Tag Archives: allah swt

Manusia Pertama Yaitu Nabi Adam AS, Ini Kisahnya



Jakarta

Nabi Adam AS merupakan sosok penting dalam Islam. Ia bukan hanya manusia pertama, tetapi juga nabi pertama yang diutus oleh Allah SWT. Kisah hidupnya menjadi cerminan asal-usul manusia, tanggung jawab sebagai khalifah di bumi, serta pelajaran penting tentang ketaatan dan taubat.

Allah SWT menciptakan Nabi Adam dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur hitam. Proses penciptaannya menandai awal mula kehidupan manusia. Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an surat Ali Imran ayat 59, Allah SWT berfirman,

اِنَّ مَثَلَ عِيْسٰى عِنْدَ اللّٰهِ كَمَثَلِ اٰدَمَ ۗ خَلَقَهٗ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ قَالَ لَهٗ كُنْ فَيَكُوْنُ


Artinya: Sesungguhnya perumpamaan (penciptaan) Isa bagi Allah, seperti (penciptaan) Adam. Dia menciptakannya dari tanah, kemudian Dia berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.

Dikutip dari buku Sejarah Lengkap Rasulullah Jilid 1 karya Prof. Dr. Ali Muhammad Ash-Shallabi, setelah jasadnya terbentuk, Allah meniupkan ruh ke dalam diri Adam.

Dimuliakan dan Diperintah untuk Dihormati

Kemuliaan Adam ditegaskan ketika Allah SWT memerintahkan seluruh malaikat untuk sujud menghormatinya. Seluruh malaikat mematuhi perintah itu, kecuali Iblis. Iblis menolak karena merasa lebih mulia karena diciptakan dari api, sedangkan Adam dari tanah. Penolakan ini menjadi awal permusuhan abadi antara manusia dan Iblis. Iblis diusir dari surga dan bersumpah akan menyesatkan manusia sampai hari kiamat.

Sebagai makhluk yang disempurnakan, Nabi Adam AS ditempatkan di surga. Di sana, Allah SWT menciptakan pasangan baginya, yaitu Hawa, dari dirinya sendiri. Mereka diberi kebebasan untuk menikmati segala yang ada di surga, kecuali satu larangan: tidak mendekati satu pohon tertentu. Namun, Iblis berhasil menggoda mereka untuk melanggarnya.

Kisah ini diabadikan dalam surat Al-A’raf ayat 22,

فَدَلَّىٰهُمَا بِغُرُورٍ ۚ فَلَمَّا ذَاقَا ٱلشَّجَرَةَ بَدَتْ لَهُمَا سَوْءَٰتُهُمَا وَطَفِقَا يَخْصِفَانِ عَلَيْهِمَا مِن وَرَقِ ٱلْجَنَّةِ ۖ وَنَادَىٰهُمَا رَبُّهُمَآ أَلَمْ أَنْهَكُمَا عَن تِلْكُمَا ٱلشَّجَرَةِ وَأَقُل لَّكُمَآ إِنَّ ٱلشَّيْطَٰنَ لَكُمَا عَدُوٌّ مُّبِينٌ

Artinya: Maka syaitan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”

Setelah tergoda dan memakan buah terlarang itu, Adam dan Hawa menyadari kesalahannya. Mereka merasa bersalah dan memohon ampun kepada Allah SWT dengan doa yang terekam dalam Surah Al-A’raf ayat 23.

قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ

Artinya: Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.

Allah menerima taubat mereka, namun sebagai bentuk ujian dan tanggung jawab, Adam dan Hawa diturunkan ke bumi.

Menjalani Kehidupan di Bumi

Kehidupan di bumi menjadi lembaran baru bagi Nabi Adam AS. Ia menjalani peran sebagai khalifah, mengajarkan keturunan manusia untuk mengenal Allah SWT dan hidup sesuai dengan petunjuk-Nya. Nabi Adam AS juga merupakan manusia pertama yang menerima wahyu dari Allah. Dari keturunannya lahirlah umat manusia hingga kini.

Salah satu peristiwa penting dalam hidupnya adalah ketika dua anaknya, Qabil dan Habil, terlibat konflik hingga berujung pada pembunuhan. Peristiwa ini menjadi catatan sejarah tentang dosa pertama antar sesama manusia. Allah SWT pun memberikan pelajaran tentang cara menguburkan jenazah melalui peristiwa burung gagak yang mengubur saudaranya.

Menurut riwayat, Nabi Adam hidup selama sekitar 930 tahun. Dalam ajaran Islam, Nabi Adam memiliki kedudukan yang sangat agung. Ia disebut Abul Bashar, bapak seluruh umat manusia. Dialah awal dari rentetan panjang para nabi dan rasul.

(dvs/inf)



Sumber : www.detik.com

Lokasi Munculnya Dajjal Pertama Kali di Akhir Zaman Menurut Hadits


Jakarta

Dajjal merupakan salah satu tanda besar yang menandai dekatnya hari kiamat. Kemunculannya membawa fitnah dahsyat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Al-Qur’an memberikan peringatan keras terhadap orang-orang yang lalai hingga datangnya tanda-tanda tersebut.

Allah SWT berfirman dalam surah Al An’am ayat 158,

هَلْ يَنْظُرُوْنَ اِلَّآ اَنْ تَأْتِيَهُمُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ اَوْ يَأْتِيَ رَبُّكَ اَوْ يَأْتِيَ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ ۗيَوْمَ يَأْتِيْ بَعْضُ اٰيٰتِ رَبِّكَ لَا يَنْفَعُ نَفْسًا اِيْمَانُهَا لَمْ تَكُنْ اٰمَنَتْ مِنْ قَبْلُ اَوْ كَسَبَتْ فِيْٓ اِيْمَانِهَا خَيْرًاۗ قُلِ انْتَظِرُوْٓا اِنَّا مُنْتَظِرُوْنَ


Artinya: Yang mereka nanti-nantikan hanyalah kedatangan malaikat kepada mereka, kedatangan Tuhanmu, atau sebagian tanda-tanda dari Tuhanmu. Pada hari datangnya sebagian tanda-tanda Tuhanmu tidak bermanfaat lagi iman seseorang yang belum beriman sebelum itu atau (belum) berusaha berbuat kebajikan dalam masa imannya itu. Katakanlah, “Tunggulah! Sesungguhnya Kami pun menunggu.”

Menurut Tafsir Ringkas Kementerian Agama, ayat ini menyatakan bahwa ketika tanda-tanda besar kiamat muncul, seperti kemunculan Dajjal, terbitnya matahari dari barat, turunnya Nabi Isa, dan keluarnya Yakjuj dan Makjuj, maka tidak akan berguna lagi iman yang baru tumbuh. Saat itu bukan lagi masa untuk memperbaiki amal, melainkan waktu menuju penghitungan. Pintu taubat pun tertutup.

Dijelaskan dalam kitab An Nihayah Fitan wa Ahwal Akhir Az Zaman (Mukhtashar Nihayah al-Bidayah) karya Ibnu Katsir, Dajjal adalah keturunan manusia yang diciptakan Allah sebagai ujian besar di akhir zaman. Ia akan datang dengan membawa kesesatan, mengaku sebagai Tuhan, dan menggoda manusia dengan berbagai kenikmatan dunia.

