Tag Archives: an – nasa

Bahasa Arab, Latin, Indonesia, dan Keutamaannya


Jakarta

Dalam ibadah sholat, setiap gerakan memiliki hikmah dan doa yang memiliki banyak keutamaan, termasuk saat itidal. Itidal adalah gerakan bangkit dari rukuk dengan tubuh berdiri tegak sambil mengucapkan kalimat “Sami’allahu liman hamidah.”

Saat itidal, dianjurkan untuk membaca doa khusus. Doa itidal berisi pujian kepada Allah SWT, permohonan keberkahan, dan pengakuan atas keagungan-Nya. Meskipun gerakannya singkat, membaca doa itidal saat sholat menunjukkan rasa khusyuk dan kekhusyukan seorang hamba di hadapan Allah SWT.

Pengertian Doa Itidal

Dikutip dari Buku Panduan Shalat Doa & Dzikir tulisan A Solihin As Suhaili. Secara bahasa, kata itidal berasal dari kata “i’tadala”, “ya’tadilu”. I’tidala yang berarti seimbang, rata, atau tegak. Dalam konteks gerakan sholat, itidal mengacu pada posisi berdiri tegak setelah rukuk, sebelum melanjutkan ke sujud.


Itidal tidak hanya gerakan fisik, tetapi juga menjadi momen untuk membaca doa itidal sebagai bentuk pujian terhadap Allah SWT. Hal ini sesuai dengan hadits dari Abu Hurairah RA, yang meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda,

“Imam hanya dijadikan untuk diikuti, karenanya janganlah kalian menyelisihi imam, apabila imam takbir, maka takbirlah, apabila imam mengucapkan “sami’allaabu liman hamidah” maka ucapkanlah: “Rabbanaa wa lakal hamd.” Apabila imam sujud, maka sujudlah.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Oleh karena itidal adalah bagian dari rukun sholat, hukum melaksanakannya adalah wajib. Jika tidak dilakukan, maka sholat dianggap tidak sah. Namun, membaca doa itidal hukumnya sunnah yang dianjurkan karena memiliki banyak keutamaan dan menambah kekhusyukan dalam sholat.

Bacaan Doa Itidal: Arab, Latin, dan Artinya

Dalam praktiknya, doa itidal dikenal memiliki dua versi yaitu versi pendek yang lebih sederhana dan versi panjang yang lebih panjang bacaannya.

Keduanya sama-sama mengandung arti syukur dan pengakuan atas kebesaran Allah SWT sehingga dapat disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan seseorang dalam sholat. Berikut adalah bacaan lengkap doa itidal dalam bahasa Arab, Latin, dan artinya.

1. Doa Itidal Versi Pendek

Doa itidal versi pendek adalah salah satu bacaan yang diajarkan Rasulullah SAW saat berdiri tegak setelah rukuk. Bacaan ini sederhana karena pendeknya dan tercantum dalam hadits dari Abu Hurairah RA yang disebutkan disebutkan:

“Di saat berdiri (dari rukuk), beliau (Rasulullah SAW) mengucapkan: Rabbanaa wa lakal hamdu.” (HR. Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Al-Baihaqi, dan Ahmad).

Adapun bacaan doa itidal versi pendek adalah sebagai berikut:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ
Arab latin: Rabbana wa lakal hamdu.
Artinya: “Wahai Tuhan kami, bagi-Mu lah segala pujian.”

2. Doa Itidal Versi Panjang

Selain versi pendek, doa itidal juga memiliki versi panjang yang berisi lebih banyak pujian kepada Allah SWT. Bacaan ini diajarkan Rasulullah SAW sebagai bentuk pengagungan yang lebih mendalam kepada-Nya. Berikut adalah bacaan doa itidal versi panjang yang dapat Anda baca ketika melakukan gerakan itidal ketika sholat:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ مِلْءُ السَّمَوَاتِ وَمِلْءُ الْأَرْضِ وَمِلْءُ مَا شِئْتَ مِنْ شَيْءٍ بَعْدُ

Arab latin: Rabbanaa lakal hamdu mil’us samaawaati wa mil’ul ardhi wa mil’u maa syita min syal’in ba’du.

