Tag Archives: amalan sebelum tidur

Wudhu sebelum Tidur akan Didoakan oleh Malaikat, Ini Haditsnya



Jakarta

Wudhu sebelum tidur termasuk amalan sunnah yang bisa dikerjakan umat Islam. Menurut sebuah hadits, malaikat akan mendoakan orang yang tidur dalam keadaan suci.

Hal tersebut dijelaskan dalam Kitab Fiqih Sunnah karya Sayyid Sabiq melalui hadits yang berasal dari al-Barra’ bin ‘Azib RA. Ia berkata, Rasulullah SAW bersabda,

إذا أَنتَ مَضْجَعَكَ فَوَضَّأَ وُضُوءَكَ لِلصَّلَاةِ ثُمَّ اضْطَجِعْ عَلَى شَلَّكَ الأَيْمَنِ ثُمَّ قُل: اللَّهُم أَسْلَمْتُ وَجْهِي إِلَيْكَ وَفَوَّضْتُ أَمْرِي إِلَيْكَ وَالحَاتُ ظَهْرِي إِلَيْكَ رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ لَا ملحاً ولا منجا منك إلا إلَيْكَ اللهم انت بكتابك الَّذِي أَنزَلْتَ وَبَيِّكَ الَّذِي أَرْسَلْتَ


Artinya: “Jika kamu hendak tidur, hendaknya kamu berwudhu sebagaimana kamu berwudhu ketika hendak mengerjakan salat. Kemudian, berbaringlah ke arah sebelah kanan dan bacalah doa berikut: “Ya Allah, aku serahkan diriku kepada-Mu, aku hadapkan wajahku kepada-Mu, aku serahkan segala urusanku kepada-Mu, aku sandarkan punggungku kepada-Mu dengan rasa senang dan takut kepada-Mu. Tidak ada tempat perlindungan dan keselamatan melainkan hanya berharap kepada-Mu. Ya Allah aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan, dan kepada nabi-Mu yang telah Engkau utus.”

Sayyid Sabiq menjelaskan, jika seseorang ditakdirkan mati pada malam itu, maka ia dalam keadaan bersih (dari dosa). Sayyid Sabiq menganjurkan untuk menjadikan doa tersebut sebagai akhir bacaan menjelang tidur.

Kemudian, dalam hadits lain, dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ بَات طَاهِرًا، بَاتَ فِي شِعَارِهِ مَلَكٌ، فَلَمْ يَسْتَيْقِظُ إِلَّا قَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِعَبْدِكَ فَلَانٍ، فَإِنَّهُ بَاتَ طَاهِرًا

Artinya: “Barang siapa tidur di malam hari dalam keadaan suci (berwudhu) maka malaikat akan tetap mengikuti, kemudian pada saat ia bangun niscaya malaikat itu akan berucap: ‘Ya Allah ampunilah hamba-Mu si fulan, karena ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci.'” (HR Ibnu Hibban)

Rizem Aizid dalam buku Mukjizat 13 Sunnah Harian Nabi turut menjelaskan mengenai manfaat menjaga wudhu sebelum tidur.

Pertama, ketika sebelum tidur berwudhu terlebih dahulu maka dapat merilekskan otot-otot sebelum beristirahat. Meskipun tidak terlalu banyak penjelasan mengenai hal ini, namun dalam ilmu kedokteran bahwa percikan air yang dikarenakan wudhu itu merupakan suatu metode atau cara mengendurkan otot-otot yang kaku karena lelahnya dalam beraktivitas.

Kedua, wudhu dapat mencerahkan kulit wajah. Wudhu dapat mencerahkan kulit wajah karena dengan berwudhu berarti menghilangkan noda dan kotoran yang menempel pada kulit wajah. Rasulullah SAW pernah bersabda,

“Sesungguhnya, umatku akan dipanggil pada hari kiamat nanti dalam keadaan dahi, kedua tangan dan kaki mereka bercahaya karena bekas wudhu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Ketiga, akan didoakan malaikat yang akan senantiasa memberikan doa perlindungan kepada umat muslim. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW, yang disebutkan dalam shahihain dari sahabat al-Bara’bin Azib RA,

“Apabila kamu hendak mendatangi pembaringan (tidur). Maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhu mu untuk melakukan salat.” (HR Bukhari dan Muslim)

Disunnahkan Wudhu sebelum Tidur bagi Orang yang Junub

Orang yang dalam keadaan junub disunnahkan untuk wudhu sebelum ia tidur. Termasuk ketika ia ingin mengulangi jimak untuk yang kedua kalinya, maka antara jimak satu dan berikutnya sunnah baginya untuk wudhu.

