Tag Archives: alergi

6 Hal yang Bisa Terjadi pada Tubuh Wanita setelah Bercinta, Normalkah?


Jakarta

Tentu saja, penting untuk wanita menjaga higienitas area intim, tak terkecuali setelah bercinta. Buang air kecil diyakini menjadi cara paling simpel sekaligus ampuh untuk membuang bakteri dan mencegah risiko Infeksi Saluran Kemih (ISK).

Beberapa wanita mengalami kondisi tertentu setelah bercinta sebagai reaksi terhadap aktivitas seksual. Mulai dari gatal dan nyeri di area vagina, hingga keputihan.

Dikutip dari Prevention, ada 6 hal yang mungkin terjadi pada tubuh usai berhubungan seksual. Berikut penjelasannya.


1. Rasa nyeri saat berhubungan seks bisa membuat tubuh semakin sakit

Seks tidak seharusnya menyakitkan. Namun nyatanya, rasa nyeri saat seks banyak terjadi dan disebabkan karena berbagai alasan. Kekeringan vagina, stres, dan endometriosis membuat wanita merasa sakit setelah berhubungan seks. Jika mencapai orgasme saat berhubungan seks, wanita mungkin mengalami kram di rahim sesudahnya.

“Tindakan kontak fisik atau aktivitas seksual melepaskan oksitosin dan itu menyebabkan kontraksi rahim,” kata Jennifer Ashton, MD, dokter kandungan dan co-host dari The Doctors.

Jika kram rahim terjadi sesekali, Ashton mengatakan tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, jika rasa sakit mulai mengganggu aktivitas seksual, sebaiknya wanita berkonsultasi dengan dokter kandungan. Rasa sakit yang biasa terjadi setelah berhubungan seks bisa menjadi tanda endometriosis, fibroid, atau bahkan kanker ovarium.

2. Vagina terasa terbakar

Ketika mengalami kondisi tersebut, jangan panik dan langsung menyimpulkan ada infeksi menular seksual (IMS).

“Mungkin ada beberapa pembengkakan jaringan vagina. Karena uretra terletak sangat dekat dengan vagina, hal itu menyebabkan rasa terbakar atau perih sementara saat buang air kecil setelah berhubungan seks,” kata Ashton.

Rasa terbakar ini berlangsung sangat singkat. Jika masih merasakannya beberapa jam atau hari-hari kemudian, mungkin wanita mengalami kondisi yang lebih serius. Untuk mengurangi rasa perih dan lecet, wanita bisa mencoba menggunakan pelumas sebelum berhubungan seks.

3. Muncul bercak setelah bercinta

Bercak darah bisa muncul dari vagina. Ginekolog melihat cukup banyak kasus perdarahan setelah berhubungan seks. Penyebab paling umum adalah radang serviks yang berkontraksi saat berhubungan seks, atau vagina bisa robek selama seks yang sangat kasar.

Darah yang berasal dari serviks yang meradang atau robekan vagina biasanya berwarna merah cerah. Apabila darah berwarna gelap, itu juga tidak perlu dikhawatirkan karena bisa jadi hanya darah menstruasi lama yang berasal dari rahim.

4. Vagina terasa gatal

Wanita mungkin mengalami gatal pada vagina setelah berhubungan seks. Menurut Alyssa Dweck, MD, rasa gatal mungkin terjadi karena wanita alergi terhadap pelumas, gel, atau kondom yang baru saja digunakan.

Jika gatal terus terasa, konsultasikan dengan dokter. Dokter mungkin melakukan pengujian alergi terhadap lateks atau kontak genital.

5. Berisiko mengalami ISK

1 dari 5 wanita pernah mengalami infeksi saluran kemih seumur hidupnya. Pada kebanyakan kasus, ISK disebabkan oleh aktivitas seks mentransfer bakteri dari usus ke rongga vagina, dan sampai ke uretra. Bakteri ini menyebabkan infeksi yang gatal, perih, serta nyeri.