Artinya: “Ya Rabb kami, bagi Engkau-lah segala puji yang memenuhi langit dan bumi dan memenuhi apa saja yang Engkau kehendaki.”

Tata Cara Membaca Doa Itidal

Doa itidal dapat dibaca saat seorang muslim melakukan gerakan itidal dalam sholat. Gerakan itidal adalah berdiri tegak setelah rukuk dan sebelum melanjutkan ke gerakan sujud.

Untuk lebih memahaminya, berikut adalah tata cara gerakan sholat dari awal hingga itidal dalam bentuk langkah-langkah sederhana:

1. Membaca Niat Sholat

Sebelum memulai sholat, awali dengan membaca niat sholat sesuai dengan jenis sholat yang akan dilaksanakan.

2. Takbiratul Ihram

Memulai sholat dengan mengangkat kedua tangan sejajar telinga sambil mengucapkan “Allahu Akbar.”

3. Membaca surah Al-Fatihah dan surah pendek

Setelah berdiri tegak, baca Surah Al-Fatihah yang diikuti dengan surah pendek pilihan.

4. Gerakan Rukuk

Membungkuk dengan posisi punggung lurus, tangan memegang lutut.

5. Itidal

Bangkit dari rukuk dan berdiri tegak sambil mengucapkan “Sami’allahu liman hamidah.” Pada posisi inilah doa itidal dibaca. Anda dapat memilih versi pendek atau panjang sesuai keinginan dan kemampuan.

6. Gerakan Sujud

Setelah membaca doa itidal, lanjutkan ke gerakan sujud dengan meletakkan dahi, kedua tangan, lutut, dan jari-jari kaki menyentuh lantai.

Keutamaan Melakukan Itidal

Melakukan gerakan itidal dalam sholat bukan hanya memenuhi rukun gerakan, tetapi juga memiliki keutamaan yang luar biasa. Mengutip dari sumber sebelumnya, ketika melaksanakan itidal dan membaca doa itidal, seorang muslim tidak hanya memuji kebesaran Allah SWT tetapi juga mendapatkan perhatian khusus dari para malaikat.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Mu’adz bin Rifa’ah bin Rafi’ dari ayahnya, diceritakan:

“Bahwa ketika Rasulullah SAW sedang salat, ada seorang laki- laki membaca (Doa itidal) di belakang beliau, yaitu setelah beliau bangkit dari ruku’ dan mengucapkan ‘samiallahu liman hamidah’. Setelah Rasulullah SAW menyelesaikan salatnya, beliau berbalik dan bersabda: “Siapakah yang baru saja berbicara (membaca doa itidal)?” Maka laki-laki itu menjawab: “Saya wahai Rasulullah”, lalu beliau bersabda: “Saya telah melihat sekitar tiga puluhan malaikat berlomba mencatat bacaan tersebut, siapa yang pertama kali mencatatnya.” (HR. Abu Daud, An-Nasa’i, At-Turmudzi, dan Al-Baihaqi)

Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya membaca doa itidal. Doa tersebut tidak hanya memperkaya sholat Anda dengan pujian kepada Allah SWT, tetapi juga menarik perhatian para malaikat yang berlomba mencatatnya sebagai amalan istimewa.

Maka, jangan pernah meremehkan itidal dalam sholat. Selain menjadi rukun wajib, melakukannya dengan khusyuk dan membaca doa itidal dapat menjadi amal yang dicatat oleh para malaikat dengan keutamaan yang luar biasa.

(inf/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa Usai Kena Pemutusan Hubungan Kerja, Dibaca agar Dapat yang Lebih Baik



Jakarta

Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) memang menjadi hal pahit bagi para pekerja, apalagi terkadang dilakukan secara mendadak. Ketika mengalami PHK di tempat kerja, coba amalkan doa agar segera mendapatkan pekerjaan baru yang lebih baik.

