Tag Archives: alam kubur

Apakah Bisa Bertemu Keluarga di Alam Kubur? Ini Penjelasan Islam


Jakarta

Setelah meninggal dunia, manusia akan memasuki alam kubur. Di alam ini, setiap jiwa akan mulai merasakan balasan atas amal perbuatannya di dunia.

Lantas, apakah di alam kubur nanti kita bisa bertemu dengan anggota keluarga yang lebih dulu berpulang?

Pertemuan Anggota Keluarga di Alam Kubur

Menurut Mohamad As’adi Bin Tawi dalam bukunya Astaghfirullah, Pedihnya Siksa Kubur Atas Kaum Wanita, bagi orang-orang yang mendapat nikmat kubur, alam barzah akan terasa seperti berada di halaman surga. Mereka akan berada di tempat yang indah dan mulia.


Di tempat inilah, orang-orang beriman akan berkumpul dan berinteraksi dengan keluarga, kerabat, serta sesama mukmin lainnya. Selama mereka termasuk golongan yang terhindar dari siksa kubur-seperti anak, cucu, orang tua, dan sanak saudara lainnya-maka mereka akan dipertemukan kembali. Allah SWT akan mengumpulkan mereka di tempat yang penuh kenikmatan, sebagai bentuk balasan atas ketaatan dan amal baik selama hidup di dunia.

Sebaliknya, bagi mereka yang berada di jurang siksa kubur atau halaman neraka, tidak akan ada pertemuan atau kebersamaan. Roh-roh tersebut akan dipisahkan berdasarkan tingkat keimanan dan amal masing-masing.

Dalil Al-Qur’an Tentang Pertemuan di Alam Kubur

Dalam Surah An-Nisa ayat 69, Allah SWT berfirman:

وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ فَاُولٰۤىِٕكَ مَعَ الَّذِيْنَ اَنْعَمَ اللّٰهُ عَلَيْهِمْ مِّنَ النَّبِيّٖنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاۤءِ وَالصّٰلِحِيْنَ ۚ وَحَسُنَ اُولٰۤىِٕكَ رَفِيْقًا ٦٩

Artinya: “Siapa yang menaati Allah dan Rasul (Nabi Muhammad), mereka itulah orang-orang yang (akan dikumpulkan) bersama orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.”

Bukti Pertemuan Roh Orang Saleh di Alam Barzah

Aep Saepulloh Darusmanwiati dalam buku Mengintip Alam Gaib, mengatakan manusia yang mendapat nikmat kubur akan saling bertemu dengan orang-orang saleh lainnya di alam kubur, persis seperti interaksi di dunia.

Rasulullah SAW juga menjelaskan secara rinci bagaimana roh orang-orang beriman akan saling bertemu di alam kubur. Dalam sebuah hadits disebutkan:

“Sesungguhnya roh seorang mukmin yang saleh apabila dicabut, ia akan ditemui oleh roh-roh para hamba Allah yang saleh lainnya, sebagaimana manusia saling bertemu di dunia. Roh-roh itu berkata, ‘Biarkan saudara kamu yang baru meninggal itu sehingga ia istirahat terlebih dahulu, karena dia baru selesai menjalani kegelisahan luar biasa. Setelah itu mereka menanyakan kabar si fulan, apa yang telah dilakukan oleh si fulanah (perempuan), apakah si wanita itu telah menikah?’

Apabila roh-roh itu menanyakan seseorang yang telah meninggal sebelum roh baru tadi, roh-roh orang saleh itu berkata, ‘Innâ lillâhi wa inna ilaihi râji’ûn, ia ternyata kini telah pergi menuju neraka Hawiyyah, dia adalah sejelek-jelek tempat kembali dan sejelek-jelek pengajaran’.” (HR Ibnu Abid Dunya)

Selain itu, ada riwayat lain dari Abu Qasim Abdurrahman RA yang menyebutkan sabda Rasulullah SAW:

“Apabila seorang hamba mukmin meninggal dunia, maka rohnya bertemu dengan roh orang-orang beriman.” (HR Hakim)

Roh Bisa Saling Mengenali di Alam Kubur

Tidak hanya dapat bertemu, roh-roh di alam kubur juga dapat saling mengenali dan mengingat satu sama lain. Hal ini dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibnu Abid-Dunya melalui jalur periwayatan Muhammad bin Abdullah bin Buzaigh, Fudhail bin Sulaiman An-Numairi, Yahya bin Abdurrahman bin Abu Labibah, dari kakeknya.