Untuk mencegah ISK, segera buang air kecil dalam waktu maksimal 30 menit setelah berhubungan seks. Bersihkan organ kewanitaan untuk membilas bakteri yang mungkin ada di uretra sehingga mengurangi risiko ISK.

6. Berisiko mengalami IMS

Sudah menjadi rahasia umum, kondom bisa digunakan untuk mencegah risiko penularan IMS. Pasalnya diketahui, kondom memiliki tingkat keefektifan sekitar 98 persen untuk melindungi pasangan dari IMS.

(vyp/sao)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

10 Cara Membesarkan Penis Secara Alami yang Patut Dicoba


Jakarta

Ukuran penis merupakan hal yang cukup sensitif bagi pria. Banyak pria terkadang merasa tidak percaya diri dengan ukuran penis mereka sehingga tak sedikit pria yang menempuh berbagai cara membesarkan penis untuk menambah kepercayaan diri.

Umumnya, membesarkan penis dapat dilakukan secara medis melalui operasi. Namun, kebanyakan pria lebih memilih membesarkan penis menggunakan cara alami karena dinilai lebih minim risiko dibandingkan dengan metode operasi. Berikut ini beberapa cara membesarkan penis secara alami yang patut untuk dicoba.

Cara Membesarkan Penis Secara Alami

Ukuran penis setiap pria biasanya berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh faktor hormon dan juga genetik. Rata-rata ukuran penis normal saat tidak ereksi adalah sekitar 6.5 cm hingga 9 cm.


Bagi pria, ukuran penis berperan besar dalam tingkat kepercayaan diri. Sehingga, tidak sedikit pria yang merasa tidak percaya diri karena ukuran penis yang tidak sesuai dengan ekspektasi dan keinginan mereka.

Dirangkum dari berbagai sumber, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk membesarkan penis, yaitu sebagai berikut.

1. Menurunkan Berat Badan

Dilansir situs Webmd, salah satu cara membesarkan penis yang patut untuk dicoba adalah dengan menurunkan berat badan. Ukuran penis yang kecil seringkali disebabkan oleh timbunan lemak di bagian selangkangan atau perut bawah.

Timbunan lemak inilah yang membuat ukuran penis terlihat lebih kecil. Oleh karena itu, menurunkan berat badan dengan menjaga pola makan atau berolahraga dinilai dapat membantu untuk membuat penis terlihat lebih besar.

2. Hentikan Kebiasaan Merokok

Cara membesarkan penis selanjutnya adalah dengan menghentikan kebiasaan merokok. Kandungan partikel asap yang terdapat pada rokok dapat menyumbat pembuluh darah arteri yang memasok darah ke penis, sehingga mempengaruhi ukuran penis.

3. Melakukan Jelqing

Dilansir situs Medical News Today, melakukan latihan jelqing bisa menjadi salah satu cara membesarkan penis secara alami.

Jelqing adalah sebuah teknik yang dilakukan untuk membesarkan penis dengan menggunakan ibu jari untuk memijat jaringan di sepanjang penis.

Teknik ini dilakukan untuk meregangkan kulit dan membuat jaringan kulit di area penis membesar dan terlihat lebih panjang. Cara untuk melakukan latihan ini juga cukup mudah, yaitu sebagai berikut.

  1. Genggam penis dengan menggunakan jari telunjuk dan ibu jari.
  2. Kemudian pijat penis dengan mendorong ibu jari dari ujung pangkal penis hingga ke ujung kepala penis.
  3. Lakukan gerakan ini sebanyak satu kali atau dua kali sehari untuk menghindari cedera pada penis.

4. Mengurangi Stres

Tingkat stres yang tinggi juga dinilai dapat mempengaruhi ukuran penis. Hal ini karena stres atau kecemasan dapat mengganggu aliran darah ke beberapa bagian tubuh termasuk penis.

Oleh karena itu, kelola tingkat stres dengan melakukan meditasi atau melakukan hobi yang menyenangkan untuk menghindari stres berkepanjangan.

5. Memperbanyak Konsumsi Buah dan Sayuran

Mengkonsumsi buah-buahan serta sayuran memang bagus untuk kesehatan dan bisa menjadi salah satu cara membesarkan penis yang patut untuk dicoba.

