Tag Archives: Al-Quran

Tahun Baru Islam 2023, Ini Dalilnya dari Al-Qur’an dan Hadits


Jakarta

Tahun Baru Islam 2023 bertepatan dengan 1 Muharram 1445 H. Ada beragam keterangan dalil mengenai Tahun Baru Islam ini yang termuat dalam ayat Al-Qur’an maupun hadits.

Tahun Hijriah yang terdiri dari dua belas bulan dijelaskan dalam surah At Taubah ayat 36. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

اِنَّ عِدَّةَ الشُّهُوْرِ عِنْدَ اللّٰهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَ مِنْهَآ اَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۗذٰلِكَ الدِّيْنُ الْقَيِّمُ ەۙ فَلَا تَظْلِمُوْا فِيْهِنَّ اَنْفُسَكُمْ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِيْنَ كَاۤفَّةً كَمَا يُقَاتِلُوْنَكُمْ كَاۤفَّةً ۗوَاعْلَمُوْٓا اَنَّ اللّٰهَ مَعَ الْمُتَّقِيْنَ


Arab Latin: “Inna ‘iddatasy-syuhūri ‘indallāhiṡnā ‘asyara syahran fī kitābillāhi yauma khalaqas-samāwāti wal-arḍa minhā arba’atun ḥurum(un), żālikad-dīnul-qayyim(u), falā taẓlimū fīhinna anfusakum wa qātilul-musyrikīna kāffatan kamā yuqātilūnakum kāffah(tan), wa’lamū annallāha ma’al-muttaqīn(a).”

Artinya: “Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah ialah dua belas bulan, (sebagaimana) ketetapan Allah (di Lauhul Mahfuz) pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menzalimi dirimu padanya (empat bulan itu), dan perangilah orang-orang musyrik semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kamu semuanya. Ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa.”

Ayat di atas juga menjelaskan tentang empat bulan haram dalam dua belas bulan-bulan Hijriah. Deretan empat bulan haram tersebut disebutkan Rasulullah SAW dalam haditsnya. Dari Abu Barkah RA yang mengutip sabda Rasulullah SAW bahwa empat bulan haram adalah Muharram, Dzulqa’idah, Dzulhijjah, dan Rajab.

الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Artinya: “Zaman berputar seperti hari Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu terdiri dari 12 bulan, di antaranya 4 bulan Haram, tiga bulan berurutan, Zulkaidah, Zulhijjah, dan Muharram. Adapun Rajab yang juga merupakan bulannya kaum Mudhr, berada di antara Jumadil Akhir dan Sya’ban.” (HR Bukhari dan Muslim)

Menurut Kitab Zaadul Maysir oleh Al Qodhi Abu Ya’la, bulan haram adalah bulan yang suci sehingga ada pengharaman pembunuhan pada keempat bulan haram. Bulan haram juga merujuk pada larangan untuk melakukan perbuatan haram lebih ditekankan daripada bulan lainnya, begitupun sebaliknya.

“Pada bulan Haram, aku sangat senang berpuasa di dalamnya,” kata Sufyan Ats Tsauri dalam Kitab Latho-if Al Ma’arif yang diterjemahkan Tim PISS-KTB dalam buku Hasil Bahtsul Masail dan Tanya Jawab Agama Islam.

Ibnu Abbas RA menambahkan, empat bulan tersebut dikhususkan karena dianggap sebagai bulan suci. Dengan kata lain, melakukan perbuatan maksiat pada bulan tersebut dianggap dosa besar dan amalan sholeh yang dilakukan menuai pahala besar.

Abu Hurairah RA juga pernah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW pernah memberi penjelasan tentang keutamaan puasa di bulan Muharram yang berada satu tingkat di bawah puasa Ramadan. Ketika seseorang bertanya kepada nabi, “Setelah Ramadan, puasa di bulan apa yang lebih afdhal?” Rasulullah menjawab, “Puasa di Bulan Allah, yaitu bulan yang kalian sebut dengan Muharram.” (HR Ibnu Majah)

Berdasarkan anjuran tersebut, terdapat beberapa pilihan puasa sunnah yang dapat dilakukan pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram. Pilihan pertama adalah puasa pada tanggal 10 Muharram yang disertai dengan puasa sehari sebelum dan sesudahnya, yaitu pada tanggal 9, 10, dan 11 Muharram.

Pilihan kedua adalah puasa dua hari, yaitu pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Sedangkan pilihan ketiga adalah puasa pada hari ke-10 saja di bulan Muharram. Puasa pada tanggal 9 Muharram dikenal dengan sebutan puasa Tasu’a, sedangkan puasa pada tanggal 10 Muharram dikenal dengan sebutan puasa Asyura.

Puasa Asyura juga memiliki beberapa keutamaan, salah satunya adalah menghapus dosa-dosa di masa lalu. Dalam sebuah riwayat, Qotadah RA berkata bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa pada hari Arafah, dan beliau menjawab bahwa puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa-dosa tahun lalu dan tahun yang akan datang. Kemudian beliau ditanya tentang puasa Asyura, dan beliau menjawab bahwa puasa Asyura dapat menghapus dosa-dosa yang lalu (HR Al-Jama’ah, kecuali Al-Bukhari dan At-Tirmidzi).

Sejarah Tahun Baru Islam

Tahun Baru Islam mengacu pada sistem penanggalan kalender Hijriah. Melalui kalender tersebut, awal tahun dimulai dari 1 Muharam yang sudah menginjak tahun ke-1445 Hijriah.

Kalender Hijriah adalah sistem penanggalan Islam berdasarkan peredaran bulan. Sistem penanggalan kalender Hijriah dengan rotasi bulan ini dijelaskan pula dalam surah Yunus ayat 5,

هُوَ الَّذِيْ جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَآءً وَّا لْقَمَرَ نُوْرًا وَّقَدَّرَهٗ مَنَا زِل لِتَعْلَمُوْا عَدَدَ السِّنِيْنَ وَا لْحِسَا بَ ۗ مَا خَلَقَ اللّٰهُ ذٰلِكَ اِلَّا بِا لْحَـقِّ ۚ يُفَصِّلُ الْاٰ يٰتِ لِقَوْمٍ يَّعْلَمُوْنَ

Artinya: “Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya, dan Dialah yang menetapkan tempat-tempat orbitnya, agar kamu mengetahui bilangan tahun, dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan benar. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui.”

Dikutip dari laman Majelis Ulama Indonesia (MUI), penanggalan Islam menggunakan kalender Hijriah pertama kali dimulai pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab RA. Saat itu, kalender Hijriah juga berfungsi sebagai produk politik Umar dalam mendukung kelancaran sistem negara.

Setelah menetapkan kalender Hijriah sebagai penunjuk waktu, penentuannya diiringi dengan ketetapan awal waktu tahun Hijriah atau yang kemudian dikenal dengan 1 Muharram 1 Hijriah. Ada empat opsi yang diusulkan kepada Umar yakni, tahun Gajah saat Rasulullah lahir, tahun wafatnya Rasulullah, tahun Rasulullah diangkat menjadi rasul, dan juga tahun hijrahnya Rasulullah dari Makkah ke Madinah pada 622 Masehi.

Pada akhirnya, tahun hijrahnya Rasulullah SAW terpilih menjadi 1 Muharram dalam kalender Hijriah karena dianggap menjadi tonggak awal kejayaan umat Islam setelah berdakwah secara sembunyi-sembunyi. Hingga sampai saat ini, hari hijrah itu pun diperingati sebagai atau Tahun Baru Islam.

Sekian adalah sekilas pembahasan mengenai tentang Tahun Baru Islam 2023 dan dalilnya. Semoga bermanfaat ya detiker!

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Robbi Habli Minassholihin, Doa Nabi Ibrahim agar Dapat Keturunan


Jakarta

Robbi habli minassholihin adalah satu bacaan doa yang dipanjatkan oleh salah seorang nabi. Doa ini berasal dari Nabi Ibrahim AS ketika ia meminta kepada Allah SWT agar diberikan keturunan yang saleh.

