Tag Archives: anak

Perawatan Korban Keracunan MBG Ditanggung Pemerintah, Begini Mekanismenya


Jakarta

Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin, memastikan biaya perawatan rumah sakit bagi anak yang menjadi korban keracunan dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) akan ditanggung oleh pemerintah.

Hal ini diungkapkannya saat menjawab pertanyaan di konferensi pers di Jakarta Selatan terkait Penanggulangan KLB pada Program Prioritas Makan Bergizi Gratis.

“Nanti ini ditanggung biayanya oleh pemerintah dan hal ini oleh BGN,” katanya, Kamis (2/10/2025).


Senada, Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menjelaskan ada dua mekanisme penanggulangan biaya.

“Bila sudah terjadi (KLB), jadi ada dua daerah menetapkan KLB di daerah kota dan kabupaten, dan ketika pemerintah kota dan kabupaten sudah menetapkan (KLB) maka itu pemerintah daerah bisa mengklaim pendanaan itu ke asuransi,” ujar Dadan dalam kesempatan yang sama.

“Lalu bagi daerah-daerah yang tidak menetapkan KLB seluruh biaya sejauh ini ditanggung oleh badan gizi nasional,” tandasnya.

Di sisi lain, Menkes juga mendapat mandat untuk memperbaiki sistem pengawalan program makan bergizi gratis, khususnya terkait korban keracunan pangan. Menkes menyebut tak menutup kemungkinan ke depan pencatatan laporan keracunan MBG akan mirip dengan catatan COVID-19 harian maupun mingguan.

“Kita akan menggunakan angka sistem laporan yang sekarang sudah terjalin untuk keracunan pangan dari puskesmas dan Dinkes, baik apakah itu setiap hari, setiap minggu ada dan angkanya akan dikonsolidasikan antara BGN dan Kemenkes,” katanya dalam konferensi pers.

“Kalau perlu misalnya ada update harian mingguan bulanan seperti yang dulu kita lakukan saat COVID-19,” tandas dia.

Dalam kesempatan yang sama, Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan menyebut pemerintah akan terus melakukan gerak cepat atas laporan kejadian luar biasa keracunan pangan.

(suc/kna)



Sumber : health.detik.com

Dampak Picky Eating pada Tumbuh Kembang Anak dan Cara Mencegahnya Sejak Dini

Jakarta

Anak susah makan, sering ngemil, atau drama setiap kali jam makan jadi masalah yang bikin pusing para ibu. Bingung putar otak gimana caranya agar anak mau makan agar BB-nya nggak seret kadang-kadang bikin ortu stres juga.

Kunci agar anak tetap bisa makan dengan tenang dan teratur ada di feeding rules, menerapkan aturan makan yang konsisten sejak dini. Feeding rules artinya menerapkan azas responsive feeding, mengajari anak mengenali konsep lapar dan kenyang, anak diberi makan terjadwal sesuai pengosongan lambung (±2 jam) orang tua yang menentukan kelengkapan nutrisi makanan dengan mempertimbangkan selera anak tetapi anak berhak mengkonsumsi makanan sesuai kebutuhannya

Salah satu aturan penting dalam feeding rules adalah memberi waktu makan maksimal 30 menit. Jika lewat dari itu, waktu makan harus dihentikan meski anak belum menghabiskannya.

“Biar anaknya belajar bahwa waktu makan itu nggak sepanjang mau dia,” tegas Prof Dr dr Damayanti Rusli Sjarif, SpA(K), pakar nutrisi dan metabolik anak dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia saat berbincang dengan detikcom, Rabu (17/9/2025).

Dampak Picky Eating pada Anak

Picky eating tidak bisa dianggap sepele. Anak yang terlalu selektif dalam makanan, sering menolak lauk tertentu, atau hanya mau makanan yang itu-itu saja, berisiko mengalami kekurangan nutrisi. Kondisi ini sering terjadi pada anak usia 1-3 tahun.


Bila dibiarkan, hal ini bisa memengaruhi pertumbuhan fisik sekaligus perkembangan otaknya. Orang tua harus lebih peka terhadap kondisi anak, terlebih jika kurva perkembangannya cenderung stagnan bahkan tidak mengalami kenaikan karena pilih-pilih makanan.

“Kita bisa pantau cukup apa enggak. Kalau ternyata nggak cukup, misalnya weight faltering, jadi dia naik berat badannya, tapi nggak sesuai kenaikannya,” ucap Prof Damayanti.