Siapapun ingin mendapatkan pekerjaan yang baik sehingga bisa mendapatkan penghasilan yang halal dan membawa keberkahan. Apalagi dalam Islam, umat Islam diwajibkan untuk bekerja.

Mengutip buku Agar Hidup Selalu Berkah karya Habib Syarief Muhammad Alaydrus, pekerjaan adalah suatu usaha, tindakan atau perbuatan yang dilakukan oleh manusia secara sengaja untuk mencapai satu tujuan. Pekerjaan yang halal adalah pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan aturan Islam.


Setiap muslim wajib mengusahakan untuk mencari dan melakukan pekerjaan yang halal. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Jumuah ayat 10,

فَإِذَا قُضِيَتِ ٱلصَّلَوٰةُ فَٱنتَشِرُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ وَٱبْتَغُوا۟ مِن فَضْلِ ٱللَّهِ وَٱذْكُرُوا۟ ٱللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.

Dalam hadits, Rasulullah SAW bersabda, “Mencari harta yang halal itu hukumnya wajib bagi setiap muslim.”

Doa Usai Terkena PHK

Nasib memang tidak bisa diprediksi, terkadang seseorang telah memiliki pekerjaan yang baik namun terkena dampak PHK. Sebagai seorang muslim harus meyakini bahwa hal ini sebagai ujian dari Allah SWT.

Daripada mengeluh atau marah, ada baiknya untuk bersabar dan melakukan ikhtiar agar kembali mendapatkan pekerjaan. Salah satu bentuk ikhtiar yakni berdoa kepada Allah SWT agar diberikan pekerjaan yang lebih baik.

Merangkum buku Panduan Doa dan Dzikir Haji dan Umrah yang Dicontohkan Rasulullah dan Para Ulama karya H. Deden Hafid Usman, berikut bacaan doa agar mendapat pekerjaan yang baik:

1. Doa agar Mendapat Pekerjaan yang Baik

اَللهُمَّ اغْفِرْلِى ذَنْبِيْ، وَوَسِّعْ خُلُقِيْ، وَطَيِّبْ لِيْ كَسَبِيْ، وَقَنِّعْنِيْ بِمَا رَزَقْتَنِيْ، وَلاَتَذْهَبْ قَلْبِيْ إِلَى شَيْئٍ صَرَّفْتَهُ عَنِّيْ

Bacaan latin: Allahummaghfirlii dzanbii, wa wassi’ khuluqi, wa thayyib lii kasabii, wa qanni’nii bima razqtanii, wa laa tadz-hab qalbii syai-in sharraftahu ‘annii

Artinya: “Ya Allah, ampunilah dosaku, muliakanlah akhlakku, berikanlah untukku pekerjaan yang baik, jadikanlah aku bersyukur saat menerima apa pun yang Engkau anugerahkan kepadaku, dan janganlah Engkau buatku mengingat sesuatu yang telah Engkau palingkan dariku,” (HR Ibnu An-Najjar).

2. Doa agar Mendapat Pekerjaan yang Berkah

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ رَبِّ الْعالَمِينَ اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَ هَذَا الْيَوْمَ فَتْحَهُ وَنَصْرَهُ وَنُوْرَهُ وَبَرَكَتَهُ وَهُدَاهُ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرّ مَا فِيْهِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ

Bacaan latin: Ashbahna wa ashbahal mulku lillahi rabbil ‘alamin. Allahumma inni as’aluka khaira hadzal yaumi fathahu wa nashrahu wa nurahu wa barakatahu wa hudahu wa a’udzubika min syarri ma fihi wa sharri ma ba’dahu

Artinya: Telah berpagi-pagi kami dan telah berpagi-pagi kerajaan bagi Allah, Tuhan semesta alam. Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada Engkau kebaikan hari ini, kemenangannya, pertolongannya, cahayanya, keberkahannya, dan petunjuknya. Dan aku memohon perlindungan kepada Engkau dari kejahatan sesuatu yang ada di dalamnya dan kejahatan sesuatu sesudahnya. (HR Abu Dawud).

