut- lembutnya.

Nabi Idris AS juga meminta untuk ditunjukkan surga dan neraka dan diizinkan oleh Allah SWT. Beliau sangat terkejut ketika melihat neraka yang sangat menyeramkan itu.

Sebaliknya, ketika di surga ia menunjukkan rasa kekaguman yang sangat besar. Sebab, ia bisa melihat sungai-sungai yang mengalirkan air jernih, pohon-pohon rindang, buah-buah yang lezat, serta pemandangan indah lainnya.

Berkali-kali dirinya mengucapkan, “Subhanallah, subhanallah, subhanallah,” dan juga menunjukkan rasa syukurnya terhadap apa yang dirasakannya dan dilihatnya sambil terus berucap, “Alhamdulillah, alhamdulillah,”

Saat sudah waktunya keluar surga, beliau teringat bahwa sandalnya masih tertinggal di dalam surga. Beberapa sumber menyebutkan sandal Nabi Idris AS berada di bawah pohon yang rindang. Lalu dirinya masuk lagi untuk mengambilnya.

Selang beberapa saat, Malaikat Izrail kebingungan karena Nabi Idris AS tidak segera keluar dari sana. Ternyata, Nabi Idris AS tidak ingin meninggalkan surga Allah SWT tersebut dan ingin tetap berada di sana.

Atas izin Allah SWT, akhirnya Nabi Idris AS diperbolehkan oleh Allah SWT untuk tetap tinggal di surga keempat tanpa menunggu datangnya hari kiamat. Sejumlah riwayat menyebutkan bahwa Nabi Idris AS dicabut nyawanya oleh Malaikat Izrail di langit keempat. Wallahua’lam.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Abu Darda, Sahabat Nabi yang Paling Terakhir Masuk Islam



Jakarta

Sahabat Nabi Muhammad SAW yang pertama kali masuk Islam disebut dengan “As sabiqunal awwalun.” Mereka adalah Ali bin Abi Thalib, Khadijah, Abu Bakar As-Shiddiq, Zaid bin Haritsah, dan Utsman bin Affan. Lalu bagaimana dengan sahabat Rasulullah SAW yang terakhir kali memeluk Islam? Berikut kisah lengkap sahabat nabi yang paling akhir masuk Islam.

Sahabat Nabi SAW yang paling akhir masuk Islam adalah Abu Darda. Ia adalah seorang laki-laki yang unggul, penuh ketaatan, dan spesifik. Ia seorang muslim yang selalu berusaha menggapai derajat ibadah tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia.

Kisahnya dirangkum dalam buku Sosok Para Sahabat Nabi oleh Dr. Abdurrahman Raf’at al-Basya, sebagaimana berikut ini.


Abu Darda memiliki nama asli Uwaimir bin Malik dari suku Khazraj. Namun orang-orang lebih sering memanggilnya dengan Abu Darda karena ia memiliki anak bernama darda.

Suatu pagi yang sangat pagi ia telah terbangun dari tidurnya. Ia lantas mengucapkan doa dan salam kepada berhala yang ia simpan di tempat terbaik di rumahnya.

Tak lupa, ia juga mengoleskan wangi-wangian serta memberinya baju sutera, hadiah dari kawannya yang kembali dari Yaman kemarin.

Setelah matahari sudah meninggi, ia lantas pergi menuju tokonya. Namun belum jauh ia berjalan, di Kota Yatsrib terdapat riuh-rendah yang ternyata berasal dari sahabat-sahabat Nabi Muhammad SAW yang pulang dari Perang Badar.

Ia lantas menanyakan kabar sahabat jahiliyahnya dulu yang kini telah memeluk Islam, Abdullah ibn Rawalah. Seorang pemuda menjawab bahwa Abdullah baik-baik saja dan pulang dengan membawa ghanimah. Ia pun merasa tenang dan lega.

Meskipun Abdullah bin Rawalah telah masuk Islam, dirinya masih berhubungan baik dengan Abu Darda. Ia bahkan sering mengunjunginya dan menyemangatinya untuk segera masuk Islam. Namun selalu saja ditolak oleh Abu Darda.