Imam al-Bukhari meriwayatkan sebuah hadits dari Abu Hurairah RA tentang ciri-ciri masa menjelang kiamat, termasuk munculnya para pendusta yang mengaku sebagai nabi:

“Kiamat tidak akan terjadi sebelum dua kelompok besar saling berperang, padahal tujuan mereka sama. Akan muncul hampir tiga puluh pendusta yang mengaku sebagai utusan Allah. Ilmu dicabut, banyak gempa, waktu terasa cepat, fitnah dan pembunuhan merajalela, harta melimpah sampai orang bingung mau memberi ke siapa. Orang-orang berlomba meninggikan bangunan, dan ada yang berharap menjadi seperti orang yang telah meninggal. Matahari terbit dari barat, saat itu iman tak lagi berguna bagi yang belum beriman sebelumnya. Kiamat datang tiba-tiba: dua orang sedang berjual beli tapi belum sempat menuntaskannya, seseorang memerah susu tapi belum sempat meminumnya, menghias kolam tapi belum sempat mengisinya, dan mengangkat makanan tapi belum sempat memakannya.” (HR Bukhari)

Salah satu dari “tiga puluh pendusta” yang disebut dalam hadits ini adalah Dajjal, yang akan memiliki pengaruh besar menjelang kiamat. Lantas, dari mana ia akan muncul?

Dari Mana Dajjal Muncul Pertama Kali?

Hadits-hadits Nabi Muhammad SAW memberikan beberapa petunjuk mengenai lokasi pertama kemunculan Dajjal di muka bumi. Dalam buku Kiamat karya Manshur Abdul Hakim disebutkan, Rasulullah SAW bersabda,

“Al-Masih (Dajjal) akan datang dari arah timur dan tujuannya adalah Madinah, hingga dia sampai di balik Gunung Uhud. Lalu para malaikat menghalaunya ke Syam dan dia di sana binasa.” (HR Muslim)

Sabda ini diperkuat oleh riwayat lain yang juga menunjukkan bahwa arah timur adalah sumber fitnah:

“Dari sini datang fitnah ke arah timur. Kekurangajaran, kekasaran, serta kekerasan hati adalah sifat-sifat para penggembala unta dan sapi dari kalangan suku Rabii’ah dan Mudhar.” (HR Bukhari)

Selain itu, Rasulullah SAW juga bersabda,

“Dia akan keluar dari sebuah jalan antara Syam dan Irak. Kemudian dia melakukan perusakan ke tempat-tempat di sekitarnya. Wahai hamba-hamba Allah, teguhlah pada keyakinan agama kalian.” (HR Muslim, Abu Dawud, dan Hakim dari an-Nawwas bin Sam’aan)

Riwayat dari Abu Bakar Ash-Shiddiq menyebut bahwa Dajjal akan muncul dari Kota Marw, wilayah yang kini berada di kawasan Irak, dan berasal dari kalangan Yahudi kota tersebut. Dalam hadits lain disebutkan bahwa tempat itu memiliki danau asin dan pohon kurma:

“Dajjal akan muncul dari Kota Marw, dari kalangan Yahudi kota itu.” (HR Thabrani)

Wilayah yang Tak Akan Disinggahi Dajjal

Walaupun Dajjal akan berkeliling ke seluruh penjuru bumi, ada dua kota suci yang tak bisa ia masuki: Makkah dan Madinah. Keduanya dijaga oleh para malaikat yang membentuk barisan penjaga di setiap pintunya.

Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Tiada suatu negeri pun melainkan akan diinjak oleh Dajjal, kecuali hanya Makkah dan Madinah yang tidak. Tiada suatu lorong pun dari lorong-lorong Makkah dan Madinah itu, melainkan di situ ada para malaikat yang berbaris rapat untuk melindunginya. Kemudian Dajjal itu turunlah di suatu tanah yang berpasir (di luar Madinah), lalu kota Madinah bergoncanglah sebanyak tiga kali goncangan. Dari goncangan-goncangan itu Allah akan mengeluarkan setiap orang kafir dan munafik (dari Makkah dan Madinah).” (HR Muslim)

Hadits-hadits ini menjadi peringatan bagi umat Islam agar senantiasa menjaga keimanan, karena fitnah Dajjal adalah ujian besar yang akan membedakan antara yang teguh di jalan Allah dan yang mudah tergelincir oleh tipu daya dunia.

Wallahu a’lam.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

5 Manfaat Membaca Surat Al-Fatihah Secara Rutin, Muslim Wajib Tahu


Jakarta

Al-Qur’an menjadi kitab suci yang paling istimewa karena Al-Qur’an adalah firman Allah SWT, Dzat yang menciptakan manusia dan seluruh isi alam raya. Al-Qur’an dapat menyelamatkan manusia dari kesengsaraan dunia dan akhirat.

Surat Al-Fatihah adalah bagian dari Al-Qur’an. Surat ini jadi salah satu surat yang wajib dihafalkan umat Islam karena jadi salah satu rukun dalam salat fardhu. Meskipun begitu, tidak semua orang memahami tentang keistimewaan Al-Fatihah.

Sesungguhnya, Allah menurunkan wahyu melalui surat Al-Fatihah itu tidak sekedar untuk dilantunkan bacaannya. Tidak pula hanya untuk pelengkap salat. Namun sesungguhnya, di dalam setiap ayat tersebut menyimpan makna yang dalam, yang agung dan istimewa.


Jika seseorang mampu mempelajari dan memahami maknanya, tentu akan menjadi takjub. Ia akan mendapatkan ilmu yang mulia karena di dalam surat Al-Fatihah terdapat kemuliaan. Inilah yang jarang dilakukan oleh kebanyakan orang. Jarang pula dipahami oleh mereka.

Al-Fatihah Surat Paling Agung

Melansir buku Mutiara di Samudra Al-Fatihah tulisan Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Surat al-Fatihah mempunyai beberapa keistimewaan. Salah satu dari beberapa keistimewaannya adalah bahwa Al-Fatihah itu dianggap sebagai surat yang paling agung di antara surat-surat di dalam Al-Qur’an. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, bahwa ia berkata: Yahya menyampaikan riwayat dari Syu’bah dari Hubaib bin Abdurrahman dari Hafisz bin Ashim dari Abu Said al-Ma’alli, katanya:

كُنْتُ أَصَلِّي فَدَعَانِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، فَلَمْ أَجِبَهُ حَتَّى صَلَّيْتُ قَالَ فَأَتَيْتُهُ فَقَالَ مَا مَنَعَكَ أَنْ تَا تِينِي قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولُ إِنِّي كُنتُ أَصَلِّي قَالَ أَلَمْ يَقُلِ اللَّهُ تعالى : يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اسْتَجِيبُوا لِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحِينَكُمْ ، ثُمَّ قَالَ لَا عَلَمَنَّكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ فِي القُرْآنِ قَبْلَ أَنْ تَخرج مِنَ الْمَسْجِدِ ، قَالَ فَأَخَذَ بِيَدَيَّ فَلَمَّا أَرَادَ انْ يخرجَ مِنَ الْمَسْجِدِ، قُلْتُ يَا رَسُولَ إِنَّكَ قُلْتُ لَا عَلَمَنَّكَ أَعْظَمَ سُورَةٍ فِي القُرْآنِ قَالَ نَعَمْ الحَمدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالِمِينَ ، هِوَ السَّبْعُ الْمَثَانِي وَالْقُرْآنُ الْعَظِيمُ أُوتِيتُهُ .