Hal ini karena buah-buahan dan sayuran memiliki kandungan antioksidan yang tinggi untuk membantu melawan radikal bebas yang dapat merusak organ tubuh dan menghambat aliran darah.

Pasokan darah yang cukup dapat membuat organ tubuh berfungsi dengan baik, termasuk untuk membesarkan ukuran penis.

6. Mandi dengan Air Hangat

Mandi dengan air hangat dipercaya mampu membantu meningkatkan aliran darah ke seluruh organ tubuh, termasuk penis.

Mandi air hangat dapat membantu melancarkan darah serta membuat tubuh menjadi lebih rileks. Oleh karena itu, cara ini bisa menjadi salah satu cara yang tepat dan mudah untuk membantu membesarkan penis.

7. Melakukan Latihan Peregangan

Dilansir situs Healthline, cara membesarkan penis yang bisa dicoba adalah dengan melakukan latihan peregangan.

Namun, ketika akan melakukan peregangan, pastikan untuk melakukannya hanya saat sedang lemas dan hentikan peregangan jika muncul rasa nyeri dan tidak nyaman pada area penis. Berikut ini langkah-langkah peregangan penis.

  1. Genggam ujung kepala penis dengan jari.
  2. Tarik penis ke atas dan regangkan penis sekitar 10 detik.
  3. Regangkan penis ke kanan dan ke kiri masing-masing selama 10 detik.
  4. Lakukan latihan ini selama 5 menit setidaknya satu kali hingga dua kali sehari.

8. Lakukan Meditasi

Dilansir situs Mayo Clinic, melakukan meditasi bisa menjadi salah satu cara untuk membesarkan ukuran penis. Melakukan meditasi dianggap mampu melancarkan aliran darah ke beberapa organ tubuh termasuk penis, sehingga dapat membuat ukuran penis terlihat lebih besar.

Selain itu, meditasi juga dapat membantu tubuh menjadi lebih rileks sehingga meditasi bisa menjadi cara yang efektif untuk mengatasi kecemasan, depresi hingga gangguan tidur.

9. Melakukan Latihan Kegel

Latihan kegel dinilai dapat menjadi salah satu latihan terbaik untuk meningkatkan kualitas hubungan intim. Selain itu, latihan ini juga dipercaya dapat membantu untuk meningkatkan ukuran dan ketebalan penis.

Cara melakukan latihan ini adalah dengan menggosok pelan area penis mulai dari ujung pangkal hingga kepala penis dengan lembut menggunakan satu tangan. Hentikan latihan ini jika terjadi ereksi.

10. Berolahraga Secara Teratur

Berolahraga secara teratur dipercaya dapat membantu untuk meningkatkan ukuran penis dan membuat organ tubuh menjadi lebih sehat.

Sebab, melakukan olahraga secara teratur dapat membantu melancarkan aliran darah dan meningkatkan fungsi organ tubuh.

Oleh karena itu, luangkanlah waktu paling tidak 30 menit setiap harinya untuk melakukan olahraga ringan seperti jogging atau bersepeda agar tubuh menjadi lebih sehat.

Potensi Risiko dan Efek Samping Membesarkan Penis

Membesarkan penis baik secara medis maupun alami pastinya tidak luput dari risiko dan efek samping.

Dilansir dari situs Healthline, menggosok penis atau memijat area penis terlalu kasar dan terlalu sering dapat menyebabkan robekan pada jaringan serta kerusakan ligamen di area penis.

Cedera ini dapat berpotensi menghambat kemampuan pria dalam mendapatkan dan mempertahankan ereksi. Selain itu, hingga saat ini belum ada studi ilmiah yang cukup untuk membuktikan efektivitas melakukan peregangan dalam membantu membesarkan penis.

Cara membesarkan penis secara alami juga dapat berisiko menimbulkan iritasi dan alergi yang mengganggu fungsi penis.

Oleh karena itu, jika muncul kemerahan serta rasa nyeri dan tidak nyaman di area penis segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih tepat dan terhindar dari gangguan kesehatan lainnya.