“Ketika Bisyr bin Al-Bara’ bin Ma’rur meninggal dunia, aku justru melihat kegembiraan memancar dari muka Ummu Bisyr. Dia berkata, ‘Wahai Rasulullah, dia senantiasa berharap agar meninggal lebih dahulu dari Bani Salamah. Lalu, apakah orang-orang yang sudah meninggal itu bisa saling mengenal, sehingga aku dapat mengirimkan salam kepadanya?’

Beliau menjawab, ‘Benar. Demi diriku yang ada di tangan-Nya wahai Ummu Bisyr, mereka saling mengenal sebagaimana burung di pucuk pohon yang juga saling mengenal’.”

Meski demikian, pengetahuan manusia tentang roh terbatas. Sebagaimana firman-Nya dalam surah Al Isra ayat 85,

وَيَسْـَٔلُوْنَكَ عَنِ الرُّوْحِۗ قُلِ الرُّوْحُ مِنْ اَمْرِ رَبِّيْ وَمَآ اُوْتِيْتُمْ مِّنَ الْعِلْمِ اِلَّا قَلِيْلًا ٨٥

Artinya: Mereka bertanya kepadamu (Nabi Muhammad) tentang roh. Katakanlah, “Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu tidak diberi pengetahuan kecuali hanya sedikit.”

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Mengerikan! Ini 5 Jenis Siksa Kubur Menurut Al-Qur’an dan Hadits


Jakarta

Sebelum tiba hari penghakiman di surga atau neraka, setiap jiwa akan melewati fase di alam kubur. Di sana, manusia akan merasakan nikmat kubur bagi mereka yang beriman, dan sebaliknya, siksa kubur menanti bagi orang-orang yang berbuat zalim.

Memahami jenis-jenis siksaan ini menjadi pengingat bagi kita akan pentingnya menjalani hidup sesuai ajaran Islam. Keberadaan siksa kubur ditegaskan oleh Allah SWT dalam Surah Al-Hajj ayat 7:

وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ


Artinya: “Sesungguhnya kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya dan sesungguhnya Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.” (QS. Al-Hajj: 7)

Dalam karyanya 1001 Siksa Kubur, Ustad Asan Sani ar Rafif menjelaskan bahwa siksa kubur diperuntukkan bagi golongan yang zalim, meliputi kaum munafik dan orang-orang kafir. Hal ini juga dijelaskan dalam Surah Al-An’am ayat 93:

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِىَ إِلَىَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَىْءٌ وَمَن قَالَ سَأُنزِلُ مِثْلَ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ ۗ وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّٰلِمُونَ فِى غَمَرَٰتِ ٱلْمَوْتِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ بَاسِطُوٓا۟ أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوٓا۟ أَنفُسَكُمُ ۖ ٱلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ ٱلْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ غَيْرَ ٱلْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ ءَايَٰتِهِۦ تَسْتَكْبِرُونَ

Artinya: “Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau yang berkata, “Telah diwahyukan kepadaku,” padahal tidak diwahyukan sesuatu pun kepadanya dan orang yang berkata, “Aku akan mendatangkan seperti yang diturunkan Allah.” Seandainya saja engkau melihat pada waktu orang-orang zalim itu (berada) dalam kesakitan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sembari berkata), “Keluarkanlah nyawamu!” Pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan karena kamu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.” (QS. Al-An’am: 93)

Macam-Macam Siksa Kubur yang Mengerikan

Berdasarkan buku Mengintip Alam Gaib karya Aep Saepulloh Darusmanwiati, berikut adalah beberapa bentuk siksa kubur yang akan dihadapi oleh mereka yang pantas menerimanya.

