Tag Archives: asyhadu

Ayu Aulia Sempat Murtad, Kembali Syahadat karena Alasan Ini



Jakarta

Selebgram Ayu Aulia kembali membuat heboh. Kali ini, ia tiba-tiba saja memposting video membaca dua kalimat syahadat.

Video itu menjadi sorotan karena Ayu Aulia kembali memeluk Islam. Sebelumnya, ia sempat murtad di tahun 2024.

“Asyhadu allaa ilaaha illallaah”: yang artinya: “Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah,” tulis Ayu Aulia dalam unggahan videonya di Instagram, Senin (11/8/2025).


“Wa asyhadu anna Muhammadar rasuulullah”: yang artinya: “Dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah,” lanjutnya.

Dalam video tersebut, Ayu Aulia terlihat melakukan ikrar dua kalimat syahadat di Masjid Sunda kelapa, Jakarta, dengan bimbingan seorang ustaz. Ada artis Saipul Jamil dan Elly Sugigi yang terlihat mendampingi Ayu Aulia.

detikHikmah mencoba mengonfirmasi postingan Ayu Aulia tersebut langsung kepada yang bersangkutan. Saat dikonfirmasi, Ayu Aulia membenarkan dirinya mualaf.

“Iya, kan aku sempet dibaptis tahun lalu September sampai kemarin ini kembali ke Allah,” kata Ayu Aulia melalui pesan singkat, Selasa (12/6/2025).

Saat ditanya alasannya, Ayu Aulia tidak menjelaskan secara detail keputusannya kembali memeluk Islam. Ia mengaku hanya ingin pergi umroh usai dikunjungi almarhum ayahnya di dalam mimpi.

“Kan mau umroh dan dimimpiin papa,” tutur Ayu Aulia.

Mengenai alasan mengunggah video ikrar dua kalimat syahadat itu, Ayu Aulia hanya ingin masyarakat tahu tentang mualafnya. Ia tak ingin kembali dihujat karena dianggap mempermainkan agama.

“Ya kalau udah pada tahu aku kristen terus umroh dihujat aku. Ini aja pro kontra karena katanya bolak balik. insyaallah ini yang terakhir, menjadi agamaku sampai akhir hayat,” tukas Ayu Aulia.

(hnh/inf)



Sumber : www.detik.com

Doa Tahiyat Akhir Lengkap Sampai Salam Arab-Latin dan Artinya


Jakarta

Doa tahiyat akhir lengkap sampai salam dan tata caranya harus dipahami muslim. Sebab, bacaan ini dipanjatkan ketika salat wajib.

Diterangkan dalam buku Kitab Lengkap panduan Shalat yang disusun M Khalilurrahman Al-Mahfani dkk, doa tasyahud ini berisi tahiyat atau ucapan penghormatan kepada Allah SWT serta salam kepada Rasulullah SAW dan dua kalimat syahadat. Membaca doa ini termasuk rukun salat yang tidak boleh tertinggal sebagaimana dikatakan oleh ulama mazhab Syafi’i.

Lantas, bagaimana doa tahiyat akhir sampai salam yang bisa dilafalkan?


Bacaan Doa Tahiyat Akhir Lengkap Sampai Salam Arab-Latin

1. Doa Tahiyat Akhir

Berikut doa tahiyat akhir sampai salam yang bisa dibaca muslim seperti dinukil dari buku Pedoman dan Tuntunan Shalat Lengkap oleh Abdul Kadir Nuhuyanan dkk.

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله

اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَي مُحَمّدْ وعلى آلِ مُحَمَّد كَمَا صَلَّبْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلعَلَي مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد

اَلْلَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ وَمِنْ عَذَابِ القَبْرِ وَمِنْ فِتْنَةِ المَحْيَا وَالمَمَاتِ وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ المَسِيْحِ الدَجَّالِ

Arab latin: Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibatul lillaah, Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh, Assalaamu’alainaa wa’alaa ‘ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, Waasyhadu anna Muhammadar rasuulullaah.

Allahhumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shallaita ‘alaa Ibraahim, wa ‘alaa aali Ibraahim. Wabaarik ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa baarakta ‘alaa Ibraahim, wa ‘alaa aali Ibraahim. Fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid.

Allaahumma innii a’uudzubika min ‘adzaabi jahannama wamin ‘adzaabil qabri wamin fitnatil mahyaa wamamaati wamin fitnatil masiihid dajjaal.