Prof Damayanti mencontohkan pada anak berusia 1 tahun, kenaikan berat badan normalnya berkisar 8 gram per hari. Artinya, dalam satu bulan kenaikan BB anak kurang lebih 240 gram.

“Kalau dia naiknya cuman 100 gram gitu kan, 150, berarti ada sesuatu. Mesti ke dokter, cari tahu jangan-jangan ada sesuatu yang menyebabkan,” tambahnya.

Mencegah Picky Eating dengan Feeding Rules

Kunci agar anak bisa makan dengan tenang dan teratur ada di feeding rules, aturan makan yang konsisten sejak dini. Prinsipnya adalah responsive feeding, yaitu orang tua bertugas menyediakan makanan yang lengkap gizinya, sementara anak berhak menentukan jumlah dan tempo makannya.

Salah satu aturan penting dalam feeding rules adalah memberi waktu makan maksimal 30 menit. Jika lewat dari itu, waktu makan harus dihentikan meski anak belum menghabiskannya.

“Biar anaknya belajar bahwa waktu makan itu nggak sepanjang mau dia,” tegas Prof Damayanti.

Di samping itu, banyak orang tua khawatir kalau memberi camilan justru bikin anak makin malas makan. Mengenai hal ini, Prof Damayanti mengatakan camilan juga ada aturannya, bisa diberikan sebagai selingan di antara jam makan utama.

“Kalau makan 3 kali, berarti di antaranya kamu kasih dia snack. Jadi kan pertama jam 6, lalu jam 8 makan pagi. Jam 10 dia snack, karena jam 12 baru makan siang. Pengosongan lambung sekitar 2-3 jam jadi selang 4 jam terlalu jauh, jadi di tengahnya dikasih snack,” terang Prof Damayanti.

Camilan juga bisa menjadi kesempatan menambahkan asupan nutrisi anak, termasuk susu, buah, atau sumber protein sederhana. Namun, porsinya kecil dan waktunya jelas.

Waktu emas pertumbuhan Si Kecil hanya terjadi sekali, & tak bisa terulang kembali. Jangan biarkan Gerakan Tutup Mulut (GTM) menghalangi tumbuh kembangnya. Setiap pilihan apapun, kapanpun – terasa seperti momen penentu yang akan membentuk masa depan Si Kecil. Yuk Moms kita ubah Gerakan Tutup Mulut (GTM) menjadi Gerakan Tumbuh Maximal karena pilihan terbaik Bunda hari ini, menentukan masa depan Si Kecil esok hari.

Kini GTM bukan lagi drama, tapi #GerakanTumbuhMaximal #KarenaWaktuTakBisaKembali!

(kna/kna)



Sumber : health.detik.com

Anak Shandy Sjariff Dioperasi 2 Kali karena Strabismus, Kondisi Apa Itu?


Jakarta

Artis Shandy Sjariff menceritakan anak keduanya, Mahamisha Putri, menjalani operasi dua kali akibat kondisi bawaan berupa strabismus pada mata. Kondisi ini membuat bola mata tidak sejajar dan mengarah pada objek sama pada waktu sama.

Sebelum memutuskan operasi, Shandy telah membawa anaknya ke beberapa dokter mata. Semua dokter memiliki pendapat sama bahwa Mahashima harus dioperasi.

Mahamisha sempat menjalani terapi dengan kaca prima selama setahun sebelum operasi. Namun, sayang kondisinya tidak segera membaik sehingga diputuskan untuk operasi.


Operasi pertama dilakukan pada Desember 2024. Lalu, sebulan setelah operasi, muncul komplikasi berupa kista di bola matanya. Operasi kedua baru saja dilaksanakan pada Oktober 2025.

“Di bola mata bekas operasi muncul seperti gelembung yang makin membesar. Setelah berkonsultasi dengan tiga dokter, diagnosanya sama, itu adalah kista,” ujar Sjariff program Pagi Pagi Ambyar Trans TV, Rabu (1/10/2025).

“Sesuatu yang sangat jarang terjadi, mungkin hanya 2 atau 3 dari 100 pasien yang mengalaminya. Akhirnya Mahamisha harus menjalani operasi kedua untuk mengatasi kista tersebut, baru kemarin operasi,” tandasnya.