1. Lilitan Ular Berbisa

Salah satu siksaan paling mengerikan adalah kemunculan 99 ekor ular yang sangat berbisa. Ular-ular ini akan melilit seluruh tubuh, menggigit, dan terus menyuntikkan bisa mereka hingga hari kiamat tiba.

2. Terbukanya Pintu Neraka Jahanam

Pintu neraka jahanam akan dibuka, membiarkan asap dan panas apinya masuk ke dalam kubur. Siksaan ini akan menimbulkan rasa sakit yang belum pernah dirasakan di dunia.

3. Pukulan Gada Besi

Malaikat yang gagah perkasa akan memukulkan gada besi ke antara dua telinga orang yang disiksa. Kekuatan pukulan ini begitu dahsyat sehingga teriakannya bisa didengar oleh seluruh makhluk, kecuali manusia dan jin.

4. Kuburan yang Menghimpit

Kuburan akan menghimpit jenazah dengan sangat keras, meremukkan seluruh tulang-belulang.

5. Penyempitan Kuburan

Selain menghimpit, kuburan juga akan menyempit secara bertahap dan terus-menerus hingga hari kiamat tiba, menambah penderitaan bagi penghuninya.

Penyebab Siksa Kubur dan Cara Menghindarinya

Menurut buku Agar Selamat dari Azab Kubur karya Satria Nova, siksa kubur dapat disebabkan oleh dua faktor utama: sebab umum dan sebab khusus.

Sebab Umum Siksa Kubur

  • Kekafiran: Tidak beriman dan percaya kepada Allah SWT, termasuk ateis, agnostik, dan non-muslim.
  • Syirik: Menyekutukan Allah, seperti menyembah berhala atau percaya pada kekuatan lain yang setara dengan Allah.
  • Kemunafikan.
  • Berbuat maksiat.

Sebab Khusus Siksa Kubur

  • Meninggalkan salat.
  • Meninggalkan Al-Qur’an.
  • Berbohong.
  • Berzina.
  • Pelaku riba.
  • Ibu yang tidak mau menyusui anaknya tanpa alasan syar’i.
  • Tidak bersuci setelah buang air kecil.
  • Adu domba.
  • Gibah (menggunjing).
  • Mencuri.
  • Tidak puasa Ramadan tanpa uzur (alasan yang dibenarkan syariat).
  • Ratapan berlebihan dari keluarga yang ditinggalkan.

Doa Agar Terhindar dari Siksa Kubur

Rasulullah SAW telah mengajarkan doa yang bisa kita amalkan agar terhindar dari siksa kubur. Syaikh Wahbah Az-Zuhaili dalam Kitab Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 2 menyebut, doa ini dianjurkan untuk dibaca setelah membaca doa tasyahud akhir dalam salat.

Doa ini dinukil berdasarkan hadits dari Aisyah, istri Rasulullah SAW. Ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW dalam salatnya membaca doa berikut.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Bacaan latin: Allahumma inni audzubika min ‘adzabi jahannama wa min adzabil qabri wa min fitnatil mahya wal mamati, wa min syarri fitnatil masihid dajjal.

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari kejahatan fitnah al-masikh ad-Dajjal” (HR Muslim).

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Ini Doa Malaikat untuk Orang yang Bersholawat atas Nabi Muhammad


Jakarta

Salah satu amalan yang pelakunya akan didoakan oleh para malaikat adalah bersholawat atas Nabi Muhammad SAW. Keterangan ini berdasarkan salah satu riwayat hadits yang disabdakan Rasulullah SAW.

Hadits tersebut termaktub dalam Shahih Al Jami yang juga diriwayatkan oleh Adh Dhiya dalam Al Mukhtarah. Hadits yang bersanad hasan dari Amir bin Rabi’ah RA bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Tidaklah seorang hamba membaca sholawat untukku, kecuali didoakan oleh para malaikat selama ia membaca sholawat untukku. Karena itu, hendaklah ia mengucapkan atau memperbanyak sholawat atas diriku.” (HR Ahmad)


Dikutip dari Syaikh ash Shafuri dalam Nuzhah al Majalis Muntakhab an Nafa’is, Rasulullah SAW pernah menjelaskan doa yang dipanjatkan malaikat bagi orang-orang yang senantiasa bersholawat padanya. Para malaikat di alam kubur akan memintakan ampunan pada Allah SWT bagi muslim yang bersholawat.