Hal itu dijelaskan dalam Kitab Shalatul Mu’min karya Sa’id bin ‘Ali bin Wahf Al-Qahthani dengan bersandar pada riwayat Aisyah RA yang mana ketika ditanya apakah Rasulullah SAW pernah tidur dalam keadaan junub, dia menjawab,

“Ya, namun beliau berwudhu terlebih dahulu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Sunnah ini juga bersandar pada riwayat Ibnu Umar RA yang menyebut bahwa Umar pernah ditanya kepada Nabi SAW: “Bolehkah seseorang dari kita tidur dalam keadaan junub?” Nabi SAW bersabda,

“Hendaklah dia berwudhu terlebih dahulu, kemudian tidur, kemudian dia mandi (setelah bangun) kapan saja dia mau.” (HR Bukhari dan Muslim)

Wudhu juga disunnahkan bagi orang yang mengulangi jimak. Hal ini didasarkan pada riwayat Abu Sa’id RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda,

“Jika seseorang dari kalian ‘mendatangi’ istrinya, lalu ingin mengulangi lagi, hendaklah dia berwudhu.” (HR Muslim)

Wudhu akan Menghapuskan Dosa-dosa

Keutamaan wudhu turut dijelaskan dalam Kitab Al-Wajiz fi Fiqh As-Sunnah Sayyid Sabiq karya Syaikh Sulaiman Ahmad Yahya Al-Faifi. Banyak hadits yang menjelaskan mengenai keutamaan wudhu, di antaranya hadits dari Abu Hurairah RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Maukah kalian aku tunjukkan sesuatu dengannya Allah akan menghapus dosa-dosa kalian dan meninggikan derajat kalian?” Mereka menjawab, “Tentu, ya Rasulullah.” Lalu Rasulullah bersabda, “Sempurnakanlah wudhu dalam situasi-situasi sulit (misalnya cuaca sangat dingin), memperbanyak langkah menuju masjid (untuk salat jamaah), menunggu salat berikutnya setelah mengerjakan salat (di masjid), maka semua itu adalah a-ribath.” (HR Muslim)

Sementara itu, Asep Safa’at Siregar dalam buku Khutbah Jum’at Pilihan di Era Millenial, menjelaskan beberapa hikmah dibalik wudhu. Salah satunya, wudhu sebagai pengampun dosa dan pemberi syafa’at.

Dikatakan, wudhu ternyata lebih dari sekedar hikmah untuk membersihkan diri dari segala kotoran dan hadats kecil yang menempel.

Bukan hanya itu, wudhu juga dapat menjadi pengampun dosa yang telah kita lakukan dan juga memberi syafaat untuk kita nanti. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,

ما مِن امْرِئٍ مُسْلِمٍ تَحْضُرُهُ صَلَاةٌ مَكْتُوبَةٌ فَيُحْسِنُ وُضُوءَهَا وحُشُوعَهَا وَرُكُوعَهَا إِلَّا كَانَتْ كَفَّارَةً لِمَلقَبْلَهَا مِنَ الذُّنُوبِ ما لَمْ سيات كبيرة وذلكَ الدَّهْرَ كُلَّهُ

Artinya: “Tidaklah seorang muslim mendapati salat wajib, kemudian dia menyempurnakan wudhu, khusyu dan ruku’nya, kecuali akan menjadi penghapus bagi dosa-dosanya yang telah lalu, selama tidak melakukan dosa besar, dan ini untuk sepanjang masa.” (HR Muslim)

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Dzikir sebelum Tidur Sesuai Sunnah


Jakarta

Dzikir adalah tindakan mengingat Allah SWT yang dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Salah satu waktu yang dianjurkan untuk berdzikir adalah sebelum tidur.

Imam Nawawi menjelaskan dalam kitab Al-Adzkar, anjuran membaca dzikir sebelum tidur terdapat dalam Al-Qur’an dan hadits.

Allah SWT berfirman dalam surah Ali Imran ayat 191-192,


الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ١٩١ رَبَّنَآ اِنَّكَ مَنْ تُدْخِلِ النَّارَ فَقَدْ اَخْزَيْتَهٗ ۗ وَمَا لِلظّٰلِمِيْنَ مِنْ اَنْصَارٍ ١٩٢

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka. Ya Tuhan kami, sesungguhnya orang yang Engkau masukkan ke dalam neraka, maka Engkau benar-benar telah menghinakannya dan tidak ada seorang penolong pun bagi orang yang zalim.”

Rasulullah SAW bersabda,

“Barang siapa ketika hendak ke tempat tidurnya mengucapkan, ‘Aku memohon ampun kepada Allah, Yang tiada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya, dan aku bertobat kepada-Nya,’ sebanyak tiga kali, maka Allah mengampuni dosa-dosanya meskipun sebanyak buih di lautan, meskipun sejumlah bintang di langit, meskipun sejumlah butir-butir pasir Alij, meskipun sejumlah masa di dunia.” (HR At-Tirmidzi dan Ahmad)

Dalam buku edisi Indonesia Shahih dan Dhaif: Kitab al-Adzkar Jilid 1 karya Syaikh Salim bin ‘Ied al Hilali juga terdapat hadits tentang anjuran membaca dzikir sebelum tidur. Rasulullah SAW bersabda,

“Apabila kalian berdua akan berbaring di atas tempat tidur kalian, atau apabila kalian telah berbaring di atas tempat tidur kalian, maka bertakbirlah 33 kali, bertasbihlah 33 kali dan bertahmidlah 33 kali.” (HR Bukhari dan Muslim)

Bacaan Dzikir sebelum Tidur

Berikut bacaan dzikir yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW menurut hadits yang termuat dalam kitab Al Adzkar karya Imam an-Nawawi.