3. Doa agar Dilancarkan Rezeki

اَللّهُمَّ ارْزُقْنِيْ طَيِّباً وَاسْتَعْمِلْنِيْ طَيِّباً

Bacaan latin: Allahummar zuqni thoyyiban wasta’-milnii shoolihan

Artinya: “Ya Allah, berilah rezeki yang baik kepadaku dan pekerjakanlah diriku pada yang baik.” (HR An Nasa’i).

4. Doa Memohon Kesabaran atas Takdir

اَللّٰهُمَّ اِرْضَنِيْ بِمَا رَضِيْتَ لِي، وَ عَافِنِي فِيْمَا أَبْقَيْتَ حَتَّى لاَ أُُحِبُّ تَعْجِيْلَ مَا أَخَّرْتَ، وَلَا تَأْخِيرَ مَا عَجَّلْتَ.

Bacaan latin: Allaahumma irdhanii bimaa radhita lii, wa ‘aafinii fiimaa abqaita hatta laa uhibbu ta’jiila maa akhkharta, walaa ta’khira maa ‘ajjalta.

Artinya: “Ya Allah, buatlah aku ridha dengan kondisi yang Engkau ridhai untukku, dan berikanlah saya kesehatan selama masih Engkau biarkan hidup hingga aku tidak terburu- buru mendapatkan sesuatu yang Engkau tunda, dan tidak ingin menunda sesuatu yang engkau segerakan.”

5. Doa agar Mendapat Rezeki Berlimpah

َاَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ أَنْ تَرْزُقَنِي رِزْقًا حَلَالًا وَاسِعًا طَيِّبًا مِنْ غَيْرِ تَعَبٍ وَلَا مَشَقَّةٍ وَلَا ضَيْرٍ وَلَا نَصَبٍ, إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

Bacaan latin: Allaahumma innii as-aluka an tarjuqanii rijqan halaalan waasi’an thayyiban min ghairi ta’abin walaa masyaqqatin walaa dhairin walaa nashabin, innaka ‘alaa kulli syai-‘in qadiirun.

Artinya: “Ya Allah, aku memohon agar engkau menganugrahiku rezeki yang halal, luas, dan baik tanpa harus berletih-letih dan bersusah payah, sungguh Engkau Mahakuasa atas segala sesuatu.”

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa dan Dzikir Agar Dilancarkan Segala Urusan



Jakarta

Ada amalan doa dan dzikir yang bisa dibaca agar senantiasa diberi kelancaran dalam menjalani segala urusan. Doa dan dzikir ini dapat diamalkan secara rutin setiap hari.

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang muslim memanjatkan satu doa yang tidak mengandung dosa dan pemutusan silaturahmi, kecuali Allah memberinya salah satu dari tiga perkara: Pertama, doa tersebut dikabulkan segera. Kedua, disimpan untuknya di akhirat. Ketiga, dirinya akan dijauhkan dari keburukan yang senilai dengan permohonan yang dipintanya.” (HR Ahmad)

Doa adalah senjata bagi setiap muslim dalam segala keadaan. Ketika sedang merasakan bahagia, dia harus bersyukur dengan banyak memuji Allah SWT. Dalam keadaan sulit dan berduka, seorang muslim harus memohon pertolongan, kekuatan dan keteguhan hati kepada Allah SWT. Ketika memiliki banyak keinginan, seorang muslim harus banyak memohon kepada Allah SWT.


Doa dan Dzikir agar Dilancarkan Segala Urusan

Merangkum buku Islam on The Spot Jilid II karya Rian Hidayat & H. Asiqin Zuhdi, berikut doa dan dzikir yang bisa diamalkan untuk memohon agar Allah SWT memberi kelancaran pada segala urusan.