Tiap manusia akan ditemani oleh dua malaikat di alam kubur. Menurut riwayat, bila seorang muslim di alam kubur memanjatkan sholawat atas Nabi Muhammad SAW tiap disebutkan nama Rasulullah SAW maka para malaikat turut berdoa untuknya.

Salah satu malaikat itu berdoa, “Semoga Allah mengampunimu,” dan malaikat lainnya berkata, “Aamiin.”

Sebaliknya, bila seorang muslim tidak bersholawat pada Rasulullah SAW, hal itu membuat salah satu malaikat berkata, “Semoga Allah tidak mengampunimu,” hingga kemudian diaminkan oleh malaikat lainnya.

Keutamaan Membaca Sholawat Nabi

Tidak hanya didoakan oleh malaikat, keutamaan lain bagi muslim yang senantiasa membaca sholawat juga akan dihapuskan dosanya dan diangkat derajatnya oleh Allah SWT. Hal ini bersumber dari hadits dalam Kitab Sunan an-Nasai Jilid 1 dari Anas bin Malik RA,

مَنْ صَلَّى عَلَيَّ صَلَاةً وَاحِدَةً؛ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ عَشْرَ صَلَوَاتٍ، وَحُطَّتْ عَنْهُ عَشْرُ خَطِيئَاتٍ، وَرُفِعَتْ لَهُ عَشْرُ دَرَجَاتٍ

Artinya: “Siapa yang bersholawat kepadaku satu kali, maka Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali, dihapuskan darinya sepuluh kesalahan, dan derajatnya diangkat sepuluh tingkat.” (HR an Nasa’i)

Melalui salah satu haditsnya, Rasulullah SAW sendiri pernah menjanjikan syafaat di hari akhir kelak bagi orang-orang yang senantiasa bersholawat kepadanya. Berikut bunyi haditsnya,

أَوْلَى النَّاسِ بِى يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَكْثَرُهُمْ عَلَىَّ صَلاَةً

Artinya: “Orang yang paling berhak mendapatkan syafa’atku di hari kiamat adalah orang yang paling banyak bersholawat kepadaku.” (HR Tirmidzi)

Anjuran untuk bersholawat juga disebutkan dalam Al-Qur’an. Allah SWT berfirman dalam surah Al Ahzab ayat 56 yang berbunyi,

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰۤىِٕكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّۗ يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا

Artinya: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersholawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman, bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.” (QS Al Ahzab: 56)

Menurut Tafsir Ibnu Katsir, yang dimaksud sholawat dari Allah SWT dalam ayat di atas adalah pujian-Nya kepada Rasulullah SAW di kalangan para malaikat, sedangkan sholawat dari para malaikat adalah doa mereka untuknya.

(rah/erd)



Sumber : www.detik.com

Bertemu Malaikat Munkar dan Nakir, Umar bin Khattab: Siapa Tuhan Kalian?



Jakarta

Sayyidina Umar bin Khattab termasuk salah satu sahabat Rasulullah SAW yang setia dan berani. Bahkan keberaniannya pun dibawa sampai ke alam kubur ketika bertemu Malaikat Munkar dan Nakir.

Setiap manusia yang meninggal dunia maka akan memasuki alam kubur. Di alam kubur ini ada dua malaikat yakni Munkar dan Nakir yang bertugas menyampaikan pertanyaan yang harus dijawab.

Tugas dari malaikat Munkar dan Nakir dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Tirmidzi dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda,


إِذَا قُبِرَ الْمَيِّتُ أَوْ قَالَ أَحَدُكُمْ أَتَاهُ مَلَكَانِ أَسْوَدَانِ أَزْرَقَانِ يُقَالُ لأَحَدِهِمَا الْمُنْكَرُ وَالآخَرُ النَّكِيرُ ، فَيَقُولَانِ : مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ ؟ فَيَقُولُ مَا كَانَ يَقُولُ

Artinya: “Apabila mayat atau salah seorang dari kalian sudah dikuburkan, ia akan didatangi dua malaikat hitam dan biru, salah satunya Munkar dan yang lain Nakir, keduanya berkata: Apa pendapatmu tentang orang ini (Nabi Muhammad)? Maka ia menjawab sebagaimana ketika di dunia…” (HR Tirmidzi).