Nah, itulah beberapa cara membesarkan penis yang bisa dicoba. Namun, sebelum mencoba cara-cara di atas, sebaiknya konsultasikan terlebih dahulu dengan dokter untuk menemukan cara yang tepat dan aman untuk membesarkan ukuran penis. Semoga informasi ini bermanfaat.

(inf/inf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Tisu Magic, Kegunaan hingga Dampak Pemakaian


Jakarta

Ejakulasi dini merupakan permasalahan umum yang dialami oleh pria. Dilansir dari Journal of Men’s Health bahwa ejakulasi dini dialami oleh 30-40% populasi pria di dunia.

Untuk mengatasi hal tersebut, terdapat beberapa terapi yang biasanya dilakukan di dunia medis meskipun kesuksesannya terbatas bahkan manfaat terapi hilang dalam waktu dekat.

Oleh karena itu, banyak yang memilih jalan instan dengan memakai tisu magic atau tisu benzocaine untuk mengatasi ejakulasi dini. Namun, apakah cara ini efektif? Simak penjelasannya di sini!


Cara Kerja Tisu Magic

Tisu magic merupakan tisu basah yang dipercaya dapat menangani ejakulasi dini pada pria. Penggunaannya cukup dengan mengoleskan tisu pada penis sebelum melakukan hubungan seksual.

Kemudian tunggu kering dan cuci penis yang telah diolesi tisu dengan air hangat sebelum melakukan penetrasi.

Cara kerja tisu magic adalah dengan memberikan rasa kebal dan mengurangi sensitivitas pada penis sehingga penggunanya tidak akan merasakan sensasi penetrasi saat bersenggama.

Hal tersebut kemudian dapat membuat penis ereksi lebih lama dan menunda proses ejakulasi. Namun penggunaan tisu magic ini tentu mengurangi kenikmatan saat melakukan hubungan seksual.

Kandungan Tisu Magic yang Menimbulkan Efek Samping

Tisu magic dikenal juga dengan tisu benzocaine karena kandungannya. Tisu ini mengandung bahan aktif seperti 4% benzocaine/benzalkonium cholirde dan bahan tidak aktif seperti ethyl alcohol atau etanol, Cocamidopropyl betaine, Polyethylene oxide, Triclosan, dan parfum.

Beberapa tisu magic juga mengandung bahan-bahan alami seperti ekstrak lidah buaya yang dapat melembapkan dan melembutkan kulit.

Meskipun tiap tisu magic memiliki kombinasi kandungan yang berbeda-beda namun kegunaan semua tisu magic ini sama, yaitu untuk mencegah ejakulasi dini.

Di antara bahan-bahan di atas terdapat bahan yang dapat menimbulkan efek samping seperti alergi, iritasi kulit, hingga disfungsi ereksi.

1. Ethyl Alcohol

Ethyl alcohol termasuk kandungan yang banyak digunakan dalam tisu magic. Ethyl alcohol atau etanol ini dapat menyebabkan masalah pada kulit karena dapat membuat kulit kering, menimbulkan rasa perih dan menyengat pada kulit.

2. Triclosan

Triclosan merupakan salah satu bahan antiseptik yang dapat berfungsi sebagai pembunuh bakteri penyebab infeksi. Penggunaan triclosan dengan tidak hati-hati dapat membuat kulit mengalami kerusakan karena alergi dan iritasi.

3. Benzalkonium chloride/Benzocaine

Kandungan utama dari tisu magic adalah benzocaine atau sering disebut juga Benzalkonium chloride ini memiliki potensi iritasi.

Penggunaan benzocaine dapat menimbulkan efek samping seperti ruam , kulit mengelupas, pembengkakan, dan iritasi kulit yang parah.

4. Parfum

Kandungan parfum juga memiliki berbagai efek samping yang dapat ditimbulkan. Bukan hanya berdampak pada saat terserap ke kulit tapi memiliki dampak juga saat terhirup aromanya. Parfum menjadi salah satu zat penyebab utama dermatitis kontak.