Terlepas dari apa yang dialami oleh putri Shandy Sjariff, sebenarnya apa itu strabismus? Strabismus atau yang umum dikenal masyarakat sebagai mata juling, terjadi ketika kedua mata tidak sejajar satu sama lain.

Dikutip dari Cleveland Clinic, dalam kondisi normal, enam otot yang mengendalikan pergerakan mata bekerja bersama untuk menjaga kedua mata mengarah ke arah yang sama. Pada pengidap strabismus, otot-otot ini mengalami masalah dalam mengendalikan gerakan mata sehingga tidak bisa mempertahankan posisi mata yang normal.

Beberapa gejala strabismus meliputi penglihatan ganda, sakit kepala, sulit membaca, mata cepat lelah, memiringkan atau memutar kepala, hingga menutup satu mata saat melihat objek jauh.

Gejala-gejala tersebut umumnya terlihat pada anak sebelum usia 3 tahun. Jika strabismus tiba-tiba muncul pada anak yang lebih dewasa atau orang dewasa, ini bisa menjadi tanda gangguan neurologis serius.

Sebagian besar strabismus disebabkan oleh masalah kontrol neuromuskular, hubungan otak dan otot mata. Jarang strabismus disebabkan oleh otot mata ini sendiri.

Faktor keturunan juga berperan. Sebanyak 30 persen anak dengan strabismus memiliki anggota keluarga dengan kondisi serupa. Adapun berikut ini faktor risiko yang dapat memicu strabismus:

  • Gangguan refraksi yang tidak terkoreksi.
  • Penglihatan buruk pada salah satu mata.
  • Cerebral palsy.
  • Down syndrome (20-60 persen pengidap mengalami strabismus).
  • Hidrosefalus.
  • Tumor otak.
  • Stroke (penyebab utama pada dewasa).
  • Cedera kepala (merusak area otak, saraf, atau otot penggerak mata).
  • Gangguan saraf.
  • Penyakit Graves (kelebihan hormon tiroid).

(avk/kna)



Sumber : health.detik.com

10 Tebak-tebakan Cerdas buat yang Ngerasa IQ-nya Tinggi, Kamu Termasuk Nggak Nih?


Jakarta

Merasa butuh tantangan kecil untuk otak di sela-sela aktivitas? Salah satu cara yang sederhana tapi menyenangkan adalah mencoba tebak-tebakan asah otak.

Permainan ini bisa menghibur sekaligus mengasah logika. Terkadang, tebak-tebakan memiliki jawaban yang tidak terduga, jadi membuat siapa pun penasaran. Ingin mencoba?


Tebak-tebakan Asah Otak

Siap menghadapi tantangan tebak-tebakan asah otak? Coba jawab dengan cepat!

1. Benda apa yang akan semakin berharga setelah dirusak
2. Benda kecil apa yang bisa mengeluarkan orang dari dalam rumah?
3. Kereta KRL sedang melaju ke arah timur. Asapnya ke arah mana ya?
4. Putar aku sekali, maka orang yang ada di luar tidak bisa masuk.
5. Aku tidak hidup tapi bisa membesar. Aku tidak tidak punya paru-paru tapi butuh oksigen. Aku bisa mati kalau tersiram air.

6. Siapakah aku? Punya 13 hati tetapi tidak punya organ lain

7. Saya adalah sebuah bola yang bisa berputar. Tapi, saya tidak bisa memantul atau dilempar. Siapakah saya?
8. Seorang pria menghabiskan waktunya untuk mencukur rambut seharian. Tapi rambutnya bisa tetap tebal dan lebat. Kenapa ya?
9. Dalam sebuah keluarga, ada 7 orang anak. Usia setiap anak berjarak 2 tahun. Jika anak termuda berusia 7 tahun, berapa usia anak tertua?
10. Pria kuning tinggal di gedung kuning, pria hijau tinggal di gedung hijau, pria biru tinggal di gedung biru. Siapa yang tinggal di gedung putih

Jawaban

Yakin dengan semua jawabanmu? Coba cocokkan dengan jawaban berikut.

1. Celengan, dipecah dapat uang
2. Bel rumah
3. Tidak ada asap. Sebab, KRL tidak mengeluarkan asap
4. Anak kunci. Diputar untuk mengunci pintu
5. Api, terus tumbuh jika ada bahan bakar dan oksigen dan mati kalau disiram air.