Artinya: “Segala kehormatan, keberkahan, kebahagiaan dan kebaikan bagi Allah, salam, rahmat, dan berkah-Nya kupanjatkan kepadamu wahai Nabi (Muhammad). Salam keselamatan semoga tetap untuk kami seluruh hamba yang saleh-saleh. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah. dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat kepada Nabi Muhammad. Sebagaimana pernah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya. Sebagaimana Engkau memberi berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau Maha Terpuji lagi Maha Mulia di seluruh alam.

Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari siksa jahanam dan siksa kubur serta dari fitnah kehidupan dan kematian dan dari kejahatan fitnahnya Dajjal.”

2. Bacaan Salam

Adapun, bacaan salam berbunyi sebagai berikut:

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

Arab latin: Assalaamu alaikum wa rahmatullah.

Artinya: “Semoga keselamatan dan rahmat Allah dilimpahkan kepadamu.”

Posisi Duduk Tahiyat Akhir yang Benar

Mengutip dari buku Sifatu Wudhui An-Nabi karya Syaikh Muhammad Fahd dan Syaikh bin Baz yang diterjemahkan Geis Umar Bawazier, Nabi Muhammad SAW duduk tawarruk ketika tahiyat akhir. Sebagaimana sabdanya dalam sebuah hadits,

“Beliau (Nabi SAW) duduk tawarruk pada tasyahudnya yang terakhir.” (HR Bukhari)

Sementara itu posisi tawarruk yang benar disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan Abu Dawud, “Untuk cara duduk tawaruk yang benar sesuai sunnah Rasulullah SAW sendiri dirincikan dalam hadits: ‘Beliau meletakkan pinggulnya ke tanah, yaitu membebankan pada pinggul kirinya, dan menjulurkan setengah telapak kaki kirinya dari bawah betis yang kanan sekedarnya’.” (HR Abu Dawud)

Selain itu, turut diterangkan dalam riwayat Ahmad bahwa Nabi Muhammad SAW membentangkan hasta tangannya di atas tangan kanan. Berikut bunyi haditsnya,

“Nabi SAW membentangkan hasta tangan kanannya di atas paha yang kanan dan tidak memalingkan (menjauhkan) darinya, sehingga batas sikunya berada di pangkal paha. Lalu beliau menggenggam dua jarinya, yaitu jari kelingking dan jari manisnya serta melingkarkan jari tengah dan jempolnya seraya berdoa.” (HR Ahmad dan Ahlu Sunan)

Pada riwayat lainnya dari Muslim, tangan kiri Rasulullah SAW pada jemarinya terbuka di atas paha kiri, “Adapun tangan yang kiri, jari jemarinya terbuka di atas paha kiri. Beliau menghadapkan jari-jarinya ke kiblat dalam tasyahud, mengangkat tangan, rukuk serta sujud. Juga di dalam sujudnya, beliau menghadapkan jari-jari kakinya ke kiblat.” (HR Muslim)

Itulah doa tahiyat akhir lengkap sampai salam disertai posisi duduknya yang benar. Jangan sampai terlewat ya!

(aeb/rah)



Sumber : www.detik.com

Bacaan Doa setelah Sholat Witir, Bisa Diamalkan Tiap Malam


Jakarta

Bacaan doa setelah sholat witir dapat menjadi amalan setelah mengerjakan sholat malam hari dengan rakaat ganjil. Doa ini berisi pujian sekaligus permohonan agar Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan.

Sholat witir termasuk salah satu sholat sunnah malam yang bisa dikerjakan setiap muslim. Anjuran sholat witir didasarkan pada hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah RA. Ia berkata,

أَوْصَانِي خَلِيلِي بِثَلَاثٍ لا أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ : صَوْمِ ثَلاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ


Artinya: “Kekasihku Rasulullah SAW berpesan kepadaku untuk selalu puasa tiga hari setiap bulan, mengerjakan dua rakaat Dhuha dan mengerjakan sholat Witir sebelum aku tidur.” (Muttafaq ‘Alaih)

Mengutip Buku Panduan Shalat Doa & Dzikir karya Ustaz A. Solihin As Suhaili sholat witir didefinisikan sebagai sholat sunnah malam yang jumlah rakaatnya ganjil. Sebagian ulama mengatakan bahwa hukum sholat witir adalah sunnah muakkad yang artinya sangat dianjurkan.