Bacaan doa tersebut dinukil dari salah satu firman-Nya yakni Al-Qur’an surah As-Saffat ayat ke 100,

رَبِّ هَبْ لِيْ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ


Arab Latin: “Rabbi hab lī minaṣ-ṣāliḥīn(a).”

Artinya: (Ibrahim berdoa,) “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (keturunan) yang termasuk orang-orang saleh.”

Dikutip dari Tafsir Quran Kemenag, ayat ini menggambarkan kisah Nabi Ibrahim AS yang memohon dengan tulus kepada Tuhan untuk diberikan seorang anak yang saleh, taat, serta bisa menjadi pendampingnya dalam menyampaikan dakwah dan menghadapi kesulitan perjalanan hidup.

Bagi Nabi Ibrahim AS, kehadiran anak menjadi hal istimewa karena dapat menggantikan keluarga dan kaum yang telah ditinggalkannya.

Setelah doa yang tulus dan penuh harapannya, Allah SWT dengan penuh rahmat mengabulkan permohonan Nabi Ibrahim AS. Berita gembira datang bahwa Allah SWT akan memberikan anugerah seorang putra yang memiliki sifat kesabaran yang luar biasa.

Ketika putra tersebut tumbuh dewasa, sifat sabar yang sangat diinginkan Nabi Ibrahim AS pun mulai muncul. Memang, pada masa kanak-kanak jarang kita temui sifat-sifat seperti kesabaran, ketabahan, dan ketenangan batin. Namun, saat putranya mencapai masa baligh, kelebihan sifat tersebut semakin tampak nyata.

Anak remaja yang dimaksud adalah Nabi Ismail AS, putra pertama Nabi Ibrahim AS dari Hajar, istri kedua beliau. Nabi Ismail AS tumbuh menjadi sosok pemuda yang sabar dan tegar, siap menjalani kehidupan dengan ketabahan hati yang luar biasa.

Kedewasaannya dan dedikasinya dalam menyebarkan dakwah mengikuti jejak ayahnya, menjadikannya sosok yang penuh inspirasi bagi muslim.

Nabi Ibrahim AS, tak hanya memiliki Nabi Ismail AS, namun juga memiliki putra kedua bernama Nabi Ishak AS. Nabi Ishak AS lahir dari istri pertamanya, Sarah.

Kehadiran kedua putranya ini menjadi berkah bagi Nabi Ibrahim AS dan keluarganya, serta menjadi bukti nyata atas kemurahan Allah SWT dalam mengabulkan doa hamba-Nya yang tulus.

Selain doa meminta keturunan yang saleh dari contoh doa Nabi Ibrahim AS di atas, terdapat beberapa doa lain yang dapat muslim amalkan. Adapun beberapa doa tersebut adalah sebagai berikut yang dikutip dari buku Berdoa dengan Ayat Al-Qur’an: Indahnya Memanjatkan Permohonan Dengan Bahasa Tuhan oleh M. Mas’udi Fathurrohman.

Doa Memohon Diberikan Keturunan yang Saleh dan Baik

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ أَعْيُن وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

Arab Latin: “Robbanâ hab lanâ min azwâjinâ wa dzurriyyâtinâ qurrota a’yunin waj’alnâ lil muttaqîna imâma”

Artinya: “”… Ya, Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami dari istri-istri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS Al-Furqan: 74)

Lalu ada doa lain yaitu,

رَبِّ هَبْ لِي مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةٌ إنك سَمِيعُ الدُّعَاءِ

Arab Latin: “Robbi hab li min ladunka dzurriyyatan thoyyibatan, innaka sami’ud du’âi”

Artinya: “… Ya, Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.” (QS Ali Imran: 38)

Demikian pembahasan mengenai, “Robbi habli minassholihin,” atau bacaan doa Nabi Ibrahim AS untuk memohon keturunan yang sholeh. Semoga bermanfaat ya detikers!

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

7 Doa Ungkapan Syukur atas Nikmat Allah SWT agar Hidup Berkah


Jakarta

Umat Islam sudah seharusnya senantiasa memanjatkan doa ungkapan syukur atas nikmat yang telah diberikan Allah SWT. Setiap harinya, ada begitu banyak nikmat yang dilimpahkan Allah SWT kepada setiap hamba-Nya, baik nikmat yang dapat disadari maupun tidak disadari.

Bersyukur adalah kewajiban yang perlu dilakukan umat Islam setiap harinya. Bahkan, Allah SWT telah menjanjikan akan menambah nikmat bagi orang yang selalu bersyukur, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an surah Ibrahim ayat 7, Allah SWT berfirman:

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ


Artinya: Dan (ingatlah juga) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”

Selain itu, Rasulullah SAW turut mengajarkan kepada umatnya untuk selalu bersyukur atas nikmat Allah SWT, sebagaimana dinyatakan dalam hadits yang dinukil dari kitab Syarah Riyadhus Shalihin Jilid 1 oleh Imam an-Nawawi. Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

انظُرُوا إِلَى مَنْ هُوَ أَسْفَلُ مِنْكُمْ وَلَا تَنْظُرُوا إِلَى مَنْ فَوْقَكُمْ فَهُوَ أَحْدَرُ أَنْ لَا تَزْدَرُوا نِعْمَةَ اللَّهِ عَلَيْكُمْ مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ

Artinya: “Lihatlah kepada orang yang lebih rendah dari kalian, dan janganlah melihat orang yang lebih tinggi di atas kalian (dalam hal keduniaan). Sebab, yang demikian itu lebih pantas agar kalian tidak akan menghinakan nikmat Allah atas kalian.” (Muttafaq ‘alaih)

Cara lain untuk mengungkapkan rasa syukur atas nikmat Allah SWT dapat dilakukan dengan memanjatkan doa setiap harinya. Berikut ini sejumlah doa ungkapan syukur yang bisa diamalkan, dilansir dari buku Doa dan Zikir Sepanjang Tahun karya H. Hamdan Hamedan.

Doa Ungkapan Syukur kepada Allah SWT

1. Doa Bersyukur yang Pernah Dibaca Nabi Sulaiman AS

رَبِّ أَوْزِعْنِي أَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِي أَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَأَنْ أَعْمَلَ صَالِحًا تَرْضَهُ وَأَدْخِلْنِي بِرَحْمَتِكَ فِي عِبَادِكَ الصَّلِحِينَ

Latin: Robbi auzi’nii an asykura ni’matakal-lati an’amta ‘alayya wa ‘alaa waalidayya wa an a’mala shalihan tardhahu wa adkhilni birahmatika fii ‘ibaadikash shaalihiin.

Artinya: “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku (ilham dan kemampuan) untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orangtuaku dan untuk tetap mengerjakan kebajikan yang Engkau ridhai. (Aku memohon pula) masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS An- Naml: 19)

2. Doa Bersyukur yang Dibaca sebelum Salam Setiap Sholat

اللَّهُمَّ أَعِنى عَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ

Latin: Allahumma a’innii ‘alaa dzikrika wa syukrika wa husni ‘ibaadatik.

Artinya: “Ya Allah, bantulah aku untuk senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu, dan beribadah dengan baik kepada-Mu.”

3. Doa Bersyukur yang Dibaca Pagi dan Petang

اللَّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بي مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لَا شريكَ لَكَ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الفكر.

Latin: Allahumma maa ashbaha bii min ni’matin au bi-ahadin min khalqika fa minka wahdaka laa syariika laka fa lakal hamdu wa lakasy syukru.