1. Membaca Takbir 33 Kali

اللَّهُ أَكْبَرُ

Bacaan latin: Allahu Akbar

Artinya: “Allah Maha Besar.”

2. Membaca Tasbih 33 Kali

سُبْحَانَ الله

Bacaan latin: Subhaana Allah

Artinya: “Maha Suci Allah.”

3. Membaca Tahmid 33 Kali

الْحَمْدُ للهِ

Bacaan latin: Alhamdulillah

Artinya: “Segala puji bagi Allah.”

4. Membaca Surah Al Ikhlas

قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ ١ اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ ٢ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ ٣ وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ ࣖ ٤

Bacaan latin: qul huwallāhu aḥad. allāhuṣ-ṣamad. lam yalid wa lam yūlad. wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dialah Allah Yang Maha Esa. Allah tempat meminta segala sesuatu. Dia tidak beranak dan tidak pula diperanakkan serta tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya.””

5. Membaca Surah Al Falaq

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ الْفَلَقِۙ ١ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَۙ ٢ وَمِنْ شَرِّ غَاسِقٍ اِذَا وَقَبَۙ ٣ وَمِنْ شَرِّ النَّفّٰثٰتِ فِى الْعُقَدِۙ ٤ وَمِنْ شَرِّ حَاسِدٍ اِذَا حَسَدَ ࣖ ٥

Bacaan latin: Qul a’ūżu birabbil-falaq. Min syarri mā khalaq. Wa min syarri gāsiqin iżā waqab. Wa min syarrin-naffāṡāti fil-‘uqad. Wa min syarri ḥāsidin iżā ḥasad

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan yang (menjaga) fajar (subuh) dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dari kejahatan perempuan-perempuan (penyihir) yang meniup pada buhul-buhul (talinya), dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki.””

6. Membaca Surah An Nas

قُلْ اَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِۙ ١ مَلِكِ النَّاسِۙ ٢ اِلٰهِ النَّاسِۙ ٣ مِنْ شَرِّ الْوَسْوَاسِ ەۙ الْخَنَّاسِۖ ٤ الَّذِيْ يُوَسْوِسُ فِيْ صُدُوْرِ النَّاسِۙ ٥ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ ࣖ ٦

Bacaan latin: Qul a’ūżu birabbin-nās. Malikin-nās. Ilāhin-nās. Min syarril-waswāsil-khannās. Allażī yuwaswisu fī ṣudūrin-nās. Minal jinnati wan-nās

Artinya: “Katakanlah (Nabi Muhammad), “Aku berlindung kepada Tuhan manusia, raja manusia, sembahan manusia dari kejahatan (setan) pembisik yang bersembunyi yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.””

7. Membaca Ayat Kursi/ Surah Al-Baqarah Ayat 255

اَللّٰهُ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ اَلْحَيُّ الْقَيُّوْمُ ەۚ لَا تَأْخُذُهٗ سِنَةٌ وَّلَا نَوْمٌۗ لَهٗ مَا فِى السَّمٰوٰتِ وَمَا فِى الْاَرْضِۗ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهٗٓ اِلَّا بِاِذْنِهٖۗ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْۚ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِّنْ عِلْمِهٖٓ اِلَّا بِمَا شَاۤءَۚ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضَۚ وَلَا يَـُٔوْدُهٗ حِفْظُهُمَاۚ وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ ٢٥٥

Bacaan latin: Allaahu Laailaaha illa huwal hayyul qayyuum. Laa ta’khudzuhu sinatuw walaa nauum. Lahuu maa fissamaawaati wamaa fil ardhi. Mangdzalladzii yasyfa’u ‘indahuu illai bi idznih. Ya’lamu maa baina aidiihim wamaa khalfahum. Walaa yuhiithuuna bisyai-in min ‘ilmihii illaa bimaa syaa-a. Wasi’a kursiyyuhus samaawaati wal ardha. Walaa ya-uuduhuu hifdzuhumaa wahuwal ‘aliyyul ‘azhiim

Artinya: “Allah, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Mahahidup lagi terus-menerus mengurus (makhluk-Nya). Dia tidak dilanda oleh kantuk dan tidak (pula) oleh tidur. Milik-Nyalah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi. Tidak ada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka. Mereka tidak mengetahui sesuatu apa pun dari ilmu-Nya, kecuali apa yang Dia kehendaki. Kursi-Nya (ilmu dan kekuasaan-Nya) meliputi langit dan bumi. Dia tidak merasa berat memelihara keduanya. Dialah yang Mahatinggi lagi Mahaagung.”

(kri/kri)



Sumber : www.detik.com