Ketika Abu Darda sudah sampai di tokonya, kesibukan langsung menyelimutinya, tanpa tahu apa yang akan diperbuat Abdullah di rumahnya.

Di Rumah Abu Darda

Pintu rumah Abu Darda terbuka dan Abdullah melihat Ummu Darda di dalam. Lantas ia meminta izin untuk masuk rumah dan diijinkan olehnya.

“Di mana gerangan Abu Darda?” Tanya Abdullah.

“Dia sudah pergi ke toko. Tak lama lagi tentu pulang.” Lalu ia menunggu kedatangan Abu Darda di dalam rumah. Tanpa sepengetahuan Ummu Darda, Abdullah diam-diam masuk ke ruangan berhala dan menghancurkannya.

“Semua yang menyekutukan Allah itu sesat.” Gumam Abdullah. Setelah patung itu hancur, ia lantas meninggalkannya.

Tak lama, Ummu Dardah masuk dan berteriak histeris mendapati patung sembahannya telah hancur berkeping-keping. Sambil memukul-mukul kepala dan menampar pipi ia meratap, “Engkau menghancurkanku. Ibnu Rawahah, engkau menghancurkanku…”

Abu Darda pun pulang dari tokonya. Ia mendapati istrinya di depan pintu sambil memeluk berhala rusak itu dengan wajah yang ketakutan.

“Kenapa kau?” Tanya Abu Darda.

“Saudaramu, Abdullah ibn Rawalah, tadi datang lalu menghancurkan patung pemujaanmu…” jawab Ummu Darda

Sekejap emosinya pun memuncak dan hendak langsung mendatangi Abdullah. Namun setelah dipikir-pikir, amarahnya mereda dan tidak jadi marah. Ia malah berkata,

“Kalau patung ini memiliki kebaikan, tentu dia mampu melindungi dirinya dari segala gangguan…”

Setelah kejadian ini, ia langsung pergi mencari Abdullah ibn rawalah. Ia lantas meminta untuk diantar menghadap Rasulullah SAW untuk menyatakan keislamannya.

Dengan ini menjadikan Abu Darda sebagai sahabat nabi paling akhir dari yang memeluk Islam dari kaum Khazraj.

Sejak saat itu, ia langsung beriman secara mantab kepada Allah SWT. Ia menyesali ketertinggalannya tersebut, membalasnya dengan mempelajari agama dengan sangat giat dan tekun.

Dirinya bagai orang yang kehausan akan ilmu-ilmu dan ibadah. Bahkan ia tak segan untuk meninggalkan jual belinya demi menghadiri majelis-majelis ilmu. Akhirnya Abu Darda menjadi sahabat nabi dan orang yang paling mengerti tentang dinullah dan hafal Al-Qur’an.

(erd/erd)



Sumber : www.detik.com

Kisah Azab Kaum Nabi Nuh AS yang Sombong dan Musyrik


Jakarta

Saat nama Nabi Nuh AS disebut, mungkin sebagian muslim teringat dengan mukjizatnya yang berupa bahtera dan banjir bandang sebagai bentuk azab dari Allah SWT. Bagaimana kisah azab kaum Nabi Nuh AS?

Nabi Nuh AS merupakan nabi yang ketiga dalam daftar 25 nabi Allah SWT. Nama lengkap Nabi Nuh AS adalah Nuh bin Lamik bin Matwasyalakh bin Syits bin Adam AS.

Ibnu Katsir dalam bukunya yang berjudul Kisah Para Nabi menyebut, ulama memperkirakan bahwa Nabi Nuh AS lahir 126 tahun setelah Nabi Adam Wafat. Namun menurut ahli kitab terdahulu menyebutkan bahwa waktu itu jaraknya 146 tahun.