Setiap orang yang beriman akan dengan mudah menjawab pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir. Sebaliknya, bagi orang yang zalim maka mereka akan kesulitan menjawabnya.

Kisah Umar bin Khattab Bertemu Malaikat Munkar dan Nakir

Mengutip laman NU Online (6/5/2023) dijelaskan Imam Jalaludin As-Suyuthi dalam kitabnya Al-Hâwî lil Fatâwî menuliskan sebuah riwayat dari Al-Jazuli dalam kitab Syarhur Risâlah, bahwa satu ketika Rasulullah berbicara kepada para sahabat perihal Munkar dan Nakir.

Digambarkannya malaikat Munkar dan Nakir akan mendatangi seorang mayit di kuburan dalam bentuk yang begitu menyeramkan; berkulit hitam, seram, keras, dan sifat-sifat buruk dan menakutkan lainnya. Lalu kedua malaikat itu akan menanyai si mayit ketika di alam kubur.

Mendengar penuturan Rasulullah itu Umar bin Khattab bertanya, “Rasul, apakah saat di kuburan nanti aku sebagaimana sekarang ini?” “Ya,” jawab Rasul.

“Kalau begitu,” timpal Umar kemudian, “demi Allah akan aku lawan kedua malaikat itu!”

Keberanian Umar bin Khattab memang tidak bisa diragukan. Dalam membela Islam, ia selalu berada di deretan terdepan. Tak ada yang ia takuti kecuali Allah SWT.

Konon, ketika Sayyidina Umar bin Khattab meninggal dunia putra beliau yang bernama Abdullah bermimpi bertemu dengannya. Dalam mimpi itu Abdullah menanyakan tentang keadaan sang ayah di alam kubur.

Oleh Umar pertanyaan anaknya itu dijawab, “Aku didatangi dua malaikat. Keduanya bertanya kepadaku, siapa Tuhanmu, siapa nabimu? Aku jawab, Tuhanku Allah dan nabiku Muhammad. Lalu kepadanya aku tanyakan, kalian berdua, siapa Tuhanmu? Mendapat pertanyaan seperti itu kedua malaikat itu saling berpandangan. Salah satunya berkata, ini Umar bin Khattab. Lalu keduanya pergi meninggalkanku.”

Malaikat Munkar dan Nakir justru pergi meninggalkan Umar bin Khattab yang justru bertanya balik. Tingkat keimanan yang tinggi menjadikan Umar bin Khattab berani dan bisa melontarkan pertanyaan tersebut.

Pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir

Mengutip buku At-Tadzkirah Jilid 1 Bekal Menghadapi Kehidupan Abadi oleh Imam Syamsuddin Al-Qurthubi, dijelaskan bahwa sebelum bertemu dengan malaikat Munkar dan Nakir, roh seseorang akan diminta untuk mencatat amal perbuatannya. Setelah itu barulah datang Malaikat Munkar dan Nakir yang akan mengajukan pertanyaan.

Maka kedua malaikat tersebut, Munkar dan Nakir lantas menyuruh mayit itu duduk, dan memulai pertanyaannya dengan keras. Mereka membentaknya dengan bengis, padahal tanah bagi mayit itu sudah seperti air saja, ke mana dia bergerak, tanah itu tembus.

Kedua malaikat itu bertanya, “Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu? Apa kiblatmu?”

Barangsiapa mendapat pertolongan Allah dan dimantapkan dengan perkataan yang teguh, maka dia bisa balik bertanya, “Siapa yang menugaskan kalian berdua datang kemari? Siapa yang mengutus kalian kepadaku?” Tapi, ini hanya bisa dikatakan oleh para ulama pilihan.

Maka salah satu dari malaikat itu berkata kepada temannya, “Dia benar. Dia dilindungi dari keburukan kita.”