Artinya: “Ya Allah, nikmat apa pun yang ada padaku di waktu pagi atau yang ada pada setiap makhluk-Mu, semuanya hanya dari-Mu semata, tiada sekutu bagi-Mu, bagi-Mu segala puji dan bagi-Mu segala syukur.” (HR Abu Dawud & HR Baihaqi)

4. Doa Mensyukuri Nikmat Allah SWT

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الثَّبَاتَ فِي الأمْرِ وَالْعَزِيمَةِ عَلَى الرَّهْدِ وَأَسْأَلُكَ مُكْرَ نِعْمَتِكَ وَحُسْنَ عِبَادَتِكَ وَأَسْأَلُكَ قَلْبًا سَلِيْمًا وَلِسَانًا صَادِقًا.

Latin: Allahumma inni as ‘alukats tsabaata fil amri wal ‘aziimati ‘alar-rusydi wa as-aluka syukra ni’matika wa husna ‘ibaadatika wa as-aluka qolban saliiman wa lisaanan shaadiqan.

“Ya Allah, sungguh aku memohon kepada-Mu kemantapan dalam setiap urusan, dan aku memohon kepada-Mu niat yang kuat untuk mendapatkan petunjuk-Mu, dan aku memohon kepada-Mu untuk mampu mensyukuri nikmat-Mu dan kebaikan melakukan ibadah, dan aku memohon kepada-Mu hati yang bersih dan lisan yang mampu berkata jujur.” (HR Nasa’i)

5. Doa Ungkapan Syukur atas Rahmat dan Karunia Allah SWT

اللَّهُمَّ افْتَحْ لَنَا مِنْ خَزَائِنِ رَحْمَتِكَ لَا تُعَذِّبْنَا بَعْدَهَا أَبَدًا فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمِنْ فَضْلِكَ الْوَاسِعَ رِزْقًا حَلَالًا طَيْبًا وَلَا تُفْقِرْنَا بَعْدَهُ إِلَى أَحَدٍ سِوَاكَ أَبَدًا تَزِيْدُنَا لَكَ بِهَا شُكْرًا وَإِلَيْكَ فَاقَةً وَفَقْرًا وَبِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ

Latin: Allaahummaftah lanaa min khazaini rahmatika laa tu’adz- dzibnaa ba’dahaa abadan fid-dunyaa wal aakhirati, wa min fadlikal wasi’i rizqan halaalan thayyiban, wa laa tufqirnaa ba’dahu ilaa ahadin siwaaka abadan, taziidunaa laka bihaa syukran wa ilaika faaqatan wa faqran, wa bika ‘amman siwaaka ghinan wa ta’affufan.

Artinya: “Ya Allah, bukakanlah (pintu rahmat-Mu) dari gudang-gudang rahmat-Mu untuk kami, janganlah siksa kami selamanya setelah kami mendapatkan rahmat itu di dunia maupun di akhirat. Dan dari karunia-Mu yang Maha Luas rezeki yang halal serta baik untuk kami. Setelah itu, janganlah Engkau membuat kami membutuhkan orang lain selain-Mu selamanya, sebab rahmat dan karunia-Mu, membuat kami semakin bersyukur kepada-Mu, dan semakin membutuhkan-Mu, dan semakin tidak membutuhkan orang lain selain Engkau ya Allah.”

6. Doa Bersyukur dan Bertobat

رَبِّ اجْعَلْنِي لَكَ مَكَارًا لَكَ ذَكَارًا لَكَ رَهَابًا لَكَ مِطَوَاعًا لَكَ مُخَيِتًا إِلَيْكَ أَواها منيبًا.

Latin: Rabbij’alnii laka syakkaaran laka, dzakkaaran laka, rahhaaban laka, mithwaa’an laka, mukhbitan ilaika, awwaahan muniiban.

Artinya: “Wahai Tuhanku, jadikanlah aku orang yang senantiasa bersyukur kepada-Mu, senantiasa ingat kepada-Mu, senantiasa takut serta taat kepada-Mu, bertobat kepada-Mu, dan senantiasa kembali kepada-Mu.” (HR Tirmidzi)

7. Doa Ungkapan Syukur yang Dibaca Rasulullah SAW

اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي لَكَ شَاكِرًا لَكَ دَاكِرًا لَكَ رَاهِبًا لَكَ مِطْوَاعًا إِلَيْكَ مُخَيِتًا أَوْ مُنِيبًا.

Latin: Allahummaj’alni laka syaakiran, laka dzaakiran, laka raahiban, laka mithwaa’an, ilaika mukhbitan au muniiban.

Artinya: “Ya Allah, jadikanlah aku orang yang bersyukur kepada-Mu, orang yang mengingat-Mu, patuh kepada-Mu, tunduk kepada-Mu, dan kembali kepada-Mu.” (HR Abu Dawud)

Demikianlah 7 doa ungkapan syukur atas nikmat Allah SWT yang bisa diamalkan setiap hari agar hidup menjadi berkah, semoga bermanfaat.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

10 Dalil tentang Takdir, Sudah Tercatat di Lauhul Mahfudz



Jakarta

Takdir adalah ketetapan Allah SWT yang telah ditentukan kepada setiap makhluk ciptaan-Nya, termasuk manusia. Meyakini adanya takdir termasuk dalam rukun iman terakhir, yakni iman kepada qada dan qadar.

Mengutip dari buku 13 Cara Nyata Mengubah Takdir oleh Jamal Ma’mur Asmani, dkk., takdir dalam bahasa Arab berasal dari kata ‘qadara, yuqaddiru, taqdir’ yang artinya menaksir, menentukan, menetapkan, membandingkan, dan menjadikan kuasa.

Berdasarkan istilah tauhid, takdir ialah sesuatu yang telah ditentukan Allah SWT sejak zaman azali atau zaman belum diciptakannya seluruh ciptaan-Nya.


Ajaran Islam mengenal dua macam takdir, yaitu takdir muallaq atau takdir yang masih dapat diubah melalui ikhtiar serta takdir mubram yang tidak dapat diubah.

Takdir yang telah ditetapkan Allah SWT tersimpan dalam Ummul Kitab atau Lauhul Mahfudz, sebagaimana diterangkan dalam firman-Nya melalui Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 39:

يَمْحُوا۟ ٱللَّهُ مَا يَشَآءُ وَيُثْبِتُ ۖ وَعِندَهُۥٓ أُمُّ ٱلْكِتَٰبِ

Artinya: “Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauhul Mahfuzh).” (QS Ar-Ra’d: 39).

Ketetapan takdir Allah SWT banyak terdapat dalam beberapa ayat Al-Qur’an lainnya beserta hadits Rasulullah SAW. Berikut ini sejumlah dalil tentang takdir yang dirangkum dari buku Panduan Ilmu dan Hikmah karya Ibnu Rajab dan Takdir Allah Tak Pernah Salah karya Agus Susanto.

Dalil tentang Takdir dalam Al-Qur’an

1. Surat Al-An’am Ayat 59

وَعِندَهُۥ مَفَاتِحُ ٱلْغَيْبِ لَا يَعْلَمُهَآ إِلَّا هُوَ ۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى ٱلْبَرِّ وَٱلْبَحْرِ ۚ وَمَا تَسْقُطُ مِن وَرَقَةٍ إِلَّا يَعْلَمُهَا وَلَا حَبَّةٍ فِى ظُلُمَٰتِ ٱلْأَرْضِ وَلَا رَطْبٍ وَلَا يَابِسٍ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

Artinya: “Dan pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan di lautan, dan tiada sehelai daun pun yang gugur melainkan Dia mengetahuinya (pula), dan tidak jatuh sebutir biji-pun dalam kegelapan bumi, dan tidak sesuatu yang basah atau yang kering, melainkan tertulis dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz).” (QS Al-An’am: 59).