1. Membaca Istighfar

Bacaan istighfar pendek yang mudah dibaca:

أَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ الْعَظِيْمَ

Latin: Astaghfirullâhal’adzim.

Artinya: “Aku memohon ampunan kepada Allah Yang Maha Agung.”

Sedangkan istighfar yang lebih panjang dapat membaca bacaan sayyidul istighfar:

اَللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ ، خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكُ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ ، أَعُوْذُ بِكَ مِن شَرِّ مَا صَنَعْتُ ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكِ َعَلَيَّ ، وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فاَغْفِر لِيْ فَإِنهَّ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

Latin: Allâhumma anta rabbî, lâ ilâha illâ anta khalaqtanî. Wa anâ ‘abduka, wa anâ ‘alâ ‘ahdika wa wa’dika mastatha’tu. A’ûdzu bika min syarri mâ shana’tu. Abû’u laka bini’matika ‘alayya. Wa abû’u bidzanbî. Faghfirlî. Fa innahû lâ yaghfirudz dzunûba illâ anta.

Artinya: “Hai Tuhanku, Engkau Tuhanku. Tiada tuhan yang disembah selain Engkau. Engkau yang menciptakanku. Aku adalah hamba-Mu. Aku berada dalam perintah iman sesuai perjanjian-Mu sebatas kemampuanku. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan yang kuperbuat. Kepada-Mu, aku mengakui segala nikmat-Mu padaku. Aku mengakui dosaku. Maka itu ampunilah dosaku. Sungguh tiada yang mengampuni dosa selain Engkau.”

2. Membaca Hauqalah

Rasulullah SAW bersabda:

“Barangsiapa yang lambat datang rezekinya hendaklah banyak mengucapkan ‘La haula wala quwwata illa billah.” (HR At-Thabrani).

Bacaan hauqalah, yaitu:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

Latin: Lā haula wa lā quwwata illā billāh.

Artinya: “Tiada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah yang Maha Tinggi lagi Maha Agung.”

3. Membaca La Ilaha Illallahul Malikul Haqqul Mubin

لَا إِلهَ إِلَّا اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ

Bacaan latin: “La Ilaha Illallahul Malikul Haqqul Mubin.”

Artinya: “Tiada Tuhan selain Allah, Tuhan Yang Maha Benar dan Nyata”.

4. Membaca Surat Al-Ikhlas

قُلْ هُوَ ٱللَّهُ أَحَدٌ. ٱللَّهُ ٱلصَّمَدُ. لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُولَدْ. وَلَمْ يَكُن لَّهُۥ كُفُوًا أَحَدٌۢ

Latin: Qul huwallāhu aḥad. Allāhuṣ-ṣamad. Lam yalid wa lam yụlad. Wa lam yakul lahụ kufuwan aḥad.

Artinya: Katakanlah: “Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS Al-Ikhlas: 1-4).

5. Membaca Sholawat Jibril

Bacaan sholawat Jibril pendek yang mudah dibaca:

صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّد

Latin: Shallallahu ‘ala Muhammad.

Artinya: “Semoga Allah memberikan rahmat-Nya kepada Nabi Muhammad.”

Bacaan sholawat Jibril panjang:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

Latin: Allahumma shalli ‘ala sayyidina muhammad wa’alaa aali sayyidinaa muhammad wasallim tasliima.

Artinya: “Ya Allah, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan atas Nabi Muhammad dan keluarganya dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.”

6. Membaca Subhanallah Wabihamdihi Subhanallahil Adzim

سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ العَظِيْمِ

Latin: Subhanallah Wabihamdihi Subhanallahil Adzim.

Artinya: “Maha Suci Allah dengan segala puji bagi-Nya, Maha Suci Allah yang Maha Agung.”