Kemudian kedua malaikat itu membangun kubur mayit, dijadikan seperti kubah yang besar, dan mereka bukakan untuknya sebuah pintu menuju ke surga di sebelah kanannya. Lalu mereka hamparkan pula untuknya permadani dari sutra surga, ditaburi wewangian surga.

Kemudian melalui pintu itu berhembuslah angin lembut dari surga, kesegaran dan wewangiannya. Sesudah itu datanglah kepadanya amalnya sendiri dalam rupa manusia yang paling dia sukai. Amal itu menghiburnya, mengajaknya bicara dan memenuhi cahaya dalam kuburnya.

Oleh karenanya, mayit itu selalu gembira dan bahagia sepanjang umur dunia, sampai datangnya hari kiamat kelak. Bahkan dia bertanya-tanya, kapankah datangnya kiamat. Karena tidak ada yang lebih dia sukai selain datangnya kiamat.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Kisah Orang yang Tak Mandi Junub Dapat Perlakuan Kasar di Alam Kubur



Jakarta

Mandi junub hukumnya wajib bagi orang yang berhadas besar. Ada riwayat yang mengisahkan seseorang mendapat perlakuan kasar karena semasa hidup pernah tak mandi junub.

Kisah ini diceritakan Imam al-Ghazali dalam kitab Kasyf ‘Ulum al-Akhirah yang diterjemahkan Abu Hamida MZ dengan bersandar pada riwayat yang diceritakan oleh lebih dari seorang perawi.

Diriwayatkan, orang-orang yang telah meninggal terlihat dalam mimpi. Lalu ditanyakan kepada mereka tentang kondisinya di alam kubur, “Apa yang Allah perbuat kepadamu?”


Ia menjawab, “Tinggalkanlah aku. Pada suatu hari, aku pernah tidak dapat mandi junub. Karenanya, Allah memakaikan kepadaku pakaian dari api sehingga aku menggeliat-geliat hingga tubuhku hangus.”

Seperti diketahui, para ulama menyatakan hukum mandi junub adalah wajib. Dalil kewajiban mandi junub bersandar pada firman Allah SWT dalam surah Al Maidah ayat 6,

وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ

Artinya: “Jika kamu dalam keadaan junub, mandilah.”

Terkait bersuci dari hadas, ada juga riwayat yang menceritakan seseorang terlihat di mimpi lalu ditanyakan kepadanya, “Bagaimana keadaanmu?” Orang itu menjawab, “Aku pernah menunaikan salat tanpa berwudhu. Karenanya, Allah menyerahkan kepadaku serigala yang menakutkanku di dalam kuburanku. Keadaanku adalah sejelek-jeleknya keadaan.”

Imam al-Ghazali juga menceritakan riwayat serupa tentang kondisi orang di alam kubur yang terlihat dalam mimpi. Di antara mereka ada yang terlihat lalu ditanyakan kepadanya, “Apa yang Allah perbuat kepadamu?”

Orang itu menjawab, “Orang yang memandikanku membawaku dengan kasar sehingga sebuah paku yang tertancap pada tempat memandikan merobek-robek tubuhku. Karenanya, aku merasa sakit.”

Ketika pagi tiba, hal tersebut ditanyakan kepada orang yang memandikannya. Ia menjawab, “Hal itu bukan keinginanku–tidak sengaja melakukannya.”

Banyak hadits lain yang menceritakan kisah-kisah semacam ini. Imam al-Ghazali mengatakan hadits tersebut menjelaskan bahwa para penghuni kubur juga merasakan sakit di dalam kubur mereka karenanya Rasulullah SAW melarang mematahkan tulang orang yang sudah meninggal. Hal ini bersandar pada sabda Nabi SAW,

“Mayat itu merasakan sakit di dalam kuburnya sebagaimana orang hidup merasakan sakit di dalam rumahnya.”

Terdapat riwayat yang mengisahkan seseorang duduk-duduk di pelataran kuburan. Ketika Rasulullah SAW melihatnya, beliau melarang dan bersabda, “Janganlah kalian menyakiti orang-orang yang telah meninggal di dalam kuburan mereka.”

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com