2. Surat Yunus Ayat 61

وَمَا تَكُونُ فِى شَأْنٍ وَمَا تَتْلُوا۟ مِنْهُ مِن قُرْءَانٍ وَلَا تَعْمَلُونَ مِنْ عَمَلٍ إِلَّا كُنَّا عَلَيْكُمْ شُهُودًا إِذْ تُفِيضُونَ فِيهِ ۚ وَمَا يَعْزُبُ عَن رَّبِّكَ مِن مِّثْقَالِ ذَرَّةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِى ٱلسَّمَآءِ وَلَآ أَصْغَرَ مِن ذَٰلِكَ وَلَآ أَكْبَرَ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مُّبِينٍ

Artinya: “Kamu tidak berada dalam suatu keadaan dan tidak membaca suatu ayat dari Al Quran dan kamu tidak mengerjakan suatu pekerjaan, melainkan Kami menjadi saksi atasmu di waktu kamu melakukannya. Tidak luput dari pengetahuan Tuhanmu biarpun sebesar zarrah (atom) di bumi ataupun di langit. Tidak ada yang lebih kecil dan tidak (pula) yang lebih besar dari itu, melainkan (semua tercatat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfuzh).” (QS Yunus: 61).

3. Surat Al-Hadid Ayat 22

مَآ أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ فِى ٱلْأَرْضِ وَلَا فِىٓ أَنفُسِكُمْ إِلَّا فِى كِتَٰبٍ مِّن قَبْلِ أَن نَّبْرَأَهَآ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ

Artinya: “Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS Al-Hadid: 22).

4. Surat Al-Hajj Ayat 70

أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ ٱللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِى ٱلسَّمَآءِ وَٱلْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِى كِتَٰبٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى ٱللَّهِ يَسِيرٌ

Artinya: “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauhul Mahfuzh). Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS Al-Hajj: 70).

5. Surat At-Talaq Ayat 3

وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ ۚ وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى ٱللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُۥٓ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ بَٰلِغُ أَمْرِهِۦ ۚ قَدْ جَعَلَ ٱللَّهُ لِكُلِّ شَىْءٍ قَدْرًا

Artinya: “Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.” (QS At-Talaq: 3).

6. Surat Al-Furqan Ayat 2

ٱلَّذِى لَهُۥ مُلْكُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ وَلَمْ يَتَّخِذْ وَلَدًا وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ شَرِيكٌ فِى ٱلْمُلْكِ وَخَلَقَ كُلَّ شَىْءٍ فَقَدَّرَهُۥ تَقْدِيرًا

Artinya: “Yang kepunyaan-Nya-lah kerajaan langit dan bumi, dan Dia tidak mempunyai anak, dan tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kekuasaan-Nya, dan dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS Al-Furqan: 2).

7. Surat Al-A’la Ayat 1-3

سَبِّحِ ٱسْمَ رَبِّكَ ٱلْأَعْلَى. ٱلَّذِى خَلَقَ فَسَوَّىٰ. وَٱلَّذِى قَدَّرَ فَهَدَىٰ

Artinya: “Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk.” (QS Al-A’la: 1-3).

Dalil tentang Takdir dalam Hadits Rasulullah SAW

1. Hadits Pertama

Ibnu Rajab menukil dari Shahih Muslim bahwasannya disebutkan hadits dari Abdullah bin Amr RA dari Rasulullah SAW yang bersabda:

“Sesungguhnya Allah telah menciptakan takdir-takdir seluruh makhluk lima puluh tahun sebelum menciptakan langit dan bumi.” (HR Muslim No. 2653).

2. Hadits Kedua

Dalam Shahih Muslim juga disebutkan hadits dari Jabir RA bahwa seseorang bertanya kepada Nabi SAW:

“Wahai Rasulullah, perbuatan hari ini sesuai dengan apa? Apakah sesuai dengan sesuatu yang pena-pena telah kering dengannya dan takdir-takdir berlangsung dengannya ataukah sesuai dengan sesuatu yang akan datang?”

Nabi SAW menjawab “Tidak, namun sesuai dengan apa yang pena-pena telah kering dengannya dan takdir-takdir telah berlangsung.”

Orang tersebut berkata, “Kalau begitu, untuk apa perbuatan itu?” Nabi SAW lalu bersabda, “Berbuatlah kalian, karena segala hal dipermudah kepada apa yang diciptakan untuknya.” (HR Muslim No. 2648).

3. Hadits Ketiga

Berdasarkan hadits yang diriwayatkan dari Ubadah bin Ash-Shamit RA, Nabi SAW pernah bersabda:

“Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah adalah pena kemudian Allah berfirman (kepada pena), ‘Tulislah.’ Lalu sejak saat itu, terjadilah sesuatu sejak ditakdirkan hingga Hari Kiamat.” (HR Imam Ahmad, Abu Dawud, dan At-Tirmidzi).

Itulah 10 dalil tentang takdir yang menunjukkan bahwa ketetapan Allah SWT telah tercatat di Lauhul Mahfudz sejak sebelum makhluk-Nya diciptakan, wallahu a’lam.

(dvs/dvs)



Sumber : www.detik.com

Doa Kalamun Qodim sebelum Membaca Al-Qur’an


Jakarta

Doa kalamun qodim merupakan doa yang populer di kalangan santri pondok pesantren. Doa ini biasa dipanjatkan sebelum membaca Al-Qur’an.

Dalam tradisi para ulama, mereka membaca doa kalamun qodim atau yang juga dikenal dengan senandung kalamun, setelah taklim atau tadarus Al-Qur’an secara bersama-sama, sebagaimana dikatakan dalam buku Mendidik Anak, Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an karya Ahmad Syarifuddin.

Doa kalamun qodim ini bukan berasal dari Rasulullah SAW langsung, melainkan gubahan dari para ulama untuk membangkitkan semangat dan kecintaan terhadap Al-Qur’an.


Doa Kalamun Qodim Arab, Latin, dan Artinya

كَــلأَمٌ قَدِيمٌ لَا يُمَلُّ سَمَاعُهُ

Kalâmun qodîmun lâ yumallu samâ’uhu
Artinya: Al-Qur’an adalah kalamullah yang qadim yang tidak ada kebosanan untuk didengarkan

تَنَــزَّهَ عَنْ قَوْلٍ وَفِعْلٍ ونِيَّةٍ

Tanazzaha ‘an qoulin wa fi’lin wa niyyati
Artinya: Yang disucikan dari ucapan, perbuatan dan kehendak

بِهِ أَشْتَفِى مِنْ كُلِّ دَاءٍ وَنُوْرُهُ

Bihi asytafî min kulli dâ-in wa nûruhu
Artinya: Dengan Al-Qur’an itu aku minta kesembuhan dari segala penyakit dan cahaya Al-Qur’an

دَلِيْلٌ لِقَلْبِي عِنْدَ جَهْلٍ وَحَيْرَةٍ

Dalîlun liqolbî ‘inda jahlî wa hairotî
Artinya: Itu menjadi petunjuk hatiku ketika aku dalam kebodohan dan kebingungan

فَيَـا رَبِّ مَتِّعْنِي بِسِرِّ حُرُوْفِهِ

Fayâ robbi matti’nî bisirri hurûfihi
Artinya: Wahai Tuhanku, anugerahilah aku dengan rahasia dalam huruf Al-Qur’an

وَنَوِّرْ بِهِ قَلْبِي وَسَمْعِى وَمُقْلَتِيْ

Wa nawwir bihi qolbî wa sam’î wa muqlatî
Artinya: Dan berilah cahaya di hatiku, pendengaran, dan mataku berkat Al-Qur’an

وَيَارَبِّ يَا فَتَّاحُ إِِفْتَحْ قُلُوبَنَا

Wa yâ robbi yâ fattâhu iftah qulûbanâ
Artinya: Tuhanku yang Maha pembuka, bukakanlah hati kami

وَفَهِّمْ بِهِ قَلْبِى عُلُوْمَ الشَّرِيْعَةِ

Wa fahhim bihi qolbî ‘ulûmasy-syarî’ati
Artinya: Dan dengannya (Al-Qur’an), fahamkanlah hati ini dengan ilmu-ilmu syariat

وَصَلِّ وَسَلِّمْ يَا إِلٰهِى لِمُنْذِرِ

Wa sholli wa sallim yâ ilâhî limundziri
Artinya: Berilah sholawat serta salam ya Tuhanku kepada penyeru (Nabi Muhammad SAW)

عَدَدَ حُرُوْفٍ بِالْقُرْاٰنِ وَالسُّوْرَةِ

‘Adada hurûfin bil qur-âni was-sûroti
Artinya: Sebanyak huruf huruf dan surah-surah Al-Qur’an

Doa kalamun qodim tersebut dikutip dari buku Pembelajaran Al-Qur’an Tingkat Dasar, Menengah, dan Mahir yang Terintegrasi oleh Teknologi Berbasis oleh Andreas dkk.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com

Doa Nabi Yusuf agar Dalam Perlindungan Allah SWT hingga Wafat Husnul Khotimah


Jakarta

Nabi Yusuf adalah satu dari 25 nabi dan rasul yang wajib diketahui serta diimani tiap muslim. Kisahnya memberi pelajaran hingga Allah menurunkan satu surat yang membahas kehidupan Nabi Yusuf AS.