Artinya: Aku sedang melakukan shalat, lalu dipanggil oleh Rasulullah saw, sehingga aku tidak menyahutnya. Sesudah selesai shalat aku mendatangi beliau. Rasulullah saw. kemudian bersabda, “Mengapa engkau tidak segera mendatangiku? Bukankah Allah swt. telah berfirman, “Wahai orang-orang beriman, sahutilah seruan Allah dan rasul bila menyeru kamu kepada apa yang menghidupkan kamu.” Beliau berkata lagi, “Sesungguhnya aku akan mengajarkan kepadamu sebesar-besar surah di dalam al-Quran sebelum engkau keluar dari masjid ini.” Ketika Rasulullah saw. hendak keluar dari masjid, ia memegang tanganku, lalu aku berkata, “Wahai Rasul, engkau mengatakan hendak mengajarkan kepadaku sebesar-besar surah dalam al-Quran?” Maka Rasulullah saw, berkata, “Ya, surat (yang kumaksudkan itu) adalah alhamdulillahi rabbil ‘alaamiin (dan seterusnya hingga tujuh ayat yang berulang-ulang), dan itulah al-Quran al-Adhim yang telah disampaikan kepadaku. HR.

5 Manfaat Membaca Surat Al-Fatihah

Dilansir dari buku Syaifurrahman El-Fati dalam buku Manfaat Dahsyat Dzikir Asmaul Husna dan buku Tafsir Al-Asas tulisan Darwis Abu Ubaidah berikut manfaat membaca surat Al-Fatihah:

1. Sebagai Obat dan Penawar

Darwis Abu Ubaidah dalam Tafsir Al-Asas menuliskan, Utsman bin Abi Al-‘Ash Ats-Tsaqafi mengatakan bahwa dia mengadukan kepada Rasulullah suatu penyakit yang dideritanya sejak ia masuk Islam. Maka Rasulullah bersabda kepadanya, ضَعْ يَدَكَ عَلَى الَّذِي تَأَلَّمَ مِنْ جَسَدِكَ. وَقُلْ: بِاسْمِ اللَّهُ، ثَلَاثَاً. وَقُلْ، سَبْعَ مَرَّاتٍ: أَعُوذُ بِاللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ.

Artinya: “Letakkan tanganmu di tubuhmu yang terasa sakit, kemudian ucapkan Bismillah tiga kali, sesudah itu baca tujuh kali: A’udzu billahi wa qudratihi min syarri ma ajidu wa ubadziru.” (Aku berlindung kepada Allah dan kekuasaanNya dari penyakit yang aku derita dan aku cemaskan).” (HR. Muslim)

2. Dilindungi Allah SWT

Barangsiapa yang membaca surat Al-Fatihah maka ia akan aman (selamat) dari segala bahaya yang datang menimpanya. Hal ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Al Buzar yang bersumber dari Anas, ia berkata bahwa Nabi Muhammad pernah bersabda, “Bila engkau membaca Al-Fatihah dan Qul Huwal loohu Ahad (surat Al-Ikhlas) maka amanlah engkau dari segala sesuatu, kecuali dari maut.”

3. Diberikan Pengampunan

Diriwayatkan oleh Muhyiddin Ibn al Arabi dalam Futuhat al Makkiyyah dengan sanadnya yang bersambung kepada Nabi, Allah berfirman, “Hai Israfil, demi keagungan-Ku, kebesaran-Ku, kemurahan- Ku dan kemuliaan-Ku, siapa yang membaca bismillaa-hirrahmaanirrahiim bersambung dengan Al-Fatihah satu kali, saksikanlah bahwa Aku ampuni dosa-dosanya, Aku terima kebaikannya, Aku maafkan kesalahannya. Aku tidak akan membakar lidahnya dengan api dan siksa pada hari kiamat, pada hari ketakutan yang besar. la akan berjumpa dengan-Ku sebelum para nabi dan para auliya.”

Al Thabrani meriwayatkan dengan sanad dari al-Saib bin Yazid, “Nabi memohonkan perlindungan bagiku dengan Fatihat al-Kitab.”

4. Mendapatkan Pahala

Dari Ali bin Abi Thalib, Nabi bersabda, “Pada malam Isra, aku berhenti di bawah ‘Arasy. Aku melihat ke atasku dan kulihat dua papan bergantung terbuat dari mutiara dan yakut. Pada papan yang satu tertulis Al-Fatihah, dan pada papan yang lain seluruh Al-Quran. Aku berkata, “Tuhanku, muliakanlah umatku dengan dua papan ini. Tuhan yang Mahatinggi berfirman, ‘Aku sudah memuliakan kamu dan umatmu dengan keduanya (yakni firman Tuhan: Sudah Aku berikan kepadamu tujuh yang diulang dan Al-Quran yang agung).’ Aku berkata, “Tuhanku, apa pahala orang berfirman, ‘Ya yang membaca Al-Fatihah? Allah Muhammad, barangsiapa yang membaca tujuh ayat itu satu kali, haram baginya tujuh pintu jahanam (seperti firman Allah: Baginya ada tujuh pintu)’. Aku berkata, “Tuhanku, apa pahala orang yang membaca Al Quran satu kali?” Allah berfirman, “Ya Muhammad, untuk setiap huruf Aku beri kepadanya satu pohon di surga.”

5. Melancarkan Rezeki

Barang siapa istiqamah membaca surah Al Fatihah setiap selesai salat fardhu 20 kali, sehingga sehari semalam ia membacanya 100 kali, maka Allah SWT akan meluaskan rezekinya, dibaguskan semua tingkahnya, terang wajah dan hatinya, serta dimudahkan segala urusannya.

(lus/erd)



Sumber : www.detik.com

5 Syarat Wajib Sholat bagi Muslim, Ini Bedanya dengan Syarat Sah


Jakarta

Syarat wajib sholat harus dipahami oleh muslim. Syarat ini harus dipenuhi sebelum mengerjakan sholat, jika tidak sholatnya belum wajib dilaksanakan.

Dalam Islam, sholat adalah ibadah wajib dan termasuk rukun Islam yang kedua. Allah SWT berfirman dalam surah An Nisa ayat 103,

فَأَقِيمُوا الصَّلُوةَ إِنَّ الصَّلوةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَبًا مَّوْقُوتًا…


Artinya: “…Maka dirikanlah sholat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya sholat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”

Syarat Wajib Sholat bagi Muslim

Mengutip dari buku Panduan Sholat untuk Perempuan yang disusun Nurul Jazimah, berikut beberapa syarat wajib sholat bagi muslim.