Efektivitas Tisu Magic

Berdasarkan hasil penelitian di Journal of Men’s Health yang melakukan uji coba secara random pada 21 pria menunjukkan hasil peningkatan yang signifikan dalam waktu ereksi menuju proses ejakulasi.

Peningkatan terlihat dari waktu ereksi hingga ejakulasi yang dihitung menggunakan stopwatch meningkat sebanyak lebih dari 100 detik. Namun penelitian ini disertai juga dengan terapi khusus untuk mengatasi ejakulasi dini dari medis.

Adapun efektivitas tisu magic sebagai satu-satunya cara untuk mengatasi ejakulasi dini masih belum terbukti secara ilmiah.

Cara Mengatasi Ejakulasi Dini yang Lebih Efektif

Alih-alih menggunakan cara instan untuk mengatasi ejakulasi dini, ada beberapa cara yang dapat meningkatkan kualitas hubungan seksual.

Selain berkonsultasi langsung kepada dokter, berikut cara-cara alami yang dapat dicoba:

  • Rajin olahraga
  • Tidak merokok
  • Mengurangi stres
  • Melakukan senam kegel
  • Mengonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang

Dampak Pemakaian Tisu Magic

Jika mengalami ejakulasi dini ada baiknya untuk segera konsultasikan ke dokter spesialis kelamin untuk penanganan lebih lanjut.

Meski tisu magic memberikan hasil yang instan namun penggunaannya secara jangka panjang ini kurang baik. Berikut beberapa dampak dari penggunaan tisu magic secara berkala:

  • Menurunnya kepekaan pada penis
  • Memicu luka atau iritasi pada vagina yang sensitif
  • Berisiko tumbuhnya jamur pada wanita
  • Berisiko mengidap infeksi saluran kencing pada wanita
  • Kandungan tisu magic yang masuk ke dalam vagina juga dapat menyebabkan wanita lebih lama mencapai orgasme
  • Mengurangi kenikmatan hubungan seksual

Itulah penjelasan mengenai tisu magic. Ada baiknya untuk berkonsultasi dulu ke dokter sebelum penggunaan tisu magic. Semoga informasi di atas dapat membantu ya, detikers!

(inf/inf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

6 Penyebab Gatal di Area Kewanitaan Setelah Berhubungan Seks


Jakarta

Hal tersebut dapat menyebabkan rasa gatal, rasa sakit, hingga rasa terbakar pada vagina. Kondisi-kondisi tersebut dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk dalam berhubungan seksual.

Dikutip dari Insider, terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan vagina gatal setelah berhubungan seksual, berikut adalah 6 di antaranya.

1. Vagina kering

Vagina seharusnya dalam kondisi yang lembap dan ketika berhubungan seksual, vagina dapat menghasilkan pelumas alaminya sendiri. Namun, beberapa dapat membuat seseorang tidak menghasilkan pelumas alami yang cukup untuk melembapkan vagina, seperti misalnya kondisi menopause.


Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan kadar hormon estrogen menyebabkan berkurangnya juga kelembapan pada dinding vagina. Selain saat menopause, perubahan hormonal pada masa kehamilan dan menyusui juga dapat menyebabkan perubahan pada kelembapan vagina.

Vagina yang kering dapat menimbulkan rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual hingga menimbulkan gejala seperti iritasi, rasa gatal, dan rasa sakit setelah berhubungan seksual.

2. Alergi kondom

Alergi terhadap bahan lateks yang digunakan pada kondom bukanlah suatu kondisi yang langka. Kondisi alergi ini dapat menimbulkan reaksi, seperti rasa gatal, kemerahan, hingga ruam pada vagina.

3. Dermatitis vulva atau vulvitis

Kondisi ini terjadi ketika kulit pada vulva atau bibir vagina mengalami iritasi. Biasanya banyak disebabkan oleh faktor eksternal, seperti penggunaan pelumas yang berparfum atau berwarna, yang dapat menimbulkan permasalahan pada vulva.

Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan oleh penggunaan sabun, pembalut, hingga celana dalam yang berbahan sintetis.