Tiap ayat dalam surat Yusuf sesunggunya adalah doa sang nabi dalam keadaan buruk. Termasuk saat nabi sedang senang agar selalu bersyukur, diberi perlindungan, hingga meninggal dalam kondisi baik.

Daftar Doa Nabi Yusuf

Berikut adalah beberapa doa Nabi Yusuf yang dibaca ketika keimanannya tengah diuji. Doa ini disebutkan dalam buku Kitab Induk Doa dan Dzikir Terlengkap karya Nasrullah dan Tim Shahih


1. Doa Ketika Dirayu Wanita dan Terhindar dari Maksiat

مَعَاذَ ٱللَّهِ ۖ إِنَّهُۥ رَبِّىٓ أَحْسَنَ مَثْوَاىَ ۖ إِنَّهُۥ لَا يُفْلِحُ ٱلظَّٰلِمُونَ

ma’āżallāhi innahụ rabbī aḥsana maṡwāy, innahụ lā yufliḥuẓ-ẓālimụn

Artinya: “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung.” (QS Yusuf: 23).

2. Doa Terhindar dari Nafsu dan Tipu Daya

رَبِّ ٱلسِّجْنُ أَحَبُّ إِلَىَّ مِمَّا يَدْعُونَنِىٓ إِلَيْهِ ۖ وَإِلَّا تَصْرِفْ عَنِّى كَيْدَهُنَّ أَصْبُ إِلَيْهِنَّ وَأَكُن مِّنَ ٱلْجَٰهِلِينَ

rabbis-sijnu aḥabbu ilayya mimmā yad’ụnanī ilaīh, wa illā taṣrif ‘annī kaidahunna aṣbu ilaihinna wa akum minal-jāhilīn

Artinya: “Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku. Dan jika tidak Engkau hindarkan dari padaku tipu daya mereka, tentu aku akan cenderung untuk (memenuhi keinginan mereka) dan tentulah aku termasuk orang-orang yang bodoh”. (QS Yusuf: 33).

3. Doa Ketika Menjadi Pejabat

رَبِّ قَدْ ءَاتَيْتَنِى مِنَ ٱلْمُلْكِ وَعَلَّمْتَنِى مِن تَأْوِيلِ ٱلْأَحَادِيثِ ۚ فَاطِرَ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ أَنتَ وَلِىِّۦ فِى ٱلدُّنْيَا وَٱلْءَاخِرَةِ ۖ تَوَفَّنِى مُسْلِمًا وَأَلْحِقْنِى بِٱلصَّٰلِحِينَ

Rabbi qad ātaitanī minal-mulki wa ‘allamtanī min ta`wīlil-aḥādīṡ, fāṭiras-samāwāti wal-arḍ, anta waliyyī fid-dun-yā wal-ākhirah, tawaffanī muslimaw wa al-ḥiqnī biṣ-ṣāliḥīn

Artinya: “Ya Tuhanku, sesungguhnya Engkau telah menganugerahkan kepadaku sebahagian kerajaan dan telah mengajarkan kepadaku sebahagian ta’bir mimpi. (Ya Tuhan) Pencipta langit dan bumi. Engkaulah Pelindungku di dunia dan di akhirat, wafatkanlah aku dalam keadaan Islam dan gabungkanlah aku dengan orang-orang yang saleh”. (QS Yusuf: 101).

Ketiga doa ini sesungguhnya masih memiliki banyak hikmah bila dibaca seorang muslim. Misalnya doa terhindar dari nafsu dan tipu daya, ayat ini bisa dibaca agar diselamatkan dari bujukan orang jahat seperti dijelaskan dalam buku Kumpulan Kisah dan Doa Para Nabi karya Abi Abbari.

Doa ketika menjadi pejabat bisa dibaca saat mohon kesabaran, dikutip dari Mutiara Doa Para Nabi dan Rosul dari Al-Qur’an dan Hadis karya Ahmad Suhendra. Bacaan ini juga dibaca agar muslim wafat dalam kondisi husnul khotimah.

Dengan banyaknya hikmah dari doa Nabi Yusuf, semoga kita berkesempatan membacanya tiap hari.

(row/row)



Sumber : www.detik.com

Hadits Rasulullah tentang 7 Lapis Bumi Dibuktikan Melalui Sains



Jakarta

Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits yang menjelaskan bahwa Bumi terdiri dari tujuh lapisan. Ternyata hadits ini dapat dibuktikan dengan ilmu pengetahuan. Apa sebenarnya makna hadits ini?

Bumi merupakan salah satu planet dari bagian dari tata surya yang berada dalam bagian dari galaksi Bima Sakti. Bumi juga merupakan planet terestrial, yaitu planet yang memiliki jarak terdekat dengan matahari, seperti planet Merkurius, Venus, dan Mars.

Jika dilihat dari struktur lapisannya, Bumi termasuk planet karang yang terdiri dari bebatuan. Bumi memiliki struktur berlapis-lapis sampai pada inti bumi (core). Struktur lapisan bumi ini, terdiri atas berbagai bentuk yang secara umum berupa lautan dan daratan.


Jauh sebelum ilmu pengetahuan berkembang seperti sekarang ini, Rasulullah SAW telah bersabda dalam sebuah hadits tentang lapisan Bumi.

Said bin Zaid bin Amru bin Nufail Ra. menuturkan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Barang siapa mengambil sejengkal tanah dengan zalim, maka Allah akan mengalungkannya pada hari kiamat setebal tujuh lapis bumi.” (HR. Muslim).

Dalam hadits lain yang senada, Abu Salamah bin Abdurrahman Ra. mengisahkan bahwa ia pernah terlibat sengketa tanah dengan seseorang. Lalu, ia menemui Aisyah Ra., dan menceritakan permasalahan yang terjadi.

Aisyah Ra. pun berkata, “Wahai Abu Salamah, jauhilah permasalahan tanah, karena Rasulullah SAW pernah bersabda, ‘Barang siapa berbuat kezaliman (menyerobot tanah orang lain) meski hanya sebatas satu jengkal, maka akan dikalungkan kepadanya tujuh lapis bumi.” (HR. Bukhari)

Penegasan terkait tujuh lapisan Bumi juga dijelaskan dalam Al-Qur’an surat At-Talaq ayat 12

ٱللَّهُ ٱلَّذِى خَلَقَ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ وَمِنَ ٱلْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ ٱلْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ لِتَعْلَمُوٓا۟ أَنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ وَأَنَّ ٱللَّهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَىْءٍ عِلْمًۢا

Artinya: Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu.