7. Membaca Ayat 1000 Dinar

Ayat 1000 dinar merupakan penggalan surat At-Talaq yang bunyinya:

وَمَنْ يَّتَّقِ اللّٰهَ يَجْعَلْ لَّهٗ مَخْرَجًا ۙ ٢ وَّيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُۗ وَمَنْ يَّتَوَكَّلْ عَلَى اللّٰهِ فَهُوَ حَسْبُهٗ ۗاِنَّ اللّٰهَ بَالِغُ اَمْرِهٖۗ قَدْ جَعَلَ اللّٰهُ لِكُلِّ شَيْءٍ قَدْرًا

Latin: wa may yattaqillāha yaj’al lahụ makhrajā wa yarzuq-hu min ḥaiṡu lā yaḥtasib, wa may yatawakkal ‘alallāhi fa huwa ḥasbuh, innallāha bāligu amrih, qad ja’alallāhu likulli syai`ing qadrā.

Artinya: “Siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. dan menganugerahkan kepadanya rezeki dari arah yang tidak dia duga. Siapa yang bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)-nya. Sesungguhnya Allahlah yang menuntaskan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah membuat ketentuan bagi setiap sesuatu.” (QS At Talaq: 2-3).

Keutamaan Memanjatkan Doa

Tidak ada kekuatan yang dapat mengalahkan kekuatan doa.Mengutip buku Doa & Dzikir Mustajab untuk Wanita karya Muzdalifah Muhammad Dinah Muhiddin, Rasulullah SAW bersabda, “Hendaklah seorang di antara kalian memohon seluruh kebutuhannya kepada Tuhannya hingga memohon tali sandalnya jika terputus.” (HR At Tirmidzi dan Ibnu Hibban)

Hadits ini menegaskan bahwa setiap muslim harus memohon segala apapun kepada Allah SWT untuk urusan yang besar sampai urusan yang kecil sekalipun.

Di samping bacaan doa yang disebutkan di atas, ada banyak bacaan doa dan dzikir yang bisa diamalkan setiap hari agar mendapat perlindungan Allah SWT sekaligus memohon dimudahkan urusan. Salah satunya adalah mengamalkan lafaz bacaan istighfar.

Dalam hadits dari Abdullah bin Abbas RA, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ لَزِمَ الِاسْتِغْفَارَ جَعَلَ اللَّهُ لَهُ مِنْ كُلِّ هَمْ فَرَجًا وَمِنْ كُلِّ ضِيقٍ مَخْرَجًا وَرَزَقَهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ

Artinya: “Barangsiapa yang melazimkan (membiasakan) membaca istighfar, Allah akan menjadikan baginya jalan keluar dari setiap kesusahan, dan solusi dari setiap kesempitan, dan memberikan kepadanya rezeki dari arah yang tidak disangka- sangka.” (HR. Abu Dawud, An-Nasa’i, Ibnu Majah, dan Al-Hakim).

Kemudian ada juga bacaan yang menjadikan seorang muslim mendapat perlindungan dalam hidupnya. Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Ali RA, bahwa Rasulullah SAW bersabda:

مَنْ قَالَ لَا إِلهَ إِلَّا اللَّهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِينُ فِي كُلِّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ كَانَ لَهُ أَمَانًا مِنَ الْفَقْرِ، وَيُؤْمَنُ مِنْ وَحْشَةِ الْقَبْرِ، وَاسْتُجْلِبَ بِهِ الْغِنَى، وَاسْتُقْرِعَ بِهِ بَابُ الْجَنَّةِ

Artinya: “Barangsiapa membaca ‘Laa ilaha illallahul malikul haqqul mubin’ seratus kali dalam sehari, maka memperoleh jaminan aman dari kemiskinan, diselamatkan dari dahsyatnya kubur, dan terbuka untuknya pintu-pintu surga.” (HR. Abu Nu’aim dan Ad-Dailami).

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com

Doa Buka Puasa Senin 27 Rajab: Arab, Latin dan Arti


Jakarta

Doa buka puasa Senin 27 Rajab bisa diamalkan muslim. Sebagaimana diketahui, doa buka puasa termasuk salah satu sunnah yang bisa dikerjakan oleh muslim.