Kisah Awal Sesatnya Kaum Nabi Nuh AS

Kisah sesatnya kaum Nabi Nuh AS berawal dari meninggalnya salah satu orang sholeh dan dicintai kaumnya bernama Wadd yang membuat semua orang di sana merasa sedih dan meratap. Lalu, iblis pun mengubah bentuknya menyerupai manusia dan berkata,

“Sesungguhnya, aku mengetahui apa yang kalian rasakan atas kematian orang ini (Wadd). Bagaimana menurut pendapat kalian jika aku membuat sebuah gambar yang serupa dengannya sehingga ia selalu berada di tengah-tengah perkumpulan kalian dan kalian pun selalu ingat kepadanya?”

Lalu mereka menjawab, “Ya,”

Setelah itu iblis membuat gambar yang serupa dengan wajah Wadd. Ia juga membuat patung yang serupa dengan Wadd yang diletakkan di rumah masing-masing perkumpulan tersebut.

Mereka lantas terus mengingat-ingat Wadd dan diturunkan kepada anak cucu mereka, sehingga membuat patung tersebut menjadi Tuhan yang disembah selain Allah SWT.

Diutusnya Nabi Nuh AS untuk Kaumnya

Di tengah-tengah kesesatan kaum tersebut, Allah SWT mengutus salah satu hambanya yang bernama Nuh sebagai rasul pertama yang diutus Allah SWT kepada penduduk bumi.

Nabi Nuh AS menyuruh kaumnya untuk menyembah Allah SWT. Dalam surah Al-A’raf ayat 59 dikatakan bahwa Nabi Nuh AS berkata kepada kaumnya, “Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagi kamu sekalian selain Dia. Sesungguhnya, (kalau kamu sekalian tidak menyembah Allah), aku takut kalian akan ditimpa azab yang besar (Kiamat).”

Namun, perjuangan Nabi Nuh AS untuk mengembalikan kaumnya dari jalan yang sesat ini tidak membuahkan hasil. Bahkan, mereka semakin tenggelam dalam kesesatan dan kesombongan.

Mereka semakin giat untuk menyembah berhala, mengejek Nabi Nuh As dan ajarannya, dan bahkan berbuat jahat kepada pengikut beliau yang telah beriman.

Dakwah Nabi Nuh AS bersama kaumnya berlangsung sangat lama. Menurut surah Al-Ankabut ayat 14 dijelaskan bahwa beliau berdakwah selama 950 tahun lamanya.

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَلَبِثَ فِيْهِمْ اَلْفَ سَنَةٍ اِلَّا خَمْسِيْنَ عَامًا ۗفَاَخَذَهُمُ الطُّوْفَانُ وَهُمْ ظٰلِمُوْنَ

Artinya: Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian, mereka dilanda banjir besar dalam keadaan sebagai orang-orang zalim.

Kaum tersebut selalu mewariskan kepada anak cucu mereka untuk tidak beriman kepada ajaran Nabi Nuh AS. Dan hal tersebut terus berlangsung sangat lama.

Seiring berjalannya waktu, Nabi Nuh AS pun telah putus asa untuk berdakwah pada kaumnya yang zalim dan sesat itu. Beliau menyadari bahwa sudah tidak ada kebaikan atau kemaslahatan yang bisa diharapkan dari diri mereka.

Beliau sadar bahwa kaum tersebut sudah kelewat batas dan tidak wajar. Berbagai metode dan cara dakwah yang sudah beliau coba juga tidak ada yang mempan kecuali hanya sedikit orang.

Lantas, Nabi Nuh AS berdoa kepada Allah SWT, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah mendustakan aku. Oleh sebab itu, adakanlah suatu keputusan antara diriku dan mereka. Lalu selamatkanlah aku dan orang-orang Mukmin yang bersama dengan diriku.” (QS Asy-Syu’ara: 117-118)

Lalu Allah SWT pun memerintahkan Nabi Nuh AS dan orang-orang mukmin untuk membuat bahtera yang besar. Allah SWT berfirman dalam surah Hud ayat 37,

وَاصْنَعِ الْفُلْكَ بِاَعْيُنِنَا وَوَحْيِنَا وَلَا تُخَاطِبْنِيْ فِى الَّذِيْنَ ظَلَمُوْا ۚاِنَّهُمْ مُّغْرَقُوْنَ

Artinya: “Buatlah bahtera dengan pengawasan dan petunjuk wahyu Kami dan janganlah engkau bicarakan (lagi) dengan-Ku tentang (nasib) orang-orang yang zalim. Sesungguhnya mereka itu akan ditenggelamkan.”