Dalam hadits dijelaskan, “Sholat witir adalah amalan yang mesti dilaksanakan, bukan wajib dilaksanakan, maka siapa yang ingin sholat witir lima rakaat, maka hendaklah ia melaksanakan dan siapa yang ingin sholat witir tiga rakaat, maka hendaklah ia laksanakan, dan siapa yang ingin sholat witir tiga rakaat, maka hendaklah ia laksanakan, dan siapa yang ingin sholat witir satu rakaat, maka hendaklah ia laksanakan.” (HR Abu Ayyub Al-Anshari)

Sholat witir dikerjakan malam hari, batas waktunya yakni setelah sholat Isya hingga terbit fajar yaitu tiba waktu subuh.

Bacaan Doa setelah Sholat Witir

Mengutip buku 300 Doa dan Zikir Pilihan yang diterbitkan Gema Insani, Rasulullah SAW ketika sholat witir membaca surat “Sabbihisma rabbikal-a’la,” “Qulya ayyuhal-kaafirun,” dan “Qulhuwallahu ahad.” Setelah malam kemudian membaca, “Subhanall malikil quddus” (Mahasuci Engkau ya Allah) tiga kali. Dan pada bacaan yang ketiga hendaknya ia memanjangkan dan mengangkat suaranya. Kemudian diteruskan dengan “Rabbul malaa’ikati warruuh” (Tuhan para Malaikat dan Malaikat Jibril).” (HR Nasa’i dan Daru Quthni)

Rangkaian doa setelah sholat witir dapat dimulai dengan membaca syahadat, istighfar dan permohonan ridho dan surga Allah SWT.

Kemudian dapat dilanjutkan dengan bacaan wirid. Berikut wirid atau bacaan zikir setelah menunaikan sholat witir,

أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ أَسْتَغْفِرُ اللهَ

اللَّهُمَّ إنِّي أَسْأَلُك رِضَاك وَالْجَنَّةَ وَأَعُوذُ بِك مِنْ سَخَطِك وَالنَّارِ

سُبْحَانَ الْمَلِكِ الْقُدُّوْسُ سُبُّوْحٌ قُدُّوْسٌ رَبُّنَا وَرَبُّ الْمَلَائِكَةِ وَالرُّوْحِ

اللَّهُمَّ إنَّك عَفْوٌ كَرِيمٌ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

يَا كَرِيْمُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

اللَّهُمَّ إنِّي أَعُوذُ بِرِضَاك مِنْ سَخَطِك وَبِمُعَافَاتِك مِنْ عُقُوبَتِك وَأَعُوذُ بِك مِنْك لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْك أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْت عَلَى نَفْسِك

Arab latin: Asyhadu an lā ilāha illallāh, Astaghfirullāh,

Allāhumma innī as’aluka ridhāka wal jannah, wa a’ūdzu bika min sakhathika wan nār (3 kali)

Subhānal malikil quddūs (3 kali) Subbūhun, quddūsun, rabbunā wa rabbul malā’ikati war rūh

Allāhumma innaka ‘afuwwun karīmun tuhibbul ‘afwa, fa’fu ‘annī (3 kali)

Yā karīmu, bi rahmatika yā arhamar rāhimīna

Allāhumma inī a’ūdzu bi ridhāka min sakhathika, wa bi mu’āfātika min ‘uqūbatika. Wa a’ūdzu bika minka, lā uhshī tsanā’an alayka anta kamā atsnayta ‘alā nafsika.

Setelah wirid bisa dilanjutkan membaca doa setelah sholat witir berikut.

أَللَّهُمَّ إِنَّا نَسْاَلُكَ إِيْمَانًا دَاِئمًا وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا وَنَسْأَلُكَ عَمَلًا صَالِحًا وَنَسْأَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ وَنَسْأَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ أَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخَشُعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا أَللهُ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Arab latin: Allaahumma innaa nas’aluka iimaanan daa’iman. Wa nas’aluka qalban khaasyi’an wa nas’aluka ‘ilman naafi’an. Wa nas’aluka yaqiinan shaadiqan. Wa nas’aluka ‘amalan shaalihan. Wa nas’aluka diinan qayyiman. Wa nas’aluka khairan katsiiran. Wa nas’alukal- ‘afwa wal- ‘aafiyah. Wa nas’aluka tamaamal-aafiyah.