Dari Ibnu Umar RA berkata,

“Apabila Rasulullah SAW berbuka, beliau berdoa: Hilanglah rasa haus dan basahlah urat-urat (badan) dan insyaallah mendapatkan pahala.” (HR Abu Dawud)


Puasa Senin 27 Rajab merupakan amalan sunnah puasa Senin-Kamis yang bisa dikerjakan muslim. Selain itu, 27 Rajab adalah momen Isra Miraj yang termasuk peristiwa agung dalam Islam.

Yusuf Qardhawi dalam Fiqh Al-Shiyam-nya yang diterjemahkan Danis Wijaksana mengatakan bahwa beberapa muslim melakukan puasa pada 27 Rajab. Mereka meyakini bahwa Isra Miraj terjadi pada tanggal tersebut.

Mereka yang berpuasa ketika Isra Miraj berkeyakinan bahwa momen tersebut merupakan hari penting dalam Islam. Sebab, Allah SWT memberikan perintah salat kepada Rasulullah SAW saat Isra Miraj.

Imam an-Nawawi dalam kitab al-Adzkar yang diterjemahkan Ulin Nuha memaparkan sejumlah bacaan doa buka puasa mengacu pada hadits-hadits shahih. Berikut di antaranya.

Bacaan Doa Buka Puasa Senin 27 Rajab

ذَهَبَ الظَّمْأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ تَعَالَى

Dzahabadh dham-u wabtalatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru in syaa allaahu ta’aalaa.

Artinya: “Telah hilang rasa haus, telah basah urat nadi, dan telah tetap pahala jika Allah menghendaki.”

Bacaan doa buka puasa tersebut diriwayatkan dalam kitab Sunan Abu Dawud dan an-Nasa’i dari Ibnu Umar RA dari Nabi SAW.

Ada juga bacaan doa puasa dengan lafaz berikut:

اَللّٰهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ

Allaahumma lakasumtu wabika aamantu wa’alaa rizqika afthortu birahmatika yaa arhamar-roohimiina.

Artinya: “Ya Allah karena-Mu aku berpuasa, dengan-Mu aku beriman, kepada-Mu aku berserah dan dengan rezeki-Mu aku berbuka (puasa), dengan rahmat-Mu, Ya Allah yang Tuhan Maha Pengasih.” (HR Imam Bukhari dan Muslim)

Sunnah Buka Puasa Senin 27 Rajab

Selain membaca doa buka puasa, ada beberapa sunnah lainnya yang dianjurkan saat berbuka. Berikut bahasannya seperti disebutkan dalam buku Panduan Muslim Sehari-hari karya DR KH M Hamdan Rasyid MA dan Saiful Hadi El-Sutha.

1. Menyegerakan Waktu Berbuka

Sunnah pertama yaitu menyegerakan waktu berbuka. Ini sesuai dengan hadits Nabi SAW, beliau bersabda:

“Manusia senantiasa dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.” (HR Muslim)

2. Berbuka dengan Kurma atau Air Putih

Dari Anas bin Malik RA mengatakan bahwa buka puasa dengan kurma atau air putih termasuk sunnah Rasulullah SAW. Ia berkata,

“Rasulullah SAW berbuka puasa dengan makan beberapa biji kurma muda, jika tidak ada maka dengan beberapa butir kurma, jika tidak ada maka beberapa teguk air.” (HR Abu Ya’la, Al Bazzar dan Ath Thabrani)

3. Awali dengan Bismillah

Ketika muslim berbuka, hendaknya ia mengucap basmalah sebelum makan dan minum. Dengan begitu, makanan dan minuman yang dikonsumsi menjadi berkah.