Kisah Azab Kaum Nabi Nuh AS

Setelah bahtera itu selesai, seluruh umat Nabi Nuh AS dan binatang yang berpasang-pasangan diperintahkan untuk masuk ke dalam bahtera tersebut.

Kemudian bumi pun memancarkan air hingga memenuhi selokan-selokan dan jalan-jalan, dan bahkan gunung-gunung. Seluruh kaum Nabi Nuh AS yang kafir dan tidak beriman tenggelam walaupun sudah naik ke atas gunung tertinggi. Termasuk anak istri Nabi Nuh AS yang tidak beriman kepada Allah SWT juga ikut tenggelam dalam air banjir tersebut.

Ibnu Ishaq mengatakan, bahwa banjir tersebut berlangsung selama dua tahun, dua bulan, 26 hari, sebelum diperintahkan oleh Allah SWT untuk turun dari bahtera tersebut.

Setelah air surut, semua yang selamat dari banjir turun dari kapal dan bersyukur kepada Allah SWT. Nabi Nuh AS lantas berinisiatif untuk menyembelih binatang-binatang yang halal untuk dikurbankan kepada Allah SWT.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Banjir Bandang Dahsyat yang Dikisahkan dalam Al-Qur’an



Jakarta

Banjir bandang dahsyat pernah terjadi pada era nabi terdahulu. Peristiwa ini dikisahkan langsung dalam Al-Qur’an.

Sejumlah kitab tafsir menerangkan banjir dahsyat terjadi pada era Nabi Nuh AS. Banjir ini merupakan azab bagi kaum yang mengingkari dakwah Nabi Nuh AS.

Ulama tafsir sekaligus ahli hadits Imam Ibnu Katsir dalam kitab Qashash al-Anbiyaa yang diterjemahkan Umar Mujtahid menukil penuturan Ibnu Jarir dan lainnya bahwa kaum Nabi Nuh AS bernama bani Rasib.


Bani Rasib kala itu merupakan penyembah berhala dan terjerumus dalam kesesatan dan kekafiran. Selama ratusan tahun dakwah Nabi Nuh AS, mereka tetap berada dalam kesesatan. Hingga akhirnya Allah SWT menurunkan azab berupa banjir bandang dahsyat kepada mereka.

Kisah banjir bandang era Nabi Nuh AS ini diceritakan dalam surah Al A’raf, Yunus, Hud, Al Anbiya’, Al Mukminun, Al ‘Ankabut, Ash-Shaffat, Al Qamar, dan Allah SWT menurunkan satu surah utuh tentang Nabi Nuh AS yakni surah Nuh.

Dalam surah Al A’raf ayat 59-64, Allah SWT berfirman,

لَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَقَالَ يٰقَوْمِ اعْبُدُوا اللّٰهَ مَا لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرُهٗۗ اِنِّيْٓ اَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيْمٍ ٥٩

Artinya: “Sungguh, Kami telah mengutus Nuh (sebagai rasul) kepada kaumnya, lalu ia berkata, “Wahai kaumku, sembahlah Allah (karena) tidak ada tuhan bagi kamu selain Dia.” Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah) aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (hari Kiamat).” (QS Al A’raf: 59)

قَالَ الْمَلَاُ مِنْ قَوْمِهٖٓ اِنَّا لَنَرٰىكَ فِيْ ضَلٰلٍ مُّبِيْنٍ ٦٠

Artinya: “Pemuka-pemuka dari kaumnya berkata, “Sesungguhnya kami benar-benar melihatmu (berada) dalam kesesatan yang nyata.” (QS Al A’raf: 60)

