Tag Archives: anak

Amal Jariyah Seorang Istri Bisa Dimulai dari Rumah, Apa Itu?



Jakarta

Menjadi seorang istri sekaligus ibu bukanlah hal yang mudah. Tentu hal ini memiliki banyak tantangan dan kesulitannya tersendiri.

Seorang istri tidak boleh lelah atau capek, sebab dia adalah penyemangat suami dan anaknya ketika mereka lelah atau sedih. Ibu juga harus selalu tegar untuk anak-anaknya supaya mereka kuat menjalani kehidupan dunia.

Sejalan dengan beratnya peran seorang istri sekaligus ibu, pahala dan balasan dari Allah SWT untuk mereka juga tidak kalah besar. Allah SWT meninggikan derajat seorang ibu hingga tiga kali lipat daripada ayah.


Bahkan, seorang istri atau ibu bisa mendapatkan amal jariyah yang akan terus mengalir meskipun dirinya sudah meninggalkan dunia ini. Amal apakah itu? Berikut jawabannya.

Amal jariyah seorang istri didapat ketika mereka sabar dalam mendidik anak berhasil membentuk anak-anaknya menjadi anak yang saleh dan salihah,paham akan agama Islam sesuai dengan Al-Qur’an dan sunah, sebagaimana dijelaskan dalam buku Mendidik Anak: Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an karya Ahmad Syarifuddin.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda,

أِذَامَاتَ ابْنُ آدَمَ اِنْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَ : صَدَقَة جَارِيَةٍ ، أَوْ عِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ ، أَوْ وَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ

Artinya: “Jika manusia mati maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya (kedua orang tua).” (HR Muslim)

Dari hadits ini dapat diambil pelajaran bahwa kegiatan mendidik Al-Qur’an pada anak-anak secara implisit termasuk amal jariyah. Orang tua, terutama istri sebagai ibu, guru, dan aktivis mengambil peran besar dalam pengajaran ini.

Seorang istri atau ibu mengambil peran penting dalam pendidikan anak sebab sekolah pertama seorang anak adalah ibu yang merupakan istri ayah. Seorang ibu harus mampu mendidik anaknya dengan baik sesuai dengan syariat Islam dan Al-Qur’an agar anak bisa menjadi saleh dan salihah.

Proses mendidik anak tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat, melainkan hingga akhir hayat seorang ibu. Proses ini juga membutuhkan banyak kesabaran serta ketakwaan yang besar. Oleh sebab itu, Allah SWT sangat menjunjung tinggi ibu lebih daripada ayah.

Hal ini dijelaskan oleh Rasulullah SAW dalam sebuah hadits seperti yang dinukil dari buku Antologi Hadits Tarbawi: Pesan-Pesan Nabi SAW tentang Pendidikan karya Anjali Sriwijbant, dkk.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَجُلٌ يَارَسُوْلُ اللهِ مَنْ أَحَقُّ النَّاسِ بِحُسْنِ الصُّحْبَةِ ؟ قَالَ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أُمُّكَ ثُمَّ أَبُوكَ ثُمَّ أَدْنَاكَ أَدْنَاكَ (رواه مسلم)

Terjemahan: “Dari Abu Hurairah RA Berkata: ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasul. Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berhak saya hormati? Beliau menjawab: “Ibumu, kemudian ibumu, kemudian ibumu, kemudian ayahmu, kemudian yang lebih dekat dan yang lebih dekat dengan kamu” (HR Muslim)

Menjadi seorang istri sekaligus ibu memang berat. Namun ketika dirinya berhasil mendidik anak-anaknya dengan sabar menjadi anak yang saleh dan salihah, maka ia akan mendapatkan pahala yang luar biasa banyak.

Amal jariyah seorang istri bisa diambil dari hal tersebut sebab anak yang saleh dan berbakti kepada orang tuanya akan selalu mendoakan walau sudah meninggal sekalipun, jelas buku Ketika Surga di Telapak Kaki Ibu karya Malahayati.

Apalagi ketika ilmu dan didikan anak dari istri yang salihah ini juga diajarkan dan disebarkan kepada orang banyak. Maka tentu saja istri atau ibu akan mendapat pahala dari ilmu yang sudah disebarkan tersebut.

Pahala yang akan didapatkan tentu juga akan berlipat ganda, yakni berhasil mendidik anak menjadi anak yang berbakti kepada orang tua dan ilmu yang bermanfaat yang disebarkan kepada orang banyak.

Semoga kita bisa menjadi salah satu penghuni surga jalur mendidik anak yang berbakti kepada kedua orang tuanya.

(lus/lus)



Sumber : www.detik.com

Jangan Lupa Kunci Pintu! Seserius Ini Dampak Psikis Anak Pergoki Ortu Bercinta


Jakarta

Bercinta bisa menjadi sebuah momen yang ‘memabukkan’ untuk pasangan suami istri. Meski begitu, seksolog Zoya Amirin, MPsi, FIAS mengingatkan pasangan suami istri untuk tetap tidak lupa mengunci pintu ketika berhubungan intim.

Hal ini untuk mencegah anak bisa masuk ke dalam kamar dan melihat aktivitas yang dilakukan oleh pasutri. Rupanya hal tersebut dapat memberikan dampak psikologis yang besar pada anak.

“Untuk ayah bunda kalau mau berhubungan seksual jangan lupa kunci kamar,” kata Zoya dalam acara bincang-bincang di Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Selasa (8/10/2024).


Dalam beberapa kondisi, pasangan suami istri mungkin tidak memiliki kamar yang terpisah dengan anak. Apabila ada pada kondisi tersebut, orang tua harus pintar-pintar mengatur strategi agar tetap bisa bercinta saat tidak ada anak.

Beberapa cara yang mungkin bisa diterapkan seperti menggunakan tirai pemisah, memilih lokasi yang aman di rumah, hingga mengatur momen ketika anak tidak ada di rumah. Intinya adalah memastikan anak tidak mungkin melihat aktivitas bercinta orang tua.

Anak-anak masih memiliki keterbatasan pola pikir terkait seksualitas. Ketika melihat kedua orang tuanya bercinta, anak mungkin saja justru menganggap kejadian itu sebagai kekerasan, sehingga akhirnya pemandangan yang dilihat anak bisa memberikan dampak psikologis traumatis.

“Karena anak itu bisa melihat itu sebagai sebuah kekerasan, dia itu tidak mengerti bahwa hubungan seksual itu bisa mengeluarkan suara, cara bersetubuh, dan segala macamnya itu bisa traumatic untuk anak melihat orang tuanya bercinta,” sambungnya.

Hal ini dapat mengganggu perkembangan seksualitas anak, mengaburkan konsep privasi dan batasan, hingga memunculkan kebingungan pada anak soal apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dengan orang lain.

(avk/naf)

Sumber : health.detik.com

Image : unsplash.com/ Spacejoy