Kondisi ini dapat diatasi dengan menghindari penggunaan produk-produk berparfum, mandi air hangat, mengeringkan bagian vulva dengan sempurna setelah mandi, dan menggunakan celana dalam yang tidak terlalu ketat atau berbahan katun.

4. Infeksi jamur

Infeksi jamur dapat terjadi akibat pertumbuhan jamur Candida yang berlebihan pada vagina. Infeksi ini dapat menyebabkan rasa gatal, iritasi, hingga rasa terbakar saat atau setelah berhubungan seksual.

Gejala lain yang menandakan adanya infeksi jamur adalah keputihan yang tidak biasa, seperti keputihan yang kental, putih, atau bertekstur bagai keju, pembengkakan atau kemerahan pada bagian bibir vagina, dan rasa sakit atau tidak nyaman pada vagina.

5. Vaginosis bakterialias

Keseimbangan pH pada vagina dapat terganggu setelah berhubungan seksual akibat pengaruh dari sperma pria. Kondisi keseimbangan pH yang terganggu dapat memicu pertumbuhan bakteri dan meningkatkan risiko terkena vaginosis bakterialis.

6. Infeksi menular seksual (IMS)

Seringkali, penyakit menular seksual atau infeksi menular seksual tak menunjukkan gejala yang signifikan. Namun, salah satu gejala yang paling umum adalah rasa gatal pada organ intim. Berhubungan seksual ketika mengalami infeksi menular seksual dapat membuat pembengkakan dan rasa gatal semakin parah.

Gejala yang perlu diperhatikan adalah keputihan yang tidak biasa, rasa sakit hingga pendarahan ketika berhubungan seksual, rasa sakit ketika buang air kecil, dan rasa sakit pada perut bagian bawah.

Apapun faktor penyebabnya, ketika vagina dalam kondisi gatal, aktivitas seksual sebaiknya dihindari sampai vagina benar-benar pulih agar tidak semakin memperburuk gejala.

Bila rasa gatal disertai dengan gejala lainnya yang tidak biasa dan mengganggu, segera konsultasikan pada dokter untuk penanganan lebih lanjut.

(kna/kna)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Garuk-garuk Miss V Melulu Sehabis Bercinta? Ini 6 Kemungkinan Penyebabnya


Jakarta

Vagina adalah organ yang tergolong sangat sensitif. Banyak hal yang bisa menyebabkan iritasi pada vagina, vagina kering, hingga infeksi bakteri ataupun jamur.

Hal tersebut dapat menyebabkan rasa gatal, rasa sakit, hingga rasa terbakar pada vagina. Kondisi-kondisi tersebut dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan menganggu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari, termasuk dalam berhubungan seksual.

Dikutip dari Insider, terdapat berbagai faktor yang dapat menyebabkan vagina gatal setelah berhubungan seksual, berikut adalah 6 di antaranya.


1. Vagina kering

Vagina seharusnya dalam kondisi yang lembap dan ketika berhubungan seksual, vagina dapat menghasilkan pelumas alaminya sendiri. Namun, beberapa dapat membuat seseorang tidak menghasilkan pelumas alami yang cukup untuk melembapkan vagina, seperti misalnya kondisi menopause.

Kondisi ini terjadi karena adanya penurunan kadar hormon estrogen menyebabkan berkurangnya juga kelembapan pada dinding vagina. Selain saat menopause, perubahan hormonal pada masa kehamilan dan menyusui juga dapat menyebabkan perubahan pada kelembapan vagina.

Vagina yang kering dapat menimbulkan rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual hingga menimbulkan gejala seperti iritasi, rasa gatal, dan rasa sakit setelah berhubungan seksual.

2. Alergi

Alergi terhadap bahan lateks yang digunakan pada kondom bukanlah suatu kondisi yang langka. Kondisi alergi ini dapat menimbulkan reaksi, seperti rasa gatal, kemerahan, hingga ruam pada vagina.

3. Dermatitis vulva atau vulvitis

Kondisi ini terjadi ketika kulit pada vulva atau bibir vagina mengalami iritasi. Biasanya banyak disebabkan oleh faktor eksternal, seperti penggunaan pelumas yang berparfum atau berwarna, yang dapat menimbulkan permasalahan pada vulva.