Wa nas’alukasy-syukra alal-aafiyati wa nas’alukal-ghinaa’a anin-naas. Allaahumma rabbanaa taqabbal minnaa shalaatanaa wa shiyaamanaa wa qiyaamanaa wa takhasysyu’anaa wa tadharuu’anaa wa ta’abbudanaa wa tammim taqshiiranaa yaa allaah ya allaah ya allaah ya arhamar-raahimiin.

Wa shallallaahu alaa khairi khalqihi sayyidinaa muhammadin wa alaa aalihii wa shahbihii ajma iina wal hamdullillaahi rabbil aalaamiin.

Artinya: “Ya Allah, kami mohon pada-Mu, iman yang langgeng, hati yang khusyuk, ilmu yang bermanfaat, keyakinan yang benar,amal yang saleh, agama yang lurus, kebaikan yang banyak.

Kami mohon kepada-Mu ampunan dan kesehatan, kesehatan yang sempurna, kami mohon kepada-Mu bersyukur atas karunia kesehatan. Kami mohon kepada-Mu kecukupan terhadap sesama manusia. Ya Allah, Tuhan kami terimalah dari kami: sholat, puasa, ibadah, kekhusyukan, rendah diri dan ibadah kami, dan sempurnakanlah segala kekurangan kami.

Ya Allah, Tuhan yang Maha Pengasih dari segala yang pengasih. Dan semoga kesejahteraan dilimpahkan kepada makhluk-Nya yang terbaik, Nabi Muhammad SAW, demikian pula keluarga dan para sahabatnya secara keseluruhan. Serta segala puji milik Allah Tuhan semesta alam.”

(dvs/kri)



Sumber : www.detik.com

3 Doa sebelum Salam Sesuai Sunnah Rasulullah Mustajab


Jakarta

Doa sebelum salam merupakan bacaan yang dapat diamalkan muslim di penghujung salat. Sebagaimana diketahui, waktu penghujung salat tergolong mustajab.

Dari Abu Umamah RA bahwa Rasulullah SAW ditanya, “Doa seperti apa yang paling didengar?” jawab Nabi SAW, “Doa di pertengahan malam terakhir dan di dubur salat wajib.” (HR Tirmidzi)

Menukil dari buku Tafsir Shalat oleh Ammi Nur Baits, makna dubur salat adalah penghujung salat. Sebab, dubur merupakan bagian dari sesuatu, hanya saja berada di ujung atau akhir. Dengan demikian, dalil di atas menganjurkan muslim untuk banyak berdoa sebelum salam ketika salat wajib.


Dalam kaitannya, ada beberapa doa yang bisa dibaca sebelum salam. Doa ini dapat disesuaikan dengan hajat atau kebutuhan seseorang saat memanjatkannya.

Doa sebelum Salam

Merujuk pada sumber yang sama, berikut beberapa doa sebelum salam yang bisa dibaca muslim.

1. Doa Rasulullah yang Diajarkan pada Abu Bakar Ash-Shiddiq

Dari Abu Bakar Ash-Shiddiq RA, bahwa beliau meminta kepada Rasulullah SAW, “Ajarkanlah kepadaku sebuah doa agar bisa aku baca dalam salatku,” Lalu Nabi SAW bersabda, “Ucapkanlah Allahumma inni zhalamtu nafsii zhulman katsiira.” (Muttafaq alaih)

Berikut bacaan doa lengkapnya,

اللَّهُمَّ إِنِّي ظَلَمْتُ نَفْسِي ظُلْمًا كَثِيرًا وَلَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ ، فَاغْفِرْ لِي مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ ، وَارْحَمْنِي إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ

Arab latin: Allahumma innii zhalamtu nafsii zhulman katsiiraa wa laa yaghfirudz dzunuuba illaa anta, faghfir-lii maghfiratam min ‘indik, war- hamnii innaka antal ghafuurur rahiim

Artinya: “Ya Allah, sesungguhnya aku menzalimi diriku dengan kezaliman yang banyak, dan tidak ada yang mengampuni dosa kecuali Engkau. Karena itu, ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkau Dzat yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”

2. Doa Rasulullah antara Tasyahud dan Salam

Dari Ali bin Abi Thalib RA, beliau menceritakan cara salat Nabi SAW. Ali menjelaskan,

“Kemudian kalimat terakhir yang beliau baca antara tasyahud dan salam: Allahummaghfir-lii maa qaddamtu wamaa akh-khartu…” (HR Muslim)

Bacaan lengkapnya sebagai berikut,

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ وَمَا أَسْرَفْتُ وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ

Arab latin: Allahummaghfirlii Maa Qaddamtu wa Maa Akh-khortu wa Maa Asrortu wa Maa A’lantu wa Maa Asroftu wa Maa Anta A’lamu Bihi Minni Antal-Muqaddimu wa Antal-Muakhkhiru Laa Ilaha Illa Anta.