6. Kartu remi

7. Saya adalah bola mata
8. Pria tersebut adalah tukang cukur
9. Anak tertua dalam keluarga tersebut berusia 19 tahun.
10. Orang yang tinggal di gedung putih adalah presiden Amerika Serikat

(elk/suc)



Sumber : health.detik.com

Dear Parents, Paksaan Saat Makan Bisa Picu Trauma, Ganggu Anak Tumbuh Maksimal

Jakarta

Banyak orang tua menghadapi tantangan saat anak sulit makan. Tak jarang, cara cepat yang diambil adalah dengan memaksa anak agar mau menelan makanan.

Padahal, menurut Prof Dr dr Damayanti, SpA(K), pakar nutrisi dan penyakit metabolik anak, paksaan justru bisa memicu trauma makan yang berdampak panjang pada tumbuh kembang anak. Sudah dijelaskan di atas

“Kalau dia sudah tidak mau makan, ya sudah stop. Minimal, maksimal lamanya makan itu hanya setengah jam. Sesudah itu stop. Kenapa? Biar anaknya belajar bahwa waktu makan itu nggak sepanjang mau dia, ada waktunya,” ujarnya dalam wawancara dengan detikcom, Kamis (17/9/2025).

Prof Damayanti menjelaskan, konsep feeding rules perlu diterapkan sejak dini. Anak diberi kesempatan untuk belajar mengenali rasa lapar dan kenyang sendiri, tanpa intervensi atau tekanan berlebihan dari orang tua. Dengan begitu, anak akan terbiasa makan sesuai jadwal dan lebih mandiri dalam menentukan kapan dirinya sudah cukup makan.

Trauma makan berbeda dengan GTM

Menurut Prof Damayanti, banyak orang tua sering keliru mengartikan gerakan tutup mulut (GTM) sebagai masalah serius. Padahal, GTM bisa jadi hanya fase normal ketika anak sudah merasa kenyang atau tidak ingin makan.

Trauma makan berbeda, karena terbentuk akibat pengalaman negatif berulang, seperti dipaksa makan atau dimarahi setiap kali menolak makanan.

“Menerapkan feeding rules mengajari anak bertanggung jawab dengan kecukupan jumlah makanannya dalam waktu 30 menit. Jika dia hanya makan sedikit pengasuhnya tidak akan memberikan diluar jam makan, meskipun dia memaksa dengan tantrum cukup diberitahu jadwal makan berikutnya tanpa harus marah-marah,” ucap Prof Damayanti.


Dengan pola makan yang konsisten dan penuh responsivitas, anak akan belajar disiplin tanpa merasa tertekan. Sebaliknya, paksaan justru berisiko menimbulkan trauma yang membuat anak semakin sulit makan, bahkan menolak makanan tertentu di kemudian hari.

Waktu emas pertumbuhan Si Kecil hanya terjadi sekali, & tak bisa terulang kembali. Jangan biarkan Gerakan Tutup Mulut (GTM) menghalangi tumbuh kembangnya. Setiap pilihan apapun, kapanpun – terasa seperti momen penentu yang akan membentuk masa depan Si Kecil. Yuk Moms kita ubah Gerakan Tutup Mulut (GTM) menjadi Gerakan Tumbuh Maximal karena pilihan terbaik Bunda hari ini, menentukan masa depan Si Kecil esok hari.

Kini GTM bukan lagi drama, tapi #GerakanTumbuhMaximal #KarenaWaktuTakBisaKembali!

(kna/kna)



Sumber : health.detik.com

Ini Kakek-Nenek Tertua di Jepang, Umur Keduanya Sudah Lebih dari 100 Tahun!


Jakarta

Jepang menjadi salah satu negara dengan banyak penduduk yang berusia 100 tahun ke atas. Menurut data Kementerian Kesehatan Jepang, kini penduduk dengan usia 100 tahun atau lebih mencapai 99.763 orang.

Saat ini, orang tertua di Jepang adalah Shigeko Kagawa berusia 114 tahun dan Kiyotaka Mizuno 111 tahun. Lantas, apa sih rahasia mereka bisa berumur panjang?

Kiyotaka Mizuno

Pria bernama Kiyotaka Mizuno berusia 111 tahun pada 14 Maret 2025. Ia lahir di Iwata, Prefektur Shizuoka, Jepang pada 14 Maret 1914 dan memiliki empat orang anak.