Selain itu, hal ini juga dapat disebabkan oleh penggunaan sabun, pembalut, hingga celana dalam yang berbahan sintetis.

Kondisi ini dapat diatasi dengan menghindari penggunaan produk-produk berparfum, mandi air hangat, mengeringkan bagian vulva dengan sempurna setelah mandi, dan menggunakan celana dalam yang tidak terlalu ketat atau berbahan katun.

4. Infeksi jamur

Infeksi jamur dapat terjadi akibat pertumbuhan jamur Candida yang berlebihan pada vagina. Infeksi ini dapat menyebabkan rasa gatal, iritasi, hingga rasa terbakar saat atau setelah berhubungan seksual.

Gejala lain yang menandakan adanya infeksi jamur adalah keputihan yang tidak biasa, seperti keputihan yang kental, putih, atau bertekstur bagai keju, pembengkakan atau kemerahan pada bagian bibir vagina, dan rasa sakit atau tidak nyaman pada vagina.

5. Vaginosis bakterialias

Keseimbangan pH pada vagina dapat terganggu setelah berhubungan seksual akibat pengaruh dari sperma pria. Kondisi keseimbangan pH yang terganggu dapat memicu pertumbuhan bakteri dan meningkatkan risiko terkena vaginosis bakterialis.

6. Infeksi menular seksual (IMS)

Seringkali, penyakit menular seksual atau infeksi menular seksual tak menunjukkan gejala yang signifikan. Namun, salah satu gejala yang paling umum adalah rasa gatal pada organ intim. Berhubungan seksual ketika mengalami infeksi menular seksual dapat membuat pembengkakan dan rasa gatal semakin parah.

Gejala yang perlu diperhatikan adalah keputihan yang tidak biasa, rasa sakit hingga pendarahan ketika berhubungan seksual, rasa sakit ketika buang air kecil, dan rasa sakit pada perut bagian bawah.

Apapun faktor penyebabnya, ketika vagina dalam kondisi gatal, aktivitas seksual sebaiknya dihindari sampai vagina benar-benar pulih agar tidak semakin memperburuk gejala.

Bila rasa gatal disertai dengan gejala lainnya yang tidak biasa dan mengganggu, segera konsultasikan pada dokter untuk penanganan lebih lanjut.

(up/up)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

Apakah Pria Menelan Cairan Vagina Bahaya? Begini Penjelasannya


Jakarta

Sama halnya dengan pria, wanita juga mengeluarkan cairan yang disebut dengan air mani. Wanita mengeluarkan air mani ketika terangsang atau mencapai puncak kenikmatan saat melakukan hubungan seks. Sebagian pasangan mungkin ada yang tak sengaja menelan cairan vagina saat melakukan seks oral.

Air mani yang dikeluarkan oleh wanita diproduksi oleh kelenjar skene yang berada di saluran kencing. Komponen yang ada dalam air mani, seperti vitamin B 12, enzim, natrium, lemak, kolesterol, kalium, asam amino bebas, asam sitrat, fruktosa, prostaglandin, fosfatidilkolin dan seng. Sedangkan sperma pria diproduksi oleh testis untuk membuahi sel telur wanita, sehingga wanita dapat hamil.

Berbahayakah jika tertelan?

Dikutip dari Man Matters, komponen penyusun air mani vagina umumnya aman masuk ke dalam tubuh jika tertelan. Pasalnya, air mani bisa dicerna dengan cara yang sama seperti makanan.


Air mani wanita (female cum) adalah cairan probiotik yang kaya akan air, elektrolit, dan protein. Cairan ini juga mengandung bakteri lactobacillus yang terbukti baik untuk kesehatan usus.

Namun perlu diingat! Wanita tersebut harus dalam kondisi yang sehat dan tidak mengidap Penyakit Menular Seksual (PMS) ataupun Infeksi Saluran Kemih (ISK). Sebab, penyakit tersebut bisa menular lewat cairan kelamin. Selain itu, reaksi alergi terhadap air mani ataupun sperma bisa muncul kapan saja tanpa disadari.