Artinya: “Ya Allah! Ampunilah aku akan (dosaku) yang aku lewatkan dan yang aku akhirkan, apa yang aku rahasiakan dan yang aku tampakkan, yang aku lakukan secara berlebihan, serta apa yang Engkau lebih mengetahui daripada aku, Engkau yang mendahulukan dan mengakhirkan, tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Engkau.” (HR Muslim)

3. Doa agar Diberi Hisab yang Mudah

Doa sebelum salam lainnya berasal dari Aisyah RA, bacaan ini diamalkan agar muslim diberi hisab yang mudah.

“Dari Aisyah RA bahwa beliau pernah mendengar Nabi SAW membaca doa ini dalam salatnya.” (HR Ahmad)

Berikut bacaan doanya,

اللهُمَّ حَاسِبْنِي حِسَابًا يَسِيرًا

Arab latin: Allahumma haasibnii hisaabay yasiiraa

Artinya: “Ya Allah, hisablah aku dengan hisab yang mudah.”

Bacaan Tahiyat Akhir sebelum Salam

Selain doa-doa di atas, ada bacaan tahiyat akhir yang perlu diamalkan. Berikut bunyinya seperti dikutip dari kitab Fiqih Islam wa Adillatuhu Jilid 2 oleh Prof Wahbah Az Zuhaili terbitan Gema Insani.

التَّحِيَّاتُ الْمُبَارَكَاتُ الصَّلَوَاتُ الطَّيِّبَاتُ ِللهِ ، السَّلاَمُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكاَتُهُ السَّلاَمُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللهِ الصَّالِحِيْنَ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ الله

اَلَّلهُمَّ صَلِّ عَلَي مُحَمّدْ وعلى آلِ مُحَمَّد كَمَا صَلَّبْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلعَلَي مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْد

Attahiyyaatul mubaarakaatush shalawaatuth thayyibatul lillaah, Assalaamu’alaika ayyuhan nabiyyu warahmatullaahi wabarakaatuh, Assalaamu’alainaa wa’alaa ‘ibaadillaahish shaalihiin. Asyhadu allaa ilaaha illallaah, Waasyhadu anna Muhammadar rasuulullaah.

Allahhumma shalli ‘alaa Muhammad wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa shallaita ‘alaa Ibraahim, wa ‘alaa aali Ibraahim. Wabaarik ‘alaa Muhammad, wa ‘alaa aali Muhammad, kamaa baarakta ‘alaa Ibraahim, wa ‘alaa aali Ibraahim. Fil ‘aalamiina innaka hamiidum majiid.

Artinya: “Artinya: “Segala penghormatan, keberkahan, salawat dan kebaikan hanya bagi Allah. Semoga salam sejahtera selalu tercurahkan kepadamu wahai nabi, demikian pula rahmat Allah dan berkah-Nya dan semoga salam sejahtera selalu tercurah kepada kami dan hamba-hamba Allah yang saleh. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan kecuali Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah utusan Allah. Ya Allah, berilah rahmat kepada Nabi Muhammad.

Ya Allah, limpahkanlah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad, seperti rahmat yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. Dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad beserta para keluarganya, seperti berkah yang Engkau berikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, Engkau lah Tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia di seluruh alam.”

(aeb/kri)



Sumber : www.detik.com

Doa setelah Wudhu Sesuai Sunnah Rasulullah SAW


Jakarta

Doa setelah wudhu dapat diamalkan setelah bersuci. Doa ini sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW.

Wudhu menjadi bagian dari bersuci dan wajib dikerjakan setiap muslim ketika hendak mengerjakan ibadah seperti sholat.

Mengutip buku Mukjizat Berwudhu karya Drs. Oan Hasanuddin, wudhu secara etimologis artinya bersih. Menurut Wahbah Al-Zuhaili, wudhu adalah mempergunakan air pada anggota tubuh tertentu dengan maksud untuk membersihkan dan menyucikan.


Menurut syara’, wudhu adalah membersihkan anggota tubuh tertentu melalui suatu rangkaian aktivitas yang dimulai dengan niat, membasuh wajah, kedua tangan dan kaki serta menyapu kepala.

Ada syariat yang dianjurkan dalam berwudhu, termasuk membaca doa sebelum dan setelah wudhu.

Mengutip buku Dahsyatnya Terapi Wudhu karya Muhammad Syafie el-Bantanie, dalam sebuah riwayat dari Umar bin Khattab RA meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tiadalah di antara kamu berwudhu dengan membaguskan wudhunya, kemudian berdoa dengan mengucapkan , “Asyhadu an la ilaha illa Allah wahdahu la syariikalahu wa asyhadu anna Muhammadan abduhu wa rasuluhu (Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah Yang Maha Esa, tiada sekutu bagi-Nya dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan rasul-Nya), maka akan dibukakan baginya delapan pintu surga, dia diperkenankan memasukinya dari pintu mana saja dia sukai.” (HR Nasai)

Bacaan Doa setelah Wudhu

Dikutip dari kitab Al-Adzkar karangan Imam Nawawi yang diterjemahkan Ulin Nuha, berikut bacaan doa setelah wudhu:

اشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ، وَاشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ وَاجْعَلْنِي مِنَ المُتَطَهِّرِينَ ، سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا انْتَ ، اسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ

Arab latin: Asyhaduanlailaha ilallahu wahdahu la syarika lahu, wa ashhadu anna muhammadan abduhu wa rasuluhu. Allahummajalni minattawwabina wajilni minalmutatohirin, subhanaka Allahumma wa bihamdika, asyhadu an la ilaha illa anta, astaghfiruka wa atubu ilayk

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya; dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba dan Rasul-Nya. Ya Allah, jadikanlah diriku termasuk orang-orang yang bertobat dan jadikanlah diriku termasuk orang-orang yang membersihkan diri. Mahasuci Engkau, ya Allah, dan dengan memuji kepada-Mu, aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Engkau, aku memohon ampunan-Mu dan aku bertobat kepada-Mu.”

Tata Cara Berwudhu

Mengutip buku Perbaiki Shalatmu agar Allah Perbaiki Hidupmu karya Drs. Bahroin Suryantara, berikut tata cara berwudhu:

  1. Berniat
  2. Membaca ‘bismillah’
  3. Mencuci tangan tiga kali hingga ke pergelangan tangan
  4. Berkumur-kumur dan beristinsyaq
  5. Membasuh muka
  6. Membasuh kedua tangan sampai siku dan mendahulukan tangan yang kanan
  7. Membasahi kedua tangan lalu membasuh kepala dan kedua telinga
  8. Mencuci kaki kanan tiga kali hingga mata kaki dan demikian pula yang kiri
  9. Membaca doa setelah wudhu.

Setiap muslim dianjurkan untuk menyempurnakan dan menjaga wudhunya, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda,

مَنْ تَوَضَّأَ فَأَحْسَنَ الُوضُوْءَ خَرَجَتْ خَطَايَاهُ مِنْ جَسَدِهِ حَتَّى تَخْرُجَ مِنْ تَحْتِ أَظْفَارِهِ

Artinya: “Barang siapa yang berwudhu lalu ia baguskan wudhunya, maka kesalahannya akan keluar dari tubuhnya hingga dosanya keluar dari bawah kuku-kukunya” (HR Muslim 245)

(dvs/inf)



Sumber : www.detik.com

Kisah Seorang Muadzin yang Didoakan Rasulullah SAW



Jakarta

Di zaman Rasulullah SAW terdapat seorang pemuda yang membenci beliau karena diperintahkan untuk mengumandangkan adzan. Pemuda ini kemudian diajarkan adzan oleh Rasulullah SAW hingga pandai.

Setelah mampu mengumandangkan adzan dengan baik, Rasulullah SAW memujinya seraya mendoakan pemuda itu.

Kisah pemuda yang menjadi muadzin ini dikutip dari Kitab Umm Jilid 2 karya Imam Syafi’i.


Dikisahkan dari Ar Rabi yang mengabarkan kepada kami, dia berkata: Asy Syafi’i mengabarkan kepada kami, dia berkata: Muslim bin Khalid mengabarkan kepada kami, dari Ibnu Juraij, dia berkata: Abdul Aziz bin Abdul Malik bin Abu Mahdzurah mengabariku, bahwa Abdullah bin Muhairiz, seorang anak yatim yang diasuh Abu Mahdzurah mengabarinya ketika dia akan mengirimnya ke Syam.

Dia berkata: Aku berkata kepada Abu Mahdzurah, “Wahai paman, aku keluar ke Syam, dan aku ingin bertanya bagaimana caramu adzan?” Lalu dia mengabarkan kepadaku, dan dia berkata, “Baik.”

Dia berkata, “Saya keluar bersama beberapa orang menuju ke Hunain, lalu Rasulullah SAW kembali dari Hunain dan bertemu kami di jalan. Lalu seorang muadzin Rasulullah mengumandangkan adzan untuk suatu salat di hadapan beliau.

Kami mendengar suara muadzin sambil bersandar, lalu kami berteriak menirukannya sambil mencelanya.

Rasulullah SAW mendengar suara kami, lalu beliau mengutus seseorang kepada kami agar kami menghadap beliau. Rasulullah SAW bersabda, “Siapa di antara kalian yang tadi saya dengar suaranya sedemikian tinggí?” Semua orang menunjuk ke arahku. Beliau lantas melepas mereka dan menahanku.

Rasulullah SAW pun bersabda, “Berdiri dan adzanlah untuk salat!” Lalu aku berdiri, dan ketika itu tidak ada yang lebih aku benci daripada Rasulullah SAW, dan tidak pula apa yang beliau perintahkan kepadaku. Aku berdiri di hadapan Rasulullah, lalu beliau sendiri yang menyampaikan cara adzan kepadaku.

Beliau bersabda, “Bacalah: Allahu Akbar, Alaahu Akbar. Asyhadu allaa ilaaha ilallaah, Asyhadu allaa ilaaha ilaallah. Asyhadu anna Muhamnadan Rasulullah, Asyhadu Anna Muhammadan Rasulullah.”

Kemudian beliau bersabda kepadaku, “Ulangi dan panjangkan suaramu!” Lalu beliau membaca, Asyhadu alla ilaaha illallaah, Ashadu allaa laaha llallaah. Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah, Asyhadu anna Muhammadar Rasulullah. Hayya Alas Sholaah, Hayya ‘Alas Sholah, Haya Alal Falaah, Hayya Alal Falaah. Allaahu Akbar, Allaahu Akbar Laa laaha llaAllah.

Lalu beliau memanggilku setelah aku mengumandangkan adzan, dan memberiku kantong yang berisi perak.

Rasulullah SAW kemudian meletakkan tangannya pada ubun-ubun Abu Mahdzurah, lalu mengusapkannya pada wajahnya, lalu bagian di antara kedua tangannya, lalu jantungnya, hingga tangan Rasulullah sampai pada pusar Abu Mahdzurah.

Sesudah itu Rasulullah berdoa, “Semoga Allah menjadikan keberkahan pada dirimu, dan mengaruniakan keberkahan kepadamu.”

Lalu aku berkata kepada Rasulullah, “Perintahkanlah kepadaku untuk membaca adzan di Makkah.” Beliau menjawab, “Aku perintahkan engkau untuk adzan.”

Sejak saat itu hilanglah setiap kebencianku kepada Rasulullah dan semua itu berbalik menjadi rasa cinta kepada Nabi SAW.

Aku lantas menemui Attab bin Usaid, pekerja Rasulullah di Makkah, lalu aku mengumandangkan adzan untuk salat atas perintah Rasulullah SAW.

Asy Syafii berkata: Adzan dan iqamat itu seperti yang saya ceritakan dari keluarga Abu Mahdzurah. Barangsiapa yang mengurangi sedikit saja darinya, atau mendahulukan yang akhir, maka dia harus mengulangi hingga membaca apa yang dia kurangi, dan hingga ia membaca setiap kalimat pada tempatnya. Muadzin pertama dan muadzin kedua sama dalam membaca kalimat adzan. Saya tidak menyarankan tatswib dalam shalat Shubuh atau dalam shalat lain, karena Abu Mahdzurah tidak menuturkan dari Nabi bahwa beliau menyuruhnya melakukan tatswib.

(dvs/lus)



Sumber : www.detik.com