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Kisah Wanita Muslim Masuk Neraka gegara Seekor Kucing



Jakarta

Surga dan neraka adalah tempat akhir yang wajib diimani dan hanya Allah SWT dengan kuasa-Nya yang mengetahui siapa yang akan masuk tempat tersebut. Terkadang amalan ringan bisa membawa ke surga, pun sebaliknya, kesalahan kecil bisa menyeret ke neraka. Seperti halnya kisah seorang muslimah dengan seekor kucing.

Diceritakan dalam kitab edisi Indonesia berjudul Hak-hak yang Wajib Anda Ketahui dalam Islam karya Syaikh Muhammad Hasan, ada seorang wanita muslim yang masuk neraka gara-gara mengurung seekor kucing, tanpa memberinya makan.

Muslimah itu juga tidak membiarkan kucing tersebut makan serangga-serangga tanah. Tindakan ini disebut membuatnya masuk neraka.


Kisah wanita muslim masuk neraka lantaran seekor kucing ini bersandar pada hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam kitab Ahadits Al-Anbiya’ dan Imam Muslim dalam kitab As-Salam.

Rasulullah SAW bersabda, “Ada seorang wanita masuk ke dalam neraka karena seekor kucing yang diikatnya dan tidak diberi makan, serta tidak membiarkannya makan rerumputan yang tumbuh di bumi.” (Hadits ini diriwayatkan dari Abu Hurairah RA)

Menurut penjelasan dalam Rahmah Ar-Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam karya Raghib As-Sirjani yang diterjemahkan Moh Suri Sudahri dan Rony Nugroho, permasalahan dalam hal ini bukan terletak pada hadits yang diikuti dengan perbuatan, karena bisa saja ini sangat sedikit dan terbatas pada binatang tertentu. Namun, yang penting dalam hal ini adalah sesuatu yang ada di balik sebuah perbuatan, yakni kasih sayang dalam hati manusia.

Rasulullah SAW mengajarkan agar mengasihi seekor binatang dan tidak membiarkannya kelaparan atau diberi beban di luar kemampuannya. Pernah suatu ketika Nabi SAW melewati seekor unta yang kurus, beliau bersabda, “Bertakwalah kepada Allah untuk binatang-binatang asing ini. Tunggangilah ia dengan cara yang baik dan makanlah dagingnya dengan cara yang baik.” (Sunan Abu Dawud, Shahih Ibnu Khuzaimah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)

Jika pun binatang itu harus disembelih, Rasulullah SAW memerintahkan untuk melakukannya dengan kasih sayang. Beliau bersabda,

إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْحَ وَلْيُحِدٌ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُ فَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ

“Sesungguhnya Allah menentukan kebaikan terhadap segala sesuatu. Jika kalian membunuh, maka hendaknya membunuh dengan baik. Jika kalian menyembelih, maka hendaknya menyembelih dengan baik, hendaknya kalian menajamkan pisaunya dan senangkanlah binatang itu pada saat disembelih.”

Hadits tersebut terdapat dalam Shahih Muslim, Shahih Abu Dawud, Sunan At-Tirmidzi, Sunan an-Nasa’i, Sunan Ibnu Majah, Musnad Ahmad, Sunan Ad Darimi, dan Shahih Ibnu Hibban.

Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari dalam Tarikh Al-Bukhari dan An-Nasa’i dalam Sunan An-Nasa’i yang dishahihkan Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir, terdapat keterangan yang menegaskan Islam adalah agama kasih sayang, penuh toleransi, dan agama seluruh makhluk. Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ آمَنَ رَجُلًا عَلَى دَمِهِ فَقَتَلَهُ، فَأَنَا بَرِيءٌ مِنَ الْقَاتِلِ، وَإِنْ كَانَ الْمَقْتُولُ كَافِرًا

Artinya: “Siapa yang telah memberikan jaminan keamanan kepada seseorang tetapi kemudian ia membunuhnya, maka aku tidak berlepas diri (bertanggung jawab) terhadap pembunuhan ini, meskipun yang dibunuh itu adalah orang kafir.”

Wallahu a’lam.

(kri/erd)



Sumber : www.detik.com