Semasa muda, ia bertugas sebagai pengawal Kaisar dan bertugas selama Insiden 26 Februari tahun 1936 dan Perang Dunia II. Setelah perang, ia bekerja sebagai petani, menanam kentang, daun bawang, dan bawang putih hingga usianya di atas 80 tahun.

Hingga kini berusia 111 tahun, Kiyotaka Mizuno tetap konsisten menjaga hidup sehat. Ia selalu bangun pukul 6.30 pagi waktu setempat.

Setiap pagi, ia menyantap pisang untuk sarapan. Sementara untuk makan malam, ia selalu menambahkan yogurt.

Selain itu, ia juga tetap mengonsumsi dua camilan harian, yakni susu dan castella atau kue bolu Jepang di pukul 10.00 pagi. Di pukul 15.00, Kiyotaka Mizuno juga rutin minum minuman probiotik dan biskuit.

Ia tetap makan tiga kali sehari, berfokus pada bahan-bahan musiman sambil menjaga porsi makannya tetap moderat, sekitar 70 persen dari kapasitasnya. Dikutip dari Longeviquest, Kiyotaka Mizuno juga tetap aktif, dengan menghabiskan harinya duduk di kursi sambil melatih tangan dan kakinya.

Shigeko Kagawa

Shigeko Kagawa merupakan seorang wanita berusia 114 tahun, yang tinggal di wilayah Nara, dekat Kyoto, Jepang. Sampai usia 80 tahun, wanita itu masih aktif bekerja sebagai dokter kandungan dan ginekolog, serta dokter umum.

Setelah perang dunia II, ia mengambil alih klinik keluarganya dan berkontribusi pada perawatan medis setempat. Selama menjadi dokter, Shigeko Kagawa selalu siap siaga melayani pasien-pasiennya, tanpa mengenal waktu.

Agar tetap bugar dan berumur panjang, Kagawa selalu disiplin dalam menjalani rutinitasnya. Mulai dari tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari, serta membatasi diri dengan porsi makan kecil.

Kagawa juga selalu makan tiga kali dalam sehari. Salah satu sumber kekuatannya bisa berumur panjang adalah berjalan kaki.

“Waktu saya menjadi dokter, belum ada mobil seperti sekarang. Jadi, saya pakai bakiak dan banyak jalan kaki, mungkin itu sebabnya saya kuat dan sehat,” terangnya yang dikutip dari NDTV.

“Saya bermain setiap hari. Energi saya adalah aset terbesar. Pergi ke mana pun yang saya mau, makan apapun yang saya mau, dan melakukan apapun yang saya mau. Saya bebas dan mandiri,” bebernya.

Tak hanya bugar, secara intelektual Kagawa masih sangat baik. Ia menghabiskan harinya dengan menonton TV, membaca koran dengan bantuan kaca pembesar, hingga menulis kaligrafi.

(sao/kna)



Sumber : health.detik.com

9 Anak di India Tewas Usai Diduga Minum Obat Batuk Sirup Mengandung Bahan Beracun


Jakarta

Pihak berwenang India tengah menyelidiki apakah sirup obat batuk yang terkontaminasi menyebabkan kematian sembilan anak di negara bagian tengah setelah obat tersebut ditemukan mengandung bahan kimia beracun dalam tingkat berbahaya.

Kementerian Kesehatan India mengatakan sampel Coldrif Cough Syrup, yang diproduksi oleh Sresan Pharma di negara bagian selatan Tamil Nadu, diuji oleh otoritas negara bagian dan ditemukan mengandung dietilen glikol (DEG) yang melebihi batas yang diizinkan.

“Sampel-sampel tersebut ditemukan mengandung DEG melebihi batas yang diizinkan,” kata kementerian dalam sebuah pernyataan, dikutip Reuters.


DEG, pelarut beracun yang digunakan dalam produk industri, telah dikaitkan dengan keracunan fatal di beberapa negara. Pernyataan itu muncul setelah laporan media menunjukkan kematian sembilan anak baru-baru ini di negara bagian Madhya Pradesh dapat dikaitkan dengan konsumsi sirup obat batuk.

“Madhya Pradesh Food and Drug Administration (MPFDA) juga menganalisis tiga dari 13 sampel yang dikumpulkan, yang ditemukan bebas dari kontaminasi,” kata pernyataan kementerian.