1. Islam

Syarat wajib sholat yang pertama adalah beragama Islam. Sebagaimana diketahui, perintah sholat hanya ditujukan kepada muslim, karenanya orang yang bukan termasuk muslim tidak diwajibkan sholat.

2. Baligh

Syarat wajib sholat selanjutnya yaitu baligh atau telah menginjak usia dewasa. Dalam sebuah hadits, Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Orang-orang yang tidak dibebankan tanggung jawab hukum ada tiga golongan, yaitu; orang yang tidur hingga bangun, anak kecil hingga bermimpi (baligh) dan orang gila hingga sembuh.” (HR Ahmad dan lainnya)

Dengan demikian, anak-anak tidak diwajibkan sholat. Namun, tak ada larangan jika anak-anak ingin sholat. Orang tua juga diwajibkan mendidik anaknya untuk sholat sejak dini sebagai bentuk pembelajaran.

Nabi SAW bersabda,

“Ajarilah anak-anakmu sholat ketika usianya tujuh tahun.” (HR Imam Ahmad, Abu Dawud dan Al Hakim)

3. Berakal

Berakal menjadi syarat wajib sholat bagi muslim. Maksud berakal di sini berarti ia dapat membedakan perbuatan baik dan buruk, pantas dan tidak pantas. Karenanya, orang gila tidak wajib sholat karena dianggap tidak berakal.

4. Mampu Sholat

Sholat tidak boleh ditinggalkan dalam kondisi apa pun, selama keadaan memungkinkan. Ketika sehat, sholat bisa dikerjakan secara sempurna dengan tata cara yang sudah ditetapkan.

Ketika sakit, muslim bisa sholat dengan posisi duduk atau berbaring. Bahkan, ketika tidak mampu bergerak pun, sholat bisa dilakukan dengan isyarat.

5. Suci dari Haid dan Nifas

Syarat wajib lain dari sholat adalah suci dari haid dan nifas. Artinya, muslimah yang sedang haid dan nifas tidak diperbolehkan untuk sholat.

Mereka baru boleh mengerjakan sholat setelah mandi wajib. Rasulullah SAW bersabda,

“Apabila seorang muslimah mendapatkan haid, maka tinggalkanlah sholat da apabila telah selesai masa haidnya, maka mandilah dan bersihkan (sisa-sisa) darahnya, kemudian sholatlah.” (HR Abu Daud)

Apa Perbedaan Syarat Wajib Sholat dengan Syarat Sah?

Masih dari sumber yang sama, syarat wajib sholat berbeda dengan syarat sah. Syarat wajib adalah syarat yang harus dipenuhi sebelum hendak sholat. Jadi, jika syarat tidak terpenuhi maka ia tidak wajib sholat.

Sementara itu, syarat sah adalah syarat yang harus dipenuhi karena menjadi penentu sah atau tidaknya sholat yang dikerjakan seseorang.

Syarat Sah Sholat

Menukil dari buku Tuntunan Bersuci dan Sholat: Madzhab Imam Asy Syafi’i karya Humaidi Al Faruq, berikut beberapa syarat sah sholat.

  1. Suci dari hadats kecil dan besar
  2. Suci dari najis
  3. Menutup aurat
  4. Menghadap kiblat
  5. Telah masuk waktu sholat

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

5 Keutamaan Sholat Dhuha, Amalan Ringan dengan Ganjaran Besar


Jakarta

Dalam Islam, banyak ibadah sunnah yang dianjurkan untuk dilaksanakan oleh muslim. Salah satunya sholat dhuha, amalan dengan berbagai keutamaan.

Meskipun hukumnya tidak wajib, sholat dhuha merupakan amalan yang dicintai oleh Nabi Muhammad SAW dan dikenal sebagai salah satu kunci pembuka rezeki serta penghapus dosa.

Dikutip dari buku Keberkahan Sholat Dhuha, Raih Rezeki Sepanjang Hari: Plus Ayat & Doa-Doa Pembuka Rezeki karya Ustadz Arif Rahman, sholat dhuha adalah sholat sunnah yang dikerjakan pada waktu pagi setelah matahari terbit dan sebelum masuk waktu dzuhur. Dalam bahasa Arab, kata “ḍuḥā” berarti waktu pagi ketika matahari mulai naik sekitar satu tombak di atas ufuk.


Sholat ini termasuk dalam kategori sholat sunnah ghairu muakkad, yaitu sunnah yang tidak terlalu ditekankan, tetapi tetap sangat dianjurkan karena banyak keutamaannya.

Anjuran mendirikan sholat dhuha dijelaskan dalam hadits. Abu Hurairah RA meriwayatkan,

“Kekasihku (Rasulullah SAW) telah berwasiat kepadaku tentang tiga perkara agar jangan aku tinggalkan hingga mati: Puasa tiga hari setiap bulan, sholat dhuha dan tidur dalam keadaan sudah melakukan sholat witir.” (HR Bukhari dan Muslim)

Keutamaan Sholat Dhuha

1. Diberi Pahala Setara Sedekah untuk Seluruh Persendian

Dari Abu Dzar, Nabi Muhammad SAW bersabda,

“Pada pagi hari diharuskan bagi seluruh persendian di antara kalian untuk bersedekah. Setiap bacaan tasbih (subhanallah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahmid (alhamdulillah) bisa sebagai sedekah, setiap bacaan tahlil (laa ilaha illallah) bisa sebagai sedekah, dan setiap bacaan takbir (Allahu akbar) juga bisa sebagai sedekah. Begitu pula amar ma’ruf (mengajak kepada ketaatan) dan nahi mungkar (melarang dari kemungkaran) adalah sedekah. Ini semua bisa dicukupi (diganti) dengan melaksanakan sholat dhuha sebanyak 2 rakaat.” (HR Muslim)

Dikutip dari buku Sholat Dhuha Dulu, Yuk karya Imron Mustofa, hadits ini menjelaskan, dengan mengerjakan sholat dhuha dua rakaat, seorang muslim mendapatkan pahala seolah telah bersedekah untuk 360 persendian tubuh. Hal ini menunjukkan betapa besarnya pahala sholat ini.

2. Menjadi Sebab Datangnya Rezeki

Sholat dhuha juga dikenal sebagai sholat pembuka pintu rezeki. Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah SAW bersabda bahwa Allah SWT berfirman,

“Wahai anak Adam, rukuklah (sholatlah) untuk-Ku di awal siang sebanyak empat rakaat, maka Aku akan mencukupi kebutuhanmu hingga sore hari.” (HR Tirmidzi)

3. Dicatat sebagai Ahli Ibadah

Orang yang terbiasa menjaga sholat dhuha akan dicatat sebagai hamba Allah SWT yang senantiasa beribadah.

Dari Abu Darda’ RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang menjaga sholat dhuha, niscaya dosanya akan diampuni, walaupun sebanyak buih di lautan.” (HR Tirmidzi)

4. Menghapus Dosa-dosa

Sholat dhuha memiliki keutamaan sebagai penghapus dosa, sebagaimana disebutkan dalam hadits tersebut di atas. Meski dosa sebesar buih di lautan, Allah SWT akan mengampuninya melalui ibadah ini, tentu dengan keikhlasan dan ketekunan.