قَالَ يٰقَوْمِ لَيْسَ بِيْ ضَلٰلَةٌ وَّلٰكِنِّيْ رَسُوْلٌ مِّنْ رَّبِّ الْعٰلَمِيْنَ ٦١

Artinya: “Dia (Nuh) menjawab, “Hai kaumku, tidak ada padaku kesesatan sedikit pun, tetapi aku adalah rasul dari Tuhan semesta alam.” (QS Al A’raf: 61)

اُبَلِّغُكُمْ رِسٰلٰتِ رَبِّيْ وَاَنْصَحُ لَكُمْ وَاَعْلَمُ مِنَ اللّٰهِ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ٦٢

Artinya: “Aku sampaikan kepadamu risalah (amanat) Tuhanku dan aku memberi nasihat kepadamu. Aku mengetahui dari Allah apa yang tidak kamu ketahui.” (QS Al A’raf: 62)

اَوَعَجِبْتُمْ اَنْ جَاۤءَكُمْ ذِكْرٌ مِّنْ رَّبِّكُمْ عَلٰى رَجُلٍ مِّنْكُمْ لِيُنْذِرَكُمْ وَلِتَتَّقُوْا وَلَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ ٦٣

Artinya: “Apakah kamu (tidak percaya dan) heran bahwa telah datang kepada kamu peringatan dari Tuhanmu kepada seorang laki-laki dari golonganmu agar dia memberi peringatan kepadamu, agar kamu bertakwa, dan agar kamu mendapat rahmat?” (QS Al A’raf: 63)

فَكَذَّبُوْهُ فَاَنْجَيْنٰهُ وَالَّذِيْنَ مَعَهٗ فِى الْفُلْكِ وَاَغْرَقْنَا الَّذِيْنَ كَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَاۗ اِنَّهُمْ كَانُوْا قَوْمًا عَمِيْنَ ࣖ ٦٤

Artinya: “(Karena) mereka mendustakannya (Nuh), Kami selamatkan dia dan orang-orang yang bersamanya di dalam bahtera serta Kami tenggelamkan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Sesungguhnya mereka adalah kaum yang buta (mata hatinya).” (QS Al A’raf: 64)

Banjir bandang yang menimpa kaum Nabi Nuh AS juga diceritakan dalam surah Al ‘Ankabut ayat 14-15. Allah SWT berfirman,

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا نُوْحًا اِلٰى قَوْمِهٖ فَلَبِثَ فِيْهِمْ اَلْفَ سَنَةٍ اِلَّا خَمْسِيْنَ عَامًا ۗفَاَخَذَهُمُ الطُّوْفَانُ وَهُمْ ظٰلِمُوْنَ ١٤
فَاَنْجَيْنٰهُ وَاَصْحٰبَ السَّفِيْنَةِ وَجَعَلْنٰهَآ اٰيَةً لِّلْعٰلَمِيْنَ ١٥

Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah mengutus Nuh kepada kaumnya, lalu dia tinggal bersama mereka selama seribu tahun kurang lima puluh tahun. Kemudian, mereka dilanda banjir besar dalam keadaan sebagai orang-orang zalim. Maka, Kami selamatkan Nuh dan para penumpang bahtera serta Kami jadikannya sebagai pelajaran bagi alam semesta.”

Menurut Tafsir Ibnu Katsir yang diterjemahkan M. Abdul Ghoffar E.M dkk, orang yang selamat dari banjir bandang itu hanyalah Nabi Nuh AS dan orang-orang yang beriman kepadanya. Hal ini dijelaskan secara rinci dalam surah Hud ayat 25-48.

Dalam surah itu dikatakan, Allah SWT menenggelamkan seluruh penduduk bumi kecuali orang-orang yang berada dalam bahtera Nabi Nuh AS. Bahkan, anak Nabi Nuh AS termasuk orang yang tertimpa azab Allah SWT.

Wallahu a’lam.

(kri/lus)



Sumber : www.detik.com