Tafsir Hadits tentang 7 Lapisan Bumi

Mengutip buku Hadits-Hadits Sains oleh Abdul Syukur al-Azizi dijelaskan bahwa ajaran Islam melarang keras umatnya berbuat zalim (aniaya) terhadap dirinya maupun orang lain. Seseorang yang meninggalkan perintah Allah dan rasul-Nya, serta melanggar larangan-larangan agama adalah orang yang berbuat aniaya.

Allah SWT tidak pernah berbuat zalim kepada hamba-Nya, namun hamba itu sendiri yang berbuat zalim terhadap dirinya. Sehingga, kezaliman yang mereka perbuat itu akan menyebabkan kehidupan yang tidak harmonis.

Salah satu bentuk kezaliman seseorang kepada orang lain ialah mencuri atau menyerobot tanah yang menjadi hak orang lain.

Hadits tersebut secara umum melarang segala bentuk kezaliman, dan lebih spesifiknya ialah tindakan menyerobot tanah milik orang lain. Dosa besar akan menjadi ganjaran bagi orang yang zalim.

Tujuh Lapis Bumi dalam Pandangan Sains

Beberapa penelitian terbaru dari para ahli geologi mengungkapkan bahwa Bumi memiliki tujuh lapisan sebagaimana langit. Fakta ini telah diungkap Rasulullah SAW ratusan bahkan ribuan tahun sebelum adanya teknologi canggih.

Para ilmuwan menemukan fakta bahwa bumi berbentuk bulat telur, kemudian mereka menduga bahwa inti bola bumi mempunyai nucleus dan cangkangnya adalah kerak bumi yang sangat tipis jika dibandingkan dengan ukuran bumi.

Di antara dua lapisan ini, terdapat lapisan ketiga yang biasa disebut dengan “mantel”. Akan tetapi, teori bahwa bumi terdiri atas tiga lapisan (inti bumi, mantel bumi, dan kerak bumi), tidak bertahan lama karena munculnya temuan-temuan terbaru dalam sistem geologi yang memberi bukti lain.

Pengukuran dan percobaan terbaru yang dilakukan oleh para ahli geologi tersebut menunjukkan bahwa lapisan berisi nucleus dari bumi itu berada di bawah tekanan yang sangat tinggi, hingga mencapai 3.000.000 kali tekanan terhadap permukaan bumi atau tiga juta kali lebih dari permukaan bumi.

Tekanan tersebut memunculkan satuan (zat) yang berubah menjadi penopang, yang berarti bahwa jantung bumi sangatlah keras. Sementara itu, di sekelilingnya terdapat perairan dengan suhu yang sangat tinggi. Jadi, perut bumi terdiri atas dua tingkatan, bukan satu tingkatan seperti yang diyakini sebelumnya. Penelitian ini pernah dilakukan oleh U. S. Geological Survey.

Dari beberapa fakta yang ditemukan tersebut, para ilmuwan kemudian mengklasifikasikan bumi menjadi tujuh lapisan. Dari tujuh lapis bumi tersebut, terdapat kulit yang tipis, kemudian dikelilingi oleh empat lapisan yang bertingkat seperti jaring. Lalu, terbentuklah semuanya menjadi tujuh lapis bumi. Tujuh lapisan ini, memiliki perbedaan yang sangat jauh antara masing-masing tingkatan, baik dari segi susunan, ketebalan, suhu yang terdapat di sana, maupun satuan (zat) yang ada.

Wallahu a’lam.

(dvs/erd)



Sumber : www.detik.com

Hadits dan Ayat Al-Qur’an tentang Larangan Minum Khamr


Jakarta

Khamr adalah semua jenis minuman yang bersifat memabukkan. Sejumlah ayat Al-Qur’an dan hadits menjelaskan tentang larangan meminum khamr.

Dikutip dari buku Pengantar Studi Quran, Fiqih, Manhaj oleh H. Brilly El-Rasheed, secara bahasa, khamr berarti menutupi. Sedangkan secara istilah, khamr diartikan sebagai sebagai jenis minuman yang memabukkan dan menutupi kesehatan akal. Khamr bisa berasal dari buah-buahan seperti anggur, kurma, madu, gandum, dan biji sya’ir.

Allah SWT mengharamkan khamr bukan tentu karena hal tersebut buruk untuk manusia. Khamr adalah induk dari segala macam dosa yang memiliki mudharat yang besar karena dapat membahayakan jiwa, raga, dan akal, serta harta peminumnya.


Ayat Al-Qur’an dan Hadits Larangan Meminum Khamr

Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an berkaitan dengan pelarangan meminum khamr. Berikut beberapa ayat tersebut:

1. Surah Al Baqarah Ayat 219

يَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الْخَمْرِ وَالْمَيْسِرِۗ قُلْ فِيْهِمَآ اِثْمٌ كَبِيْرٌ وَّمَنَافِعُ لِلنَّاسِۖ وَاِثْمُهُمَآ اَكْبَرُ مِنْ نَّفْعِهِمَاۗ وَيَسْـَٔلُوْنَكَ مَاذَا يُنْفِقُوْنَ ەۗ قُلِ الْعَفْوَۗ كَذٰلِكَ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُوْنَۙ

Artinya: Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang khamr dan judi. Katakanlah, “Pada keduanya terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia. (Akan tetapi,) dosa keduanya lebih besar daripada manfaatnya.” Mereka (juga) bertanya kepadamu (tentang) apa yang mereka infakkan. Katakanlah, “(Yang diinfakkan adalah) kelebihan (dari apa yang diperlukan).” Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu berpikir.

2. Surah Al Maidah Ayat 90

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنَّمَا الْخَمْرُ وَالْمَيْسِرُ وَالْاَنْصَابُ وَالْاَزْلَامُ رِجْسٌ مِّنْ عَمَلِ الشَّيْطٰنِ فَاجْتَنِبُوْهُ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُوْنَ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah adalah perbuatan keji (dan) termasuk perbuatan setan. Maka, jauhilah (perbuatan-perbuatan) itu agar kamu beruntung.

Ada sejumlah hadits mengenai larangan untuk meminum khamr. Salah satunya, dikutip dari buku Dosa Dosa Besar oleh Imam Adz-Dzhabi, Rasulullah SAW bersabda,

اخْتَنِبُوا الخَمْرَ فَإِنَّهَا أُمُّ الْخَبَائِثِ

Artinya: “Jauhilah arak, sebab ia merupakan induk segala hal yang kotor (keji).”

Dalam riwayat lain, Ibnu ‘Umar berkata yang mengutip dari sabda Rasulullah SAW.

كُلُّ مُسْكِرٍ حَمْرٌ وَكُلُّ حَمْرٍ حَرَامٌ وَمَنْ شَرِبَ الْخَمْرَ فِي الدُّنْيَا وَمَاتَ وَلَمْ يَتُبْ مِنْهَا وَهُوَ مُدْمِنُهَا لَمْ يَشْرَبْهَا فِي الآخِرَةِ

Artinya: Semua yang memabukkan itu disebut khamr (arak). Dan semua khamr itu haram. Barangsiapa meminum khamr di dunia lalu mati dan belum bertaubat darinya juga dia masih terus meminumnya, niscaya ia tidak akan meminumnya di akhirat. (HR Muslim)

Hal serupa dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah SAW bersabda,

ثَلاثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمُ الجَنَّةَ مُدْمِنُ الخَمْرِ وَالْعَاقُّ لِوَالِدَيْهِ وَالدَّيَوْثُ وَهُوَ الَّذِي يُقِرُّ السُّوْءَ فِي أَهْلِهِ

Artinya: Tiga golongan orang yang diharamkan Allah untuk masuk surga; yaitu orang yang terus-menerus minum khamr, orang yang durhaka kepada ibu- bapaknya, dan orang yang membiarkan istrinya berbuat serong. (HR Ahmad)

Khamr adalah induk dari segala macam dosa yang memiliki mudharat yang besar karena dapat membahayakan jiwa, raga, dan akal, serta harta peminumnya. Untuk itu, khamr diharamkan karena dapat menghilangkan dan merusak akal manusia sehingga peminumnya menjadi seperti orang gila sekaligus merusak kesehatan manusia.