Adapun beberapa tips yang dapat dilihat sebelum menelan cairan vagina.

  1. Selalu melakukan pemeriksaan infeksi menular seksual. Pemeriksaan ini dilakukan sebagai perawatan rutin medis. Biasanya berupa tes darah atau sampel urine.
  2. Memastikan bahwa cairan vagina berwarna putih, tidak kental dan menggumpal, karena hal ini merupakan infeksi jamur. Jika bibir vagina tampak kemerahan dan bengkak juga merupakan tanda terkena infeksi jamur.
  3. Tidak menelan air mani terlalu sering, karena air mani wanita bersifat asam terlebih saat sedang fase ovolusai. Hal ini dapat mengakibatkan perut menjadi tidak enak.
  4. Memeriksa apakah terdapat kutil di area mulut dan vagina wanita, karena itu tanda-tanda IMS.

(suc/suc)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy

5 Cara Ini Diyakini Bisa Bikin Ukuran Mr P Membesar Secara Alami, Apa Saja?


Jakarta

Sejumlah pria mencoba cara ini-itu untuk memperbesar ukuran alat vitalnya. Pasalnya banyak orang beranggapan, kepuasan bercinta dipengaruhi oleh ukuran Mr P. Lantas, adakah cara alami yang bisa dicoba untuk memperbesar ukuran Mr P?

Pada dasarnya, aktivitas seks yang berkualitas tak melulu dipengaruhi oleh ukuran. Tentu saja, faktor stamina dan kerekatan hubungan juga mempengaruhi kualitas momen bercinta. Namun memang, kerap kali beredar anggapan di masyarakat bahwa seseorang harus memiliki penis berukuran besar agar bisa membuat pasangannya puas maksimal.

Tapi tenang dulu. Rupanya ada beberapa cara alami yang diyakini ampuh memperbesar ukuran Mr P. Apa saja?


1. Rajin Makan Sayur dan Buah

Jelas, asupan sayur dan buah memiliki banyak dampak baik buat tubuh. Rupanya, antioksidan yang dikandung sayuran dan buah juga diyakini bisa bikin pria memiliki ukuran penis lebih besar. Pasalnya, antioksidan bekerja melawan komponen perusak sel dalam tubuh.

2. Sering-sering Konsumsi Bawang Putih

Sering mendengar bahwa bawang putih punya sederet manfaat baik bagi tubuh seperti melawan kanker? Tak hanya itu, sering mengkonsumsi bawang putih juga diyakini bisa membantu memperbesar ukuran Mr P.

Tapi ingat, bawang putih ini hanya boleh digunakan dengan cara dimakan. Pasalnya jika dioleskan langsung ke alat vital, justru ada risiko timbul rasa terbakar dan reaksi alergi.

3. Konsumsi Ginkgo Biloba

Ginkgo biloba adalah tanaman herbal dari china dan dipercaya dapat memperbesar ukuran penis. Mengkonsumsi ginkgo diyakini dapat meningkatkan aliran darah menuju penis sehingga sirkulasi di area penis menjadi terjaga.

4. Jalani Diet

Tak cuma untuk menurunkan berat badan, diet juga bisa membantu pria memperbesar ukuran penisnya. Pria dapat mengkonsumsi makanan yang sehat, berserat, dan kaya akan kalium. Pasalnya, kalium dapat menjaga hormon tetap seimbang yang nantinya berpengaruh pada ukuran penis. Contoh makanan yang dapat dikonsumsi seperti kacang-kacangan, kuning telur, dan alpukat.

5. Kompres dengan Air Hangat

Cara terakhir, yakni kompres dengan air hangat. Pasalnya, cara satu ini diyakini bisa memperlancar sirkulasi darah ke penis. Suhu yang hangat akan meningkatkan aliran darah sehingga penis akan terlihat lebih besar. Namun hati-hati, cara ini tidak dapat dilakukan setiap hari karena dapat mengganggu produksi sperma.

(vyp/vyp)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy