Tag Archives: allahumma

Ini Bacaan yang Dipanjatkan ketika Muslim Lupa Doa Makan


Jakarta

Muslim dianjurkan untuk membaca doa sebelum, ketika dan setelah melakukan kegiatan. Begitu juga sebelum menyantap makanan.

Perintah berdoa termaktub dalam surat Gafir ayat 60, Allah SWT berfirman:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْٓ اَسْتَجِبْ لَكُمْ ۗاِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ ࣖࣖࣖ ٦٠


Artinya: “Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Aku perkenankan bagimu (apa yang kamu harapkan). Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri tidak mau beribadah kepada-Ku akan masuk (neraka) Jahanam dalam keadaan hina dina.”

Menukil dari buku Makanan dan Minuman dalam Al-Quran susunan Mifta Novikasari, Allah SWT memerintahkan muslim untuk memilih makanan halal dan baik. Memakan makanan yang baik termasuk ikhtiar untuk menjaga tubuh dan kesehatan.

Sementara itu, doa sebelum makan dibaca agar makanan yang dikonsumsi menjadi berkah. Namun, bagaimana jika muslim lupa membaca doa makan? Adakah bacaan lain yang harus diamalkan?

Bacaan yang Diamalkan ketika Lupa Doa Makan

Mengutip buku Kumpulan Doa Makbul susunan Neni Nuraeni, berikut bacaan yang diamalkan ketika lupa melafalkan doa makan.

بِسْمِ اللَّهِ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ

Arab latin: Bismillahi awwalahu wa aakhirohu

Artinya: “Dengan nama Allah SWT pada awal dan akhirnya.”

Doa sebelum Makan: Arab, Latin dan Artinya

Doa sebelum makan bisa dibaca muslim sebelum memasukkan makanan ke dalam mulut. Bacaannya adalah sebagai berikut:

اَللّٰهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْمَا رَزَقْتَنَا وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Arab latin: Allâhumma bârik lanâ fî mâ razaqtanâ wa qinâ adzâban nâr, bismillâh.

Artinya: “Ya Allah, berikanlah keberkahan apa yang telah engkau berikan kepada kami dan peliharalah kami dari siksa api neraka.” (HR Ibnu Sunni)

Adab Makan dan Minum dalam Islam

Ada sejumlah adab makan dan minum yang perlu diperhatikan muslim. Seperti apa? Simak bahasannya seperti yang dikutip buku Mukjizat Makanan dan Minuman Kesukaan Rasulullah SAW karya Mochammad Syahrowi Yazid.

  • Makan dan minum yang halal
  • Membaca basmalah dan doa sebelum makan
  • Menggunakan tangan kanan
  • Tidak meniup makanan dan minuman
  • Tidak berdiri ketika menyantap makanan atau minuman
  • Makan dan minum yang cukup

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa setelah Sholat Syuruq 2 Rakaat dan Artinya


Jakarta

Sholat syuruq adalah sholat sunnah yang dikerjakan setelah matahari terbit, sekitar 15-20 menit setelah terbitnya matahari. Sholat ini juga sering disebut sebagai sholat isyraq.

Salah satu keutamaan sholat syuruq adalah mendapatkan pahala seperti menunaikan ibadah haji dan umrah yang sempurna. Sebagaimana yang disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW.

مَنْ صَلَّى صَلاةَ الصُّبْحِ فِي مَسْجِدِ جَمَاعَةٍ يَثْبُتُ فِيهِ حَتَّى يُصَلِّيَ سُبْحَةَ الضُّحَى، كَانَ كَأَجْرِ حَاجٍّ، أَوْ مُعْتَمِرٍ تَامًّا حَجَّتُهُ وَعُمْرَتُهُ


Artinya: “Siapa yang sholat Subuh berjamaah, lalu duduk berzikir kepada Allah hingga matahari terbit, kemudian sholat dua rakaat, ia akan mendapatkan pahala haji dan umrah sempurna (diulang tiga kali).” (HR Tirmidzi)

Setelah mengerjakan sholat syuruq, dianjurkan untuk berdoa kepada Allah SWT agar ibadah yang dilakukan mendapatkan keberkahan. Berikut adalah bacaan doa yang dapat dibaca setelah sholat syuruq, beserta penjelasan keutamaannya.

Bacaan Doa setelah Sholat Syuruq

Berikut adalah salah satu doa yang dianjurkan untuk dibaca setelah sholat syuruq, menukil Kitab Lengkap Shalat, Shalawat, Zikir dan Doa karya Puspa Swara dan Ibnu Watiniyah:

أَلْحَمْدُلِلَّهِ الَّذِيْ جَعَلَ الْيَوْمَ عَافِيَةً وَجَاءَالشَّمْسُ مِنْ مَطْلَعِهَا.اَللَّهُمَّ ارْزُقْنِيْ خَيْرَهَذَا الْيَوْمِ وَادْفَعْ عَنِّيْ شَرَّهُ. اَللَّهُمَّ نَوِّرْ قَلْبِيْ بِنُوْرِ هِدَايَتِكَ كَمَا نَوَّرْتَ اْلأَرْضَ بِنُوْرِ شَمْسِكَ اَبَدًا. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Bacaan latin: Alhamdulillahil ladzi ja’alal yauma ‘afiyataw waja-‘asy syamsu min mathla’iha. Allahummar-zuqni khaira hadzal yaumi wadfa’ ‘annii syarrah. Allahumma nawwir qalbi binuri hidayatika kama nawwartal ardla binuri syamsika abada. Birahmatika ya arhamar rahimin.

Artinya: Segala puji bagi Allah, yang telah menjadikan hari ini sejahtera dan telah terbit matahari dari tempatnya. Ya Allah, beri lah aku kebaikan hari ini dan jauhkan lah dariku keburukan hari ini. Ya Allah, terangilah hatiku dengan cahaya hidayah-Mu, sebagaimana telah Engkau terangi bumi dengan cahaya matahari-Mu terus-menerus. Dengan rahmat-Mu, wahai Yang Paling Pengasih di antara semua yang mengasihi.

Keutamaan Sholat Syuruq

Sholat syuruq memiliki banyak keutamaan bagi mereka yang mengerjakannya dengan penuh keikhlasan. Berikut adalah beberapa diantaranya:

Dari Abu Umamah radhiyallahu’anhu, Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang mengerjakan sholat subuh dengan berjamaah di masjid, lalu dia tetap berdiam di masjid sampai melaksanakan sholat sunnah Dhuha (di awal waktu, syuruq), maka ia seperti mendapat pahala orang yang berhaji atau berumrah secara sempurna.” (HR Thabrani)

Syekh Al-Albani dalam Shahih Targhib (469) mengatakan bahwa hadits ini shahih lighairihi (shahih dilihat dari jalur lainnya).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu, Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang melaksanakan sholat Subuh secara berjamaah lalu ia duduk sambil berdzikir pada Allah hingga matahari terbit, kemudian ia melaksanakan sholat dua rakaat, maka ia seperti memperoleh pahala haji dan umrah.” Beliau pun bersabda, “Pahala yang sempurna, sempurna dan sempurna.” (HR Tirmidzi No 588, Syekh Al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Kapan Waktu Mengerjakan Sholat Syuruq?

Waktu sholat syuruq adalah sekitar 15-20 menit setelah terbitnya matahari. Dalam jadwal waktu sholat, biasanya waktu syuruq sudah tertera sebagai waktu matahari terbit.

Setelah matahari terbit, tunggu beberapa saat sebelum melaksanakan sholat syuruq. Hal ini penting untuk memastikan bahwa waktu terbit benar-benar telah berlalu dan Anda mengerjakan sholat di waktu yang tepat.

Dalam buku Fiqih Salat Sunah yang ditulis oleh Ali Musthafa Siregar dkk., disebutkan bahwa waktu matahari terbit yang dimaksud adalah ketika matahari setinggi satu tombak.

Sebagai contoh, di DKI Jakarta, waktu matahari terbit biasanya berkisar antara pukul 05.30 hingga 06.00 WIB, sebagaimana dijelaskan dalam situs Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Oleh karena itu, sholat syuruq dapat dilakukan sekitar pukul 06.00 hingga 06.30 pagi.

Sholat syuruq dapat dikerjakan hingga sebelum waktu masuknya sholat Dzuhur.

(hnh/rah)



Sumber : www.detik.com

Doa Minta Hujan Sesuai Sunnah kepada Allah SWT untuk Berbagai Situasi


Jakarta

Ada macam alasan mengapa kita bisa melakukan doa minta huna, mulai dari kebutuhan akan air untuk pertanian hingga pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Hal ini juga dicontohkan oleh Rasulullah SAW, untuk menunjukkan bagaimana seharusnya kita berdoa dengan penuh harapan dan iman.

Mengutip buku edisi Indonesia: Tafsir dan Makna Doa-Doa dalam Al-Qur’an oleh Andi MuhammadSyahril, seorangmuslim diperbolehkan untuk minta hujan.

Sebagaimana diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dari Anas bin Malik bahwa Umar bin Al-Khatab yang memohon turunnya hujan saat musim kemarau berkepanjangan dengan perantara Al-Abbas bin Abdul Muthalib,


“Ya Allah, dahulu kami memohon turunnya hujan dengan perantara Nabi-Mu saat ia hidup, lalu Engkau menurunkan hujan kepada kami. Maka, pada hari ini kami memohon turunnya dengan perantara pamannya Nabi-Mu, maka turunkanlah kepada kami hujan.” Lalu hujan turun untuk mereka.”

Doa minta hujan sesuai sunnah mengajarkan kita cara meminta pertolongan kepada Allah dengan penuh keyakinan dan kerendahan hati. Simak beberapa doa minta hujan sesuai sunnah Rasulullah SAW di bawah ini.

1. Doa Minta Hujan yang Berkah

Dilansir laman Nahdlatul Ulama (NU), diriwayatkan oleh Abu Dawud, berikut adalah doa yang dipanjatkan Rasulullah SAW untuk meminta hujan yang menyuburkan, bermanfaat, dan tidak membahayakan.

اللهمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيْثًا مَرِيْئًا مَرِيْعًا, نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ، عَاجِلًا غَيْرَ أٰجِلٍ

Allaahummasqinaa ghaitsan mughiitsan marii-an marii’an naafi’an ghaira dharrin ‘aajilan ghaira aajil.

Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan kepada kami, hujan yang lebat merata, mengairi, menyuburkan, bermanfaat tanpa mencelakakan, segera tanpa ditunda.”

Dalam buku Doa dan Zikir Sepanjang Tahun oleh H. Hamdan Hamedan, MA, disebutkan bahwa kala itu ada sekelompok orang datang sambil menangis ke Rasulullah SAW.

Mereka meminta Rasulullah SAW untuk berkenan berdoa agar turun hujan. Kemudian, Rasulullah SAW mengucapkan doa tersebut dan hujan pun turun.

2. Doa Minta Hujan yang dipanjatkan Rasulullah SAW

Dalam riwayat Imam Malik bin Anas, Rasulullah SAW membaca doa turun hujan ini untuk hamba-hamba Allah, dan binatang-binatang ciptaan-Nya, serta dihidupkannya lagi negeri yang sebelumnya mati karena kekeringan.

اللهمَّ اسْقِ عِبَادَكَ وَبَهَائِمَكَ وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ وَأَحْيِ بَلَدَكَ الْمَيِّتَ

Artinya: “Ya Allah, turunkanlah hujan kepada hamba-hamba-Mu dan binatang-binatang (ciptaan)-Mu, sebarkanlah rahmat-Mu dan hidupkanlah negeri-Mu yang sebelumnya mati.”

Setelah diturunkannya hujan, kita juga harus berdoa agar hujan yang diturunkan oleh Allah SWT menjadi sebuah keberkahan.

3. Doa Minta Hujan Lebat

Diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud, Rasulullah SAW juga pernah memanjatkan doa agar turun hujan berikut ini:

اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ. اللهمَّ أَنْتَ اللهُ لَا إِلٰهَ إِلَّا أَنْتَ الْغَنِيُّ, وَنَحْنُ الْفُقَرَاءُ أَنْزِلْ عَلْيْنَا الْغَيْثَ وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ لَنَا قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَي حِيْنٍ

Artinya: “Segala puji milik Allah, Tuhan seluruh semesta, yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Tuhan yang menguasai hari pembalasan. Ya Allah, Engkau adalah Allah, tiada Tuhan kecuali Engkau yang Maha Kaya, sedangkan kami makhluk yang membutuhkan, turunkanlah hujan pada kami dan jadikanlah apa yang Engkau turunkan kepada kami sebagai kekuatan dan pencapaian hingga akhir masa.”

إنكم شكوتم جدب دياركم واستئخار المطر عن إبان زمانه عنكم وقد أمركم الله سبحانه أن تدعوه ووعدكم أن يستجيب لكم

Artinya: “Sesungguhnya kalian mengeluhkan gersangnya tanah-tanah kalian dan terlambatnya hujan dari masa biasanya. Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kalian untuk berdoa kepada-Nya, dan menjanjikan akan mengabulkan (doa) kalian.”

Doa tersebut dipanjatkan oleh Rasulullah, ketika banyak orang mengeluh karena keterlambatan hujan yang mengakibatkan ketandusan tanah-tanah mereka.

Mendengar hal tersebut, Rasulullah SAW kemudian meminta mereka untuk menyediakan mimbar dan meletakannya di masjid.

Rasulullah SAW berjanji akan menemui mereka lagi nanti. Sayyidah ‘Aisyah berkata: “Nabi akan menemui mereka setelah matahari terbit. Beliau duduk di atas mimbar, sambil mengucapkan takbir, tasbih, dan tahmid, dan berkata (kepada mereka):

إنكم شكوتم جدب دياركم واستئخار المطر عن إبان زمانه عنكم وقد أمركم الله سبحانه أن تدعوه ووعدكم أن يستجيب لكم

“Sesungguhnya kalian mengeluhkan gersangnya tanah-tanah kalian dan terlambatnya hujan dari masa biasanya. Sesungguhnya Allah telah memerintahkan kalian untuk berdoa kepada-Nya, dan menjanjikan akan mengabulkan (doa) kalian.”

Kemudian, Rasulullah SAW mengangkat kedua tangannya lalu membalikkan tubuh ke arah orang-orang itu. Setelah itu, beliau melaksanakan salat 2 rakaat.

Pada setiap rakaat tersebut Rasulullah SAW membaca, “Mâ syâ’allâh” dan “Subhânallâh”. Tak lama, suara guntur terdengar dan hujan pun turun dengan lebat hingga memenuhi masjid.

Melihat hal tersebut, Rasulullah pun tersenyum lebar hingga terlihat gigi gerahamnya saat melihat orang-orang bergegas pulang ke rumah mereka masing-masing.

Rasulullah SAW berkata:

أشهد أن الله علي كل شيء قدير وأني عبد الله ورسوله

Artinya: “Aku bersaksi bahwa Allah berkuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya aku adalah hamba Allah dan utusan-Nya.” (Imam Abu Bakr al-Thurthusyi, al-Du’â al-Ma’tsûrât wa dâbuhu wa Mâ Yajibu ‘alâ al-Dâ’î Ittibâ’uhu wa Ijtinâbuhu).

Doa Ketika Turun Hujan

Dikutip dari buku Doa Harian Pengetuk Pintu Langit oleh H. Hamdan Hamedan, MA, berikut adalah bacaan doa ketika hujan turun yang diriwayatkan dalam hadits Bukhari nomor 1032, dari Ummul Mukminin, Aisyah radhiyallahu ‘anha mengatakan:

اللَّهُمَّصَيِّباًنَافِعاً

Allahumma shoyyiban nafi’an

Artinya: Ya Allah, turunkan lah pada kami hujan yang bermanfaat.

hujan turun, maka bisa dilanjutkan dengan doa berikut,

مُطِرْنَا بِفَضْلِ اللَّهِ وَرَحْمَتِهِ

Muthirnaa bi-fadhlillaahi wa rahmatih.

Artinya: “Kita diberi hujan karena karunia dan rahmat Allah.”

Itu tadi doa minta hujan dan doa yang dipanjatkan saat hujan turun. Semoga setiap doa kita diijabah oleh Allah SWT dan membawa keberkahan, baik bagi bumi yang kita tinggali atauput untuk kehidupan makhluk-Nya.

Wallahu a’lam.

(khq/fds)



Sumber : www.detik.com

3 Doa Rasulullah SAW yang Dibaca saat Sujud Terakhir


Jakarta

Rasulullah SAW selalu memanjangkan sujud dengan membaca beberapa doa. Seperti diketahui, sujud adalah gerakan dalam salat yang memiliki makna mendalam.

Menukil dari buku Sifat Salat Rasulullah SAW yang Terabaikan oleh Iwan Muliawan, Nabi Muhammad SAW memerintahkan umat Islam untuk memperbanyak doa pada sujud terakhir. Beliau bersabda,

“Perbanyaklah olehmu berdoa di dalam sujud, karena doa di dalam sujud itu sangat layak diperkenankan.” (HR Ahmad dan Muslim)


Terlebih, dalam hadits lainnya dijelaskan bahwa sujud menjadi waktu terdekat antara hamba dengan Allah SWT. Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda:

“Yang paling dekat keadaan seorang hamba kepada Tuhannya adalah dalam keadaan sujud. Oleh karena itu perbanyaklah doa (di dalamnya).” (HR Muslim)

Lantas, doa seperti apa yang diamalkan muslim saat sujud terakhir?

3 Doa Nabi SAW saat Sujud Terakhir

1. Doa Rasulullah SAW ketika Sujud Terakhir Versi Pertama

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذَنْبِي كُلَّهُ دِقَّهُ وَجَلَّهُ وَأَوَّلَهُ وَآخِرَهُ وَعَلَانِيَتَهُ وَسِرَّهُ.

Arab latin: Allâhummaghfirlî dzambî kullahu diqqahu wa jallahu wa awwalahu wa âkhirahu wa alâ niyatahu wa sirrahu

Artinya: “Ya Allah ampunilah aku, dosaku seluruhnya, yang kecil dan yang besar, yang awal dan yang akhir, yang tersembunyi dan terang-terangan.” (HR Muslim dan Abu Dawud dari Abu Hurairah RA)

2. Doa Rasulullah SAW ketika Sujud Terakhir Versi Kedua

Menukil dari Syarah Hisnul Muslim karya Syaikh Majdi Abdul Wahab Al-Ahmad terjemahan Abdul Rosyad Shiddiq, terdapat doa versi lainnya yang dibaca Nabi SAW ketika sujud terakhir.

اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ.

Arab latin: Allahumma a’uudhubi ridhaaka min sakhatika wa bi mu’aafatika min ‘uquubatika wa a’uudhubika minka laa ihsii tsanaa an ‘alaika anta atsnayta ‘ala nafsika

Artinya: “Ya Allah, dengan ridha-Mu sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari murka-Mu, dan dengan ampunan-Mu aku berlindung dari siksa-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari-Mu. Aku tidak kuasa menghitung pujian terhadap-Mu, seperti Engkau memuji diri-Mu sendiri.” (HR Muslim)

3. Doa Rasulullah SAW ketika Sujud Terakhir Versi Ketiga

Terdapat doa Rasulullah SAW lainnya yang dibaca ketika sujud terakhir seperti dinukil kitab Sunan an-Nasa’i. Bacaan ini lebih pendek ketimbang kedua doa sebelumnya.

أَعُوذُ بِعَفْوِكَ مِنْ عِقَابِكَ، وَأَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ

Artinya: “Ya Allah, aku berlindung dengan ampunan-Mu dari siksa-Mu. Aku berlindung dengan ridha-Mu dari murka- Mu. Aku berlindung dengan Zat-Mu dari sifat-Mu.” (HR Muslim)

(aeb/erd)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Zikir agar Doa Cepat Dikabulkan Allah


Jakarta

Zikir menjadi amalan yang kerap disandingkan dengan doa. Zikir yang dilakukan dengan benar, baik dalam hal jumlah maupun waktu, dipercaya mampu mempercepat terkabulnya doa.

Perintah berzikir kepada Allah SWT sebanyak-banyaknya termaktub dalam Al-Qur’an surah Al Ahzab ayat 41. Allah SWT berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوا اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًاۙ ٤١


Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, ingatlah Allah dengan zikir sebanyak-banyaknya.”

Bacaan Zikir agar Doa Cepat Dikabulkan: Asmaul Husna

Menurut kitab adz-Dzikru wa ad-Du`a` fi Dhau`il Kitab wa as-Sunnah karya Syaikh Abdurrazaq bin Abdul Muhsin Al-Badr, edisi Indonesia terbitan Griya Ilmu, zikir dengan nama-nama Allah SWT yang agung atau Asmaul Husna memiliki keutamaan luar biasa, khususnya ketika digunakan dalam doa. Berdasarkan riwayat yang shahih, Rasulullah SAW menjelaskan bahwa siapa pun yang memohon doa kepada Allah SWT dengan menyebut zikir nama-Nya yang paling agung akan segera dikabulkan.

Rasulullah SAW mendengar seseorang berdoa dengan menyebut zikir keagungan Allah SWT sebagai Pencipta langit dan bumi, satu-satunya Tuhan yang layak disembah. Nabi kemudian bersabda bahwa orang tersebut telah memohon dengan menggunakan zikir yaitu nama Allah SWT yang paling agung, dan doa seperti itu akan dikabulkan.

Imam Ahmad meriwayatkan hal tersebut dalam Al-Musnad dan para penulis kitab As-Sunan yang empat dari Anas bin Malik RA bahwa Nabi SAW mendengar seseorang berdoa seraya mengucapkan:

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ.

Allahumma inni as-aluka bianna lakal hamdu laa ilaaha illaa anta, al mannaanu, badii’us samaawaati wal ardhi, yaa dzal jalaali wal ikraam, yaa hayyu ya qayyum

Artinya: “Ya Allah, sungguh aku memohon pada-Mu, bahwa bagi-Mu segala puji, tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Engkau semata, tidak ada sekutu bagi-Mu, Sang Pemberi Nikmat, Pencipta Langit dan Bumi, Pemilik Keagungan dan Kemuliaan, Yang Maha Hidup dan Tidak Bergantung pada Makhluk-Nya.”

Maka Nabi SAW bersabda,

لَقَدْ سَأَلْتَ اللَّهَ بِاسْمِهِ الْأَعْظَمِ الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ، وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى

Artinya: “Engkau telah meminta kepada Allah dengan nama-Nya yang paling agung, yang jika berdoa menggunakannya niscaya akan Dia kabulkan, apabila diminta menggunakannya niscaya Dia akan beri.”

Nama-nama agung ini juga disebutkan dalam Al-Qur’an pada beberapa surah, seperti surah Al-Baqarah, surah Ali-‘Imran dan surah Thaha. Dalam hadits disebutkan bahwa siapa saja yang berdoa dengan menyebut nama-nama ini akan mendapatkan pengabulan dari Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, “Nama Allah paling agung, yang jika berdoa menggunakannya niscaya Dia akan kabulkan, terdapat pada tiga surah dalam Al- Qur`an; surah Al-Baqarah, surah Ali-Imran, dan surah Thaha.” (HR Ibnu Majah dan Al-Hakim)

Asmaul Husna tidak hanya memperindah doa, tetapi juga membuka peluang besar agar Allah SWT mengabulkan permintaan seorang hamba. Hal ini menjadi salah satu bentuk keutamaan yang dianugerahkan kepada umat Islam agar lebih dekat dengan Tuhannya, dan melalui nama-nama tersebut, pintu-pintu langit terbuka lebih lebar. Sebagaimana disebutkan oleh Rasulullah SAW, dengan menyebut zikir nama Allah SWT yang paling agung dalam doa, Allah SWT pasti akan memberi apa yang hamba-Nya minta.

Nama-nama Agung dan Mulia Milik Allah SWT

Nama-nama Allah SWT yang agung dan mulia, dikenal sebagai Asmaul Husna, merupakan sebutan yang penuh makna dan keutamaan. Setiap nama menggambarkan sifat-sifat kesempurnaan Allah SWT, yang bisa menjadi sarana dalam mendekatkan diri kepada-Nya melalui doa dan zikir.

Berdasarkan hadits yang shahih, Nabi Muhammad SAW menyebut bahwa Allah SWT memiliki nama paling agung, yang apabila disebut dengan zikir dalam doa, niscaya doa tersebut akan dikabulkan. Nama-nama ini, seperti Ar-Rahman (Maha Pengasih), Ar-Rahim (Maha Penyayang), Al-Hayy (Maha Hidup) dan Al-Qayyum (Maha Mengayomi), memiliki makna yang dalam dan menegaskan kebesaran serta keesaan Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda, “Nama Allah paling agung terdapat pada dua ayat ini, “Dan sembahan kamu adalah sembahan yang satu, tidak ada sembahan yang haq selain Dia, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.’ (Al-Baqarah: 163), dan pembukaan surah Ali-Imran, ‘Alif laam miim. Allah, tidak ada sembahan yang haq kecuali Dia, Yang Maha Hidup lagi Maha Mengayomi.”

Selain itu, disebutkan pada buku Manfaat Dahsyat Dzikir Asmaul Husna tulisan Syaifurrahman El-Fati, dengan menyebut zikir salah satu nama agung milik Allah SWT Al-Mujiibu (Maha Mengabulkan) sebanyak 133 kali setiap setelah melakukan salat Subuh maka insyaallah doa ia akan diakbulkan. Sebab, nama ini mengandung makna bahwa Allah SWT mendengar dan memperkenankan setiap doa yang dipanjatkan hamba.

Cara-cara agar Doa Cepat Dikabulkan

Agar doa cepat dikabulkan, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk memperkuat pengharapan kita kepada Allah SWT. Penting untuk tidak hanya mengandalkan doa, tetapi juga mengikuti adab dan tata cara yang sesuai dengan tuntunan agama.

Berikut adalah cara-cara yang bisa kita lakukan agar doa cepat dikabulkan yang dikutip dari buku Kumpulan Doa Mustajab Pembuka Pintu Rezeki dan Kesuksesan karya Deni Lesmana.

  1. Berdoa dalam keadaan suci
  2. Menghadap kiblat
  3. Memohon ampunan (istighfar)
  4. Membaca sholawat
  5. Rendah hati
  6. Yakin doa dikabulkan
  7. Khusyuk dan sungguh-sungguh
  8. Mengangkat kedua tangan
  9. Mengusap wajah setelah berdoa
  10. Membaca hamdalah

Waktu Membaca Doa agar Cepat Dikabulkan

Selain bacaan zikir, adab serta tata cara dalam berdoa, waktu untuk berdoa juga menjadi faktor penting agar doa cepat dikabulkan. Terdapat beberapa momen spesial di mana doa lebih berpeluang untuk diijabah, baik itu di siang hari maupun di malam hari.

Mengacu sumber sebelumnya, berikut waktu mustajab untuk berdoa:

  1. Sepertiga malam yang akhir
  2. Setelah salat wajib (fardhu)
  3. Antara azan dan iqamah
  4. Ketika merasa lapang
  5. Saat turunnya hujan
  6. Pada hari Arafah (9 Dzulhijjah)
  7. Pada malam Lailatulqadar
  8. Hari Jumat
  9. Sesudah salat malam

Wallahu a’lam.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Iftitah Muhammadiyah: Arab, Latin dan Artinya


Jakarta

Membaca doa iftitah termasuk sunnah dalam sholat, menurut mayoritas ulama mazhab. Bacaan doa iftitah bervariasi.

Doa iftitah dibaca setelah takbiratul ihram tepatnya sebelum membaca surah Al-Fatihah. Dikutip dari buku Ritual Sholat Rasulullah SAW Menurut 4 Mazhab tulisan Isnan Ansory, doa ini juga dikenal dengan nama doa istiftah, doa tsana, atau doa tawajuh.

Para ulama sepakat bahwa membaca bacaan iftitah bukanlah rukun sholat, artinya sholat tetap sah walaupun tanpa membacanya. Namun, ada perbedaan pendapat mengenai kesunahannya.


Mayoritas ulama dari mazhab Hanafi, Syafi’i, dan Hanbali memandang membaca bacaan iftitah dalam sholat adalah sunnah. Ini berarti meskipun tidak wajib, membaca iftitah dianjurkan untuk menambah kesempurnaan sholat.

Sementara itu, mazhab Maliki berpendapat membaca bacaan iftitah tidak disunnahkan, bahkan mereka menganggapnya makruh atau bid’ah. Alasan di balik pandangan ini adalah kekhawatiran bahwa menambahkan bacaan di luar yang diwajibkan dalam sholat dapat dianggap sebagai kewajiban, sehingga menambah unsur yang bukan bagian asli dari sholat.

Ada banyak bacaan doa iftitah sebagaimana terdapat dalam hadits. Umat Islam Indonesia khususnya warga Muhammadiyah biasa membaca doa iftitah yang bersumber dari hadits Abu Hurairah RA.

Bacaan Iftitah Muhammadiyah Arab, Latin dan Artinya

Berikut bacaan iftitah Muhammadiyah dilansir dari situs resmi Suara Muhammadiyah.

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ ، كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ المَشْرِقِ وَالمَغْرِبِ ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنَ الخَطَايَا ، كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ ، اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ ، وَالثَّلْجِ ، وَالبَرَدِ

Arab latin: Allahumma baaid baynii wa bayna khotoyaaya kamaa baa’adta baynal masyriqi wal maghrib. Allahumma naqqinii min khotoyaaya kamaa yunaqqots tsaubul abyadhu minad danas. Allahummagh-silnii min khotoyaaya bil maa-iwats tsalji wal barod.

Artinya: “Wahai Allah jauhkanlah antara aku dan kesalahan-kesalahanku sebagaimana engkau jauhkan antara timur dan barat, ya Allah bersihkanlah aku dari kesalahan sebagaimana bersihnya baju putih dari kotoran, ya Allah basuhlah kesalahan-kesalahanku dengan air, salju dan air dingin.”

Bacaan Iftitah Versi Lain

Selain bacaan tersebut, berikut sejumlah bacaan iftitah yang pernah digunakan oleh sahabat Nabi Muhammad SAW.

1. Bacaan Iftitah dari Hadits Ali bin Abi Thalib RA

وَجَّهْتُ وَجْهِيَ لِلَّذِي فَطَرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ حَنِيفًا، وَمَا أَنَا مِنَ الْمُشْرِكِينَ، إِنَّ صَلَاتِي، وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ.

اللهُمَّ أَنْتَ الْمَلِكُ لَا أَنْتَ أَنْتَ رَبِّي، وَأَنَا عَبْدُكَ، ظَلَمْتُ نَفْسِي، وَاعْتَرَفْتُ بِذَنْبِي، فَاغْفِرْ لِي ذُنُوبِي جَمِيعًا، إِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ بَ إِلَّا إِلَّا أَنْتَ، أَنْتَ، وَاهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَاصْرِفْ عَنِّي سَيِّئَهَا لَا يَصْرِفُ عَنِّي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ، لَبَّيْكَ وَسَعْدَيْكَ وَالْخَيْرُ كُلُّهُ فِي يَدَيْكَ، وَالشَّرُّ لَيْسَ إِلَيْكَ، أَنَا بِكَ وَإِلَيْكَ، تَبَارَكْتَ وَتَعَالَيْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Arab latin: Wajjahtu wajhiya lilladzii fatharas-samaawaati wal-ardha haniifan, wa maa ana minal-musyrikiin. Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil-‘aalamiin, laa syariika lahu wa bidzaalika umirtu wa ana minal-muslimiin.

Allahumma anta al-malik, laa ilaaha illa anta, anta rabbii wa ana ‘abduka, dhalamtu nafsii, wa’taraftu bidzanbii faghfirlii dzunuubii jamii’an, innahu laa yaghfirudz-dzunuuba illaa anta. Wahdinii li-ahsanal-akhlāqi laa yahdii li-ahsanihaa illaa anta, wasrif ‘annii sayyi’ahaa laa yashrifu ‘annii sayyi’ahaa illaa anta.
Labbayka wa sa’dayka wal-khayru kulluhu biyadayka wasy-syarru laisa ilayka, ana bika wa ilayka, tabaarakta wa ta’aalayta, astaghfiruka wa atuubu ilayka.

Artinya: “Aku hadapkan wajahku kepada Tuhan Yang menciptakan langit dan bumi, dengan lurus dan berserah diri sedangkan aku bukan bagian dari orang musyrik. Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah Tuhan semesta alam. Tiada sekutu baginya dan dengan itulah aku diperintahkan. Dan aku termasuk bagian dari orang-orang muslim.

Artinya: Ya Allah, Engkau adalah Raja, tidak ada sesembahan yang haq kecuali Engkau. Engkaulah Rabbku dan aku adalah hamba-Mu. Aku telah menzalimi diriku, dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah dosa-dosaku seluruhnya, sesungguhnya tidak ada yang dapat mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Tunjukilah aku kepada akhlak yang terbaik, tidak ada yang dapat menunjukkan kepada akhlak yang terbaik kecuali Engkau. Dan palingkan/ jauhkanlah aku dari kejelekan akhlak dan tidak ada yang dapat menjauhkanku dari kejelekan akhlak kecuali Engkau. Labbaika (aku terus-menerus menegakkan ketaatan kepada-Mu) dan sa’daik (terus bersiap menerima perintah-Mu dan terus mengikuti agama-Mu yang Engkau ridhai). Kebaikan itu seluruhnya berada pada kedua tangan- Mu, dan kejelekan itu tidak disandarkan kepada-Mu. Aku berlindung, bersandar kepada-Mu dan Aku memohon taufik pada-Mu. Mahasuci Engkau lagi Mahatinggi. Aku memohon ampun kepada-Mu dan bertaubat kepada-Mu.”

2. Bacaan Iftitah dari Hadits Umar bin Khattab RA 1

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، تَبَارَكَ اسْمُكَ، وَتَعَالَى جَدُّكَ، وَلَا إِلَهُ غَيْرُكَ.

Arab latin: Subhaanaka allaahumma wa bihamdika, tabaarakasmuka, wa ta’aalaa jadduka, wa laa ilaaha ghayruka.

Artinya: “Maha suci Engkau ya Allah, aku memuji-Mu, Maha berkah Nama-Mu. Maha tinggi kekayaan dan kebesaran-Mu, tidak ada sesembahan yang berhak diibadahi dengan benar selain Engkau.”

3. Bacaan Iftitah dari Hadits Umar bin Khattab RA 2

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا.

Arab latin: Allaahu akbaru kabiiraa, walhamdu lillaahi katsiiraa, wa subhaanallaahi bukratan wa ashiilaa.

Artinya: “Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak. Mahasuci Allah pada waktu pagi dan petang.”

4. Bacaan Iftitah dari Hadits Ja’far bin Abdillah

إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَبِذَلِكَ أُمِرْتُ وَأَنَا مِنَ الْمُسْلِمِينَ. اللَّهُمَّ اهْدِنِي لِأَحْسَنِ الْأَعْمَالِ وَأَحْسَنِ الْأَخْلَاقِ لَا يَهْدِي لِأَحْسَنِهَا إِلَّا أَنْتَ، وَقِنِي سَيِّئَ الْأَعْمَالِ وَسَيِّئَ الْأَخْلَاقِ لَا يَقِي سَيِّئَهَا إِلَّا أَنْتَ.

Arab latin: Inna shalaatii wa nusukii wa mahyaaya wa mamaatii lillaahi rabbil-‘aalamiin, laa syariika lahu, wa bidzaalika umirtu wa ana minal-muslimiin.

Allahumma ihdinii li-ahsanil-a’maali wa ahsanil-akhlaaqi, laa yahdii li-ahsanihaa illaa anta, waqinii sayyi’al-a’maali wa sayyi’al-akhlaaqi, laa yaqiinii sayyi’ahaa illaa anta.

Artinya: “Sesungguhnya sholatku, ibadah sembelihanku, hidup dan matiku, hanyalah untuk Allah Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya, dan dengan itulah aku diperintah dan aku termasuk orang-orang yang berserah diri.

Ya Allah, tunjukilah aku kepada amalan yang terbaik dan akhlak yang terbaik, tidak ada yang dapat memberikan petunjuk kepada amalan dan akhlak yang terbaik kecuali Engkau. Jagalah aku dari amal yang buruk dan akhlak yang jelek, tidak ada yang dapat menjaga dari amal dan akhlak yang buruk kecuali Engkau.”

5. Bacaan Iftitah dari Hadits Anas bin Malik RA

الْحَمْدُ لِلهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

Arab latin: Alhamdulillaahi hamdan katsiiran thayyiban mubaarakan fiih.

Artinya: “Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, yang baik, lagi diberkahi di dalamnya.”

6. Bacaan Iftitah dari Hadits Ibnu Abbas RA

اللهمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ فَيَّامُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ. أَنْتَ الْحَقُّ، وَوَعْدُكَ الْحَقُّ، وَقَوْلُكَ الْحَقُّ، وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ، وَالْجَنَّةُ حَقٌّ، وَالنَّارُ حَقٌّ، وَالسَّاعَةُ حَقٌّ

. اللهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ، وَبِكَ آمَنْتُ، وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ، وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ، وَبِكَ خَاصَمْتُ، وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ، فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَأَخَرْتُ، وَأَسْرَرْتُ وَأَعْلَنْتُ، أَنْتَ إِلهِي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ.

Arab latin: Allahumma lakal-hamdu anta nuurus-samaawaati wal-ardhi wa lakal-hamdu anta qayyimus-samaawaati wal-ardhi wa lakal-hamdu anta rabbus-samaawaati wal-ardhi wa man fiihinna. Antal-haqqu, wa wa’duka al-haqqu, wa qawluka al-haqqu, wa liqaa’uka haqqun, wal-jannatu haqqun, wan-naaru haqqun, was-saa’atu haqqun.

Allahumma laka aslamtu, wa bika aamantu, wa ‘alayka tawakkaltu, wa ilayka anabtu, wa bika khaasumtu, wa ilayka haakamtu, faghfir lii maa qaddamtu wa maa akhkhartu wa maa asrartu wa maa a’lantu, anta ilaahii laa ilaaha illaa anta.

Artinya: “Ya Allah, hanya milik-Mu lah segala pujian, Engkau adalah pemberi cahaya langit-langit dan bumi. Hanya milik-Mu lah segala pujian, Engkau-lah pemelihara langit-langit dan bumi. Hanya milik-Mu lah segala pujian, Engkau-lah yang terus menerus mengurusi langit-langit dan bumi beserta makhluk yang ada di dalamnya. Engkau adalah al-Haq (Dzat yang pasti wujudnya), janji-Mu benar, ucapan-Mu benar, perjumpaan dengan-Mu benar, surga itu benar adanya, neraka itu benar adanya, dan hari kebangkitan itu benar (akan terjadi).

Ya Allah, hanya kepada-Mu aku berserah diri, hanya kepada-Mu aku beriman, hanya kepada-Mu aku bertawakkal, hanya kepada-Mu aku kembali, dan demi-Mu aku berdebat (terhadap para pengingkarmu), hanya kepada-Mu aku berhukum. Maka ampunilah dosa-dosa yang telah kuperbuat dan yang belakangan kuperbuat, ampunilah apa yang aku rahasiakan dan apa yang kutampakkan. Engkaulah Tuhanku, tiada tuhan selain Engkau.”

Cara Membaca Doa Iftitah

Bacaan iftitah dalam sholat dibaca di awal sebagai bagian dari permulaan ibadah. Untuk memberikan penjelasan yang lebih mendetail, berikut ini langkah-langkah awal dalam tata cara sholat berdasarkan panduan dari buku Risalah Tuntunan Sholat Lengkap karya Moh. Rifai:

1. Berdiri tegak menghadap kiblat dengan posisi yang benar.

2. Angkat kedua tangan sambil mengucapkan takbir.

3. Lanjutkan dengan membaca bacaan iftitah.

4. Setelah itu, baca surah Al-Fatihah dan teruskan dengan rukun-rukun sholat selanjutnya seperti biasa.

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa Akhir dan Awal Tahun: Arab, Latin dan Artinya


Jakarta

Membaca doa adalah salah satu amalan yang dapat dilakukan saat pergantian Tahun Baru Islam. Doa memiliki berbagai makna dan tujuan bagi yang memanjatkannya, salah satunya berharap di tahun depan bisa memperoleh hikmah dan pembelajaran yang lebih berharga lagi.

Dalam kalender Hijriyah Indonesia Tahun 2024 terbitan Kementrian Agama (Kemenag) RI, Tahun Baru Islam 1446 Hijriyah atau 1 Muharram jatuh pada Minggu, 7 Juli 2024. Dengan demikian, malam pergantian tahun dimulai sejak masuk waktu Maghrib pada Sabtu, 6 Juli 2024.

Tidak ada dalil khusus yang mengatur tentang doa akhir dan awal tahun. Namun demikian, ada doa-doa yang bisa dpanjatkan untuk awal dan akhir tahun Hijriah yang bisa diamalkan.


Doa Akhir dan Awal Tahun

Mengutio buku Doa dan Dzikir Sepanjang Tahun oleh H. Hamdan Hamedan, MA., berikut doa akhir dan awal tahun lengkap dengan tulisan arab, arab latin dan terjemahannya:

1. Doa Akhir Tahun

Dianjurkan oleh Rasulullah SAW, doa akhir tahun dibaca sebanyak tiga kali sebelum waktu Maghrib pada hari terakhir bulan Dzulhijjah.

اَللّٰهُمَّ مَا عَمِلْتُ مِنْ عَمَلٍ فِي هٰذِهِ السَّنَةِ مَا نَهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ أَتُبْ مِنْهُ وَحَلُمْتَ فِيْها عَلَيَّ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِيْ وَدَعَوْتَنِيْ إِلَى التَّوْبَةِ مِنْ بَعْدِ جَرَاءَتِيْ عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّي اسْتَغْفَرْتُكَ فَاغْفِرْلِيْ وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَى وَوَعَدْتَّنِي عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَأَسْئَلُكَ أَنْ تَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِيْ مِنْكَ يَا كَرِيْمُ

Latin: Allahumma ma ‘amiltu min ‘amalin fi hadzihis sanati ma nahaitani ‘anhu, wa lam atub minhu, wa hamalta fîha ‘alayya bi fadhlika ba’da qudratika ‘ala ‘uqubati, wa da’autani ilattaubati min ba’di jara’ati ‘ala ma’shiyatik. Fa inni astaghfiruka, faghfirli wa ma ‘amiltu fiha mimma tardha, wa wa’attani ‘alaihits tsawaba, fa’as’aluka an tataqabbala minni wa la taqtha’ raja’i minka ya karim.

Artinya: “Ya Allah, segala perbuatan yang telah aku lakukan pada tahun ini yang Engkau larang dan aku belum bertaubat darinya, sementara Engkau masih bersabar terhadapku dengan karunia-Mu padahal Engkau berkuasa untuk menghukumku, dan Engkau mengajakku untuk bertaubat setelah aku berani berbuat maksiat kepada-Mu, maka aku memohon ampunan-Mu, ampunilah aku. Dan segala perbuatan yang aku lakukan tahun ini yang Engkau ridai dan Engkau janjikan pahala atasnya, aku memohon kepada-Mu untuk menerimanya dariku. Janganlah Engkau memutuskan harapanku kepada-Mu, wahai Yang Maha Mulia.”

2. Doa Awal Tahun

Sementara itu, memasuki awal tahun ada pula doa yang dapat dipanjatkan dengan harapan memperoleh anugerah dan kemurahan Allah SWT pada tahun berikutnya. Doa awal tahun ini dapat dibaca begitu masuk pergantian tahun dan dapat dibaca sebanyak tiga kali.

اَللّٰهُمَّ أَنْتَ الأَبَدِيُّ القَدِيمُ الأَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ العَظِيْمِ وَكَرِيْمِ جُوْدِكَ المُعَوَّلُ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ أَقْبَلَ، أَسْأَلُكَ العِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَأَوْلِيَائِهِ، وَالعَوْنَ عَلَى هٰذِهِ النَّفْسِ الأَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ، وَالاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِيْ إِلَيْكَ زُلْفَى يَا ذَا الجَلَالِ وَالإِكْرَامِ

Latin: Allâhumma antal abadiyyul qadîmul awwal. Wa ‘ala fadhlikal ‘azhimi wa karimi judikal mu’awwal. Hadza ‘amun jadidun qad aqbal. As’alukal ‘ishmata fîhi minas syaithani wa auliya’ih, wal ‘auna ‘ala hadzihin nafsil ammarati bis su’i, wal isytighala bima yuqarribuni ilaika zulfa, ya dzal jalali wal ikrâm.

Artinya: “Ya Allah, Engkau yang Abadi, Qadim, dan Awal. Dengan karunia dan kemurahan-Mu yang besar, Engkau adalah harapanku yang teguh. Ketika memasuki tahun baru ini, aku memohon perlindungan dari godaan setan dan pengikut-pengikutnya. Aku juga memohon pertolongan-Mu untuk menaklukkan hawa nafsu yang sering menggoda untuk berbuat jahat. Aku memohon petunjuk dari-Mu agar setiap aktivitasku sehari-hari dapat mendekatkan diriku pada rahmat-Mu, wahai Tuhan Yang Maha Agung dan Maha Mulia.”

Demikian doa akhir dan awal tahun. Semoga jalan kita dimudahkan pada tahun berikutnya, amin.

(hnh/erd)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa Keluar Masjid Beserta Adab dan Keutamaannya


Jakarta

Masjid adalah tempat suci yang menjadi pusat ibadah umat Islam, mulai dari menunaikan sholat hingga berbagai kegiatan keagamaan lainnya. Namun, ketika berada di masjid kita juga sebaiknya mematuhi adab-adab dan membaca doa ketika masuk maupun keluar dari masjid.

Salah satu sunnah yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW adalah membaca doa keluar masjid sebagai bentuk permohonan kepada Allah SWT agar diberikan keutamaan dan keberkahan setelah beribadah.

Landasan Dalil Membaca Doa Keluar Masjid

Mengutip buku Zikir dan Doa Penghuni Surga tulisan Supriyadi, dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW bersabda, “‘Jika salah satu di antara kalian itu masuk masjid, salamlah kepada Nabi SAW (bershalawat), kemudian berdoalah, ‘Ya Allah, bukalah pintu-pintu rahmat-Mu untukku.’ Ketika keluar, berdoalah (sebagaimana lafalnya), ‘Ya Allah, sesungguhnya aku memohon fadilah kepada-Mu.'” (HR. Imam Muslim, Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibn Majah).


Dengan membaca doa keluar masjid, seorang muslim memohon agar Allah SWT memberikan fadilah-Nya, yaitu keutamaan-keutamaan yang hanya bisa diberikan oleh-Nya.

Selain itu, doa ini juga mencerminkan penghormatan terhadap masjid sebagai rumah Allah SWT di muka bumi. Saat meninggalkan masjid, kita diajarkan untuk tetap menjaga hati agar selalu bergantung kepada Allah SWT, serta mengakui bahwa segala keberhasilan dan kebaikan hanya datang dari-Nya.

Bacaan Doa Keluar Masjid: Arab, Latin dan Artinya

Doa keluar masjid terdapat dua versi, yaitu panjang dan pendek. Berikut adalah doa keluar masjid lengkap dengan Arab, latin dan artinya yang dikutip dari sumber sebelumnya dan buku Fiqih Sunnah 1 tulisan Sayyid Sabiq yang diterjemahkan oleh Abu Aulia dkk.

1. Doa Keluar Masjid Versi Pendek

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ

Arab latin: Allahumma inni as-aluka min fadhlik.

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon fadilah kepada-Mu.”

2. Doa Keluar Masjid Versi Panjang

بِسْمِ اللَّهِ اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي ذُنُونِي وَافْتَحْ لِي أَبْوَابَ فَضْلِكَ، اللَّهُمَّ اعْصِمْنِي مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ.

Arab latin: Bismillah Allahumma Shalli ‘ala Muhammadin. Allâhumma igfirli dzunûbuî wa iftah lî abwâba fadhlika. Allâhumma ishimnî min asy- Syaithân ar-Rajîm

Artinya: “Dengan nama Allah. Ya Allah, sampaikanlah shalawat kepada Muhammad. Ya Allah, ampunilah segala dosaku, dan bukakanlah untukku semua pintu keutamaan-Mu. Ya Allah, lindungilah diriku dari godaan setan yang terkutuk.”

Adab saat Berada di Dalam Masjid

Berikut adalah adab-adab di dalam masjid yang sebaiknya dilakukan, menurut buku Adab dan Doa Sehari-hari untuk Muslim Sejati tulisan Thoriq Aziz Jayana dan buku Buku Pintar 50 Adab Islam tulisan Arfiani:

1. Berangkat dalam Keadaan Suci

Pastikan sudah bersuci dari hadas kecil maupun hadas besar sebelum menuju masjid.

2. Kenakan Pakaian yang Sopan dan Bersih

Pakailah pakaian yang sesuai, bersih, dan suci, karena masjid adalah rumah Allah SWT yang harus dihormati.

3. Tidak Bertelanjang, Baik Sebagian Maupun Keseluruhan Tubuh

Jaga aurat dengan sempurna saat berada di dalam masjid. Hal ini berlaku untuk perempuan maupun laki-laki.

4. Gunakan Wangi-wangian

Disunnahkan memakai minyak wangi, kecuali bagi wanita, yang dianjurkan untuk tidak memakai wangi-wangian atau berdandan mencolok.

5. Perbanyak Zikir dan Sholawat dalam Perjalanan ke Masjid

Sepanjang perjalanan menuju masjid, isilah waktu dengan zikir dan sholawat.

6. Masuk dengan Tenang dan Dahulukan Kaki Kanan

Saat memasuki masjid, lakukan dengan penuh ketenangan dan dahulukan kaki kanan sebagai bentuk penghormatan bahwa masjid adalah tempat yang suci.

7. Membaca Doa Masuk Masjid

Jangan lupa membaca doa masuk masjid untuk memohon keberkahan dan rahmat dari Allah SWT.

8. Lakukan Sholat Tahiyyatul Masjid

Setelah masuk, kerjakan sholat Tahiyyatul Masjid dua rakaat.

9. Jaga Akhlak Selama di Masjid

Hindari perilaku seperti meludah, kentut, berkata kasar, membuat gaduh, bernyanyi, merokok, bersiul atau mengotori masjid.

10. Tidak Membuat Tempat Khusus

Jangan memesan atau membuat tempat tertentu di masjid yang mengesankan egoisme.

11. Hindari Melintasi Orang yang Sedang Sholat

Jangan berjalan di depan orang yang sedang melaksanakan sholat karena ini dapat mengganggu konsentrasi ibadahnya.

12. Jangan Melangkahi Orang yang Sedang Duduk atau Membaca Al-Qur’an

Hormati mereka yang sedang beribadah atau membaca Al-Qur’an dengan tidak melangkahi mereka.

13. Hindari Berjualan di Dalam Masjid

Masjid bukan tempat untuk transaksi jual beli, tetapi rumah Allah SWT khusus untuk ibadah.

14. Hindari Tidur di Masjid

Masjid tidak diperuntukkan sebagai tempat tidur kecuali dalam keadaan darurat atau situasi tertentu, seperti itikaf.

15. Menjaga Kebersihan Masjid

Pastikan masjid tetap bersih dan terawat. Rasulullah SAW bersabda, “Jagalah kebersihan masjid, rawatlah bangunan dan perlengkapan di dalamnya, namun jangan menghiasi masjid secara bermegah-megahan.”

16. Membuang Sampah pada Tempatnya

Jika menemukan sampah seperti tisu, botol air, atau benda lainnya. Ambillah dan buang ke tempat sampah. Ini bentuk tanggung jawab kita terhadap kebersihan masjid.

17. Mengembalikan Barang pada Tempatnya

Jika melihat Al-Qur’an, mukena, atau sarung tergeletak di lantai, kembalikan ke tempat semestinya dan rapihkan kembali di tempatnya.

18. Tidak Meninggalkan Sampah

Pastikan tidak meninggalkan sampah atau benda lain yang dapat mengotori masjid karena kebersihan adalah sebagian dari iman.

19. Membaca Doa Keluar Masjid

Ketika keluar dari masjid, ucapkan doa keluar masjid yang sudah dituliskan sebelumnya diatas.

20. Berzikir dan Bersholawat

Doa keluar masjid tersebut bisa diiringi dengan zikir kepada Allah SWT dan sholawat kepada Nabi Muhammad SAW.

21. Mendahulukan Kaki Kiri ketika Keluar

Ketika melangkah keluar masjid, dahulukan kaki kiri untuk menghormati masjid sebagai tempat yang suci dan luar masjid yang tidak suci.

22. Berniat Kembali ke Masjid

Selalu niatkan untuk kembali ke masjid di lain waktu untuk melaksanakan sholat atau ibadah lainnya.

23. Menjauhi Sifat Riya dan Sombong

Hindari sikap riya atau merasa lebih baik dari orang lain setelah beribadah di masjid. Selalu rendahkan hati dan ingat bahwa ibadah adalah bentuk penghambaan kepada Allah SWT, bukan untuk mendapatkan pujian dari manusia.

Keutamaan Membaca Doa Keluar Masjid

Membaca doa keluar masjid bukan hanya kebiasaan, melainkan sunnah yang penuh pahala dan keutamaan. Keutamaan membaca doa keluar masjid tercermin dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA dalam buku Menggapai Nikmatnya Beribadah karya Syekh Khalid Sayyid Rusyah yang diterjemahkan oleh Abdurrahim dkk., bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Siapa yang pergi ke masjid atau kembali, Allah menyediakan baginya tempat singgah setiap kali dia pergi atau kembali.” Hadits ini menegaskan betapa istimewanya setiap langkah menuju masjid maupun meninggalkannya, termasuk ketika kita membaca doa keluar masjid.

Dengan membaca doa keluar masjid, seorang muslim juga memperbarui niatnya untuk kembali ke masjid di waktu yang akan datang, sehingga menjadikan ibadahnya sebagai rutinitas yang konsisten setiap waktunya.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa setelah Wudhu Sesuai Sunnah Rasulullah SAW


Jakarta

Doa setelah wudhu dapat diamalkan setelah bersuci. Doa ini sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW.

Wudhu menjadi bagian dari bersuci dan wajib dikerjakan setiap muslim ketika hendak mengerjakan ibadah seperti sholat.

Mengutip buku Mukjizat Berwudhu karya Drs. Oan Hasanuddin, wudhu secara etimologis artinya bersih. Menurut Wahbah Al-Zuhaili, wudhu adalah mempergunakan air pada anggota tubuh tertentu dengan maksud untuk membersihkan dan menyucikan.


Menurut syara’, wudhu adalah membersihkan anggota tubuh tertentu melalui suatu rangkaian aktivitas yang dimulai dengan niat, membasuh wajah, kedua tangan dan kaki serta menyapu kepala.

Ada syariat yang dianjurkan dalam berwudhu, termasuk membaca doa sebelum dan setelah wudhu.

Mengutip buku Dahsyatnya Terapi Wudhu karya Muhammad Syafie el-Bantanie, dalam sebuah riwayat dari Umar bin Khattab RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tiadalah di antara kamu berwudhu dengan membaguskan wudhunya, kemudian berdoa dengan mengucapkan , “Asyhadu an la ilaha illa Allah wahdahu la syariikalahu wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluhu (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan rasul-Nya), maka akan dibukakan baginya delapan pintu surga, dia diperkenankan memasukinya dari pintu mana saja dia sukai.” (HR Nasai)

Bacaan Doa setelah Wudhu

Dikutip dari kitab Al-Adzkar karangan Imam Nawawi yang diterjemahkan Ulin Nuha, berikut bacaan doa setelah wudhu:

اشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَاشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنَ المُتَطَهِّرِينَ ، سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا انْتَ ، اسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Arab latin: Asyhaduanlailaha ilallahu wahdahu la syarika lahu, wa ashhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu. Allahummajalni minattawwabina wajilni minalmutatohirin, subhanaka Allahumma wa bihamdika, asyhadu an la ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilayk

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya; dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah, jadikanlah diriku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah diriku termasuk orang-orang yang membersihkan diri. Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku memohon ampunan-Mu dan aku bertobat kepada-Mu.”

Tata Cara Berwudhu

Mengutip buku Perbaiki Shalatmu agar Allah Perbaiki Hidupmu karya Drs. Bahroin Suryantara, berikut tata cara berwudhu:

  1. Berniat
  2. Membaca ‘bismillah’
  3. Mencuci tangan tiga kali hingga ke pergelangan tangan
  4. Berkumur-kumur dan beristinsyaq
  5. Membasuh muka
  6. Membasuh kedua tangan sampai siku dan mendahulukan tangan yang kanan
  7. Membasahi kedua tangan lalu membasuh kepala dan kedua telinga
  8. Mencuci kaki kanan tiga kali hingga mata kaki dan demikian pula yang kiri
  9. Membaca doa setelah wudhu.

Setiap muslim dianjurkan untuk menyempurnakan dan menjaga wudhunya, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الُوضُوْءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ

Artinya: “Barang siapa yang berwudhu lalu ia baguskan wudhunya, maka kesalahannya akan keluar dari tubuhnya hingga dosanya keluar dari bawah kuku-kukunya” (HR Muslim 245)

(dvs/inf)



Sumber : www.detik.com