(rah/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa Ayat Kursi, Manfaat, dan Waktu Utama Membacanya


Jakarta

Doa Ayat Kursi merujuk pada Ayat Kursi yang ada di surat Al-Baqarah ayat 255. Ayat ini memberi manfaat bagi muslim yang membacanya, misal memperoleh perlindungan dari Allah SWT.

Ayat kursi dapat dibaca kapanpun dan dapat diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Yuk simak ulasannya.

Ayat Kursi beserta Latinnya

Berikut adalah bacaan Ayat Kursi beserta tulisan latin dan artinya.


اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

Arab-latin: allāhu lā ilāha illā huw, al-ḥayyul-qayyụm, lā ta`khużuhụ sinatuw wa lā na`ụm, lahụ mā fis-samāwāti wa mā fil-arḍ, man żallażī yasyfa’u ‘indahū illā bi`iżnih, ya’lamu mā baina aidīhim wa mā khalfahum, wa lā yuḥīṭụna bisyai`im min ‘ilmihī illā bimā syā`, wasi’a kursiyyuhus-samāwāti wal-arḍ, wa lā ya`ụduhụ ḥifẓuhumā, wa huwal-‘aliyyul-‘aẓīm

Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Mahatinggi lagi Maha Agung.”

Manfaat Ayat Kursi

Dikutip dari buku Kaya Total dengan Ayat Kursi yang ditulis oleh Muhammad Ainur Rasyid, berikut beberapa manfaat dari membaca ayat kursi dalam beberapa hadits:

1. Berdasarkan Abu Hurairah

قُلْتُ قَالَ لِي إِذَا أَوَيْتَ إِلَى فِرَاشِكَ فَاقْرَأْ آيَةَ الْكُرْسِيِّ مِنْ أَوَّلِهَا حَتَّى تَخْتِمَ ‏{‏اللَّهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّومُ‏}‏ وَقَالَ لِي لَنْ يَزَالَ عَلَيْكَ مِنَ اللَّهِ حَافِظٌ وَلاَ يَقْرَبَكَ شَيْطَانٌ حَتَّى تُصْبِحَ، وَكَانُوا أَحْرَصَ شَىْءٍ عَلَى الْخَيْرِ‏.‏ فَقَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ‏”‏ أَمَا إِنَّهُ قَدْ صَدَقَكَ وَهُوَ كَذُوبٌ، تَعْلَمُ مَنْ تُخَاطِبُ مُنْذُ ثَلاَثِ لَيَالٍ يَا أَبَا هُرَيْرَةَ ‏”‏‏.‏ قَالَ لاَ‏.‏ قَالَ ‏”‏ ذَاكَ شَيْطَانٌ

Artinya: Dia berkata kepadaku, “Ketika kamu hendak tidur bacalah Ayat Kursi dari awal hingga akhir.” Kemudian dia berkata juga kepadaku, “Jika kamu melakukannya, Allah akan menunjuk penjaga yang akan bersamamu dan tidak ada setan yang mendekatimu hingga pagi.” Abu Hurairah atau periwayat lain menambahkan, penjaga ini sangat rajin melakukan perbuatan baik. Nabi SAW berkata, “Dia mengatakan yang sebenarnya, walau dia sendiri adalah penipu seutuhnya. Tahukah kau kepada siapa engkau berbicara tiga hari ini Abu Hurairah?” Abu Hurairah mengatakan, “Tidak.” Nabi SAW lantas mengatakan, “Dia adalah setan.” (HR Bukhari).

Hadis ini diceritakan Abu Hurairah saat mendapat tugas menjaga sodaqoh dari Nabi SAW. Selama melaksanakan tugas, ada setan yang datang dan mengambil sodaqoh. Abu Hurairah menangkap setan tersebut, namun melepasnya karena kasihan.

Setelah berlangsung tiga kali, Abu Hurairah ingin membawa setan tersebut pada Nabi SAW. Setan tersebut lantas menjelaskan keutamaan membaca Ayat Kursi, yang dibenarkan Rasulullah SAW.

2. Berdasarkan Kitab Al-Mathalib al-Aliyyah

فَقَالَتْ إِنِّي ذَاكِرَةٌ لَكَ شَيْئًا آيَةَ الْكُرْسِيِّ اقْرَأْهَا فِي بَيْتِكَ فَلاَ يَقْرَبُكَ شَيْطَانٌ وَلاَ غَيْرُهُ

Artinya: “Aku harus mengatakan padamu sesuatu. Jika kamu membaca Ayat Kursi di rumah, maka tidak ada setan atau apa pun yang akan mendekatimu.” (HR Tirmidzi).

Hadis ini berdasarkan cerita salah satu sahabat Nabi SAW Abu Ayyub Al-Ansari, yang menyimpan kurma di rumahnya. Dia bercerita pada Nabi SAW ada setan yang datang ke rumah dan mengambil kurmanya tanpa izin.

Nabi SAW memerintahkan Abu Ayyub untuk menangkapnya, yang dilakukan hingga tiga kali. Abu Ayyub melepasnya karena setan berjanji tidak akan kembali. Ketika Abu Ayyub tidak melepasnya sebelum bertemu Nabi SAW, setan tersebut menyarankan untuk membaca Ayat Kursi. Potongan surat Al Baqarah itu akan menjauhkan setan dari rumah.

3. Berdasarkan Albani

قَالَ رَسُولُ اَللَّهِ ‏- صلى الله عليه وسلم ‏-{ مَنْ قَرَأَ آيَةَ اَلْكُرْسِيِّ دُبُرَ كُلِّ صَلَاةٍ مَكْتُوبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُولِ اَلْجَنَّةِ إِلَّا اَلْمَوْتُ }

Artinya: Rasulullah SAW mengatakan, “Siapa saja yang membaca Ayat Kursi tiap akhir sholat wajib maka tidak ada yang bisa mencegahnya masuk surga kecuali kematian (HR An Nasa’i).

4. Kitab Nuzhatul Majalis wa Muntakhabin Nafais

عن النبي صلى الله عليه وسلم من خرج من منزله فقرأ آية الكرسي يبعث الله إليه سبعين ألف ملك يستغفرون له ويدعون له فإذا رجع إلى منزله ودخل بيته وقرأ آية الكرسي نزع الله الفقر من بين عينيه

Artinya: Dari Nabi Saw, “Barasngsiapa keluar dari rumahnya, kemudian dia membaca Ayat Kursi, maka Allah akan mengutus kepadanya tujuh puluh malaikat yang akan memohonkan ampun dan mendoakannya. Kemudian ketika dia kembali ke rumahnya dan masuk rumah dengan membaca Ayat Kursi, maka Allah menghilangkan kefakiran yang ada di depan matanya.”

5. Berdasarkan Riwayat Dailami

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏ “‏ لِكُلِّ شَيْءٍ سَنَامٌ وَإِنَّ سَنَامَ الْقُرْآنِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ وَفِيهَا آيَةٌ هِيَ سَيِّدَةُ آىِ الْقُرْآنِ هِيَ آيَةُ الْكُرْسِيِّ ‏”

Artinya: Seperti diceritakan Abu Hurairah, Nabi SAW mengatakan, “Segala sesuatu ada puncaknya dan puncak Al-Qur’an adalah surat Al-Baqarah, di dalamnya ada ayat yang merupakan tuan dari segala ayat. Itulah Ayat Kursi.” (HR Tirmidzi).

Membaca ayat kursi bermanfaat untuk rezeki yang lancar dan memberkahi kita dengan sifat syukur dan tidak riya’. Ayat kursi mengajarkan kita agar menjadi orang kaya yang rendah hati dan dekat dengan Allah SWT.