5. Menjadi Sholat Orang-orang yang Kembali kepada Allah (Awwabin)

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda,

“Tidak ada yang menjaga sholat dhuha kecuali orang-orang yang kembali kepada Allah (awwabin), dan itu adalah sholatnya orang-orang yang awwabin.” (HR Ibn Khuzaimah dan Hakim)

Istilah awwabin adalah sebutan bagi hamba yang senantiasa kembali, taat, dan tunduk kepada Allah. Dengan rutin mengerjakan sholat dhuha, insyaallah seseorang bisa tergolong dalam golongan mulia ini.

Wallahu a’lam.

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Setan Takut kepada 4 Golongan Ini, Apakah Kamu Termasuk?


Jakarta

Sejak awal penciptaan manusia, iblis sudah menyatakan permusuhannya. Ia bertekad akan menyesatkan keturunan Adam hingga mereka tertipu dan melihat kesesatan sebagai kenikmatan. Allah SWT mengabadikan sumpah Iblis ini dalam Al-Qur’an surah Al-Hijr ayat 39.

Allah SWT berfirman,

قَالَ رَبِّ بِمَآ اَغْوَيْتَنِيْ لَاُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِى الْاَرْضِ وَلَاُغْوِيَنَّهُمْ اَجْمَعِيْنَۙ


Artinya: Ia (Iblis) berkata, “Tuhanku, karena Engkau telah menyesatkanku, sungguh aku akan menjadikan (kejahatan) terasa indah bagi mereka di bumi dan sungguh aku akan menyesatkan mereka semua,

Dalam surah Al-A’raf ayat 17, iblis menjelaskan rencananya lebih jauh:

ثُمَّ لَاٰتِيَنَّهُمْ مِّنْۢ بَيْنِ اَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ اَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَاۤىِٕلِهِمْۗ وَلَا تَجِدُ اَكْثَرَهُمْ شٰكِرِيْنَ

Artinya: Kemudian, pasti aku akan mendatangi mereka dari depan, dari belakang, dari kanan, dan dari kiri mereka. Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur.”

Menurut Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, ayat ini menggambarkan bahwa setelah manusia diberi keinginan dan kebebasan memilih, setan bertekad menghalangi mereka dari segala arah dalam menempuh jalan lurus (Ash-Shirathal Mustaqim). Ia datang dari depan, belakang, kanan, dan kiri untuk menggoda manusia agar berpaling dari petunjuk Allah.

Penjelasan Buya Hamka menekankan bahwa kebanyakan manusia tidak bersyukur karena mereka sudah tertipu oleh tipu daya setan. Gangguan ini bukan semata dari arah fisik, melainkan juga dari arah pemikiran, perasaan, hingga tindakan, yang membuat manusia sulit menerima kebenaran atau kembali ke jalan lurus.

Golongan Orang yang Ditakuti Setan

Namun ada pula golongan manusia yang tidak hanya terhindar dari godaan, tapi bahkan ditakuti oleh setan. Hal ini dijelaskan dalam buku Mengapa Malaikat dan Setan di Rumah Kita? susunan Abu Hudzaifah Ibrahim dan Muhammad ash-Shayim. Siapa saja mereka?

1. Orang yang Memohon Perlindungan kepada Allah SWT

Ketika seseorang menghadapi kesulitan, ia berlindung hanya kepada Allah, bukan kepada makhluk lain. Hal ini dijelaskan dalam surah Al-Isra ayat 56:

قُلِ ادْعُوا الَّذِيْنَ زَعَمْتُمْ مِّنْ دُوْنِهٖ فَلَا يَمْلِكُوْنَ كَشْفَ الضُّرِّ عَنْكُمْ وَلَا تَحْوِيْلً

Artinya: Katakanlah (Nabi Muhammad), “Serulah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Dia. Mereka tidak akan mampu menghilangkan bahaya darimu dan tidak (pula) mampu mengalihkannya.”

Setan takut kepada orang yang tahu kepada siapa harus meminta pertolongan, karena orang ini tidak mudah tergoda oleh janji dan bisikan palsu.

2. Orang yang Senantiasa Bertaubat dan Beristighfar

Setan akan berusaha menjebak manusia dalam dosa, tetapi ia gentar kepada mereka yang segera sadar dan kembali kepada Allah. Mereka tidak tenggelam dalam kesalahan, melainkan segera bertaubat.

Firman Allah SWT dalam surah Al-A’raf ayat 201:

اِنَّ الَّذِيْنَ اتَّقَوْا اِذَا مَسَّهُمْ طٰۤىِٕفٌ مِّنَ الشَّيْطٰنِ تَذَكَّرُوْا فَاِذَا هُمْ مُّبْصِرُوْنَۚ

Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa, jika mereka dibayang-bayangi pikiran jahat (berbuat dosa) dari setan, mereka pun segera ingat (kepada Allah). Maka, seketika itu juga mereka melihat (kesalahan-kesalahannya).

Taubat membuat manusia kembali pada fitrahnya dan membatalkan pengaruh setan yang sempat menyentuhnya.

3. Orang yang Hidup dalam Lingkungan Orang Saleh

Setan lebih mudah menggoda orang yang menyendiri dan jauh dari komunitas yang baik. Sebaliknya, mereka yang hidup dalam jemaah Muslim, akan saling mengingatkan dan menjaga.

Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa yang menginginkan kesenangan surga di antara kalian, hendaklah dia senantiasa bergabung dengan jemaah muslimin, karena setan itu berada di dekat orang yang sendiri dan akan tersingkir dari dua orang atau lebih.” (HR Tirmidzi)

Lingkungan yang baik adalah benteng dari godaan yang sering datang saat seseorang dalam kesendirian atau saat iman sedang lemah.

4. Orang yang Dekat dengan Al-Qur’an dan Sunnah

Orang yang membaca, memahami, dan mengamalkan Al-Qur’an serta mengikuti tuntunan Nabi Muhammad SAW, berada di bawah cahaya petunjuk. Setan akan kesulitan menembus hati yang dipenuhi ayat-ayat Allah dan sunnah Rasul-Nya.

Zikir dan Amalan Pelindung dari Godaan Setan

Selain masuk empat golongan di atas, Rasulullah SAW juga mengajarkan zikir dan amalan tertentu untuk menjauhkan diri dari godaan setan.

Dalam buku Zikir & Amalan Nabi Sehari-hari terbitan Ghadeer Foundation, disebutkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Setan terbagi menjadi dua. Pertama, setan dari golongan jin yang akan menjauh ketika dibacakan padanya ayat Al-Qur’an. Kedua, setan dari golongan manusia, yang akan menjauh ketika dibacakan sholawat: Allahumma shalli ‘ala Muhammad wa āli Muhammad.”

Imam Ja’far Ash-Shadiq juga meriwayatkan cara mencegah bisikan setan:

“Untuk mencegah bisikan setan pada dirimu, usapkan tangan ke dada sambil membaca: Bismillāh wabillāh wa bi Muhammad rasūlillāh, wa lā haula wa lā quwwata illā billāhil ‘Aliyyil ‘Azīm, Allāhumma amsih ‘annī mā ahdzar.

(Dengan nama Allah, dengan Allah, dan dengan Muhammad utusan Allah. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Ya Allah, hilangkanlah dariku apa yang aku khawatirkan).”

Setelah itu, tangan ditarik ke bawah sampai perut dan doa tersebut diulang sebanyak tiga kali. Insyaallah seseorang akan terhindar dari bisikan dan gangguan setan.

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com

Mau Sehat ala Nabi? Ini 6 Herbal yang Jadi Pilihan Rasulullah SAW


Jakarta

Rasulullah SAW dikenal sebagai pribadi yang memperhatikan kesehatan tubuh, pikiran, dan jiwa. Beliau mencontohkan gaya hidup sehat yang bersumber dari alam.

Kesehatan adalah nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Sebagai mukmin beriman, seorang yang telah diberi kesehatan hendaknya menjaga dengan baik.

Rasulullah SAW mengingatkan umatnya supaya menyadari nikmat kesehatan, bahkan kaum muslimin diperintahkan untuk memohon kepada Allah SWT supaya senantiasa diberi kesehatan.


Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Wahai Abbas! Mintalah kepada Allah yang Maha Tinggi kesehatan di dunia dan di akhirat.” (HR Al Bazzar dan Turmudzi)

Dikutip dari buku Panduan Diet Ala Rasulullah karya Indra Kusumah SKL, S.Psi, salah satu hal yang mempengaruhi kesehatan adalah pola makan. Makanan dan minuman memiliki peran signifikan dalam kesehatan seseorang. Banyak orang yang kesehatannya terganggu disebabkan oleh pola makan yang salah dan minimnya pemahaman tentang kesehatan bahan makanan yang dikonsumsi.

Saat mengalami masalah kesehatan, Rasulullah SAW menegaskan bahwa setiap penyakit ada obatnya. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Muslim,

عن جابر بن عبد االله لِكُلِّ دَاءٍ دَوَاءٌ، فَإِذَا أَصَابَ الدَّوَاءُ الدَّاءَ، بـَرَأَ بِإِذْنِ االلهِ عَزَّ وَجَلَّ

Artinya: “Dari Jabir bin Abdullah: Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan seizin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR Muslim)

Herbal yang Dikonsumsi Rasulullah SAW

Beberapa bahan herbal dan makanan alami menjadi bagian dari pola hidup Rasulullah SAW. Berikut uraian dari masing-masing bahan yang digunakan Rasulullah SAW dalam menjaga kesehatannya:

1. Habbatussauda (Jintan Hitam)

Jintan hitam atau habbatussauda merupakan biji kecil berwarna hitam yang sangat dihargai dalam pengobatan Nabawi. Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa habbatussauda adalah obat untuk segala macam penyakit, kecuali kematian.

Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya al-Habbah as-Sauda’ ini adalah kesembuhan (obat) dari setiap penyakit, kecuali dari as-Sam (kematian).” (HR Bukhari dan Muslim)

Khasiat jinten hitam tidak hanya dikenal secara tradisional, tetapi juga telah dibuktikan oleh ilmu kedokteran modern. Habbatussauda memiliki kandungan antioksidan, antibakteri, dan antiradang, serta sangat bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh.

2. Madu

Madu menjadi salah satu minuman utama dalam kehidupan Rasulullah SAW. Beliau mengonsumsi madu yang dicampur air di pagi hari sebagai minuman pembuka yang menyegarkan.

Di dalam Al-Qur’an, madu disebut sebagai cairan penyembuh bagi manusia. Dengan kandungan alami seperti enzim, vitamin, dan mineral, madu dapat membantu mempercepat penyembuhan luka, meningkatkan energi, menjaga kesehatan pencernaan, serta memperkuat imunitas.

3. Kurma

Kurma merupakan buah yang sangat dicintai Nabi Muhammad SAW. Beliau kerap mengonsumsi kurma, terutama saat sahur dan berbuka puasa. Dalam hadits, disebutkan bahwa siapa yang makan tujuh butir kurma ajwa di pagi hari, maka dia akan terlindungi dari sihir dan racun.

Kurma mengandung gula alami yang mudah diserap tubuh, serat tinggi, serta kaya akan zat besi, magnesium, dan antioksidan yang baik untuk menjaga kesehatan darah dan otak.

4. Minyak Zaitun

Dikutip dari buku Terapi Herbal dan Pengobatan Cara Nabi SAW susunan Prof Dr Abdul Basith Muhammad Sayyid, minyak zaitun adalah minyak yang dianjurkan Rasulullah SAW untuk dikonsumsi dan dipakai sebagai minyak gosok.

Dalam Al-Quran surah An-Nur ayat 35, Allah SWT berfirman,

ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشْكَوٰةٍ فِيهَا مِصْبَاحٌ ۖ ٱلْمِصْبَاحُ فِى زُجَاجَةٍ ۖ ٱلزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّىٌّ يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَٰرَكَةٍ زَيْتُونَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَلَا غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىٓءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ ۚ نُّورٌ عَلَىٰ نُورٍ ۗ يَهْدِى ٱللَّهُ لِنُورِهِۦ مَن يَشَآءُ ۚ وَيَضْرِبُ ٱللَّهُ ٱلْأَمْثَٰلَ لِلنَّاسِ ۗ وَٱللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ

Artinya: “Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca (dan) kaca itu seakan-akan bintang (yang bercahaya) seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, (yaitu) pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur (sesuatu) dan tidak pula di sebelah barat(nya), yang minyaknya (saja) hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

Dalam hadits, Nabi SAW menyebut bahwa zaitun adalah pohon yang diberkahi. Minyak zaitun memiliki manfaat luar biasa, mulai dari menjaga kesehatan jantung, mengurangi kolesterol jahat, hingga menutrisi kulit dan rambut. Kaya akan lemak tak jenuh tunggal dan antioksidan, minyak zaitun sangat efektif dalam menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.

5. Cuka

Cuka, khususnya cuka anggur atau cuka apel, merupakan salah satu lauk yang disukai Rasulullah SAW. Meski sederhana, beliau menyebut cuka sebagai lauk yang terbaik.

Cuka dikenal memiliki sifat antiseptik alami, membantu proses pencernaan, mengontrol kadar gula darah, dan bahkan bermanfaat dalam menjaga keseimbangan berat badan.

6. Jahe

Jahe merupakan tanaman herbal yang memiliki banyak manfaat. Selain digunakan sebagai bumbu masakan, jahe juga berkhasiat untuk tubuh, seperti melegakan tenggorokan, melancarkan pencernaan, mengobati migrain, hingga menurunkan tekanan darah.

Jahe telah disebut dalam Al-Quran sebagai minuman yang ada di surga. Dalam surah Al Insan ayat 17, Allah SWT berfirman,

وَيُسْقَوْنَ فِيهَا كَأْسًا كَانَ مِزَاجُهَا زَنجَبِيلًا

Artinya: “Di dalam surga itu mereka diberi minum segelas (minuman) yang campurannya adalah jahe.”