Namun, otoritas obat Tamil Nadu kemudian mengonfirmasi adanya kontaminasi DEG (diethylene glycol) pada sampel yang diambil langsung dari fasilitas produksi Sresan Pharma di Kanchipuram.

Pihak Sresan Pharma belum memberikan tanggapan atas permintaan komentar yang dikirim melalui email.

Kementerian menyatakan, pihak berwenang telah meluncurkan inspeksi terhadap 19 produsen obat di enam negara bagian untuk mengidentifikasi kelemahan pengendalian mutu dan memberikan rekomendasi perbaikan guna mencegah insiden serupa di masa mendatang.

India sendiri mendapat sorotan terkait kualitas ekspor farmasinya setelah Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengaitkan sirup obat batuk produksi perusahaan lain dengan kematian 70 anak di Gambia pada 2022, temuan yang kemudian dibantah oleh New Delhi.

(suc/suc)



Sumber : health.detik.com

Viral Punya Pasangan Gigi Berlubang Disebut Bisa Menular, Begini Kata Dokter Gigi

Jakarta

Viral narasi di media sosial Threads yang membahas masalah gigi berlubang bisa menular. Pembuat narasi tersebut juga mengajak orang lain untuk selektif dalam memilih pasangan.

“Siapa yang baru tau kalo gigi berlubang itu menular????? 😭🤚🏻 bae2 deh milih pasangan,” tutur warganet @leaaxxxx dilihat detikcom, Minggu (5/10/2025).


Lantas, bagaimana sih faktanya?

Ketua Departemen Ilmu Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI), Prof Dr drg Febriana Rahmayanti, Sp PM, Subsp Infeksi dan Imunitas mengatakan proses terjadinya gigi berlubang atau karies sebenarnya bisa disebabkan oleh banyak faktor.

Ia menjelaskan, proses terbentuknya karies atau gigi berlubang tidak terjadi secara spontan, melainkan melalui interaksi beberapa faktor, seperti keberadaan bakteri Streptococcus mutans, konsumsi karbohidrat olahan yang mudah melekat pada gigi, serta lamanya sisa makanan menempel di permukaan gigi.

“nah si bakteri streptococcus mutans itu bisa menyebabkan adanya gigi yang tadinya keras itu menjadi lunak, sehingga terjadi proses gigi berlubang. jadi itu perlu faktor tersebut,” ucapnya saat ditemui di Jakarta Pusat, Minggu (5/10/2025).

Menanggapi isu penularan penyakit mulut antar pasangan, Prof Febriana menegaskan bahwa yang berpindah bukanlah penyakit lubang giginya, melainkan bakterinya. Ia menambahkan, pola perpindahan tersebut tidak hanya dapat terjadi antar pasangan, tetapi juga antara ibu dan anak, terutama ketika terdapat pertukaran alat makan atau paparan air liur secara tidak sengaja.

“Perpindahan si bakteri dari streptococcus mutans yang memang ada di dalam rongga mulut kita, di dalam air ludah, yang bisa berpindah kepada orang yang lain,” ucapnya lagi.

Meskipun begitu, Prof Febriana menyebut perpindahan bakteri tidak otomatis menyebabkan seseorang mengalami gigi berlubang. Hal ini dikarenakan membutuhkan waktu dan kondisi tertentu.

“Makanya di sini peran kebersihan mulut, cara sikat gigi yang baik itu harus diperhatikan,” ucapnya lagi.

(suc/suc)



Sumber : health.detik.com

Ini Merek Obat Batuk Sirup yang Diduga Sebabkan Kematian 9 Anak di India


Jakarta

Sebanyak sembilan anak di India meninggal dunia dikaitkan dengan konsumsi sirup obat batuk. Uji laboratorium terhadap sampel sirup yang dikonsumsi anak-anak tersebut mengungkapkan bahwa sirup tersebut terkontaminasi dietilen glikol (DEG), zat beracun yang digunakan dalam pelarut industri yang dapat berakibat fatal jika tertelan, bahkan dalam jumlah kecil.

Kematian sembilan anak, semuanya berusia di bawah lima tahun, terjadi sejak akhir Agustus di negara bagian Madhya Pradesh dan Rajasthan.

“Sampel-sampel tersebut ditemukan mengandung DEG melebihi batas yang diizinkan,” kata Kementerian Kesehatan India dalam sebuah pernyataan dikutip dari AFP.


Produk yang tercemar itu dijual dengan merek Coldrif Cough Syrup, diproduksi oleh Sresan Pharma di sebuah unit di negara bagian Tamil Nadu, India selatan. Imbas kejadian tersebut, penjualan obat batuk sirup itu dilarang di setidaknya tiga negara bagian India.

Mohan Yadav, kepala menteri Madhya Pradesh, tempat sebagian besar kematian dilaporkan, mengatakan penjualan sirup tersebut telah dilarang di seluruh negara bagian bagian tengah tersebut.

“Penjualan produk lain dari perusahaan yang memproduksi sirup tersebut juga dilarang,” ujarnya.

Badan Pengawas Obat dan Makanan Madhya Pradesh (MPFDA) menyatakan tiga dari 13 sampel yang dianalisis bebas kontaminasi, menurut pernyataan Kementerian Kesehatan. Pihak berwenang telah meluncurkan inspeksi terhadap 19 produsen obat di enam negara bagian untuk mengidentifikasi celah kendali mutu dan merekomendasikan perbaikan guna mencegah insiden di masa mendatang, ungkap kementerian.

Sresan Pharma tidak segera menanggapi permintaan komentar yang dikirim melalui email, lapor kantor berita Reuters.

Sirup obat batuk yang diproduksi di India telah menjadi sorotan global dalam beberapa tahun terakhir, dengan kematian terkait konsumsinya dilaporkan dari seluruh dunia, termasuk kematian lebih dari 70 anak di Gambia pada tahun 2022.

(kna/kna)



Sumber : health.detik.com

Makin Banyak Anak Muda Kena Kanker, Studi Ini Bongkar Alasannya


Jakarta

Kenaikan kasus kanker baru di kalangan orang muda telah menimbulkan kekhawatiran di antara pasien dan dokter mengenai penyebabnya. Sebuah studi baru menunjukkan bahwa peningkatan jumlah kasus kanker onset dini sebagian besar disebabkan oleh skrining yang lebih baik dan lebih rutin, sementara angka kematian di kalangan orang muda tidak banyak berubah.

Dari 33 jenis kanker, 14 kanker menunjukkan peningkatan angka pada setidaknya satu kelompok usia yang lebih muda.

Namun, para ahli dari sebuah studi baru yang terpisah menunjukkan bahwa sebagian besar peningkatan ini mungkin disebabkan oleh diagnosis berlebih.


Dalam studi yang diterbitkan di JAMA Internal Medicine, para peneliti mengamati delapan kanker dengan insiden yang meningkat paling cepat, termasuk kanker tiroid, anus, ginjal, usus halus, kolorektal, endometrium, pankreas, dan mieloma yang terjadi di antara orang dewasa di bawah usia 50 tahun.

Meskipun insiden kanker payudara invasif dan kanker ginjal meningkat pada wanita di bawah 50 tahun, angka kematian untuk kedua jenis kanker tersebut pada semua kelompok usia justru menurun dalam beberapa tahun terakhir.

Dr H Gilbert Welch, salah satu penulis studi, menyimpulkan bahwa peningkatan kasus sebagian besar karena dokter kini mencari kanker lebih keras.

“Sebenarnya tidak ada lebih banyak kanker di luar sana,” kata Welch dikutip dari NBC News. “Kami hanya menemukan hal-hal yang selalu ada. Itu sangat berlaku pada kanker tiroid dan ginjal.”

Skrining kanker lebih muda

Kemajuan dalam teknologi skrining dan rekomendasi skrining pada usia yang lebih muda telah memungkinkan dokter untuk mendeteksi tumor pada tahap paling awal.

Peningkatan ‘pengawasan diagnostik’ ini terlihat jelas dalam perubahan pedoman skrining:

Kanker Payudara: Pada tahun lalu, rekomendasi usia skrining pertama diturunkan dari 50 tahun menjadi 40 tahun.

Kanker Kolon: Pada tahun 2021, usia yang direkomendasikan untuk memulai skrining diturunkan dari 50 tahun menjadi 45 tahun.

Dr Ahmed Jemal dari American Cancer Society mengatakan bahwa kenaikan tingkat insiden tidak dapat sepenuhnya disematkan pada skrining yang lebih baik. Gaya hidup juga turut berperan, termasuk pola makan, obesitas, dan kurangnya aktivitas fisik.

(kna/kna)



Sumber : health.detik.com