Waktu Utama Membaca Ayat Kursi

Dikutip dari Pusat Jurnal UIN Ar-Raniry, berikut waktu utama membaca doa ayat kursi:

1. Sebelum Tidur

Ketika seseorang membaca ayat kursi sebelum tidur, maka ia senantiasa mendapatkan penjagaan dari Allah dan setan tidak mendekatinya hingga pagi. Hal ini dijelaskan pada hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah, tentang setan yang mencuri harta zakat.

2. Setelah Sholat Wajib

Ketika seseorang membaca ayat kursi saat setelah sholat wajib, maka tidak ada yang menghalanginya dari surga kecuali kematian. Rasulullah bersabda “Barangsiapa yang membaca ayat kursi saat setiap selesai sholat (fardhu), maka tidak ada penghalang antara ia dengan masuk surga, kecuali kematian.”

3. Ketika Pagi dan Sore Hari

Ayat kursi dibaca ketika pagi dan sore hari dapat melindungi dari gangguan setan. Sebagaimana yang diriwayatkan dari Ubay bin Ka’ab tentang jin yang mencuri kurmanya.

Itulah tadi bacaan doa Ayat Kursi, manfaat, dan waktu utama membacanya. Semoga bermanfaat!

(row/row)



Sumber : www.detik.com

Tanda Doa Dikabulkan Allah SWT Menurut Ulama


Jakarta

Pada hakikatnya, semua doa didengar oleh Allah SWT. Sebab, sebagaimana disebutkan dalam salah satu firman-Nya surah Gafir ayat 60, Allah SWT menyukai orang-orang yang berdoa dan memohon kepada-Nya.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ

Artinya: Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”


Hal serupa juga disebutkan dalam ayat lain yakni surah Al Baqarah ayat 186,

وَاِذَا سَاَلَكَ عِبَادِيْ عَنِّيْ فَاِنِّيْ قَرِيْبٌ ۗ اُجِيْبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ اِذَا دَعَانِۙ فَلْيَسْتَجِيْبُوْا لِيْ وَلْيُؤْمِنُوْا بِيْ لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُوْنَ

Artinya: Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila dia berdoa kepada-Ku. Maka, hendaklah mereka memenuhi (perintah)-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka selalu berada dalam kebenaran.

Dikutip dari Imam an-Nawawi dalam Kitab Al-Adzkar, Rasulullah SAW dalam hadits shahihnya pernah menekankan bahwa Allah SWT akan mengabulkan doa dari setiap muslim. Hal ini dijelaskan oleh salah satu riwayat dari Ubbadah bin Ash-Shamit dalam Sunan At-Tirmidzi.

“Tidak ada seorang muslim pun di dunia ini yang berdoa kepada Allah dengan suatu permohonan, kecuali Allah akan memberikan permohonan itu atau menggantinya dengan perlindungan dari sesuatu yang tidak diinginkan, selama dia tidak berdoa dengan dosa atau memutuskan hubungan silaturahmi.” Seorang pria bertanya, ‘Apakah artinya kita harus semakin banyak berdoa?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Allah justru lebih banyak memberi.’ (HR Tirmidzi)

Tanda Doa Dikabulkan Allah SWT

Menurut Sa`id Ibn al-Musayyab dalam Dar Al-Ifta Al-Misriyyah, Allah SWT memberi pentujuk bila doa dan ibadah yang diamalkan oleh kita diterima-Nya. Salah satunya terlihat saat muslim senantiasa melakukan ketaatan setelah ketaatan lainnya.

“Misalnya, jika seseorang (ibadah) salat Dzuhur, kemudian ada keinginan melanjutkan untuk menunaikan salat Ashar, maka itu tandanya salat Dzuhur-nya diterima karena Allah telah membimbingnya untuk menunaikan ketaatan berikutnya setelah yang pertama,” jelasnya.

Tanda lain bahwa doa dikabulkan Allah SWT menurut Sa’id Ibn al-Musayyab adalah senantiasa berhusnuzan atau berprasangka baik kepada Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang berbunyi, “Aku seperti yang prasangka hamba-Ku,” (HR Muttafaq’alaih)

Selain itu, beberapa tanda doa dikabulkan Allah SWT juga pernah disebutkan oleh Syaikh Abdullah Hajjaj yang diterjemahkan Haidar Musyafa dalam buku Hidup Berkah dengan Doa. Berikut di antaranya:

1. Semakin merasa takut pada Allah SWT. Sebab, hanya orang-orang yang beriman dan bertakwa pada Allah SWT yang selalu merasa takut kepada-Nya. Allah SWT berfirman dalam surah An Nisa ayat 9,

وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا

Artinya: Hendaklah merasa takut orang-orang yang seandainya (mati) meninggalkan setelah mereka, keturunan yang lemah (yang) mereka khawatir terhadapnya. Maka, bertakwalah kepada Allah dan berbicaralah dengan tutur kata yang benar (dalam hal menjaga hak-hak keturunannya).

2. Hati semakin tenteram, damai, dan yakin. Hal itu pun membuatnya semakin rajin memuji dan mengagungkan-Nya melalui zikir dan melafalkan kalimat yang disukai Allah SWT.

3. Menjadi pribadi yang cekatan dalam bertindak hingga cepat dan tepat dalam mengambil keputusan. Orang yang dikabulkan doanya maka ia telah dekat dengan Allah SWT sehingga segala yang dilakukannya sesuai dengan ajaran-Nya.

4. Semakin dermawan sebagai bukti rasa syukur kepada Allah SWT.

5. Semakin bersyukur kepada Allah SWT.

Allah SWT memiliki cara tersendiri untuk mengabulkan doa-doa dari hamba-Nya yang memohon kepada-Nya. Rasulullah SAW dalam haditsnya menjelaskan beberapa cara Allah mengabulkan permintaan dari hamba-Nya.

Dari Abu Sa’id, Rasulullah SAW bersabda bahwa ada doa yang langsung dikabulkan, ada doa yang disimpan di akhirat, dan ada doa yang diganti untuk menghindarkan keburukan baginya. Berikut bunyi haditsnya,

ما مِنْ مُسْلِمٍ يَدْعُو بِدَعْوَةٍ لَيْسَ فِيهَا إِثْمٌ وَلاَ قَطِيعَةُ رَحِمٍ إِلاَّ أَعْطَاهُ اللَّهُ بِهَا إِحْدَى ثَلاَثٍ إِمَّا أَنْ تُعَجَّلَ لَهُ دَعْوَتُهُ وَإِمَّا أَنْ يَدَّخِرَهَا لَهُ فِى الآخِرَةِ وَإِمَّا أَنُْ يَصْرِفَ عَنْهُ مِنَ السُّوءِ مِثْلَهَا ». قَالُوا إِذاً نُكْثِرُ. قَالَ اللَّهُ أَكْثَرُ

Artinya: “Tidaklah seorang muslim memanjatkan doa pada Allah selama tidak mengandung dosa dan memutuskan silaturahmi melainkan Allah akan beri padanya tiga hal: (1) Allah akan segera mengabulkan doanya, (2) Allah akan menyimpannya baginya di akhirat kelak, dan (3) Allah akan menghindarkan darinya kejelekan yang semisal.” Para sahabat lantas mengatakan, “Kalau begitu kami akan memperbanyak berdoa.” Rasulullah lantas berkata, “Allah nanti yang memperbanyak mengabulkan doa-doa kalian.” (HR Ahmad)

Syaikh Bakar Abdul Hafizh Al-Khulaifat dalam Tafsir dan Makna Doa-doa dalam Al Quran menyebut, doa adalah meminta pertolongan dan memohon. Dari segi istilah, doa bermakna ibadah.

Doa juga dikatakan sebagai perkataan yang dipanjatkan untuk menunjukkan rasa memohon dengan ketundukan hati. Adapun hakikat dari doa adalah suatu permohonan pertolongan dari seorang hamba kepada Allah SWT.

(rah/kri)



Sumber : www.detik.com