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

Mengerikan! Ini 5 Jenis Siksa Kubur Menurut Al-Qur’an dan Hadits


Jakarta

Sebelum tiba hari penghakiman di surga atau neraka, setiap jiwa akan melewati fase di alam kubur. Di sana, manusia akan merasakan nikmat kubur bagi mereka yang beriman, dan sebaliknya, siksa kubur menanti bagi orang-orang yang berbuat zalim.

Memahami jenis-jenis siksaan ini menjadi pengingat bagi kita akan pentingnya menjalani hidup sesuai ajaran Islam. Keberadaan siksa kubur ditegaskan oleh Allah SWT dalam Surah Al-Hajj ayat 7:

وَّاَنَّ السَّاعَةَ اٰتِيَةٌ لَّا رَيْبَ فِيْهَاۙ وَاَنَّ اللّٰهَ يَبْعَثُ مَنْ فِى الْقُبُوْرِ


Artinya: “Sesungguhnya kiamat itu pasti datang, tidak ada keraguan padanya dan sesungguhnya Allah akan membangkitkan siapa pun yang di dalam kubur.” (QS. Al-Hajj: 7)

Dalam karyanya 1001 Siksa Kubur, Ustad Asan Sani ar Rafif menjelaskan bahwa siksa kubur diperuntukkan bagi golongan yang zalim, meliputi kaum munafik dan orang-orang kafir. Hal ini juga dijelaskan dalam Surah Al-An’am ayat 93:

وَمَنْ أَظْلَمُ مِمَّنِ ٱفْتَرَىٰ عَلَى ٱللَّهِ كَذِبًا أَوْ قَالَ أُوحِىَ إِلَىَّ وَلَمْ يُوحَ إِلَيْهِ شَىْءٌ وَمَن قَالَ سَأُنزِلُ مِثْلَ مَآ أَنزَلَ ٱللَّهُ ۗ وَلَوْ تَرَىٰٓ إِذِ ٱلظَّٰلِمُونَ فِى غَمَرَٰتِ ٱلْمَوْتِ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ بَاسِطُوٓا۟ أَيْدِيهِمْ أَخْرِجُوٓا۟ أَنفُسَكُمُ ۖ ٱلْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ ٱلْهُونِ بِمَا كُنتُمْ تَقُولُونَ عَلَى ٱللَّهِ غَيْرَ ٱلْحَقِّ وَكُنتُمْ عَنْ ءَايَٰتِهِۦ تَسْتَكْبِرُونَ

Artinya: “Siapakah yang lebih zalim daripada orang-orang yang mengada-adakan dusta terhadap Allah atau yang berkata, “Telah diwahyukan kepadaku,” padahal tidak diwahyukan sesuatu pun kepadanya dan orang yang berkata, “Aku akan mendatangkan seperti yang diturunkan Allah.” Seandainya saja engkau melihat pada waktu orang-orang zalim itu (berada) dalam kesakitan sakaratul maut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya (sembari berkata), “Keluarkanlah nyawamu!” Pada hari ini kamu akan dibalas dengan azab yang sangat menghinakan karena kamu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya.” (QS. Al-An’am: 93)

Macam-Macam Siksa Kubur yang Mengerikan

Berdasarkan buku Mengintip Alam Gaib karya Aep Saepulloh Darusmanwiati, berikut adalah beberapa bentuk siksa kubur yang akan dihadapi oleh mereka yang pantas menerimanya.

1. Lilitan Ular Berbisa

Salah satu siksaan paling mengerikan adalah kemunculan 99 ekor ular yang sangat berbisa. Ular-ular ini akan melilit seluruh tubuh, menggigit, dan terus menyuntikkan bisa mereka hingga hari kiamat tiba.

2. Terbukanya Pintu Neraka Jahanam

Pintu neraka jahanam akan dibuka, membiarkan asap dan panas apinya masuk ke dalam kubur. Siksaan ini akan menimbulkan rasa sakit yang belum pernah dirasakan di dunia.

3. Pukulan Gada Besi

Malaikat yang gagah perkasa akan memukulkan gada besi ke antara dua telinga orang yang disiksa. Kekuatan pukulan ini begitu dahsyat sehingga teriakannya bisa didengar oleh seluruh makhluk, kecuali manusia dan jin.

4. Kuburan yang Menghimpit

Kuburan akan menghimpit jenazah dengan sangat keras, meremukkan seluruh tulang-belulang.

5. Penyempitan Kuburan

Selain menghimpit, kuburan juga akan menyempit secara bertahap dan terus-menerus hingga hari kiamat tiba, menambah penderitaan bagi penghuninya.

Penyebab Siksa Kubur dan Cara Menghindarinya

Menurut buku Agar Selamat dari Azab Kubur karya Satria Nova, siksa kubur dapat disebabkan oleh dua faktor utama: sebab umum dan sebab khusus.

Sebab Umum Siksa Kubur

  • Kekafiran: Tidak beriman dan percaya kepada Allah SWT, termasuk ateis, agnostik, dan non-muslim.
  • Syirik: Menyekutukan Allah, seperti menyembah berhala atau percaya pada kekuatan lain yang setara dengan Allah.
  • Kemunafikan.
  • Berbuat maksiat.

Sebab Khusus Siksa Kubur

  • Meninggalkan salat.
  • Meninggalkan Al-Qur’an.
  • Berbohong.
  • Berzina.
  • Pelaku riba.
  • Ibu yang tidak mau menyusui anaknya tanpa alasan syar’i.
  • Tidak bersuci setelah buang air kecil.
  • Adu domba.
  • Gibah (menggunjing).
  • Mencuri.
  • Tidak puasa Ramadan tanpa uzur (alasan yang dibenarkan syariat).
  • Ratapan berlebihan dari keluarga yang ditinggalkan.

Doa Agar Terhindar dari Siksa Kubur

Rasulullah SAW telah mengajarkan doa yang bisa kita amalkan agar terhindar dari siksa kubur. Syaikh Wahbah Az-Zuhaili dalam Kitab Fiqih Islam Wa Adillatuhu Jilid 2 menyebut, doa ini dianjurkan untuk dibaca setelah membaca doa tasyahud akhir dalam salat.

Doa ini dinukil berdasarkan hadits dari Aisyah, istri Rasulullah SAW. Ia mengatakan bahwa Rasulullah SAW dalam salatnya membaca doa berikut.

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

Bacaan latin: Allahumma inni audzubika min ‘adzabi jahannama wa min adzabil qabri wa min fitnatil mahya wal mamati, wa min syarri fitnatil masihid dajjal.

Artinya: “Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepadaMu dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, dari fitnah kehidupan dan kematian, serta dari kejahatan fitnah al-masikh ad-Dajjal” (HR Muslim).

Wallahu a’lam.

(hnh/kri)



Sumber : www.detik.com

Lelaki Menyerupai Perempuan, Apakah Dosa? Ini Pandangan Islam


Jakarta

Dalam dunia yang semakin berkembang dan terbuka ini semakin banyak ditemui fenomena laki-laki yang menyerupai perempuan dan juga sebaliknya. Apalagi media sosial dan juga perkembangan budaya membuat ekspresi gender semakin bebas.

Islam benar-benar konsisten untuk menerima takdir yang telah digariskan Allah SWT, termasuk urusan jenis kelamin. Menyerupai salah satu jenis kelamin dengan jenis kelamin lain tidak dibenarkan dalam Islam, baik berhubungan dengan baju atau lainnya.

Hukum Laki-laki Menyerupai Perempuan

Manusia yang menyimpang dari fitrahnya adalah bagian dari usaha iblis untuk menyesatkan umat manusia. Allah SWT menceritakan sumpah iblis di dalam Al-Qur’an surah An-Nisa’ ayat 119, Allah SWT berfirman,


وَّلَاُضِلَّنَّهُمْ وَلَاُمَنِّيَنَّهُمْ وَلَاٰمُرَنَّهُمْ فَلَيُبَتِّكُنَّ اٰذَانَ الْاَنْعَامِ وَلَاٰمُرَنَّهُمْ فَلَيُغَيِّرُنَّ خَلْقَ اللّٰهِۚ وَمَنْ يَّتَّخِذِ الشَّيْطٰنَ وَلِيًّا مِّنْ دُوْنِ اللّٰهِ فَقَدْ خَسِرَ خُسْرَانًا مُّبِيْنًا ۝١١٩

Artinya: “Aku benar-benar akan menyesatkan mereka, membangkitkan angan-angan kosong mereka, menyuruh mereka (untuk memotong telinga-telinga binatang ternaknya) hingga mereka benar-benar memotongnya, dan menyuruh mereka (mengubah ciptaan Allah) hingga benar-benar mengubahnya.” Siapa yang menjadikan setan sebagai pelindung selain Allah sungguh telah menderita kerugian yang nyata.”

Berdasarkan firman Allah di surah An-Nisa ayat 119 tersebut, upaya untuk membuat manusia menyimpang dari fitrahnya memang merupakan tujuan iblis. Hal ini dilakukan agar manusia menjauh dari Allah SWT.

Rasulullah melarang hal tersebut bagi setiap lelaki dan perempuan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata,

لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لِبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لِبْسَةَ الرَّجُلِ.

Artinya: “Rasulullah melaknati seorang laki-laki yang memakai pakaian perempuan dan perempuan yang memakai pakaian laki-laki.”

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Rasulullah melaknati perempuan yang bertingkah seperti lelaki dan lelaki yang bertingkah seperti perempuan.

Rasulullah juga bersabda, “Keluarkan mereka dari rumah kalian.” Ibnu Abbas mengatakan, “Maka Rasulullah mengeluarkan seorang lelaki (yang menyerupai perempuan) dan Umar juga melakukan hal yang sama.

Dari Ibnu Abbas, ia berkata,”Rasulullah melaknati lelaki yang menyamai perempuan, dan perempuan yang menyamai lelaki. “

Begitu pula dalam hadits Abu Hurairah disebutkan,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- لَعَنَ الرَّجُلَ يَلْبَسُ لُبْسَةَ الْمَرْأَةِ وَالْمَرْأَةَ تَلْبَسُ لُبْسَةَ الرَّجُلِ

Artinya: “Rasulullah SAW melaknat laki-laki yang memakai pakaian wanita, begitu pula wanita yang memakai pakaian laki-laki” (HR Ahmad no. 8309, 14: 61)

Sanad hadits ini shahih sesuai syarat Muslim, perawinya tsiqoh termasuk perawi Bukhari Muslim selain Suhail bin Abi Sholih yang termasuk perawi Muslim saja). Dalam hadits terakhir ini yang dilaknat adalah gaya pakaiannya. Sedangkan hadits di atas adalah mode bergaya secara umum.

Sehingga laki-laki yang berdandan menyerupai perempuan tidak diperbolehkan dalam Islam, begitu pun sebaliknya.

(lus/kri)



Sumber : www.detik.com

Larangan Bicara di 3 Waktu Ini dalam Islam, Apa Saja?


Jakarta

Islam sangat menekankan adab menjaga lisan, termasuk larangan berbicara pada waktu-waktu tertentu yang dianggap tidak tepat. Dalam kondisi tertentu, berbicara bisa menjadi sumber kekeliruan, mengganggu ibadah, atau bahkan mengurangi pahala.

Allah SWT berfirman dalam surah Qaf ayat 18,

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ اِلَّا لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ


Artinya: “Tidak ada suatu kata pun yang terucap, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat).”

Ayat ini menjadi pengingat bahwa setiap ucapan memiliki konsekuensi. Karena itu, umat Islam diajarkan untuk menahan diri dari berbicara pada situasi tertentu.

Waktu-waktu yang Dilarang untuk Berbicara dalam Islam

Berikut tiga waktu yang secara jelas dilarang untuk berbicara dalam ajaran Islam.

1. Larangan Berbicara saat Khutbah Jumat

Salah satu waktu yang dilarang untuk berbicara menurut ajaran Islam adalah ketika khatib sedang menyampaikan khutbah Jumat. Hal ini dijelaskan dalam buku Fikih Sunnah Jilid 2 karya Sayyid Sabiq. Para ulama sepakat bahwa mendengarkan khutbah merupakan kewajiban. Oleh sebab itu, berbicara saat khutbah berlangsung tidak diperbolehkan, bahkan jika tujuannya baik seperti menegur orang lain agar diam.

Larangan ini ditegaskan dalam sabda Rasulullah SAW:

“Barang siapa yang berbicara pada hari Jumat ketika imam sedang berkhutbah, maka dia seperti keledai yang membawa kitab. Dan orang yang berkata kepada orang lain, ‘diamlah’, maka Jumatnya tidak sempurna.” (HR Ahmad dan Abu Daud)

2. Larangan Berbicara saat Buang Hajat

Dijelaskan dalam buku Fiqih Wanita: Edisi Lengkap karya Syaikh Kamil Muhammad, berbicara ketika sedang buang air kecil atau besar tidak dianjurkan dalam Islam. Walaupun pembicaraan itu berkaitan dengan hal baik seperti menjawab salam atau adzan, tetap disarankan untuk diam selama berada di kamar mandi.

Ibnu Umar RA meriwayatkan:

“Ada seseorang yang melewati Nabi SAW yang ketika itu sedang buang air kecil. Orang tersebut memberi salam, namun Rasulullah tidak membalasnya.” (HR Jamaah kecuali Bukhari)

3. Larangan Berbicara saat Salat

Berbicara saat menjalankan salat juga termasuk dalam hal yang dilarang. Dalam buku Panduan Shalat Lengkap dan Praktis Wajib dan Sunnah karya Ahmad Sultoni dijelaskan bahwa percakapan di tengah salat dapat membatalkan salat. Umat Islam diperintahkan untuk menjaga kekhusyukan dan menghindari ucapan yang bukan bagian dari ibadah.

Zaid bin Al-Arqam RA menceritakan:

“Dahulu kami biasa berbicara saat salat. Seseorang berbicara dengan temannya di dalam salat. Lalu turunlah firman Allah: ‘Berdirilah untuk Allah dengan khusyuk.’ Setelah itu kami diperintahkan diam dan dilarang berbicara dalam salat.” (HR Jamaah kecuali Ibnu Majah)

(inf/kri)



Sumber : www.detik.com